Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan pertumbuhan,
dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan. Namun demikian,
terlalu banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti,
penyesuaian yang buruk, penyakit fisik danketidakmampuan untuk mengatasi
atau koping terhadap masalah. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan
menunjukan adanya suatu hubungan antara peristiwa kehidupan yang
menegangkan atau penuh stress dengan berbagaikelainan fisikdan psikiatrik .
Respon individu saat menghadapi keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa
mengancam serta mengurangi kemampuan individu dalam mengatasi segala hal
adalah stres . stres merupakan reaksi tidak diharapkan yang muncul disebabkan
oleh tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang sehingga terjadi gangguan
keseimbangan antara tuntutan dan kemampuan yang dimiliki.
Stres yang dialami siswa disebut dengan stress akademik. Mengemukakan
stres akademik merupakan persepsi siswa terhadap banyaknya pengetahuan harus
dikuasai dan persepsi terhadap ketidakcukupan waktu untuk mengembangkannya.
Stres akademik adalah stress yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa di
sekolah, berupa ketegangan-ketegangan yang bersumber dari faktor akademik
yang dialami siswa, sehingg mengakibatkan terjadinya distorsi pada pikiran siswa
dan mempengaruhi fisik, emosi, dan tingkah laku.
Stres kerja adalah konstruk yang sangat sulit didefinisikan, stres dalam
pekerjaan terjadi pada seseorang, dimana seseorang berlari dari masalah, sejak
beberapa pekerja membawa tingkat pekerjaan pada kecenderungan stres, stres
kerja sebagai kombinasi antara sumber-sumber stress pada pekerjaan,
karakteristik individual, dan stresor di luar organisasi. Stres kerja adalah sesuatu
kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan

1
psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang
karyawan .
Stres kerja diartikan sebagai distress, yaitu perasaan negatif yang tidak
menyenangkan serta dapat mengganggu individu untuk berprestasi dalam
kehidupan organisasi, stres yang dialami individu tergantung pada penghayatan
subjektif suatu kondisi, situasi, atau peristiwa yang menjadi sumber stres .
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian stres ?
2) Apa gejala stres ?
3) Apa ciri-ciri stres ?
4) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi stres ?
5) Apa itu macam macam stres ?
6) Apa itu dampak stres ?
7) Bagaimana cara menangani stres?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep stress
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari stres
2. Untuk mengetahui gejala stres
3. Untuk mengetahui ciri-ciri stres
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stres
5. Untuk mengetahui macam macam stres
6. Untuk mengetahui dampak dari stres
7. Untuk mengetahui cara menangani stres

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stres

Stres merupakan kondisi ketika individu berada dalam situasi yang penuh
tekanan atau ketika individu merasa tidak sanggup mengatasi tuntutan yang di
hadapinya (Marks, Murra, Evans, 2002). Menurut Atkinson (2000), reaksi stress
dapat muncul dalam bentuk perubahan psikologis dan fisik. Selama ini, reaksi stres
yang sangat mencolok dari seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi
adalah hilangnya motivasi dan konsentrasi yang berdampak pada penundaan
penyelesaiaan skripsi. Kondisi demikian akan membuat para mahasiswa mengalami
perasaan tekanan baik secara fisik maupun psikis.
Stres menurut Sarafino (1994) merupakan kondisi yang disebabkan ketika
perbedaan seseorang atau lingkungan yang berhubungan dengan individu, yaitu
antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau system social
individu tersebut. Selanjutnya menurut Lazarus (1984) stress adalah keadaan internal
yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan
social yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi
kemampuan individu untuk mengatasinya.
Stress adalah suatu kondisi dimana tubuh terganggu karena tekanan psikologis.
Stress dikaitkan bukan karena penyakit fisik lebih mengenai kejiwaan. Karena
pengaruh Stress tersebut maka penyakit. Fisik bias muncul akibat lemahnya dan
rendahnya daya tahan tubuh. Studi tentang kesehatan jiwa, telah menunjukkan terapi
musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stress, mendorong perasaan
rileks serta meredakan depresi.
Stres sendiri didefinisikan sebagai tuntutan eksternal yang mengembangkan
kapasitas individu dalam beradaptasi, dan ketika individu menilai tuntutan eksternal
sebagai kondisi penuh tekanan maka hal tersebut akan termanifestasi dalam respon

3
perilaku, emosi, kognitif dan biologis dengan berbagai potensi konsekuensi yang
merugikan baik secara mental maupun kesehatan fisik (Schetter, 2009). Stres
psikologis secara umum didefinisikan sebagai kondisi yang dialami akibat interaksi
antara sumber daya yang ada dalam diri individu dengan lingkungan yang dipandang
berpotensi mengancam atau membahayakan kesejahteraannya (Lazarus, 1969;
Lazarus, 1991; Lazarus & Folkman, 1984). Lazarus & Folkman; Lazarus & Launier;
Pervin (dalam Taylor, 2006) mengemukakan bahwa stres adalah konsekuensi dari
proses penilaian seseorang; asesmen dari apakah sumber daya seseorang cukup
mampu dalam mengatasi tuntutan-tuntutan yang berasal dari lingkungan, sehingga
stres disebut juga dengan person-environment fit.
Yali dan Lobel (2002) menyebutkan bahwa stres pada saat hamil
dikarakteristikkan secara fisiologis, sosial dan perubahan emosi yaitu dalam hal
masalah yang berkaitan dengan medis, kekhawatiran menjadi orang tua, dan kesulitan
finansial yang sangat potensial sebagai sumber stres. Selanjutnya menurut I Wayan
Darwane dan Idawati Manurung (2012) stres adalah suatu kondisi dimana keadaan
tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres bukan karena penyakit
fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres, maka
penyakit fisik bisa muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat
tersebut. Lain halnya dengan Hesty Titis Prasetyorini dan Dian Prawesti (2012) stres
merupakan suatu tekanan fisik maupun psikis yang tidak menyenangkan. Menurut
Gunawan (2001) Stres dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon
adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat dan kuat, sehingga tekanan
darah akan meningkat.

4
2.2 Gejala Stres

Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat


merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai
dengan karakteristik individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang.
Seseorang yang mengalami stres dapat mengalami perubahan-perubahan yang terjadi,

1. Cary Cooper dan Alison Straw mengemukakan gejala stres dapat berupa tanda
tanda berikut ini :
a) Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan tenggorokan kering, tangan lembab,
merasa panas, otot-otot tegang, pencernaanterganggu, sembelit, letih yang
tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah
b) Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak
berdaya, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, susah
konsentrasi, dan sebagainya.
c) Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati yang berlebihan, menjadi lekas
panik, kurang percaya diri, penjengkel.

2. Menurut Braham, gejala stres dapat berupa tanda-tanda,sebagai berikut :


a) Fisik, yaitu sulit tidur atau tidak dapat tidur teratur, sakit kepala, sulit buang
air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal.
b) Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung, terlalu sensitif,gelisah
dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis.
c) Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit
berkonsentrasi, suka melamun, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja
d) Interpersonal, yaitu acuh, kurang percaya kepada orang lain, sering
mengingkari janji, suka mencari kesalahan orang lain, menutup diri, mudah
menyalahkan orang lain.

5
2.3 Ciri – ciri Stres
1. Ciri-ciri stres yang baik:
a) Mengahadapi sesuatu dengan penuh harapan untuk melawan rasa takut dalam
diri.
b) Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi didalam sela-sela jadwal yang
padat itu adaaktivitas yang sangat diharapkandan sangat dinikmati.
c) Memiliki komitmen yang lebih terhadap apa yang Anda sayangi. Misalnya:
pernikahan, menjadi seorang ayah/ibu, menjadi pekerja, atau menjadi
pegawai negeri.
d) Bekerja dengan tujuan tertentu dan Anda tahu kecepatan Anda saat bergerak
akan berkurang saat tujuan itu tercapai atau bahkan saat baru akan tercapai.
e) Merasa tertantang, siap dan bersemangat untuk menerima dan menyelesaikan
tugas yang akan Anda hadapi.
f) Merasakan kondisi badan yang cukup lelah namun akhirnya akan menikmati
tidur yang lelap dan nyaman.

2. Ciri-ciri stres yang jahat:


a) Menghadapi segala sesuatu dengan perasan takut, resah, gelisah dan
khawatir.
b) Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi tak ada satupun yang dapat Anda
nikmati dan mau tidak mau, harus Anda penuhi kewajiban itu.
c) Merasa bahwa semua yang Anda lakukan tidaklah penting, tidak memenuhi
seluruh kebutuhan Anda, dan tak sebanding dengan tenaga, pikiran dan
waktu yang Anda curahkan.
d) Merasa tidak memegang kendali dan selalu merasa panic seakan-akan tidak
ada jalan keluar untuk menyelesaikan tugas, merasa tidak ada selesainya, dan
merasa tidak ada yang membantu menyelesaikannya.
e) Merasa lebih baik bekerja daripada berhenti/istirahat sejenak saat jam kerja.

6
f) Memiliki tidur yang tidak lelap, tidur yang resah, sering sakit maag, sakit
punggung dan mempunyai sakit yang sifatnya menahun.

2.4 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Stres


1. Efikasi Diri
Efikasi diri menurut Feist & Feist (2010: 212) merupakan tindakan dalam
suatu situasi bergantung pada hubungan timbal-balik dari perilaku, lingkungan dan
kondisi kognitif terutama faktor-faktor kognitif yang berkaitan dengan keyakinan
bahwa mereka mampu atau tidak mampu melakukan suatu perilaku yang diperlukan
untuk menghasilkan pencapaian yang diinginkan.
2. Dukungan Sosial Keluarga
Dukungan sosial keluarga merupakan dukungan sosial yang dapat dijangkau
oleh keluarga. Dukungan sosial keluarga sangat diperlukan oleh seseorang yang
menjadi anggota keluarga karena keluarga merupakan sumber dukungan yang
terdekat dan yang paling mengetahui kebutuhan anggota keluarganya. Dukungan
sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang
lain yang dapat dipercaya sehingga orang tersebut mengetahui ada orang lain yang
memperhatikan, menghargai dan mecintainya.
3. Pola Tidur
Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai. Tidur memberikan peran yang
essensial bagi kebutuhan fisiologis, psikologis dan bagi kualitas hidup seseorang.
Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidur (Guyton & Hall,2007; Barger & William,1992 dalam
Azzam,2006). Efek kurang tidur secara psikologis mengakibatkan hiperaktif, kurang
mengendalikan diri dan emosi, meningkatkan nafsu birahi, kurang gesit, lekas marah
dan tersinggung.

7
2.5 Macam – macam Stres
1. Stres Kerja
Menurut Greenberg (2006) stres kerja adalah konstruk yang sangat sulit
didefinisikan, stres dalam pekerjaan terjadi pada seseorang, dimana seseorang berlari
dari masalah, sejak beberapa pekerja membawa tingkat pekerjaan pada
kecenderungan stres, stres kerja sebagai kombinasi antara sumber-sumber stress pada
pekerjaan, karakteristik individual, dan stresor di luar organisasi. Selanjutnya
menurut Riyai (2004), Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang
menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.
Menurut Wijono (2006), Stres kerja diartikan sebagai distress, yaitu perasaan
negatif yang tidak menyenangkan serta dapat mengganggu individu untuk berprestasi
dalam kehidupan organisasi, stres yang dialami individu tergantung pada
penghayatan subjektif suatu kondisi, situasi, atau peristiwa yang menjadi sumber
stress. Dapat disimpulkan bahwa stress kerja merupakan suatu perasaan negatif dan
tidak menyenangkan yang dialami oleh pekerja sebagai akibat dari adanya
ketegangan yang menciptakan ketidakseimbangan fisik dan psikis sehingga
mempengaruhi kondisi emosi, proses berpikir, dan kondisi fisik seseorang.
Perubahan-perubahan emosi, proses berpikir, dan kondisi fisik ini tentu akan sangat
berpengaruh pada pekerjanya.
Menurut Riyai (2004 : 108), Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan
yang menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi
emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Selanjutnya Menurut Handoko
(2008:200), stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi proses
berpikir, emosi, dan kondisi seseorang, hasilnya stres yang terlalu berlebihan dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya
akan mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya. Selanjutnya menurut Sasono (2004 :
47), stres kerja bisa dipahami sebagai keadaan dimana seseorang menghadapi tugas
atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum bisa dijangkau oleh kemampuannya. Jika

8
kemampuan seseorang baru sampai angka 5 (lima) tetapi menghadapi pekerjaan yang
menuntut kemampuan dengan angka 9 (sembilan), maka sangat mungkin sekali orang
itu akan terkena stres kerja.

2. Stres Akademik
Heiman dan Kariv (2005) juga menjelaskan, bahwa stres akademik merupakan
stres yang disebabkan oleh academic stressor dalam proses belajar mengajar atau hal-
hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, misalnya: tekanan untuk naik kelas,
lama belajar,kecemasan menghadapi ujian, banyaknya tugas yang harus diselesaikan,
mendapat nilai ulangan yang jelek, birokrasi yang rumit, keputusan menentukan
jurusan dan karir, dan manajemen waktu.
Menurut Santrock (2002: 302) respon individu saat menghadapi keadaan-
keadaan dan peristiwa-peristiwa mengancam serta mengurangi kemampuan individu
dalam mengatasi segala hal adalah stress. Selanjutnya menurut Wirawan (2012 : 15)
stres merupakan reaksi tidak diharapkan yang muncul disebabkan oleh tingginya
tuntutan lingkungan kepada seseorang sehingga terjadi gangguan keseimbangan
antara tuntutan dan kemampuan yang dimiliki.
Stres yang dialami siswa disebut dengan stress akademik. Carveth (Misra dan
McKean, 2000) mengemukakan stres akademik merupakan persepsi siswa terhadap
banyaknya pengetahuan harus dikuasai dan persepsi terhadap ketidakcukupan waktu
untuk mengembangkannya. Stres akademik adalah stress yang berhubungan dengan
kegiatan belajar siswa di sekolah, berupa ketegangan-ketegangan yang bersumber
dari faktor akademik yang dialami siswa, sehingg mengakibatkan terjadinya distorsi
pada pikiran siswa dan mempengaruhi fisik, emosi, dan tingkah laku.
Heiman dan Kariv (2005) juga menjelaskan, bahwa stres akademik merupakan
stres yang disebabkan oleh academic stressor dalam proses belajar mengajar atau hal-
hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, misalnya: tekanan untuk naik kelas,
lama belajar, kecemasan menghadapi ujian, banyaknya tugas yang harus diselesaikan,

9
mendapat nilai ulangan yang jelek, birokrasi yang rumit, keputusan menentukan
jurusan dan karir, dan manajemen waktu.

2.6 Dampak Stres


1. Kenaikan Tekanan Darah (Hipertensi)
Menurut I Wayan Darwane dan Idawati Manurung (2012), Hipertensi
merupakan salah satu penyakit yang tergolong silent killer atau penyakit yang dapat
membunuh manusia secara tidak terduga. Hipertensi dapat membunuh penderitanya
secara pelan pelan dan juga hipertensi dapat mengakibatkan munculnya penyakit
berat lainnya seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Selanjutnya menurut Ridwan (2009), sebagaimana diketahui bahwa penyebab dari
muculnya penyakit ini akibat gaya hidup dan pola makan yang kurang tepat seperti
makan fast dan junk food yang kaya lemak, makanan asinan, ditambah malas
berolahraga serta tekanan hidup yang memicu munculnya stress dan depresi.
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
manusia. Smeltzer dan Bare (2001), mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan
darah persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di
atas 90 mmHg. Menurut Marliani L (2007), Beberapa faktor yang menyebabkan
kekambuhan hipertensi yaitu pola makan, stres,dan merokok. Faktor stres adalah
realitas kehidupan setiap hari yang tidak bisa dihindari, stres atau ketegangan
emosional dapat mempengaruhi sistem kardiovaskuler, khususnya hipertensi, dan
stres dipercaya sebagai faktor psikologis yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Menurut Muhammadun (2010), Stres diyakini memiliki hubungan dengan
hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan terkanan
darah secara intermittent. Apabila stres berlangsung lama dapat mengakibatkan
tingginya tekanan darah yang menetap. Salah satu tugas saraf simpatis adalah
merangsang pengeluaran hormon adrenalin. Hormon ini dapat menyebabkan
jantung berdenyut lebih cepat dan menyebabkan penyempitan kapiler darah tepi.
Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah.

10
2. Andropause
Andropause merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami
oleh golongan lansia. Andropause adalah kondisi yang disertai dengan penurunan
hormon testosteron pada pria. Pada pria usia lanjut, andropause terjadi karena
penurunan kadar testosteron, dimana penurunan hormon testosteron terjadi secara
perlahan-lahan. Testosteron pada pria diproduksi sejak masa pubertas dan stabil
hingga usia sekitar 40 tahun, tetapi sejak usia itu produksi testosteron secara
berangsur turun dengan kisaran 0,8-1,6% setiap tahun. Perubahan yang terjadi pada
andropause tidak hanya pada aspek fisik, tetapi juga aspek psikologi6. Salah satu
yang paling dikhawatirkan adalah menurunnya kemampuan seksual, terutama
berkurangnya ereksi, menurunnya libido, dan orgasme yang terlambat. Faktor
seperti ketidakpuasan seksual dan frekuensi hubungan terkait dengan
ketidakbahagiaan bagi pasangan suami istri dalam perkawinan.

2.7 Cara Menangani Stres


1. Terapi Musik
Musik adalah kesatuan dari kumpulan suara melodi, ritme dan harmoni yang
dapat membangkitkan emosi. Musik bisa membuat mood menjadi bahagia atau
bahkan menguras air mata. Musik juga bisa mengajak untuk turut bernyanyi dan
menari atau mengantar kepada sebuah suasana santai. Mendengarkan musik bisa
membantu membuat pikiran dan tubuh lebih rileks serta mengembalikan energi
menjadi lebih bertenaga. Bahkan, bila mendengarkan musik secara teratur pada
waktu yang tepat, ternyata bisa menjadİ sebuah terapi yang mendatangkan manfaat
yang lebih besar bagi kesehatan. Musik dapat mengalihkan perhatian seseorang
ketika menghadapi masalah atau tekanan berat (Hidayatullah, 2008).
2. Forgiveness
Forgiveness merupakan kemampuan seseorang untuk menurunkan atau
menghilangkan perasaan dan penilaian negatif terhadap sesuatu yang telah
menyakitinya sehingga merubah respon seseorang terhadap pelaku, peristiwa, dan

11
akibat dari peristiwa tersebut diubah dari negatif menjadi netral atau positif, serta
membuat seseorang menjadi lebih nyaman berada di lingkungannya. Kemampuan
ini memicu keadaan baik dalam pikiran sehingga membuat seseorang menjadi lebih
percaya diri, lebih mampu mengendalikan serta mampu berfikir positif, dan
akhirnya dapat mengurangi ketegangan-ketegangan yang dialami seseorang dalam
lingkungan kerja. Ketegangan-ketegangan inilah yang dapat menjadi stresor hingga
menyebabkan seseorang mengalami stres kerja.
3. Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan salah satu metode yang terbukti dan sangat efektif
untuk mengatasi stres. Memang ada beberapa metode yang selain hipnoterapi yang
digunakan untuk mengatasi stres tapi kurang efektif dan butuh waktu yang lama
untuk bisa merasakan perubahan yang signifikan. Kurang efektif karena metode
yang lain tidak menyentuh akan permasalahan dan hanya bermain di level pikiran
sadar. Padahal sumber stres pada seseorang itu tersimpan di pikiran bawah sadar
(Zain, 2011). Hipnoterapi adalah seni untuk melepaskan dan menenangkan emosi
dan perasaan yang menggelisahkan. Dua alat hipnoterapi yang hebat adalah:
visualisasi kreatif dan skrip hipnosis. Hipnosis dalam pengobatan barat telah
mengalami beberapa transformasi dalam definisi dan pengertian. Sebuah definisi
baru tentang hipnosis, yang berasal dari psikologi akademis, diberikan pada tahun
2005, ketika Society for Psychological Hypnosis, Divisi 30 American
Psychological Association (APA) (Khare, Shruti).
4. Strategi Koping
Penggunaan dan pemilihan starategi koping oleh perawat Intensive Care
Unit, dapat berupa strategi koping yang berorientasi pada masalah (problem-
focused coping) meliputi tindakan dan usaha segera untuk mengatasi ancaman pada
dirinya, contoh: negosiasi, konfrontasi dan meminta nasehat kepada atasan ataupun
teman. Menurut Kozier (2004), Strategi koping yang lain berorientasi pada emosi
(emotion-focus koping) meliputi ide dan gagasan untuk mengurangi distress
emosional, contohnya: penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti denial,

12
supresi atau proyeksi mekanisme koping yang berfokus pada emosi tidak
memperbaiki situasi tetapi seseorang sering merasa lebih baik.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stres merupakan kondisi ketika individu berada dalam situasi yang penuh
tekanan atau ketika individu merasa tidak sanggup mengatasi tuntutan yang di
hadapinya. Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat
merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Cary
Cooper dan Alison Straw mengemukakan gejala stres dapat berupa tanda-tanda
berikut ini : Fisik, yaitu nafas memburu, Perilaku, yaitu perasaan bingung, dan Watak
dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati yang berlebihan.

Ciri-ciri stres yang baik diantaranya mengahadapi sesuatu dengan penuh


harapan untuk melawan rasa takut dalam diri dan memiliki jadwal yang sangat padat,
tetapi didalam sela-sela jadwal yang padat itu adaaktivitas yang sangat diharapkandan
sangat dinikmati. Ciri-ciri stres yang jahat diantaranya menghadapi segala sesuatu
dengan perasan takut, resah, gelisah dan khawatir dan emiliki jadwal yang sangat
padat, tetapi tak ada satupun yang dapat Anda nikmati dan mau tidak mau, harus
Anda penuhi kewajiban itu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi stress diantaranya efikasi diri, dukungan


social keluarga, dan pola tidur. Macam-macam stress terbagi 2 yaitu stress kerja dan
stress akademik. Dampak dari stress diantaranya dapat menyebabkan kenaikan
tekanan darah atau hipertensi dan andropause. Adapun cara menangani stress yaitu
dengan terapi music, forgiveness, hipnoterapi dan strategi koping.

3.2 Saran

Setelah kita tahu lebih banyak tentang stres, semoga bisa membantu kita semua
untuk dapat menghadapi setiap stres yang kita alami dengan bijaksana. Perlu adanya

14
dukungan dan perhatian dari keluarga ataupun teman karena diharapkan dengan
adanya kedua hal tersebut dapat membantu dalam mengurangi stres yang dialami.
Dan cara lain yang dapat mengurangi stress kita terapkan di kegiatan kita sehari-hari
yaitu dengan strategi koping yang baik dan sikap forgiveness.

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Selamat sore. Salam sehat untuk kita semua

Terimakasih untuk kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Meskipun saya
bukan dokter, ahli gizi, atau petugas kesehatan, saya hanya ingin mengingatkan
bahwa kesehatan kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi. Oleh karena
itu, kita harus sangat berhati-hati saat memilih makanan dan minuman yang akan kita
konsumsi.

15
Bagi anda pecinta minuman ringan atau minuman bersoda, kenyataan yang satu ini
bisa membuat anda berubah drastis untuk harus membenci minuman nikmat yang
satu ini. Sekarang ini, banyak sekali minuman ringan yang beredar dipasaran. Mereka
hadir dalam kemasan, warna, rasa, dan merk yang berbeda. Namun, taukah anda jika
minuman menarik ini hampir tidak punya sisi positif untuk kesehatan kita? Soda,
dalam minuman ringan, tidak mempunyai sedikitpun nilai gizi atau nutrisi. Semua
yang terkandung di dalamnya hanyalah gula, kafein dan kalori dalam jumlah yang
berlebih. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihar di sekililing anda. Orang-orang
pecinta soda, pasti mempunyai berat badan berlebih atau obesitas.

Hadirin yang berbahagia, perlu kita ketahui bahwa soda dalam minuman ringan
bersifat diuretik. Soda akan meningkatkan produksi urin dan membuat kita sering
buang air kecil. Jika hal ini tidak diimbangi dengan menkonsumsi banyak air, kita
akan mengalami dehidrasi. Minuman soda yang mengandung asam fosfor ini
memang akan mengahsilkan sensasi segar saat kita meminumnya. Akan tertapi,
gelembung-gelembung udara yang ada di dalamnya, semakin lama akan
menggerogoti tulang sehingga menjadi rapuh. Pada tulang, akan terbentuk lubang
pori-pori yang akan mengakibatkan kita terserang radang sendi atau osteoporosis.
Selain itu, kandungan asam soda yang ada di dalamnya, juga akan merusak gigi kita.
Asam soda dan kadar gula yang tinggi akan merusak email gigi dan membuat gigi
lebih rentan terhadap kerusakan.

Hadirin sekalian yang saya hormati, jika anda pernah merasakan bergas dan mulas
atau masalah percernaan lain, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah minuman soda
yang anda minum. Hal ini dikarenakan minuman soda bisa menyebabkan erosi pada
lapisan lambung. Di samping itu, kandungan natrium yang ada pada soda juga tidak
baik untuk kesehatan jantung kita. Bukti penelitian juga menunjukkan bahwa soda

16
bisa menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Mengkonsumsi soda secra terus
menerus juga akan menybabkan diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh terlalu
tingginya kadar gula yang ada pada soda. Efek kafein yang ada di dalamnya juga
akan menimbulkan masalah insomnia, detak jantung yang tidak beraturan, dan
tekanan darah tinggi. Bagi ibu hamil, soda bahkan bisa membunuh janin yang anada
kandung.

Hadirin yang berbahagia, saat kita tau ternyata soda itu berbahaya bagi kesehatan,
sebaiknya kita berusaha mengurangi atau tidak mengkonsumsi soda sama sekali. Hal
ini mungkin sulit, tapi tidak ada yang tidak mungkin. Kita bisa mengurangi konsumsi
soda secara bertahap, baik itu mengurangi ukuran atau intensitas waktu meminum
soda. Jika kita ingin minum soda, campurkan banyak es batu di dalamnya, sehingga
kadar soda akan berkurang.

Dengan cara ini, jumlah air yang kita minum lebih banyak daripada soda. Selain itu,
kita bisa mengganti minuman soda dengan minuman sehat lainnya. Banyak sekali
minuman sehat yang bisa kita pilih, seperti just buah, susu kedelai, air putih, atau
susu rendah lemak. Setelah kita memutuskan untuk berhenti minum soda, mungkin
akan ada efek kecanduan kafein yang kita rasakan, seperti sakit kepala. Untuk
mengurangi gejala ini, kita bisa minum secangkir the hijau setiap pagi.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Ada kurang dan lebihnya saya minta maaf.
Terimakasih. Tetap sehat dan tetap semangat.

Akhir kata, wabilahi taufik walhidayah

17
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

18

Anda mungkin juga menyukai