Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asesmen
Teknik Non Tes Jurusan Bimbingan Konseling
Disusun Oleh:
Asri Sundari
21010027
AUM atau alat ungkap masalah merupakan instrumen non tes dalam
kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang digunakan untuk
mengungkapkan aspek-aspek permasalahan yang sedang dihadapi individu atau
konseli. Pada perkembangannya, kondisi permasalahan individu atau konseli pada
kehidupan sehari-harinya secara umum dapat diungkapkan melalui AUM Umum
dan kondisi-kondisi permasalahan khusus yang dialami individu terutama tentang
masalah kegiatan belajar yang dilakukannya dapat diungkapkan dengan AUM
PTSDL. Keseluruhan AUM yaitu AUM Umum dan AUM PTSDL sepenuhnya
dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan BK oleh Guru BK atau Guru
BK.
Alat ungkap masalah merupakan sebuah instrumen dalam bimbingan dan
konseling yang digunakan untuk menemukan dan memahami setiap permasalahan
yang dialami oleh siswa. Alat ungkap masalah ini digunakan karena kurangnya
pemahaman yang mendalam dari guru bimbingan dan konseling terhadap siswa.
AUM adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk.
yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan memperkirakan masalah-
masalah yang dihadapi klien. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk
mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi klien. AUM
merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah
siswa, mahasiswa, dan masyarakat secara menyeluruh mengungkapkan masalah-
masalah umum. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk mengungkap dua belas
bidang masalah yang mungkin dihadapi klien.1
Sejak perkembangan terakhir, di Indonesia, instrumen untuk
mengungkapkan permasalahan-permasalahan umum yang dialami individu, yang
berkaitan dengan pelayanan BK merupakan terjemahan/adaptasi instrumen yang
dikembangkan Ross L. Mooney revisi tahun 1950 yaitu 63. Mooney Problem
Check List (MPCL). Prayitno dkk. kemudian menyusun instrumen yang sejenis
1
Kurnia. Putri, “Efektivitas Pemanfaatan Hasil Alat Ungkap Masalah (Aum) Oleh Guru Bk Di Smp
Negeri Dan Swasta Di Kecamatan Padang Utara Kota Padang,” 2017, hlm. 2.
dengan MPCL untuk dapat dimanfaatkan dalam pelayanan BK yaitu Alat Ungkap
Masalah (AUM) yang lebih disesuaikan dengan kondisi di Indonesia atau di tanah
air, yang tetap memperhatikan format dan kandungan isi MPCL. AUM Umum
sebagai alat ungkap masalah merupakan instrumen non-tes dalam kegiatan
pendukung pelayanan BK guna mengungkapkan masalah-masalah umum yang
dialami oleh siswa (Prayitno, 2008:5).
Secara lebih khusus, instrumen pelayanan BK di Indonesia yang
digunakan untuk mengungkapkan masalah-masalah kegiatan belajar yang dialami
individu atau siswa adalah terjemahan dari instrumen Survey of Study Habits and
Attitudes (SSHA), pengembangannya William F. Brown dan Wayne H. Holtzman
sejak tahun 1953. Selanjutnya tahun 1965, SSHA diadaptasi dan divalidasi di
Bandung oleh Prayitno dan tahun 1982, alat atau instrumen ini dilakukan
pengembangan lagi oleh Marjohan di Padang dengan memvalidasi SSHA versi
baru yang dikenal dengan instrumen Pengungkapan Sikap dan Kebiasaan Belajar
(PSKB).
PSKB pada perkembangannya dipandang belum secara penuh mampu
mengungkapkan sikap dan kebiasaan belajar individu atau siswa, yang kemudian
disempurnakan lagi melalui program SP-4 menjadi AUM PTSDL. Prayitno
(2008:5) menjelaskan bahwa, “AUM PTSDL sebagai alat ungkap masalah
merupakan instrumen non-tes dalam kegiatan pendukung pelayanan BK untuk
mengungkapkan masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan upaya dan
penyelenggaraan kegiatan belajar siswa”. Aspek komponen kegiatan belajar yang
diungkapkan AUM PTSDL yaitu prasyarat penguasaan materi pelajaran (P),
keterampilan belajar (T), sarana belajar (S), kondisi diri pribadi (D), dan kondisi
lingkungan dan sosio- emosional (L). Alat Ungkap Masalah (AUM) (Pengertian,
Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan AUM)2
2
Marianne H Gibson, Robert L. & Mitchell, Bimbingan dan Konseling. Penerjemah (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011).
Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari alat ungkap masalah (AUM).
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat ungkap masalah
(AUM).
3. Untuk mengetahui kesahihan dan keterandalan dari alat ungkap masalah
(AUM).
4. Untuk mengetahui peran dan fungsi konselor dalam menggunakan alat
ungkap masalah (AUM).
5. Untuk menjabarkan langkah pengadministrasian saat menggunakan alat
ungkap masalah (AUM).
6. Untuk menjabarkan langkah pengolahan data dan analisis hasil dari
7. penggunaan alat ungkap masalah (AUM).
Manfaat
Dengan pemilihan tema dan penyusunan makalah ini diharapkan
penulis dan pembaca dapat memahami konsep dasar dari alat ungkap
masalah (AUM), kelebihan dan kekurangan, kesahihan dan keterandalan,
peran dan fungsi konselor, langkah-langkah dalam pengadministrasian,
langkah-langkah pengolahan data dan analisis yang nantinya akan
diterapkan dalam dunia kerja sebagai seorang guru BK atau konselor agar
ke depannya kita mampu menggunakan alat ungkap masalah ini untuk
mengetahui masalah belajar pada anak dan dapat menyelasaikan
permasalahan lainnya yang dihadapi oleh peserta didik3
C. LANGKAH-LANGKAH PENGADMINISTRASIAN
Langkah Pengadministrasian
Perencanaan
Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat
layanan asesmen.
Menyiapkan buku AUM-U sesuai jumlah peserta didik.
3
& Agus Widodo. Christianto, Ainun., Rekyan Putri., “Sistem Pakar Klasifikasi Permasalahan
Berdasar AUM Menggunakan FCM-FIS Tsukamoto,” Vol. 1, No (2017), hlm. 320-329.; Putri.
Menyiapkan lembar jawaban AUM-U sesuai jumlah peserta didik.
Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik, kursi yang
nyaman.
Pelaksanaan
Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan,manfaat, dan
kerahasiaan).
Meminta individu menyiapkan alat tulis.
Membagi buku dan lembar jawaban AUM-U.
Memberi instruksi cara pengerjaan AUM-U.
Menginformasikan bahwa pengerjaan AUM-U tidak memiliki batas waktu,
akan tetapi peserta didik diminta bekerja dengan teliti, sungguh-sungguh,
cepat, dan tidak membuang waktu.
Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam cara mengisi AUM-U.
Mengumpulkan kembali buku dan lembar jawaban hasil pengisian AUM-U.
Pengolahan Hasil
Konselor melakukan pengolahan hasil AUM-U dengan melakukan
penghitungan secara kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan dan
rumus yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan
analisis kualitatif.
Pengolahan hasil AUM-U harus dilakukan paling lambat satu minggu setelah
pengisian, mengingat permasalahan individu bersifat dinamis dan bisa
mengalami perubahan.
Kesegeraan pengolahan hasil AUM-U akan menjunjang asas kekinian dalam
bimbingan dan konseling.
Pengolahan hasil menggunakan format khusus.
AUM-PTSDL
Konsep Dasar
Pengembangan AUM-PTSDL disusun dengan memperhatikan
format dan kandungan isi SSHA (Survey of Study Habits and Attitude) dan
PSKB (Pengungkapan Sikap dan Kebiasaan Belajar) serta pengalaman
pemakaian terjemahan atau adaptasinya, serta keinginan untuk menyusun
sendiri instrumen sejenis yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia. AUM
PTSDL sebagai alat ungkap masalah sederhana dan mudah digunakan untuk
mengkomunikasikan mutu dan masalah siswa/mahasiswa kepada personel
yang membantu (konselor). Karakteristik AUM-PTSDL adalah AUM-PTSDL
memiliki empat format, F1 untuk mahasiswa, F2 untuk siswa SLTA, F3 untuk
siswa SLTP, dan F4 untuk siswa SD, memiliki lima bidang masalah Prasyarat
penguasaan materi pelajaran (P), keterampilan belajar (T), sarana belajar (S),
diri pribadi (D), dan lingkungan belajar sosio-emosional (L), mampu
menentukan mutu kegiatan belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar,
AUM-PTSDL biasa disebut AUM Belajar, hasil AUM-PTSDL adalah (a)
Mutu Kegiatan Belajar dan (b) Masalah Belajar.4
Langkah Pengadministrasian
Perencanaan
Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat
layanan asesmen.
Menyiapkan buku AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik.
Menyiapkan lembar jawaban AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik.
Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik dan kursi yang
nyaman.
Pelaksanaan
Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat dan
kerahasiaan)
Meminta individu menyiapkan alat tulis.
Membagi buku dan lembar jawaban AUM-PTSDL.
Memberi instruksi cara pengerjaan AUM-PTSDL.
Menginformasikan bahwa pengerjaan AUM-PTSDL tidak memiliki batas
waktu, akan tetapi peserta didik diminta bekerja dengan teliti, sungguh-
sungguh, cepat dan tidak membuang waktu.
4
Christianto, Ainun., Rekyan Putri.
Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam cara mengisi AUM-
PTSDL
Mengumpulkan kembali buku dan lembar jawaban hasil pengisian AUM-
PTSDL. Lembar jawaban yang dikumpul diteliti apakah telah dikerjakan
dengan lengkap.
Pengolahan Hasil
Konselor melakukan pengolahan hasil AUM-PTSDL dengan
melakukan penghitungan secara kuantitatif menggunakan format tabulasi
pengolahan dan rumus yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan analisis
kualitatif.
Pengolahan hasil AUM-PTSDL harus dilakukan paling lambat satu
minggu setelah pengisian, mengingat permasalahan individu bersifat dinamis
dan bisa mengalami perubahan.
Kesegeraan pengolahan hasil AUM-PTSDL akan menjunjung asas
kekinian dalam bimbingan dan konseling.
Pengolahan hasil menggunakan format khusus.
5
Gibson, Robert L. & Mitchell.
validitas instrumen penting dilakukan oleh setiap pengguna instrumen pada
kelompok apapun dan atau manapun, jika instrumen yang hendak
digunakannya itu belum pernah divalidasi untuk kelompok yang akan dikenai
instrumen tersebut. Dengan demikian, upaya revisi dan atau modifikasi bisa
dilakukan secara ilmiah guna meningkatkan validitas instrumen itu sendiri.
Pada saat ini, telah dikembangkan dua jenis AUM, yakni AUM
umum, alat untuk mengungkap masalah-masalah umum; dan AUM belajar,
alat untuk mengungkap masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan
upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar– membelajarkan. Masing-
masing dibentuk dalam format 1 untuk mahasiswa, format 2 untuk siswa
SMA (AUM U2), format 3 untuk siswa SLTP, format 4 untuk siswa SD, dan
format 5 untuk masyarakat umum.6
6
Anas. Salahudin, Bimbingan dan Konseling (Bandung: PUSTAKA SETIA, 2010); Fenti. Hikmawati,
Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA., 2010).
konseling yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di
perguruan tinggi maupun di SLTA, (4) dan yang lebih penting lagi peserta
didik dapat memahami masalah yang dialami dan memahami apakah
dirinya memerlukan bantuan atau tidak.
Kelemahan Aum Umum
1) Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil.
2) Data yang diungkapkan melalui AUM-UF1 maupun AUM-U F2 masih
bersifat umum.
7
Christianto, Ainun., Rekyan Putri.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Christianto, Ainun., Rekyan Putri., & Agus Widodo., “Sistem Pakar Klasifikasi
Permasalahan Berdasar AUM Menggunakan FCM-FIS Tsukamoto,” Vol. 1,
No (2017), hlm. 320-329.
Gibson, Robert L. & Mitchell, Marianne H, Bimbingan dan Konseling.
Penerjemah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)
Hikmawati, Fenti., Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA., 2010)
Putri, Kurnia., “Efektivitas Pemanfaatan Hasil Alat Ungkap Masalah (Aum) Oleh
Guru Bk Di Smp Negeri Dan Swasta Di Kecamatan Padang Utara Kota
Padang,” 2017, hlm. 2
Salahudin, Anas., Bimbingan dan Konseling (Bandung: PUSTAKA SETIA, 2010)