2. Dimensi Adaptasi
Adaptasi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
a. Adaptasi fisiologis
Indikator adaptasi ini bisa terjadi secara lokal atau umum. Lebih mudah diidentifikasi dan
secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indikator ini tidak selalu
teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indikator tersebut
bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin
tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat serta berkonsentrasi. Indikator ini
dapat timbul sepanjang tahap stress.
Contoh :
• Seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang berat dan tidak
merasa mengalami gangguan apa-apa pada organ tubuh.
• Seseorang yang mampu mengatasi stress, wajahnya tidak pucat, tangannya tidak
berkeringat dan tidak gemetar.
b. Adaptasi psikologis
Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:
• LAS ( general adaptation syndroma)
adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit
terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll
yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
• GAS ( general adaptation syndroma)
adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan
dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di
seluruh tubuh, berkeringat
Adaptasi psikologis bisa terjadi secara :
• Sadar, individu mencoba memecahkan atau menyesuaikan diri dengan masalah
• Tidak sadar , menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)
• Menggunakan gejala fisik atau psikofisiologik/psikosomatik.
Apabila seseorang mempunyai kesulitan atau hambatan dalam beradaptasi, baik berupa
tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi dapat menimbulkan stress.
c. Adaptasi Perkembangan
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas
perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas
perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut.
Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran
menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.
d. Adaptasi Sosial Budaya
Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian
bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor
pada keluarga dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga
secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).
Perawat juga harus waspada tentang perbedaan cultural dalam respon stress atau
mekanisme koping. Misalnya klien dari suku Afrika-Amerika mungkin lebih menyukai
mendapatkan dukungan sosial dari anggota keluarga ketimbang dari bantuan professional
(Murata, 1994).
e. Adaptasi Spiritual
Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak cara,
tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang berat dapat
mengakibatkan kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stressor
sebagai hukuman. Stresor seperti penyakit akut atau kematian dari orang yang disayangi
dapat mengganggu makna hidup seseorang dan dapat menyebabkan depresi. Ketika
perawatan pada klien yang mengalami gangguan spiritual, perawat tidak boleh menilai
kesesuaian perasaan atau praktik keagamaan klien tetapi harus memeriksa bagaimana
keyakinan dan nilai telah berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Kozier,B.,Erb.G & Bufalino.P.M . Introdution of nursing California Addision. 1989.
Wessley Publising Company.
Rasmun.,SKp.,M.Kep. Stress, Koping dan Adaptasi. 2004. Jakarta:Sagung Seto.