Anda di halaman 1dari 122

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI)


SEBAGAI DASAR ALAT PENGUKURAN KINERJA
MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM
(Studi Kasus di Taman Pintar Yogyakarta)

Skripsi
Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

ELANJATI WORLDAILMI
NIM I0307008

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
2012to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.


Dengan mengucap segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa
memberikan kelancaran, kemudahan, karunia, nikmat, dan hidayah yang luar
biasa, laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Penyusunan laporan tugas akhir
ini tentu tidak terlepas dari peran banyak pihak, baik dalam hal materi maupun
dorongan semangat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT, satu-satunya Rabb yang memberikan karunia, nikmat, dan
hidayah yang luar biasa serta satu-satunya tempat menyembah dan meminta
pertolongan.
2. Kedua orang tua tersayang, yang senantiasa sabar dan memberikan dukungan
moral maupun materi serta mendoakan selalu.
3. Adik-adik tersayang, Ajik dan Amir, yang selalu menyemangati agar
memberikan contoh yang baik bagi mereka.
4. Keluarga besar KRT Kitri Martokusumo dan Mujiyono Muji Atmojo yang
mendukung, mendoakan, dan memotivasi.
5. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Industri Universitas Sebelas Maret.
6. Bapak Ir. Murman Budijanto, M.T., selaku dosen pembimbing I, atas segala
bimbingan, motivasi, bantuan, dan kesabaran yang diberikan selama
penyelesaian laporan tugas akhir ini.
7. Bapak Ilham Priadythama, S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing II atas
bimbingan, kesabaran, motivasi, ide, kritik dan bantuan yang diberikan selama
masa pengerjaan laporan skripsi.
8. Bapak Wahyudi Sutopo,S.T.,M.Si., dan Bapak Irwan Iftadi,S.T.,M.Eng.,
selaku dosen penguji I dan dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan
saran yang membangun demi terwujudnya hasil tugas akhir yang lebih baik.
9. Ibu Ita Rustanti, S.Si,M.Eng selaku Kepala Taman Pintar Yogyakarta yang
telah bersedia membantu dan membimbing dalam penyelesaian tugas akhir
ini.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Ibu Dra. Erni Februaria dan segenap karyawan Taman Pintar Yogyakarta yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, yang membantu dalam penyelesaian
tugas akhir.
11. Ibu Azizah Aisyati, S.T., M.T., selaku Pembimbing Akademis atas bantuan
dan dorongan yang diberikan sejak mengikuti masa perkuliahan hingga
penyelesaian tugas akhir.
12. Seluruh dosen Teknik Industri UNS yang telah memberikan ilmu dan motivasi
selama mengikuti proses perkuliahan di Teknik Industri UNS.
13. Mba Yayuk, Mba Rina, Mba Tutik dan karyawan Teknik Industri Universitas
Sebelas Maret atas kerjasama, dukungan dan bantuannya
14. Nova, Ilu, Mba Ebi, Wishnu, Pimud, Senny, dan sahabat-sahabat saya yang
lain yang selalu mendukung dan mengingatkan.
15. Teman-teman Teknik Industri 2007 Reguler dan NonReguler terima kasih
untuk waktu, bantuan, sharing ilmu, semangat, dan doanya.
16. Teman-teman di Universitas Sebelas Maret
17. Semua pihak yang belum tertulis di atas, yang telah membantu dalam proses
pengerjaan tugas akhir ini.

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan


sebagaimana mestinya bagi siapa saja yang membutuhkan. Penulis menyadari
bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima segala saran dan kritik demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Surakarta, April 2012

Penulis

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Elanjati Worldailmi, NIM: I0307008. PERANCANGAN KEY


PERFORMANCE INDICATORS (KPI) SEBAGAI DASAR ALAT
PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE
PRISM (STUDI KASUS DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA). Tugas
Akhir. Surakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sebelas Maret, Maret 2012.

Taman Pintar adalah instansi yang sedang dalam tahap pertumbuhan pada
siklus hidupnya. Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang dinamis, Taman
Pintar perlu senantiasa meningkatkan kinerjanya. Untuk mengetahui kinerjanya,
Taman Pintar memerlukan Key Performance Indicators (KPI). Penelitian ini
bertujuan merancang KPI Taman Pintar melalui metode Performance Prism.
Tahap-tahap perancangan KPI menggunakan metode Performance Prism
adalah mengidentifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution
serta strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar, mengidentifikasi objective
Taman Pintar, mengidentifikasi Performance Indicator (PI) Taman Pintar, serta
menentukan KPI Taman Pintar. Pada penelitian ini, penentuan KPI dilakukan
dengan pembobotan PI menggunakan pairwise comparison AHP (Analitycal
Hierrarchy Process).
Dari hasil penelitian, objective Taman Pintar yang terbentuk sebanyak 14
buah dengan PI sebanyak 19 buah yang kemudian dibobot untuk memperoleh KPI
sebanyak 10 buah.

Kata Kunci: stakeholder satisfaction, stakeholder contribution, objective, PI, KPI

xxi + 106 halaman; 44 tabel; 3 gambar; 9 lampiran


Daftar Pustaka: 32 (1995-2012)

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
Elanjati Worldailmi, NIM: I0307008. DESIG OF KEY PERFORMANCE
INDICATORS (KPI) AS THE BASIC TOOL OF PERFORMANCE
MEASUREMENT USING PERFORMANCE PRISM METHODS (CASE
STUDY IN TAMAN PINTAR YOGYAKARTA). Final Assignment.
Surakarta: Industrial Engineering Major, Technic Faculty, Sebelas Maret
University, March 2012.

Taman Pintar is a growing phase institution in its lifecycle. Dealing with a


dynamic business environment, this institution should improve its performance.
To know how the performance is, Taman Pintar need Key Performance Indicators
(KPIs). The aim of this study is to design KPIs of Taman Pintar using the
Performance Prism Method.
The KPIs' design steps using the Performance Prism Method are
identification of the stakeholders satisfaction and contribution, identification of
the organization objectives, identification of the Performance Indicators (PIs), and
finally the KPIs determination. In this study, the KPIs are obtained from the 10
highest weighted PIs using pairwise comparison of AHP (Analitycal Hierrarchy
Process).
This research found there are fourteen objectives of the Taman Pintar
those create nineteen PIs. The PIs are weighted to get the ten Taman Pintar's
KPIs.

Keywords: stakeholder satisfaction, stakeholder contribution, objective, PI, KPI

xxi + 106 pages; 44 tables; 3 figures; 9 appendixes


References: 32 (1995-2012)

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR VALIDASI.................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR PERSAMAAN............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... I-1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... I-3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... I-3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. I-4
1.5 Batasan Masalah ................................................................................ I-4
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................ I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Perusahaan............................................................ II-1
2.1.1 Profil Perusahaan ...................................................................... II-1
2.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ........................................... II-6
2.2 Pengukuran Kinerja ........................................................................... II-7
2.2.1 Metode-Metode Pengukuran Kinerja ....................................... II-9
2.2.2 Metode Performance Prism ..................................................... II-11
2.3 Kuesioner ........................................................................................... II-14
2.3.1 Penyusunan Kuesioner ............................................................. II-15
2.3.2 Skala Pengukuran ..................................................................... II-16
2.4 Pengambilan Sampel .......................................................................... II-18
commit to user
2.4.1 Populasi dan Sampel................................................................. II-19

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.4.2 Penentuan Metode Sampling .................................................... II-19


2.4.3 Penentuan Jumlah Sampel ........................................................ II-21
2.4.4 Ketelitian dan Keyakinan ......................................................... II-23
2.5 Uji Cochran ........................................................................................ II-24
2.6 Uji Validitas ....................................................................................... II-25
2.7 Uji Reliabilitas ................................................................................... II-26
2.8 Analytical Hierrarchy Process (AHP) ................................................ II-27
2.9 Ukuran Kinerja................................................................................... II-29
2.10 Penelitian Terdahulu .......................................................................... II-30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian ..................................................................... III-1
3.2 Penjelasan Diagram Alir Penelitian ................................................... III-2
3.2.1 Studi Literatur dan Observasi Pendahuluan ........................... III-2
3.2.2 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ........................... III-2
3.2.3 Identifikasi Stakeholder ......................................................... III-3
3.2.4 Identifikasi Stakeholder Satisfaction...................................... III-3
3.2.5 Identifikasi Stakeholder Contribution .................................... III-5
3.2.6 Identifikasi Tujuan (Objective) Perusahaan ........................... III-5
3.2.7 Identifikasi Strategi Perusahaan ............................................. III-6
3.2.8 Identifikasi Proses Perusahaan ............................................... III-6
3.2.9 Identifikasi Kapabilitas Perusahaan ....................................... III-6
3.2.10 Perancangan Performance Indicators (PI) ............................. III-6
3.2.11 Pembobotan PI ....................................................................... III-7
3.2.12 Penentuan Key Performance Indicators (KPI) ...................... III-8
3.2.13 Tahap Analisis dan Intepretasi Hasil ..................................... III-8
3.2.14 Tahap Kesimpulan dan Saran................................................. III-9
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data Perusahaan .......................................................... IV-1
4.2 Identifikasi Stakeholder ..................................................................... IV-1
4.3 Identifikasi Stakeholder Satisfaction ................................................. IV-4
4.3.1 Kuesioner Awal ........................................................................ IV-4
commit to user
4.3.2 Kuesioner Utama ...................................................................... IV-17

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.3.3 Pengujian Hasil Kuesioner Utama............................................ IV-26


4.3.4 Stakeholder Satisfaction ........................................................... IV-29
4.4 Identifikasi Stakeholder Contribution................................................ IV-29
4.5 Identifikasi Objective Perusahaan ...................................................... IV-33
4.6 Penentuan Strategi, Proses, dan Kapabilitas Perusahaan ................... IV-34
4.7 Penentuan Performance Indicators Perusahaan ................................ IV-35
4.8 Pembobotan Performance Indicators ................................................ IV-39
4.9 Penentuan Key Performance Indicators (KPI) Perusahaan ............... IV-43
BAB V ANALISIS
5.1 Pengelompokan Stakeholder .............................................................. V-1
5.2 Efek Uji Cochran dalam Identifikasi Stakeholder Satisfaction ......... V-2
5.3 Pemisahan Customer .......................................................................... V-3
5.4 Penggabungan Atribut Kuesioner Setelah Penyebaran...................... V-4
5.5 Atribut yang Hilang sebagai Efek Uji Cochran ................................. V-6
5.6 Identifikasi Objective, Strategi, Proses, Kapabilitas, dan KPI ........... V-7
5.7 Analisis Identifikasi Performance Indicator (PI) .............................. V-9
5.8 Analisis Penentuan Key Performance Indicator (KPI) ...................... V-11
5.9 Analisis Manfaat Perancangan KPI ................................................... V-11
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ VI-1
6.2 Saran .................................................................................................. VI-2
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xviii
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan.............................. L-1
Lampiran 2 : Perangkat Daerah ............................................................ L-6
Lampiran 3 : Data Supplier................................................................... L-8
Lampiran 4 : Data Pengunjung ............................................................. L-9
Lampiran 5 : Rekapitulasi Kuesioner Utama........................................ L-10
Lampiran 6 : Proses Identifikasi Objective Taman Pintar .................... L-13

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 7 : Identifikasi Objective, Strategi, Proses, dan Kapabilitas


Taman Pintar ................................................................... L-20
Lampiran 8 : Tabel RI........................................................................... L-30
Lampiran 9 : Rekapitulasi Pengolahan Kuesioner AHP....................... L-31

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Proyeksi Keuangan 2007-2014 ........................................................ II-5


Tabel 2.2 Rencana Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2010-2014 .................. II-5
Tabel 2.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ................................. II-27
Tabel 2.4 Penelitian-Penelitian Sejenis............................................................ II-30
Tabel 2.5 Penelitian-Penelitian Sejenis (Lanjutan) .......................................... II-31
Tabel 2.6 Penelitian-Penelitian Sejenis (Lanjutan) .......................................... II-32
Tabel 4.1 Penggolongan Stakeholder .............................................................. IV-3
Tabel 4.2 Atribut Kuesioner Awal ................................................................... IV-5
Tabel 4.3 Atribut Kuesioner Awal (Lanjutan) ................................................. IV-6
Tabel 4.4 Atribut Kuesioner Awal (Lanjutan) ................................................. IV-7
Tabel 4.5 Rekapitulasi Pengolahan Uji Cochran ............................................. IV-9
Tabel 4.6 Rekapitulasi Jumlah Atribut yang Digunakan Setelah Uji
Cochran ............................................................................................ IV-9
Tabel 4.7 Atribut Shareholder Sebelum dan Sesudah Penggabungan ............ IV-11
Tabel 4.8 Atribut Employee Sebelum dan Sesudah Penggabungan ................ IV-12
Tabel 4.9 Atribut Employee Sebelum dan Sesudah Penggabungan
(Lanjutan)......................................................................................... IV-13
Tabel 4.10 Atribut Customer Sebelum dan Sesudah Penggabungan ................. IV-14
Tabel 4.11 Pemisahan Atribut Customer Pengunjung dan Penyewa
Tempat ............................................................................................. IV-15
Tabel 4.12 Rekapitulasi Jumlah Atribut Baru Setelah Penggabungan .............. IV-17
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Uji Cochran .................................... IV-17
Tabel 4.14 Atribut Kuesioner Utama ................................................................. IV-18
Tabel 4.15 Atribut Kuesioner Utama (Lanjutan) ............................................... IV-19
Tabel 4.16 Penilaian terhadap Tiap Komponen Karyawan ............................... IV-21
Tabel 4.17 Penentuan Jumlah Sampel Tiap Komponen Karyawan ................... IV-22
Tabel 4.18 Jadwal Penyebaran Kuesioner Pengunjung ..................................... IV-23
Tabel 4.19 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Supplier ............. IV-23
Tabel 4.20 Jadwal Penyebaran Kuesioner Pengunjung ..................................... IV-24
commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.21 Rekapitulasi Skala Penyebaran Kuesioner Skala Likert


Pengunjung ...................................................................................... IV-24
Tabel 4.22 Rekapitulasi Skala Penyebaran Kuesioner Skala Likert
Penyewa Tempat .............................................................................. IV-25
Tabel 4.23 Rekapitulasi Skala Penyebaran Kuesioner Skala Likert
Regulator ......................................................................................... IV-25
Tabel 4.24 Rekapitulasi Skala Penyebaran Kuesioner Skala Likert
Community ....................................................................................... IV-26
Tabel 4.25 Hasil Uji Validitas Employee ........................................................... IV-27
Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas Pengunjung ....................................................... IV-27
Tabel 4.27 Hasil Uji Validitas Penyewa Tempat ............................................... IV-28
Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ................................................... IV-28
Tabel 4.29 Kontribusi Stakeholder Taman Pintar.............................................. IV-32
Tabel 4.30 Kontribusi Stakeholder Taman Pintar (Lanjutan) ............................ IV-33
Tabel 4.31 Objective Taman Pintar ................................................................... IV-34
Tabel 4.32 PI Taman Pintar ............................................................................... IV-35
Tabel 4.33 Rekapitulasi Pembobotan PI Taman Pintar ..................................... IV-40
Tabel 4.34 Normalisasi Hasil Rekapitulasi Pembobotan PI Taman Pintar ....... IV-41
Tabel 4.35 Rekapitulasi CR Responden ............................................................ IV-42
Tabel 4.36 Perankingan Bobot PI ...................................................................... IV-44
Tabel 4.37 Identifikasi KPI Taman Pintar ......................................................... IV-45
Tabel 4.38 Identifikasi KPI pada Tiap Stakeholder Taman Pintar .................... IV-46

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pengelolaan Taman Pintar ...... II-4
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian .............................................. III-1
Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) ............................ III-2

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 2.1 Persamaan Ukuran Sampel ....................................................... II-22


Persamaan 2.2 Persamaan Ukuran Sampel ....................................................... II-22
Persamaan 2.3 Persamaan Kesalahan Standar .................................................. II-23
Persamaan 2.4 Persamaan Qhitung ...................................................................... II-24
Persamaan 2.5 Persamaan Koefisien Korelasi Item dengan Total
Pertanyaan ................................................................................. II-25
Persamaan 2.6 Persamaan Koefisien Cronbachs Alpha .................................. II-26
Persamaan 2.7 Persamaan Geometric Mean ..................................................... II-28
Persamaan 2.8 Persamaan Consistency Index ................................................... II-28
Persamaan 2.9 Persamaan Consistency Ratio ................................................... II-28

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan


penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang


Kinerja diukur untuk mengetahui sejauh mana tujuan direalisasikan
sehingga manajemen bisa bertindak cepat untuk mengambil keputusan (Vanany,
2009). Manfaat pengukuran kinerja dapat dirasakan secara jangka panjang karena
lingkungan bisnis berubah secara dinamis. Dengan mengetahui hasil pengukuran
kinerja, simpul-simpul penyebab rendahnya kinerja rendah dapat diketahui
sehingga dapat segera diperbaiki, baik karena kelambatan maupun penyimpangan.
Ukuran kinerja tercermin dalam Key Performance Indicators (KPI). Sebuah
perusahaan jasa ekspedisi internasional, DHL, telah melakukan pengukuran
kinerja dan telah memiliki KPI (Key Performance Indicators) sehingga perbaikan
dan peningkatannya dapat difokuskan untuk hal-hal yang sangat penting dan
berpengaruh besar dalam waktu cepat (Vanany, 2009). Berbeda dengan DHL,
kegagalan pernah dialami perusahaan Quaker Oats, Disney, Sony, Compaq, GE
Lighting, BMW, dan lain-lain walaupun telah melakukan merger dan akuisisi
karena perencanaan, aktivitas, dan integrasi yang lemah dan tidak efektif (Neely
dan Adams, 2000b). Dinamisnya lingkungan bisnis dirasakan oleh Sony, sebuah
produsen elektronik raksasa. Sony mengalami kerugian selama empat tahun
terakhir. Bahkan pada tahun 2011, Sony mengalami kerugian operasional sebesar
1,2 miliar USD dan rugi bersih sekitar 2 miliar USD (Uniqtekno.com, 2012).
Suatu perusahan dituntut untuk mengetahui KPI-nya agar tetap bertahan di
lingkungan bisnis yang dinamis dan senantiasa meningkatkan kinerjanya. Salah
satu perusahaan BLUD di Yogyakarta, Taman Pintar, merupakan instansi yang
strategis karena berhubungan dengan banyak stakeholder, seperti pemerintah,
berbagai perusahaan swasta, pengunjung, masyarakat, dan lain-lain. Dalam
enterprise lifecycle, science park ini menurut Damodaran (2001) berada dalam
tahap pertumbuhan. Tahap ini ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan
commit to produk
yang pesat, seperti peningkatan penjualan user jasa, misalnya penjualan tiket

I-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengunjung. Perkembangan yang terus-menerus perlu dilakukan di Taman Pintar.


Maka, Taman Pintar perlu memiliki suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa
jauh perkembangan yang telah dicapai dan dapat segera bertindak ketika ada suatu
penurunan.
Untuk memenuhi visinya, yaitu sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan
kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan, Taman Pintar perlu
meningkatkan segala komponen pendukung, yaitu pelayanan, fasilitas, sumber
daya, dan manajemen. Taman Pintar dituntut untuk meningkatkan manajemen dan
kinerjanya. Taman Pintar harus mengetahui bagaimana kinerjanya sehingga perlu
untuk mengetahui alat pengukuran kinerja yang tercermin dari KPI dan
menerapkan strategi yang tepat agar dapat dengan cepat melakukan perbaikan jika
terdapat hal yang menyimpang atau terhambat. Karena berhubungan dengan
banyak stakeholder, KPI Taman Pintar perlu memperhatikan keinginan dan
kebutuhan serta kontribusi stakeholder serta mempertimbangkan berbagai hal,
seperti strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar. KPI tersebut perlu melihat
aspek finansial dan aspek nonfinansial. Menurut Kaplan dan Norton (2000) serta
Neely dkk. (2002), pengukuran kinerja tidak cukup hanya melihat aspek finansial
saja tetapi juga perlu melihat aspek nonfinansial secara keseluruhan sehingga
kebutuhan akan sistem pengukuran kinerja yang integratif dan komprehensif
sangat diperlukan.
Identifikasi strategi dilakukan utuk memenuhi kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan stakeholder (Neely dkk., 2002). Strategi adalah cara
untuk mencapai objective. Jika strategi tercapai, objective pun dapat tercapai
sehingga pencapaian strategi merupakan alat ukur yang baik dalam penentuan
objective. Selain itu, Taman Pintar perlu mempertimbangkan proses dan
kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam mengukur kinerjanya secara
menyeluruh. Dengan mengetahui kinerjanya, simpul-simpul yang menyimpang
atau lambat dapat segera diperbaiki. Tindak lanjut terhadap permasalahan dapat
difokuskan pada aspek-aspek kinerja yang paling penting untuk keberhasilan
organisasi pada saat ini dan waktu yang akan datang dengan mengetahui KPI
(Parmenter, 2010). Namun, Taman Pintar belum memiliki KPI yang menjadi titik
commit to user

I-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

fokus pengukuran dan perbaikan sehingga belum mengetahui prioritas utama yang
dipentingkan dalam pengambilan keputusan secara menyeluruh.
Model-model pengukuran kerja telah banyak berkembang, antara lain
pyramid rasio keuangan, Performance Measurment Matrix (PMM), Pyramid
SMART (Strategic Measurement and Reporting Technique), pengklasifikasikan
ke dalam tipe yang berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai dan tipe yang
berhubungan dengan usaha-usaha penentu pencapaian, Macro Process Model of
the Organisation, Balance Scorecard, Integrated Performance Measurement
System (IPMS), dan Performance Prism (Neely dan Kennerly, 2000 dalam
Vanany, 2009). Dari model-model tersebut, terdapat tiga model yang banyak
digunakan, yaitu Balance Scorecard, IPMS, dan Performance Prism. Namun,
sistem pengukuran kinerja Performance Prism berupaya menyempurnakan model-
model sebelumnya karena tidak hanya didasari oleh strategi, tetapi juga
memperhatikan kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses, dan kapabilitas
perusahaan (Neely dan Adams, 2000a). Metode ini mengukur kinerja perusahaan
secara keseluruhan, seperti faktor-faktor kepuasan stakeholder, termasuk di
dalamnya customer, employee, supplier, investor, regulator dan community.
Selain itu, Performance Prism tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga
aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir (strategi, proses, dan kapabilitas) sehingga
pengukuran kinerja dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang
kondisi perusahaan yang sebenarnya. Sementara, Taman Pintar berhubungan
dengan banyak stakeholder. Untuk itu, dalam penelitian ini, dilakukan
pengukuran kinerja di Taman Pintar menggunakan metode tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, perumusan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil perancangan Key
Performance Indicators (KPI) sebagai dasar alat pengukuran kinerja di Taman
Pintar dengan menggunakan Performance Prism.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perancangan KPI sebagai
dasar alat pengukuran kinerja di Taman Pintar dengan menggunakan Metode
commit to user
Performance Prism, yang melihat dari aspek finansial dan nonfinansial serta

I-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memperhatikan proses dan kapabilitas di Taman Pintar. Untuk mencapai tujuan


tersebut, ditetapkan tujuan khusus sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution
serta strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar.
2. Mengidentifikasi objective Taman Pintar.
3. Mengidentifikasi PI (Performance Indicator) Taman Pintar.
4. Menentukan KPI (Key Performance Indicator) Taman Pintar.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah dapat
membantu pihak Taman Pintar untuk mengembangkan alat ukur kinerja
berdasarkan indikator kinerja yang diperoleh untuk melakukan pengukuran
kinerja.
1.5 Batasan Masalah
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai penelitian ini
hanya melakukan perancangan Key Performance Indicators (KPI) sebagai dasar
alat pengukuran kinerja saja.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan merupakan gambaran umum mengenai tata cara
penyusunan laporan penelitian dan isi pokok dari laporan penelitian. Sistematika
penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori dasar yang diperlukan sebagai
penunjang dan pedoman di dalam melakukan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode penelitian yang berupa
langkah-langkah dalam melakukan pengukuran kinerja
Taman Pintar Yogyakarta serta penjelasan mengenai cara
commit to user

I-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengumpulan dan pengolahan data untuk masing-masing


langkah.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menjabarkan identifikasi kepuasan stakeholder dan
kontribusi stakeholder Taman Pintar Yogyakarta, identifikasi
objective, strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar,
identifikasi PI, pembobotan PI, serta penentuan KPI Taman
Pintar.
BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL
Bab ini berisi uraian analisis dan interpretasi terhadap
pengumpulan dan pengolahan data. Bab ini juga membahas
mengenai rekomendasi perbaikan untuk memperbaiki
kinerja perusahaan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan akhir dari perancangan KPI
sebagai alat pengukuran kinerja Taman Pintar Yogyakarta
dan saran perbaikan atau penelitian lebih lanjut.

commit to user

I-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori dasar yang diperlukan sebagai penunjang dan
pedoman di dalam melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari gambaran umum
perusahaan serta teori tentang pengukuran kinerja, kuesioner, pengambilan
sampel, Uji Cochran, uji validitas dan uji reliabilitas, Analytical Hierrarchy
Process (AHP), ukuran kinerja, dan penelitian terdahulu.

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


2.1.1 Profil Perusahaan
Taman Pintar sebagai science park merupakan institusi yang sangat
strategis dalam upaya ikut meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
khususnya pada sains dan teknologi serta bersifat pelayanan terhadap publik
(Taman Pintar, 2010). Sejak dioperasikan pada tahun 2007, Taman Pintar telah
melakukan beberapa upaya sesuai Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 28
Tahun 2007 yang telah diubah dengan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 37
Tahun 2009 tentang pedoman teknis Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Taman Pintar. Taman Pintar didirikan dengan tujuan memberikan ruang publik
untuk tempat berekspresi dan apresiasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) serta memberikan alternatif metode pembelajaran iptek kepada
pengunjung dengan suasana yang menyenangkan.
Taman Pintar memiliki luas 1,2 ha, dibangun di kawasan pusat
Yogyakarta, berdekatan dengan Benteng Vrederburg, Taman Budaya, Istana
Negara, Malioboro, dan Kraton Yogyakarta. Hal ini menjadikan lokasi Taman
Pintar sebagai kawasan premium di kota Yogyakarta sebagai pusat bisnis dan
budaya. Tempat yang strategis ini menjadikan Taman Pintar dapat mempertegas
posisinya untuk menjadi sebuah wahana yang memberikan edukasi kepada
masyarakat. Agar dapat memfokuskan diri pada pelayanan yang diberikan, Taman
Pintar membagi lokasi yang dimilikinya menjadi enam zona untuk mempermudah
pemberian layanan kepada masyarakat sesuai tujuan yang diinginkan. Di samping
itu, penerapan zonasi juga memungkinkan Taman Pintar untuk melakukan pola
commit to user

II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien (Taman Pintar, 2010). Zona-zona
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Zona Playground
Zona ini merupakan zona penyambutan dan permainan serta ruang terbuka
bagi pengunjung. Dalam zona ini terdapat beragam permainan dengan
muatan edukasi yang dapat dimainkan oleh segala usia, terutama anak-
anak. Beberapa jenis ragam permainan di antaranya adalah rumah pohon,
dinding berdendang, air menari, pipa berbisik, labyrinth, tapak presiden
dan gong perdamaian, parabola berbisik, mangkok berputar, dan
sebagainya.
2. Gedung Memorabilia
Suatu zona yang didesain sedemikian rupa untuk memberikan catatan
sejarah bangsa Indonesia bagi para pengunjung Taman Pintar. Dalam
gedung ini terdapat beberapa zona yang dibuat dengan mengedepankan
tema tertentu, misalnya sejarah kepresidenan, tokoh dan pahlawan
pendidikan di Indonesia, serta sejarah Kasultanan Yogyakarta.
3. Gedung Oval
Di dalamnya terdapat beberapa alat peraga pendidikan yang dibagi
menjadi beberapa zona, yaitu zona fisika, zona biologi, zona kimia, zona
teknologi modern, dan sebagainya. Banyak alat peraga untuk memberikan
informasi untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping
menyajikan alat-alat peraga pendidikan, dilakukan juga demo ataupun
atraksi eksperimental oleh pemandu. Terdapat dua lantai yang disediakan
untuk menyajikan wahana pembelajaran dalam gedung ini, yaitu lantai
satu dan lantai dua.
Lantai 1 : Lobby, Aquarium Air Tawar, Kehidupan Pra-Sejarah, Tiruan
Manusia Purba dan Hewan Purba, Dome Area, Sistem Tata
Surya,
Lantai 2 : Ilmu Bumi, Tokoh Ilmuwan Dunia, Melihat Permukaan Bumi,
Kluster Listrik, Teknologi Komunikasi, Teknologi Komputer,
Teknologi Mesin dan Energi, Simulasi Gempa dan Tsunami,
commit
Pantauan Aktivitas to user
Gunung Merapi.

II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Gedung Kotak
Seperti halnya dengan gedung oval, gedung ini tersedia beberapa wahana
pembelajaran dan ruang untuk kegiatan usaha. Terdapat dua lantai yang
digunakan dalam gedung ini, yaitu lantai dua dan lantai tiga.
Lantai 2 : Indonesiaku (Konten Kekayaan Alam dan Warisan Leluhur),
Zona Teknologi Pengolahan Susu, Teknologi Populer
(Automotif, TV, Film, Cetak, dan Komunikasi), Teknologi
Canggih (Robotic, Hologram, dan Microchip), Jembatan Sains
(Matematika, Kimia, Fisika, Biologi), Perpustakaan dan E-
Library, Zona Teknologi Otomotif Roda Dua, Proses
Pengolahan Migas Bumi,
Lantai 3 : Laboratorium Sains (Fisika, Kimia, dan Biologi), Course
Center, Theatre 4 Dimensi.
5. Gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tempat ini diperuntukkan anak usia dini usia antara 2 hingga 7 tahun.
Gedung ini berisi computer kids, petualang kecil, budaya dan religi, ruang
pertunjukan dan ekspresi, ruang konsultasi tumbuh kembang anak, alat
transportasi, susun balok, puzzle, zona kesehatan, perpustakaan anak, dan
arena permainan lainnya.
6. Kios Buku
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Kios Buku Taman
Pintar dari Dinas Perindagkoptan kepada Kantor Pengelolaan Taman
Pintar Nomor 001/BA/SKPD/I/2010, tertanggal 5 Januari 2010, Kantor
Pengelolaan Taman Pintar mulai tanggal tersebut mengemban tugas baru,
yaitu melakukan pelayanan operasional harian pengelolaan kios buku.

Sesuai dengan data jumlah pengunjung, pada periode 2008 hingga April
2010 tercatat sebanyak 2.044.366 orang data berkunjung ke Taman Pintar (Taman
Pintar, 2010). Kunjungan ini dilakukan, baik secara perorangan maupun secara
berkelompok/rombongan. Jika dilihat jumlah kunjungan per tahun, tercatat
peningkatan pengunjung sebesar hampir 27% pada tahun 2009, dimana tahun
2008 jumlah pengunjung tercatat sebanyak 794.609 orang, sementara tahun 2009
sebanyak 1.007.472 orang. commit to user

II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pengelolaan Taman Pintar


Sumber: Peraturan Daerah Kota Yogyakarta, 2008

Adapun proyeksi pendapatan dan pengeluaran Taman Pintar Yogyakarta


tahun 2007 hingga 2014 adalah sebagai berikut:

commit to user

II-4
Tabel 2.1 Proyeksi Keuangan 2007-2014

Keterangan 2007 (Rp) 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp)

Pendapatan 2.414.710.600 3.048.583.915 7.440.140.000 7.133.702.450 7.995.712.500 9.904.201.808 10.460.535.858 11.133.023.521

Pengeluaran 1.838.421.000 3.537.333.542 7.133.702.450 7.133.702.450 7.407.348.750 9.143.879.245 9.386.558.871 9.519.202.885

Surplus/Defisit 488.749.627 2.080.208.895 5.124.434.710 5.124.434.710 5.712.798.460 6.145.121.023 7.219.098.011 8.832.918.647


Sumber: Taman Pintar, 2010
Tabel 2.2 Rencana Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2010-2014
No. Sumber Pendapatan 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp)
II-5

1. Penjualan tiket 4.434.000.000 4.702.800.000 6.529.200.000 7.182.120.000 7.900.332.000


2. Penyewaan Zona 308.667.000 510.084.000 561.092.400 561.092.400 561.092.400
3. Penyelenggaraan event 55.800.000 82.800.000 91.080.000 91.080.000 91.080.000
4. Profit sharing 235.800.000 250.200.000 275.220.000 302.742.000 333.016.200
5. Pendapatan lain-lain 65.733.000 119.953.500 181.985.000 245.183.500 259.701.850
6. Pendapatan dari kios buku 500.000.000 368.662.500 364.818.000 209.598.000 210.259.500
Jumlah 5.600.000.000 6.034.500.000 8.003.395.400 8.591.815.900 9.355.481.950
Kenaikan per tahun - 434.500.000 1.968.895.400 588.420.500 763.666.050
Persentase - 7,49 28,68 9,54 8,93
Sumber: Taman Pintar, 2010
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pola kunjungan dapat dilihat melalui pergerakan jumlah dari waktu ke


waktu. Pola kunjungan ke Taman Pintar berupa pola seasonal. Terdapat suatu
keberulangan yang hampir sama dalam kurun waktu 2008 dan 2009, dimana
peningkatan pengunjung terdapat pada bulan Januari, Juni, dan Desember yang
bertepatan dengan awal-akhir tahun serta pertengahan tahun. Selama kurun waktu
2008 hingga 2009, kunjungan tertinggi yang pernah dicapai adalah 231.583 orang
yang terjadi pada bulan Juni 2009 (Taman Pintar, 2010). Rata-rata kunjungan per
bulan adalah sebanyak 73.013 orang. Jika dilihat dari pola kunjungan harian,
dapat diketahui bahwa pada weekend tercatat jumlah pengunjung yang lebih
banyak dibandingkan dengan weekdays.
Selain itu, keberulangan juga terjadi selama seminggu. Pengunjung pada
hari selasa sampai kamis rata-rata berjumlah sama. Pengunjung pada hari Jumat
sedikit menurun. Namun, pada hari Sabtu dan Minggu jumlah pengunjung Taman
Pintar meningkat.
Hingga saat ini Taman Pintar telah menyediakan sebanyak 215 jenis alat
pembelajaran. Di antara alat tersebut dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu
elektronik, mekanik, mekatronik, sound, statis, dan statis interaktif. Dari sekian
banyak jenis alat yang dimiliki, alat elektronik dan statis memiliki posisi
terbanyak, yaitu 80 unit alat elektronik dan 53 unit alat statis (Taman Pintar,
2010).

2.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan


Visi merupakan gambaran tentang masa depan yang realistis dan ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu dengan mengisyaratkan adanya misi dan
tantangan. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Nasional, disebutkan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai
keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (Taman Pintar, 2010).
Visi Taman Pintar adalah sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains
dalam suasana yang menyenangkan. Visi tersebut harus dapat diukur untuk
mengetahui tingkat keberhasilannya dalam rangka mewujudkan Taman Pintar
sebagai institusi pengelolaan fasilitas publik yang strategis sebagai wahana
ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan dengan
dukungan sumber daya manusia yang commit to user (Taman Pintar, 2010).
professional
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam rangka mencapai visi tersebut, misi yang akan dilaksanakan dalam
kurun waktu 2010-2014 adalah menumbuhkembangkan minat anak dan generasi
muda terhadap sains melalui imajinasi, percoban, dan permainan dalam rangka
pengembangan sumber manusia Indonesia yang berkualitas (Taman Pintar, 2010).
Tujuan merupakan penjabaran visi Taman Pintar yang lebih spesifik dan
terukur sebagai upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah
dan dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai. Tujuan Taman Pintar
adalah sebagai berikut (Taman Pintar, 2010):
1. Menyediakan sarana pembelajaran sains bagi siswa yang mendukung
kurikulum pendidikan,
2. Memotivasi anak dan generasi muda untuk mencintai sains,
3. Membantu guru dalam mengembangkan pengajaran bidang sains,
4. Memberi alternatif wisata sains.

2.2 Pengukuran Kinerja


Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.
Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan
tujuan perusahaan (Simanjuntak, 2011). Kinerja perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tiga faktor utama, yaitu dukungan organisasi, kemampuan dan efektivitas
manajemen, dan kinerja setiap orang yang bekerja di perusahaan tersebut.
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-
masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut (Simanjuntak, 2011).
Manajemen kinerja merupakan proses berkelanjutan berbentuk siklus, terdiri dari
perencanaan, pembinaan, dan evaluasi. Inti atau fokus siklus manajemen kinerja
adalah pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengevaluasi
kinerja sehingga dapat dilakukan peningkatan kinerja yang dapat meningkatkan
produktivitas, pengembangan sumber daya manusia, pemberian kompensasi,
program peningkatan produktivitas, program kepegawaian, dan menghindari
perlakuan diskriminasi (Simanjuntak, 2011). Dengan melakukan pengukuran
kinerja, manajemen dapat menyadari bagaimana kinerjanya dan mengetahui
simpul-simpul penyebab kinerja rendah agar terdorong untuk meningkatkannya.
commit to user

II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Aktivitas mengukur kinerja merupakan satu tahap yang harus dilakukan


setelah berhasil menyelesaikan rancangan sistem pengukuran kinerja. Tahap
rancangan sistem pengukuran kinerja merupakan tahap yang menentukan baik-
buruknya pengukuran kinerja. Pada umumnya, tahap pengukuran kerja dapat
dibagi menjadi lima tahap, yaitu mendesain, mengukur, mengevaluasi hasil
pengukuran, merencanakan, dan mengevaluasi kembali sistem pengukuran kinerja
(Vanany, 2009). Siklus tersebut merupakan siklus berkelanjutan.
Proses mendesain berawal dari menentukan model apa yang dipilih,
termasuk kerangka kerjanya, sampai penentuan Key Performance Indicator (KPI).
Mengukur kinerja organisasi didasarkan pada KPI yang relevan dan hasil
mendesain sistem pengukuran kinerjanya. Evaluasi kinerja dilakukan untuk
mengetahui apakah terjadi peningkatan kinerja atau tidak.
Sinclair dan Zairi (1995) dalam Vanany (2009) mengidentifikasi beberapa
alasan mengapa organisasi membutuhkan sistem pengukuran kinerja dari
beberapa pakar sistem pengukuran kinerjanya, antara lain:
1. Perencanaan, pengendalian, dan evaluasi,
2. Mengendalikan perubahan,
3. Komunikasi,
4. Pengukuran dan peningkatan,
5. Pengukuran dan motivasi,
6. Alokasi sumber daya,
7. Fokus dalam jangka panjang.
Dalam Vanany (2009) disebutkan bahwa pengukuran kinerja merupakan
suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan akuntabilitas serta menilai pencapaian tujuan dan sasaran. Empat
elemen kunci sistem pengukuran kinerja, yaitu:
1. Perencanaan dan penetapan tujuan,
2. Pengembangan ukuran yang relevan,
3. Pelaporan formal dan hasil,
4. Penggunaan informasi.
Berdasarkan model-model pengukuran kinerja yang telah ada, Neely dan
commit
Kennerly (2000) telah menjabarkan to user karakteristik model pengukuran
beberapa

II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kinerja yang dapat membantu organisasi untuk mengetahui karakteristik sistem


pengukuran kinerja terintegrasi (Vanany, 2009). Karakteristik tersebut antara lain:
1. Mampu menyediakan gambaran yang seimbang dari organisasi,
2. Mampu menggambarkan kondisi kinerja organisasi dengan ringkas,
3. Mampu menggambarkan kebutuhan organisasi secara multidimensional,
4. Mampu mengukur kinerja organisasi secarta luas atau komprehensif,
5. Mampu mengintegrasikan organisasi, baik secara fungsi-fungsinya
maupun secara hierarki.

2.2.1 Metode-Metode Pengukuran Kinerja


Untuk merancang sistem pengukuran kinerja, organisasi membutuhkan
metode yang mampu memotret kinerja secara keseluruhan dari organisasi. Telah
banyak metode sistem pengukuran kinerja terintegrasi berhasil dibuat oleh para
akademisi dan praktisi. Neely dan Kennerly (2000) serta Neely dan Adams (2000)
dalam buku Vanany (2009), menyebutkan beberapa model-model pengukuran
kinerja terintegrasi yang ada
1. Pada awal abad ke-20, Dupont menggunakan piramid rasio keuangan yang
memiliki struktur hierarki eksplisit untuk mengukur kinerja organisasi
pada level yang berbeda-beda.
2. Keegan, Eiler, dan Jones pada tahun 1989 mengajukan suatu metode
pengukuran kinerja yang dikenal dengan nama PMM (Performance
Measurement Matrix) yang merefleksikan kebutuhan akan pengukuran
yang lebih seimbang ditinjau dari berbagai dimensi. Adapun kategori-
kategori yang diukur meliputi cost atau non-cost atau eksternal.
3. Piramid SMART (Strategic Measurement dan Reporting Technique) yang
dikembangkan oleh Wang Laboratories juga mendukung dan
memfokuskan pengukuran kinerja secara internal dan eksternal yang
diharapkan mampu merefleksikan tujuan organisasi.
4. Fitzgerald (1991) melakukan pengukuran kinerja pada sebuah industri jasa
dengan metode yang mengklasifikasikan pengukuran ke dalam dua tipe
dasar, yaitu yang berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai, meliputi
competitiveness dan financial performance serta yang berhubungan
commit to user

II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan usaha-usaha yang menentukan pencapaian hasil tersebut, meliputi


kualitas, fleksibilitas, penggunaan sumber daya, dan inovasi.
5. Brown (1986) mengembangkan suatu konsep pengukuran kinerja sebagai
suatu hubungan sebab akibat yang dikenal dengan nama Macro Process
Model of the Organization. Ia menggambarkan hubungan tersebut ke
dalam 5 tahap, yaitu inputs, processing system, outputs, outcomes, dan
goal respectively. Model ini menjelaskan bagaimana input suatu organisasi
mempengaruhi sistem kinerja proses dan pada akhirnya dapat mencapai
tujuan akhir organisasi tersebut.
6. Kaplan dan Norton pada tahun 1992 memperkenalkan suatu sistem
pengukuran kinerja yang dikenal dengan metode Balance Scorecard.
Metode ini mengidentifikasi dan mengintegrasikan kinerja ke dalam empat
perspektif yang berbeda, yaitu financial, customer, internal business
process dan innovation, dan learning perspectives. Keterkaitan
antarobjektif dan ukuran kinerja dinyatakan dengan cause-dan-effect
relationship, dimana terjadi kulminasi kinerja pada financial perspective.
7. Integrated Performance Measurement System (IPMS) adalah model
sistem pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Bititci (1997) di
Center for Strategic Manufacturing (CSM) dari University of Strathclyde,
Glasgow. IPMS membagi perusahaan melalui empat level bisnis, yaitu
bisnis, unit bisnis, proses bisnis, dan aktivitas. Tujuan dari model IPMS
agar sistem pengukuran kinerja lebih robust, terintegasi, efektif, dan
efisien. Berbeda dengan metode sebelumnya, metode ini menjadikan
keinginan stakeholder menjadi titik awal didalam melakukan perancangan
sistem pengukuran kinerjanya. Stakeholder tidak berarti hanya pemegang
saham (shareholder), melainkan beberapa pihak yang memiliki
kepentingan atau dipentingkan oleh organisasi seperti konsumen dan
karyawan.
8. Performance Prism merupakan kolaborasi antara Adams dari Accenture
dengan Neely dari Cambridge University (2000). Metode ini tidak hanya
didasari oleh strategi tetapi juga memperhatikan kepuasan dan kontribusi
commit
stakeholder, strategi, proses, to user perusahaan.
dan kapabilitas

II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.2 Metode Performance Prism


Model ini dibuat dengan mencoba melakukan penyempurnaan-
penyempurnaan terhadap metode-metode sebelumnya, yaitu Balance Scorecard
dan Integrated Performance Measurement System (IPMS). Diharapkan metode ini
tidak hanya dapat digunakan pada organisasi profit, tetapi juga organisasi
nonprofit, seperti yayasan dan pendidikan tinggi. Model Performance Prism
merupakan suatu model pengukuran kinerja yang berusaha memadukan antara
kerangka kerja pengukuran yang berorientasi strategi dengan metodologi
pengukuran yang memperhatikan kepentingan stakeholder. Selama ini terjadi
konflik antara keduanya. Dengan model ini, diharapkan tidak terjadi konflik
tersebut karena dilakukan penyatuan dari keduanya.
Pendekatan kerangka kerja pengukuran dilakukan dengan mengidentifikasi
strategi, proses, dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan. Sementara, pada
pendekatan metodologi dilakukan dengan mengidentifikasi apa yang
menyebabkan stakeholder puas dan apa kontribusi stakeholder yang
mempengaruhi kepuasan stakeholder dan strategi, proses, dan kontribusi berjalan
dengan baik.
Clarkson (1994) dalam artikelnya menjelaskan bahwa stakeholder adalah
kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan
kelangsungan hidup organisasi (Hipyan Nopri, 2006). Clarkson membagi
stakeholder menjadi dua, yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder.
Stakeholder primer adalah pihak dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan
organisasi tidak dapat bertahan. Contohnya adalah pemegang saham, investor,
pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau
organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem stakeholder primer, yang
merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok
kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang
berbeda (Hipyan Nopri, 2006).
Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai pihak yang mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi
dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Contohnya adalah commit
media todan
userberbagai kelompok kepentingan

II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan


hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Clarkson juga telah memberikan
definisi yang bahkan lebih sempit lagi di mana stakeholder didefinisikan sebagai
suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis resiko baik karena
mereka telah melakukan investasi di perusahaan tersebut ataupun karena mereka
menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut. Karena itu, stakeholder
adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan strategi
perusahaan.
Shareholder adalah pemangku kepentingan utama karena menanamkan
modalnya dalam perusahaan dimana sekaligus juga menanggung risiko
kehilangan modalnya (Daniri, 2009).
Bila dilihat dari bangunan model Performance Prism, lima bidang sisinya
dijelaskan sebagai berikut (Neely dkk, 2002):
1. Perspektif stakeholder satisfaction: siapa saja stakeholder organisasi dan
apa saja keinginan dan kebutuhan mereka?
Stakeholder yang dipertimbangkan disini meliputi investor, pegawai,
konsumen, pemasok, regulator, dan komunitas. Penting bagi organisasi
untuk melakukan hubungan dan komunikasi yang baik dengan stakeholder
sehingga meningkatkan kredibilitas. Selain itu, organisasi perlu
memberikan kepuasan terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan
stakeholder.
2. Perspektif strategi: strategi apa yang dibutuhkan untuk memberikan
kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan para stakeholder?
Strategi sangat diperlukan untuk mengukur kinerja organisasi karena dapat
dijadikan sebagai acuan memonitor sudah sejauh mana tujuan organisasi
yang hendak dicapai telah terealisasi sehingga pihak manajemen dapat
mengambil langkah cepat dan langkah tepat dalam membuat keputusan
untuk menyempurnakan kinerja organisasi.

commit to user

II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Perspektif proses: proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk meraih


strategi yang sudah ditetapkan?
Beberapa proses bisnis inti yang dibutuhkan dalam melaksanakan strategi
diantaranya pengembangan produk dan jasa baru, pembangkit permintaan,
pemenuhan permintaan, dan perencanaan dan pengaturan perusahaan.
Salah satu alasan kegagalan dalam mengimplementasikan strategi adalah
karena organisasi tidak menyesuaikan antara proses dan strategi tersebut.
4. Perspektif kapabilitas: kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan
untuk menjalankan proses yang ada?
Kapabilitas atau kemampuan disini adalah kemampuan yang dimiliki oleh
organisasi, meliputi keahlian sumber daya, praktek-praktek bisnis,
pemanfaatan teknologi, serta infrastruktur fisik yang bersama-sama
berkontribusi menghasilkan komponen dari sebuah proses. Kemampuan
diukur dengan mengkomparasikan rencana internal, rencana operasi,
benchmark ke pesaing, dan industri rujukan/unggul. Perusahaan harus
dapat memutuskan kemampuan apa yang mampu menyediakan secara
spesifik dan berkelanjutan guna meningkatkan daya saing perusahaan dan
dapat memelihara perusahaan secara normal. Pengukuran kinerja dapat
membantu organisasi dalam menempatkan proses dan kapabilitas dengan
benar, serta mendorong orang-orang dalam organisasi untuk
mempertahankan atau secara aktif memelihara proses dan kapabilitas
tersebut.
5. Perspektif stakeholder contribution: kontribusi apa yang dibutuhkan dan
diinginkan dari para stakeholder untuk mengembangkan kemampuan yang
dimiliki?
Organisasi harus mempertimbangkan hal apa saja yang diinginkan dan
dibutuhkan para stakeholder. Organisasi dikatakan memiliki kinerja yang
baik jika mampu merealisasikan hal apa saja yang diinginkan para
stakeholder yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi.

Salah satu keunggulan model Performance Prism dibandingkan dengan


model IPMS adalah mampu menerkaitkan kepuasan apa yang diinginkan
commit
stakeholder dengan seberapa besar to user
kontribusinya dapat direalisasikan untuk
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memenuhi kepuasan yang diinginkan. Jika hanya memperhatikan kepuasan


stakeholder akan menjebak perusahaan memenuhi keinginan stakeholder saja dan
sukar untuk direalisasikan karena tidak adanya kontribusi dari stakeholder itu
sendiri.
Menurut Neely (2000) dalam Vanany (2009), kelebihan metode
Performance Prism bila dibandingkan dengan metode Balance Scorecard dan
IPMS adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan Balance Scorecard
Performance Prism diawali dengan melakukan pengidentifikasian
terhadap kepuasan dan kontribusi yang dijadikan dasar untuk membangun
strategi perusahaan. Selain itu, Performance Prism mengidentifikasi
stakeholder dari pihak yang berkepentingan, sedangkan Balance
Scorecard mengidentifikasi stakeholder dari sisi konsumen saja.
2. Dibandingkan dengan IPMS
KPI Performance Prism yang diidentifikasi terdiri dari KPI strategi, KPI
proses, dan KPI kapabilitas yang merupakan hasil dari identifikasi
terhadap kebutuhan stakeholder serta tujuan perusahaan. IPMS langsung
mengidentifikasi stakeholder KPI berdasarkan kebutuhan stakeholder serta
tujuan perusahaan tanpa memandangan mana yang merupakan strategi,
proses, dan kapabilitas.

2.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien
jika mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur
variabel penelitian. Kuesioner berupa daftar pertanyaan tertulis yang dirumuskan
sebelumnya untuk responden. Metode kuesioner adalah suatu daftar yang
berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan
diteliti (Narbuko dan Achmadi, 1999). Kuesioner dapat diberikan secara pribadi,
melalui surat kepada responden, atau disebarkan secara elektronik. Kuesioner atau
angket dilakukan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian serta memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak
(Narbuko dan Achmadi,1999).
commit to user

II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.3.1 Penyusunan Kuesioner


Menurut Sekaran (2000), aspek-aspek penting dalam desain kuesioner
antara lain:
1. Prinsip Susunan Kata
Prinsip susunan kata mengacu pada faktor, seperti ketepatan isi
pertanyaan, bagaimana pertanyaan disampaikan dan tingkat kefasihan
bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan yang diajukan, urutan
pertanyaan, dan data pribadi yang dicari dari responden.
2. Prinsip Pengukuran
Prinsip pengukuran perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh tepat untuk menguji hipotesis. Hal ini mengacu pada skala dan
teknik penyusunan skala yang digunakan untuk mengukur konsep serta
penilaian terhadap keandalan dan validitas ukuran yang dipakai.
3. Penampilan Umum
Kuesioner yang atraktif dan rapi dengan pendahuluan yang tepat, instruksi,
dan kumpulan pertanyaan yang dipersiapkan dengan baik akan
memudahkan responden dalam menjawab.
Menurut Narbuko dan Achmadi (1999), desain kuesioner dapat dibedakan
menurut beberapa hal, yaitu:
1. Menurut prosedurnya
a. Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang dikirimkan dan dijawab oleh
responden,
b. Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang dikirim kepada
seseorang untuk mencari informasi (keterangan) tentang orang lain.
2. Menurut jenis penyusun itemnya
a. Kuesioner tipe isian, yaitu kuesioner yang harus dijawab oleh
responden dengan mengisi format titik pada tiap pertanyaan, kuesioner
tipe isian menurut bentuknya dapat dibedakan lagi menjadi
Kuesioner terbuka, yaitu apabila responnya tentang masalah yang
dipertanyakan
Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang responden tidak bebas
menjawabnya. commit to user

II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Kuesioner tipe pilihan, yaitu kuesioner yang harus dijawab oleh


responden dengan cara tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah
tersedia (antara 2-5 pertanyaan).

2.3.2 Skala Pengukuran


Skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan
individu, terkait variabel minat yang kita pelajari. Ada empat tipe skala dasar,
yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio, dimana tingkat kerumitan meningkat
secara progresif dari skala nominal ke rasio. Menurut Sekaran (2000) terdapat
beberapa pengertian mengenai masing-masing skala pengukuran, yaitu:
1. Skala nominal adalah skala yang memungkinkan untuk menempatkan
subjek pada kategori atau kelompok tertentu. Skala ini mengategorikan
individu atau objek ke dalam kelompok yang saling eksklusif dan lengkap
secara kolektif.
Contoh: Jenis kelamin: 1 : Laki-laki
2 : Perempuan
2. Skala ordinal tidak hanya mengategorikan variabel-variabel untuk
menunjukan perbedaan di antara berbagai kategori, tapi juga
mengurutkannya dalam beberapa cara, salah satunya dalam urutan
kepentingan. Skala ordinal menyediakan lebih banyak informasi dibanding
skala nominal.
Contoh:
Atribut Kepuasan Urutan Kepentingan
a. Kualitas produk ______
b. Harga yang murah ______
3. Skala interval memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu
terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Dengan skala interval
pula kita dapat mengukur jarak antara setiap dua titik pada skala. Hal ini
membantu kita untuk menghitung mean dan standar deviasi respon
terhadap variabel.
Contoh: Angka 1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = commit to user
Cukup puas
II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4 = Puas
5 = Sangat puas
4. Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah-ubah pada
skala interval, yaitu skala rasio memiliki titik nol absolut, yang merupakan
titik pengukuran yang berarti. Skala rasio tidak hanya mengukur besaran
perbedaan antar titik pada skala, namun juga menunjukan proporsi dalam
perbedaan.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif (Sugiyono, 2007). Beberapa contoh skala adalah sebagai berikut:
1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial atau variabel
penelitian. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif. Instrumen penelitian Skala Likert dapat dibuat
dalam bentuk checklist maupun pilihan ganda. Data interval yang diperoleh dari
responden dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan
skoring setiap jawaban responden.
2. Skala Guttman
Skala pengukuran ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak,
benar-salah, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau
rasio dikotomi (dua alternatif). Penelitian yang menggunakan Skala Guttman
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk
pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat
skor tertinggi satu dan terendah nol.

commit to user

II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Rating Scale
Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga
digunakan untuk menentukan sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positif
terletak di bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif terletak di bagian kiri
garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan biasanya skala
ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh
seseorang.
4. Semantic Deferential
Responden yang menjawab senang atau tidak senang, setuju atau tidak
setuju, pernah atau tidak pernah merupakan data kualitatif. Dalam skala model
rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif yang
telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Oleh karena itu, rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap
fenomena lain.
Dalam menyusun instrument rating scale, setiap angka yang diberikan
pada alternatif jawaban pada setiap instrument harus diartikan. Orang tertentu
memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama
maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.

2.4 Pengambilan Sampel


Menurut Sutrisno, dalam Narbuko dan Achmadi (1999), sampel adalah
sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Agar lebih
objektif, istilah individu diubah dengan istilah subjek atau objek. Sampel yang
baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang representatif, artinya
menggambarkan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi
walaupun mewakili.
Menurut Sekaran (2000), sampel yang valid ditentukan oleh dua
pertimbangan, yaitu:
1. Akurasi atau ketepatan
Akurasi atau ketepatan merupakan tingkat ketidakadaan bias (kekeliruan)
commit
dalam sampel. Makin sedikit to user
tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,
II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya kekeliruan adalah


populasi.
2. Presisi atau ketelitian
Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata
populasi dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi
sampel tersebut. Presisi diukur oleh simpangan baku (error standard).
Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari
sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi, makin tinggi pula
tingkat presisinya.

2.4.1 Populasi dan Sampel


Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti (Kountur, 2004). Pengambilan sampel (sampling)
menurut Sekaran (2000) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari
populasi sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau
karakteristiknya akan membuat peneliti dapat menggeneralisasikan sifat atau
karakteristik tersebut pada elemen populasi. Sampling dilakukan karena ada
beberapa alasan, antara lain (Sekaran, 2000):
1. Hemat biaya
Biaya penelitian akan lebih rendah karena sampling hanya mengambil
beberapa objek dari suatu populasi (sampel) yang diteliti.
2. Hasil yang diperoleh lebih akurat/tepat
Ketelitian/ketepatan pengukuran yang sedikit (sampel) tentu akan lebih
teliti jika dibandingkan dengan meneliti jumlah yang banyak (populasi).
3. Hemat waktu
Waktu yang dibutuhkan pun akan jauh lebih sedikit karena hanya
mengambil beberapa data (sampel) jika dibandingkan dengan mengambil
semua data yang ada dalam suatu populasi.

2.4.2 Penentuan Metode Sampling


Menurut Kountur (2004) terdapat dua teknik dalam proses pemilihan
sampel (sampling), yaitu random sampling dan non-random sampling.
commit to user

II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Random Sampling/Probability Sampling


Menurut Narbuko dan Achmadi (1999), random sampling/probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam
populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Yang termasuk ke dalam teknik
random sampling atau probability sampling yaitu:
a. Simple Random Sampling
Tiap elemen populasi memiliki peluang yang diketahui dan sama untuk
terpilih sebagai subjek. Teknik ini memiliki bias paling sedikit dan
anggotakan generalisasi paling luas. Namun proses pengambilan sampel
ini dapat menjadi tidak praktis dan mahal, selain bahwa keseluruhan
kumpulan populasi mungkin tidak selalu tersedia (Sekaran, 2000).
b. Stratified Random Sampling
Pengambilan sampel ini melibatkan proses stratifikasi yang diikuti dengan
pemilihan acak subjek dari setiap strata. Populasi terlebih dahulu dibagi ke
dalam kelompok saling eksklusif yang relevan, tepat, dan berarti dalam
konteks studi. Stratifikasi merupakan teknik sampling yang efisien yaitu
menyediakan lebih banyak informasi dengan ukuran sampel yang
diberikan. Teknik ini memastikan homogenitas dalam tiap strata tetapi
heterogenitas antarstrata (Sekaran, 2000).
c. Cluster Sampling
Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di
mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang
homogen, maka dalam sampel ini, setiap gugus boleh mengandung unsur
yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen (Sekaran, 2000).
2. Nonrandom Sampling Atau Nonprobability Sampling
Menurut Narbuko dan Achmadi (1999), nonrandom sampling atau
nonprobability sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua
anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Beberapa
teknik sampling yang termasuk dalam golongan ini antara lain:

commit to user

II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Convenience Sampling
Sampel ini merupakan desain yang nyaris tidak bisa diandalkan, tetapi
biasanya paling murah dan paling cepat dilakukan. Dalam memilih
sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan
kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan
orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut.
b. Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan
tertentu. Ada dua jenis sampel bertujuan yaitu judgement dan quota
sampling.
Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak
yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Judgement
sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel
karena mereka mempunyai information rich.
Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara
proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara
kebetulan saja. Teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak
dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
c. Snowball Sampling atau Sampel Bola Salju
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan
penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih
banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan
orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.

2.4.3 Penentuan Jumlah Sampel


Menurut Sekaran (2000) sekurang-kurangnya ada empat hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel, antara lain:
1. Seberapa ketelitian yang dibutuhkan dalam menaksir karakteristik populasi
yang diteliti,
commit
2. Berapa besar keyakinan yang to user diperlukan ,
benar-benar
II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Tingkat variabilitas populasi yang diteliti,


4. Analisis biaya dan manfaat dari meningkatkan ukuran sampel.
Sekaran (2000) juga mengusulkan aturan dalam penentuan jumlah sampel, yaitu:
1. Ukuran sampel lebih dari tiga puluh dan kurang dari lima ratus adalah
tepat untuk kebanyakan penelitian
2. Bila sampel dipecah ke dalam subsampel, ukuran sampel minimum tiga
puluh untuk tiap kategori adalah tepat.
3. Pada penelitian multivariat (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran
sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai sepuluh kali atau lebih)
lebih besar dari jumlah variabel yang akan dianalisis.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan kontrol eksperimen
yang ketat, ukuran sampel bisa antara sepuluh sampai dengan dua puluh
elemen.
Studi kualitatif biasanya menggunakan ukuran sampel kecil karena
sifatnya yang intensif (Sekaran, 2000). Bila studi kualitatif dilakukan untuk tujuan
eksploratif, teknik pengambilan sampel yang bisanya digunakan adalah
pengambilan sampel yang mudah.
Berikut adalah rumus untuk mengetahui jumlah sampel baik maupu
mengetahui jumlah populasi (Wibisono, 2002). Untuk menentukan berapa
minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat
menggunakan rumus Slovin, yaitu :
N
n ............................................................................................. (2.1)
1 Ne 2
dimana, n : ukuran sampel
e : nilai kritis/batas kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel populasi
N : ukuran populasi
: taraf signifikansi
Namun, apabila jumlah populasi tidak diketahui, dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
Z 2a / 2
n ............................................................................................... (2.2)
4e 2
commit to user

II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.4.4 Ketelitian dan Keyakinan


Sampel yang dapat diandalkan dan valid akan dapat menggeneralisasikan
temuan dari sampel untuk populasi yang diteliti (Sekaran, 2000). Statistik sampel
harus menjadi taksiran yang dapat diandalkan dan mencerminkan parameter
sedekat mungkin dalam margin kesalahan yang tipis. Tidak ada statistik sampel
( X ) yang tepat sama dengan parameter populasi (). Alasan mendasar
pengambilan sampel adalah untuk meningkatkan probabilitas bahwa statistik
sampel akan sedekat mungkin dengan parameter populasi. Meskipun taksiran X
mungkin tidak secara akurat mewakili rata-rata populasi, suatu taksiran interval
bisa dibuat di mana akan berada, dengan probabilitas tertentu, yaitu pada tingkat
keyakinan tertentu.
1. Ketelitian (Precision)
Ketelitian mengacu ke seberapa dekat taksiran kita dengan karakteristik
populasi yang sebenarnya. Ketelitian merupakan fungsi dari kisaran variabilitas
dalam distribusi pengambilan sampel berbeda dari suatu populasi dan mengambil
rata-rata dari masing-masing sampel. Semakin kecil dispersi atau variabilitas ini,
semakin besar probabilitas bahwa rata-rata sampel akan lebih dekat dengan rata-
rata populasi. Untuk menaksir variabilitas, tidak perlu dilakukan pengambilan
beberapa sampel berbeda. Meskipun hanya mengambil satu sampel 30 subjek dari
populasi, variabilitas distribusi pengambilan sampel dari rata-rata sampel tetap
dapat ditaksir. Variabilitas ini disebut kesalahan standar (standard error),
disimbolkan dengan S x . Kesalahan standar dihitung dengan rumus berikut :

S
Sx ................................................................................................ (2.3)
n
Dimana:
S adalah standar deviasi sampel
n adalah ukuran sampel
S x menunjukkan kesalahan standar atau tingkat ketelitian sampel.

Semakin kecil variasi populasi, semakin kecil kesalahan standar, yang


berarti bahwa ukuran sampel tidak perlu besar. Maka, variabilitas yang rendah
dalam populasi memerlukan ukuran sampel yang lebih kecil. Semakin dekat
commit to user
menginginkan hasil sampel yang dapat mewakili karakteristik populasi, semakin
II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tinggi ketelitian yang diperlukan. Semakin tinggi ketelitian yang diisyarakatkan,


semakin besar ukuran sampel yang diperlukan, terutama jika variabilitas dalam
populasi tersebut sendiri besar.
2. Keyakinan (Confidence)
Keyakinan menunjukkkan seberapa yakin bahwa taksiran benar-benar
berlaku bagi populasi. Keyakinan mencerminkan tingkat keyakinan yang dapat
menyatakan taksiran terhadap parameter populasi. Tingkat keyakinan dapat
membentang dari 0-100%. Keyakinan 95% adalah tingkat lazim diterima untuk
kebanyakan penelitian bisnis.

2.5 Uji Cochran


Uji Cochran adalah alat analisis yang sah untuk menentukan mana sumber
asosiasi yang valid (Simamora, 2011). Uji Cochran digunakan untuk menguji tiga
sampel atau lebih dengan catatan reaksi (hasil) terhadap suatu perlakuan hanya
dinyatakan dalam dua nilai, yaitu 0 dan 1 (Sugiyono, 2003). Oleh karena itu, Uji
Cochran dilakukan pada penelitian untuk uji sampel yang memiliki data berskala
nominal (kategori).
Menurut Simamora (2011), prosedur Uji Cochran adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis yang mau diuji
H0 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang sama
H1 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang berbeda
2. Penentuan Qtabel dengan rumus sebagai berikut:
Dengan = 0,05, derajat kebebasan (dk)= k-1, maka diperoleh Qtab (0,05;df).
3. Kriteria pengujian
Tolak H0 dan terima H1 jika Qhitung > Qtabel
Terima H0 dan tolak H1 jika Qhitung < Qtabel
4. Menentukan nilai Qhitung dengan rumus sebagai berikut

..(2.4)
Keterangan:
K = jumlah variabel
Ci = banyaknya sukses tiap baris (1)
commit
Li = banyaknya sukses tiap kolom (1)to user

II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Kesimpulan
a. Jika tolak H0 berarti proporsi jawaban Ya masih berbeda pada semua
atribut. Artinya, belum ada kesepakatan di antara para responden tentang
atribut.
b. Jika terima H0 berarti proporsi jawaban Ya pada semua atribut dianggap
sama. Dengan demikian, semua responded dianggap sepakat mengenai
semua atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan.

2.6 Uji Validitas


Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,
2007). Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan
validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain
penelitian dengan hasil yang dicapai. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat
akurasi, apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada
populasi dimana sampel tersebut diambil.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur
mampu melakukan fungsinya. Suatu tes atau instrumen ukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi alat
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Alat
ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah
angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan
responden terhadap informasi dalam kuesioner (Budi, 2005).
Cara yang digunakan adalah dengan analisis item, dimana setiap nilai yang
ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir
pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus korelasi product
moment :
N XY X Y


r ....................................................... (2.5)
N X X N Y Y
2 2 2 2

dimana, r : koefisien korelasi item dengan total pertanyaan


commit to user
N : jumlah responden
II-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

X : skor pertanyaan
Y : total sampel
Nilai r yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada tabel r
product moment. Jika nilai r hitung > r tabel, maka data dianggap valid.
Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dianggap valid bila memiliki konsistensi
internal, yaitu mengukur aspek yang sama. Apabila dalam perhitungan ditemukan
pernyataan yang tidak valid, kemungkinan pernyataan tersebut kurang baik
susunan katanya atau kalimatnya karena kalimat yang kurang baik dapat
menimbulkan penafsiran yang berbeda.

2.7 Uji Reliabilitas


Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan (Sugiyono, 2007). Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata
reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel. Sehingga reliabilitas adalah sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Dapat juga berarti atribut-
atribut kuesioner tersebut dinyatakan pada responden yang berlainan, maka
hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden.
Dengan kata lain, reliabilitas dapat menunjukkan konsistensi suatu alat ukur
dalam mengukur gejala yang sama (Wijaya, 2011).
Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan
metode cronbachs alpha. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel
dan tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara
nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan tertentu. Apabila dilakukan
pengujian reliabilitas dengan metode cronbachs alpha maka nilai r hitung
diwakili oleh nilai alpha. Apabila alpha hitung lebih besar daripada r tabel dan
alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut
reliabel (Budi, 2005).
Reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung koefisien cronbachs
alpha. Rumus untuk menghitung koefisien cronbachs alpha adalah dengan
persamaan :
n vi
1 ......................................................................................(2.6)
n 1 vt commit to user

II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dimana, n : jumlah variabel atau atribut


vi : varians variabel atau atribut
vt : varians nilai total
Tingkat reliabilitas dengan metode cronbachs alpha diukur berdasarkan
skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam
lima kelas dengan jarak yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat
diinterpretasikan seperti tabel berikut:
Tabel 2.3 Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 0,20 Kurang Reliabel
0,20 0,40 Agak Reliabel
0,40 0,60 Cukup Reliabel
0,60 0,80 Reliabel
0,80 1,00 Sangat Reliabel
Sumber : Budi (2005)

2.8 Analytical Hierrarchy Process (AHP)


Metode AHP digunakan untuk mendapatkan bobot kinerja berdasarkan
bagaimana preferensi dari pengambilan keputusan terhadap kepentingan dari
masing-masing perspektif (Vanany, 2009). Model AHP yang diperkenalkan oleh
Thomas Saaty pada tahun 1980 adalah sebuah hierarki fungsional dengan input
utamanya berupa persepsi manusia. AHP memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah multiobjektif dan multikriteria didasarkan pada
perbandingan preferensi dari setiap elemen hierarki sehingga menjadi model
pengambilan keputusan yang komprehensif. Metode AHP merupakan metode
sangat populer yang akan menstrukturkan masalah menjadi terstruktur dan
dibangun dengan dua prinsip, yaitu prinsip prioritas dan prinsip konsistensi secara
logis yang menjadi prasyaratnya. Prinsip-prinsip dasar metode AHP adalah
sebagai berikut:
1. Penyusunan hierarki
2. Penentuan prioritas
3. Konsistensi logis
commit to user

II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prosedur dalam metode AHP dapat dikelompokkan dalam lima langkah,


yaitu:
1. Pembentukan hierarki
2. Perbandingan berpasangan (pair-wise comparison)
3. Pengecekan konsistensi
4. Evaluasi dari seluruh pembobotan
5. Pengelompokan keputusan dan penilaian

Perbandingan berpasangan memiliki skala relatif sebagai berikut:


a. 1 : Kedua elemen sama penting
b. 3 : Satu elemen sedikit lebih penting daripada elemen yang lain
c. 5 : Satu elemen sesungguhnya lebih penting dari elemen yang lain
d. 7 : Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lain
e. 9 : Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lain
f. 2,4,6,8 : Nilai tengah antara dua penilaian yang berdampingan
g. Kebalikan dari tingkat kepentingan di atas bila elemen ke-ij pada
faktor mendapat nilai x, maka elemen ke-ji mendapat nilai 1/x
Pengukuran konsistensi AHP dilakukan dengan tahap mengukur
konsistensi setiap matriks perbandingan. Pengukuran ini didasarkan pada
eigenvalue maksimum (max).
Geometric Mean aij = (z1 x z2 x z3 x x zn)1/n..(2.7)
Consistency Index (CI) = (max-n) / (n-1)...(2.8)
Makin dekat eigenvalue dengan besarnya matriks, makin konsisten matriks
tersebut.
Consistency Ratio (CR) = CI/RI..(2.9)
Keterangan:
max : eigenvalue maksimum
n : ukuran matriks.
RI : random indeks yang diperoleh dari tabel pada lampiran.
Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada
yang baku. Namun, menurut beberapa eksperimen dan pengalaman, inkonsistensi
sebesar 10% ke bawah adalah tingkat konsistensi yang masih bisa diterima
commit to user

II-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Vanany, 2009). Menurut Saaty (1996), dianggap konsisten apabila nilai rasio
konsistensi < 0,1.

2.9 Ukuran Kinerja


Ukuran kinerja adalah indikator yang digunakan oleh manajemen untuk
mengukur, membuat laporan, dan mengelola kinerja (Parmenter, 2010). Terdapat
tiga tipe ukuran kinerja yaitu sebagai berikut :
1. Key Result Indicators (KRI) yang menggambarkan bagaimana
keberhasilan perusahaan secara perspektif.
2. Performance Indicators (PI) yang menjelaskan apa yang harus dilakukan
perusahaan.
3. Key Performance Indicators (KPI) yang menjelaskan apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kinerja secara dramatis.

KRI hanya menyediakan informasi ideal bagi para direksi namun ukuran
ini tidak menjelaskan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil. KRI
digunakan untuk mendeskripsikan dampak dari sebuah proses atau hasil dari
berbagai aktivitas. Periode KRI dapat berupa bulanan atau kuartal. KRI dapat
meliputi kepuasan pelanggan, keuntungan bersih setelah pajak, profitabilitas
pelanggan, kepuasan karyawan, tingkat pengembalian modal yang ditanam.
KPI menyajikan serangkaian ukuran yang fokus pada aspek-aspek kinerja
yang paling penting untuk keberhasilan organisasi pada saat ini dan waktu yang
akan datang (Parmenter, 2010). KPI merupakan barometer yang berorientasi pada
saat ini atau masa mendatang. KPI harus mampu memberi tahu tentang tindakan
apa yang harus dilakukan. KPI masuk dan mengakar ke dalam organisasi sehingga
mengikat setiap individu. KPI yang baik akan memiliki efek mengalir. KPI adalah
indikator yang mempresentasikan kinerja dari proses yang dilaksanakan. KPI
dapat digunakan untuk memprediksi peluang kesuksesan atau kegagalan dari
proses-proses yang dilaksanakan organisasi. Parmenter (2010) menyampaikan
bahwa terdapat tujuh karakteristik KPI, yaitu:
1. Ukuran nonfinansial (tidak dinyatakan dalam dolar, yen, pound, euro, dan
sebagainya).
2. Ukuran kekerapan (misalnya, harian atau 24 jam/7 hari).
commit to user
3. Ditindaklanjuti oleh CEO atau tim manajemen senior.
II-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Semua staf harus memahami pengukuran dan tindakan koreksi.


5. Baik individu maupun tim ikut bertanggung jawab.
6. Berpengaruh signifikan (misalnya: berpengaruh hampir pada inti semua
factor kunci keberhasilan).
7. Berpengaruh positif (misalnya: mempengaruhi ukuran kinerja yang lain
secara positif).
Kaplan dan Norton merekomendasikan agar tidak memakai lebih dari 20
parameter dalam KPI (Parmenter, 2010). Hope dan Fraser (2003) dalam
Parmenter (2010) menyarankan penggunaan parameter kurang dari 10. Menurut
Parmenter (2010), aturan 10/80/10 (10 KRI, hingga 80 PI, dan 10 KPI) adalah
panduan yang baik bagi organisasi. Ukuran kinerja yang lebih dari itu sangat
jarang dan bahkan lebih sedikit dalam beberapa kasus.

2.10 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebelumnya diperlukan untuk
mendasari penelitian yang dilakukan. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Penelitian-penelitian sejenis
No Judul Penulis Deskripsi Penelitian
Penelitian
1. Perancangan Pandu Penelitian ini bertujuan untuk
Sistem Febriarso mengidentifikasi kepuasan dan kontribusi
Pengukuran (2008) para stakeholder untuk menentukan
Kinerja dengan indikator kinerja dari kriteria strategi,
Metode proses dan kapabilitas Hotel Arini. Sistem
Performance pengukuran kinerja memuat 38 KPI yang
Prism (Studi meliputi 8 KPI konsumen, 6 KPI untuk
Kasus: Hotel employee, 6 KPI investor,6 KPI supplier, 6
Arini) KPI pemerintah dan 6 KPI untuk
masyarakat.

commit to user

II-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2.5 Penelitian-Penelitian Sejenis (Lanjutan)


No Judul Penulis Deskripsi Penelitian
Penelitian
2. Pengukuran Vivi Penelitian ini bertujuan untuk merancang
Kinerja di Hotel Dharmayanty pengukuran kinerja di Hotel X
X dengan (2005) menggunakan Performance Prism. Hasil
Metode perancangan berupa 29 KPI (7 KPI
Performance customer, 7 KPI employee, 5 KPI supplier,
Prism. 6 KPI investor, dan 4 KPI regulator-
community).

3. Perancangan Darmawan Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki


Sistem Tunggal dan metode pengukuran kinerja di PT.Multipack
Pengukuran dan Yohanes Unggul menggunakan Performance Prism,
Peningkatan Novianto pembobotan KPI dengan metode AHP, dan
Kinerja Setiawan evaluasi kinerja dengan metode OMAX.
Perusahaan di (2005) Hasil perancangan berupa 29 KPI (6 KPI
PT.Multipack customer, 9 KPI employee, 5 KPI supplier,
Unggul 3 KPI investor, dan 6 KPI community).
4. Pengukuran Engelbert Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
Kinerja Christian kinerja dari sisi strategi, kepuasan dan
Perusahaan Jasa (2010) kontribusi stakeholder, proses, dan
Penerbangan di kapabilitas perusahaan. Hasil dari penelitian
Indonesia ini bahwa penilaian kinerja perusahaan
dengan Metode dikatakan baik berdasarkan skala 5 dengan
Performance nilai kinerja 3,9669. Dari 22 indikator yang
Prism diukur, ada 10 indikator yang dikatakan
sangat baik, 6 indikator dikatakan baik, 5
indikator dikatakan cukup, dan 1 indikator
dikatakan sangat kurang

commit to user

II-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2.6 Penelitian-Penelitian Sejenis (Lanjutan)


No Judul Penulis Deskripsi Penelitian
Penelitian
5. Perancangan dan Vanany, I., Penelitian ini bertujuan untuk merancang
Implementasi Tanukhidah, system pengukuran kinerja yang dapat
Sistem D. 2004 merepresentasikan kinerja organisasi secara
Pengukuran terintegrasi di Hotel X. Rancangan sistem
Kinerja dengan pengukuran kinerja memuat 36 KPI yang
Metode meliputi 6 KPI konsumen, 9 KPI untuk
Performance manajerial, 9 KPI staf operasional, 3 KPI
Prism (Studi investor, 4 KPI supplier, 5 KPI pemerintah
Kasus pada dan masyarakat.
Hotel X)

commit to user

II-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan urutan langkah dalam melakukan perancangan Key


Performance Indicator (KPI) di Taman Pintar Yogyakarta serta cara pengumpulan
dan pengolahan data untuk masing-masing tahap tersebut.

3.1 Diagram Alir Penelitian


Diagram alir penelitian tentang perancangan pengukuran kinerja di Taman
Pintar Yogyakarta ditunjukkan gambar berikut.
Mulai

Studi Literatur & Observasi Pendahuluan

Perumusan Masalah & Tujuan Penelitian

Identifikasi Stakeholder
Wawancara pihak pengelola

Identifikasi Stakeholder Satisfaction


Identifikasi Stakeholder Contribution - Penentuan atribut dari penelitian terdahulu
Wawancara dengan pihak pengelola serta observasi - Penyebaran kuesioner awal
- Penyebaran kuesioner utama
- Uji validitas dan uji reliabilitas

Identifikasi Tujuan (Objectives) Perusahaan


Objective perusahaan yang telah diidentifikasi kemudian divalidasi dan dikonfirmasi

Identifikasi Strategi Perusahaan


Strategi perusahaan yang telah diidentifikasi kemudian divalidasi dan dikonfirmasi

Identifikasi Proses Perusahaan


Proses perusahaan yang telah diidentifikasi kemudian divalidasi dan dikonfirmasi

Identifikasi Kapabilitas Perusahaan


Kapabilitas perusahaan yang telah diidentifikasi kemudian divalidasi dan dikonfirmasi

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian

commit to user

III-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Identifikasi Performance Indicators Perusahaan


Identifikasi PI yang telah diidentifikasi kemudian divalidasi dan dikonfirmasi

Pembobotan Performance Indicators


Didapat dari penilaian pengelola (pihak yang paham Taman Pintar)

Penentuan Key Performance Indicators Perusahaan


Diperoleh dari pembobotan Performance Indicators

Analisis & Intepretasi Hasil

Kesimpulan & Saran

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian (lanjutan)

3.2 Penjelasan Diagram Alir Penelitian


Diagram alir penelitian mengenai perancangan pengukuran kinerja di
Taman Pintar Yogyakarta dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1 Studi Literatur dan Observasi Pendahuluan


Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan teori, ilmu, data, atau
informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan pengukuran kinerja di
menggunakan metode Performance Prism. Sementara, observasi pendahuluan
dilakukan untuk mengetahui permasalahan atau kondisi sebenarnya di tempat
penelitian, yaitu Taman Pintar Yogyakarta dengan cara mengamati situasi dan
kondisi yang terjadi di perusahaan saat ini serta mempelajari profil perusahaan.
Selain itu, observasi pendahuluan dilakukan dengan cara diskusi dengan pihak
Pengelola Taman Pintar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran
kinerja serta tujuan pengukuran kinerja itu sendiri.

3.2.2 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian


Identifikasi terhadap permasalahan yang terdapat di Taman Pintar
dirumuskan untuk mencari penyebab timbulnya masalah agar masalah yang
dibahas dapat lebih terfokus sehingga memudahkan dalam penelitian dan tidak
terjadi penyimpangan. Kemudian tujuan penelitian ditetapkan dari perumusan
masalah yang telah diidentifikasi. Tujuan penelitian berguna untuk mengukur
commit to user
target yang ditetapkan telah tercapai.

III-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.2.3 Identifikasi Stakeholder


Tahap identifikasi stakeholder bertujuan untuk mengetahui siapa saja
stakeholder di Taman Pintar Yogyakarta. Stakeholder merupakan pihak yang
berkepentingan atau berkontribusi terhadap kinerja Taman Pintar Yogyakarta.
Identifikasi ini dilakukan melalui wawancara dengan pihak Pengelola Taman
Pintar karena pengelola mengetahui siapa saja yang berhubungan dengan Taman
Pintar Yogyakarta. Pengelola Taman Pintar juga dapat menentukan pihak mana
yang paling berkepentingan di Taman Pintar. Stakeholder yang telah diidentifikasi
kemudian dikelompokkan, apakah merupakan stakeholder primer atau
stakeholder sekunder. KPI yang baik adalah KPI yang melingkupi semua
stakeholder atau setidaknya stakeholder primer karena stakeholder primer
merupakan stakeholder yang dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan
organisasi/perusahaan tidak dapat bertahan

3.2.4 Identifikasi Stakeholder Satisfaction


Identifikasi stakeholder satisfaction dilakukan untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan stakeholder. Pada tahap ini, dilakukan penyebaran
kuesioner bagi stakeholder yang telah ditentukan di tahap sebelumnya. Kuesioner
merupakan salah satu alat komunikasi dengan pihak stakeholder. Langkah-
langkah identifikasi stakeholder satisfaction adalah sebagai berikut:
1. Penentuan atribut awal
Atribut awal diperoleh dari penelitian terdahulu yang sesuai dan dapat
digunakan.
2. Penyebaran kuesioner awal
Kuesioner awal disebar di setiap stakeholder secara accidental sampling.
3. Pengolahan kuesioner awal
Hasil penyebaran kuesioner awal direkap dan diolah menggunakan Uji
Cochran.
4. Penyebaran kuesioner utama
Atribut yang masih bertahan setelah Uji Cochran digunakan sebagai atribut
kuesioner utama. Kuesioner utama disebar di setiap stakeholder dengan
jumlah responden tertentu yang sesuai dengan kondisi respopnden.
commit to user

III-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Pengolahan kuesioner utama


Hasil penyebaran kuesioner utama direkap dan diolah menggunakan uji
validitas dan uji reliabilitas.
6. Penentuan stakeholder satisfaction
Atribut yang masih bertahan setelah uji validitas dan uji reliabilitas digunakan
sebagai stakeholder satisfaction.

Penentuan atribut awal diperoleh dari penelitian terdahulu yang berasal


dari skripsi, tesis, dan jurnal. Atribut awal ini digunakan dalam penyebaran
kuesioner awal untuk mengetahui apakah atribut pada kuesioner awal dapat
dipakai dalam penyebaran kuesioner utama. Pengolahan kuesioner awal
menggunakan Uji Cochran karena Uji Cochran dapat mengetahui apakah
responden sudah atau belum sepakat mengenai atribut sebagai faktor yang
dipertimbangkan. Pengolahan menggunakan Uji Cochran dilakukan untuk
memvalidasi karena atribut tersebut berasal dari berbagai sumber yang bisa saja
kurang tepat jika digunakan di Taman Pintar. Metode sampling yang digunakan
dalam kuesioner awal adalah accidental sampling, yaitu prosedur sampling yang
memilih sampel yang paling mudah diperoleh atau dijumpai. Kelebihan metode
ini adalah sangat mudah, murah, dan cepat dilaksanakan. Setiap stakeholder yang
ada kemudian ditentukan jumlah sampelnya. Pada populasi yang banyak, jumlah
sampel yang digunakan sebanyak lebih dari tiga puluh karena ukuran sampel lebih
dari tiga puluh dan kurang dari lima ratus adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian (Sekaran, 2000). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : Semua atribut memiliki proporsi kepentingan sama
H1 : Terdapat atribut yang memiliki proporsi kepentingan berbeda

Kemudian dilakukan penyebaran kuesioner lagi untuk kuesioner utama


menggunakan atribut tersebut. Penentuan jumlah sampling yang memungkinkan
adalah sebagai berikut:
1. Seluruh populasi jika jumlah populasi sedikit
2. Perhitungan dengan rumus jika jumlah populasi dapat diketahui
n = N/(1+Ne2)(2.1)

commit to user

III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Perhitungan dengan rumus jika jumlah populasi tidak dapat diketahui (sangat
banyak)
n = z2/2/4e2(2.2)
Keterangan:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : tingkat signifikansi

Jika suatu stakeholder terdiri dari beberapa komponen dengan jumlah yang
berbeda-beda, dapat dilakukan pembobotan untuk mengetahui bobot setiap
komponen yang kemudian digunakan untuk memproyeksikan jumlah sampel di
setiap komponen.
Hasil jawaban para stakeholder kemudian diuji validitas dan reliabilitas.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu
melakukan fungsinya. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui konsistensi suatu instrumen ukur dalam mengukur konsep yang sama.
Dengan kata lain, jika suatu instrumen ukur dipakai dua kali untuk mengukur
konsep yang sama, hasil pengukuran relatif konsisten. Setelah hasil pengujian
valid dan reliabel, maka hasil kuesioner dapat digunakan untuk tahap selanjutnya.
Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan untuk responden dengan jumlah banyak.

3.2.5 Identifikasi Stakeholder Contribution


Tahap identifikasi stakeholder contribution dilakukan dengan cara
observasi dan wawancara dengan pihak Pengelola Taman Pintar karena pihak
pengelola mengetahui kontribusi yang diberikan oleh para stakeholder kepada
perusahaan.

3.2.6 Identifikasi Tujuan (Objective) Perusahaan


Tahap ini merupakan tahap penetapan tujuan (objective) untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan masing-masing stakeholder (stakeholder satisfaction)
dengan melihat stakeholder contribution. Penetapan tujuan ini dilakukan dengan
mengelompokkan stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution yang
sama ke dalam tujuan bisnis (objective)
commit toyang
user hendak dicapai. Setiap objective

III-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang teridentifikasi kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola


Taman Pintar melalui wawancara. Objective tersebut kemudian disaring dengan
strategi, proses, atau kapabilitas yang diidentifikasi pada tahap selanjutnya. Jika
objective tersebut tidak memiliki strategi, proses, atau kapabilitas, objective
tersebut dihapus karena berarti tidak dapat diterapkan.

3.2.7 Identifikasi Strategi Perusahaan


Langkah selanjutnya adalah identifikasi strategi untuk mengetahui strategi
yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi stakeholder satisfaction dengan
mempertimbangkan stakeholder contribution. Strategi merupakan teori tentang
bagaimana mencapai sasaran perusahaan dan turut menentukan keberhasilan
jangka panjang. Strategi disesuaikan dengan visi misi perusahaan. Identifikasi
strategi dilakukan dengan mempelajari data dan informasi perusahaan serta
validasi dan konfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar Yogyakarta.

3.2.8 Identifikasi Proses Perusahaan


Identifikasi proses bertujuan untuk mengetahui proses-proses apa saja
yang dibutuhkan untuk meraih strategi yang telah ditetapkan. Identifikasi proses
dilakukan melalui observasi langsung serta validasi dan konfirmasi dengan pihak
Pengelola Taman Pintar Yogyakarta.

3.2.9 Identifikasi Kapabilitas Perusahaan


Identifikasi kapabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan-
kemampuan apa saja yang dimiliki dan dibutuhkan untuk menjalankan proses
yang ada. Identifikasi ini dilakukan melalui observasi langsung serta validasi dan
konfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar Yogyakarta.

3.2.10 Identifikasi Performance Indicators (PI) Perusahaan


Identifikasi Performance Indicators atau PI diperoleh berdasarkan
objective, strategi, proses, dan kapabilitas yang telah ditentukan. Objective yang
didukung oleh strategi-strategi perusahaan kemudian digunakan sebagai pedoman
untuk menyusun PI. Proses identifikasi PI berasal dari proses atau kapabilitas
perusahaan yang telah diidentifikasi sebelumnya.
PI merupakan ukuran-ukuran kinerja yang dapat mengukur tingkat
commit
keberhasilan dari strategi yang to user dalam memenuhi stakeholder
diterapkan

III-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

satisfaction. Setiap PI yang telah dirancang kemudian divalidasi dan dikonfirmasi


dengan Pengelola Taman Pintar Yogyakarta sehingga diketahui PI yang sesuai
atau dapat digunakan di perusahaan.

3.2.11 Pembobotan PI
Pembobotan terhadap PI dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
tiap kriteria terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Besar atau kecilnya
pengaruh dilihat dari besar kecilnya bobot. Semakin besar bobot, pengaruh
kriteria terhadap kinerja pun besar. Penilaian pembobotan berdasarkan penilaian
dari stakeholder atau orang-orang yang terlibat di semua proses dalam
perusahaan. Pembobotan menggunakan pairwise comparison dari Analitycal
Hierrarchy Process (AHP). Metode AHP merupakan metode sangat populer yang
akan menstrukturkan masalah menjadi terstruktur dan dibangun dengan dua
prinsip, yaitu prinsip prioritas dan prinsip konsistensi secara logis yang menjadi
prasyaratnya. Penyebaran kuesioner AHP dilakukan kepada perwakilan Pengelola
Taman Pintar. Langkah-langkah untuk memperoleh bobot PI adalah sebagai
berikut:
1. Penyebaran kuesioner pembobotan kepada pihak manajemen (Pengelola
Taman Pintar)
2. Rekapitulasi hasil kuesioner
3. Normalisasi hasil rekapitulasi pembobotan
Normalisasi dilakukan dengan membagi nilai dengan jumlah kolomnya.
4. Perhitungan max setiap hasil kuesioner
Penentuan eigenvalue maksimal (max ) diperoleh dari jumlah perkalian
eigenvalue PI ke-n dengan jumlah PI ke-n.
5. Perhitungan Consistensy Index (CI) setiap hasil kuesioner
CI diperoleh dari rumus sebagai berikut:
CI = (max n) / (n-1)..(2.8)
6. Perhitungan Consistensy Rasio (CR) setiap hasil kuesioner
CR diperoleh dari rumus sebagai berikut:
CR = CI/ RI.(2.9)
Dimana RI merupakan random index (ada pada lampiran).
7. Menyeleksi pembobotan yangcommit to user
dapat digunakan

III-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pembobotan yang dapat digunakan di tahap selanjutnya adalah pembobotan


setiap hasil kuesioner yang memiliki CR kurang dari 0,1 karena penilaian
tingkat kepentingan menurut Saaty (1996) dianggap konsisten apabila nilai
rasio konsistensi < 0,1.
8. Perhitungan Geometric Mean (GM) seluruh kuesioner yang dapat digunakan
Perhitungan GM dilakukan untuk memperoleh CR keseluruhan. Rumus
perhitungan GM adalah sebagai berikut:
GM : aij = (z1 x z2 x z3 x x zn)1/n(2.7)
9. Perhitungan max seluruh kuesioner yang dapat digunakan
10. Perhitungan Consistensy Index (CI) seluruh kuesioner yang dapat digunakan
11. Perhitungan Consistensy Rasio (CR) seluruh kuesioner yang dapat digunakan

3.2.12 Penentuan Key Performance Indicator (KPI) Perusahaan


PI menjelaskan apa yang harus dilakukan, sedangkan Key Performance
Indicators (KPI) menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kinerja secara dramatis. Kaplan dan Norton merekomendasikan agar tidak
memakai lebih dari 20 parameter dalam KPI, sedangkan Hope dan Fraser
menyarankan penggunaan KPI kurang dari 10 (Parmenter, 2010). Sementara,
Parmenter sendiri merekomendasikan aturan 10/80/10, yaitu 10 KRI (Key
Performance Result), 80 PI, dan 10 KPI sebagai panduan yang baik bagi suatu
organisasi.
Parameter dalam KPI ditentukan dari pembobotan PI yang telah dilakukan
sebelumnya. Jika besar bobot antar-PI tidak berselisih besar, PI yang diambil
sebagai KPI adalah 10 PI dengan bobot tertinggi. Namun, jika besar bobot antar
PI terdapat selisih yang besar, PI yang diambil dapat kurang dari 10.

3.2.13 Tahap Analisis dan Intepretasi Hasil


Tahap selanjutnya adalah tahap analisis dan intepretasi hasil, dimana hasil
pengolahan data diulas serta dilakukan analisis terhadap perancangan pengukuran
kinerja perusahaan.

commit to user

III-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.2.14 Tahap Kesimpulan & Saran


Setelah diperoleh pemecahan masalah, langkah selanjutnya adalah menarik
kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data mengenai perancangan pengukuran
kinerja di Taman Pintar Yogyakarta menggunakan metode Performance Prism
sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di awal. Langkah ini juga
memberikan saran kepada pihak perusahaan atau masyarakat terkait penelitian
yang telah dilakukan.

commit to user

III-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi pengumpulan data perusahaan serta pengolahan data sesuai
metodologi untuk mengetahui bagaimana hasil perancangan Key Performance
Indicators (KPI) sebagai sebagai dasar alat pengukuran kinerja di Taman Pintar
Yogyakarta menggunakan metode Performance Prism. Pengumpulan dan
pengolahan data tersebut dijelaskan subbab-subbab berikut.

4.1 Pengumpulan Data Perusahaan


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain jumlah masing-
masing komponen employee dan penyewa tempat. Data tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Data employee, yang terdiri dari
a. Jumlah karyawan dan bagian-bagiannya
Seksi Peralatan Peraga : 13 orang
Seksi Humas dan Pemasaran : 9 orang
Seksi Program : 7 orang
Sub Bagian Tata Usaha : 30 orang
b. Jumlah pemandu : 71 orang
c. Jumlah satpam : 45 orang
d. Jumlah cleaning service : 35 orang
e. Jumlah tukang kebun : 4 orang
2. Jumlah penyewa food court : 11 tenant
3. Jumlah penyewa area book center Taman Pintar : 124 tenant

4.2 Identifikasi Stakeholder


Identifikasi stakeholder dilakukan dengan wawancara dengan pihak
manajemen Taman Pintar Yogyakarta. Adapun stakeholder tersebut antara lain:
1. Shareholder
Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai shareholder adalah Walikota
Yogyakarta karena adanya Taman Pintar merupakan hasil ide kreatif
Walikota Yogyakarta. Kebijakan dan peraturan-peraturan di Taman Pintar
commit to user

IV-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

secara langsung didasarkan pada keputusan walikota. Taman Pintar


langsung berada di bawah walikota, tanpa melalui instansi lain di atasnya.
2. Employee
Tenaga kerja di Taman Pintar terdiri dari seluruh karyawan dan tim
Pengelola Taman Pintar Yogyakarta, pemandu, satpam, serta cleaning
service dan tukang kebun. Pemandu merupakan pihak yang memandu
pengunjung di Taman Pintar untuk menjelaskan cara kerja alat peraga atau
ilmu terapan yang ada di Taman Pintar yang memiliki satu periode
kontrak. Pemandu terutama berasal dari mahasiswa atau fresh graduate.
Satpam, cleaning service, dan tukang kebun merupakan pihak outsourcing
yang memiliki kontrak satu tahun (sesuai periode kontrak).
3. Supplier
Supplier yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pihak sponsor content
atau pihak yang bekerja sama dengan Taman Pintar. Pihak sponsor content
menyediakan wahana pembelajaran di taman Pintar dalam zona-zona
tertentu atau penyedia pelatihan. Supplier Taman Pintar berasal dari
perusahaan-perusahaan swasta maupun nonswasta yang terikat dengan
MOU (Memorandum of Understanding) dalam periode tertentu. Wahana
pembelajaran tersebut bertujuan untuk mengomunikasikan ilmu tertentu
sesuai produk perusahaan masing-masing. Wahana pembelajaran yang
disediakan dapat berupa hibah maupun pinjam-pakai. Bentuk kerja sama
yang lain dapat berupa pelatihan.
4. Customer
Customer di Taman Pintar dapat berupa pengunjung maupun pihak yang
menyewa tempat di taman Pintar. Pengunjung dapat dibedakan menjadi
personal maupun rombongan. Sementara penyewa tempat dapat berupa
pedagang kuliner, pedagang buku, pedagang lain, atau sewa untuk acara
tertentu (secara insidental).
5. Regulator
Regulator merupakan lembaga pembuat kebijakan yang mempengaruhi
suatu organisasi secara langsung dan terus-menerus. Pada dasarnya,
commit
kebijakan yang menyangkut to user
Taman Pintar secara langsung berasal dari

IV-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keputusan Walikota Yogyakarta serta Keputusan Kepala Kantor


Pengelolaan Taman Pintar Yogyakarta. Namun, walikota lebih
dititikberatkan sebagai shareholder sedangkan Kepala Taman Pintar lebih
dititikberatkan sebagai Manajemen/Pengelola Taman Pintar. Untuk itu,
yang berperan sebagai regulator disini merupakan lembaga yang
mempengaruhi Taman Pintar lain secara formal atau prosedural, yaitu
inspektorat, P3ADK (Perekonomian, Pengembangan Pendapatan Asli
Daerah dan Kerjasama), DPDPK (Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan
Keuangan), Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), Dinas
Perizinan, Bagian Hukum Pemkot, dan DBGAD (Dinas Bangunan Gedung
dan Aset Daerah).
6. Community
Community di Taman Pintar terdiri dari masyarakat sekitar Taman Pintar
Yogyakarta, seperti tukang becak, tukang parkir, pedagang sekitar Taman
Pintar, penduduk setempat, dan lain-lain.

Berdasarkan penggolongan stakeholder ke dalam dua kelompok, yaitu


stakeholder primer dan sekunder, stakeholder di Taman Pintar dapat digolongkan
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Penggolongan Stakeholder
No. Stakeholder Penggolongan
1. Shareholder Stakeholder primer
2. Employee Stakeholder primer
3. Supplier Stakeholder primer
4. Customer Stakeholder primer
5. Regulator Stakeholder primer
6. Community Stakeholder sekunder

Shareholder, employee, supplier, customer, dan regulator tergolong


stakeholder primer karena keberlangsungan dan kelancaran Taman Pintar
dipengaruhi oleh stakeholder tersebut. Sementara, community tergolong
stakeholder sekunder karena tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan
tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.
commit to user

IV-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.3 Identifikasi Stakeholder Satisfaction


Identifikasi stakeholder satisfaction dilakukan melalui penyebaran
kuesioner kepada masing-masing stakeholder. Terdapat dua kali kuesioner untuk
mengetahui stakeholder satisfaction, yaitu kuesioner awal untuk menentukan
atribut yang akan digunakan dan kuesioner utama untuk menentukan stakeholder
satisfaction. Atribut awal diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu berupa
skripsi, tesis, dan jurnal. Atribut dari penelitian terdahulu tidak langsung
ditetapkan sebagai atribut untuk kuesioner utama agar memperoleh atribut yang
memang penting dan disepakati sebagai suatu faktor yang dipertimbangkan.
Selain itu, masing-masing penelitian terdahulu memiliki asumsi yang berbeda-
beda. Pengolahan atribut awal menggunakan Uji Cochran untuk memvalidasi
atribut yang akan digunakan.
4.3.1 Kuesioner Awal
Dalam penelitian pendahuluan yang dilakukan, hal pertama adalah
menentukan atribut awal yang diperoleh dari penelitian terdahulu, yaitu berasal
dari skripsi, tesis, dan jurnal tentang performance prism yang dapat digunakan
dalam penelitian ini. Atribut tersebut disebarkan melalui kuesioner untuk
mengetahui atribut yang digunakan untuk identifikasi stakeholder satisfaction.

1. Atribut Kuesioner Awal


Atribut awal diperoleh dari penelitian terdahulu. Atribut yang digunakan
untuk kuesioner pendahuluan adalah sebagai berikut:

commit to user

IV-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.2 Atribut Kuesioner Awal


Stakeholder Atribut Sumber
1. Pelaporan jelas, transparan, lengkap, dan kontinyu C
2. Taman Pintar lebih dikenal publik secara luas B
3. Keuntungan Taman Pintar meningkat A, B
4. Kontrol perkembangan mudah A
5. Penggunaan biaya yang efektif dan efisien A
Shareholder
6. Karyawan berkualitas dan berprestasi dengan hasil A, D
yang optimal
7. Peningkatan jumlah pelanggan D
8. Karyawan disiplin, memiliki loyalitas tinggi, dan D
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
1. Kesempatan karir yang baik A, C
2. Adanya jaminan keamanan dan keselamatan C
3. Adanya jaminan kesehatan A
4. Kondisi kerja yang nyaman A, D
5. Adanya reward bagi karyawan A,B, C, D
6. Adanya respon terhadap saran, masukan, dan pendapat C, D
dari karyawan
7. Jaminan kesejahteraan sosial, termasuk pula THR C
8. Perlengkapan kerja yang memadai C
Employee
9. Fasilitas kantor yang memadai C, D
10. Adanya training kerja untuk meningkatkan kecakapan B, D
kerja
11. Sistem komputerisasi yang memadai dan ter-update C
12. Target yang ditetapkan dapat tercapai C, E
13. Adanya peningkatan pendapatan Taman Pintar secara E
kontinyu
14. Adanya SDM yang produktif dan loyal yang tinggi E
15. Adanya tindak lanjut terhadap penyimpangan kerja E

commit to user

IV-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3 Atribut Kuesioner Awal (Lanjutan)


Stakeholder Atribut Sumber
1. Tidak ada keluhan terhadap wahana pembelajaran C
yang telah disediakan
2. Kelangsungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan A,D, E
Supplier 3. Administrasi yang mudah A
4. Promosi dapat dilakukan melalui penyediaan wahana C, E
pembelajaran
5. Komunikasi yang terjalin dengan baik D
1. Tanggapan komplen yang cepat A, C
2. Pelayanan ramah dan memuaskan A
3. Harga tiket atau sewa murah A, C
4. Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan B
Customer menyenangkan
5. Informasi mudah diperoleh dan cepat C
6. Administrasi mudah B
7. Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, E
masjid, dan parking area)
1. Memajukan pariwisata daerah A
2. Mengurangi jumlah pengangguran A
3. Memberikan citra positif A
Regulator 4. Meningkatkan perekonomian daerah A
5. Menaati peraturan B
6. Pelaporan data-data yang perlu pemerintah ketahui B
dengan tepat waktu

commit to user

IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.4 Atribut Kuesioner Awal (Lanjutan)


Stakeholder Atribut Sumber
1. Respon cepat terhadap keluhan warga C
2. Adanya lowongan kerja bagi masyarakat sekitar C
perusahaan
3. Menerima mahasiswa dan pelajar untuk studi dan C
Community
penelitian
4. Ikut mengembangkan usaha kecil di daerah sekitar A
5. Memberikan citra positif A
6. Diadakannya kegiatan-kegiatan sosial/keagamaan E

Keterangan kode sumber penelitian terdahulu yang digunakan:


A: Febriarso, 2008
B: Dharmayanti, 2005
C: Tunggal dan Setyawan, 2005
D: Christian, 2010
E: Vanany dan Tanukhidah, 2004

2. Metode Sampling dalam Pengumpulan Data


Metode sampling yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang
dijumpai ketika sedang melakukan penelitian. Kuesioner pendahuluan disebarkan
kepada masing-masing stakeholder. Kuesioner untuk shareholder diberikan
kepada perwakilan walikota yang paham mengenai Taman Pintar, yaitu Dinas
Pendidikan Yogyakarta karena Taman Pintar pernah menjadi bagian dari Dinas
Pendidikan Yogyakarta. Kuesioner untuk supplier diberikan kepada perwakilan
dan tidak menggunakan sampel karena jumlah populasi kecil dan hanya sedikit
yang dapat memberikan feedback dalam penelitian ini. Kuesioner untuk regulator
juga diberikan kepada perwakilan.
Sementara kuesioner untuk employee, customer, dan community disebar
dengan jumlah minimal 30 sampel karena menurut Sekaran (2000), ukuran
sampel lebih dari tiga puluh dan kurang dari lima ratus adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian. commit to user

IV-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam penelitian, jumlah sampel yang didapat dengan menggunakan


metode accidental sampling untuk employee, customer, dan community berturut-
turun sebanyak 35, 32, dan 35 responden.
3. Pengujian Kuesioner
Skala kuesioner menggunakan skala nominal untuk mengetahui penting
atau tidaknya suatu atribut yang kemudian digunakan untuk kuesioner berikutnya.
Dari kuesioner yang telah disebar kepada employee, customer, dan community,
dilakukan pengujian kuesioner menggunakan Uji Cochran. Uji Cochran
digunakan untuk menguji tiga sampel atau lebih dengan catatan hasil suatu
perlakuan dinyatakan dalam dua nilai, yaitu 0 dan 1 (Santoso, 2003). Uji ini
dilakukan pada penelitian untuk uji sampel yang mempunyai data berskala
nominal (kategori). Dalam penelitian ini, H0 dan H1 yang digunakan adalah:
H0 : Semua atribut memiliki proporsi kepentingan sama
H1 : Terdapat atribut yang memiliki proporsi kepentingan berbeda
Jika semua atribut dianggap responden memiliki proporsi kepentingan
yang sama, maka terima H0 dan tolak H1. Artinya, semua responden dianggap
sepakat mengenai semua atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan.
Penerimaan H0 dilakukan jika Qtabel lebih besar daripada Qhitung. Namun, jika Qtabel
lebih kecil daripada Qhitung, tolak H0 dilanjutkan penerimaan H1 karena hal
tersebut menandakan bahwa terdapat atribut yang memiliki proporsi kepentingan
berbeda. Artinya, belum ada kesepakatan di antara para responden tentang atribut.
Kemudian, nilai terhadap suatu atribut dijumlahkan. Jumlah nilai atribut terkecil
menunjukkan banyaknya responden yang menganggap tidak penting sehingga
atribut tersebut dihapus dan dilanjutkan pehitungan Uji Cochran lagi hingga
terdapat penerimaan H0. Taraf signifikasi () yang digunakan adalah sebesar 10%.
Taraf signifikansi 10% merupakan taraf signifikansi yang diperbolehkan untuk
penelitian sosial. Maka, terdapat sekitar 10 dalam 100 peluang penolakan
hipotesis yang seharusnya diterima. Jadi, keyakinan yang dimiliki sebesar 90%
bahwa keputusan yang dibuat benar.
Rekapitulasi hasil penyebaran kuesioner ada pada lampiran. Dari hasil
pengolahan menggunakan Uji Cochran yang dipeoleh dari SPSS 16 ditampilkan
hasil sebagai berikut: commit to user

IV-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5 Rekapitulasi Pengolahan Uji Cochran


Stakeholder Iterasi Jml Atribut Df Qtabel Qhitung Keterangan
Employee 1 15 14 21,064 19,672 H0 diterima
1 7 6 10,645 15,000 H0 ditolak,
Customer
atribut ketiga dihapus
2 6 5 9,236 4,000 H0 diterima
1 6 5 9,236 9,253 H0 ditolak,
atribut keempat
Community
dihapus
2 5 4 7,779 4 H0 diterima

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jumlah Atribut yang Digunakan Setelah Uji Cochran
Jumlah Atribut yang Digunakan
No. Stakeholder
Atribut Awal Atribut Akhir
1. Shareholder 8 8
2. Employee 15 15
3. Supplier 7 7
4. Customer 7 6
5. Regulator 6 6
6. Community 6 5

Stakeholder customer terdiri dari pengunjung dan penyewa tempat. Pada


kuesioner penelitian pendahuluan, komposisi responden yang berasal dari
pengunjung dan penyewa tempat tidak dapat diketahui dengan pasti. Setelah
dilakukan Uji Cochran, atribut yang hilang hanya satu buah, yaitu pada customer
karena jumlah nilai atribut tersebut merupakan jumlah terkecil. Atribut tersebut
berkaitan dengan harga, yaitu harga tiket atau sewa murah. Padahal, Indonesia
merupakan negara berkembang, dimana persoalan harga merupakan hal yang
sensitif. Kemungkinan, pendapat bahwa harga tiket atau sewa murah tidak penting
berasal dari pihak pengunjung karena harga tiket memperoleh pertimbangan dan
subsidi dari pemerintah sehingga dapat terjangkau. Agar dapat mengetahui dengan
commit to user

IV-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

jelas, customer pengunjung dan penyewa tempat dipisah menjadi dua stakeholder
yang berbeda.
Untuk shareholder yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Yogyakarta
karena Taman Pintar pernah berada di bawah Dinas Pendidikan Yogyakarta,
diketahui bahwa atribut penelitian pendahuluan penting sehingga dapat digunakan
untuk langkah selanjutnya.
Supplier diwakili oleh perusahaan yang memiliki perwakilan dan relasi
dengan Taman Pintar Yogyakarta, seperti PT XL Axiata dan PDAM Tirtamarta
Yogyakarta. Dari kuesioner yang disebar diketahui bahwa atribut penelitian
pendahuluan penting sehingga dapat digunakan untuk langkah selanjutnya.
Regulator diwakili oleh DPDPK, P3ADK, dan Bappeda Yogyakarta. Dari
kuesioner yang disebar, walaupun terdapat satu atribut yang dianggap tidak
penting oleh salah satu responden, namun dua responden lain menganggap atribut
tersebut penting sehingga atribut tersebut tetap dapat diigunakan untuk langkah
selanjutnya.
Dari atribut-atribut yang digunakan, terdapat kemiripan antara satu atribut
dengan yang lain. Kemiripan tersebut memungkinkan untuk dilakukan
penggabungan atribut. Makin banyak variabel, kecenderungan inkonsistensi
makin besar. Untuk itu, dilakukan penggabungan atribut yang mirip.
Penggabungan atribut dilakukan pada stakeholder shareholder, employee, dan
customer. Penggabungan tersebut ada pada tabel berikut:

commit to user

IV-10
A. Shareholder
Tabel 4.7 Atribut Shareholder Sebelum dan Sesudah Penggabungan
No. Atribut Awal Keterangan No. Atribut Akhir
1. Pelaporan jelas, transparan, lengkap, dan kontinyu Digabungkan 1. Pengontrolan dan pelaporan mudah, jelas,
dengan atribut ke-4 transparan, lengkap, dan kontinyu
2. Taman Pintar lebih dikenal publik secara luas - 2. Taman Pintar lebih dikenal publik secara luas
3. Keuntungan Taman Pintar meningkat Dihilangkan karena 3. Penggunaan biaya yang efektif dan efisien
tercermin pada
atribut ke-5 dan ke-
7
IV-11

4. Kontrol perkembangan mudah Digabungkan 4. Karyawan berkualitas, berdedikasi tinggi, dan


memiliki kinerja yang baik
5. Penggunaan biaya yang efektif dan efisien - 5. Peningkatan jumlah pelanggan
6. Karyawan berkualitas dan berprestasi dengan Digabungkan
hasil yang optimal dengan atribut ke-8
7. Peningkatan jumlah pelanggan -
8. Karyawan disiplin, memiliki loyalitas tinggi, dan Digabungkan
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

IV-11
B. Employee
Tabel 4.8 Atribut Employee Sebelum dan Sesudah Penggabungan
No. Atribut Awal Keterangan No. Atribut Akhir
1. Kesempatan karir yang baik - 1. Kesempatan karir yang baik
2. Adanya jaminan keamanan dan keselamatan Digabungkan 2. Kondisi kerja yang aman, nyaman,dan memadai
dengan atribut ke-
4, ke-8, dan ke-9
3. Adanya jaminan kesehatan Digabungkan 3. Adanya jaminan kesehatan dan sosial
dengan atribut ke-
IV-12

7
4. Kondisi kerja yang nyaman Digabungkan 4. Adanya rewarddan punishment bagi karyawan
5. Adanya reward bagi karyawan Digabungkan 5. Adanya respon terhadap saran, masukan, dan
dengan atribut ke- pendapat dari karyawan
15
6. Adanya respon terhadap saran, masukan, dan 6. Adanya training kerja untuk meningkatkan
pendapat dari karyawan kecakapan kerja
7. Jaminan kesejahteraan sosial, termasuk pula THR Digabungkan 7. Sistem komputerisasi yang memadai dan ter-update
8. Perlengkapan kerja yang memadai Digabungkan 8. Target yang ditetapkan dapat tercapai

IV-12
Tabel 4.9 Atribut Employee Sebelum dan Sesudah Penggabungan (Lanjutan)
No. Atribut Awal Keterangan No. Atribut Akhir
9. Fasilitas kantor yang memadai Digabungkan 9. Adanya peningkatan pendapatan Taman Pintar secara
kontinyu
10. Adanya training kerja untuk meningkatkan 10. Adanya SDM yang produktif dan loyalitas yang
kecakapan kerja tinggi
11. Sistem komputerisasi yang memadai dan ter-
update
IV-13

12. Target yang ditetapkan dapat tercapai


13. Adanya peningkatan pendapatan Taman Pintar
secara kontinyu
14. Adanya SDM yang produktif dan loyalitas yang
tinggi
15. Adanya tindak lanjut terhadap penyimpangan Digabungkan
kerja

C. IV-13
C. Customer
Tabel 4.10 Atribut Customer Sebelum dan Sesudah Penggabungan
No. Atribut Awal Keterangan No. Atribut Akhir
1. Tanggapan komplen yang cepat Digabungkan 1. Pelayanan prima
2. Pelayanan ramah dan memuaskan 2. Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan
menyenangkan
3. Harga tiket atau sewa murah - 3. Harga tiket atau sewa murah
4. Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan - 4. Informasi mudah diperoleh dan cepat
IV-14

menyenangkan
5. Informasi mudah diperoleh dan cepat - 5. Administrasi mudah
6. Administrasi mudah - 6. Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi,
masjid, dan parking area)
7. Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar -
mandi, masjid, dan parking area)

IV-14
Tabel 4.11 Pemisahan Atribut Customer Pengunjung dan Penyewa Tempat
No. Atribut Akhir Atribut Customer Penyewa Tempat Atribut Customer Pengunjung
1. Pelayanan prima Pelayanan prima Pelayanan prima
2. Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, Kondisi Taman Pintar aman, nyaman,
bersih, dan menyenangkan bersih, dan menyenangkan bersih, dan menyenangkan
3. Harga tiket atau sewa murah Harga sewa murah Harga tiket murah
4. Informasi mudah diperoleh dan cepat Informasi mudah diperoleh dan cepat Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti
kamar mandi, masjid, dan parking
area)
IV-15

5. Administrasi mudah Administrasi mudah


6. Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti
kamar mandi, masjid, dan parking area) kamar mandi, masjid, dan parking
area)

IV-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sementara itu, pemisahan atribut customer pengunjung dan penyewa


tempat ditampilkan pada tabel 4.11. Atribut informasi mudah diperoleh dan cepat
serta atribut administrasi mudah tidak diikutsertakan pada atribut pengunjung
karena pangunjung tidak memerlukan atribut tersebut.
Pada shareholder, atribut pertama dan keempat dapat digabungkan karena
berkaitan dengan pengontrolan dan pelaporan kepada Walikota Yogyakarta.
Atribut ketiga, yaitu keuntungan Taman Pintar meningkat dihilangkan karena
tercermin dari atribut kelima dan ketujuh, yaitu atribut penggunaan biaya yang
efektif dan efisien serta atribut peningkatan jumlah pelanggan. Keuntungan
Taman Pintar yang meningkat dipengaruhi oleh pengeluaran dan pendapatan
Taman Pintar yang tercermin pada kedua atribut tersebut. Atribut keenam dan
kedelapan digabungkan karena berkaitan dengan kinerja karyawan.
Pada employee, atribut kedua, keempat, kedelapan, dan kesembilan
digabungkan karena berkaitan dengan kondisi kerja dan ketersediaan
fasilitas/perlengkapan. Atribut kelima dan kelima belas digabung karena
keduanya merupakan pasangan konsekuensi, yaitu reward dan punishment.
Sementara, pada customer, atribut pertama dan kedua digabungkan karena
berkaitan dengan pelayanan prima. Kemudian, atribut ini dipecah menjadi atribut
untuk customer pengunjung dan penyewa tempat. Pada customer pengunjung,
atribut informasi mudah diperoleh dan cepat serta administrasi mudah dihapus
karena hal tersebut tidak penting bagi pengunjung.
Rekapitulasi jumlah atribut setelah dilakukan penggabungan ditunjukkan
pada tabel berikut:

commit to user

IV-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.12 Rekapitulasi Jumlah Atribut Baru Setelah Penggabungan


Jumlah Atribut Jumlah Atribut
No. Stakeholder
Awal Baru
1. Shareholder 8 buah 5 buah
2. Employee 15 buah 10 buah
3. Supplier 7 buah 7 buah
4. Customer Pengunjung 7 buah 4 buah
5. Customer Penyewa Tempat 7 buah 6 buah
6. Regulator 6 buah 6 buah
7. Community 5 buah 5 buah

Setelah dilakukan penyebaran lagi kepada pengunjung dan penyewa


tempatsecara accidental sampling, berturut-turut sebanyak 30 dan 31 responden,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Uji Cochran
Stakeholder Iterasi Jml Atribut Df Qtabel Qhitung Keterangan
1 4 3 6,251 18,000 H0 ditolak, atribut
ketiga dihapus.
Pengunjung
2 3 2 Tidak terdapat
pendapat tidak penting
1 6 5 9,236 12,619 H0 ditolak, atribut
ketiga dihapus
Penyewa 2 5 4 6,251 8,000 H0 ditolak, atribut
Tempat kelima dihapus
3 4 3 Tidak terdapat
pendapat tidak penting

4.3.2 Kuesioner Utama


Dari Uji Cochran yang telah dilakukan, atribut yang digunakan untuk
kuesioner utama adalah sebagai berikut:

commit to user

IV-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.14 Atribut Kuesioner Utama


Stakeholder No. Atribut
1. Pengontrolan dan pelaporan mudah, jelas, transparan, lengkap, dan
kontinyu
2. Taman Pintar lebih dikenal publik secara luas
Shareholder 3. Penggunaan biaya yang efektif dan efisien
4. Karyawan berkualitas, berdedikasi tinggi, dan memiliki kinerja
yang baik
5. Peningkatan jumlah pelanggan
1. Kesempatan karir yang baik
2. Kondisi kerja yang aman, nyaman,dan memadai
3. Adanya jaminan kesehatan dan sosial
4. Adanya reward dan punishment bagi karyawan
5. Adanya respon terhadap saran, masukan, dan pendapat dari
Employee karyawan
6. Adanya training kerja untuk meningkatkan kecakapan kerja
7. Sistem komputerisasi yang memadai dan ter-update
8. Target yang ditetapkan dapat tercapai
9. Adanya peningkatan pendapatan Taman Pintar secara kontinyu
10. Adanya SDM yang produktif dan loyalitas yang tinggi
1. Tidak ada keluhan terhadap wahana pembelajaran yang telah
disediakan
2. Kelangsungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan
Supplier
3. Administrasi yang mudah
4. Promosi dapat dilakukan melalui penyediaan wahana pembelajaran
5. Komunikasi yang terjalin dengan baik
1. Pelayanan prima
2. Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan menyenangkan
Pengunjung
3. Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, masjid, dan
parking area)

commit to user

IV-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.15 Atribut Kuesioner Utama (Lanjutan)


Stakeholder No. Atribut
1. Pelayanan prima
2. Kondisi Taman Pintar aman, nyaman, bersih, dan menyenangkan
Penyewa
3. Informasi mudah diperoleh dan cepat
Tempat
4. Tersedia fasilitas yang sesuai (seperti kamar mandi, masjid, dan
parking area)
1. Memajukan pariwisata daerah
2. Mengurangi jumlah pengangguran
3. Memberikan citra positif
Regulator 4. Meningkatkan perekonomian daerah
5. Menaati peraturan
6. Pelaporan data-data yang perlu pemerintah ketahui dengan tepat
waktu
1. Respon cepat terhadap keluhan warga
2. Adanya lowongan kerja bagi masyarakat sekitar perusahaan
Communities 3. Menerima mahasiswa dan pelajar untuk studi dan penelitian
4. Memberikan citra positif
5. Diadakannya kegiatan-kegiatan sosial/keagamaan

Berdasarkan hasil pengolahan data, harga tiket murah bagi pengunjung dan
harga sewa murah bagi penyewa tempat dihapus karena jumlah responden yang
menganggap tidak penting paling banyak. Atribut ikut mengembangkan usaha
kecil di daerah sekitar pada communities merupakan atribut yang dihapus karena
lokasi Taman Pintar merupakan titik nol Kota Yogyakarta yang memiliki posisi
strategis.
Penyebaran kuesioner selanjutnya menggunakan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian
ini, yang diukur adalah pendapat dan persepsi stakeholder Taman Pintar tentang
kecenderungan penting-tidaknya atribut penelitian pendahuluan sebelumnya untuk
commit to user

IV-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengetahui stakeholder satisfaction. Atribut yang kecenderungannya penting


merupakan stakeholder satisfaction terhadap Taman Pintar.
Stakeholder di Taman Pintar ini terdiri dari shareholder, employee,
supplier, customer pengunjung, customer penyewa tempat, regulator, dan
community. Metode sampling dan jumlah sampel yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Shareholder
Jumlah responden : 1 orang, yaitu Walikota Yogyakarta
2. Employee
Data employee, yang terdiri dari
a. Jumlah karyawan dan bagian-bagiannya
Seksi Peralatan Peraga : 13 orang
Seksi Humas dan Pemasaran : 9 orang
Seksi Pengembangan Keprograman : 7 orang
Sub Bagian Tata Usaha : 30 orang
b. Jumlah pemandu : 71 orang
c. Jumlah satpam : 45 orang
d. Jumlah cleaning service dan tukang kebun : 39 orang
Jumlah total populasi:
N = 13+9+7+30+71+45+39 = 214
Jumlah sampel:
n = N/(1+Ne2)
= 214/(1+(214x0,12))
= 68,15 69 responden
Untuk mengetahui banyaknya responden di setiap komponen, dilakukan
pembobotan oleh pihak manajemen, yaitu oleh Kepala Taman Pintar
Yogyakarta tentang komponen yang paling dekat dengan visi dan misi serta
tujuan Taman Pintar. Kisaran nilai atau bobot yang digunakan antara 0 sampai
10. Hasilnya adalah sebagai berikut:

commit to user

IV-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.16 Penilaian terhadap Tiap Komponen Karyawan


No. Komponen Skor
1. Seksi Peralatan Peraga 10
2. Seksi Humas dan Pemasaran 9
3. Seksi Program 9
4. Sub Bagian Tata Usaha 9
5. Pemandu 6
6. Satpam 8
7. Cleaning service dan Tukang Kebun 8

Bobot merupakan nilai skor terhadap jumlah skor, misalnya skor untuk
seksi peralatan peraga adalah 10, maka bobotnya adalah 10/59 atau 0,169.
Persentase jumlah komponen merupakan persentase jumlah karyawan tiap
komponen terhadap keseluruhan jumlah karyawan. Adapun proyeksi jumlah
sampel merupakan proyeksi hasil perhitungan sampel agar sesuai dengan jumlah
sampel yang ditentukan dari perhitungan sebelumnya, yaitu 69.
Jika berdasarkan bobot, jumlah responden setiap komponen adalah sebagai
berikut:

commit to user

IV-21
Tabel 4.17 Penentuan Jumlah Sampel Tiap Komponen Karyawan
Persentase Jml Komponen Proyeksi
Jml Total*Bobot
No. Komponen Jumlah Skor Bobot Jml Komponen Berdasar Bobot Jml Sampel Pembulatan
(A)
(B) (C=A*B) (C*69/C)
1. Seksi Peralatan Peraga 13 10 0,169 36,271 6% 2,20 5,5 6
2. Seksi Humas dan Pemasaran 9 9 0,153 32,644 4% 1,37 3,4 3
3. Seksi Program 7 9 0,153 32,644 3% 1,07 2,6 3
4. Sub Bagian Tata Usaha 30 9 0,153 32,644 14% 4,58 11,3 11
5. Pemandu 71 6 0,102 21,763 33% 7,22 17,9 18
6. Satpam 45 8 0,136 29,017 21% 6,10 15,1 15
Cleaning service dan Tukang
7. Kebun 39 8 0,136 29,017 18% 5,29 13,1 13
Jumlah 214 59 1 214 1 27,83 69 69
IV-22

IV-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.18 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Employee


Atribut ke- Skor Total Skor Rata-Rata
1 325 4.71
2 326 4.72
3 325 4.71
4 291 4.22
5 298 4.32
6 310 4.49
7 295 4.28
8 306 4.43
9 305 4.42
10 311 4.51

Skor total merupakan jumlah seluruh skor yang diberikan pada kuesioner
utama pada setiap atribut. Sementara skor rata-rata diperoleh dari skor total
terhadap jumlah responden. Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner
utama berada antara skala 4 dan 5 yang berarti berada di daerah penting.
3. Supplier
Jumlah responden : 20 perusahaan
Tabel 4.19 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Supplier
Atribut ke- Skor Total Skor Rata-Rata
1 22 4.4
2 25 5
3 22 4.4
4 21 4.2
5 24 4.8

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting.

4. Customer Pengunjung
Metode sampling : sampel acak sederhana berdasarkan waktu
Jumlah responden :
n = z2/2/4e2
= (1,645)2/(4x0,12)
= 67,65 68
commit to user
Asumsi: 1 jam memperleh responden 8 responden (masing-masing 7,5 menit).
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Maka, penelitian dapat dilakukan selama 8,5 jam.


Namun, penelitian dilaksanakan selama 6 hari, yaitu hari Selasa hingga
Minggu karena pola yang dapat dilihat adalah pola mingguan.
- Jumlah pengunjung hari Senin hingga Kamis memiliki kecenderungan
konstan.
- Jumlah pengunjung hari Jumat menurun.
- Jumlah pengunjung hari Sabtu meningkat dan di hari Minggu semakin
meningkat.
Karena pada Sabtu dan Minggu terdapat pengunjung yang banyak (weekend),
alokasi waktu pada dua hari tersebut adalah 3 jam, dimana masing-masing
alokasi waktu sebanyak 1,5 jam. Sementara hari Selasa hingga kamis sebanyak
1 jam. Adapun penentuan waktunya dilakukan secara acak.
Tabel 4.20 Jadwal Penyebaran Kuesioner Pengunjung

Jumlah sampel yang diambil berdasarkan hari:


Selasa : 8 pengunjung
Rabu : 8 pengunjung
Kamis : 8 pengunjung
Jumat : 8 pengunjung
Sabtu : 16 pengunjung
Minggu : 20 pengunjung
Tabel 4.21 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Pengunjung
Atribut ke- Skor Total Skor Rata-Rata
1 323 4.75
2 323 4.75
3 323 4.75

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
commit to user
dan 5 yang berarti berada di daerah penting.
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Customer Penyewa Tempat


Jumlah responden : 101 orang (dari perhitungan)
Metode sampling : proportional sampling
N = 11+124 = 135
n = N/(1+Ne2)
= 135/(1+(135x0,12))
= 135/2,35
= 57,45 58
- Penyewa foodcourt = 11/135 x 58 = 4,73 5
- Penyewa area book store = 124/135 x 58= 53,27 54
Tabel 4.22 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Penyewa Tempat
Atribut ke- Skor Total Skor Rata-Rata
1 277 4.78
2 281 4.84
3 266 4.59
4 283 4.88

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting.

6. Regulator
Jumlah responden : 7 instansi, yaitu inspektorat, P3ADK, DPDPK, Bappeda,
Dinas Perizinan, Bagian Hukum Pemkot, dan DBGAG.
Tabel 4.23 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Regulator
Atribut ke- Skor Total Skor Rata-Rata
1 32 4.57
2 28 4
3 32 4.57
4 31 4.43
5 31 4.43
6 29 4.14

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
commit
dan 5 yang berarti berada di daerah to user
penting.

IV-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Community
Community merupakan stakeholder minor, yang tidak mempengaruhi
kelangsungan hidup Taman Pintar secara fatal atau dipengaruhi Taman Pintar
Yogyakarta sehingga pengambilannya dengan purposive sampling, yang
mengambil perwakilan-perwakilan komponen community.

Tabel 4.24 Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Skala Likert Community


Atribut ke- Skor Total Skor Rata-Rata
1 27 4.5
2 24 4
3 28 4.67
4 26 4.33
5 24 4

Dari skor rata-rata tampak bahwa atribut kuesioner utama berada antara skala 4
dan 5 yang berarti berada di daerah penting.

Keterangan:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : tingkat signifikansi

4.3.3 Pengujian Hasil Kuesioner Utama


Setelah dilakukan pengumpulan hasil penyebaran kuesioner utama,
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan uji reliabilitas
dilakukan pada stakeholder employee, pengunjung, dan penyewa tempat dengan
jumlah responden yang tergolong banyak. Atribut yang valid dan reliabel
digunakan sebagai atribut stakeholder satisfaction. Rekapitulasi hasil penyebaran
kuesioner ada pada lampiran.

1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan pada stakeholder employee, pengunjung, dan penyewa
tempat. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 15.
Pengukuran menggunakan sebesar 5%. Hasil uji validitas adalah sebagai
berikut:
commit to user

IV-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Employee
Tabel 4.25 Hasil Uji Validitas
Item-Total StatisticsEmployee

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
atribut_1 40,03 12,309 ,520 ,798
atribut_2 40,03 13,239 ,310 ,816
atribut_3 40,04 12,435 ,449 ,804
atribut_4 40,53 11,549 ,493 ,801
atribut_5 40,44 12,588 ,381 ,811
atribut_6 40,28 12,401 ,472 ,802
atribut_7 40,49 11,155 ,587 ,789
atribut_8 40,33 11,662 ,563 ,792
atribut_9 40,33 11,577 ,584 ,790
atribut_10 40,25 11,401 ,596 ,788

Jumlah responden adalah sebanyak 72 responden. Dari tabel koefisien korelasi


momen product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 65, r = 0,244.
Jika n = 70, r = 0,235.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 69, r = 0,2368.
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih
besar daripada 0,2368), maka dapat dikatakan valid.
b. Pengunjung
Tabel 4.26Item-Total
Hasil UjiStatistics
Validitas Pengunjung
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
atribut_1 9,50 ,612 ,372 ,561
atribut_2 9,50 ,552 ,341 ,622
atribut_3 9,50 ,522 ,544 ,314

Jumlah responden adalah sebanyak 68 responden. Dari tabel koefisien korelasi


momen product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 65, r = 0,244.
Jika n = 70, r = 0,235.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 68, r = 0,2386.
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih
besar daripada 0,2386), maka dapat dikatakan
commit to user valid.

IV-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Penyewa Tempat
Tabel 4.27 Hasil Uji Validitas
Item-Total Penyewa Tempat
Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
atribut_1 14,07 1,202 ,448 ,661
atribut_2 14,00 1,172 ,477 ,644
atribut_3 14,25 1,055 ,480 ,648
atribut_4 13,97 1,206 ,564 ,601

Jumlah responden adalah sebanyak 59 responden. Dari tabel koefisien korelasi


momen product pearson, didapatkan nilai sebagai berikut:
Jika n = 55, r = 0,266.
Jika n = 60, r = 0,254.
Dari hasil interpolasi, didapatkan bahwa jika n = 59, r = 0,2564.
Dari hasil r hitung, tampak bahwa r hitung lebih besar daripada r tabel (lebih
besar daripada 0,2564), maka dapat dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan pada stakeholder employee, pengunjung, dan
penyewa tempat. Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
15. Hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No. Stakeholder Cronbachs Alpha
1. Employee 0,816
2. Pengunjung 0,604
3. Penyewa Tempat 0,702

Untuk mengetahui apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat dari nilai
cronbachs alpha. Menurut Malhotra dan Galletra (1999), suatu instrumen
dikatakan reliabel jika nilai cronbachs alpha lebih besar dari 0,6. Nilai
croncbachs alpha untk employee sebesar 0,816 (lebih besar dari 0,6) sehingga
dapat dikatakan reliabel. Nilai croncbachs alpha untk pengunjung sebesar
0,604 (lebih besar dari 0,6) sehingga dapat dikatakan reliabel. Sementara, nilai
croncbachs alpha untk penyewa tempat sebesar 0,702 (lebih besar dari 0,6)
commit to user
sehingga dapat dikatakan reliabel.

IV-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.3.4 Stakeholder Satisfaction


Dari hasil pengujian hasil kuesioner utama, maka atribut kuesioner yang
digunakan di kuesioner utama menjadi Stakeholder Satisfaction Taman Pintar
karena valid dan reliabel.

4.4 Identifikasi Stakeholder Contribution


Stakeholder contribution diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak
Pengelola Taman Pintar, diketahui kontribusi masing-masing stakeholder sebagai
berikut:
1. Shareholder
Kontribusi Walikota Yogyakarta adalah sebagai berikut:
a. Memiliki ide kreatif untuk membangun sebuah Taman Pintar,
merencanakan hal tersebut, dan mengeksekusikannya.
b. Memberikan kebijakan dan peraturan secara langsung kepada Taman
Pintar Yogyakarta.
c. Menjadi pendorong semangat dan motivasi kegiatan Taman Pintar
Yogyakarta.
d. Mendukung dan memberikan perhatian terhadap perkembangan Taman
Pintar Yogyakarta.
e. Mengawasi perkembangan Taman Pintar.
f. Menjadi penanggung jawab kegiatan dan perkembangan Taman Pintar
Yogyakarta.
g. Mengusulkan dan memutuskan anggaran dari komponen APBD ke Taman
Pintar Yogyakarta.

2. Employee
Employee Taman Pintar terdiri dari karyawan, pemandu, satpam, cleaning
service, dan tukang kebun. Pada dasarnya employee memiliki kontribusi
yang sama besar, yang membedakan adalah jenis tugasnya. Kontribusinya
adalah sebagai berikut:
a. Membantu kelancaran kegiatan di Taman Pintar Yogyakarta.
b. Memberikan pelayanan prima kepada konsumen.
c. Bekerja tertib dan disiplin sesuai aturan.
commit to user

IV-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Supplier
Yang menjadi supplier Taman Pintar adalah instansi atau perusahaan yang
menyediakan wahana pembelajaran. Maka, kontribusi supplier tersebut di
Taman Pintar adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan produk utama Taman Pintar, yaitu wahana pembelajaran
(alat peraga), baik dalam bentuk hibah maupun pinjam-pakai. Bentuk
pinjam-pakai lebih menguntungkan karena perbaikan merupakan tanggung
jawab perusahaan. Selain itu, jika akan me-refresh alat peraga, alat peraga
bentuk hibah memerlukan area penyimpanan yang luas.
b. Membantu mengomunikasikan pada anak-anak dan masyarakat tentang
suatu ilmu tertentu, sesuai produk masing-masing.

4. Customer
Customer Taman Pintar terdiri dari pengunjung Taman Pintar dan penyewa
tempat. Pada dasarnya, kontribusi customer antara lain:
a. Memberikan pendapatan untuk peningkatan konten.
b. Membantu mempromosikan Taman Pintar Yogyakarta.
c. Menjadi objek untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan.

Namun, bagi penyewa tempat, ada beberapa kontribusi lain, antara lain:
a. Membantu dalam efisiensi dalam hal keuangan dalam penyediaan
kebutuhan para pengunjung.
b. Berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan.
c. Melengkapi fasilitas di Taman Pintar Yogyakarta.
d. Memiliki unsur pariwisata untuk mendukung unsur utama, yaitu layanan
pendidikan.

5. Regulator
Kontribusi regulator pada dasarnya sebagai berikut:
a. Memberikan aturan sesuai prosedur instansi pemerintah yang berlaku.
b. Mendukung kelancaran aktivitas Taman Pintar Yogyakarta.

Adapun peran masing-masing instansi yang menjadi regulator Taman Pintar


adalah sebagai beikut:
a. Inspektorat berperan dalam commit to user
pengawasan dan pembinaan Taman Pintar.

IV-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. P3ADK membantu Taman Pintar dalam pencarian sponsor dan pelaksanaan


kerja sama secara legal dan formal.
c. DPDPK berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban anggaran.
d. Bappeda berperan dalam perencanaan anggaran dan pembangunan.
e. Dinas Perizinan berperan dalam proses perizinan berbagai hal di Taman
Pintar Yogyakarta.
f. Bagian Hukum Pemkot berperan dalam perlindungan hukum Taman Pintar.
g. DBGAD berperan dalam pembangunan fisik Taman Pintar.

6. Community
Kontribusi community Taman Pintar antara lain:
a. Menjadi objek pelayanan Taman Pintar secara prima.
b. Menjaga ketertiban di sekitar Taman Pintar.
c. Memberikan saran atau masukan kepada Taman Pintar.
d. Membantu promosi Taman Pintar.
e. Membantu menyediakan jasa di luar Taman Pintar (tempat parkir dsb).
Dari uraian kontribusi tersebut, kontribusi masing-masing stakeholder di
Taman Pintar dapat dirangkum sebagai berikut:

commit to user

IV-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.29 Kontribusi Stakeholder Taman Pintar


Stakeholder Stakeholder Contribution
1. Memiliki ide kreatif untuk membangun sebuah Taman Pintar,
merencanakan hal tersebut, dan mengeksekusikannya.
2. Memberikan kebijakan dan peraturan secara langsung kepada
Taman Pintar Yogyakarta.
3. Menjadi pendorong semangat dan motivasi kegiatan Taman
Pintar Yogyakarta.
Shareholder 4. Mendukung dan memberikan perhatian terhadap
perkembangan Taman Pintar Yogyakarta.
5. Mengawasi perkembangan Taman Pintar.
6. Menjadi penanggung jawab kegiatan dan perkembangan
Taman Pintar Yogyakarta.
7. Mengusulkan dan memutuskan anggaran dari komponen
APBD ke Taman Pintar Yogyakarta.
1. Membantu kelancaran kegiatan di Taman Pintar Yogyakarta.
Employee 2. Memberikan pelayanan prima kepada konsumen.
3. Bekerja tertib dan disiplin sesuai aturan.
1. Menyediakan produk utama Taman Pintar, yaitu wahana
pembelajaran (alat peraga), baik dalam bentuk hibah maupun
pinjam-pakai.
Supplier
2. Membantu mengomunikasikan pada anak-anak dan
masyarakat tentang suatu ilmu tertentu, sesuai produk
masing-masing
1 Memberikan pendapatan untuk peningkatan konten.
2 Membantu mempromosikan Taman Pintar Yogyakarta.
Pengunjung 3 Menjadi objek untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan
serta memperoleh pelayanan prima dari Taman Pintar
Yogyakarta

commit to user

IV-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.30 Kontribusi Stakeholder Taman Pintar (Lanjutan)


Stakeholder Stakeholder Contribution
1 Membantu dalam efisiensi dalam hal keuangan dalam
penyediaan kebutuhan para pengunjung.
Penyewa 2 Berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan.
Tempat 3 Melengkapi fasilitas di Taman Pintar Yogyakarta.
4 Memiliki unsur pariwisata untuk mendukung unsur utama,
yaitu layanan pendidikan.
1. Memberikan aturan sesuai prosedur instansi pemerintah yang
Regulator berlaku.
2. Mendukung kelancaran aktivitas Taman Pintar Yogyakarta.
1. Menjadi objek pelayanan Taman Pintar secara prima.
2. Menjaga ketertiban di sekitar Taman Pintar.
3. Memberikan saran atau masukan kepada Taman Pintar.
Community
4. Membantu promosi Taman Pintar.
5. Membantu menyediakan jasa di luar Taman Pintar (tempat
parkir dsb).

4.5 Identifikasi Objective Perusahaan


Dari uraian stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution dapat
diidentifikasi objective yang merupakan penggabungan dari keduanya.
Stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution yang sama dikelompokkan
ke dalam tujuan bisnis (objective) yang hendak dicapai. Setiap stakeholder
satisfaction dan stakeholder contribution yang digabung dirumuskan dalam suatu
keyword. Keyword yang mirip digabungkan. Dari keyword tersebut dirumuskan
objective. Berikut merupakan objective sebagai hasil penggabungan stakeholder
satisfaction dan stakeholder contribution. Setiap objective yang teridentifikasi
kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar
melalui wawancara. Proses identifikasi objective Taman Pintar terdapat pada
lampiran.

commit to user

IV-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari uraian proses identifikasi objective Taman Pintar yang terdapat pada
lampiran diperoleh objective sebagai berikut:
Tabel 4.31 Objective Taman Pintar
No. Objective
1. Membuat laporan dengan tepat waktu, jelas, dan akurat
2. Mengembangkan kualitas Taman Pintar
3. Menggunakan anggaran sesuai perencanaan
4. Meningkatkan kualitas karyawan
5. Menjaga kelancaran aktivitas Taman Pintar
6. Memberikan jenjang karir yang memberikan motivasi
kepada karyawan untuk melayani lebih baik
7. Meningkatkan kepuasan pengunjung dan penyewa
tempat
8. Mencapai target pendapatan yang diharapkan
9. Meningkatkan kepuasan karyawan
10. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
11. Menjaga kualitas produk kerja sama
12. Mempertahankan kerja sama dengan baik
13. Menciptakan humas dan promosi yang menjangkau
masyarakat luas
14. Mematuhi aturan yang berlaku
15. Membantu mengembangkan sektor usaha di sekitar
Taman Pintar

4.6 Identifikasi Strategi, Proses, dan Kapabilitas Perusahaan


Objective Taman Pintar yang telah dirumuskan kemudian divalidasi oleh
pihak manajemen Taman Pintar. Selanjutnya, dilakukan identifikasi strategi yang
harus dilakukan untuk pencapaian objective. Identifikasi tersebut juga divalidasi
dan dikonfirmasi pihak Pengelola Taman Pintar. Setelah strategi Taman Pintar
dirumuskan, dilakukan identifikasi proses yang diperlukan agar strategi tercapai
serta identifikasi kapabilitas yang diperlukan agar proses tersebut tercapai.
Identifikasi proses dan kapabilitas Taman Pintar juga divalidasi dan dikonfirmasi
pihak manajemen Taman Pintar. Strategi, proses, dan kapabilitas perusahaan
diketahui untuk membantu menyaring objective, apakah dapat dilakukan atau
tidak. Selain itu, proses dan kapabilitas yang diidentifikasi dapat membantu
identifikasi Performance Indicators (PI). Hasil identifikasi strategi, proses, dan
commit to user
kapabilitas Taman Pintar terdapat pada lampiran.
IV-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari tabel strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar tampak bahwa
objective kelima belas tidak dapat ditentukan proses dan kapabilitasnya karena
Taman Pintar tidak bertindak aktif dalam pencapaian objective tersebut. Sektor
usaha di sekitar Taman Pintar dapat berkembang karena keberadaan Taman
Pintar, bukan peran aktif Taman Pintar, sehingga objective tersebut hilang. Maka,
objective Taman Pintar adalah sebanyak empat belas buah.

4.7 Identifikasi Performance Indicators Perusahaan


Dari rumusan proses dan kapabilitas Taman Pintar dilakukan identifikasi
Performance Indicators (PI). PI diperoleh dari objective Taman Pintar yang telah
diidentifikasi dan kinerja yang harus tercapai agar objective terpenuhi. PI yang
telah dirumuskan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.32 PI Taman Pintar
No. PI
1. Frekuensi pemeriksaan keadaan fasilitas
2. Persentase realisasi biaya promosi
terhadap perencanaan
3. Indeks kepuasan pengunjung
4. Jumlah komplen yang diterima
5. Jumlah media dan fasilitas Taman Pintar
yang dipergunakan pihak ketiga
6. Jumlah pengadaan kegiatan untuk
masyarakat
7. Jumlah pengunjung
8. Jumlah supplier yang bekerja sama
9. Jumlah wahana pembelajaran yang baru
10. Ketepatan waktu pelaporan
11. Perbandingan antara target dan
pendapatan
12. Persentase jumlah karyawan penerima
bonus
13. Persentase jumlah wahana pembelajaran
yang rusak
14. Persentase ketepatan waktu membayar
sewa tempat
15. Persentase ketidakdisiplinan kehadiran
16. Persentase laba
17. Persentase tempat tersewa
18.
commit
Rasio biaya to user
operasional
19. Tingkat produktivitas karyawan
IV-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Adapun spesifikasi masing-masing PI adalah sebagai berikut:


1. Frekuensi pemeriksaan keadaan fasilitas
Tujuan : Mengontrol keadaan fasilitas Taman Pintar untuk segera
ditindaklanjuti dan diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan
Formula : Banyaknya pemeriksaan fasilitas yang masih baik, rusak, dan
hilang per periode
Frekuensi : Seminggu sekali
2. Persentase realisasi biaya promosi terhadap perencanaan
Tujuan : Mengukur penggunaan biaya promosi secara real dibandingkan
dengan biaya promosi yang direncanakan
Formula : (Biaya promosi secara real / Rencana biaya promosi) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
3. Indeks kepuasan pengunjung
Tujuan : Mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap pelayanan
Formula : (Harapan pengunjung / Persepsi pengunjung) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
4. Jumlah komplen yang diterima
Tujuan : Mengevaluasi pelayanan Taman Pintar terhadap konsumen
Formula : Jumlah komplen per periode
Frekuensi : Seminggu sekali
5. Jumlah media dan fasilitas Taman Pintar yang dipergunakan pihak ketiga
Tujuan : Mengetahui tingkat penggunaan media dan fasilitas Taman
Pintar oleh pihak ketiga
Formula : Jumlah media dan fasilitas Taman Pintar yang digunakan pihak
ketiga untuk media iklan
Frekuensi : Sebulan sekali
6. Jumlah pengadaan kegiatan untuk masyarakat
Tujuan : Mengukur jumlah pengadaan kegiatan untuk masyarakat
Formula : Jumlah kegiatan masyarakat yang diadakan Taman Pintar per
periode
Frekuensi : Sebulan sekali
commit to user

IV-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Jumlah pengunjung
Tujuan : Mengukur jumlah pengunjung yang datang ke Taman Pintar
Formula : Jumlah pengunjung ke Taman Pintar per periode
Frekuensi : Seminggu sekali
8. Jumlah supplier yang bekerja sama
Tujuan : Mengukur jumlah supplier yang bekerja sama dengan Taman
Pintar
Formula : Jumlah supplier yang bekerja sama per periode
Frekuensi : Sebulan sekali
9. Jumlah wahana pembelajaran yang baru
Tujuan : Mengukur jumlah wahana pembelajaran yang baru
Formula : Jumlah wahana pembelajaran yang baru per periode
Frekuensi : Sebulan sekali
10. Ketepatan waktu pelaporan
Tujuan : Mengontrol ketepatan waktu pelaporan kepada pemerintah
Formula : Jumlah laporan Taman Pintar yang tepat waktu dilaporkan
Frekuensi : Sebulan sekali
11. Perbandingan antara target dan pendapatan
Tujuan : Mengukur pendapatan terhadap target yang ditetapkan
Formula : (Total pendapatan / Target pendapatan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
12. Persentase jumlah karyawan penerima bonus
Tujuan : Mengetahui prestasi kinerja karyawan
Formula : (Jumlah karyawan penerima bonus / Jumlah seluruh karyawan)
x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
13. Persentase jumlah wahana pembelajaran yang rusak
Tujuan : Mengetahui jumlah wahana yang rusak
Formula : (Jumlah wahana pembelajaran yang rusak / Jumlah wahana
pembelajaran) x 100%
Frekuensi : Seminggu sekali
commit to user

IV-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14. Persentase ketepatan waktu membayar sewa tempat


Tujuan : Mengukur ketepatan waktu membayar sewa
Formula : (Jumlah penyewa tempat yang tepat waktu membayar / Jumlah
penyewa tempat) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
15. Persentase ketidakdisiplinan kehadiran
Tujuan : Mengukur ketidakdisiplinan karyawan yang datang terlambat,
pulang cepat, atau tidak hadir
Formula : (Jumlah karyawan tidak disiplin kehadirannya / jumlah
karyawan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
16. Persentase laba
Tujuan : Mengetahui persentase laba yang diperoleh Taman Pintar
Formula : (Laba bersih / Pendapatan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
17. Persentase tempat tersewa
Tujuan : Mengetahui progress persewaan bagi tenant
Formula : (Jumlah tempat tersewa / Jumlah sewa tempat yang ada) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
18. Rasio biaya operasional
Tujuan : Mengukur perbandingan biaya rasio yang dikeluarkan terhadap
keseluruhan biaya pengeluaran
Formula : (Biaya operasional / Total pengeluaran) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali
19. Tingkat produktivitas karyawan
Tujuan : Mengetahui tingkat produktivitas karyawan yang diukur
berdasarkan jumlah pelanggan
Formula : (Jumlah pelanggan / jumlah karyawan) x 100%
Frekuensi : Sebulan sekali

commit to user

IV-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.8 Pembobotan Performance Indicators


Pembobotan menggunakan pairwise comparison pada Analytical
Hierrarchy Process (AHP). Jumlah responden dalam kuesioner pembobotan ini
sebanyak tiga orang yang paham tentang Taman Pintar (dari pengelola). Masing-
masing rekapitulasi pembobotan diukur konsistensinya. Contoh pengolahan untuk
responden pertama adalah sebagai berikut:

commit to user

IV-39
Tabel 4.33 Rekapitulasi Pembobotan PI Taman Pintar

IV-40

IV-40
IV-41 Tabel 4.34 Normalisasi Hasil Rekapitulasi Pembobotan PI Taman Pintar

IV-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Langkah selanjutnya adalah normalisasi. Normalisasi dilakukan dengan


membagi nilai dengan jumlah kolomnya, misalnya:
PI 1 : 1/85 = 0,012
PI 2 : 1/85 = 0,012
PI 3 : 8/85 = 0,094
Penentuan eigenvalue maksimal (max ) diperoleh dari jumlah perkalian
eigenvalue PI ke-n dengan jumlah PI ke-n.
max = (0,010x85) + (0,011x83) + (0,139x6,404) + + (0,134x6,688)
= 20,81
CI = (max n) / (n-1)
= (20,81 19) / (19-1)
= 1,101
CR = CI/ RI
= 1,101 / 1,627
= 0,062
Keterangan:
CI : indeks konsistensi
RI : random index
CR : rasio konsistensi
RI diperoleh dari tabel random indeks. Penilaian tingkat kepentingan
menurut Saaty (1996) dianggap konsisten apabila nilai rasio konsistensi < 0,1.
Maka, penilaian tingkat kepentingan responden pertama dianggap konsisten.
Perhitungan rekapitulasi responden lain terdapat pada lampiran. Berikut adalah
nilai CR masing-masing responden:
Tabel 4.35 Rekapitulasi CR Responden
Responden ke- CR
1 0,062
2 0,089
3 0,0995

Dari ketiga rekapitulasi responden diperoleh nilai geometric mean (GM)


untuk memperoleh CR keseluruhan.
commit to user
GM : aij = (z1 x z2 x z3 x x zn)1/n
IV-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Contoh:
PI11 = (1 x 1 x 1)1/3 =1
1/3
PI12 = (1 x 1 x 7) =2
PI13 = (1/8 x 1 x 1)1/3 = 1/2
Kemudian dari GM yang telah dihitung dilakukan normalisasi untuk
mengetahui eigenvalue sehingga nilai max, CI, dan CR dapat diketahui. Dari
hasil perhitungan, diketahui nilai-nilai tersebut sebagai berikut:
max = (26,68x0,036) + (63,73x0,018) + (10,54x0,092) + +
(7,74x0,125)
= 19,67
CI = (19,67-19) / (19-1)
= 0,04
RI = 1,627
CR = 0,04 / 1,627
= 0,023
Nilai CR <0,1 sehingga dikatakan konsisten
4.9 Penentuan Key Performance Indicators (KPI) Perusahaan
Hasil eigenvalue setelah ketiga rekapitulasi responden digabungkan
diurutkan dari bobot tertinggi. Hasil perankingan eigenvalue adalah sebagai
berikut:

commit to user

IV-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.36 Perankingan Bobot PI


Ranking PI Bobot
1 PI 19 0.125
2 PI 9 0.105
3 PI 7 0.094
4 PI 3 0.092
5 PI 16 0.073
6 PI 11 0.063
7 PI 13 0.057
8 PI 17 0.052
9 PI 4 0.046
10 PI 8 0.042
11 PI 10 0.037
12 PI 6 0.036
13 PI 1 0.036
14 PI 15 0.032
15 PI 18 0.031
16 PI 14 0.030
17 PI 2 0.018
18 PI 5 0.018
19 P1 12 0.015

Menurut Parmenter (2010), aturan 10/80/10 (10 KRI, hingga 80 PI, dan 10
KPI) adalah panduan yang baik bagi organisasi. Untuk itu, dalam penelitian ini
KPI ditentukan dari 10 bobot tertinggi. Maka, KPI Taman Pintar adalah sebagai
berikut:

commit to user

IV-44
Tabel 4.37 Identifikasi KPI Taman Pintar
Nomor PI KPI Bagian Formula
PI 19 Tingkat produktivitas karyawan A, B, C, D (Jumlah pelanggan / jumlah karyawan) x 100%
PI 9 Jumlah wahana pembelajaran yang baru B, C Jumlah wahana pembelajaran yang baru per periode
PI 7 Jumlah pengunjung D Jumlah pengunjung ke Taman Pintar per periode
PI 3 Indeks kepuasan pengunjung D (Harapan pengunjung / Persepsi pengunjung) x 100%
PI 16 Persentase laba A, D (Laba bersih / Pendapatan) x 100%
PI 11 Perbandingan antara target dan pendapatan A, D (Total pendapatan / Target pendapatan) x 100%
Persentase jumlah wahana pembelajaran yang C (Jumlah wahana pembelajaran yang rusak / Jumlah wahana
PI 13
rusak pembelajaran) x 100%
PI 17 Persentase tempat tersewa D (Jumlah tempat tersewa / Jumlah sewa tempat yang ada) x 100%
PI 4 Jumlah komplain yang diterima D Jumlah komplen per periode
PI 8 Jumlah supplier yang bekerja sama C, D Jumlah supplier yang bekerja sama per periode
Keterangan:
A : Sub Bagian Tata Usaha
IV-45

B :Seksi Pengembangan Keprograman


C : Seksi Peralatan Peraga
D : Seksi Hubungan Masyarakat dan Pemasaran

IV-45
Tabel 4.38 Identifikasi KPI pada Tiap Stakeholder Taman Pintar
Nomor PI KPI Stakeholder
PI 19 Tingkat produktivitas karyawan Shareholder, employee

PI 9 Jumlah wahana pembelajaran yang baru Shareholder, employee, supplier, pengunjung

PI 7 Jumlah pengunjung Shareholder, employee

PI 3 Indeks kepuasan pengunjung Shareholder, employee, pengunjung

PI 16 Persentase laba Shareholder, employee


PI 11
Perbandingan antara target dan pendapatan Shareholder, employee, regulator
Persentase jumlah wahana pembelajaran yang
IV-46

PI 13 Employee, pengunjung
rusak
PI 17 Persentase tempat tersewa Employee, penyewa tempat

PI 4 Jumlah komplain yang diterima Shareholder, employee, pengunjung, penyewa tempat

PI 8 Jumlah supplier yang bekerja sama Shareholder, employee, supplier

IV-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

Bab ini berisi tentang analisis perancangan Key Performance Indicators


(KPI) sebagai dasar alat pengukuran kinerja menggunakan Performance Prism.
KPI dapat ditentukan tanpa menggunakan Performance Prism, namun bisa saja
hanya dilihat dari segi finance saja. Performance Prism berusaha melihat dari
berbagai segi stakeholder dan strategi, proses, dan kapabilitas perusahaan.
Analisis yang dilakukan meliputi analisis pengelompokan stakeholder, efek Uji
Cochran dalam identifikasi stakeholder satisfaction, pemisahan customer,
penggabungan atibut kuesioner setelah penyebaran, atribut yang hilang sebagai
efek Uji Cochran, identifikasi objective, strategi, proses, kapabilitas, dan KPI,
identifikasi PI, serta penentuan KPI.

5.1 Pengelompokan Stakeholder


Stakeholder merupakan pihak yang berkepentingan dengan kinerja Taman
Pintar Yogyakarta. Stakeholder terbagi menjadi dua, yaitu stakeholder primer dan
stakeholder sekunder. Stakeholder primer memiliki peran yang sangat penting jika
dibandingkan dengan stakeholder sekunder. Identifikasi stakeholder diperoleh
dengan wawancara dengan Pengelola Taman Pintar karena pengelola mengetahui
siapa saja yang berhubungan dan berkepentingan dengan Taman Pintar. Selain itu,
Pengelola Taman Pintar dapat menentukan pihak mana yang paling
berkepentingan di Taman Pintar sehingga siapa saja stakeholder dapat terwakili.
Pengelola Taman Pintar terdiri dari Kepala Taman Pintar, Sub Bagian Tata Usaha,
Seksi Pengembangan Keprograman, Seksi Peralatan Peraga, serta Seksi
Hubungan Masyarakat dan Pemasaran.
Shareholder, employee, supplier, pengunjung, penyewa tempat, dan
regulator merupakan stakeholder primer karena tanpa partisipasinya yang
berkelanjutan, aktivitas Taman Pintar tidak akan lancar, bahkan tidak dapat
berjalan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola, Taman Pintar ada
atas ide dan izin dari shareholder. Taman Pintar tidak dapat berjalan tanpa
employee. Wahana pembelajaran akan terbantu dengan adanya supplier. Objek
commit toPelengkap
utama Taman Pintar adalah pengunjung. user fasilitas serta objek layanan

V-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lain Taman Pintar adalah penyewa tempat. Pihak yang membantu kelancaran
Taman Pintar dengan kebijakannya adalah regulator. Maka, dapat dikatakan
bahwa keenam pihak tersebut merupakan stakeholder primer. Sementara,
community merupakan stakeholder sekunder karena mempengaruhi atau
dipengaruhi Taman Pintar namun tidak terlibat dalam transaksi dengan Taman
Pintar dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup Taman Pintar.

5.2 Efek Uji Cochran dalam Identifikasi Stakeholder Satisfaction


Perusahaan perlu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan para
stakeholder agar dapat meningkatkan kepuasan stakeholder jika bertransaksi
dengan perusahaan. Menurut Neely dkk (2002), apabila perusahaan gagal
memberikan value kepada stakeholder-nya, akan terjadi pengurangan reputasi
perusahaan tersebut. Namun, bila apabila stakeholder satisfaction terpenuhi,
berarti kinerja perusahaan telah baik. Performance Prism tidak hanya berbicara
mengenai apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh stakeholder, tetapi juga timbal
balik atas apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh perusahaan dari stakeholder.
Oleh karena itu, perusahaan juga perlu mengidentifikasi kontribusi dari setiap
stakeholder untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki perusahaan.
Pada penelitian-penelitian sejenis terdahulu yang dideskripsikan pada Bab
II, seperti penelitian Febriarso (2008), Dharmayanti (2005), Tunggal dan
Setyawan (2005), dan Christian (2010), identifikasi stakeholder satisfaction
diperoleh dari wawancara. Namun, dalam penelitian ini, identifkasi stakeholder
satisfaction dilakukan dengan penyebaran kuesioner utama pada tiap stakeholder.
Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner utama, dilakukan penyebaran kuesioner
awal pada tiap stakeholder. Penyebaran kuesioner awal dilakukan untuk
mengetahui atribut yang dapat digunakan dalam kuesioner utama.
Atribut kuesioner diperoleh dari atribut penelitian terdahulu yang sesuai,
tentang Performance Prism yang berupa skripsi, tesis, dan jurnal dengan asumsi
dan permasalahan yang berbeda-beda. Untuk itu, pengolahan kuesioner awal
tersebut untuk memvalidasi atribut yang digunakan dalam penelitian. Pengolahan
kuesioner awal menggunakan Uji Cochran karena Uji Cochran dapat mengetahui
apakah responden sepakat atau belum adanya kesepakatan mengenai atribut
commit to user
sebagai faktor yang dipertimbangkan. Penyebaran kuesioner dilakukan
V-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menggunakan metode accidental sampling dengan jumlah sampel lebih dari 30


karena menurut Sekaran (2000), jumlah lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah
tepat dalam kebanyakan penelitian.
Jika tidak dilakukan Uji Cochran, maka atribut harga tiket murah,
harga sewa murah, administrasi mudah, dan ikut mengembangkan
usaha kecil di daerah sekitar akan tetap dipertahankan dalam penyebaran
kuesioner utama padahal belum ada kesepakatan tentang atribut tersebut sebagai
faktor yang dipertimbangkan.
Uji Cochran tetap dilakukan walaupun ada pembobotan menggunakan
Analytical Hierrarchy Process (AHP) karena responden dan tujuan pada masing-
masing kuesioner berbeda. Uji Cochran dilakukan untuk memvalidasi atribut dari
berbagai sumber agar benar-benar memperoleh atribut yang mempunyai bobot
kepentingan sama untuk mengidentifikasi stakeholder satisfaction, sementara
pembobotan AHP dilakukan untuk memperoleh bobot/prioritas Performance
Indicators (PI). PI dibentuk dari proses dan kapabilitas perusahaan. Proses dan
kapabilitas diperoleh dari identifikasi strategi dan objective perusahaan.
Sementara, objective diperoleh dari stakeholder satisfaction dan stakeholder
contribution. Selain tujuan, responden kuesioner ini pun berbeda. Responden
untuk Uji Cochran berasal dari sampel setiap stakeholder, sedangkan pembobotan
AHP berasal dari perwakilan Pengelola Taman Pintar yang paham tentang Taman
Pintar itu sendiri. Uji Cochran dilakukan sebagai pensahihan karena atribut yang
digunakan dari berbagai probable factor.
Pengolahan Uji Cochran dilakukan pada kuesioner employee, customer,
dan community karena memiliki jumlah yang banyak. Sementara jumlah sampel
supplier dan regulator hanya perwakilan saja. Shareholder pada kuesioner awal
diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Yogyakarta. Supplier diwakili oleh PT XL
Axiata dan PDAM Tirtamarta Yogyakarta, Sedangkan regulator diwakili oleh
DPDPK, P3ADK, dan Bappeda Yogyakarta.

5.3 Pemisahan Customer


Pada awalnya, terdapat enam stakeholder yang telah diidentifikasi dari
wawancara dengan pihak Pengelola Taman Pintar, antara lain shareholder,
employee, supplier, customer, commit to user
regulator, dan community. Pengunjung dan
V-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penyewa tempat tidak dibedakan sebagai customer. Namun, setelah adanya


penyebaran kuesioner awal untuk customer, atribut harga tiket atau sewa
murah dianggap tidak penting dan tidak dapat diketahui apakah mayoritas yang
menganggap tidak penting dari pihak pengunjung, penyewa tempat, atau kedua-
duanya. Untuk itu dilakukan pemisahan stakeholder dan dilakukan penyebaran
ulang.
Pengunjung adalah orang yang berkunjung di Taman Pintar, baik secara
berbayar (masuk gedung), maupun gratis (di wilayah playground). Penyewa
tempat adalah pihak yang menyewa tempat/tenant di area Taman Pintar yang
dapat terdiri dari dua wilayah, yaitu food court dan book store.

5.4 Penggabungan Atribut Kuesioner Setelah Penyebaran


Kuesioer awal telah disebar untuk menentukan atribut yang digunakan
untuk kuesioner utama. Namun, antaratribut yang tersisa setelah Uji Cohran,
terdapat kemiripan antara satu atribut dengan yang lain sehingga dilakukan
penggabungan karena makin banyak variabel kecenderungan inkonsistensi
semakin besar. Penggabungan dilakukan pada stakeholder shareholder, employee,
dan customer. Atribut yang digabungkan ada pada tabel 4.7 sampai tabel 4.10.
Jika tidak dilakukan penggabungan, atribut-atribut tersebut akan tetap
bertahan dalam penyebaran kuesioner utama untuk menentukan stakeholder
satisfaction. Atribut tersebut akan menjadi bagian dalam identifikasi objective
perusahaan. Namun, identifikasi objective perusahaan akan lebih mudah jika telah
dilakukan penggabungan atribut yang mirip sebelumnya. Penggabungan atribut
juga dilakukan pada penelitian Embun Sari (2011).
Pada atribut shareholder, atribut pertama, pelaporan jelas, transparan,
lengkap, dan kontinyu dan atribut keempat, kontrol perkembangan mudah
digabung karena berkaitan dengan pengontrolan dan pelaporan kepada Walikota
Yogyakarta. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut adalah pengontrolan
dan pelaporan mudah, jelas, transparan, lengkap, dan kontinyu. Atribut
ketiga, keuntungan Taman Pintar meningkat dihapus karena tercermin
dalam atribut penggunaan biaya yang efektif dan efisien dan atribut
peningkatan jumlah pelanggan. Peningkatan keuntungan Taman Pintar
commit
sebanding dengan peningkatan jumlah to user dan berbanding terbalik dengan
pelanggan
V-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

biaya/pengeluaran. Atribut keenam, karyawan berkualitas dan berprestasi


dengan hasil yang optimal dan atribut kedelapan, karyawan disiplin,
memiliki loyalitas tinggi, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
digabung karena berkaitan dengan kinerja karyawan. Hasil penggabungan kedua
atribut tersebut adalah karyawan berkualitas, berdedikasi tinggi, dan
memiliki kinerja yang baik.
Pada atribut employee, atribut kedua, adanya jaminan keamanan dan
keselamatan, atribut keempat, kondisi kerja yang nyaman, atribut
kedelapan, perlengkapan kerja yang memadai, dan atribut kesembilan,
fasilitas kantor yang memadai digabungkan karena berhubungan dengan
kondisi kerja employee. Hasil penggabungan keempat atribut tersebut adalah
atribut kondisi kerja yang aman, nyaman, dan memadai. Atribut ketiga,
adanya jaminan kesehatan dan atribut ketujuh, jaminan kesejahteraan
sosial, termasuk pula THR digabungkan karena berhubungan dengan jaminan
kesehatan dan sosial. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut adalah atribut
adanya jaminan kesehatan dan sosial. Atribut kelima, adanya reward bagi
karyawan dan atribut kelima belas, adanya tindak lanjut terhadap
penyimpangan kerja digabungkan karena merupakan hubungan timbal
balik/konsekuensi kerja. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut adalah atribut
adanya reward dan punishment bagi karyawan.
Pada atribut customer, atribut pertama, tanggapan komplen yang cepat
dan atribut kedua, pelayanan ramah dan memuaskan digabung karena
berhubungan dengan pelayanan. Hasil penggabungan kedua atribut tersebut
adalah atribut pelayanan prima. Kemudian, atribut customer ini dipecah
menjadi dua kelompok, yaitu pengunjung dan penyewa tempat. Atribut pertama,
pelayanan prima, atribut kedua, kondisi Taman Pintar aman, nyaman,
bersih, dan menyenangkan, dan atribut keenam, tersedia fasilitas yang
sesuai (seperti kamar mandi, masjid, dan parking area) dimiliki oleh
pengunjung dan penyewa tempat. Sementara atribut harga tiket atau sewa
murah dibagi menjadi dua, yaitu atribut harga sewa murah dan atribut
harga tiket murah. Penyewa tempat memiliki dua atribut lain, yaitu atribut
commit to user

V-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

informasi mudah diperoleh dengan cepat dan atribut administrasi mudah


karena berhubungan dengan kebutuhan penyewa tempat.

5.5 Atribut yang Hilang sebagai Efek Uji Cochran


Setelah dilakukan pengolahan menggunakan Uji Cochran, atribut yang
hilang ada pada stakeholder community, pengunjung, dan penyewa tempat.
Atribut dapat terhapus jika terjadi penolakan H0. Atribut yang terhapus adalah
atribut dengan jumlah pernyataan ya paling sedikit. Atribut community yang
terhapus adalah atribut keempat, yaitu atribut ikut mengembangkan usaha
kecil di daerah sekitar karena usaha kecil berkembang di daerah sekitar Taman
Pintar karena keberadaan Taman Pintar, bukan karena peran aktif Taman Pintar
dalam mengembangkannya. Selain itu, Taman Pintar berada di titik nol Kota
Yogyakarta yang strategis karena terdapat area atau tempat ramai yang lain.
Setelah dilakukan Uji Cochran, atribut pengunjung yang terhapus adalah
atribut harga tiket murah. Sementara atribut penyewa tempat yang terhapus
adalah atribut harga sewa murah dan atribut administrasi mudah. Atribut
mengenai harga terhapus. Atribut harga tiket murah dan harga sewa
murah telah dua kali disebar, yaitu sebelum dan sesudah pemisahan stakeholder
pengunjung dan penyewa tempat.
Taman Pintar termasuk instansi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan jasa yang dijual tanpa mengutamakan pencarian keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2005). Taman Pintar menerapkan
praktek bisnis yang sehat dengan leluasa untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Instansi BLU (Badan Layanan Umum) memiliki standar pelayanan
minimum yang mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan
layanan, biaya, dan kemudahan untuk mendapatkan pelayanan. Dalam penentuan
tarif harga, Taman Pintar perlu mengusulkan dan disetujui oleh Walikota
Yogyakarta. Jadi, penentuan harga tiket atau harga sewa memerlukan
pertimbangan, pengkajian, dan pertimbangan Pemerintah Kota Yogyakarta.
Proses pengisian kuesioner kepada pengunjung dan penyewa tempat
commit responden
dilakukan dengan cara mendampingi to user dalam pengisian kuesioner.
V-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengunjung dan penyewa tempat dijelaskan tentang tujuan stakeholder


satisfaction berhubungan dengan harapan dan keinginan, bukan kondisi saat ini.
Maka, harga menjadi hal yang dianggap tidak penting bagi responden.
Sementara atribut administrasi mudah dapat dianggap tidak penting
bagi responden karena proses administrasi menyewa tempat di suatu lokasi tidak
jauh berbeda dengan lokasi yang lain.
Kemudian, atribut-atribut yang tersisa tersebut digunakan untuk
penyebaran kuesioner utama. Metode sampling dan jumlah sampel masing-masing
stakeholder berbeda-beda. Jumlah sampel employee berdasarkan bobot tiap bagian
komponen employee. Kuesioner untuk supplier disebar kepada 20 supplier namun
kuesioner yang kembali hanya terdapat 5 supplier. Penyebaran kuesioner
pengunjung dilakukan secara random berdasarkan waktu. Penyebaran kuesioner
penyewa tempat secara proportional sampling antara penyewa food court dan
book store. Penyebaran kuesioner community dilakukan secara purposive
sampling karena community merupakan stakeholder sekunder/minor.

5.6 Identifikasi Objective, Strategi, Proses, Kapabilitas, dan KPI


Dari penelitian sejenis yang telah ada, identifikasi objective, strategi,
kapabilitas, dan KPI pada tiap penelitian menggunakan cara yang berbeda-beda.
Pada penelitian Dharmayanti (2005) dan Tunggal dan Setyawan (2005), objective
perusahaan diidentifikasi dari stakeholder satisfaction saja. Strategi perusahaan
pada penelitian Dharmayanti (2005) dan Tunggal dan Setyawan (2005)
merupakan strategi yang secara keseluruhan, bukan dari setiap stakeholder.
Identifikasi proses dan kapabilitas perusahaan dari penelitian Tunggal dan
Setyawan (2005) juga secara keseluruhan. Namun, pada penelitian Dharmayanti
(2005), proses dan kapabilitas sesuai objective stakeholder tertentu, bukan secara
keseluruhan. Sementara penelitian Febriarso (2008), terdapat dua kelompok
identifikasi strategi, proses, dan kapabilitas, yaitu sesuai stakeholder satisfaction
dan stakeholder contribution tanpa menyatukan dua kelompok tersebut dan tanpa
mengidentifikasi objective perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang lain,
penelitian Christian (2010) mengidentifikasi indikator di setiap stakeholder
satisfaction, strategi, proses, kapabilitas, dan stakeholder contribution.
commit to user

V-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada penelitian Tunggal dan Setyawan (2005) dan Dharmayanti (2005),


KPI diidentifikasi secara langsung dari objective perusahaan yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Sementara, penelitian Vanany dan Tanukhidah (2004),
KPI diidentifikaso dari stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution
secara langsung dengan menentukan persyaratan dan tujuan terlebih dahulu..
Pada penelitian ini, identifikasi objective Taman Pintar dilakukan dengan
mengelompokkan stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution yang
memiliki kesamaan tujuan atau fungsinya ke dalam suatu tujuan strategis
(objective) yang hendak dicapai oleh Taman Pintar. Pada awalnya,
pengelompokkan atau penggabungan stakeholder satisfaction dan stakeholder
contribution dirumuskan ke dalam suatu keyword. Suatu stakeholder satisfaction
atau suatu stakeholder contribution dapat berulang sesuai pengelompokkan yang
memungkinkan sehingga keyword yang dihasilkan banyak yang berulang atau
mirip. Untuk itu dilakukan penggabungan keyword yang mirip. Keyword tersebut
kemudian dirumuskan ke dalam objective Taman Pintar. Objective Taman Pintar
tidak dibagi-bagi berdasarkan stakeholder, namun digabungkan untuk
memperoleh objective yang terintegrasi. Objective Taman Pintar yang terbentuk
ada 15 buah. Objective tersebut divalidasi dan dikonfirmasi kepada pihak
Pengelola Taman Pintar. Objective yang telah terbentuk tersebut kemudian
digunakan untuk mengidentifikasi strategi Taman Pintar.
Strategi diidentifikasi untuk memenuhi stakeholder satisfaction dengan
mempertimbangkan stakeholder contribution. Strategi disesuaikan dengan visi
misi perusahaan. Strategi adalah cara untuk mencapai objective perusahaan. Jika
strategi terlaksana, objective perusahaan yang telah diidentifikasi pun dapat
dicapai. Maka, pencapaian strategi dapat menjadi alat ukur sejauh mana tujuan
perusahaan telah dicapai. Dengan begitu, perusahaan dapat mengambil langkah
cepat dan tepat dalam mengambil keputusan untuk memperbaiki maupun
meningkatkan kinerja. Identifikasi strategi Taman Pintar berasal dari objective
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Strategi tersebut diidentifikasi bersama
Pengelola Taman Pintar (Kepala Taman Pintar). Strategi yang telah diidentifikasi
kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar.
commit to user

V-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Identifikasi proses Taman Pintar dilakukan untuk mengetahui proses apa


saja yang dimiliki Taman Pintar untuk memenuhi strategi yang telah
diidentifikasi. Seperti halnya dengan identifikasi strategi, proses Taman Pintar
diidentifikasi bersama Pengelola Taman Pintar. Proses yang telah diidentifikasi
kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola Taman Pintar.
Sementara, identifikasi kapabilitas Taman Pintar dilakukan untuk
mengetahui kemampuan-kemampuan apa saja yang dimiliki Taman Pintar untuk
menjalankan proses yang telah diidentifikasi. Kapabilitas Taman Pintar
diidentifikasi bersama Pengelola Taman Pintar. Kapabilitas yang telah
diidentifikasi kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan pihak Pengelola
Taman Pintar.
Proses dan kapabilitas perusahaan digunakan untuk menyaring mampu-
tidaknya suatu objective dijalankan. Dari pengidentifikasian objective, strategi,
proses, dan kapabilitas, dapat diketahui bahwa proses dan kapabilitas objective
kelima belas tidak dapat diidentifikasi. Objective kelima belas, membantu
mengembangkan sektor usaha di sekitar karena keberadaan Taman Pintar
tidak dapat digunakan. Sektor usaha di sekitar Taman Pintar berkembang karena
keberadaan Taman Pintar, bukan karena peran aktif Taman Pintar dalam
mengembangkannya. Maka, objective yang telah dirumuskan ada 14 buah.

5.7 Analisis Identifikasi Performance Indicator (PI)


Keempat belas objective yang dijabarkan dalam strategi, proses, dan
kapabilitas kemudian dilakukan untuk mengidentifikasi Performance Indicator
(PI). PI diidentifikasi dari proses dan kapabilitas Taman Pintar. Setap proses atau
kapabilitas Taman Pintar yang telah diidentifikasi kemudian ditentukan alat
ukurnya. Alat ukur tersebut dapat berulang. Maka, alat ukur yang terbentuk
tersebut kemudian direkapitulasi menjadi 19 PI. PI yang baik adalah alat ukur
yang independen, yang tidak berhubungan dengan alat ukur yang lain. PI Taman
Pintar yang telah diidentifikasi tidak saling berhubungan (independen). Dari
masing-masing PI yang telah teridentifikasi kemudian disusun tujuan,
formula/rumus, dan frekuensi pengukurannya. Makin cepat periode pengukuran,
alat ukur semakin baik karena perusahaan dapat dengan cepat mengambil
commitpaling
keputusan. Frekuensi PI Taman Pintar to user
cepat seminggu dan paling lambat
V-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

satu bulan. PI yang telah terbentuk kemudian divalidasi dan dikonfirmasi dengan
pihak Pengelola Taman Pintar. PI yang telah terbentuk dikelompokkan sesuai
keterkaitannya sebagai berikut:
1. PI yang berkaitan dengan fasilitas adalah frekuensi pemeriksaan keadaan
fasilitas.
2. PI yang berkaitan dengan promosi adalah persentase realisasi biaya
promosi terhadap perencanaan.
3. PI yang berhubungan dengan pengunjung adalah indeks kepuasan
pengunjung, jumlah komplen yang diterima, dan jumlah
pengunjung. PI indeks kepuasan pengunjung dan jumlah komplen
yang diterima tidak berhubungan karena indeks kepuasan pengunjung
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner, sedangkan jumlah komplen
yang diterima diperoleh dari akumulasi setiap minggu.
4. PI yang berhubungan dengan supplier atau pihak ketiga antara lain jumlah
media dan fasilitas Taman Pintar yang dipergunakan pihak ketiga dan
jumlah supplier yang bekerja sama.
5. PI yang berhubungan dengan masyarakat adalah jumlah pengadaan
kegiatan untuk masyarakat.
6. PI yang berhubungan dengan wahana pembelajaran antara lain jumlah
wahana pembelajaran yang baru dan persentase jumlah wahana
pembelajaran yang rusak. Rusak yang dimaksud pada PI tersebut
dikarenakan maintenance yang buruk.
7. PI yang berhubungan dengan keuangan antara lain perbandingan antara
target dan pendapatan, persentase laba, rasio biaya operasional,
persentase ketepatan waktu membayar sewa tempat, dan persentase
tempat tersewa.
8. PI yang berhubungan dengan pelaporan adalah ketepatan waktu
pelaporan.
9. PI yang berhubungan dengan karyawan antara lain persentase jumlah
karyawan penerima bonus, persentase ketidakdisiplinan kehadiran,
dan tingkat produktivitas karyawan.
commit to user

V-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5.8 Analisis Penentuan Key Performance Indicators (KPI)


Dari hasil pembobotan pada tahap sebelumnya, diperoleh Key
Performance Indicators (KPI). KPI yang terbentuk ada pada tabel 4.57. antara
satu KPI dengan yang lain tidak berhubungan. Dari hasil pembobotan, tingkat
produktivitas karyawan memperoleh bobot terbesar yang disusul dengan jumlah
wahana yang baru, jumlah pengunjung, indeks kepuasan pengunjung, persentase
laba, perbandingan antara target dan pendapatan, persentase jumlah wahana
pembelajaran yang rusak, persentase tempat tersewa, jumlah komplain yang
diterima, dan jumlah supplier yang bekerja sama.
Kesepuluh KPI tersebut berhubungan dengan stakeholder employee karena
employee berusaha meningkatkan kinerja dengan kesepuluh indikator tersebut.
KPI tersebut juga berhubungan dengan shareholder kecuali persentase jumlah
wahana pembelajaran yang rusak dan persentase tempat tersewa. Regulator
berhubungan dengan KPI perbandingan antara target dan pendapatan. Supplier
berhubungan dengan KPI jumlah wahana pembelajaran yang baru dan jumlah
supplier yang bekerja sama. Pengunjung berhubungan dengan KPI jumlah wahana
pembelajaran yang baru, indeks kepuasan pengunjung, persentase jumlah wahana
pembelajaran yang rusak, serta jumlah komplain yang diterima. Penyewa tempat
berhubungan dengan KPI persentase tempat tersewa dan jumlah komplain yang
diterima. Stakeholder yang tidak berhubungan dengan kesepuluh KPI adalah
community, yang merupakan stakeholder sekunder karena perannya tidak sebesar
stakeholder primer. Community tidak terlibat dalam transaksi dengan Taman
Pintar dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup Taman Pintar.
Jika melihat bagian (struktur organisasi) Taman Pintar yang paling banyak
memiliki target pencapaian KPI adalah Seksi Hubungan Masyarakat dan
Pemasaran dengan jumlah 8 KPI, sedangkan yang paling sedikit adalah Seksi
Pengembangan Keprograman. Walaupun banyak atau sedikit memiliki target
pencapaian KPI, setiap bagian pada struktur organisasi Pengelola Taman Pintar
memiliki peran yang besar untuk mencapai kinerja yang baik

5.9 Analisis Manfaat Perancangan KPI


Pengukuran kinerja merupakan langkah penting untuk mengevaluasi
kinerja sehingga dapat dilakukancommit to userkinerja dan dapat bertindak cepat
peningkatan
V-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ketika ada penyimpangan atau hambatan. Indikator kinerja dapat terdiri dari tiga
hal, yaitu Key Result Indicators (KRI), Performance Indicators (PI), dan Key
Performance Indicators (KPI). KRI merupakan indikator kinerja yang paling
utama karena menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja
secara dramatis (Parmenter, 2010). Maka, KPI memegang peranan penting dalam
pengukuran kinerja.
Penelitian ini hanya melakukan perancangan KPI sebagai dasar alat
pengukuran kinerja. Untuk melakukan pengukuran kinerja di Taman Pintar perlu
dilakukan pengembangan alat ukur kinerja terlebih dahulu terhadap KPI yang
telah terbentuk. KPI yang telah terbentuk perlu dikonfirmasi perihal pengambilan
datanya, apakah mudah atau sulit untuk diperoleh datanya. Jika data-data yang
diperoleh untuk pengukuran kinerja dapat diambil secara cepat dan mudah serta
memungkinkan, alat ukur kinerja terhadap KPI tersebut dapat dilakukan. Namun,
jika dalam memperoleh data justru mempersulit pihak Pengelola Taman Pintar,
KPI tersebut perlu ditinjau kembali. Penelitian perancangan alat ukur kinerja ini
dapat dijadikan suatu penelitian tersendiri.
Taman Pintar senantiasa melakukan perbaikan dan perkembangan untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat sehingga adanya KPI
untuk pengukuran kinerja akan membantu Taman Pintar dalam mengukur
seberapa jauh perkembangan yang telah dilakukan sehingga lebih mudah dalam
melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja.
Saat ini Taman Pintar sedang menyelesaikan pembangunan planetarium
sebagai wahana baru. Hal tersebut berhubungan dengan KPI jumlah wahana
pembelajaran yang baru. Planetarium tersebut diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang optimal sehingga dapat memberikan kepuasan pengunjung dan
menarik perhatian masyarakat sehingga jumlah pengunjung meningkat. KPI lain
yang berhubungan dengan adanya planetarium adalah jumlah pengunjung dan
indeks kepuasan pengunjung.

commit to user

V-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan perancangan Key Performance Indicators (KPI)


pada penelitian ini serta saran yang dapat menjadi usulan perbaikan ke depan.

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Stakeholder satisfaction yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan
stakeholder contribution yang diperoleh dengan wawancara digunakan untuk
mengidentifikasi objective Taman Pintar yang kemudian digunakan untuk
mengidentifikasi strategi, proses, dan kapabilitas Taman Pintar.
2. Objective Taman Pintar yang telah diidentifikasi adalah sebanyak 14
objective.
3. Performance Indicator (PI) Taman Pintar yang telah terbentuk dari proses
dan kapabilitas yang telah diidentifikasi adalah sebanyak 19 buah dimana PI-
PI tersebut tidak berhubungan satu sama lain (independen).
4. Berdasarkan hasil pembobotan PI, 10 indikator yang memiliki bobot paling
tinggi dipilih menjadi Key Performance Indicators (KPI) adalah tingkat
produktivitas karyawan (0,125), jumlah wahana pembelajaran yang baru
(0,105), jumlah pengunjung (0,094), indeks kepuasan pengunjung (0,092),
persentase laba (0,073), perbandingan antara target dan pendapatan (0,063),
persentase jumlah wahana yang rusak (0,057), persentase tempat tersewa
(0,052), jumlah komplain yang diterima (0,046), dan jumlah supplier yang
bekerja sama (0,042).
5. KPI yang telah terbentuk kemudian diidentifikasi untuk setiap bagian dalam
struktur organisasi Taman Pintar serta untuk setiap stakeholder.
6. Stakeholder yang tidak berhubungan dengan kesepuluh KPI adalah
community, yang merupakan stakeholder sekunder karena community tidak
terlibat dalam transaksi dengan Taman Pintar dan tidak begitu penting untuk
kelangsungan hidup Taman Pintar.

commit to user

VI-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
1. Penerapam Performance Prism dapat dilakukan dengan lebih komprehensif.
2. Penelitian ini dilanjutkan untuk pembuatan alat ukur di Taman Pintar.
3. Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk pengimplemantasian KPI di Taman
Pintar Yogyakarta.

commit to user

VI-2

Anda mungkin juga menyukai