Anda di halaman 1dari 33

PERAN FUNGSI

PERAWAT JIWA
DALAM KOLABORASI
INTERDISIPLIN
Peran Strategis Perawat
Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
WHO menyatakan bahwa perawat merupakan
“back bone” untuk mencapai target-target global,
nasional maupun daerah.
proporsi terbesar
melayani 24 jam secara terus menerus dan
berkesinambungan
garis terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.

2
Perawat Sebagai Profesi Yang
Professional
Tanggung Jawab Moral Tinggi
Karakteristik Profesional
Altruistik
Accountability
Excellent
Integrity
Respect For Other
3
PARADIGMA BARU PELAYANAN
KESEHATAN

‘Patient-centered care’ sebagai “asuhan yang menghormati


dan responsif terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai
pribadi pasien. Serta memastikan bahwa nilai-nilai pasien
menjadi panduan bagi semua keputusan klinis”
WHAT IS “PATIENT-CENTERED CARE”?
1. Setiap pasien adalah manusia yg unik, dgn berbagai kebutuhan yg
berbeda
2. Pasien adalah mitra dan mempunyai pengetahuan serta keahlian yg
penting bagi asuhan mereka
3. Keluarga dan teman pasien juga merupakan mitra
4. Akses thd informasi kes yg bisa dimengerti adalah penting dlm
memberdayakan pasien utk berpartisipadi dlm asuhan mereka.
5. Kesempatan utk membuat keputusan adalah penting bagi keadaan sehat
pasien
6. Setiap anggota staf adalah pemberi layanan, yg perannya adalah utk
memenuhi kebutuhan setiap pasien, dan anggota staf dapat memenuhi
kebutuhan tsb secara lebih efektif bila RS mendukung mereka dlm
mencapai aspirasi profesional, maupun tujuan pibadi mereka yg tertinggi.
7. Patient-centered care adalah inti dari sistem Yan Kes yg bermutu tinggi
dan suatu dasar yang penting bagi pelayanan yg aman, efektif, efisien,
tepat waktu, dan equitable.
5
MODEL TRADISIONAL - ASUHAN
PASIEN

KARS
Profesional
Pemberi
Asuhan
DPJP
Perawat/
Bidan Apoteker

Psikologi Pasien, Nurisio


Klinis Keluarga nis
24 jam
Dietisie
n
Tera Teknisi
pis Medis
Penata
Fisik Lainn Anestesi
ya
KARS Dr.Nico Lumenta
 Pada Model tradisional dalam
yan kes, dokter merupakan unit
sentral/pusat dalam model yan kes

Pedekatan yg lebih modern dlm


yan kes sekarang, diterapkan dgn
cepat di banyak RS di seluruh
dunia, model tim interdisiplin :
 model ini telah menggeser
semua PPK menjadi disekitar
pasien
 berfokus pada PCC
 Sbg tambahan, semua profesi
sama pentingnya bila tiba pada
kontribusi setiap profesional yan
kes tthd pasien dan tim
8
Patient centered care

View patients as multi-dimensional

body

connection

mind spirit

9
RENUNGKAN PERBEDAAN :
PPA DAN PASIEN

Perspektif PPA :
Pelayanan pasien adalah sesuatu standar,
rutin, homogen, serba jelas.
Menjalani pendidikan bertahun2, PP A
“me : ubah
kompeten, dapat kewenangan la p
men yani” aradig
Aktivitas individu PPA @ tidak 24 jam jadi pa ma
“be sien
dalam asuhan pasien  hanya 1 shift rpa
r
pas tn
ien er” dg
n
Perspektif Pasien :
Masuk RS seperti masuk “hutan”, relatif
semua/banyak yg tidak jelas, pengalaman
baru….
Ada rasa cemas, ngeri, bingung, takut. “Hutan”
Pasien tidak “pernah” melalui
PCC : N
“pendidikan untuk menjadi pasien” !!! othing a
bout me
wit hout me
(Sering) tidak punya kewenangan ikut
ambil keputusan, harus ikut “kata”
dokter…
Individu Pasien @ 24 jam selama asuhan
KARS
KONSEP INTI PATIENT CENTERED CARE Perspektif
Pasien
1. Martabat dan Respek.
• Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan,
menghormati & menghargai pandangan serta pilihan
pasien & keluarga.
• Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang
kultural pasien & keluarga dimasukkan dlm
perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan
kesehatan
2. Berbagi informasi.
• Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan
berbagi informasi secara lengkap pasien & keluarga.
• Pasien & keluarga menerima informasi tepat waktu,
lengkap, dan akurat 11

• Asesmen : metode, substansi / kebutuhan edukasi,


konfirmasi Partnering with Patients and Families to Design a Patient and Family-Centered
Health Care System.
Johnson, B et al. Institute for Family-Centered Care 2008
KONSEP INTI PATIENT CENTERED CARE

3.Partisipasi.
• Pasien & keluarga didorong dan
didukung utk berpartisipasi dlm
asuhan dan pengambilan keputusan /
pilihan mereka
4.Kolaborasi / kerjasama.
• Pimpinan pelayanan kesehatan
bekerjasama dgn pasien & keluarga
dalam pengembangan, implementasi 12

dan evaluasi kebijakan dan program;


Partnering with Patients and Families to Design a Patient and Family-Centered
Health Care System.
Johnson, B et al. Institute for Family-Centered Care 2008
CORE CONCEPTS OF PATIENT CENTERED CARE
PERSPEKTIF PPA

1.DPJP adalah Clinical Leader.


•DPJP melakukan koordinasi, kolaborasi,
sintesis, interpretasi, review dan
mengintegrasikan asuhan pasien
2.PPA adalah Tim Interdisiplin
•Profesional Pemberi Asuhan diposisikan
mengelilingi pasien
•Kompetensi memadai
•Berkontribusi setara dalam fungsi profesinya
•Tugas mandiri, kolaboratif, delegatif, bekerja
sbg satu kesatuan – tim interdisiplin
CORE CONCEPTS OF PATIENT CENTERED CARE
PERSPEKTIF PPA

3.Kolaborasi Interprofesional
•Kolaborasi Interprofesional
•Edukasi Interprofesional
•Kompetensi Praktik Kolaborasi
Interprofesional
4.Asuhan Pasien Terintegrasi
•Asuhan pasien terintegrasi oleh PPA dgn
DPJP sbg Clinical Leader
•Keputusan klinis selalu diproses
berdasarkan juga nilai-nilai pasien
Kerangka kerja mencapai
kualitas
SEMUA PROFESSIONAL KESEHATAN HARUS
DIDIDIK
UNTUK MEMBERIKAN LAYANAN BERFOKUS PASIEN
SEBAGAI ANGGOTA DARI TIM INTERDISIPLIN,
MENGUTAMAKAN PRAKTIK BERBASIS BUKTI,
PENDEKATAN PENINGKATAN KUALITAS, DAN
PENDOKUMENTASIAN/INFORMATIKA.

15
Model Patient Centered
Care
(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional
1. Pasien adalah pusat pelayanan, Pasien
Collaboration)
adalah bagian dari Tim

2. Nakes PPA (Profesional Pemberi


Asuhan), merupakan Tim Interdisiplin,
diposisikan di sekitar pasien, tugas
mandiri, delegatif, kolaboratif,
kompetensi memadai, sama penting /
setara pd kontribusi profesinya

3. DPJP : sebagai Clinical Leader,


melakukan Koordinasi, Review,
Sintesis, Integrasi asuhan pasien
1. Kompetensi masing2 PPA memadai
2. Tugas Mandiri, Tugas Kolaboratif, Tugas
Delegatif
3. Asuhan pasien dgn pola IAR
4. Kolaborasi Interprofesional, dan
Kompetensinya
5. Profesional Pemberi Asuhan sebagai Tim
Interdisiplin/Klinis
6. DPJP sebagai Clinical Leader
7. Integrasi asuhan pasien : DPJP “motor”
pendorong
8. Rekam Medis : CPPT Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi
9. PCC juga dgn BPIS : Bila Pasien Itu Saya
Proses Asuhan Pasien
PP A Patient Care Diagram
a s M a n diri IAR
oTug iatan
k ” k eg
o2 “blo
Asesmen Pasien Pencat
(Skrining, “Periksa Pasien”) atan

1. Informasi1dikumpulkan :
S
Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain / O
penunjang, dsb
I
2. Analisis informasi :
Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi A
PPA : Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan APasien
Dokter
Perawat
3. Rencana Asuhan/Plan of Care: R
Bidan
Merumuskan rencana dan sasaran terukur P
Apoteker
Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien
Nutrisionis 2
Dietisien
Teknisi Pemberian Pelayanan
Medis Implementasi Rencana
(Penata- Monitoring
Anestesi)
Pengendalian kualitas dalam
Praktik KEPERAWATAN
• Tunjukan praktik prima.
• Yakini batas akuntabilitas secara jelas.
• Lakukan kajian resiko secara tertulis.

• Laksanakan pelatihan2 relevan.


• Lakukan audit terhadap standar2 yang berlaku.
• Laksanakan tindakan remedial dan re-audit untuk
• menjamin peningkatan.

•Bukti audit dapat membantu mempertahankan


diri terhadap tuntutan hukum.
19
Patient safety dari perspektif
keperawatan
• Situasi dimana pasien tetap merasa nyaman,
aman, dan bebas dari cedera, terinfeksi, dan
rasa nyeri yang diakibatkan oleh tindakan
keperawatan.

• Upaya semua tenaga kesehatan untuk bekerja


sesuai dengan standar praktik dan asuhan.

• Kegiatan keperawatan harus bertujuan untuk


menurunkan masa rawat, mengendalikan
biaya rawat, dan meningkatkan hasil akhir
(outcome) pasien. 20
Kualitas dan
Keselamatan pasien

21
The Equip Framework
( the ACHS Standards ) CONTINUUM OF CARE
( 8 Phases of an Episode of Care )
1.Access
8.Community
2.Entry Management
3.Assessment 7.Separation
4.Care planning
6.Evaluation
5.Implementation
of Care

Leadership&
safe Practice
Management &
Environment
Human Information
Resource management
Management

IMPROVING PERFORMANCE FUNCTION


Pemahaman Kolaborasi
Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi
kurang berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya saja.
Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi
justru menjadi point penting yg harus disikapi.
Bagaimana masing-masing profesi memandang arti
kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak
sehingga dapat diperoleh persepsi yg sama.
Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya
berfikir, “ Apa diagnosa pasien ini dan perawatan apa yg
dibutuhkannya “ pola pemikiran seperti ini sudah
terbentuk sejak awal proses pendidikannya.
Trend dan Issu Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan
Hubungan perawat dg adalah satu bentuk hubungan interaksi
yg telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan
kepada pasien.
Perspektif yg berbeda dalam memendang pasien, dalam
prakteknya menyebabkan munculnya hambatan teknik
dalam melakukan proses kolaborasi.
Kendala psikologi keilmuan dan individual, factor sosial, serta
budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan
kebutuhan akan upaya kolaborsi yg dapat menjadikan
keduanya lebih solid dg semangat kepentingan pasien.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek positif
yg dapat timbul jika hubungan kolaborasi dokter dg perawat
berlangsung baik.
Perawat bisa menjadi anggota dari 3 tipe kelompok :
1. Unidisiplin : semua anggota tim dlm disiplin
ilmu yg sama
2. Multidisiplin : anggota dari berbagai disiplin
ilmu
3. Interdisiplin : anggota dari berbagai disiplin
ilmu yg terlibat dalam pengaturan khusus utk
pelayanan thd pasien dan juga utk
memaksimalkan pertukaran ilmu. Misalnya pada
tatanan pelayanan kesehatan
  Anggota Tim Interdisiplin
Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional
yg mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian.
Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim
dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik.
Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, perawat, dokter, fisioterapi,
pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker.
 Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang
efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota
tim.
Perawat sebagai anggota membawa perspektif yg unik dalam interdisiplin
tim.
Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sbg penghubung penting antara pasien dan pemberi
pelayanan kesehatan.
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team untuk
mencapai tujuan kolaborasi team:

1.  Memberikan pelayanan kesehatan yg berkualitas


dg menggabungkan keahlian unik professional
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan
efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan
kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohensifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar
profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan
menghargai dan memahami orang lain.
3 KUNCI KOLABORASI
1. Kontribusi aktif dan asertif dr masing-masing
individu
2. Menghargai dan menerima kontribusi orang lain
3. Negosiasi yang dibangun dari tiap anggota
untuk membentuk suatu pemahaman baru
terhadap masalah
Perawat jiwa berkolaborasi dgn pasien, keluarga,
tim kesehatan lainnya
Kolaborasi mrpk perencanaan, pengambilan
keputusan, penyelesaian masalah, penetapan
tujuan, dan kewajiban individu yg bekerjasama
dalam komunikasi terbuka
MENTAL HEALTH PERSONNEL
PERAWAT JIWA
PSIKIATER
PEKERJA SOSIAL
PSIKOLOG
TERAPIS AKTIVITAS
CASE WORKER
KONSELOR PENYALAHGUNAAN ZAT
KOLABORASI PERAWAT JIWA
PENUTUP
Kolaborasi interdisiplin tdk selalu bisa
dikembangkan dengan mudah. Ada banyak
hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi
ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota
tim, struktur organisasi yg konvensional, konflik
peran dan tujuan, kompetisi interpersonal, status
dan kekuasaan, dan individu itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai