Anda di halaman 1dari 201

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS WEBSITE AKADEMIK MENGGUNAKAN

METODE WEBQUAL 4.0 DAN IMPORTANCE-PERFORMANCE

ANALYSIS (IPA)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

SAFIRA NUR RAHMAINI


1113093000049

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1440 H
HALAMAN JUDU L

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS WEBSITE AKADEMIK MENGGUNAKAN


METODE WEBQUAL 4.0 DAN IMPORTANCE-PERFORMANCE
ANALYSIS (IPA)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:
SAFIRA NUR RAHMAINI
1113093000049

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1440 H
\ EMBAR PERSETUJUAN
iii
LEMBAR PERNYA TAAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR –

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juli 2018

SAFIRA NUR RAHMAINI

1113093000049

iv
ABSTRAK

Safira Nur Rahmaini – 1113093000049, Analisis Kualitas Website Akademik


Menggunakan Metode Webqual 4.0 dan Importance-Performance Analysis (IPA)
di bawah bimbingan ARIES SUSANTO HT DAN SYOPIANSYAH JAYA
PUTRA
Kualitas sebuah website menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam
sebuah institusi, karena website sebuah institusi merupakan gambaran dari
institusi tersebut di dunia maya. Untuk mengetahui kualitas sebuah website maka
perlu dilakukan pengukuran kualitas website berdasarkan penggunanya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas website akademik yang
dimiliki oleh lima perguruan tinggi yaitu Universitas Nasional, Universitas
Gunadarma, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, STP SAHID, dan STTI I-Tech.
Instrumen yang digunakan diadopsi dari metode Webqual 4.0 (Barnes dan
Vidgen, 2002) yang terdiri dari 3 variabel, yaitu usability, information quality,
dan service interaction quality, dan 22 indikator. Teknik analisis yang digunakan
adalah importance-performance analysis (IPA) yang akan memberikan gambaran
mengenai indikator-indikator yang membutuhkan perbaikan atau perlu
dipertahankan berdasarkan pada persepsi dan harapan pengguna. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penyebaran kuesioner kepada
mahasiswa aktif di masing-masing perguruan tinggi. Uji reliabilitas dan validitas
instrumen dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS 24. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan webqual index, analisis kesenjangan, dan
importance-performance analysis (IPA). Hasil analisis kesenjangan menunjukkan
hasil negatif disemua indikator, hal ini menunjukkan bahwa kualitas website
akademik di lima perguruan tinggi tidak sesuai dengan harapan penggunanya.
Perguruan tinggi yang memiliki nilai kesenjangan paling besar adalah STTI I-
Tech dan Universitas Gunadarma memiliki nilai kesenjangan dan paling kecil.
Sedangkan hasil analisis IPA menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, indikator
yang membutuhkan perbaikan adalah indikator nomor 11, 14, dan 21 yang
berhubungan dengan keakuratan dan ke-up to date-an informasi, informasi yang
detail, dan kemudahan dalam berkomunikasi pihak perguruan tinggi.
Kata Kunci: Kualitas Website, Webqual 4.0, Importance-Performance Analysis.
BAB I-V + 182 Halaman + lxii Halaman + 35 Gambar + 20 Tabel + Daftar
Pustaka + Lampiran

Pustaka Acuan (113, 1932-2017)

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “ANALISIS KUALITAS WEBSITE AKADEMIK MENGGUNAKAN

METODE WEBQUAL DAN IMPORTANCE-PERFORMANCE ANALYSIS

(IPA)” dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi

Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hinga akhir

zaman.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah mendapat banyak bantuan dan

bimbingan serta semangat dari berbagai pihak. Tanpa bantuan dari berbagai pihak,

tentunya proses penyusunan Skripsi ini akan sangat sulit untuk diselesaikan. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak. Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami, MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Bapak Aries Susanto HT, Ph.D selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun

teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini. Penulis

mengucapkan banyak terima kasih untuk waktu, tenaga, dukungan, arahan,

saran dan kritikan yang membangun agar skripsi ini terselesaikan dengan

baik.

vi
4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis sebagai Dosen Pembimbing II

yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan secara teknis

selama melakukan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu

kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak

membantu penulis dalam perkuliahan, terutama dalam menyelesaikan

administrasi yang berkaitan dengan skripsi.

7. Kedua orang tua penulis, Ibu Dra. Siti Habibah dan Bapak Drs. Ujang

Palihudin. Terima kasih ayah dan mimi yang telah membesarkan dan

mendidik penulis, selalu memberikan kasih sayang yang yak terhingga,

serta doa yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. , Serta saudara penulis satu-satunya, Abang Achmad Fikri terima kasih

sudah memberikan semangat serta hiburan dikala penulis sedang

menyelesaikan laporan ini.

8. Pihak-pihak dari Universitas Nasional, Universitas Gunadarma, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, STP SAHID, dan STTI I-Tech, yang tidak dapat

penulis sebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat

dan rasa terima kasih penulis karena telah membantu penulis dalam proses

perizinan dan juga penyebaran kuesioner ketika melakukan penelitian.

9. Osa, Irvan, Mirza, dan Kipli, yang selalu penulis andalkan dan repotkan,

ketikapenulis butuh bantuan. Serta Ana, Nia, Amel, Latifa, Kiki, Shinta,

Lafi, dan Fahmi terima kasih atas semua bantuan dan waktu yang telah

kalian berikan untuk membantu penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini.

vii
10. Terima kasih juga untuk teman-teman grup „Nasgor gx pedes‟ dan „NF-ers‟

untuk kebersamaannya, canda tawa serta nasihat dan motivasi dalam

mengerjakan skripsi ini.

11. Seluruh teman-teman Sistem Informasi 2013 yang telah mewarnai dunia

perkuliahan penulis, terima kasih untuk segala kenangannya, serta semangat

yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu kiranya,

pembaca dapat memaklumi atas kekurangan dalam laporan ini. Akhir kata penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juli 2018

Safira Nur Rahmaini


111309300004

viii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAANPERNYATAAN ........................................................ iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1


1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
1.4. Batasan Masalah ........................................................................................... 7
1.5. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
1.5.1. Metodologi Penelitian ....................................................................... 9
1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 10
1.7. Sistematika Penulisan ................................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 13

2.1. Konsep Sistem Informasi ........................................................................... 13


2.1.1. Definisi Sistem ................................................................................ 13
2.1.2. Definisi Informasi ........................................................................... 15
2.1.3. Definisi Sistem Informasi ............................................................... 17
2.2. Definisi Analisis ......................................................................................... 19

ix
2.3. Definisi Kualitas ......................................................................................... 20
2.4. Definisi Internet .......................................................................................... 22
2.4.1. Jenis Layanan Internet..................................................................... 22
2.5. Definisi Website ......................................................................................... 25
2.5.1. Website Akademik .......................................................................... 29
2.6. Kualitas Website ......................................................................................... 30
2.7. Pengukuran Kualitas Website ..................................................................... 31
2.8. Webqual...................................................................................................... 38
2.9. Importance-Performance Analysis (IPA) ................................................... 45
2.10. Pengukuran Website Perguruan Tinggi .................................................... 49
2.11. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 55
2.11.1. Pengelompokan Data ................................................................... 56
2.12. Populasi dan Teknik Sampling ................................................................. 57
2.13. Skala Likert .............................................................................................. 64
2.14. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Paired Sampel T-test ............................... 65
2.14.1. Uji Validitas ................................................................................ 65
2.14.2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 66
2.14.3. Uji Paired Sample T-test ............................................................. 67
2.15. Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 67
2.15.1. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) ......................................... 67
2.15.2. Webqual Index (WQI) ................................................................. 69
2.16. Statistical Product and Service Solution (SPSS) ...................................... 71
2.17. Kajian Penelitian Sebelumnya .................................................................. 83
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 87

3.1. Pendekatan dan Strategi Penelitian ............................................................ 87


3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 87
3.3. Studi Pustaka .............................................................................................. 89
3.4. Instrumen Penelitian ................................................................................... 96
3.5. Pengumpulan Data dan Pemrosesan Data .................................................. 99
3.5.1. Survei .............................................................................................. 99

x
3.6. Analisis dan Interpretasi Hasill .................................................................. 99
3.7. Prosedur Penelitian ................................................................................... 100
BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI......................................... 104

4.1. Gambaran Umum Website Akademik Perguruan Tinggi ..................... 104


4.2. Hasil Analisis ....................................................................................... 112
4.2.1. Hasil Analisis Demografis ............................................................ 112
4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas, Validitas dan Paired Sample t-Test ........... 122
4.2.3. Hasil Pengolahan Data .................................................................. 129
4.3. Interpretasi Hasil dan Pembahasan ....................................................... 154
4.3.1. Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis .... 154
4.3.2. Interpretasi dan Pembahasan Hasil Uji Reliabilitas, Validitas, dan
Paired Sample t-Test .................................................................................... 158
4.3.3. Interpretasi Hasil dan Pembahasan Pengolahan Data .................. 160
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 173

5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 173


5.2. Saran ......................................................................................................... 175
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 173

LAMPIRAN ......................................................................................................... xvi

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar ‎2.1 Karakteristik Sistem .......................................................................... 14


Gambar ‎2.2 Komponen Sistem Informasi ............................................................. 18
Gambar ‎2.3 Internet .............................................................................................. 22
Gambar ‎2.4 Website .............................................................................................. 25
Gambar ‎2.5 Contoh Web Statis............................................................................. 26
Gambar ‎2.6 Contoh Web Dinamis ........................................................................ 27
Gambar ‎2.7 Fase dalam QFD ................................................................................ 34
Gambar ‎2.8 Ringkasan proses pengembangan skala kualitas layanan ................. 35
Gambar ‎2.9 Quality Dimension in Webqual 3.0 ................................................... 40
Gambar ‎2.10 Kuadran pada Importance Performance Analysis ........................... 47
Gambar ‎2.11 Kriteria Untuk Peringkat Webometrics ........................................... 51
Gambar ‎2.12 4ICU (4 International Colleges&Universities) .............................. 52
Gambar ‎2.13 Teknik Sampling ............................................................................. 59
Gambar ‎2.14 Hasil Kuadran Importance-Performance Analysis ......................... 82
Gambar ‎3.1 Prosedur Penelitian.......................................................................... 101
Gambar 4.1Tampilan Website Akademik Universitas Nasional ......................... 105
Gambar 4.2 Tampilan Website Akademik Universitas Gunadarma ................... 106
Gambar 4.3 Tampilan Website Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ...... 108
Gambar 4.4 Tampilan Website Akademik STP SAHID ..................................... 110
Gambar 4.5 Tampilan Website Akademik STTI I-Tech ..................................... 111
Gambar 4.6 Diagram Lingkar Jenis Responden ................................................. 114
Gambar 4.7 Diagram Lingkar Tingkat Semester Responden ............................. 115
Gambar 4.8 Diagram Lingkar Program Studi Responden universitas Nasional . 116
Gambar 4.9 Diagram Lingkar Program Studi Responden .................................. 117
Gambar 4.10 Diagram Lingkar Program Studi Responden UIN Jakarta ............ 118
Gambar 4.11 Diagram Lingkar Program Studi Responden STTI I-Tech ........... 119
Gambar 4.12Diagram Lingkar Program Studi Responden STP SAHID ............ 119
Gambar 4.13 Diagram Lingkar Frekuensi Penggunaan Website ........................ 120
Gambar 4.14 Diagram Lingkar Kualitas website Yang Dirasakan ..................... 121

xii
Gambar 4.15 Diagram Lingkar Keseuaian Website dengan Yang Diharapkan .. 122
Gambar 4.16 Kuadran Importance-Performance Analysis Universitas Nasional142
Gambar 4.17 Kuadran Importance-Performance Analysis ................................. 144
Gambar 4.18 Kuadran Importance-Performance Analysis UIN Jakarta ............. 145
Gambar ‎4.19 Kuadran Importance-Performance Analysis STP SAHID ............ 147
Gambar ‎4.20 Kuadran Importance-Performance Analysis STTI I-Tech ............ 148

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel ‎2.1 Dimensi dan Indikator Webqual 4.0 .................................................... 44


Tabel ‎2.2 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 67
Tabel ‎2.3 Case Prosessing Summary .................................................................... 75
Tabel ‎2.4 Reliability Statistic ................................................................................ 76
Tabel ‎2.5 Item Total Statistic ................................................................................ 76
Tabel ‎2.6 Paired Sample Statistic.......................................................................... 78
Tabel ‎2.7 Paired Samples Correlation ................................................................... 79
Tabel ‎2.8 Paired Sample Test................................................................................ 79
Tabel ‎3.1 Literatur Sejenis .................................................................................... 90
Tabel ‎3.2 Instrumen Pertanyaan ............................................................................ 97
Tabel ‎4.1 Nilai Cronbach Alpha Berdasarkan Penilaian Persepsi Pengguna .... 123
Tabel ‎4.2 Nilai Cronbach Alpha Berdasarkan Penilaian Harapan ..................... 123
Tabel ‎4.3 Hasil Uji Validitas Sampel Persepsi ................................................... 125
Tabel ‎4.4 Hasil Uji Validitas Sampel Harapan/Tingkat Kepentingan ................ 126
Tabel ‎4.5 Kode Untuk Prsepsi dan Harapan ....................................................... 127
Tabel ‎4.6 Hasil Uji Paired Sampel t-Test ........................................................... 128
Tabel ‎4.7 MoI, Maximum Score, Weighted Score, Webqual Index ................... 130
Tabel ‎4.8 Nilai Kesenjangan ............................................................................... 136
Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Kesenjangan Tiap Variabel ................................. 150
Tabel ‎4.10Perbandingan Importance-Performance Analysis (IPA) ................... 152

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambaran Umum Perguruan Tinggi ............................................. xvii

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian .................................................................... xxxiv

Lampiran 3 Hasil Uji-Uji ............................................................................... xxxvii

Lampiran 4 Hasil Kuesioner ............................................................................... xliii

Lampiran 5 Surat-Surat ....................................................................................... liiii

xv
BAB 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era digital saat ini teknologi informasi merupakan bagian dari kehidupan

manusia. Peran teknologi informasi dirasakan makin besar karena hampir semua

kegiatan bisnis dalam organisasi dapat dilakukan melalui perantara teknologi

informasi, salah satunya melalui internet. Internet telah menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari kehidupan manusia di era digital ini. Dengan internet, segala

informasi yang diinginkan dapat dengan mudah dan cepat didapatkan

(Napitupulu, 2017). Saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta

jiwa, terhitung mulai maret 2017 (Internetworldstats, 2017).

Salah satu pemanfaatan internet adalah dengan hadirnya website. Website

merupakan sebuah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks,

suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah server yang disajikan dalam

bentuk hiperteks (Simarmata, 2010). Website memiliki peran penting bagi sebuah

organisasi karena dapat memberikan keuntungan seperti dapat menyediakan

pelayanan online bagi para pelanggannya (Shia, et al. 2016). Salah satu organisasi

yang memanfaatkan website adalah perguruan tinggi.

Pengertian perguruan tinggi menurut Peraturan Pemerintah No. 60 tahun

1999 tentang Pendidikan Tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah

pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan

1
sekolah, perguruan tinggi sendiri merupakan satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi. Di Indonesia sendiri yang dapat dikatakan

sebagai perguruan tinggi dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,

institut ataupun universitas.

Perguruan tinggi-perguuran tinggi di negara berkembang, seperti Indonesia,

memiliki visi dan misi yang selalu berkembang dan memiliki keunggulan

kompetitif, peran teknologi informasi untuk mencapai visi dan misi tersebut

sangat signifikan (Irfan, et al. 2017). Salah satunya adalah dengan adanya

pemanfaatan website oleh perguruan tinggi digunakan untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan layanan (Napitupulu, 2017). Perguruan tinggi menggunakan

website untuk mempermudah dalam penyediaan informasi (Niazi dan Kamran,

2016). Tak hanya sebagai media informasi, website perguruan tinggi juga

menyediakan layanan yang memberikan kemudahan bagi anggota sivitas

akademika (Kesuma, 2014). Salah satu kemudahan yang diberikan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelayanan adalah dengan hadirnya

online learning untuk para akademisi (Napitupulu, 2017). Salah satu jenis website

yang ada di perguruan tinggi adalah website akademik. Website akademik

merupakan sistem informasi akademik yang berbasis website, dimana

penggunaannya ditujukan untuk memberikan layanan informasi berupa data yang

berkaitan dengan akademik (Imelda & Erik, 2014). Menurut Kurniadi (2014),

pengertian website akademik adalah sistem yang secara khusus dirancang untuk

memenuhi kebutuhan perguruan tinggi yang menginginkan layanan pendidikan

2
yang terkomputerisasi untuk meningkatkan kinerja, kualitas pelayanan, daya saing

dan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.

Website yang bagus ialah web yang fokus utamanya adalah isi dari website

tersebut, dimana hal itu merupakan faktor utama yang menyebabkan para

penggunanya kembali mengunjungi sebuah website (Rosen & Purinton, 2004).

Kualitas website merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam sebuah

institusi, hal ini dikarenakan website sebuah institusi merupakan gambaran dari

institusi tersebut di dunia maya (Napitupulu, 2016).

Salah satu website yang memberikan penilaian/peringkat terhadap website

perguruan tinggi adalah Webometrics, digagas oleh Cybermetrics Lab, yaitu

sebuah kelompok riset milik Consejo Superior de Investigaciones Científicas

(CSIC) yang merupakan badan penelitian publik terbesar di Spanyol. Website

Webometric bertujuan untuk mengukur atau memberikan penilaian terhadap

website perguruan tiggi di dunia, penilaian dilakukan berdasarkan visibility, size,

rich file, dan scholar (Webometrics, 2017).

Data dari Webometrics menunjukkan bahwa perguruan tinggi terbaik di

Indonesia hanya menempati peringkat 888 di peringkat dunia. Termasuk

perguruan tinggi yang berada di wilayah DKI Jakarta dan Kopertis (Koordinasi

Perguruan Tinggi Swasta) III yang peringkatnya berada di atas angka 1000. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kualitas website akademik di Indonesia menurut

Webometrics masih kalah jauh dibanding website lain di dunia. Hasil penelitian

sebelumnya juga menunjukkan bahwa kualitas website perguruan tinggi belum

sesuai dengan harapan penggunanya (Arifin, et al. 2015). Dalam studi

3
pendahuluan yang dilakukan peneliti masih ditemukan beberapa permasalahan

ketika menggunakan website akademik. Contohnya seperti tampilan website yang

kurang menarik, keterlambatan informasi, dan kesulitan dalam melakukan

komunikasi dengan pihak perguruan tinggi. Beberapa contoh kasus tersebut

cenderung membuat mahasiswa merasa kualitas website belum sesuai dengan apa

yang mereka harapkan dan memberikan ketidakpuasan terhadap layanan yang

diberikan. Disisi lain, kepuasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan suatu sistem (Subiyakto, et al, 2016), semakin berkualitas produk

atau jasa yang diberikan, maka kepuasan pelanggan akan semakin tinggi

(Napitupulu, 2017)

Sejauh ini belum banyak perguruan tinggi yang melakukan pengukuran

terhadap kualitas website-nya (Sa‟uda & Sopiah, 2014). Pengukuran kualitas

website sangat penting dilakukan untuk meningkatkan tingkat penggunaan website

(Tonta dan Soydal, 2010). Pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi dan

harapan para penggunanya perlu dilakukan untuk mempertahankan eksistensi dan

kesuksesan website tersebut melalui internet (Leonidio, et al. 2010).

Menurut Barnes dan Vidgen (2002) kualitas website mempunyai tiga

komponen tolak ukur yaitu usability (kegunaan), information quality (kualitas

informasi), dan service interaction quality (kualitas interaksi layanan) yang ketiga

komponen tersebut merupakan bagian dari komponen yang ada pada metode

Webqual. Dalam pengembangannya metode Webqual berdasar pada konsep

Quality Function Deployment (QFD) yaitu suatu proses yang berdasar pada “voice

of customer”. Metode Webqual telah mengalami beberapa kali perkembangan,

4
hingga saat ini telah mencapai versi 4.0 (Barnes & Vidgen, 2002). Metode ini

sudah banyak digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kualitas layanan sebuah

website (Candra, 2012). Selain itu mengapa Webqual lebih dipilih dikarenakan

Webqual memang lebih fokus pada kualitas website.

Untuk mengidentifikasi secara lebih spesifik indikator-indikator yang sudah

maupun belum memenuhi harapan para penggunanya digunakan teknik analisis

Importance-Performance Analysis (IPA) yang akan mengidentifikasi faktor-faktor

ataupun atribut penting yang harus ditunjukan oleh suatu organisasi untuk

memenuhi kepuasan para penggunanya dilihat berdasarkan persepsi dan harapan

pengguna terhadap website tersebut.

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Arifin, et al. 2015; Niazi &

Kamran, 2016; Muthmainnah, 2016; Sibyan, et al. 2016) kebanyakan hanya

berfokus pada kualitas website di satu perguruan tinggi atau satu tempat, sehingga

tidak ada pembanding untuk membandingkan hasil dari pengukuran yang

dilakukan terhadap kualitas website.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait

kualitas website perguruan tinggi dengan judul “Analisis Kualitas Website

Akademik Menggunakan Metode Webqual 4.0 dan Importance-Performance

Analysis (IPA)”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu:

5
1. Berdasarkan Webometrics website perguruan tinggi di Indonesia

belum mampu bersaing dengan website perguruan tinggi di dunia.

2. Kualitas informasi pada website akademik tidak terbaharui (up to

date).

3. Tampilan website akademik yang kurang menarik.

4. Mahasiswa kesulitan dalam berkomunikasi dengan pihak perguruan

tinggi melalui website akademik.

1.3. Rumusan Masalah

Saat ini website perguruan tinggi sangat berperan dalam membantu kegiatan

akademik para penggunanya. Namun pada kenyataannya ditemukan bahwa

kualitas website yang ada belum sesuai dengan harapan penggunanya dan masih

banyak perguruan tinggi yang belum melakukan pengukuran terhadap kualitas

website.

Berdasarkan penjelasan dan identifikasi masalah yang telah disebutkan pada

sub-bab sebelumnya maka dapat dirumuskan bahwa pernasalahan yang akan

dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana melakukan analisis kualitas website akademik di

perguruan tinggi?

2. Apakah terdapat kesenjangan antara persepsi aktual dengan harapan

pengguna terhadap kualitas website akademik?

3. Indikator apa saja yang harus menjadi perhatian untuk diperbaiki dan

indikator yang perlu dipertahankan kualitasnya?

6
Untuk menyelesaikan hal tersebut, terdapat salah satu cara yaitu dengan

melakukan penelitian terkait kualitas website akademik di perguruan tinggi.

1.4. Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini dilakukan terhadap kualitas website akademik perguruan

tinggi yang merupakan bagian dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

wilayah DKI Jakarta atau Koordiasi Perguruan Tinggi Swasta

(Kopertis) Wilayah III yaitu Universitas Nasional, Universitas

Gunadarma, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) SAHID, Sekolah Tinggi

Teknologi Informasi (STTI I-Tech).

2. Secara teori penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu usability

(kegunaan), information quality (kualitas informasi), dan service

interaction quality (kualitas layanan interaksi) dari metode Webqual

4.0.

3. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik

pengumpulan data survei, dengan menyebarkan kuesioner yang

disebarkan dengan teknik pengambilan sampel stratified purpose

sampling. Pengujian instrument dilakukan dengan uji validitas dan

reliabilitas, serta untuk analisis data dilakukan dengan analisis

kesenjangan/gap analysis, webqual index (WQI), dan importance-

7
performance analysis (IPA) menggunakan bantuan perangkat lunak

Ms. Excel 2010 dan IBM SPSS 24.

4. Penilaian yang dilakukan responden dibagi menjadi dua perspektif

penilaian, yaitu penilaian berdasarkan persepsi aktual dan

harapan/tingkat kepentingan.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam sub bab latar belakang

sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Melakukan analisis terhadap kualitas website di lima perguruan tinggi

yang telah ditentukan berdasarkan persepsi dan harapan penggunanya

dengan pendekatan kuantitatif berdasarkan usability, information

quality, dan service interaction quality.

2. Mengetahui nilai kesenjangan/gap antara tingkat harapan pengguna

terhadap layanan website yang ideal dengan persepsi pengguna

terhadap kualitas website.

3. Mengetahui indikator-indikator, yang ada pada Webqual 4.0, yang

perlu menjadi prioritas untuk diperbaiki dan dipertahankan

kualitasnya.

4. Mengetahui perbandingan dari kualitas website akademik perguruan

tinggi.

8
1.5.1. Metodologi Penelitian

Secara umum penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, teknik

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik survei dengan

menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner dirancang berdasarkan

instrument yang ada pada metode Webqual 4.0, yang terdiri dari tiga variabel

yaitu usability (kegunaan), information quality (kualitas informasi), dan service

interaction quality (kualitas interaksi layanan).

Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i di

Universitas Nasional, Universitas Gunadarma, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

STP SAHID, dan STTI I-Tech. Sampel diambil dengan menggunakan teknk

stratified purpose sampling (Ritchie, 2013). Tahap pertama dilakukan adalah

purposive sampling untuk memilih bagian dari populasi, selanjutnya pada tahap

kedua pengambilan sampel dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden yang kebetulan atau tanpa perencanaan dijumpai (accidental

sampling).

Kuesioner disebarkan secara langsung dan tidak langsung. Setelah semua

kuesioner terkumpul, hasil kuesioner akan disaring dan diklasifikasikan dengan

menggunakan perangkat lunak pengolahan angka Ms. Excel 2010. Berdasarkan

pengumpulan data tersebut diperoleh sebanyak 250 data dari kelima perguruan

tinggi. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan meggunakan

webqual index (WQI), analisis kesenjangan/gap analysis, dan Importance-

Performance Analysis (IPA) dengan bantuan tools IBM SPSS 24.

9
1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan sebagai

berikut.

1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran

mengenai kualitas website akademik yang ada di perguruan tinggi,

sehingga bisa menjadi bahan referensi bagi perguruan tinggi dalam

meningkatkan kualitas website.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi arsip dokumen

akademik yang bisa bermanfaat sebagai landasan untuk penelitian

selanjutnya.

3. Secara metodologi, penelitian ini diharapakan dapat mendorong

pemanfaatan metode kuantitatif untuk menyusun skripsi khususnya di

Program Studi Sistem Informasi.

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan pembahasan akan terbagi menjadi lima bab, yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

10
BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti menguraikan teori yang terkait dengan pembahasan

mengenai analisis kualitas website. Meliputi teori konsep sistem informasi,

definisi analisis kualitas website, internet, website, kualitas website, pengukuran

kualitas website, Webqual, importance-performance analysis, pengukuran

kualitas website perguruan tinggi, teknik pengumpulan data, populasi dan teknik

sampling, skala likert, uji validitas, reliabilitas dan paired sample t-Test, statistical

product and service solution (SPSS), kajian penelitian sebelumnya.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan metode proses pelaksanaan penelitian, mencakup

penjelasan-penjelasan tentang prosedur, populasi dan sampel, instrumen

penelitian. Pengumpulan dan pemrosesan data, serta analisis data.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan profil singkat website akademik perguruan tinggi yang

digunakan, serta membahas hasil analisis yang meliputi hasil analisis demografis,

hasil validitas, reliabilitas, dan paired sample t-Test, hasil pengolahan data,

interpretasi dan hasil pembahasan mengenai kualitas website, yang diperoleh

berdasarkan analisis kesenjangan/gap analysis, WQI, importance-performance

analysis (IPA) dan perbandingan kualiatas layanan website akademik.

11
BAB 5 PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran atas hasil pelaksanaan

penelitian terutama terkait dengan website akademik di masing-masing perguruan

tinggi yang dijadikan studi kasus.

12
BAB 2 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Sistem Informasi

2.1.1. Definisi Sistem

Secara etimologi, sistem berasal dari bahasa Latin dan bahasa Yunani yang

mendefinisikannya sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau

elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi

atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu

yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada kelompok atau

elemennya (Nugroho, 2017). Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada

prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama melakukan suatu

kegiatan utnuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pendekatan sistem yang

lebih menkankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Gordon B. Davis (Nugroho, 2017) mengatakan bahwa sebuah sistem terdiri

dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang saling beroprasi bersama untuk

mencapai beberapa sasaran dan maksud. Sistem memiliki karakteristik atau sifat-

sifat tertentu, berikut adalah karakteristik sistem (Ladjamudin, 2013) :

13
Gambar ‎2.1 Karakteristik Sistem (Mustakini, 2008)

1. Komponen sistem. Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen

yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan. Komponen

sistem disebut juga sebagai sub sistem.

2. Batasan sistem, merupakan daerah yang membatasi sistem dengan

sistem lainnya atau dengan lingkungan luar sistem. Batasan sistem

dapat menunjukan ruang lingkup dari sistem itu sendiri.

3. Lingkungan luar sistem, merupakan segala sesuatu yang berada di luar

batasan sistem yang mempengaruhi sistem.

4. Penghubung sistem, atau interface merupakan media yang

menghubungkan antara subsistem satu dengan subsistem lainnya.

14
5. Masukan sistem atau input adalah segala sesuatu yang dimasukkan ke

dalam sistem, dimana masukkan tersebut nantinya akan diproses di

dalam sistem.

6. Keluaran sistem atau output adalah segala sesuatu yang keluar dari

sistem. Baik itu berbentuk informasi, laporan, ataupun saran.

7. Pengolahan atau process merupakan kegiatan untuk mengubah input-

an mejadi output.

8. Sasaran sistem merupakan tujuan dari sistem itu sendiri. Sehingga

dengan mengetahui tujuan dari sistem tersebut dapat ditentukan input

apa yang diperlukan, dan juga apa hasil output yang dibutuhkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari beberapa

prosedur atau komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan satu sama lain

untuk mencapai satu tujuan tertentu

2.1.2. Definisi Informasi

Secara etimologi, kata informasi berasal dari kata informacion mengambil istilah

dari bahasa latin yaitu informationem yang berarti “konsep, ide atau garis besar”.

Gordon B. Davis (Nugroho, 2017) mendefinisikan informasi sebagai data

yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dab

bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Informasi

adalah sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah menjadi bentuk data, sehingga

dapat menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapapun yang

15
membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat digunakan

dalam pengambilan keputusan (Nugroho, 2017).

Fungsi utama informasi adalah sebagai data dan fakta yang sanggup

membuktikasn adaanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang

sebelumnya masih meragukan, sebagai prediksi yang mungkin akan terjadi di

masa mendatang, selain fungsi utamanya informasi juga memiliki beberapa fungsi

lain yaitu (Nugroho, 2017):

1. Menambah pengetahuan, informasi dapat menambah pengetahuan

bagi penerimanya sehingga dapat digunakan untuk bahan

pertimbangan pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian, dengan informasi akan dapat diperkirakan

apa yang akan terjadi sehingga mengurangi ketidakpastian dalam

pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan, dengan adanya informasi perkiraan

tentang apa yang terjado akan membantu langkah-langkah antisipasi

sehingga resiko kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan

keputusan yang tepat.

Dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan kumpulan data yang telah

diolah sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi para

penerimanya.

16
2.1.3. Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Abdul Kadir (Nugroho, 2017) merupakan kerangka

kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia dan komputer) untuk

mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-

sasaran tertentu.

Menurut Jogiyanto H. M. (Nugroho, 2017) sistem informasi merupakan

suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat menajerial dan kegiatan

strategi suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-

laporan yang diperlukan.

Pendapat lain mengatakan bahwa sistem informasi merupakan suatu

perangkat kerja yang dapat bekerja untuk memproses suatu masukan ataupun

data, kemudian data yang telah diproses tersebut akan diproses menjadi keluaran

yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem informasi memiliki

komponen-komponen, komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut

(Ladjamudin, 2013):

17
Gambar ‎2.2 Komponen Sistem Informasi (Ladjamudin, 2013)

1. Perangkat keras (hardware), merupakan perangkat yang mencakup

peranti-peranti fisik. Beberapa yang termasuk hardware adalah

komputer, printer, keyboard, dan speaker.

2. Perangkat lunak (software), merupakan sekumpulan instruksi yang

memungkinkan hardware untuk dapat memproses data. Perangkat

lunak biasa disebut juga dengan program.

3. Prosedur, merupakan aturan-aturan yang digunakan dalam

mewujudkan pemrosesan data dan pembangkit keluaran yang

dikehendaki.

4. Orang, merupakan semua pihak yang terlibat di dalam sistem

informasi dan ikut bertanggung jawab dalam proses pengembangan,

pemrosesan, dan penggunaan dari hasil output sistem informasi.

18
5. Basis data (database), merupakan sekumpulan tabel yang berkaitan

dengan penyimpanan data.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data, merupakan sistem

penghubung yang memungkinkan penggunaan resource secara

bersamaan oleh beberapa pengguna

Westerveld (dalam Putra et al. 2016) mendeskripsikan bahwa kepuasan dari

seluruh stakeholders merupakan kriteria penting dalam sebuah sistem informasi.

Oleh karena itu variable kepuasan pengguna selalu digunakan ketika mempelajari

kesuksesan penerapan sistem informasi (Putra, et al. 2016).

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sistem yang

digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah sebuah informasi, sehingga

informasi tersebut dapat disebarkan dan digunakan oleh para penerimanya.

2.2. Definisi Analisis

Kata analisis berasal dari kata Yunani Kuno yaitu “analusis” yang terdiri dari dua

kata yaitu “ana” dan “luen”, “ana” memiliki arti kembali dan “luen” yang berarti

melepas. Jadi jika disatukan pengertian analisis adalah sebuah usaha dalam

mengamati secara detail pada suatu objek dengan cara menguraikan atau

menyusun komponen-komponen dari objek yang diteliti untuk dikaji lebih lanjut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), analisis merupakan

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb).

19
Pendapat lain mengatakan bahwa analisis merupakan sebuah proses untuk

memecahkan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain

(Keraf, 1984).

Menurut Wiradi (Makinuddin & Sasongko, 2006) analisis merupakan

aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,

memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu untuk kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan

maknanya.

Dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu

objek untuk mengetahui lebih detail mengenai objek-objek tersebut. Penyelidikan

dilakukan dengan membagi objek ke dalam bagian-bagian tertentu yang saling

berkaitan.

2.3. Definisi Kualitas

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk

layanan, manusia, proses, lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

(Goeths dan Davis (1994) dalam Simamora, 2003). Menurut International

Organization for Standarization (ISO), kualitas adalah derajat atau tingkat

karakteristik yang melekat pada produk dan jasa, yang mencakupi persyaratan

atau keinginan. Berdasarkan ISO-8402 kualitas merupakan totalitas fasilitas

karakteristik dari produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan baik secara tersirat

maupun tersurat. Sedangkan pedapat lain mengatakan bahwa kualitas menurut

20
konteks, persepsi customer dan kebutuhan serta kemauan customer, yaitu

(Deming (1993) dalam Tjiptono, 2007):

1. Kualitas bergantung pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh

customer

2. Kualitas merupakan penilaian yang subyektif dari customer. Penilaian

ini ditentukan oleh persepsi customer dalam melihat serta merasakan

apa yang sudah didapat terhadap produk atau jasa yang diberikan. Jadi

yang terpenting adalah bagaimana produk atau jasa dipersepsikan oleh

customer dan kapan persepsi itu akan berubah.

3. Apabila tidak dikaitkan dengan suatu konteks tertentu, kita tidak dapat

mendefinisikan pengertian dari kualitas. Karena kualitas merupakan

suatu karakteristik atau atribut dari suatu konteks. Untuk menentukan

sebuah kualitas kita harus menentukan konteks nya terlebih dahulu.

Kualitas yang baik menurut pengguna adalah apabila produk atau layanan

yang diberikan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sedangkan

kualitas yang jelek adalah apabila produk atau jasa yang diberikan tidak sesuai

dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.

21
2.4. Definisi Internet

Gambar ‎2.3 Internet (Ahmadi & Hermawan, 2013)

Internet merupakan singkatan dari Interconnection Networking, merupakan

jaringan komunikasi global yang dapat menghubungkan komputer diseluruh dunia

meskipun memiliki perbedaan sistem operasi maupun mesin (Ahmadi &

Hermawan, 2013). Pendapat lain mengatakan bahwa internet merupakan sebuah

jaringan komputer yang menghubungkan antara komputer secara global (Sibero,

2011).

Jadi dapat disimpulkan bahwa internet merupakan sebuah jaringan tanpa

batas yang menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya dari seluruh

dunia.

2.4.1. Jenis Layanan Internet

Jenis layanan yang diberikan internet mengalami perkembangan yang sangat pesat

pada beberapa tahun terakhir, sehingga mengakibatkan banyaknya sumber

22
informasi yang bisa didapatkan melalui internet. Berikut ini merupakan jenis-jenis

layanan yang diberikan internet, diantaranya adalah (Ariesense, 2012):

1. World Wide Web (WWW)

World Wide Web atau sering disebut dengan web merupakan layanan

internet yang paling populer. Saking populernya banyak orang yang

mengartikan web sebagai internet itu sendiri (Simarmata, 2006). Web

merupakan sebuah sistem dengan informasi yangdiberikan dalam

bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan di dalam

sebuah server.

2. Electronic mail (E-mail)

E-mail merupakan sebuah surat elektronik yang dapat dikirimkan

melalui internet. Dengan menggunakan e-mail surat dapat diterima

dan dikirim dari dan ke seluruh pengguna internet di dunia.

3. Mailing List

Mailing list merupakan layanan internet yang memungkinkan adanya

sebuah forum diskusi antar para pemilik e-mail. Materi diskusi

biasanya dikirim ke masing-masing anggota melalui email yang

mereka daftarkan di miling list.

4. E-Commerce

E-Commerce merupakan layanan internet untuk kepentingan ekonomi,

seperti toko online. Dengan adanya layanan internet semacam ini anda

tidak perlu repot lagi belanja ke mall atau supermarket untuk membeli

barang yang anda inginkan. Cukup buka laptop anda kemudian

23
koneksikan dengan internet, cari toko online terpercaya yang menjual

barang yang anda inginkan, transfer dan barang keinginan andapun

akan dikirim ke rumah anda.

5. File Transfer Protocol (FTP)

FTP digunakan untuk mengirim dan menerima file antar host dari

seluruh penjuru dunia. Dengan menggunakan FTP dapat diperoleh

file-file seperti program-program, gambar, artikel.

6. Voice Over Internet Protocol (VOIP)

VOIP merupakan layanan internet yang memungkinkan terjadinya

pembicaraan lewat telepon dengan biaya gratis.

7. Internet Relay Chat (IRC)

IRC atau biasa disebut chatting merupakan layanan internet yang

memungkinkan terjadinya interaksi jarak jauh. Interaksi dapat

dilakukan dengan melihat wajah lawan bicara, jika masing-masing

komputer dilengkapi dengan webcam.

24
2.5. Definisi Website

Gambar ‎2.4 Website (Hikmah, et al. 2015)

Secara terminologi website merupakan kumpulan halaman-halaman situs, yang

biasanya terangkum dalam sebuah domain (alamat) atau sub domain. Domain atau

sub domain ini berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet (Lau & Lee,

1999). Pendapat lain mengatakan bahwa website merupakan informasi yang

dapat diakses melalui internet dimana dokumen hypermedia (file komputer) yang

disimpan dan kemudian diambil melalui skema pengalamatan.

Website merupajan kumpulan halaman yang digunakan untuk menampilkan

informasi baik berupa teks, gambar, animasi, suara serta gabuangan dari

semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis, yang membentuk satu

rangkaian yang saling terkait satu sama lain dan dihubungkan dengan jaringan

(Hikmah, et al. 2015)

25
Secara terminologi, website merupakan kumpulan dari halaman-halaman

situs yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang

tempatnya berada dalam World Wide Web (WWW) di Internet.

Sebuah halaman website atau webpage merupakan dokumen yang ditulis

menggunakan format Hyper Text Markup Language (HTML), webpage ini

biasanya dapat diakses melalui Hyper Text Transforming Protocol (HTTP), yaitu

sebuah protokol yang menyampaikan informasi dari server untuk disampaikan

kepada para pengguna website melalui web browser.

Website sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu website statis dan website

dinamis (Lau & Lee, 1999):

1. Website statis

Website statis merupakan suatu bentuk website dimana informasi yang

ada didalamnya tidak dimaksudkan untuk di-update secara berkala,

biasanya website jenis ini di-maintain secara manual oleh beberapa

orang dengan menggunakan software editor.

Gambar ‎2.5 Contoh Web Statis (uinjkt, 2017)

26
2. Website dinamis

Website dinamis merupakan suatu bentuk website yang informasi

didalamnya berubah secara berkala. Website jenis ini dapat

berhubungan langsung dengan penggunanya dengan berbagai cara

atau metode, bisa juga dengan cara interaksi langsung menggunakan

form dan pergerakan mouse. Ketika web server menerima permintaan

dari pengguna untuk memberikan halaman tertentu, maka halaman

tersebut akan secara otomatis diambil dari media penyimpanan

sebagai respon dari permintaan yang diminta oleh pengguna.

Gambar ‎2.6 Contoh Web Dinamis (ais.uinjkt, 2017)

Berdasarkan fungsinya website dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya

adalah (Hardy, 2015):

1. Company Profile, merupakan website sederhana yang bersifat statis,

biasanya dibuat oleh perusahaan untuk menampilkan informasi

mengenai bisnis mereka (visi, misi, kontak). Website company profile

biasanya lebih fokus pada desain tampilan website.

27
2. E-commerce, merupakan website yang memiliki fitur untuk

melakukan aktivitas jual beli baik produk maupun jasa melalui

internet. Website e-commerce memiliki fitur yang dapat menggantikan

fungsi toko offline seperti menampilkan produk, pengecekan

ketersediaan produk, pemesanan, dan transaksi.

3. Government, merupakan website resmi milik pemerintah. Biasanya

website resmi ini juga mengoprasikan website lainnya yang bertujuan

untuk memberikan informasi mengenai suatu daerah beserta peraturan

daerah yang ada.

4. Personal, merupakan website yang dimiliki oleh individu atau

kelompok kecil yang berisikan informasi sesuai dengan keinginan

individu yang memiliki website tersebut.

5. News Portal, merupakan website yang khusus menyajikan informasi

berita.

6. Community, merupakan website yang menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang yang ingi bersosialisasi melalui pembentukan sebuah

komunitas. Di website ini pengguna dapat slaing bertukar informasi.

7. Educational, merupakan website pendidikan sebagai sarana

personalisasi hubungan antara pusat dan komunitas pendidikan, baik

siswa maupun mahasiswa agar dapat saling berkomunikasi dan

menyebarkan informasi yang berkaitan dengan pendidikan secara luas.

8. Search Engine, merupakan website yang bertugas untuk

mengumpulkan daftar website yang dapat ditemukan diseluruh

28
jaringan internet. Dengan menggunakan website search engine,

website yang dicari sesuai dengan kata kunci yang diinginkan akan

muncul di halaman hasil pencarian.

9. Social Media, merupakan website yang memungkinkan untuk saling

bertukar informasi yang terdapat dalam berbagai macam konten,

seperti gambar teks, video, dan audio.

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa website

merupakan suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk menyediakan

informasi dari dan ke seluruh dunia, sehingga dapat diakses oleh penggunanya

kapan saja dan dimana saja.

2.5.1. Website Akademik

Website akademik merupakan sistem informasi akademik berbasis website yang

dirancang untuk menangani proses pengolahan data akademik dan data terkait

lainnya, sehingga seluruh proses kegiatan akademik dapat terkelola menjadi

informasi yang bermanfaat dalam pengelolaan manajemen perguruan tinggi,

pengambilan keputusan serta pelaporan di lingkungan perguruan tinggi (siakad,

2018). Pendapat lain mengatakan bahwa sistem informasi akademik merupakan

sebuah sistem yang memberikan layanan informasi kepada penggunanya berupa

data-data yang berhubungan dengan data akademik (Alpiandi, 2016)

Jadi dapat disimpulkan bahwa website akademik merupakan website yang

terkait dengan kegiatan akademis yang mengolah data dan menyajikan informasi

29
yang berkaitan dengan akademis, sehingga pengguna dapat dengan mudah dan

cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan terutama informasi yang berkaitan

dengan akademik.

2.6. Kualitas Website

Website yang bagus ialah web yang fokus utamanya adalah isi dari website

tersebut, dimana hal itu merupakan faktor utama yang menyebabkan para

penggunanya kembali mengunjungi sebuah website (Rosen, 2004). Menurut

penelitian-penelitian sebelumnya kualitas website dibagi menjadi lima dimensi

(Hyejeong & Niehm, 2009):

1. Informasi, yakni dimensi yang meliputi kualitas konten, kegunaan,

kelengkapan, keakuratan, dan relevansi dari konten yang ada di dalam

website tersebut.

2. Keamanan, yaitu dimensi yang meliputi kepercayaan, privasi, dan

jaminan kemanan

3. Kemudahan, yaitu dimensi yang meliputi kemudahan pengoprasian,

kemudahan untuk dimengerti, dan kecepatan.

4. Kenyamanan, yaitu dimensi yang meliputi daya tarik visual, daya tarik

emosional, desain kreatif dan atraktif.

5. Kualitas pelayanan yaitu dimensi yang meliputi kelengkapan secara

online dan customer service.

30
Persepsi pengguna tentang kualitas sebuah website berdasarkan pada fitur

yang ada pada website tersebut, dimana fitur tersebut dapat memenuhi kebutuhan

pengguna dan dapat menonjolkan keunggulan dari website itu sendiri (Hasanov &

Khalid, 2015).

Kriteria sebuah website supaya dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik

adalah website tersebut harus representative, interaktif, desain yang menarik,

ringkas dan sederhana, aman dan terjamin (Assegaff, 2009).

Kualitas sebuah website dapat mempengaruhi kepuasan penggunanya,

sehingga memberikan pengaruh kepada penggunanya untuk lebih sering

menggunakan website tersebut (Sina, et al (2011); Saputra, et al (2014) dalam

Hasanov & Khalid, 2015).

Dapat disimpulkan bahwa kualitas website merupakan tingkat yang

diharapkan oleh pengguna website ketika menggunakan sebuah website tersebut.

Sebuah website dapat dikatakan berkualitas apabila penggunanya merasakan

bahwa kualitas yang didapatkan sesuai ataupun melebihi apa yang diharapkannya.

2.7. Pengukuran Kualitas Website

Pengukuran merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memantau dan

menelusuri kemajuan dari tujuan strategis, selain itu pengukuran merupakan

proses yang dilakukan secara sistematis untuk dapat memperoleh besaran

kuantitatif dari objek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku (Sridadi,

2007). Para peneliti berasumsi bahwa dengan mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi suatu pengukuran dapat dijadikan acuan untuk dapat mengetahui

31
gap yang ada (Subiyakto, 2016). Pengukuran kualitas suatu situs bisa dievaluasi

dengan menilai kriteria dari situs tersebut. Menurut (Kapoun, 1998) penilaian

terhadap suatu situs ada lima kriteria, antara lain ketepatan (accuracy), sumber

(authority), tujuan (objectivity), peredaran (currency), dan ulasan berita

(coverage):

1. Ketepatan meliputi, siapa penulis di website tersebut, pastikan penulis

tersebut menyediakan kontak yang bisa dihubungi. Kemudian apa

tujuan dari website tersebut dibuat dan kenapa website tersebut dibuat,

lalu apakah penulis tersebut memenuhi syarat untuk menulis dokumen

tersebut.

2. Sumber meliputi orang yang mempublikasikan website tersebut.

Kemudian cek domain dari website tersebut, institusi apa yang

mempubliskasikan website ini.

3. Tujuan meliputi, apa tujuan dari website ini, seberapa detail informasi

yang diberikan.

4. Peredaran meliputi, kapan website ini dibuat? Kapan diperbaharui?

5. Ulasan meliputi, apakah link yang ada dievaluasi dan apakah mereka

melengkapi tema dari website tersebut. Apakah website berisikan

gambar semua ataukah berimbang antara gambar dan tulisan. Dan

apakah informasi yang diberikan menampilkan sitasi yang benar?

32
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur kualitas sebuah

website, diantaranya adalah dengan menggunakan metode Quality Function

Deployment (QFD), SERVQUAL, dan Webqual (Balfagih, et al. 2008).

1. Quality Function Deployment (QFD)

Quality Function Deployment (QFD) merupakan sebuah tool

manajemen yang menyediakan tampilan proses penghubungan secara

visual yang membantu tim untuk fokus pada kebutuhan pelanggan

selama siklus pengembangan suatu produk ataupun proses. QFD

menyediakan sarana untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan

menjadi sebuah persyaratan teknis yang akan digunakan dalam setiap

proses pengembangan sebuah produk. Sehingga produk yang

dihasilkan lebih berorientasi kepada pelanggan dan bermutu tinggi

(Bouchereau & Rowlands, 2000).

QFD pertama kali dikembangkan oleh Profesor Yoji Akao pada

akhir tahun 1960. Permulaan dari QFD adalah kebutuhan pelanggan,

seringkali merujuk kepada pernyataan-pernyataan yang tidak dapat

diukur seperti, bagaimana tampilannya, bagaimana rasanya,

bagaimana daya tahannya, dan lain-lain. Kebutuhan tersebut

kemudian di konversi kedalam spesifikasi teknis seperti temperatur,

diameter cetakannya, dan lain-lain.

33
Gambar ‎2.7 Fase dalam QFD (Bouchereau & Rowlands, 2000)

Dalam prosesnya QFD memiliki empat fase seperti digambarkan pada

Gambar 2.7 yaitu perencanaan produk (Product Planning), desain

produk (Product Desain), proses perencanaan (Process Planning), dan

proses quality control (Proses Control).

2. SERVQUAL

SERVQUAL merupakan salah satu teori yang muncul dari literatur

sistem informasi dan marketing dan bisa digunakan sebagai alat untuk

mengukur kualitas sebuah layanan. SERVQUAL dikembangkan oleh

Zeithaml, Parasuraman, dan Berry pada tahun 1980-an . Model ini

telah banyak digunakan untuk mengukur kualitas jasa.

34
Gambar ‎2.8 Ringkasan proses pengembangan skala kualitas layanan

(SERVQUAL) (Parasuraman, et al. 1988)

Gambar 2.8 menggambarkan proses pengembangan metode

pengukuaran kualitas layanan, yang terdiri dari 11 langkah sehingga

menghasilkan SERVQUAL yang memiliki lima dimensi dan terdiri

dari 22 butir pertanyaan, yang digunakan untuk mengukur

performance dari sebuah website.

SERVQUAL memiliki lima dimensi yaitu; dapat dipercaya

(Reliability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance),

empati (Emphaty), dan nyata (Tangibles) (Parasuraman, 1988).

Reliability mengacu kepada kemampuan untuk memberikan

35
pelayanan yang akurat dan dapat dipercaya. Yang termasuk kedalam

assurance diantaranya adalah kemampuan dalam memberikan

pelayanan sehingga bisa memberikan rasa percaya kepada para

pelanggannya. Responsiveness merupakan kesediaan untuk membantu

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat.

Empathy mencakup kepedulian serta perhatian yang diberikan kepada

para pelanggan. Yang termasuk ke dalam tangibles menggambarkan

fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta

kehadiran para pengguna (Parasuraman, 1988).

Menurut Parasuraman et al kualitas layanan yang dirasakan oleh

pelanggan bergantung pada besarnya skala dan arag dari gap antara

ekspektasi/harapan dan performance /persepsi dari layanan yang

diberikan (Tsai & Yeh, 2015). Pengukuran kualitas menggunakan

SERVQUAL dialkukan dengan melihat kesenjangan atau gap antara

persepsi dan harapan pelanggan (Balfagih, et al. 2008). Tujuan dari

pengukuran kesenjangan atau gap adalah untuk melakukan program

perbaikan dalam pengendalian jasa layanan yang digunakan sebagai

alternative usulan dalam melakukan perbaikan terhadap layanan yang

diberikan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Ha dan Park

(Susanto, et al. 2015) mengatakan bahwa salah satu kunci yang

menentukan pengguna untuk terus menggunakan sebuah sistem adalah

kepuasan pengguna. Meningkatkan kepuasan pengguna dapat

dilakukan dengan memenuhi kebutuhan serta keperluan dari

36
pengguna, hal ini telah menjadi hal penting yang menjadi perhatian

bidang marketing dan consumer behaviour. Kepuasan pelanggan juga

merupakan hal penting dalam bidang sistem informasi, karena dalam

bidang sistem informasi kepuasan pelanggan juga bisa mempengaruhi

pengguna untuk terus menggunakan teknologi tersebut (Susanto, et al.

2015)

3. Webqual

Webqual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran

kualitas situs berdasarkan pada persepsi pengguna akhir. Webqual

dikembangkan berdasarkan konsep Quality Function Development

(QFD) dan dikembangkan oleh Stuart J. Barnes dan Richard T.

Vidgen. Webqual sudah mengalami beberapa kali pengembangan,

hingga saat ini Webqual telah mencapai versi 4.0. Webqual 4.0 terdiri

dari tiga dimensi yaitu kualitas informasi (Information Quality),

kualitas penggunaan (Usability), kualitas interaksi dan kualitas

layanan (Service Interaction Quality) (Barnes & Vidgen, 2002)

Dalam penelitian ini peneliti memilih Webqual sebagai metode yang

digunakan untuk mengukur kualitas website, hal ini dikarenakan metode Webqual

dianggap lebih cocok dalam hal pengukuran kualitas website. Jika dibandingkan

dengan SERVQUAL, Webqual dianggap selangkah lebih maju dari SERVQUAL

(Voss dalam Nikos, 2012). Selain itu menurut Pitt et al dalam Tarigan (2008)

37
Webqual dan SERVQUAL memiliki sudut pandang yang berbeda. Jika

SERVQUAL lebih fokus pada layanan sistem informasi, Webqual fokus pada

kualitas website. SERVQUAL memulai konsep dari pelayanan customer dalam

area marketing (Tarigan 2008), awalnya SERVQUAL dikembangkan untuk

mengukur kualitas layanan yang disampaikan secara offline, sehingga penggunaan

SERVQUAL untuk domain sistem informasi agak bermasalah (Baumgartner &

Homburg dalam Park & Baek, 2007). Sedangkan Webqual sejak awal

dikembangkan berdasarkan sumber daya yang terkait dengan penilaian sistem

informasi, hal ini menunjukan bahwa Webqual memiliki pondasi yang kuat dalam

hal penilaian kualitas sistem informasi terutama kualitas website (Tarigan, 2008).

Selain itu menurut Loiacono (2002) Webqual merupakan metode pengukuran

website yang komperhensif. Barnes & Vidgen (2002) mengemukakan bahwa

Webqual merupakan pengembangan dari SERVQUAL dimana beberapa

komponen yang ada pada SERVQUAL sudah masuk ke dalam dimensi yang ada

pada Webqual.

2.8. Webqual

Webqual merupakan sebuah metode untuk mengukur kualitas sebuah website

berdasarkan persepsi pengguna akhirnya (Barnes & Vidgen, 2002). Webqual

pertama kali dikembangkan oleh Stuart J. Barnes dan Richard T. Vidgen. Metode

ini merupakan pengembangan dari SERVQUAL yang sebelumnya banyak

digunakan untuk melakukan pengukuran kualias jasa atau service quality.

Instrument penelitian pada Webqual dikembangkan berdasarkan pada konsep

38
Quality Function Development (QFD) yaitu sebuah proses yang berdasarkan pada

“voice of customer” dalam proses pengembangan dan implementasinya. Dengan

kata lain Webqual melakukan penilaian terhadap sebuah website berdasarkan pada

persepsi penggunanya. Webqual telah mengalami beberapa kali iterasi, yaitu

(Barnes & Vidgen, 2002):

1. Webqual 1.0

Webqual 1.0 merupakan versi pertama dari Webqual yang

dikembangkan pada domain UK Business School dengan mengikuti

standard dari QFD (Barnes & Vidgen, 2000). Hasil dari

pengembangan Webqual 1.0 ini menghasilkan lima dimensi yaitu ease

of use, experience, information, communication, dan integration dan

24 butir pertanyaan. Kekurangan dari Webqual 1.0 ini adalah terlalu

berfokus pada aspek information quality atau kualitas informasi.

Sehingga melupakan aspek penting seperti interaction perspective of

quality.

2. Webqual 2.0

Pada Webqual 2.0 dilakukan perbaikan dengan menambahkan aspek

interaction quality yang diadaptasi dari SERVQUAL. Instrument ini

dicoba diterapkan pada domain internet bookshop. Kekurangan dari

Webqual 2.0 adalah karena terlalu fokus melakukan perbaikan dari

Webqual 1.0, Webqual 2.0 terlalu fokus pada aspek interaction quality

sehingga kurang memperhatikan aspek lainnya yaitu information

quality.

39
3. Webqual 3.0

Ketika Webqual 1.0 fokus pada kualitas informasi dan Webqual 2.0

berfokus pada kualitas interaksi, kedua instrument tersebut membahas

tentang kualitas sebuah website, dimana website tersebut dilihat dari

sudut pandang website sebagai sebuah software artefact. Dalam

pengembangan Webqual 3.0 ditemukan bahwa kualitas sebuah

website dapat dikelompokan ke dalam tiga area yaitu site quality,

information quality, dan service interactuin quality. Instrument ini

dicoba pada domain website lelang online.

Gambar ‎2.9 Quality Dimension in Webqual 3.0 (Barnes & Vidgen,

2001)

Gambar 2.10 menunjukkan dimensi yang ada pada Webqual 3.0.

diman Webqual 3.0 terdiri dari tiga dimensi yaitu web information

qualitu, web interaction quality, site design quality.

4. Webqual 4.0

40
Hasil analisis dari Webqual 3.0 mengarah kepada pengidentifikasian

terhadap tiga dimensi kualitas website yaitu : usability, information

quality, dan service interaction quality. Dimensi usability

menggantikan dimensi site quality dari Webqual 3.0. hal ini

dikarenakan usability lebih menekankan pada sudut pandang

pengguna. Penjelasan mengenai dimensi-dimensi Webqual 4.0 adalah

sebagai berikut:

a. Usability

Usability atau kegunaan berhubungan dengan rancangan dari

website tersebut, sebagai contoh, tampilan website, kemudahan

dalam penggunaanya, navigasi dan gambaran website yang

sampai ke pengguna (Barnes dan Vidgen, 2002; Tarigan, 2008).

Dimensi ini berhubungan pada rancangan website dan berfokus

pada sudut pandang bagaimana penerimaan dan interaksi

pengguna terhadap website (Jabar, et al. 2013).

Menurut Patterson & Ellis (Jabar, et al. 2013) usability

diasumsikan sebagai hal penting ketika menyangkut kepuasan

pelangga baik dari sisi kebutuhan maupun harapan. Pendapat

lain mengatakan bahwa usability merupakan hal penting yang

dibutuhkan untuk bertahan dalam lingkungan internet.

Usability meliputi, kemudahan untuk dipelajari,

kemudahan untuk dimengerti, kemudahan untuk ditelusuri,

Sebagai contoh adalah tampilan website, kemudahan dalam

41
menggunakan website, serta image website yang sampai pada

pengguna. Desain sebuah website harus sesuai dengan

kebutuhan pengguna dan juga harus memastikan pengguna puas

ketika menyelesaikan sebuah tugas dengan menggunakan

website tanpa menghadapi satu kesulitan (Yan & Guo, 2010)

b. Information Quality

Information quality atau kualitas informasi merupakan mutu dari

konten yang terdapat pada website, pantas tidaknya informasi

untuk disajikan kepada penggunanya (Barnes & Vidgen, 2002;

Tarigan, 2008). Dimensi ini berfokus pada kualitas konten yang

ada di website dan kesesuaian konten tersebut dengan kebutuhan

pengguna.

Kualitas informasi seringkali diukur berdasarkan relevansi

informasi, ketepatan waktu, dan akurasi (Nugroho, 2017).

Relevansi informasi meliputi informasi yang disajikan dalam

format yang sesuai dengan topik bahasan dan mudah dimengerti.

Sedangkan ketepatan waktu berhubungan dengan informasi

yang up to date. Dan akurasi informasi berhubungan dengan

informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

c. Service Interaction Quality

Service Interaction Quality atau kualitas interaksi layanan

merupakan interaksi layanan yang dirasakan oleh pengguna

ketika mereka menjelajahi website lebih dalam (Napitupulu,

42
2017). Kualitas layanan interaksi biasanya berhubungan dengan

kepercayaan dan empati, misalnya masalah transaksi dan

keamanan informasi saat mengakses website, serta personalisasi

website dan komunikasi dengan pihak pengelola website.

(Barnes & Vidgen, 2002; Napitupulu 2017)

Dimensi ini fokus pada kualitas interaksi pelayanan yang

dialami oleh pengguna ketika mereka mempelajari lebih dalam

mengenai website yang mereka kunjungi, hal ini berhubungan

dengan trust dan emphathy. Sebagai contoh kemanan saat

bertransaksi, memberikan rasa percaya kepada pengguna untuk

memberikan dan menyimpan informasi pribadi, dapat

menciptakan perasaan emosional yang lebih personal (Barnes &

Vidgen, 2002; Tarigan, 2008).

Service interaction quality meliputi kemampuan memberi

rasa aman saat melakukan transaksi, memiliki reputasi yang

baik, memudahkan dalam melakukan komunikasi dengan

organisasi, menciptakan perasaan emosional yang lebih

personal, memiliki kepercayaan dalam menyimpan informasi

pribadi, dan lain-lain.

Dari ketiga dimensi tersebut dikembangkan menjadi 3 variabel dengan

22 butir pertanyaan, sebagai berikut:

43
Tabel ‎2.1 Dimensi dan Indikator Webqual 4.0 (Barmes dan Vidgen, 2002)

Category Webqual 4.0 Questions


I find the site easy to learn to operate (Saya menemukan situs ini
mudah untuk dioprasikan)
My interaction with the site is clear and understandable (Interaksi
dengan situs jelas dan mudah dimengerti)
I find the site easy to navigate (Situs memiliki petunjuk yang jelas)
I find the site easy to use (Situs mudah digunakan)
The site has an attractive appearance (Situs memiliki tampilan
Usability
yang menarik)
The design is appropriate to the type of site (Desain sesuai dengan
tipe situsnya)
The site conveys a sense of competency (Situs ini meningkatkan
kompetensi/persaingan)
The site creates a positive experience for me (Situs ini memberikan
pengalaman positif untuk saya)
Provides accurate information (Menyediakan informasi yang
akurat)
Provides believable information (Menyediakan informasi yang
dapat dipercaya)
Provides timely information (Menyediakan informasi yang tepat
waktu/up to date)
Provides relevant information (Menyediakan informasi yang
Information quality
relevan)
Provides easy to understand information (Menyediakan informasi
yang mudah dimengerti)
Provides information at the right level of detail (Menyediakan
informasi secara detail)
Presents the information in an appropriate format (Memberikan
informasi dalam format yang sesuai)
Has a good reputation (Memiliki reputasi yang baik)
It feels save to complete transaction (Memberikan rasa aman saat
melakukan transaksi)
My personal information feels secure (Informasi pribadi saya
tersimpan dengan aman)
Service interaction Creates a sense of personalization (Menciptakan kesan personal)
quality Convey a sense of community (Memiliki komunitas)
Makes it easy to communicate with the organization (Memberikan
kemudahan untuk berkomunikasi dengan organisasi)
I feel confident that goods/services will be delivered as promised
(saya merasa yakin barang/pelayanan akan dikirim sesuai dengan
yang dijanjikan)

44
2.9. Importance-Performance Analysis (IPA)

Importance-Performance Analysis (IPA) merupakan sebuah teknik yang simple

dan berguna untuk mengidentifikasi atribut-atribut dari penyedia layanan yang

membutuhkan improvement atau atribut-atribut yang perlu dikurangi prioritasnya.

(Shia, et al. 2016). Importance performance analysis pertama kali diperkenalkan

oleh Martila & James pada tahun 1977 dengan tujuan untuk mengukur hubungan

antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk atau jasa

yang dikenal dengan quadrant analysis (Latu dan Everett, 2000).

IPA memiliki fungsi utama untuk menampilkan informasi yang berkaitan

dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen mempengaruhi kepuasan

dan loyalitas mereka, dan faktor-faktor yang menurut konsumen perlu

ditingkatkan karena kondisinya saat ini belum memuaskan. IPA menggabungkan

pengukuran faktor tingkat persepsi (performance) dan tingkat

kepuasan/kepentingan (importance) dalam grafik dua dimensi.

Peneliti memilih IPA sebagai teknik analisis yang digunakan adalah

dikarenakan, penelitian ini mengambil penilaian berdasarkan dua perspektif yaitu

persepsi atau performance dan harapan atau kepentingan dari masing-masing

atribut. Oleh karena itu IPA digunakan untuk memahami lebih dalam mengenai

persepsi pengguna terhadap kualitas yang diberikan serta menunjukan seberapa

penting atribut tersebut menurut para pengguna. Dalam penelitian sebelumnya

(Barnes & Vidgen, 2002; Wolfinbargen & Gilly, 2003; Parasuraman, et al. 2005)

menunjukan bahwa penelitian hanya berfokus pada persepsi konsumen terhadap

kualitas yang diberikan tanpa memberikan gambaran seberapa penting atribut

45
tersebut dapat mempengaruhi kepuasan pengguna secara keseluruhan. Hal ini

perlu diperhatikan karena pengguna tidak akan senang atau terkesan apabila

mereka mendapatkan apa yang tidak mereka harapkan (O‟Neil, et al. 2001).

Sebagai contoh pengguna tidak terlalu mengharapkan/mementingkan kualitas dari

tampilan website, namun pada kenyataannya tampilan yang ditampilkan website

sangat baik, hal ini tidak akan mempengaruhi kepuasan atau kualitas dari website

tersebut. Oleh sebab itu IPA dibutuhkan untuk lebih mengerti persepsi dari

tingkat kepentingan/harapan pengguna. Hal ini akan menjadikan penyedia layanan

menyesuaikan layanan mereka dengan ekspektasi/harapan pengguna (O`Neil, et

al. 2001). Dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Huang et al. 2015; Santoso,

2015; Tsai & Yeh, 2015; Napitupulu, 2016; Shia, et al. 2016) IPA telah

dipasangkan dengan beberapa metode pengukuran seperti Webqual, e-Service

Quality dan Servqual untuk mengukur kualitas dari masing-masing objek yang

diuji.

IPA dapat memberikan gambaran kepada perguruan tinggi mengenai

kualitas website mereka dengan melihat kuadran hasil analisis IPA berdasarkan

indikator-indikator yang ada pada Webqual 4.0. Hal ini didukung oleh pendapat

yang mengatakan bahwa IPA memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode

lainnya, karena dapat menunjukan atribut-atribut yang perlu ditingkatkan ataupun

dikurangi untuk menjaga kepuasan pengguna, selain itu hasil yang didapatkan dari

analisis relative mudah untuk diinterpretasikan (Anggraini, et al. 2015). Selain itu

menurut Ruhimat (Anggraini, et al. 2015) IPA dapat digunakan untuk mengatur

46
atribut berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya, yang

nantinya akan berguna dalam melakukan pengembangan sebuah website.

Grafik IPA dibagi menjadi empat kuadran dimana sumbu X

menggambarkan atribut performance dan sumbu Y menggambarkan atribut

importance. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing kuadran (Martila

& James, 1977):

Gambar ‎2.10 Kuadran pada Importance Performance Analysis (Martila & James,

1977)

1. Kuadran pertama: Keep Up The Goodwork. (high importance and

high performance).

Pada kuadran pertama ini menggambarkan atribut-atribut yang sudah

sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Karena pelayanan

yang diberikan sudah sesuai dengan harapan para konsumennya.

Maka atribut-atribut yang ada pada kuadran ini harus dipertahankan.

47
2. Kuadran kedua: Priorities for Improvements (high importance low

performance)

Pada kuadran kedua ini menggambarkan atribut-atribut yang

memerlukan perbaikan dan memerlukan perhatian yang lebih karena

pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh para pengguna. Maka manajemen diharapkan dapar memberikan

perhatian lebih pada atribut-atribut yang ada pada kuadran ini.

3. Kuadran ketiga: Low Priority (low importance and low performance)

Pada kuadran ini menggambarkan atribut-atribut yang masuk ke

dalam kategori low priority atau tidak terlalu membutuhkan perhatian.

Karena pengguna tidak memiliki harapan yang tinggi terhadap atribut

ini. Jadi atribut ini tidak akan terlalu mempengaruhi kinerja

keseluruhan.

4. Kuadran keempat: Possibly Overkill (low importance and high

performance)

Pada kuadran ini menggambarkan atribut yang tidak terlalu penting

namun memiliki performance yang baik. Oleh karena itu manajemen

bisa mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan atribut-atribut

tersebut ke tempat lain yang lebih membutuhkan prioritas.

Martinez (2003) menyebutkan bahwa dua macam metode untuk

menampilkan data IPA yaitu: yang pertama dengan menempatkan garis

perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu

48
prioritas penanganan dengan tujuan untuk mengetahui secara umum penyebaran

data terletak di kuadran berapa, sedangkan metode yang kedua adalah dengan

menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan

pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penangganan dengan tujuan

untuk mengetahui secara spesifik pada kuadran berapa faktor-faktor tersebut

berada (Napitupulu, 2016).

2.10. Pengukuran Website Perguruan Tinggi

Ada beberapa situs yang melakukan pengukuran terhadap website perguruan

tinggi diantaranya:

1. Webometrics

Webometrics merupakan website yang melakukan perangkingan

terhadap website perguruan tinggi di seluruh dunia. “Webometrics

Ranking of World University” merupakan inisiatif dari lab

Cybermetrics, yaitu sebuah kelompok riset milik Consejo Superior de

Investigaciones Cientifitcas (CSIC) yang merupakan badan penelitan

public terbesar di Spanyol. Lab Cybermetrics mengkhususkan

penelitian tentang analisis kuantitatif mengenai konten internet dan

web, terutama yang berhubungan dengan pengembangan pengetahuan

dan komunikasi.

Webometrics fokus pada pengukuran aspek dari sebuah web

seperti websites, kata-kata yang ada di halaman website tersebut, hasil

dari mesin pencarian pada website tersebut. Webometrics digunakan

49
untuk mendukung penelitian mengenai fenomena website.

Penggunaan Webometrics memberikan manfaat yang lebih dalam

melakukan analisis terhadap sebuah website karena analisis bdapat

dilakukan secara luas karena banyaknya pengguna website itu sendiri

(Thelwall, 2009).

Tujuan utama dari Webometrics adalah untuk mempromosikan

sebuah web, terutama website perguruan tinggi. Selain itu

Webometrics bermaksud untk memberikan motivasi kepada institusi

ataupun para penelitinya untuk memiliki website yang mencerminkan

aktifitas mereka secara akurat. Jika kinerja web berada dibawah posisi

yang diharapkan, maka pengelola website tersebut harus

mempertimbangkan kembali kebijakan website mereka, misalnya

dengan meningkantan kualitas publikasi secara substansial.

Pemberian peringkat terhadap website perguruan tinggi pada

Webometrics berdasarkan pada indikator web tersebut. Hal ini

menjadi sangat berguna karena peringkat terhadap website perguruan

tinggi tidak berdasarkan pada jumlah kunjungan atau desain halaman,

tidak juga berdasarkan pada kinerja dan visibilitas global dari

perguruan tinggi tersebut. Perangkingan ini tidak hanya berfokus pada

hasil riset, tapi juga kepada indikator lain yang mungkin lebih

menggambarkan kualitas website secara keseluruhan dari institusi

tersebut.

50
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengukur peringkat

Webometrics adalah Size, Visibility, Rich file, Scholar (Webometrics,

2017). Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai beriktu:

Gambar ‎2.11 Kriteria Untuk Peringkat Webometrics (Webometrics,

2017)

a. Size

Size atau ukuran yang dimaksud adalah seberapa banyak sub-

domain yang berada dibawah situs utama. Presentase penilaian

untuk aspek ini adalah kurang lebih 20%

b. Visibility

Visibilty merupakan keadaan dimana sebuah website

mendapatkan back link, yaitu alamat website yang dimiliki

tampil dihalaman website milik orang lain. Presentase penilaian

untuk aspek ini cukup bersar yaitu kurang lebih 50%

c. Rich File

Rich file yang dimaksudkan dalam penilaian ini adalah seberapa

banyak isi file-file, seperti doc, ppt, pdf, dan lain-lain, yang

51
dimiliki oleh sebuah website. Semakin banyak pengguan yang

memanfaatkan file-file tersebut maka akan meningkatkan

ranking website tersebut. Presentase untuk penilaian aspek ini

adalah kurang lebih 15%.

d. Scholar

Scholar merupakan jumlah artikel yang dimiliki oleh website

yang diukur. Pada aspek ini secara khusus Google Scholar akan

memberi tahu mengenai jumlah paper dan sitasi yang

didapatkan oleh setiap domain akademik. Presentase penilaian

untuk aspek ini adalah kurang lebih 15%.

2. 4ICU (4 International Colleges & Universities)

Gambar ‎2.12 4ICU (4 International Colleges & Universities) (4icu, 2017)

52
4ICU merupakan geometri situs yang mempublikasikan peringkat

perguruan tinggi di dunia. Didalam uniRank terdaftar 13.000

perguruan tinggi. Diurutkan berdasarkan popularitas dari website yang

dimiliki perguruan tinggi tersebut di 200 negara. Organisasi

pendidikan yang masuk ke dalam direktori perangkingan website oleh

4ICU harus memenuhi beberapa persyarata yang sudah ditetapkan,

yaitu (4icu, 2005):

a. Secara resmi diakui, maksudnya perguruan tinggi harus

berlisensi atau terakreditasi oleh badan-badan nasional maupun

regional seperti kementrian pendidikan atau organisasi-

organisasi lainnya.

b. Perguruan tinggi tersebut memiliki hak untuk memberikan gelar

kepada mahasiswanya yang telah menyelesaikan masa studinya.

c. Perguruan tinggi harus menyediakan fasilitas perkuliahan

Parameter yang digunakan untuk melakkan penilaian terhadap

website perguruan tinggi adalah sebagai berikut (4icu, 2005):

1) Google Page Rank

Penilaian menggunakan google page rank merupakan angka

yang digunakan unruk menunjukan pentingnya sebuah laman di

internet terutama di dunia website. Ketika google menemukan

satu halaman yang terhubung dengan halaman website lainnya

maka website tersebut akan mendapatkan vote. Semakin banyak

vote yang didapatkan oleh sebuah website menunjukan bahwa

53
website tersebut dibutuhkan oleh banyak orang. Dari hasil vote

yang didapat, nilai-nilai dari vote yang sudah masuk akan diolah

oleh Google kemudian dikalkulasikan untuk mnentukan

peringkat dari website tersebut.

2) Yahoo Inbound Links

Yahoo Inbound Links merupakan link atau hyperlink yang

masuk ke dalam website atau blog tertentu berasal dari situs

eksternal. Dalam hal ini eksternal memiliki arti bahwa galaman

ini bukan merupakan bagian dari domain yang sama. Jumlah

link masuk atau inbound link yang dimiliki website dapat

menentukan popualritas dari halaman tersebut.

3) Alexa Traffic Rank

Metode perankingan yang digunakan oleh Alexa Traffic Rank

adalah metode perangkingan laman berdasarkan pada traffic ke

laman yang dituju. Perangkingan terhadap sebuah website

dilakukan setiap tiga bukan sekali. Perangkingan dimulai dari

angka 1 sampai tak terhingga. Jika sebuah website mendapatkan

ranking pertama, hal ini menunjukan bahwa website tersebut

merupakan website yang paling bagus menurut Alexa. Yang

dinilai oleh Alexa adalah top domainnya saja. Semua subdomain

dan post/page di domain tersebut akan memiliki nilai yang sama

seperti domain utamanya.

54
2.11. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan daya merupakan sebuah prosedur standard dan sistematis yang

dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2009). Dalam

melakukan pengumpulan data, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1. Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data secara langsung dengan

menggunakan mata tanpa ada bantuan alat standard lain untuk

keperluan pengumpulan data tersebut (Nazir, 2009)

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses untuk mendapatkan keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka

antara si pewawancara dengan yang diwawancara atau responden

dengan menggunakan alat bantu yang disebut interview guide

(panduan wawancara) (Nazir, 2009)

3. Angket/Kuesioner

Anket atau kuesioner merupakan salah satu instrument pengumpulan

data yang digunakan sebagai alat bantu yang digunakan oleh para

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data secara tidak langsung

(peneliti tidak melakukan tanya jawab secara langsung dengan

responden). Angket atau kuesioner berisikan sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang harus dijawab oleh responden (Guritno, et al. 2011)

55
4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data dengan teknik survei

terhadap data yang telah ada dengan mengenali teori-teori yang telah

berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari

metode-metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan

data atau dalam menganalisis data yang telah/pernah digunakan oleh

peneliti-peneliti terdahulu (Nazir, 2009).

2.11.1. Pengelompokan Data

Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang

suatu keadaaan. Informasi yang diperoleh memberikan sebuah keterangan,

gambaran, atau fakta mengenai suatu persoalan dalam bentuk kategori, huruf, atau

bilangan (Sugiarto, 2002). Pengelompokan data dibagi kedalam beberapa

kelompok (Siregar, 2013), yaitu sebagai berikut:

1. Pengelompokan data berdasarkan cara memperolehnya

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung oleh

peneliti dari sumber pertama atau dimana tempat objek

penelitian dilakukan. Contoh dari data primer adalah data yang

didapatkan dari hasil wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara

langsung dariobjek penelitian. Peneliti mendapatkan data dari

56
data yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai

cara atau metode. Contoh dari data sekunder didapatkan dari

data statistic hasil riset dari surat kabar atau majalah.

2. Pengelompokan data berdasarkan sifatnya

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka. Kita dapat

melihatnya secara statistic. Data ini dapat diolah dan dianalisis

dengan menggunakan teknik penghitunngan statistik.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berupa pernyataan atau

pendapat narasumber yang berhubungan dengan penelitian dan

memiliki makna. Data kualitatif merupakan data yang tidak

berupa angka tetapi berwujud kata-kata dan kalimat. Data

kualitatif sifatnya hanya menggolongkan saja

2.12. Populasi dan Teknik Sampling

Populasi merupakan himpunan semua elemen yang menjadi fokus utama

penelitian. Sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi

(Sugiarto, 2002). Populasi (Sugiyono, 2013) merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam statistika populasi tidak hanya terbatas pada sekelompok orang, tetapi juga

57
dapat dikategorikan menjadi lingkungan hidup, hewan, tumbuhan, dan hal-hal

lainnya yang menjadi pusat perhatian kita.

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek maupun

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Guritno, et al. 2011).

Berdasarkan sifatnya populasi dibagi menjadi dua jenis yaitu (Margono,

2010):

1. Populasi bersifat homogen

Populasi bersifat homogen sumber data nya memiliki sifat yang sama

sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

2. Populasi bersifat heterogen

Populasi bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifatt atau keadaan yang beragam, sehingga perlu ditetapkan

batasan-batasannya.

Berdasarkan jumlahnya populasi dibagi menjadi dua jenis yaitu (Arikunto

(2002) dalam Alfianika, 2016):

1. Populasi Terhingga

Populasi terhingga merupakan populasi yang terdiri atas elemen

dengan jumlah yang bisa ditentukan. Selain itu populasi tehingga bisa

dihitung jumlahnya dengan pasti dan jelas.

2. Populasi Tak Terhingga

58
Populasi tak terhingga merupakan populasi yang elemennya tidak bisa

dicari batasannya. Populasi tak terhingga jumlah populasinya tidak

dapat dihitung secara pasti.

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel adalah sebagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, atau bagian kecil dari

anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat

mewakili populasinya. Dalam penelitian, pengambilan sampel ditarik untuk dapat

mengambil kesimpulan yang nantinya akan digeneralisasi terhadap populasi.

Penarikan sampel merupakan proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat dua metode

dasar dalam penarikan sampel (Guritno, et al. 2011):

Gambar ‎2.13 Teknik Sampling (Guritno, et al. 2011)

59
1. Probability Sampling

Probability sampling atau sampel acak merupakan teknik

pengambilan sampel yang semua elemen populasi memiliki peluang

yang sama untuk terpilih. Dalam probability sampling pemilihan

sampel tidak dilakukan secara subyektif, sehingga semua populasi

memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel (Sugiarto, 2002).

Beberapa metode penarikan sampel probabilitas adalah sebagai

berikut (Guritno, et al. 2011):

a. Simple Random Sampling

Simple random sampling merupakan teknik penarikan sampel

secara sederhana, dimana setiap elemen populasi memiliki

peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel tanpa

memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut.

b. Stratified Random Sampling

Stratified random sampling merupakan teknik pengambilan

sampel berstrata yang dilakukan dengan megambil sampel

secara acak dari setiap populasi yang sudah ditentukan terlebih

dahulu, populasi yang sudah ada disekat-sekat menjadi grup

yang disebut strata. Setiap strata memiliki elemen yang relatif

homogen.

c. Cluster Sampling

Cluster sampling merupakan pengambilan beberapa kelompok

yang disebu cluster dari populasi secara acak, kemudian

60
mengambil sebagian atau semua elemen dari setiap cluster

untuk dijadikan sampel. Bila populasi tersebar luas maka

penarikan sampel dengan teknik ini menjadi lebih efisien dalam

hal biaya.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling atau penarikan sampel secara tak acak.

Penarikan sampel pada teknik ini dilakukan secara subyektif oleh

karena itu pengetahuan kepercayaan, dan pengalaman seseorang

seringkali dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan anggota

populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Oleh karena itu

probabilitas pemilihan elemen-elemen populasi tidak dapat

ditentukan. Hal ini dikarenakan setiap elemen tidak memiliki peluang

yang sama untuk dipilih sebagau sampel.

Beberapa teknik pengambilan nonprobabilitas sampling adalah

sebagai berikut (Guritno, et al. 2011):

a. Convenience Sampling

Convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel

yang berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan

untuk mendapatkannya. Dengan kata lain sampel diambil atau

terpilih karena berada di tempat dan waktu yang tepat. Seperti

pengambilan sampel pada siswa dalam satu kelas, atau

pengunjung di sebuah toko.

61
b. Quota Sampling

Quota sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

biasanya menggunakan data dari populasi yang berkaitan

dengan kuota yang sudah ditentukan dan memiliki ciri-ciri

tertentu, dalam pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan

hingga sampel memenuhi jumlah kuota yang diinginkan.

c. Snowball Sampling

Snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel

yang mula-mulanya dengan jumlah yang sedikit, lalu kemudian

jumlah sampel nya menjadi membesar. Cara pengambilan

sampel dengan teknik ini dilakukan secara berantai, jadi

semakin lama sampel yang diambil akan semakin banyak.

d. Purposive Sampling

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel

yang dilakukan berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu.

Semisal peneliti melakukan penelitian mengenai tingkat

kepuasan terhadap penggunaan website akademik sebuah

universitas, maka yang dijadikan sampel adalah mahasiswa dari

universitas tersebut.

Dalam penelitian ini akan diuji bagaimana kualitas website

berdasarkan perspesi penggunanya, maka peneliti menetapkan

kriteria sebagai syarat untuk dijasikan sampel yaitu para

pengguna yang pernah menggunakan website tersebut. Hal ini

62
dilakukan untuk menghindari bias hasil penelitian karena

adanya perbedaan pendapat atau sikap antara pengguna yang

pernah menggunakan sistem dengan yang tidak pernah. Selain

itu dengan menggunakan teknik sampling ini diharapkan hasil

penelitian ini juga dapat memberikan hasil yang representatif.

Menurut Hidayat (2017) langkah-langkah dalam menerapkan

purposive sampling adalah sebagai berikut:

1) Menentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya

kriteria tertentu pada sampel agar tidak terjadi bias.

2) Menentukan kriteria-kriteria sampel.

3) Menentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan.

4) Menentukan jumlah sampel minimal yang akan dijadikan

subjek penelitian dan memenuhi kriteria.

e. Accidental Sampling

Accidental sampling merupakan metode penarikan sampel

dimana pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap objek

baik berupa orang ataupun benda yang kebetulan dijumpai.

Dalam penelitian ini setelah dilakukan purposive

sampling, teknik sampling yang digunakan selanjutnya adalah

accidental sampling. Yaitu pemilihan responden berdasarkan

kebetulan atau tanpa adanya perencanaan. Hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu dan tenaga dalam proses penyebaran

kuesioner.

63
2.13. Skala Likert

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket

dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.

Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan

yang menjelaskan penggunaannya. Skala Likert merupakan skala yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena sosial (Siregar, 2013). Data

yang telah terkumpul melalui kuesioner, kemudian diolah dalam bentuk

kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang

telah dijawab oleh responden. Dimana pemberian skor tersebut berdasarkan

ketentuan (Sugiyono, 2013).

Jumlah skala pilihan jawaban yang disediakan skala Likert bisa tiga, lima,

tujuh, sembilan, yang jelas penggunaan skala harus ganjil. Semakin banyak

pilihan yang diberikan, maka semakin mewakili jawaban responden. Namun akan

sulit untuk mencari kata-kata yang dapat dipahami secara umum oleh responden.

Biasanya tersedia 5 pilihan skala dengan format seperti [1] sangat tidak setuju, [2]

tidak setuju, [3] netral, [4] setuju, dan [5] sangat setuju untuk bentuk skor positif

(Siregar, 2013).

Skala Likert memiliki kelebihan dan kekurangan (Durianto, et al. 2004).

Kelebihan yang dimiliki skala Likert adalah:

1. Mudah dalam pembuatannya

2. Interval respons yang lebih besar yang membuat skala ini dapat

memberi keterangan yang lebih nyata atau tegas mengenai pendapat

64
atau sikap responden terhadap pertanyaan atau pernyataan yang

diberikan.

3. Relaibilitas yang relative tinggi. Namun semakin banyak item interval

respon yang diberikan akan mengakibatkan nilai reliabilitasnya

semakin berkurang.

4. Dapat memperlihatkan beberapa respon alternatif bagi responden

terhadap suatu karakteristik produk (sangat setuju, setuju, bimbang,

tidak setuju, sangat tidak setuju)

Selain memiliki kelebihan, skala Likert juga memiliki kekurangan

diantaranya:

1. Karena ukuran yang digunakan merupakan ukuran ordinal, skala

Likert hanya dapat mengurutkan tingkat tanggapan individu ke dalam

skala, tetapi tidak dapat dilakukan perbandingan berapa kali satu

individu lebih baik dari individu lain.

2. Terkadang skor total tidak memberi arti yang jelas karena banyak pola

tanggapan terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama.

3. Validitas dari skala Likert masih memerlukan penelitian empiris

2.14. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Paired Sampel T-test

2.14.1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan dan

kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2010). Uji validitas dilakukan dengan

mengukur korelasi antara variabel dengan total skor variabel. Cara mengukur

65
validitas konstruk salah satunya dilakukan dengan mencari korelasi antara

masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi

“product moment” (Singarimbun, et al. 1989).

Kriteria validasi suatu pertanyaan dapat ditentukan jika:

- r hitung > r table, maka pertanyaan yang diajukan valid

- r hitung < r table, maka pertanyaan yang diajukan tidak valid

Selain itu, untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrument penelitian

dapat dilihat dari nilai korelasinya. Jika nilai instrument > 0,30 maka dapat

dikatakan bahwa instrument tersebut valid (Sugiyono, 2013).

2.14.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau diandalkan. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam

beberapa kali pengukuran hasil yang didapatkan relative sama, selama aspek

pengukuran belum berubah (Azwar, 2003). Untuk mengetahui koefisien

reliabilitas dilakukan dengan melakukan skala uji. Untuk menentukan koefisien

relilabilitas, digunakan teknik Cronbach’s Alpha. Sebuah instrument dapat

dikatakan reliabel apabila memenuhi standard koefisien Cronbach’s Alpha, yaitu

nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2013; Wahana Komputer,

2017). Keriteria reliabilitas menurut Guinford (Azwar, 2003) adalah sebagai

berikut:

66
Tabel ‎2.2 Kriteria Reliabilitas

Kriteria Koefisien Relilabilitas


Sangat Reliabel >0,9
Reliabel 0,7 – 0,9
Cukup Reliabel 0,4 – 0,7
Kurang Reliabel 0,2 – 0,4
Tidak Reliabel <0,2

2.14.3. Uji Paired Sample T-test

Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

rata-rata dua sample (dua kelompok) yang berpasangan atau berhubungan

(Suprapto, 2017). Jika nilai probabilitas atau Sig. (2-tailed) < 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua sampel yang

berpasangan tersebut. Sebaliknya jika nilai probabilitas atau Sig. (2-tailed) > 0,05

maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya.

2.15. Teknik Pengolahan Data

Data yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari responden berupa jawaban

dari kuesioner yang diberikan. Data tersebut akan diolah sehingga menghasilkan

suatu nilai yang representatif. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis kesenjangan (gap analysis) dan Webqual Index

(WQI).

2.15.1. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)

Analisis kesenjangan/gap dapat diartikan sebagai perbandingan antara kinerja saat

ini/persepsi (perception) dengan kinerja yang diharapkan (expectation). Persepsi

67
sendiri berhubungan dengan penafsiran terhadap gambaran layanan yang benar-

benar disajikan. Sedangkan harapan (expectation) merupakan prediksi yang dibuat

pengguna terhadap apa yang akan terjadi nantinya. Dalam kualitas layanan

harapan bisa juga dilihat sebagai hasrat atau keinginan konsumen, yaitu apa yang

mereka rasa penyedia harus berikan daripada apa yang penyedia akan berikan

(Parasuraman, et al. 1988)

Dalam model SERVQUAL kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai

perbedaan antara persepsi dan harapan pelanggan atas pelayanan yang diterima

(Parasuraman, et al. 1988). Gap sebuah kualitas layanan dapat dilihat berdasarkan

perbedaan antara nilai rata-rata persepsi dan harapan para konsumen

(Parasuraman, et al. 1985). Sedangkan Kotler (2003) menegaskan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja yang dirasakan dengan harapannya.

Sehingga dengan menggunakan analisis kesenjangan kita dapat mengetahui

kepuasan pelanggan berdasarkan kualitas layanan yang diberikan dilihat dari nilai

kesenjangan yang didapatkan dari persepsi dan harapan pelanggan terhadap

layanan yang diberikan. Proses untuk menentukan nilai kesenjangan/gap dapat

dihitung dengan melihat selisih nilai antara kualitas layanan aktual/saat

(perception) ini dan kualitas layanan yang diharapkan (expectation).

Q=P–E
(Parasuraman, et al. 1988)

Keterangan:

Q = Tingkat kesenjangan

P = nilai kualitas yang dirasakan saat ini

68
E = nilai kualitas yang diharapkan

Jika hasil nilai kesenjangan menunjukan bahwa nilai kualitas saat ini sama

dengan nilai kualitas yang diharapkan (P=E), atau nilai kesenjangan bernilai 0,

maka hal ini menunjukkan bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan harapan.

Jika hasil kesenjangannya menunjukkan bahwa nilai kualitas saat ini melebihi

nilai kualitas yang diharapkan (P>E), atau nilai kesenjangan bernilai positif, hal

ini menunjukan bahwa kepuasan pengguna sangat tinggi terhadap layanan yang

diberikan. Namun jika hasil nilai kesenjangan menunjukkan bahwa hasil nilai

kualitas saat ini kurang dari nilai kualitas yang diharapkan (P<E), atau nilai

kesenjangan bernilai negatif, hal ini menunjukkan bahwa kualitas yang ada saat

ini belum sesuai dengan kualitas yang diharapkan yang berarti bahwa pengguna

tidak puas terhadap kualitas layanan yang diberikan (Jayasundara, 2008; Asogwa,

et al. 2014).

2.15.2. Webqual Index (WQI)

Webqual Index (WQI) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk

menentukan standar (benchmark) dari sebuah website secara keseluruhan (Barnes

and Vidgen, 2000). Untuk mengetahui WQI dari masing-masing website

perguruan tinggi, sebelumnya harus terlebih dahulu diketahui bobot kepentingan,

weight score, maximum score sehingga nantinya bisa didapatkan nilai WQI dari

masing-masing website akademik perguruan tinggi. Berikut rumusan yang

69
digunakan untuk mencari WQI yang dijelaskan secara tersirat dalam Barnes &

Vidgen (2000; 2002):

1. Bobot kepentingan

Sebelum dilakukan analisis terhadap data yang didapatkan, maka

dilakukan pembobotan terhadap setiap pertanyaan dengan

menggunakan skala kepentingan dari 1 sampai 5, dimana semakin

besar angka berarti menunjukkan semakin penting pula pernyataan

tersebut menurut responden. Pemlihan skala tersebut mengacu pada

skala Likert yang digunakan pada kuesioner penelitian.

2. Maximum Score

Maximum score merupakan angka yang didapatkan dari hasil kali dari

rata-rata nilai kepentingan dengan nilai tertinggi dari bobot

kepentingan (skor maksimal pada skala yang digunakan).

Max Score = MoI x n

Keterangan:

Max. Score : Maximum Score

MoI (Mean of Importance) = rata-rata nilai kepentingan semua pertanyaan

n = nilai tertinggi pada skala kepentingan.

3. Weighted Score

Weighted Score merupakan rata-rata dari hasil kali antara nilai yang

diberikan responden terhadap kualitas website yang mereka rasakan

dengan nilai kepentingan dari masing-masing pertanyaan. Weighted

70
score digunakan untuk menonjolkan perbedaan yang menunjukkan

arah prioritas pengguna terhadap masing-masing indikator pertanyaan.

Weighted score didapatkan dengan menggunakan rumus dibawah ini:

WS = Mean  (I x P)

Keterangan:

WS = Weighted Score

I = nilai bobot kepentingan dari masing-masing pertanyaan

P = nilai yang diberikan responden terhadap kualitas website

4. Webqual Index (WQI)

Webqual Index digunakan untuk menilai kualitas sebuah sistem

berdasarkan persepsi para penggunanya. WQI didapatkan dari hasil

bagi antara weighted score dengan maximum score.

𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒
WQI =  𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒

2.16. Statistical Product and Service Solution (SPSS)

SPSS merupakan suatu program komputer yang khusus dibuat untuk mengolah

data dengan metode statistic tertentu. SPSS pertama kali dikembangkan pada

tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Standford University. Ketiga mahasiswa tersebut

adalah Norman H. Nie, C. Hadlai Hull, dan Dale H. Bent. Saat itu software SPSS

dioperasikan pada komputer mainframe. SPSS merupakan singkatan dari

Statistical Product and Service Solution (Kurniawan, 2009).

71
Dengan SPSS kita dapat menganalisis data statistik, terutama analisis

statistik untuk ilmu-ilmu sosial dengan menggunakan hampir dari semua tipe file

data dan menggunakannya untuk membuat laporan berbentuk tabulasi,

chart/grafik, plot (diagram) dari berbagai distribusi, statistik. Dengan kata lain

SPSS merupakan sebuah sistem yang lengkap, menyeluruh, terpadu dan sangat

fleksibel untuk analisis statistik dan manajemen data (Sarwono, 2006).

Beberapa fasilitas kemudahan yang ditawarkan SPSS dalam

pengoprasiannya adalah sebagai berikut (Kemendikbud, 2014):

1. Data Editor, yaitu jendela yang digunakan untuk pengolahan data.

Data editor dirancang sedemikian rupa seperti pada aplikasi-aplikasi

spreadsheet untuk mendefinisikan, memasukkan, mengedit, dan

menampilkan data.

2. Viewer, yaitu tools yang mempermudah pengguna untuk melihat hasil

pemrosesan. Dengan tools ini kita bisa menunjukan ataupun

menghilangkan bagian-bagian tertentu dari output, serta memudahkan

distribusi hasil pengolahan data di SPSS ke aplikasi-aplikasi lainnya

3. Multidimensional Pivot Tables, yaitu tools yang menampilkan hasil

oengolahan data. Pengguna dapat melakukan eksplorasi terhadap tabel

dengan melakukan pengaturan baris, kolom, serta layer. Pengguna

juga dapat dengan mudah melakukan pengaturan kelompok data

dengan melakukan splitting table sehingga hanya grup tertentu saja

yang akan ditampilkan pada satu waktu.

72
4. High-Resolution Graphics, dengan kemampuan grafik yang beresolusi

tinggi, baik untuk menampilkan berbagai macam diagram, membuat

pengguna merasa nyaman dalam menggunakan SPSS.

5. Database Access. Pengguna SPSS akan mendapatkan kembali

informasi dari sebuah database dengan menggunakan Database

Wizard yang telah disediakan oleh SPSS.

6. Data Transformation. Transformasi data akan membantu pengguna

SPSS untuk mendapatkan data yang siap dianalisi. Pengguna dapat

dengan mudah melakukan subset data, mengkombinasikan kategori,

add, aggregate, merge, split, serta perinta transpose file lainnya.

7. Electronic Distribution. Pengguna dapat mengirimkan laporan secara

elektronik menggunakan sebuah tombol pengiriman data (e-mail) atau

melakukan export tabel dan grafik ke mode HTML sehingga

mendukung distribusi melalui internet dan intranet.

8. Online Help. SPSS menyediakan fasilitas online help yang akan selalu

siap membantu pengguna dalam melakukan pekerjaannya. Bantuan

yang diberikan dapat berupa petunjuk pengoperasian secara detail,

kemudahan pencarian prosedur yang diinginkan sampai pada contoh-

contoh kasus dalam pengoperasian program ini.

9. Akses Data Tanpa Tempat Penyimpanan Sementara. Analisis file-file

data yang sangat besar disimpan tanpa membutuhkan tempat

penyimpanan sementara. Hal ini berbeda dengan SPSS sebelum versi

11.5 dimana file data yang sangat besar dibuat temporary filenya.

73
10. Interface dengan Database Relational. Fasilitas ini akan menambah
efisiensi dan memudahkan pekerjaan untuk mengekstrak data dan

menganalisnya dari basis data relasional.

11. Analisis Distribusi. Fasilitas ini diperoleh pada pemakaian SPSS for
Server atau untuk aplikasi multiuser. Kegunaan dari analisis ini adalah

apabila peneliti akan menganalisis file-file data yang sangat besar

dapat langsung me-remote dari server dan memprosesnya sekaligus

tanpa harus memindahkan ke komputer pengguna.

12. Multiple Sesi. SPSS memberikan kemampuan untuk melakukan


analisis lebih dari satu file data pada waktu yang bersamaan.

13. Mapping. Visualisasi data dapat dibuat dengan berbagai macam tipe

baik secara konvensional atau interaktif, misalnya dengan

menggunakan tipe bar, pie atau jangkauan nilai, simbol gradual, dan

chart.

Dalam penelitian ini pengujian-pengujian yang menggunakan bantuan

tools SPSS adalah sebagai berikut:

1. Pengujian Reliabilitas dan Validitas dengan SPSS

Pengujian reliabilitas dan validitas dengan menggunakan SPSS

menggunakan uji reliability analysis. Uji reliability analysis dilakukan

untuk mendapatkan output berupa reliability statistic yang didalamnya

terdapat nilai Cronbach Alpha dan juga untuk mendapatkan output

74
berupa Item-Total Statistic yang didalamnya terdapat nilai Corrected

Item – Total Correlation.

Tahapan dalam melakukan uji reliabilitas dan validitas

instrument dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan

menyiapkan data yang akan diuji.

b. Kemudian dari menu SPSS pilih menu Analyze, lalu klik Scale,

kemudian klik Reliability Analyze.

c. Masukkan semua variabel ke dalam kotak items, kemudian pada

bagian model pilih Alpha.

d. Langkah selanjutnya adalah klik menu Statistics, pada

Descriptive for, pilih Scale if item deleted, selanjutnya klik

Continue, kemudian klik Ok.

e. Kemudian akan muncul output seperti pada Tabel 2.3, Tabel 2.4,

dan Tabel 2.5

Tabel ‎2.3 Case Prosessing Summary (Wahana Komputer, 2017)

N %
Cases Valid 20 100,0
Excluded 0 ,0
Total 20 100,0

Tabel 2.3 merupakan hasil output dari uji reliability analyze

dimana tabel Case Prosessing Summary menunjukan ringkasan

jumlah sampel. Pada tabel diatas menunjukkan jumlah cases

75
responden valid berjumlah (N) 20. Sedangkan jumlah cases excluded

adalah 0 atau dengan kata lain tidak ada data yang tidak terisi.

Tabel ‎2.4 Reliability Statistic (Wahana Komputer, 2017)

Cronbach‟s Alpha N of Items


.631 3

Tabel 2.4 merupakan hasil output dari uji reliability analyze

berupa reliability statistic yang menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha

dan jumlah item yang diujikan. Dari Tabel 2.4 dapat diketahui bahwa

jumlah item yang diujikan (N of Items) berjumlah 3, sedangkan untuk

nilai Cronbach’s Alpha nya bernilai 0,631. Nilai Cronbach’s Alpha

dapat digunakan untuk menguji reliabilitas sebuah instrumen. Dari

sini terlihat bahwa koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6

sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dapat dikatakan reliabel

atau dapat diandalkan.

Tabel ‎2.5 Item Total Statistic (Wahana Komputer, 2017)

Scale Mean Corrected Item- Cronbach‟s


Scale Variance if
if Item Total Correlation Alpha if Item
Item Deleted
Deleted Deleted
X1.1 8,15 1,082 ,309 ,753
X1.2 8,25 1,309 ,576 ,344
X1.3 8,20 1,221 ,483 ,487

Tabel 2.5 merupakan hasil output dari uji reliability analyze

berupa Item Total Statisticyang menunjukkan reliablitas dan validitas

76
tiap instrument. Kolom Scale Mean if Item Deleted menunjukkan nilai

rata-rata jika item yang bersangkutan dihapus. Sementara kolom Scale

Variance if Item Deleted menunjukan skala varian jika item yang

bersangkutan dihapus. Kolom Corrected Item-Total Correlation

menunjukkan korelasi total tiap item, dimana nilai korelasi tidak boleh

di bawah 0,2. Jika ditemukan item dengan nilai korelasi dibawah 0,2

maka item tersebut harus dihapus sehingga mendapatkan korelasi

yang reliabel. Nilai korelasi dari kolom Corrected Item-Total

Correlation juga digunakan untuk menguji validitas sebuah

instrument Jika nilai Corrected Item – Total Correlation (rhitung) lebih

besar dari rtabel maka dapat dikatakan bahwa instrument yang

digunakan valid. Kolom Cronbach’s Alpha if Item Deleted

menunjukkan nilai koefisien alpha jika item yang bersangkutan

dihapus. Terlihat pada Tabel 2.5 jika item X1.2 dan X1.3 dihapus nilai

koefisien alpha menjadi dibawah 0,6 sehingga kedua item ini tidak

boleh dihapus.

2. Uji Paired Sampel t-Test dengan SPSS

Seperti sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya bahwa uji Paired

Sampel t-Test dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

rata-rata dua sample b(dua kelompok) yang berpasangan atau

berhubungan.

77
Tahapan dalam melakukan uji Paired Sampel t-Test dengan

menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan

menyiapkan data yang akan diuji.

b. Kemudian dari menu SPSS pilih menu Analyze, lalu klik

Compare Means, kemudian klik Paired Sample t-Test

c. Pindahkan nilai yang akan diuji (persepsi dan harapan) ke dalam

kolom Paired Variables, kemudian klik Ok.

d. Kemudian akan mucul output seperti Tabel 2.6, Tabel 2.7, dan

Tabel 2.8

Tabel ‎2.6 Paired Sample Statistic (Priyanto, 2017)

Std. Std. Error


Mean N
Deviation Mean
Pair 1 Sebelum pelatihan 27.20 15 5.784 1.493
Sesudah Pelatihan 32.07 15 5.621 1.449

Tabel 2.6 menunjukan hasil output dari uji Paired Sample t-Test

yang memperlihatkan ringkasan statistic dari kedua sampel atau data

yaitu sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan. Kolom Mean

menunjukan nilai rata-rata dari sampel. Kolom N menunjukkan

jumlah dari sampel yang diambil. Sedangkan kolom Std. Deviation

menunjukan nilai deviasi standar untuk menentukan bagaimana sbaran

data dalam sampel. Dan kolom Std. Error Mean menunjukan deviasi

standar dari nilai rata-rata

78
Tabel ‎2.7 Paired Samples Correlation (Priyanto, 2017)

N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum pelatihan &
15 .748 .001
Sesudah Pelatihan

Tabel 2.7 menunjukkan hasil output dari uji Paired Sample t-

Test yaitu Paored Samples Correlation yang menggambarkan hasil

korelasi atau hubungan antara kedua data atau variabel yaitu sebelum

pelatihan dan sesudah pelatihan. Nilai korelasi kedua data bisa dilihat

pada kolom Correlation.

Tabel ‎2.8 Paired Sample Test (Priyanto, 2017)

Paired Difference
95% Confidence
Std. Interfal of The
Std. Error Difference Sig. (2
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1
-
Sebelum pelatihan -4.867 4.051 2.046 -7.110 -2.623 14 .000
4.653
Sesudah Pelatihan

Tabel 2.8 menunjukan hasil output dari uji Paired Sample t-Test

berupa Paired Sample t-Test yang menunjukkan ada atau tidaknya

hubungan korelasi antara kedua data. Kolom Mean menunjukkan nilai

rata-rata dari selisih/gap antara kedua sampel. Kolom 95% Confidence

interfal of The Difference menunjukkan nilai gap terendah dan

tertinggi dari kedua sampel. Dan yang kolom yang terpenting adalah

kolom Sig. (2 tailed) nilai dari kolom ini dapat menunjukkan apakah

79
terdapat perbedaan rata-rata dua sample (dua kelompok) yang

berpasangan atau berhubungan. Hasil pada kolom Sig. (2 tailed)

menunjukkan nilai .000, hal ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kedua sampel. Hal ini dikarenakan

nilai probabilitas atau Sig. (2-tailed) < 0,05.

3. Importance-Performance Analysis (IPA) dengan SPSS

Importance-Performance Analysis merupakan teknik sederhana yang

berguna untuk mengidentifikasi atribut-atribut dari sebuah produk

atau jasa yang memerlukan peningkatan. Hasil Importance-

Performance Analysis akan menghasilkan grafuk empat kuadran

dimana masing-masing kuadran memiliki arti seperti yang sudah

dijelaskan pada sub-bab sebelumnya. Berikut adalah langkah-langkah

yang harus dilakukan dalam proses pembuatan diagram Importance-

Performance Analysis dengan menggunakan SPSS.

a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan

menyiapkan data yang akan dianalisis.

b. Kemudian dari menu SPSS pilih menu Graphs, lalu klik Legacy

Dialogs, kemudian klik Scatter/Dot.

c. Kemudian pilih menu Simple Scatter, lalu klik Define.

d. Lalu masukkan nilai persepsi ke dalam kolom X Axis, karena

sumbu X menggambarkan atribut performance sedangkan

sumbu Y menggambarkan atribut importance, dan masukkan

80
nilai harapan/kepentingan ke dalam kolom Y Axis. Kemudian

klik Ok.

e. Kemudian akan muncul hasil grafik yang belum memiliki garis

pembatas.

f. Langkah selanjutnya klik dua kali pada output gambar grafik

sehingga muncul Chart Editor, klik Option pilih X Axis

Referencr Line.

g. Kemudian muncul kotak dialog Properties, untuk membuat

garis tengah sumbu X maka klik Reference Line kemudian pilih

Set to: Mean lalu klik Apply. Lakukan hal yang sama untuk

membuat garis tengah sumbu Y.

h. Kemudian akan mucul output seperti Gambar 2.1

81
Kuadran 2 Kuadran 1

Kuadran 3 Kuadran 4

Gambar ‎2.14 Hasil Kuadran Importance-Performance Analysis (Wicaksono, et al.

2012)

Gambar 2.15 menunjukan kuadran yang dihasilkan oleh

Importance-Performance Analysis. Dimana kuadran 1 menunjukkan

atribut-atribut yang sudah sesuai dengan harapan penggunanya.

Kuadran 2 menunjukkan atribut-atribut yang memerlukan perbaikan

serta perhatian yang lebih karena belum sesuai dengan harpan

penggunanya. Kuadran 3 & 4 menunjukkan atribut-atribtu yang

kurang dianggap penting oleh pengguna sehingga perhatian terhadap

atribut ini bisa dialihkan terhadap atribut-atribut lain yang lebih

82
membutuhkan perhatian. Atribut-atribut ini berasal dari tiap indikator

pertanyaan yang diberikan kepada responden.

2.17. Kajian Penelitian Sebelumnya

Penelitian Parasuraman, et al (1985; 1988)

Parasuraman melakukan penelitian terhadap kualitas layanan berdasarkan

pada ekspektasi dan harapan para pelanggan, penelitian ini menghasilkan suatu

metode untuk melakukan pengukuran terhadap kualitas layanan yang pada

awalnya terdiri dari 10 dimensi yang konsumen gunakan untuk membentuk

ekspektasi dan persepsi dari sebuah layanan. Kemudian pada tahun 1988 metode

pengukuran terhadap kualitas layanan dikembangkan lagi sehingga menghasilkan

metode yang disebut sebagai SERVQUAL yang terdiri dari 5 variabel yaitu

Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy dengan 22 item

instrument.

Penelitian Barnes & Vidgen (2000; 2001a; 2001b; 2002; 2003)

Barnes & Vidgen melakukan penelitian dalam mengembangkan

instrument untuk mengukur kualitas website, yang dinamakan Webqual, dimana

kualitas website yang menjadi bahasan utamanya. Webqual mengalami beberapa

iterasi mulai dari Webqual 1.0 (2000) sampai Webqual 4.0 (2002), dan telah

diaplikasikan di beberapa domain website seperti Business School Website ,

Internet Bookstore, Internet auction site.

83
Webqual 4.0 terdiri dari tiga dimensi yaitu kegunaan (usability), kualitas

informasi (information quality), dan kualitas interaksi layanan (service interaction

quality). Kegunaan berhubungan dengan desain situs dan kegunaan situs itu

sendiri seperti tampilan situs, kemudahan dan navigasi, dan gambaran situs yang

diterima oleh penggunanya. Kualitas informasi berhubungan dengan kualitas dari

konten yang ada pada sebuah situs seperti kesesuaian konten dengan apa yang

dibutuhkan pengguna, format konten dan relefansi konten. Kualitas interaksi

layanan berhubungan dengan apa yang pengguna rasakan ketika menggunakan

situs tersebut seperti keamanan dalam bertransaksi, personalisasi, dan kemudahan

untuk berkomunikasi dengan pengelola.

Penelitian Shia, et al (2016)

Shia, et al melakukan pebelitian terhadap kualitas website berdasarkan

persepsi dan ekspektasi/harapan pengguna mengenai lokalisasi website di

Indonesia, yaitu website AliexPress dengan menggunakan pendekatan metode

Webqual dan Importance-Performance Analysis. Penelitian ini menghasilkan

suatu kesimpulan bahwa website AliexPress tidak bisa memenuhi

ekspektasi/harapan penggunanya. Hal ini karena ditemukan gap yang bernilai

negatif di semua dimensi Webqual. Dimana gap terbesar berasal dari dimensi

kegunaan. Indikator yang harus diperhatikan adalah menyediakan informasi yang

dapat dipercaya, informasi yang up-to-date, informasi yang relevan, informasi

dengan detail yang tepat, keamanan informasi, dan kepercayaan bahwa

barang/layanan akan sampai sesuai dengan yang dijanjikan.

84
Penelitian Arifin, et al (2016)

Arifin melakukan penelitian terhadap kualitas website Universitas

Hasanuffin dengan tujuan untuk mengrtahui perbedaan antara persepsi actual dan

harapan ideal pengguna website dengan pendekatan metode Webqual 4.0 yang

telah dimodifikasi dengan menambahkan dimensi kualitas antarmuka pengguna.

Penelitian ini menghasilkan pembuktian bahwa terdapat gap antara persepsi actual

dengan harapan ideal mahasiswa pada masing-masing kualitas website, hal ini

menunjukkan bahwa kualitas website Universitas Hasanuddin belum sesuai

dengan harpan mahasiswa.

Penelitian Daurova & Amin (2009)

Dauroba & Amin melakukan evaluasi terhadap website kosmetik di Rusia

yaitu website L‟etoile, La Perfumey, dan Aromat dengan menggunakan metode

webqual. Penelitian ini menghasilkan perbandingan kualitas dari ketiga website

tersebut dilihat berdasarkan nilai Webqual Index (WQI) masing-masing website.

Dimana secara keseluruhan website L‟etoile unggul dibanding yang lain disusul

oleh website La Perfumerie dan Aromat. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa

metode Webqual bisa digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap kualitas

website.

Penelitian Pratama (2015), Tarigan (2008), Sa’uda & Sopiah (2014).

Pratama (2015), Tarigan (2008), Sa‟uda & Sopiah (2014) ketiga peneliti

tersebut melakukan penelitian terhadap hubungan antara kualitas website,

berdasarkan Webqual, dengan kepuasan pengguna. Dimana ketiga penelitian

85
tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa ketiga variabel Webqual berpengaruh

positif terhadap kepuasan pengguna.

Penelitian ini menjadi teori pendukung bagi peneliti untuk menggunakan

Webqual sebagai metode pengukuran kualitas website, karena dilihat dari

penelitian yang dilakukan sebelumnya ketiga variabel yang ada pada Webqual

berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna, yang menunjukan bahwa ketiga

variabel tersebut dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan kualitas sebuah

website.

Berbeda dengan penelitian yang peneliti cantumkan, dalam penelitian ini

peneliti melakukan perbandingan terhadap lima perguruan tinggi, dimana dalam

literatur sejenis, penelitian terhadap kualitas website hanya dilakukan di satu

perguruan tinggi. Adapula yang melakukan penelitian dengan melaukan

perbandingan, namun bukan pada website perguruan tinggi, melainkan website e-

commerce. Selain itu perbandingan dilakukan hanya menggunakan metode

Webqual, sedangkan dalam penelitian ini selain menggunakan Webqual peneliti

juga menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) untuk melakukan

analisis terhadap indikator-indikator yang ada pada Webqual 4.0.

86
BAB 3 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Strategi Penelitian

Secara umum, penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode kuantitatif

sesuai tujuannya yaitu untuk mengetahui kualitas website pada lima perguruan

tinggi yang sudah ditentukan. Sesuai dengan pendekatan yang telah ditentukan,

secara khusus tahapan-tahapan penelitian juga menerapkan metode, teknik, dan

alat secara kuantitatif, seperti yang ditujukan pada prosedur penelitian. Seperti

teknik yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data adalah melalui survei

dengan menggunakan kuesioner, serta analisis data yang dilakukan secara statistik

dengan menggunakan perangkat lunak terkait. Sedangkan untuk mengukur

kualitas website akademik, pada penelitian ini menggunakan metode Webqual 4.0.

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan dalam proses

penelitian adalah MS. Word 2010 untuk penulisan laporan, MS. Excel 2010

untuk membantu pengolahan data demografis, SPSS 24 untuk mengolah data dari

para responden yang telah mengisi kuesioner.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa/i aktif dari kelima

perguruan tinggi yang telah ditentukan yaitu Universitas Islam Negeri (UIN)

87
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah mahasiswa sebanyak 23.979 orang,

Universitas Nasional dengan jumlah mahasiswa sebanyak 7.362 orang,

Universitas Gunadarma dengan jumlah mahasiswa sebanyak 42.077 orang,

Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) SAHID dengan jumlah mahasiswa sebanyak

1.822 orang, dan Sekolah Tinggi Teknologi Informasi (STTI) I-Tech dengan

jumlah mahasiswa sebanyak 210 orang. Kelima perguruan tinggi tersebut dipilih,

yang pertama, berdasarkan wilayah dimana perguruan tinggi tersebut masuk ke

dalam Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di wilayah DKI Jakarta atau Koordinasi

Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah III. Selanjutnya perguruan tinggi

dibagi berdasarkan jenisnya, untuk kemudian diambil perguruan tinggi yang

memiliki peringkat cukup tinggi berdasarkan website Webometrics.

Sampel untuk responden diambil dengan menggunakan teknik stratified

purpose sampling (Ritchie & Lewis, 2003). Dimana tahap pertama yang akan

dilakukan dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik

purposive sampling yang dilakukan untuk memilih populasi, dimana kriteria yang

dipilih adalah yang memiliki pengalaman dalam menggunakan website akademik.

Hal ini bertujuan untuk memperoleh responden yang benar-benar mengerti

website akdemik. Selanjutnya di tahap kedua proses pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik accidental sampling pengambilan sampel dilakukan

secara accidental sampling artinya pemilihan anggota sampelnya dilakukan

terhadap responden yang kebetulan ada atau tanpa perencanaan saat dijumpai

(Hadi, 2016).

88
Sampel yang diambil dari masing-masing perguruan tinggi adalah sebanyak

50 orang mahasiswa/i. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Roscoe (Suprapto,

2017) yang berpendapat bahwa ukuran sampel yang layak dalam sebuah

penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500, sehingga peneliti yakin bahwa

sampel yang digunakan sudah cukup. Selain itu apa bila peneliti menggunakan

rumus perhitungan (Rumus Slovin) jumlah sampel yang harus diambil dari

masing-masing perguruan tinggi, rata-rata sebanyak 300 responden, oleh karena

itu dengan keterbatasan waktu, dan biaya. sampel yang diambil dari masing-

masing perguruan tinggi adalah sebanyak 50 mahasiswa/i yang masih aktif,

sehingga jumlah total keseluruhan sampel adalah 250 mahasiswa/i dari lima

perguruan tinggi yang menjadi studi kasus dalam penelitian ini.

3.3. Studi Pustaka

Selain mengumpulkan dan mencari buku yang terkait dengan penelitian, peneliti

juga mengumpulkan informasi dari laporan-laporan penelitian sejenis yang

dijadikan sebagai acuan dari studi literatur. Berikut adalah beberapa penelitian

sejenis yang peneliti jadikan literatur:

89
Tabel ‎3.1 Literatur Sejenis

Peneliti
No Judul Metode Tujuan Variabel Hasil
(Tahun)
1 Stuart Barnes & Webqual: An Exploration of Quality Mengembangkan instrument Tebentuknya webqual 1.0 dengan
Richard Vidgen Web-site Quality Function untuk mengukur kualitas variable Kemudahan penggunaan
(2000) Develop website dan di uji cobakan (Ease of Use), Pengalaman
ment pada sekolah-sekolah bisnis (Experience), Informasi
di UK (Information), Komunikasi dan
integrasi (Communication and
Integration).
2 Stuart Barnes & An evaluation of cyber- Webqual Mengevaluasi internet Penambahan aspek interaksi pada
Richard Vidgen bookshops: The WebQual bookshop (Amazon, Webqual dengan mengadopsi dan
(2001) methode Blackwell‟s, dan IBS) mengaplikasikannya berdasarkan
SERVQUAL.
3 Stuart Barnes & Assesing the Quality of Webqual Mengevaluasi kegunaan dan Kualitas informasi „informasi yang akurat‟ menjadi
Richard Vidgen Auction Website 3.0 keabsahan instrument (Information quality), indikator penting. Berdasarkan
(2001) webqual sebagai alat yang Kualitas interaksi Webqual Index (WQI) Amazon
digunakan untuk mengukur (Interaction quality), berada di urutan pertama diikuti
kualitas website dan Kualitas desain eBay dan QXL
situs (Site Design
Quality)
4 Stuart Barnes & An Integrative Approach to Webqual Mengaplikasikan Webqual Kegunaan „Informasi yang akurat‟ menjadi
Richard Vidgen The Assessment of E- 4.0 versi terbaru pada Internet (Usability), Informasi indikator penting pada Webqual.
(2002) commerce Quality Bookstore (Amazon, BOL, (Information), Amazon unggul di ketiga dimensi
IBS) Interaksi layanan Webqual.
(Service quality)

90
3.1.1 Literatur Sejenis (Lanjutan)

Peneliti
No Judul Metode Tujuan Variabel Hasil
(Tahun)
5 Stuart Barnes & Measuring Web site quality Webqual Menguji hasil dari survei Kegunaan Kualitas website meningkat
Richard Vidgen improvements: a case study 4.0 kualitas dari website OECD, (Usability), Kualitas secara signifikan setelah di
(2003) of the forum on strategic yang datanya dikumpulkan informasi desain kembali (re-design).
management knowledge sebelum dan sesudah (Information quality), Kualitas informasi paling sedikit
exchange website di desain kembali Kualitas interaksi peningkatannya.
layanan (Service
Interaction quality),
dan Desain (Design)
6 Ben Chang Measuring Customer Webqual Menganalisis persepsi dan Kegunaan, Kualitas Gap sntara kualitas aktual
Shia, Mingchih Satisfaction toward 4.0 dan ekspektasi pengguna tentang informasi, Kualitas (performace) dan kualitas
Chen, Agus Localization Website by Importan kualitas dari lokalisasi interaksi layanan ideal/harapan (importance)
David Webqual and Importance ce website AliexPress menunjukkan kualitas website
Ramadansyah, Performance Analysis (Case Performa belum sesuai harapan.
Shuyan Wang Study on AliexPress Site in nce
(2016) Indonesia) Analysis
7 Darmawan Analysis of Factors Webqual Menentukan pengaruh dari -Variabel bebas: Variabel kegunaan dan kualitas
Napitupulu Affecting the Website 4.0 variabel bebas (independent Kegunaan, Kualitas kualitas interaksi layanan
(2016) Quality Based on Webqual variable) Webqual terhadap informasi, Kualitas memiliki pengaruh positif
Approach (Study Case: XYZ kepuasan pengguna terhadap interaksi layanan, terhadap kepuasan pengguna,
University) kualitas website Kualitas keseluruhan sedangkan informasi tidak
-Variabel terikat: mempengaruhi secara signifikan
Kepuasan pengguna
(User satisfaction)
8 Valeria A. Using Webqual 4.0 in The Webqual Mengukur hasil survei dari Kegunaan, Kualitas Berdasarkan weighted scores dan
Durova & Nadia Evaluation of The Russian 4.0 tiga website kosmetik yang informasi, Kualitas WQI nilai tertinggi didapatkan
Amin (2009) B2C Cosmetic Website berbeda interaksi layanan oleh L‟etoile, diikuti La
Perfumerie dan Aromat

91
Tabel 3.1.2 Literatur Sejenis (Lanjutan)

Peneliti
No Judul Metode Tujuan Variabel Hasil
(Tahun)
9 Suci Ramadhani Analisis Kualitas Layanan Webqual Mengetahui perbedaan Kegunaan, Kualitas Kualitas layanan website
Arifin, Eko Website Universitas 4.0 antara persepsi aktual dan informasi, Kualitas Universitas Hasanudi belum
Nugroho, Bimo Hasanuddin dengan Metode harapan ideal pengguna interaksi layanan, sesuai dengan harapan
Sunarfri Webqual 4.0 Modifikasi website Tampilan antarmuka mahasiswa, terutama kualitas
Hantono (2016) (Interface) tampilan antarmuka (variabel
tambahan)
10 Siti Sa‟uda & Penerapan Metode Webqual Webqual Menguji hubungan antara -Variabel bebas: Ketiga variabel Webqual
Nyimas Sopiah dalam Pengukuran Kualitas dimensi dari webqual Kegunaan, Kualitas berpengaruh positif terhadap
(2014) Layanan Website Perguruan dengan kepuasan pengguna informasi, Kualitas kepuasan pengguna
Tinggi interaksi layanan,
-Variabel terikat:
Kepuasan pengguna
(User satisfaction)
11 Josua Tarigan User Satisfaction Using Webqual Mengevaluasi kepuasan -Variabel bebas: Ketiga variabel Webqual
(2008) Webqual Instrument: A pengguna dan menguji Kegunaan, Kualitas berpengaruh terhadap kepuasan
Research on Stock Exchange dimensi dari instrument informasi, Kualitas pengguna, terutama variabel
of Thailand (SET) webqual berdasarkan interaksi layanan, kegunaan.
pengguna e-library pada -Variabel terikat:
Stock Exchange of Thailand Kepuasan pengguna
(SET)
12 Sona Investigating Factors Menginvestigasi kepuasan -Variabel bebas: Tingkat kepercayaan meningkat
Bairamzadeh & Affecting Students’ terhadap website universitas Kegunaan, Inovasi ketika website dirasa berguna.
Alireza Bolhari Sarisfaction of University website Inovasi berpengaruh terhadap
(2010) Website -Variabel terikat: kepercayaan dan kepuasan, dan
Kepuasan, tingkat kepercayaan berpengaruh
Kepercayaan, Dirasa terhadap tingkat kepuasan.
bermanfaat
(Perceives
Usefulness)

92
Tabel ‎3.1.3 Literatur Sejenis (Lanjutan)

Peneliti
No Judul Metode Tujuan Variabel Hasil
(Tahun)
13 Yoga Pratama Pengukuran Kualitas Webqual Mengukur pengaruh kualitas -Variabel bebas: Ketiga variabel Webqual
(2015) Website CDC Universitas 4.0 setiap dimensi Webqual 4.0 Kegunaan, Kualitas berpengaruh positif terhadap
Telkom Menggunakan terhadap kepuasan informasi, Kualitas kepuasan pengguna.
Metode Webqual 4.0 pengguna. interaksi layanan,
-Variabel terikat:
Kepuasan pengguna

14 A.Parasuraman, SERVQUAL: A Multiple- Pengembangan instrument Dihasilkan lima dimensi dan 22


Valarie A. Item Scale for Measuring untuk mengukur perspesi item untuk pengukuran kualitas
Zeithaml, and Consumer Perception of pelanggan terhadap kualitas layanan yang dinamakan
Leonard L. Service Quality pelayanan pada bidang SERVQUAL. Dimensi tersebut
Berry (1988) retailing dan pelayanan. adalah nyata (tangibles),
keandalan (reliability), responsif
(responsiveness), jaminan (
assurance), dan empati
(empathy).
15 A.Parasuraman, A Conceptual Model of -me-review beberapa Dihasilkan 10 dimensi untuk
Valarie A. Service Quality and It’s penelitian tentang kualitas mengevaluasi kualitas layanan
Zeithaml, and Implication for Future layanan berdasarkan ekspektasi dan
Leonard L. Research -mengembangkan sebuah persepsi pelanggan terhadap
Berry (1985) model tentang kualitas layanan yang diberikan dan 4 gap
layanan yang mungkin mempengaruhi
kualitas layanan dilihat dari sisi
penyedia layanan.

93
3.1.4 Literatur Sejenis (Lanjutan)

Peneliti
No Judul Metode Tujuan Variabel Hasil
(Tahun)
16. Abdurrahman Analisis Perbandingan Webqual -Membandingkan kualitas Kegunaan Kualitas website Traveloka dan
Alfajri, Dr. Website Quality Situs Online 4.0 websitedari Traveloka dan (Usability), Kualitas Tiket.com masuk ke da lam
Maya Ariyanti Travel Agencies Traveloka Tiket.com informasi kategori baik. Terdapat
SE, MM, Dinda dan Tiket.com Menurut -mengetahui pendapat (Information quality), perbedaan kualitas pada dimensi
Amanda Konsumen konsumen mengenai sub Kualitas interaksi kualitas informasi dan kualitas
Zuliestiani S.E, variabel dari Webqual 4.0 layanan (Service interaksi layanan. Sementara
MM (2016) Interaction quality) tidak terdapat perbedaan pada
kualitas kegunaan di kedua
website
17. Dr. Shubham Measuring Customer Webqual Mengukur kepuasan Kegunaan Konsumen sangat puas dengan
Goswami Satisfaction on Webqual 4.0 konsumen dengan (Usability), Kualitas website yang mudah di navigasi
(2016) Dimension for Online menganalisis gap atau informasi dan dioperasikan, serta memiliki
Banking: An Empirical kesenjangan antara persepsi (Information quality), tampilan yang menarik. Dan
Study dan harapan konsumen pada Kualitas interaksi kebanyakan merasa kurang puas
layanan online banking di layanan (Service terutama pada dimensi kualitas
India Interaction quality) layanan.
18. Yoga Pratama Pengukuran Kualitas Webqual Mengukur kualitas website Kegunaan Kualitas website menunjukkan
Website CDC Universitas 4.0 CDC(Career Development (Usability), Kualitas status cukup, ketiga
Telkom Menggunakan Center) berdasaekan sudut informasi aspek/variabel mempunyai
Metode Webqual 4.0 pandang pengguna (Information quality), pengaruh positif dan langsung
Kualitas interaksi terhadap kepuasan pengguna
layanan (Service
Interaction quality)

94
3.4.4 Literatur Sejenis (Lanjutan)

Peneliti
No Judul Metode Tujuan Variabel Hasil
(Tahun)
19. Muhammad Website Quality Assessment Mengetahui ekspektasi Konten, Navigasi, Konten di website belum
Ghaffar for Portal Hospital medical staff Struktur dan Desain, lengkap dan jelas, informasi yang
Adipridhana, Indonesia Using Gap terhadapwebsite Portal Tampilan dan disediakan masih diragukan
Maulahikmah Analysis Hospital Indonesia (PHI) Multimedia, dan karena sumbernya, masih sulit
Galinium, Heru menggunakan analisis Keunikan untuk meng-eksplore website,
Purnomo Ipung kesenjangan dan lambat ketika mengakses
website.
20. Rafikul Islam Identifying The Gaps Service Mengidentifikasi gaps dan reliability, Ekspektasi konsumen tidak
dan Selim Between Customer Quality perbedaan antara ekspektasi responsiveness, sesuai dengan persepsi kualitas
Ahmed (2015) Expectation and Perception dan persepsi konsumen assurance, empathy, layanan dari bank Islami di
on Service Quality terhadap kualitas layanan tangibles and Islamic Malaysia.
Dimensions of Islamic Banks dari bank Islami di Malaysia Shari‟ah
in Malaysia compliance

95
3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah sebuah kuesioner yang terdiri dari tiga bagian.

Bagian pertama merupakan profil dari responden yang terdiri dari empat

pertayaan, bagian kedua terdiri dari dua pertanyaan yang merupakan pertanyaan

yang berkaitan dengan kualitas website yang dirasakan saat ini dan juga

kesesuaian kualitas website yang ada dengan harapan responden. Kemudian

bagian selanjutnya menjelaskan tentang pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

berjumlah 22 pertanyaan. Selengkapnya, kuesioner penelitian dapat dilihat pada

lampiran 2.

Secara khusus, peneliti menggunakan lima poin skala likert. Setiap

pertanyaan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu dari “sangat tidak setuju”

(1) sampai “sangat setuju” (5) untuk penilaian terhadap persepsi dan dari “sangat

tidak penting” (1) sampai “sangat penting” (5) untuk penilaian terhadap

harapan/tingkat kepentingan masing-masing indikator.

Untuk menjamin validitas dan reliabilitas instrument ini, peneliti

mengadopsi instrument dari indikator pertanyaan yang ada pada Webqual 4.0.

Yang terdiri dari tiga variabel yaitu usability, information quality, dan service

interaction quality dengan 22 butir indikator pertanyaan.

96
Tabel ‎3.2 Instrumen Pertanyaan (Barnes & Vidgen, 2002)

Variabel Pertanyaan Webqual Pertanyaan Kuesioner Referensi


(Dirumuskan kembali untuk Webqual 4.0)
Saya menemukan situs ini mudah Website mudah untuk dipelajari dan Bailey and Pearson 19832, Davis et al. 19892, Davis
untuk dioprasikan dioprasikan 19892,19931, Ventakesh and Davis 20002
Interaksi dengan situs jelas dan Interaksi dengan website jelas dan Davis et al. 19892, Davis 19892, 19931, Shneiderman
mudah dimengerti dimengerti 19982, Ventakesh and Davis 20002
Situs memiliki petunjuk yang jelas Website memiliki navigasi/petunjuk Eighmey 19972, Levi and Conrad 19962, Nielsen 19992,
yang jelas 2000a2, Spool 19992
Situs mudah digunakan Website mudah digunakan Davis et al. 19892, Davis 19892, 19931, Ventakesh and
Davis 20002, Nielsen 19932, 19992, 2000a2
Situs memiliki tampilan yang Website memiliki tampilan yang Nielsen 2000a2, Parasuraman et al. 19881, 19912, Pitt et
Usability
menarik menarik al.19952, 19972
Desain sesuai dengan tipe situsnya Desain website sesuai dengan tipenya From WebQual workshops; no strong support, but
(website akademik) tangential to research on customer expectations of
appearance, e.g. Zeithaml et al. 1990
Situs ini meningkatkan kompetensi/ Dengan adanya website ini dapat Parasuraman et al. 19881, 19912, Pitt et al. 19952, 19972,
persaingan meningkatkan kompetensi dengan Zeithaml et al. 19882, 19902, 19932
perguruan tinggi lain
Situs ini memberikan pengalaman Website ini memberikan pengalaman Eighmey 19972, Moon and Kim 20012, Nielsen 2000a2,
positif untuk saya positif bagi saya White and Manning 19982
Menyediakan informasi yang akurat Website menyediakan informasi yang Bailey and Pearson 19832, Strong et al. 19972, Wang
akurat 19982, Wang and Strong 19961, Wand and Wang 19962
Menyediakan informasi yang dapat Website menyediakan informasi yang Strong et al. 19972, Wang 19982, Wang and Strong
Information dipercaya dapat dipercaya 19961, Wand and Wang 19962
quality Menyediakan informasi yang tepat Website menyediakan informasi yang Bailey and Pearson 19832, Strong et al. 19972, Wang
waktu/up to date tepat waktu/up to date 19982, Wang and Strong 19961, Wand and Wang 19962
Menyediakan informasi yang relevan Website menyediakan informasi yang Bailey and Pearson 19832, Strong et al. 19972, Wang
relevan 19982, Wang and Strong 19961, Wand and Wang 19962

97
Tabel ‎3.3.1 Instrumen Pertanyaan (Barnes & Vidgen, 2002) (Lanjutan)

Variabel Pertanyaan Webqual Pertanyaan Kuesioner Referensi


(Dirumuskan kembali untuk Webqual 4.0)
Menyediakan informasi yang mudah Website menyediakan informasi yang Bailey and Pearson 19832, Strong et al. 19972, Wang
dimengerti mudah dimengerti 19982, Wang and Strong 19961, Wand and Wang 19962
Menyediakan informasi secara detail Website menyediakan informasi secara Bailey and Pearson 19832, Strong et al. 19972, Wang
detail 19982, Wang and Strong 19961, Wand and Wang 19962
Memberikan informasi dalam format Website memberikan informasi dalam Bailey and Pearson 19831, Chau et al. 20002, DeLone
yang sesuai format yang sesuai and McLean, 19922
Memiliki reputasi yang baik Website memiliki reputasi yang baik Aaker 19912, Aaker and Joachimsthaler 20002, Akshay
and Monroe 19572, Cuningham 19662, Nielsen 19992
Memberikan rasa aman saat Website memberikan rasa aman ketika Parasuraman et al. 19881, 19912, Pitt et al. 19952, 19972,
melakukan transaksi melakukan kegiatan akademik (ex: Zeithaml et al. 19882, 19902, 19932
input KRS, input data profile, cek nilai)
Informasi pribadi saya tersimpan Saya merasa informasi pribadi saya Clark 19992, Cranor 19992, Goodwin 19912, Hoffman et
dengan aman tersimpan dengan aman al. 19992, Wang et al. 19982
Menciptakan kesan personal Website memberi ruang untuk Gilmore and Pine 20002, McKenna 20002, Parasuraman
Service personalisasi pengguna et al. 19881, 19912, Pitt et al. 19952, 19972, Schubert and
interaction Selz 19972, Zeithaml et al. 19882, 19902, 19932,
quality Memberikan rasa memiliki terhadap Setelah menggunakan website, Armstrong and Hagel 19962, Chang et al. 19982, Hagel
organisasi membuat saya merasa menjadi bagian and Armstrong 19972, Preece 20002, Rheingold 19932,
dari civitas akademika Schubert and Selz 19972
Memberikan kemudahan untuk Website memberikan kemudahan untuk Bitner et al. 20002, Jarvenpaa et al. 20002, Hoffman et
berkomunikasi dengan organisasi berkomunikasi dengan pihak perguruan al. 19992, Nielsen 2000a2
tinggi
Saya merasa yakin barang/pelayanan Website memberikan layanan sesuai Parasuraman et al. 19881, 19912, Pitt et al. 19952, 19972,
akan dikirim sesuai dengan yang dengan apa yang disajikan Zeithaml et al. 19882, 19902, 19932
dijanjikan

98
3.5. Pengumpulan Data dan Pemrosesan Data

3.5.1. Survei

Proses pengumpulan data yang dilakukan selanjutnya adalah dengan menyebarkan

kuesioner secara langsung dan tidak langsung kepada responden. Teknik

gabungan dipilih sehubungan dengan kedalaman dan luasnya informasi, tingkat

respon dari responden dan kualitas data, serta efisiensi dan efektifitas dalam

pengumpulan data (Subiyakto, et al. 2016). Penyebaran secara langsung dilakukan

dengan tatap muka secara langsung antar peneliti dengan reponden, sedangkan

penyebaran tidak langsung dilakukan dengan google forms yang disebarkan

melalui media sosial seperti whatsapp dan line. Penyebaran kuesioner dilakukan

dalam rentang waktu November 2017 sampai Desember 2017.

Pada proses pengumpulan data diperoleh sebanyak 250 data dari kelima

perguruan tinggi. Data yang sudah didapatkan kemudian diklasifikasikan dengan

menggunakan perangkat lunak pengolahan angka Ms. Excel 2010 sehingga

diperoleh hasil bahwa seluruh data kuesioner yang terkumpul valid untuk

digunakan.

3.6. Analisis dan Interpretasi Hasill

Mengacu pada Subiyakto dan Sukmana (2014) tahap ini dibagi mejadi dua tahap

utama yaitu analisis demografis dan analisis statistik inferensial. Pertama peneliti

melakukan analisis data demografis responden dengan menggunakan perangkat

lunak pengolahan angka Ms. Excel 2010. Dimana data responden dikelompokkan

berdasarkan jenis kelamin, asal universitas, program studi, tingkat semester,

99
intensitas penggunaan website, persepsi terhadap kualitas website yang ada, dan

kesesuaian kualitas website dengan harapan responden.

Setelah dilakukan analisis demografis kemudian peneliti melakukan analisis

untuk menguji reliabilitas, validitas, dan kesenjangan terhadap hasil yang

didapatkan dari penyebaran kuesioner. Ketiga pengujian tersebut dilakukan

dengan menggunakan bantuan tools IBM SPSS 24. Setelah itu peneliti melakukan

analisis terhadap data yang didapatkan berupa penilaian terhadap persepsi dan

harapan/tingkat kepentingan kualitas website dengan melakukan analisis terhadap

Webqual Index (WQI), analisis kesenjangan/gap analysis, dan Importance-

Performance Analysis (IPA).

Setelah itu untuk interpretasi hasil, peneliti mendiskusikan hasil analisis

demografis responden dengan kondisi lapangan yang berjalan dan juga

menerjemahkan hasil analisis terhadap Webqual Index (WQI), analisis

kesenjangan/gap analysis, dan Importance-Performance Analysis (IPA) secara

statistik-kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah

literatur terkait sebelumnya.

3.7. Prosedur Penelitian

Merujuk pada pendekatan dan strategi penelitian yang sudah dijelaskan

sebelumnya, penelitian ini dilakukan dalam delapan tahap yang secara prosedural

dan beruntun seperti diperlihatkan pada Gambar 3.1 yang meliputi, pengajuan

masalah, kajian pustaka, penentuan metode, perancangan penelitian, pembuatan

instrumen, pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, dan pembuatan

100
laporan, prosedur penelitian ini diadopsi berdasarkan penelitian Subiyakto, et al

(2015). Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu enam bulan mulai dari

Oktober 2017 sampai Maret 2018.

Gambar ‎3.1 Prosedur Penelitian

101
Pada penelitian ini prosedur penelitian yang dilakukan pertama kali adalah

dengan melakukan pengajuan masalah dilakukan pengkajian terhadap latar

belakang dari penelitian ini serta masalah-masalah yang ditemukan dilapangan

yang menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Prosedur selanjutnya adalah

kajian pustaka, yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai teori-teori

terkait penelitian, serta penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan

sebelumnya dan menghasilkan program penelitian. Prosedur selanjutnya yang

dilakukan adalah menentukan metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini. Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas website adalah

Webqual 4.0 serta Importance-Performance Analysis (IPA) untuk analisis hasil

penelitian, dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kuantitatif. Setelah itu dilakukan perancangan penelitian yang menghasilkan

rancangan penelitian sebagai gambaran besar proses penelitian yang akan

dilakukan. Prosedur yang dilakukan selanjutnya adalah pembutan instrumen

penelitian sebagai bahan kuesioner yang disebarkan pada saat survei dilakukan.

Pembuatan instrumen penelitian berdasarkan pada instrumen yang ada pada

metode Webqual 4.0 yang terdiri dari 3 variabel dengan 22 butir indikator

pertanyaan. Setelah instrumen penelitian dihasilkan, prosedur yang dilakukan

selanjutnya adalah pengumpulan data dimana dalam proses ini peneliti melakukan

proses pengumpulan data dengan melakukan survei. Penjelasan lebih lanjut akan

dijelaskan pada sub-bab 3.5. Setelah data terkumpul proses selanjutnya adalah

analisis data. Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan menggunakan

analisis Webqual Index (WQI), untuk mendapatkan nilai WQI dari masing-

102
masing perguruan tinggi, terlebih dahulu harus diketahui nilai mean of importance

(MoI), maximal score (Max Score), dan weighted score (Wgt. Score). Selain

analisis WQI, dilakukan juga analisis terhadap nilai kesenjangan/gap analysis.

Analisis selanjutnya dilakukan dengan menggunakan teknik Importance-

Performance Analysis (IPA). Kemudian akan dilakukan perbandingan kualitas

website akademik berdasarka nilai kesenjangan dan IPA dengan bantuan tools Ms.

Excel 2010 dan IBM SPSS 24. Kemudian data yang telah diolah akan

diinterpretasikan sesuai dengan teori dan penelitian-penelitian sebelumnya,

penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan pada sub-bab 3.6. Prosedur paling akhir

yang dilakukan adalah pembuatan laporan.

103
BAB 4 BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

4.1. Gambaran Umum Website Akademik Perguruan Tinggi

1. Universitas Nasional

Website akademik Universitas Nasional mulai diterapkan pada tahun

2002, setelah sebelumnya menggunakan aplikasi berbasis desktop

menggunakan Visual Basic dan masih bersifat local host. Hal ini

menyebabkan mahasiswa tidak mengakses aplikasi tersebut dari luar

kampus, sehingga mengharuskan mahasiswanya untuk datang

langsung ke kampus untuk melakukan urusan akademik seperti

pengisian KRS, Cek nilai, dll. Pengembangan website dilakukan oleh

pihak universitas dan dikelola oleh Badan Pengelola Sistem Informasi

(BPSI). Seluruh sivitas akademika dapat menggunakan website

akadmik ini.

104
Gambar 4.1Tampilan Website Akademik Universitas Nasional

Gambar 4.1 menunjukkan tampilan halaman login website akademik

Universitas Nasional. Saat ini website akademik Universitas Nasional

bisa diakses melalui http://apps.unas.ac.id . Menu-menu yang

disediakan oleh website akademik Universitas Nasional Untuk

mendukung kegiatan akademik diantaranya adalah Data Transkrip

yang berisi nilai-nilai dari perkuliahan yang pernah diambil, Mengisi

KRS untuk melakukan pengisian KRS, Jadwal Pribadi yang berisi

jadwal perkuliahan yang sudah diambil saat pengisian KRS, Histori

Keuangan yang berisi rincian keuangan mengenai pembayaran uang

kuliah.

2. Universitas Gunadarma

Website akademik Universitas Gunadarma mulai digunakan pada

tahun 2013. Fungsi utama website akademik di Universitas

105
Gunadarma adalah untuk menyediakan layanan di bidang akademik,

agar bisa diakses secara online. Website akademik Universitas

Gunadarma (Studentsite), bisa diakses melalui yang beralamatkan di

http://studentsite.gunadarma.ac.id

Gambar 4.2 Tampilan Website Akademik Universitas Gunadarma

Gambar 4.2 menunjukkan tampilan halaman login website akademik

Universitas Gunadarma. Saat ini website tersebut dikelola oleh Biro

Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI). Studensite

menggunakan kebijakan satu akun untuk semua, sehingga untuk

semua kepentingan akses di lingkungan aplikasi Universitas

Gunadarma hanya menggunakan satu akun saja. Dengan adanya

website ini mahasiswa dapat mengakases semua informasi yang terkait

dengan perkuliahan. Menu-menu yang disediakan oleh website

akademik Universitas Gunadarma untuk menunjang informasi yang

terkait dengan perkuliahan diantaranya adalah Biodata/Foto yang

106
berisikan biodata dan foto mahasiswa yang dapat di-edit oleh

mahasiswanya, Akademik berisi nilai-nilai perkuliahan yang sudah

diambil dan juga berisi nilai IPK, Perpustakaan dimana dengan menu

ini mahasiswa bisa langsung mengakses e-library dan dapat

mengakses e-paper dari perpustakaan Universitas Gunadarma,

kemudian ada menu Surat keterangan yang memungkinkan para

mahasiswa untuk membuat langsung surat keterangan yang

dibutuhkan.

3. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Website akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mulai digunakan

pada tahun 2010, yang beralamatkan di https://ais.uinjkt.ac.id/.

Dimana fungsi utamanya adalah untuk memberikan kemudahan bagi

mahasiswa dan dosen mengenai informasi akademik, seperti

mengakses nilai maupun pengisian Kartu Rencana Studi (KRS)

secara online. Sebelum diganti menggunakan website akademik

Academic Information System (AIS), UIN menggunakan Sistem

Informasi Perguruan Tinggi (Simperti) yang sistemnya masih bersifat

manual, sehingga mengharuskan mahasiswanya untuk datang

langsung ke kampus jika ingin mengetahui mengenai informasi

akademik seperti pengisian KRS, Cek nilai, dll.

107
Gambar 4.3 Tampilan Website Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.3 menunjukan tampilan website akademik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Saat ini AIS dikelola oleh Pusat Teknologi

Informasi dan Pangkalan data (PUSTIPANDA). Menu-menu yang

dapat diakses antara lain adalah Profil yang berisikan sub-sub menu

seperti Biodata untuk melihat dan meng-edit biodata mahasiswa,

kemudian ubah password yang memungkinkan mahasiswa untuk

mengubah password. Kemudian menu perkuliahan yang berisikan

sub-sub menu seperti isi KRS untuk melaukan pengisian KRS,

Kalender akademik yang berisi jadwal perkuliahan per hari, Status

Kehadiran yang berisi status kehadiran mahasiswa di masing-masing

perkuliahan yang diambil, Penilaian yang berisi rangkuman nilai dari

tiap mata kuliah tiap semester beserta index prestasi. Menu lainnya

adalah laporan yang berisikan sub-sub menu seperti Kartu Hasil Studi,

108
Index Prestasi Kumulatif, Transkrip Akademik, dan Rekapitulasi

Pembayaran.

4. STP SAHID

Website akademik di STP SAHID mulai digunakan pada tahun 2012,

setelah sebelumnya menggunakan sistem yang belum bersifat online,

sehingga untuk baik pengisian KRS, nilai, dan kegiatan akademik

lainnya masih dilakukan secara manual. Website akademik STP

SAHID bisa diakses melalui https://www.stpsahid.ac.id/AWS5.html .

Saat ini website akademik STP SAHID dikelola oleh bagian Pusat

Komunikasi (Puskom).

109
Gambar 4.4 Tampilan Website Akademik STP SAHID

Gambar 4.4 menunjukkan tampilan website akademik STP SAHID.

Menu-menu yang disediakan untuk mempermudah kegiatan akademik

antara lain Biodata yang berisikan data diri mahasiswa, Record

Akademik berisikan rekapan nilai-nilai dari mata perkuliahan yang

sudah diambil, Bimbingan Tugas Akhir berisikan kegiatan bimbingan

yang telah dilakukan dengan dosen pembimbing, Reservasi Kelas

110
yaitu menu yang digunakan untuk mengambil kelas dari mata kuliah

yang ingin diambil.

5. STTI I-Tech

Website akademik di STTI I-Tech mulai diterapkan pada tahun 2017,

setelah sebelumnya menggunakan Sistem Informasi Akademik namun

masih bersifat localhost sehingga tidak bisa diakses dari luar kampus.

Saat ini website akademik STTI I-Tech bisa diakses melalui

http://sia.i-tech.ac.id. Website akademik STTI I-Tech di kelola oleh

bagian Akademik di STTI I-Tech. Pada dasarnya Semua mahasiswa

dapat mengakses website akademik ini.

Gambar 4.5 Tampilan Website Akademik STTI I-Tech

Gambar 4.5 menunjukkan tampilan website akademik dari STTI I-

Tech. Menu-menu yang disediakan untuk memudahkan kegiatan akademik para

sivitas akademika nya antara lain adalah profil yang berisikan data diri mahasiswa

111
yang bersangkutan, di menu ini mahasiswa juga bisa mengganti password yang

mereka gunakan, Jadwak Kuliah berisikan jadwal perkuliahan dari mata kuliah

yang sudah diambil pada saat mengisi KRS, KHS berisikan rangkuman nilai-nilai

dari perkuliahan yang sudah diambil tiap semester. Transkrip berisi rangkuman

nilai keseluruhan mata kuliah yang diambil selama perkuliahan.

4.2. Hasil Analisis

Pada Sub bab ini akan dipaparkan hasil analisis dari data yang telah didapatkan.

Analisis data dibagi menjadi tiga bagian yaitu Hasil Analisis Demografis, Analisis

Hasil Uji Reliabilitas, Validitas, dan Paired Sample t-Test, Analisis Pengolahan

Data. Analisis data demografis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak

Ms. Excel 2010, analisis demografis meliputi data profil responden. Analisis

Hasil Uji Reliabilitas, Validitas, dan Paired Sample t-Test digunakan dengan

bantuan perangkat lunak SPSS 24. Sedangkan untuk Analisis Pengolahan Data

dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Ms. Excel 2010 dan IBM SPSS.

Analisis Pengolahan data meliputi Webqual Index, Analisis Kesenjangan,

Importance-Performance Analysis (IPA), dan perbandingan kualitas website.

4.2.1. Hasil Analisis Demografis

Tahap ini dilakukan dengan menganalisis jawaban responden khususnya terhadap

pertanyaan pada bagian profil responden dan website akademik di masing-masing

perguruan tinggi dalam kuesioner untuk menghasilkan informasi demografis

terkait karakteristik responden terhadap kualitas website akademik di masing-

112
masing perguruan tinggi. Data responden yang berhasil diperoleh peneliti dalam

rentang waktu satu bulan (November 2017 sampai Desember 2017) adalah

sebanyak 250 responden. Informasi demografis tersebut meliputi jenis kelamin,

semester, program studi, frekuensi penggunaan website, serta kualitas website

akademik saat ini dan kesesuian website akademik terhadap harapan

penggunanya. Berikut adalah hasil analisisnya.

113
1. Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

46%

54%

Gambar 4.6 Diagram Lingkar Jenis Responden

Berdasarkan diagram lingkaran jenis kelamin seperti yang

ditunjukkan dalam Gambar 4.6, responden didominasi oleh laki-laki

sebanyak 136 orang (54%) dan sisanya perempuan sebanyak 114

orang (46%).

114
2. Tingkat Semester

Semester 1-3 Semester 4-7 Semester 8-10 > Semester 10

1%

16%
40%

43%

Gambar 4.7 Diagram Lingkar Tingkat Semester Responden

Berdasarkan semester seperti yang ditunjukan dalam Gambar

4.2, sebagian besar responden merupakan mahasiswa/i semester 4-7

yaitu sebanyak 107 (43%) responden, kemudian disusul oleh

mahasiswa/i semester 1-3 sebanyak 101 (40%) responden. Urutan

berikutnya ditempati oleh mahasiswa/i semester 8-10 sebanyak 40

responden dan terakhir yaitu mahasiswa/i yang berada di tingkat

>semester 10 yaitu sebanyak 2 (1%) responden .

115
3. Program Studi

Universitas Nasional

Administrasi Negara Akuntansi Manajemen


HI Ilmu Hukum Ilmu Komunikasi
Keperawatan Manajemen Pariwisata
Teknik Informatika

6% 4%
4% 4%
10%
18% 16%

12% 22%
4%

Gambar 4.8 Diagram Lingkar Program Studi Responden universitas Nasional

Berdasarkan program studi dari masing-masing perguruan tinggi

seperti yang ditunjukan dalam Gambar 4.8 yang merupakan data

program studi responden yang berasal dari Universitas Nasional,

dimana kebanyakan responden berasal dari program studi Ilmu

Hukum yaitu sebanyak 11 (22%) responden, kemudian disusul

berturut-turut oleh program studi Manajemen sebanyak 9 (18%)

responden, Hubungan Internasional sebanyak 8 (16%) responden,

Ilmu Komunikasi sebanyak 6 (12%) responden, kemudian Teknik

Informatika sebanyak 5 (10%) responden, Aministrasi Negara

sebanyak 3 (6%) responden, dan masing-masing sebanyak 2 (4%)

responden untuk program studi Keperawatan, Pariwisata, Akuntansi,

dan Manajemen.

116
Universitas Gunadarma

Akuntansi Manajemen Psikologi


Sastra Inggris Sistem Informasi Sistem Komputer

8% 22%

36%

28%
4%

2%

Gambar 4.9 Diagram Lingkar Program Studi Responden Universitas Gunadarma

Program Studi responden dari Universitas Gunadarma

ditunjukkan oleh diagram pada Gambar 4.9. Dimana kebanyakan

responden berasal dari program studi Sistem Informasi sebanyak 18

(36%)responden, kemudian disusul berturut-turut oleh program studi

Manajemen yaitu sebanyak 14 (28%) responden, Akuntansi sebanyak

11 (22%) responden, Sistem Komputer sebanyak 4 (8%) responden,

Sastra Inggris sebanyak 2 (4%) responden, dan yang terakhir dari

program studi Psikologi yaitu sebanyak 1 (2%) responden.

117
UIN Syarif Hidayatullah

Agribisnis Bahasa dan Sastra Inggris Ekonomi syariah

Hukum keluarga Peradilan Agama Perbandingan Mazhab Fiqh

Sistem Informasi

6% 6%
2%
4%
2%
2%

78%

Gambar 4.10 Diagram Lingkar Program Studi Responden UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Program Studi responden dari UIN Syarif Hidayatullah

ditunjukkan oleh diagram pada Gambar 4.10. Dimana kebanyakan

responden berasal dari program studi Sistem Informasi sebanyak 39

(78%) responden, kemudian disusul oleh program studi Agribisnis dan

Bahasa dan Sastra Inggris yaitu masing-masing sebanyak 3 (6%)

responden, setelahnya berasal dari program studi Ekonomi Syariah

yaitu sebanyak 2 (4%) responden. Dan yang terakhir berasal dari

program studi Hukum Keluarga dan Peradilan agama yang jumlah

respondennya masing-masing sebanyak 1 (2%).

118
STTI I-Tech

Multimedia Sistem Informasi Teknik Informatika

32% 38%

30%

Gambar 4.11 Diagram Lingkar Program Studi Responden STTI I-Tech

Program Studi responden dari STTI I-Tech ditunjukkan oleh

diagram pada Gambar 4.11. Dimana kebanyakan responden berasal

dari program studi Multimedia sebanyak 19 (38%) responden,

kemudian disusul oleh program studi Teknik Informatika yaitu

sebanyak 16 (32%) responden, dan yang terakhir berasal dari program

studi Sistem Informasi yaitu sebanyak 15 (30%) responden.

STP SAHID

Usaha Perjalanan Wisata Perhotelan

38%

62%

Gambar 4.12Diagram Lingkar Program Studi Responden STP SAHID

119
Program Studi responden dari STP SAHID ditunjukkan oleh

diagram pada Gambar 4.12. Dimana kebanyakan responden berasal

dari program studi Usaha Perjalanan Wisata 31 (62%) responden dan

dari program studi Perhotelan sebanyak 19 (38%) responden.

4. Frekuensi Menggunakan Website

Jarang Cukup Sering Sering Sangat Sering

4%

22%
46%

28%

Gambar 4.13 Diagram Lingkar Frekuensi Penggunaan Website

Berdasarkan diagram pada Gambar 4.13 menunjukkan bahwa

kebanyakan responden, yaitu sebanyak 114 (46%) jarang

menggunakan website akademik. Sedangkan sebanyak 71 (28%)

responden mengatakan mereka cukup sering menggunakan website

akademik. Kemudian 54 (22%) responden mengatakan sering

menggunakan website akademik dan 11 (4%) responden mengatakan

mereka sangat sering menggunakan website akademik dari perguruan

tingginya masing-masing.

120
5. Kualitas website yang Dirasakan Saat Ini

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

1%
9% 15%
27%

48%

Gambar 4.14 Diagram Lingkar Kualitas website Yang Dirasakan

Berdasarkan diagram pada gambar 4.14 tentang kualitas website

yang dirasakan saat ini menunjukan bahwa sebanyak 121 (48%)

responden merasa kualitas website saat ini adalah cukup baik,

sedangkan sebanyak 67 (27%) responden merasa kualitasnya baik, 38

(15%) responden merasa kurang baik, 22 (9%) responden mengatakan

sangat baik, dan hanya 2 (1%) responden yang mengatakan bahwa

kualitas website yang ada saat ini tidak baik.

121
6. Kesesuaian website yang dirasakan Saat Ini dengan yang diharapkan

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Cukup Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

6% 3%

20%
29%

42%

Gambar 4.15 Diagram Lingkar Keseuaian Website dengan Yang Diharapkan

Berdasarkan diagram pada gambar 4.15 tentang kesesuaian

website yang dirasakan saat ini dengan yang diharapkan menunjukkan

bahwa sebanyak 104 (42%) responden merasa kualitas website saat ini

cukup sesuai dengan harapan mereka, sedangkan 73 (29%) merasa

sesuai dengan harapan mereka, kemudian berturut-turut sebanyak 51

(20%) responden merasa kurang sesuai, 14 (6%) responden merasa

sangat sesuai, dan hanya 8 (3%) responden yang merasa kualitas

website yang ada saat ini tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.

4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas, Validitas dan Paired Sample t-Test

Uji reliabilitas dan validitas pada penelitian ini berdasarkan hasil dari kuesioner

yang telah disebarkan kepada 250 responden.

122
Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap uji coba lima perguruan tinggi

dibedakan menjadi dua, karena melihat dari sisi penilaian responden yang menilai

dari sisi persepsi dan harapan mereka terhadap masing-masing website akademik

yang mereka gunakan. Masing-masing dijelaskan pada tabel-tabel yang akan

menampilkan ringkasan uji reliabilitas dan validitas persepsi dan harapan para

pengguna website akademik dari semua perguruan tinggi.

1. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas atau keandalan dilakukan dengan melihat nilai

Cronbach’s Alpha. Nilai tersebut menggambarkan keandalan

indikator-indikator yang digunakan dalam kuesioner penelitian.

Tabel ‎4.1 Nilai Cronbach Alpha Tabel ‎4.2 Nilai Cronbach Alpha

Berdasarkan Penilaian Persepsi Berdasarkan Penilaian

Pengguna Harapan/Tingkat Kepentingan

Reliability Statistics Reliability Statistics


Cronbach's Cronbach's
Alpha N of Items Alpha N of Items
.958 22 .953 22

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari

sampel persepsi bernilai 0,958 (Tabel 4.1) dan sampel

Harapan/Tingakat Kepentingan bernilai 0.953 (Tabel 4.2). Nilai

Cronbach’s Alpha yang didapatkan kedua sampel bernilai >0,06

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa instrument yang digunakan

123
bersifat reliabel. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

suatu instrument dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha-

nya bernilai lebih dai 0,6 (Malhotra, 1988; Solimun 2002; Ghozali,

2013; Wahana Komputer, 2017).

2. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument yang

digunakan dapat mengukur apa yang diinginkan. Pengujian ini dapat

dilakukan dengan melihat nilai corrected item-total correlation

dengan dengan teknik Korelasi Product Moment Pearsone yaitu

dengan cara membandingkan antara skor item dengan skor total item

(nilai rhitung) dibandingkan dengan nilai rtabel. Dimana untuk jumlah

sampel 250, rtabel nya adalah 0.165.

124
Tabel ‎4.3 Hasil Uji Validitas Sampel Persepsi

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Indikator Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P_US1 80.74 192.980 .638 .957
P_US2 80.74 191.870 .707 .957
P_US3 80.84 188.927 .717 .956
P_US4 80.69 192.167 .679 .957
P_US5 81.23 188.597 .630 .958
P_US6 80.88 192.323 .622 .957
P_US7 80.73 189.315 .663 .957
P_US8 80.81 190.276 .715 .956
P_IQ1 80.82 188.930 .729 .956
P_IQ2 80.63 190.892 .711 .956
P_IQ3 80.93 186.770 .730 .956
P_IQ4 80.75 190.621 .762 .956
P_IQ5 80.69 191.122 .736 .956
P_IQ6 80.87 188.782 .702 .957
P_IQ7 80.77 191.512 .702 .957
P_SQ1 80.90 189.620 .749 .956
P_SQ2 80.71 189.533 .689 .957
P_SQ3 80.75 188.243 .735 .956
P_SQ4 80.82 189.348 .744 .956
P_SQ5 80.78 191.267 .652 .957
P_SQ6 81.06 184.309 .717 .957
P_SQ7 80.81 188.349 .761 .956

125
Tabel ‎4.4 Hasil Uji Validitas Sampel Harapan/Tingkat Kepentingan

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
H_US1 90.91 96.084 .591 .951
H_US2 90.92 96.186 .587 .951
H_US3 90.92 95.761 .622 .951
H_US4 90.84 95.760 .669 .950
H_US5 90.92 95.644 .587 .952
H_US6 90.94 95.450 .668 .950
H_US7 90.90 96.580 .548 .952
H_US8 91.01 95.791 .624 .951
H_IQ1 90.78 95.070 .711 .950
H_IQ2 90.79 94.985 .681 .950
H_IQ3 90.82 93.803 .746 .949
H_IQ4 90.88 95.078 .735 .950
H_IQ5 90.84 94.036 .771 .949
H_IQ6 90.85 93.905 .730 .950
H_IQ7 90.91 94.233 .723 .950
H_SQ1 90.90 94.813 .724 .950
H_SQ2 90.78 94.713 .709 .950
H_SQ3 90.79 93.949 .716 .950
H_SQ4 90.96 94.461 .684 .950
H_SQ5 90.98 94.450 .614 .951
H_SQ6 90.88 94.716 .668 .950
H_SQ7 90.85 94.234 .740 .950

Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 menunjukan hasil uji validitas dari

instrument dari kedua sampel. Dimana seperti yang sudah dijelaskan

bahwa validitas sebuah instrumen dapat dilihat dari nilai pada kolom

Corrected Item-Total Correlation yang selanjutnya disebut (rhitung.)

126
Jika dilihat dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 nilai pada kolom

Corrected Item-Total Correlation (rhitung) semua bernilai > 0.165 hal

ini menunjukkan bahwa instrument yang digunakan dapat dikatakan

valid. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa jika, nilai

rhitung  nilai rtabel , maka item tersebut dapat dikatakan valid

(Sugiyono, 2007; Arikunto, 2010).

3. Uji Paired Sample t-Test

Uji Paired Sample t-Test dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang sama.

Pengujian dilakukan dengan melihat nilai Sig. (2 tailed). Tabel 4.5

menjelaskan pengkodean yang digunakan ketika melakukan pengujian

Paired Sample t-Test dimana masing-masing indikator diberikan kode

sesuai dengan sampel nya, yaitu sampel persepsi dan sampel harapan.

Tabel ‎4.5 Kode Untuk Prsepsi dan Harapan

No. Deskripsi Persepsi Harapan


1 Website mudah untuk dipelajari dan dioperasikan P_US1 H_US1
2 Interaksi dengan website jelas dan mudah dimengerti P_US2 H_US2
3 Website memiliki navigasi/petunjuk yang jelas P_US3 H_US3
4 Website mudah digunakan P_US4 H_US4
5 Website memiliki tampilan yang menarik P_US5 H_US5
Desain website sesuai dengan tipenya (website
6 P_US6 H_US6
akademik)
Dengan adanya website ini dapat meningkatkan
7 P_US7 H_US7
kompetensi dengan perguruan tinggi lain
Website ini memberikan pengalaman positif bagi
8 P_US8 H_US8
saya
9 Website menyediakan informasi yang akurat P_IQ1 H_IQ1
10 Website menyediakan informasi yang dapat dipercaya P_IQ2 H_IQ2
Website menyediakan informasi yang tepat waktu/up
11 P_IQ3 H_IQ3
to date
12 Website menyediakan informasi yang relevan P_IQ4 H_IQ4

127
Tabel 4.5.1 Kode Untuk Persepsi dan Harapan (Lanjutan)

No. Deskripsi Persepsi Harapan


Website menyediakan informasi yang mudah
13 P_IQ5 H_IQ5
dimengerti
14 Website menyediakan informasi secara detail P_IQ6 H_IQ6
Website memberikan informasi dalam format yang
15 P_IQ7 H_IQ7
sesuai
16 Website memiliki reputasi yang baik P_SQ1 H_SQ1
Website memberikan rasa aman ketika melakukan
17 kegiatan akademik (ex: isi KRS, cek nilai, cek jadwal P_SQ2 H_SQ2
perkuliahan)
Saya merasa informasi pribadi saya tersimpan dengan
18 P_SQ3 H_SQ3
aman
19 Website memberi ruang untuk personalisasi pengguna P_SQ4 H_SQ4
Setelah menggunakan website, membuat saya merasa
20 P_SQ5 H_SQ5
menjadi bagian dari civitas akademik

Tabel ‎4.6 Hasil Uji Paired Sampel t-Test

Tabel 4.6 menggambarkan hasil uji Paired Sample t-Test yang

dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara dua sampel.

128
Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara dua

sampel dapat dilihat pada kolom Sig. (2-tailed). Diman berdasarkan

tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Sig. (2-tailed) bernilai 0,000, hal

ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara

kedua sampel. Karena jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua

nilai (Kurniawan 2009; Santoso, 2010).

4.2.3. Hasil Pengolahan Data

Pada Sub bab ini akan dipaparkan hasil analisis dari pengolahan data responden

mengenai kualitas website akademik. Pengolahan data yang dilakukan ada tiga

jenis yaitu dengan Webqual Index (WQI), Analisis Kesenjangan, Importance-

Performance Analysis, dan selanjutnya dilakukan perbandingan kualitas website

akademik berdasarkan nilai kesenjangan yang didapatkan oleh masing-masing

perguruan tinggi.

4.2.3.1. Webqual Index (WQI)

Webqual index digunakan untuk menentukan standar (benchmark) dari website

akademik yang dilihat secara keseluruhan. Untuk mendapatkan WQI sebelumnya

perlu diketahui beberapa nilai yaitu bobot/nilai kepentingan (Mean of

Importance), maximum score (Max. Score), dan weighted score (Wgt. Score)

hingga nanti akhirnya akan didapatkan WQI dari masing-masing website

akademik perguruan tinggi.

129
Tabel ‎4.7 Means of Importance, Maximum Score, Weighted Score, Webqual Index

UIN Syarif
Universitas Universitas
Hidayatullah STP SAHID STTI I-Tech
Nasional Gunadarma
Max. Jakarta
No. Deskripsi MoI
Score
Wgt. Wgt. Wgt. Wgt. Wgt.
WQI WQI WQI WQI WQI
Score Score Score Score Score

Website mudah untuk dipelajari dan


1 4.30 21.50 18.48 0.86 18.2 0.85 15.74 0.73 16.98 0.79 15.5 0.72
dioperasikan
Interaksi dengan website jelas dan
2 4.29 21.44 18.16 0.85 18.4 0.86 15.8 0.74 16.96 0.79 15.24 0.71
mudah dimengerti
Website memiliki navigasi/petunjuk
3 4.29 21.44 17.48 0.82 17.92 0.84 14.62 0.68 17.94 0.84 14.7 0.69
yang jelas
4 Website mudah digunakan 4.37 21.86 19.22 0.88 18.44 0.84 16.8 0.77 17.04 0.78 15.88 0.73
Website memiliki tampilan yang
5 4.29 21.46 15.96 0.74 17.56 0.82 12.18 0.57 15.02 0.70 13.5 0.63
menarik
Desain website sesuai dengan tipenya
6 4.27 21.36 17.9 0.84 17.74 0.83 14.92 0.70 16.64 0.78 14.4 0.67
(website akademik)
Dengan adanya website ini dapat
7 meningkatkan kompetensi dengan 4.31 21.54 19.26 0.89 17.48 0.81 16.86 0.78 17.24 0.80 15.2 0.71
perguruan tinggi lain
Website ini memberikan pengalaman
8 4.20 21.00 18.74 0.89 17.62 0.84 14.62 0.70 16.82 0.80 14.2 0.68
positif bagi saya
Website menyediakan informasi yang
9 4.42 22.12 19.02 0.86 18.3 0.83 15.64 0.71 18.12 0.82 14.66 0.66
akurat
Website menyediakan informasi yang
10 4.42 22.08 19.3 0.87 19.34 0.88 16.98 0.77 18.1 0.82 16.06 0.73
dapat dipercaya
Website menyediakan informasi yang
11 4.39 21.94 17.72 0.81 18.36 0.84 13.74 0.63 17.36 0.79 15.34 0.70
tepat waktu/ up to date

130
Tabel 4.7.1 Means of Importance, Maximum Score, Weighted Score, Webqual Index (Lanjutan)
UIN Syarif
Universitas Universitas
Hidayatullah STP SAHID STTI I-Tech
Max. Nasional Gunadarma
No. Deskripsi MoI Jakarta
Score
Wgt. Wgt. Wgt. Wgt. Wgt.
WQI WQI WQI WQI WQI
Score Score Score Score Score
Website menyediakan informasi yang
12 4.33 21.64 18.32 0.85 18.38 0.85 15.02 0.69 17.96 0.83 15.66 0.72
relevan
Website menyediakan informasi yang
13 4.36 21.82 19.36 0.89 18.82 0.86 16.04 0.74 17.1 0.78 16.16 0.74
mudah dimengerti
Website menyediakan informasi
14 4.36 21.80 18.22 0.84 18.54 0.85 14.22 0.65 16.98 0.78 15.52 0.71
secara detail
Website memberikan informasi
15 4.30 21.48 17.92 0.83 18.26 0.85 15.3 0.71 17.5 0.81 15.76 0.73
dalam format yang sesuai
16 Website memiliki reputasi yang baik 4.31 21.54 17.62 0.82 17.92 0.83 14.4 0.67 17.26 0.80 14.56 0.68
Website memberikan rasa aman
ketika melakukan kegiatan akademik
17 4.43 22.16 19.94 0.90 18.82 0.85 16.04 0.72 18.74 0.85 14.9 0.67
(ex: isi KRS, cek nilai, cek jadwal
perkuliahan)
Saya merasa informasi pribadi saya
18 4.42 22.08 19.84 0.90 18.56 0.84 15.56 0.70 17.88 0.81 15.54 0.70
tersimpan dengan aman
Website memberikan ruang untuk
19 4.24 21.22 18.52 0.87 18.04 0.85 14.62 0.69 17.56 0.83 13.9 0.66
personalisasi pengguna
Setelah menggunakan website,
20 membuat saya merasa menjadi 4.22 21.12 18.32 0.87 18.16 0.86 15.46 0.73 16.62 0.79 14.9 0.71
bagian dari sivitas akademik
Website memberikan kemudahan
21 untuk berkomunikasi dengan pihak 4.33 21.64 18.74 0.87 17.86 0.83 11.8 0.55 16.62 0.77 13.26 0.61
perguruan tinggi
Website memberikan layanan sesuai
22 4.36 21.80 18.6 0.85 18.7 0.86 14.3 0.66 18.38 0.84 15.02 0.69
dengan apa yang disajikan
4.33 476.04 406.64 0.85 401.42 0.84 330.66 0.69 380.82 0.80 329.86 0.69

131
1. Mean of Importance (MoI)

MoI didapatkan berdasarkan rata-rata nilai kepentingan/harapan

yang diberikan responden terhadap masing-masing indikator.

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat berdasarkan nilai MoI untuk

masing-masing pertanyaan/indikator dapat dilihat pengelompokan

yang dilihat berdasarkan tingkat kepentingan dari masing-masing

pertanyaan. Dimana pertanyaan yang dianggap paling penting

merupakan pertanyaan yang nilai MoI-nya melebihi nilai kuartil atas

yaitu sebesar 4,37. Urutan pertanyaan yang dianggap paling penting

adalah pertanyaan nomor 17, 18, 9, 10, 11, 4 yaitu mengenai isu

kepercayaan (trust) dan kemananan serta mengenai ketersediaan

informasi yang akurat, dapat dipercaya dan up to date, dan kemudahan

dalam menggunakan website. Sedangkan pertanyaan yang dianggap

kurang penting dilihat berdasarkan nilainya yang kurang dari nilai

kuartil bawah, sebesar 4,28, yaitu pertanyaan nomor 8, 20, 19, 6.

Yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan emphaty (personalisasi dan

komunitas) dan juga yang berkaitan dengan desain dari website

(kesesuaian desain dan pengalaman dalam menggunakan website).

2. Maximum Score (Max. Score)

Maximum score didapatkan dari nilai kepentingan dikalikan

dengan 5 (skala terbesar dalam penilaian). Berdasarkan Tabel 4.7 nilai

132
nilai maksimal yang mungkin didapatkan oleh masing-masing

perguruan tinggi adalah 476.04.

3. Weighted Scored (Wgt. Score)

Nilai weighted score, didapatkan dari hasil kali antara Mean of

Importance (MoI) dengan rata-rata nilai yang didapatkan dari

penilaian responden terhadap kualitas website yang dirasakan saat ini

(nilai persepsi). Berdasarkan hasil perhitungan weighted score

Universitas Nasional mendapatkan nilai tertinggi jika dibandingkan

dengan keempat perguruan tinggi lainnya disusul oleh Universitas

Gunadarma, STP SAHID, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan yang

terakhir STTI I-Tech.

4. Webqual Index (WQI)

Nilai WQI didapatkan dari hasil pembagian antara nilai

weighted score dengan maximum score yang didapatkan dari masing-

masing indikator. Dengan adanya weighted score kita dapat melihat

perbandingan dari masing-masing website akademik perguruan tinggi,

namun weighted score memberikan kesulitan jika digunakan untuk

melihat standar (benchmark) dari website dilihat secara keseluruhan.

Untuk itu perlu dilakukan peng-index-an yang hasilnya disebut dengan

WQI. Dari Tabel 4.7 menunjukan bahwa dari nilai tertinggi yang

mungkin didapatkan oleh masing-masing website, Universitas

133
Nasional memimpin dengan mendapatkan nilai 401,42 dari nilai

maksimum yang mungkin didapat yaitu sebesar 476,04 sehingga

menghasilkan WQI sebesar 0.85 atau 85%. Dimana perguruan tinggi

lainnya menyusul dengan masing-masing nilai WQI sebagai berikut,

Universitas Gunadarma 0.84 (84%), STP SAHID 0,80 (80%) serta

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan STTI I-Tech yang sama-sama

mendapatkan WQI sebesar 0,69 (69%).

Secara keseluruhan, baik dari nilai weighted score dan WQI dapat dilihat

bahwa peringkat kualitas tertinggi di dapat oleh website akademik Universitas

Nasional, disusul oleh Universitas Gunadarma, STP SAHID, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan STTI I-Tech. Dimana website akademik Universitas

Nasional lebih unggul pada kualitas layanan interaksi dibanding website akademik

perguruan tinggi lainnya.

4.2.3.2. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)

Analisis kesenjangan/gap dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dari

penilaian terhadap persepsi dan harapan pengguna terhadap kualitas website.

Dengan menggunakan rumus Q = P – E, dimana P menunjukan nilai kualitas yang

dirasakan saat ini dan E menunjukan nilai dari kualitas yang diharapkan. Jika nilai

kesenjangan menunjukan hasil 0 (P=E) hal ini menunjukan bahwa kualitas yang

diharapkan sudah sesuai dengan harapan penggunanya. Apabila hasil nilai

kesenjangan menunjukkan hasil positif (P>E) hal ini menunjukkan bahwa kualitas

134
yang ada saat ini sangat sesuai dengan apa yang diharapkan, bahkan melebihi apa

yang diharapkan. Namun apabila nilai kesenjangan yang didapatkan bernilai

negatif, hal ini menunjukkan bahwa kualitas yang ada saat ini tidak/belum sesuai

dengan apa yang diharapkan penggunanya (Jayasundara, 2008; Asogwa, et al.

2014)

135
Tabel ‎4.8 Nilai Kesenjangan

Universitas
Universitas Nasional UIN Jakarta STP SAHID STTI I-Tech
No Atribut Gunadarma
Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata-
Rata- Rata- Rata- Rata- Rata-
rata rata rata rata rata rata rata rata rata rata
rata Gap rata Gap rata Gap rata Gap rata Gap
Perspesi Harapan Perspesi Harapan Perspesi Harapan Perspesi Harapan Perspesi Harapan
Website mudah untuk dipelajari dan
1 4.26 4.30 -0.04 4.26 4.30 -0.04 3.74 4.16 -0.42 3.88 4.34 -0.46 3.52 4.40 -0.88
dioperasikan
Interaksi dengan website jelas dan
2 4.22 4.28 -0.06 4.24 4.32 -0.08 3.68 4.22 -0.54 4.00 4.24 -0.24 3.46 4.38 -0.92
mudah dimengerti
Website memiliki navigasi/petunjuk
3 4.06 4.30 -0.24 4.16 4.28 -0.12 3.40 4.22 -0.82 4.06 4.36 -0.3 3.42 4.28 -0.86
yang jelas
4 Website mudah digunakan 4.26 4.50 -0.24 4.20 4.38 -0.18 3.86 4.30 -0.44 3.96 4.30 -0.34 3.60 4.38 -0.78
Website memiliki tampilan yang
5 3.58 4.44 -0.86 4.10 4.28 -0.18 2.94 4.10 -1.16 3.46 4.28 -0.82 3.08 4.36 -1.28
menarik
Desain website sesuai dengan tipenya
6 4.00 4.44 -0.44 4.10 4.30 -0.2 3.54 4.14 -0.6 3.86 4.26 -0.4 3.42 4.22 -0.8
(website akademik)
Dengan adanya website ini dapat
7 meningkatkan kompetensi dengan 4.22 4.54 -0.32 4.10 4.22 -0.12 3.82 4.28 -0.46 3.98 4.26 -0.28 3.56 4.24 -0.68
perguruan tinggi lain
Website ini memberikan pengalaman
8 4.20 4.44 -0.24 4.14 4.20 -0.06 3.56 4.00 -0.44 4.00 4.18 -0.18 3.38 4.18 -0.8
positif bagi saya
Rata-rata Nilai Variabel Usability 4.1 4.41 -0.31 4.16 4.29 -0.13 3.57 4.18 -0.61 3.9 4.28 -0.38 3.43 4.31 -0.88
Website menyediakan informasi yang
9 4.20 4.50 -0.3 4.10 4.44 -0.34 3.54 4.36 -0.82 4.06 4.44 -0.38 3.34 4.38 -1.04
akurat
Website menyediakan informasi yang
10 4.24 4.52 -0.28 4.32 4.46 -0.14 3.88 4.32 -0.44 4.08 4.40 -0.32 3.64 4.38 -0.74
dapat dipercaya
Website menyediakan informasi yang
11 4.00 4.42 -0.42 4.10 4.46 -0.36 3.20 4.26 -1.06 3.86 4.46 -0.6 3.50 4.34 -0.84
tepat waktu/up to date
Website menyediakan informasi yang
12 4.14 4.40 -0.26 4.22 4.32 -0.1 3.50 4.26 -0.76 4.10 4.36 -0.26 3.60 4.30 -0.7
relevan

136
Tabel 4.8.1 Nilai Kesenjangan (Lanjutan)

Universitas
Universitas Nasional UIN Jakarta STP SAHID STTI I-Tech
Gunadarma
No Atribut Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata-
rata rata Rata- rata rata Rata- rata rata Rata- rata rata Rata- rata rata Rata-
Perspe Harap rata Gap Perspe Harap rata Gap Perspe Harap rata Gap Perspe Harap rata Gap Perspe Harap rata Gap
si an si an si an si an si an
Website menyediakan informasi yang
13 4.28 4.50 -0.22 4.24 4.40 -0.16 3.74 4.24 -0.5 3.94 4.30 -0.36 3.66 4.38 -0.72
mudah dimengerti
Website menyediakan informasi
14 4.04 4.40 -0.36 4.16 4.40 -0.24 3.28 4.30 -1.02 3.92 4.30 -0.38 3.58 4.32 -0.74
secara detail
Website memberikan informasi dalam
15 4.12 4.30 -0.18 4.16 4.36 -0.2 3.62 4.12 -0.5 3.94 4.40 -0.46 3.64 4.30 -0.66
format yang sesuai
Rata-rata Nilai Variabel
4.15 4.43 -0.28 4.19 4.41 -0.22 3.54 4.27 -0.73 3.99 4.38 -0.39 3.57 4.34 -0.77
Information Quality
16 Website memiliki reputasi yang baik 4.04 4.32 -0.28 4.12 4.32 -0.2 3.40 4.20 -0.8 3.86 4.42 -0.56 3.42 4.28 -0.86
Website memberikan rasa aman
ketika melakukan kegiatan akademik
17 4.34 4.58 -0.24 4.24 4.42 -0.18 3.60 4.40 -0.8 4.18 4.44 -0.26 3.42 4.32 -0.9
(ex: isi KRS, cek nilai, cek jadwal
perkuliahan)
Saya merasa informasi pribadi saya
18 4.30 4.60 -0.3 4.26 4.32 -0.06 3.50 4.34 -0.84 3.96 4.48 -0.52 3.54 4.34 -0.8
tersimpan dengan aman
Website memberi ruang untuk
19 4.20 4.38 -0.18 4.14 4.34 -0.2 3.48 4.10 -0.62 4.02 4.34 -0.32 3.40 4.06 -0.66
personalisasi pengguna
Setelah menggunakan website,
20 membuat saya merasa menjadi bagian 4.20 4.34 -0.14 4.20 4.30 -0.1 3.68 4.06 -0.38 3.84 4.22 -0.38 3.52 4.20 -0.68
dari civitas akademik
Website memberikan kemudahan
21 untuk berkomunikasi dengan pihak 4.18 4.46 -0.28 4.08 4.36 -0.28 2.74 4.30 -1.56 3.84 4.28 -0.44 3.16 4.24 -1.08
perguruan tinggi
Website memberikan layanan sesuai
22 4.18 4.44 -0.26 4.18 4.44 -0.26 3.32 4.16 -0.84 4.08 4.48 -0.4 3.52 4.28 -0.76
dengan apa yang disajikan
Rata-rata Nilai Variabel Service
4.15 4.43 -0.28 4.17 4.36 -0.19 3.39 4.22 -0.83 3.97 4.38 -0.41 3.41 4.24 -0.83
Interaction Quality

137
1. Analisis Kesenjangan Universitas Nasional

Tabel 4.8 menunjukkan nilai rata-rata kesenjangan dari masing-

masing indikator yang ada di ketiga variabel/dimensi Webqual 4.0.

Dilihat dari keseluruhan indikator yang ada, menunjukkan bahwa nilai

kesenjangannya semuanya bernilai negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa kualitas website akademik Universitas Nasional belum sesuai

dengan harapan para penggunanya (Asogwa, et al. 2014).

Nilai rata-rata kesenjangan untuk dimensi usability adalah

sebesar -0.31. Sedangkan nilai rata-rata untuk variabel information

quality dan service interaction quality rata-rata kesenjangannya sama-

sama bernilai -0.28. Dimana variabel yang memiliki nilai kesenjangan

paling tinggi adalah variabel usability terutama indikator nomor 5

dengan nilai kesenjangan -0.86 mengenai tampilan website.

2. Analisis Kesenjangan Universitas Gunadarma

Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata nilai kesenjangan dari masing-

masing indikator yang ada di ketiga variabel/dimensi Webqual 4.0.

Jika dilihat secara keseluruhan nilai kesenjangan dari semua indikator

berilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas website akademik

Universitas Gunadarma belum sesuai dengan harapan para

penggunanya (Asogwa, et al. 2014).

Dimana dari rata-rata kesenjangan untuk dimensi usability

adalah sebesar -0.13, sedangkan nilai rata-rata untuk variabel

138
information quality rata-rata kesenjangannya adalah -0.22 dan service

interaction quality rata-rata kesenjangannya adalah bernilai -0.19.

Variabel dengan nilai kesenjangan paling besar adalah variabel

information quality terutama pada indikator nomor 11 dengan nilai

kesenjangan –0.36 mengenai ke up to date-an informasi.

3. Analisis Kesenjangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata kesenjangan dari masing-masing

indikator yang ada di ketiga variabel/dimensi. Kesenjangan dari

masing-masing atribut yang ada di ketiga variabel/dimensi. Dilihat

dari keseluruhan indikator yang ada menunjukkan bahwa nilai

kesenjangannya semuanya bernilai negative. Hal ini menunjukkan

bahwa kualitas website akadmik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

belum sesuai dengan harapan para penggunanya (Asogwa, et al.

2014).

Rata-rata nilai kesenjangan untuk dimensi usability adalah

sebesar -0.61, nilai rata-rata untuk variabel information quality rata-

rata kesenjangannya adalah -0.73 dan service interaction quality rata-

rata kesenjangannya adalah bernilai -0.83. Variabel dengan nilai

kesenjangan paling besar adalah variabel service interaction quality

terutama pada indikator nomor 21 dengan nilai kesenjangan -1.56

yaitu mengenai kemudahan untuk berkomunikasi dengan pihak

perguruan tinggi.

139
4. Analisis Kesenjangan STP SAHID

Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata kesenjangan dari masing-masing

indikator yang ada di ketiga variabel/dimensi. Kesenjangan dari

masing-masing atribut yang ada di ketiga variabel/dimensi. Dilihat

dari keseluruhan indikator yang ada menunjukkan bahwa nilai

kesenjangannya semuanya bernilai negative. Hal ini menunjukkan

bahwa kualitas website akadmik STP SAHID belum sesuai dengan

harapan para penggunanya (Asogwa, et al. 2014).

Nilai rata-rata kesenjangan untuk dimensi usability adalah

sebesar -0.38, nilai rata-rata untuk variabel information quality rata-

rata kesenjangannya adalah -0.39 dan service interaction quality rata-

rata kesenjangannya adalah bernilai -0.41. Variabel dengan nilai

kesenjangan paling besar adalah variabel service interaction quality

terutama pada indikator nomor 16 dengan nilai kesenjangan -0.56

yaitu mengenai reputasi website di kalangan penggunanya.

5. Analisis Kesenjangan STTI I-Tech

Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata kesenjangan dari masing-masing

indikator yang ada di ketiga variabel/dimensi. Kesenjangan dari

masing-masing atribut yang ada di ketiga variabel/dimensi. Dilihat

dari keseluruhan indikator yang ada menunjukkan bahwa nilai

kesenjangannya semuanya bernilai negatif. Hal ini menunjukkan

140
bahwa kualitas website akadmik Universitas Nasional belum sesuai

dengan garapan para penggunanya (Asogwa, et al. 2014).

Nilai rata-rata kesenjangan untuk dimensi usability adalah

sebesar -0.88, nilai rata-rata untuk variabel information quality rata-

rata kesenjangannya adalah -0.77 dan service interaction quality rata-

rata kesenjangannya adalah bernilai -0.83. Variabel dengan nilai

kesenjangan paling besar adalah variabel service interaction quality

terutama pada indikator nomor 5 dengan nilai kesenjangan -1.28 yaitu

tampilan website.

4.2.3.3. Importance-Performance Analysis (IPA)

Kepuasan dapat dicapai dengan mengadakan perbaikan terhadap kualitas website

yang diterima oleh para pengguna saat ini. Perbaikan tersebut dapat dilakukan

dengan menggunakan teknik analisis Importance-Performance Analysis yang

akan menggambarkan atribut-atribut menjadi prioritas utama untuk dilakukan

perbaikan sampai atribut-atribut yang memang sudah sesuai denagn harapan

penggunanya. Semuanya akan digambarkan ke dalam diagram empat kuadran.

Kuadran I menggambarkan atribut-atribut yang sudah sesuai dengan

harapan konsumennya, sehingga atribut ini hanya perlu mempertahankan

kualitasnya. Sedangkan kuadran II menggambarkan atribut-atribut yang menjadi

proritas perbaikan. Kuadran III menggambarkan atribut-atribut yang tidak terlalu

membutuhkan perhatian karena harapan pengguna terhadap atriibut ini adalah

141
rendah. Dan yang terakhir adalah kuadran IV yang menggambarkan atribut-atribut

yang tidak terlalu penting namun memiliki kualitas yang baik.

Tabel 4.8 menggambarkan rata-rata nilai persepsi dan harapan dari setiap

indikator/atribut tiap perguruan tinggi. Kedua nilai tersebut akan digunakan untuk

menentukan letak masing-masing atribut pada diagram kartesius Importance-

Performance Analysis (IPA). Garis pembatas dalam diagram kartesius diambil

dari nilai rata-rata (mean) dilihat dari keseluruhan indikator. Garis tersebut akan

membatasi masing-masing kuadran dan membentuk kuadran 4 sisi.

1. Importance-Performance Analysis Universitas Nasional

Gambar 4.16 Kuadran Importance-Performance Analysis Universitas Nasional

142
Berdasarkan Gambar 4.16 dapat dilihat kuadran hasil dari Importance-

Performance Analysis dimana hasilnya menunjukkan bahwa terdapat

2 indikator yang ada pada kuadran II yang merupakan atribut yang

akan menjadi prioritas untuk perbaikan karena harapan pengguna

terhadap atribut tersebut tinggi sedangkan kenyataanya belum sesuai

dengan harapan para penggunanya, yaitu indikator nomor 5 dan 6

mengenai tampilan yang menarik dan desain yang sesuai dengan tipe

website. Sedangkan di kuadran I terdapat 10 atribut dimana atribut

tersebut harus dipertahankan kualitasnya karena sudah memenuhi

harapan konsumen. Di kuadran III terdapat 6 atribut yang menunjukan

bahwa atribut-atribut ini tidak terlalu membutuhkan perhatian karena

harapan pengguna terhadap atribut ini adalah rendah. Dan yang

terakhir di kuadran IV terdapat 4 atribut dimana atribut-atribut ini

dianggap tidak terlalu penting namun memiliki kualitas yang baik,

sehingga perhatian terhadap atribut ini bisa dialihkan ke atribut lain

yang lebih membutuhkan.

143
2. Importance-Performance Analysis Universitas Gunadarma

Gambar 4.17 Kuadran Importance-Performance Analysis Universitas Gunadarma

Berdasarkan Gambar 4.17 dapat dilihat kuadran hasil dari Importance-

Performance Analysis dimana hasilnya menunjukkan bahwa terdapat

terdapat 5 atribut pada kuadran I dimana atribut tersebut harus

dipertahankan kualitasnya karena sudah memenuhi harapan

konsumen. Sedangkan pada kuadran II terdapat 5 indikator yang

merupakan atribut yang akan menjadi prioritas untuk perbaikan

karena harapan pengguna terhadap atribut tersebut tinggi sedangkan

kenyataanya belum sesuai dengan harapan para penggunanya, yaitu

indikator nomor 9, 11, 14, 15, dan 21 mengenai keakuratan informasi,

ke-up to date-an informasi, informasi yang detail, kesesuaian

144
informasi dengan format website, dan kemudahan dalam melakukan

komunikasi dengan pihak universitas. Di kuadran III terdapat 7

atribut yang menunjukan bahwa atribut-atribut ini tidak terlalu

membutuhkan perhatian karena harapan pengguna terhadap atribut ini

adalah rendah. Dan yang terakhir di kuadran IV terdapat 5 atribut

dimana atribut-atribut ini dianggap tidak terlalu penting namun

memiliki kualitas yang baik, sehingga perhatian terhadap atribut ini

bisa dialihkan ke atribut lain yang lebih membutuhkan.

3. Importance-Performance Analysis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.18 Kuadran Importance-Performance Analysis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

145
Berdasarkan Gambar 4.18 dapat dilihat kuadran hasil dari Importance-

Performance Analysis dimana hasilnya menunjukkan bahwa terdapat

terdapat 6 atribut pada kuadran I dimana atribut tersebut harus

dipertahankan kualitasnya karena sudah memenuhi harapan

konsumen. Sedangkan pada kuadran II terdapat 3 indikator yang

merupakan atribut yang akan menjadi prioritas untuk perbaikan

karena harapan pengguna terhadap atribut tersebut tinggi sedangkan

kenyataanya belum sesuai dengan harapan para penggunanya, yaitu

indikator nomor 11, 14, dan 21 mengenai ke-up to date-an informasi,

informasi yang detail, dan kemudahan dalam berkomunikasi dengan

pihak universitas. Di kuadran III terdapat 4 atribut yang menunjukan

bahwa atribut-atribut ini tidak terlalu membutuhkan perhatian karena

harapan pengguna terhadap atribut ini adalah rendah. Dan yang

terakhir di kuadran IV terdapat 5 atribut dimana atribut-atribut ini

dianggap tidak terlalu penting namun memiliki kualitas yang baik,

sehingga perhatian terhadap atribut ini bisa dialihkan ke atribut lain

yang lebih membutuhkan. Ada 2 indikator yang berada di garis

perbatasan antara kuadran I dan II, dan ada masing-masing 1 indikator

di batas garis kuadran II dan III, dan juga kuadran I dan IV.

146
4. Importance-Performance Analysis STP SAHID

Gambar ‎4.19 Kuadran Importance-Performance Analysis STP SAHID

Berdasarkan Gambar 4.19 dapat dilihat kuadran hasil dari Importance-

Performance Analysis dimana hasilnya menunjukkan bahwa terdapat

terdapat 7 atribut pada kuadran I dimana atribut tersebut harus

dipertahankan kualitasnya karena sudah memenuhi harapan

konsumen. Sedangkan pada kuadran II terdapat 3 indikator yang

merupakan atribut yang akan menjadi prioritas untuk perbaikan

karena harapan pengguna terhadap atribut tersebut tinggi sedangkan

kenyataanya belum sesuai dengan harapan para penggunanya, yaitu

indikator nomor 11, 15, dan 16 mengenai ke-up to date-an informasi,

kesesuaian informasi dengan format website, dan reputasi yang baik.

Di kuadran III terdapat 7 atribut yang menunjukan bahwa atribut-

147
atribut ini tidak terlalu membutuhkan perhatian karena harapan

pengguna terhadap atribut ini adalah rendah. Dan yang terakhir di

kuadran IV terdapat 5 atribut dimana atribut-atribut ini dianggap tidak

terlalu penting namun memiliki kualitas yang baik, sehingga perhatian

terhadap atribut ini bisa dialihkan ke atribut lain yang lebih

membutuhkan

5. Importance-Performance Analysis STTI I-Tech

Gambar ‎4.20 Kuadran Importance-Performance Analysis STTI I-Tech

148
Berdasarkan Gambar 4.20 dapat dilihat kuadran hasil dari Importance-

Performance Analysis dimana hasilnya menunjukkan bahwa terdapat

terdapat 9 atribut pada kuadran I dimana atribut tersebut harus

dipertahankan kualitasnya karena sudah memenuhi harapan

konsumen. Sedangkan pada kuadran II terdapat 3 indikator yang

merupakan atribut yang akan menjadi prioritas untuk perbaikan karena

harapan pengguna terhadap atribut tersebut tinggi sedangkan

kenyataanya belum sesuai dengan harapan para penggunanya, yaitu

indikator nomor 5, 9, dan 17 mengenai tampilan yang menarik,

keakuratan informasi, dan rasa aman ketika melakukan transaksi . Di

kuadran III terdapat 6 atribut yang menunjukan bahwa atribut-atribut

ini tidak terlalu membutuhkan perhatian karena harapan pengguna

terhadap atribut ini adalah rendah. Dan yang terakhir di kuadran IV

terdapat 3 atribut dimana atribut-atribut ini dianggap tidak terlalu

penting namun memiliki kualitas yang baik, sehingga perhatian

terhadap atribut ini bisa dialihkan ke atribut lain yang lebih

membutuhkan.

4.2.3.4. Perbandingan Kualitas Website Akademik Perguruan Tinggi

Perbandingan kualitas website akademik di lima perguruan tinggi, yang telah

disebutkan sebelumnya, berdasarkan analisis kesenjangan menujukkan bahwa

perguruan tinggi yang memiliki nilai kesenjangan paling besar adalah STTI I-

Tech dengan nilai rata-rata kesenjangan yang di dapatkan adalah -0.83. Hal ini

149
menunjukkan bahwa kualitas website akademik di STTI I-Tech dibandingkan

dengan keempat perguruan tinggi lainnya paling tidak sesuai dengan harapan

penggunanya. Nilai kesenjangan terbesar kedua didapatkan oleh website

akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki nilai rata-rata

kesenjangan sebesar -0.72. Kemudian disusul oleh STP SAHID yang memiliki

nilai rata-rata kesenjangan sebesar -0.39 dan Universitas Nasional yang memiliki

nilai rata-rata kesenjangan sebesar -0.28, sedangkan Universitas Gunadarma

memiliki nilai kesenjangan paling kecil diantara kelima perguruan tinggi dengan

nilai rata-rata kesenjangan sebesar -0.17, dimana hal ini menunjukkan bahwa

dibandingkan dengan keempat website akademik perguruan tinggi lainnya,

website akademik Universitas Gunadarma lah yang kualitasnya paling mendekati

harapan penggunanya.

Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Kesenjangan Tiap Variabel

UIN Syarif
Universitas Universitas STTI I-
Variabel Hidayatulla STP SAHID
Nasional Gunadarma Tech
h Jakarta
Usability -0.31 -0.13 -0.61 -0.38 -0.88
Information Quality -0.28 -0.22 -0.73 -0.39 -0.77
Service Interaction
-0.28 -0.19 -0.83 -0.41 -0.83
Quality
Rata-rata gap
keseluruhan -0.29 -0.18 -0.72 -0.39 -0.83
indikator

Tabel 4.9 menunjukkan perbandingan nilai kesenjangan dari masing-masing

perguruan tinggi dilihat dari ketiga variabel Webqual 4.0. Jika dilihat dari

variabel usability (kegunaan), yang memiliki kesenjanngan/gap paling besar

adalah STTI I-Tech dengan nilai -0.88. Hal ini menunjukkan bahwa dibandingkan

dengan keempat perguruan tinggi lainnya dari sisi kegunaan website akademik

150
STTI I-Tech yang paling tidak sesuai dengan harapan penggunanya. Sedangkan

yang memiliki nilai kesenjangan/gap paling kecil adalah Universitas Gunadarma

dengan nilai 0.13. Hal ini menunjukkan bahwa, jika dibandingkan dengan kualitas

website akademik lainnya dari segi kegunaan, website akademik Universitas

Gunadarma lah yang paling mendekati harapan penggunanya.

Jika dilihat dari variabel information quality (kualitas informasi), yang

memiliki kesenjangan/gap paling besar masih di tempati oleh STTI I-Tech dengan

nilai -0.77. Hal ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan keempat perguruan

tinggi lainnya dari sisi kegunaan website akademik STTI I-Tech yang paling tidak

sesuai dengan harapan penggunanya. Sedangkan yang memiliki nilai

kesenjangan/gap paling kecil adalah Universitas Gunadarma dengan nilai 0.22.

Hal ini menunjukkan bahwa, jika dibandingkan dengan kualitas website akademik

lainnya dari segi kualitas informasi, website akademik Universitas Gunadarma lah

yang paling mendekati harapan penggunanya.

Jika dilihat dari variabel service interaction quality (kualitas layanan

interaksi), yang memiliki kesenjangan/gap paling besar masih di tempati oleh

STTI I-Tech dengan nilai -0.83. Hal ini menunjukkan bahwa dibandingkan

dengan keempat perguruan tinggi lainnya dari sisi kualitas layanan interaksi

website akademik STTI I-Tech yang paling tidak sesuai dengan harapan

penggunanya. Sedangkan yang memiliki nilai kesenjangan/gap paling kecil

adalah Universitas Gunadarma dengan nilai 0.19. Hal ini menunjukkan bahwa,

jika dibandingkan dengan kualitas website akademik lainnya dari segi kualitas

151
layanan interaksi, website akademik Universitas Gunadarma lah yang paling

mendekati harapan penggunanya.

Tabel ‎4.10Perbandingan Importance-Performance Analysis (IPA)

Var UIN Syarif


Universitas Universitas STP STTI I-
Kuadran iab Hidayatullah
Nasional Gunadarma SAHID Tech
el Jakarta
US 4, 7, 8 4 4, 7 3 1, 4
9, 10, 13 10, 13 9, 10, 13 9, 10, 12 10, 11, 12,
I IQ
13, 14, 15
17, 18, 21, 17, 22 17 17, 18, 22 18
SIQ
22
US 5, 6 2, 5
II IQ 9, 11, 14, 15 11, 14 11, 15 9
SIQ 21 21 16 17
US 3 3, 5, 6, 7, 8 5 1, 5, 6 3, 6, 8
11, 12, 14, 13, 14
III IQ
15
SIQ 16 16, 19 16, 19, 22 20, 21 16, 19, 21
US 1, 2 1, 2 1, 6, 8 2, 4, 7, 8 7
IV IQ 12 15
SIQ 19, 20 18, 20 20 19 20, 21
US 2, 3
Intersection IQ 12
SIQ 18

Perbandingan kulitas website akademik berdasarkan IPA menunjukkan

bahwa perguruan tinggi yang memiliki paling banyak indikator yang

membutuhkan perbaikan atau improvement (Kuadran II) adalah Universitas

Gunadarma yaitu sebanyak lima indikator, terutama indikator pada variabel

information quality hal ini menunjukkan bahwa pengguna kurang terpuaskan

dengan kualitas informasi yang ada.

Perguruan tinggi selanjutnya yang memiliki banyak indikator yang perlu

perbaikan adalah STTI I-Tech yaitu sebanyak empat indikator, terutama indikator

yang ada pada variabel usability hal ini menunjukkan bahwa pengguna website

152
akademik kurang terpuaskan dengan kegunaan dari website tersebut. Kemudian

dilanjutkan oleh perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan STTI I-

Tech sebanyak tiga indikator untuk masing-masing perguruan tinggi terutama

pada variabel information quality hal ini menunjukkan bahwa pengguna kurang

terpuaskan dengan kualitas informasi yang ada. Sedangkan perguruan tinggi yang

memiliki paling sedikit indikator yang perlu perbaikan adalah Universitas

nasional yaitu sebanyak dua indikator pada varibel usability, hal ini menunjukan

bahwa website akademik Universitas Nasional hanya sedikit memiliki indikator

yang kurang sesuai dengan harapan penggunanya.

` Jika dilihat berdasarkan pada perguruan tinggi yang paling banyak

memiliki indikator yang sudah sesuai dengan harapan penggunanya (Kuadran I),

Universitas Nasional berada pada urutan pertama, karena jumlah indikator yang

sudah sesuai dengan harapan penggunanya sebanyak sepuluh indikator terutama

pada indikator yang berada pada variabel service interaction quality hal ini

menunjukkan bahwa pengguna terpuaskan dengan kualitas interaksi layanan pada

website akademik di Universitas Nasional. Urutan kedua ditempati oleh STTI I-

Tech yang memiliki Sembilan indikator yang sudah sesuai dengan harapan

penggunanya, dan paling banyak berasal dari variabel information quality hal ini

menunjukkan bahwa pengguna terpuaskan dengan kualitas informasi yang ada

pada website akademik STTI I-Tech.

STP SAHID menempati urutan selanjutnya dengan tujuh indikator yang

sudah sesuai dengan harapan penggunanya terutama berasal dari variabel service

interaction quality hal ini menunjukkan bahwa pengguna terpuaskan dengan

153
kualitas layanan interaksi yang dimiliki oleh website akademik STP SAHID.

Urutan ke-empat ditempati oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki

enam indikator yang sudah sesuai dengan harapan penggunanya, dan paling

banyak berasal dari variabel information quality hal ini menunjukkan bahwa

pengguna terpuaskan dengan kualitas layanan informasi yang ada pada website

akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.3. Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Interpretasi hasil dibagi menjadi tiga bagian yaitu interpretasi hasil dan

pembahasan analisis data demografis, uji reliabilitas, validitas dan paired sample

t-Test, dan pengolahan data.

4.3.1. Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis profil responden, peneliti

melakukan interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Dapat kita lihat pada Gambar 4.6 yang sudah dijabarkan di atas,

mengenai jenis kelamin responden dalam penelitian ini. Dapat

diketahui bahwa responden didominasi oleh responden laki-laki yaitu

sebanyak 136 orang (54%) dan sisanya perempuan sebanyak 114

orang (46%).

Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan penyebaran

kuesioner secara langsung, peneliti lebih banyak menjumpai

154
responden yang berjenis kelamin laki-laki, dan saat penyebaran

kuesioner secara tidak langsung (via google form) responden yang

lebih banyak berpartisipasi dalam pengisian kuesioner adalah

responden dengan jenis kelamin laki-laki.

2. Semester

Berdasarkan Gambar 4.7 yang sudah dijabarkan di atas, mengenai

tingkat semester responden dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden merupakan mahasiswa/i semester 4-7 yaitu sebanyak 107

(43%) responden.

Peneliti beranggapan bahwa hal ini mungkin terjadi karena pada

tingkat semester tersebut mahasiswa sedang aktif-aktifnya di kampus

sehingga saat proses penyebaran kuesioner, kebanyakan mahasiswa

yang dijumpai adalah mahasiswa pad tingkat semester tersebut. Selain

itu mahasiswa yang berada di tingkat akhir atau >semester 7 sudah

mulai tidak aktif di kampus, sehingga jarang bisa ditemui.

3. Program Studi

Berdasarkan Gambar 4.8 mengenai program studi di Universitas

Nasional, menunjukkan bahwa kebanyakan respoden berasal dari

program studi Ilmu Hukum yaitu sebanyak 11 (22%) responden.

Berdasarkan Gambar 4.9 mengenai program studi di Universitas

Gunadarma, menunjukkan bahwa kebanyakan responden berasal dari

155
program studi Sistem Informasi yaitu sebanyak 18 (36%) responden.

Berdasarkan Gambar 4.10 mengenai program studi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, menunjukkan bahwa kebanyakan responden

berasal dari program studi Sistem Informasi yaitu sebanyak 39 (78%)

responden. Berdasarkan Gambar 4.11 mengenai program studi di

STTI I-Tech, menunjukkan bahwa kebanyakan responden berasal dari

program studi Multimedia yaitu sebanyak 19 (38%) responden.

Berdasarkan Gambar 4.12 mengenai program studi di STP SAHID,

menunjukkan bahwa kebanyakan responden berasal dari program

studi Perhotelan yaitu sebanyak 31 (62%) responden. Peneliti

beranggapan bahwa hal ini terjadi karena pada saat proses penyebaran

kuesioner responden banyak peneliti jumpai adalah responden yang

berasal dari program studi yang telah disebutkan.

Hal ini juga dikarenakan teknik pengambilan sampel yang

peneliti gunakan yaitu accidental sampling dimana peneliti

memberikan kuesioner kepada orang yang secara tidak sengaja

ditemui ketika menyebarkan kuesioner.

4. Frekuensi Menggunakan Website

Berdasarkan Gambar 4.13 yang sudah dijabarkan di atas, mengenai

frekuensi penggunaan website diketahui bahwa sebagian besar

reponden menyatakan bahwa jarang menggunakan website yaitu

sebanyak 114 (46%) responden.

156
Hal ini mungkin terjadi karena mahasiswa hanya mengakses

website akademik hanya apabila mereka mencari informasi yang

mereka butuhkan seperti KRS, nilai, jadwal perkuliahan, ruangan

kosong, yang dimana informasi tersebut tidak selalu dibutuhkan oleh

mahasiswa.

5. Kualitas website yang Dirasakan Saat Ini

Berdasarkan Gambar 4.14, mengenai kualitas website yang dirasakan

saat ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden yaitu sebanyak

121 (48%) responden merasa bahwa kualitas website saat ini cukup

baik.

Hal ini mungkin terjadi karena mahasiswa jarang mengunakan

website tersebut sehingga kurang meng-eksplore website tersebut.

Selain itu berdasarkan hasil wawancara informal dengan beberapa

responden, para pengguna masih menemukan beberapa masalah ketika

mengakses website tersebut seperti tampilan yang kurang menarik,

kesulitan untuk berkomunikasi dengan pihak perguruan tinggi, dan

informasi yang kurang up to date dan terkadang informasi yang

diberikan tidak sesuai dengan informasi yang ada, padahal mahasiswa

mengakses website untuk mencari informasi. Hal ini mungkin

membuat mahasiswa jadi jarang mengakses website karena mereka

lebih suka mendapatkan informasi langsung dibandingkan melalui

website.

157
6. Kesesuaian Layanan Website dengan Yang Diharapkan

Berdasarkan gambar 4.15 yang sudah dijabarkan sebelumnya

mengenai tingkat kesesuaian layanan website saat ini dengan harapan

penggunanya menunjukkan bahwa sebanyak 104 (42%) responden

merasa kualitas website saat ini cukup sesuai dengan harapan mereka.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian peneliti yang

menunjukkan bahwa tingkat harapan/tingkat kepentingan terhadap

kualitas website dibandingkan dengan tingkat persepsi yang ada,

sehingga menghasilkan nilai kesenjangan yang bernilai negatif.

Dimana hal ini menunjukkan bahwa kualitas website saat ini belum

sesuai dengan harapan penggun.

4.3.2. Interpretasi dan Pembahasan Hasil Uji Reliabilitas, Validitas, dan

Paired Sample t-Test

1. Uji Reliabilitas

Hasil akhir dari analisis uji reliabilitas menunjukkan bahwa

instrument yang digunakan dalam penyebaran kuesioner memenuhi

syarat untuk dianggap reliabel karena nilai dari masing-masing

Cronbach’s Alpha yang didapatkan adalah > 0.6. nilai Cronbach’s

Alpha dari masing-masing sampel bernilai >0.9 sehingga dapat

dikatakan bahwa indtrumen yang digunakan sangat reliabel (Azwar,

2000). Instrument yang reliabel menunjukkan bahwa apabila

158
instrument tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

2. Uji Validitas

Hasil akhir dari analisis uji validitas menunjukkan bahwa semua

indikator yang digunakan valid. Valid berarti instrument yang telah

digunakan untuk pengambilan data berupa kuesioner, dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya.

Peneliti beranggapan kemungkinan besar hasil pengujian

menunjukan bahwa instrument dikatakan valid dan reliabel

dikarenakan peneliti menggunakan instrument yang sudah ada dan

sudah banyak digunakan, dan bukan instrument yang disusun sendiri

oleh peneliti. Sehingga reliabilitas dan validitas nya sudah terbukti.

3. Uji Paired Sample t-Test

Hasil akhir dari analisis uji Paired Sample t-Test menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua nilai.

Hal ini dapat dilihat dari analisis yang dilakukan dengan

menggunakan analisis kesenjangan yang menunjukkan adanya nilai

kesenjangan diantara kedua nilai tersebut.

159
4.3.3. Interpretasi Hasil dan Pembahasan Pengolahan Data

1. Webqual Index

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dengan menggunakan

Webqual Index, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan

yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis nilai Mean of Importance (MoI)

menunjukkan bahwa pertanyaan yang dianggap penting oleh

responden adalah pertanyaan yang berhubungan dengan informasi

(ketersediaan informasi yang akurat, dapat dipercaya dan up to date)

dan kualitas layanan interaksi (isu kepercayaan (trust) dan keamanan)

dan kemudahan ketika menggunakan website, sedangkan pertanyaan

yang dianggap kurang penting oleh responden adalah pertanyaan yang

berhubungan dengan emphaty (personalisasi dan komunitas) dan juga

yang berkaitan dengan desain dari website (kesesuaian desain

interface dan pengalaman dalam menggunakan website).

Hasil analisis WQI menunjukkan bahwa yang paling mendekati

nilai maksimum dari nilai yang mungkin didapatkan adalah

Universitas Nasional, kemudian disusul oleh Universitas Gunadarma,

STP SAHID, UIN Syarif Hidayatullah, dan STTI I-Tech.

Berdasarkan poin-poin diatas peneliti beranggapan hasil analisis

terhadap MoI sesuai dengan penelitian terdahulu (Barnes & Vidgen,

2002; Durova & Amin, 2009; Tonta & Soydal, 2010) yang

menemukan bahwa indikator yang dianggap penting berhubungan

160
dengan keakuratan informasi, kegunaan dan isu kepercayaan. Dan

pertanyaan yang dianggap kurang penting merupakan pertanyaan yang

berhubungan dengan emphaty (komunikasi, komunitas, dan

personalisasi) dan juga yang berkaitan dengan desain website

(pengalaman dalam menggunakan website, kesesuaian desain, dan

aesthetic).

Hal ini mengandung implikasi bahwa pihak perguruan tinggi

harus lebih memperhatikan kualitas website yang berhubungan dengan

indikator kemudahan dalam menggunakan website, keakuratan

informasi, informasi yang dapat dipercaya, ke-up to date-an informasi,

isu kepercayaan (trust) dan keamanan

2. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dengan melakukan analisis

kesenjangan/gap analysis, ada beberapa poin yang didapatkan yaitu

sebagai berikut:

a. Berdasarkan Tabel 4.8 yang menjelaskan mengenai nilai

kesenjangan menunjukkan bahwa semua indikator mendapatkan

nilai negaif, hal ini menunjukkan bahwa kualitas website yang

ada saat ini belum sesuai dengan apa yang diharapakan

pengguna.

b. Interpretasi hasil analisis kesenjangan dari masing-masing

perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

161
1) Universitas Nasional

Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai hasil analisis

kesenjangan pada Universitas Nasional ditemukan bahwa

variabel yang memiliki nilai kesenjangan paling besar

adalah variabel usability terutama indikator nomor 5 yang

berhubungan dengan tampilan website.

Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan hasil

wawancara informal yang peneliti lakukan dengan

beberapa mahasiswa. Dimana hasil observasi terhadap

website akademik Universitas Nasional menunjukkan

bahwa pada tampilan menu utama website masih

ditemukan space kosong, selain itu jika ingin membuka

menu baru daripada memunculkan tab baru, website malah

memunculkan jendela baru sehingga jika kita memilih

menu secara bersamaan maka akan muncul jendela-

jendela baru. Berdasarkan hasil wawancara informal yang

peneliti lakukan, beberapa mahasiswa mengatakan bahwa

tampilan interface website yang ada saat ini kurang

menarik.

2) Universitas Gunadarma

Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai hasil analisis

kesenjangan pada Universitas Nasional ditemukan bahwa

variabel yang memiliki nilai kesenjangan paling besar

162
adalah variabel information quality terutama indikator

nomor 11 yang berhubungan dengan ke up to date –an

informasi yang disediakan di website akademik

Universitas Gunadarma saat ini.

Hal ini mungkin terjadi karena para penggunanya

jarang membuka website sehingga mereka tidak

mengetahui apabila ada informasi baru di website tersebut.

Karena, berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan

menunjukkan bahwa informasi yang ada di website

tersebut cukup up to date. Hasil tesebut juga didukung

oleh data hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa hanya

14 orang dari 50 orang reponden yang mengatakan bahwa

mereka sering mengakses website tersebut.

3) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai hasil analisis

kesenjangan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditemukan bahwa variabel yang memiliki nilai

kesenjangan paling besar adalah variabel service

interaction quality terutama indikator nomor 21 yang

berhubungan dengan kemudahan untuk berkomunikasi

dengan pihak perguruan tinggi.

Hal ini mungkin terjadi karena berdasarkan hasil

observasi menunjukkan bahwa website akademik yang

163
dimiliki UIN (AIS) tidak menyediakan fitur untuk dapat

berkomunikasi dengan pihak UIN secara langsung. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara informal yang peneliti

lakukan dengan beberapa responden yang mengatakan

bahwa bentuk komunikasi yang terjadi di website

akademik UIN adalah komunikasi satu arah, dimana

Universitas memberikan informasi melalui AIS namun

pengguna tidak bisa merespon terhadap

informasi/pengumuman yang diberikan, jika ingin ada

yang ditanyakan harus menghubungi langsung ke bagian

yang bersangkutan.

4) STP SAHID

Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai hasil analisis

kesenjangan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditemukan bahwa variabel yang memiliki nilai

kesenjangan paling besar adalah variabel service

interaction quality terutama indikator nomor 16 yang

berhubungan website memiiki reputasi yang baik.

Hal ini mungkin terjadi karena mahasiswa

menganggap bahwa reputasi yang dimiliki oleh website

akademik STP SAHID kurang baik, berdasarkan hasil

wawancara dan hasil observasi yang peneliti lakukan

menunjukkan bahwa peneliti menemukan kesulitan dalam

164
mengakses website akademik STP SAHID. Beberapa

merasa kesulitan dalam mencari halaman login. Selain itu

untuk melakukan login pengguna harus terlebih dahulu

men-download sebuah plug-in. Dan terkadang sulit untuk

melakukan login.

5) STTI I-Tech

Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai hasil analisis

kesenjangan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditemukan bahwa variabel yang memiliki nilai

kesenjangan paling besar adalah variabel usability

terutama indikator nomor 5 yang berhubungan dengan

tampilan website.

Hal ini mungkin terjadi karena berdasarkan hasil

observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan

bahwa tampilan website akademik STTI I-Tech

tampilannya masih sederhana. Untuk menu-menu

pilihannya, tulisannya terlalu kecil sehingga kurang

terlihat. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan

beberapa responden menunjukkan bahwa mereka masih

merasa bahwa tampilan website yang ada saat ini masih

kurang menarik.

165
Berdasarkan poin-poin diatas dapat dilihat jika secara

keseluruhan hasil analisis kesenjangan berdasarkan tabel 4.8

menunjukkan bahwa semua indikator mendapatkan nilai negatif,

hal ini menunjukkan bahwa kualitas website yang ada saat ini

belum sesuai dengan apa yang diharpakan pengguna. Indikator

yang memiliki gap paling besar di masing-masing perguruan

tinggi adalah indikator mengenai tampilan website untuk

Universitas Nasional, Universitas Gunadarma adalah indikator

mengenai ke up to date –an informasi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta adalah indikator mengenai mengenai kemudahan untuk

berkomunikasi dengan pihak perguruan tinggi, STP SAHID

reputasi yang dimiliki oleh website, dan STTI I-Tech indikator

mengenai tampilan website.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara

informal, Universitas Nasional dan STTI I-Tech lemah pada

indikator tampilan website dikarenakan tampilan website di

kedua perguruan tinggi tersebut masih sangat sederhana. Untuk

Universitas Nasional masih ditemukan space kosong, selain itu

jika ingin membuka menu baru daripada memunculkan tab baru,

website malah memunculkan jendela baru. Untuk Universitas

Gunadarma hal itu mungkin terjadi karena para penggunanya

jarang membuka website sehingga mereka tidak mengetahui

apabila ada informasi baru di website. UIN Syarif Hidayatullah

166
memiliki kelemahan pada sulitanya berkomunikasi dengan

pihak perguruan tinggi, hal ini mungkin terjadi karena

komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah sehingga

penguna tidak bisa langsung menghubungi pihak universitas

melalui website akademik yang mereka gunakan. STP SAHID

memiliki kelemahan pada atribut mengenai reputasi website hal

ini mungkin terjadi karena banyak mahasiswa yang

mengeluhkan sulit untuk mengakses website yang mereka

miliki. Untuk melakukan login pengguna harus mengunduh

aplikasi third party yang cukup merepotkan.

Hal ini mengandung implikasi agar kedepannya pihak

perguruan tinggi lebih memperhatikan kualitas website sehingga

dapat memenuhi harapan para penggunanya tertutama indikator-

indikator yang dianggap penting dan yang membutuhkan

perhatian lebih untuk diperbaiki.

3. Importance-Performance Analysis

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dengan importance-

performance analysis, ada tiga poin yang didapatkan yaitu sebagai

berikut:

a. Berdasarkan hasil IPA menunjukkan bahwa terdapat beberapa

indikator yang menjadi prioritas untuk diperbaiki dan dimana

167
website perguruan tinggi yang paling banyak memiliki prioritas

indikator untuk diperbaiki adalah Universitas Gunadarma.

b. Dilihat secara keseluruhan indikator yang paling membutuhkan

perhatian untuk diperbaiki adalah indikator nomor 11, 14, dan

21 yaitu mengenai ke-up to date-an informasi, informasi yang

detail, dan kemudahan dalam berkomunikasi pihak perguruan

tinggi.

c. Dilihat secara keseluruhan indikator yang sudah sesuai dengan

harapan atau ekspektasi para penggunanya adalah indikator

nomor 4, 7, 9, 10, 12, 13, 17, 18, dan 22 mengenai kemudahan

dalam menggunakan website, meningkatkan kompetensi dari

perguruan tinggi, menyediakan informasi yang akurat, dapat

dipercaya, relevan, dan mudah dimengerti, memberikan rasa

aman ketika melakukan transaksi dan menyimpan informasi,

serta kesesuaian layanan yang diberikan.

Berdasarkan poin-poin diatas, dapat dilihat bahwa indikator

nomor 9 dan 11 termasuk ke dalam indikator yang menjadi prioritas

perbaikan, peneliti beranggapan hal ini mungkin terjadi karena pada

hasil analisis sebelumnya, dengan menggunakan nilai MoI, indikator

nomor 9 dan 11 terkait keakuratan informasi dan ke-up to date-an

informasi merupakan indikator yang dianggap penting oleh para

penggunanya. Dalam penelitian sebelumnya (Sinha, et al. 2001)

168
menunjukkan bahwa konten dari sebuah website lebih penting

daripada graphics atau tampilan website tersebut. Sementara indikator

lainnya yaitu indikator nomor 5, 14, 15, dan 21 juga dianggap tidak

kalah penting meskipun nilainya tidak melebihi nilai kuartil atas.

Hal ini mengimplikasikan bahwa pihak perguruan tinggi harus

lebih memperhatikan indikator yang berhubungan dengan tampilan

website, keakuratan informasi, ke-up to date-an informasi, informasi

yang detail, kesesuaian informasi dengan format, dan kemudahan

dalam berkomunikasi pihak perguruan tinggi. Terutama pihak

perguruan tinggi Universitas Gunadarma yang memiliki jumlah

indikator paling banyak membutuhkan perhatian.

4. Perbandingan Kualitas Website Akademik

Berdasarkan hasil analisis perbandingan kualitas website, ada dua poin

yang didapatkan yaitu sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil analisis nilai kesenjangan, perguruan tinggi

yang memiliki rata-rata nilai kesenjangan paling kecil

dibandingkan perguruan tinggi lainnya adalah website akadmeik

Universitas Gunadarma. Hal ini menunjukkan bahwa,

dibandingkan keempat perguruan tinggi lainnya kualitas website

yang paling sesuai dengan harapan penggunanya. Kemudian

disusul oleh Universitas Nasional, STP SAHID, UIN Syarif

Hidayatullah, dan STTI I-Tech.

169
Universitas Gunadarma mendapatkan peringkat tertinggi

diantara keempat perguruan tinggi lainnya bisa terjadi karena

memang website yang mereka miliki lebih baik diantara yang

lain. Jika dibandingkan dengan tampilan website Universitas

Nasional dan STTI I-Tech, tampilan website Universitas

Gunadarma jauh lebih baik karena proporsi yang sesuai. Selain

itu layanan yang disediakan website Universitas Gunadarma

lebih lengkap dibandingkan website lainnya, seperti adanya

layanan untuk pembuatan surat langsung melalui website

tersebut dan juga langsung terhubung dengan perpustakaan

digital yang memungkinkan pengguna untuk langsung

mengakses koleksi perpustakaan.

Jika dibandingkan dengan keempat website akademik

perguruan tinggi lainnya, kebanyakan pengguna website

akademik Universitas Gunadarma merasa bahwa kualitas

website akademik yang ada saat ini sudah sesuai dengan harapan

mereka. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuesioner dimana

20 (40%) responden yang mengatakan bahwa kualitas website

akademik yang ada saat ini sudah sesuai dengan harapan

mereka. Sementara itu hanya 4 (8%) reponden yang merasa jika

website tersebut kurang sesuai dengan harapan mereka. Hal ini

membuktikan bahwa kualitas website akademik Universitas

170
Gunadarma lebih unggul dibandingkan dengan keempat

perguruan tinggi lainnya.

b. Dari hasil analisis WQI dan analisis kesenjangan terhadap

kualitas website di perguruan tinggi. Dimana berdasarkan WQI

perguruan tinggi yang menempati posisi pertama adalah

Universitas Nasional, sedangkan berdasarkan nilai kesenjangan

yang menempati posisi pertama adalah Universitas Gunadarma.

Hal ini mungkin terjadi karena proses perhitungan yang berbeda.

Jika perhitungan WQI melalui proses perkalian antara nilai

persepsi dan harapan, sedangkan untuk analisis kesenjangan

didapatkan berdasarkan selisih antara persepsi dan harapan.

Dari hasil perbandingan kualitas website akademik di lima

perguruan tinggi dapat disimpulkan bahwa yang memiliki kualitas

paling tidak sesuai dengan harapan penggunanya adalah website

akademik dari STTI I-Tech. Hal ini ditunjukkan dengan nilai gap

yang besar dibanding dengan keempat perguruan tinggi lainnya baik

dilihat secara keseluruhan maupun dilihat dari setiap variabel yang

diujikan. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada

pengguna website akademik STTI I-Tech, dapat dilihat bahwa

jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai kesesuaian kualitas

website yang ada saat ini terhadap harapan mereka, dari 50 responden,

17 (34%) responden menjawab bahwa kualitas website akademik yang

171
ada saat ini kurang sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Jumlah

tersebut lebih banyak ketimbang responden yang mengatakan bahwa

kualitas website yang ada saat ini sudah sesuai dengan harapan mereka

yaitu sebanyak 9 (18%) responden.

172
BAB 5 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan penelitian dan hasil temuan, berikut adalah kesimpulan

penting pada penelitian ini:

1. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran untuk mengetahui kualitas

website akademik di lima perguruan tinggi yaitu Universitas Nasional,

Universitas Gunadarma, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, STP

SAHID, dan STTI I-Tech

2. Nilai kesenjangan yang didapatkan oleh kelima perguruan tinggi

bernilai negatif pada semua indikatornya. Hal ini menunjukkan bahwa

kualitas website akademik di perguruan tinggi tersebut belum sesuai

dengan harapan penggunanya. Dimana nilai kesenjangan terbesar

dimiliki oleh STTI I-Tech sebesar -0.83 dan nilai kesenjangan terkecil

dimiliki oleh Universitas Gunadarma sebesar -0.29.

3. Hasil perhitungan Webqual Index (WQI) menunjukkan bahwa website

akademik perguruan tinggi yang memiliki index paling tinggi adalah

Universitas Nasional, terutama pada variabel kualitas layanan

interaksi.

4. Analisis dengan menggunakan teknik Importance-Performance

Analysis menunjukkan bahwa perguruan tinggi yang memiliki

173
indikator/atribut yang paling banyak membutuhkan perhatian adalah

Universitas Gunadarma. Indikator yang paling membutuhkan

perhatian untuk diperbaiki dilihat secara kesleuruhan adalah indikator

nomor yang 11, 14, dan 21 berhubungan dengan keakuratan dan ke-up

to date-an informasi, informasi yang detail, dan kemudahan dalam

berkomunikasi pihak perguruan tinggi. Sedangkan indikator yang

sudah baik menurut penggunanya adalah indikator dengan nomor 4, 7,

9, 10, 12, 13, 17, 18, dan 22 berhubungan dengan kemudahan,

meningkatkan kompetensi perguruan tinggi, informasi yang relevan

dan mudah dimengerti, isu kepercayaan dan keamanan, serta layanan

yang diberikan.

Berdasarkan hasil temuan itu juga dapat disimpulkan bahwa implikasi dari

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran

dari kualitas website akademik yang ada saat ini. Selain itu hasil

penelitian ini juga bisa menjadi bahan referensi bagi pihak perguruan

tinggi dalam upaya menigkatkan kualitas website akademik yang

mereka miliki.

2. Secara teoritis, penelitian ini telah menambahkan referensi

penggunaan metode Webqual 4.0 untuk mengukur kualitas website

dan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) untuk

menganalisis atribut-atribut yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

174
Sehingga penelitian ini bisa dijadikan alternative untuk mengukur

kualitas layanan sebuah website dari nilai dari persepsi dan harapan

pengguna terhadap kualitas website tersebut.

3. Secara metodologi, penelitian ini juga berperan dalam mendorong

pemafaatan metode kuantitatif dalam penyusunan skripsi di Program

Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap analisis kualitas

website akademik di lima perguruan tinggi yang termasuk ke dalam Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) di wilayah DKI Jakarta atau Kopertis Wilayah III, dengan

jumlah responden 50 orang dari masing-masing perguruan tinggi, peneliti akan

memberikan saran bagi pihak perguruan tinggi terutama pihak-pihak yang

bertanggung jawab dalam pengelolaan website akademik di masing-masing

perguruan tinggi serta pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis

dikemudian hari, yaitu:

1. Diharapkan bagi kelima perguruan tinggi untuk terus melakukan

pengembangan terhadap kualitas website akademik yang dimiliki.

Kemudian untuk masing-masing perguruan tinggi perlu

memperhatikan indikator-indikator /atribut yang menjadi prioritas

untuk perbaikan.

175
2. Berdasarkan batasan-batasan, metode, dan hasil dari penelitian ini,

berikut saran yang dapat peneliti berikan kepada pihak-pihak yang

tertarik untuk melakukan penelitian sejenis:

a. Dalam proses pengumpulan data responden, sebaiknya dapat

memperhatikan perbandingan penyebaran data dengan data

sampel terutama untuk program studi atau jurusan yang

ditempuh responden agar penyebaran sampel lebih luas dan

merata.

b. Dalam proses pengumpulan data, diharapkan responden tidak

hanya berasal dari mahasiswa melainkan juga berasal dari

sivitas akademik lainnya yang juga menggunakan website

akademik.

c. Dalam penelitian selanjutanya, diharapkan atribut yang

digunakan bisa ditambahkan atau dikembangkan lagi dengan

metode yang lain untuk mengukur kualitas website yang

sekiranya belum ada pada metode yang digunakan dalam

penelitian ini.

176
DAFTAR PUSTAKA

4icu. (2017). UniRank. Retrieved November 6, 2017, from 4icu:


https://www.4icu.org/id/

Ahmadi, C., & Dadang Hermawan. (2013). E-Business & E-Commerce.


Yogyakarta: Penerbit Andi.

Ais.uinjkt. (2010). Academic Information System. Retrieved Desember 12, 2017,


from Academic Information System: https://ais.uinjkt.ac.id/ais/login.zul

Alfianika, N. (2016). Buku Ajar Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.


Yogyakarta: Deepublish.

Alford, B., & A. T. Beck. (1997). The Integrative Power of Cognitive Therapy.
New York: Guilford Press.

Alpiandi, M. (2016). SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB DI


SMP NEGERI 2 KECAMATAN GAUNG ANAK SERKA. Jurnal
SISTEMASI, Volume 5, Nomor 3, September 2016, 8 – 13.

Anggraini, L. D., Panji Deoranto, & Dhita Morita Ikasari. (2015). ANALISIS
PERSEPSI KONSUMEN MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE
PERFORMANCE ANALYSIS DAN CUSTOMER SATISFACTION
INDEX. Jurnal Industri, 74-81.

Arifin, S. R., Eko, N., & Hantono, B. S. (2015). Analisis Kualitas Layanan
Website Universitas Hasanuddin Dengan Metode Webqual 4.0 Modifikasi.
TEKNOMATIKA Vol. 8, No. 1, 81-92.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Asogwa, B. E. (2014). Use of ServQUAL in the Evaluation of Service Quality of


Academic Libraries in Developing Countries. Library Philosophy and
Practice (e-journal).

Assegaff, M. (2009). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasa Pelanggan


(Studi Pada Perusahaan Penerbangan PT. Garuda di Kota Semarang).
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 10. No. 2.

Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

173
Bairamzadeh, S., & Bolhari, A. (2010). Investigating factors affecting students'
satisfaction of university websites. Computer Science and Information
Technology (ICCSIT), 2010 3rd IEEE International Conference on,
Volume: 1, 469-473.

Balfagih, Z., Norshidah Mohamed, & Murni Mahmud. (2008). In Search of a


Model for Evaluating the Quality of E-Commerce Web sites. IEEE.

Barnes, S. J., & R. V. (2001). Assessing the Quality of Auction Web Sites. IEEE.

Barnes, S. J., & Richard Vidgen. (2002). An Integrative Approach to the


Assessment of E-Commerce Quality. Journal of Electronic Commerce
Research, VOL. 3, NO. 3, 2002, 114-127.

Barnes, S., & Richard Vidgen. (2000). WebQual - An Exploration of Website


Quality. Proceiding of the Eighth European Conference on Information
System, (pp. 298-305). Vienna.

Barnes, S., & Richard Vidgen. (2001). An Evaluation of Cyber-Bookshops: The


WebQual Method. International Journal of Electronic Commerce, Vol. 6,
No. 1, 11-30.

Barnes, S., & Richard Vidgen. (2003). Measuring Web site quality improvements:
a case study of the forum on strategic management. Industrial
Management & Data Systems, Vol. 103 Iss 5, 297 - 309.

BNI. (2017). BNI. Retrieved November 3, 2017, from BNI:


http://www.bni.co.id/id-id/

Bouchereau, V., & H. Rowlands. (2000). Methods And Techniques To Help


Quality Function Deployment (QFD). An International Journal, 8-19.

Bukalapak. (2017). Bukalapak. Retrieved November 3, 2017, from Bukalapak:


https://www.bukalapak.com/

Durianto , D., Sugoarto, & Lie Joko Budiman. (2004). Brand Equity Ten. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Durova, V., & Nadia Amin. (2009). Using Webqual 4.0 in The Evaluation of The
Russian B2C Cosmetic Web Sites. Fifth International Conference on Web
Information Systems and Technologies, 585-588.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi


Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

174
Goswami, S. (2013). MEASURING CUSTOMER SATISFACTION ON
WEBQUAL DIMENSION FOR ONLINE BANKING: AN EMPIRICAL
STUDY. Paradigm, Vol. XVII, No. 1&2.

Guritno, S. e. (2011). Theory and Application of IT Research (Metodologi


Penelitian Teknologi Informasi). Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, S. (2016). Statistik. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Hardy. (2015). Jenis-jenis Website Berdasarkan Fungsinya. Retrieved Oktober


2017, 2017, from Progresstech: http://www.progresstech.co.id/blog/jenis-
website-fungsi/

Hasanov, J., & Haliyana Khalid. (2015). The Impact of Website Quality on
Online Purchase Intention of Organic Food in Malaysia: A WebQual
Model Approach. ELSEVIER, 382 – 389.

Hyejeong , K., & Linda S. Niehm. (2009). The Impact of Website Quality on
Information Quality, Value, and Loyalty Intention in Apparel Retailing.
Journal of Interactive Marketing.

Imelda, & Muhammad Erik. (2014). Perancangan Sistem Informasi Akademik


pada Sekolah Dasar Negeri Sukajadi 9 Bandung. Jurnal Sistem Informasi
Akademik, 47-48.

Internetworldstats. (2017, June 30). Internet Usage in Asia. Retrieved October 29,
2017, from Internet World Stats:
http://www.internetworldstats.com/stats3.htm#asia

Irfan, M., S J Putra, C N Alam, A Subiyakto, & A Wahana. (2017). Readiness


factors for information system strategic planning among universities in
developing countries: a systematic review. 2nd International Conference
on Computing and Applied Informatics.

Irwanto, Kusumawati, N., Supriyadi, & Triartanto, Y. (2014). Broadcasting


Televisi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Cendekia.

Iswadi, A. (2012). Macam-macam Layanan Internet dan Fungsinya. Retrieved


November 7, 2017, from Ariesense: http://ariesense.com/macam-macam-
layanan-internet-dan-fungsinya.html

Jabar, M., Usman Abbas Usman, & Aisha Awal. (2013). Assessing The Usability
Of University Websites From Users‟ Perspective. Australian Journal of
Basic and Applied Sciences, 98-111.

175
Jane, R., & Jane Lewis. (2003). Qualitative Research Practice: A Guide for Social
Science Students and Researchers. London: SAGE Publications Ltd.

Jayasundara, C. (2008). USER PERCEPTIONS AND EXPECTATIONS ON E


INFORMATION LITERACY DEVELOPMENT PROGRAMMES: A
GAP ANALYSIS. Revista Científica Electrónica de Ciencias Humanas /
Scientific e-journal of Human Science, 81- 94.

Kadir, A. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kapoun, J. (1998). Teaching Undergrads WEB Evaluation: A Guide for Library


Instruction. College & Research Libraries News, 522-523.

Keraf , G. (1984). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramdedia Pustaka.

Kesuma, D. P. (2014). Analisis Pengukuran Kualitas Layanan Web Perguruan


Tinggi XYZ Menggunakan SERVQUAL. Seminar Nasional Informatika
2014.

Komputer, W. (2017). ShortCourse (SC) : Mudah Menguasai SPSS. Yogyakarta:


ANDI.

Kotler, P., & Gary Amstrong. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran . Jakarta:


Erlangga.

Kurniadi, D. (2014). Perancangan Arsitektur Sistem E-academic dengan Konsep


Kampus digital Menggunakan Unified Software Development Process
(USDP) . Jurnal Wawasan Ilmiah Manajemen dan Teknik Informatika
Volume 5, Nomor 10.

Kurniawan, A. (2009). Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula. Yogyakarta:


Mediakom.

Kusrini, S.Kom, & Andri Koniyo. (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem
Informasi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta:
ANDI.

Kusumawati, N., Windratno, H., & Artanto, Y. T. (2017 ). Produksi Program


Televisi & Film. Yogyakarta: Graha Cendekia.

Ladjamudin, A.-B. (2013). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Latu, T. M., & Andre M. Everett. (2001). Review of satisfaction research and
measurement approach. Wellington: Department of Conservation .

176
Latu, T. M., & Everett, A. M. (2000). Review of Satisfaction Research and
Measurement Approach. Wellington: Department of Conservation.

Lau, G., & Lee S. . (1999). Consumers Trust In A Brand And Link To Brand.
Journal of Marketi Focused Management.

Leonidio, U. d., Roberto Marcos da Silva Montezano, & Frederico A. de


Carvalho. (2011). Evaluation of Perceived Quality of The Website of An
Online Bookstore: An Empirical Application of The Barnes and Vidgen
Model. Journal of Information Systems and Technology Management,
109-130.

Likert, R. (1932). A Technique for The Measurement of Attitudes. In R. Likert, A


Technique for The Measurement of Attitudes (pp. 1-55). New York: New
York University.

Makinuddin, & Sasongko, T. H. (2006). Analisis Sosial. Bandung: AKATIGA.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta: Rineka Cipta.

Martilla, J. A., & James, J. C. (1977). Importance-Performance Analysis. Journal


of Marketing, 77-79.

Mohammad, A. (2009). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan


Pelanggan (Studi Pada Perusahaan Penerbangan PT. Garuda Di Kota
Semarang). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 10. No. 2.

Mustakini, J. H. (Yogyakarta). Sistem Informasi Teknologi. 2009: Andi Offset.

Muthmainnah, S., Legiman Slamet, & Titi Sriwahyuni. (2016). Analisis Kualitas
Layanan Portal kemahasiswaan.ft.unp.ac.id Menggunakan Metode
webqual 4.0 (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang Sebagai Pengguna Portal Kredit Ekstrakulikuler). Jurnal
Vokasional Teknik Elektronika & Informatika.

Napitupulu, D. (2017). Analysis of Factors Affecting Website Quality Based on


Webqual Approach (Study Case: XYZ University). Advanced Science
Engineering Information Technology, 792.

Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Niazi, M. G., & Masumeh Karbala Aghaei Kamran. (2016). Evaluating Iranian
state university websites using WebQEM. The Electronic Library, Vol. 34,
1031-1050.

177
Nugroho, A. (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta:
Trans Tekno.

O'Neill, M., Christine Wright, & Frank Fitz. (2001). Quality evaluation in on-line
service environments: an application of the importance-performance
measurement technique. Managing Service Quality: An International
Journal, Vol. 11 Iss 6, 402-417.

Parasuraman, A., Valarie A. Zeithaml, & Leonard L. Berry. (1985). A Conceptual


Model of Service Quality and Its Implications for Future Research.
Journal of Marketing, Vol. 49, No. 4, 41-50.

Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1988). SERVQUAL: Multiple-


Item Scale for Measuring Consumer Perception of Service Quality.
Journal of Retailing.

Park, H., & Seung Baek. (2007). Measuring Service Quality of Online Bookstore
with WebQual. Human-Computer Interaction, Part IV, HCII 2007, LNCS
4553, 95-103.

Pratama, Y. (2015). Pengukuran Kualitas Website CDC Universitas Telkom


Menggunakan Metode WebQual 4.0. e-Proceeding of Engineering : Vol.2,
No.1, 1650.

Priyanto, D. (2017). Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS.


Yogyakarta: ANDI.

Putra, S., A‟ang Subiyakto, Abd. Rahman Ahlan, & Mira Kartiwi. (2016). A
Coherent Framework for Understanding the Success of an Information
System Project. TELKOMNIKA, Vol.14, No.1, 302-308.

Ritchie, J., J. Lewis, & R. G Elam. (2003). Selecting samples. Qualitative


research practice: A guide for social science students and researchers.

Rosen, D., & Elizabeth Purinton. (2004). Website design: Viewing the web as a
cognitive landscape. Journal of Business Research 57, 787– 794.

Rosen, E. (2004). Kiat Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Zulkifli). Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Sa‟uda, S., & Nyimas Sopiah. (2014). Penerapan Metode Wbqual dalam
Pengukuran Kualitas Layanan Website Perguruan Tinggi. Prosiding
SnaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan.

178
Santoso, S. (2011). Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Aplikasi
dengan AMOS 18. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas
Gramedia.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Savitri , A. N., & Y.N. Kerti. (2012). E-service Quality Terhadap Kepuasan dan
Loyalitas Pelanggan dalam Penggunaan Internet Banking. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, 16.

Shelly, G. C., & M. E. Vermaat . (2007). Discovering Computers "Menjelajah


Dunia Komputer". Jakarta: Infotek.

Shia, B. C., Mingchih Chen, & Agus David Ramadhan. (2016). Measuring
Customer Satisfaction toward Localization Website by WebQual and
Importance Performance Analysis (Case Study on AliexPress Site in
Indonesia). American Journal of Industrial and Business Management,
117-128.

Shia, B. C., Mingchih Chen, Agus David Ramdansyah, & Shuyan Wang. (2016).
Measuring Customer Satisfaction toward Localization Website by
WebQual and Importance Performance Analysis (Case Study on
AliexPress Site in Indonesia). American Journal of Industrial and
Business Management, 117-128.

Siakad. (2017). Sistem Informasi Akademik. Retrieved Desember 12, 2017, from
Siakad.net: http://www.siakad.net/

Sibero, A. F. (2011). Kitab Suci Web Programing. Yogyakarta: MediaKom.

Sibyan, H., W.A., B. S., & Sofyan, A. F. (2016). Pengukuran Kualitas Layanan
Website Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNSIQ Wonosobo. PPKM
III, 174-184.

Simamora, B. (2003). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Simamora, B. (2005). Analiisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Simarmata, J. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset.

Singarimbun, M., & Sofian Effendi. (1989). Metode Penelitian Survey.


jAKARTA: LP3ES.

179
Sinha, R., Hearst, M., & Ivory, M. (2001). Content or Graphics?: an empirical
analysis of criteria for award-winning website. Proceeding of the
Conference on Human Factors & the Web.

Siregar, I. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan


Perbandingan Perhitugan Manual dan SPSS. Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP.

Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.


Bumi Aksara.

Sridadi. (2007). Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas. Yogyakarta:


FIK UNY.

Subiyakto, A., & Sukmana, H. T. (2014). Pengukuran Keberhasilan Proyek


Teknologi Informasi dan Komunikasi: Studi Kasus di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Subiyakto, A., Abd. Rahman Ahlan, Mira Kartiwi, & Husni Teja Sukmana.
(2015). Measurement of Information System Project Success Based on
Perceptions of the Internal Stakeholders. International Journal of
Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol. 5, No. 2, 271-279.

Subiyakto, A., Abd. Rahman Ahlan, Mira Kartiwi, & Syopiansyah Jaya Putra.
(2016). The User Satisfaction Perspectives of the Information System
Projects. Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer
Science, 215-223.

Subiyakto, A., Abd. Rahman Ahlan, Mira Kartiwi, Syopiansyah Jaya Putra, &
Yusuf Durachman. (Vol. 4, No. 1). The User Satisfaction Perspectives of
the Information System Projects. ndonesian Journal of Electrical
Engineering and Computer Science, 215-223.

Sugiarto, E. (2002). Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Sugiyono. (2013). Metode Peneitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta CV.

Suprapto, D. (2017). Metodologi Penelitian Untuk Karya Ilmiah. Yogyakarta:


Gosyen Publishing.

180
Susanto, A., Younghoon Chang, & Youngwook Ha. (2016). Determinants of
continuance intention to use the smartphone banking services. Industrial
Management & Data Systems, Vol. 116 Iss 3, 508 - 525.

Tarigan, J. (2009). User Satisfaction Using Webqual Instrument: A Research on


Stock Exchange of Thailand (SET). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 24-
47.

Thelwall, M. (2009). Network Sites: Users and Users. Advanced In.

Tjiptono, F. (2007). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Tonta, Y., & Irem Soydal. (2010). Performance Evaluation of Web Information
System. IMCW 2010, CCIS 96, 175-188.

Tsai, I.-C., & Chung-Han Yeh. (2015). Integrating SERVQUAL and Importance-
Performance Analysis for Assessing Smart Campus Service Quality; A
Case Study of an English Training Programme in Vietnam. IEEE 15th
International Conference on Advanced Learning Technologies.

Tsikriktsis, N. (2002). Does Culture Influence Website Quality Expectations? An


Empirical Study. Journal of Service Research.

Uinjkt. (2017). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website. Retrieved


Desember 27, 2017, from Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta: http://www.uinjkt.ac.id/id/beranda/

Webometrics. (2017). Ranking Web of Universities. Retrieved November 1, 2017,


from Webometrics: http://www.webometrics.info/en

Wicaksono, B. L., Adhi Susanto, & Wang Wahyu Winarno. (2012). Evaluasi
Kualitas Layanan Website Pusdiklat BPK RI Menggunakan Metode
Webqual Modifikasi dan Importance Performance Analysis. Media
Ekonomi & Teknologi Informasi Vol. 19 No. 1, 21-34.

Wolfinbarger, M., & Mary C. Gilly. (2003). eTailQ: dimensionalizing, measuring


and predicting etail quality. Journal of Retailing 79, 183-198.

Yakub. (2012). Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yamin, M. (2009). Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa.


Jakarta: Gaung Persada Presa.

Yan, P., & J. Guo. (2010). The research of Web usability design. In Computer and
Automation Engineering (ICCAE), 480-483.

181

Anda mungkin juga menyukai