Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Stres


2.1.1. Definisi Tingkat Stres
Stress merupakan suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan
dimana dari hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun
psikologis pada individu ( manurung, 2016 ). Stress adalah gangguan pada tubuh
dan pikiran yang sebabkan oleh perubahan dan tuntunan kehidupan, yang di
pengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan induvidu di dalam lingkungan
( lestari,2015 ). Peneliti menyimpulkan bahwa stress adalah respons fisiologis dan
psikologis dari tubuh terhadap rangsangan emosional yang di pengaruhi baik oleh
lingkungan maupun penampilan dalam kehidupan seseorang ( hartanti, 2016).
Stress dapat memicu timbulnya hipertensi memelalui aktivitas sistem saraf
simpatis yang mengakibatkan naiknya tekanan darah secara intermiten ( tidak
menentu) ( andria, 2013). Pada saat seseorang mengalami stress, hormal adrenalin
akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi akteri ( vasokontriksi ) dan
peningkatan denyut jantung. Apabila stress berlanjut, tekanan darahn akan tetap
tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi( sounth, 2014).

2.1.2. Gejala-Gejala Stress


Sress memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis ( bandiyah, 2011) :
1. Gejala stress secara fisik dapat berupa jantung berdebar-debar napas
cepat dan memburuk, terengah-engah ,mulut kering, lutut gementar ,suara
menjadi serak,nyeri kepala seperti di ikat, keringat banyak.
2. Keadaan stress dapat membuat orang-orang mengalaminya merasa gejala-
gejala seperti cemas, resah,gelisah, sedih, depresi , curiga, jengkel ,marah,
lekas panik.
2.1.3. Sumber-Sumber Stres
Sumber stres dapat berubah sering dengan perkembangananya induvidu,
tetapi kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup berlangsung.berikut ini:
Sumber- sumber stres antara lain ( manurung, 2016 ):
1. Individu
Sumber stres dari individu ini hal yang berkaitan dengan adanya konflik
dikarenakan dapat menghasilkan dua kecenduruangan yaitu approach conflict
( muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak
menyenangkan).
2. Keluarga
Sumber stres keluarga menhjelaskan bahwa perilaku, kebutuhan dan
kepribadian dari setiap anggota keluarga berdampak pada interaksi dengan
orang-orang dari anggota lain dalam keluarga yang dapat menyebabkan stres.
3. Komunitas dan masyarakat
Kontak dengan orang diluar keluarga menyediakan banyak sumber stres
misalnya: pengalaman anak di sekolah dan persaingan.

2.1.4. Penyebab Stres


Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang
mengakibatkan terjadinya respon stress. Stressor berasal dari berbagai sumber
baik dari kondisi fisik psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi
kerja, dirumah dalam kehidupan sosial,dan lingkungan luar lainnya.stressor dapat
berwujud atau berbentuk fisik seperti populasi udara dan dapat juga berkaitan
dengan lingkungan sosial seperti interaksi sosial.pikiran dan perasaan induvidu
sendiri yang dianggap suatu ancaman baik yang nyata imajinasi dapat juga
menjadi stressor. Adapun tipe kejadian yang dapat menyebabkan stres antara lain
( lestari,2015) :
1. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari
seperti masalah kerja dikantor,sekolah dan sebagainya.
2. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau
kehilangan besar terhadap suatu yang terjadi ada level individual seperti
kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan
masalah pribadi lainnya.umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi
penyebab stres, semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah
mengalami stres.
3. Appraisal yaitu penelitian terhadap sesuatu keadaan yang dapat menyebabkan
stres disebut stres appraisal.
2.1.5. Modal Stres
Model stres adalah untuk membantu individu dalam mengatasi respons yang tidak
sehat dan tidak produktif terhadap stressor. Setiap model menekakan askep stress
yang berbeda. Adapun model stress menurut potter & perry ( 2005) antara lain:
1. Model stress berdasarkan respon
Model stres ini berkaitan dengan khususkan respon atau pola respon
tertentu yang mungkin menunjukan stressor.
2. Model stres berdasarkan stimulus
Stres ini berfokus pada karakteristik yang menganggu didalam lingkungan.
3. Model stres berdasarkan stransaksi
Model stres ini memandang individu dan lingkungan dalam hubungan
yang dinamis dan interaktif.

2.1.6. Respon Terhadap Stres


Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespon dan mengaptasi stres,
namun demikian,sebagiann besar dari riset tentang stres berfokus pada respon
fisiologis dan psikologis untuk respon dan beradptasi.besarnya energi yang
dibutuhkan dan keefektifan dalam upaya mengadaptasi bergantung pada intensitas
,cakupan dan durasi stressor lainnya. Adapun macam-macam respon terhadap
stres menurut patter & perry( 2005) yaitu:
1. Respon fisiologis
2. Respon psikologis
Pemajaman terhadap stressor mengakibatkan respon adaptif psikologis dan
fisiologis.ketika seseorang terpanjang pada stressor, maka kemampuan mereka
untuk memenuhi kebutuhan darah menjadi terganggu. gangguan atau
ancaman ini dapat menimbulkan frustasi ansietas dan ketengang.
2.1.7. Tingkat Stres
tingkat stres di bagi menjadi tiga menurut ( hartanti, 2016) antara lain :
1. stres ringan
Apabila stressor yang dihadapi setiap orang teratur, misalnya terlalu
banyak tidur , kemacetan lalu lintas. Situasi seperti ini biasanya
berlangsung beberapa menit atau jam belum terpengaruh kepada fisik dan
mental hanya saja mulai sedikit tengang dan was-was.
2. Stres sedang
Apabila berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai bebrapa hari,
contohnya kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan
dan mengharapkan pekerjaan baru. pada medium ini individu mulai
kesulitan tidur sering menyendiri dan tengang.
3. Stres berat
Apabila situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai
beberapa tahun, misalnya hubungan suami istri yang tidak hormonis,
kesulitan finensial dan penyakit fisik yang lama. Pada stres berat ini
individu sudah mulai pada gangguan fisik dan mental.

2.1.8. Dampak Stres


Stres dapat mempengaruhi pada kesehatan dengan dua cara, pertama
perubahan yang diakibatkan oleh stres secara langsung mempengaruhi fisik sistem
tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Kedua secara tidak stres
mempengaruhi perilaku individu sehingga menyebabkan timbulnya penyakit atau
memperburuk kondisi yang sudah ada.kondisi dari stres ini terdiri dari beberapa
gejala menurut manurung ( 2016) antara lain :
1. Gejala biologis
Ada beberapa gejela fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang mengalami
stres diantaranya sakit kepala yang berlebihan, tidur menjadi tidak nyenyak,
gangguan pencernaan, hilangnya napsu makan,gangguan kulit, dan
produksi,keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.
2. Gejala kognisi
Gangguan daya ingat ( menurutnya daya ingat dan mudah lupa suatu hal ),
perhatian konsentrasi yang kurang sehingga seseorang tidak fokus dalam
melakukan suatu hal.
3. Gejala emosi
Seperti marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa
sedih dan depresi.

2.1.9. Instrumen Penilaian Tingkat Stres


Depression Anxien stress scale (DASS) adalah alat subyektif dibentuk
untuk mengukur status emosional dari depresi, cemasan dan stres.DASS terdiri
dari 42 itemmasing-masing dimensi terdiri dari 14 pertanyaan.
Pertanyaan dari DASS yang berisi indikator stres terdapat pada nomor 1-14
dengan keterangan sebagai berikut :
1. Sulit rileks ( pada nomor 1, 2,3)
2. Gugup ( pada nomor 4,5)
3. Mudah maras-gelisas (6,7,8)
4. Mudah tersinggung/ sensitif (nomor 10,11)
5. Tidak sabaran (12,13,14)
Lovibond & lovibond, 1995)

2.1.10. Tipe Kepribadian Stres


Ada pun macam-macam tipe kepribadian stres yang dibagi menjadi dua
bagian menurut hawari ( 2011) antara lain:
1. Tipe kepribadian A mengambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut
:
a. Ambisius, agresif dan komperatif ( suka akan persaingan ), banyak
jebatan rangkap.
b. Kurang sabar,mudah tengang, mudah tersinggung dan
marah( emosional).
c. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri
berlebihan( over confidence)
d. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat,tidak dapat diam.
e. Bekerja tidak mengenal waktu
f. Pandai beroraganisasi, memimpi dan memerintah
g. Lebih suka bekerja sendiri
h. Tidak dapat tenang ( tidak rileks) serba tergesa-gesa
i. Mudah bergaul.
2. Tipe kepribadian B mengambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ambisi wajar-wajar saja,tidak agresif dan sehat dalam berkompotensi serta
tidak memaksakan diri
b. Penyebar, tenang,tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah( emosi
terkendali)
c. Kewaspadaan dalam batas wajar demikian pula kontrol diri dan percaya
diri tidak berlebihan
d. Cara berbicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku
tidak hiperaktif
e. Dapat mengatur waktu dalam bekerja( menyediakan waktu untuk istrahat )
f. Lebih suka kerja sama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi
tantangan
g. Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta
mengendalikan diri.

2.1.11. Tahapan Stres


Sunaryo (2004) menyatakan bahwa tahapan stres di bagi sebagai berikut :
1. Stres tahap I
Merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai
perasaan-perasaan sangat berkerja yang besar berlebihan.
2. Stres tahap II
Dalam tahap ini stres yang semula menyenangkan mulai menghilang
dan timbul keluhan yang dibebaskan karena candangan energi tidak
lagi cukup sepanjang hari.
3. Stres tahap III
Bila seorang tetap memaksakan diri dan tidak menghiraukan keluhan-
keluhan yang dirasakan maka yang bersangkutan akan menunjukkan
keluhan-keluhan yang semangkin nyata dan menggangu yaitu:
gangguan lambung, dan usus semakin nyata( misalnya keluhan maag,
buang air besar tidak teratur) ketengangan otot semakin terasa,
perasaan tidak tidak tenang dan ketengangan emosional semakin
meningkat.
4. Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri di dokter
sehubungan dengan keluhan-keluhan stres tahap III oleh dokter
dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan fisik pada
organ tubuhnya.
5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang akan jatuh dalam stres tahap
yang ditandai dengan kelelahan fisikdan mental yang semakin
mendalam, ketidak mampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari
yang ringandan sederhana.

2.2 Kebutuhan Tidur


2.2.1 Definisi Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
semua orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup
agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh
melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada
dalam kondisi yang optimal. Pola tidur yang baik dan teratur memberikan
efek yang bagus terhadap kesehatan (Guyton & Hall, 1997).
Tidur merupakan keadaan berulang, teratur, mudah reversible yang
ditandai dengan keadaan relative tidak bergerak dan tingginya peningkatan
ambang respon terhadap stimulus eksternal di bandingkan dengan keadaan terjaga
(Sadock,2010).
Menurut Lanywati (2001), kebutuhan tidur yang cukup, ditentukan
selain oleh jumlah faktor jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh kedalaman
tidur (kualitas tidur). Kebutuhan waktu tidur bagi setiap orang adalah berlainan,
tergantung pada kebiasaan yang dibawa selama perkembangannya menjelang
dewasa, aktivitas pekerjaan, usia, kondisi kesehatan dan lain sebagainya.
Kebutuhan tidur pada dewasa 6-9 jam untuk menjaga kesehatan, usia lanjut
5-8 jam untuk menjaga kondisi fisik karena usia yang semakin tua
mengakibatkan sebagian anggota tubuh tidak dapat berfungsi optimal, maka untuk
mencegah adanya penurunan kesehatan dibutuhkan energi yang cukup dengan
pola tidur yang sesuai (Lumbantobing, 2004).

2.2.2 Fungsi Tidur


Fungsi tidur adalah memberikan fungsi homeostatik yang bersifat
menyegarkan dan tampak penting untuk termoregulasi normal dan penyimpanan
energi (Sadock, 2010).

2.2.3 Fisiologi Tidur


Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya keadaan terjaga.
Tingkat aktivitas otak keseluruhan tidak berkurang selama tidur. Selama
tahaptahap tertentu tidur, berlaku penyerapan oksigen oleh otak bahkan
meningkat melebihi tingkat normal sewaktu terjaga (Sherwood, 2011).
Tidur biasanya dimulai dengan "dangkal" tahap 1 tidur NREM dan
"memperdalam" untuk NREM tidur tahap 2, 3, dan 4, dan diikuti oleh episode
singkat pertama dari tidur REM di sekitar 90 menit. Setelah siklus tidur
pertama, NREM dan tidur REM terus mengikuti dalam bentuk yang diprediksi,
dimana setiap siklus NREM-REM yang berlangsung sekitar 90 sampai 120
menit (Sinton, 2004). Pada waktu malam, siklus tidur berulang 3-7 kali.
Tahap 1 tidur NREM, yang berlangsung hanya beberapa menit, berfungsi
sebagai transisi dari terjaga menjadi tidur dan kemudian selama tidur berfungsi
sebagai transisi antara REM-NREM siklus tidur. Biasanya, tahap 1 merupakan 2%
sampai 5% dari total waktu tidur. Peningkatan jumlah atau persentase tahap 1
tidur mungkin menjadi tanda gangguan tidur. Periode pertama tahap 1 tidur
NREM diikuti dengan tidur "lebih dalam" tahap 2, yang berlangsung sekitar 10
sampai 20 menit. Tahap 2 tidur biasanya merupakan 45% sampai 55% dari total
waktu tidur. Tahap 2 tidur berkembang menjadi tahap 3 (berlangsung
beberapa menit) dan 4 (berterusan 40 menit). Tahap 3 merupakan 5% sampai 8%
dari total waktu, dan tahap 4 merupakan 10% sampai 15% dari total waktu tidur.
Tahap 3 dan 4 tidur NREM mendominasi sepertiga malam. Episode tidur REM
menjadi lebih lama selama pada waktu malam, dan periode REM terpanjang
ditemukan di sepertiga terakhir malam (Carskadon, 2005).

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur


Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu
untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya.Di
antara faktor yang mempengaruhinya adalah :
1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti gangguan
endokrin tiroid dan diabetes. Diabetes mempengaruhi cara tubuh
menyimpan dan menggunakan karbohidrat, protein, dan lemak.
2. Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak
tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan.
3. Stres psikologis
Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan
jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami
kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat
yang mempengaruhi proses tidur iaitu jenis golongan obat diuretik dapat
menyebabkan insomnia, antidepressan dapat menekan, kafein dapat
meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur,
golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan
golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepatkan
proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka seseorang tersebut akan
mempercepat proses terjadinya tidur karena dihasilkan triptofan yang
merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat
membantu mudah tidur.
6. Ligkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepatkan proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang
tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya
ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk
tidur,dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

2.2.5. Klasifikasi Tidur


Tiga kategori utama gangguan tidur dalam Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders( DSM-1V-TR) :
1. Gangguan tidur primer
a. Insomnia primer.
b. Hipersomnia primer.
c. Narkolepsi.
d. Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan.
e. Gangguan tidur irama sirkadian.
f. Gangguan teror tidur.
g. Gangguan tidur berjalan.
h. Parasomnia(gangguan mimpi buruk).
2. Gangguan tidur akibat gangguan jiwa lain.
3. Gangguan tidur lain yang dicetuskan oleh zat.
1. Gangguan Tidur Primer
a. Insomnia primer
b. Hipersomnia primer
c. Narkolepsi
d. Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan
e. Gangguan irama tidur sirkadian
f. Gangguan teror tidur
g. Gangguan berjalan sambil tidur
h. Parasomnia
2.2.6 Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan
sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006).

2.3 Konsep Hipertensi


2.3.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi juga sering disebut sebagai sillent killer karena termasuk
penyakit yang mematikan. Bahkan, hipertensi tidak dapat secara langsung
membunuh penderitaannya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain
yang tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko
serangan gagal jantung, stroke dan ginjal (Jill Lolong, 2016).
Hipertensi suatu penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan
kronis yang ditandai dengan meningkatkannya tekanan darah pada dinding
pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih
keras untuk mengedarkan drah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah
( yanita,2017).
Tekanan sistolik adalah tekanan darah ketika jantung berinteraksi atau
berdetak memompa darah. Pada saat beristirahat, sistolik dikatakan normal jika
berada pada nilai 100/140 mmHg, sedangkan distolik dikatakan normal jika
berada pada nilai 60-90 mmHg (Yanita,2017). Kesimpulan dari hipertensi adalah
penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua.
2.3.2 Etiologi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dibebankan oleh berbagai factor yang
sngat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama
sehingga factor penyebab hipertensi pada setiap sangat berkelainan ( Yekti, 2011).
Berikut ini factor-faktor yang menyebabkan hipertensi secara umum.salah
satu saja mengenai tubuh kita maka dengan mudah kita akan menderita hipertensi
( Yekti, 2011)
1. Toksin
Toksin adalah sisah pembuangan yang seharusnya di buang karena bersifat
racun. Dalam keadaan biasa, hati kita akan mengeluarkan sisa-sisa
pembuangan melalui saluran usus dan kulit. Sementara gingal mengeluarkan
sisa-sisa pembuangan melalui saluran kencing atau kantung kencing.
2. Factor genetic.
Adanya suara genetic pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
dengan orang tua hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi atau tekanan darah dari individu yang tidak
mempunyainkeluarga dengan riwayat atau tekanan darah. Ada baiknya mulai
sekarang kita memeriksa riwayat kesehatan keluarga sehingga kita dapat
melakukan antisipasi dan pencengahan.
a. Umur
Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan
bertambahnya umur seseorang. Individu berumur diatas 60 tahun, 50-60%
mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/100 mmHg.
b. Jenis kelamin.
Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormone
berbeda.demikian juga perempuan dan laki-laki.berkaitan dengan
hipertensi atau tekanan darah, laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi
untuk menderita hipertensi lebih awal.
c. Etnis
Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi ciri khas
pembeda satu dengan yang lain. Hipertensi atau tekanan darah lebih
banyak pada orang berkulit hitam darimpada berkulit putih.
d. Stres
Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan mestimulasi aktivitas saraf simpatik.
e. Kegemukan (obesitas)
Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan
dengan tekanan badan baik pasien hipertensi maupun hipotensi.pada
populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak
dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur.
f. Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer.
Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari
hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan
tekanan darah.
g. Merokok
Merokok menjadi salah satu factor resiko hipertensi atau tekanan darah
yang dapat dimodifikasi.
h. Narkoba
Kompenen zat aditif dalam narkoba juga akan memicu peningkatan
tekanan darah.
i. Alkahol
Penggunakan alcohol secara berlebihan juga akan memicu tekanan darah
seseorang.
j. Kafien
Kopi adalah bahan minuman yang banyak mengandung kafien
k. Kurang olahraga
Zaman moderan seperti sat ini, banyak kegiatan yang dapat dilakukan
dengan cara yang tepat dan praktis.
l. Kolesterol tinggi
Kandungan lemak yang berlebihan adalah darah dapat menyebabkan
timbulnya kolesterol pada dinding pembuluh darah.
2.3.3. Klafikasi Hipertensi
Menurut world healdth organization (WHO) klafikasi tekanan darah pada
dewasa terbagi menjadi kelompok hipotensi, normal, prehipertensi.
Hipertensi derajat 1. Hipertensi derajat 2, dan hipertensi tingkat darurat
Tabel 2.1 klafikasi tekanan darah menurut WHO
Diastolik
Kategori Sistolik (mmHg)
(mmHg)
Hipotensi < 90 < 60
Normal 90-119 60-79
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tahap 1 140- 159 90-99
Hipertensi tahap 2 160-179 100-109
Hipertensi tahap 3 atau darurat ≥180 ≥ 110
Sumber: sani,2008 dalam Jafar,2010

2.3.4. Patofisiologi Hipertensi


Mekanisme yang mengontrol kontriksi dalam relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla otak. Darin pusat vasomotor ini
bermula pada saraf simatis yang berlanjut kebawa kekorda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis thoraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk inplus yang bergerak
kebawah melalui sistem saraf simpatis keganglia simpatik. Pada titik ini,
neuron prengganglio melepaskan aetikolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana melepaskannya
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap noreepinerprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut terjadi ( padila, 2013).

2.3.5. Gejala Klinis Hipertensi


Hipertensi tidak memiliki gejala spesifik. Secara fisik,penderita hipertensi
juga tidak menujukan kelainan apapun. Gejala hipertensi cenderung merupai
gejala atau keluhan kesehatan pada umumnya sehingga sebagai orang tidak
menyendari bahwa dirinya terkena hipertensi ( yunita, 2017).
Gejala umum terjadinya pada penderita hipertensi antara lain jantung
berdebar, penglihatan kabur, sakit kepala disertai rasa berat pada tengkuk,
kadang disertai dengan mual dan muntah, telinga berdenging, gelisah, rasa
sakit di dada, mudah lelah, mudah memeraih, serta mimisan (Yunita, 2017).
Hipertensi berat biasanya juga di sertai komplikasi dengan beberapa gejala
antara lain gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung,
gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak). Gangguan serebral ini dapat
mengakibatkan kejang dan perdarahanpembuluh darah otak, kelumpuhan,
gangguan kesadaran, bahkan koma (Yunita,2017).

2.3.6. Komplikasi Hipertensi


Apabila seseorang mengalami tekanan darah maka dia akan mengalami
komplikasi dengan penyakit lainnya seperti : (Yekti, 2011)
1. Ginjal
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab penyakit
ginjal kronis.
2. Merusak kinerja otak
Kempuan otak juga akan terpengaruh.
3. Merusak kiner jantung
Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang
bekerja keras ektra.
4. Kerusakan mata
Adanya gangguan dalam tekanan darah akan menyebabkan perubahan-
perubahan dalam retina pada belakang mata.
5. Resintensi pembuluh darah
Peningkatan resintensi ini menyebabkan otot jantung bekerja keras untuk
memompa darah melalui pembuluh-pembuluh darah.
6. Stroke
Stroke pada umumnya di sebabkan oleh suatu hemorhagen (kebocoran
darah atau leaking plod) atau suatu kumpulan darah (thrombosis) dari
pembuluh-pembuluh darah yang memsuplay darah keotak.
2.3.7. Penatalaksanaan Hipertensi
Pengobatan bisa di lakukan dengan pengobatan tradisional (nonfarmalogi)
dan pengobatan modern (farmakologi). Tujuannya untuk menghindari terjadinya
komplikasi dan dampak yang lebih serius terhadap kesehatan ( Yekti, 2011).
1. Pengobatab tradisional (nonfarmakologi)
Pengobatan ini menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita.
Pengobatan ini tidak memiliki efek samping tetapi pengobatannya tidak
bisa secara langsung, perlu sabar, ketelatenan dan manfaafnya baru akan
kelihatan dalam jangka panjang.
2. Pengobatan modern (farmakologi)
Pengobatan ini menggunakan obat-obatan kimia, biasanya obat-obatan
kimia ini di tangani dan diawasi oleh dokter setelah pasien penderita
tekanan darah mejalani serangkaian proses pemeriksaan.
Namum untuk penggunaan dan pemakaian harus dengan reset dan
pengawasan dokter, mengingat adanya efek samping dan indikasi-indikasi
tertentu yang hanya di mengerti dokter, yaitu dieuretik tiazide merupakan
obat pertama yang di berikan untuk mengobati tekanan darah, juga dapat
membantu ginjal membuang garam dan air, dan penghambatan adrenergic
yang menghambat efek sistem saraf simpatis, obat hipertensi tersebut
diantara captopril, amlodipine.
DAFTAR PUSTAKA

Andrian. 2013. Skeptisisme Profesional Audit, Etika, Pengalaman Dan Keahlian


Audit Terhadap Ketetapan Pemberian Opini Auditor Studi Emperis pada
BPK RI Perwakilan. Provinsi Riau. Artikel Penelitian: Unerversitas Negeri
Padang
Bandiyah. 2011. Lanjut Usia Dan Keperawatan Gerontik.Jogyakarta: Medical.
Hartanti, Novi, 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Kepatuhan Wajib
Panjak Dengan Sansi Panjat Sebagai Variabel Permoderasi Terhadap Pengetahuan
Dan Kemauan Wajib Pajak “( Studi Empris Pada Wajib Pajak Orang
Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Di Kab. Sleman)”.Yogyakarta:
Skripsi. Fakultas Ilmu Mumahamadya. Jogyakarta.
Hawari. 2011. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi.Jakarta: Balai Penerbit
Manurung. 2016. Terapi Reminiscence. Jakarta: CV. Trans Infor Media.
Sunaryo. 2011. Metodedelogi Penelitian Kualitatif Dalam Kesehatan.Yogjakarta
: Nuha Medika.
Padilla. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yagjakarta: Nuhamedica.
Yekti .2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Jogyakarta: C. V Andi offset.
Yunita. 2017. Berdamai Dengan Hipertensi.Jakarta: Bumi Medika.
KUESIONER TINGKAT STRESS
Perceived Stress Scale (PSS-10)

Berilah jawaban dengan pilihan (√) pada kolom yang sudah disediakan sesuai

dengan yang Anda alami!

Keterangan pilihan:
TP = Tidak Pernah
HTP = Hampir Tidak Pernah
KD = Kadang-Kadang
S = Sering
SS = Sangat Sering

No. Pertanyaan TP HTP KD


Seberapa sering Anda merasa terganggu mengenai sesuatu yang
1.
terjadi tanpa terduga?
Seberapa sering Anda merasa bahwa tidak mampu mengendalikan
2.
hal-hal penting dalam kehidupan?
Seberapa
3. sering Anda merasa gelisah dan tegang?
Seberapa sering Anda merasa yakin mengenai kemampuan Anda
4.
dalam menangani masalah-masalah pribadi??
Seberapa sering Anda merasa bahwa segala sesuatu berjalan
5.
mengikuti kehendak Anda?
Seberapa sering Anda mengemukakan bahwa Anda tidak mampu
6.
mengatasi segala hal yang harus Anda lakukan?
Seberapa sering Anda mampu mengontrol gangguan dalam
7.
kehidupan Anda?
Seberapa sering Anda merasa senang dalam segala hal yang Anda
8.
lakukan?
Seberapa sering Anda merasa marah karena hal-hal yang berada di
9.
luar pengawasan Anda?
Seberapa sering Anda merasa kesulitan yang menumpuk sehingga
10.
Anda tidak dapat mengatasinya?
KUESIONER GANGGUAN TIDUR
Petunjuk : berilah tanda shack (˅) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban anda.
No. responden :
Tanggal pengisian :
Usia :
Jenis kelamin :
Sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit ( ) ya ( ) tidak
N PERTANYAAN JAWABAN
O YA TIDAK
1 Sulit memulai tidur (lebih dari 30 menit
2 Terbangun di malam hari
3 Setelah terbangun sulit memulai tidur lagi
4 Tidur tidak nyenyak
5 Merasa lelah setelah bangun tidur
6 Merasa pusing setelah bangun tidur
7 Bangun terlalu pagi
8 Tidur kurang dari 6 jam perhari
9 Mudah marah/ tersinggung
10 Merasa lambat berespon terhadap sesuatu
11 Tetap merasa ngantuk miskipun sudah
bangun dari tidur
12 Merasa kesulitan berkonstrasi selama
berjaga
13 Kehilangan perasaan segar
14 Kelopak mata bengkak
15 Mata terasa perih
16 Kehitaman didaerah sekitar mata
LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH

No Nama Tekanan Darah


( Insial) Systol Diastol
1 Ny.S 180 110
2 Ny.A 180 90
3 Tn.B 150 100
4 Ny.M 140 90
5 Ny. N 120 80
6 Tn. L 170 100
7 Ny.H 150 90
8 Ny. Y 130 80
9 Ny. T 160 100
10 Ny. G 170 100
11 Ny.F 110 80
12 Ny. D 130 90
13 Tn. R 160 100

Anda mungkin juga menyukai