Anda di halaman 1dari 91

1

2 KETERAMPILAN DASAR DLM KONSELING YG DIPELAJARI

KETERAMPILAN
MENDENGARKAN

KETERAMPILAN TINDAKAN/
MENGARAHKAN

2
3
Mendengarkan merupakan keterampilan yang
harus dikuasai konselor untuk dapat
memberikan respon dan strategi yang tepat.
Mendengarkan melibatkan 3 proses yakni
menerima, mengolah, dan mengirimkan pesan.

Pesan
Pesan Penerimaan Pengolahan Pengiriman
Konseli
Klien Pesan Pesan Pesan
(Covert) (Covert) (Overt )

Verbal
NonVerbal

4
RESPON MENDENGARKAN
 Pengiriman pesan dapat disampaikan oleh
konselor melalui 4 bentuk respon, yaitu:
klarifikasi………, parafrase……..,
refleksi……….., dan rangkuman.

5
klarifikasi

parafrase

refleksi

rangkuman

6
KLARIFIKASI

7
Klarifikasi adalah suatu bentuk
pertanyaan yang meminta penjelasan
tentang sebagian atau seluruh pesan klien
yang belum jelas atau tidak jelas.

8
TUJUAN
1. Mendorong klien untuk melakukan elaborasi
2. Memeriksa ketepatan dari apa yang didengar
konselor terhadap pesan-pesan klien
3. Memeriksa pesan-pesan yang samar atau
membingungkan

9
Langkah-langkah
1. Mengidentifikasi pesan klien untuk mengetahui
apa yang telah dikatakan klien
2. Mengidentifikasi adanya pesan klien yang
samar-samar atau membingungkan
3. Menentukan kalimat atau kata-kata yang tepat,
seperti “Dapatkah Anda jelaskan…” atau
“Apakah Anda mengatakan…”
4. Memeriksa keefektifan klarifikasi dengan
mendengar dan memperhatikan respon klien.

10
Untuk lebih memahami respon klarifikasi,
berikut ini akan disajikan 2 dialog singkat
antara konselor dan klien.
Perhatikan respon yang diberikan konselor
terhadap pernyataan klien.
Bandingkan respon dalam dialog 1 dan 2.

11
DIALOG 1

12
Klien :
“Kadang-kadang saya ingin lari dari semuanya.”

Konselor :
“Tampaknya Anda ingin memisahkan diri dan
bekerja sendiri.”

Klien :
“Tidak seperti itu. Saya tidak mau sendiri. Saya
hanya berharap agar saya dapat membereskan
semua pekerjaan ini.”

13
DIALOG 2

14
Klien:
“Kadang-kadang saya ingin lari dari semuanya.”

Konselor:
“Dapatkah Anda jelaskan, apa yang Anda
maksud lari dari semuanya?”

Klien:
“Begini bu,.... banyak sekali pekerjaan yang
harus saya selesaikan. Saya selalu merasa
keteteran dan overload. Saya ingin
menyelesaikan tugas-tugas saya dengan
senang hati tanpa perasaan tertekan.”
15
Saudara, pada contoh dialog 1 Anda perhatikan
konselor terlalu tergesa-gesa membuat
kesimpulan tentang pesan awal klien sehingga
kesimpulan yang dibuat tidak tepat. Akan lebih
baik bila diajukan pertanyaan klarifikasi sebelum
membuat asumsi tentang klien.
Seperti pada dialog 2, konselor membuat respon
klarifikasi yang akan membantu memperjelas
apa yang terjadi dan apa yang dirasakan klien

16
17
PARAFRASE

18
Parafrase adalah suatu bentuk respon
yang dibuat dengan cara menyatakan
kembali kata-kata atau pokok-pokok
pikiran klien.

19
TUJUAN
1. Menyatakan pada klien bahwa konselor
memahami pembicaraan.
2. Mendorong klien untuk mengelaborasi ide atau
pikiran-pikirannya.
3. Membantu klien memusatkan pembicaraan
pada situasi, kejadian, ide atau tingkah laku
tertentu.
4. Untuk lebih menekankan isi pesan
dibandingkan afeksi.

20
Langkah-langkah
1. Berusaha mengingat kembali pesan atau apa
yang telah dikatakan klien.
2. Mengidentifikasi isi pesan klien dengan
menanyakan dalam diri “situasi, orang, obyek,
atau ide apa yang dibicarakan?”
3. Memilih kata-kata yang sesuai dengan apa
yang dikemukakan klien.
4. Memeriksa keefektifan parafrase berdasarkan
respon klien.

21
Untuk lebih memahami respon parafrase,
berikut ini akan disajikan 2 dialog singkat
antara konselor dan klien.
Perhatikan respon yang diberikan konselor
terhadap pernyataan klien.
Bandingkan respon dalam dialog 1 dan 2.

22
DIALOG 1

23
 Klien :
“Saya tahu, jika hanya duduk atau tidur
sepanjang hari tidak akan membantu
depresi yang saya alami.”

 Konselor 1 :
“Anda tahu bahwa Anda perlu
menghindari duduk atau tidur sepanjang
hari untuk membantu depresi yang Anda
alami.”

24
DIALOG 2

25
 Klien :
“Saya tahu, jika hanya duduk atau tidur
sepanjang hari tidak akan membantu
depresi yang saya alami.”

 Konselor 2 :
“Anda menyadari bahwa Anda perlu
melakukan sesuatu untuk mengurangi
depresi.”

26
pada contoh dialog 1 Anda perhatikan
konselor hanya meniru kata-kata klien.
Kemungkinan klien akan merespon
dengan jawaban singkat saja, seperti “ya”
atau “benar”
Sedangkan pada dialog 2, respon
konselor merupakan respon parafrase
yang efektif untuk pernyataan klien.

27
28
REFLEKSI

29
Refleksi adalah suatu bentuk respon yang
memantulkan kembali perasaan atau
emosi klien yang tersirat dalam
pernyataan yang dikemukakan klien.

30
TUJUAN
1. Membantu klien memahami perasaannya
2. Mendorong klien agar lebih banyak
mengekspresikan perasaannya tentang
situasi, orang, atau hal-hal khusus lainnya.
3. Membantu klien menata atau mengatur
perasaan-perasaannya.
4. Memberitahu pada klien bahwa konselor
memahami perasaan klien terhadap konselor
5. Membantu klien membedakan intensitas
berbagai perasaan yang ada dalam dirinya.

31
Langkah-langkah
1. Dengarkan kata-kata afektif dalam pernyataan klien.
2. Perhatikan tingkah laku nonverbal klien (nada suara, ekspresi
wajah, atau gerakan-gerakan) ketika mengemukakan
pernyataan
3. Menyatakan kembali perasaan-perasaan klien dengan
menggunakan kata-kata yang berbeda dari yang diucapkan
klien, yang tepat untuk menggambarkan intensitas perasaan
klien.
4. Mengemukakan pernyataan refleksi dengan awalan kata
yang sesuai dengan petunjuk klien, apakah disampaikan
secara visual, auditori, atau kinestetik.
5. Menambahkan konteks atau situasi dimana perasaan itu
muncul.
6. Memeriksa keefektifan refleksi berdasarkan respon klien.
32
DIALOG 1

33
 Klien :
“Semuanya menjemukan. Nggak ada yang
bisa kulakukan, tidak bergairah. Semua
temanku pergi. Saya ingin punya banyak
uang agar dapat melakukan sesuatu.”

 Konselor :
“Dengan kepergian teman-teman dan
Anda tidak punya uang, tampaknya tidak
ada yang bisa Anda lakukan saat ini”

34
DIALOG 2

35
 Klien :
“Semuanya menjemukan. Nggak ada
yang bisa kulakukan, tidak bergairah.
Semua temanku pergi. Saya ingin punya
banyak uang agar dapat melakukan
sesuatu.”

 Konselor :
“Anda merasa bosan dengan apa yang
Anda alami saat ini”

36
Saudara, pada contoh dialog 1 Anda
perhatikan respon yang dikemukan
konselor yaitu mengemukakan isi pesan
klien sehingga respon terbut bukan
refleksi melainkan parafrase
Sedangkan pada dialog 2, konselor
memantulkan perasaan dialami oleh klien
sehingga respon yang dibuat konselor
merupakan respon refleksi

37
RANGKUMAN

38
Rangkuman merupakan penggabungan
dari dua atau lebih parafrase dan/atau
refleksi untuk memadatkan pesan-pesan
klien pada setiap akhir sesi, atau dari
pesan-pesan klien yang kompleks dan
panjang, yang mengandung banyak
elemen.

39
TUJUAN
1. Menyatukan berbagai unsur dalam pesan-pesan
klien.
2. Mengidentifikasi tema atau pola umum, yang baru
jelas setelah beberapa kali pesan dikemukakan.
3. Sebagai interupsi untuk mengarahkan pembicaraan
bila klien bercerita secara bertele-tele.
4. Mencegah langkah yang terburu-buru dalam suatu
sesi konseling.
5. Mereview kemajuan yang diperoleh selama satu
atau beberapa kali wawancara.
40
Langkah-langkah
1. Memperhatikan dan mengingat pesan atau
serangkaian pesan klien.
2. Mengidentifikasi beberapa pola, tema, atau unsur
ganda yang tampak dalam pesan-pesan klien.
3. Memilih kata pembuka rangkuman yang tepat.
4. Gunakan pilihan kata yang tepat untuk
menggambarkan tema atau gabungan unsur-unsur
pesan.
5. Memeriksa keefektifan rangkuman berdasarkan
respon klien.
41
DIALOG

42
 Klien :
“Saya tahu mabuk-mabukan tidak membantu saya untuk
lari dari permasalahan. Dan hal itu juga tidak membantu
kuliah saya. Pacar saya mengancam akan meninggalkan
saya. Sebetulnya saya tahu semua ini. Tapi terlalu sulit
untuk menghindari minuman keras. Menikmati minuman
membuat saya merasa bebas.”

 Konselor :
“Anda merasa bahwa kebiasaan mabuk telah
menimbulkan berbagai kesulitan, dan saya mengerti
keengganan Anda untuk berhenti mabuk meskipun hal itu
berakibat buruk.”

43
pada contoh dialog tersebut konselor
menyimpulkan tentang tema yang lebih
penting untuk dibahas pada saat itu. Bila
klien menyangkal maka konselor dapat
menanyakan pada klien untuk
menjelaskan ketidaktepatan rangkuman.
Namun perlu diperhatikan, apakah
memang rangkuman yang tidak tepat atau
klien yang belum siap membicarakan topik
tersebut.

44
Latihan…
Lakukan wawancara konseling dengan
klien berikut. Gunakan variasi respon
mendengarkan.

Klien adalah seorang mahasiswa berusia


22 tahun, memiliki dua orang adik yang
duduk di kelas 1 SMA dan kelas 1 SMP.
Dia akan bercerita kepada Anda sebagai
konselor. Berikut pernyataannya:
45
“Hidupku berubah sejak ayah meninggal. Saya
terus menerus dilanda perasaan nggak yakin
akan kemampuan saya untuk mempertahankan
hidup ini dan membantu adik-adik. Dulu ayah
yang selalu membuat keputusan bagi kami.
Belakangan ini saya sulit tidur dan saya mulai
mabuk-mabukan. Bahkan saya nggak mampu
berpikir dengan benar. Berat badan saya susut
7 kg dan tampak kurus kering aja. Tak ada
orang yang tertarik memberi saya pekerjaan.”

46
47
Seringkali dalam hubungan konseling diperlukan
respon-respon yang lebih aktif dan terarah.
Jenis respon ini disebut dengan action response
yang dikemukakan oleh konselor untuk
mengarahkan konseling.
Ada 4 bentuk respon yang menunjukkan
keterampilan konselor dalam mengarahkan,
yaitu:
probing atau menggali informasi, konfrontasi,
interpretasi, dan pemberian informasi

48
KETERAMPILAN MENGARAHKAN

probing

konfrontasi

interpretasi

pemberian
informasi
49
Selanjutnya, akan dibahas
lebih jauh tentang 4 respon
tersebut

50
PROBING
atau
MENGGALI INFORMASI

51
Probing adalah suatu bentuk respon yang
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan untuk
menggali informasi lebih banyak dari klien. Ada
dua bentuk pertanyaan, yakni pertanyaan
terbuka dan pertanyaan tertutup. Namun,
pertanyaan terbuka merupakan bentuk yang
lebih efektif.

52
TUJUAN
1. Untuk memulai wawancara
2. Mendorong klien mengelaborasi atau
memperoleh informasi
3. Untuk memperoleh contoh-contoh khusus
tentang perasaan, pikiran, dan perilaku klien
4. Mendorong klien bercerita dan membuka
komunikasi

53
Pedoman
1. Gunakan pertanyaan yang memusatkan pada
masalah atau tema pesan klien
2. Setelah mengajukan pertanyaan, gunakan
waktu jeda sejenak untuk memberi waktu yang
cukup pada klien untuk menjawab atau
merespon
3. Ajukan hanya satu pertanyaan untuk
memudahkan menemukan jawaban
4. Hindari pertanyaan yang mengandung
tuduhan atau pertanyaan antagonis
5. Hindari menggunakan pertanyaan sebagai
model respon utama dalam wawancara

54
Untuk lebih memahami respon probe
(menggali informasi), berikut ini akan
disajikan dialog singkat antara konselor dan
klien.
Perhatikan respon yang diberikan konselor
terhadap pernyataan klien.

55
DIALOG

56
 Klien :
“Saya benar-benar tidak tahu darimana harus memulainya.
Pacar saya pergi meninggalkan saya, ibu saya meninggal
tahun ini, dan prestasi belajar saya semakin buruk dalam
dua semester ini.”
 Konselor :
“Sepertinya Anda merasa terbebani banyak masalah saat
ini. Dari tiga masalah yang Anda kemukakan tadi,
manakah yang paling mengganggumu?”
 Respon Klien :
“Pacar yang meninggalkan saya. Saya sangat
menginginkan dia menjadi isteri saya kelak, dan saya
begitu shok ketika menyadari bahwa dia telah bersama
orang lain” [disertai dengan muka muram dan badan yang
tampak tegang].
57
Pada contoh dialog tadi, berdasarkan
respon klien tampaknya respon probe
konselor efektif karena dapat
mengarahkan klien membuat pilihan fokus
masalah dan dia tidak merasa terancam

58
59
KONFRONTASI

60
Konfrontasi merupakan suatu respon
verbal yang digunakan oleh konselor
untuk menyatakan adanya diskrepansi
atau kesenjangan antara perasaan,
pikiran, dan perilaku klien seperti tampak
pada pesan-pesan yang dinyatakannya

61
TUJUAN
1. Mengenali pesan-pesan klien yang campur
aduk atau tidak konsisten.

2. Mengeksplorasi cara-cara lain untuk


memahami situasi atau diri klien.

62
Pedoman
1. Menyadari motivasi ketika akan mengajukan
konfrontasi
2. Sebelum menggunakan respon konfrontasi,
harus diyakini bahwa hubungan (rapport)
sudah berkembang dengan baik
3. Perhatikan waktu ketika akan membuat respon
konfrontasi, yakni ketika klien sudah siap untuk
menerimanya
4. Menyadari batas-batas konfrontasi

63
Untuk lebih memahami respon
konfrontasi, berikut ini akan disajikan
dialog singkat antara konselor dan
klien. Perhatikan respon yang diberikan
konselor terhadap pernyataan klien.

64
DIALOG

65
 Klien :
“Saya benar-benar menyayangi pacar saya,
meskipun ia seringkali mengganggu dan
membuat saya menjadi jengkel.”

 Konselor :
“Kamu menyayangi pacarmu, tetapi di waktu
yang lain kamu sering jengkel dengan ulahnya
yang senang mangganggu.”

66
Saudara, pada contoh dialog tadi Anda
perhatikan bahwa konselor membuat
respon konfrontasi karena adanya
diskrepansi antara dua pesan verbal yang
disampaikan klien.

67
68
INTERPRETASI

69
Intrpretasi merupakan suatu keterampilan
yang melibatkan pemahaman dan
pengkomunikasian makna pesan-pesan
klien, dengan cara memberi klien suatu
pandangan yang segar tentang dirinya
atau penjelasan-penjelasan tentang sikap,
perilaku, dan kesulitan-kesulitannya

70
TUJUAN
1. Mengidentifikasi hubungan antara
pernyataan klien dan perilakunya
2. Untuk memeriksa perilaku klien dari
berbagai sudut pandang
3. Untuk membantu klien memahami
masalah atau perilakunya

71
Pedoman

1. Perhatikan dengan cermat kesiapan klien,


bahwa klien telah siap mengeksplorasi
dirinya.
2. Interpretasi didasarkan pada pesan-pesan
aktual klien dan bukan bias dan nilai-nilai
konselor sendiri yang diproyeksikan kepada
klien.
3. Gunakan kata-kata atau frase yang tepat
dalam membuat respon interpretasi.
72
Untuk lebih memahami respon
interpretasi, berikut ini akan disajikan
dialog singkat antara konselor dan klien.
Perhatikan respon yang diberikan
konselor terhadap pernyataan klien.

73
DIALOG

74
 Klien :
“Semuanya tampak membosankan. Tak ada
perubahan, tak menggairahkan. Semua teman
saya pada kabur. Seandainya saya jadi orang
kaya pasti saya bisa melakukan banyak hal
untuk membuat ini menjadi lebih baik.”

 Konselor :
“Sepertinya kamu begitu yakin jika kamu
memiliki banyak teman dan banyak uang maka
hidupmu menjadi lebih baik.”

75
Saudara, pada contoh dialog tadi Anda
perhatikan konselor membuat interpretasi
terhadap sikap klien tentang situasi yang
dihadapi

76
PEMBERIAN
INFORMASI

77
Pemberian informasi didefinisikan sebagai
suatu bentuk komunikasi verbal tentang
pengetahuan, data, fakta, pengalaman,
peristiwa, alternatif, atau orang sehingga
individu memperoleh pengetahuan atau
alternatif-alternatif dan kemudian dapat
membuat pilihan dan keputusan secara
tepat

78
TUJUAN
1. Mengidentifikasi alternatif-alternatif
2. Mengevaluasi alternatif-alternatif
3. Untuk membuang pikiran-pikiran yang
bersifat mitos
4. Untuk memotivasi klien memeriksa aspek-
aspek dirinya yang dihindarinya

79
Pedoman

1. Kapan informasi perlu diberikan


2. Informasi apa yang harus atau perlu
diberikan
3. Bagaimana informasi akan diberikan

80
Untuk lebih memahami respon
pemberian informasi, berikut ini akan
disajikan 2 dialog singkat antara
konselor dan klien.
Perhatikan respon yang diberikan
konselor terhadap pernyataan klien.
Bandingan dialog 1 dan 2

81
DIALOG 1

82
 Klien :
“Saya sungguh mengalami kesulitan untuk
menolak permintaan keponakan-keponakan
saya. Saya tidak bisa mengatakan tidak pada
mereka, bahkan meskipun saya tahu mereka
meminta sesuatu yang tidak layak atau
membahayakan dirinya.”

 Konselor :
“Mengapa kamu tidak mulai mencoba untuk
menolak atau mengatakan tidak ketika mereka
meminta sesuatu padamu dan melihat apa yang
akan terjadi kemudian?”
83
DIALOG 2

84
 Klien :
“Saya sungguh mengalami kesulitan untuk menolak
permintaan keponakan-keponakan saya. Saya tidak bisa
mengatakan tidak pada mereka, bahkan meskipun saya
tahu mereka meminta sesuatu yang tidak layak atau
membahayakan dirinya.”
 Konselor :
“Saya kira terdapat dua hal yang perlu kita diskusikan
yang membuat kamu mengalami kesulitan dalam
menangani situasi tersebut. Pertama, kita dapat
mendiskusikan tentang apa yang mungkin akan terjadi
jika kamu mengatakan tidak. Kita juga akan memeriksa
bagaimana keluargamu menangani permintaanmu ketika
kamu masih anak-anak. Seringkali, kita akan
memperlakukan anak-anak seperti halnya orang tua kita
dulu memperlakukan kita, dan kita tidak menyadarinya.” 85
Saudara, pada dialog 1 tadi, konselor
memberikan suatu nasihat atau
rekomendasi tentang suatu tindakan yang
mungkin berhasil dan mungkin tidak
berhasil. Sedangkan pada dialog 2,
konselor menyajikan informasi yang dapat
dilakukan klien dan bukan apa yang harus
dilakukan klien; apa yang dapat
dipertimbangkan oleh klien tapi bukan apa
yang harus dipertimbangkan klien.

86
Saudara, demikian tadi pembahasan
tentang respon-respon yang termasuk
dalam keterampilan mengarahkan. Untuk
lebih melatih keterampilan Anda, berikut
ini akan disajikan pernyataan klien,
kemudian Anda diminta untuk membuat
respon-respon yang tepat terhadap
pernyataan klien.

87
Klien adalah seorang mahasiswa berusia
22 tahun, memiliki dua orang adik yang
duduk di kelas 1 SMA dan kelas 1 SMP.
Dia akan bercerita kepada Anda sebagai
konselor. Berikut pernyataannya:

88
“Hidupku berubah sejak ayah meninggal. Saya
terus menerus dilanda perasaan nggak yakin
akan kemampuan saya untuk mempertahankan
hidup ini dan membantu adik-adik. Dulu ayah
yang selalu membuat keputusan bagi kami.
Belakangan ini saya sulit tidur dan saya mulai
mabuk-mabukan. Bahkan saya nggak mampu
berpikir dengan benar. Berat badan saya susut
7 kg dan tampak kurus kering aja. Tak ada
orang yang tertarik memberi saya pekerjaan.”

89
Setelah Anda mendengarkan dengan
seksama pernyataan klien tadi, sekarang
buatlah respon Anda sebagai seorang
konselor dalam bentuk menggali
informasi, konfrontasi, interpretasi, dan
pemberian informasi.
Selamat berlatih.

90
TERIMA KASIH
ASSALAMU’ALAIKUM W.W.

91

Anda mungkin juga menyukai