Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN PUSTAKA

1.Hipertensi

a. defenisi

tekanan darah adalah tekanan yang timbul ketika darah didorong paksa mengenai
dinding arteri.terdapat dua jenis pengukuran tekanan darah,yaitu tekanan darah sistolik
dan tekanan darah diastolik.(JNC 7 2003)

hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah,terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (sustrani 2006).

b.epidemiologi

di dunia angka kejadian tekanan darah tinggi pada tahun 2008 adalah 40% di asia

tenggara,angka kematianya 9,4 % pada tahu 2004.(WHO 2013;WHO 2011)

Tabel 1 Epidemiologi Tekanan Darah Tinggi di dunia

No Nama Lokasi Tahun Angka kejadian Angka


penullis kematian
1 WHO Dunia 2008 40%
2 WHO Asia tenggara 2004 9,4 %(1,5 juta)

Di indonesia,angka kejadian tekanan darah tinggi pada tahun 2013 adalah 26,5%
mengalami penurunan dari tahun 2007. sedangkan di Sulawesi tengah sekitar 28,7%
angka kejadian pada tahun 2013.(Kemenkes RI,2007;Kemenkes RI 2013)
Tabel 2.Epidemilogi Tekanan Darah Tinggi di Indoneia

No Nama Lokasi Tahun Angka kejadian Angka


penuis kematian
1 WHO Indonesia 2008 32%
2 KEMENKES Indonesia 2007 31,7% Usia ≥ 18
RI tahun
3 KEMENKES Indonesia 2013 26,5% Usia ≥ 18
RI tahun
4 KEMENKES Sulawesi 2007 36,6% Usia ≥ 18
RI tengah tahun
5 KEMENKES Sulawesi 2013 28,7% Usia ≥ 18
RI tengah tahun

c.penyebab hipertensi

penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi esensial (primer)
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya da ada kemungkinan karena
faktor keturunan atau genetik (90%). ( M.adib 2009 )

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi akibat dari adanya penyakit lain.faktor ini
juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik.faktor
makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak ( obesitas),konsumsi
garam dapur yang tinggi,merokok,minum alkohol. (M.adib 2009)

Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua,maka kemungkinan


menderita hipertensi menjadi lebih besar.faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya
hipertensi antara lain stress,kegemukan (obesitas),pola makan,merokok. (M.adib 2009)
d.klasifikasi

tabel 3 klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7

Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160 ≥100

Table 4 klasifikasi tekanan darah menurut The British Hypertension Society

Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic


(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Grade 1 ( ringan ) 140-159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160-179 100-109
Grade 3 ( parah ) >180 >110

e.faktor resiko

1.faktor resiko yang tidak dapat diubah/ yang tidak dapat di kontrol

11.umur

dengan bertambahnya umur,risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga


prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan
kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun (nurkhalida,2003).sedangkan remaja
dengan usia 13-18 tahun yang mempunyai riwayat hipertensi esensial,parenkim
ginjal,gangguan endokrin seperti sindrom cushing,sindrom adrenogenital,dan
hyperplasia adrenal kongenital dapat beresiko terkena hipertensi di usia remajayang
dapat berlanjut hingga usia dewasa

faktor resiko hipertensi dibedakan menjadi faktor yang tidak dapat diubah (yang tidak
dapat dikontrol ) antara lain umur,jenis kelamin,riwayat keluarga.selain itu,faktor yang
dapat diubah (dikontrol) antara lain kebiasaan merokok,konsumsi
natrium/garam,konsumsi lemak jenuh,kebiasaan konsumsi minuman
beralkohol,obesitas,olahraga,stress (saing,2005)

1.2 .jenis kelamin

ditinjau dari perbandingan antara pria dan wanita,para ahli berpendapat bahwa pria
lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29
mmHg untuk peningkatan darah sistolik (nurkhalida 2003).tekanan darah remaja laki-
laki lebih tinggi dibanding wanita(sianiko dkk 1989).

1.3 riwayat keluarga

remaja yang berasal dari keluarga dengan riwayat hipertensi,mempunyai resiko


yang lebih besar untuk menderita hipertensi dibanding dengan keluarga tanpa riwayat
hipertensi.jika kedua orang tua hipertensi,maka angka kejadian hipertensi pada
keturunannya meningkat 4 sampai 15 kali dibanding bila kedua orang tua adalah
normotensi.bila kedua orang tua menderita hipertensi esensial,maka 44,8% anaknya
akan menderita hipertensi.jika hanya salah satu orang tua hipertensi maka12,8%
keturunannya akan mengalami hipertensi (saing,2005)

2.faktor resiko yang dapat di kontrol

2.1 kebiasaan merokok

Merokok salah satu penyebab terjadinya hipertensi.zat yang terkandung di dalam


rokok seperti nikotin dan karbon monoksida dapat merusak lapisan endotel pembuluh
darah arteri sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis dan hipertensi
(nurkhalida,2003)
2.2 konsumsi natrium /garam

Peran natrium dalam terjadinya hipertensi karena ketidakmampuan mengeluarkan


natrium secara efisien baik yang diturunkan atau didapat.ada yang berpendapat bahwa
terdapat hormone natriuretik yang menghambat aktifitas sel pompa natrium ( ATPase
natrium kalium) dan mempunyai efek penekanan.(gray, 2005)

2.3 kebiasaan konsumsi minuman beralkohol

Konsumsi alkohol terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko
komplikasi kardiovaskuler.panduan terbaru di inggris menyarankan agar pria dengan
tekanan darah tinggi membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 21 unit per minggu (
sekitar 10 pint bir berkadar alkohol sedang atau ringan per minggu) dan wanita tidak
lebih dari 14 unit per minggu ( palmer & Williams 2007)

2.4 obesitas

Berkaitan dengan tekanan darah secara umum semakin tinggi berat badan semakin
tinggi pula tekanan darah.obesitas atau kegemukan yang dihitung berdasarkan indeks
masaa tubuh (IMT )>25 kg juga merupakan salah satu faktor resiko timbulnya hipertensi
( palmer & Williams 2007 )

2.5 olahraga

Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan darah
tinggi.olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi.tidak melakukan
olahraga atau aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan berat badan dan dapat
menyebabkan obesitas sehingga dapat menaikkan tekanan darah (palmer &
Williams,2007)

f.gejala klinik
H.komplikasi

1.stroke

Hipertensi dianggap sebagai faktor resiko utama stroke.baik sistolik maupun


diastolik terbukti berpengaruh terhadap stroke.ditemukan bahwa penderita dengan
tekanan diastolik diatas 95mmHg mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
terjadinya infark otak dibanding dengan tekanan diastolic kurang dari 80mmHg.
sedangkan kenaikan sistolik lebih dari 180 mmHg memiliki tiga kali terserang stroke
iskemik dibandingkan dengan mereka yang bertekanan darah kurang 140 mmHg,akan
tetapi pada penderita usia 65 tahun risiki stroke hanya 1,5 kali dari pada normotensi
( bustan,2000).

2.kerusakan pada ginjal

Hipertensi merupakan tanda dan gejala awal dari gagal ginjal kronik.mekanisme
prosedur terjadinya gagal ginjal kronik dan hipertensi karena banyak faktor seperti
penurunan volume pembuluh darah,menurunnya tingkat renal vasodilator
prostaglandins,peningkatan resistensi pembuluh darah peripher,dan menurunnya
aktivitas system renin-angiotensin-aldosteron (porth, 2011).

3.penyakit jantung koroner dan arteri

Ketika usia bertambah lanjut,seluruh pembuluh darah di tubuh akan semkin keras
terutama di jantung,otak,dan ginjal (sustrani, 2006). tekanan darah tinggi adalah faktor
utama yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.tekanan darah tinggi juga
mengubah aliran darah di arteri menjadi lebih turbulen ( palmer & Williams, 2007)

4.gangguan pada mata

Hipertensi dapat mempersempit dan menyumbat arteri di mata,sehingga


menyebabkan kerusakan pada retina ( palmer & Williams,2007). Hipertensi juga dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,sehingga menyebabkan mata
menjadi kabur dan buta ( sustran, 2006).
I.Penatalaksanaan

1.farmakologis

Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu
diuretika,terutama jenis Thiazide atau Aldosterone Antagonis,Beta Blocker,Calcium
Chanel Blocker atau Calcium Antagonist,Angiotensin Converting Enzyme
inhibitor(ACEI) ,Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 Receptor Antagonist/Blocker(
ARB) (Yogiantoro,2006).

A.Diuretik

Obat-obatan jenis ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh ( melalui
kencing).dengan demikian,volume cairan dalam tubuh berkurang sehingga daya pompa
jantung lebih ringan (dalimartha,et al,2008). menurut Haynes (2003), diuretik
menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi jumlah air dan garam di dalam
tubuh serta melonggarkan pembuluh darah.sehingga tekanan darah perlahan-lahan
mengalami penurunan karena hanya ada fluida yang sedikit didalam sirkulasi
dibandingkan dengan sebelum menggunakan diuretik.selain itu,jumlah garam di dinding
pembuluh darah menurun sehingga menyebabkan pembuluh darah membesar.kondisi
ini membantu tekanan darah menjadi normal kembali.

b.penghambat adrenergic ( B-Bloker)

mekanisme kerja anti hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung.jenis beta blocker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial ( lenny,2008).

c.vasodilator

agen vasodilator bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot
pembuluh darah (Wikipedia, 2008).contoh yang termasuk obat jenis vasodilator adalah
prasosin dan hidralasin.kemungkinan yang akan terjadi akibat pemberian obat ini
adalah sakit kepala dan pusing ( dalimartha,et al,2008).

Anda mungkin juga menyukai