ADAPTASI
Syarifah Lubbna, S.Kep.,Ns.,M.PallC
Tujuan Pembelajaran
Pengertian emosi
Emosi dan gejala kejasmanian
Komponen emosi
Rangsangan dan emosi
Teori emosi
Jenis gangguan afek dan emosi
Sakit mental karena gangguan emosi
Stres adaptasi
Mekanisme pertahanan ego
EMOSI
Pengertian Emosi
SIMPULAN
Emosi = manifestasi perasaan yang disertai gejala fisiologis karena ada peristiwa
yang menimpanya; gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian
Emosi dan Gejala Kejasmanian
Syarat mutlak tergeraknya emosi adalah adanya rangsangan (eksternal & internal)
Proses emosi tidak terlepas dari kognisi dan sensasi panca indera. Jika ada
rangsangan dari luar dan mendapatkan sebuah informasi maka akan masuk ke kognisi
yang akan dipresepsikan. Rangsangan dari dalam misalnya kondisi hormon tertentu/
stimulus dari fisik.
Rangsangan dari luar atau dalam kemudian masuk ke panca indera terlebih dahulu
kemudian ditafsirkan dan direspons secara fisiologis maupun motorik
Contohnya:
Efek sorakan penonton yang bernada mengejek akan memberikan pengaruh
psikologis yang berbeda-beda pada seorang olahragawan. Mungkin ia akan mudah
tersinggung, marah-marah, kesal, dan tidak bisa berfikir lagi dengan tenang.
Akhirnya tindakan-tindakannya didominasi oleh emosi kemarahannya daripada oleh
pertimbagan-pertimbangan akalnya.
Faktor yang Mempengaruhi Afek dan
Emosi
Pola asuh orang tua
Pengalaman traumatic
Tempramen
Jenis kelamin
Usia
Perubahan jasmani
Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Perubahan pandangan luar
Perubahan interaksi dengan sekolah
Perkembangan Reaksi Emosi
DEPRESI / MELANKOLIS
Ciri psikologis: sedih, susah, murung, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak
ada harapan, putus asa, dan menyesali yang patologis
Ciri somatik: anoreksia, konstipasi, kulit dingin, tekanan darah post op
menurun
KECEMASAN / ANSIETAS
Ciri psikologis: khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tidak aman, takut, dll
Ciri somatik: palpitasi, keringat dingin pada telapak, Tekannan darah
meninggi, peristaltic bertambah.
Ansietas dapat berupa: kecemasan mengambang, agitasi, panic, euphoria,
anhedonia sakif, kesepian, dangkal,apatis, amarah
Sakit Mental karena Gangguan Emosi
NEUROSIS CEMAS
Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu, tidak ada kaitannya
dengan benda/ keadaan. Gejalanya:
- Somatik: napas sesak, dada tertekan, kepala seperti mengambang, linu,
mudah lelah, keringat dingin, palpitasi
- Psikologik: perasaan waswas, khawatir, bicara cepat terputus-putus
NEUROSIS HISTERIK
Fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki. Gejalanya: kelumpuhan
pada ekstremitas, kejang-kejang, anestesia, tuli, buta, stupor, twilight state
NEUROSIS FOBIK
Adanya perasaan takut yang berlebihan terhadap benda atau keadaan, yang
oleh individu desadari bukan sebagai ancaman
NEUROSIS DEPRESI
Gangguan perasan dengan ciri-ciri semangat berkurang, rasa harga diri
rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan. Gejalanya:
- somatik: perasaan tak senang, tak bersemangat, lelah, apatis, dan bicara
pelan.
Psikologik: pendiam, rasa sedih, pesimistik, putus asa, malas bergaul dan
frekuensi bekerja berkurang, tidak mampu mengambil keputusan, mudah
lupa, dan timbul pikiran untuk bunuh diri
STRES
Pengertian Stres
SIMPULAN
Stres = reaksi tubuh terhadap situasi yang dapat menimbulkan tekanan,
perubahan, ketegangan emosi, dll.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Stres
Tahap pertama (paling ringan): stres disertai perasaan nafsu bekerja yang
besar & berlebihan; mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa
memperhitungkan tenaga yang dimiliki
Tahap kedua: stres disertai keluhan, seperti bangun pagi badan tidak segar,
letih, mudah lelah, tengkuk tegang, hal ini karena cadangan tenaga yang
tidak memadai
Tahap ketiga: stres dengan keluhan berlebih, defekasi tidak teratur, otot
semakin tegang, mudah marah, sensitive, insomnia, mau jatuh pingsan
Tahap keempat: stres dengan keluhan lebih besar lagi, seperti loyo seharian,
merasa jenuh saat bekerja, gangguan pola tidur, penurunan konsentrasi dan
daya ingat, menimbulkan ketakutan dan kecemasan
Tahap kelima: stres yang disertai dengan kelelahan fisik dan mental, tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan sederhana, gangguan pencernaan berat,
meningkatnya ketakutan dan kecemasan, panik
Tahap keenam: tahap puncakstres dengan tanda-tanda seperti rasa panik,
jantung berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, keringat dingin, pingsan
Dampak fisiologis Stres
ADAPTASI FISIOLOGIS
Dikontrol oleh medula oblongata, formasi retikuler, dan hipofisis
Sindrom adaptasi lokal (Local adaptation syndrome – LAS)
Cirinya:
Bersifat lokal: tidak melibatkan keseluruhan sistem tubuh
Bersifat adaptif: diperlukan stressor untuk menstimulasi
Bersifat jangka pendek: tidak berlangsung selamanya
Bersifat restoratif: membantu memperbaiki homeostasis again tubuh
tertentu
Sindrom adaptasi umum (General adaptation syndrome – GAS)
Proses adaptasi bersifat umum/ sistemik. Ada beberapa tahap:
TAHAP REAKSI ALARM: individu siap menghadapi stressor yang
akan masuk ke dalam tubuh
o Tanda: perubahan fisiologis pengeluaran hormon oleh
hipotalamus, menstimulus kel.adrenalin mengeluarkan hormon
adrenalin sehingga denyut jantung dan pernapasan cepat
o Hipotalamus melepaskan hormon ACTH, sehingga adrenal
meneluarkan kortikosteroid yang mempengaruhi berbagai fungsi
tubuh
o Mempersiapkan seseorang untuk “fight or flight”
TAHAP RESISTENSI
Tubuh mulai stabil, tingkat hormon, TD dan output jantung kembali normal
Individu berupaya beradaptasi dengan stressor
Jika stres dapat diselesaikan, tubuh memperbaiki kerusakan yg telah terjadi
TAHAP KELELAHAN
Terjadi kelelahan karena tubuh tidak mampu menanggung stres dan habisnya
energy yang diperlukan untuk beradaptasi
Tubuh tidak mampu melindungi dirinya sendiri menghadapi stressor
Regulasi fisiologis menurun
Stres berlanjut hingga kematian terjadi
ADAPTASI PSIKOLOGIS
MEKANISME KOPING:
Usaha dari kepribadian (ego) menyingkirkan & menciptakan mekanisme yang
bertujuan melenyapkan perasaan yg tidak menyenangkan, sehingga stimulus
yang diterima tidak menimbulkan gangguan yang lebih berat lagi
Terdiri dari 2: berorientasi pada tugas (task oriented) dan mekanisme
pertahanan diri (ego oriented)
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas
INTELEKTUALISASI SUBLIMASI
ketika sedang berada di fase Strategi yang positif
berusaha, seseorang akan
Individu ini memilih melampiaskan
menanggalkan seluruh emosi dan
emosi atau perasaannya pada
fokus pada fakta kuantitatif.
objek atau aktivitas yang lebih
Strategi ini bisa diterapkan kapan aman.
saja ketika dirasa perlu.
Contohnya, seorang atasan yang
Harapannya, dengan tidak marah terhadap perilaku
mencampurkan emosi maka bawahannya akan memilih
pekerjaan akan selesai dengan melampiaskan emosinya
tuntas dan optimal. dengan berolahraga, musik,
kesenian, dll
TEKNIK MANAJEMEN STRES
Mengatur diet & nutrisi
Istirahat & tidur
Olah raga teratur
Berhenti merokok
Menghindari minuman keras
Mengatur berat badan
Mengatur waktu
Terapi psikofarmaka
Terapi somatic
Psikoterapi
Terapi psikoreligius