Anda di halaman 1dari 195

SKRIPSI

EVALUASI KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

WAHYU ALVIANI
1113093000114

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H
SKRIPSI

EVALUASI KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

WAHYU ALVIANI
1113093000114

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H
ii
iii
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Maret 2018

WAHYU ALVIANI
1113093000114

iv
ABSTRAK

Wahyu Alviani - 1113093000114, Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Informasi


Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menggunakan Metode End-User
Computing Satisfaction di bawah bimbingan A’ang Subiyakto dan Muhammad
Qomarul Huda.

Kepuasan pengguna merupakan salah satu indikator dari keberhasilan


pengembangan sistem informasi termasuk sistem informasi akademik pada
perguruan tinggi. Sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian terhadap sistem
informasi akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta namun dengan pendekatan
penelitian kuantitatif. Penelitian ini mencoba untuk melengkapi hasil penelitian
kuantitatif dengan pengujian secara kualitatif khususnya untuk menggali data-data
yang mungkin belum dipaparkan oleh penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif ini
dilakukan berdasarkan 11 tema penelitian dengan metode End-User Computing
Satisfaction (EUCS), untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pengguna dan memahami status kepuasan pengguna terhadap sistem
informasi akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode wawancara dan focus group discussion (FGD) terhadap
mahasiswa aktif, dosen dan staf PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Proses analisis data dan pengolahan data dilakukan menggunakan MS. Excel 2013.
Hasilnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna adalah content,
accuracy, format, ease of use, timeliness, dan security serta kepuasan pengguna
sistem saat ini berada pada status yang cukup puas. Hasil dari penelitian ini dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam rencanan pengembangan sistem informasi akademik mendatang
khususnya bagi pihak PUSTIPANDA dengan melihat faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kepuasan penguna sistem seperti yang telah disebutkan.

Kata Kunci : Sistem Informasi Akademik, Kepuasan Pengguna, End-User


Computing Satisfaction, MS. Excel.

Bab I-V + 165 Halaman + clxv Halaman + 32 Gambar + 9 Tabel + Daftar Pustaka
+ Lampiran

Pustaka Acuan (99, 1988-2017)

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan

nikmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Menggunakan Metode End-User Computing

Satisfaction” dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang Sistem Informasi dari Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti untuk

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur

Utami, MT selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi.

vi
3. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing I dan

Bapak Muhammad Qomarul Huda, Ph.D sebagai Dosen

Pembimbing II yang tidak pernah bosan dan lelah untuk

membimbing, memotivasi, dan mengingatkan peneliti untuk segera

menyelesaikan skripsi ini. Peneliti mengucapkan banyak terima

kasih kembali untuk waktu, tenaga, dukungan, arahan, saran, dan

kritikan yang membangun agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

4. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah

memberikan ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.

5. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak

membantu peneliti dalam perkuliahan, terutama dalam

menyelesaikan administrasi yang berkaitan dengan skripsi.

6. Bapak Nashrul Hakiem, Ph.D selaku Kepala Pustipanda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menerima dan mengizinkan peneliti

untuk melakukan riset di instansi yang beliau pimpin, serta Bapak

Indra Munawar dan Bapak Reza Alamsyah, S.Kom selaku staf IT

Support Pustipanda serta Ibu Tri Kiswati Nur Hidayatullah selaku

staf Administrasi Pustipanda yang telah banyak membantu peneliti

dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Bapak Eko Saputro, S.Kom selaku Staf Admin Akademik Pusat, Ibu

Defi Oktafani selaku Staf Perbendaharaan Sub Bagian Keuangan

vii
Pusat, Bapak Eri Rustamaji, MBA selaku dosen Program Studi

Sistem Informasi dan Bapak Edo Abdullah Faqih selaku dosen

Program Studi Matematika sekaligus sebagai narasumber yang telah

banyak membantu peneliti dalam memperoleh data-data yang

dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orang tua peneliti, Ibu dan Bapakku yang selalu berjuang

sekuat tenaga agar peneliti dapat menjadi orang yang sukses dan

berpendidikan tinggi. Terima kasih atas segala doa, motivasi, dan

kasih sayang yang tiada henti sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

9. Adikku yang juga telah memotivasiku walau tanpa kata, yang kini

sudah selangkah lebih hebat dariku untuk menjadi seseorang yang

sukses di masa depan dan dapat meningkatkan derajat keluarga.

10. Aditya Eko Putra adalah teman, sahabat, sekaligus keluarga bagi

peneliti. Terima kasih atas perhatian, semangat dan motivasi yang

sangat berarti bagi peneliti.

11. Teman-teman seperjuangan Sistem Informasi 2013 dan ISDM

Research Group. Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.

Terima kasih telah membantu, menghibur, dan memberikan motivasi

peneliti untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, khususnya

angkatan 2011-2016 yang pernah berinteraksi dan bekerja sama

dengan peneliti dalam urusan perkuliahan.

viii
13. Teman-teman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga Allah membalas

perbuatan baik kalian. Aamiin.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak

mengurangi sedikitpun rasa terima kasih peneliti yang telah

membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Atas bantuan dari segala pihak, peneliti berterima kasih dan memohon

kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan dijadikan sebagai amal

kebajikan dan bermanfaat, serta dibalas pahala yang berlipat-lipat. Selain itu,

peneliti menyadari penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh

dari kata sempurna sehingga saran dan kritik dapat disampaikan melalui

wahyu.alviani13@mhs.uinjkt.ac.id. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan sekaligus menambah ilmu bagi kita semua. Aamiin yaa

Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Maret 2018

Wahyu Alviani
1113093000114

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ..............................................................................................................v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...........................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan.........................................................................................1

1.2 Latar Belakang ....................................................................................1

1.3 Perumusan Masalah ............................................................................7

1.4 Tujuan dan Sasaran ............................................................................8

1.4.1 Tujuan .....................................................................................8

1.4.2 Saran.........................................................................................9

x
1.5 Pertanyaan Penelitian ..........................................................................9

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan ...............................................................9

1.7 Metodologi Penelitian .........................................................................10

1.8 Manfaat Penelitian..............................................................................12

1.9 Sistematika Penulisan .........................................................................13

1.10 Ringkasan ...........................................................................................14

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan........................................................................................16

2.2 Evaluasi Kepuasan Pengguna ............................................................16

2.2.1 Definisi Evaluasi ....................................................................16

2.2.2 Definisi Kepuasan. .................................................................17

2.2.3 Definisi Kepuasan Pengguna. ...............................................18

2.2.4 Definisi Evaluasi Kepuasan Pengguna. ...............................19

2.3 Sistem Informasi Akademik .............................................................19

2.3.1 Definisi Sistem Informasi......................................................19

2.3.2 Definisi Sistem Informasi Akademik. ..................................21

2.4 End-User Computing Satisfaction....................................................22

xi
2.4.1 Definisi End-User Computing Satisfaction. ........................22

2.4.2 Dimensi End-User Computing Satisfaction. .......................23

2.5 Faktor Keamanan dalam Sistem Informasi ....................................25

2.5.1 Tujuan Keamanan dalam Sistem Informasi. ......................26

2.5.2 Komponen Keamanan dalam Sistem Informasi. ...............27

2.6 Konsep Dasar Kualitatif....................................................................29

2.6.1 Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Perbandingan ..33

2.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif. ...........37

2.7 Metode Pengumpulan Data ..............................................................39

2.7.1 Studi Literatur. ......................................................................39

2.7.2 Observasi. ...............................................................................46

2.7.3 Wawacara...............................................................................47

2.7.4 Focus Group Discussion (FGD). ...........................................48

2.7.5 Dokumentasi. .........................................................................50

2.8 Keabsahan Data .................................................................................50

2.9 Metode Analisis Data .........................................................................53

2.10 Pengembangan Model dan Tema Penelitian ...................................58

2.10.1 Pengembangan Model Penelitian.......................................58

xii
2.10.2 Pengembangan Model Penelitian dan Tema Penelitian...62

2.11 Ringkasan ...........................................................................................66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan........................................................................................67

3.2 Pendekatan Penelitian. .......................................................................67

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian. ..........................................................69

3.4 Prosedur Penelitian. ...........................................................................69

3.5 Narasumber. ........................................................................................75

3.6 Metode Pengumpulan Data. ..............................................................78

3.6.1 Studi Literatur. .....................................................................78

3.6.2 Observasi. ...............................................................................79

3.6.3 Wawancara. ...........................................................................80

3.6.4 Focus Group Discussion (FGD). ...........................................81

3.6.5 Dokumentasi. .........................................................................82

3.7 Keabsaan Data. ...................................................................................83

3.8 Teknik Analisis Data Penelitian. .......................................................84

3.9 Alat Analisis Data Penelitian. ............................................................89

xiii
3.10 Instrumen Penelitian ..........................................................................96

3.11 Ringkasan ...........................................................................................97

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

4.1 Pendahuluan........................................................................................98

4.2 Gambaran Umum Sistem Informasi Akademik (AIS) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. .......................................................................98

4.3 Profil Narasumber. ...........................................................................100

4.4 Hasil Analisis. ....................................................................................112

4.5 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis. .........................................114

4.6 Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. .....................................................................141

4.6.1 Peranan Sistem. ...................................................................141

4.6.2 Status Kepuasan Pengguna Sistem. ...................................143

4.6 Ringkasan. .........................................................................................146

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Pendahuluan......................................................................................147

5.2 Kesimpulan........................................................................................147

xiv
5.3 Saran. .................................................................................................153

5.4 Ringkasan. .........................................................................................154

DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................155

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Definisi Sistem Informasi ...............................................................20

Gambar 2.2 Model Evaluasi EUCS ....................................................................23

Gambar 2.3 Model Penelitian Kualitatif.............................................................32

Gambar 2.4 Tema EUCS yang dikembangkan ...................................................62

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .........................................................................71

Gambar 3.2 Penggunaan AIS dalam Kegiatan Belajar Mengajar ......................73

Gambar 3.3 Focus Group Discussion (FGD) dengan Staf PUSTIPANDA.......73

Gambar 3.4 Tahapan Observasi..........................................................................80

Gambar 3.5 Tahapan Wawancara .......................................................................81

Gambar 3.6 Tahapan FGD..................................................................................82

Gambar 3.7 Tahapan Uji Keabsahan Data .........................................................83

Gambar 3.8 Tahapan Analisis Data ....................................................................88

Gambar 3.9 Tabel Analisis Data Wawancara .....................................................92

Gambar 3.10 Tabel Analisis Data Focus Group Disscusion (FGD) ....................93

Gambar 4.1 Tampilan AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.............................99

Gambar 4.2 Nashrul Hakiem ............................................................................101

Gambar 4.3 Indra Munawar..............................................................................102

Gambar 4.4 Reza Alamsyah .............................................................................103

Gambar 4.5 Tri Kiswati Nur Hidayatullah .......................................................104

Gambar 4.6 Eri Rustamaji ................................................................................105

Gambar 4.7 Edo Abdullah Faqih ......................................................................106

xvi
Gambar 4.8 Isna Wirahmadayanti ....................................................................107

Gambar 4.9 Nurul Intan As Ramadhan ............................................................108

Gambar 4.10 Dian Kurniawan ...........................................................................109

Gambar 4.11 Raditya Pratama ...........................................................................109

Gambar 4.12 Fahmi Syaputra ............................................................................110

Gambar 4.13 Defi Oktafani ...............................................................................111

Gambar 4.14 Eko Saputro .................................................................................112

Gambar 4.15 Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Wawancara dan FGD.. 141

Gambar 4.16 Diagram Lingkaran Peranan Sistem ............................................143

Gambar 4.17 Diagram Lingkaran Status Kepuasan Pengguna..........................145

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif .........................33

Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif ................34

Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses Penelitian ....36

Tabel 2.4 Studi Literatur......................................................................................41

Tabel 2.5 Daftar Tema Penelitian........................................................................67

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian.............................................................70

Tabel 3.2 Daftar Narasumber Penelitian .............................................................78

Tabel 3.3 Analisis Peranan Sistem ......................................................................94

Tabel 3.4 Analisis Status Kepuasan Pengguna ...................................................95

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ......................................................................xx

Lampiran 2 Transkrip Wawancara dan Focus Group Discussion ............. xxiv

Lampiran 3 Tabel Analisis Data Wawancara dan FGD ............................. lxxiv

Lampiran 4 Stakeholder Sistem Informasi Akademik ............................... cxviii

Lampiran 5 Narasumber Penelitian ...............................................................cxxii

Lampiran 6 Dokumentasi ................................................................................... clv

Lampiran 7 Surat-surat Pendukung Penelitian ............................................ clxii

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Bab ini memaparkan tentang gambaran umum pelaksanaan penelitian yang

meliputi: latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, pertanyaan

penelitian, ruang lingkup dan batasan, metodologi penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan laporan. Selanjutnya, sub-sub bab tersebut akan

dipaparkan secara berurutan dan diakhiri dengan ringkasan bab.

1.2 Latar Belakang

Sistem informasi yang dihasilkan dari teknologi informasi telah merambah dan

berkontribusi positif pada berbagai sektor, mulai dari sektor pemerintahan, sektor

industri, dan sektor pendidikan. Pemanfaatan dalam sistem informasi dan

teknologi informasi dalam menyajikan kebutuhan akan informasi yang cepat,

andal dan akurat sangat perlu dilakukan. Penerapan teknologi informasi yang

selaras dengan proses atau strategi bisnis suatu organisasi akan meningkatkan

kinerja organisasi tersebut dan memberikan nilai tambah keunggulan kompetisi

dalam persaingan bisnis (Adityawarman, 2012).

Namun, jika tidak dikelola dengan baik penggunaan teknologi dapat

menimbulkan risiko yang berdampak negatif pada tingkat organisasi (Huda et al.,

2016). Selaras dengan pendapat tersebut, menurut Subiyakto et al. (2017) saat ini

1
sistem informasi sepertinya sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai senjata dalam

persaingan bisnis bagi organisasi, tetapi lebih dari itu. Sistem informasi telah

diindikasikan menjadi salah satu syarat utama kehidupan sebuah organisasi.

Bahkan tanpa bersaing sekalipun, pemanfaatannya sudah menentukan siklus

hidup organisasi karena tuntutan era ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini

sekarang.

Menurut Nyvang dalam Huda dan Hussin (2016) implementasi teknologi

informasi di perguruan tinggi bukanlah proses sepele. Namun demikian, sebuah

proses menuju sejumlah tantangan dan masalah. Maka dari itu dalam pemanfaatan

sistem informasi dan teknologi informasi tersebut membutuhkan investasi yang

tidak sedikit sehingga perlu harus dimanfaatkan secara optimal. Bukti empiris

menunjukkan bahwa investasi pada bidang teknologi informasi memberikan

kontribusi terhadap kinerja dan produktivitas suatu organisasi (Suzanto dan

Sidharta, 2015).

Kroenke dalam Kadir (2014), menyatakan bahwa sistem infomasi

memberikan nilai tambah terhadap produksi terhadap proses, produksi, kualitas,

manajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, serta keunggulan

kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis. Peningkatan

penggunaan sistem informasi juga tidak terlepas dari perhatian manajemen dalam

perusahaan terhadap betapa pentingnya manajemen informasi. Hal tersebut selaras

dengan pendapat Subiyakto et al. (2016) yang mengatakan, bahwa saat ini sistem

2
informasi telah menjadi peran penting dalam manajemen dan fungsi akademis

lembaga pendidikan tinggi di negara berkembang, seperti Indonesia.

Dalam perkembangannya saat ini banyak perguruan tinggi di Indonesia

memberikan pelayanan jasa terhadap mahasiswanya melalui peran sistem

informasi akademik. Sistem informasi akademik sangat penting dalam rangka

pemberian informasi akademik yang akurat dan jelas kepada mahasiswa. Dengan

demikian pihak perguruan tinggi perlu meningkatkan mutu akademik dan layanan

akademik sehubungan dengan kualitas layanan jasanya (Mulyawan dan Sidharta,

2014). Pemanfaatan sistem informasi akademik diperlukan sebagai sarana

penunjang kegiatan akademik seperti pengisian Kartu Rencana Studi (KRS),

jadwal perkuliahan, penginputan nilai dan berbagai hal yang berhubungan dengan

proses kelancaran pendidikan.

Sistem informasi akademik sangat bergantung dari komponen-komponen

dalam menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan

penggunanya. Kesenjangan yang terjadi dalam penggunaan sistem informasi

akademik terhadap perilaku pengguna sistem informasi tersebut akan

mengakibatkan tidak optimalnya penggunaan oleh pengguna (Suzanto dan

Sidharta, 2015). Oleh sebab itu penting untuk diketahui apakah sistem informasi

yang diterapkan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum, sehingga

akan terlihat keberhasilan penerapan suatu sistem informasi akademik pada

sebuah perguruan tinggi.

3
Menurut Guimaraes et al. (2003) keberhasilan sistem mempunyai tiga

komponen (tolak ukur), yaitu kualitas sistem, manfaat sistem, dan kepuasan

pengguna. Pendapat ini mengindikasikan bahwa, keberhasilan dalam

pengembangan sistem informasi terkait dengan pengguna ditentukan oleh sejauh

mana partisipasi yang ada dapat menyebabkan kepuasan pengguna. Sehingga akan

diketahui jangka waktu penggunaan sistem informasi tersebut.

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna perlu dilakukan penelitian

terhadap penerapan sistem informasi akademik, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem informasi

yang sudah digunakan. Dalam beberapa penelitian, sistem informasi dapat diteliti

dari sisi efektifitasnya. Namun dalam pelaksanaanya, efektivitas sistem informasi

sulit diukur secara langsung, hal tersebut menyebabkan banyak peneliti yang

beralih pada metode pengukuran tidak langsung, seperti metode kepuasan

pengguna (Itmamudin, 2016). Model pengukuran tidak langsung yang dapat

digunakan adalah pengukuran kepuasan sistem informasi pengguna akhir dengan

End-User Computing Satisfaction (EUCS) (Davis, 1989).

EUCS dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1988). EUCS digunakan

untuk mengukur kepuasan pengguna terhadap sistem informasi. Sistem informasi

suatu organisasi dapat diandalkan apabila memiliki kualitas yang baik dan mampu

memberikan kepuasan pada penggunanya. Dengan adanya kepuasan pengguna

tersebut maka akan timbul penerimaan (acceptance) pada sistem informasi yang

dipergunakan dalam organisasi tersebut. Kepuasan pengguna (user satisfaction)

4
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pengembangan sistem

informasi. Doll dan Torkzadeh mengembangkan instrumen EUCS yang meliputi

5 (lima) komponen yaitu terdiri dari isi (content), keakuratan (accuracy), bentuk

(format), kemudahan (ease of use) dan ketepatan waktu (timeliness).

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan

salah satu perguruan tinggi negeri yang telah memanfaatkan kemajuan teknologi

dengan menggunakan sistem informasi akademik yang berfungsi sebagai sarana

penyebaran informasi dan komunikasi serta menunjang kegiatan akademik

mahasiswa, dosen, staf, maupun pihak lain yang terlibat. Sistem informasi

akademik ini dikenal dengan Academic Information System (AIS). AIS adalah

sebuah sistem informasi berbasis web yang dibangun dengan tujuan untuk

pengorganisasian data akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara online.

Adapun pengorganisasian data yang dimaksud meliputi pengelolaan sistem

registrasi mahasiswa, sistem penjadwalan perkuliahan, pengelolaan Kartu

Rencana Studi (KRS) mahasiswa, validasi dosen Penasihat Akademik (PA),

pengorganisasian nilai mahasiswa, pendaftaran wisuda, serta informasi beasiswa

dan lainnya. Selain itu AIS juga memiliki sistem host-to-host, yakni layanan

secara real time antara bank dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jadi, pada

saat melakukan transaksi di bank selesai tidak perlu lagi validasi ke bagian

keuangan tapi bisa langsung mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) karena sudah

otomatis. AIS dapat diakses secara online melalui jaringan internet dengan

alamat: https://ais.uinjkt.ac.id.

5
Tahun 2006, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara efektif telah memiliki

dan mengaplikasikan teknologi tersebut melalui sebuah sistem jaringan yang

disebut Sistem Informasi Perguruan Tinggi (Simperti). Namun, dalam

perkembangannya, sistem itu belum berjalan optimal. Tahun 2009, Simperti

diubah menjadi Sistem Informasi Akademik (Academic Information System/AIS)

dan masih digunakan hingga saat ini. Sistem ini berada di bawah Unit Pelayanan

Terpadu (UPT) Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, sudah pernah

dilakukan evaluasi terkait dengan kepuasan pengguna AIS dengan

menggunakan metode EUCS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta namun dengan

pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian ini mencoba untuk melengkapi

hasil penelitian kuantitatif dengan pengujian secara kualitatif khususnya untuk

menggali data-data yang mungkin belum dipaparkan oleh penelitian kuantitatif.

Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa, dosen,

staf akademik pusat, staf keuangan pusat dan focus group discussion dengan

staf PUSTIPANDA, sistem ini sangat bermanfaat dan mendukung kegiatan

akademik mereka, tetapi terlepas dari itu masih terdapat beberapa

masalah/kendala yang sering terjadi pada AIS, seperti beberapa fungsi yang

belum berjalan maksimal/error, informasi yang ditampilkan kurang up to date,

server down yang mengakibatkan AIS tidak dapat diakses, dan lain- lain.

Beberapa hal tersebut cenderung membuat pengguna merasa kurang puas dalam

6
menggunakan sistem. Disisi lain, kepuasan pengguna (user satisfaction)

merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pengembangan sistem informasi

(Sugianto dan Tojib, 2015).

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian terkait kepuasan pengguna terhadap sistem informasi

akademik UIN Syaif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Evaluasi Kepuasan

Pengguna Sistem Informasi Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menggunakan Metode End-User Computing Satisfaction”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan sumber dari beberapa literatur dapat diidentifikasikan bahwa

pengguna merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan

penerapan suatu sistem atau teknologi. Kepuasan pengguna didefinisikan sebagai

seberapa jauh sistem memenuhi atau melampaui harapan pengguna (Jiménez-

Zarco et al., 2015). Dari uraian latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa AIS

sangat bermanfaat dan mendukung kegiatan akademik, namun masih terdapat

beberapa masalah/kendala yang sering terjadi pada AIS. Untuk meningkatkan

mutu akademik dan layanan akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka

sistem informasi akademik yang telah berjalan akan terasa cukup membantu

apabila didasari dari kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi

tersebut, maka kepuasan pengguna menjadi suatu hal yang penting untuk

dimengerti dan dievaluasi secara tepat. Salah satu caranya adalah melalui

7
pengukuran kepuasan pengguna, dengan cara memahami kepuasan pengguna AIS

dan mengeksplorasi faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, kebanyakan

evaluasi terkait dengan kepuasan pengguna dilakukan dengan pendekatan

penelitian kuantitatif, namun penelitian ini mencoba untuk melengkapi hasil

penelitian kuantitatif dengan pengujian secara kualitatif khususnya untuk

menggali data-data yang mungkin belum dipaparkan oleh penelitian kuantitatif.

Harapannya dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan masukan

kepada manajemen PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

perbaikan dan pengembangan sistem di masa depan.

1.4 Tujuan dan Sasaran

1.4.1 Tujuan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam sub bab latar belakang

sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1) Mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

pengguna terhadap AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2) Memahami status kepuasan pengguna AIS UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta saat ini.

8
1.4.2 Sasaran

Merujuk pada tujuan penelitian diatas, sasaran pelaksanaan penelitian ini adalah:

1) Dipahaminya faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna

AIS berdasarkan hubungan model EUCS;

2) Dipahaminya status kepuasan pengguna AIS berdasarkan persepsi

mahasiswa, dosen, staf akademik pusat, staf keuangan pusat dan staf

PUSTIPANDA di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5 Pertanyaan Penelitian

Merujuk kepada tujuan dan sasaran penelitian, maka pertanyaan penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

pengguna AIS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

2. Bagaimana memahami status kepuasan pengguna AIS berdasarkan

persepsi penggunanya?

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan

Adapun ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Penelitian ini dilakukan terhadap Sistem Informasi Akademik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang dikelola oleh PUSTIPANDA UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada April 2017 sampai November 2017.

9
2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengevaluasi

kepuasan pengguna sistem informasi akademik yang melibatkan

mahasiswa, dosen, staf akademik pusat, staf keuangan pusat, dan staf

PUSTIPANDA di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3) Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dengan

metode End-User Computing Satisfaction (EUCS) yang diadopsi dan

dimodifikasi dari model yang dikembangkan oleh Doll dan

Torkzadeh (1988) dan dilengkapi dengan faktor security, mengingat

pentingnya faktor keamanan yang ditemukan dilapangan (Fitriyani et

al., 2016; Chin dan Vaezi, 2015; Montesdioca dan Macada, 2015;

Pavlou dan Chellappa, 2001) serta menggunakan MS Word 2013

dan MS. Excel 2013 sebagai media pengolah data (Lemmer et al.,

1999; Renner dan Taylor-Powell, 2003; Swallow et al., 2003; Hyde

dan Maier, 2006; Avery dan Meyer, 2007; Meyer dan Avery, 2009;

Smith dan Firth, 2011; Bree et al., 2014; DeFelice dan Janesick,

2015; Saldaña, 2015; Bree dan Gallagher, 2016; Ose, 2016).

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu data

yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal

dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, memo, dan dokumen

resmi lainnya (Moleong, 2013). Metode ini diterapkan untuk melihat dan

10
memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga berdasarkan

fakta yang tampil secara apa adanya (Flick, 2014). Untuk memahami apa yang di

teliti maka sebagai upaya untuk menjadikan penelitian tersebut baik, perlu adanya

materi-materi yang diperoleh dari pustaka-pustaka lainnya. Studi literatur

merupaka hal yang penting dalam penelitian kualitatif. Kegiatan ini berkaitan

dengan telaah atas teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena dan

telaah penelitian sebelumnya untuk menunjukkan keterkaitan yang sedang

dilakukan dengan yang telah dilakukan (Chariri, 2009).

Setelah melakukan studi literatur, pengumpulan data dilanjutkan dengan

observasi. Observasi kualitatif bebas meneliti konsep-konsep dan kategori pada

setiap peristiwa selanjutnya memberi makna pada subjek penelitian atau amatan

(Denzin dan Lincoln, 2009). Setelah melakukan observasi, selanjutnya peneliti

melakukan wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dari yang di wawancarai (interviewee)

yang memberikan atas itu (Moleong, 2013).

Kemudian pengumpulan data dilanjutkan dengan focus group discussion

(FGD). Menurut Kitzinger dan Barbour, Focus Group Discussion (FGD) adalah

melakukan eksplorasi suatu isu/fenomena khusus dari diskusi suatu kelompok

individu yang berfokus pada aktivitas bersama diantara para individu yang terlibat

didalamnya untuk menghasilkan suatu kesepakatan bersama (Kamberelis dan

Dimitriadis, 2013). Metode FGD memiliki karakteristik jumlah peserta yang

11
cukup bervariasi untuk satu kelompok diskusi. Satu kelompok diskusi dapat

terdiri dari 4 sampai 8 peserta (Bedford dan Burgess, 2001; Cronin, 2001 dalam

Doody, 2013) atau 6 sampai 10 peserta (Bloor et al., 2001; Cameron, 2005 dalam

Doody, 2013). Setelah mendapatkan informasi melalui observasi dan wawancara,

akan lebih dapat dipercaya bila didukung oleh autobiografi dari informan, atau

bisa juga dengan gambar, tulisan, atau juga karya-karya monumental lainnya

(Sugiyono, 2014).

1.8 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengeksplorasi tema

kepuasan pengguna sehingga menghasilkan data-data yang mungkin

belum dipaparkan pada penelitian sebelumnya sebagai alternatif bagi

peneliti selanjutnya atau pihak lain dalam memahami kepuasan

pengguna sistem.

2) Secara metodologi, penelitian ini diharapkan dapat mendorong

pemanfaatan metode kualitatif untuk penyusunan skripsi khususnya

di Program Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3) Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi para pengambil kebijakan terkait, khususnya

pihak PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

rencana pengembangan sistem informasi akademik mendatang.

12
1.9 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi dalam lima bab, meliputi pendahuluan,

kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil analisis dan interpretasi, dan penutup.

Berikut adalah penjelasan singkat lima bab tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

dan sasaran, pertanyaan penelitian, ruang lingkup dan batasan,

metodologi penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori terkait landasan pelaksanaan penelitian,

meliputi teori kepuasan pengguna, teori sistem informasi akademik,

teori end-user computing satisfaction, teori keamanan sistem informasi,

teori konsep dasar kualitatif, metode pengumpulan data, metode analisis

data, pengembangan model dan tema penelitian yang digunakan untuk

mendukung teori-teori dalam penelitian ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memaparkan secara metodis proses penelitian, mencakup

penjelasan-penjelasan tentang pendekatan penelitian, prosedur

penelitian, keabsahan data, tempat dan waktu penelitian, narasumber,

teknik analisis data penelitian, alat analisis data penelitian serta

instrumen penelitian. Tujuannya secara tidak langsung memberikan

13
gambaran tentang ruang lingkup dan batasan penelitian kepada para

pembaca.

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

Bab ini memaparkan profil narasumber, hasil analisis, interpretasi dan

diskusi hasil penelitian. Analisis data dilakukan terhadap data yang

berhasil dikumpulkan sebelumnya menggunakan perangkat lunak

kemudian diolah dengan menggunakan MS. Word 2013 dan MS. Excel

2013. Selanjutnya, interpretasi dan diskusi dilakukan dengan merujuk

kepada basis teori sebelumnya.

BAB 5 PENUTUP

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran atas hasil

pelaksanaan penelitian terutama terkait dengan aspek penggunaan dan

kelanjutan bagi kajian-kajian selanjutnya.

1.12 Ringkasan

Pentingnya peranan sistem informasi akademik di perguruan tinggi untuk

meningkatkan mutu akademik dan layanan akademik di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, maka sistem informasi akademik yang telah berjalan akan

terasa cukup membantu apabila didasari dari kenyamanan pengguna dalam

menggunakan sistem informasi tersebut sehingga mencapai kepuasan pengguna

sistem. Ini menjadi fakta menarik dalam melakukan penelitian, untuk

mengeksplorasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna

14
akhir dan memahami status kepuasan pengguna sistem informasi akademik saat

ini. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan

data menggunakan studi literatur, observasi, wawancara, FGD, dan dokumen

dengan mahasiswa, dosen, staf akademik pusat, staf keuangan pusat dan staf

PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai partisipan.

15
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan pelaksanaan

penelitian seperti teori evaluasi kepuasan pengguna, teori sistem informasi

akademik, teori end-user computing satisfaction, faktor keamanan dalam sistem

informasi, konsep dasar kualitatif, metode pengumpulan data, teori keabsahan

data, metode analisis data, pengembangan model dan tema penelitian, dan teori-

teori lain yang terkait. Selanjutnya, teori-teori tersebut akan dijelaskan dalam bab

ini secara berurutan dan diakhiri dengan ringkasan.

2.2 Evaluasi Kepuasan Pengguna

2.2.1 Definisi Evaluasi

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa

Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah

value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai (Wulan

dan Rusdiana, 2015).

Edwind Wandt dan Gerald W. Brown dalam Wulan dan Rusdiana (2015)

mengatakan bahwa, “evaluation refer to the act or process to determining the

value of something”. Menurut definisi ini, istilah evaluasi itu merupakan suatu

proses untuk menetukan nilai dari sesuatu. Selaras dengan pendapat tersebut,

16
menurut Newcomer et al. (2015) evaluasi merupakan penilaian sistematis

terhadap operasi dan/atau hasil dari sebuah program atau kebijakan, dibandingkan

dengan serangkaian standar eksplisit atau implisit, sebagai sarana untuk

berkontribusi terhadap peningkatan program atau kebijakan. Wysong dalam

Wulan dan Rusdiana (2015), mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk

menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk

mempertimbangkan suatu keputusan. Tujuan diadakannya evaluasi terhadap

sistem informasi adalah dapat menentukan kemampuan sistem mencapai

tujuannya (Weber dalam Newcomer, 2015). Dengan adanya sistem informasi

yang efektif, diharapkan pengguna sistem informasi menjadi puas.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan evaluasi adalah

pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu melalui proses yang sistematis untuk

mengukur sejauh mana keberhasilan suatu program.

2.2.2 Definisi Kepuasan

Menurut Irawan dalam Aini (2016) kepuasan atau satisfaction adalah kata dari

bahasa latin, yaitu statis yang berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to

do atau melakukan. Jadi, produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk

dan jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai

tingkat cukup. Sabran (2013) mengatakan bahwa kepuasan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja

(hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan.

17
Dalam penelitiannya, Kotler mengatakan bahwa kepuasan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya

terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk dan harapannya. Kinerja adalah

tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu (dalam Aini, 2016). Hal

ini senada dengan yang diungkap Tjiptono dalam Kristiawan (2016) kepuasan

adalah tingkat perasaan seseorang dengan membandingkan kinerja atau hasil yang

dirasakan dengan yang diharapkannya.

Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kepuasan

adalah suatu keadaan dalam diri seseorang maupun kelompok yang telah berhasil

mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkannya sesuai dengan usaha

yang dilakukan.

2.2.3 Definisi Kepuasan Pengguna

Menurut Doll dan Torkzadeh dalam Sugianto dan Tojib (2015) kepuasan

pengguna akhir adalah sikap afektif terhadap aplikasi komputer yang spesifik oleh

seseorang yang berinteraksi dengan aplikasi tersebut secara langsung. Kepuasan

pengguna didefinisikan sebagai seberapa jauh sistem memenuhi atau melampaui

harapan pengguna (Jiménez-Zarco et al., 2015). Menurut Chin dan Lee (2000),

kepuasan pengguna akhir sistem informasi adalah sebagai evaluasi afektif

keseluruhan pengguna akhir mengenai pengalamannya terkait dengan sistem

informasi. Sejalan dengan itu, penelitian Amoako dan Gyampah dalam Sebayang

dan Tarigan (2009) mengkategorikan kepuasan pengguna informasi tentang

ketersediaan informasi yakni integrasi data, akurasi data, waktu, kendala

18
informasi, dan perbaikan sistem informasi yang terus menerus. Kepuasan

pengguna juga didefinisikan sebagai penilaian yang sangat pribadi yang sangat

dipengaruhi oleh harapan individu (Arshad et al., 2015).

Dari beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa kepuasan

pengguna adalah penilaian tentang seberapa jauh pengguna merasa puas dalam

menggunakan sistem informasi.

2.2.4 Definisi Evaluasi Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna mewakili pandangan interaksi pengguna dengan sistem.

Namun pada akhirnya pengguna yang memutuskan apakah akan menggunakan

sistem tersebut atau tidak, bahkan ketika sistem berhasil menyelesaikan tugas

dengan baik (Ultes et al., 2017).

Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi

kepuasan pengguna merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan sistem informasi mempengaruhi tingkat kepuasan

pengguna saat menggunakan sistem tersebut dengan membandingkan antara

kesannya terhadap kinerja sistem dan harapan pengguna.

2.3 Sistem Informasi Akademik

2.3.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi

informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi

informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir,

19
2014). Selaras dengan pengertian tersebut, Laudon dalam Suzanto dan Sidharta

(2015) mengatakan bahwa sistem informasi adalah komponen-komponen yang

saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses,

menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan

keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas di

dalam perusahaan. Menurut pandangan Alter dalam Buku Pengenalan Sistem

Informasi oleh Kadir (2014) menjelaskan definisi sistem informasi melalu

Gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1 Definisi Sistem Informasi


(Diadaptasi dari Alter, 1992 dalam Kadir, 2014)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi

antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang

20
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Menurut Sutabri

(2015) sistem informasi adalah suatu sistem yang didalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi yang

bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk

menyediakan kepada pihak luar tentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Pendapat tersebut selaras dengan Subiyakto (2017) yang mengatakan bahwa

definisi sistem informasi ini bukan hanya tentang entitas teknologi, sistem

informasi juga tentang domain manajerial dan organisasi

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

merupakan kumpulan dari komponen (manusia, komputer, dan teknologi

informasi) yang saling berhubungan satu sama lain dan menghasilkan suatu

informasi kepada pengguna.

2.3.2 Definisi Sistem informasi Akademik

Akademik adalah program dalam sistem persekolahan yang hanya

mempersiapkan sejumlah mata pelajaran yang diperuntukkan bagi siswa yang

ingin melanjutkan studi. Akademik adalah lembaga pendidikan tinggi kurang

lebih tiga tahun lamanya yang mendidik tenaga profesi (KBBI, 2016).

Sistem informasi akademik merupakan sekumpulan elemen-elemen baik

fisik maupun non fisik dan prosedur yang saling berhubungan satu sama lain

menjadi satu kesatuan dan bekerja sama untuk mengolah data akademik di sebuah

lembaga pendidikan menjadi informasi yang berguna bagi pemakainya (Mutia,

2014). Selaras dengan itu, menurut Sutabri (2012) sistem informasi akademik

21
merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu sama lain

dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan yaitu mengolah data

menjadi informasi yang diperlukan oleh pengguna informasi sehubungan dengan

kegiatan akademik.

2.4 End-User Computing Satisfaction

2.4.1 Definisi End-User Computing Satisfaction

Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam

disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi

telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi dimana pengguna akhir

telah menganggap penggunaan dari sistem informasi (misalnya kepuasan) dan

juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini (Pratama et al., 2012).

End-User Computing Satisfation (EUCS) ini dikembangkan oleh Doll dan

Torkzadeh yang menekankan kepuasan pengguna akhir terhadap aspek teknologi

berdasarkan isi, keakuratan, format, waktu, dan kemudahan pengguna. EUCS

adalah metode untuk mengukur tingkat kepuasan dari pengguna suatu sistem

aplikasi dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan dari sebuah sistem

informasi. Definisi EUCS dari sebuah sistem informasi adalah evaluasi secara

keseluruhan dari para pengguna sistem informasi yang berdasarkan pengalaman

mereka dalam menggunakan sistem tersebut (Doll dan Torkzadeh, 1991).

22
2.4.2 Dimensi End-User Computing Satisfaction

Dimensi dalam End-User Computing Satisfation (EUCS) menurut Doll dan

Torkzadeh ada lima yaitu isi (content), keakuratan (accuracy), format (format),

waktu (timeliness) serta kemudahan dalam menggunakan sistem (ease of use).

Gambar 2.2 Model Evaluasi EUCS (Sumber: Arthur et al., 2008)

Berikut ini penjelasan tiap dimensi yang diukur dengan metode EUCS

menurut Doll dan Torkzadeh (Arthur et al., 2008):

1) Content (Isi). Dimensi ini menjelaskan ukuran kepuasan pengguna

akhir dengan meilhat isi dari suatu sistem informasi, dimana isi

meliputi modul atau fungsi-fungsi tertentu yang memiliki tujuan

yang spesifik (Marakarkandy dan Yajnik, 2013). Isi dalam sebuah

sistem informasi haruslah sesuai dengan kebutuhan pengguna serta

23
memiliki informasi terbaru. Hal ini dikarenakan semakin lengkap

sebuah informasi maka dapat meningkatkan kepuasan pengguna

(Arthur et al., 2008).

2) Accuracy (Keakuratan). Keakuratan yang dimaksud di sini adalah

ketepatan sistem dalam mengolah input serta menghasilkan sebuah

informasi. Untuk mengecek apakah sebuah sistem memiliki tingkat

keakurasian yang baik, dapat dilihat dari jumlah error yang

dihasilkan ketika mengolah data (Arthur et al., 2008).

3) Format (Format). Dimensi ini mengukur kepuasan pengguna akhir

dalam menilai tampilan dan estetika dari antarmuka sistem.

Tampilan yang menarik serta kemudahan dalam memahami dan

menggunakan antar muka dapat meningkatkan kepuasan pengguna

akhir dan dapat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas pengguna

(Arthur et al., 2008).

4) Ease of Use (kemudahan dalam menggunakan sistem). Kemudahan

dalam menggunakan sistem merupakan hal yang penting

(Marakarkandy dan Yajnik, 2013). Hal ini dikarenakan kemudahan

dalam menggunakan sistem meliputi keseluruhan proses dari awal

sampai akhir yang terdiri dari proses memasukkan data, mengolah

dan mencari informasi serta menampilkan data akhir yang akan

digunakan oleh pengguna akhir (Arthur et al., 2008).

24
5) Timeliness (ketepatan waktu). Timeliness atau ketepatan waktu

dalam menyajikan atau menyediakan informasi menjadi salah satu

indikator kepuasan pengguna. Semakin cepat sebuah sistem

mengolah input dan menghasilkan output dapat dijadikan tolak ukur

penilaian apakah sistem tersebut tepat waktu atau real time (Arthur

et al., 2008).

2.5 Faktor Keamanan dalam Sistem Informasi

Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam

pengoperasian sistem informasi sebagai bentuk pencegahan ancaman terhadap

sistem serta untuk mendeteksi dan memperbaiki akibat kerusakan sistem. Sejalan

dengan hal itu menurut Fitriyani et al. (2016), faktor keamanan dalam penggunaan

sistem adalah elemen penting yang harus dijaga dan ditingkatkan oleh suatu

perusahaan dalam rangka mempertahankan kontinuitas teknologi. Selaras dengan

pendapat diatas, Chin dan Vaezi (2015) mengemukakan pentingnya mengukur

kepuasan pengguna terhadap keamanan sistem informasi, karena keamanan sistem

informasi telah lama ditemukan untuk mempengaruhi kepuasan pengguna dengan

sistem informasi. Hasil survei nasional mengenai keamanan dan privasi

menunjukkan bahwa organisasi AS melaporkan 65% pengurangan kepuasan

pelanggan karena pelanggaran keamanan sistem informasi (Technologies dalam

Chin dan Vaezi, 2015).

Dalam penelitian Montesdioca dan Macada (2015) memperkenalkan

model kepuasan pengguna dengan sistem informasi praktik keamanan (kebijakan

25
keamanan dan pelatihan) yang diterapkan oleh organisasi Brasil. Model mereka

menyatakan bahwa persepsi pengguna terhadap kinerja sistem informasi dan rasio

effort-benefit mempengaruhi pengguna kepuasan dengan praktik keamanan sistem

informasi. Pavlou dan Chellappa (2001) juga mengatakan bahwa keamanan

merupakan faktor yang relevan dan perlu dipertimbangkan didalam pengukuran

kepuasan sistem informasi berbasis web, hal ini dikarenakan rentannya kejahatan

dalam dunia maya yang dikenal dengan istilah cyber crime. Keamanan sistem

informasi adalah segala bentuk mekanisme yang harus dijalankan dalam sebuah

sistem yang ditujukan agar sistem tersebut terhindar dari segala ancaman yang

membahayakan keamanan data informasi dan keamanan pelaku sistem (ISO,

2008).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keamanan sebuah sistem

informasi merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Masalah tersebut penting

karena jika sebuah informasi dapat diakses oleh orang yang tidak berhak, maka

keakuratan informasi tersebut akan diragukan dan akan menjadi sebuah informasi

yang menyesatkan, serta akan mengurangi kepuasan pengguna dalam

mengoperasikan suatu sistem.

2.5.1 Tujuan Keamanan dalam Sistem Informasi

Fitriyani et al. (2016) mengatakan bahwa faktor keamanan dalam penggunaan

sistem adalah elemen penting yang harus dijaga. Dalam Paryati (2008)

menyebutkan bahwa sistem keamanan informasi (information security) memiliki

empat tujuan yang sangat mendasar adalah:

26
1) Kerahasiaan (Confidentiality)

Informasi pada sistem komputer terjamin kerahasiaannya, hanya

dapat diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi, keutuhan serta

konsistensi data pada sistem tersebut tetap terjaga. Sehingga upaya

orang-orang yang ingin mencuri informasi tersebut akan sia-sia.

2) Ketersediaan (Availability)

Menjamin pengguna yang sah untuk selalu dapat mengakses

informasi dan sumberdaya yang diotorisasi. Untuk memastikan

bahwa orang-orang yang memang berhak untuk mengakses

informasi yang menjadi haknya.

3) Integritas (Integrity)

Menjamin konsistensi dan menjamin data tersebut sesuai dengan

aslinya, sehingga upaya orang lain yang berusaha merubah data akan

segera dapat diketahui.

4) Penggunaan yang sah (Legitimate Use)

Menjamin kepastian bahwa sumberdaya tidak dapat digunakan oleh

orang yang tidak berhak.

2.5.2 Komponen Keamanan dalam Sistem Informasi

Ancaman terhadap sistem informasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu ancaman aktif

dan ancaman pasif (Paryati, 2008):

1) Ancaman Aktif

a. Pencurian data

27
Jika informasi penting yang terdapat dalam database dapat

diakses oleh orang yang tidak berwenang maka hasilnya dapat

kehilangan informasi atau uang.

b. Penggunaan sistem secara ilegal

Orang yang tidak berhak mengakses informasi pada suatu

sistem yang bukan menjadi hak-nya, dapat mengakses sistem

tersebut.

c. Penghancuran data secara ilegal

Orang yang dapat merusak atau menghancurkan data atau

informasi dan membuat berhentinya suatu sistem operasi

komputer.

d. Modifikasi secara ilegal

Perubahan-perubahan pada data ata informasi dan perangkat

lunak secara tidak disadari. Jenis modifiksi yang membuat

pemilik sistem menjadi bingung karena adanya perubahan

pada data dan perangkat lunak disebabkan oleh program

aplikasi yang merusak (malicious sofware).

2) Ancaman Pasif

a. Kegagalan sistem

Kegagalan sistem atau kegagalan software dan hardware dapat

menyebabkan data tidak konsisten, transaksi tidak berjalan

dengan lancar sehingga data menjadi rusak

28
b. Kesalahan manusia

Kesalahan pengoperasian sistem yang dilakukan oleh manusia

dapat mengancam integritas sistem dan data.

c. Bencana alam

Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, hujan

badai merupakan faktor yang tidak terduga yang dapat

mengancam sistem informasi sehingga mengakibatkan sumber

daya pendukung sistem informasi menjadi luluh lantah dalam

waktu yang singkat.

2.6 Konsep Dasar Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu yang

ada dalam kehidupan riil (alamiah) dengan maksud menginvestigasi dan

memahami fenomena apa yang terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya.

Jadi riset kualitatif adalah berbasis pada konsep “going exploring” yang

melibatkan in-depth and case-oriented study atas sejumlah kasus atau kasus

tunggal (Finlay dalam Chariri, 2009). Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong

(2013), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan,

manusia, kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

dalam bahasa dan peristilahannya. Selain itu menurut Bogdan dan Taylor

menegaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

29
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati (Salam dan Aripin, 2006).

Menurut pandangan Strauss dan Corbin dalam Rahmat (2009), yang

dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan

prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).

Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan

empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, riwayat hidup,

wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual yang

menggambarkan momen rutin dan problematis, serta maknanya dalarn kehidupan

individual dan kolektif (Denzim dan Lincoln dalam Rahmat, 2009). Tujuan utama

penelitian kualitatif adalah membuat fakta mudah dipahami (understandable) dan

kalau memungkinkan (sesuai modelnya) dapat menghasilkan hipotesis baru

(Finlay dalam Chariri, 2009). Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan kepada

proses tidak semata-mata kepada hasil (Moleong, 2013). Penelitian kualitatif

memiliki berbagai model tidak hanya studi kasus. Pemilihan model penelitian

kualitatif tergantung pada sudut pandang yang digunakan peneliti dan tujuan

penelitian. Gambar 2.3 menunjukkan model penelitian kualitatif menurut

Searcy and Mentzer dalam Chariri (2009).

Tidak hanya itu, Creswell (2014) mendefinisikan metode penelitian

kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan

memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut peneliti

mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan

30
umum dan agak luas. Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian

dikumpulkan. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian dianalisis.

Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam

bentuk tema-tema. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk

menangkap arti yang terdalam. Sesudahnya peneliti membuat permenungan

pribadi (self-reflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuan

lain yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan

dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tersebut agak fleksibel karena tidak ada

ketentuan bakutentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian kualitatif.

Tentu saja hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan,

pemikiran, dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu, sebagian orang

menganggap penelitian kualitatif agak bias karena pengaruh dari peneliti sendiri

dalam analisis data (Semiawan, 2010).

Kata ‘partisipan’ dalam metode kualitatif juga bermakna dinamis. Hal itu

berarti bahwa informasi dari peserta penelitian dapat saja mengubah arah

penelitian. Ini terjadi misalnya karena praduga atau asumsi peneliti ternyata tidak

sesuai dengan apa yang disampaikan oleh partisipan, dan karena tujuan metode

kualitatif mencari makna pengalaman partisipan maka arah penelitian harus

disesuaikan dengan masukan dari narasumber (Semiawan, 2010). Metode

kualitatif memperlakukan partisipan benar-benar sebagai subjek dan bukan objek.

Di sinilah partisipan menemukan dirinya sebagai yang berharga karena

informasinya sangat bermanfaat.

31
Gambar 2.3 Model Penelitian Kualitatif
(Sumber: Searcy dan Mentzer dalam Chariri, 2009)

Setiap studi kualitatif adalah unik. Pendekatan analisisnya juga unik. Hal

ini sangat tergantung pada keahlian, insight, training, dan kemampuan peneliti.

Faktor kemampuan manusia dari peneliti sangat besar dan sekaligus juga

kelemahan yang besar. Hasil penelitiannya bisa jadi sangat baik karena

pengalaman dan pengetahuan luas yang dimiliki oleh peneliti. Tetapi juga

hasilnya bisa dangkal, karena pengetahuan dan pengalaman peneliti yang sangat

kurang dan dangkal. Analisis data penelitian kualitatif mengatur secara sistematis

bahan hasil wawancara dan observasi, menafsirkannya dan menghasilkan suatu

pemikiran, pendapat, teori atau gagasan yang baru. Inilah yang disebut hasil

temuan atau findings. Findings dalam analisis kualitatif berarti mencari dan

32
menemukan tema, pola, konsep, insights dan understanding (Semiawan, 2010).

Disebut pola atau tema karena dari sejumlah besar informasi partisipan, ada

ungkapan-ungkapan yang sama yang selalu muncul. Pola dan tema ini kemudian

dikonfrontasi dengan melihat penelitian-penelitian, atau pemikiran-pemikiran

sebelumnya, entah dalam jurnal atau buku-buku ilmiah lainnya (Raco, 2010).

2.6.1 Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Perbandingan

Kebutuhan akan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode

ataupun teknik melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat

dicapai hasil yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah

ditentukan sebelumnya. Dalam bab ini akan memberikan ulasan singkat mengenai

pengertian dasar dari kedua pendekatan tersebut.

1) Perbedaan aksioma antara kualitatif dan kuantitatif

Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif


(Sumber: Sugiyono, 2008)

Aksioma Dasar Kualitatif Kuantitatif


Dapat diklasifikasi,
Ganda, holistik, dinamis, hasil
Sifat realitas konkrit, teramati,
konstruksi dan pemahaman.
terukur.
Hubungan peneliti Interaktif dengan sumber data Independen, supaya
dengan yang diteliti supata memperoleh makna. terbangun obyektivitas.
Hubungan variabel Timbal balik/interaktif. Sebab-akibat (kausal).
Transferability (hanya mungkin
Kemungkinan Cenderung membuat
dalam ikatan konteks dan
generalisasi generalisasi.
waktu).
Terikat nilai-nilai yang dibawa
Peranan nilai Cenderung bebas nilai.
peneliti dan sumber data.

33
2) Perbedaan karakteristik metode kualitatif dan kuantitatif

Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif


(Sumber: Sugiyono, 2008)

No. Karakteristik Kualitatif Kuantiatif


a. Spesifik, jelas, rinci.
a. Umum
b. Ditentukan secara
b. Fleksibel
mantap sejak awal.
1. Desain c. Berkembang dan
c. Menjadi pegangan
muncul dalam proses
langkah demi
penelitian.
langkah.
a. Menemukan pola
a. Menunjukkan
hubungan yang bersifat
hubungan antar
interaktif.
variabel.
b. Menemukan teori.
2. Tujuan b. Menguji teori.
c. Menggambarkan
c. Mencari generalisasi
realitas yang kompleks.
yang mempunyai
d. Memperoleh
nilai prediktif.
pemahaman makna.
a. Participant
a. Kuesioner.
Teknik observation.
b. Observasi dan
3. Pengumpulan b. In depth interview.
wawancara
Data c. Dokumentasi.
terstruktur.
d. Triangulasi.
a. Peneliti sebagai
a. Test, angket,
instrumen (human
wawancara
Instrumen instrument).
4. terstruktur.
Penelitian b. Buku catatan, tape
b. Instrumen yang telah
recorder, kamera,
terstandar.
handycam, dll
a. Deskriptif kualitatif. a. Kuantitatif.
b. Dokumen pribadi, b. Hasil pengukuran
catatan lapangan, variabel yang
5. Data
ucapan dan tindakan dioperasikan dengan
partisipan, dokumen, menggunakan
dll. instrumen.
e. Besar.
a. Kecil.
f. Representatif.
b. Tidak representatif.
g. Sedapat mungkin
6. Sampel c. Purposive, snowball.
random.
d. Berkembang selama
h. Ditentukan sejak
penelitian.
awal.
7. Analisis a. Terus-menerus sejak a. Setelah selesai
34
awal penelitian sampai pengumpulan data.
akhir penelitian. b. Deduktif.
b. Induktif. c. Menggunakan
c. Mencari pola, model, statistik untuk
tema, teori. menguji hipotesis.
a. Empati, akrab, supaya
a. Dibuat berjarak,
memperoleh
bahkan sering tanpa
pemahaman yang
kontak supaya
mendalam.
obyektif.
Hubungan b. Kedudukan sama
b. Kedudukan peneliti
8. dengan bahkan sebagai guru,
lebih tinggi dari
Responden konsultan.
responden.
c. Jangka lama, sampai
c. Jangka pendek
datanya jenuh dan dapat
sampai hipotesis
ditemukan hipotesis
dapat dibuktikan.
atau teori.
a. Singkat, umum dan
bersifat sementara.
b. Literatur yang
a. Luas dan rinci.
digunakan bersifat
b. Literatur yang
sementara, tidak
berhubungan dengan
menjadi pegangan
masalah, dan variabel
utama.
yang diteliti.
c. Prosedur bersifat
c. Prosedur yang
umum.
spesifik dan rinci
d. Masalah bersifat
langkah-langkahnya.
9. Usulan Desain sementara dan akan
d. Masalah dirumuskan
ditemukan setelah studi
dengan spesifik dan
pendahuluan.
jelas.
e. Tidak dirumuskan
e. Hipotesis dirumuskan
hipotesis karena justru
dengan jelas.
akan menemukan
f. Ditulis secara rinci
hipotesis.
dan jelas sebelum
f. Fokus penelitian
terjun ke lapangan.
ditetapkan setelah
diperoleh data awal dari
lapangan.
Kapan
Setelah semua kegiatan
penelitian Setelah tidak ada data yang
10. yang direncanakan dapat
dianggap dianggap baru.
diselesaikan.
selesai?
Kepercayaan Pengujian kredibilitas,
Pengujian validitas dan
11. terhadap Hasil dependabilitas, proses dan
reabilitas instrumen.
Penelitian hasil penelitian

35
3) Perbedaan kualitatif dan kuantitatif dilihat dari proses penelitian

Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses


Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2008)

Kualitatif Kuantiatif
Linear, langkah-langkahnya
Sirkuler, prosesnya adalah:
jelas, yaitu:
a. Tahap orientasi/deskripsi (apa yang dilihat,
a. Rumusan masalah.
didengar, dirasakan, dan ditanyakan).
b. Berteori.
b. Tahap reduksi/fokus (mereduksi informasi
c. Berhipotesis.
yang diperoleh pada tahap pertama).
d. Mengumpukan data.
c. Tahap seleksi (menguraikan fokus yang telah
e. Analisis data.
ditetapkan menjadi lebih rinci).
f. Kesimpulan dan saran.

Menurut Raco (2010) memilih topik bagi metode kualitatif dianjurkan

bila: (1) masalah belum jelas; (2) untuk mengetahui lebih dalam dibalik angka-

angka yang disajikan; (3) untuk mengetahui interaksi sosial yang tidak dapat

diungkapkan dengan angka-angka; (4) untuk mengerti perasaan, pendapat orang

lain; (5) untuk mengembangkan suatu teori. Baik metode kuantitatif maupun

kualitatif harus memilih topik. Topik tersebut haruslah dipersempit.

Metode kualitatif beranggapan bahwa manusia selalu dalam proses

menjadi dan berkembang, dan hal ini berlaku juga bagi setiap ilmu kemanusiaan

yang selalu berada dalam proses berkembang. Itu berarti bahwa dapat terjadi teori

yang pernah ada diperjelas atau dibatalkan oleh teori baru. Teori dalam tradisi

kualitatif berarti mencari gagasan, ide atau pendapat yang ditulis oleh para ahli

yang ada dalam buku, jurnal dan lain-lain. Jadi teori dalam tradisi kualitatif

dipakai sebagai konfirmasi awal bahwa terdapat bukti tertulis ilmiah bahwa topik

ini pernah dipelajari dan diteliti, tetapi pada tempat dan waktu yang berbeda,

36
orang-orang yang berbeda, situasi yang berbeda, dan konteks yang berbeda

(Semiawan, 2010). Serupa dengan pendapat tersebut, Raco (2010) menyatakan

bahwa keterbatasan teori dalam metode kualitatif tidak menjadi kendala dalam

penentuan masalah penelitian, karena metode ini sangat mengandalkan masukkan,

informasi, dan cerita dari partisipan yang menjadi acuan analisis data.

Hal ini berbeda dalam tradisi kuantitatif yang menempatkan teori sebagai

unsur utama penelitian. Seorang peneliti kuantitatif harus sejak awal yakin bahwa

masalah penelitiannya ada teori pendukung. Tradisi kuantitatif adalah konfirmasi

atas suatu teori maksudnya bahwa harus ada kepastian adanya teori yang

mendasari penelitian tersebut. Tanpa adanya pendasaran teoritis akan sulit

membangun dan mengembangkan suatu penelitian kuantitatif. Permasalahannya

terkadang terjadi bahwa teori yang dipakai tidak sesuai dengan konteks, tempat,

waktu, dan subjek penelitian (Semiawan, 2010).

Tapi kesamaan antara tradisi kuantitatif dan kualitatif yaitu bahwa

keduanya membahas tinjauan pustaka diawal penelitian. Tujuan pembahasan teori

di awalnya adalah untuk memberikan peneguhan atas pentingnya rnasalah atau

topik penelitian tersebut dibahas. Atau dengan kata lain hendak memberikan

penegasan tentang pentingnya penelitian tersebut (Raco, 2010).

2.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif

Setiap penelitian memiliki keunggulan dan kelemahan. Penelitian kualitatif

banyak memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku,

desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala

37
besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan

subyektifitas peneliti. Yang menjadi keunggulan penelitian kualitatif yaitu,

peneliti hadir dan berada di tempat penelitian serta memahami konteks yang ada.

Data yang diperoleh dari tangan pertama dan berupa pengalaman langsung dari

partisipan, sehingga peneliti mampu mengungkapkan dengan lebih jelas

(Sarwono, 2011).

Metode ini benar-benar menempatkan manusia sebagaimana mestinya.

Manusia adalah makhluk yang luhur. Manusia tidak hanya berada tetapi mengerti

keberadaannya, dapat berbicara, berpikir dan dapat menentukan masa depannya.

Manusia adalah benar-benar diperlakukan sebagai subjek. Manusia tidak dapat

dijadikan objek dan dikerdilkan oleh angka-angka. Manusia benar-benar makhluk

yang kaya arti, kekayaan ini dapat diteliti dan dimengerti (Semiawan, 2010).

Kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa metode penelitian

kuantitatif lebih banyak digunakan dibanding metode penelitian kualitatif. Hal ini

terkait dengan beberapa anggapan yang sekaligus menjadi kelemahan penelitian

kualitatif. Pertama ada anggapan bahwa sesuatu yang ilmiah harus ditunjukkan

dengan angka. Angka mewakili ketepatan atau akurasi, jadi yang akurat dan tepat

selalu dalam bentuk angka. Kedua, waktu yang dibutuhkan penelitian kualitatif

relatif lebih lama dibanding kuantitatif. Ketiga, metode kualitatif dianggap kurang

ilmiah dan bias karena pengaruh besar peneliti dalam menginterpretasikan data

yang diperoleh. Oleh karena itu metode ini dianggap sangat subjektif dan hasilnya

dapat berbeda berdasarkan orang, tempat, waktu, dan keadaan (Raco, 2010).

38
Walaupun demikian diakui oleh banyak peneliti bahwa pemahaman dan

arti pengalaman manusia tidak dapat direduksi dalam angka.

Pengalaman tersebut dapat dipelajari secara ilmiah dan memiliki nilai ilmiahnya

juga (Raco, 2010). Pengalaman manusia yang diolah secara ilmiah dapat

memberikan sumbangan besar bagi orang lain, komunitas, dan masyarakat,

organisasi dan dunia bisnis. Ini merupakan tujuan utama dari setiap kegiatan

penelitian yaitu memberikan manfaat kepada orang lain, organisasi dan lembaga.

2.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik studi literatur,

observasi, wawancara, focus group discussion (FGD), dan dokumen.

2.7.1 Studi literatur

Studi literatur dilakukan sebelum melakukan penelitian sebagai referensi

berdasarkan hasil penelitian sebelumnya guna mendapatkan landasan teori

mengenai masalah yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2014) studi literatur

adalah kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan

dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang

diteliti. Studi literatur merupaka hal yang penting dalam penelitian kualitatif.

Kegiatan ini berkaitan dengan telaah atas teori yang dapat digunakan untuk

menjelaskan fenomena dan telaah penelitian sebelumnya untuk menunjukkan

keterkaitan yang sedang dilakukan dengan yang telah dilakukan karena dalam

penelitian kualitatif, teori berfungsi sebagai “cermin” untuk memahami

39
fenomena. (Chariri, 2009). Studi literatur dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2.4.

Dari tabel 2.4 di bawah, dapat dilihat dari sepuluh literatur yang peneliti

baca tersebut terlihat perbedaan dari sepuluh penelitian di atas dengan penelitian

ini adalah di objek, metode dan model yang di gunakan. Jika dari sepuluh

penelitian di bawah, empat menggunakan metode kulitatif sedangkan enam

diantaranya menggunakan metode kuantitatif. Dilihat dari model yang digunakan,

enam diantaranya menggunakan model EUCS, satu menggunakan penggabungan

dua model yaitu teori dua faktor dan model kepuasan Kano, satu model TAM, dan

dua model Delone & Mclean sedangkan penelitian ini menggunakan Tema EUCS

yang dikembangkan dan diadopsi dari Doll dan Torkzadeh (1988).

40
Tabel 2.4 Studi Literatur

Jenis
No. Peneliti Tahun Judul Penelitian Tujuan Penelitian Model Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Teori dua faktor
Sources of (Motivator–
Penelitian ini meneliti Hygiene theory)
satisfaction and Kepuasan dihasilkan oleh faktor
faktor-faktor yang 1. Faktor
dissatisfaction lingkungan dan pekerjaan, sedangkan
menghasilkan kepuasan motivator
with a learning ketidakpuasan hanya dihasilkan oleh
pengguna dan faktor-faktor 2. Faktor hygiene
management faktor lingkungan. Secara
1 Islam, A. N 2014 yang membuat pengguna Kualitatif
system in post- Model Kepuasan keseluruhan, hasilnya menunjukkan
merasa tidak puas
adoption stage: A Kano bahwa sumber kepuasan dan
selama penggunaan
critical incident 1. Faktor dasar ketidakpuasan sebagian besar
penggunaan sistem
technique 2. Faktor kinerja berbeda dalam konteks tertentu.
informasi pasca adopsi
approach 3. Faktor
kegembiraan
Evidence-based Tujuan dari penelitian ini
Pengguna akhir mengidentifikasi
design in an adalah untuk
elemen desain untuk menciptakan
intensive care mendeskripsikan kesan dan suasana yang menyenangkan,
unit: pengalaman pengguna akhir
memperhatikan pengorbanan ruang
End-user di unit perawatan intensif
dan ukuran, merancang area
perceptions baru yang dibangun dengan
Ferri, M., dukungan keluarga untuk mendorong
menggunakan desain
Zygun, D. partisipasi keluarga dalam perawatan,
berbasis bukti.
A., Harrison, End user dan memperbarui kebijakan
2 2015 Kualitatif
A., & satisfaction perawatan pasien dan staf untuk
Stelfox, H. mencerminkan ruang fisik baru
T. sebagai aspek penting. untuk
dipertimbangkan saat membangun
unit perawatan intensif. Desain
berbasis bukti dapat mengoptimalkan
struktur ICU untuk pasien, keluarga
pasien dan penyedia layanan.

41
Tabel 2.4 Studi Literatur (lanjutan)

EUCS
1. Content
Mengusulkan sebuah 2. Ease of Use
model konseptual untuk 3. Convenience of
menentukan kepuasan Access
Modelling User Menyajikan model konseptual yang
Sugianto, L., pengguna portal b2e, yang 4. Timeliness
Satisfaction With merumuskan sembilan dimensi yang
3 & Tojib, D. 2015 telah diturunkan dari Kualitatif
an Employee 5. Efficiency menentukan kepuasan pengguna
R. tinjauan literatur yang
Portal 6. Security dengan portal b2e.
ekstensif terhadap skala
kepuasan pengguna dan 7. Confidentiality
portal b2e. 8. Communication
9. Layout

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


pengguna OPAC pada sistem
informasi
Mengetahui dan
EUCS perpustakaan SIPRUS belum puas
menganalisis kepuasan
1. Content terhadap OPAC dari sisi content (isi),
pengguna OPAC ditinjau
Analisis 2. Accuracy accuracy (keakuratan), ease
dari
Kepuasan 3. Format (kemudahan), format (bentuk),
5 (lima) aspek content
Pengguna OPAC 4. Ease of Use timeliness
(isi), accuracy
dan Dampaknya 5. Timeliness (ketepatan waktu) dalam menyajikan
4 Itmamudin 2013 (keakuratan), ease Kualitatif
Terhadap data kepada pengguna. Meskipun
(kemudahan), format
Loyalitas di pengguna tidak puas dengan OPAC,
(bentuk), timeliness
Perpustakaan namun tidak berdampak pada
(ketepatan waktu) dan
STAIN Salatiga loyalitas
pengaruhnya terhadap
mereka untuk tetap menggunakan
loyalitas
OPAC sebagai salah satu sarana yang
pengguna.
ada
di perpustakaan untuk melakukan
penelusuran.

42
Tabel 2.4 Studi Literatur (lanjutan)

EUCS Studi saat ini mengkonfirmasikan


1. Content bukti yang ditemukan dalam literatur
2. Accuracy yang ada. Dalam penelitian ini faktor
3. Format "Format" ditemukan memiliki
Re-Examining
4. Ease of Use pemuatan tertinggi dan
and Empirically Memvalidasi End-User
faktor "Konten" memiliki pemuatan
Validating The Computing Satisfaction 5. Timeliness
faktor terendah di antara semua lima
End User (EUCS) model kedalam
variabel model EUCS. Faktor
Marakarkan Computing konteks internet banking
"Akurasi" memiliki skor rata-rata
5 dy, B., & 2013 Satisfaction dan untuk mengetahui Kuantitatif
tertinggi dan faktornya
Yajnik, N. Models For faktor utama yang
"Konten" memiliki skor rata-rata
Satisfaction berkontribusi terhadap
terendah yang menunjukkan bahwa
Measurement In level kepuasan pengguna
nasabah bank merasa puas dengan
The Internet internet banking di India.
keakuratannya
Banking Context
dari informasi di situs web bank
namun tidak secukupnya terpenuhi
oleh informasinya
konten di situs web.
Mengetahui hubungan TAM
antara perilaku dan 1. Usefulness
keamanan yang terkait 2. Security
Examining the
dengan 3. Ease of Use Studi ini menyimpulkan bahwa faktor
Security Issues of
akses ATM Studi ini 4. Trust kepercayaan dan keamanan dalam
Fitriani, A., Automated Teller
mengambil Model penggunaan ATM adalah penting
Sfenrianto, Machine Based 5. Behavioral
6 2016 Penerimaan Teknologi Intention elemen yang harus dijaga dan Kuantitatif
Wang, G., & on Revised
yang mapan (TAM) ditingkatkan oleh bank dalam rangka
Susanto, A. Technical 6. Actual Use
dan menghubungkannya mempertahankan kontinuitas
Acceptance
dengan masalah keamanan teknologi berbasis jasa keuangan.
Model
untuk menangkap persepsi
pelanggan yang
menggunakan ATM.

43
Tabel 2.4 Studi Literatur (lanjutan)

Kontribusi End-
User Computing
Satisfaction
Terhadap Mengetahui kontribusi EUCS
Seluruh dimensi EUCS secara
Kepuasan end-user computing 1. Content
Dahliana, L., bersama-sama memiliki kontribusi
Pengguna satisfaction terhadap 2. Accuracy
7 Zulhendra, & 2014 terhadap kepuasan pengguna website Kuantitatif
Website Portal kepuasan pengguna 3. Format
Hadi, A. Portal Akademik UNP sebesar
Akademik Pada website Portal Akademik 4. Ease of Use 92,70%.
Sistem Smart UNP. 5. Timeliness
Campus
Universitas
Negeri Padang

Pengukuran End- Mengetahui pengaruh


Hasil penelitian menunjukkan bahwa
User Computing attitude yang meliputi:
EUCS pengaruh sistem informasi akademik
Satisfaction Atas content, accuracy, format,
1. Content terhadap sikap pengguna sebesar
Penggunaan easy of use, dan timeless
Suzanto, B., 2. Accuracy 0.57 atau 57% dan pengaruh sikap
8 2015 Sistem Informasi terhadap intention to use Kuantitatif
& Sidharta, I. 3. Format pengguna sistem informasi akademik
Akademik. Jurnal mahasiswa atas
terhadap perilaku atas penggunaan
Ekonomi, Bisnis penggunaan sistem 4. Ease of Use
ulang sistem informasi akademik
& informasi akademik di 5. Timeliness sebesar 0.50 atau 50%.
Entrepreneurship STIE Pasundan Bandung.

44
Tabel 2.4 Studi Literatur (lanjutan)

The Influence of
Information Mengetahui pengaruh Delone & McLean Hasil penelitian menunjukkkan
Arshad, Y., System Success faktor keberhasilan sistem 1. System Quality adanya hubungan positif antara
Azrin, M., & Factors Towards informasi terhadap 2. Information keempat faktor kepuasan pengguna
9 2015 Quality Kuantitatif
Afiqah, S. User Satisfaction pengguna kepuasan dalam yaitu, kualitas sistem, kualitas
N. in Universiti Universiti Teknikal 3. Service Quality informasi, kualitas layanan, dan
Teknikal Malaysia Melaka. 4. System Use penggunaan sistem.
Malaysia Melaka

Kepuasan
Pengguna Sistem Mengetahui pengaruh
Penelitian ini menyimpulkan bahwa
Informasi kualitas sistem, kualitas Delone dan McLean kualitas sistem, kualitas informasi,
Akademik informasi, kualitas 1. System Quality kualitas pelayanan memiliki
(SIAKAD Online) pelayanan terhadap 2. Information
Kristiawan, pengaruh yang signifikan terhadap
10 2016 di FKIP UNS dan kepuasan mahasiswa serta Quality Kuantitatif
Dona kepuasan mahasiswa dan kepuasan
Pengaruhnya pengaruh kepuasan
3. Service Quality juga memiliki pengaruh yang
Terhadap Manfaat pengguna terhadap
signifikan terhadap manfaat dalam
Peningkatan manfaat dalam
pembelajaran.
Kualitas pembelajaran.
Pembelajaran.

45
2.7.2 Observasi

Manusia memerlukan dasar pijakan kuat dalam melakukan pengkajian secara

sistematis, dalam menangkap gejala-gejala yang divisualisasikan realitas. Untuk

itu, maka observasi menjadi sebuah hal yang perlu dan menjadi keharusan bagi

berkembangnya ilmu pengetahuan (Denzin dan Lincoln, 2009). Observasi

kuantitatif berbeda dengan observasi kualitatif. Observasi kuantitatif dirancang

untuk menetapkan standardisasi dan kontrol, sedangkan observasi kualitatif

bersifat naturalistik. Observasi kualitatif diterapkan dalam konteks suatu kejadian

natural, mengikuti alur alami kehidupan amatan.

Denzin dan Lincoln (2009) mengutip pendapat Gardner (1988),

menyebutkan bahwa observasi kualitatif digunakan untuk memahami latar

belakang dengan fungsi yang berbeda antara yang obyektif, interpretatif interaktif,

dan interpretatif grounded. Observasi kualitatif bebas meneliti konsep-konsep dan

kategori pada setiap peristiwa selanjutnya memberi makna pada subjek penelitian

atau amatan. Observasi diklasifikasikan menjadi beberapa unsur, yaitu:

1) Observasi partisipan, dimana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-

hari orang yang diamati.

2) Observasi terang-terangan dan tersamar, dimana dalam hal ini

peneliti melakukan pengumpulan data secara terus terang kepada

sumber data, tetapi juga merahasiakan apa yang sebenarnya dicari

dalam penelitian.

46
3) Observasi tak terstruktur yaitu dilakukan dengan tidak terstruktur

atau observasi yang dilakukan tidak dipersiapkan secara sistematis

tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono, 2014).

Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang hendak

diteliti. Setelah tempat penelitian diidentifikasi, dilanjutkan dengan membuat

pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran penelitian.

Kemudian peneliti mengidentifikasi siapa yang akan diobservasi, kapan, berapa

lama, dan bagaimana. Lantas peneliti menetapkan dan mendesain cara merekam

wawancara tersebut (Raco, 2010).

2.7.3 Wawancara

Penelitian ini juga menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data.

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2014) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari narasumber lebih mendalam.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dari yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan

atas itu. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menggunakan menilai keadaan

seseorang. Dalam wawancara tersebut bisa dilakukan secara individu maupun

dalam bentuk kelompok sehingga didapat data informatik yang orientik (Moleong,

2013).

47
Menurut Sugiyono (2013) wawancara dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

1) Wawancara terstruktur, wawancara ini digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui

dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu, dalam

melakukan wawancara pengumpulan data telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.

2) Wawancara semi terstruktur, wawancara ini adalah wawancara yang dalam

pelaksanaanya lebih bebas bila di bandingkan dengan wawancara

terstruktur.

3) Wawancara tidak terstruktur, wawancara ini adalah wawancara yang bebas

dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Dengan wawancara peneliti mengubah orang dari objek menjadi subjek.

Bila subjek dipandang sebagai objek, maka berlaku prinsip hierarkis yaitu peneliti

akan memposisikan dirinya sebagai orang yang lebih tahu. Sedangkan dalam

penelitian kualitatif, partisipan dipandang sebagai subjek berarti bahwa baik

peneliti maupun yang diteliti kedudukannya sama (Raco, 2010). Selain itu,

Kajornboon (2005) mengatakan bahwa apabila narasumber tidak mudah ditemui

dan marah, maka wawancara dapat dibatalkan atau ditunda.

2.7.4 Focus Group Discussion (FGD)

Penggunaan aspek kualitatif telah menjadi perhatian khusus dalam studi IS dan

teknologi informasi (TI) selama bertahun-tahun, terutama untuk mengeksplorasi

48
manusia, proses, prosedur, dan hubungannya dengan teknologi dan sistem

(Subiyakto et al., 2015), namun presentasi metodologinya masih perlu diketahui

secara substansial untuk digunakan. Salah satu bentuk yang berkaitan dengan hal-

hal yang disebutkan di atas adalah Focus Group Discussion (FGD).

Menurut Kitzinger dan Barbour, FGD adalah melakukan eksplorasi suatu

isu/fenomena khusus dari diskusi suatu kelompok individu yang berfokus pada

aktivitas bersama diantara para individu yang terlibat didalamnya untuk

menghasilkan suatu kesepakatan bersama. Berbeda dengan metode pengumpul

data lainnya, metode FGD memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya,

merupakan metode pengumpul data untuk jenis penelitian kualitatif dan data yang

dihasilkan berasal dari eksplorasi interaksi sosial yang terjadi ketika proses diskusi

yang dilakukan para informan yang terlibat (Kamberelis dan Dimitriadis, 2013).

Pentingnya kelompok sebagai sarana untuk memperoleh informasi telah

ditekankan oleh G. H. Smith dalam definisi klasiknya tentang diskusi kelompok

yaitu, istilah diskusi kelompok akan terbatas pada situasi di mana kelompok

berkumpul cukup kecil untuk mengizinkan diskusi nyata di antara semua

anggotanya (Stewart, 2014). Keuntungan utama kelompok fokus adalah peserta

diberikan kebebasan berekspresi daripada teknik penelitian lain (Dransfield,

2004).

Metode FGD memiliki karakteristik jumlah peserta yang cukup bervariasi

untuk satu kelompok diskusi. Satu kelompok diskusi dapat terdiri dari 4 sampai 8

peserta (Bedford & Burgess, 2001; Cronin, 2001 dalam Doody, 2013) atau 6

sampai 10 peserta (Bloor et al., 2001; Cameron, 2005 dalam Doody, 2013).

49
2.7.5 Dokumentasi

Setelah mendapatkan informasi melalui observasi dan wawancara, akan lebih

dapat dipercaya bila didukung oleh autobiografi dari informan, atau bisa juga

dengan gambar, tulisan, atau juga karya-karya monumental lainnya (Sugiyono,

2014). Dokumen-dokumen dipilih oleh peneliti guna menyaring adanya kepalsuan

data yang ada atau dengan kata lain dokumen bisa saja palsu sehingga peneliti

harus lebih cermat dalam mengumpulkan dokumen tersebut.

2.8 Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian merupakan derajat ketepatan antar data yang

terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Dalam penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda,

dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti

semula. Sifat laporannya juga selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti

memberi laporan menurut bahasa dan jalan pikiran masing-masing. Uji keabsahan

dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (keabsahan internal),

dependability (reliabilitas) dan confirmability (obyektivitas) (Sugiyono, 2014).

Dalam penelitian ini, peneliti menguji keabsahan data dengan melakukan

tiga uji diatas, yaitu:

1) Uji credibility

Terdapat bermacam-macam cara untuk pengujian kredibilitas

data yang ada. Yang pertama adalah dengan perpanjang pengamatan,

dengan begitu peneliti akan kembali lagi kelapangan untuk

50
mengamati, mewawancarai, lagi sumber data yang ada maupun yang

baru. Sehingga menciptakan suasana yang akrab agar dapat saling

mempercayai satu sama lain sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi (Sugiyono, 2014).

Yang kedua adalah meningkatkan ketekunan, dengan

meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan (Sugiyono, 2014). Peneliti akan

mengamati secara cermat dan sungguh-sungguh hingga muncul

makna berbeda dari apa yang ingin diteliti.

Yang ketiga adalah triangulasi dalam pengujian kredibilitas

atau pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,

diantaranya (Sugiyono, 2014):

a. Triangulasi sumber

Dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber penelitian lalu dideskripsikan, dikategorisasikan,

hingga spesifik. Data yang telah dianalisis menghasilkan suatu

kesimpulan lalu disepakati oleh para narasumber.

b. Triangulasi metode

Dilakukan dengan cara mengecek data yang sama dengan

metode yang berbeda. Sehingga terlihat hasilnya jika berbeda-

beda maka akan didiskusikan kepada sumber yang terlibat

dalam penelitian sehingga diketahui mana yang benar, mana

51
yang tidak, atau semuanya benar. Triangulasi ini menggunakan

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Yang keempat dengan menggunakan bahan referensi.

Maksudnya adalah bahan pendukung keabsahan data yang ada

(Sugiyono, 2014). Peneliti tidak hanya sekedar mewawancarai saja,

melainkan peneliti memiliki rekaman wawancara, foto-foto, dan

bukti lainnya untuk menambah tingkat kredibilitas penelitian.

Yang kelima mengadakan membercheck. Dengan pengecekan

data peneliti akan mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh

sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono,

2014). Disini penulis akan memberikan hasil data yang diperoleh

saat penelitian terhadap beberapa subjek yang dituju, lalu jika para

informan tersebut cocok dengan hasil data yang diperoleh oleh

peneliti maka penelitian akan valid adanya.

2) Uji dependability

Uji ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap seluruh

proses penelitian. Demi menghindari kesalahpahaman atas validitas

penelitian. Uji dependability ini membuktikan bahwa penelitian

benar-benar dilakukan, bukan hanya sekedar mencari data dokumen

saja. Dan juga penelitian ini diaudit oleh pembimbing penelitian.

Peneliti harus menunjukan bukti-bukti lapangan asli bahwa peneliti

memang sudah melakukan observasi atau pra-observasi langsung ke

52
lapangan. Sehingga dependabilitas dapat dinyatakan benar adanya

(Sugiyono, 2014).

3) Uji Confirmability

Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas mirip dengan

uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan. Pengujian konfirmabilitas berarti menguji hasil

penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil

penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,

maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas

(Sugiyono, 2014).

2.9 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2014), analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di

lapangan. Dikatakan juga bahwa analisa data sebelum memasuki lapangan

dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan

digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian

ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian masuk dan

selama di lapangan.

Sedangkan Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014) mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

53
Aktivitas dalam analisi data yaitu data reduction, data display dan conclusion

drawing/verification.

Selaras dengan pernyataan tersebut Chariri (2009) mengatakan bahwa

untuk melakukan analisis, peneliti perlu menangkap, mencatat,

menginterpretasikan dan menyajikan informasi. Analisis data tidak dapat

dipisahkan dari data collection. Adapun langkah analisis dapat dilakukan sebagai

berikut:

1) Data Collections

Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk

narasi sehingga terbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai

dengan masalah penelitian.

2) Data Reduction

Data yang peneliti peroleh dilapangan jumlahnya sangat

banyak. Perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

(Sugiyono, 2014). Dengan reduksi akan mempermudah peneliti

untuk melihat gambaran lebih, dan melakukan pengumpulan data

selanjutnya. Dengan reduksi, maka peneliti mengambil data yang

pokok dan penting saja, membuat kategorisasinya, dan data-data

yang tidak penting tidak digunakan selama analisis. Dalam data

reduction mencakup hal-hal dibawah ini:

54
a. Organisasi Data

Digunakan untuk menentukan kategori, konsep, tema dan pola.

Dari data wawancara ditulis lengkap dan dikelompokkan

menurut format tertentu. Melalui cara ini peneliti dapat

mengidentifikasi informasi sesuai pemberi informasi dengan

misalnya jabatan partisipan. Transkrip hasil wawancara

kemudian dapat dianalisis dan key points dapat ditandai untuk

memudahkan coding dan pengklasifikasian. Narasi (deskripsi)

yang telah diorganisisr dapat dikelompokkan kedalam tema

tertentu, dengan menggunakan code. Pengelompokkan tema

tersebut harus koheren dengan tujuan penelitian dan keyakinan

yang dibuat peneliti sesuai dengan fenomena penelitian

(Chariri, 2009).

b. Coding Data

Setelah data diorganisasi, kemudian dikelompokkan ke dalam

tema tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola

temuan. Jadi, coding harus dilakukan sesuai dengan kerangka

teoritis yang dikembangkan sebelumnya. Dengan cara ini,

coding memungkinkan peneliti untuk mengaitkan data dengan

masalah penelitian (Chariri, 2009).

(i) Open Coding

- Merupakan langkah pertama pemberian kode.

55
- Peneliti menganalisis dan menentukan berbagai

kategori tema.

(ii) Axial Coding

- Peneliti menganalisis ketertkaitan satu tema dengan

tema yang lainnya: cause & consequence, condition &

interactions, strategy & process dan membuat

“cluster”.

(iii) Selective Coding

- Scanning data dan coding yang dilakukan sebelumnya

setelah semua data lengkap.

- Tema utama muncul dan memudahkan peneliti untuk

melakukan interpretasi dan analisis.

3) Data Display

Penyajian hasil penelitian di paparkan secara deskriptif

berdasarkan temuan di lapangan dengan bahasa dan pandangan

informan agar mudah dipahami oleh pembaca. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

Dan yang paling sering digunakan oleh penelitian kualitatif adalah

berbentuk teks naratif. Melakukan interpretasi hasil yaitu

menginterpretasikan apa yang telah diintrepetasikan oleh informan

terhadap masalah yang diteliti (Sugiyono, 2014).

56
Menurut Chariri (2009) atas dasar coding, peneliti dapat

memulai memahami data secara rinci. Proses ini dapat berupa

“pemotongan” data hasil interview dan dimasukkan ke dalam folder

khusus sesuai dengan tema yang ada, kemudian data dicari

maknanya/diinterpretasi.

4) Data Conclusion Drawing/Verifying

Menarik kesimpulan dan verifikasi merupaka langkah terakhir

dalam teknik analisis data Miles and Huberman. Kesimpulan akan

menentukan kredibel atau tidaknya data yang diperoleh. Pada tahap

ini peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan konteks

permasalahan dari tujuan peneliti. Dari interpretasi yang dilakukan

akan diperoleh kesimpulan dalam jawaban masalah penelitian. Hasil

interpretasi kemudian dikaitkan dengan teori yang ada sehingga

interpretasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori

tersebut, karena penelitian kualitatif berpegang pada konsep

triangulation (Sugiyono, 2014).

Dalam penelitiannya sebelumnya Bree et al. (2014) merancang dan

menerapkan metode yang relatif mudah dan hemat biaya menganalisis transkrip /

kelompok data terarah. Hasil data dalam penelitian tersebut, sejumlah besar

berupa data mentah. Data dari focus group perlu dianalisis secara teoritis dan

triangulasi. Pendekatan yang digunakan untuk analisis itu bisa dilakukan dengan

menggunakan Microsoft Office suite.

57
Kemudian dalam penelitian selamjutnya, Bree dan Gallagher (2016)

menjelaskan bahwa proses evaluasi memerlukan pengumpulan dan analisis data

yang valid dan andal prosedur yang harus ditetapkan. Dalam banyak kasus,

metode kualitatif seperti wawancara, kelompok fokus dan tanggapan teks bebas

digunakan untuk tujuan ini. Metode ini menghasilkan data dalam jumlah besar,

yang harus diberi kode dan dianalisis secara menyeluruh dan profesional.

Sedangkan software komersial paket dapat membantu dalam analisis ini, dalam

iklim ekonomi yang sulit, biaya lisensi di seluruh kampus untuk hal seperti itu

bisa sangat mahal. Excel dapat menangani sejumlah besar data, menyediakan

beberapa atribut, dan memungkinkan untuk berbagai teknik tampilan (Meyer dan

Avery, 2009). Hyde dan Maier (2006) mengatakan bahwa keuntungan

menggunakan Microsoft Excel sebagai lingkungan pengembangan adalah bahwa

ia menyediakan kemampuan yang memungkinkan untuk analisis dan manipulasi

data dan visualisasi hasilnya.

2.10 Pengembangan Model dan Tema Penelitian

2.10.1 Pengembangan Model Penelitian

Sebagian besar model penelitian dikembangkan menggunakan model dan teori

sebelumnya (Belout dan Gauvreau, 2004). Berdasarkan hal tersebut, peneliti

menggunakan asumsi tentang model logika pemrograman komputer (menurut

Davis, 1998 dan Kellogg, 2004) dan kerangka kerja pengklasifikasian proyek

menurut McLeod dan MacDonell (2011) dalam pengembangan model penelitian

ini, seperti yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Subiyakto dan Ahlan, 2014;

58
Subiyakto et al., 2015; Subiyakto et al., 2016;) saat melakukan pengembangan

model keberhasilan SI. Selain itu, peneliti juga mengadopsi dan menggunakan

teori model evaluasi sistem EUCS (Doll dan Torkzadeh, 1988) dan teori/konsep

security (Fitriyani et al., 2016; Chin dan Vaezi, 2015; Montesdioca dan Macada,

2015; dan Pavlou dan Chellappa, 2001).

Secara ringkas, peneliti menggunakan 7 faktor pada tema penelitian ini

yang meliputi Content (CN), Accuracy (AC), Format (FR), Ease of use (EU),

Timeliness (TL), Security (SC), dan End-user satisfaction (EUS) (Gambar 2.4).

Faktor CN berperan sebagai faktor pada dimensi input menurut model logika

Davis (1998) dan kerangka kerja McLeod dan MacDonell (2011). Sedangkan,

faktor AC, FR, EU, TL, SC berperan sebagai faktor pada dimensi proses dan

faktor EUS berperan sebagai faktor dimensi output menurut model logika Davis

(1998).

Berikut adalah penjelasan dari setiap faktor yang peneliti gunakan :


1) Content (CN)
Faktor content pada penelitian ini digunakan untuk mengukur

kepuasan pengguna ditinjau dari sisi isi/konten dari suatu sistem

(Marakarkandy dan Yajnik, 2013).

2) Accuracy (AC)

Faktor accuracy pada penelitian ini berfungsi untuk mengukur

kepuasan pengguna dari sisi ketepatan sistem dalam mengolah input

serta menghasilkan sebuah informasi. Untuk mengecek apakah

sebuah sistem memiliki tingkat keakurasian yang baik, dapat dilihat

59
dari jumlah error yang dihasilkan ketika mengolah data (Arthur et

al., 2008).

3) Format (FR).

Faktor format berfungsi untuk mengukur kepuasan pengguna akhir

dalam menilai tampilan dan estetika dari antarmuka sistem.

Tampilan yang menarik serta kemudahan dalam memahami dan

menggunakan antar muka dapat meningkatkan kepuasan pengguna

akhir dan dapat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas pengguna

(Arthur et al., 2008).

4) Ease of Use (EU).

Faktor ease of use digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna

dari sisi kemudahan dalam menggunakan sistem (Marakarkandy dan

Yajnik, 2013). Hal ini dikarenakan kemudahan dalam menggunakan

sistem meliputi keseluruhan proses dari awal sampai akhir yang

terdiri dari proses memasukkan data, mengolah dan mencari

informasi serta menampilkan data akhir yang akan digunakan oleh

pengguna akhir (Arthur et al., 2008).

5) Timeliness (TL)

Faktor timeliness mengukur kepuasan pengguna dari sisi

ketepatwaktuan sistem menyediakan informasi. Semakin cepat

sebuah sistem mengolah input dan menghasilkan output dapat

dijadikan tolak ukur penilaian apakah sistem tersebut tepat waktu

atau real time (Arthur et al., 2008).

60
6) Security (SC)

Faktor security berfungsi untuk mengukur kepuasan pengguna dari

sisi keamanan sistem yang merupakan faktor yang relevan dan perlu

dipertimbangkan didalam pengukuran kepuasan sistem informasi

berbasis web, hal ini dikarenakan rentannya kejahatan dalam dunia

maya yang dikenal dengan istilah cyber crime (Pavlou dan

Chellappa, 2001).

7) End-user satisfaction (EUS)

Kepuasan pengguna akhir sistem informasi adalah sebagai evaluasi

afektif keseluruhan pengguna akhir mengenai pengalamannya terkait

dengan sistem informasi Chin dan Lee (2000). Hal ini serupa dengan

penelitian Subiyakto dan Ahlan (2014) yang mengatakan bahwa

kepuasan pengguna akhir merupakan tingkat dimana pengguna puas

ketika memanfaatkan TI sebagai hasil proyek.

61
Gambar 2.4 Tema EUCS yang dikembangkan
(Diadopsi dari Doll dan Torkzadeh, 1988)

2.10.2 Pengembangan Model Penelitian dan Tema Penelitian

Model penelitian ini mengadopsi model logika pemograman komputer input-

proses-output (Davis, 1998 dan Kellogg, 2004) dan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Subiyakto & Ahlan (2014) menjelaskan bahwa variabel content

pada model penelitian ini berada dalam dimensi input dan variabel ini

dimungkinkan untuk mempengaruhi variabel lainnya dalam dimensi proses dan

output. Parasuraman dalam Assa (2015) juga menyatakan bahwa untuk

62
kepentingan pengukuran jasa, mutu harus dipandang dari lima perspektif, satu

diantaranya adalah content. Sejalan dengan itu, Marakarkandy dan Yajnik (2013)

menyebutkan bahwa faktor isi/content berpengaruh terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi berbasis web. Selain itu, penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Dahliana et al. (2014) menunjukkan bahwa faktor content memiliki

kontribusi terhadap kepuasan pengguna. Merujuk pada penjelasan diatas, peneliti

merumuskan tema-tema penelitian sebagai berikut:

T1: Hubungan Content (CN) terhadap Accuracy (AC);

T3: Hubungan Content (CN) terhadap Format (FR);

T5: Hubungan Content (CN) terhadap End-User Satisfaction (EUS);

T6: Hubungan Content (CN) terhadap Ease of Use (EU);

T8: Hubungan Content (CN) terhadap Timelines (TL);

T10: Hubungan Content (CN) terhadap Security (SC);

Dalam penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa faktor

akurasi/accuracy memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna (Hall, 2007).

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti merumuskan tema penelitian sebagai

berikut:

T2: Hubungan Accuracy (AC) terhadap End-User Satisfaction (EUS);

63
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tampilan/format sistem

memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna (Marakarkandy dan

Yajnik 2013; Dahliana et al., 2014; dan Arthur et al., 2008). Merujuk pada

penjelasan diatas, peneliti merumuskan tema penelitian sebagai berikut:

T4: Hubungan Format (FR) terhadap End-User Satisfaction (EUS);

Menurut Somers et al. (2003), kemudahan penggunaan/ease of use suatu

sistem merupakan faktor ketiga setelah content dan format yang berpengaruh

dalam memberikan kepuasan pengguna. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti

merumuskan tema penelitian sebagai berikut:

T7: Hubungan Ease of Use (EU) terhadap End-User Satisfaction

(EUS);

Ketepatan waktu/Timeliness merupakan salah satu faktor yang penting

dalam menyajikan suatu informasi yang relevan (Somers et al., 2003), sehingga

menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam memberikan kepuasan

pengguna. Merujuk pada alasan diatas, peneliti merumuskan tema-tema penelitian

sebagai berikut:

T9: Hubungan Timelines (TL) terhadap End-User Satisfaction (EUS);

64
Melihat pentingnya faktor keamanan, seperti yang dikatakan Fitriyani et

al. (2016) bahwa faktor keamanan dalam penggunaan sistem adalah elemen

penting yang harus dijaga dan ditingkatkan oleh suatu perusahaan dalam rangka

mempertahankan kontinuitas teknologi. Selaras dengan pendapat diatas, Chin dan

Vaezi (2015) mengemukakan pentingnya mengukur kepuasan pengguna terhadap

keamanan sistem informasi, karena keamanan sistem informasi telah lama

ditemukan untuk mempengaruhi kepuasan pengguna dengan sistem informasi.

Hasil survei nasional mengenai keamanan dan privasi menunjukkan bahwa

organisasi AS melaporkan 65% pengurangan kepuasan pelanggan karena

pelanggaran keamanan sistem informasi (Technologies dalam Chin dan Vaezi,

2015).

Pavlou dan Chellappa (2001) juga mengatakan bahwa keamanan

merupakan faktor yang relevan dan perlu dipertimbangkan didalam pengukuran

kepuasan sistem informasi berbasis web, hal ini dikarenakan rentannya kejahatan

dalam dunia maya yang dikenal dengan istilah cyber crime. Keamanan sistem

informasi adalah segala bentuk mekanisme yang harus dijalankan dalam sebuah

sistem yang ditujukan agar sistem tersebut terhindar dari segala ancaman yang

membahayakan keamanan data informasi dan keamanan pelaku sistem (ISO,

2008).

Berdasarkan alasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa faktor keamanan

yang disertakan dalam suatu sistem terhadap akun seseorang dapat memberikan

perlindungan, rasa aman dan nyaman bagi pengguna, sehingga menimbulkan

65
kepuasan dalam menggunakan sistem tersebut. Oleh karena itu, peneliti

merumuskan tema-tema penelitian sebagai berikut:

T11: Hubungan Security (SC) terhadap End-User Satisfaction (EUS);

2.11 Ringkasan

Evaluasi kepuasan pengguna merupakan suatu proses yang dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem informasi mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna saat menggunakan sistem tersebut dengan membandingkan

antara kesannya terhadap kinerja sistem dan harapan pengguna. Dalam hal ini

sistem yang dibahas adalah sistem informasi akademik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan focus group

discussion (FGD). Dari data wawancara ditulis lengkap dan dikelompokkan

menurut format tertentu. Transkrip hasil waancara kemudian dapat dianalisis dan

key points dapat ditandai untuk memudahkan coding dan pengklasifikasian.

Narasi (deskripsi) yang telah diorganisisr dapat dikelompokkan kedalam tema

tertentu, dengan menggunakan code. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab

permasalahan secara keseluruhan terkait evaluasi sistem informasi akademik. Hal

ini dapat dilihat dari tema penelitian yang diajukan mengandung faktor dari

berbagai sisi yang dapat mempengaruhi end-user satisfaction. Tema penelitian ini

terdiri dari tujuh faktor dan sebelas jalur hubungan yang kemudian dijadikan dasar

penarikan tema penelitian.

66
Tabel 2.5 Daftar Tema Penelitian

Kode Tema
T1 Hubungan Content (CN) terhadap Accuracy (AC);
T2 Hubungan Accuracy (AC) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T3 Hubungan Content (CN) terhadap Format (FR);
T4 Hubungan Format (FR) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T5 Hubungan Content (CN) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T6 Hubungan Content (CN) terhadap Ease of Use (EU);
T7 Hubungan Ease of Use (EU) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T8 Hubungan Content (CN) terhadap Timelines (TL);
T9 Hubungan Timelines (TL) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T10 Hubungan Content (CN) terhadap Security (SC);
T11 Hubungan Security (SC) terhadap End-User Satisfaction (EUS);

67
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Bab ini memaparkan secara metodis proses penelitian, mencakup penjelasan-

penjelasan tentang pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, prosedur

penelitian, narasumber, metode pengumpulan data, keabsahan data, teknik analisis

data penelitian, serta instrumen penelitian. Tujuannya secara tidak langsung

memberikan gambaran tentang ruang lingkup dan batasan penelitian kepada para

pembaca.

3.2 Pendekatan Penelitian

Menurut Flick (2014) didalam sebuah penelitian terdapat dua pendekatan

penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Secara umum, penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu data yang

dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal dari

transkrip wawancara, catatan, dokumen pribadi, memo, maupun dokumen resmi

lainnya (Moleong, 2013).

Selaras dengan penjelasan diatas, Creswell (2014) mendefinisikan metode

penelitian kualitatif sebagai merupakan pendekatan untuk mengeksplorasi dan

memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut peneliti

mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan

68
umum dan agak luas. Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian

dikumpulkan. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian dianalisis.

Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam

bentuk tema-tema. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk

menangkap arti yang terdalam. Sesudahnya peneliti membuat permenungan

pribadi (self-reflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuan

lain yang dibuat sebelumnya. Seperti halnya yang dikatakan Miles et al. (2014),

“But many qualitative researcher still consider analysis as art and stress intuitive

approach to it”. Hal ini berarti analisis data kualitatif ini bersifat seni, dan

menekankan pada intuisi peneliti.

Flick (2014) menyampaikan bahwa penelitian kualitatif adalah keterkaitan

spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari

pluralisasi kehidupan. Metode ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek

dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga berdasarkan fakta yang tampil

secara apa adanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui status kepuasan

pengguna dan mengeksplorasi sejumlah tema terkait hubungan antara kepuasan

pengguna dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sesuai dengan pendekatan

yang telah ditentukan, secara khusus tahapan-tahapan penelitian juga menerapkan

metode, teknik dan alat secara kualitatif, seperti yang ditunjukkan oleh prosedur

penelitian. Contohnya teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara

dan focus group discussion (FGD), pengkodean data dilakukan dengan perangkat

lunak komputer yang terkait, dan seterusnya.

69
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan,

Banten. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu delapan bulan mulai April

2017 sampai dengan November 2017, urutan waktu pelaksanaannya dapat dilihat

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Tahapan Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
1. Kajian Pustaka
2. Pengembangan Model
3. Perancangan Penelitian
4. Pembuatan Instrumen
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
7. Interpretasi
8. Pembuatan Laporan

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga belas tahap yang secara prosedural

diperlihatkan pada Gambar 3.1. Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi:

memilih topik kajian, menentukan fokus penelitian, melakukan survey

pendahuluan, kajian literatur, pengembangan instrumen penelitian, pengumpulan

data, keabsahan data, pengolahan data, analisis data, pengkodean data, interpretasi

hasil, diskusi hasil, dan pembuatan laporan.

70
(1)
Memilih Topik Kajian

(2)
Menentukan Fokus Topik Pilihan
Penelitian

(3)
Fokus Penelitian Melakukan Survey
Pendahuluan

(4) Hasil Survey


Kajian Literatur

(5)
Teori & Konsep Pengembangan Instrumen
Penelitian

(6) Instrumen Penelitian


Pengumpulan Data

Data (7)
Keabsahan Data

(8) Data Valid


Pengolahan Data

Hasil Olah Data (9)


Analisis Data

(10) Hasil Analisis


Pengkodean Data

Hasil Pengkodean Data (11)


Interpretasi Hasil

(12) Hasil Interpretasi


Diskusi Hasil

Hasil Diskusi (13)


Pembuatan Laporan

Laporan Penelitian

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian (diadopsi dari Subiyakto et al., 2015 dan Islamy,
2016)

71
Adapun penjelasan dari prosedur penelitian diatas adalah sebagai berikut:

1) Memilih topik kajian

Dalam menentukan topik kajian dapat berangkat dari permasalahan

dalam lingkup peristiwa yang sederhana dan bisa diamati serta

diverifikasi secara nyata pada saat penelitian berlangsung (Islamy,

2016). Ini berkaitan dengan kehidupan sekitar peneliti, dimana

peneliti tertarik dengan sejauh mana kepuasan pengguna sistem

akademik (AIS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Menentukan Fokus Penelitian

Setelah menentukan topik yang akan diteliti, peneliti menentukan

fokus penelitian. Peneliti akan memfokuskan penelitian pada

kepuasan pengguna AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

menggunakan tema end-user computing satisfaction.

3) Melakukan Survey Pendahuluan

Peneliti mendatangi lokasi dan objek penelitian yang akan dijadikan

bahan penelitian untuk terlebih dulu mengamati situasi dan kondisi

yang ada. Peneliti melakukan survey terlebih dahulu di beberapa

fakultas serta kantor PUSTIPANDA UIN Syrarif Hidayatullah

Jakarta. Peneliti mengamati sejauh mana tingkat kepuasan

penggunaan AIS dalam kegiatan belajar mengajar, seperti pada

Gambar 3.2 dan melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa,

dosen, dan staf akademik pusat, staf keuangan pusat, serta

mengadakan kegiatan focus group discussion (FGD) oleh beberapa

72
staf PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Gambar

3.3, yang mana dalam hal ini mewakili pegawai sebagai pengguna

AIS.

Gambar 3.2 Penggunaan AIS dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Gambar 3.3 Focus Group Discussion (FGD) dengan Staf PUSTIPANDA

73
4) Kajian Literatur

Kajian literatur dalam penelitian kualitatif tidak dibuat untuk

dijadikan rujukan penelitian akan tetapi dibuat untuk dijadikan

rujukan penelitian saat megumpulkan data sehingga tidak banyak

waktu yang terbuang (Satori dan Khomairah, 2011). Peneliti

menggunakan skripsi, jurnal dalam dan luar negeri untuk dijadikan

referensi. Kajian tersebut berkaitan dengan kepuasan pengguna (end-

user satisfaction).

5) Pengembangan Instrumen Penelitian

Peneliti mengembangkan instrumen dengan cara wawancara

mendalam kepada narasumber yaitu mahasiswa, dosen, dan staf

akademik pusat, staf keuangan pusat kemudian melakukan FGD

dengan staf PUSTIPANDA, observasi dan dokumen.

6) Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan perekam suara, kamera, buku tulis, dan laptop

sebagai media dokumentasi data di lapangan.

7) Keabsahan Data

Peneliti melakukan tiga prosedur keabsahan data yaitu uji credibility

(keabsahan internal), dependability (reliabilitas) dan confirmability

(obyektivitas) (Sugiyono, 2014).

8) Pengolahan Data

Data-data yang telah diperoleh di lapangan kemudian diolah oleh

peneliti.

74
9) Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian di deskripsikan. Mengubah data-

data menjadi teks tertulis, serta menyertakan dokumentasi yang ada

berdasarkan hasil observasi yang ada dan data nyata dari lapangan.

10) Pengkodean Data

Data yang diperoleh dari langkah diatas, kemudian dikelompokkan

ke dalam tema tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola

temuan (Chariri, 2009).

11) Interpretasi Hasil

Setelah melakukan proses coding, kemudian data diinterpretasi oleh

peneliti. Hasil interpretasi kemudian dikaitkan dengan teori yang ada

sehingga interpretasi tidak bersifat bias karena dapat dijelaskan oleh

teori tersebut (Chariri, 2009).

12) Diskusi Hasil

Interpretasi dan diskusi menjadi langkah penting dalam setiap proses

penelitian. Langkah ini menuntut perhatian dan keseriusan peneliti

dari setiap hasil olahan data yang diperolehnya. Berdasarkan kajian

analisis inilah akan diperoleh suatu hasil pemikiran rasional empiris

peneliti (Setyosari, 2016).

13) Pembuatan Laporan

Tahap akhir kegiatan penelitian adalah penyusunan laporan. Laporan

penelitian ini merupakan bentuk dan bukti atas tanggung jawab

ilmiah seorang peneliti. Laporan penelitian memuat segala hal yang

75
terkait dengan keseluruhan proses kegiatan penelitian dari awal

hingga akhir (Setyosari, 2016). Laporan hasil penelitian dibuat

bertujuan agar pembaca dapat mengetahui bagaimana hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

3.5 Narasumber

Narasumber atau informan atau partisipan dalam penelitian kualitatif tidak ada

acuan pasti untuk pengambilan jumlah sampel. Tetapi peneliti harus

menyesuaikan dengan kebutuhan penelitiannya. Menurut Speziale et al. (2011),

narasumber pada penelitian kualitatif berjumlah minimal 5-6 orang. Sampel

metode kualitatif tidak menekankan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi lebih

kepada kualitas informasi, kredibilitas, dan kekayaan informasi yang dimiliki oleh

informan atau partisipan. Sampel yang jumlahnya banyak tidak akan punya arti

jika tidak berkualitas atau informannya tidak kredibel (Raco, 2010). Penentuan

narasumber dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja sesuai dengan maksud

dan tujuan penelitian (purposive sampling).

Sebagaimana maksud yang disampaikan oleh Sugiyono (2014), purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling

tahu tentang apa yang kita harapkan. Selaras dengan hal tersebut, Subiyakto et al.

(2014) mengatakan bahwa bahwa keterlibatan informan kunci (key informan) ini

akan memberikan penilaian yang valid di konteks penelitian. Temuan dalam

penelitian ini dipertimbangkan oleh faktor pengalaman pengguna atas penggunaan

76
sistem, yang dalam hal ini merupakan sistem informasi akademik/AIS.

Berdasarkan hal tersebut, sesuai dengan pendapat Aditiawarman et al. (2014)

bahwa penting sebagai narasumber memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan

untuk menggunakan komputer (user) dan berinteraksi dengan aplikasi internet.

Raco (2010) mengelompokkan siapa saja yang dimaksud dengan

partisipan. Pertama, partisipan adalah mereka yang tentunya memiliki informasi

yang dibutuhkan. Kedua, mereka yang memiliki kemampuan untuk menceritakan

pengalamannya atau memberikan informasi yang dibutuhkan. Ketiga, yang benar-

benar terlibat dengan gejala, peristiwa, masalah itu, dalam arti mereka

mengalaminya secara langsung. Keempat, bersedia untuk ikut serta diwawancarai.

Kelima, mereka harus tidak dibawah tekanan, tetapi penuh kerelaan dan kesadaran

akan keterlibatannya.

Tahap penelitian ini melibatkan tiga belas narasumber yang berasal dari

pihak internal kampus yang berkaitan langsung dengan penggunaan AIS. Dalam

tahap wawancara terdapat sembilan orang mahasiswa, dua orang dosen, satu

orang staf akademik pusat, satu orang staf keuangan pusat serta empat orang

peserta FGD yang merupakan staf PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Peneliti memilih mahasiswa sebagai narasumber, tidak hanya karena

mereka sebagai pengguna tetapi berkaca pada penelitian McNight et al. dalam

Susanto et al. (2013) yaitu mahasiswa selain diaggap berpendidikan umumnya

juga mandiri dan terbiasa dengan layanan teknologi berbasis internet. Adapun

narasumber pada penelitian ini dipaparkan pada Tabel 3.2 dibawah:

77
Tabel 3.2 Daftar Narasumber Penelitian

Lama
Jenis
No. Nama Kerja / Unit Kerja
Kelamin
Semester
1. Eri Rustamaji Pria 7 Tahun Dosen Prodi SI
Edo Abdullah
2. Pria 4 Tahun Dosen Prodi Matematika
Faqih
Isna
3. Wanita 5 Semester
Wirahmadayanti
Nurul Intan As Mahasiswa SI
4. Wanita 7 Semester
Ramadhan
5. Dian Kurniawan Pria 11 Semester
6. Raditya Pratama Pria 9 Semester
Mahasiswa TI
7. Fahmi Syaputra Pria 9 Semester
Staf Perbendaharaan
8. Defi Oktafani Wanita 10 Tahun
Keuangan Pusat
Staf Admin Akademik
9. Eko Saputro Pria 4 Tahun
Pusat
10. Nashrul Hakiem Pria 12 Tahun Kepala PUSTIPANDA
11. Indra Munawar Pria 7 Tahun Staf Bidang IT Support
12. Reza Alamsyah Pria 5 Tahun Staf Bidang IT Support
Tri Kiswati Nur
13. Wanita 5 Tahun Staf Administrasi
Hidayatullah

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik studi literatur,

observasi, wawancara, focus group discussion (FGD), dan dokumen. Berikut ini

pemaparannya:

3.6.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan sebelum melakukan penelitian sebagai referensi

berdasarkan hasil penelitian sebelumnya guna mendapatkan landasan teori

mengenai masalah yang akan diteliti. Studi literatur merupaka hal yang penting

78
dalam penelitian kualitatif. Kegiatan ini berkaitan dengan telaah atas teori yang

dapat digunakan sebagai telaah penelitian sebelumnya untuk menunjukkan

keterkaitan terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Studi literatur dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.4.

3.6.2 Observasi

Penulis menggunakan teknik observasi tak terstruktur sebagai cara untuk terjun

kelapangan langsung untuk mengetahui berbagai aktivitas dilingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta baik dosen, mahasiswa, pegawai maupun seluruh

kegiatan yang ada dilingkungan kampus. Observasi dilakukan tanpa

menggunakan pedoman baku dan dilakukan secara spontan dengan cara

mengamati apa adanya dan bagaimana proses kegiatan dan sejauh mana kepuasan

pengguna AIS serta menemukan orang-orang yang kompeten untuk dijadikan

narasumber.

Dari hasil observasi ini, peneliti memperoleh data-data terkait AIS dan

menemukan tokoh-tokoh yang nantinya akan dijadikan sebagai narasumber dalam

penelitian ini, yaitu mereka yang berkompeten dan memiliki pengalaman

langsung dalam menggunakan AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahapan

observasi yang peneliti lakukan pada penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 3.4

di bawah ini.

79
Melakukan
Observasi

PENELITI Data Hasil


Observasi

Gambar 3.4 Tahapan Observasi

3.6.3 Wawancara

Wawancara dilakukan guna menemukan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi hubungan kepuasan pengguna serta mengetahui sejauh mana

pengguna merasa puas dengan AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian

ini menggunakan wawancara struktur dan semiterstruktur. Dimana ketika peneliti

melakukan wawancara secara terstruktur atau telah dipersiapkan pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan sebagai senjata memperoleh informasi. Serta

menggunakan teknik wawancara semistruktur dimana wawancara ini telah

memasuki kategori wawancara mendalam, dimana praktiknya lebih bebas

dibandingkan dengan yang terstruktur.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan sembilan

narasumber yaitu dua orang dosen, lima orang mahasiswa, satu orang staf

akademik pusat dan staf keuangan pusat. Selama proses wawancara peneliti

mengabadikan dalam bentuk foto dan rekaman suara. Gambar 3.5 merupakan

tahapan wawancara yang peneliti lakukan.

80
PENELITI Menentukan Membuat Surat Membuat Janji dengan
Narasumber Permohonan Wawancara Narasumber

Jadwal Melakukan
Wawancara Wawancara

Data Hasil
Wawancara

Gambar 3.5 Tahapan Wawancara

3.6.4 Focus Group Discussion (FGD)

Dalam penelitian ini, peneliti memilih empat peserta FGD yang merupakan staf

PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. FGD ini dilakukan untuk

menggali dan mengeksplorasi faktor-faktor kepuasan pengguna sistem informasi

akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahapan FGD dapat dilihat pada

Gambar 3.6.

81
PENELITI Menentukan Membuat Surat Membuat Janji dengan
Peserta FGD Permohonan Wawancara Peserta FGD

Melakukan
Jadwal FGD
FGD

Data Hasil
FGD

Gambar 3.6 Tahapan FGD

3.6.5 Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan dokumen-dokumen berupa

foto pada saat wawancara, serta mengumpulkan dokumen-dokumen lainnya untuk

memperkuat data yang diperoleh sebelumnya.

82
3.7 Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda,

dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti

semula. Sifat laporannya juga selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti

memberi laporan menurut bahasa dan jalan pikiran masing-masing. Uji keabsahan

dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (keabsahan internal),

dependability (reliabilitas) dan confirmability (obyektivitas) (Sugiyono, 2014).

Gambar 3.7 merupakan tahapan uji keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti.

Wawancara

Perpanjangan
Pengamatan Observasi

Peningkatan Triangulasi
Ketekunan Sumber

Triangulasi Triangulasi
Teknik

UJI CREDIBILITY C
Bahan Referensi
V
Rekaman

Membercheck
UJI Foto
KEABSAHAN
DATA

PENELITI

Bukti-bukti lain

UJI
DEPENDABILITY

UJI Dosen Pembimbing 1 & 2


CONFIRMABILITY

Sumber : Sugiyono (2014)

Gambar 3.7 Tahapan Uji Keabsahan Data (Sumber: Sugiyono, 2014)

83
3.8 Teknik Analisis Data Penelitian

Untuk melakukan analisis, peneliti perlu menangkap, mencatat,

menginterpretasikan dan menyajikan informasi. Analisis data tidak dapat

dipisahkan dari data collection. Adapun langkah analisis dapat dilakukan sebagai

berikut yaitu, (1) data reduction yang mencakup didalamnya: organisasi data dan

coding data / pengkodean data; (2) data display; (3) data conclusion drawing /

verifying (Straus dan Corbin, 1997; Chariri, 2009; Sugiyono, 2014).

Proses analisis data ini dilakukan dengan menggunakan MS. Excel 2013.

Excel sering dipandang sebagai penghitung angka dan itu terkait dengan analisis

data kuantitatif, namun dalam penelitian Meyer dan Avery (2009) struktur dan

manipulasi data dan fitur display pada Excel dapat dimanfaatkan untuk analisis

kualitatif. Data yang didapatkan peneliti selanjutnya disusun dalam bentuk narasi

sehingga terbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah

penelitian. Kemudian dilakukan analisis data melalui reduksi data. Data reduction

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2014). Pada tahap ini, peneliti

menggunakan MS. Word 2013 sebagai alat untuk mereduksi data. Dengan reduksi

akan mempermudah peneliti untuk melihat gambaran lebih, dan melakukan

pengumpulan data selanjutnya. Teknik dalam melakukan reduksi data ada dua

yaitu: (1) organisasi data; (2) coding data/pengkodean data. Dalam coding

data/pengkodean data terdapat 3 tahap yaitu, open coding, axial coding, dan

selective coding (Chariri, 2009). Berikut ini gambaran lebih lengkap mengenai

tahapan analisis data.

84
Pada Gambar 3.8 dipaparkan mengenai tahapan analisis data, dari tahap

data reduction hingga data conclusion drawing/verifying dan menghasilkan data

yang valid. Pada tahap data reduction, terdapat dua tahapan dengan pemaparan

sebagai berikut:

1) Organisasi data

Melalui cara ini peneliti mengidentifikasi informasi sesuai pemberi

informasi dengan misalnya jabatan partisipan. Transkrip hasil

wawancara dan FGD kemudian dapat dianalisis dan key points dapat

ditandai untuk memudahkan coding dan pengklasifikasian. Narasi

(deskripsi) yang telah diorganisir dapat dikelompokkan kedalam

tema tertentu, dengan menggunakan code. Pengelompokkan tema

tersebut harus koheren dengan tujuan penelitian dan keyakinan yang

dibuat peneliti sesuai dengan fenomena penelitian (Chariri, 2009).

2) Coding data / pengkodean data

Setelah data diorganisasi, kemudian dikelompokkan ke dalam tema

tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola temuan.

Coding adalah tahap penting analisis data kualitatif (Flick, 2014;

Saldaña, 2015). Jadi, coding harus dilakukan sesuai dengan kerangka

teoritis yang dikembangkan sebelumnya. Dalam coding

data/pengkodean data terdapat 3 tahap yaitu, open coding, axial

coding, dan selective coding (Strauss dan Corbin, 1997).

85
a. Open coding

Berdasarkan data-data hasil wawancara dan FGD yang

diperoleh, peneliti melakukan pemilahan jawaban dari

partisipan yang dianggap sesuai dengan tema penelitian yang

ada.

b. Axial coding

Setelah peneliti menganalisis keterkaitan jawaban dari

partisipan berdasarkan satu tema dengan tema yang lain,

kemudian peneliti memberikan kode interval yang telah

ditentukan. Dalam analisis secara statistik parametik (statistik

yang bergantung pada distribusi tertentu dan yang

menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter

populasi seperti pengujian hipotesis dan penaksiran

parameter), diperlukan persyaratan bahwa skala pengukuran

sekurang-kurangnya interval, sedangkan bila dari data

penelitian diperoleh data yang memberikan skala pengukuran

ordinal, maka agar analisis dapat dilanjutkan skala

pengukuran ordinal harus dinaikkan (ditransformasikan) ke

dalam skala interval (Jaya et al., 2012).

c. Selective Coding

Dalam proses ini, peneliti melakukan scanning data atau

menganalisis pola kecenderungan jawaban dari setiap

partisipan untuk memudahkan interpretasi.

86
Setelah tahapan diatas selesai, selanjutnya adalah data display yaitu

penyajian hasil penelitian di paparkan secara deskriptif berdasarkan temuan di

lapangan dengan bahasa dan pandangan informan agar mudah dipahami oleh

pembaca. Tahapan ini juga disebut interpretasi hasil. Melakukan interpretasi hasil

yaitu menginterpretasikan apa yang telah diintrepetasikan oleh informan terhadap

masalah yang diteliti (Sugiyono, 2014).

Tahapan terakhir yaitu data conclusion drawing / verifying. Pada tahap ini

peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan konteks permasalahan dari

tujuan peneliti. Dari interpretasi yang dilakukan akan diperoleh kesimpulan dalam

jawaban masalah penelitian. Kesimpulan akan menentukan kredibel atau tidaknya

data yang diperoleh. Hasil interpretasi kemudian dikaitkan dengan teori yang ada

sehingga interpretasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori tersebut,

karena penelitian kualitatif berpegang pada konsep triangulation (Sugiyono,

2014).

87
Melakukan
Organisasi Data

PENELITI Melakukan Melakukan Coding Data /


Data Collections Data Reduction Pengkodean Data

Open Coding

Hasil
Open Coding

Axial Coding

Hasil
Axial Coding

Selective Coding

Hasil
Selective Coding

Data Display

Data Conclusion Drawing/Verifying

Sumber : Sugiyono, 2014; Chariri, 2009; Straus dan Corbin, 1997

Gambar 3.8 Tahapan Analisis Data (Sumber: Strauss dan Corbin, 1997; Chariri,

2009; dan Sugiyono, 2014)

88
3.9 Alat Analisis Data Penelitian

Berdasarkan proses analisis data seperti yang dijelaskan diatas, MS. Excel

dianggap mumpuni sebagai media analisis data kualitatif (Lemmer et al., 1999;

Renner dan Taylor-Powell, 2003; Swallow et al., 2003; Hyde dan Maier, 2006;

Avery dan Meyer, 2007; Meyer dan Avery, 2009; Smith dan Firth, 2011; Bree et

al., 2014; DeFelice dan Janesick, 2015; Saldaña, 2015; Bree dan Gallagher, 2016;

Ose, 2016).

Excel sering dipandang sebagai penghitung angka dan itu terkait dengan

analisis data kuantitatif, namun dalam penelitian Meyer dan Avery (2009) struktur

dan manipulasi data dan fitur display pada Excel dapat dimanfaatkan untuk

analisis kualitatif. Excel dapat menangani sejumlah besar data, menyediakan

beberapa atribut, dan memungkinkan untuk berbagai teknik tampilan (Meyer dan

Avery, 2009). Dalam penelitian sebelumnya Bree et al. (2014) merancang dan

menerapkan metode yang relatif mudah dan hemat biaya untuk menganalisis

transkrip / kelompok data terarah. Hasil data dalam penelitian tersebut, sejumlah

besar berupa data mentah. Data dari focus group perlu dianalisis secara teoritis

dan triangulasi. Pendekatan yang digunakan untuk analisis itu bisa dilakukan

dengana menggunakan Microsoft Office suite.

Selaras dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian berikutnya Bree

dan Gallagher (2016) menjelaskan bahwa proses evaluasi memerlukan

pengumpulan dan analisis data yang valid dan andal prosedur yang harus

ditetapkan. Dalam banyak kasus, metode kualitatif seperti wawancara, kelompok

fokus dan tanggapan teks bebas digunakan untuk tujuan ini. Metode ini

89
menghasilkan data dalam jumlah besar, yang harus diberi kode dan dianalisis

secara menyeluruh dan profesional. Sedangkan software komersial paket dapat

membantu dalam analisis ini, dalam iklim ekonomi yang sulit, biaya lisensi di

seluruh kampus untuk hal seperti itu bisa sangat mahal. Maka dari itu, pendekatan

analisis data seperti ini (menggunakan Excel) dirancang dan diimplementasikan

dengan sukses, itu harus dibagi dengan masyarakat luas. Keuntungan

menggunakan Microsoft Excel sebagai lingkungan pengembangan adalah bahwa

ia menyediakan kemampuan yang memungkinkan untuk analisis dan manipulasi

data dan visualisasi hasilnya (Hyde dan Maier, 2006).

Dalam bukunya yang berjudul The Coding Manual for Qualitative

Researchers, Saldaña (2015) mengatakan bahwa perangkat lunak Word dan Excel

dapat digunakan untuk entri kode dasar (manual) ke sejumlah data kualitatif

sederhana. Excel bekerja dengan sangat baik untuk studi metode campuran skala

kecil seperti survei dan evaluasi. Selaras dengan hal tersebut, Ose (2016)

mengatakan bahwa Microsoft Office (Word dan Excel) merupakan metode yang

mudah untuk pengkodingan yang sistematis dan penataan data wawancara

berdasarkan pada fungsi dasar Word dan Excel itu sendiri. Menurut Powell dan

Renner (2003) lebih baik menggunakan Excel, karena jika data berada dalam

Word dapat dengan mudah mengirimnya ke Excel. Sedangkan menurut Smith dan

Firth (2011), matriks coding dapat dibuat dengan menggunakan spreadsheet Word

atau Excel tetapi prosesnya bisa menjadi sukar dan bermasalah apabila banyak

data yang terlibat. Dalam Swallow et al. (2003), Microsoft Excel digunakan

sebagai alat untuk menampilkan dan mengelola data yang diambil dari transkrip.

90
Ada tiga alasan mengapa mereka menggunakan Microsoft Excel yaitu (1) Sebagai

salah satu komponen dari Microsoft Office, Excel sudah tersedia dan tidak perlu

membeli atau mengunduhnya lagi, (2) Karena berwujud dalam paket yang biasa,

file spreadsheet yang dihasilkan dapat dengan mudah dibagikan atau dipindahkan

antara peneliti, (3) Mudah digunakan.

Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, data-data yang

diperoleh pada saat wawancara dan FGD kemudian peneliti kategorisasikan

berdasarkan tema-tema yang ditemukan dalam sebuah tabel dan diberikan kode-

kode untuk memudahkan peneliti dalam proses analisis. Pada tahap pengkodean

data, peneliti mendapat kecenderungan jawaban berdasarkan faktor-faktor

kepuasan pengguna dari setiap partisipan. Selanjutnya dilakukan intrepertasi hasil

atas temuan yang ada sesuai dengan teori/konsep yang mendukung dalam

penelitian dan akan dipaparkan secara lengkap pada BAB IV. Dibawah ini

merupakan Gambar 3.9 yaitu tabel analisis data wawancara dan Gambar 3.10

merupakan tabel analisis data FGD. Berikut ini pemaparannya:

91
Gambar 3.9 Tabel Analisis Data Wawancara

92
Gambar 3.10 Tabel Analisis Data Focus Group Discussion (FGD)

93
Selain kedua data diatas, pada Tabel 3.3 dibawah ini dipaparkan

pengkodean data untuk mengetahui sejauh mana peranan sistem dapat membantu

pengguna dalam menyelesaikan tugas.

Tabel 3.3 Analisis Peranan Sistem

Pertanyaan (Q1) 1 2 3 4 5 6

P1 Q1.1.4 1

P2 Q1.2.4 1

P3 Q1.3.5 1

P4 Q1.4.4 1

P5 Q1.5.5 1

P6 Q1.6.3 1

P7 Q1.7.5 1

P8 Q1.8.4 1

P9 Q1.9.4 1

P10 Q1.10.1 1
KETERANGAN
P11 Q1.11.1 1
P Peserta
1 Tidak Membantu
P12 Q1.12.1 1
2 Kurang Membantu
3 Cukup Membantu
P13 Q1.13.1 1
4 Membantu
5 Sangat Membantu
TOTAL 0 0 1 5 7 0
6 Saran

94
Sedangkan pada Tabel 3.4 dibawah, dipaparkan pengkodean untuk mengetahui

status kepuasan pengguna dalam menggunakan AIS.

Tabel 3.4 Analisis Status Kepuasan Pengguna

Pertanyaan (X1) 1 2 3 4 5 6

X1.1.3 1
P1
X1.1.6 1

P2 X1.2.3 1

P3 X1.3.2 1

X1.4.2 1
P4
X1.4.6 1

P5 X1.5.3 1

P6 X1.6.3 1

P7 X1.7.4 1

P8 X1.8.3 1

P9 X1.9.3 1

P10 X1.10.5 1
KETERANGAN
P11 X1.11.3 1
P Peserta
1 Tidak Puas
P12 X1.14.4 1
2 Kurang Puas
3 Cukup Puas
P13 X1.15.4 1
4 Puas
5 Sangat Puas
TOTAL 0 2 7 3 1 2
6 Saran

95
Selanjutnya dilakukan intrepertasi hasil atas temuan yang ada sesuai dengan

teori/konsep yang mendukung dalam penelitian dan akan dipaparkan secara

lengkap pada BAB IV.

3.10 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai

instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Peneliti

menjadi human instrument yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informan sebagai sumber daya, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2013).

Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia adalah

berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen lainnya yang dapat

digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian yang berfungsi sebagai

instrumen pendukung ialah tiga lembar surat yaitu satu lembar surat pengantar

dari peneliti sebagai permohonan penelitian, satu lembar ringkasan penelitian dan

satu lembar pertanyaan penelitian yang terdiri dari: (a) sebelas pertanyaan

berdasarkan tema penelitian yang digunakan sebagai faktor-faktor yang

mempengaruhi hubungan kepuasan pengguna; (b) satu pertanyaan mengenai

peranan sistem; dan (c) satu pertanyaan mengenai perasaan pengguna terhadap

sistem, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Selain tiga lembar surat, peneliti juga menggunakan alat bantu seperti

perekam suara, kamera, buku tulis, dan laptop sebagai media dokumentasi saat

96
wawancara dan FGD serta software MS. Exel 2013 dan MS. Word 2013 untuk

mengolah data kualitatif.

3.11 Ringkasan

Sebagai kesimpulan, bab ini menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan secara

kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, FGD, dokumentasi,

dan studi literatur. Setelah semua data terkumpul kemudian peneliti melakukan uji

keabsahan data, baru kemudian melakukan pengolahan data hingga menghasilkan

laporan penelitian.

97
BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

4.1 Pendahuluan

Bab ini memaparkan gambaran umum sistem informasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, profil narasumber, hasil analisis, interpretasi dan diskusi hasil analisis.

Analisis data dilakukan terhadap data yang berhasil dikumpulkan sebelumnya

menggunakan perangkat lunak MS. Word 2013 dan MS. Excel 2013. Selanjutnya,

interpretasi dan diskusi dilakukan dengan merujuk pada teori atau konsep terkait

pengembangan model penelitian dan dengan memperhatikan dan menimbang

pelaksanaan penelitian di lapangan.

4.2 Gambaran Umum Sistem Informasi Akademik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Sistem Informasi Akademik/Academic Information System (AIS) adalah sebuah

sistem informasi berbasis web yang dibangun dengan tujuan untuk

pengorganisasian data akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara online,

dengan Pusat Komputer dan Sistem Informasi (PUSKOM) sebagai leading sector-

nya. AIS secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan universitas yang

menginginkan komputerisasi layanan pendidikan untuk meningkatkan kinerja,

kualitas layanan, daya saing dan kualitas output sumber daya manusia (Panday

dan Purba, 2015). Adapun pengorganisasian data yang dimaksud meliputi

98
pengelolaan sistem registrasi mahasiswa, sistem penjadwalan perkuliahan,

pengelolaan Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa, validasi dosen Penasihat

Akademik (PA), pengorganisasian nilai mahasiswa, pendaftaran wisuda, serta

informasi beasiswa dan lainnya. Dalam format laporannya AIS menggunakan

fasilitas barcode sebagai alat validasi untuk hasil cetak yang dilakukan oleh semua

stakeholder (mahasiswa, dosen, dan lain-lain). Dengan bantuan perangkat lunak

akan bisa efektif waktu dan mengurangi biaya operasional.

Gambar 4.1 Tampilan AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

AIS dikembangkan dengan menggunakan Java sebagai bahasa

pemrogramannya dan Postgress sebagai database. Framework yang digunakan

adalah ZKoss. Di dalam AIS juga sudah banyak modul-modul yang ditambahkan

seperti modul e–learning, selain itu AIS juga memiliki sistem host-to-host, yakni

layanan secara real time antara bank dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

99
Jadi, pada saat melakukan transaksi di bank selesai tidak perlu lagi validasi ke

bagian keuangan tapi bisa langsung mengisi KRS karena sudah otomatis. AIS

dapat diakses secara online melalui jaringan internet dengan alamat:

https://ais.uinjkt.ac.id.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara efektif telah memiliki dan

mengaplikasikan teknologi tersebut melalui sebuah sistem jaringan yang disebut

Sistem Informasi Perguruan Tinggi (SIMPERTI) pada tahun 2006. Namun, dalam

perkembangannya, sistem itu belum berjalan optimal. Tahun 2009, SIMPERTI

diubah menjadi Sistem Informasi Akademik (Academic Information System/AIS)

dan masih digunakan hingga saat ini. Sistem ini berada di bawah Unit Pelayanan

Terpadu (UPT) Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan visi

4.3 Profil Narasumber

Berikut ini peneliti paparkan tabel profil singkat mengenai narasumber yang

terlibat dalam penelitian ini yang telah dipilih sesuai dengan kriteria narasumber

yang telah ditetapkan peneliti.

Untuk mendapatkan informasi mengenai kepuasan pengguna AIS UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, maka peneliti melakukan wawancara dan focus group

discussion (FGD) dengan beberapa narasumber. Narasumber dalam penelitian ini

adalah orang yang terlibat langsung dalam penggunaan AIS dalam kegiatan

belajar mengajar secara aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut

informasi narasumber dalam penelitian ini:

100
1. Nashrul Hakiem S.Si., M.T., Ph.D (Kepala PUSTIPANDA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.2 Nashrul Hakiem


(Sumber: LinkedIn Profile Picture, 2017)

Bapak Nashrul Hakiem merupakan Kepala PUSTIPANDA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung jawab dengan semua kegiatan

yang dilaksanakan oleh PUSTIPANDA. Beliau memiliki peranan yang

sangat penting dalam meningkatkan kualitas prasarana, SDM, dan

layanan Information and Communications Technology (ICT) di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bekerja sebagai Staf

Pengajar/Dosen di Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2005 dan sampai

saat terakhir peneliti melakukan penelitian, beliau masih bekerja di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Kepala PUSTIPANDA.

101
2. Indra Munawar (Staf IT Support PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta)

Gambar 4.3 Indra Munawar


(Sumber: LinkedIn Profile Picture, 2017)

Bapak Indra Munawar merupakan Staf IT Support PUSTIPANDA UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung jawab dengan kegiatan

bersifat teknis yang dilaksanakan oleh PUSTIPANDA. Beliau pernah

bekerja sebagai Staf Pengajar/Dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013.

Tahun 2009 sampai dengan saat terakhir peneliti melakukan penelitian,

beliau masih bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Web

Admin FITK dan Staf IT Support PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

102
3. Reza Alamsyah S.Kom (Staf IT Support PUSTIPANDA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.4 Reza Alamsyah

Bapak Reza Alamsyah merupakan Staf IT Support PUSTIPANDA UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung jawab dengan kegiatan

bersifat teknis yang dilaksanakan oleh PUSTIPANDA. Saat terakhir

peneliti melakukan penelitian, beliau masih bekerja di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai Staf IT Support PUSTIPANDA.

103
4. Tri Kiswati Nur Hidayatullah (Staf Administrasi PUSTIPANDA UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.5 Tri Kiswati Nur Hidayatullah


(Sumber: http://pustipanda.uinjkt.ac.id)

Ibu Tri Kiswati Nur Hidayatullah merupakan Staf Administrasi

PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung

jawab dengan kegiatan bersifat administratif yang dilaksanakan oleh

PUSTIPANDA. Beliau bekerja sebagai Staf Administrasi di

PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2012 dan

sampai saat terakhir peneliti melakukan penelitian, beliau masih bekerja di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Staf Administrasi.

104
5. Eri Rustamaji, MBA (Dosen Program Studi Sistem Informasi Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.6 Eri Rustamaji


(Sumber : http://staff.uinjkt.ac.id/)

Bapak Eri Rustamaji merupakan Dosen di Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini. Beliau

menggunakan AIS untuk menginput nilai mahasiswa, penjadwalan mata

kuliah, mencari ruangan untuk proses belajar mengajar dan lain

sebagainya. Beliau bekerja sebagai Dosen di Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sejak tahun 2010 sampai saat terakhir peneliti melakukan penelitian beliau

masih bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

105
6. Edo Abdullah Faqih (Dosen Program Studi Matematika Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakartra)

Gambar 4.7 Edo Abdullah Faqih

Bapak Edo Abdullah Faqih merupakan Dosen di Program Studi

Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini. Beliau

menggunakan AIS untuk menginput nilai mahasiswa, penjadwalan mata

kuliah, mencari ruangan untuk proses belajar mengajar dan lain

sebagainya. Beliau bekerja sebagai Dosen di Program Studi Matematika

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun

2013 sampai saat terakhir peneliti melakukan penelitian, beliau masih

bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

106
7. Isna Wirahmadayanti (Mahasiswi Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.8 Isna Wirahmadayanti

Isna Wirahmadayanti merupakan mahasiswi semester 5 Program Studi

Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.

107
8. Nurul Intan As Ramadhan (Mahasiswi Prodi Sistem Informasi Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.9 Nurul Intan As Ramadhan

Nurul Intan As Ramadhan merupakan mahasiswi semester 7 Program

Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.

108
9. Dian Kurniawan (Mahasiswa Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.10 Dian Kurniawan

Dian Kurniawan merupakan mahasiswa semester 11 Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.

10. Raditya Pratama (Mahasiswa Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains

dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.11 Raditya Pratama

109
Raditya Pratama merupakan mahasiswa semester 9 Program Studi Teknik

Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.

11. Fahmi Syaputra (Mahasiswa Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.12 Fahmi Syaputra

Fahmi Syaputra merupakan mahasiswa semester 9 Program Studi Teknik

Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.

110
12. Defi Oktafani S.E (Staf Perbendaharaan Sub Bagian Keuangan Pusat, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.13 Defi Oktafani

Defi Oktafani merupakan Staf Perbendaharaan pada Sub Bagian Keuangan

Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung jawab dengan

kegiatan perbendaharaan dibawah Sub Bagian Keuangan Pusat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Beliau bekerja sejak tahun 2008 dan sampai saat

terakhir peneliti melakukan penelitian, beliau masih bekerja di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai Staf Perbendaharaan.

111
13. Eko Saputro S.Kom (Staf Admin Akademik Sub Bagian Akademik Pusat,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gambar 4.14 Eko Saputro

Eko Saputro merupakan Staf Admin Akademik pada Sub Bagian

Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung

jawab dengan kegiatan pelayanan akademik dibawah Sub Bagian

Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bekerja sejak

tahun 2014 dengan memulai karir di PUSTIPANDA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan sampai saat terakhir peneliti melakukan

penelitian, beliau masih bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai Staf Admin Akademik.

4.4 Hasil Analisis

Pada sub-bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai hasil analisis penelitian

yang didapat oleh peneliti sesuai dengan permasalahan yang dijadikan fokus

112
penelitian yaitu kepuasan pengguna Sistem Informasi Akademik / Academic

Information System (AIS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan sudut

pandang yang telah ditetapkan peneliti.

Hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti menggunakan alat bantu

seperti kertas, alat perekam suara, dan kamera setelah itu hasil wawancara ditulis

kembali oleh peneliti dalam bentuk transkrip wawancara yang sesuai dengan

dialog tanya jawab dalam rekaman wawancara yang berlangsung. Peneliti

memilih mahasiswa, dosen, staf akademik pusat, dan staf keuangan pusat sebagai

narasumber. Selain wawancara, peneliti juga melakukan focus group discussion

(FGD), yang terdiri dari empat peserta dari staf PUSTIPANDA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Alat bantu yang digunakan selama proses FGD yaitu kertas,

perekam suara, dan kamera setelah itu hasil FGD ditulis kembali oleh peneliti

dalam bentuk transkrip yang sesuai dengan kegiatan diskusi dalam rekaman FGD

yang berlangsung.

Setelah melakukan proses wawancara, FGD, dan observasi lapangan

peneliti melakukan reduksi data dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok.

Sedangkan data yang tidak penting tidak digunakan dalam analisis ini. Setelah

dilakukan reduksi data peneliti melakukan data display, yaitu dengan

memindahkan data reduksi menjadi bentuk teks naratif, lalu setelah itu peneliti

menarik kesimpulan atau memverifikasi data yang ada. Peneliti melihat data

reduksi dan display yang ada untuk mengelompokkan data-data yang didapat

sesuai tema-tema penelitian. Setelah dikelompokkan sesuai tema, kemudian

dilakukan proses coding data/pengkodean untuk melihat kesamaan pola temuan.

113
4.5 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis

Pada sub-bab ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi sesuai dengan

teori/konsep yang mendukung dalam penelitian berdasarkan hasil dari wawancara,

FGD, dokumentasi, dan observasi langsung. Berikut adalah pemaparan yang

dilakukan mengikuti tema-tema penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya:

T1 Hubungan Content (CN) terhadap Accuracy (AC)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat

dan mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap AC. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan peserta FGD berikut ini:

“Ya berpengaruh, konten di AIS kan beragam dan semuanya sudah pasti
akurat dan sistem yang digunakan juga sudah sesuai dengan standar Dikti
atau BAN-PT itu standar utama kita dan standar yang lain ISO 2008.”
(F1.1.4 dalam Gambar 3.10).

Terlepas dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa CN berhubungan

secara signifikan terhadap AC, dalam kegiatan operasionalnya fitur-fitur di AIS

masih belum sepenuhnya berfungsi secara optimal. Beberapa fitur bahkan tidak

menampilkan output yang diinginkan oleh pengguna. Hal ini sesuai dengan

pernyataan partisipan saat di wawancarai oleh peneliti berikut ini:

114
“AIS sudah menampilkan output yang sesuai dengan input hanya saja ada
beberapa fitur yang dia gak menampilkan data contohnya pengumuman.
Di tab pengumuman itu ketika saya cari tentang pengumuman-
pengumuman yang berhubungan dengan FST itu masih blank, nah itu saya
gak tau penyebabnya apa. Paling itu sih yang masih kurang, kalau
keseluruhan semuanya udah tercakup di dalam AIS itu.” (T1.6.6 dalam
Gambar 3.9).

Pernyataan diatas didukung oleh partisipan lainnya pada saat peneliti melakukan

FGD berikut ini:

“Kalau dikatakan sistem menampilkan output sesuai dengan apa yang


diperintahkan jawabannya ya tetapi kan outputnya sesuai dengan
permintaan dan ini ada beberapa yang tidak dipenuhi semuanya tapi
overall dianggap sudah jadi ada yang belum. Belum itu misalnya
permintaan data tertentu dari instansi atau dari seseorang nah itu kan
belum itu disebut permintaan per-request dan itu banyak yang belum,
maka dari itu harus di fasilitasi.” (F1.1.6 dalam Gambar 3.10).

Namun selain pendapat diatas, terdapat satu partisipan yang merasa CN

tidak berpengaruh terhadap AC. Berikut ini kutipan pendapat partisipan tersebut

saat di wawancarai oleh peneliti:

“Tidak berpengaruh, karena selama konten itu banyak atau sedikitnya


ketika konten itu sudah memiliki parameter-parameter yang disajikan,
sudah jelas gitu parameter yang disajikan misalnya konten untuk mata
kuliah yang ditawarkan di semester 4 parameternya misalkan dari konten
itu sks-nya berapa kalau memang itu sudah ditetapkan diaturan mainnya
115
ya mau seberapa banyak pun konten data yang disajikan akan tetap
akurat, kecuali kalau nanti ada misalkan perubahan dari segi
akademiknya ya dari segi dosennya mungkin ada yang mengubah satu hal
dan lain hal itu beda lagi, itu sudah diluar konteks.” (T1.5.2 dalam
Gambar 3.9).

Tidak hanya itu saja, partisipan lainnya juga memberikan pendapat yang dapat

menjadi masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai hubungan

CN terhadap AC pada saat peneliti melakukan FGD. Berikut ini kutipan

pendapatnya:

“Kalau dikatakan sistem menampilkan output sesuai dengan apa yang


diperintahkan jawabannya ya, tetapi kalau outputnya sesuai dengan
permintaan, ini ada beberapa yang tidak dipenuhi semuanya tapi overall
dianggap sudah jadi ada yang belum. Belum itu misalnya permintaan data
tertentu dari instansi atau dari seseorang nah itu kan belum itu disebut
permintaan per-request dan itu banyak yang belum, maka dari itu harus di
fasilitasi.” (F1.1.6 dalam Gambar 3.10).

Selain pendapat tersebut, partisipan lainnya juga memberikan pendapat berbeda

mengenai hubungan CN terhadap AC pada saat diwawancara oleh peneliti.

Berikut ini kutipan pendapatnya:

“Kalo dari segi kontennya aja itu menurut saya sebagai mahasiswa sudah
mencakup seluruh kebutuhan mahasiswa hanya saja untuk administratif
kayak buat KTM misalnya alangkah baiknya dimasukin juga di AIS. Kalau
dari segi keakuratan, AIS sudah menampilkan output yang sesuai dengan

116
input hanya saja ada beberapa fitur yang dia gak menampilkan data
contohnya pengumuman. Di tab pengumuman itu ketika saya cari tentang
pengumuman-pengumuman yang berhubungan dengan FST itu masih
blank, nah itu saya gak tau penyebabnya apa.” (T1.6.6 dalam Gambar
3.9).

Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor AC. Hal ini

selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test

pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis satu (H1) diterima.

Ini berarti content (CN) memiliki pengaruh terhadap accuracy (AC). Selain itu,

jalur CN→AC memiliki pengaruh yang siginifikan dalam model. Hasil penelitian

ini juga sesuai dengan model logika pemograman komputer input-proses-output

(Davis, 1998; Kellog, 2004) dan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,

2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel content yang

berada pada dimensi input dalam model penelitian ini dimungkinkan untuk

mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),

yang dalam hal ini adalah variabel acuracy yang berada dalam dimensi proses.

T2 Hubungan Accuracy (AC) terhadap End-User Satisfaction (EUS)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan mengatakan bahwa AC berpengaruh secara

signifikan terhadap EUS. Hal ini diperkuat dengan pendapat partisipan saat

diwawancarai oleh peneliti berikut ini:


117
“Berpengaruh, karena sangat membantu untuk mengetahui informasi yang
akurat.” (T2.1.4 dalam Gambar 3.9).

Pendapat lain menyebutkan:

“Berpengaruh, sistem yang akurat juga mempengaruhi pemenuhan


kebutuhan user, jadi pastinya tidak ada komplain yang ditujukan terhadap
admin khususnya yang bersinggungan langsung dengan kegiatan
pelayanan..” (T2.9.4 dalam Gambar 3.9).

Seperti halnya Hall (2007), mengatakan bahwa akurasi/accuracy memiliki

pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Salah satu peserta FGD menyatakan

bahwa AC sangat berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Berikut kutipan

pernyataannya:

“Jelas sangat berpengaruh ya, kenapa data data yang ada di AIS ini bisa
akurat, karena user yang ada di AIS ini bukan hanya dari pustipanda saja
tetapi dikerjakan oleh unit-unit terkait seperti keuangan, akademik,
kepegawaian, dan salah satunya PUSTIPANDA.” (F3.3.4 dalam Gambar
3.10).

Dari hasil wawancara juga ditemukan pendapat lain yang dapat menjadi masukan

bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut ini pernyataannya:

“Ya kalau keakuratan mungkin seperti data yang belum di update itu
beberapa kali masih sering terjadi, jadi mungkin koordinasi dengan

118
atasan atau dengan yang lainnya sangat penting.” (T2.2.6 dalam Gambar
3.9).

Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa faktor AC memiliki pengaruh terhadap faktor EUS. Hal ini

sesuai dengan teori/konsep dari Hall (2007) yang menyatakan bahwa variabel

akurasi/accuracy memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Namun hasil

penelitian ini berbeda dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil

pengujian t-test pada analisis struktural model, menunjukkan bahwa hipotesis dua

(H2) ditolak. Artinya accuracy (AC) tidak berpengaruh terhadap end-user

satisfaction (EUS). Selain tidak memiliki pengaruh dalam model, jalur AC→EUS

juga memiliki pengaruh yang kecil berdasarkan perhitungan f2 dan .

T3 Hubungan Content (CN) terhadap Format (FR)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 8 dari 9 orang partisipan dan seluruh peserta FGD sependapat dan

mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap FR. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan peserta FGD berikut ini:

“Kalau ini bisa dikatakan berpengaruh, karena pada dasarnya format di


AIS sudah sesuai dengan konten-konten yang diberikan berdasarkan
kebutuhan penggunanya masing-masing dan untuk tampilannya juga
sudah cukup menarik.” (F3.1.4 dalam Gambar 3.10).

119
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh partisipan lain saat di wawancarai

oleh peneliti, yaitu:

“Berpengaruh terhadap format sistem, jadi kalau misalkan konten itu satu
dengan yang lainnya tidak saling sinkron misalkan, itu format sistemnya
jadi kelihatan lucu gitu. Misalkan dimana ada konten disitu yang bukan
untuk dikonsumsi mahasiswa tiba-tiba disitu ada kan jadi lucu.” (T3.5.4
dalam Gambar 3.9).

Namun selain pernyataan diatas, ada juga partisipan yang merasa bahwa CN tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap FR. Berikut ini pernyataannya:

Pernyataan 1: “Tidak berpengaruh, karena selama saya masih bisa


menggunakan AIS dengan baik buat saya itu tidak berpengaruh.” (T3.9.2
dalam Gambar 3.9).

Pernyataan 2: “Kalau gua sih lebih melihat substansinya aja, kalau disitu
infonya bagus dan valid udah cukup.” (T3.11.2 dalam Gambar 3.9).

Menurut Chin dan Lee (2000), kepuasan pengguna akhir sistem informasi

adalah sebagai evaluasi afektif keseluruhan pengguna akhir mengenai

pengalamannya terkait dengan sistem informasi. Selain pernyataan-pernyataan

diatas, saat melakukan wawancara peneliti menemukan pendapat-pendapat lain

yang terkait dengan hubungan CN terhadap FR yang dapat menjadi masukan bagi

AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:

120
“Ada baiknya jika ada semacam panduan mengenai struktur folder itu,
pada saat pemakaian pertama kali sedikit bingung dan saya juga belum
pernah cek juga ya disitu ada menu help-nya atau tidak karena pada saat
pertama kali kita hanya dikumpulkan di auditorium dikasih tau ini jadi
kita sekali tau oh disitu nyarinya.” (T3.1.6 dalam Gambar 3.9).

Pernyataan lain, disampaikan oleh partisipan saat diwawancarai oleh peneliti

yaitu:

“Kenapa gak ada pembaruan format seperti windows 8 yang menunya


berupa tombol-tombol icon tinggal klik jadi ga perlu buka tab satu-satu.”
(T3.7.6 dalam Gambar 3.9).

Namun terlepas dari pernyataan partisipan mengenai format/tampilan AIS

yang masih belum sesuai dengan keinginan pengguna, peserta FGD memiliki

pandangannya sendiri, yaitu:

“Sependapat dengan Bapak Nashrul, kalau format sistem menarik nah


mungkin ada beberapa yang belum menarik, mungkin kalo dikatakan
menarik itu ada gambar tapi di kita ga ada jadi kan menarik itu relatif.
Tapi kalau dikatakan sistem sudah jelas dalam menampilkan informasi
dan mudah digunakan AIS sudah bisa dikatakan ya.” (F3.2.4 dalam
Gambar 3.10).

Beberapa pendapat diatas mengindikasikan bahwa faktor format/tampilan

mejadi salah satu hal yang mempengaruhi kepuasan pengguna. Selain itu, hasil

wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
121
faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor FR. Hal ini selaras dengan

penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test pada analisis

model struktural menunjukkan bahwa hipotesis tiga (H3) diterima. Ini berarti

content (CN) memiliki pengaruh terhadap format (FR). Jalur CN→FR memiliki

pengaruh yang siginifikan dalam model. Penelitian ini juga sesuai dengan model

logika pemograman komputer input-proses-output (Davis, 1998; Kellog, 2004)

dan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015)

yang menyatakan bahwa faktor content yang berada pada dimensi input dalam

model penelitian ini dimungkinkan untuk mempengaruhi faktor lainnya (yang

berada dalam dimensi proses dan output), yang dalam hal ini adalah faktor format

yang berada dalam dimensi proses.

T4 Hubungan Format (FR) terhadap End-User Satisfaction (EUS)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan mengatakan bahwa FR sangat berpengaruh

secara signifikan terhadap EUS. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari partisipan

saat diwawancarai oleh peneliti berikut ini:

“Sangat berpengaruh, karena balik lagi interaksi manusia dan komputer,


tampilan atau GUI itu harus user-friendly.” (T4.5.5 dalam Gambar 3.9).

Selaras dengan pernyataan diatas, partisipan lainnya memberikan pendapat

sebagai berikut saat diwawancarai oleh peneliti, yaitu:

122
“Sangat berpengaruh, selain konten format sistem juga merupakan hal
yang penting untuk user.” (T4.6.5 dalam Gambar 3.9).

Tampilan yang menarik serta kemudahan dalam memahami dan menggunakan

antar muka dapat meningkatkan kepuasan pengguna akhir dan dapat berpengaruh

terhadap tingkat efektifitas pengguna (Arthur et al., 2008). Berkaca dari pendapat

ini, partisipan lainnya memberikan pernyataan berbeda yang dapat menjadi

masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut kutipan

pernyataannya:

“Mungkin akan lebih mudah jika di menu profil dosen ini dilengkapi
dengan menu attachment dokumen.” (T4.1.6 dalam Gambar 3.9).

Pernyataan diatas didukung oleh peserta FGD, berikut ini pernyataannya:

Pernyataan 1 : “Berpengaruh, kalo dari aspek format sistem sudah


menarik buat saya tapi untuk tampilannya memang perlu banyak
eksplorasi dan kebetulan dari tim developer kita masih kekurangan tenaga
IT yang ahli di bidang Java khususnya Java Mobile.” (F4.3.4 dalam
Gambar 3.10).

Pernyataan 2: “Untuk saat ini tampilan AIS sudah cukup ya, kalau nanti
ada tampilan macem-macem malah membuat aksesnya jadi berat. Karena
user kan tidak hanya butuh tampilan yang bagus, tetapi juga kecepatan
aksesnya.” (T4.9.4 dalam Gambar 3.9).

123
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa faktor FR memiliki pengaruh terhadap faktor EUS, hal ini

sesuai dengan teori/konsep dari Dahliana et al. (2014) yang telah membuktikan

bahwa tampilan/format sistem memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Rosalina (2017)

yang memaparkan hasil pengujian t-test pada analisis struktural model, dinyatakan

bahwa hipotesis empat (H4) ditolak. Artinya format (FR) tidak berpengaruh

terhadap end-user satisfaction (EUS). Selain tidak memiliki pengaruh dalam

model, jalur FR→EUS juga memiliki pengaruh yang kecil berdasarkan

perhitungan f2 dan .

T5 Hubungan Content (CN) terhadap End-User Satisfaction (EUS)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat

dan mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan peserta FGD berikut ini:

“Konten di AIS sudah sesuai dengan kebutuhan dan yang pasti


bermanfaat bagi urusan akademik yang berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna yang menerima output dari AIS.” (F5.1.4 dalam Gambar 3.10).

Pendapat serupa juga disampaikan oleh peserta FGD lainnya, yaitu:

124
“Sangat berpengaruh, apabila sistem sudah memenuhi kebutuhan
pengguna otomatis akan menghasilkan kepuasan bagi si pengguna itu
sendiri.” (F5.4.5 dalam Gambar 3.10).

Parasuraman dalam Assa (2015) juga menyatakan bahwa untuk

kepentingan pengukuran jasa, mutu harus dipandang dari lima perspektif, satu

diantaranya adalah content. Hal ini membuktikan bahwa content memiliki

pengaruh penting bagi kepuasan pengguna akhir terhadap sistem. Berdasarkan

pernyataan itu, partisipan menyatakan pendapat berbeda yang dapat menjadi

masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:

“Ada baiknya ada jadwal akademik yang ditampilkan setiap tahun ajaran
sehingga dosen maupun mahasiswa bisa melihat dan punya perencanaan
terutama pada waktu-waktu yang ternyata layanan ditutup misalnya atau
kelas tidak bisa digunakan sayangnya itu hanya ada di kalender UIN
padahal belum tentu kita disini ada kalender dan harus mencari-cari
terlebih dahulu.” (T5.1.6 dalam Gambar 3.9).

Pendapat serupa juga disampaikan oleh partisipan lainnya saat diwawancarai oleh

peneliti, yaitu:

“Untuk kalender akademiknya ditambahin kalender akademik UIN bukan


hanya informasi tanggal pengisian KRS saja.” (dalam Gambar 3.9).

125
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti tersebut, ditemukan bahwa

masih ada beberapa hal yang perlu dikoreksi pihak-pihak terkait yang dalam hal

ini PUSTIPANDA selaku pihak pengembang sistem di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta guna mencapai visi PUSTIPANDA yaitu, meningkatkan performa sistem

informasi perguruan tinggi yang innovative, creative, high availability, high

reliability, secure, fast, informed, documented, and integrated dalam rangka

meningkatkan kinerja dan mutu bidang pendidikan, pengajaran, penelitian,

publikasi ilmiah, pengabdian masyarakat dan organisasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (http://pustipanda.uinjkt.ac.id).

Terlepas dari hal diatas, hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan

oleh peneliti menunjukkan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor

EUS. Hal ini selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang menyatakan hasil

pengujian t-test pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis lima

(H5) diterima. Ini berarti content (CON) memiliki pengaruh terhadap end-user

satisfaction (EUS). Selain itu, jalur CN→EUS memiliki pengaruh yang

siginifikan dalam model. Penelitian ini juga sesuai dengan model logika

pemograman komputer input-proses-output (Davis, 1998; Kellog, 2004) dan

penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015) yang

menyatakan bahwa faktor content yang berada pada dimensi input dalam model

penelitian ini dimungkinkan untuk mempengaruhi faktor lainnya (yang berada

dalam dimensi proses dan output), yang dalam hal ini adalah faktor end-user

satisfaction yang berada dalam dimensi proses.

126
T6 Hubungan Content (CN) terhadap Ease of Use (EU)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 8 dari 9 orang partisipan dan seluruh peserta FGD sependapat dan

mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap EU. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan partisipan saat diwawancarai oleh peneliti, yaitu:

Pernyataan 1: “Pada saat saya mau memasukkan nilai itu default-nya utuk
tahun ajaran berikutnya jadi pasti kosong bawahnya jadi harus saya
pindahkan ke tahun ajaran sekarang dulu baru muncul matakuliah yang
saya ambil, menurut saya agak aneh kenapa ya saya tidak tahu apakah
ada faktor tertentu itu di-default seperti itu, tetapi akan lebih mudah jika
dibuat di semester yang bersangkutan sehingga otomatis dia mengacu ke
semester itu tanpa harus di ubah dahulu.” (T6.1.4 dalam Gambar 3.9).

Pernyataan 2: “Setiap divisi kan menampilkan tampilan berbeda pada AIS


ya, jadi sudah pasti isinya pun dimengerti oleh user tersebut.” (T6.8.4
dalam Gambar 3.9).

Pendapat diatas didukung oleh pernyataan dari partisipan lainnya saat

diwawancarai oleh peneliti, yaitu:

“Sangat berpengaruh, mungkin melihat masyarakat atau dalam hal ini


dosen orang yang berpendidikan dan bagi saya yang cukup tau banyak
mengenai teknologi ya memang sepertinya sangat signifikan dalam
kemudahan pengguna.” (T6.2.5 dalam Gambar 3.9).

127
Beliau juga menambahkan dengan pernyataan dibawah, yang dapat menjadi

masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

“Secara umum bagi dosen sih cukup berpengaruh sih kemudahannya tapi
misalnya ada masukan yang bisa diberikan ya mungkin bagaimana
caranya agar user experience-nya lebih dimudahkan lagi.” (T6.2.6 dalam
Gambar 3.9).

Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan dari peserta FGD, yaitu:

“User friendly iya, tapi mungkin ada beberapa yang belum misalnya kita
belum responsif full di mobile nah itu yang perlu dikembangkan, sudah
ada tetapi fitur-fiturnya belum selengkap yang di web. Untuk keseluruhan
sistem AIS sudah mudah dioperasikan dan disana juga disediakan fitur
bantuan bagi pengguna yang masih bingung.” (F6.1.4 dalam Gambar
3.10).

Kemudahan dalam menggunakan sistem meliputi keseluruhan proses dari awal

sampai akhir yang terdiri dari proses memasukkan data, mengolah dan mencari

informasi serta menampilkan data akhir yang akan digunakan oleh pengguna akhir

(Arthur et al., 2008).

Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti dapat

dikatakan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor EU. Hal ini

selaras dengan penelitian sebelumnya, Rosalina (2017) yaitu hasil pengujian t-test

pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis enam (H6) diterima.

Ini berarti content (CN) memiliki pengaruh terhadap ease of use (EU). Selain itu,
128
jalur CN→EU memiliki pengaruh yang siginifikan dalam model. Penelitian ini

sesuai dengan model logika pemograman komputer input-proses-output (Davis,

1998; Kellog, 2004) dan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan, 2014;

Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa faktor content yang berada pada

dimensi input dalam model penelitian ini dimungkinkan untuk mempengaruhi

faktor lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output), yang dalam hal ini

adalah faktor easy of use yang berada dalam dimensi proses.

T7 Hubungan Ease of Use (EU) terhadap End-User Satisfaction (EUS)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan mengatakan bahwa EU sangat berpengaruh

secara signifikan terhadap EUS. Hal ini diperkuat dengan pendapat partisipan saat

di wawancarai oleh peneliti berikut ini:

“Sangat berpengaruh, karena semakin mudah sistem digunakan semakin


puas user menggunakan.” (T7.6.5 dalam Gambar 3.9).

Berbeda dari hasil wawancara, seluruh peserta FGD justru sepakat mengatakan

bahwa EU berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Berikut ini pernyataan

dari peserta FGD:

“Tentu saja berpengaruh, kalau sulit digunakan pengguna pasti akan


malas menggunakan sistem dan itu berarti mempengaruhi tingkat
kepuasan pengguna sistem.” (F7.1.4 dalam Gambar 3.10).
129
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa faktor EU memiliki pengaruh terhadap faktor EUS, hal ini

selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test

pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis tujuh (H7) diterima.

Ini berarti ease of use (EU) memiliki pengaruh terhadap end-user satisfaction

(EUS). Selain itu, jalur EU→EUS memiliki pengaruh yang siginifikan dalam

model. Penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan dari Arthur et al. (2008)

bahwa kemudahan dalam menggunakan sistem meliputi keseluruhan proses dari

awal sampai akhir yang terdiri dari proses memasukkan data, mengolah dan

mencari informasi serta menampilkan data akhir yang akan digunakan oleh

pengguna akhir. Maka dari itu kemudahan dalam menggunakan sistem digunakan

sebagai tolak ukur kepuasan pengguna sistem (Marakarkandy dan Yajnik, 2013).

T8 Hubungan Content (CN) terhadap Timelines (TL)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan dan seluruh peserta FGD sependapat dan

mengatakan bahwa CN sangat berpengaruh secara signifikan terhadap TL. Hal ini

dikuatkan oleh pernyataan peserta FGD yaitu:

“Pasti berpengaruh karena konten yang ditampikan AIS berhubungan


dengan kegiatan Akademik sudah pasti harus disajikan secara tepat waktu

130
agar tidak menghambat proses belajar mengajar.” (F8.1.4 dalam Gambar
3.10).

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh partisipan lainnya saat diwawancarai

oleh peneliti berikut ini:

“Itu jelas sangat berpengaruh karena kontennya ini tergantung dari


banyak dan besarnya dari konten yang di load untuk ditampikan, jadi
semakin banyak datanya, semakin besar itu tergantung dari koneksi
jaringan yang untuk menge-load datanya itu, yaa sebut aja bandwith deh.
Jadi semakin besar bandwith-nya dan semakin stabil jaringannya semakin
cepat dia menyajikan datanya maka ketepatan waktunya semakin bagus.”
(T8.6.5 dalam Gambar 3.9).

Selain pernyataan diatas, beliau juga memiliki pendapat lain yang mungkin dapat

menjadi masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut

pernyataannya:

“Yang uniknya dari AIS selama saya menggunakan 8 semester ini, dia
tergantung dari banyaknya yang mengakses. Menurut saya ini masih
harus diperbaiki, jadi servernya harus di uji coba ketika misal 1000 user
istilahnya itu di penetration testing jadi saat 1000 user mengakses secara
bersamaan itu server down atau tidak nah untuk saat ini AIS masih down
dan itu balik lagi untuk ketepatan waktu tadi.” (dalam Gambar 3.9).

131
Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan dari Arthur et al. (2008), yaitu

semakin cepat sebuah sistem mengolah input dan menghasilkan output dapat

dijadikan tolak ukur penilaian apakah sistem tersebut tepat waktu atau real time.

Banyak partisipan yang berpendapat hubungan CN berpengaruh terhadap

TL, tetapi tidak dapat dipungkiri pada saat diwawancarai oleh peneliti terdapat

dua partisipan yang merasa ragu-ragu terhadap hubungan CN terhadap TL.

Berikut ini kutipan pernyataan dari partisipan tersebut:

“Biasanya ada info pengumuman tapi menurut saya kurang up to date.


Untuk yang lain misal deadline pengumpulan nilai itu selalu up to date
karena bersifat urgensi. Kalau masalah kelamaan akses memang teknis
ya, masalah loading atau waktu aksesnya itu masalah yang sudah sering
terjadi memang. Juga untuk beberapa masalah akademis terkadang
kurang update, misal pada saat mencetak SK dan ketua prodinya sudah
ganti tapi di AIS masih menggunakan nama ketua prodi yang sebelumnya.
Mungkin kurang komunikasi dengan orang pustipanda atau apa tapi
beberapa kali saya menemui kejadian seperti itu.” (T8.2.3 dalam Gambar
3.9).

Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor TL. Hal ini

selaras dengan penelitian Rosalina (2017), yang menyatakan hasil pengujian t-test

pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis delapan (H8)

diterima. Ini berarti content (CN) memiliki pengaruh terhadap timeliness (TL).

Selain itu, jalur CN→TL memiliki pengaruh yang siginifikan dalam model.

Penelitian ini juga sesuai dengan model logika pemograman komputer input-
132
proses-output (Davis, 1998; Kellog, 2004) dan penelitian sebelumnya (Subiyakto

& Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa faktor content

yang berada pada dimensi input dalam model penelitian ini dimungkinkan untuk

mempengaruhi faktor lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),

yang dalam hal ini adalah faktor timeliness yang berada dalam dimensi proses.

T9 Hubungan Timelines (TL) terhadap End-User Satisfaction (EUS)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat

dan mengatakan bahwa TL sangat berpengaruh secara signifikan terhadap EUS.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari peserta FGD, yaitu:

“Ini sangat berpengaruh ya, karena tingkat kepuasan pengguna akan


semakin tinggi apabila AIS dapat menyajikan informasi atau kebutuhan
pengguna secara tepat waktu.” (F9.1.5 dalam Gambar 3.10).

Hal serupa juga disampaikan oleh partisipan pada saat diwawancarai oleh peneliti

berikut ini:

Pernyataan 1: “Sangat berpengaruh, menurut saya itu balik lagi di


servernya lagi. Perlu ada perbaikan di server agar dalam konsisi tertentu
server bisa diakses oleh banyak user dalam waktu bersamaan dan tidak
down.” (T9.6.5 dalam Gambar 3.9).

133
Pernyataan 2: “Saya mengeluhkan kalau sistem itu mati. Karena saya
disini setiap saat buka AIS dan tidak pernah dalam sehari tidak buka AIS
sama sekali ketika AIS down maka itu sangat menghambat pekerjaan
saya.” (T9.8.5 dalam Gambar 3.9).

Pernyataan 3: “Sangat berpengaruh, kalau AIS down pekerjaan kita


terganggu banget. Apalagi kita dibagian pelayanan kan, dan itu
menghambat sekali.” (T9.9.5 dalam Gambar 3.9).

Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa ketepatan waktu merupakan

salah satu faktor penting dalam pengukuran kepuasan pengguna sistem. Meskipun

demikian, masih ada narasumber yang merasa bahwa informasi yang diberikan

AIS terkadang terlambat, yang akhirnya mengurangi kepuasan dari penggunaan

AIS itu sendiri. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari partisipan saat

diwawancarai oleh peneliti berikut ini:

“Kepuasan pengguna pasti tingkatnya akan menurun apabila kondisinya


saat input nilai dan isi KRS dari situ mungkin infrastruktur yang harus
diperbaiki entah itu servernya ditambah lah atau bagaimana penerapan
metode atau algoritma apa yang untuk mengatasi masalah itu.” (T9.2.6
dalam Gambar 3.9).

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh partisipan lainnya saat diwawancarai

oleh peneliti berikut ini:

“Masih ditemukan kendala yaitu pada saat masuk waktu pembayaran di


AIS belum di buka.” (T9.5.6 dalam Gambar 3.9).
134
Pernyataan-pernyataan diatas selaras dengan penelitian Prayitno et al. (2013) yang

menyebutkan bahwa infrastruktur TI yang dalam hal ini berupa kecepatan

pelayanan, integritas database, kemudahan mendapatkan informasi dan

ketersediaan sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna terhadap

sistem. Hal diatas juga mungkin dapat memberikan masukan kepada

PUSTIPANDA yang dalam hal ini sebagai pengembang dan pemelihara sistem

informasi yang memiliki sasaran yaitu meningkatkan kualitas prasarana, SDM,

dan layanan Information and Communications Technology (ICT) di lingkungan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seperti halnya juga pernyataan peserta FGD,

yaitu:

“Saran untuk mengurangi kendala error/server down yang terjadi setiap


semester: 1) User admin harus diperjelas lagi karena admin itu bukan
hanya di PUSTIPANDA, kalau admin super memang PUSTIPANDA tapi
setiap unit kan punya admin juga dan harus diperjelas; 2) Infrastruktur
harus disesuaikan sesuai kebutuhan pengguna untuk mengurangi
kapasitas hardisk yang hampir penuh. Nah orang-orang sering salah
kaprah, menganggap ini karena bandwith padahal bandwith kita sudah
800 mega dan itu sudah standar internasional.” (F9.2.6 dalam Gambar
3.10).

Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa faktor TL memiliki pengaruh terhadap faktor EUS. Hal ini

selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test

135
pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis sembilan (H9)

diterima. Ini berarti timeliness (TL) memiliki pengaruh terhadap end-user

satisfaction (EUS). Selain itu, jalur TL→EUS memiliki pengaruh yang

suginifikan dalam model. Penelitian ini juga selaras dengan Somers et al. (2003)

yang menyatakan bahwa ketepatan waktu/Timeliness merupakan salah satu faktor

yang penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan, sehingga menjadi

salah satu faktor yang berpengaruh dalam memberikan kepuasan pengguna.

T10 Hubungan Content (CN) terhadap Security (SC)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat

dan mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap SC. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan dari peserta FGD, yaitu:

“Berpengaruh ya, hanya menambahkan pendapat Pak Nashrul, untuk poin


sistem menyediakan fasilitas pengaturan kemanan bagi pengguna sistem
kita sudah menerapkan kalau password sudah lama tidak diganti biasanya
ada notifikasi untuk pengguna agar memperbarui passwordnya secara
periodik.” (F10.2.4 dalam Gambar 3.10).

Berbeda dengan pernyataan diatas, peserta lainnya justru berpendapat bahwa CN

sangat berpengaruh secara signifikan terhadap SC. Berikut ini kutipan

pernyataannya:

136
“Menurut saya ini sangat berpengaruh. Security merupakan suatu faktor
yang tingkat urgensinya cukup tinggi dalam suatu sistem, pun dengan AIS.
Maka dari itu untuk menjaga privasi data masing-masing user. Contoh
yang paling sederhana, AIS sudah dilengkapi dengan fitur uspass.”
(F10.1.5 dalam Gambar 3.10).

Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan dari partisipan lainnya saat

diwawancarai oleh peneliti berikut ini:

Pernyataan 1: “Sangat berpengaruh, karena konten-konten ini juga harus


mengalami filter dulu ya. Katakanlah ketika kita mau meng-upload
misalkan suatu file di AIS gitu yang memang itu dibutuhkan ketika kita
melaksanakan proses peng-upload-an itu memang seharusnya ada
pengawasan dari segi aplikasinya maupun dari segi servernya untuk
menjamin kemananan file apa yang kita upload, jangan-jangan file yang
kita upload bukan file yang dibutuhkan atau bisa saja file yang kita upload
mengandung script-script berbahaya dan sebagainya.” (T10.5.5 dalam
Gambar 3.9).

Pernyataan 2: “Sangat berpengaruh ya, karena posisi kita ada di bagian


keuangan yang berhubungan dengan angka dan mengakui pembayaran
dengan nominal sekian itu artinya tidak boleh sembarang orang yang
akses.” (T10.8.5 dalam Gambar 3.9).

Pada saat peneliti melakukan wawancara terdapat satu partisipan yang merasa

ragu-ragu. Berikut ini pernyataannya:

137
“Kalau untuk keamanan saya belum tau, selama saya menggunakan AIS
saya belum merasakan dimana letak keamanannya. Paling dari sisi nama
file-nya aja yang diganti jadi di enkripsi gitu, jadi pada saat kita
download yang keluar bukan nama file aslinya tapi berupa nama file
enkripsi cuma itu aja sih.” (T10.6.3 dalam Gambar 3.9).

Selain hal-hal diatas, peneliti juga menemukan temuan lain yang dapat

menjadi saran dalam pengembangan AIS kedepan terkait hubungan CN terhadap

SC. Berikut ini pernyataan dari partisipan saat diwawancarai oleh peneliti:

“Barangkali untuk waktu timeout-nya mungkin dibuat lebih pendek, jadi


kadang-kadang kalau ditinggal agak berbahaya juga.” (T10.2.6 dalam
Gambar 3.9).

Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor SC. Hal ini

selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test

pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis sepuluh (H10)

diterima. Ini berarti content (CN) memiliki pengaruh terhadap security (SC).

Selain itu, jalur CN→SC memiliki pengaruh yang siginifikan dalam model.

Penelitian ini juga sesuai dengan model logika pemograman komputer input-

proses-output (Davis, 1998; Kellog, 2004) dan penelitian sebelumnya (Subiyakto

& Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa faktor content

yang berada pada dimensi input dalam model penelitian ini dimungkinkan untuk

138
mempengaruhi faktor lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),

yang dalam hal ini adalah faktor security yang berada dalam dimensi proses.

T11 Hubungan Security (SC) terhadap End-User Satisfaction (EUS)

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara

menunjukkan, 6 dari 9 orang partisipan mengatakan bahwa SC sangat

berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Hal ini diperkuat oleh pernyataan

dari partisipan saat diwawancarai oleh peneliti yaitu:

“Ya, sangat berpengaruh apalagi di dalam akun pribadi AIS tadi terdapat
data-data yang sifatnya sangat sensitif yang sangat bahaya juga kalau
sampai diketahui orang lain.” (T11.1.5 dalam Gambar 3.9).

Berbeda dari hasil wawancara, 3 dari 4 orang peserta FGD justru sepakat

mengatakan bahwa SC berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Berikut ini

pernyataannya:

“Tentu ya, kalau kemanan sistem bagus sudah pasti pengguna akan
puas.” (F11.2.4 dalam Gambar 3.10).

Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan

bahwa faktor SC memiliki pengaruh terhadap faktor EUS, hal ini sesuai dengan

asumsi awal yang peneliti ajukan berdasarkan teori/konsep dari Fitriyani et al.

(2016), Chin dan Vaezi (2015), Montesdioca dan Macada (2015), dan Pavlou dan

139
Chellappa (2001) mengenai pentingnya pengaruh faktor security terhadap

kepuasan pengguna akhir sistem. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test pada analisis

struktural model, dinyatakan bahwa hipotesis sebelas (H11) ditolak. Artinya

security (SC) tidak berpengaruh terhadap end-user satisfaction (EUS). Selain

tidak memiliki pengaruh dalam model, jalur SEC→EUS juga memiliki pengaruh

yang kecil berdasarkan perhitungan f2 dan .

Berdasarkan hasil analisis dan pengkodean data yang telah dilakukan

sebelumnya (seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.9 dan Gambar 3.10) yang

juga dilihat dari kecenderungan jawaban partisipan terhadap tema pada tahap

interpretasi dan diskusi hasil diatas dapat diketahui bahwa sebelas tema penelitian

kepuasan pengguna yang diajukan peneliti, sebanyak 58% partisipan menyatakan

berpengaruh terhadap hubungan kepuasan pengguna akhir terhadap sistem

informasi akademik, 27% partisipan menyatakan sangat berpengaruh, 2%

menyatakan ragu-ragu dan 3% partisipan menyatakan tidak berpengaruh serta

10% partisipan memberikan saran atau masukan. Gambar 4.15 dibawah

merupakan diagram lingkaran dari hasil analisis dan pengkodean data wawancara

dan FGD yang telah dilakukan sebelumnya.

140
Gambar 4.15 Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Wawancara dan FGD

4.6 Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

4.6.1 Peranan Sistem

Dari hasil penelitian yang dilakukan, sebanyak tujuh orang partisipan mengatakan

sistem sangat membantu dalam menyelesaikan tugas. Hal ini sesuai dengan

pendapat dari peserta FGD dibawah ini:

“Ya sangat membantu. Bayangkan jika seluruh kegiatan akademik masih


manual, pasti repot kan. Nah disini gunanya AIS dibuat dengan tujuan
salah satunya memudahkan pengguna dalam menyelesaikan tugas.”
(Q1.13.1 dalam Tabel 3.3).

Serupa dengan pendapat diatas, partisipan lainnya juga merasa sangat terbantu

dengan adanya sistem ini. Berikut pernyataannya:

141
“Dengan adanya AIS ini sangat membantu untuk proses pengambilan
Kartu Rencana Studi atau KRS, kita mau ambil mata kuliahnya apa terus
kita mau cari ruangan misalnya untuk proses pembelajaran juga itu
memudahkan dari AIS sendiri, terus juga kita bisa lihat mata kuliah apa
saja yang ditawarkan di semester genap atau ganjil berikutnya masih ada
atau tidak jikalau kita ada yang mengulang.” (Q1.5.1 dalam Tabel 3.3).

Sebesar enam orang partisipan merasa terbantu dengan adanya sistem ini.

Penemuan ini didukung oleh pernyataan dari partisipan, yaitu:

Pernyataan 1: “Tentu saja membantu, tetapi sementara sih memang


menggunakan sistem AIS itu bukan karena manfaatnya, tapi karena
memang sudah diputuskan untuk misalnya input nilai disitu, lebih banyak
karena itu.” (Q1.1.2 dalam Tabel 3.3).

Pernyataan 2: “Untuk saya membantu ya, dengan adanya sistem pekerjaan


kita lebih terbantu untuk pengecekan data dan rekon data, terkadang ada
kasus dimana pembayaran di Bank itu ada kendala dan kita pasti lihat ke
sistem AIS untuk mengkrosceknya kembali.” (Q1.8.4 dalam Tabel 3.3)

Sedangkan satu orang partisipan mengatakan bahwa sistem cukup membantu

dalam menyelesaikan tugas mereka. Berikut ini kutipan pernyataannya:

“Menurut saya, kalau untuk sebagai mahasiswa udah cukup membantu


dengan fitur-fitur yang cukup lengkap. Karena selama ini saya
menggunakan AIS hanya sebagai keperluan sih, bukan kebutuhan.”
(Q1.6.3 dalam Tabel 3.3).

142
Dalam Gambar 4.16 dibawah, merupakan data hasil olahan yang telah

disajikan dalam bentuk persentase.

Gambar 4.16 Diagram Lingkaran Peranan Sistem

Dapat diketahui bahwa lebih dari setengah partisipan, sebanyak 65%

merasa sangat terbantu dengan adanya sistem, hal tersebut selaras dengan tujuan

diterapkannya AIS yaitu untuk memenuhi kebutuhan serta memudahkan segala

bentuk kegiatan akademik. Ini juga sesuai dengan misi dari PUSTIPANDA selaku

pembuat dan pengembang sistem yaitu, meningkatkan performa sistem informasi

perguruan tinggi yang innovative, creative, high availability, high reliability,

secure, fast, informed, documented, dan integrated.

4.6.2 Status Kepuasan Pengguna Sistem

Seperti yang kita tahu, bahwa kepuasan pengguna dipengaruhi oleh harapan atau

ekspektasi dari pengguna sistem itu sendiri. Seperti halnya pandangan Jiménez-

Zarco et al. (2015) yang mengatakan bahwa kepuasan pengguna didefinisikan

sebagai seberapa jauh sistem memenuhi atau melampaui harapan pengguna. Dari
143
hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar partisipan menyatakan diri

mereka merasa cukup puas saat menggunakan sistem, yaitu sebanyak tujuh orang

partisipan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan partisipan pada saat

diwawancarai oleh peneliti yaitu:

“Sejauh ini sudah cukup puas.” (X1.1.3 dalam Tabel 3.4).

Tidak hanya itu, beliau juga memberikan pendapat lain yang berupa

masukan/saran yaitu:

“Adanya sosialisasi penggunaan AIS dan didorong secara bertahap agar


dosen dapat memanfaatkan menu-menu AIS lebih optimal karena sayang
jika sudah ada tetapi tidak digunakan, tetapi ya harus didukung mengenai
ketersediaan sistem tadi jadi jangan sampai ketika sistem dipakai secara
bersamaan akan terjadi gangguan yang mengakibatkan pengguna juga
jadi malas menggunakannya.” (X1.1.6 dalam Tabel 3.4).

Bahkan terdapat partisipan merasa sangat puas saat menggunakan sistem. Berikut

ini pernyataannya:

“Sangat puas, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan tapi tanpa


AIS sudah cukup mampu membantu pekerjaan pengguna khususnya dalam
hal kegiatan belajar-mengajar, pembayaran, dan sebagainya.” (X1.12.1
dalam Tabel 3.4).

144
Dalam Gambar 4.17 dibawah, merupakan data hasil olahan mengenai

status kepuasan pengguna sistem yang telah disajikan dalam bentuk persentase.

Maka dapat diketahui bahwa sebanyak 42% partisipan merasa cukup puas

menggunakan sistem informasi akademik, 26% partisipan merasa puas, 10%

partisipan merasa kurang puas, dan hanya 11% partisipan yang merasa sangat

puas serta terdapat 11% partisipan memberikan saran terkait AIS kedepannya.

Gambar 4.17 Diagram Lingkaran Status Kepuasan Pengguna Sistem

Suzanto dan Sidharta (2015) mengatakan bahwa kepuasan pengguna akhir

sistem informasi adalah sebagai evaluasi afektif keseluruhan pengguna akhir

mengenai pengalamannya terkait dengan sistem informasi. Selaras dengan itu,

Arshad et al. (2015) memiliki pendapat bahwa kepuasan pengguna juga

didefinisikan sebagai penilaian yang sangat pribadi yang sangat dipengaruhi oleh

harapan individu. Berkaca dari definisi tersebut, peneliti berasumsi bahwa cukup

tingginya tingkat harapan pengguna terhadap sistem yang ada mungkin


145
disebabkan oleh adanya kesenjangan antara harapan pengguna dengan kenyataan.

Walaupun banyak pengguna yang merasa terbantu dengan adanya sistem, tetapi

banyak juga pengguna yang masih merasa kurang puas dalam menggunakan

sistem tersebut.

4.7 Ringkasan

Secara garis besar, pelaksanaan penelitian terkait kepuasan pengguna Sistem

Informasi Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan persepsi

mahasiswa, dosen, dan pegawai yang dalam penelitian ini diwakili oleh Staf

Akademik Pusat, Staf Keuangan Pusat, dan Staf PUSTIPANDA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta diindikasikan sudah cukup baik. Interpretasi hasilnya juga

dilakukan dengan mempertimbangkan batasan aspek teoritis berdasarkan

dukungan dari sejumlah teori sebelumnya dan aspek praktis terkait kondisi riil

pelaksanaan proyek di lapangan. Sehingga berdasarkan batasan-batasan

pelaksanaan penelitian yang telah dijelaskan, sejumlah saran dapat digaris bawahi

bagi pelaksanaan penelitian selanjutnya.

146
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Pendahuluan

Bagian ini memaparkan dua poin utama sebagai penutup dari pelaksanaan

kegiatan penelitian yang telah dilakukan peneliti. Kesimpulan merefleksikan hasil

akhir penelitian yang secara tidak langsung merujuk pada pemecahan masalah,

tujuan, dan sasaran penelitian dan secara langsung terkait temuan penelitian yang

menjawab pertanyaan dan tema penelitian. Sedangkan saran, secara langsung

terkait dengan temuan penelitian merujuk pada temuan dan batasan penelitian

untuk tindak lanjut penelitian selanjutnya.

5.2 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan, berikut adalah kesimpulan

dari penelitian ini:

1) Berdasarkan tema penelitian kepuasan pengguna yang diajukan

peneliti, dapat diketahui bahwa sebesar 58% partisipan (seperti yang

ditunjukkan oleh Gambar 4.15) menyatakan berpengaruh terhadap

hubungan kepuasan pengguna akhir terhadap sistem informasi

akademik yang dapat dilihat dari jawaban kecenderungan partisipan

terhadap tema. Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

pengguna adalah sebagai berikut:

147
a. Tema 1, hubungan Content (CN) terhadap Accuracy (AC)

berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 6 dari 9 orang

partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat

menyatakan berpengaruh.

b. Tema 2, hubungan Accuracy (AC) terhadap End-User

Satisfaction (EUS) berpengaruh. Hasil wawancara

menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan menyatakan

berpengaruh.

c. Tema 3, hubungan Content (CN) terhadap Format (FR)

berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 8 dari 9 orang

partisipan dan 4 dari 4 peserta FGD sependapat menyatakan

berpengaruh.

d. Tema 4, hubungan Format (FR) terhadap End-User

Satisfaction (EUS) sangat berpengaruh. Hasil wawancara

menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan menyatakan sangat

berpengaruh.

e. Tema 5, hubungan Content (CN) terhadap End-User

Satisfaction (EUS) berpengaruh. Hasil wawancara

menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang

peserta FGD sependapat menyatakan berpengaruh.

f. Tema 6, hubungan Content (CN) terhadap Ease of Use (EU)

berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 8 dari 9 orang

148
partisipan dan 4 dari 4 orang peserta FGD sependapat

menyatakan berpengaruh.

g. Tema 7, hubungan Ease of Use (EU) terhadap End-User

Satisfaction (EUS) sangat berpengaruh. Hasil wawancara

menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan menyatakan sangat

berpengaruh.

h. Tema 8, hubungan Content (CN) terhadap Timelines (TL)

berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 5 dari 9 orang

partisipan dan 4 dari 4 peserta FGD sependapat menyatakan

berpengaruh.

i. Tema 9, hubungan Timelines (TL) terhadap End-User

Satisfaction (EUS) sangat berpengaruh. Hasil wawancara

menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang

peserta FGD sependapat menyatakan sangat berpengaruh.

j. Tema 10, hubungan Content (CN) terhadap Security (SC)

berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 6 dari 9 orang

partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat

menyatakan berpengaruh.

k. Tema 11, hubungan Security (SC) terhadap End-User

Satisfaction (EUS) sangat berpengaruh. Hasil wawancara

menunjukkan, 6 dari 9 orang partisipan menyatakan sangat

berpengaruh.

149
2) Dari hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti dapat diketahui

bahwa sebanyak 65% partisipan (seperti yang ditunjukkan oleh

Gambar 4.16) merasa sangat terbantu dengan adanya sistem dalam

menyelesaikan tugas/pekerjaan mereka. Selain itu, sekitar 79%

partisipan merasa puas menggunakan sistem informasi akademik,

diantaranya 42% partisipan merasa cukup puas, 26% partisipan

merasa puas, dan 11% partisipan yang merasa sangat puas serta

terdapat 11% partisipan memberikan saran terkait sistem. Sehingga

dapat disimpulkan keberadaan sistem sudah sangat membantu

tugas/pekerjaan dari partisipan dan tingkat kepuasan pengguna

sistem saat ini berada pada tingkat yang cukup baik.

Berdasarkan hasil temuan itu juga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

telah memberikan kontribusi/manfaat, berupa:

1) Secara teori, penelitian ini telah melengkapi hasil penelitian

sebelumnya yang berupa kuantitatif dengan pengujian secara

kualitatif khususnya untuk menggali data-data yang mungkin belum

dipaparkan oleh penelitian kuantitatif. Penelitian ini dapat menjadi

alternatif bagi peneliti selanjutnya atau pihak lainnya dalam

memahami kepuasan pengguna sistem.

2) Secara metodologi, penelitian ini mendorong pemanfaatan metode

kualitatif dalam penyusunan skripsi di Program Studi Sistem

Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih didominasi

150
oleh penelitian kuantitatif dan kualitatif, khususnya terkait

pengembangan sistem.

3) Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi pihak-pihak terkait di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam rencana pengembangan sistem informasi akademik

mendatang khususnya bagi pihak PUSTIPANDA.

Di sisi lain, penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang

mengakibatkan hasil pada penelitian ini kurang optimal. Berikut keterbatasan

penelitian ini:

1) Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini

menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan

focus group discussion. Keterbatasan pada penelitian ini meliputi

subjektivitas yang ada pada peneliti. Penelitian ini sangat tergantung

kepada interpretasi peneliti tentang makna yang tersirat dalam

wawancara dan focus group discussion sehingga kecenderungan

untuk bias masih tetap ada. Untuk mengurangi bias maka dilakukan

proses uji credibility (keabsahan internal) dengan melakukan

triangulasi sumber dan metode. Triangulasi sumber dilakukan

dengan cara cross check data dengan fakta dari narasumber yang

berbeda dan dari hasil penelitian lainnya. Sedangkan triangulasi

metode dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode

151
dalam pengumpulan data, yaitu metode wawancara, focus group

discussion, observasi, dan dokumentasi.

2) Partisipan yang peneliti libatkan dalam penelitian ini dipilih

menggunakan teknik purposive sampling. Penggunaan teknik

sampling ini menyebabkan penelitian tidak dapat men-generalisasi

hasil penelitian dikarenakan jumlah sampel yang ada belum

mewakili kelompok pengguna sistem lainnya. Dimana dari sebelas

partisipan tidak ada satu perwakilan pun dari pihak top level

management di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini

dikarenakan peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

Sebagaimana maksud yang disampaikan oleh Sugiyono (2014),

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Serta menurut Kajornboon (2005),

apabila narasumber tidak mudah ditemui dan marah, maka

wawancara dapat dibatalkan atau ditunda. Berdasarkan dua hal

tersebut, peneliti mempertimbangkan kemudahan akses untuk dapat

melakukan wawancara terhadap salah satu orang dari jajaran top

level management UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3) Alat yang peneliti gunakan sebagai media pengolah data hanya MS.

Word 2013 dan MS. Excel 2013, karena pertimbangan biaya. Seperti

halnya pendapat Bree dan Gallagher (2016) data yang melibatkan

sejumlah besar data tekstual seperti wawancara dan focus group

perlu dianalisis. Pendekatan yang digunakan untuk analisis itu bisa

152
dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office suite, karena

sesuai dan hemat biaya. Untuk penelitian sejenis selanjutnya

sebaiknya menggunakan software pengolah data kualitatif seperti

Nvivo, AtlasTI, Deedoos, dan lain-lain. Melalui software tersebut

peneliti dapat mengolah data lebih cepat dan lebih mudah.

5.3 Saran

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan saran untuk penelitian selanjutnya

berdasarkan batasan-batasan yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai teknik

dan alat pengumpulan data, teknik sampling, metode pendekatan penelitian,

teknik dan alat analisis data yang peneliti gunakan, serta pemahaman dan

pengetahuan peneliti, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil penelitian, meskipun secara umum pengguna

sudah merasa puas menggunakan sistem informasi akademik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, di beberapa aspek masih diperlukan

pengembangan yaitu:

b. Konten sistem informasi akademik yang di update secara

berkala. Hal ini agar pengguna dapat mencari informasi yang

dibutuhkan.

c. Eksplorasi format atau tampilan sistem agar lebih responsif

terutama di tampilan mobile.

153
d. Pihak PUSTIPANDA berkoordinasi dengan pihak-pihak

terkait guna menangani masalah infrastruktur yang sering

terjadi pada sistem informasi akademik.

e. Pihak organisasi kampus melakukan kebijakan dengan

melakukan sosialisasi maupun pelatihan terkait sistem

informasi akademik agar penggunaan sistem lebih maksimal.

2) Pada penelitian selanjutnya (khususnya yang tertarik pada kajian

sejenis) agar dapat mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Penambahan jumlah narasumber sehingga memperoleh variasi

jawaban yang lebih lengkap.

b. Lebih mengeksplorasi faktor-faktor lain yang belum ada di

dalam model, khususnya mengenai model kepuasan pengguna

sistem.

5.4 Ringkasan

Bab ini memaparkan masing-masing dua poin yang saling berkaitan antara

kesimpulan dan saran penelitian. Harapannya, semoga para stakeholder sistem

yang menjadi obyek dalam penelitian ini dan para peneliti selanjutnya

mendapatkan bahan masukan secara praktis dan teoritis terkait evaluasi kepuasan

pengguna untuk penelitian dimasa depan.

154
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J. W. (2014). A concise introduction to mixed methods research. US:

Sage Publications.

Departemen Pendidikan Nasional. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

ke-5. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Flick, U. (2014). An Introduction To Qualitative Research. US: Sage Publications.

Hall, J. A. (2007). Sistem Informasi Akuntansi Edisi Ketiga Terjemahan Amir

Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.

ISO (2008). ISO 27799:2008 about Health Informatics – Information Security

Management in Health using ISO/IEC 27002.Geneva : ISO.

Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Kamberelis, G., & Dimitriadis, G. (2013). Focus Groups. Routledge.

Kellogg, W. K. (2004). Logic Model Development Guide. Michigan: WK

Kellogg Foundation

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi Ketiga

Belas. Terjemahan Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative data analysis:

A method sourcebook. US: Sage Publications.

Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

155
Newcomer, K. E., Hatry, H. P., & Wholey, J. S. (2015). Handbook of practical

program evaluation. New Jersey: John Wiley & Sons.

Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan

Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.

Salam, S., & Aripin, J. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta

Press.

Saldaña, J. (2015). The coding manual for qualitative researchers. US: Sage

Pubications.

Sarwono, J. (2011). Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif dan

Riset Kualitatif secara Benar. Jakarta, Elex Media Komputino.

Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Semiawan, C. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Setyosari, H. P. (2016). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:

Prenada Media.

Stewart, D. W., & Shamdasani, P. N. (2014). Focus groups: Theory and practice.

20. Sage Publications.

Strauss, A., & Corbin, J. M. (1997). Grounded theory in practice. US: Sage

Pubications.

Speziale, H. S., Streubert, H. J., & Carpenter, D. R. (2011). Qualitative research

in nursing: Advancing the humanistic imperative. US: Lippincott Williams

& Wilkins.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

156
Sugiyono. (2013). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutabri, T. (2012). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Wulan, E. R., & Rusdiana, A. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka

Setia.

----------------------------------SKRIPSI DAN JURNAL---------------------------------

Aditiawarman, U., Hakiem, N., Maarif, H. A. Q., & Huda, M. Q. (2014). Voter

Information Management System (Sipendalih) Effectiveness For 2014

Indonesian General Election: Case Of Indonesian Voters In Malaysia. In

Cyber and IT Service Management (CITSM), 2014 International

Conference on, 5-8.

Adityawarman, A. (2012). Pengukuran Tingkat Kematangan Penyelarasan

Strategi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis Analisis

Menggunakan Framework Cobit 4.1 (Studi Kasus PT. BRI, Tbk). Jurnal

Akuntansi dan Auditing, 8(2), 166-177.

Aini, A. N. (2016). Mengukur Kepuasan Pemirsa TV9 Surabaya: Studi Survei

Kepuasan Pemirsa TV9 Di Kota Surabaya. Tesis. Fakultas Komunikasi

dan Penyiaran Islam UIN Sunan Ampel. Surabaya.

157
Arshad, Y., Azrin, M., & Afiqah, S. N. (2015). The Influence Of Information

System Success Factors Towards User Satisfaction In Universiti Teknikal

Malaysia Melaka. ARPN J. Eng. Appl. Sci., 10(23), 18155-18164.

Arthur, A., Andry, E., & Abdurachman, E. (2008). Analisis Tingkat Kepuasan

Pengguna Sistem Informasi Underwriting Pada PT. Tugu Pratama

Indonesia. Jurnal Piranti Warta, 11(01), 28-44.

Assa, F. P., Rompas, S., & Dengo, S. (2015). Efektifitas Pelayanan Mahasiswa

Pada Bagian Akademik Kantor Pusat Unsrat. Jurnal Administrasi Publik,

2(30). 1-8.

Avery, L. A., & Meyer, D. Z. (2007). Organizing and Analyzing Qualitaive Data.

In Teachers Taking Action: A Comprehensive Guide To Teacher Research,

ed. C. A. Lassonde and S. E. Israel, 73-88.

Belout, A., & Gauvreau, C. (2004). Factors Influencing Project Success: The

Impact Of Human Resource Management. International Journal of

Project Management, 22(1), 1-11.

Bree, R.T., Dunne, K., Brereton, B., Gallagher, G. & Dallat, J. (2014). Engaging

Learning and Addressing Over-Assessment in the Science Laboratory:

Solving a Pervasive Problem. The All Ireland Journal of Teaching and

Learning in Higher Education (AISHE-J), 6(3), 2061-20636.

Bree, R. T., & Gallagher, G. (2016). Using Microsoft Excel To Code and

Thematically Analyse Qualitative Data: A Simple, Cost-Effective

Approach. AISHE-J: The All Ireland Journal of Teaching and Learning in

Higher Education, 8(2), 2811-28114.

158
Chariri, A. (2009). Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Chin, W. W., & Lee, M. K. (2000). A proposed model and measurement

instrument for the formation of IS satisfaction: the case of end-user

computing satisfaction. In Proceedings of the twenty first international

conference on Information systems, 553-563.

Chin, W., & Vaezi, R. (2015). Measuring User Satisfaction with IS Security.

Tesis. University of Houston

Dahliana, L., Zulhendra, & Hadi, A. (2014). Kontribusi End-User Computing

Satisfaction Terhadap Kepuasan Pengguna Website Portal Akademik Pada

Sistem Smart Campus Universitas Negeri Padang. Jurnal Vokasional

Teknik Elektronika & Informatika, 2(2), 70-74.

Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user

acceptance of information technology. MIS quarterly, 319-340.

Davis, W. S. (1998). HIPO Hierarchy Plus Input-Process-Output. The Information

System Consultant’s Handbook: Systems Analysis and Design. CRC,

Florida, 503-510.

DeFelice, D., & Janesick, V. J. (2015). Understanding the marriage of technology

and phenomenological research: From design to analysis. The qualitative

report, 20(10), 1576-1593.

Doody, O., Slevin, E., & Taggart, L. (2013). Focus Group Interviews In Nursing

Research: Part 1. British Journal of Nursing, 22(1), 16-19.

159
Doll, W. J., & Torkzadeh, G. (1991). The Measurement of End-User Computing

Satisfaction: Theoretical and Methodological Issues. MIS quarterly, 5-10.

Doll, W. J., Xia, W., & Torkzadeh, G. (1994). A Confirmatory Factor Analysis of

The End-User Computing Satisfaction Instrument. MIS quarterly, 453-

461.

Doll, W. J., & Torkzadeh, G. (1988). The Measurement Of End-User Computing

Satisfaction. MIS Quarterly, 259-274.

Dransfield, E., Morrot, G., Martin, J. F., & Ngapo, T. M. (2004). The application

of a text clustering statistical analysis to aid the interpretation of focus

group interviews. Food Quality and Preference, 15(5), 477-488.

Ferri, M., Zygun, D. A., Harrison, A., & Stelfox, H. T. (2015). Evidence-based

design in an intensive care unit: End-user perceptions. BMC

anesthesiology, 15(1), 1-9.

Fitriyani, A., Sfenrianto, S., Wang, G., & Susanto, A. (2016). Examining the

Security Issues of Automated Teller Machine Based on Revised

Technology Acceptance Model. TELKOMNIKA (Telecommunication

Computing Electronics and Control), 14(4), 1521-1526.

Guimaraes, T., Staples, D. S., & Mckeen, J. D. (2003). Empirically Testing Some

Main User-Related Factors For Systems Development Quality. The

Quality Management Journal, 10(4), 39.

Huda, M. Q., Hidayah, N. A., & Putra, S. J. (2016). A study of social technology

use in State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

In Cyber and IT Service Management, International Conference on, 1-6.

160
Huda, M. Q., & Hussin, H. (2016). Evaluation model of Information Technology

innovation effectiveness case of higher education institutions in Indonesia.

In Informatics and Computing (ICIC), International Conference on, 221-

226

Huda, M. Q., & Hussin, H. (2009). IT Implementation in Higher Education: A

Synthesis of Past Research on Barriers and Theoretical Perspectives.

In Cyber and IT Service Management, International Conference on, 1-6.

Hyde, K. M., & Maier, H. R. (2006). Distance-based and stochastic uncertainty

analysis for multi-criteria decision analysis in Excel using Visual Basic for

Applications. Environmental Modelling & Software, 21(12), 1695-1710.

Islam, A. N. (2014). Sources of satisfaction and dissatisfaction with a learning

management system in post-adoption stage: A critical incident technique

approach. Computers in Human Behavior, 30, 249-261.

Islamy, M. R. (2016). Dialektika Relasional Guru Dan Siswa Tunagrahita (Studi

Kasus Di Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita 01

Tangerang). Skripsi. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom

Bandung.

Itmamudin, I. (2016). Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya

Terhadap Loyalitas Di Perpustakaan Stain Salatiga. LIBRARIA: Jurnal

Perpustakaan, 2(2), 1-19.

Jaya, M. K., Mulyadi, D., & Sulaeman, E. (2012). Pengaruh Kecerdasan

Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Kerawang. Jurnal Manajemen, 10(1), 1038-1046.

161
Jiménez-Zarco, A. I., González-González, I., Saigí-Rubió, F., & Torrent-Sellens,

J. (2015). The co-learning process in healthcare professionals: Assessing

user satisfaction in virtual communities of practice. Computers in human

behavior, 51, 1303-1313.

Kajornboon, A. B. (2005). Using Interviews As Research Instruments. E-journal

for Research Teachers, 2(1), 1-9.

Kristiawan, D. (2016). Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik

(SIAKAD Online) di FKIP UNS dan Pengaruhnya Terhadap Manfaat

Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Lemmer, B., Grellier, R., & Steven, J. (1999). Systematic review of nonrandom

and qualitative research literature: Exploring and uncovering an evidence

base for health visiting and decision making. Qualitative Health

Research, 9(3), 315-328.

Marakarkandy, B., & Yajnik, N. (2013). Re-Examining and Empirically

Validating The End User Computing Satisfaction Models For Satisfaction

Measurement In The Internet Banking Context. International Journal of

Bank Marketing, 31(6), 440-455.

McLeod, L., & MacDonell, S. G. (2011). Factors That Affect Software Systems

Development Project Outcomes: A Survey of Research. ACM Computing

Surveys (CSUR), 43(4), 24.

Meyer, D. Z., & Avery, L. M. (2009). Excel as a qualitative data analysis

tool. Field methods, 21(1), 91-112.

162
Montesdioca, G.P.Z., and Maçada, A.C.G. (2015). Measuring User Satisfaction

with Information Security Practices. Computers & Security, 267-280.

Mulyawan, A., & Sidharta, I. (2013). Analisis Deskriptif Pemasaran Jasa Di

STMIK Mardira Indonesia Bandung. Jurnal Computech & Bisnis, 7(1),

42-55.

Mulyawan, A., & Sidharta, I. (2014). Determinan Kualitas Layanan Akademik Di

STMIK Mardira Indonesia Bandung. Jurnal Computech & Bisnis, 8(1),

13-24.

Mutia, Intan. (2014). Perancangan Sistem Informasi Akademik Dengan Teknologi

Short Message Service (SMS) Pada XYZ. Faktor Exacta, 7(3), 211-223.

Ose, S. O. (2016). Using Excel and Word to structure qualitative data. Journal of

Applied Social Science, 10(2), 147-162.

Panday, R., & Purba, J. T. (2015). Lecturers And Students Technology Readiness

In Implementing Services Delivery Of Academic Information System In

Higher Education Institution: A Case Study. In International Conference

on Soft Computing, Intelligence Systems, and Information Technology,

539-550.

Parasayu, A., & Rohman, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kualitas Hasil Audit Internal (Studi Persepsi Aparat Intern Pemerintah

Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali). Diponegoro Journal of

Accounting, 3(2), 165-174.

Paryati. (2008). Keamanan Sistem Informasi. In Seminar Nasional Informatika

(SEMNASIF), 1(4), 379-386.

163
Pavlou, P. A., & Chellappa, R. K. (2001). The role of perceived privacy and

perceived security in the development of trust in electronic commerce

transactions. Information System Research, 11, 18-36.

Pratama, J. G., Afriyudi., & Yadi, I. Z. (2012). Analisa Sistem Informasi Entri

KRS Online Pada Universitas Bina Darma Dengan Menggunakan Metode

End-User Computing (EUC) Satisfaction. Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Bina Darma. Palembang.

Prayitno, D., Hanifah, R., & Rahayu, P. (2013). Analisis Pengaruh Infrastruktur

TI Terhadap Kepuasan Pelayanan Administrasi Akademik Pada ABFI

Perbanas (Studi Empiris pada Mahasiswa IKPIA Perbanas). International

Conference for Emerging Markets (ICEM), 1-5.

Rahmat, P. S. (2009). Penelitian kualitatif. Equilibrium, 5(9), 1-8.

Renner, M., & Taylor-Powell, E. (2003). Analyzing qualitative data. Programme

Development & Evaluation, University of Wisconsin-Extension

Cooperative Extension. Program Development and Evaluation, 1-12.

Rosalina. (2017). Pengujian Kepuasan Sistem Informasi Menggunakan End-User

Computing Satisfaction Studi Kasus: Sistem Informasi Akademik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebayang, F., & Tarigan, Z. J. H. (2009). Ketersediaan Sistem Informasi

Terintegrasi terhadap Kepuasan Pengguna. Jurnal Keuangan dan

Perbankan, 13(2), 325-336.

164
Smith, J., & Firth, J. (2011). Qualitative data analysis: the framework

approach. Nurse researcher, 18(2), 52-62.

Somers, T. M., Nelson, K., & Karimi, J. (2003). Confirmatory Factor Analysis of

the End-User Computing Satisfaction Instrument: Replication within an

ERP Domain. Decision Sciences, 34(3). 595-621.

Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2014). Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success. Telkomnika

Indonesian Journal Of Electrical Engineering, 12(7), 5603-5612.

Subiyakto, A., Ahlan, A. R., dkk (2015). Influences of the Input Factors Towards

Success of An Information System Project. Telkomnika

(Telecommunication Computing Electronics and Control), 13(2), 686-693.

Subiyakto, A. A., Ahlan, A. R., Putra, S. J., & Kartiwi, M. (2015). Validation of

Information System Project Success Model: A Focus Group Study. Sage

Open, 5(2), 1-14.

Subiyakto A, Ahlan AR, Kartiwi M, Putra SJ. (2016). Measurement of the

Information System Project Success of the Higher Education Institutions

in Indonesia: a pilot study. International Journal of Business Information

System,. 23(2), 229-247.

Subiyakto, A., Ahlan A. R., dkk (2016). The User Satisfaction Perspective of The

Information System Projects. Indonesian Journal of Electrical

Engineering and Computer Science, 4(1), 215-223.

Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Putra, S. J. (2017). Model

Keberhasilan Proyek Sistem Informasi: Penjelasan Ringkas Pencatatan

165
Hak Cipta No. 01835, In Cyber and IT Service Management (CITSM),

2017 5th International Conference on, 1-12.

Subiyakto, A., Rosalina, R., Utami, M. C., Kumaladewi, N., & Putra, S. J. (2017,

August). The psychometric and interpretative analyses for assessing the

end-user computing satisfaction questionnaire. In Cyber and IT Service

Management (CITSM), 2017 5th International Conference on, 1-6.

Subiyakto, A., Septiandani, D., Nurmiati, E., Durachman, Y., Kartiwi, M., &

Ahlan, A. R. (2017). Managers Perceptions towards the Success of E-

performance Reporting System. Telekomnika (Telecommunication

Computing Electronics and Control), 15(3), 1389-1396.

Sugianto, L. F., & Tojib, D. R. (2015). Modelling User Satisfaction With an

Employee Portal. International Journal of Business and Information, 1(2),

1-27.

Susanto, A., Lee, H., Zo, H., & Ciganek, A. P. (2013). User acceptance of Internet

banking in Indonesia: initial trust formation. Information

Development, 29(4), 309-322.

Suzanto, B., & Sidharta, I. (2015). Pengukuran End-User Computing Satisfaction

Atas Penggunaan Sistem Informasi Akademik. Jurnal Ekonomi, Bisnis &

Entrepreneurship, 9(1), 16-28.

Swallow, V., Newton, J., & Van Lottum, C. (2003). How to manage and display

qualitative data using ‘Framework’ and Microsoft Excel. Journal of

clinical nursing, 12(4), 610-612.

166
Ultes, S., Budzianowski, P., Casanueva, I., Mrkšic, N., Rojas-Barahona, L., Su, P.

H., & Young, S. (2017). Domain-Independent User Satisfaction Reward

Estimation For Dialogue Policy Learning. In Proc. Interspeech, 1721-

1725.

Yunita, Irma. (2017). Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap TULIS

(Technology UIN Library Information System) pada Pusat Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

167

Anda mungkin juga menyukai