Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 4

KONSELING TRAUMA

STRES

Dosen Pengampu :

Drs. Taufik, M.Pd, Kons

Disusun Oleh

Atikah Rahma Shofia (20006054)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

A.Pengertian Stres........................................................................................................................ 1

B.Faktor Penyebab Stres .............................................................................................................. 1

C.Gejala-Gejala Stres................................................................................................................... 2

D.Jenis-jenis Stresor .................................................................................................................... 4

E.Stres pasca bencana .................................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 6

i
STRESS
A. Pengertian Stres
Stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat manusia.
Kupriyanov dan Zhdanov (2014) (dalam Gaol, N. T. 2016) menyatakan bahwa stres
yang ada saat ini adalah sebuah atribut kehidupan modren. Hal ini dikarenakan stres
sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa terelakkan. Baik di lingkungan sekolah,
kerja, keluarga, atau dimanapun, stres bisa dialami oleh seseorang. Stres juga bisa
menimpa siapapun termasuk anak-anak, remaja, dewasa, atau yang sudah lanjut usia.
Dengan kata lain, stres pasti terjadi pada siapapun dan dimanapun. Yang menjadi
masalah adalah apabila jumlah stres itu begitu banyak dialami seseorang.
Dampaknya adalah stres itu membahayakan kondisi fisik dan mentalnya. Lin
dan Huang (2014) (dalam Gaol, N. T. 2016) menyatakan bahwa stres yang
jumlahnya begitu banyak bisa membahayakan kepada setiap orang, termasuk siswa.
Stres adalah bagian dari kehidupan manusia. Stres dapat menimbulkan penderitaan
atau dapat pula menyertai kegembiraan. Stres dapat juga merupakan faktor pencetus
penyebab gangguanatau suatu penyakit.
Selanjutnya menurut Taylor (dalam Raudatussalamah & Fitri, 2012) stres
merupakan kondisi emosi negatif berupa ketegangan yang mempengaruhi
munculnya reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku (stress reduction) yang
dilakukan manusia untuk menyesuaikan diri dan lingkungan yang dapat berupa
peristiwa atau kejadian yang menekan, mengancam dan membahayakan (Stresor).

B. Faktor Penyebab Stres


Stresor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan
terjadinya respon stres. Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi
fisik, psikologis, maupun sosial, dan juga muncul pada situasi kerja, di rumah, dalam
kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya.
Munir dan Haryanto membagi stresor menjadi dua bagian, yaitu:
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Bagaimana kondisi emosi orang yang bersangkutan dapat
menimbulkan stres. Emosi adalah setiap kegiatan pergolakan pikiran,
perasaan, dan nafsu. Emosi juga dapat diartikan sebagai keadaan
mental seseorang. Secara umum dalam diri manusia terdapat dua emosi
yang berseberangan (berlawanan), yakni positif dan negatif. Adapun

1
kondisi-kondisi emosional yang dapat memicu munculnya stres antara
lain sebagai berikut : perasaan cinta yang berlebihan, rasa takut yang
berlebihan, kesedihan yang berlebihan, rasa bersalah, terkejut.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor penyebab stres yang berasal dari luar diri
seseorang. Dalam faktor eksternal ini dapat berupa ujian atau cobaan
yang berupa kebaikan atau yang dianggap baik oleh manusia adalah
keberhasilan, kesuksesan dalam karir dan bisnis, kekayaan yang
berlimpah, kehormatan, popularitas, dan sebagainya. Macam kebaikan
di atas, jika tidak disikapi dengan baik akan dapat menimbulkan stres
bagi seseorang. Berbagai persoalan dan cobaan yang menimpa
kehidupan manusia yang bersifat buruk atau yang dipandang tidak baik
juga merupakan faktor dan penyebab munculnya gangguan jiwa (stres)
pada diri seseorang, yaitu : tertimpa musibah atau bencana alam,
bahaya kelaparan dan kekeringan, kekurangan harta benda, kekurangan
hasil panen, kekurangan dalam diri (cacat tubuh), problem orangtua,
dan sebagainya.

C. Gejala-Gejala Stres
Gejala stres berbeda pada tiap individu yang ada tetapi dapat dibagi
menjadi 4 kategori yaitu sebagai berikut (Jackman, Ann, 2006) :
a. Gejala fisik, mencakup jangtung berdebar, mual, kram otot, nyeri dan sakit, demam
dan infeksi lainnya, kelelahan setra sakit maag
b. Gejala emosional, hal ini mencakup kepada perubahan mood, mudah marah,
perasaan tegang, kecemasan, menarik diri dan perasaan tidak berdaya
c. Gejala perilaku, mencakup kecenderungan celaka, kinerja yang buruk, makan
berlebihan, atau kehilangan selera makan, kurang konsentrasi, sikap negatif dan
merasa terkuras.
d. Gejala mental, mencakuptidak mampu memutuskan sesuatu, gagal mengingat,
khawatir, bingung, kehilangan kepekaan terhadap orang lain, berpikir pendek dan
kehilangan pandangan.
Dalam kehidupannya, manusia dituntut untuk selalu menyesuaikan dan
membiasakan diri dengan perubahan teknologi maupun dengan perubahan sosial
yangterjadi. Bila manusia tidak bisa menyeimbangkan perubahan tersebut maka
timbul tekanan yang mengancam manusia dan mengacu pada stres. Stres muncul

2
akibat adanya respon yang berasal dari lingkungan. Hal ini yang mengakibatkan
seseorang yang mengalami perubahan dalam hidupnya, gejala stres dapat dilihat dari
gejala biologis, psikologis, kognitif dan perilaku yang dikemukakan oleh Davison,
Neale, & Kring (2006) seperti penjelasan berikut:
1. Gejala biologis merupakan bagian dari respon yang mempengaruhi gangguan
psikofisiologis dalam organ tertentu. Salah satu faktor yang mempengaruhi
biologis adalah adanya faktor genetik, penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, diet dapat menganggu sistem organ tertentu, adanya efek pada
berbagai macam sistem tubuh seperti sistem syaraf otonom, level hormon dan
aktivitas otak yang tidak seimbang sehingga mengakibatkan timbulnya stres.
Hal tersebut juga berpengaruh pada gejala fisik. Gejala fisik ini seperti sakit
kepala, pusing, tidur tidak teratur, insomnia, sakit punggung, gatal-gatal pada
kulit, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, berubah selera makan,
kelewat berkeringat, lelah, bertambah banyak melakukan kekeliruan dalam
kerja atau hidup.
2. Gejala psikologis meliputi kondisi emosional yang tidak stabil seperti marah,
kecewa dan karakteristik kepribadian yang membuat seseorang mengalami
stres. Davison, Nelson, dan Agus (dalam Amin & Al-Fandi, 2007)
mengelompaokkan gejala psikologis meliputi rasa khawatir, cemas, gelisah,
takut, mudah marah, suka murung, dan tidak mampu menanggulanginya.
3. Gejala Kognitif dan Perilaku Gejala kognitif dan perilaku seperti adanya
ancaman fisik, pikiran negatif tentang keadaan fisik, dan pengalaman hidup
yang membuat seseorang cemas tentang masa depan dan itu berlangsung
dalam jangka waktu yang lama. Jika hal tersebut terjadi maka perubahan juga
terjadi pada perilaku individu seperti marah, kecewa dan menyesal. Menurut
Hardjana (1994) gejala kognitif itu seperti susah berkonsentrasi, sulit membuat
keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun
berlebihan, kehilangan rasa humor yang sehat, produktifitas/ prestasi kerja
menurun, dalam bekerja banyak melakukan kekeliruan.
Bila diperhatikan gejala yang telah dijelaskan di atas didominasi oleh keluhan
fisik yang disebabkan gangguan fungsional organ tubuh sebagai akibat stres yang
berlebihan sehingga orang, mengalami kesulitan untuk mengatasinya.
Berdasarkan pendapat diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
gejala stres dapat mengakibatkan fungsi tubuh menjadi tidak berjalan dengan

3
lancar dan terstruktur. Hal ini dikarenakan apa yang diinginkan tidak sesuai
dengan kenyataan sehingga mengalami ketegangan dalam berfikir.

D. Jenis-jenis Stresor
Berikut adalah jenis stressor yang biasa ditemukan:
1. Physiological stressor
Stressor yang berasal dari fisik biasanya muncul karena kondisi tertentu.
Contohnya saat sedang hamil, mengalami cedera, atau mengalami masalah kesehatan.
Penyebab stres ini sering datang tidak terduga, seperti terlibat dalam kecelakaan lalu
lintas, maka respons yang kamu berikan pada tubuh bisa menimbulkan stres.
2. Lifestyle stressor
Pilihan yang kamu ambil dalam keseharian akan menentukan lifestyle atau
gaya hidup. Contohnya, makanan yang kamu konsumsi, olahraga yang kamu lakukan,
hingga kualitas tidurmu. Kondisi work-life balance dalam keseharian kamu juga
berperan besar dengan gaya hidup serta stressor. Lifestyle stressor dapat berupa
rutinitas yang kamu lakukan secara berulang dan tidak sadar bahwa hal tersebut
berdampak buruk. Misalnya, karena banyaknya pekerjaan yang harus kamu
selesaikan, kamu cenderung memesan makanan cepat saji dan berdampak buruk pada
tubuh.
3. Major life event stressor
Major live event stressor adalah stressor yang timbul karena adanya suatu
kejadian dan perubahan besar dalam hidup. Stressor ini bisa berdampak negatif dan
positif secara bersamaan. Contohnya, perubahan besar seperti menikah, punya anak,
mulai kuliah, dan kehilangan pekerjaan akan berdampak signifikan pada hidup.
4. Organizational stressor
Stressor yang bersifat organizational ini berarti penyebab stres apapun yang
berasal dari sekolah, tempat kerja, dan organisasi atau kelompok tertentu. Biasanya,
organizational stressor ini datangnya dari orang-orang yang bekerja sama dengan
kamu atau tekanan yang datang dari organisasi-organisasi tersebut. Contohnya,
tekanan dan deadline dari pekerjaan maupun tugas kuliah. Ini tentu bisa menjadi salah
satu penyebab stres.
5. Financial stressor
Financial stressor adalah stres yang bersumber dari kondisi finansial. Sebuah
survei dikutip oleh Better Up menemukan bahwa 50% responden mengalami stres

4
karena membicarakan kondisi keuangan mereka. Hal-hal yang berkaitan dengan
finansial seringkali menimbulkan financial insecurity, bahkan hal administratif seperti
mengurus pajak, tagihan, dan pengeluaran tak terduga juga bisa memicu stres.
6. Social stressor
Stres juga bisa disebabkan oleh kesehatan sosial yang kamu miliki.
Mendapatkan dukungan yang baik dari orang-orang sekitar telah terbukti berdampak
positif untuk kesehatan fisik dan mental. Kurangnya dukungan dan hubungan sosial
bisa menyebabkan stres dan mengganggu kesehatan mental. Social stressor dapat
berasal dari konflik dengan orang-orang terdekat maupun perasaan kesepian.
7. Environmental stressor
Environmental stressor atau penyebab stres dari lingkungan luar ini berada di
luar kuasa kamu. Contohnya, saat kamu menghadapi kemacetan saat pulang kerja.
Saat menghadapi stressor dari lingkungan, kamu cenderung tidak memiliki kendali
akan hal tersebut. Contoh lain yaitu terjadinya bencana alam dan konflik masyarakat.

E. Stres pasca bencana

Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD adalah gangguan mental yang terjadi
pada seseorang karena mengalami kejadian traumatis, seperti bencana alam, kecelakaan,
terorisme, perang/pertempuran, pelecehan seksual, kekerasan dan sejenisnya. Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan sindrom kecemasan, labilitas otonomik,
dan mengalami kilas balik dari pengalaman yang amat pedih setelah stress fisik maupun
emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa. Selain itu, PTSD dapat pula di
definisikan sebagai keadaan yang melemahkan fisik dan mental secara ekstrem yang
timbul stelah seseorang melihat, mendengar, atau mengalami suatu kejadian trauma yag
hebat dan atau kejadian yang mengancam kehidupannya (Sadock, B.J.
& Sadock, V.A., 2007).
PTSD merupakan suatu sindrom yang dialami oleh seseorang yang mengalami
kejadian traumatik. Kondisi demikian akan menimbulkan dampak psikologis berupa
gangguan perilaku mulai dari cemas yang berlebihan, mudah tersinggung, tidak bisa tidur,
tegang, dan berbagai reaksi lainnya. Gangguan stres pasca trauma (PTSD) kemungkinan
berlangsung berbulan-bulan, bertahun-tahun atau sampai beberapa dekade dan mungkin
baru muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah adanya pemaparan terhadap
peristiwa traumatik (Zlotnick dalam Durand & Barlow, 2006)

5
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. & Al-Fandi. (2007). Kenapa Harus Stres. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Davison, G. C., Neale, J. M. dan Kring, A. M. 2006. Psikologi abnormal (9th ed.). Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Gaol, N. T. (2016). Teori Stress : Stimulus, Respon dan Transaksional. Buletin Psikologi.
Vol. 24 No. 1.
Jackman, Ann. (2006). How To Get Things Done. Alih Bahasa Aditya Suharmoko. Jakarta .
Erlangga
Raudatussalamah & Fitri, A. R. (2012). Psikologi Kesehatan. Pekanbaru: Al- Mujtahadah
Press.

Anda mungkin juga menyukai