Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Perasaan

Perasaan atau feeing dan emosi atau emotion adalah salah satu rumpun kegiatan atau abilitas
kejiwaan manusia dari perumpunan jiwa trikotomi jiwa- kognis , emosi dan konasi- dan slah satu abilitas
jiwa dari catur tomi jiwa- kognisi , emosi konasi dan atau psikomotor- dan salah satu dari trisakti jiwa
menurut Ki Hajar Dewantara- cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi, kehendak). Perasaan dan
emos itu merupakan salah satu dari 3 atau 4 kemampuan jiwa manusia. Perasaan dan emosi itu
merupakan salah satu faktor atau penyusun dari keinginan (desires) di samping factor motif. Faktor motif
menjelaskan mengapa manusia itu berbuat , atau apakah yang akan diperbuat oleh manusia? Sedangkan
pada perasaan dan emosi menjelaskan, keadaan internal apakah yang terdapat pada individu? Jadi
didalam problem keinginan itu terdapat dua problem yaitu satu problem motif dan dua problem perasaan
dan emosi. What is his ibternal states?
Motif suatu keingginan adalah tertujukan pada suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan yang
berlangsung. Perasaan dan emosi adalah keadaan temporer dari individu.
Pengertian Emosi
Emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk sehingga tidak ada satupun definisi yang dapat diterima
secara universal.
Emosi merupakan reaksi penilaian (positif dan negatif) yang kompleks dari sistem saraf seseorang dari
rangasangan dari luar atau dari dalam diri sendiri.
Definisi ini menggambarkan bahwa emosi diawali dengan adanya suatu rangsangan baik dari luar (situasi,
cuaca) maupun dari dalam diri kita (tekanan darah, lapar, ngantuk dan lain-lain) pada indera-indera kita.
Ciri Khas Perasaan
a.

Subjektif
Setiap orang memiliki selera perasaan yang berbeda beda

b.

Mudah Berubah
Apa yang kita benci hari ini, bisa menjadi kita sukai keesok hariannya.

c.

Mengandung Penilaian
Kita membandingkan perasaan-perasaan yang pernah kita rasa sebelumnya, sebelum kita menilai.Ini
menyenangkan atau tidak menyenangkan.

d.

Bekerja Berdasar Prinsip Kesenangan


Perasaan tidak memilih apa yang benar salah atau baik buruk. Ia hanya memilih berdasarkan prinsip
kesenangan.

Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Perasaan


a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.
Contoh:
Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan orang sehat.
Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.
b. Struktur kepribadian individu memengaruhi individu dalam mengalami suatu perasaan.
Contoh:
Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitif.
Individu yang berkepribadian extravert kebal terhadap perasaan.
Individu yang kepribadiannya mudah marah.
Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.
c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana hati, individu yang
sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan dibanding orang yang normal.
Komponen emosi ada 3, yaitu :
1.
Komponen kognitif : Subjektif antar individu
2.
Komponen fisiologis : Autonomic arousal ( Jika kita emosi, itu otak kita yang bekerja. Misalnya
saja dengan munculnya keringat dingin ketika sedang mengerjakan ujian karena soal ujiannya sulit dan
tidak bisa mengerjakannya )
3.
Komponen perilaku : Ekspresi wajah.
Emosi dan Gejala Kejasmanian
Emosi sebagai gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila individu mengalami
emosi, dalam diri individu itu akan terdapat perubahanperubahan dalam kejasmanian, misalnya
ketakutan maka gejala kejasmanian yang tampak adalah muka pucat, dan jantung berdebar-debar.
Komponen Emosi
Menurut Atkinson R.L., dkk, komponen emosi terdiri dari:
a. Respons atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem otomatik, misalnya bila marah
suara menjadi tinggi dan gemetar.
b. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif, misalnya saya
gembira sekali dapat diterima di Fakultas Kedokteran.
c. Ekspresi wajah-Apabila Anda merasa bend pada seseorang, mungkin akan mengerutkan dahi atau
kelopak mata menutup sedikit.
d. Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi atau gembira hingga meneteskan air
mata.
Teori teori Emosi
Ada dua pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu :
1.

Nativistik (emosi adalah bawaan)

2.

Empirik (emosi adalah hasil belajar atau pengalaman)

Teori Nativistik

Adalah bahwa ekspresiemsi pada dasarnya sama saja hewan dan manusia, anak kecil maupun dewasa.

Teori Empirik

Adalah mengutamakan antara yang berpusat diotak dengan rangsangan dari lingkungan melalui jaringan
syaraf pada tubuh manusia.
AFEK DAN EMOSI
Ak f'ek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh
pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung, dan pernapasan
bisa cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan kejasmanian.
Contoh :
Orang yang sedang marah, mengambil, melempar, clan membanting benda dari sekitarnya, disertai
mukanya merah, TD meningkat, dan gemetar.
Anak yang fidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan sampai pingsan, disertai muka
pucat dan keluar keringat dingin.
Jenis Gangguan Afek dan Emosi
Afek dan emosi biasanya dipakai secara bergantian, dengan aspek-aspek yang lain pada manusia (proses
berpikir, psikomotor, persepsi, ingatan) saling memengaruhi dan menentukan tingkat fungsi manusia itu
pada suatu waktu.
Jenis gangguan afek dan emosi
a. Depresi atau melankolis
Ciri-ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada
harapan, putus asa, dan penyesalan yang patologis.
Ciri-ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau dingin, TD dan Pols turun. Ada
depresi dengan penarikan diri dan agitasi atau kegelisahan.
b.K ecemasan (ansietas):
Ciri-ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, dan lekas terkeiut.
Ciri-ciri somatik, misalnya palpitasi (debaran jantung yang cepat/keras), keringat dingin pada telapak
tangan, TD meninggi, peristaltik bertambah.
Kecemasan dapat berupa:
Kecemasan yang mengambang (free floating anxiety)-Tidak ada hubungannya dengan pikiran.
Agitasi-Kecemasan yang disertai dengan kegelisahan motorik yang hebat.
Panik-Serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan, kebingungan, dan hiperaktivitas yang tidak
terorganisasi.
Eforia-Rasa riang, gembira, senang, dan bahagia yang berlebihan.
Anhedonia-Ketidakmampuan merasakan kesenangan.
Kesepian-Merasa dirinya ditinggalkan.
Kedangkalan-Kemiskinan afek dan emosi.
Afek dan emosi yang tak wajar (tak 'patut atau tak wajar)-Tertawa terkikih-kikih waktu wawancara.
Afek dan emosi yang labil-Tiba-tiba marah-marah atau menangis.
Variasi afek dan emosi sepanjang hari-Perubahan afek dan emosi mulai sejak pagi sampai malam hari,
misalnya pada psikosis-manik depresif, depresinya lebih keras pada pagi hari dan menjadi lebih ringan
pada sore hari.

Ambivalensi-Emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama-sama terhadap suatu objek, hal, atau
orang.
Apatis--Berkurangnya afek dan emosi terhadap semua hal dengan disertai rasa terpencil dan tidak
peduli. Dapat diartikan pula sebagai menurunnya kesadaran.
Amarah-Kemurkaan atau permusuhan, yang ditandai sifat agresif.
Sakit Mental karena Gangguan Emosi
Biasanya terkait dengan neurosis, yaitu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat
diselesaikannya suatu konflik tak sadar. Sakit mental karena gangguan emosi antara lain:
a. Neurosis cemas-Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Kecemasan tidak ada
kaitannya dengan benda atau keadaan, tetapi mengambang bebas.
Gejalanya: .
Faktor somatik, misalnya napas sesak, dada tertekan, kepala seperti mengambang,
linu, lekas
capek, keringat dingin, dan palpitasi.
Faktor psikologik, misalnya perasaan was-was, khawatir, dan bicara cepat
terputus-putus.
b. Neurosis histerik-Fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki. Gejalanya: Kelumpuhan pada
ekstremitas, kejang-kejang, anestesia, analgesia, tuli, buta, stupor, dan twilight state.
c. Neurosis fobik-Adanya perasaan takut yang.berlebihan terhadap benda atau keadaan, yang oleh
individu disadari bukan sebagai ancaman.
d. Neurosis depresi-Gangguan perasaan dengan ciri-ciri semangat berkurang, rasa harga diri rendah,
menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan. Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak
disadari.
Gejalanya:
Faktor somatik, misalnya perasaan tak senang, tak bersemangat, lelah, apatis, dan bicara pelan.
Faktor psikologik, misalnya pendiam, rasa sedih, pesimistik, putus asa, malas bergaul dan frekuensi
bekerja berkurang, tidak mampu mengambil keputusan, lekas lupa, dan timbul pikiran untuk bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai