Anda di halaman 1dari 5

Emosi, Stres dan Adaptasi

A.EMOSI
1. Pengertian Emosi
a. Maramis, menjelaskan bahwa emosi merupakan manifestasi perasaan atau
afek ke luar dan biasanya berlangsung sebentar. bisanya perasaan marah,
takut dan bosan.
b. Bimo Walgito, menyebutkan emosi adalah suatu keadaan perasaan yang telah
melampaui batas, sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya
mungkin terganggu. gejala kejasmanian yang tampak adalah muka pucat dan
jantung berdebar-debar.

2. Komponen Emosi

a. Reaksi tubuh internal misalnya bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar;
b. Keyakinan/ penilaian kognitif, misalnya gembira diterima disalah satu perguruan
tinggi ternama
c. Ekspresi wajah, apabila benci pada seseorang dg mengerutkan dahi atau
kelopak mata menutup
c. Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi gembira hingga
meneteskan air mata.
3. Bentuk Emosi
Bentuk emosi bisa perasaan marah, cemas, takut, sedih, senang, dan sebagainya.
Reaksi yang terjadi:
a. Perubahan sebagian fungsi fisiologi, seperti denyut jantung menjadi lebih cepat,
tekanan darah meningkat atau menurun, dan frekuensi pernafasan bertambah
cepat.
b. Perubahan fisik bentuk ekspresi, seperti perubahan mimik, perubahan dalam
bentuk anggota badan dan nada suara.
c. Perubahan fungsi psikis daya pikirnya terhenti dan tidak berfungsi.
4. Perkembangan Emosi
a. Pada saat bayi, merasakan kesenangan terhadap benda maupun orang

1
b. Bulan ketiga, kesenangan terhadap lingkungan menjadi emosi nyaman tapi
kadang timbul suatu keadaan yang mencemaskan dirinya.
c. Bulan keenam, emosi cemas berkembang jadi emosi takut, marah, dan jijik.
d. Bulan ke-12 (1 tahun), emosi nyaman berkembang jadi emosi sayang.
e. Bulan ke-18, emosi berkembang menjadi emosi sayang pada orang dewasa
dan anak-anak serta dari emosi cemas menjadi emosi iri hati.
f. Umur dua tahun, dari emosi nyaman menjadi emosi riang. Dengan demikian
anak usia dua tahun telah dapat mengalami emosi-emosi, seperti, takut, jijik,
marah, iri hati, cemas, kesenangan, nyaman, riang, bangga, sayang kepada
orang dewasa, dan kepada anak-anak. Selanjutnya, berkembang menuju
kematangan, diperkaya dengan berbagai pengalaman emosi pribadi dalam
interaksi sosial.

B.STRESS
1. Pengertian Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya
atau sulit. Stress membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang
berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres adalah reaksi atau respons
psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan).
2. Tiga jenis sumber stres terjadi pada kehidupan individu :
a. Berasal dari individu (melalui adanya penyakit menyebabkan tekanan biologis
dan psikologis sehingga menimbulkan stress).
b. Berasal dari keluarga, melalui perilaku, kebutuhan dan kepribadian dari
masing- masing anggota keluarga, berdampak pada anggota keluarga lainnya.
c. Berasal dari komunitas dan masyarakat, hubungan manusia dengan
lingkungan luar munculnya sumber- sumber stres. Misalnya: stress dirasakan
anak sekolah akibat adanya kompetisi- kompetisi dalam hal seperti olah raga.
3. Faktor Penyebab Stress
a. Stressor fisik biologis factor penyebabnya adalah : penyakit yang sulit
disembuhkan, cacat fisik atau salah satu anggota tubuh kurang berfungsi wajah

2
yang tidak cantik atau ganteng dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal
(seperti terlalu kecil, kurus, pendek, atau gemuk).

b. Stressor psikologis ditandai dengan negative thinking/ berburuk sangka, frustasi


(kekecewaan karena gagal dalam memperoleh sesuatu yang diinginkan), iri hati
atau dendam, sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan
keinginan di luar kemampuan.
c. Iklim lingkungan, seperti maraknya kriminalitas (pencurian, perampokan, dan
pembunuhan), tawuran antar kelompok (pelajar, mahasiswa, atau warga
masyarakat), harga kebutuhan pokok yang mahal, kurang tersedia fasilitas air
bersih yang memadai, kemarau panjang, udara sangat panas/ dingin, suara
bising, polusi udara, lingkungan yang kotor, (bau sampah di mana-mana) atau
kondisi perumahan buruk, kemacetan lalu lintas, bertempat tinggal di daerah
banjir / longsor, serta kehidupan politik dan ekonomi yang tidak stabil.
4. Bentuk-Bentuk Stres
a. Reaksi dan Respon Tubuh terhadap Stres sehingga terlampau besarnya
stres menghabiskan sumber-sumber adaptif menyebabkan kelelahan,
beragam masalah kesehatan, dan bahkan akibat yang fatal.
1) Respon Fisik
 Perubahan warna rambut yang semula hitam pekat, kecoklat serta
beruban sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.
 Ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau membaca tidak
jelas karena kabur. Hal ini disebabkan karena otot-otot bolamata
mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus
lensa mata.
 Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).
 Wajah seseorang yang stres nampak tegang, dahi berkerut, mimic
serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum/tertawa.
 Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum.
 Reaksi kulit dari sebahagian tubuh terasa panas, dingin atau keringat
berlebihan.

3
 Pernafasan terasa berat dan sesak sebab terjadi penyempitan saluran
pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga dada.
 Sistem Kardiovaskuler dan pembuluh darah terganggu faalnya.
 Sistem Pencernaan sistem Perkemihan tergangu
 Sistem Otot dan tulang menjelma dalam bentuk keluhan.
 Sistem Endokrin (hormonal) kadar gula yang meninggi
2) Respon Psikologis
Psikologis mempengaruhi fungsi fisik dapat mempengaruhi fungsi mental.
 Daya pikir, bepikir, mengingat dan konsentrasi menurun. Orang menjadi
pelupa dan seringkali mengeluh sakit kepala pusing.

5. Tingkatan Stress
a. Tingkatan stres awal. Pada fase ini, bagian otak dihipotalamus akan menerima
sinyal peringatan, kemudian melepaskan hormon glukokortikoid yang memicu
pelepasan hormon stres, kortisol dan adrenalin ingga pada tahap ini akan
mengalami percepatan detak jantung dan peningkatan tekanan darah.
b. Tingkatan stres menengah. Fase fase ini tubuh akan terus
memproduksi hormon stres karena masalah tidak kunjung selesai, kemudian
mudah tersinggung serta kesulitan untuk berkonsentrasi.
c. Tingkatan stres berat, fase kelelahan terjadi secara terus-menerus membuat
energi tubuh habis dan tidak ada lagi benteng yang bisa menghadapi rasa
stress, mudah lelah dan depresi, hingga gelisah.
6. Pengelolaan Stress
Dukungan sosial dalam pengelolaan Stress yaitu:
a. Emotional support, meliputi pemberian curahan kasih sayang, perhatian,
dan kepedulian.
b. Appraisal support, bantuan orang untuk menilai dan mengembangkan
kesadaran akan masalah yang dihadapi, termasuk usaha mengklarifikasi
hakikat masalah tersebut dan memberikan umpan balik tentang hikmah
dibalik masalah tersebut.

4
c. Informational support, meliputi nasihat dan diskusi bagaimana mengatasi
atau memecahkan masalah.
d. Instrumental support, bantuan material ke biro layanan sosial.

C. ADAPTASI
1. Pengertian Adaptasi menurut W.A Gerungan adalah mengubah diri sesuai
dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplasti) atau mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan/keinginan diri sifatnya aktif (alloplasti).
Adaptasi merupakan suatu cara untuk mengatasi tekanan dari lingkungan
sekitar agar tetap menjaga keseimbangan tubuhnya. Adaptasi adalah suatu
upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan
refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan
idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi
2. Tujuan Adaptasi
Secara umum tujuan adaptasi adalah agar individu mampu menghadapi
tuntutan keadaan secara sadar, realistik, objektif, dan rasional.
3. Manfaat Adaptasi
Agar makhluk hidup tetap bisa hidup walau lingkungannya berubah.
Adaptasi memungkinkan makhluk hidup bertahan dari kondisi baru lingkungan
(kondisi geografis), juga bereproduksi. Adaptasi menjadi salah satu
hal penting bagi setiap indivudu karena dengan beradaptasi seorang individu
dapat menyesuaikan diri dan belajar menempatkan diri diantara individu-
individu yang lain maupun kelompok masyarakat lainnya, agar ia dapat
bertahan hidup

Anda mungkin juga menyukai