Anda di halaman 1dari 9

Nama

: Elia Sulistri

NIM

: 212 332 8501

Mata kuliah :BK SOSIAL


A. Pengertian perselingkuhan
Perselingkuhan adalah

hubungan

pribadi

di

luar

nikah,

yang

melibatkan sekurangnya satu orang yang bersetatus menikah, dan didasari tiga
unsure yaitu:
1. Saling ketertarikan
2. Saling ketergantungan
3. Salin memenui secara emosional dan seksual.
Perselingkuhan tidak selalu berarti hubungan yang melibatkan kontak
seksual. Tetapi kalau ada ketertarikan, saling ketergantungan dan saling
memenuhi di luar pernikahan, hubungan semacam itu sudah bisa katakana
perselingkuhan. Dari segi bahasa selingkuh adalah dari kata bahasa jawa,
sedangkan arti selingkuh menurut kamus yaitu curang, tidak jujur, tida
berterus terang dan korup.
Perselingkuhan adalah hubungan antara individu baik laki-laki maupun
perempuan yang sudah menikah ataupun yang belum menikah dengan orang
lain yang bukan pasangannya. Walaupun demikian, pengertian "berselingkuh"
dapat berbeda tergantung negara, agama, dan budaya. Pada zaman sekarang,
istilah perselingkuhan digunakan juga untuk menyatakan hubungan yang tidak
setia dalam pacaran.
Menurut Vaughan (2003) menyebutkan bahwa perselingkuhan adalah
keterlibatan seksual dengan orang lain yang bukan merupakan pasangan
resminya. Data yang diperoleh Hawari (2002) menyebutkan bahwa
perselingkuhan yang terjadi di Jakarta, 90% dilakukan oleh suami dan 10%
dilakukan oleh istri. Ia juga mengemukakan suami mulai berselingkuh ketika
usianya diperkirakan 40 tahun.
Perselingkuhan akhir-akhir ini menjadi bahan perbincangan yang
menarik dan santer, sebab perselingkuhan itu sendiri tidak hanya didominasi
oleh para pria, tetapi juga wanita di segala lapisan dan golongan, bahkan tidak
1

memandang usia. Sebenarnya fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota


besar seperti halnya Jakarta, tetapi juga di kota-kota kecil atau pun di daerah.
Masalahnya, berita-berita mengenai perselingkuhan lebih banyak disorot di
kota besar karena di kota besar seperti halnya Jakarta segala sesuatu lebih
transparan termasuk dalam hal batasan norma-norma. Di kota besar seperti
Jakarta, segala hal bisa bersifat relatif; artinya, segala sesuatu tidak bisa dinilai
dari satu sudut pandang saja.
Di dalam masyarakat kita, perselingkuhan di artikan dengan
kecurangan

dalam

hubungan

cinta

antara

pasangan,

dan

biasanya

perselingkuhan itu di ikuti dengan perbuatan mendekati zina bahkan perzinaan


itu sendiri dengan selingkuhnya.
Menurut Wikipedia perselingkuhan adalah hubungan antara induvidu
baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah ataupun yang belum
menikah dengan orang yang bukan pasanganya berbeda tergantung
Negara,agama dan budayanya. Pada dasarnya semua penghianatan atau
perselingkuhan di larang dalam agama. Di antara ayat Al-Quran sebagai
berikut

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati allah dan
rosulnya (Muhammad) dan janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang
di percayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuinya. (Q.S Al-Anfaal: 27)
Ada beberapa tahapan perselingkuhan yaitu :
1. Tahapan ketertarikan
2. Mulai merasa ketergantungan
3. Kemudian proses saling memenuhi.
B. Sebab-sebab perselingkuhan
Setiap orang yang menikah sudah tentu mendambakan dan mencitacitakan bisa menempuh kehidupan perkawinan yang harmonis. Namun
bagaimana pun juga, kita tidak bisa melupakan bahwa sebuah perkawinan
pada dasarnya terdiri dari 2 orang yang mempunyai kepribadian, sifat dan
karakter, latar belakang keluarga dan problem yang berbeda satu sama lain.
2

Semua itu sudah ada jauh sebelum keduanya memutuskan untuk menikah.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kehidupan perkawinan pada
kenyataan selanjutnya tidak seindah dan seromantis harapan pasangan
tersebut. Persoalan demi persoalan yang dihadapi setiap hari, belum lagi
ditambah dengan keunikan masing-masing individunya, sering menjadikan
kehidupan perkawinan menjadi sulit dan hambar. Jika sudah demikian, maka
kondisi itu semakin membuka peluang bagi timbulnya perselingkuhan di
antara mereka. Ada beberapa alasan umum seseorang berselingkuh :
1. ingin melarikan diri secara emosional dari pasangannya.
2. ingin bertualang dan ingin mengetahui seperti apa berhubungan seks
dengan orang yang bukan pasangannya.
3. marah, dendam atau permusuhan yang terpendam terhadap pasangannya.
4. ingin melakukan lebih banyak seks atau hal-hal yang menyerupai
perbuatan seksual yang tidak ia dapatkan atau berbeda dari pasangannya.
Debbie Layton-Tholl, seorang psikolog, pada tahun 1998 meneliti
alasan-alasan terjadinya perselingkuhan di antara pasangan setelah sekian
lama menikah. Menurut Debbie, biasanya orang memakai alasan mengapa
dirinya berselingkuh adalah karena :
1. merasakan ketidakpuasan dalam kehidupan perkawinan
2. adanya kekosongan emosional dalam kehidupan pasangan tersebut
3. problem pribadi di masa lalu
4. kebutuhan untuk mencari variasi dalam kehidupan seksual
5. sulit untuk menolak godaan
6. marah terhadap pasangan
7. tidak lagi bisa mencintai pasangan
8. kecanduan alkohol atau pun obat-obatan
9. seringnya hidup berpisah lokasi
10. dorongan untuk membuat pasangan menjadi cemburu
Ada beberapa alasan penyebab kenapa seseorang bisa melakukan
perselingkuhan dengan pria maupun wanita, di antaranya:
1. Masalah internal
Emotional (keterpecahan emosi) yang banyak di alami oleh
pasangan suami istri baik yang baru maupun yang lama menikah. Yang
membuat hubungan cinta dan kasih yang akhirnya padam. Dengan
pudarnya cinta dan kasih sayangnya, semakin longarlah ikatan dan

komunikasi di antara pasangan yang dapat mendorong salah satunya untuk


mencari seseorang yang dapat memenuhui kebutuhanya dengan baik
kebutuhan emosionalnya. Dan

jika masing-masing tidak memiliki

pemahaman tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan berumah


tangga maka sebuah keluarga yang di bangun dengan lama akan terpecah
dengan mudah. Seperti:
a. Konflik dalam perkawinan yang tidak ujung selesai dan adanya
perbedaan latar belakang pendidikan, serta pola hidup yang
menyebabkan ketidak serasian relasi antar pasangan
b. Kekecewaan oleh berbagai macam sebab seperti sifat yang berbeda
yang kurang pas atau kurang serasi.
c. Ketidak puasan dalam kehidupan seksual
d. Persaingan antara pasangan baik dalam karir maupun perolehan
penghasilan.
2. Masalah ekternal
Dalam pandangan kapitalis, hubungan pria dan wanita merupakan
pandangan yang bersifat seksual semata. Oleh karena itu, mereka sengaja
menciptakan fakta-fakta yang terindra dan fikiran-fikiran yang berhasrat
seksual di hadapan laki-maupun perempuan. Faktor penyebab terjadinya
perselingkuhan yaitu:
a. Hubungan suami istri yang hilang kemesrahanya dan cinta kasih
b. Tekanan pihak ketiga seperti mertua kerabat dan lainya
c. Adanya kesibukan masing-masing sehingga kehidupan kantor lebih
nyaman dari pada kehidupan keluarga .
C. Dampak Dan Akibat Terjadinya Perselingkuhan
Setiap perbuatan akan membawa dampak atau akibat tertentu,
demikian pula perselingkuhan membawa sejumlah akibat tertentu baik
pasangan maupun kepada anak-anakanya. Dan pasangan akan merasakan sakit
yang sangat mendalam karena merasa dihiyanati,ditinggalkanatau di
campakan oleh pasangannya. Ada dampak negative dan positif yaitu: Dampak
negative seperti:
1. Gugahan kesadaran moral yang telah terbentuk di dalam dirinya
2. Imbas fisik, social maupun spsikologis yang di alaminya di dalam
kehidupanya.
Dampak perselingkuhan terhadap pasangan suami ataupun istri, yaitu
4

1. Dampak psikologisnya yaitu rasa malu, perasaan maludan selisih akan


membawa seseorang kepada kondisi depresi yang berkemanjangan.
2. Rasa kekecewaan terhadap orang yang di sayangi dimana perjalanan
perkawinanya mendadak di hadapkan pada kenyataan yang sama tidak di
harapkan.

Rasa

tidak

percaya

bahwa

pasanganya

berselingkuh

menimbulkan rasa kecewa besar.


3. Kemarahan, dimana seorang istri marah akibat tindakan perselingkuhan
suaminya karena merasa dirinya disakiti orang yang di cintainya.
4. Sakit hati, di samping rasa kecwa dan marah, pasangan pelaku
perselingkuhan mengalami rasa sakit hati yang sangat mendalam:
a. Merasa dirinya tidak di butuhkan
b. Kedudukanya dig anti oleh orang lain
c. Tidak lagi di hargai statusnya sebagai pasangan perkawinan
d. Hak-haknya di alihkan kepada orang lain bahkan di rampas oleh orang
lain.
5. Kecurigaan,hal ini wajar di alami seorang suami atau istri karena
keluarganya mengalami suatu masalah atau mengancam kelangsungan
pernikahan. Kecurigaan adalah respon antisipatif terhadap peluang
terjadinya perselingkuhan yang tidak di harapkan.
6. Ketidakpercayaan, kecurigaan yang muncul di sertai ketidakpercayaan,
yang di maksud yaitu suami atau istri sulit untuk mempercayai pasanganya
kembali, walaupun pasanganya mengatakan sebenarnya. Dan adanya
hambatan komunikasi suami istri muncul karena apapun alasan suami
cenderung di anggap kebohongan.
Dan dampak perselingkuhan terhadap anak, yaitu Peristiwa
perselingkuhan merupakan bentuk hubungan yang penuh kerahasiaan.
Dimana Anak-anak yang masih umumnya tidak terlalu mampu menangkap
gejala perselingkuhan yang di lakukan oleh orang tuanya. Anak-anak
mungkin di anggap belum mengerti masalah ini, namun biasanya mereka
menyadari akan adanya kejanggalan hubungan di antara kedua orang
tuanya dengan orang lain. Rasa kesal,marah,kecwa pasti di alami oleh ibu
maupun anaknya. Dan hal ini juga berdampak anak mengalami depresi,
nakal dll. Karena mereka mengangap orang tua itu sebagai panutan yang
memberikan contoh yang baik. Jarangnya komunikasi pun dilakukan anak

yang mengetahui perbuatan ayahnya tersebut. Dan dampak lainya yaitu


akan menimbulkan ketegangan yang menggangu perkembangan dan
kejiwaan sang anak.
Dan dampak perselingkuhan terhadap keluarga. Hal ini sering kali
melibatkan anggota besar terutama orang tua masing-masing. Gejala
perselingkuhan dapat memancing anggota keluarga untuk turut campur di
dalam permasalahan anaknya. Adakalanya mereka memang membuahkan
hasil seperti yang di harapkan dan memberikan solusi kepada anakanaknya. Terkadang mereka malah merumitkan masahnya.
D. Hukuman bagi para perilaku perselingkuhan
Pada hakekatnya perselingkuhan sama dengan perzinaan. Dalam
pandangan islam seoramg yamg berselingkuh atau berzina mendapatkan
hukuman yang sangat berat. Jika belum menikah, perilakunya harus di
cambuk 100 kali. Dan untuk yang sudah menikah harus di rajam sampai mati.
Hukuman yang berat ini akan menjadi pelajaran bagi perilakunya hingga
menimbulkan jera sekaligus sebagai penebus dosa atas perilaku yang di
lakukanya. Jika hukuman ini diterapkan, seseorang akan berfikir panjang
sebelum melakukan perselingkuhan.
E. Contoh Kasus salah satu keluarga yang mana suaminya berselingkuh
Suatu keluarga polisi beranak tiga, istri bernama Yanti berumur sekitar 38
tahun dan suaminya bernama Heru berumur skitar 39 tahun. Secara fisik
suami memang berwajah tampan dan berbadan gagah. Keadaan rumah tangga
istri bekerja di pasar sebagai pedagang. Kondisi istri berbadan gemuk, tinggi
dan agak cerewet. Setiap pagi istri memasakan makanan buat suami dan anakanaknya, setiap hari melayani anak-anak yang masih kecil kemudian
berangkat kepasar untuk jualan. Dan penampilan suami setiap pagi berangkat
untuk tugas, selalu berpenampilan rapi dan bersih. Suatu hari suami
melakukan kesalahan karena suami jarang pulang dan anak laki-lakinya selalu
mencari ayahnya sang ibu bingung karena anak laki-lakinya menangis.

Dan ketika suaminya pulang dari tugas dalam keadaan sumpek karena
mempunyai masalah di kantor dan malsalah kepada orang tua belum selesai,
dan istri memarai suaminya karena jarang pulang membuat suami istri ini
bertengkar di depan ketiga anak-anaknya. Anak yang pertama sudah besar
duduk di bangku 3 Sd ini menangis melihat kedua orang tuanya bertengkar
dan lari kerumah nenek,kakeknya (orang tua suami) yang lumayan dekat
dengan rumahnya tersebut. Dengan masalah ini suami mulai jarang pulang
seminggu, terkadang lebih. Hal ini membuat sang istri curiga atas perubahan
suami yang jarang pulang, dan mencari informasi ternyata suaminya memiliki
wanita lain dan sudah nikah sirih. Hal ini membuat sang istri terpukul atas
perbuatan sang suami. Selama 3 tahun lebih si istri mempertahankan
pernikahanya sampai sekarang dan membiarkan suaminya mengambil
keputusanya. Dan orang tua sang suami turut ikut campur dalam masah ini.

F. Cara penyelesaian
1. Luangkan waktu untuk selalu berintropeksi diri.
2. Lebih memahami agama masing-masing pasangan sehingga tidak muncul
permasalahan diantara pasangan.
3. Berusaha selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta.
4. Masalah komunikasi merupakan masalah fundamental yang menentukan
kebahagiaan keluarga, kesenjangan komunikasi sering memicu timbulnya
permasalahan lain yang lebih kompleks dan perlu disadari bahwa apapun
permasalahan dalam keluarga (suami-isteri dan anak) solusinya melalui
proses komunikasi yang baik.
5. Komunikasi interpersonal yang dilandasi sikap keterbukaan, pemahaman,
penerimaan membuka peluang sukses bagi pemecahan masalah keluarga.
Setiap anggota keluarga harus menyadari setiap kata dan tindakannya
betapa

berpengaruh

pada

orang

lain.

Semuanya

perlu

belajar

berkomunikasi yang baik demi keutuhan keluarga. Contohnya seperti


diantara salah satu orangtua mereka pulang hampir malam, karena jalan
macet. Badan capek, sampai dirumah mata sudah mengantuk dan tertidur.
7

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nashih Ulwan, 1993, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, CV .Asy
Syifa, Semarang.
Sofyan S. Willis, 1995, Konseling Individual, Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai