TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi
Secara garis besar ada empat pandangan mengenai stres, yaitu: stres
merupakan stimulus, stres merupakan respon, stres merupakan interaksi
antara individu dengan lingkungan, dan stress sebagai hubungan antara
individu dengan stressor.
1. Stres Sebagai Stimulus
Menurut konsepsi ini stres merupakan stimulus yang ada dalam lingkungan
(environment). Individu mengalami stres bila dirinya menjadi bagian dari
lingkungan tersebut. Dalam konsep ini stres merupakan variable bebas
sedangkan individu merupakan variabel terikat. Secara visual konsepsi ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi
atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus
listrik.
Gejala-gejala lain yang dapat dilihat dari orang yang sedang mengalami
stres antara lain:
a. Cemas
b. Depresi
c. Makan berlebihan
d. Berpikiran negatif
e. Tidur berlebihan
f. Diare
g. Konstipasi
h. Kelelahan yang terus menerus
i. Sakit kepala
j. Kehilangan nafsu makan
k. Marah
l. Tegang
m. Mudah tersinggung
n. Jantung berdebar-debar
o. Sesak nafas
Sumber stres
Sumber stres atau penyebab stres dikenali sebagai stresor, antara
penyebabnya adalah fisik, psikogis, dan sosial.
1. Stresor fisik berasal dari luar diri individu seperti suara, polusi,radiasi,
suhu udara, makanan, zat kimia, trauma, dan latihan fisik yang terpaksa
2. Stresor psikologis berasal dari tekanan dari dalam diri individu biasanya
yang bersifat negatif seperti frustasi, kecemasan, rasa bersalah, kwatir
berlebihan, marah, benci, cemburu,rasa kasihan pada diri sendiri, serta
rasa rendah diri
3. Stresor sosial berasal dari tekanan dari luar disebabkan oleh interaksi
individu dengan lingkunganya. Banyak stresor sosial yang bersifat
traumatik yang tak dapat dihindari seperti kehilangan orang yang
dicintai, kehilagan pekerjaan, perceraian, masalah keuangan, pindah
rumah.
Mekanisme stres
Empat hal yang mempengaruhi mekansime respon stres:
1. Kontrol : keyakinan bahwa seseorang memiliki kontrol terhadap stresor yang
mengurangi intensitas respon stres
2. Prediktabilitas : stresor yang dapat diprediksi menimbulkan respon stres yang
tidak begitu berat dibandingkan stresor yang tidak dapat diprediksi.
3. Persepsi : pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat ini
dapat meningatkan atau menurunkan intensitas respon stres.
Fisiologi stres
Ketika tubuh terpapar dengan suatu keadaan yang dianggap mengancam (
stresor) oleh korteks serebri, maka akan terjadi suatu respon ( stres) untuk
menghadapinya. Respon stres berupa saraf dan hormon yang melakukan tindakan-
tindakan pertahanan terhadap kondisi yang mengancam tersebut. Respon stres
tersebut berkaitan erat dengan dua sistem pada tubuh yaitu Sympathetic
Adrenomedullary ( SAM) System dan Hypothalamic Pituitary Adrenocortical (
HPA) yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh.
Respon yang paling awal adalah peningkatan aktivitas SAM atau respon fight
or flight. Peningkatan aktivitas simpatis ini akan menstimulasi bagian medula
kelenjar adrenal sehingga terjadi pelepasan katekolamin seperti epinefrin dan
norepinefrin. Peningkatan aktivitas simpatis ini pada akhirnya dapat memicu
peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, peningkatan saliva,
konstriksi pembuluh darah perifer, dan sebagainya.
Paparan suatu stresor tidak hanya meningkatkan SAM tetapi juga mengaktivasi
HPA axis. Hipotalamus akan mengeluarkan corticotropin releasing factor (CRF).
CRF akan menstimulasi kelenjar pituitari untuk mengeluarkan adrenocorticotropic
hormone (ACTH). Pengeluaran ACTH akan memicu korteks kelenjar adrenal untuk
mengeluarkan glukokortikoid terutama kortisol. Kortisol berperan dalam konversi
simpanan karbohidrat dan menurunkan inflamasi ketika ada perlukaan. Kortisol
juga membantu tubuh untuk mempertahankan diri saat terjadi stres.
ACTH juga berperan untuk menahan stres dengan cara mempermudah proses
belajar tubuh tentang suatu stresor dan membantu tubuh mempelajari perilaku yang
sesuai. ACTH akan mempermudah tubuh menghadapi stresor yang sama pada masa
yang akan datang.
(2) cara yang berorientasi pada pembelaan ego atau ego defence mechan
cara yang berorientasi pada pembelaan ego dilakuakn secara tidak sadar
(bahwa itu keliru), tidak realistis, dan tidak rasional. Cara kedua ini dapat
dilakukan dengan : fantasi, rasionalisasi, identifikasi, represi, regresi,
proyeksi, penyusunan reaksi (reaction formation), sublimasi, kompensasi,
salah pindah (displacement).