PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ahmadiyah adalah suatu gerakan dalam Islam yang didirikan oleh Hazrat
Mirza Ghulam Ahmad as. pada tahun 1889, atas perintah Allah Ta'ala. Ahmadiyah
bukanlah suatu agama. Agamanya adalah ISLAM. Jemaat Ahmadiyah
menjunjung tinggi Kalimah Syahadat "Laa ilaha Illallah, Muhammadurrasulullah". Jemaat Ahmadiyah bersaksi bahwasanya tiada tuhan melainkan Allah
dan Muhammad itu adalah rasul Allah.1
Ahmadiyah menjunjung tinggi kitab suci Al-Quran sebagai Kitab Syariat
terakhir yang paling sempurna, hingga kiamat.
Ahmadiyah menjunjung tinggi Sayyidina Muhammad Mustafa Rasulullah
shallallahu alaihi wa'aalihi wassallam sebagai Khataman-nabiyyiyn yang
merupakan penghulu dari sekalian nabi dan nabi yang paling mulia. Beliau adalah
nabi pembawa syariat terakhir. Penutup pintu kenabian tasyri'i. Tidak ada lagi
nabi pembawa syariat baru sesudah Rasulullah saw..
Nama Ahmadiyah berasal dari nama sifat Rasulullah saw. -- Ahmad (yang
terpuji). Yakni yang menggambarkan suatu keindahan/kelembutan. Zaman
sekarang ini adalah zaman penyebar-luasan amanat yang diemban Rasulullah saw.
dan merupakan zaman penyiaran sanjungan pujian terhadap Allah Ta'ala. Era
penampakkan sifat Ahmadiyah Rasulullah saw.2
Tujuan
Jemaat
Ahmadiyah
adalah
Yuhyiddiyna
wayuqiymus-syariah.
1 Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 2000.
2 Da'watul Amir, M.Bashiruddin Mahmud Ahmad, edisi terj.Bhs.Indonesia, 1989,h.2
3 Dikutip dari: Akidah Dan Tujuan Jemaat Ahmadiyah; Suvenir Peringatan Seabad Gerhana
Bulan & Gerhana Matahari 1894-1994, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1994, h.46-47
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan latar belakang berdirinya ahmadiyah?
2. Apa saja doktrin-doktrin pokok ahmadiyah?
3. Siap saja tokoh-tokoh pendukung aliran ahmadiyah?
4. Bagaimana perkembangan dan berbagai reaksi ?
5. Bagaimana ahmadiyah di Indonesia?
C. Tujuan
1. Pengertian dan Latar Belakang Berdirinya Ahmadiyah
2. Doktrin-doktrin Pokok Ahmadiyah
3. Tokoh-Tokoh Pendukung Aliran Ahmadiyah
4. Perkembangan dan Berbagai Reaksi
5. Ahmadiyah Di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Latar Belakang Berdirinya Ahmadiyah
Pendiri dari golongan ini bernama Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, lahir di
Qadariyah sebuah desa dekat daerah Punjab 1836 M, sekarang Pakistan tahun
1950 M. Ghulam Ahmad mendakwahkan bahwa ia adalah Nabi sesudah Nabi
Muhammad saw.
Sudah terang bahwa Mirza Ahmad bin Ghulam ini termakan ajaran Syiah
Ismailiyah yang ketika itu banyak di daerah Punjab, yang mempercayai bahwa
akan lahir pada akhir zaman Imam Mahdi yang adil yang akan mambawa
keadilan untuk seluruh dunia, yang pangkatnya tidak kalah dari Nabi dan juga
menerima wahyu dari Tuhan. Memang kaum Syiah berpaham bahwa ke-Nabian
dan ke-Rasulan belum putus, imam-imam mereka dianggapnya masih menerima
wahyu langsung dari Tuhan.4
Hz.Mirza Ghulam Ahmad berasal dari suatu rumpun keluarga yang
merupakan pendatang dari Samarqand, sebuah kota di Asia Tengah. Nenekmoyang beliau hijrah dari Samarqand menuju Punjab, India pada awal abad
keenambelas, di masa kekuasaan Emperor Babar dari Dinasti Moghul. Mereka
memohon untuk dapat berkhidmat kepada dinasti tsb. dan mendapat kepercayaan
di kawasan Punjab5.
Beliau adalah keturunan dari Haji Barlas, yang merupakan paman Amir
Timur. Timur berasal dari suku Barlas yang terkenal dan yang menguasai kawasan
Kish selama 200 tahun. Kawasan ini pada zaman dahulu dikenal dengan nama
Sogdiana, yangmana ibukotanya adalah Samarkand. Mereka adalah suku yang
berakar dari Persia. Kata Samarkand itu sendiri berasal dari Bhs.Farsi. Barlas juga
demikian, artinya: pemuda gagah berani dari kalangan terhormat. Mirza Hadi Beg
4 Itiqad Ahlu Sunnah., h. 342.
5 Lihat karangan-karangan Lepel H. Griffin: The Punjab chiefs (Lahore,1865),h.380-381; The
Panjab chiefs (edisi baru, Lahore,1890),vol.2,h.49-50; Chiefs and families in the Panjab..., dikoreksi
dan direvisi oleh W.L.Conran dan H.D.Craik (Lahore,1910),vol.2,h.40-41
memimpin hijrah dari Samarkand tsb. menuju Punjab, India, dengan membawa
rombongan sekitar 200 orang. Mereka membangun sebuah perkampungan yang
tidak begitu jauh dari sungai Bias, dan menamakannya Islampur. Emperor Babar
memberikan kepada beliau kawasan yang mencakup ratusan perkampungan. Dan
beliau ditunjuk sebagai Qazi disana. Sehingga kampung kediaman beliau itu
dikenal dengan nama Islampur Qazi. Akhirnya nama ini tinggal Qazi dan lebih
dikenal dengan sebutan Qadi yang kemudian menjadi Qadian.6
Mirza Ghulam Ahmad bertindak lebih jauh, ia bukan lagi Imam, bukan saja
Imam Mahdi, tetapi Nabi benar-benar mendapat wahyu dari Tuhan. Tetapi ajaran
bahwa ada Nabi sesudah Nabi Muhammad, bertentangan pula dengan kaum
Syiah. Bagi mereka yang ada ialah Imam, bukan Nabi yang baru, sedang Imam
itu harus dari keturunan Saidina Ali kw. Karena itu Mirza Ghulam Ahmad bukan
saja ditentang oleh kaum Sunnah Wal Jamaah diseluruh dunia, tetapi juga oleh
ulama-ulama Syiah yang berada di Pakistan, di Iran dan Yaman. Maka Mirza
Ghulam Ahmad akhirnya melawan dan menghantam pula kepada kaum Syiah.
Dalam buku-bukunya Mirza Ghulam Ahmad mengejek kaum Syiah dan
mengejek Hasan dan Husein radiyallahu anhuma.7
Ulama-ulama di seluruh India pada saat itu mengeluarkan fatwa bahwa Mirza
Ghulam Ahmad tidak lagi dalam lingkungan umat Islam karena mendakwahkan
dirinya menjadi Nabi sesudah Nabi Muhammad saw. hal ini jelas bertentangan
dengan sebuah ayat dalam al Quran suci yang mengatakan bahwa Nabi
Muhammad itu adalah Nabi paling akhir. Di antara ulama-ulama yang menolak
paham Ahmadiyah itu di India adalah :
1. Maulana Muhammad Anwarullah Khan, Pejabat Urusan Agama kerajaan
Hydarabad, yang mengarang sebuah buku untuk menolak paham Ahmadiyah,
yang diberi nama Ifadatul afham bijawabi Izalatul Auham. Dalam buku ini
8 Ibid
Israil!
Kaum Ahlu Sunnah Wal Jamaah menafsirkan ayat ini dengan hadis
Nabi Muhammad saw. di mana dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
perkataan Ahmad dalam ayat itu ialah Nabi Muhammad sendiri, karena nama
beliau di samping Muhammad juga Ahmad.
Jadi maksud ayat ini ialah, bahwa Nabi Isa as. memberi kabar
gembira kepada muridnya akan kedatangan seorang Rasul, yaitu Muhammad
yang juga bernama Ahmad. Mirza Ghulam Ahmad mengatakan lagi dalam
buku Haqiqatul Wahyu begini : Diwahyukan kepada saya :
Artinya : Bahwasannya saya Rasul Tuhan kepada seluruh manusia10
Dengan ucapan ini, teranglah bahwa ia, Mirza Ghulam Ahmad
mendakwahkan dirinya, Nabi dan Rasul, sesudah Nabi Muhammad saw.
Kepercayaan ini ditentang keras oleh kaum Ahlu Sunnah Wal Jamaah
karena menurut Itiqad mereka, bahwa Nabi dan Rasul yang paling akhir
adalah Nabi Muhammad saw. Barangsiapa mendakwahkan dirinya Nabi dan
Rasul sesudah Nabi Muhammad saw. maka orang itu pembohong, harus di
tolak dan dilawan habis-habisan.
Sesudah Nabi Muhammad tidak ada lagi Nabi atau Rasul, yang ada
hanya khalifah, ulama-ulama, auliya-auliya, imam-imam Mujatahid, guruguru agama, ustadz-ustadz dan Syekh-syekh.
2. Mirza Masih Al Mauud
Menurut kepercayaan Islam, bahwa Nabi Isa as. tidak dapat disalib
oleh musuh beliau dan yang disalib itu adalah orang yang serupa dengan
beliau. Nabi Isa ketika itu diangkat kepadaNya. Dan pada akhir zaman, Nabi
Isa as. akan turun lagi ke dunia. Tersebut dalam Hadis Bukhari yang artinya :
Dari Abu Hurairah ra. beliau berkata: Berkata Rasulullah saw: Demi Tuhan
yang diriku ditanganNya, akan turun Isa Ibnu Maryam kepadamu menjadi
10 Haqiqatul Wahyu., h. 391.
13 Pengantar untuk mempelajari Quran, pada jilid III., h. 76. keluaran Yayasan Wisma Damai
Bandung 1968
14 Ibid
10
Aliran Ahmadiyah ini lahir pertama kali di Qadiyan Punjab India oleh
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang pokok ajarannya adalah memfatwakan diri
menjadi Nabi terakhir sebagai penyempurna dari Nabi dan Rasul sebelumnya.
Nabi Muhammad saw. diumpamakan sebagai bulan sabit, sedang dirinya
diumpamakan dengan bulan purnama. Hal ini sangat melecehkan Islam dan
Nabi Muhammad saw. yang dalam kepercayaan Ahlu Sunnah Wal Jamaah,
bahwa Nabi Muhammad saw. adalah khatam al nabiyyin. Nabi terakhir
penutup dan penyempurna ajaran Nabi-nabi terdahulu dan merupakan Nabi
akhir zaman.
18
11
12
13
Hadis Nabawi ini pun mendukung beliau: 'Ulama ummati kalanbiyaa Bani
Israil'... Wahai para penelaah! Dengan niat yang benar serta dengan semangat
kebenaran yang sempurna saya menyampaikan hal ini, bahwa tidak diragukan
lagi bahwasanya Mirza Sahib adalah mujaddid era ini. [Beliau merupakan]
'pedoman' bagi para pencari jalan [kebenaran]; matahari bagi orang-orang
yang berhati batu; penunjuk jalan bagi orang-orang yang sesat; pedang nyata
bagi para pengingkar Islam; hujjah sempurna bagi para pendengki. Yakinilah
bahwa tidak akan datang lagi masa yang seperti ini. Ketahuilah, bahwa masa
ujian telah tiba. Dan Hujjah Ilahi telah tegak. Dan bagaikan matahari jagat
raya, telah diutus seorang Haadi Kamil (pemberi petunjuk yang sempurna),
supaya ia menganugerahkan nur kepada orang-orang yang benar dan
mengeluarkan [mereka] dari kegelapan dan kesesatan. Serta akan menghujjat
para pendusta". 22
2. Reaksi Pendukung & Permintaan Untuk Menerima Baiat
Banyak dari kalangan umat Islam yang berkeinginan untuk menjadi
murid beliau dan meminta agar beliau mau menerima bai'at mereka.
Pada bulan Maret 1882 pertama kali Hz.Mirza Ghulam Ahmad
memperoleh perintah dari Allah Ta'ala bahwasanya beliau dijadikan Ma'mur
Minallah (Utusan Allah). Dari itu juga beliau menyatakan diri sebagai
Mujaddid. Wahyu ini beliau terbitkan di dalam Barahiin Ahmadiyyah 23
Semenjak awal tahun 1883 sudah banyak orang yang mengutarakan
keinginan mereka untuk bai'at di tangan beliau. Namun beliau belum dapat
menerimanya sebab belum ada petunjuk dari Allah Ta'ala. 24
Akhirnya setelah ada petunjuk dari Allah Ta'ala pada bulan Februari
atau Maret 1888, maka pada akhir tahun 1888 beliau menyebarkan selebaran
22 Swanah Fazl Umar, jld.I, hal.21-22)
23 jilid I edisi pertama pada cat.kaki pd.cat.kaki hal.238. (Adapun bunyi wahyu tsb. adalah:
"Qul inny umirtu wa'anaa awwalul-mu'miniyn -- [Katakanlah, aku telah diutus/diperintahkan, dan
akulah yang pertama beriman]". (Lihat: Tazkirah, Bhs.Urdu, Al-Syirkatul Islamiyah, Rabwah,
1969,h.44; Rohani Khazain jld.1,h.265)
24 ibid
14
15
untuk mengadakan
berlangsung selama 15 hari pada bulan Mei 1893. Dalam perdebatan tsb.
1989,p.4-5)
29 (Yakni: "Masih Ibnu Maryam Rasulullah faot hocuka he, aor uske rangg me ho kar wa'dah
ke muwafiq tu aya he -- [Masih ibnu Maryam rasul Allah, telah wafat. Sesuai dengan janji, engkau
datang dengan menyandang warnanya." (Lihat: Tazkirah, Bhs.Urdu, Al-Syirkatul Islamiyah, Rabwah,
1969,h,183; Izalah Auham, Mirza Ghulam Ahmad,jld.2,h.561-562; Rohani Khazain, Add.Nazir Ishaat,
London, jld.3,h.402)
30 Da'watul Amir, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, terj.Bhs.Indonesia, Jemaat Ahmadiyah
Indonesia, 1989, hal.xii)
16
Clark dibantu oleh Abdullah Atham, seorang tokoh Kristen yang berasal dari
Islam. Inti perdebatan adalah tentang ketuhanan Jesus. Pada tahun 1891
Hz.Mirza Ghulam Ahmad menulis buku Izalah Auham dimana beliau
memaparkan sebanyak 30 dalil Al-Quran berkenaan dengan telah wafatnya
Nabi Isa as.. Pada tahun 1898 diperoleh informasi bahwasanya kuburuan Nabi
Isa ada di Srinagar, Kashmir, India. Hz.Mirza Ghulam Ahmad mengirimkan
expedisi untuk menyelidiki hal itu. Dan pada tahun 1899 beliau menulis buku
Masih Hindustan Me (Almasih di India). Di dalam buku ini beliau
memaparkan kesaksian-kesaksian Bible bahwa Nabi Isa itu tidak mati di tiang
salib, melainkan selamat dari kematian di tiang salib yang terkutuk itu. Dan
dari bukti-bukti sejarah Hz.Mirza Ghulam Ahmad memaparkan bahwasanya
setelah peristiwa penyaliban itu Nabi Isa pergi mencari domba-domba Bani
Israil yang hilang ke kawasan Asia tengah. Mulai dari Syiria, Iraq, Iran,
Afghanistan, sampai ke India. Dan akhirnya wafat dan dikebumikan di
Srinagar, Kashmir, India.
E. Ahmadiyah Di Indonesia
Missi Jemaat Ahmadiyah pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1925.
Latar-belakangnya adalah sikap keingin-tahuan beberapa pemuda Indonesia yang
berasal dari pesantren/madrasah Thawalib, Padang Panjang, Sumatra Barat.
Thawalib yang beraliran modern, berbeda dengan institusi-institusi Islam ortodox
pada masa itu. Misalnya, para santrinya tidak hanya mendalami Bhs.Arab maupun
Arab Melayu tetapi juga sudah diperkenankan membaca tulisan Latin.
31 (Lihat: Da'watul Amir, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, terj.Bhs.Indonesia, Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, 1989, hal.xiii)
17
beliau menuju Padang. Dan tahun 1929 Jemaat Ahmadiyah sudah berdiri di
Padang. Pada tahun 1930 beliau menuju Batavia/Jakarta, dan tahun 1932 Jemaat
Ahmadiyah telah berdiri di Batavia/Jakarta. Mulai dari itu banyak jemaat/cabangcabangnya berdiri di Jawa Barat dan kawasan-kawasan lainnya. Saat ini Jemaat
Ahmadiyah Indonesia dengan 181 jemaat-lokalnya (cabang) telah berdiri di
seluruh provinsi di Indonesia.32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendiri dari golongan ini bernama Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, lahir di
Qadariyah sebuah desa dekat daerah Punjab 1836 M, sekarang Pakistan tahun
1950 M. Ghulam Ahmad mendakwahkan bahwa ia adalah Nabi sesudah Nabi
Muhammad saw.
32 http://www.alislam.org/indonesia/latar.html
18
Sudah terang bahwa Mirza Ahmad bin Ghulam ini termakan ajaran Syiah
Ismailiyah yang ketika itu banyak di daerah Punjab, yang mempercayai bahwa
akan lahir pada akhir zaman Imam Mahdi yang adil yang akan mambawa
keadilan untuk seluruh dunia, yang pangkatnya tidak kalah dari Nabi dan juga
menerima wahyu dari Tuhan.
Memang kaum Syiah berpaham bahwa ke-Nabian dan ke-Rasulan belum
putus, imam-imam mereka dianggapnya masih menerima wahyu langsung dari
Tuhan Mirza Ghulam Ahmad bertindak lebih jauh, ia bukan lagi Imam, bukan
saja Imam Mahdi, tetapi Nabi benar-benar mendapat wahyu dari Tuhan. Tetapi
ajaran bahwa ada Nabi sesudah Nabi Muhammad, bertentangan pula dengan
kaum Syiah. Bagi mereka yang ada ialah Imam, bukan Nabi yang baru, sedang
Imam itu harus dari keturunan Saidina Ali kw. Karena itu Mirza Ghulam Ahmad
bukan saja ditentang oleh kaum Sunnah Wal Jamaah diseluruh dunia, tetapi juga
oleh ulama-ulama Syiah yang berada di Pakistan, di Iran dan Yaman. Maka
Mirza Ghulam Ahmad akhirnya melawan dan menghantam pula kepada kaum
Syiah. Dalam buku-bukunya Mirza Ghulam Ahmad mengejek kaum Syiah dan
mengejek Hasan dan Husein radiyallahu anhuma.
Ulama-ulama di seluruh India pada saat itu mengeluarkan fatwa bahwa
Mirza Ghulam Ahmad tidak lagi dalam lingkungan umat Islam karena
mendakwahkan dirinya menjadi Nabi sesudah Nabi Muhammad saw. hal ini jelas
bertentangan dengan sebuah ayat dalam al Quran suci yang mengatakan bahwa
Nabi Muhammad itu adalah Nabi paling akhir.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para pakar utama
penulismengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya
membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
19
KATA PENGANTAR
20
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam mata
kuliah ini, yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya
untuk penulis ,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktunya
untuk membaca makalah ini.
Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari
salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Agar
kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.
Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon ampun.
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bengkulu, 2015
Penulis
DAFTAR ISI
i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
21
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Latar Belakang Berdirinya Ahmadiyah.......................3
B. Doktrin-doktrin Pokok Ahmadiyah......................................................6
C. Tokoh-Tokoh Pendukung Aliran Ahmadiyah.......................................11
D. Perkembangan dan Berbagai Reaksi ...................................................12
E. Ahmadiyah Di Indonesia......................................................................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................19
B. Saran ....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii
MAKALAH
ii KALAM
ILMU
22
Disusun Oleh :
Melta Rapita
1516130083
Ria Susanti
1516130082
Mei Sri Rahayu
1516130084
Dosen Pembimbing :
Badrun Taman, M. SI
EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)
BENGKULU
2015
DAFTAR PUSTAKA
Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 2000.
Ahmad, Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 1998.
23
iii
24