PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan
sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian
setiap anggota keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga
memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai
tokoh penting yang mengemudikan perjalanan hidup keluarga disamping
beberapa anggota keluarga lainnya.
Anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan suatu
kesatuan yang kuat apabila terdapat hubungan baik antara ayah-ibu, ayah-anak
dan ibu-anak. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam
hubungan timbal balik antar semua pribadi dalam keluarga. Interaksi antar
pribadi yang terjadi dalam keluarga ini ternyata berpengaruh terhadap keadaan
bahagia (harmonis) atau tidak bahagia (disharmonis) pada salah seorang atau
beberapa anggota keluarga lainnya.
Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga
merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan
puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau
aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh
anggota keluarga. Sebaliknya, keluarga disebut disharmonis apabila ada
seorang atau beberapa orang anggota keluarga yang kehidupannya diliputi
konflik, ketegangan, kekecewaan dan tidak pernah merasa puas dan bahagia
terhadap keadaan serta keberadaan dirinya.
Keadaan ini berhubungan dengan kegagalan atau ketidakmampuan dalam
penyesuaian diri terhadap orang lain atau terhadap lingkungan sosialnya
Ketegangan maupun konflik dengan pasangan atau antara suami dan istri
merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak
ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah
tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan.
Apabila konflik dapat diselesaikan secara sehat maka masing-masing
pasangan (suami-istri) akan mendapatkan pelajaran yang berharga, menyadari
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa Definisi Keluarga
2. Mengetahui Apa itu Litigasi.
3. Mengetahui Apa itu Non Litigasi.
4. Mengetahui Bagaimana Strategi Advokasi Hukum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keluarga
Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :
1. Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri
dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
2. Logans (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan
beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
3. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks
dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen
yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.
4. Duval
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan
perkawinan,
meningkatkan
dan
adopsi,
kelahiran
mempertahankan
yang
bertujuan
untuk
budaya
yang
umum,
dimana
hakim
mengadili
perkara
yang
diajukan
c. Pemeriksaan biasa
Apabila pengadilan negeri berpendapat bahwa perkara yang
diajukan kepadanya termasuk wewenangnya, maka ketua pengadilan
negeri menunjuk hakim yang akan menyidangkan perkara tersebut dan
hakim yang bersangkutan menetapkan hari sidang, memeritahkan
penuntut umum memanggil terdakwa dan saksi untuk datang
dipersidangan dengan surat panggilan yang sah yang harus deterima
yang bersangkutan selambat lambatnya tiga hari sebelum sidang.
( pasal 145, pasal 146, pasal 152, UU, No.8 th 1981 ).
menanyakan
identitas
terdakwa
secara
lengkap
dan
mempertimbangkan
dan
untuk
selanjutnya
mengambil
penetapannya
membatalkan
putusan
pengadilan
negeri
dan
terbukti.
Lepas dari tuntutan hukum, jika perbuatan terdakwa terbukti
3)
C. Non Litigasi
1. Non litigasi
Di samping melalui Litigasi, juga dikenal Alternatif penyelesaian
sengketa di Luar Pengadilan yang lazim disebut Non Litigasi. Alternatif
penyelesaian sengketa Non Litigasi adalah suatu pranata penyelesaian
sengketa di luar pengadilan atau dengan cara mengesampingkan
penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri. Dewasa ini cara
penyelesaian sengketa melalui peradilan mendapat kritik yang cukup
tajam, baik dari praktisi maupun teoritisi hokum. Peran dan fungsi
peradilan,
dianggap
mengalami
beban
yang
terlampau
expensif) dan
kurng
b.
c.
d.
2)
3)
4)
klien;
strategi apakah yang perlu ditempuh di dalam proses advokasi tersebut;
prediksi mengenai probabilitas berhasil tidaknya advokasi hukum itu,
dan seterusnya.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa langkah
11
2)
12
13
b.
sederhana;
Bersifat intimidatif, terutama dalam kondisi perimbangan kekuatan
yang timpang; dan Efektif digunakan pada awal advokasi hukum,
ketika pihak lawan belum mengetahui kekuatan atau kelemahan yang
sesungguhnya.
Sedangkan kekurangan strategi ini adalah:
a. Tidak kreatif untuk mencari solusi alternatif;
b. Tidak realistis;
c. Sulit untuk dilakukan dalam waktu yang agak lama;
d. Dapat menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan.
2. Strategi Kooperatif;
Pendekatan kooperatif di sini dimaksudkan untk memperoleh hasil
yang terbaik dari masing-masing pihak. Para pihak bertujuan untuk
membuat kesepakatan yang saling menguntungkan satu sama lain, dengan
cara mengabaikan konflik, saling berusaha mempercayai, menawarkan
konsiliasi, kemauan untuk saling memberi, saling terbuka.
Adapun keuntungan strategi kooperatif antara lain:
a. Kemustahilan terjadinya dead lock;
b. Terjaganya hubungan baik para pihak;
c. Minimnya ketegangan dan tingkat stress di antara para pihak.
Sementara itu sisi kelemahannya pendekatan ini, ialah:
a.
b.
c.
opsi
yang
dituangkan
dalam
kesepakatan
kontraktual.
a.
b.
c.
d.
e.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan wadah sosialisasi yang pertama, dan penting, karena
akan sangat mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Anak yang
tumbuh dalam sebuah keluarga akan mencerminkan pola pengasuhan yang
diterapkan kepada dia, dalam kehidupannya sehari. Maka dari itu peran
keluarga tempat tumbuh dan berkembangnya individu memegang peranan
yang cukup central.
Meskipun keluarga inti hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak, namun
konflik-konflik atau masalah selalu mengikuti dinamika perkembangan
keluarga. Beberapa masalah yang sering muncul sebagai pemicu konflik
antara lain
Namun, jika kita dapat menyikapi setiap masalah tadi dengan bijak, dan
baik maka masalah tadi yang malah akan memperkuat keutuhan sebuah
keluarga. Masalah tersebut akan melibatkan pemikiran-pemikiran, perasaanperasaan, serta kerjasama antar anggota keluarga dalam merumuskan sebuah
solusi. Hal itu tentu akan mempererat persatuan, dan kesolitan sebuah
keluarga.
Sebagai sebuah catatan bahwa dalam upaya menyelesaikan masalah
keluarga haruslah dipahami betul kompleksitas serta kerumitan masalah yang
dihadapi. Semua harus sadar bahwa setiap masalah memiliki kompleksitas
masing-masing sehingga tidak bisa begitu saja mengaplikasikan sebuah teori
untuk menyelesaikannya. Semua juga harus ingat bahwa selain teori-teori
17
B. Saran
Adapun saran yang bisa kami berikan adalah mari kita sebagai kalangan
akademis
18
DAFTAR PUSTAKA
19
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam
senantiasa dicurahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan segenap
keluarganya serta orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kebaikan makalah ini sangat diharapkan dari para
pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
20
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
Definisi Keluarga........................................................................
Litigasi.........................................................................................
Non Litigasi.................................................................................
Strategi Advokasi Hukum..........................................................`
3
4
8
14
ii
21
18
19