PENDAHULUAN
Dalam setiap dekade kehidupan, waktu terus berputar bagai roda, bagian yang
bawah kadang keatas dan sebaliknya. Bagitu juga dengan perjalanan sejarah kerajaan-
kerajaan Islam.
terus melakukan expansi di bawah kendali pada khalifah Ar-Rasyidin dan selanjutnya
Turki Usmani ( Ottoman ) di Turki, kerajaan Safawiyah di Persia dan kerajaan Mughal di
India. Dalam makalah ini penulis akan mengangkat pembahasan tentang Kerajaan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metodologi Penulisan
1
E. Sumber Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Bab pertama memuat tentang pendahuluan yang berisi : Latar belakang masalah,
Bab ketiga terdiri dari penutup dan kesimpulan beserta Daftar Pustaka
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan Safawi berdiri secara resmi di Persia pada 1501 M. Namun kerajaan ini
dalam rentang waktu yang cukup panjang. Yakni kurang lebih 2 abad, waktu yang
hampir sama dengan usia kerajaan Safawi. Cikal bakal Safawi tumbuh lambat laun, tapi
pasti menuju zaman yang penuh dengan muatan historis yang sangat penting.
Secara etimologis nama kerajaan Safawi berasal dari kata Safi yang diambil
nama seorang sufi bernama Safi Al-din Ishaq Al-Ardabili lahir pada tahun 1252 M
pendiri tarekat Safawiyah dan bukan dari kata sufi. 6 tahun sebelum Hulagu Khan
menghancurkan Baghdad, ia lahir di kota Ardabil sebuah kota paling Timur dari
Azerbaijan. Sejak kecil ia sudah menggemari amalan keagamaan dan kehidupan sufistik.
Pada usia 25 tahun ia belajar pada seorang sufi bernama Zahid Tajuddin, di
Jailan dekat laut Kaspia. Kurang lebih selama 25 tahun, kemudian beliau diangkat
guru tarekat, tarekat ini kemudian dikenal Tarekat Safawi yang berpusat di Ardabil. 1
Adapun mengenai asal usul keturunan Safi Al-din masih menjadi problematika
kontroversial. Menurut keluarga Safawi Safi Al-din Ishaq Al-Ardabili adalah keturunan
dari Musa Al-Kazim imam ketujuh dari Syiah Imam yang dua belas. Oleh karena itu, ia
termasuk keturunan Rasulullah SAW dari garis puterinya Fatimah. Namun menurut
pendapat yang lain Safi Al-din adalah penduduk asli Iran dari Kurdistan yang berbahasa
1. Kafrawi Ridwan, dkk. (Ed). Ensiklope Islam, jld 4 ( jakarta: PT Ichtiar Van Hoeve. 1994 ).
Hal. 176.
3
Turki yang di pakai di wilayah Azerbaijan, ia dianggap beraliran syiah tetapi juga sunni
yang bermazhab Syafii sedangkan penggantinya yang kedua Khawaja Ali merupakan
dimana safawi bergerak dibidang keagamaan (cultural) dan kedua sebagai gerakan politik
(struktural).
Pada tahun 1301 - 1447 M gerakan Safawi masih murni gerakan keagamaan
dengan tarekat Safawiyah sebagai sarana, tarekat ini mempunyai pengikut yang sangat
besar hal ini terjadi karena pada saat itu, umat umumnya hidup dalam suasana apatis dan
pasrah melihat anarki politik yang berkecamuk. Hanya dengan kehidupan keagamaan
lewat sufisme, mereka mendapat persaudaraan tarekat, dan mereka merasa aman dalam
Pada fase pertama ini gerakan tarekat Safawi tidak mencampuri masalah politik
sehingga dia berjalan dengan aman dan lancar baik pada masa Ilkhan maupun pada masa
penjarahan Timur Lenk. Dan dalam fase ini gerakan Safawi mempunyai dua corak,
pertama bernuansa Sunni yaitu pada masa pimpinan Safiuddin Ishaq ( 1301 - 1344) dan
anaknya Sadruddin Musa (1344 - 1399), kedua berubah menjadi Syiah pada masa
Khawaja Ali (1399 - 1427). Perubahan ini terjadi karena ada kemungkinan bertambahnya
Pada masa 1447 - 1501 M, gerakan Safawi memasuki fase kedua yaitu sebagai
2. Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam : Melacah Akar-akar Sejarah
Sosial Politik dan Budaya Umat Islam. Ed 1-2 ( Jakarta : Rajawali Pers , 2009 ). Hal. 168.
4
kepemimpinan Juned (1447 - 1501 M). Juned mengubahnya menjadi gerakan politik
Gerakan ini mulai terlibat dalam konflik politik antara dua kerajaan Turki yang
berkuasa saat itu. Kara Koyunlu ( Black Sheep) beraliran syiah berkuasa dibagian Timur
dan Ak Koyunlu (White sheep) beraliran Sunni berkuasa dibagian Barat di bawah
kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan ini menimbulkan konflik dengan
Jahansyah penguasa Kara Koyunlu pada tahun 1447 M Juned kalah dan diasingkan dari
Ardabil.
mengadakan aliansi politik untuk bersama-bersama menghadapi Kara Koyonlu. Hal ini
menarik, karena sebagai tarekat sufi yang lebih bersifat Ukhrawi kemudian menjadi
duniawi (profan), faktor utama yang menyebabkan adanya perubahan tersebut ada pada
ajaran tarekat itu sendiri yaitu hubungan antara pemimpin tarekat dengan pengikut-
tertentu tempat pengikut-pengikutnya berada, anggota tarekat harus tunduk secara mutlak
kepada Mursyid dan wakilnya itu. Oleh karena itu, ikatan antara pemimpin dengan
pengikutnya sangat kuat sehingga semacam ada hierarki spiritual. Dalam tarekat Safawi
pemimpin yang meninggal dunia selalu digantikan oleh anaknya seperti dalam
kepemimpinan dinasti, ini menjadi modal dasar yang mendorong perubahan tersebut jika
5
pemimpin seperti Juned memiliki ambisi politik para pengikutnya dapat disulap menjadi
Selama dalam suaka Ak Koyunlu baik Juned maupun Haidar bin Juned telah
melakukan kegiatan politik seperti Juned menikahi saudara Uzun Hasan (Raja Ak
Kayunlu). Aliansi politik ini diperkuat lagi dengan pernikahan Haidar bin Juned dengan
Putri Uzun Hasan sendiri, dari istrinya sendiri Despin Katrina, puteri Kaloo Juhannis,
seorang raja Kristen dipantai Timur Laut Hitam. Tapi menurut buku Munawiyah, dkk,
Sejarah Peradaban Islam, dikatakan bahwa Haidar menikah dengan cucu Uzun Hasan
bukan dengan putri Uzun Hasan sendiri, dari perkawinan Haidar lahir Ali, Ismail dan
Ibrahim, Ismail-lah yang kemudian hari menjadi pendiri Kerajaan Safawi dan
Pada tahun 1459 M Juned berusaha menyerang Ardabil tetapi gagal kemudian
pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia dan juga daerah Utara yang didiami
orang Kristen Georgia tetapi pasukan yang di pimpinnya di hadang oleh tentara Sirwan
Koyunlu setelah Ak Koyunlu menumbangkan Kara koyunlu pada tahun 1467 M, aliansi
Utara dan Sirwan, Ak Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan. Pasukan
6
memperkuat basis politik yang independen karena selama ini Safawi hanya merupakan
berumbai 12, sehingga mereka terkenal dengan sebutan Qizilbas (kepala merah). Rumbai
12 yang menjadi lambang Syiah isna asyar (12 imam) mempunyai pengaruh yang besar
Setelah kematian Haidar, Ali menggantikan ayahnya, ia didesak bala tentara untuk
menuntut balas atas kematian ayahnya, tapi Ali di tangkap oleh Yakub (Raja Ak
Koyunlu), lalu dibuang ke Fars bersama ibu dan dua orang saudaranya Ibrahim dan
penguasa Ak koyunlu di pegang oleh Rustam, Ali di tangkap dan dibuang ke Ray sampai
akhirnya dibunuh. Sebelum meninggal Ali sempat mengangkat adik bungsunya Ismail
bin Haidar yang waktu itu berusia tujuh tahun untuk menjadi pemimpin Safawi.
Dalam waktu lima tahun, Ismail berhasil menghimpun kekuatan yang cukup besar
dan bermarkas di Gilan. Pada tahun 1501 M, pecah pertempuran antara Ak koyunlu
dengan Safawi di Sahrur dekat Nakhiwan dengan kemenangan di pihak Safawi. Ismail
Kerjaan Safawi. Ia sendiri menjadi raja pertamanya dan menjadikan Syiah sebagai
ideologi negara.
4. Munawiyah, dkk. Sejarah Peradaban Islam, (Banda Aceh: PSW IAIN AR-Raniry, 2009),
h.181.
7
4. Perkembangan Kerajaan Safawi
Ismail memerintah selama 23 tahun (1501 1524). Selama sepuluh tahun pertama
seluruh wilayah Persia dan sebelah Timur Fertile Creshen. Pada tahun 1502 M, Ismail
telah menduduki Sirwan, Azerbaijan dan Irak. Pada 1503 M, ia menghancurkan sisa-sisa
tentara Ak Koyunlu di Hamadzan. Pada tahun 1504 Ismail menduduki Provinsi Kaspia
dari Mazandaran dan Curgan. Diyar Bakr ditaklukkan pada tahun 1505 M, dan Baghdad
jatuh ketangannya pada tahun 1508 M. Pada tahun 1510 M ia menguasai Khurasan
setelah terlibat dalam pertempuran dengan Syaibani Khan, raja Uzbek. Kemenangan
beruntun itu merupakan sukses mewujudkan kerajaan Safawi yang membentang dari
Bahkan tidak sampai di situ saja, ambisi politik mendorongnya untuk terus
Ismail Berusaha merebut dan mengadakan expansi ke wilayah kerajaan Usmani (1514
M) tapi dalam peperangan ini Ismail mengalami kekalahan, Turki di bawah pimpinan
Sultan Salim dapat menduduki Tabris. Kerajaan Safawi terselamatkan dengan pulangnya
Sultan Usmani ke Turki, karena terjadi perpecahan di kalangan militer Turki di negerinya
kehidupan hura-hura dan berburu. Keadaan ini berdampak negatif pada Kerajaan Safawi,
hingga akhirnya terjadi persaingan dalam merebut pengaruh untuk dapat memimpin,
antara pimpinan suku-suku Turki, pejabat, keturunan Persia dan Qizilbash.5 Penyebab
utama terjadi peperangan antara Safawi dan Usmani menurut Syalabi adalah pemaksaan
faham Syiah terhadap mayoritas faham Sunni, dan lebih kejam Ismail I telah membunuh
5. Badri Yatim , Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2008). h.142.
8
ulama Sunni di daerah Irak. Sehingga turki merasa terpanggil dengan kebiadaban
Syiah.6
terjadi beberapa perang antara keduanya yaitu pada masa Tahmasp 1 (1524-1576),
Isamail II (1576-1577) dan Muhammad Khudabanda (1577-1587) pada masa tiga Raja
Safawi mengalami kelemahan, karena sering berperang dengan kerajaan Usmani yang
lebih kuat, dan juga sering terjadi pertentangan antara kelompok dari dalam kerajaan
Safawi sendiri.
1) Ismail I (1501-1524 M)
2) Tahmasap I (1524-1576 M)
3) Ismail II (1576-1577 M)
5) Abbas I ( 1587-1628 M)
7) Abbas II (1642-1667 M)
8) Sulaiman (1667-1694 M)
9) Husein I (1694-1722 M)
6. Busman Edyar, dkk. (Ed.), Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: pustaka asatruss, 2009). h. 152.
9
B. Wujud dan Corak Kemajuan Kerajaan Safawi
Masa kemajuan Kerajaan Safawi tidak langsung terjadi pada masa Ismail, Raja
pertama (1501-1524 M) kejayaan Safawi yang gemilang baru di capai pada masa Syah
Abbas yang Agung (1587-1628 M) Raja yang kelima. Walaupun begitu, peran Ismail
sebagai pendiri Safawi sangat besar sebagai peletak pondasi bagi kemajuan Safawi di
kemudian hari. Dia telah memberikan corak yang khas bagi Safawi dengan menetapkan
Syiah sebagai mazhab negara. Syah Ismail juga telah memberikan dua karya besar bagi
negaranya, yaitu perluasan wilayah dan penyusunan struktur pemerintahan yang unik
pada masanya.
Syah Abbas yang Agung naik tahta pada usia 17 tahun. Ketika Abbas memerintah
kerajaan Safawi berada dalam keadaan tidak stabil. Syah Abbas menempuh beberapa
pasukan baru yang terdiri dari bekas tawanan perang bekas orang-orang Kristen di
Georgia dan Circhasia yang sudah mulai di bawa ke Persia sejak Syah Tahmasap I
b) Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan cara berjanji menyerahkan
wilayah Azerbaizan, Georgia dan sebagian wilayah Luristan, dan tidak akan menghina
tiga khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar, Usman) dalam khutbah
jumatnya.7
Secara politik Syah Abbas I sangat maju, karena ia mampu mewujudkan integritas
wilayah negara yang luas yang di kawal oleh suatu angkatan bersenjata yang tangguh.
7. Busman Edyar, dkk. (Ed.), Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: pustaka asatruss, 2009). h. 154.
10
Angkatan bersenjata yang di sebut ghulam, dalam proses pembentukannya di katakan
bahwa Syah Abbas I mendapat dukungan dari dua orang Inggris yaitu Sir Antoni Sherly
dan saudaranya Sir Rodet Sherly. Mereka mengajari tentara Safawi untuk membuat
meriam sebagai pelengkapan negara yang modern. Kedatangan kedua orang Inggris itu
oleh sebagian sejarawan di pandang sebagai upaya strategi Inggris untuk melemahkan
pengaruh Turki Usmani di Eropa yang menjadi musuh besar Inggris saat itu.
Bagaimanapun dengan bantuan dua orang Inggris itu Syah Abbas memiliki tentara dapat
diandalkan. Hal ini terbukti sekitar 3.000 Ghulam di jadikan Cakrabirawa oleh Syah
sendiri.
Dengan angkatan perang ghulam Syah Abbas mampu melakukan expansi pada
tahun 1598 M Abbas I menguasai Heart (Harat), Marw dan Balkh. Kemudian pada tahun
kepulauan Hurmuz dan mengubah Pelabuhan Gumrun menjadi Bandar Abbas. Hal ini di
karenakan Bandar ini merupakan salah satu jalur dagang antara Barat dan Timur. Dengan
ini, Safawi telah memegang kunci perdagangan Internasional, khususnya di teluk Persia
Perdagangan di darat dari sentral Asia melalui kota-kota penting di Safawi seperti Harat,
11
3. Kemajuan di Bidang Seni Arsitektur
Ibu kota Safawi adalah kota yang sangat indah. Pembangunan besar-besaran
dilakukan Syah Abbas terhadap Ibu kotanya Isfahan.pada saat Syah Abbas I meninggal,
terdapat 162 buah Masjid, 48 buah Perguruan tinggi, 1082 Losmen yang luas untuk
penginapan tamu syah dan 237 unit pemandian umum. Bangunan yang paling terkenal
adalah Mesjid Luthfullah yang di bangun pada 1603 M dan selesai 1618 M, merupakan
sebuah Oratorium yang di sediakan sebagai tempat peribadatan pribadi Syah. Pada sisi
bagian selatan terdapat mesjid kerajaan yang mulai di bangun pada 1611 M dan selesai
pada 1629 M pada sisi bagian Barat berdiri Istina Ali Qapu yang merupakan gedung
pusat pemerintahan. Pada sisi bagian Utara berdiri bangunan monumental yang menjadi
simbol bagi gerbang menuju bazar kerajaan dan sejumlah pertokoan, tempat pemandian,
Caravansaries, mesjid dan perguruan.8 Syah Abbas juga membangun Istana yang megah
yang di sebut Chihil Sutun atau Istana empat puluh tiang,sebuah jembatan besar di atas
Pada Kerajaan Safawi Filsafat dan Sains bangkit kembali di dunia islam, dan
kebudayaan. Perkembangan ini erat kaitannya dengan Aliran Syiah yang di tetapkan
Dalam Syiah terdapat dua golongan, yakni Akbari dan Ushuli. Mereka berbeda
dalam memahami ajaran agama. Akbari cenderung berpegang teguh kepada hasil ijtihat
para mujtahit syiah yang sudah mapan. Sedangkan ushu;li mengambil langsung vdari Al-
quran dan Hadits, tanpa terikat kepada para mujtahid. Golongan Ushuli inilah yang
8. Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam bagian 1 dan 2, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2000). h. 453.
12
paling berperan pada masa Syafawi. Dibidang teologi mereka mendapat dukungannya
dalam mazhab Muktazilah pertemuan kedua elemen kelompok inilah yang berperan
pada terwujudnya perkembangan baru dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan di
Ada dua aliran filsafat yang berkembang pada masa Safawi yaitu aliran filsafat
perifatetik seperti yang bdikemukakan oleh Aristoteles dan Al-farabi, dan aliran filsafat
Beberapa tokoh filsafat yang muncul pada masa Safawi antara lain Mir Damad
alias Muhammad Baqir Damad 1631 M yang dianggap sebagai guru ketiga setelah
Aristoteles dan Al-farabi, dan Mulla Shadra atau Shadr Al-din Al-Syirazi. Menurut amir
Ali ia adalah seorang dialektikus yang paling cakap di zamannya, dan Baha Al-Syerazi
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan Syah Abbas sendiri ikut aktif dalam
penelitian ilmu-ilmu tersebut, Kota Qumm pada saat itu menjadi pusat pengenbangan
yaitu Safi Mirja (1628 - 1642 M), Abbas II (1642 1667 M), Sulaiman (1667 1694 M),
Husein (1694 1722 M), Tahmasap II (1722 1732 M) dan Abbas III (1733 1736 M).
Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkkan grafik naik dan
Raja Safi Mirza (cucu Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran Safawi karena dia
seorang raja yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Di lain
9. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, ( Jakarta:
Kencana, 2007). h. 253.
13
sisi dia juga seorang pencemburu yang akhirnya mengakibatkan mundurnya kemajuan-
Kota Qandahar lepas dari kekuasaan Safawi, diduduki oleh kerajaan Mughal yang
ketika itu diperintah oleh Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh kerajaan Turki
Usmani. Syah Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras hingga ia jatuh
sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang pemabuk. Ia
bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akibatnya rakyat bersikap
masa bodoh terhadap pemerintahan. Ia diganti oleh Syah Husein yang alim. Ia memberi
kekuasaan yang besar kepada para ulama Syiah yang sering memaksakan pendapat
Afghanistan,. Pemberontakan bangsa Afgan tersebut terjadi pertama kali pada tahun 1709
masyad. Mir Vais di gantikan oleh Mir Mahmud dan ia dapat mempersatukan
kekuasaan Safawi. Karena desakan dan ancaman dari Mir Mahmud, Syah Husein
Qandahar dengan gelar Husein Quli Khan (budak Husein).dengan pengakuan ini, Mir
Mahmud makin leluasa bergerak sehingga tahun 1721 M, ia merebut Qirman dan tak
lama kemudian ia menyerang Isfahan dan memaksa Syah Husein menyerah tanpa syarat.
Pada tahun 1722 M Syah Husein menyerah dan Mir Mahmud memasuki kota Isfahan
Salah seorang putra Husein yang bernama Tahmasap II, mendapat dukungan
penuh dari suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah atas
14
bekerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir
bangsa Afghan yang menduduki Isfahan. Asyraf, pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa
di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf
sendiri terbunuh dalam peperangan itu dengan demikian Kerajaan Safawi kembali
berkuasa. Namun pada tahun 1732 M, Tahmasap II di pecat oleh Nadir Khan dan di
gantikan oleh Abbas III (anak Tahmasap II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat
tahun setelah itu 1736 M, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan
Safawi yang bermazhab Syiah merupakan sebuah Ancaman Bagi Kerajaan Usmani
sehingga tidak pernah ada perdamaian antara kedua kerajaan besar ini.
yang juga ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan ini. Kerajaan Sulaiman
pecandu narkotik dan menyenangi kehidupan malam selama tujuh tahun tidak pernah
Husein.
perjuangan yang tinggi seperti QizilBash. Hal ini di karenakan mereka tidak
memiliki ketahanan mental kerena tidak di persiapkan secara terlatih dan tidak
memiliki bekal rohani. Kemorosotan aspek kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya
keluarga Islam.
15
5. ulama mulai meragukan otoritas Syah yang berlangsung secara turun temurun,
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Kerajaan Safari berasal dari sebuah Tarekat Sufi. Nama Safawi di ambil dari nama
2) Kemajuan kerajaan Safawi terjadi pada masa pemerintahan Syah Abbas I, ia berhasil
gedung yang di bangun pada masa pemerintahan. Gedung yang di bangun oleh
Abbas I antara lain 162 unit Mesjid, 48 unit perguruan tinggi, 1082 unit Losmen
untuk tamu syah, 237 unit pemandian umum. Bangunan yang palin terkenal adalah
Mesjid Lutfullah, Istana Chihil Sutun, jemabatan besar di atas sungai Zende Rud dan
3) Kemunduran Safawi terjadi karena setelah Abbas I tidak ada lagi pemimpin Safawi
yang secakap Abbas I dalam hal kepemimpinan. Dan terjadi konflik internal di
dalam Kerajaan Safawi sendiri, di tambah lagi konflik dengan Turki Usmani.
B. SARAN
Demikian makalah ini saya perbuat, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
lepas dari kekurangan dan kekhilafan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
17
DAFTAR PUSTAKA
Munawiyah, dkk. Sejarah Peradaban Islam, Banda Aceh : PSW IAIN Ar-Raniry
Banda Aceh, 2009.
Ira. M. Lapidus. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian 1 dan 2, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2000.
Kafrawi Ridwan (Ed). Ensiklopedi Islam jil.4. Jakarta PT. Ichtiarfanhoev, 1998.
Cyril Glase; penerjemah Ghufron. A. Masadi, Ensiklopedi Islam (ringkas Edisi 1).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Hamka, Sejarah Umat Islam (Ed.Baru), Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005.
Suwito dan Fauzan, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2005.
18