Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 11

KONSELING TRAUMA
“Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)”

Dosen Pengampu :

Drs. Taufik, M.Pd, Kons

Disusun Oleh

Atikah Rahma Shofia (20006054)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


A. Pengertian Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)............................................... 1

B. Mengapa SEFT efektif.......................................................................................................... 1

C. Perbedaan SEFT dengan EFT ........................................................................................... 2

D. Prosedur SEFT .................................................................................................................. 3

E. Lima Kunci SEFT ................................................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 6

i
1

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

A. Pengertian Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)


Definisi dari SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) adalah salah
satu bentuk terapi non farmakologi penggabungan sistem energi tubuh dengan terapi
spiritual dengan teknik tapping atau ketukan ringan pada titik-titik tertentu di tubuh.
Prinsip kerja SEFT hampir sama dengan akupuntur dan akupresur yaitu menstimulus
titik-titik kunci pada 14 jalur energi tubuh. Metode ini sangat membantu pasien untuk
merasakan keseimbangan dan hubungan dengan sebuah energi yang lebih besar
sehingga dapat memberikan manfaatnya dalam berbagai aspek utamanya membantu
pasien mencapai tugas spiritual dan mendapatkan respon relaksasi, mengaktifkan jalur
neurologis dalam proses penyembuhan diri, menimbulkan rasa percaya diri dan
merasakan kehadiran Allah SWT (Saputro 2011 dalam Rahmawati, 2018).
B. Mengapa SEFT efektif
Efektifitas metode SEFT dijabarkan dalam beberapa penelitian terkait.
Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2019) yang berjudul “Pengaruh Spiritual
Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Congestive Heart Failure (CHF)” pada 60 responden yang akan dilakukan tindakan
pembedahan dengan kasus pada jantung bahwa rata-rata tingkat kecemasan sebelum
dilakukan terapi SEFT yaitu 86,20 pada kelompok intervensi dan 86,43 pada
kelompok kontrol. Kemudian, kelompok intervensi dilakukan terapi SEFT dan
menunjukkan hasil terdapat penurunan skor kecemasan pada pasien pre operasi bedah
jantung selama 2 hari. Terapi SEFT yang dilakukan selama 2 hari, 2 kali terapi
menunjukkan dampak yang signifikan terhadap penurunan kecemasan pada
responden.
Pasien merasa lebih tenang dan rileks karena terapi ini termasuk dalam kriteria
terapi relaksasi. Responden melakukan teknik ini dengan melakukan pengulangan
secara verbal tentang kepasrahan secara spiritual, tahap ini disebut Tune In dalam
SEFT yang merupakan bagian dari self hypnotherapy sehingga responden saat
relaksasi dapat mengeluarkan hormon dengan lebih stabil, tubuh akan menguraikan
ketegangan otot-otot, pikiran menjadi lebih tenang (Zainuddin, 2012).
Evidence Based Practice selanjutnya oleh Yuswinda (2017) dengan 8
responden menyatakan teknik SEFT ini melibatkan perasaan pasien dekat dengan
2

Tuhan Yang Maha Esa sehingga merangsan hipotalamus untuk menurunkan produksi
CRF (Cortictropin Releasing Factor). CRF ini selanjutnya akan merangsang kortek
adrenal untuk menurunkan sekresi kortisol. Kortisol ini yang akan menekan sistem
imun tubuh sehingga mengurangi tingkat kecemasan. SEFT langsung menangani
gangguan sistem energi tubuh untuk menghilangkan emosi negatif sehingga emosi
tersebut akan hilang dengan sendirinya karena diselaraskan kembali dengan sistem
energi tubuh.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuswinda (2017) menunjukkan SEFT
berpengaruh terhadap penurunan kecemasan dan perubahan tanda-tanda vital dalam
rentang normal. Lebih lanjut Yuswinda menuturkan teknik melakukan SEFT. Terapi
SEFT sebaiknya dilakukan dalam waktu 3 sampai 20 menit, semakin lama terapi
dilakukan maka akan semakin dapat membawa responden ke tingkat ketenangan dan
konsentrasi yang lebih dalam. Ketenangan dan konsentrasi yang dalam akan membuat
responden lebih mudah mengendalikan emosi dan kecemasan yang dirasakan.

C. Perbedaan SEFT dengan EFT


a. Berdasarkan basic philosophy
Terapi EFT berasumsi bahwa kesembuhan berasal dari diri saya sendiri
(self centered). Sedangkan terapi SEFT berasumsi bahwa kesembuhan berasal
tuhan (God centered).
b. Berdasarkan set-up
Terapi EFT ketika set-up mengucap “Walaupun saya sakit ini…saya terima
diri saya sepenuhnya…”. Sedangkan terapi SEFT ketika set-up mengucap “Ya
tuhan… walaupun saya sakit… saya ikhlas menerima sakit saya ini, saya
pasrahkan kesembuhannya kepada-Mu…”.
c. Berdasarkan tune-in
Pada terapi EFT ketika tune-in menyebut detail masalahnya. Misalnya,
sakit kepala ini, rasa pedih ini, dll. Sedangkan pada terapi SEFT ketika tune-in
tidak terlalu fokus pada detail masalahnya, cukup lakukan 3 hal bersamaan, yakni:
Rasakan sakitnya, fokuskan pikiran ke tempat sakit dan ikhlaskan dan pasrahkan
kesembuhan sakit itu pada Tuhan
d. Berdasarkan sikap saat tapping
Pada terapi EFT tapping dilakukan dalam suasana santai, karena fokusnya
pada diri sendiri. Sedangkan dalam terapi SEFT tapping dilakukan dengan penuh
3

keyakinan bahwa kesembuhan datangnya dari tuhan, kekhusyukan, keikhlasan,


kepasrahan dan rasa syukur

D. Prosedur SEFT
Adapun cara melakukan terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT)
ini adalah melalui tiga tahapan yaitu the set-up, the tune-in dan the tapping (Marifah
et al., 2018). Berikut ini penjabaran dari masing – masing tahapan tersebut :
1) The set-up, pada tahapan ini pasien disiapkan untuk menetralisisr
psychological reversal yaitu pasien diminta untuk menghilangkan
pikiran negatif dalam dirinya seperti pikiran yang mau menyerah
terhadap penyakit yang dideritanya, tidak ada motivasi pada dirinya
untuk berobat, dan sebagainya. Apabila pikiran negatif seperti itu
muncul, maka pasien diminta untuk berdoa dan pasrah kepada tuhan
sebanyak 3 kali dengan meletakkan telapak tangan ke dada Sore spot.
2) The tune-in, pada tahapan ini pasien diminta memasukkan rasa
sakitnya ke dalam pikirannya (pikiran dan mulut bersamaan), sebagai
contoh Ya Tuhan… saya pasrah kepada Mu atas kesembuhan saya.
3) The tapping, yaitu mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-
titik tertentu di tubuh sebanyak kurang lebih 7 kali ketukan dengan
sambil melakukan tune-in.
Tujuan ketukan ini adalah menetralisir gangguan emosi atau rasa sakit yang
dirasakan. Adapun titik – titik untuk tapping ini sebagai berikut :
a. Kepala : atas kepala (crown point), permulaan alis mata (eye brown),
di atas tulang di samping mata (lateral canthus), 2 cm di bawah
kelopak mata, tepat di bawah hidung, diantara dagu dan bagian bawah
bibir (chin point).
b. Dada : ujung tepat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang
rusuk pertama (collar bone), di bawah ketiak sejajar dengan
putting/nipple, 2,5 cm di bawah putting.
c. Tangan : di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak
tangan (inside of hand), di bagian luar tangan yang berbatasan dengan
telapak tangan, ibu jari di samping luar bagian bawah kuku, jari
telunjuk di samping bagian bawah kuku (bagian yang menghadap ibu
jari), jari tengah samping luar tangan bagian bawah kuku, jari manis di
4

samping luar bagian bawah kuku (bagian menghadap ibu jari), di jari
kelingking di samping luar bagian bawah kuku (bagian yang
menghadap ibu jari), di samping telapak tangan (bagian bawah yang
digunakan untuk mematahkan balok), dan di antar ruas tulang jari
kelingking dan jari manis (Gamut spot).
E. Lima Kunci SEFT
Ada 5 kondisi hati penentu efektifitas SEFT. Agar hasil sefting yang kita
lakukan bisa efektif,5 hal ini harus kita lakukan selama proses terapi,mulai dari set-
up,Tune-in hingga Tapping. kita perlu menata hati kita senantiasa dalam posisi
berikut:
1.YAKIN
Anda (baik sebagai terapis maupun klien) tidak perlu yakin sama SEFT atau
diri anda sendiri. Anda hanya perlu yakin pada Maha Kuasanya Tuhan dan Maha
Sayangnya Tuhan pada anda. Jadi SEFT tetap efektif walaupun pasien maupun klien
skeptis, ragu, tidak percaya diri, malu kalau tidak berhasil, dsb. Asalkan klien dan
terapis masih yakin sama Allah, SEFT tetap efektif. Anehnya, semakin anda percaya
diri (PD) semakin tidak bagis hasilnya. Semakin anda tidak PD, anda jadi semakin
PA (percaya Allah) atau PT (percaya Tuhan), dan hasilnya makin menakjubkan.
Ingat, ketika anda PD, berarti „ego‟ anda naik. Dan apa artinya ego? EGO adalah
singkatan dari Edging God Out = Menyingkirkan Tuhan Ke Luar. Artinya, semakin
ego anda naik, semakin Tuhan menyingkir dari kehidupan anda. Semakin anda
kurangi atau bahkan “nol” kan ego anda, semakin Tuhan ingin membuat keajaiban
dalam hidup anda.
2.KHUSYU‟
Selama melakukan terapi, khususnya saat Set-Up, kita harus konsentrasi, atau
khusyu‟. Pusatkan pikiran kita pada saat melakukan Set-Up (berdoa) pada “Sang
Maha Penyembuh”. Berdoalah dengan penuh kerendah-hatian.
Salah satu penyebab tidak terkabulnya doa adalah karena kita tidak khusyu‟, hati dan
pikiran kita tidak ikut hadir saat berdoa, alias berdoa hanya di mulut saja, tidak
sepenuh hati. Jadi hilangkan pikiran lain, konsentrasi pada kata-kata yang kita
ucapkan saat melakukan Set-Up.
3.IKHLAS
Ikhlas artinya ridho atau menerima rasa sakit kita (baik fisik maupun emosi)
dengan sepenuh hati. Ikhlas artinya tidak mengeluh, tidak komplain atas musibah
5

yang sedang kita terima. Yang membuat hati kita makin sakit adalah karena kita tidak
mau menerima dengan ikhlas rasa sakit atau masalah yang sedang kita hadapi itu.
Ikhlas ini pula yang membuat sakit apapun yang kita alami menjadi sarana
menyucikan diri dari dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan.
4.PASRAH
Pasrah berbeda dengan ikhlas. Ikhlas adalah menerima dengan legowo apapun
yang kita alami saat ini, sedangkan pasrah adalah menyerahkan apa yang terjadi nanti
pada Allah SWT. Kita pasrahkan pada-Nya apa yang terjadi nanti. Apakah nanti rasa
sakit yang kita alami makin parah, membaik, atau sembuh total, kita pasrahkan pada
Allah. Pasrah bukan berarti fatalisme, pasrah yang sejati disertai usaha optimal untuk
mencari solusi. Pasrah (atau tawakkal) berarti bahwa kita berusaha sekuat tenaga
sambil hati kita hanya bergantung pada Allah. Pasrah bukan berarti tidak berusaha.
Pasrah adalah sebuah kondisi jiwa bahwa kita menyerahkan diri kita kepada Allah
SWT, tentu saja dibarengi dengan semangat juang dan usaha yang pantang menyerah.
Pasrah memberikan ketenangan jiwa dan kedamaian pikiran, karena kita yakin bahwa
segala permasalahan kita ada dalam genggaman-Nya.
5. SYUKUR
Bersyukur saat kondisi semua baik-baik saja adalah mudah. Sungguh berat
untuk tetap bersyukur di saat kita masih sakit atau punya masalah yang belum selesai.
Tetapi apakah tidak layak jika kita minimal mensyukuri banyak hal lain dalam hidup
kita yang masih baik dan sehat. Jangan sampai satu masalah kecil menenggelamkan
rasa syukur kita akan nikmat yang besar. Maka kita perlu “discipline of gratitude”,
mendisiplinkan pikiran, hati dan tindakan kita untuk selalu bersyukur, dalam kondisi
yang berat sekalipun. Jangan-jangan sakit yang kita derita atau masalah yang tak
kunjung selesai ini terjadi karena kita lupa mensyukuri nikmat yang selama ini kita
terima. Kabar gembiranya, begitu kita rajin mensyukuri apa yang masih baik dan
sehat, tiba-tiba masalah dan sakit kita hilang dengan sendirinya.
6

DAFTAR PUSTAKA

Mardiyono & Praneed Songwathana. 2009. Islamic Relaxation Putcomes: A Literature


review. The Malaysian Journal of Nursing, vol. 1 no. 1 August, 2009p. 25- 30.

Prabowo, R. K., Nurachmah, E. & Dahlia, D. 2018. Pengaruh Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Congestive Heart
Failure (CHF). https://doi.org/10.36973/jkih.v6i2.138

Rahmawati, E. & Ridiawati, Y. 2018. Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique


(SEFT) Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan di Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen Malang. Vol. 2 No. 2 (2018): JURNAL KEPERAWATAN FLORENCE.

Yuswinda K. 2017. Evidence Based Practice Efek SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) Therapy Terhadap Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Persiapan
IAR RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Med Hosp 2017; vol 4 (2): 114- 120.
https://www.researchgate.net/publication/336004783

Zainuddin, A.F. 2012. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) for healing+success+
happiness+ greatness. Jakarta : Afzan Publishing.

Anda mungkin juga menyukai