2.1.1. Definisi Tingkat Stres Stress merupakan suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan dimana dari hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun psikologis pada individu ( manurung, 2016 ). Stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang sebabkan oleh perubahan dan tuntunan kehidupan, yang di pengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan induvidu di dalam lingkungan ( lestari,2015 ). Peneliti menyimpulkan bahwa stress adalah respons fisiologis dan psikologis dari tubuh terhadap rangsangan emosional yang di pengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan dalam kehidupan seseorang ( hartanti, 2016). Stress dapat memicu timbulnya hipertensi memelalui aktivitas sistem saraf simpatis yang mengakibatkan naiknya tekanan darah secara intermiten ( tidak menentu) ( andria, 2013). Pada saat seseorang mengalami stress, hormal adrenalin akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi akteri ( vasokontriksi ) dan peningkatan denyut jantung. Apabila stress berlanjut, tekanan darahn akan tetap tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi( sounth, 2014).
2.1.2. Gejala-Gejala Stress
Sress memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis ( bandiyah, 2011) : 1. Gejala stress secara fisik dapat berupa jantung berdebar-debar napas cepat dan memburuk, terengah-engah ,mulut kering, lutut gementar ,suara menjadi serak,nyeri kepala seperti di ikat, keringat banyak. 2. Keadaan stress dapat membuat orang-orang mengalaminya merasa gejala- gejala seperti cemas, resah,gelisah, sedih, depresi , curiga, jengkel ,marah, lekas panik. 2.1.3. Sumber-Sumber Stres Sumber stres dapat berubah sering dengan perkembangananya induvidu, tetapi kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup berlangsung.berikut ini: Sumber- sumber stres antara lain ( manurung, 2016 ): 1. Individu Sumber stres dari individu ini hal yang berkaitan dengan adanya konflik dikarenakan dapat menghasilkan dua kecenduruangan yaitu approach conflict ( muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak menyenangkan). 2. Keluarga Sumber stres keluarga menhjelaskan bahwa perilaku, kebutuhan dan kepribadian dari setiap anggota keluarga berdampak pada interaksi dengan orang-orang dari anggota lain dalam keluarga yang dapat menyebabkan stres. 3. Komunitas dan masyarakat Kontak dengan orang diluar keluarga menyediakan banyak sumber stres misalnya: pengalaman anak di sekolah dan persaingan.
2.1.4. Penyebab Stres
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respon stress. Stressor berasal dari berbagai sumber baik dari kondisi fisik psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah dalam kehidupan sosial,dan lingkungan luar lainnya.stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik seperti populasi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial seperti interaksi sosial.pikiran dan perasaan induvidu sendiri yang dianggap suatu ancaman baik yang nyata imajinasi dapat juga menjadi stressor. Adapun tipe kejadian yang dapat menyebabkan stres antara lain ( lestari,2015) : 1. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari seperti masalah kerja dikantor,sekolah dan sebagainya. 2. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau kehilangan besar terhadap suatu yang terjadi ada level individual seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan masalah pribadi lainnya.umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah mengalami stres. 3. Appraisal yaitu penelitian terhadap sesuatu keadaan yang dapat menyebabkan stres disebut stres appraisal. 2.1.5. Modal Stres Model stres adalah untuk membantu individu dalam mengatasi respons yang tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor. Setiap model menekakan askep stress yang berbeda. Adapun model stress menurut potter & perry ( 2005) antara lain: 1. Model stress berdasarkan respon Model stres ini berkaitan dengan khususkan respon atau pola respon tertentu yang mungkin menunjukan stressor. 2. Model stres berdasarkan stimulus Stres ini berfokus pada karakteristik yang menganggu didalam lingkungan. 3. Model stres berdasarkan stransaksi Model stres ini memandang individu dan lingkungan dalam hubungan yang dinamis dan interaktif.
2.1.6. Respon Terhadap Stres
Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespon dan mengaptasi stres, namun demikian,sebagiann besar dari riset tentang stres berfokus pada respon fisiologis dan psikologis untuk respon dan beradptasi.besarnya energi yang dibutuhkan dan keefektifan dalam upaya mengadaptasi bergantung pada intensitas ,cakupan dan durasi stressor lainnya. Adapun macam-macam respon terhadap stres menurut patter & perry( 2005) yaitu: 1. Respon fisiologis 2. Respon psikologis Pemajaman terhadap stressor mengakibatkan respon adaptif psikologis dan fisiologis.ketika seseorang terpanjang pada stressor, maka kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan darah menjadi terganggu. gangguan atau ancaman ini dapat menimbulkan frustasi ansietas dan ketengang. 2.1.7. Tingkat Stres tingkat stres di bagi menjadi tiga menurut ( hartanti, 2016) antara lain : 1. stres ringan Apabila stressor yang dihadapi setiap orang teratur, misalnya terlalu banyak tidur , kemacetan lalu lintas. Situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam belum terpengaruh kepada fisik dan mental hanya saja mulai sedikit tengang dan was-was. 2. Stres sedang Apabila berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai bebrapa hari, contohnya kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan dan mengharapkan pekerjaan baru. pada medium ini individu mulai kesulitan tidur sering menyendiri dan tengang. 3. Stres berat Apabila situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun, misalnya hubungan suami istri yang tidak hormonis, kesulitan finensial dan penyakit fisik yang lama. Pada stres berat ini individu sudah mulai pada gangguan fisik dan mental.
2.1.8. Dampak Stres
Stres dapat mempengaruhi pada kesehatan dengan dua cara, pertama perubahan yang diakibatkan oleh stres secara langsung mempengaruhi fisik sistem tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Kedua secara tidak stres mempengaruhi perilaku individu sehingga menyebabkan timbulnya penyakit atau memperburuk kondisi yang sudah ada.kondisi dari stres ini terdiri dari beberapa gejala menurut manurung ( 2016) antara lain : 1. Gejala biologis Ada beberapa gejela fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang mengalami stres diantaranya sakit kepala yang berlebihan, tidur menjadi tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya napsu makan,gangguan kulit, dan produksi,keringat yang berlebihan di seluruh tubuh. 2. Gejala kognisi Gangguan daya ingat ( menurutnya daya ingat dan mudah lupa suatu hal ), perhatian konsentrasi yang kurang sehingga seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal. 3. Gejala emosi Seperti marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih dan depresi.
2.1.9. Instrumen Penilaian Tingkat Stres
Depression Anxien stress scale (DASS) adalah alat subyektif dibentuk untuk mengukur status emosional dari depresi, cemasan dan stres.DASS terdiri dari 42 itemmasing-masing dimensi terdiri dari 14 pertanyaan. Pertanyaan dari DASS yang berisi indikator stres terdapat pada nomor 1-14 dengan keterangan sebagai berikut : 1. Sulit rileks ( pada nomor 1, 2,3) 2. Gugup ( pada nomor 4,5) 3. Mudah maras-gelisas (6,7,8) 4. Mudah tersinggung/ sensitif (nomor 10,11) 5. Tidak sabaran (12,13,14) Lovibond & lovibond, 1995)
2.1.10. Tipe Kepribadian Stres
Ada pun macam-macam tipe kepribadian stres yang dibagi menjadi dua bagian menurut hawari ( 2011) antara lain: 1. Tipe kepribadian A mengambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Ambisius, agresif dan komperatif ( suka akan persaingan ), banyak jebatan rangkap. b. Kurang sabar,mudah tengang, mudah tersinggung dan marah( emosional). c. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan( over confidence) d. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat,tidak dapat diam. e. Bekerja tidak mengenal waktu f. Pandai beroraganisasi, memimpi dan memerintah g. Lebih suka bekerja sendiri h. Tidak dapat tenang ( tidak rileks) serba tergesa-gesa i. Mudah bergaul. 2. Tipe kepribadian B mengambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Ambisi wajar-wajar saja,tidak agresif dan sehat dalam berkompotensi serta tidak memaksakan diri b. Penyebar, tenang,tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah( emosi terkendali) c. Kewaspadaan dalam batas wajar demikian pula kontrol diri dan percaya diri tidak berlebihan d. Cara berbicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperaktif e. Dapat mengatur waktu dalam bekerja( menyediakan waktu untuk istrahat ) f. Lebih suka kerja sama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi tantangan g. Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta mengendalikan diri.
2.1.11. Tahapan Stres
Sunaryo (2004) menyatakan bahwa tahapan stres di bagi sebagai berikut : 1. Stres tahap I Merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai perasaan-perasaan sangat berkerja yang besar berlebihan. 2. Stres tahap II Dalam tahap ini stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan yang dibebaskan karena candangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. 3. Stres tahap III Bila seorang tetap memaksakan diri dan tidak menghiraukan keluhan- keluhan yang dirasakan maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semangkin nyata dan menggangu yaitu: gangguan lambung, dan usus semakin nyata( misalnya keluhan maag, buang air besar tidak teratur) ketengangan otot semakin terasa, perasaan tidak tidak tenang dan ketengangan emosional semakin meningkat. 4. Stres tahap IV Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri di dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stres tahap III oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan fisik pada organ tubuhnya. 5. Stres tahap V Bila keadaan berlanjut, maka seseorang akan jatuh dalam stres tahap yang ditandai dengan kelelahan fisikdan mental yang semakin mendalam, ketidak mampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringandan sederhana.
2.2 Kebutuhan Tidur
2.2.1 Definisi Tidur Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan (Guyton & Hall, 1997). Tidur merupakan keadaan berulang, teratur, mudah reversible yang ditandai dengan keadaan relative tidak bergerak dan tingginya peningkatan ambang respon terhadap stimulus eksternal di bandingkan dengan keadaan terjaga (Sadock,2010). Menurut Lanywati (2001), kebutuhan tidur yang cukup, ditentukan selain oleh jumlah faktor jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Kebutuhan waktu tidur bagi setiap orang adalah berlainan, tergantung pada kebiasaan yang dibawa selama perkembangannya menjelang dewasa, aktivitas pekerjaan, usia, kondisi kesehatan dan lain sebagainya. Kebutuhan tidur pada dewasa 6-9 jam untuk menjaga kesehatan, usia lanjut 5-8 jam untuk menjaga kondisi fisik karena usia yang semakin tua mengakibatkan sebagian anggota tubuh tidak dapat berfungsi optimal, maka untuk mencegah adanya penurunan kesehatan dibutuhkan energi yang cukup dengan pola tidur yang sesuai (Lumbantobing, 2004).
2.2.2 Fungsi Tidur
Fungsi tidur adalah memberikan fungsi homeostatik yang bersifat menyegarkan dan tampak penting untuk termoregulasi normal dan penyimpanan energi (Sadock, 2010).
2.2.3 Fisiologi Tidur
Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya keadaan terjaga. Tingkat aktivitas otak keseluruhan tidak berkurang selama tidur. Selama tahaptahap tertentu tidur, berlaku penyerapan oksigen oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat normal sewaktu terjaga (Sherwood, 2011). Tidur biasanya dimulai dengan "dangkal" tahap 1 tidur NREM dan "memperdalam" untuk NREM tidur tahap 2, 3, dan 4, dan diikuti oleh episode singkat pertama dari tidur REM di sekitar 90 menit. Setelah siklus tidur pertama, NREM dan tidur REM terus mengikuti dalam bentuk yang diprediksi, dimana setiap siklus NREM-REM yang berlangsung sekitar 90 sampai 120 menit (Sinton, 2004). Pada waktu malam, siklus tidur berulang 3-7 kali. Tahap 1 tidur NREM, yang berlangsung hanya beberapa menit, berfungsi sebagai transisi dari terjaga menjadi tidur dan kemudian selama tidur berfungsi sebagai transisi antara REM-NREM siklus tidur. Biasanya, tahap 1 merupakan 2% sampai 5% dari total waktu tidur. Peningkatan jumlah atau persentase tahap 1 tidur mungkin menjadi tanda gangguan tidur. Periode pertama tahap 1 tidur NREM diikuti dengan tidur "lebih dalam" tahap 2, yang berlangsung sekitar 10 sampai 20 menit. Tahap 2 tidur biasanya merupakan 45% sampai 55% dari total waktu tidur. Tahap 2 tidur berkembang menjadi tahap 3 (berlangsung beberapa menit) dan 4 (berterusan 40 menit). Tahap 3 merupakan 5% sampai 8% dari total waktu, dan tahap 4 merupakan 10% sampai 15% dari total waktu tidur. Tahap 3 dan 4 tidur NREM mendominasi sepertiga malam. Episode tidur REM menjadi lebih lama selama pada waktu malam, dan periode REM terpanjang ditemukan di sepertiga terakhir malam (Carskadon, 2005).
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya.Di antara faktor yang mempengaruhinya adalah : 1. Penyakit Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti gangguan endokrin tiroid dan diabetes. Diabetes mempengaruhi cara tubuh menyimpan dan menggunakan karbohidrat, protein, dan lemak. 2. Kelelahan Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. 3. Stres psikologis Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur. 4. Obat Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur iaitu jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepressan dapat menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk. 5. Nutrisi Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepatkan proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka seseorang tersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur karena dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur. 6. Ligkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepatkan proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur. 7. Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
2.2.5. Klasifikasi Tidur
Tiga kategori utama gangguan tidur dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders( DSM-1V-TR) : 1. Gangguan tidur primer a. Insomnia primer. b. Hipersomnia primer. c. Narkolepsi. d. Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan. e. Gangguan tidur irama sirkadian. f. Gangguan teror tidur. g. Gangguan tidur berjalan. h. Parasomnia(gangguan mimpi buruk). 2. Gangguan tidur akibat gangguan jiwa lain. 3. Gangguan tidur lain yang dicetuskan oleh zat. 1. Gangguan Tidur Primer a. Insomnia primer b. Hipersomnia primer c. Narkolepsi d. Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan e. Gangguan irama tidur sirkadian f. Gangguan teror tidur g. Gangguan berjalan sambil tidur h. Parasomnia 2.2.6 Kualitas Tidur Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006).
2.3 Konsep Hipertensi
2.3.1 Definisi Hipertensi Hipertensi juga sering disebut sebagai sillent killer karena termasuk penyakit yang mematikan. Bahkan, hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitaannya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko serangan gagal jantung, stroke dan ginjal (Jill Lolong, 2016). Hipertensi suatu penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai dengan meningkatkannya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan drah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah ( yanita,2017). Tekanan sistolik adalah tekanan darah ketika jantung berinteraksi atau berdetak memompa darah. Pada saat beristirahat, sistolik dikatakan normal jika berada pada nilai 100/140 mmHg, sedangkan distolik dikatakan normal jika berada pada nilai 60-90 mmHg (Yanita,2017). Kesimpulan dari hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua. 2.3.2 Etiologi Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi dibebankan oleh berbagai factor yang sngat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama sehingga factor penyebab hipertensi pada setiap sangat berkelainan ( Yekti, 2011). Berikut ini factor-faktor yang menyebabkan hipertensi secara umum.salah satu saja mengenai tubuh kita maka dengan mudah kita akan menderita hipertensi ( Yekti, 2011) 1. Toksin Toksin adalah sisah pembuangan yang seharusnya di buang karena bersifat racun. Dalam keadaan biasa, hati kita akan mengeluarkan sisa-sisa pembuangan melalui saluran usus dan kulit. Sementara gingal mengeluarkan sisa-sisa pembuangan melalui saluran kencing atau kantung kencing. 2. Factor genetic. Adanya suara genetic pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga dengan orang tua hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi atau tekanan darah dari individu yang tidak mempunyainkeluarga dengan riwayat atau tekanan darah. Ada baiknya mulai sekarang kita memeriksa riwayat kesehatan keluarga sehingga kita dapat melakukan antisipasi dan pencengahan. a. Umur Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Individu berumur diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/100 mmHg. b. Jenis kelamin. Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormone berbeda.demikian juga perempuan dan laki-laki.berkaitan dengan hipertensi atau tekanan darah, laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. c. Etnis Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi ciri khas pembeda satu dengan yang lain. Hipertensi atau tekanan darah lebih banyak pada orang berkulit hitam darimpada berkulit putih. d. Stres Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan mestimulasi aktivitas saraf simpatik. e. Kegemukan (obesitas) Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan dengan tekanan badan baik pasien hipertensi maupun hipotensi.pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur. f. Nutrisi Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer. Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. g. Merokok Merokok menjadi salah satu factor resiko hipertensi atau tekanan darah yang dapat dimodifikasi. h. Narkoba Kompenen zat aditif dalam narkoba juga akan memicu peningkatan tekanan darah. i. Alkahol Penggunakan alcohol secara berlebihan juga akan memicu tekanan darah seseorang. j. Kafien Kopi adalah bahan minuman yang banyak mengandung kafien k. Kurang olahraga Zaman moderan seperti sat ini, banyak kegiatan yang dapat dilakukan dengan cara yang tepat dan praktis. l. Kolesterol tinggi Kandungan lemak yang berlebihan adalah darah dapat menyebabkan timbulnya kolesterol pada dinding pembuluh darah. 2.3.3. Klafikasi Hipertensi Menurut world healdth organization (WHO) klafikasi tekanan darah pada dewasa terbagi menjadi kelompok hipotensi, normal, prehipertensi. Hipertensi derajat 1. Hipertensi derajat 2, dan hipertensi tingkat darurat Tabel 2.1 klafikasi tekanan darah menurut WHO Diastolik Kategori Sistolik (mmHg) (mmHg) Hipotensi < 90 < 60 Normal 90-119 60-79 Prehipertensi 120-139 80-89 Hipertensi tahap 1 140- 159 90-99 Hipertensi tahap 2 160-179 100-109 Hipertensi tahap 3 atau darurat ≥180 ≥ 110 Sumber: sani,2008 dalam Jafar,2010
2.3.4. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dalam relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla otak. Darin pusat vasomotor ini bermula pada saraf simatis yang berlanjut kebawa kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk inplus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis keganglia simpatik. Pada titik ini, neuron prengganglio melepaskan aetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana melepaskannya mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap noreepinerprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut terjadi ( padila, 2013).
2.3.5. Gejala Klinis Hipertensi
Hipertensi tidak memiliki gejala spesifik. Secara fisik,penderita hipertensi juga tidak menujukan kelainan apapun. Gejala hipertensi cenderung merupai gejala atau keluhan kesehatan pada umumnya sehingga sebagai orang tidak menyendari bahwa dirinya terkena hipertensi ( yunita, 2017). Gejala umum terjadinya pada penderita hipertensi antara lain jantung berdebar, penglihatan kabur, sakit kepala disertai rasa berat pada tengkuk, kadang disertai dengan mual dan muntah, telinga berdenging, gelisah, rasa sakit di dada, mudah lelah, mudah memeraih, serta mimisan (Yunita, 2017). Hipertensi berat biasanya juga di sertai komplikasi dengan beberapa gejala antara lain gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak). Gangguan serebral ini dapat mengakibatkan kejang dan perdarahanpembuluh darah otak, kelumpuhan, gangguan kesadaran, bahkan koma (Yunita,2017).
2.3.6. Komplikasi Hipertensi
Apabila seseorang mengalami tekanan darah maka dia akan mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya seperti : (Yekti, 2011) 1. Ginjal Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab penyakit ginjal kronis. 2. Merusak kinerja otak Kempuan otak juga akan terpengaruh. 3. Merusak kiner jantung Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja keras ektra. 4. Kerusakan mata Adanya gangguan dalam tekanan darah akan menyebabkan perubahan- perubahan dalam retina pada belakang mata. 5. Resintensi pembuluh darah Peningkatan resintensi ini menyebabkan otot jantung bekerja keras untuk memompa darah melalui pembuluh-pembuluh darah. 6. Stroke Stroke pada umumnya di sebabkan oleh suatu hemorhagen (kebocoran darah atau leaking plod) atau suatu kumpulan darah (thrombosis) dari pembuluh-pembuluh darah yang memsuplay darah keotak. 2.3.7. Penatalaksanaan Hipertensi Pengobatan bisa di lakukan dengan pengobatan tradisional (nonfarmalogi) dan pengobatan modern (farmakologi). Tujuannya untuk menghindari terjadinya komplikasi dan dampak yang lebih serius terhadap kesehatan ( Yekti, 2011). 1. Pengobatab tradisional (nonfarmakologi) Pengobatan ini menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita. Pengobatan ini tidak memiliki efek samping tetapi pengobatannya tidak bisa secara langsung, perlu sabar, ketelatenan dan manfaafnya baru akan kelihatan dalam jangka panjang. 2. Pengobatan modern (farmakologi) Pengobatan ini menggunakan obat-obatan kimia, biasanya obat-obatan kimia ini di tangani dan diawasi oleh dokter setelah pasien penderita tekanan darah mejalani serangkaian proses pemeriksaan. Namum untuk penggunaan dan pemakaian harus dengan reset dan pengawasan dokter, mengingat adanya efek samping dan indikasi-indikasi tertentu yang hanya di mengerti dokter, yaitu dieuretik tiazide merupakan obat pertama yang di berikan untuk mengobati tekanan darah, juga dapat membantu ginjal membuang garam dan air, dan penghambatan adrenergic yang menghambat efek sistem saraf simpatis, obat hipertensi tersebut diantara captopril, amlodipine. DAFTAR PUSTAKA
Andrian. 2013. Skeptisisme Profesional Audit, Etika, Pengalaman Dan Keahlian
Audit Terhadap Ketetapan Pemberian Opini Auditor Studi Emperis pada BPK RI Perwakilan. Provinsi Riau. Artikel Penelitian: Unerversitas Negeri Padang Bandiyah. 2011. Lanjut Usia Dan Keperawatan Gerontik.Jogyakarta: Medical. Hartanti, Novi, 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Kepatuhan Wajib Panjak Dengan Sansi Panjat Sebagai Variabel Permoderasi Terhadap Pengetahuan Dan Kemauan Wajib Pajak “( Studi Empris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Di Kab. Sleman)”.Yogyakarta: Skripsi. Fakultas Ilmu Mumahamadya. Jogyakarta. Hawari. 2011. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi.Jakarta: Balai Penerbit Manurung. 2016. Terapi Reminiscence. Jakarta: CV. Trans Infor Media. Sunaryo. 2011. Metodedelogi Penelitian Kualitatif Dalam Kesehatan.Yogjakarta : Nuha Medika. Padilla. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yagjakarta: Nuhamedica. Yekti .2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Jogyakarta: C. V Andi offset. Yunita. 2017. Berdamai Dengan Hipertensi.Jakarta: Bumi Medika. KUESIONER TINGKAT STRESS Perceived Stress Scale (PSS-10)
Berilah jawaban dengan pilihan (√) pada kolom yang sudah disediakan sesuai
dengan yang Anda alami!
Keterangan pilihan: TP = Tidak Pernah HTP = Hampir Tidak Pernah KD = Kadang-Kadang S = Sering SS = Sangat Sering
No. Pertanyaan TP HTP KD
Seberapa sering Anda merasa terganggu mengenai sesuatu yang 1. terjadi tanpa terduga? Seberapa sering Anda merasa bahwa tidak mampu mengendalikan 2. hal-hal penting dalam kehidupan? Seberapa 3. sering Anda merasa gelisah dan tegang? Seberapa sering Anda merasa yakin mengenai kemampuan Anda 4. dalam menangani masalah-masalah pribadi?? Seberapa sering Anda merasa bahwa segala sesuatu berjalan 5. mengikuti kehendak Anda? Seberapa sering Anda mengemukakan bahwa Anda tidak mampu 6. mengatasi segala hal yang harus Anda lakukan? Seberapa sering Anda mampu mengontrol gangguan dalam 7. kehidupan Anda? Seberapa sering Anda merasa senang dalam segala hal yang Anda 8. lakukan? Seberapa sering Anda merasa marah karena hal-hal yang berada di 9. luar pengawasan Anda? Seberapa sering Anda merasa kesulitan yang menumpuk sehingga 10. Anda tidak dapat mengatasinya? KUESIONER GANGGUAN TIDUR Petunjuk : berilah tanda shack (˅) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban anda. No. responden : Tanggal pengisian : Usia : Jenis kelamin : Sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit ( ) ya ( ) tidak N PERTANYAAN JAWABAN O YA TIDAK 1 Sulit memulai tidur (lebih dari 30 menit 2 Terbangun di malam hari 3 Setelah terbangun sulit memulai tidur lagi 4 Tidur tidak nyenyak 5 Merasa lelah setelah bangun tidur 6 Merasa pusing setelah bangun tidur 7 Bangun terlalu pagi 8 Tidur kurang dari 6 jam perhari 9 Mudah marah/ tersinggung 10 Merasa lambat berespon terhadap sesuatu 11 Tetap merasa ngantuk miskipun sudah bangun dari tidur 12 Merasa kesulitan berkonstrasi selama berjaga 13 Kehilangan perasaan segar 14 Kelopak mata bengkak 15 Mata terasa perih 16 Kehitaman didaerah sekitar mata LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH
No Nama Tekanan Darah
( Insial) Systol Diastol 1 Ny.S 180 110 2 Ny.A 180 90 3 Tn.B 150 100 4 Ny.M 140 90 5 Ny. N 120 80 6 Tn. L 170 100 7 Ny.H 150 90 8 Ny. Y 130 80 9 Ny. T 160 100 10 Ny. G 170 100 11 Ny.F 110 80 12 Ny. D 130 90 13 Tn. R 160 100