Anda di halaman 1dari 28

Makalah Sejarah Peradaban Islam

SEJARAH KERAJAAN TURKI USMANI (1300-1922)

DISUSUN
O
L
E
H

Kelompok 7

PUTRI MUSTIKA PRAWITA DEWI 3012019011


MEILINA AULIA PRANTIKA 30120190
MUHAMMAD IQBAL 30120190

DOSEN PEMBIMBING
Dr. MARHABAN,MA

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmatNya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Kerajaan Turki
Usmani (1300-1922)” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam yang dibimbing oleh Bapak Dr. Marhaban, MA.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Langsa, Oktober 2019


Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Usmani (1300-1922) ............................. 3
B. Khalifah Terbesar dari Dinasti Turki Usmani ................................................. 4
C. Ekspansi Wilayah Dinasti Turki Usmani ........................................................ 13
D. Masa Kejayaan Dinasti Turki Usmani ............................................................. 16
E. Faktor Pendukung Kemajuan Kerajaan Turki Usmani .................................. 19
F. Kemunduran dan Kejatuhan Kerajaan Turki Usmani ..................................... 21
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari yang namanya sejarah. Sejarah
merupakan segala peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang telah terjadi yang dapat
memberikan segala manfaat bagi kehidupan manusia baik itu menjadi sumber inspirasi, edukatif,
maupun sebagai sumber rekreatif bagi setiap manusia. Khususnya sejarah mengenai peradaban
Islam.
Sejarah mengenai peradaban Islam ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi para
umat Islam di dunia. Di mana melalui sejarah peradaban Islam terdapat berbagai cerita atau
kronologi mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan agama Islam baik itu pada zaman
Rasulullah, pada masa Khulafaurrasyidin, atau setelah para sahabat meninggal dunia.
Salah satu yang dikaji dalam sejarah peradaban Islam ialah mengenai kerajaan-kerajaan
yang berdiri sepeninggalan Rasulullah dan para sahabatnya, diantara kerajaan-kerajaan tersebut
adalah kerajaan Turki Usmani yang berdiri selama kurang lebih 7 abad lamanya. Kerajaan Turki
Usmani dipimpin oleh banyak khalifah karena kerajaan ini berdiri dalam waktu yang lama.
Banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Turki Usmani, baik itu
mengenai konflik intern, ekstern, mengenai kejayaan-kejayaan yang diperoleh, para
pemimpinnya, faktor penyebab kemundurannya dan sebagainya. Sehingga perlu mempelajari
mengenai Kerajaan Turki Usmani.
Hal inilah yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini untuk mengkaji lebih dalam
mengenai kerajaan Turki Usmani, baik itu mengenai latar belakang kemunculannya, para
pemimpinnya, kejayaan yang diperoleh serta faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Usmani (1300-1922) ?
2. Siapakah Khalifah Terbesar dari Dinasti Turki Usmani ?
3. Bagaimanakah Ekspansi Wilayah Dinasti Turki Usmani ?
4. Apa saja Faktor Pendukung Kemajuan Kerajaan Turki Usmani ?
5. Bagaimanakah Proses Kemunduran dan Kejatuhan Kerajaan Turki Usmani ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Usmani (1300-1922)
2. Untuk Mengetahui Khalifah Terbesar dari Dinasti Turki Usmani
3. Untuk Mengetahui Ekspansi Wilayah Dinasti Turki Usmani
4. Untuk Mengetahui Faktor Pendukung Kemajuan Kerajaan Turki Usmani
5. Untuk Mengetahui Proses Kemunduran dan Kejatuhan Kerajaan Turki Usmani

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Usmani (1300-1922)


Pendiri kerajaan ini adalah bangsa turki dari kabilah oghuz yang mendiami daerah mongol
bagian utara negri cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke turkistan
kemudian persia dan irak. Mereka memasuki islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh,
ketika mereka menetap di asia tengah.1
Pemimpin sulaiman syah meninggalkan kampungnya karena di kejar-kejar oleh bangsa
mongol. Lalu mereka dilindungi oleh penguasa al-khawarismi, yaitu jala al-adin (1219-1220) di
transoxania. Dari sana sulaiman melanjutkan perjalanan ke asia kecil dan mereka menetap.
Setelah ancaman mongol mereda lalu sulaiman syah melanjutkan perjalanan ke syam, di tengah
perjalanan waktu dia menyebrangi sungai, lalu sungai eufrat banjir besar dan sulaiman syah pun
tenggelam pada saat peristiwa tersebut pada tahun 1228 M.2
Dengan meninggalnya sulaiman syah, lalu pasukan mereka terpecah belah. Karena sulaiman
syah memiliki 4 orang putra. Dua orang putranya sangur takin dan kwan tougday kembali ke
kampungnya di asia tengah. Lalu yang duanya lagi Orthogrol dan Dandan melanjutkan cita-
citanya semula pergi hijrah, sehingga mereka sampai ke kota erzerum di anatolia. Mereka lalu
mendirikan tenda-tenda dan mengangkat orthogrol menjadi pemimpin mereka.3
Orthogrol lalu mendekatkan dirinya kepada sultan ala-al-din II dari turki saljuk rum yang
pemerintahnnya berpusat di konya, Anatolia, asia kecil. Lalu sultan ini memberikan wilayah
kepada orthogrol untuk bercocok tanam dan beternak.4
Di sana di bawah pimpinan Ertoghrul mereka mengabdikan diri kepada Sultan Seljuk yang
sedang berperang melawan Bizanthium. Pada waktu itu bangsa Saljuq yang serumpun dan
seagama dengan orang-orang Turki imigran tadi melihat bahaya bangsa Romawi yang
mempunyai kekeuasaan kemaharajaan Romawi Timur (Bizantium). Dengan adanya tambahan
pasukan baru dari saudara sebangsanya itu pasukan Saljuq menang atas Romawi. Sultan gembira
dengan kemenangan tersebut dan memberi hadiah kepada Erthogrol wilayah yang berbatasan

1
Badri yatim, sejarah peradaban islam(jakarta: PT. raja grafindo persada, 2013) hal 129
2 Syafig a mughnini, sejarah kebudayaan islam(jakarta: logos,1997) hal 51
3 Zainal abidin ahmad, sejarah islam dan umatnya,(jakarta: bulan bintang,1979) hal 22
4 Depag RI ensiklopedi islam, (jakarta: anda utama,1993), hal 1269

3
dengan Bizantum. Dengan senang hati Erthogrol membangun tanah perdikan itu dan berusaha
memperluas wilayahnya dengan merebut dan merongrong wilayah Bizantium. Mereka
menjadikan Sogud sebagai pusat kekuasaannya. Diansti Saljuk Rum sendiri sedang surut pada
saat itu. Dinasti tersebut telah berkuasa di Anatholia bagian tengah kurang lebih dua ratus tahun
lamanya, sejak tahun 1077 hingga tahun 1300.
Erthogrol mempunyai seorang putra yang bernama Usman yang diperkirakan lahir tahun
1258. Nama Ustman itulah yang diambil sebagai nama untuk kerajaan Turki Usmani. Erthogrol
meninggal tahun 1280. Usman ditunjuk untuk menggantikan kedudukan ayahnya sebagai
pemimpin suku bangsa Turki atas persetujuan Sultan Saljuq, yang merasa gembira karena
pemimpin baru itu dapat meneruskan kepemimpinan pendahulunya. Sultan banyak memberikan
hak istimewa kepada Usman dan mengangkatnya menjadi gubernur dengan gelar bey di
belakang namanya. Usman juga diperbolehkan untuk mencetak uang sendiri dan didoakan dalam
khutbah jum’at. Namun demikian, sebagian ahli menyebutkan bahwa Usman adalah anak Sauji.
Sauji itulah anak Erthogrol, sehingga Usman adalah cucunya, bukan anaknya. Sauji telah
meniggal sebelum ayahnya meninggal. Ia meninggal dalam perjalanan pulang sehabis memohon
kepada Sultan Saljuq atas perintah ayahnya Erthogrol untuk tinggal menetap di wilayahnya.
Permohonan itu dikabulkan oleh Sultan makanya Erthogrol ketika menerima berita ini sedih
bercampur gembira. Sedih karena anaknya meninggal dan gembira karena permohonannya untuk
menettap di wilayah Saljuq itu dikabulkan oleh Sultan.
Ketika Erthogrol meninggal dunia tahun 1289 M, kepemimpinan dilanjutkan oleh Usman.
Usman inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajan Usmani. Usman memerintah antara tahun
1290 M dan 1326 M. Sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan Alauddin II dengan
keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizanthium yang berdekatan dengamn kota
Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuq Rum ini kemudian
terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usman pun menyatakan kemerdekaan dan
berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Usman dinyatakan berdiri.
Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut juga Usman I.

B. Khalifah Terbesar dari Dinasti Turki Usmani


Raja-raja Turki Usmani bergelar Sultan dan Khalifah sekaligus. Sultan menguasai
kekuasaan duniawi dan khalifah berkuasa di bidang agama atau spiritual. Mereka mendapatkan

4
kekuasaan secara turun-temurun, tetapi tidak harus putra pertama yang menjadi pengganti sultan
terdahulu. Ada kalanya putra kedua atau putra ketiga dan menggantikan sultan. Dalam
perkembangan selanjutnya pergantian kekuasaan itu juga diserahkan kepada saudara sultan
bukan kepada anaknya. Dengan sistem pergantian kekuasaan yang demikian itu sering timbul
perebutan kekuasaan yang tidak jarang menjadi ajang pertempuran antara satu pangeran dengan
pangeran yang lalinnya, yang mengakibatkan lemahnya kekuasaa Usmaniyyah. sejak zaman
Usman hingga Sulaiman yang agung dapat dikatakan bahwa para sultannya terdiri dari orang-
orang yang kuat, dapat mengembangkan kerajaannya hingga ke Eropa dan ke Amerika.
Di masa Sulaiman yang bergelar juga al-Qanuni itulah Turki Usmani mencapai puncak
kejayaannya. Setelah masa itu para sultannya dalam keadaan lemah, ditambah lagi dengan
banyaknya serangan balik dari negeri-negeri Eropa yang sudah merasa kuat. Akhirnya para
penguasa Usman tidak dapat lagi mempertahankan kerajaanya yang luas itu dan hilanglah
kekuasaannya tahun 1924 ketika Mustafa Kemal Attaturk menghapuskan khalifah untuk selama-
lamanya di bumi Turki dan bergantilah negeri itu menjadi Republik hingga kini. Dalam sekian
lama kekuasaannya sekitar 165 tahun berkuasa tidak kurang dari tiga puluh delapan sultan, yang
sejarah kekuasaan mereka bisa di bagi menjadi lima periode.
1. Periode pertama
Periode ini dimulai dari berdirinya kerajaan, ekspansi pertama sampai kehancuran
sementara oleh serangan Timur. Sultan-sultannya adalah sebagai berikut:
Usman I 1299-1326
Orkhan (putera Usman I) 1326-1359
Murad (putera Orkhan) 1359-1389
Bayazid I Yildirim (Putera Murad) 1389-1402
Sebagaimana telah disebutkan di atas, Usman mendapatkan kekuasaannya setelah
meningglanya Sultan Saljuq Rum, Ala ad-Din II. Kerajaannya diperkuat dengan menambah
wilayah-wilayah yang dirampasnya dari Bizanthium. Untuk negeri-negeri yang belum
ditaklukan di wilayah Asia Kecil, Usman mengirim surat kepada mereka untuk memilih dari
tiga piliha, yakni tunduk dan memeluk agama islam, membayar jizyah, atau diperangi.
Banyak dari mereka yang tunduk dan memeluk agama islam, sebagian yang lain mau
membayar jizyah, tetapi ada pula yang menentang dan bersekutu dengan tentara Tartar
untuk melawannya. Usman pun tidak gentar menghadapinya, disiapkan pasukan pilihan

5
untuk melawan sekutu Tartar yang akhirnya dapat dikalahkannya. Setelah Usman I
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 699
H setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Dia menyerang daerah
perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun
1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.
Pada masa pemerintahan Orkhan 1326 M kerajaan Turki Usmani dapat meenaklukan
Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354
M), dan Galli poli (1356 M). Daerah ini adalah bagian benua Eropa yang pertama kali
diduduki kerajaan Usmani.
Ketika Murad I berkuasa (1359-1389 M) selain memantapkan keamanan dalam negeri,
ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adrionopel,
Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian Utara Yunani. Merasa cemas
terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang.
Sejumlah bessar pasukan Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani. Pasukan
ini dipimpin oleh Sijisman , raaja Honggaria. Namun Sultan Bayazid 1 dapat
mengahancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut.
Sultan Bayazid naik tahta tahun 1389 dan mendapat gelar Yaldirin dan Yaldrum, yang
berarti kilat karena terkenal dengan serangan-serangannya yang cepat terhadap lawannya. Ia
menaklukkan wilayah-wilayah yang belum ditundukkan oleh para pendahulunya. Di
masanya terjadi perang besar antara pasukan Usmani dengan ntentara sekutu Eropa.bayazid
tidak gentar mengahdapi pasukan sekutu di bawah anjuran Paus dan bahkan menghancurkan
pasukan salib. Ekspansi kerajaan Usmani sempta terhenti beberapa lama. Ketika ekspansi
diarahkan ke Konstantinopel, tentara Mongol yang dipimpin Timur Lenk melakukan
serangan ke Asia Kecil. Pertempuran hebat terjadi di Ankara tahun 1402 M.
Tentara Turki Usmani mengalami kekalahan. Bayazid bersama puteranya Musa
tertawan dan wafat dalam tawanan tahun 1403 M. Kekalahan Bayazid di Ankara itu
membawa akibat buruk bagi Turrki Usmani. Penguasa-penguasa Seljuq di Asia Kecil
melepaskan diri dari genggaman Turki Usmani. Wilayah-wilayah Serbia dan Bulgaria juga
memproklamasikan kemerdekaan. Dalam pada itu putera Bayazid saling berebut kekuasaan.
Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I (1403-1421 M) dapat

6
mengatasinya. Sultan Muhammad berusaha keras menyatukan negaranya dan
mengembalikan kekuatan dan kekuasaan seperti sediakala.
2. Periode Kedua
Periode ini ditandai dengan restorasi kerajaan dan cepatnya pertumbuhan sampai
ekspansinya yang terbesar. Sultan-sultannya adalah:
Muhammad I (Putera Bayazid I) 1403-1421
Murad II (Putera Muhammad I) 1421-1451
Muhammad II Fatih (Putera Murad II) 1451-1481
Bayazid II (Putera Muhammad II) 1481-1512
Salim I (Putera Bayazid II) 1512-1520
Sulaiman I Qanuni (Putera Salim I) 1520-1566
Setelah Timur Lenk meninggal dunia tahun 1405 M, kesultanan Mongol dipecah dan
dibagi-bagi kepada putera-peteranya yang satu sama lain saling berselisih. Kondisi ini
dimanfaatkan oleh penguasa Turki Usmani untuk melepaskan diri. Namun pada saat ittu
juga terjadi perselisihan antara putera-putera Bayazid (Muhammad, Isa, dan Sulaiman).
Setelah sepuluh tahun perebutan kekuasaan terjadi, akhirnya Muhammad berhasil
mengalahkan saudara-saudarnya. Usaha Muhammad yang pertama kali ialah mengadakan
perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negeri. Muhammad baru
diakui seluruh wilayah Usman setelah berjuang kurang lebih sepuluh tahun. Ia mempunyai
strategi yang berbeda untuk menghadapi semua lawannya.ia membuat perjanjian damai
dengan raja-raja Eropa dan menaklukkan wilayah-wilayah yang menentang satu demi satu.
Akirnya wilayah Usman dapat disatukan satu demi satu. Integrasi wilayah ini tampaknya
mengejutkan Eropa karena mereka sama sekali tidak menduga bahwa Usman akan bangkit
kembali karena sudah berantakan akibat serangan Timur Lenk. Sultan meninggal tahun 1421
M dan digantikan oleh putranya Murad II.
Sultan Muran II naik tahta ketika beliau berumur muda sehingga tidak dihiraukan oleh
raja-raja Eropa. Banyak tantangan yang dia hadapi. Yang paling penting adalah bersatunya
pasukan Eropa di bawah komando negeri Honggaria dengan Huynade sebagai
pemimpinnya. Serangan-serangan terhadap dunia Islam membuahkan kemenangan, yang
memaksa Murad II untuk berdamai dengan mereka. Perdamaian dengan sumpah di bawah
kitab suci masing-masing agama itu Injil dan al-Qur’an dikhanati oleh pihak Kristen.

7
Mereka bernafsu menyerang kembali Usman tanpa menghiraukan perjanjian yang telah
dibuat belum lama berselang. Sultan Murad yang semula mengundurkan diri dari panggung
politik bangkit keembali guna menghadapi penghinatan itu. Akhirnya dengan semangat yang
tinggi dan serangan yang dahsyat pasukan Huynade dapat dilumpuhkan dan ia lari ke Eropa.
Sultan Murad II meninggal setelah itu, pada tahun 1451 M, dan digantikan oeh putranya,
Muhammad II. Sultan Muhammad II naik tahta pada tahun 1451 M dengan mewarisi
kerajaan yang luas. Ia terkenal dengan nama Al-Fatih, sang penakluk atau pembuka, karena
pada masanya Konstantinopel sebagai ibu kota Bizantium berabad-abad lamanya dapat
ditundukkan. Hal itu terjadi pada tahu 1453 M. Pasukan Usmani memblokade kota
berbenteng kat itu dari segala penjuru yang akhirnya kota itu dapat ditaklukkan. Gereja Aya
Sophia yang terkenal itu diubah menjadi mesjid dan kebebasan beragama dijamin. Ibu kota
Usmani dipindahkan ke kota itu dari Edirne. Telah berulang kali pasukan muslim sejak masa
Umayyah berusaha menaklukkan Konstantinopel, tetapi selalu gagal karena kokohnya
benteng di kota tua itu. Dengan terbukannya kota Konstantinopel sebagai benteng
pertahanan terkuat keerajaan Bizanthium, lebih memudahkan arus ekspansi Turki Usmani ke
benua Eropa. Dan wilayah Eropa bagian timur semakin terancam oleh Turki Usmani.
Karena ekspansi Turki Usmani juga dilakukan ke wilayah ini bahkan sampai ke pintu
gerbang kota Wina, Austria. Sultan Muhammad mengembangkan wilayahnya lebih lanjut
setelah penaklukan yang dinanti-nanti oleh umat Islam. Sultan meninggal tahun 1481 dan
diganti oleh putranya Bayazid II.
Berbeda bengan ayahnya Bayazid II lebih memnetingkan kehidupan tasawuf daripada
perang di medan laga. Kelemahannyaa di bidang pemerintahan yang cenderung berdamai
dengan musuh mengakibatkan Sultan itu tidak begitu ditaati oleh rakyatnya, termasuk
putera-puteranya. Bahkan terjadi perselisihan yang panjang antara mereka. Akhirnya Sultan
Bayazid II mengundurkan diri dari pemerintahan tahun 1512 dan digantikan oleh puteranya
Salim I.
Berbeda dengan ayahnya Sultan Salim I memiliki kemampuan memerintah dan
memimpin peperangan. Maka pada saat pemerintahannya wilayah Usman bertambah luas
hingga menembus Afrika Utara. Syria dapat ditaklukan dan Mesir yangg diperintah oleh
kam Mamalik ditundukkan pada tahun 1517 M. Gelar khalifah yang disandang oleh al-
Mutawakkil ‘ala Allah, salah seorang keturunan Bani Abbas yang selamat daris serangan

8
bangsa Mongol 1235 M dan pada saat itu yang berada di bawah proteksi Mamluk, diambil
alih oleh Sultan. Dengan demikian sejak masa Sultan Salim para sultaan Usmani
menyandang juga gelar khalifah. Walaupun sangat sebentar sekali berkuasa Sultan Salim
sangat berjasa membentangkan wilayahnya hingga mencapai Afrika Utara, suatu hal yang
belum pernah dilakukan oleh para pendahulunya. Ia meninggal tahun 1520 dan digantikan
oleh anaknya Sulaiman I. Pada masa Sultan Sulaiman I ini terjadilah zaman keemasan bagi
kerajaan Turki Usmani. Wilayahnya mencapai kawasan yang luas, meliputi daratan Eropa
hingga Austria, Mesir dan Afrika Utara hingga Aljazair dan Asia hingga ke Persia. Serta
meliputi lautan Hindia, laut Arabia, laut Merah, Lut Tengah dan Laut Hitam. Ia menyebut
dirinya sebagai Sultan dari segala Sultan, raja diraja, pemberi anugrah mahkota bagi raja-
raja dan bayang-bayang Allah di muka bumi. Ia membuat dan memberlakukan Undang-
undang di wilayahnya sehingga ia disebut al-Qanuni, pembuat Undang-undang. Orang Barat
menyebutnya sebagai Sulaiman yang agung, The Magnificinet. Ia wafat taahun 1566 dan
digantikan oleh putranya Salim II. Di masa anaknya inilah mulai tampak kemunduran
kerajaan Usmani sedikit demi sedikit.
3. Periode Ketiga
Periode ini ditandai dengan kemampuan Usmani untuk mempertahankan wilayahnya,
sampai lepasnya Hungaria. Namun kemunduran segera terjadi. Dalam masa kemunduran
Turki Usmani setelah Sulaiman terdapat beberapa Sultan yang berkuasa berturut-turut
sebagai berikut:
Salim II (Putera Sulaiman I) 1566-1573
Murad III (Putera Salim II) 1573-1596
Muhammad III (Putera Murad III) 1596-1603
Ahmad I (Putera Muhammad III) 1603-1617
Mustafa I (Putera Ahmad I) 1617-1618
Usman II (Putera Ahmad I) 1618-1622
Mustafa I (Yang kedua kalinya) 1622-1623
Murad IV (Putera Ahmad I) 1623-1640
Ibrahim I (Putera Ahmad I) 1640-1648
Muhammad IV (Putera Ibrahim I) 1648-1687
Sulaiman III (Putera Ibrahim I) 1687-1691

9
Ahmad II (Putera Ibrahim I) 1691-1695
Mustafa II (Putera Muhammad IV) 1695-1703
Pada akhir kerajaan Sulaiman I kerajaan Usmani berada di tengah-tengah dua kekuatan
Monarki Austria di Eropa dan keerajaan Shafawi di Asia. Selama periode ini Usmani
mencapai kemenangan dibeberapa negara di Eropa. Di Asia sistem Feodal memungkinkan
munculnya penguasa-penguasa lokal yang diberi gelar pasya. Mereka ditemukan diperbatasa
Persia dan Kurdistan, dan juga di Syria. Melemahnya kerajaan Usmani pada awal periode ini
sebagian besar disebabkan oleh alasan domestik. Selama abad ke-16 sudah tampak bahwa
Usmani hanya bisa bertahan dengan perang yang terus menerus, sekarang keadaan itu harus
disesuaikan dengan kondisi aman. Pengganti Sulaiman tidak sesuai dengan tuntutan kondisi
itu. Sultan Muhammad II, Usman II, dan Muhammad IV sering menyertai pasukan dalam
ekspedisi, tetapi Murad IV adalah Sultan terakhir yang mempertahankan tradisi ghazi. Jadi
para sultan selanjutnya kurang terlibat langsung dalam administrasi negara sekalipun mereka
tetap dikelilingi oleh tradisi kebesaran.
Namun ini tidak menyelamatkan pembunuhan Usman II pada tahun 1628 dan
pemakzulan Ibrahim pada tahun 1648 dan Muhammad IV pada tahun 1688. Bahkan para
penguasa dan jendral memainkan peran lebih penting dalam pemerintahan, seperti Mehmed
Saqoli Pasya di bawah Salim II, Sinan Pasya di bawah Muhammad II, Murad Pasya dan
Khalil Pasya di bawah Ahmad I dan Usman II. Di samping itu beberapa kelompok lain
bersaing dalam mengatur negara, seperti korps Janissari, Sipahi, lingkaran istana dan ulama’
dengan instuisinya syaikh al-islam. Murad IV adalah satu-satunya sultan yang sanggup
menekan pengaruh kelompok-kelompok itu. Ia bahkan berhasil meningkatkan kekuatan
militer baru, Segban, berasama-sama Janissari. Sekalipun terdapat gejolak keagamaan dari
sebagian masyarakat melawan orang-oarangg kristen, para negarawan itu menunjukkan
sikap yang sangat toleran.
Ada pemberontakan agama yang dilakukan oleh masyarakat kelas bawah di Asia Kecil,
dan ini menunjukkan bahwa tradisi keagamaan lama abad ke-13 dan ke-14 tidak seluruhnya
lenyap. Pada tahun 1599 muncul gerakan Qara Yaziji dan Urfa, pada tahun 1606
pemberontakan Qalender Oghlu di Sharukhan, yang sempat beberapa tahun menguasai
wilayah yang luas di Anatolia Barat, sampai dihancurkan oleh Murad Pasya; pada tahun

10
1623-1628 terjadi pemberontakan Abaza yang melawan Janissari. Di Anatolia timur ada
gerakan pemisahan diri di bawah seorang Kurdi bernama Janbulat di Syiria Utara.
4. Periode Keempat
Periode ini ditandai dengan secara berangsur-angsur surutnya kekuatan kerajaan dan
pecahnya wilayah di tangan para penguasa wilayah. Sultan-sultannya adalah sebagai berikut:
Ahmad III (Putera Muhammad IV) 1703-1730
Mahmud I (Putera Mustafa II 1730-1754
Usman III (Putera Mustafa II) 1754-1757
Mustafa III (Putera Ahmad III) 1757-1774
Abdul Hamid (Putera Ahmad III) 1774-1788
Salim III (Putera Mustafa III) 1789-1807
Mustafa IV (Putera Abd. Al-Hamid I) 1807-1808
Mahmud II (Putera Abd. Al-Hamid II) 1808-1839
Selama abad ke-18 tanda-tanda kemunduran kerajaan Turki semakin tampak. Sebab-
seba kemunduran itu terdapat dalam kondisi politik. Dampak masa transisi dari penaklukan
ke masa damai dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan asing, seperti Austria dan Rusia.
Sistem administari tetap sama selama periode ini. Dalam hampir semua bidang otoritas
pemerintah pusat kehilangan pengaruhnya. Pada awal abad ke-18 hal ini belum begitu
tampak. Konstantinopel masih merupakan ibukota yang cemerlang di mana istana Ahmad III
memberikan contoh sebuah kehidupan yang mewah . pada periode ini pula terjadi
perkembangan literatur yang pesat diluar lingkaran ulama’. Kelas baru sastrawan muncul
yang menjadi cikal bakal lahirnya kelas menengah intelektual yang bermula pada awal abad
ke-19. Demikian juga lahir pelukis-pelukis baru sejak tahun 1727. Kelas baru dari
fungsionaris ini adalah budak-budak sultan. Hanya di bawah Muhammad II posisi mereka
diatur dengan cara yang lebih liberal.dalam situasi pemerintahan itu Janissari dan Sipahi
yang disisplin mereka sekarang mengedor beberapa kali memberontak. Pemberontaka
Janissari yang dipimpin oleh Patrona Khalil pada tahun 1730 yang menyebabkan hilangnya
tahta Ahmad III, tampaknya lebih ditujkan untuk melawan aristokrasi baru itu. Setelah
Ahmad III kehidupan di istana menjadi lebih tenang. Kelas penguasa dan para sultan mulai
menyadari kelemahan kerajaan dan berusaha mengatasinya dengan cara memperkenalkan
pembaharuan militer. Salim III melaksanakan pembaharuan militer, tetapi sangat sedikit

11
yang mendukungnya. Intitisi pasukan baru yang menyebabkan pemberonrakan Janissari
yang didukung oleh para ulam’.
Mahmud II akhirnya mempertimangkan reformasi yang lebih terencana. Ia akhirnya
mengambil kesimpulan bahwa tidak ada jalan lain dalam melaksanakan pembaharuan selain
melakukan pembunuhan massal terhadap Janissari, tindakan itu benar-baenar terjadi di
Konstantinopel pada 16 Juni 1826. Pada saat yang sama tarekat Bektassyyiyah ditindas.
Lemahnya kerajaan pusat telah menjadi karakterr kerajaan Usmani pada abad ke-18.
Aljazair, Tunisia, dan Tripoli diperintah oleh para Bey secara turun-temurun. Mesir diambil
alih oleh Ali Bey. Di Anattholia pada tahun 1739 ada pemberontakan yang berbahaya dari
Syari Beg Oghlu. Di Mesopotamia dan Iraq kondisinya juga demikian. Di syiria kaum Druze
memiliki amirnya sendiri dan daerah pantai dikuasai oleh Jazzar Pasya dari Akka.
5. Periode Kelima
Periode ini ditandai dengan kebangkitan kultural dan administratif dari negara di bawah
pengaruh ide-ide barat. Sultan-sultanya adalah:
Abdul Majid I (Putera Mahmuud II) 1839-1861
Abdul Aziz (Putera Mahmud II) 1861-1876
Murad V (Putera Abd. Majid I) 1876-1876
Abdul Hamid II (Putera Abd. Majid I) 1876-1909
Muhammad V (Putera Abd. Majid I) 1909-1918
Muhammad IV (Putera Abd. Majid I) 1918-1922
Abdul Majid II (1922-1924), Hanya bergelar khalifah, tanpa sultan yang akhirnya
diturunkan pula dari jabata khalifah. Turki Usmani di hapus oleh Kemal Attarurk dan Turki
menjadi negara nasiona Republik Turki.
Pada periode ini muncul gerakan pembaharuan yang kurang lebih merupak aplikasi dari
Tanzimat. Namun demikian tantangan Barat terus berlanjut sehingga secara bertahap
wilayah Usmani semakin berkurang. Pada tahun 1865 Turki kehilangan Serbia, dan dua
kerajaan kecil di Danube. Pada tahun 1878 Serbia, Montonegro dan Rumania lepas dari
Usmani, sedang Bulgaria menjadi semiindependen. Di kawasa Caucasia Turki kehilangan
Qars dan Batum. Inggris mencaplok Cyprus dan Mesir. Burgaria merdeka dan Bosnia dan
Herzegovina diambil oleh Austria. Kemudian Tripoli jatuh ketangan Italia.

12
Selama abad ke-19 hubungan Turki dengan Persia berjalan baik. Namun, karena
keterlibatan Turki dalam perang Dunia menyebabkan kehilangan beberapa wilayah di Asia.
Konstantinopel sendiri diduduki oleh pasukan sekutu. Kemunduran politik ini pada akhirnya
mengentarkan turunnya sultan Muhammad VI pada tahun 1922 dan kemudian hilangnya
kerajaan Usmani Ekspansi Wilayah Dinasti Turki Usmani

C. Ekspansi Wilayah Dinasti Turki Usmani


1. Ke Eropa
Dengan modal wilayah sempit di Anatolia Tengah ditambah dengan bekas wilayah
Saljuk Rum, Turki Usmani mengembangkan sayapnya ke Eropa. Mula-mula mereka
menaklukkan Asia kecil dahulu kemudian menyeberang ke daratan Eropa. Bursa, yang
masih di daratan Asia yang terletak di tepi lauat Marmara ditundukkan oleh usmani ketika
kekuasaannya masih dini, pada tahun 1324 M. kota itu diserang oleh Usman bersama
dengan anaknya. Orkhan yang memindahkan ibu kota Usmani ke kota taklukan itu pada
tahun 1326. Ketika memerintah Orkhan memperluas wilayahnya.
Murad I, sebagai pengganti Orkhan dapat menaklukkan Adrianopel yang diganti
namanya dengan Edisne pada tahun 1361 kota itu dijadikan ibu kota Usmani setelah
dipindahkan dari Bursa. Murad dapat menyeberangai sungai Danube dan menaklukkan
Macedonia antara tahun 1371 sampai 1387. Peparangan dapat dimenangkan oleh Usmani
dibawah pimpinan sultan Murad. Tetapi nasib malang menimpa sultan itu ia mati ditangan
serdadu Servia (Serbia) yang berpura-pura mati.
Bayazid I, sebagai gantu Murad I diangkat menjadi Sultan tahun 1389. Ia berhasil
menundukkan wilayah Turkeman di Anatolia Barat dan sisa-sisa wilayah Anatolia lainnya.
Ia dapat menjadikan Bulgaria di bawah control pemerintahan usmani dan menderak tentara
Salib di bawah pimpinan Hongaria. Tetapi Bayazid kalah perang melawan timur Lank
diantara tahun 1402. Ia ditawan hingga wafat tahun 1403. Penggantinya Muhammad I dapat
menundukkan saudara-saudaranya dan dapat memulihkan kekuasaan Usmani. Ketika Murad
II sebagai pengganti Muahammad I, ia dapat menaklukkan Salonika tahun 1430.
2. Penaklukkan Konstantinopel
Hal yang perlu pemakalah sampaikan di sini adalah tentang penaklukan konstantinopel,
hal ini dikarenakan penaklukan kota konstantinopel tidak hanya dilakukan oleh pasukan

13
usmaniyah saja, namun sejak masa dinasti Umayyah, usaha-usaha penaklukan kota
konstantinopel sebagai ibukota bizantium yang dikuasai oleh Romawi Timur, menjadi
prioritas utama, selain atas dasar hadits nabi, penaklukan ini juga bermotif politik dan
agamis, karena di sanalah tempat yang strategis untuk penyebaran islam selanjutnya, bahkan
turki usmani tidak akan mencapai keemasannya tanpa dimulai dengan penaklukan
konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih, sehingga kemudian turki usmani bisa menguasai
wilayah yang sangat luas semasa sulaiman al-Qanuni.
Usaha penaklukan konstantinopel bermula masa dinasti Umayyah, usaha penyerangan
pertama pada masa Muawiyah bin Abi sufyan tahun 44 H, namun tidak berhasil, serangan
paling besar pada masa dinasti umayyah dilakukan pada masa Sulaiman bin Abdul Malik
tahun 98 H. pada masa Abbasiyah, berlangsung jihad yang terus menerus melawan
pemerintahan Byzantium, namun serangan belum sampai pada konstantinopel, walaupun
diakui bahwa Harun Ar-Rasyid pada tahun 190 H mampu menimbulkan gejolak di dalam
negeri Byzantium.
Masa selanjutnya dilakukan oleh dinasti saljuk pimpinan Alib Arselan yang
bmengalahkan Kaisar Rumanos, dan kemudian diadakan perjanjian pembayaran upeti
tahunan pada pemerintah saljuk, ini menunjukkan ketundukan sebagian Byzantium pada
islam saat itu. Setelah saljuk melemah, muncul dinasti-dinasti saljuk kecil, seperti saljuk-
romawi yang mampu melemahkan kekaisaran romawi.
Pada masa turki usmani, usaha penaklukan Byzantium untuk pertama kalinya dilakukan
oleh sultan Bayazid “sang kilat”, yang dengan kekuatan militernya yang kua berhasil
mengepung konstatinopel tahun 1393 M. awalnya sultan melakukan perjanjian damai pada
penguasa konstantinopel untuk menyerahkan konstantinopel dengan damai tanpa
pertumpahan darah. Namun kaisar romawi mengulur-ulur waktu dan mencari-cari cara
untuk melawan kepungannya. Dia kemudian meminta bantuan Negara-negara Eropa.
Sebenarnya saat itu konstantinopel sudah melemah, namun pada saat yang bersamaan,
muncullah rival turki usmani, yaitu kerajaan Mongolia di bawah pimpinan Timurlenk, yang
menyerbu wilayah-wilayah turki usmani. Terpaksa pasukan ditari untuk menghadapi
pasukan mongol, yang kemudian terkenal dengan perang Ankara, dimana pihak bayazid
kalah.

14
Usaha kedua masa turki usmani dilaksanakan oleh Murad II, usaha dilakukan dengan
serangan bertubi-tubi ke konstantinopel sebagai pusat bizantium. Namun siasat kaisar
romawi lebih unggul, dia berhasil meminimalisirnya dengan memberikan bantuan-bantuan
financial bagi pemberontak yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan turki usmani.
Sehingga konsentrasi pasukan terpecah menjadi dua, dan konstantinopel tidak berhasil
dikuasai.
Masa penaklukan konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih. Atas ajaran dari ustadnya
Syaikh Aaq Syamsuddin, yang senantiasa memberikan dasar-dasar islam yang kuat, juga
ajaran penyebaran dakwah islam, disamping karena dia teah mengikuti peperangan dengan
romawi bersama ayahnya Murad II. Dia kemudian menyusun strategi yang benar-benar kuat.
Strategi pertamanya adalah mengamankan wilayah kekuasaannya dengan mengadakan
konsolidasi-konsolidasi. Setelah erasa situasi dalam negeri kekuasaannya aman, dia mulai
merancang taktik penyerangan ke konstantinopel. Dia melatih 250.000 mujahid siap tempur,
jumlah yang sangat banyak dibandingkan jumlah pasukan islam lain semasanya, dengan
menanamkan semangat jihad di jalan Allah, dia juga selalu mengingatkan mereka tentang
peujian Rasulullah bagi mereka yang mampu membuka konstantinopel. Adapun hadits nabi
tersebut berbunyi:

ّ
‫لتفتحن القسطنطية على يد رجل فلنعم األمير أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش‬
“Konstantinopel akan bisa ditaklukkan di tangan seorang laki-laki, maka orang yang
memerintah di sana adalah sebaik-baik penguasa dan tentaranya adalah sebaik-baik
tentara”.
Hadis himmah (cita-cita) nabi tersebut mampu menciptakan semangat jihad yang kuat
bagi pasukan usmani. Semangat moril itu diperkuat dengan infrastruktur angkatan perang
yang mutakhir dan strategi yang canggih. Dimana sultan Muhammad membangun benteng
Romali hishar di selatan eropa di selat borphorus sebagai titik strategis untuk melancarkan
serangan dan mensuplai peperangan. Tidak hanya itu, sultan Muhammad juga membangun
sebuah meriam berbobot ratusan ton untuk menghancurkan benteng konstantinopel. Selain
itu angkatan laut juga dipersiapkan dengan membangun 400 kapal, karena kota
konstantinopel berdekatan dengan laut.

15
Saat pengepungan dilaksanakan, kaisar romawi telah meminta bantuan kepada Negara-
negara Kristen eropa, namun ada beberapa masalah internal Kristen pada saat itu sehingga
bantuan kurang maksimal. Konflik yang dimaskudkan adalah bahwasannya Kristen di
konstantinopel beraliran orthodox sedangkan Kristen di kekaisaran Byzantium beraliran
katolik. Hal ini juga lah yang menjadikan kelemahan tersendiri bagi mereka sehingga,
konstantinopel bisa ditaklukkan, dengan strategi yang luar biasa, perpaduan taktik dan
strategi angkatan darat dan angkatan laut, dimana angkatan laut menyerang dari belakang
benteng sehingga pasukan penjaga benteng konstantinopel terbagi menjadi mudah, sehingga
armada darat bisa lebih mudah menghancurkan benteng kota konstantinopel.
Lima faktor yang menyebabkan kesuiksesan Dinasti Usmani dalam perluasan wilayah
Islam, diantaranya:
 Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita
memperoleh ghonimah (harta rampasan perang).
 sifat dan karakter orang Turi yang selalu ingin m,aju da tidak pernah diam serta gaya
hidupnya yang sederhana, sehingga memudahkan untuk tujuan penyerangan.
 Semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam.
 Letak Istanbul yang sangat strategis sebagai ibu kota kerajaan jugasangat menunjang
kesuksesan perluasan wilayah ke Eropa dan Asia.
 Kondisi kerajaan-kerajaan di sekitarnya yang kacau memudahkan Dinasti Usmani
menglahkannya

D. Masa Kejayaan Dinasti Turki Usmani


1. Dalam bidang politik dan pemerintahan
a. Sultan turki usmani.
Pada mulanya raja-raja turki usmani bergelar sultan. Sejak sultan salim I dapat
menaklukkan kerajaan mamaluk di mesir pada tahun 1517 M dan berhasil membawa
tahta kekahlifaan ke turki, maka sejak itu sultan salim memakai gelar kahlifah
disamping gelar sultan yang dimilikinya. Semenjak itu raja-raja turki usmani bergelar
sultan dan khalifah sekaligus. Mereka mendapat kekuasaan secara turun temurun,
akan tetapi tidak harus putra pertama yang menjadi pengganti terlebih dahulu.
Bahkan bisa juga putra pertamanya, keduanya atau selanjutnya. Dalam

16
perkembangan selanjutnya pergantian kekuasaan itu juga di serahkan kepada saudara
sultan bukan pada anaknya. Sejak masa usman hingga sulaiman yang agung dapat
dikatakan bahwa sultannya sendiri dari orang-orang kuat, dan dapat mengembangkan
kerajaanya hingga ke eropa dan afrika. Dimasa itulah turki mencapai puncak
kejayaannya.5
b. Kekuasaan sultan
Para umumnya para sultan usmani berkuasa secara mutlak (absolut) diktaktor.
Bentuk bentuk kediktaronnya dan sewenang-sewenangnya mereka dapat di lihat dari
awal masa pemerintahan seorang sultan. Pada awal masa pemerintahannya seringkali
diwarnai dengan pembunuhan terhadap saudarnya-saudarnya karena di kahawatirkan
mungkin mereka memberontak karena aturannya tidak sesuai dengan apa yang
diinginkannya. Dari sekian banyak tindakan keji dan biadab yang dilakukan para
sultan usmani adalah adanya undang-undang yang membenarkan seorang sultan
membunuh saudara-saudaranya sendiri dengan alasan stabilitas keamanan. Firman
allah dan mengingatkan akan besar dosanya bagi melakukan pembunuhan. Sejak itu
berakhirlah tragedi pembunuhan di antara keluraga istana setelah berjalan sekian
lama dan sejak saat itu, dikawalah putra mahkota secara ketat.
c. Para pembantu sultan
Dalam menjalankan roda pemerintahan di bidang duniawi sultan dibantu oleh sahd
al-‘adham , sedangkan dalam bidang keagamaan sultan dibantu syaik al-islam.
Untuk dapat menduduki kursi shadr al-adham, seorang calon di tuntut harus
memberikan sekian banyak hadiah, sebagai sogokan kepada sultan dan harus
bersedia memenuhi segala permintaan sultan dan keluarganya. Untuk menjadi
gubernur, dia harus memberikan hadiah yang banyak kepada shadr al-‘adham.
2. Dalam bidang militer
Kerajaan turki usmani berdiri berkat ketangguhan militernya, walaupun dari segi
susunan keorganisasian oleh dikatakan kurang rapi, namun kekuatan militer dapat di susun.
Hal ini disebabkan karena pada umumnya tentara turki usmani kurang begitu menguasai
organisasi keprajuritan dan bahkan mereka tidak memperhatikan organisasi tersebut. Setelah
terjadi kontak senjata dengan pasukan eropa membuat mereka terdorong untuk menorganisir

5
Syafiq A.mughini,op.cit h 53

17
ketentaraan dan meningkatkan profesionalisme, taktik dan strategi tempur mereka. Setelah
susunan tentara itu terwujud, para prajurit tersebut tidak menyadari bahwa mereka sebagai
prajurit angkatan perang. Mereka merasa bahwa dirinya adalah pemimpin yang berhak
memperoleh gaji, sehingga hal tersebut telah mendorong urkhan agar segera melakukan
perombakan dalam tubuh organisasi ketentaraan.
Pembaruan dalam tubuh organisasi militer oleh orkhan, tidak hanya dalam bentuk
mutasi personel-personel pimpinan,tetapi juga diadakan perombakan dalam keanggotaan.
Pada akhirnya mereka mengambil cara lain yaitu dengan mengambil anak-anak orang
kristen untuk di di bidang kemiliteran sejak kecil dan mereka diasramakan dalam lingkungan
dan suasana islam, program tersebut ternyata berhasil dijalankan dengan baik sehingga
menciptakan kelompok militer baru yang disebut pasukan jenissari dan inkisyariah. Tentara
yang dibangun oleh sultan urkhan inilah yang kelak menjadi mesin perang yang sangat
handal dan tangguh dalm perluasan wilayah kerajaan turki usmani.
Selain angkatan darat yang tangguh, kerajaan ini juga melakukan pembenahan terhadap
angkatan laut, sehingga pada masa sultan muhammad II dapat menyerbu dan menundukan
konstatinopel.6 Kemudain sultan muhammad II bergelar al-fatih. Ia memindahkan pusat
pemerintahan turki usmani ke konstatinopel dirobah namanya menjadi instabul. Dengan
keberhasilan ini kerajaan turki usmani dapat menjadi negara adikuasa islam, yang akhirnya
dapat mencapai puncak kejayaannya pada masa sulaimam I di awal abad ke-16 M.
3. Bidang ekonomi
Kerajaan turki usmani merupakan negara yang sangat luas , dengan luasnya wilayah ini
telah membantu pemasukan perekonomian kerajaan turki usmani baik itu dari harta
rampasan perang, pembayaran pajak tanah, dan juga dari hasil garapan tanah yang
disebut Timar, yaitu tanah garapan yang terkecil yang diberikan hasilnya kepada yang
punya timar, sementara yang menggarapnya hanya mendapat hanya mendapat sekedar saja
untuk makan. Selanjutnya ada juga tanah garapan yang lebih luas dari Timar yang
disebut Ziamat. Ziamat ini diberikan kepada para tuan tanah yan telah berjasa kepada
sultan atau kepala negara. Pemiliknya disebut Zaim. Kewajiban zaim adalah
membayar pajak kepada pemerintah pusat di samping harus mengirim sejumlah tentara
sesuai dengan luas ziamatnya.

6
Fuad muhammad shibel, kebudayaan islam menurut tinjauan toynbee ( jakarta: bustani a.gani,1997) hal 49

18
Selanjutnya masih ada satu jenis tanah lagi yakni tanah garapan yang lebih dari pada
ziamat yakni tanah yang diberikan kepada para wali ( gubernur). Tanah ini disebut
tanah Khas dan tanah ini tidak diperiksa atau dilakukan pendataanya oleh pemerintah.
Disamping pemasukan keuangan diatas, perekonomian turki usmani menjadi lebih
mantap lagi dengan dikuasainya pusat-pusat atau jalur-jalur perdagangan internasional pada
waktu itu, yang diantaranya: iran, arab , mesir, samudera hindia, brussa, anatolia, dan yang
lebih penting lagi dengan dijadikan istanbul menjadi ibu kotanya.
4. Ilmu pengetahuan
Kebudayaan turki usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan,
diantaranya adalah kebudayaan persia,bizantium,dan arab. Dari kebudayaan persia, mereka
banyak mengambil ajara-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja.
Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap dari bizantium. Sedangkan,
ajaran-ajaran tentang prinsip ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan, keilmuan,dan huruf
mereka terima dari bangsa arab.
Sebagai bangsa yang berdarah militer, turki usmani lebih banyak memfokuskan
kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan,
mereka kelihatan tidak begitu menonjol. Karena itulah, didalam khazanah intelektual islam
kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari turki usmani. Namun demikian, mereka
banyak berkiprah dalam pengembanganseni arsitektur islam berupa bangunan-bangunan
masjid yang indah, seperti masjid al-muhammadi atau masjid jami’ sultan muhammad al-
fatih. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid
yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang asalnya gereja aya sopia. 7

E. Faktor Pendukung Kemajuan Kerajaan Turki Usmani


1. Faktor internal
a. Mereka adalah bangsa yang mempunyai semangat juang yang tinggi, bangsa yang
berjiwa besar dan berpandangan luas serta diliputi oleh perang salib.
b. mereka memiliki angkatan perang yang tangguh dan mampu meluaskan kekuasaan
islam di bidang spiritual dan temporal, maupun menaggulangi musuh-musuh dunia
islam dan mampu menujukkan diri sebgai pemimpin dunia.

7
Badri yatim, sejarah peradaban islam,jakarta: rajawali pers 2013 hal 136

19
c. adanya kematangan stabilitas dalam negri. Apabila sebuah negara tidak ada
keseimbangan, maka energi yang ada hanya dipergunakan untuk memulihkan dan
memadamkan kekacauan tersebut. Tidak jarang sebuah negara atau kerajaan malah
menjadi mundur bahkan hancur oleh karena tidak adanya kemantapan, keamanan dan
stabilitas di dalam negri.
d. adanya sifat tasamuh( toleransi) yang diajarkan agama islam, disamping keberanian
bangsa turki yang mengantarkan seluruh eropa, mereka juga terkenal dengan suifat
rukun dan lapang dada terhadap segala penganut agama lainnya.
e. adanya watak dan kepribadian dari para tentara yang terkandung dalm watak yang
tidak ternoda. Sebagaimana yang dicerminkan dalam tingkah laku baik waktu damai
maupun waktu perang.
f. adanya pengaruh yang besar para ulama agama dalam tradisi masyarakat turki pada
lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama dan
kerajaan turki usmani sangat terikat dengan fatwa ulama,sehingga fatwa ulama
menjadi hukum belaku. Oleh karena itu, ulama mempunyai tempat tersendiri dan
berperan besar dalam kerajaan turki usmani.
2. Faktor eksternal
a. phiip k. Hitti mengatakan, bahwa adanya perpaduan bermacam-macam kebudayaan
di turki usmani. Bangsa turki usmani banyak mengambil ajaran etika, politik dari
bangsa persia. Mereka banyak meniru kebudayaan persia, karena diantara kedua
bangsa tersebut mempunyai jalinan historis baik sebelum maupun sesudah bangsa
turki usmani hijrah ke asia barat. Kebudayan turki usmani bersumber dari kondisi
alam asia tengah yang telah membentuk kepribadian dan karakteristik mereka,
seperti mempunyai semangat juang tinggi dan cenderung suka beasimilasi dan
senang bergaul dengan bangsa asing.
b. kemunduran eropa, ketika kerajaan turki usmani mengalami kejayaan. Eropa pada
waktu itu berada dalam kegelapan terutama pada masa klasik islam. Kegelapan ini
ditandai dengan kemunduran dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan dan
sebagainya.

20
c. mereka memeluk agama islam dengan penuh kesadaran. Oleh karena itu, dalam
segala aspek kehidupan dan dalam segala keadaan lingkungan mereka berbuat dan
bertindak dengan mantap menurut dalil-dalil dan perintah islam.

F. Kemunduran dan Kejatuhan Kerajaan Turki Usmani


1. Proses kemunduran kerajaan turki usmani.
Di masa pemerintahannya terjadi pertempuran antara armada laut kerajaan usmani
dengan armada laut kristen yang terdiri dari angkatan laut spanyol, angkatan laut bundukia,
angkatan laut sri paus dan sebagian kapal para pendeta malta yang dipimpin Don juan dari
spanyol.
Pertempuran ini terjadi diselat liponto (yunani). Dalam pertempuran ini turki usmani
mengalami kekalahan yang mengakibatkan tunisia dapat direbut oleh musuh. Baru pada
sultan berikutnya, sultan murad III, pada tahun 1575 M tunisia dapat direbut kembali.
Pada sultan Murad III (1574-1595 M) kerajaan usmani pernah berhasil menyerbu
kaukasus dan menguasai tiflis di laut hitam (1577 M), merampas kembali tibris, ibu kota
kerajaan syafawi menundukan georgia, mencampuri urusan dalam negri polandia, dan
menglahkan gubernur bosnia pada tahun 1593 M.
Namun, karena kehidupan moral sultan yang tidak baik menyebabkan timbulnya
kekacauan dalm negri. Apalagi ketika pemerintahan dipegang oleh para sultan yang lemah
seperti sultan muhammad III (1595-1603 M). Dalam situasi yang kurang baik itu, austria
berhasil memukul kerajaan usmani.
Sesudah sultan ahmad I (1603-1617 M) situasi semakin memburuk dengan naiknnya
mustafa I (1617-1623 M). Karena gejolak politik dalam negri tidak dapat diatasinya, syaikh
al-islam, mengeluarkan fatwa agar ia turun dari tahta dan diganti oleh usman II (1618-1622
M).
Pada masa sultan ibrahim (1640-1648 M) berkuasa, orang-orang vinetia melakukan
perperangan laut melawan dan mengusir orang turki usmani dari Cyprus dan Creta tahun
1645 M.
Pada tahun 1770 M, tentara rusia mengalahkan armada kerajaan usmani di sepanjang
pantai asia kecil. Akan tetapi , tentara rusia ini dapat dikalahkan kembali oleh sultan mustafa
III (1757-1774 M) yang segera mengkonsolidasi kekutannya.

21
Pengganti sultan mustafa III adalah sultan abdul hamid (1774-1789 M) seorang sultan
yang lemah. Pada masa sultan hamid mengadakan perjanjian engan catherine II dari rusia
yang diberi nama perjanjian perjanjian kinarja di kutcuk kinarja. Isi perjanjian itu antara
lain :
a. Kerajaan usmani harus menyerahkan benteng-benteng yang berada di laut hitam
kepada rusia dan memberi izin kepada armada rusia untuk melintasi selat yang
menghubungkan lau hitam dengan laut putih.
b. Kerajaan usmani mengakui kemerdekaan kirman ( crimea)8
Mungkin itulah beberapa proses kemunduran kerajaan turki usmani. Akhirnya satu per
satu negeri-negeri eropa yang pernah dikuasai kerajaan ini, dia mulai memerdekan diri.
2. Faktor –faktor kejatuhan turki usmani
a. Wilayah kekuasaan yang sangat luas
Administrasi pemerintahan bagi suatu negara yang sangat luas wilyahnya sangat
rumit dan kompleks, sementara administrasi pemerintahan kerajaan usmani tidak
beres. Di pihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat
luas,sehingga mereka terlibat perang terus-menerus dengan berbagai bangsa
b. Heterogenitas penduduk
Sebagai kerajaan besar, turki usmani menguasai wilayah yang sangat luas, mencakup
asia kecil, armenia, irak, syiria, hijaz, dan yaman di asia. Mesir ,libya,tunis, dan
aljazair di afrika. Bulgaria , yunani, yugoslavia dan beberapa negara eropa lainnya.
Wilayah itu sangat luas itu didiami oleh penduduk yang beragam baik dari
suku,ras,agama, etns dan adat isiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragam dan
tersebar di wilayah yang luas itu, diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang
terartur.
c. Kelemahan para penguasa
Sepeninggal sulaiman al-qanuni , kerajaan usmani di perintah oleh sultan-sultan
yang lemah, baik dalam kepribadian terutama dalam kepemimpinanya. Akibatnya
pemerintahan menjadi kacau dan menjadi semakin parah.
d. Budaya korupsi

8
Carl brockelman, history of the islamic people, london: rotledge and kegan paul 1982,hal 328

22
Korupsi merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan usmani.
Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus ‘’dibayar’’ dengan sogokan
kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut. Sehingga menimbulkan
kemerosotan moral pada sistem pemerintahan ini.
e. Pemberontakan tentara Yenisseri
Kemajuan ekspansi kerajaan usmani banyak ditentukan oleh kuatnya tentara
yessineri. Dengan demikian dapat dibayangkan bagaimana kalau tentara ini
memberontak. Pemberontakan tentara yessineri terjadi sebanyak empat kali, pada
tahun 1525 M,1632 M, 1727M, dan 1826 M.
f. Merosotnya perekonomian
Akibat perang yang tidak pernah berhenti, perekonomian negara semakin merosot.
Pendapatan berkurang, sementara belanja negara sangat besar, termasuk untuk Biaya
perang.
g. Kurang berkembangnya IPTEK.
Kerajaan usmani kurang berhasil dalam pengembangan iptek karena hanya
mengutamakan pengembangan kekuatan militer. Kemajuan militer yang tidak
diimbangi dengan kemajuan iptek menyebabkan kerajaan ini tidak sanggup
menghadapi persenjataan musuh dari eropa yang lebih maju. Karena faktor-faktor
tersebut, turki usmani menjadi lemah dan kemudian mengalami kemunduran dalam
berbagai bidang. Pada periode selanjutnya di masa modern, kelemahan kerajaan
usmani ini menyebabkan kekuatan eropa tanpa segan-segan menjajah dan menduduki
daerah-daerah muslim yang dulunya berada di bawah kekuasaan kerajaan usmani.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendiri kerajaan turki usmani ini adalah orang bangsa turki berasal dari kabhilah ogus
daerah utara bagian cina. Pemimpinnya ini meninggal dunia karena tenggelam ketika
menyebrangi sungai efrad. Lalu digantikan oleh anaknya ortogrol, ortogrol mendekati sultan al-
a’adin II dari bangsa turki saljum rum. Kemudian mereka bertemu dua pasukan yang saling
berperang, ortogrol membantu jumlah pasukannya yang sedikit dan mereka meraih kemenangan.
Lalu sultan memberikan hadiah sebuah wilayah di perbatasan bizantium. Ortogrol pin senang
dengan hadiah yang diberikan sulltan kepadanya. Setelah beberapa abad ortogrol meninggal
dunia, lalu sultan menunjuk usman anaknya ortogrol mengantikan kedudukannya ayahnya. Lalu
sultan al- adin pun meninggal dunia pasukan mereka terpecah belah, lalu usman mengisi
kekosongan pada itu,dan usman lalu memerdekan/membentuk kerajaan baru yang disebut
kerajaan usmani.
Banyak sekali factor yang turut menyokong kemunduran Turki diantaranya: (1) Luasnya
wilayah kekuasaan Usmani tampaknya penguasa Turki hanya menuruti ambisi penakluk,
sementara perataan system dan tata pemerintahan terabaikan; (2) Pemberontakan yennisari; (3)
Penguasa yang tidak cakap; (4) Merosotnya perekonomian Negara akibat sejumlah peperangan,
dimana sebagian peperangan tersebut pihak Turki mengalami kekalahan. Terlepasnya wilayah-
wilayah kekuasaan Usmani juga menimbulkan kemerosotan pendapatan Negara; (5) Stakrasi
bidang ilmu dan teknologi; (6) Tumbuhnya gerakan nasionalisme.

B. Saran
Pemakalah menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan,maka dari itu pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan isi dari
makalah ini. Atas kritik dan saran yang anda berikan, kami mengucapkan Terima kasih. Semoga
makalah ini bermanfaat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Yatim,badri, sejarah peradaban islam,Jakarta: Pt raja grafindo persada 2013


Maidir Mirdaus, Harun, sejarah peradaban islam, Padang: IAIN IB PRESS.2002
Abidin Ahmad, Zainal, sejarah islam dan umatnya,jakarta: bulan bintan.1979
A Mughnini, Syafig, sejarah kebudayaan islam, jakarta: logos.1997
muhammad shibel, Fuad, kebudayaan islam menurut tinjauan toynbee ( jakarta: bustani a.gani,
1997)
Brockelman, Carl, history of the islamic people, london: rotledge and kegan paul 1982
Munir amin, samsul, sejarah peradaban islam, Jakarta: bumi aksara. 2010
Tohir, ajid, perkembangan peradaban di kawasan didunia islam, Jakarta,pt grafindo persada.
2004.
Anshari, hafiz,sejarah peradaban islam,pt raja grafindo persada.2013
Harun maidir,firdaus, sejarah peradaban islam,Padang:IAIN IB PRESS.2002

25

Anda mungkin juga menyukai