Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara faktual, bahwasannya di dalam emosi terkandung perasaan yang
di miliki oleh setiap orang. Oleh karena itu pembicaraan tentang emosi dan
perasaan tidak pernah lepas dari unsur manusia. Dari beberapa pendapat
tentang emosi dan perasaan yang di kemukakan oleh para ahli pada
umumnya sepakat bahwa perasaan itu di artikan sebagai keadaan yang di
rasakan sedang terjadi dalam diri seseorang dan sedangkan emosi terjadi
hanya ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi dalam dirinya.
Pada dasarnya emosi dan perasaan itu keduanya relative sama.
Perasaan yang diartikan emosi adalah perasaan yang tidak terkait dengan
yang

dirasakan

fisik.

Sedangkan

menurut

seorang

peneliti

emosi

dari Australia National University, yakni, Anna Wierzbicka, tidak semua


budaya memiliki kata untuk emosi sebagaimana yang di konsepkan dalam
bahasa Inggris sedangkan kata yang bermakna perasaan (feeling) ada dalam
semua bahasa. Menurutnya, kata emosi lebih disukai karena kesannya lebih
objektif dan lebih ilmiah dari pada kata perasaan. Oleh sebab itu kata emosi
lebih luas digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perasaan dan emosi?
2. Bagaimana pengertian perasaan dan emosi?
3. Apa saja ciri-ciri perasaan?
4. Apa saja jenis-jenis perasaan?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi perasaan?
6. Apa yang di maksud dengan intensitas perasaan?
7. Apa yang di maksud dengan dimensi perasaan?
8. Apa yang di maksud dengan teori emosi?
9. Apa yang di maksud dengan perkembangan emosi?
10. Apa yang di maksud dengan komponen emosi?
11. Apa yang di maksud dengan rangsangan dan emosi?
12. Apa yang di maksud dengan gangguan afek dan emosi?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana perasaan dan emosi


2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian perasaan dan emosi
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri perasaan
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis perasaan
5. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perasaan
6. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan intensitas perasaan
7. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan dimensi perasaan
8. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan teori emosi
9. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan perkembangan emosi
10. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan komponen emosi
11. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan rangsangan dan emosi
12. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan gangguan afek dan emosi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perasaan dan Emosi
Perasaan atau feeing dan emosi atau emotion adalah salah satu rumpun
kegiatan atau abilitas kejiwaan manusia dari perumpunan jiwa trikotomi jiwakognis , emosi dan konasi- dan slah satu abilitas jiwa dari catur tomi jiwakognisi , emosi konasi dan atau psikomotor- dan salah satu dari trisakti jiwa
menurut Ki Hajar Dewantara- cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi,
2

kehendak). Perasaan dan emos itu merupakan salah satu dari 3 atau 4
kemampuan jiwa manusia. Perasaan dan emosi itu merupakan salah satu
faktor atau penyusun dari keinginan (desires) di samping factor motif
Motif suatu keingginan adalah tertujukan pada suatu tujuan yang ingin
dicapai oleh suatu kegiatan yang berlangsung. Perasaan dan emosi adalah
keadaan temporer dari individu
Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state)
yang ada pada inividu atau organisme pada sesuatu waktu. Misal seseorang
merasa sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain setelah
melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan
emosi disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu
sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh organisme.
Lalu apakah yang dimaksud dengan (feeling) atau (emotion) itu. Menurut
Chaplin (1972) perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari
persepsi sebagai akibat stimulus baik externel maupun internal. Mengenai
emosi, Chaplin berpendapat bahwa definisi mengenai emosi cukup bervariasi
yang dikemukakan oleh para ahli psikologi dari berbagai orientasi. Namun
demikian dapat dikemukakan atas general agreement bahwa emosi
merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat
yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan
perasaan yang kuat, karena itu emosi lebih intens daripada perasaan, dan
sering terjadi perubahan perilaku, hubungan dengan lingkungan kadangkadang terganggu.
Emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,
sehingga emosi berbeda dengan mood atau suasana hati pada umunya
berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama daripada emosi, tetapi
intensitasnya kurang apabila dibandingkan dengan emosi. Apabila seseorang
mengalami marah atau emosi, maka kemarahan tersebut tidak segera hilang
begitu saja, tapi masih terus berlangsung dalam jiwa seseorang ( ini yang
dimaksud dengan mood) yang akan berperan dalam diri orang yang
bersangkutan. Namun demikian ini juga perlu dibedakan dengan temperamen.

Temperamen adalah keadaaan psikis seseorang yang lebih permanen


daripada mood, karena itu temperamen lebih merupakan predisposisi yang ada
pada diri seseorang, dan karena itu temperamen lebih merupakan aspek
kepribadian seseorang apabila dibandingkan dengan mood.
B. Pengertian Perasaan dan Emosi
Perasaan atau dalam istilah lain disebut renjana adalah gejala psikis
yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan persepsi dan
dialami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai
derajat dan tingkatannya.
Menurut Maramis (1999), perasaan adalah nada perasaan menyenangkan
atau tidak, yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama serta
kurang disertai oleh komponen fisiologik.
Perasaan adalah sesuatu tentang keadaan jiwa manusia yang dihayati
secara senang atau tidak senang. Contoh:
1. Perasaan menyenangkan: senang, bangga, kasih saying, gembira, enak,
lezat, keindahan, dan ketenangan.
2. Perasaan tak menyenangkan: sedih, kecewa, sakit, gelisah, dan kacau.
Menurut Kartono K. (1996), perasaan atau renjana adalah reaksi rasa
dari segenap organisme psiko-fisik.
Menurut Abu Ahmadi (1983), perasaan adalah suatu keadaan kerohanian
atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang
dalam hubunga dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat
subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan
dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
Berlainan dengan berfikir, maka perasaan itu bersifat subyektif, banyak
dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Perasaan umumnya bersangkutan
dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati,
menanggap, menghayalkan, mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu.

Kendati pun demikian perasaan bukanlah hanya sekedar gejala tambahan


daripada fungsi pengenalan saja, melainkan adalah fungsi tersendiri.
Suatu keadaan dalam diri individu sebagai suatu akibat dari yang
dialaminya atau yang dipersepsinya. Ada beberapa sifat tertentu yang ada
padanya yaitu:
1. Pada umumnya perasaan berkaitan dengan persepsi, dan merupakan reaksi
terhadap stimulus yang mengenainya.
2. Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif apabila dibandingkan dengan
peristiwa psikis yang lain.
3. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang
sekalipun tingkatannya dapat berbeda-beda.
Menurut English and English, emosi adalah A complex feeling state
accompained by characteristic motor and glandular activies (suatu keadaan
yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris).
Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan
setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada
tingkatan lemah (dangkal) maupun pada tingkatan yang luas (mendalam)
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu
(khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang
mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan
perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya expresi kejasmanian,
sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami
emosi.
Namun demikian kadang kadang orang masih dapat mengontrol
keadaan dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar dengan
perubahan atau tanda-tanda kejasmanian tersebut. Hal ini berkaitan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Ekman dan Friesen (Carlson, 1987) adanya
tiga rules, yaitu :
1. Masking
Yaitu keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat
menutupi emosi yang dialaminya.
2. Modulation
5

Yaitu orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala


kejasmaniannya, tetapi hanya dapat mengurangi saja.
3. Simulation
Yaitu orang tidak mengalami sesuatu emosi, tetapi seolah-olah
mengalami emosi dengan menampakkan gejala kejasmanian.
C. Ciri-ciri Perasaan
Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam
menghadapi suatu keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi Ciri-ciri
perasaan adalah sebagai berikut :
1. Subjektif :Setiap orang memiliki selera perasaan yang berbeda beda
2. Mudah Berubah : Apa yang kita benci hari ini, bisa menjadi kita sukai
keesok hariannya.
3. Mengandung Penilaian : Kita membandingkan perasaan-perasaan yang
pernah kita rasa sebelumnya, sebelum kita menilai.Ini menyenangkan atau
tidak menyenangkan.
4. Bekerja Berdasar Prinsip Kesenangan : Perasaan tidak memilih apa yang
benar salah atau baik buruk. Ia hanya memilih berdasarkan prinsip
kesenangan.
5. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya
persepsi. Contoh: Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut
karena memikirkan atau mengingat trauma pada masa lalu, Perasaan
gembira saat mendapatkan hadiah yang diberikan oleh orang tua.
6. Perasaan sifatnya individual atau subjektif. Contoh: Pada saat menonton
suatu pertandingan sepak bola, ada yang gembira karena tim yang di
andalkan dapat memasukkan bola ke gawang lawan, tapi ada juga yang
sedih karena tim yang dibanggakannya kalah, Dalam keluarga, pada saat
anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas, tapi si bapak
tenang-tenang saja.
D. Jenis-jenis Perasaan
Ada tiga golongan perasaan, yaitu:
1. Perasaan presens : perasaan yang timbul dalam keadaan yang sekarang
nyata dihadapi, yaitu berhubungan dengan situasi yang aktual.

2. Perasaan yang menjangkau maju, merupakan jangkauan ke depan yaitu


perasaan dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih dalam
pengharapan.
3. Perasaan yang berkaitan dengan waktu yang telah lampau yaitu perasaan
yang timbul dengan melihat kejadian-kejadian yang telah lalu. Misal orang
merasa sedih karena teringat waktu masih dalam keadaan jaya.
Max Scheler mengajukan pendapat ada empat macam tingkatan dalam
perasaan, yaitu:
1. Perasaan tingkat sensoris, yaitu perasaan yang didasarkan atas kesadaran
yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian, misal rasa sakit,
panas, dingin.
2. Perasaan kehidupan vital, yaitu perasaan yang tergantung pada keadaan
jasmani keseluruh, misal rasa segar, lelah.
3. Perasaan psikis atau kejiwaan yaitu perasaan senang, susah, takut.
4. Perasaan kepribadian, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keseluruh
pribadi, misal harga diri, putus asa.
Bigot dkk. (1950) memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut:
1. Perasaan keinderaan, yaitu perasaan yang berkaitan dengan alat indera,
misal perasaan yang berhubungan dengan pencecapan, misal rasa asin,
pahit, manis dan sebagainya. Perasaan psikis atau kejiwaan, yang masih
dibedakan atas:
a. Perasaan intelektual
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang dapat memecahkan
sesuatu soal atau mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil kerja dari
segi intelektualnya. Perasaan ini juga merupakan pendorong atau
motivasi individu dalam berbuat dan merupakan motivasi dalam
lapangan ilmu pengetahuan.
b. Perasaan kesusilaan
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami hal-hal yang
baik atau buruk menurut norma-norma kesusilaan.
c. Perasaan keindahan atau perasaan estetika
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami sesuatu yang
indah atau yang tidak indah.
d. Perasaan kemasyarakatan atau perasaan sosial

Yaitu perasaan yang timbul dalam hubungannya dengan interaksi


sosial, yaitu hubungan individu satu dengan individu lain.
e. Perasaan harga-diri
Perasaan harga-diri ini dapat positif, yaitu apabila individu dapat
menghargai dirinya sendiri dengan secara baik, tetapi sebaliknya
perasaan harga-diri ini dapat negatif, yaitu apabila seseorang tidak
dapat menghargai dirinya secara baik.
f. Perasaan KeTuhanan
Perasaan ini timbul menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang
mempunyai sifat-sifat serba sempurna. Perasaan ini merupakan
perasaan tertinggi atau terdalam. Perbuatan manusia yang luhur, yang
suci bersumber pada perasaan keTuhanan ini. Dengan perasaan
keTuhanan segala sesuatu akan tertuju kepadaNya.
E. Faktor yang Mempengaruhi Perasaan
1. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan. Contoh : Perasaan
individu yang sedang sakit, lebih sensitive dibandingkan orang sehat,
Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.
2. Struktur kepribadian individu dalam mengalami suatu perasaan. Contoh:
Individu

yang

berkepribadian

kepribadiannya
introvert

mudah

memiliki

marah,

perasaan

Individu
yang

yang

sensitive,

Kepribadiannya peramah biasanya perasaanya halus.


3. Keadaan temporer pada diri individu pada diri individu atau bergantung
pada suasana hati, individu yang sedang kalut pikirannya sangat peka
terhadap perasaan di banding orang yang normal.
F. Intensitas Perasaan
Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai
berikut :
1. Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding tanggapan, fantasi dan
ingatan. Misalnya perasaan saat bertemu dengan saudara kandung yang
sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding perasaan yang
timbul tatkala hal itu sudah menjadi kenangan.

2. Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap


intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan melalui penglihatan dan
pendengaran,misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih intens
dari pada mendengar suara gaduh.
3. Intensitas dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu,
perasaan saya apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi
sekarang, begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
4. Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau
sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang
berulang-ulang membosankan, perasaannya tidak senang di banding pada
saat pertama kali memutar VC tersebut.
G. Dimensi Perasaan
1. Exited feeling : perasaan yang dialami individu disertai adanya perilaku
atau perbuatan yang menampak.
2. v Innert feeling : perasaan yang dialami individu tanpa disertai adanya
perilaku atau perbuatan.
3. v Expectancy feeling dan Release feeling : suatu perasaan yang dialami
oleh

individu

sebagai

sesuatu

yang

belum

nyata

expected

feeling, disamping itu perasaan yang dialami oleh individu karena sesuatu
itu telah nyata, ini dimaksud denganRelease feeling.
Menurut Wund, Seperti di kemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut
Wund perasaan itu memiliki 3 dimensi, yaitu :
1. Perasaan senang dan tidak senang, misalnya seorang pasien merasa senang
karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter atau seorang pasien
merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit karena pelayanannya
jelek.
2. Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami individu
disertai prilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya karena diterima
masuk akademi keperawatan, perasaannya gembira disertai menari-nari.
3. Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu perasaan yang masih dalam
pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.

Menurut Stern, Sebagaimana dipaparkan oleh Bimo Walgito (1989), yang


manyebutkan bahwa dimensi perasaan adalah :
1. Perasaan present, yaitu perasaan yang berhubungan dengan situasi actual
atau yang sedang terjadi, misalnya saya merasa senang karena saat ini
anak saya bias kuliah di Akademi Keperawatan.
2. Perasaan yang menjangkau maju, yaitu perasaan yang masih dalam
pengharapan, misalnya alangkah gembiranya apabila kelak anak saya
menjadi seorang dokter.
3. Perasaan yang berhubungan dengan waktu lampau, misalnya merasa sedih
apabila mengingat masa lampau, sewaktu masih anak-anak yang penuh
derita.
H. Teori Emosi
1. Teori yang berpijak pada hubungan emosi dengan gejala kejasmanian.
2. Teori yang hanya mencoba mengklasifikasikan dan mendiskripsikan
pengalaman emosional (emotional experiences).
3. Melihat emosi dalam kaitannya dengan perilaku, dalam hal ini adalah
bagaimana hubungannya dengan motivasi.
4. Teori yang mengaitkan dengan aspek kognitif.
Ada dua pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu :
1. Nativistik (emosi adalah bawaan) Adalah bahwa ekspresiemsi pada
dasarnya sama saja hewan dan manusia, anak kecil maupun dewasa.
2. Empirik (emosi adalah hasil belajar atau pengalaman) Adalah
mengutamakan antara yang berpusat diotak dengan rangsangan dari
lingkungan melalui jaringan syaraf pada tubuh manusia.
I. Perkembangan Emosi
Sikap yang disertai emosi yan berlebih-lebihan disebut kompleks misalnya
kompleks rendah diri yaitu sikap negatif terhadap dirinya sendiri yang disertai
perasaan malu tidak berdaya segan bertemu orang lain, dan sebagainya.
1. Takut
Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk
menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal
itu. Rasa takut yang lain merupakan kelainan kejiwaan adalah kecemasan
atau anazieti yaitu rasa takut yang tidak jelas sasarannya.
10

2. Khawatir
Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai
objek yang jelas atau tidak ada objek sama sekali. Kekhawatiran
menyebabkan rasa tidak senang gelisah, tegang, tidak tenang dan tidak
aman.

3. Cemburu
Cemburu adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang disadari
oleh adanya keyakinan terhadap milik sendiri dan ketakutan akan
kehilangan kasih sayang dari seseorang.
4. Gembira
Gembira merupakan ekspresi dari kalangan yaitu perasaan terbebas
dari ketegangan biasanya kegembiraan itu disebabkan oleh hal-hal yang
bersifat tiba-tiba atau surprise
5. Marah
Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu
aktivitas untuk mencapai tujuannya.
J. Komponen Emosi
Komponen dari emosi antara lain :
1. Cognitif Component
Emosi kita dipengaruhi oleh kepercayaan, pandangan terhadap
sesuatu. Ketika ada seorang karyawan sudah menyukai pekerjaannya,
2.

orang tersebut akan menikmatinya dengan sepenuh hati.


Phisiological
Kalai kita diserang singa, tangan kita akan melindungi muka kita
dari cakar dan giginya, kita akan dengan cepat melakukan gerakan
refleks, kita harus mengetahui tanda-tanda tersebut dan harus tau

3.

bagaimana mengatasinya.
Behavioral
Setiap orang mempunyai

cara-caranya

sendiri

untuk

mengungkapkan emosinya. Seperti kalau kita sedang bahagia akan


tersenyum. Setiap individu mempunyai budaya sendiri-sendiri untuk
mengungkapkan emosinya.

11

K. Rangsangan dan Emosi


Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis
yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku. Dalam hal
ini organisme manusia berusaha mencari keseimbangan sehingga akan
menyebabkan respon psikologis yang disertai dengan timbulnya suatu
perasaan suatu perasaan yang sama-sama menggerakkan mekanisme untuk
menyiapkan

terlaksananya

gerak-gerak

yangpenuh

tenaga

ataupun

mengakibatkan dicapainya keseimbangan kembali.


Tidak mengherankan kalau pada keadaan tertentu di mana terjadi suatu
rangsangan yang cukup kuat untuk menimbulkan keadaan-keadaan dimana
emosi dapat merangsang bekerjanya perasaan dan organ pembangkit tenaga
cadangan, akan terjadi suatu tenaga gerak yang mengagumkan.
Syarat mutlak tergeraknya emosi adalah adanya rangsangan sedangkan
rangsangan-rangsangan dapat menimbulkan emosi kalu rangsangan dapat
menggerakkan dorongan-dorongan individu. Berapa jauh efek rangsangan
tersebut terhadap emosi sangat bergantung pada sifat dan temprament serta
keadaan individu itu sendiri, disamping juga bergantung pada keteraturan dan
kekuatan rangsang yang memacu emosi tersebut. Pengertian dan pengalaman
terhadap situasi sesaat ikut menentukan pula. Di dalam kegiatan olahraga,
pengalaman bertanding para olahragawan selalu mendapat rangsanganrangsangan emosi yang beraneka macam. Paling baik apabila rangsangan
tersebut dapat merangsang emosi setinggi-tingginya tanpa menimbulkan
gejala-gejala over stimulus, sehingga olahragawan tersebut dapat bertindak
dengan semangat yang tinggi tanpa kehilangan pertimbangan pikir dan
akalnya. Kepekaan emosi tidaklah sama, setiap olahragawan memiliki
kepekaan emosi yang berbeda-beda bergantung pada kekayaan pengalaman,
pengertian, pengetahuan terhadap situasi sesaat dan masih banyak lagi hal-hal
yang ikut mempengaruhinya.

12

L. Gangguan Afek dan Emosi


Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa
dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah,
yaitu peredaran darah, denyut jantung, dan pernapasan bisa cepat atau menjadi
lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan kejasmanian.
Contoh :
Orang yang sedang marah, mengambil, melempar, membanting benda
dari sekitarnya disertai mekanya merah, tekanan darah meningkat, dan
gemetar. Anak yang tidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan
sampai pingsan disertai muka pucat dan keluar keringat dingin.
Gangguan pada afeksi antara lain :
1. depresi atau melankolis
Ciri-ciri psikologik misalnya : sedih, susah, murung, rasa tak
berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan penyesalan
yang patologis. Ciri-ciri somatik misalnya : anoreksia, konstipasi, kulit
lembab atau dingin, tekanan darah dan Polds turun. Ada depresi dengan
penarikan diri dan agitasi atau kegelisahan.
2. Kecemasan
Ciri-ciri psikologik misalnya : khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa
tak aman, takut. Ciri-ciri somatik misalnya : palpitasi (debaran jantung
cepat/keras), keringat dingin pada telapak tangan, tekanan darah meninggi,
peristaltik bertambah. Sakit Mental karena Gangguan Emosi.
Biasanya terkait dengan neurosis, yaitu kesalahan penyesuaian diri
secara emosional karena tidak dapat diselesaikan suatu konflik tak sadar.
Sakit mental karena gangguan emosi antara lain :
a. neurosis cemas-kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan
individu. Kecemasan tidak ada kaitannya dengan benda atau
kebendaan, tapi mengambang bebas. Gejalanya:
1) faktor somati misalnya : napas sesak, dada tertekan, kepala seperti
mengambang, linu, cepat capek, kleringat dingin, dan palpitasi

13

2) faktor psikologi misalnya : perasaan was-was, khawatir, dan bicara


cepat terputus-putus.
b. neurosis histerik-fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki.
Gejalanya : kelumpuhan pada ekstremitas, kejang-kejang, anestesia,
analgesia, tuli, buta, stupor, dan twilight state
c. neurosis fobik-adanya perasaan faktakut yang berlebihan terhadap
benda atau keadaan yang disadari oleh individu bukan sebagai
ancaman.
d. neurosis depresi-gangguan perasaan dengan ciri-ciri semangat
berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan
tidur dan makan. Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak disadari.
Gejalanya :
1) faktor somati misalnya : perasaan tak senang, tak bersemangat,
lelah, apatis, dan bicara pelan
2) faktor psikologik misalnya : pendiam, rasa sedih, pesimistik, putus
asa, malas bergaul.

BAB III
PENUTUP
14

A. Kesimpulan
Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state)
yang ada pada inividu atau organisme pada sesuatu waktu. Telah diuraikan
ciri-ciri perasaan, jenis-jenisnya, faktor yang mempengaruhinya, intensitas
dan dimensinya. Misal seseorang merasa sedih, senang, takut, marah ataupun
gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu.
Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai satu keadaan
kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau
persepsi yang dialami oleh organisme.
Perasaan dan emosi memiliki sifat subjektif artinya berbeda antara
individu satu dengan yang lainnya. Kita diharapkan bisa menyelaraskan
antara perasaan dan emosi dengan keadaan lingkungan dan waktu.
B.

Saran
Setelah memahami makalah ini, maka sebaiknya kita mempelajari sumbersumber hukum Islam, dalil-dalil yang shahih yang menunjukkan kepada kita hukum
Allah swt, apa syarat-syarat ijtihad, dan bagaimana metode berijtihad yang benar
sesuai batasan-batasan syariat. Kemidian mengapllikasikannya dalam kehidupan
kita sehari-hari.

KATA PENGANTAR

15

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu,

2015

Penyusun

DAFTAR ISI
i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATA PENGANTAR.......................................................................................i
16

DAFATR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Perasaan dan Emosi...............................................................................3


B. Pengertian Perasaan dan Emosi.............................................................4
C. Ciri-ciri Perasaan...................................................................................6
D. Jenis-jenis Perasaan...............................................................................7
E. Faktor yang Mempengaruhi Perasaan...................................................9
F. Intensitas Perasaan.................................................................................9
G. Dimensi Perasaan...................................................................................10
H. Teori Emosi............................................................................................11
I. Perkembangan Emosi............................................................................11
J. Komponen Emosi..................................................................................12
K. Rangsangan dan Emosi..........................................................................13
L. Gangguan Afek dan Emosi....................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................16
B. Kritik dan Saran ...................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii

MAKALAH

ii SOSIAL
PATOLOGI
Gangguan pada Fungsi Perasaan atau Emosional

17

Oleh : kelompok 7
Densi Sah Putri
1316321153
Dosen Pembimbing :
Japarudin, M. Si

BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)
BENGKULU
2015
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi Ahmad, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2004.

18

Sobur Alex, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003.


Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
1998.
Yusuf Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya , 2006.

iii

19

Anda mungkin juga menyukai