Anda di halaman 1dari 172

SKRIPSI

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HUMAN ORGANIZATION
AND TECHNOLOGY FIT
(STUDI KASUS: RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY)

Oleh:
Dien Aprilia Saliha
11140930000052

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1440 H
SKRIPSI
EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HUMAN ORGANIZATION
AND TECHNOLOGY FIT
(STUDI KASUS: RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY)

Oleh:
Dien Aprilia Saliha
11140930000052

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1440 H
EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HUMAN ORGANIZATION
AND TECHNOLOGY FIT
(STUDI KASUS: RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:
DIEN APRILIA SALIHA
11140930000052

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1440 H

ii
iv
v
vi
ABSTRAK

Dien Aprilia Saliha– 11140930000052. Evaluasi Sistem Informasi Rumah Sakit


Dengan Menggunakan Model Human Organization and Technology Fit (Studi
Kasus: Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family), di bawah bimbingan NIA
KUMALADEWI dan SUCI RATNAWATI.

RSIA Grand Family menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah


Sakit (SIMRS) guna mendukung proses kegiatan rumah sakit. SIMRS adalah
sistem informasi yang melakukan pengelolaan penyajian data terhadap pelayanan
rumah sakit. Masih adanya keluhan pengguna baik secara operasional dan sistem
manajerial, selain itu belum pernah dilakukan pengukuran evaluasi terkait dengan
keberhasilan penerapan SIMRS di RSIA Grand Family dan belum diketahuinya
variabel–variabel apa saja yang berpengaruh terkait keberhasilan implementasi
sistem terhadap RSIA Grand Family. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan
pengukuran evaluasi dengan secara kuantitatif yang menguji terhadap seluruh
aspek terhadap SIMRS secara menyeluruh. Dengan mengadopsi penelitian
sebelumnya menggunakan model HOT-FIT sebagai rujukan terhadap evaluasi,
model ini berfokus pada 3 dimensi yaitu: human, organization dan technology.
Tujuan dalam penelitian ini adalah memberikan rekomendasi terhadap evaluasi
SIMRS berdasarkan persepsi pengguna dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dalam penelitian tersebut menggunakan pendekatan data kuantitatif melalui
teknik wawancara, studi literatur dan kuesioner dengan analisis data PLS-SEM
menggunakan SmartPLS 3.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat 4
hipotesis dari 18 hipotesis yang ditolak yaitu system quality, system use, system
development, dan user statisfaction. Penulis merekomendasikan agar melakukan
evaluasi terhadap beberapa aspek seperti networking, system requirement
development, pengembangan sumber daya manusia agar ditinjau ulang serta
penambahan subsistem informasi personalia pada pelayanan SIMRS.
Kata kunci: Evaluasi Sistem, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, HOT
Fit, PLS-SEM.

BAB I-V + 117 Halaman + xix + 16 Gambar + 31 Tabel + Daftar Pustaka +


Lampiran

Pustaka Acuan (83, 2006-2018)

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat, dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Evaluasi Sistem Informasi Rumah Sakit Dengan

Menggunakan Model Human Organization and Technology Fit” dengan baik.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad

SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi dan selaku Dosen Pembimbing I

telah memberikan bimbingan, dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak untuk selalu memberi

masukkan positif sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan

baik serta Ibu Meinarini Catur Utami, MT selaku Sekretaris Program Studi

Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Ibu Suci Ratnawati, MTI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu ada

setiap saat memberikan bimbingan, dan arahan kepada penulis selama

proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak untuk seluruh waktu,

vii
tenaga, kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa

memberikan dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Nida'ul Hasanati, MMSI selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan arahan dalam bangku perkuliahan penulis serta seluruh

Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya

kepada penulis selama proses perkuliahan.

5. Dokter Robi selaku Direktur Medis RSIA Grand Family yang telah

memberikan izin dan arahan dalam proses penelitian penulis.

6. Seluruh karyawan RSIA Grand Family terutama Ibu Cucu Sumiati selaku

Kepala Diklat RSIA Grand Family yang telah membantu proses

pembagian kuesioner dan arahan serta masukannya dalam penelitian ini.

7. Kedua orang tua penulis, Bapak Frans Arman dan Ibu Rita Mulyani.

Terima kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan

mendidik penulis dari lahir hingga saat ini, terima kasih untuk seluruh

cinta dan kasih yang mama dan papa berikan untukku. Terima kasih untuk

doa-doa yang selalu mengiri langkahku di segala cuaca, saat senang

maupun sedih, kesabaran mama papa dalam mendidik penulis, my

extraordinary human that will not be replaced, you are my everything in

my life.

8. Kakak–kakakku tersayang, Gita Amanda dan Faritz Aldy Ramanda.

Terima kasih telah mengisi hari-hari penulis sehingga penulis tidak pernah

viii
merasa kesepian, semoga kalian akan selalu menjadi saudara dan sahabat

terbaik yang mengiri langkah penulis ke depannya.

9. Terimakasih kepada Romi Irawan yang selalu ada setiap saat dan

memberikan pengaruh yang positif, tidak pernah bosan mendengar keluh

kesah penulis. Terima kasih juga telah selalu menghibur penulis dengan

canda dan tawanya.

10. Terimakasih kepada sahabat–sahabat penulis, Wiji Noviasih, Cattleya

Randi, Aviaskadana Prabandaru, Hesty Fildzah Wati, Aulia Riski

Molanda, Novi Yulia Anggraini, ka Novi Dwi Cahyanti. Terimakasih

juga kepada teman–teman grup Ciwi Ce, Sahabat Strong, KKN Mafaza,

Latanza Putri terutama Nada Ulya Qinvi dan sahabat Balans, Haya, ka

Nia, Cahya, Fifi terimakasih telah ada dalam hidup penulis untuk

memberikan pengaruh positif dan menghibur penulis dengan canda

tawanya.

11. Seluruh pengurus HIMSI 2015/2016 dan teman-teman Sistem Informasi

2014 yang telah mewarnai pengalaman organisasi peneliti.

12. Teman–teman seperjuangan skripsi, Wafi, Tiara, ka Nurul, ka Fitri, ka

Ayu, ka Lana, ka Nana, ka Icha yang selalu berbagi ilmu dan banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini serta seluruh teman–teman

Sistem Informasi 2014 yang telah mewarnai dunia perkuliahan penulis,

terimakasih banyak kenangannya, semangat yang diberikan sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

ix
13. Seluruh pihak-pihak yang terkait dan banyak berjasa dalam proses

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun

tidak mengurangi rasa terimakasih sedikitpun dari penulis.

Penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan, bantuan, dan

bimbingan dari semua pihak dibalas pahala yang berlipat ganda. Selain itu,

penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan

jauh dari kata sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan dan dapat disampaikan melalui dien.aprilia14@mhs.uinjkt.ac.id.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sekaligus

menambah ilmu bagi kita semua. Amiiin yaa Rabbal Alamin.

Jakarta, 19 September 2018

DIEN APRILIA SALIHA

11140930000052

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

PERNYATAAN..................................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ xvii

DAFTAR NOTASI ............................................................................................ xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 4

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ...................................................... 5

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.7 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 7

1.8 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 8

1.9 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 10

1.10 Sistematika Penulisan ............................................................................. 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 12

2.1 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ........................................... 12

2.1.1 Definisi Sistem Informasi ............................................................... 12

xi
2.1.2 Pengertian Manajemen .................................................................... 13

2.1.3 Pengertian Rumah Sakit .................................................................. 13

2.1.4 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ...................................................... 14

2.1.5 Perundang-Undangan yang Berlaku di Rumah Sakit...................... 15

2.1.6 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) .................... 16

2.1.7 Peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ......................... 17

2.2 Evaluasi Keberhasilan Sistem Informasi ................................................ 18

2.2.1 Definisi Evaluasi ............................................................................. 18

2.2.2 Tujuan Evaluasi ............................................................................... 19

2.2.3 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi ................................ 20

2.2.4 Model Human, Organization and Technology Fit .......................... 24

2.3 Metode Kuantitatif dalam Penelitian Sistem Informasi ......................... 28

2.3.1 Jenis-Jenis Penelitian ...................................................................... 29

2.3.2 Skala Likert ..................................................................................... 33

2.3.3 Populasi dan Sampling .................................................................... 34

2.3.4 Teknik Pengambilan Sampel........................................................... 35

2.3.5 Teknik Menentukan Ukuran Sampel .............................................. 38

2.4 PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling) .......... 39

2.5 SmartPLS ................................................................................................ 42

2.6 Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) ............................... 43

2.7 Literatur Sejenis ..................................................................................... 45

2.8 Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family ............................................. 51

2.8.1 Sejarah RSIA Grand Family ........................................................... 51

2.8.2 Visi RSIA Grand Family ................................................................ 51

2.8.3 Misi RSIA Grand Family................................................................ 52

xii
2.8.4 Kebijakan RSIA Grand Family ...................................................... 52

2.8.5 SIMRS RSIA Grand Family ........................................................... 53

BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................... 54

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................. 54

3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian................................................................ 54

3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 55

3.3.1 Wawancara ...................................................................................... 55

3.3.2 Studi Literatur ................................................................................. 56

3.3.3 Kuesioner ........................................................................................ 56

3.4 Metode Analisis Data ............................................................................. 57

3.4.1 Model Penelitian ............................................................................. 57

3.4.2 Indikator Penelitian ......................................................................... 59

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 62

3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................... 63

3.7 Pengumpulan Sampel dan Pelaksanaan Kuesioner ................................ 65

3.8 Analisis Partial Least square Structural Equation Modelling ............... 66

3.8.1 Analisis Model Pengukuran (Outer Model) .................................... 67

3.8.2 Analisis Model Struktural (Inner Model) ........................................ 67

3.9 Tahapan Penelitian ................................................................................. 67

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI ............................................. 69

4.1 Hasil Analisis ......................................................................................... 69

4.1.1 Hasil Analisis Demografi ................................................................ 69

4.1.2 Hasil Analisis Pengukuran Model ................................................... 75

4.1.3 Hasil Analisis Model Struktural (Inner Model) .............................. 83

4.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis .................................................. 92

xiii
4.2.1 Hasil Analisis Demografi ................................................................ 92

4.2.2 Hasil Analisis Pengukuran Model ................................................... 94

4.2.3 Hasil Analisis Model Struktural (Inner Model) .............................. 95

4.3 Rekomendasi Hasil Penelitian .............................................................. 104

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 108

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 108

5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 110

5.3 Saran ..................................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 112

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Macam–macam Model Keberhasilan Sistem ....................................... 21


Tabel 2.2 Ringkasan Kriteria Penilaian PLS ........................................................ 41
Tabel 2.3 Perbandingan Penelitian Terdahulu...................................................... 45
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 46
Tabel 3.2 Pengertian Variabel HOT-Fit ............................................................... 50
Tabel 3.3 Definisi Indikator dari Variabel Eksogen ............................................. 51
Tabel 3.4 Definisi Indikator dari Variabel Endogen ............................................ 52
Tabel 3.5 Daftar Pertanyaan ................................................................................. 57
Tabel 3.6 Jumlah Kuesioner ................................................................................. 61
Tabel 4.1 Statistik Informasi Demografis .............................................................76
Tabel 4.2 Statistik Informasi Jenis Kelamin Responden ...................................... 76
Tabel 4.3 Statistik Informasi Divisi Responden ................................................... 77
Tabel 4.4 Statistik Informasi Unit Kerja Responden............................................ 78
Tabel 4.5 Statistik Informasi Usia Responden ..................................................... 80
Tabel 4.6 Statistik Informasi Frekuensi Penggunaan Responden ........................ 81
Tabel 4.7 Statistik Informasi Peranan Sistem Menurut Responden ..................... 82
Tabel 4.8 Statistik Informasi Keberhasilan SIMRS RSIA Grand Family ........... 83
Tabel 4.9 Hasil Awal Uji Loading Factor dengan SmartPLS 3.0 ........................ 85
Tabel 4.10 Hasil Uji Loading Factor dengan SmartPLS 3.0 ............................... 87
Tabel 4.11 Hasil Uji Composite Reliability dengan SmartPLS 3.0 ...................... 89
Tabel 4.12 Hasil Average Variance Extracted dengan SmartPLS 3.0 ................. 90
Tabel 4.13 Hasil Uji Discriminant Validity dengan SmartPLS 3.0 ...................... 91
Tabel 4.14 Hasil Uji Discriminant Validity(Cross Loading Fornell- Lacker’s) .. 92
Tabel 4.15 Hasil Uji Path Coefficient .................................................................. 94
Tabel 4.16 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)............................ 95
Tabel 4.17 Hasil Uji T-test dengan SmartPLS 3.0 ............................................... 97
Tabel 4.18 Hasil Uji Effect Size dengan SmartPLS 3.0 ........................................ 98
Tabel 4.19 Hasil Uji Predictive Relevance dengan SmartPLS 3.0 ....................... 99

xv
Tabel 4.20 Hasil Uji Relative Impact dengan SmartPLS 3.0 ............................. 100
Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Analisis Struktural Model ..................................... 102
Tabel 4.22 System Development ..........................................................................116

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Laporan Poliklinik Pasien RSIA Grand Family ................................ 3


Gambar 1.2 Model HOT-Fit yang dikembangkan ................................................ 9
Gambar 2.1 Human-Organizational-Technology (HOT) Fit Framework ........... 27
Gambar 2. 2 Kategori Sampel (Siregar, 2013) .................................................... 38
Gambar 3.1 Model Penelitian (Dikembangkan dari Yusof et al., 2011) ............. 60
Gambar 3.3 Model HOT Fit Menggunakan SmartPLS 3.0 ................................. 69
Gambar 3. 4 Tahapan Penelitian.......................................................................... 71
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden ............................... 81
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Divisi Responden ............................................ 81
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Unit Kerja Responden ..................................... 82
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Usia Responden ............................................... 83
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Frekuensi Penggunaan Sistem......................... 83
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Peranan Sistem ................................................ 84
Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Status Keberhasilan Sistem ............................. 85
Gambar 4.8 Hasil Analisis Outer Model dengan SmartPLS 3.0 ......................... 93

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ......................................................................................... L2


Lampiran 2 Hasil Data Pre-Test .......................................................................... L7
Lampiran 3 Hasil Wawancara ........................................................................... L12
Lampiran 4 Surat-Surat Pendukung .................................................................. L19

xviii
DAFTAR ISTILAH

Istilah Arti
Konstruk konsep yang disusun secara sistematis
untuk tujuan tertentu dengan memuat
variabel-variabel sehingga dapat
diamati dan diukur.
Variable laten Variabel yang tidak dapat diamati
secara langsung
Variable manifest Variabel yang dapat diamati dan
besaran kuantitatifnya dapat diketahui
secara langsung
Variable Dependen Variabel yang dipengaruhi, akibat dari
adanya variabel independen (bebas).
Variable Independen Variabel yang mempengaruhi atau
sebab perubahan timbulnya variabel
dependen (terikat)
Konstruk Refelektif Indikator reflektif disebabkan oleh
konstruk.
Konstruk Formatif Indikator formatif menyebabkan
konstruk
Variabel Endogen Variabel yang nilainya
dipengaruhi/ditentukan oleh variabel
lain di dalam model
Variabel Eksogen Variabel yang nilainya tidak
dipengaruhi/ditentukan oleh variabel
lain didalam model.

xvii
DAFTAR NOTASI

Notasi Istilah Deskripsi


N besarnya populasi Menunjukkan jumlah
populasi dari suatu
kelompok.
n besarnya sampel Menunjukkan bagian
dari populasi yang
dianggap mewakili
gejala yang diamati.
d perkiraan tingkat Tingkat persentase
kesalahan keyakinan kesalahan
peneliti terhadap
penelitian
p proporsi populasi Menunjukkan jumlah
populasi dari suatu
kelompok.
z tingkat Tingkat persentase
kepercayaan/signifikan keyakinan keakuratan
peneliti terhadap
penelitian
e margin of error Tingkat persentase
keyakinan kesalahan
peneliti terhadap
penelitian
β path coefficient Pengujian untuk
koefisien yang
menggambarkan
kekuatan hubungan
antar konstrak
R² coefficient of Pengujian untuk menilai
determination seberapa besar pengaruh
variabel laten
independen tertentu
terhadap variabel laten
dependen
f2 effect size Pengujian untuk
memprediksi pengaruh
variabel tertentu
terhadap variabel
lainnya dalam struktural
model

xviii
xix

Notasi Istilah Deskripsi


predictive relevance megukur seberapa
baik nilai onservasi
dihasilkan oleh model
dan juga estimasi
parameternya

q² relative impact Untuk mengukur relatif


pengaruh dari sebuah
keterkaitan prediktif
suatu variabel tertentu
dengan variabel lainnya
D omission distance Tingkat kesalahan
dalam penelitian
E sum of squares of Jumlah kuadrat dari
prediction errors prediksi kesalahan
O sum of squares Jumlah kuadrat tingkat
observations pengamatan peneliti

xix
1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) 2016 yang dilansir oleh United Nations Development Program, yaitu

laporan mengenai standar kesehatan dan pendidikan, Indonesia berada di

peringkat 113 dari 188 negara yang disurvei (UNDP, 2017). Peringkat ini

menunjukkan penurunan dari peringkat 108 dalam survei tahun sebelumnya. IPM

merupakan indikator utama yang terdiri atas indikator kesehatan (usia harapan,

waktu lahir), pendidikan (angka sekolah) dan perekonomian. Indonesia masuk

kedalam kategori medium human development artinya Indonesia memiliki

kemajuan pembangunan manusia yang cukup signifikan namun kemajuan tersebut

belum merata.

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia 2016 di Dunia (www.id.undp.org)

MEDIUM HUMAN DEVELOPMENT


107 Moldova (Republic of)
108 Botswana
109 Gabon
110 Paraguay
111 Egypt
112 Turkmenistan
113 Indonesia
114 Palestine, State of
115 Vietnam
116 Philippines
117 El Salvador
118 Bolivia
119 South Africa
120 Kyrgyzstan

1
2

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

Hal ini sejalan dengan Buku Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-

2019 yang memaparkan bahwa pembangunan kesehatan di Indonesia diperlukan

dalam meningkatkan kesadaran hidup sehat dalam rangka mewujudkan kesehatan

yang optimal. Salah satu pembangunan kesehatan adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di antaranya yaitu menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dengan penyediaan rumah sakit (Kusbaryanto, 2010).

Keluarnya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82

Tahun 2013 Pasal 3 menyatakan bahwa setiap rumah sakit wajib

menyelenggarakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Menurut

Yusof et al. (2006), SIMRS yaitu kumpulan proses yang diimplementasikan untuk

membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi kesehatan dalam

menjalankan fungsinya dan mencapai tujuannya. Hal tersebut bertujuan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family (RSIA Grand Family) merupakan

sebuah rumah sakit swasta yang menyediakan fasilitas dan layanan kesehatan

khusus bagi ibu dan anak, berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. RSIA

Grand Family di bawah manajemen PT. Family Bahagia Sejahtera merupakan

bentuk pengembangan bisnis dari RSIA Family di kawasan Pluit Mas, yang telah

beroperasi dari tahun 2002 dan berhasil menjadi pilihan utama penyedia layanan

kesehatan ibu dan anak di wilayah Jakarta Utara dan sekitarnya.


3

RSIA Grand Family telah mengimplementasikan SIMRS seperti rumah

sakit yang lainnya, namun terdapat kendala-kendala baik dari pengguna, sistem

dan dukungan organisasi. Mulai dari keluhan-keluhan dari pengguna SIMRS

mengenai fungsi operasional sistem seperti aplikasi SIMRS yang tidak dapat

diakses masuk padahal sudah memiliki hak izin akses, data belum terintegrasi

secara menyeluruh seperti fungsi operan shift kerja yang masih menggunakan

buku laporan manual, SIMRS tidak merespon saat digunakan sehingga data tidak

dapat diinput dan dari fungsi manajerial sistem seperti data pegawai dalam modul

report yang belum diperbarui.

Laporan Poliklinik Pasien


100000

80000

60000

Jumlah
40000

20000

0
1
2013 2
2014 3
2015 2016
4 2017
5

Gambar 1.1 Laporan Poliklinik Pasien RSIA Grand Family (Arsip RSIA Grand Family)

Namun terdapat laporan yang menyatakan bahwa RSIA Grand Family

selama lima tahun terakhir dari tahun 2013 hingga 2017 terdapat kenaikan yang

signifikan dalam penerimaan pasien yaitu sebesar 90.000 orang, seperti ysng

terlihat pada Gambar 1.1.


4

Mengacu pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, penerapan

SIMRS RSIA Grand Family belum pernah diukur terkait dengan keberhasilan

penerapannya. Pada hasil penelitian sebelumnya, menurut Larinse (2015)

menunjukkan bahwa keberhasilan SIMRS didukung oleh faktor utama seperti,

pengguna sistem (Human), dukungan organisasi (Organization) dan kemampuan

teknologi (Technology) SIMRS itu sendiri. Oleh karena itu, SIMRS ini dapat

dievaluasi dengan model Human, Organization and Technology (HOT) Fit.

Dengan model ini, sistem dapat dievaluasi dari ketiga faktor utama di atas dan

menurut Bayu & Muhimmah (2013) bahwa model HOT Fit dapat menjawab

variabel-variabel apa saja yang berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIMRS dan menjadikan sebagai kiteria penilaian yang dilakukan di RSIA Grand

Family sehingga dapat ditemukan masalah yang dihadapi pengguna SIMRS

untuk dijadikan acuan dalam memperbaiki atau menyempurnakan SIMRS untuk

berjalan optimal sesuai dengan visi dan misi RSIA Grand Family.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) dengan Menggunakan Model Human Organization Technology

(HOT) Fit (Studi Kasus: Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, penulis mengidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut:


5

a. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, peneliti menemukan keluhan-

keluhan dari pengguna SIMRS baik dari fungsi operasional sistem maupun

manajerial sistem. Sehingga hal ini perlu ditinjau ulang agar SIMRS dapat

digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

a. Belum diketahuinya variabel-variabel apa saja yang berpengaruh terkait

keberhasilan implementasi sistem terhadap RSIA Grand Family.

b. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) berperan penting

dalam mendukung RSIA Grand Family dalam menyediakan layanan

aktivitas rumah sakit yang berpengaruh dalam mendukung RSIA Grand

Family dalam mencapai visinya menjadi pusat pelayanan kesehatan yang

terintegrasi bagi wanita dan anak Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan

evaluasi SIMRS RSIA Grand Family.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah sebelumnya maka diperoleh rumusan

masalah yang diselesaikan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana cara

mengevaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Grand Family dengan

Menggunakan Model Human, Organization and Technology Fit Berdasarkan

Perspektif Pegawai”.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup dan batasan yang terkait dengan rumusan masalah diatas

adalah sebagai berikut:


6

a. Penelitian ini dilakukan terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit (SIMRS) RSIA Grand Family yang dikelola oleh Divisi IT.

b. Penelitian ini menggunakan 9 variabel dari model HOT-Fit yang

dikembangkan oleh Yusof, 2011.

c. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif (Sugiyono, 2012) dengan

teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling. Analisis data

menggunakan pendekatan PLS-SEM dengan SmartPLS versi 3.0.

d. Hasil penelitian ini berupa dokumen evaluasi SIMRS sebagai rekomendasi

untuk Divisi Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) dan IT RSIA Grand

Family.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang sudah dipaparkan

sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan dua tujuan, yaitu:

a. Mendapatkan tingkat keberhasilan Sistem informasi Manajemen Rumah

Sakit (SIMRS) RSIA Grand Family.

b. Mendapatkan faktor–faktor Human, Organization dan Technology dalam

SIMRS RSIA Grand Family.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Penelitian ini mampu menjadi acuan di penelitian Program Studi Sistem

Informasi dengan pendekatan kuantitatif.


7

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan

Sistem informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSIA Grand Family

selanjutnya.

1.7 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan model HOT-Fit sebagai alat untuk

mengevaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dengan

metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Wawancara langsung dilakukan kepada beberapa orang yang terkait dengan

SIMRS, yaitu kepada Direktur RSIA Grand Family, divisi IT serta beberapa

pengguna SIMRS.

b. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan menelaah buku–buku dan jurnal–jurnal

sebelumnya yang berhubungan dengan Sistem informasi Manajemen

Rumah Sakit (SIMRS) dan model HOT-Fit. Penulis melakukan studi

literatur guna melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan

kuesioner.

c. Kuesioner

Kuesioner diberikan kepada pengguna Sistem informasi Manajemen Rumah

Sakit (SIMRS) RSIA Grand Family. Kuesioner yang diberikan berisi daftar

pertanyaan terkait variabel–variabel yang berhubungan dalam penelitian ini

berdasarkan model HOT-Fit.


8

1.8 Hipotesis Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini menggunakan model yang diadopsi dan

dimodifikasi dari model yang dikembangkan oleh Yusof et al. (2011) dan

Widarno (2008) yaitu model HOT-Fit. Model ini terdiri atas 9 variabel yaitu

variabel System Development (SD), System Use (SU), User Satisfaction (US),

Structure Organization (STR), Environment Organization (EVR), System Quality

(SQ), Information Quality (IQ), Service Quality (SQ), dan Net Benefits (NB).

Berikut adalah hipotesis–hipotesis penelitian terkait faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan Sistem informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) RSIA Grand Family yang dikembangkan sesuai dengan model

penelitian yang sudah diajukan:

H1. SQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD

H2. SQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU

H3. SQ berpengaruh secara signifikan terhadap US

H4. IQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD

H5. IQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU

H6. IQ berpengaruh secara signifikan terhadap US

H7. SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD

H8. SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU

H9. SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap US

H10. SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap STR

H11. US berpengaruh secara signifikan terhadap SU


9

Gambar 1.2 Model HOT-Fit yang dikembangkan


(Yusof et al., 2011 & Widarno, 2008)

H12. SU berpengaruh secara signifikan terhadap SD

H13. STR berpengaruh secara signifikan terhadap EVR

H14. SD berpengaruh secara signifikan terhadap Net Benefits

H15. SU berpengaruh secara signifikan terhadap Net Benefits

H16. US berpengaruh secara signifikan terhadap Net Benefits

H17. STR berpengaruh secara signifikan terhadap Net Benefits


10

H18. EVR berpengaruh secara signifikan terhadap Net Benefits

1.9 Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan Tugas Akhir atau penelitian Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan judul “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit (SIMRS) Dengan Menggunakan Model Human Organization

Technology (HOT) Fit” dijalankan dengan waktu dan lokasi penelitian adalah

sebagai berikut:

Nama Instansi : Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Grand Family

Waktu : 26 Februari 2018 s.d 25 Maret 2018

Alamat : Jalan Pantai Indah Selatan 1. Boulevard Coral, Boulevard

Complex Kav.1 No. 1 Penjaringan, Jakarta Utara

1.10 Sistematika Penulisan

Dalam laporan penelitian ini, penulis membagi laporan ini dalam lima bab

yang meliputi pendahuluan, kajian pustaka, metodelogi penelitian, hasil analisis

dan interpretasi, dan penutup. Berikut penjelasan singkat terkait kelima bab

tersebut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

dan sasaran, model penelitian, pertanyaan penelitian, ruang lingkup dan

batasan, metodelogi penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan laporan hasil penelitian.


11

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan teori-teori terkait landasan pelaksanaan penelitian,

meliputi sistem informasi, Sistem informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) RSIA Grand Family, model HOT-Fit, teori model evaluasi

sistem lainnya, metode pengumpulan data, populasi, teknik sampling,

PLS-SEM, pengembangan model penelitian dan hipotesisnya.

Bab 3 Metode Penelitian

Bab ini memaparkan secara metode proses pelaksanaan penelitian,

mencakup penjelasan-penjelasan tentang pendekatan, prosedur, populasi

dan sampel, instrumen, pengumpulan dan pemrosesan data, serta analisis

data.

Bab 4 Hasil Analisis dan Interpretasi

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya, interpretasi, dan diskusi

hasil penelitian. Analisis data utamanya dilakukan menggunakan metode

PLS-SEM dengan perangkat lunak SmartPLS meliputi analisis pengukuran

model (model measurement analysis) dan struktur model (structural

model). Selanjutnya, interpretasi dan diskusi dilakukan dengan merujuk

kepada basis teori sebelumnya, memperhatikan dan menimbang

pelaksanaan penelitian secara praktis di lapangan.

Bab 5 Penutup

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran atas hasil pelaksanaan

penelitian terutama terkait dengan aspek penggunaan dan kelanjutan bagi

kajian selanjutnya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Menurut Gelinas et al. (2011), sistem informasi merupakan sebuah sistem

yang dibuat menggunakan perangkat komputer baik software maupun hardware

yang dapat dikumpulkan, disimpan dan diolah untuk menyediakan output kepada

pengguna sehingga berguna bagi pengguna. Sejalan dengan pendapat Sidh (2013),

sistem informasi dapat juga diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas

kumpulan komponen sistem, yaitu software, netware, brainware dan data.

Sedangkan menurut Satzinger (2012), sistem informasi merupakan kumpulan

komponen-komponen yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

menyediakan output dari setiap informasi yang dibutuhkan dalam proses bisnis

serta aplikasi yang digunakan melalui perangkat lunak, database dan bahkan

proses manual yang terkait. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi adalah suatu kombinasi modul yang terorganisir yang berasal dari

komponen-komponen yang terkait dengan hardware, software, people dan

network berdasarkan seperangkat komputer dan menghasilkan informasi untuk

mencapai tujuan.

12
13

2.1.2 Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan strategi dalam mengelola orang lain untuk

melakukan kegiatan dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

(Appley et al., 2010). Sejalan dengan pendapat Athoillah (2010), manajemen yaitu

suatu proses yang terdiri dari perencanaan, perorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan melalui sumber daya dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Abdullah (2014),

manajemen adalah rangkaian aktivitas dengan melaksanakan pekerjaan melalui

fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan demi

mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisisien. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses untuk mengelola sumber daya

manusia dan sumber lainnya dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan agar tujuan tercapai.

2.1.3 Pengertian Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization) sebagaimana yang termuat

dalam WHO Technical Report Series No.122/1957 (Muhyarsyah, 2007): “Rumah

sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan

fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit

(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit

juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian bio-

medik.”Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 56 Tahun 2014 tentang

rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan
14

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat.

2.1.4 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit dibangun dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan

yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf

kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit yaitu berupaya memberikan pelayanan

kesehatan dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta

pelaksanaan upaya rujukan.

Untuk menyelenggarakan fungsinya sesuai peraturan perundang–undangan

UU No.56 tahun 2014, maka rumah sakit menyelenggarakan:

a. Pelayanan medik.

b. Pelayanan kefarmasian.

c. Pelayanan keperawatan dan kebidanan.

d. Pelayanan penunjang klinik.

e. Pelayanan penunjang nonklinik.

f. Pelayanan rawat inap.

Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,

fungsi rumah sakit adalah:


15

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis.

c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta pengaplikasian

teknologi dalam bidang kesehatan dalam rangka peningkatan

pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan

bidang kesehatan.

2.1.5 Perundang-Undangan yang Berlaku di Rumah Sakit

Berikut peraturan perundang–undangan rumah sakit:

a. Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah

sakit

b. Undang-Undang Rumah Sakit, Permenkes No. 159 b/1988 tentang Rumah

Sakit

c. Surat edaran Dirjen Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang

Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.


16

2.1.6 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Menurut Widyaiswara (2016), MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ialah

realisasi pasar berdasarkan kesepakatan 10 negara anggota ASEAN pada tahun

2007, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) diberlakukan di Indonesia pada tahun

2015. Hal ini membuat perdagangan bebas mengharuskan sektor kesehatan

terutama Rumah Sakit untuk meningkatkan daya saing dengan memberikan

pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada pelanggan ataupun pasien dan membuat

penyajian laporan yang akurat bagi para pengambil keputusan untuk kedepannya.

Guna mengatasi hambatan– hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit, keberadaan “Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit” sangat

dibutuhkan, sebagai salah satu strategi manajemen dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) atau sering juga

disebut sebagai Hospital Management System (HMS) atau Hospital Information

System (HIS) merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan

satu sama lain dan bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan yaitu

mengolah data menjadi informasi yang diperlukan untuk mendukung fungsi

pelayanan rumah sakit dan pengambilan keputusan manajemen (Muhyarsyah,

2007). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) saat ini merupakan

sumber daya utama, yang mempunyai nilai tambah dan memiliki peran penting

bagi RS agar mampu memberikan layanan terbaiknya. Dalam pembangunan

SIMRS perlu mempetimbangkan dari berbagai sudut pandang. Berikut merupakan

faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan (Handiwidjojo, 2015), yaitu:


17

a. Kebutuhan pasien, sistem diharapkan mampu mendukung pelayanan yang

cepat, nyaman dan berkualitas.

b. Kebutuhan pengelola rumah sakit, sistem mampu mengelola transaksi yang

akurat, efisien dan cepat sehingga pelaporan pelayanan medik dapat terkirim

tepat waktu.

c. Kemampuan pengembang, diperlukannya system analyst sebagai

penghubung antara pihak pengembang dan rumah sakit untuk

mengembangkan sistem yang sesuai dengan rumah sakit.

2.1.7 Peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Pengelolaan rumah sakit tanpa bantuan Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit mengakibatkan beberapa hal berikut (Handiwidjojo, 2015), yaitu:

a. Redudansi Data, pencatatan data medis yang sama dapat terjadi berulang-

ulang sehingga menyebabkan duplikasi data dan ini berakibat

membengkaknya kapasitas penyimpanan data. Pelayanan menjadi lambat

karena proses retreiving (pengambilan ulang) data lambat akibat banyaknya

tumpukan berkas.

b. Unintegrated Data, penyimpanan dan pengelolaan data yang tidak

terintegrasi menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing

bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan

masing-masing unit/instalasi.

c. Out of date Information, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus

direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan


18

kurang dapat dipercaya kebenarannya. Sedangkan rumah sakit memerlukan

informasi yang berkualitas. Menurut Jogiyanto dalam Setyawan (2016),

bahwa informasi yang berkualitas memiliki karakteristik yaitu akurat, tepat

waktu dan relevan. Oleh karena itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit sangat dibutuhkan guna meningkatkan kualitas informasi di dalam

pengelolaan rumah sakit.

2.2 Evaluasi Keberhasilan Sistem Informasi

2.2.1 Definisi Evaluasi

Menurut Wirawan dalam Ananda et al., (2014), evaluasi adalah penelitian

dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi objek

penelitian tersebut, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan

indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan

mengenai objek evaluasi tersebut. Sedangkan menurut Hadi (2011), evaluasi

adalah proses mengumpulkan informasi objek penelitian, menilai dan

membandingkannya dengan kriteria, standar dan indikator evaluasi. Sejalan

dengan pendapat sebelumnya, Arikunto (2010) menyatakan bahwa evaluasi

merupakan proses yang sistematis untuk menentukan dan mendukung tujuan

tercapai. Oleh karena itu, secara sederhana evaluasi dapat diartikan sebagai tahap

penilaian yang ditujukan kepada objek evaluasi, untuk mengetahui keadaan suatu

objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dideskripsikan dalam bentuk

informasi.
19

2.2.2 Tujuan Evaluasi

Menurut Wirawan & Model (2011), ada beberapa tujuan evaluasi di

antaranya adalah:

a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat.

b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai rencana.

c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar.

d. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menentukan mana dimensi

program yang jalan, mana yang tidak berjalan.

e. Pengembangan staf program.

f. Memenuhi ketentuan undang-undang.

g. Akreditasi program.

h. Mengukur cost effective dan cost efficiency.

i. Mengambil keputusan mengenai program.

j. Akuntabilias.

k. Memberikan balikkan kepada pimpinan dan program.

l. Mengembangkan teori evaluasi dan riset evaluasi

Berikut merupakan tujuan evauasi sistem informasi dalam Purwanto (2014)

yaitu:

a. Menentukan peningkatan yang diperlukan dalam produk individu tunggal

atau tim.

b. Mengkonfirmasi bagian-bagian dari sebuah produk dimana peningkatan

tidak diperlukan atau dibutuhkan.


20

c. Mencapai kerja kualitas teknik yang lebih baik, paling tidak lebih seragam

dan lebih dapat diprediksi dan untuk membuat kinerja teknis menjadi lebih

dapat diatur

2.2.3 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi

Adanya sistem yang berbasiskan teknologi informasi yang diterapkan

perusahaan memberikan pengaruh kepada organisasi, proses bisnis dan transaksi

organisasi (Wahyudi & Astuti, 2013). Sistem informasi menjadi prioritas pertama

untuk dikembangkan karena besarnya kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal

dan kesamaan dari kekuatan faktor internal atau institusional (Kotadjin et al.,

2016) Beberapa sistem gagal karena benturan keadaan atau lingkungan internal.

Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem

(Laudon, 2012), yaitu:

a. tingkat penggunaannya relatif tinggi,

b. kepuasan pengguna terhadap sistem,

c. sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem

d. informasi dan staff dari sistem informasi,

e. tujuan yang dicapai dan imbal balik

f. keuangan untuk organisasi.

Pada Tabel 2.1 menunjukkan ringkasan macam-macam model keberhasilan

sistem:
21

Tabel 2.1 Macam-Macam Model Keberhasilan Sistem

Model
Penemu
Keberhasilan
No. dan Fokus Kelebihan Kekurangan
Sistem
Tahun
Informasi
1. Technology Davis, Bagaimana pengguna mau TAM merupakan model perilaku a. TAM hanya memberikan
Acceptance 1989 menerima dan menggunakan (behavior) yang bermanfaat untuk informasi atau hasil yang sangat
Model (TAM) teknologi berdasarkan menjawab pertanyaan mengapa banyak umum saja tentang minat dan
perilaku pemakai sistem dalam
usefulness dan ease of use sistem teknologi gagal diterapkan karena
menerima sistem teknologi
(Muntianah et al., 2012; pemakainya tidak mempunyai minat informasi.
Sayekti & Putarta, 2016) (intention) untuk menggunakannya b. TAM hanya menjelaskan
(Sayekti & Putarta, 2016). kepercayaan (beliefs) mengapa
pemakai mempunyai minat
perilaku menggunakan sistem.
c. TAM belum memberikan
informasi menjelaskan mengapa
pemakai sistem mempunyai
kepercayaan - kepercayaan
tersebut. (Rozanda & Masriana,
2017)
2. Task Goodhue Kesesuaian dari kapabilitas Teknologi informasi memiliki dampak TTF hanya menjelaskan sejauh mana
Technology Fit dan teknologi untuk kebutuhan positif terhadap kinerja individu dan fungsi dan manfaat TI mendukung
(TTF) Thompson, tugas dalam pekerjaan, yaitu dapat digunakan jika kemampuan aktivitas sistem, namun tidak dapat
1995 kemampuan TI untuk teknologi informasi cocok dengan tugas- mengevaluasi keberhasilan sistem
memberikan dukungan tugas yang harus dihasilkan oleh secara menyeluruh (Susanti, 2006).
terhadap pekerjaan. (Susanti, pengguna (Furneaux, 2006).
2006).
22

Model Evaluasi Penemu


No. Sistem dan Fokus Kelebihan Kekurangan
Informasi Tahun
3. End User Doll et menangkap keseluruhan lebih menekankan kepuasan EUCS hanya menjelaskan sejauh mana
Computing al.,1995 evaluasi dimana pengguna (satisfaction) pengguna akhir terhadap kepuasan pengguna dalam pemakaian
Satisfaction akhir telah menganggap aspek teknologi, dengan menilai isi, sistem, namun tidak dapat
(EUCS) penggunaan dari suatu sistem keakuratan, format, waktu dan mengevaluasi keberhasilan sistem
informasi dan juga faktor- kemudahan penggunaan dari sistem. secara menyeluruh (Ariaji et al., 2007).
faktor yang membentuk Model ini telah banyak diujicobakan oleh
kepuasan. (Dewa, 2016). peneliti lain untuk menguji
reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan
tidak ada perbedaan bermakna meskipun
instrumen ini diterjemahkan dalam
berbagai bahasa yang berbeda (Dewa,
2016).
4. Unified Theory Venkatesh, Menggabungkan fitur fitur UTAUT terbukti lebih berhasil kurangnya faktor kesesuaian antara
of Acceptance et al., 2003 yang berhasil dari delapan dibandingkan kedelapan teori yang lain human-organization-technology.
and Use of teori penerimaan teknologi dalam menjelaskan hingga 70 persen
Technolog terkemuka. Kedelapan teori varian pengguna (Sonny, 2016).
(UTAUT) terkemuka yang disatukan di
dalam UTAUT adalah theory
of reasoned action (TRA),
technology acceptance model
(TAM), motivational model
(MM), theory of planned
behavior nnovation diffusion
theory (IDT) dan social
cognitive theory (SCT)
(Sonny, 2016).
23

Model Evaluasi Penemu


No. Sistem dan Fokus Kelebihan Kekurangan
Informasi Tahun
5. Delone Mcclean Delone dan Model yang diusulkan ini a. mengukurnya secara keseluruhan satu a. model tercampur antara model
McClean, merefleksi ketergantungan mempengaruhi yang lainnya. proses (process model) dan model
1992 dari enam pengukuran b. menunjukkan bagaimana arah varian (variance model).
hubungan satu elemen dengan elemen b. Model proses dan model varian
kesuksesan sistem informasi,
lain apakah menyebabkan lebih besar mengandung konsep yang berbeda
yaitu: (mempunyai pengaruh positif) atau dan tidak dapat digabungkan
a. Kualitas system (system lebih kecil (individual impact dengan arti yang sama begitu saja.
quality) mempunyai pengaruh negatif) (Sugiyono, 2013).
b. Kualitas informasi (Yuliana, 2016)
(information quality)
c. Penggunaan (use)
d. Kepuasan pemakai (user
satisfaction)
e. Dampak individual
(individual impact)
f. Dampak organisasional
(organizational impact)
(Yuliana, 2016)

6. Human, Yusof et Model ini menempatkan a. pengembangan dari SI DeLone Variabel dalam dimensi manusia belum
Organization al., 2006 komponen penting dalam McLean dan IT Organization Fit menjelaskan secara lebih jauh faktor-
and Technology sistem informasi yakni dan memiliki tiga dimensi, yaitu faktor yang mempengaruhi penerimaan
manusia, organisasi, dan teknologi.
(HOT) Fit Manusia (Human), Organisasi pengguna untuk menggunakan SI
b. dapat menilai kesuksesan dan
(Organization) dan Teknologi penerimaan penggunaan SI serta (Pamugar et al., 2014).
(Technology). dan kesesuaian menilai kesesuaian antara manusia-
hubungan di antaranya (Yusof organisasi-teknologi (Yusof et al.,
et al., 2006) 2006)
24

2.2.4 Model Human, Organization and Technology Fit

Model Human, Organization and Technology Fit menggabungkan Delone

and Mccelean IS Success Model dengan IT-Organization Fit Model (Yusof et al.,

2006). Delone and Mccelean IS Success Model digunakan untuk mengidentifikasi

kategori evaluasi seperti faktor, dimensi dan ukuran. IT-Organization Fit Model

mengidentifikasi konsep-konsep yang tepat dan hubungan antara faktor-faktor

evaluasi yaitu manusia, organisasi dan teknologi. Ketiga faktor adalah komponen

penting dalam Sistem Informasi (SI) dan dampak sistem dievaluasi melalui

keuntungan bersih secara keseluruhan. Kedua framework tersebut menghasilkan

framework yang menempatkan komponen penting dalam sistem informasi, yaitu:

Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology), dam

kesesuaian hubungan di antara tiga kompenen tersebut.

HOT-Fit menjadi alat evaluasi yang komprehensif untuk berbagai SIMRS

(Yusof et al., 2006). Model ini saling melengkapi dari sembilan dimensi yang

saling terkait, yaitu kualitas sistem (kualitas pemrosesan informasi), kualitas

informasi (hasil SI), kualitas layanan (dukungan teknis dan layanan),

pengembangan sistem, penggunaan sistem, kepuasan pengguna, struktur

organisasi (terkait dengan manajemen, strategi, rencana organisasi), lingkungan

organisasi (terkait dengan sistem politik, keuangan, antar organisasi) dan manfaat

bersih (dampak keseluruhan SI). Kesesuaian antara teknologi, manusia dan

organisasinya dalam kerangka HOT-Fit sangat kompleks, subjektif, dan abstrak.

Berdasarkan kesesuaiannya, HOT-Fit tidak hanya digunakan untuk mengevaluasi

kinerja, efisiensi, dan dampak SIMRS-nya. Bisa juga panduan evaluasi kesalahan
25

secara sistematis sesuai dengan fase proses dan tingkat dari tiga faktor. Kerangka

kerja ini dapat digunakan untuk melakukan evaluasi yang sistematis dan ketat

dalam setiap siklus hidup pengembangan sistem (Yusof et al., 2008; Yusof et al.,

2011;Yusof & Yusuff, 2013)

Gambar 2.1 Human-Organizational-Technology (HOT) Fit Framework (Yusof et al., 2011)

Menurut Yusof et al. (2011) faktor-faktor yang membentuk kerangka HOT-

Fit adalah sebagai berikut:

a. Manusia (Human)

Yusof et al. (2006) menyatakan bahwa komponen manusia menilai sistem

informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekwensi dan luasnya

fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan

siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user),

pelatihan, pengetahuan, motivasi penggunaan, sikap menerima atau menolak


26

sistem, serta kepuasan pengguna pada. Kepuasan pengguna pada sistem dapat

dihubungkan dengan perspektif manfaat dan sikap pengguna terhadap sistem

informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal. Terdapat penambahan

dalam framework dari framework-framework sebelumnya yaitu memasukkan

variabel pengembangan sistem (System Development) kedalamnya.

Pengembangan sistem tersebut terdiri dari perencanaan, manajemen proyek,

jadwal proyek dan hubungan dengan strategi TI dengan tujuan untuk membangun

lingkungan sistem yang sangat kolaboratif untuk memaksimalkan efisiensi dan

akurasi pemantauan proyek itu cukup berhasil. sistem (Yusof et al., 2006; Yusof

et al., 2011;Yusof & Yusuff, 2013).

b. Organisasi (Organization)

Komponen organisasi (organization) menilai sistem yang diiimplemetasikan

dari aspek sebagai berikut (Yusof & Yusuff, 2013):

a) Struktur Organisasi

Struktur organisasi terdiri atas kerjasama dalam organisasi, strategi,

kepemimpinan, dukungan dari top management dan dukungan staff

merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem.

b) Lingkungan Organisasi

Sedangkan lingkungan organisasi terdiri atas sumber pemerintahan,

politik, dan hubungan interorganisasional.


27

c. Teknologi (Technology)

a) Kualitas Sistem

Faktor ini digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi

informasinya sendiri. Beberapa indikator untuk mengukur nilai dari kualitas

sistem adalah sebagai berikut:

- indikator kemudahan yang meliputi: mudah digunakan (ease of use)

dan mudah dipelajari (ease of learning),

- indikator efisiensi yang meliputi: lama respon (response time) dan

lama loading,

- indikator kehandalan sistem yang meliputi: terdapat bantuan teknis

sistem (access to technical support), adanya peringatan kesalahan,

fleksibel jika diintegrasikan dengan sistem lain (availability), teruji

bebas dari error (reliability) dan keamanan sistem (security),

- indikator kelengkapan meliputi: fitur-fitur yang lengkap, dan isi data-

base yang lengkap.

b) Kualitas Informasi (Output)

Faktor ini digunakan untuk mengukur kualitas keluaran (output) dari

sistem informasi. Beberapa indikator yang pernah diteliti Yusof et al. (2011)

untuk mengukur nilai dari kualitas informasi output adalah sebagai berikut:

- Informasi relevan (relevancy) yang meliputi: adanya relevansi dari

informasi yang dihasilkan dengan kebutuhan pengguna,

- Indikator kegunaan (usefulness) yang meliputi: mudah dibaca, ringkas

dan padat, informatif, penting,


28

- Tingkat kehandalan data: akurasi data, ketepatwaktuan, dapat

dibandingkan dan dapat diverifikasi.

c) Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan yaitu keseluruhan dukungan yang diterima dari

penyedia jasa layanan sistem. Kualitas layanan dapat dinilai dengan

kecepatan respon, jaminan, dan dukungan teknis kepada pengguna sistem.

d. Manfaat bersih (Net Benefits)

Manfaat bersih adalah manfaat yang diperoleh dari penggunaan sistem. Net

benefits dapat diukur dari manfaat sistem secara langsung (misalnya dari

informasi yang dihasilkan sistem dapat mengambil keputusan dan dapat

mengurangi error atau kesalahan dalam pekerjaan). Adapun manfaat secara tidak

langsung seperti dampak pada kinerja, produktivitas, beban kerja.

2.3 Metode Kuantitatif dalam Penelitian Sistem Informasi

Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang

lebih sistematis, spesifik, terstruktur dan juga terencana dengan baik dari awal

hingga mendapatkan sebuah kesimpulan. Penelitian kuantitatif lebih menekankan

pada penggunaan angka-angka yang membuatnya menjadi lebih mendetail dan

lebih jelas. Selain itu penggunaan tabel, grafik, dan juga diagram sangat

memudahkan untuk dibaca.

Di dalam metode kuantitatif ini ada beberapa metode yang mendukung,

yakni metode deskriptif, survei, perbandingan, penelitian tindakan, ekspos, dan

korelasi. Penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah menjawab sebuah masalah.


29

Masalah adalah adanya ketimpangan antara kondisi yang dihatapkan dengan

kondisi yang ada atau kenyataan.

Menurut Sugiyono (2012) metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang

berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam meneliti terhadap

sample dan pupulasi penelitian, teknik pengambilan sample umumnya dilakukan

dengan acak atau random sampling, sedangkan pengumpulan data dilakukan

dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian yang dipakai, analisis data yang

digunakan bersifat kuantitatif/bisa diukur dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang ditetapkan sebelumnya.

2.3.1 Jenis-Jenis Penelitian

Ragam atau jenis penelitian dibagi berdasarkan tujuan, metode, tingkat

eksplanasi, jenis data & analisis (Sugiyono,2012). Berikut penjelasannya:

a. Penelitian Ditinjau dari Tujuan

Penelitian ditinjau dari tujuan meliputi penelitian murni dan penelitian

terapan, yaitu:

1. Penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan

menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah

diketahui. Penelitian murni diarahkan pada pengujian teori, dengan

hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk

kepentingan praktik.

2. Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk

memecahkan masalah-masalah kehidupan yang praktis.


30

b. Penelitian Ditinjau dari Metode.

Penelitian ditinjau dari metode, beragam jenisnya, yaitu meliputi:

1. Penelitian Survey

Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi

datanya dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Penelitian

survey digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini

dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu tertentu.

2. Penelitian Expost Facto

Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan

kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang

dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini

meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi

perlakuan.

3. Penelitian Eksperimen

Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha mencari

pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang

terkontrol secara ketat.

4. Penelitian Naturalistik

Merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek alamiah. Peneliti berperan sebagai instrumen kunci.

Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi.Analisis data

bersifat induktif dan hasil penelitian ini lebih menekankan makna

daripada generalisasi.
31

5. Policy Research

Policy research adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada

atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar

sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat

keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan

masalah.

6. Action Research

Penelitian tindakan atau action research adalah penelitian yang

diarahkan pada usaha mengadakan pemecahan masalah atau

perbaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode

kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan

produktivitas lembaga dapat meningkat. Fokus pada penelitian ini

adalah perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan.

Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan

seorang konsultan atau pakar dari luar.

7. Penelitian Evaluasi

Penelitian evaluasi difokuskan pada suatu kegiatan dalam satu unit

(site) tertentu. Penelitian evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan

dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu

mempertimbnagkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.

Penelitian ini disebut juga dengan penilaian program. Penelitian ini

dapat menilai manfaat atau kegunaan, sumbangan dan kelayakan dari

sesuatu kegaitan dalam satu unit.


32

8. Penelitian Sejarah

Penelitian ini berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-

kejadian yang berlangsung di masa lalu.Digunakan untuk menjawab

pertanyaan tentang kapan kejadian berlangsung, siapa pelakunya, dan

bagaimana prosesnya.

c. Penelitian Ditinjau dari Tingkat Eksplanasi

Penelitian ditinjau dari tingkat eksplanasi terdiri atas:

1. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.

2. Penelitian komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk

mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada

perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.

3. Penelitian asosiatif atau hubungan merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

Dari penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi

untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Jenis

hubungan ada yang bersifat simetris, kausal atau sebab akibat, dan

resiprokal atau timbal balik.

d. Penelitian Ditinjau dari Jenis Data dan Analisis

Penelitian ditinjau dari jenis data dan analisis meliputi penelitian kuantitatif,

kualitatif dan gabungan.


33

2.3.2 Skala Likert

Sugiyono (2014) menyatakan bahwa skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Sedangkan menurut Djaali dalam Wahab (2014), skala Likert

ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena

pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan

dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset

berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli

psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala

untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932.

Menurut Risnita (2012), skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan-

pertanyaan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga

respons seseorang terhadap pertanyaan tersebut dapat diberikan angka (skor) dan

kemudian dapat diinterpretasikan. Skala itu sendiri salah satu artinya, sekedar

memudahkan, adalah ukuran-ukuran berjenjang. Skala penilaian, misalnya,

merupakan skala untuk menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1,

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur

(mengumpulkan data dengan cara “mengukur-menimbang” yang “itemnya”

(butir-butir pertanyaannya) berisikan (memuat) pilihan yang berjenjang.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert,

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian


34

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item

instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif.

Skala likert dalam evaluasi digunakan sebagai berikut (Risnita, 2012):

a. Menilai keberhasilan suatu kebijakan atau program

b. Menilai manfaat pelaksanaan suatu kebijakan atau program

c. Mengetahui kepuasan stakeholder terhadap pelaksanaan suatu

kebijakan atau program.

Dalam skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif

yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan pernyataan negative yang

berfungsi untuk mengukur sikap negative objek. Skor pernyataan positif dimulai

dari 1 untuk sangat tidak setuju (STS), 2 untuk tidak setuju (TS), 3 untuk ragu-

ragu (R), 4 untuk setuju (S), dan 5 untuk sangat setuju (SS). Skor pernyataan

negative dimulai dari 1 untuk sangat setuju (SS), 2 untuk setuju (S), 3 untuk ragu-

ragu (R), 4 untuk tidak setuju (TS), dan 5 untuk sangat tidak setuju (STS).

Menurut Alatas (2018), beberapa menghilangkan option “Ragu-ragu” dalam

instrument untuk memudahkan dalam melihat angket yang responden isikan.

2.3.3 Populasi dan Sampling

Menurut Sugiyono (2014), populasi adalah wilayah generalisasi, obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
35

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan

menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.

Sugiyono (2014) meyatakan bahwa sampling adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto

(2010), sampling adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

2.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel(P. D.

Sugiyono, 2010). Terdapat berbagai macam teknik sampling untuk menentukan

sampel yang akan dipakai dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya bisa

dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam yaitu probability sampling dan non-

probability sampling. Berikut kategori sampel dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Dalam pengambilan sampel dari populasi dibedakan menjadi dua kategori teknik

pengambilan sampel (Siregar, 2013), yaitu:

a. Probability Sampling

Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang

atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel, teknik ini terdiri atas:

a) Simple Random Sampling (Sampel Random Sederhana)

Simple Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan

membebaskan kesempatan kepada setiap anggota yang ada di populasi

sebagai sampel.
36

Kategori Sampling

Probability Sampling Non-probability Sampling

1. Convenience Sampling
1. Simpel Random Sampling 2. Purposive Sampling
2. Stratified Sampling 3. Judgement Sampling
- Proportional 4. Quota Sampling
- Disproportional 5. Snowball Sampling
3. Cluster Sampling
4. Double Sampling

Gambar 2. 2 Kategori Sampel (Siregar, 2013)

b) Stratified Sampling (Strata Sampel)

Stratified Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memiliki

populasi dengan strata atau tingkatan yang sama yang memiliki

karakteristik sendiri.

1) Proportional

Proportional yang dimaksud adalah jumlah sampel yang diambil

sebanding dengan proporsi ukurannya.

2) Disproportional

Disproportional yaitu jumlah yang diambil dari setiap strata jumlahnya

tidak sama dengan proporsi sampel di setiap strata.


37

b) Cluster Sampling

Teknik pengambilan sampel ini menggunakan metode pembagian populasi

atas kelompok berdasarkan area atau cluster, lalu beberapa cluster dipilih

sebagai sampel dari cluster tersebut bisa diambil seluruhnya atau sebagian

saja untuk dijadikan sampel, anggota populasi di setiap cluster tidak perlu

homogen. Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified

sampling dan cluster sampling.

c) Double sample

Teknik ini biasa juga disebut sequential sampling (sampel berjenjang) dan

multiphase-sampling (sampel multi tahap).

b. Non probability Sampling

Non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel, teknik ini terdiri atas:

a) Convenience Sampling

Convenience Sampling merupakan teknik menentukan sampel berdasarkan

kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia

menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orang-

orang yang terdekat saja.

b) Purposive Sampling

Merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel

berdasarkan pada kriteria–kriteria tertentu.


38

c) Quota Sampling

Merupakan metode penetapan sampel dengan menggunakan kuota terlebih

dahulu pada masing–masing kelompok, sebelum kuota masing–masing

kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.

d) Snowball Sampling

Snowball Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang pada

mulanya jumlahnya kecil tapi makin lama makin banyak, berhenti sampai

informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk

diterapkan jika calon responden sulit untuk diidentifikasi.

2.3.5 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Berbagai cara pengumpulan sampel sehingga sampel yang diperoleh

memiliki karakteristik populasi, selanjutnya adalah menentukan besarnya sampel.

Teknik yang dapat digunakan dalam menentukan ukuran sampel dari suatu

populasi, antara lain:

a. Jumlah populasi diketahui

Jumlah populasi yang diketahui dapat dicari menggunakan teknik Slovin

(Sevilla et al. dalam Siregar, 2013) pada persamaan 2.1:

(2.1)

dengan:
N = besarnya populasi
n = besarnya sampel
d = perkiraan tingkat kesalahan (1%,5%,10%)
39

Dalam menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi

kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dalam persentase. Menurut

(Bagus, 20016), semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel

menggambarkan poulasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti

tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 10% memiliki akurasi

90%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan,

semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.

b. Jumlah populasi tidak diketahui

Jumlah populasi yang tidak diketahui dapat dicari menggunakan pendekatan

Isac Michael (Siregar, 2013) pada persamaan 2.2, yaitu:


n= (2.2)

dengan:
n = sampel
p = proporsi populasi
q = 1-p
z = tingkat kepercayaan/signifikan
e = margin of error (5%)

2.4 Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM)

Partial Least Square (PLS) adalah salah satu metode penyelesaian dari

Structural Equation Modeling (SEM). PLS atau sering disebut dengan PLS-SEM

ini merupakan generasi kedua SEM. Generasi pertama SEM disebut CB-SEM

(Covarian-Based Structural Equation Modelling). Dibandingkan dengan generasi

pertama atau CB-SEM, PLS-SEM memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi untuk
40

penelitian regresi yang menghubungkan antara teori dan data, serta melakukan

analisis jalur (path) dengan variabel laten. Dikemukakan oleh Wold (dalam

Ghozali, 2008), PLS merupakan metode analisis powerful, karena tidak

didasarkan pada banyak asumsi. PLS memiliki asumsi data penelitian bebas

distribusi, artinya data penelitian tidak mengacuh pada salah satu distribusi

tertentu (misalnya distribusi normal). PLS merupakan metode alternatif dari SEM

yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan diantara variable

yang kompleks namun ukuran sampel datanya kecil (30 sampai 100), mengingat

SEM memiliki ukuran sampel data minimal 100 (Hair et al., 2010).

Semula PLS lebih banyak digunakan untuk studi bidang analytical, physical

dan clinical chemistry. Menurut Haryono (2017), desain PLS dimaksudkan untuk

mengatasi keterbatasan analisis regresi dengan teknik OLS (Ordinary Least

Square) ketika karakteristik datanya mengalami masalah, seperti: (1). ukuran data

kecil, (2). adanya missing value, (3). bentuk sebaran data tidak normal, dan (4).

adanya gejala multikolinearitas. PLS regression biasanya menghasilkan data yang

tidak stabil apabila jumlah data yang terkumpul (sampel) sedikit, atau adanya

missing values maupun multikolinearitas antar prediktor karena kondisi sperti ini

dapat meningkatkan standard error dari koefisien yang diukur (Field dalam ,

Wijaya et al., 2013)

Model hubungan variabel laten dalam PLS terdiri atas tiga jenis ukuran,

yaitu:

a. Inner model yang menspesifikasikan hubungan antar variable latent

berdasarkan substantive theory,


41

b. Outer model yang menspesifikasi hubungan antar variable laten dengan

indikator atau variable manifest-ntya (disebut measurement model). Outer

model sering disebut outer relation yang mendefinisikan bagaimana setiap

blok indicator berhubungan dengan variable laten yang dibentuknya.

c. Weight relation, yaitu estimasi nilai dari variable latent.

Dalam melakukan pengujian menggunakan PLS-SEM terdapat beberapa

kriteria nilai yang harus dipenuhi. Adapun kriteria nilai yang harus dipenuhi

dalam penggunaan metode PLS. Berikut terlampir tabel ringkasan kriteria

penilaian PLS:

Tabel 2. 2 Ringkasan Kriteria Penilaian PLS (Mustafa & Wijaya, 2012; Ghozali, 2014)

No. Kriteria Penjelasan


Evaluasi Model
Struktural
1 R2 untuk variable laten Hasil R2 untuk variable laten endogen dalam model structural
endogen mengindikasikan bahwa model baik , moderat dan lemah.
2 Estimasi koefisien jalur Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model structural
harus signifikan. Nilai signifikan ini dapat diperoleh dengan
prosedur bootstrapping yang juga menghasilkan nilai T (T-
value).
3 f2 untuk effect size Nilai f2 dapat diinterpretasikan apakah prediktor variable
mempunyai pengaruh yang lemah, medium atau besar pada
tingkat structural

4 Relevansi prediksi (Q2 Prosedur blindfolding digunakan untuk mengukur Q2 dengan


dan q2) formulasi :



42

No. Kriteria Penjelasan


dengan:
D = omission distance,
E = adalah sum of squares of prediction errors
O = sum of squares observations.

Nilai Q2 > 0 membuktikan bahwa model memiliki predictive


relevance, sebaliknya jika nilai Q2 < 0 membuktikan bahwa
model kurang memiliki predictive relevance. Dalam kaitannya
dengan f2, dampak relatif model struktural terhadap
pengukuran variable dependen laten dapat dinilai dengan
formulasi :

Evaluasi Model
Pengukuran Refleksif
1 Loading Factor (LF) Nilai loading factor (lf) harus > 0.7
2 Composite reliability Composite reliability mengukur internal consistency dan
nilainya harus > 0.6
3 Average Variance Nilai Average Variance Extracted (AVE) harus > 0.5
Extracted (AVE)
4 Validitas diskriminan Nilai akar kuadrat dari AVE harus > nilai korelasi antar
variable laten
5 Cross loading Ukuran lain dari validitas diskriminan. Diharapkan setiap blok
indicator memiliki nilai loading lebih tinggi untuk setiap
variable laten yang diukur dibandingkan dengan indikator
untuk variable laten lainnya.

Evaluasi Model
Pengukuran Formatif
1 Signifikansi nilai Nilai estimasi untuk model pengukuran formatif harus
weight signifikan. Tingkat isgnifikansi ini dinilai dengan prosedur
bootstrapping.
2 Multikolinearitas Variable manifest dalam blok harus diuji apakah terdapat
gejala multikolinearitas. Nilai Variance Inflation Factor (VIF)
dapat digunakan untuk menguji permasalahan kini. Nilai VIF
> 10 mengoindikasikan terdapat gejala multikolinearitas.

2.5 SmartPLS

SmartPLS dikembangkan oleh Professor Cristian M. Ringle, Sve Wended

dan Alexander Will tahun 2015. Menurut Fitriani (2016), SmartPLS mempunyai
43

GUI user friendly yang memudahkan pengguna untuk melakukan estimasi model

jalur PLS.

Berikut merupakan beberapa keunggulan dari software SmartPLS(Fitriani,

2016), yaitu:

a. Algoritma PLS yang digunakan tidak terbatas hanya untuk hubungan antar

indikator dengan konstruk laten yang bersifat reflektif dan formatif.

b. SmartPLS dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks dengan

jumlah sampel kecil

c. SmartPLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skewness)

serta independensi antara pengamatan tidak dapat dijamin.

2.6 Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)

SPSS adalah sebuah program komputer yang yang berfungsi dalam analisis

statistik baik statistik parametrik maupun nonparametrik dengan basis windows.

Statistik bisa diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data lalu menganalisis data

dengan menggunakan cara tertentu, dan menginterpretasikan hasil dari analisis

tersebut. Ilmu statistik ini dapat ditemui di beragam disiplin ilmu seperti

ekonomi, jurnalistik, psikologi, dan lain-lain. Sebagai contoh, dalam bidtesisang

ilmu manajemen ilmu statistik ini berfungsi untuk membantu dalam

pengambilan keputusan atas suatu kendala tertentu. Dalam penghitungan

statistik, alat yang sering digunakan adalah olah data SPSS (Ghozali, 2011).
44

Menurut Pusat Data dan Statistik Pendidikan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan RI, statistik yang termasuk software dasar SPSS adalah sebagai

berikut:

a. Statistik Deskriptif: Tabulasi Silang, Frekuensi, Deskripsi, Penelusuran,

Statistik Deskripsi Rasio.

b. Statistik Bivariat: Rata-rata, t-test, ANOVA, Korelasi (bivariat, parsial,

jarak), Nonparametric tests.

c. Prediksi Hasil Numerik: Regresi Linear.

d. Prediksi untuk mengidentivikasi kelompok: Analisis Faktor, Analisis

Cluster (two-step, K-means, hierarkis), Diskriminan.

Dalam Modul Pembelajaran SPSS Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan RI menyatakan bahwa SPSS memberi tampilan data yang lebih

informatif, yaitu menampilkan data sesuai nilainya (menampilkan label data

dalam kata-kata) meskipun sebetulnya kita sedang bekerja menggunakan angka-

angka (kode data). Misalnya untuk field Jenis Kelamin, kode angka yang

digunakan adalah 1 untuk “pria” dan 2 untuk “wanita”, maka yang akan muncul

di layar adalah label datanya, yaitu “pria” dan “wanita”. SPSS memberikan

informasi lebih akurat dengan memperlakukan missing data secara tepat, yaitu

dengan memberi kode alasan mengapa terjadi missing data. Misalnya karena

pertanyaan tidak relevan dengan kondisi responden, pertanyaan tidak dijawab,

atau karena memang pertanyaannya yang harus dilompati.


45

2.7 Literatur Sejenis

Literatur sejenis merupakan tinjauan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Berikut merupakan jenis

penelitian sebelumnya yang memiliki topik penelitian yang sama dengan penulis lakukan:

Tabel 2. 3 Perbandingan Penelitian Terdahulu

No Penelitian Model, Ruang Lingkup, Variabel Hasil Penelitian Perbedaan Dengan


Karakteristik, dan Teknik Penelitian Ini
Analisis
1. The Implementation of 1. HOT-Fit (2008) Independen: Hasil penelitian tersebut 1. Model HOT-Fit
the Human, 2. Evaluasi Sistem EMR System Quality, mendukung bahwa (2011)
Organization and di Rumah Sakit Information Quality, pengaruh aspek manusia, 2. Variabel independent
Technology–Fit (HOT– 3. Kuantitatif Service Quality organisasi dan teknologi 3. Software yang
Fit) Framework to 4. Penyebaran kuesioner Dependen: merupakan kunci sukses digunakan
Evaluate the Electronic secara langsung System Use, User adopsi teknologi di
Medical Record (EMR) 5. GeSCA tool Satisfaction, Structure, sebuah rumah sakit.
System in a Hospital Environment, Net
(Erlirianto et al., 2015) Benefit
46

No Penelitian Model, Ruang Lingkup, Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan


Karakteristik, dan Teknik Penelitian Ini
Analisis
2. Evaluasi Penerapan 1. HOT-Fit (2006) Independen: Kesuksesan SIMPEG 1. Model HOT-Fit
Sistem Informasi 2. Evaluasi terhadap System Quality, dipengaruhi faktor (2011)
Manajemen penerapan Sistem Information System, system quality, 2. Variabel independent
Kepegawaian (SIMPEG) Informasi Manajemen Service Quality, information quality, dan dependen
di Pemerintahan Kota Kepegawaian Organization service quality, system 3. Ruang lingkup yang
Bogor (SIMPEG) Dependen: use, user satisfaction dan dibahas
(Kodarisman & 3. Kuantitatif System Use, User structure organization.
Nugroho, 2013) 4. Menggunakan skala Satisfaction, Net
likert 5 poin Benefits
5. software SmartPLS
3. Evaluasi Sistem 1. HOT-Fit (2006) Independen: Dapat mengetahui 1. Model HOT-Fit
Informasi Manajemen 2. Evaluasi SIMPUS System Quality, kesetaraan SIMPUS (2011)
Puskesmas (SIMPUS) dalam rangka Information System, sudah sesuai dengan 2. Variabel dependen
Guna Mendukung memastikan Service Quality SIKDA Generik. 3. Metode kuantitatif
Penerapan Sikda keefektifan Dependen:
Generik Menggunakan penerapan dan System Use, User
Metode HOT-Fit di dampak positif yang Satisfaction, Structure
Kabupaten Purworejo diberikan oleh Organization,
(Thenu et al., 2016) SIMPUS Environment, Net
3. Kualitatif Benefits
4. Metode wawancara
mendalam
5. Analisis isi
47

No Penelitian Model, Ruang Lingkup, Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan


Karakteristik, dan Teknik Penelitian Ini
Analisis
4. Factors known to 1. HOT-Fit (2008) Independen: Membantu 1. Model HOT-Fit
Influence Acceptance of 2. Evaluasi CDSS System Quality, mengkelompokkan (2011)
Clinical Decision untuk memetakan Information Quality, faktor penerimaan CDSS 2. Variabel dependen
Support Systems faktor penerimaan Service Quality dan mengungkapkan 3. Metode analisa data
(Kilsdonk et al., 2011) CDSS Dependen: kesenjangan dalam faktor
3. Metode literature System Use, User penelitian yang berfokus
review Satisfaction, Structure, pada penerimaan CDSS
Environment, Net pada masalah organisasi.
Benefits

5. Evaluasi Penerimaan 1. HOT-Fit (2008) Independen: Terdapat pengaruh 1. Model HOT-Fit


Kinerja Human 2. Melihat seberapa jauh System Quality, positif dan signifikan (2011)
Resource Information sistem berfungsi Information Quality, antara variable human, 2. Variabel dependen
System Universitas Bina dengan baik sesuai Service Quality organization dan 3. Metode analisa data
Darma (Diana & dengan fungsinya Dependen: technology terhadap
Kurniawan, 2014) baik dari segi System Use, User penerimaan kinerja HRIS
fungsionalitas dan Satisfaction, Structure, UBD dan dapat
kebutuhan pengguna. Environment, Net menetukan faktor
3. Menggunkan skala Benefits keberhasilan penerapan
likert HRIS.
4. Analisis
menggunakan
Structural Equaption
Modelling (SEM)
48

No Penelitian Model, Ruang Lingkup, Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan


Karakteristik, dan Teknik Penelitian Ini
Analisis
6. Evaluasi Keberhasilan 1. HOT-Fit (2006) Independen: Penerapan SLiMS belum 1. Model HOT-Fit
Implementasi Sistem 2. Mengevaluasi dan System Quality, sepenuhnya berhasil (2011)
Informasi Dengan mengetahui tingkat Information Quality, karena ditemukan 2. Variabel dependen
Pendekatan HOT Fit keberhasilan Service Quality, beberapa fitiur dalam dan independen
Model (Studi Kasus: implementasi sistem Structure Organization SLiMS yang tidak sesuai 3. Ruang lingkup
Perpustakaan STMIK informasi Dependen: dengan kebutuhan 4. Metode analisa data
AMIKOM Purwokerto), perpustakaan di System Use, User petugas perpustakaan.
(Krisbiantoro et al., STMIK AMIKOM Satisfaction, Oleh karena itu, perlu
2015) Purwokerto Environment, Net diadakan perbaikan dan
3. Metode PLS SEM Benefits pengembangan sistem
agar sesuai dengan
kebutuhan sistem pada
STMIK AMIKOM
Purwokerto
7. Evaluasi Faktor 1. HOT-Fit (2006) Independen: Dapat mengetahui 1. Model HOT-Fit
Keberhasilan Aplikasi 2. Evaluasi faktor – System Quality, faktor–faktor yang harus (2011)
Pemantauan Pelaksanaan faktor keberhasilan Information Quality, dibenahi sehingga sistem 2. Variabel dependen
Program dan Kegiatan aplikasi pemantauan Service Quality, dapat berjalan lebih dan independen
(studi kasus: pelaksanaan program Structure Organization optimal. 3. Ruang lingkup
BPSDMPK-PMP dan kegiatan Dependen:
Kemendikbud RI) Kemendikbud System Use, User
(Tammubua & Sofyan, 3. Kuantitatif Satisfaction,
2015). 4. Analisis data dengan Environment, Net
PLS SEM Benefits
5. SmartPLS 2
49

No Penelitian Model, Ruang Lingkup, Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan


Karakteristik, dan Teknik Penelitian Ini
Analisis

8. Faktor–faktor 1. HOT-Fit (2006) Independen: Dapat diketahui bahwa 1. Model HOT-Fit


Pendukung Dalam 2. Mengetahui tingkat System Quality, variabel human, (2011)
Penerapan Sistem Paket keberhasilan dari Information Quality, organization dan 2. Variabel dependen
Aplikasi Sekolah Pada implementasi PAS Service Quality technology berpengaruh dan independen
Pendidikan SMA Negeri 3. Kuantitatif Dependen: signifikan terhadap 3. Ruang lingkup
di Palembang (Nasir & System Use, User variabel net benefits
Syaputra, 2014) Satisfaction, Structure, secara bersama–sama
Environment, Net (simultan), dan dapat
Benefits mengetahui variabel
yang paling dominan
serta memberikan arahan
variabel yang harus
diperbaiki lagi.

9. Penerapan Metode HOT- 1. HOT-Fit (2006) Independen: Mengrtahui variabel – 1. Model HOT-Fit
Fit Dalam Evaluasi 2. Evaluasi terhadap IIS System Quality, variabel yang (2011)
Internal Information 3. Kuantitatif Information Quality, berpengaruh terhadap 2. Variabel dependen
System (IIS) Pada PT 4. SPPS Service Quality keberhasilan sistem dan independen
Indaco Cabang Dependen: 3. Ruang lingkup
Palembang (Saputra et System Use, User 4. Alat analisa
al., 2016) Satisfaction, Structure,
Environment, Net
Benefits
50

No Penelitian Model, Ruang Lingkup, Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan


Karakteristik, dan Teknik Penelitian Ini
Analisis
10. Evaluasi Faktor – Faktor 1. Hot Fit (2008) Independen: Dapat diketahaui 1. Model HOT-Fit
Kesuksesan 2. Memberikan System Quality, variabel – variabel yang (2011)
Implementasi Sistem penjelasan dan Information Quality, mempengaruh 2. Variabel dependen
Informasi Manajem evaluasi faktor Service Quality, keberhasilan penerapan dan independen
Rumah Sakit di PKU penerapan sistem Structure Organization SIMRS
Muhammadiyah Sruweg dibidang pelayanan Dependen:
kesehatan System Use, User
dengan Menggunakan
3. Analisa PLS SEM Satisfaction,
HOT-Fit (Bayu &
Environment, Net
Muhimmah, 2013) Benefits

Dari studi literatur sejenis yang dipaparkan sebelumnya, terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini

menambahkan variabel pengembangan sistem (system development) dalam dimensi human yang di penelitian sebelumnya belum

memasukkan variabel system development. Menurut Yusof & Yusuff (2013),variabel system development menjadikan pendekatan

penelitian ini lebih komprehensif untuk evaluasi. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini lebih lanjut.
51

2.8 Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family

2.8.1 Sejarah RSIA Grand Family

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Grand Family adalah sebuah rumah

sakit swasta yang secara khusus menyediakan fasilitas dan layanan kesehatan bagi

ibu dan anak, berlokasi di komplek Elang Laut Selatan, Pantai Indah Kapuk,

Jakarta Utara.

RSIA Grand Family dibawah manajemen PT. Family Bahagia Sejahtera

merupakan bentuk pengembangan bisnis dari RSIA Family di kawasan Pluit Mas,

yang telah beroperasi selama 10 tahun dan berhasil menjadi pilihan utama layanan

kesehatan ibu dan anak di wilayah Jakarta Utara dan sekitarnya. RSIA Grand

Family terdiri dari 5 lantai, 91 tempat tidur rawat inap, 20 poliklinik rawat jalan

dan fasilitas penunjang medis yang terdiri dari unit farmasi, laboratorium,

radiologi dan fisioterapi.

RSIA Grand Family menyediakan layanan kesehatan ibu dan anak yang

terintegrasi mulai dari layanan kebidanan dan kandungan serta kesehatan anak

umum hingga layanan sub spesialis, yaitu (paru-paru dan pernapasan), gastro

hepatologi enterologi (pencernaan anak) dan juga unit tumbuh kembang yang

dilengkapi dengan area bermain anak (playground).

2.8.2 Visi RSIA Grand Family

Visi RSIA Grand Family adalah menjadi pusat pelayanan kesehatan yang

terintegrasi bagi wanita dan anak di Indonesia.


52

2.8.3 Misi RSIA Grand Family

Berikut merupakan misi RSIA Grand Family yaitu:

a Menjalankan budaya patient safety (keselamatan pasien) dan pelayanan

yang berfokus pada pasien.

b Menjalankan fungsi pelayanan kesehatan yang terpadu dan professional.

c Menciptakan center of excellent bagi perawatan wanita dan anak dengan

menghadirkan dokter sub spesialis.

2.8.4 Kebijakan RSIA Grand Family

Kebijakan yang terdapat di RSIA Grand Family adalah sebagai berikut:

a. SK atau kebijakan pedoman pelayanan RS

b. UU Kesehatan No.36 tata kelola RS sesuai standar

c. Setiap pasien yang berkunjung dan menggunakan pelayanan RS harus

diterima dengan baik dan mendapat pelayanan aman sesuai standar

keselamatan.
53

2.8.5 SIMRS RSIA Grand Family

SIMRS RSIA Grand Family bermula pada tahun 2014. Fungsi utama dari

SIMRS tersebut adalah untuk menunjang aktivitas pelayanan kesehatan rumah

sakit terhadap pasien. Terdapat beberapa jenis layanan IT yang ditangani oleh

SIMRS RSIA Grand Family, yaitu:

a. Pendaftaran, berisikan menu pendaftaran, perjanjian, polikliknik.

b. Laboratorium, berisikan menu sekitar isi, hasil dan laporan laboratorium.

c. Konsultasi gizi, berisikan pesanan konsultasi, menu makanan dan laporan.

d. Ruang bedah, berisikan pendafataran pasien bedah.

e. Ruang rawat inap, berisikan status hunian dan pasien

f. Warehouse, berisikan transaksi, master data, report dan status stok obat.

g. Depo, berisikan transaksi barang dan status.

h. Report, berisikan laporan harian dan rekap data per bulan dan per tahun.

Pengimplementasian SIMRS menjadi pendukung kelancaran aktivitas

keseluruhan RSIA Grand Family. Dengan adanya SIMRS, RSIA Grand Family

sangatlah terbantu dalam mengelola keseluruhan sistem informasi yang ada di

rumah sakit tersebut. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Grand

Family merupakan aplikasi web-based. menjadi sebuah sistem informasi yang

terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen

Rumah Sakit dari aktivitas awal proses penerimaan pasien sampai akhir

pembayaran. SIMRS diterapkan dengan tujuan dapat memberikan efektivitas dan

efisiensi dalam segala aktivitas rumah sakit. Di samping itu, SIMRS juga

mendukung visi misi.


54
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Secara umum, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan menguji sejumlah hipotesis

terkait hubungan antara tingkat keberhasilan sistem dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Secara khusus, tahapan penelitian ini juga menerapkan

metode, teknik, dan alat secara kuantitatif seperti yang ditunjukkan oleh prosedur

penelitian.

Peneliti juga melakukan wawancara tidak terstruktur kepada beberapa

responden yang merupakan pengguna SIMRS, hasil dari wawancara tersebut

ditujukan sebagai data tambahan dalam diskusi penelitian ini. Terkait prosedur,

teknik dan alat penelitian dijelaskan dalam sub-bab berikutnya secara detail.

3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Berikut merupakan waktu penelitian mulai dari Desember sampai dengan

bulan Juli dan tahapan-tahapan penelitian, yaitu:

54
55

Tabel 3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Tahapan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Pengumpulan Data

2. Identifikasi dan

Perumusan Masalah

3. Analisa Data Berdasarkan

Model HOT-Fit

5. Interpretasi Hasil

Penelitian

6. Kesimpulan dan Saran

7. Pembuatan Laporan

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

3.3.1 Wawancara

Wawancara ini dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan kepada

direktur RSIA Grand Family, divisi IT dan beberapa karyawan aktif pengguna

SIMRS. Berikut kesimpulan hasil yang didapat dari wawancara:

1. Peneliti mendapatkan profil RSIA Grand Family.

2. Peneliti mendapatkan informasi terkait sistem berjalan seputar proses

penggunaan SIMRS di RSIA Grand Family.

3. Peneliti mendapatkan informasi awal bagaimana pandangan pengguna

terhadap penerapan SIMRS secara umum.


56

3.3.2 Studi Literatur

Peneliti mengkaji beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian

ini. Diantaranya buku-buku seputar metode penelitian kuantitatif, Human,

Organization and Technology (HOT) Fit, SmartPLS untuk mengolah data.

Selanjutnya peneliti juga membaca artikel terkait keberhasilan sistem, serta

jurnal-jurnal yang membahas penelitian keberhasilan sistem sebelumnya. Studi

literatur ini dilakukan selain sebagai sumber informasi juga sebagai referensi

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam penelitian

sebelumnya.

3.3.3 Kuesioner

Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung.

Kuesioner disebarkan kepada pengguna SIMRS di RSIA Grand Family baik

dokter, perawat, ahli gizi, admin, dll. Kuesioner dibuat dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan SIMRS di RSIA Grand Family serta faktor apa

saja yang mempengaruhi tingkat keberhasilan SIMRS dimana daftar pertanyaan

mengacu pada model Human, Organization and Technology (HOT) Fit dan

menggunakan skala Likert untuk skala penilaiannya. Penyebaran kuesioner pada

penelitian ini dilakukan secara langsung dengan bertemu langsung menghampiri

calon responden.
57

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Model Penelitian

Berdasarkan studi literatur awal yang telah peneliti lakukan, Gambar 3.1

adalah model yang diadopsi dari model penelitian Human, Organization and

Technology (HOT) Fit oleh Yusof (2011), yang terdiri atas 9 variabel yaitu dari

System Development (SD), System Use (SU), User Satisfaction (US), Structure

(STR), Environment (EVR), System Quality (SQ), Information Quality (IQ),

Service Quality (SEQ), dan Net Benefit dengan menambahkan satu relasi antara

variabel Information Quality (IQ) terhadap System Development (SD).

Gambar 3.1 Model Penelitian (Dikembangkan dari Yusof et al., 2011)


58

Model yang diajukan tersebut dikembangkan berdasarkan dari literatur

penelitian sebelumnya. Hal ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang

menyebutkan bahwa “Perusahaan yang sudah mempunyai sistem pemrosesan data

terkomputerisasi, ketika akan melakukan pengembangan sistem informasi tersebut

akan menghadapi problema pada aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik meliputi

(1) biaya pengembangan, (2) upgrading hardware, dan (3) penciptaan

infrastruktur tertentu. Sementara aspek non fisik meliputi (1) tingkat penerimaan

user, (2) dukungan manajemen, dan (3) kualitas sistem informasi (Widarno,2008).

Maka, melihat keterkaitan antara kualitas informasi dengan pengembangan

sistem, maka peneliti dalam penelitian ini mengadopsi penambahan relasi antara

variabel Information Quality (IQ) terhadap System Development (SD). Berikut

tabel 3.2 menjelaskan mengenai definisi masing-masing variabel:

Tabel 3. 2 Pengertian Variabel HOT-Fit

Variabel Pengertian Referensi


System Sistem berkolaboratif untuk
Development memaksimalkan efisiensi dan
akurasi pemantauan proyek.
System Use Ukuran penggunaan nyata sistem
yang menyatakan tingkat
penggunaan.
User Satisfaction Kepuasan pengguna terhadap
sistem yang telah berjalan.
Structure Struktur organisasi yang terbentuk
dalam sistem. Yusof et al. (2011)
Environment Lingkungan yang berada sekitar
sistem.
System Quality Kualitas sistem informasi yang
berasal dari kinerja sistem.
Information Kualitas informasi yang dihasilkan
Quality sistem.
Service Quality Kualitas pelayanan yang diberikan
dalam sistem.
59

3.4.2 Indikator Penelitian

Item yang dipilih untuk indikator dalam penelitian ini diadaptasi dari

penelitian sebelumnya yaitu Yusof dan Yusoff (2013), di mana setiap variabel

memiliki indikator supaya mempermudah dalam analisis berikutnya. Selanjutnya,

peneliti melakukan pengujian pendahuluan (pre-test) terhadap desain awal

kuesioner kepada 30 pengguna SIMRS RSIA Grand Family, tujuannya untuk

memperoleh masukan perbaikan sebelum kuesioner tersebut disebarkan. Hasil

pre-test ini dapat dilihat dibagian lampiran.

Tabel 3.3 Definisi Indikator dari Variabel Eksogen

Variabel Indikator Definisi Kode Ref


Data Accuracy Sistem telah memiliki
keakuratan data dan sesuai SQ1
kebutuhan
User Friendly Sistem memiliki tampilan
yang sederhana dan ringan
untuk kemudahan SQ2
penggunanya
Kualitas Sistem Ease of Learning Sistem dapat dipelajari Yusof &
(System Quality) SQ3 Yusuff,
pengguna dengan mudah
(SQ) Accessibility Sistem mudah di akses oleh (2013)
SQ4
pengguna
Integration Adanya saling keterkaitan
antara sub sistem satu dengan SQ5
sub sistem yang lainnya
Response Time Sistem memiliki waktu
tanggap yang singkat saat SQ6
digunakan
Relevancy Sistem menampilkan
informasi yang relevan bagi IQ1
pengguna
Usefulness Sistem memiliki informasi
Kualitas yang sangat berguna bagi IQ2
Informasi penggunanya
(Information Data Conciseness Sistem menampilkan
Yusof &
Quality) informasi yang singkat, padat IQ3
Yusuff,
(IQ) dan jelas
(2013)
Data Reliability Sistem memberikan informasi
IQ4
yang terpercaya
Timeliness Informasi yang diberikan
IQ5
sistem sudah up to date
60

Variabel Indikator Definisi Kode Ref

Technical Sistem sudah memiliki


support layanan dengan dukungan
SEQ1 Yusof &
teknis yang sesuai saat
Kualitas Yusuff,
diperlukan
Layanan (2013)
Responsiveness Sistem melayani pengguna
(Service Quality) SEQ2
dengan respon yang cepat
(SEQ)
Assurance Sistem telah memiliki
jaminan perlindungan dalam SEQ3
mengelola sistem

Tabel 3.4 Definisi Indikator dari Variabel Endogen

Variabel Indikator Definisi Kode Ref


Planning Mendefinisikan tujuan dan
ruang lingkup SD1
pengembangan sistem
Project Sistem berada dalam
Management manajemen pengelola SD2
Pengembangan sistem
Sistem (System
Project Sistem memilki waktu
Development) Yusof &
Schedulling berskala untuk untuk
(SD) SD3 Yusuff,
dipelihara dan dievaluasi
(2013)

Relationship with Sistem dikembangkan


IT Strategy sesuai dengan strategi TI SD4

Attitude Etika dalam menggunakan


SU1
sistem
Training Penggunaan sistem yang
diterapkan berdasarkan
SU2
pelatihan maupun buku
panduan
Skill Penggunaan sistem
SU3
Penggunaan dilakukan sesuai dengan
Yusof &
Sistem (System tingkat kemampuan yang
Yusuff,
Use) pengguna miliki
(2013)
(SU) Amount of Use Penggunaan sistem telah
SU4
dilakukan secara rutin
Motivation to Use Penggunaan sistem
dilakukan sesuai dengan SU5
motivasi penggunaannya
System Penggunaan sistem dapat SU6
Acceptance diterima dengan mudah oleh
pengguna
61

Variabel Indikator Definisi Kode Ref

Kepuasan Overall Kepuasaan keseluruhan


Satisfaction pengguna terhadap sistem US1
Pengguna (User
Satisfaction) Perceived Pengguna merasakan US2
(US) Usefulness manfaat keberadaan sistem Yusof &
Satisfaction with Software pendukung yang Yusuff,
Software digunakan untuk mengakses (2013)
sistem berpengaruh pada US3
kepuasan yang pengguna
miliki
Top Management Sistem memiliki dukungan
Struktur Support dari top manajemen dalam STR1
Yusof &
Organisasi penerapan sistem
Yusuff,
(Organization Leadership Sistem telah didukung oleh
(2013)
Structure) (STR) sikap kepemimpinan
STR2
organisasi secara maksimal
Struktur Teamwork Sistem didukung oleh
Organisasi sumber daya manusia yang
STR3
(Organization saling berkerja sama dalam
Structure) (STR) penerapannya
Strategy Sistem memiliki dukungan
STR4
strategi organisasi yang baik
Yusof dan
Staffing Susunan kepegawaian sudah
Yusuff
baik dalam pengelolaan STR5
(2013)
sistem
Staff turnover Sistem dapat menyimpan
dan mengelola pengetahuan
karyawan sehingga STR6
perusahaan tetap berjalan
dengan baik.
Lingkungan Government Kebijakan pemerintah ada
Organisasi pada organisasi sudah EVR1
(Environment) berjalan maksimal
(EO) Politics Penerapan sistem sudah
Yusof &
sesuai dengan kondisi,
EVR2 Yusuff,
kebutuhan dan harapan
(2013)
lingkungan organisasi
Inter- Kondisi lingkungan internal
organizational organisasi berpengaruh pada EVR3
system penerimaan sistem
Manfaat Job effect Sistem dapat menbatu NB1
(Net Benefits) melakukan pekerjaan
Yusof &
(NB) pengguna
Yusuff,
Productivity Meningkatkan produktivitas NB2
(2013)
pengguna
62

Variabel Indikator Definisi Kode Ref

Variabel Work Load Sistem dapat mengurangi NB3


Manfaat beban kerja pengguna
(Net Benefits) Effectiveness Sistem efektif dalam NB4
(NB) pengunaannya
Decision Making Sistem membantu membuat NB5 Yusof &
keputusan Yusuff,
Error Sistem membantu NB6 (2013)
mengurangi kesalahan
dalam laporan pekerjaan
Cost Mengurangi anggaran NB7
pengeluaran organisasi

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengguna Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSIA Grand Family yang terdiri dari

karyawan aktif dari tiap divisi yang berinterkasi dengan sistem. Berdasarkan

wawancara dengan Direktur RSIA Grand Family berjumlah 292 orang sedangkan

yang menggunakan sistem sebesar 120 orang. Jumlah sampel diperoleh dengan

menggunakan teknik Slovin dengan perkiraan tingkat kesalahan sebesar 5%.

Peneliti memilih tingkat kesalahan 5% dengan tingkat keakuratan sebesar 95%

disebabkan oleh pendampingan penyebaran kuesioner yang hanya mendampingi

sebagain besar kepala unit atau sebagian sampel di RSIA Grand Family.

Berikut perhitungan menggunakan Persamaan 2.1:

n= , dengan d = 5 % = 0.05

n= = 92, 3 dibulatkan menjadi 92

Dengan mempertimbangkan jumlah populasi, keterbatasan waktu dan

biaya, sejumlah 92 orang pengguna sistem menjadi sampel dalam penelitian ini.
63

Senada dengan pendapat Baley dalam Hamid (2011), bahwa penelitian

menggunakan data statistik memiliki ukuran sampel minimum 30. Maka dengan

total 92 orang sudah memenuhi syarat sampel.

3.6 Instrumen Penelitian

Peneliti melakukan pembuatan kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan sistem dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

keberhasilan SIMRS RSIA Grand Family. Kuesioner terdiri dari enam pertanyaan

mengenai profil responden, 1 pertanyaan mengenai frekuensi penggunaan SIMRS

dan l,dua pertanyaan mengenai penilaian responden terhadap SIMRS RSIA Grand

Family, serta1 pertanyaan pengujian yang telah disesuaikan dengan variabel–

variabel yang ada di model HOT-Fit. Daftar pertanyaan dapat dilihat pada tabel

3.4, selengkapnya format kuesioner dapat dilihat dibagian lampiran.

Peneliti menggunakan skala likert pada kuesioner penelitian ini yang berarti

skala penilaiannya menggunakan lima pilihan jawaban yang terdiri atas sangat

tidak setuju dengan bobot nilai 1, tidak setuju dengan bobot nilai 2, netral (tidak

tahu) dengan bobot nilai 3, setuju dengan bobot nilai 4 dan sangat setuju dengan

bobot nilai 5. Selanjutnya, untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner ini,

peneliti mengadopsi sejumlah item indikator dari sejumlah penelitian terkait

sebelumnya. Tabel 3.2 menunjukan indikator dan butir pertanyaan pengujian.

Selanjutnya, peneliti juga melakukan pengujian pendahuluan (pre-test) terhadap

desain awal kuesioner kepada pengalaman dalam menggunakan SIMRS.


64

Tujuannya untuk memperoleh masukan perbaikan sebelum kuesioner tersebut

disebarkan. Hasil pre-test ini dapat dilihat dibagian lampiran.

Tabel 3. 5 Daftar Pertanyaan

Variabel Kode Pertanyaan


Kualitas Sistem SQ1 Sistem telah memiliki keakuratan data dan sesuai dengan
(System Quality) kebutuhan saya
SQ2 Sistem memiliki tampilan yang sederhana dan ringan
SQ3 Sistem dapat dipelajari dengah mudah oleh saya
SQ4 Sistem dapat dengan mudah diakses oleh saya
SQ5 Sistem telah menghubungkan sub bagian satu dengan bagian
lainnya
SQ6 Sistem tidak memerlukan waktu yang lama dalam mengakses
informasi yang diinput
Kualitas Informasi IQ1 Sistem menampilkan informasi yang relevan dengan data yang
(Information diinput
Quality) IQ2 Sistem memiliki informasi yang berguna bagi saya
IQ3 Sistem menampilkan informasi yang singkat, padat dan jelas
IQ4 Informasi yang diberikan sistem terpercaya
IQ5 Informasi yang diberikan sistem sudah up to date
Kualitas Layanan SEQ1 Layanan sistem sudah memiliki dukungan teknis sesuai
(Service Quality) fungsinya
SEQ2 Sisten merespon dengan cepat
SEQ3 Sistem telah memiliki jaminan perlindungan dalam mengelola
sistem
Pengembangan SD1 Melakukan perencanaan terhadap pengembangan sistem
Sistem (System SD2 Proyek manajemen sangat mendukung pengembangan sistem
Development) SD3 Menentukan waktu dalam proyek pengembangan sistem
SD4 Menerapkan strategi Teknologi Informasi dalam pengembangan
sistem
Penggunaan Sistem SU1 Perilaku yang baik dapat mempengaruhi kelancaran sistem
(System Use) SU2 Pelatihan dapat mendukung penggunaan sistem
SU3 Sistem digunakan sesuai dengan pekerjaan saya
SU4 Sistem telah digunakan secara rutin oleh saya
SU5 Sistem berjalan sesuai dengan keinginan dan motivasi yang saya
miliki
SU6 Saya dapat dengan mudah menerima sistem dengan baik
Kepuasan Pengguna US1 Saya merasa puas dengan sistem secara keseluruhan
(User Satisfaction) US2 Saya merasakan manfaat dari sistem
US3 Saya puas dengan fungsi yang ada dalam sistem
65

Variabel Kode Pertanyaan

Struktur Organisasi STR1 Sistem memiliki dukungan dari top manajemen dalam penerapan
(Structure sistem
Organization) STR2 Sistem didukung dengan kepemimpinan organisasi secara
maksimal
Struktur Organisasi STR3 Sistem didukung oleh sumber daya manusia yang saling berkerja
(Structure sama dalam penerapannya
Organization) STR4 Penggunaan SIMRS menjadikan strategi organisasi di RSIA
Grand Family menjadi lebih baik
Struktur Organisasi STR5 Susunan kepegawaian sudah baik dalam pengelolaan sistem
(Structure STR6 Sistem dapat menyimpan dan mengelola pengetahuan karyawan
Organization) sehingga perusahaan tetap berjalan dengan baik dalam situasi
apapun
Lingkungan EVR1 Kebijakan pemerintah terdapat pada organisasi
Organisasi EVR2 Penerapan sistem menjadikan politik organisasi di RSIA Grand
(Environmet Family menjadi lebih meningkat
Organization) EVR3 Kondisi lingkungan internal organisasi berpengaruh pada
penerimaan sistem
Manfaat Bersih (Net NB1 Penerapan SIMRS dapat membantu melakukan pekerjaan sehari
Benefits) – hari.
NB2 Sistem dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan saya
NB3 Sistem dapat mengurangi beban kerja saya
NB4 Sistem dapat membantu pencapaian tujuan dengan efektif
NB5 Sistem membantu membuat keputusan dalam tiap kondisi
NB6 Sistem membantu saya menurunkan tingkat kesalahan saya
dalam melakukan pekerjaan saya
NB7 Sistem dapat mengurangi biaya pengeluaran menjadi lebih
efisien.

3.7 Pengumpulan Sampel dan Pelaksanaan Kuesioner

Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling sistem

memiliki fungsi yang sama bagi semua pengguna, tidak ada perbedaan cara

penggunaan atau fungsi terkait tingkatan status pengguna. Untuk menentukan

jumlah sampel dilakukan berdasarkan kriteria jumlah sampel dengan pendekatan

teknik Solvin dan PLS-SEM, dimana populasi pengguna SIMRS dengan jumlah

pegawai yang menggunakan SIMRS sebanyak 120 orang. Dengan data tersebut

maka jumlah responden 94 yang didapat dalam penelitian ini sudah memenuhi
66

syarat penentuan sampel dengan pendekatan PLS-SEM. Berdasarkan hasil data

kuesioner yang berhasil peneliti dapatkan, rinciannya dapat dilihat di Tabel 3.6.

Tabel 3. 6 Jumlah Kuesioner

∑Tidak
Metode penyebaran ∑Valid Valid Ket.

Penyebaran secara langsung 94 6 Data tidak lengkap


Total 100

3.8 Analisis Partial Least square Structural Equation Modelling (PLS-SEM)

Data yang diolah merupakan hasil dari penyebaran kuesioner kepada

pengguna SIMRS di RSIA Grand Family yang kemudian dianalisis dengan

pendekatan Partial Last Square. Analisis data menggunakan alat bantu pengujian

dengan software SmartPLS versi 3.0. Berikut Gambar 3.2 merupakan model

HOT-Fit pada PLS-SEM sebelum dianalisis:

Gambar 3.3 Model HOT Fit Menggunakan SmartPLS 3.0


67

Berikut merupakan tahapan analisis model HOT Fit pada PLS-SEM:

3.8.1 Analisis Model Pengukuran (Outer Model)

Analisis dengan menggunakan SmartPLS memiliki dua sub model yaitu

model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Model

pengukuran (outer model) bertujuan untuk menilai validitas dan reliabilitas

model, sebagaimana telah dijelaskan di dalam bab 2. Pada outer model terdiri dari

empat tahap pengujian yaitu individual item reliability, internal consistency

reliability, average variance extracted, dan discriminant validity.

3.8.2 Analisis Model Struktural (Inner Model)

Analisis model struktural (inner model) ini bertujuan untuk melihat

hubungan antar variabel laten. Uji inner model terdiri dari enam tahapan

pengujian, yaitu pengujian path coefficient (β), coefficient of determination (R²), t-

test menggunakan metode bootstraping, effect size (f2), predictive relevance ( ),

dan relative impact (q²).

3.9 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian ini terdiri dari lima tahapan secara berurutan. Tahapan

tersebut mencakup pengumpulan data, identifikasi dan perumusan masalah,

analisa HOT-Fit, interpretasi hasil penelitian dan yang terakhir adalah kesimpulan

dan saran. Berikut merupakan kerangka penelitian yang ditunjukkan pada Gambar

3.3.
68

Gambar 3. 4 Tahapan Penelitian


BAB 4

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

4.1 Hasil Analisis

4.1.1 Hasil Analisis Demografi

Tahap ini dilakukan dengan menganalisis jawaban responden terhadap

pertanyaan yang ada dalam kuesioner, khususnya pertanyaan pada bagian profil

responden dan pertanyaan tentang SIMRS untuk menghasilkan informasi

demografis terkait karakteristik responden, peranan SIMRS, serta status

keberhasilan sistem SIMRS. Data responden yang berhasil diperoleh peneliti

dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan (26 Februari 2018 s.d 25 Maret 2018)

adalah sebanyak 94 data. Informasi demografis tersebut meliputi jenis kelamin,

status pekerjaan, unit kerja, peranan sistem, dan status kepuasan pengguna sistem.

Tabel 4.1 menunjukkan statistik informasi demografis.

Tabel 4.1 Statistik Informasi Demografis


Tingkat
Jenis Unit
Divisi Usia Frekuensi Peranan Keberhasilan
Kelamin Kerja
Sistem
Valid 94 94 94 94 94 94 94
Missing 0 0 0 0 0 0 0

a. Jenis Kelamin

Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa dari 94 data responden yang digunakan

dalam penelitian ini, sebagian besar didominasi oleh responden dengan jenis

69
70

kelamin perempuan, yaitu sebanyak 77 orang (81.91 %) dan sisanya berasal dari

responden laki-laki, itu sebanyak 17 orang (18.09 %).

Tabel 4.2 Statistik Informasi Jenis Kelamin Responden

Valid
Jenis Kelamin Frequency Percent
Percent
L 17 18.09 18.09
P 77 81.91 81.91
Total 94 100.0 100.0

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden

b. Divisi

Dari Gambar 4.2 diketahui bahwa mayoritas responden berasal dari medis,

yaitu sebanyak 48 orang (51.06 %) dan sisanya sebanyak 46 orang (48.94 %)

berasal dari non medis.

Tabel 4. 3 Statistik Informasi Divisi Responden

Divisi Frequency Percent Valid Percent


Medis 48 51.06 51.06
Non Medis 46 48.94 48.94
Total 94 100.0 100.0
71

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Divisi Responden

c. Unit Kerja

Dari Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa pada penelitian ini jumlah

responden terbanyak berasal dari farmasi, yaitu sebanyak 23 orang (24.47%) dan

selanjutnya disusul dengan responden administrasi, yaitu sebanyak 19 orang

(20.21%). Jumlah responden yang paling sedikit berasal dari Diklat Umum, IT

dan Mutu yang masing-masing sebanyak 1 orang saja (1.06 %).

Tabel 4.4 Statistik Informasi Unit Kerja Responden

Unit Kerja Freuency Percent Valid Percent


Administrasi 19 20.21 20.21
Bidan 5 5.32 5.32
Diklat Umum 1 1.06 1.06
Dokter 6 6.38 6.38
Farmasi 23 24.47 24.47
Finance Accounting 5 5.32 5.32
IT 1 1.06 1.06
Kasir 12 12.7 12.7
Marketing 4 4.26 4.26
Mutu 1 1.06 1.06
Perawat 13 13.83 13.83
Sekretariat 2 2.13 2.13
Umum 2 2.13 2.13
Total 94 100.0 100.0
72

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Unit Kerja Responden

d. Usia

Dari Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa pada penelitian ini jumlah

responden terbanyak berasal dari usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 60 orang

(63.83%), diikuti usia 30-40 tahun sebanyak 26 orang(27.66%) dan responden

paling sedikit berasal dari responden yang memiliki usia >40 tahun yaitu 1 orang

saja (1.06%).

Tabel 4. 5 Statistik Informasi Usia Responden

Usia Freuency Percent Valid Percent


<20 7 7.45 7.45
>40 1 1.06 1.06
30-40 26 63.83 63.83
30-40 26 27.66 27.66
Total 94 100.0 100.0
73

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Usia Responden

e. Frekuensi Penggunaan

Dari Gambar 4.5 bahwa pada penelitian ini jumlah responden terbanyak

berasal dari frekuensi > 15 kali yaitu sebanyak 68 orang (72.34%) dan responden

paling sedikit berasal dari responden yang memiliki frekuensi penggunaan 10 s.d

15 kali yaitu sebanyak 6 orang (6.38%).

Tabel 4.6 Statistik Informasi Frekuensi Penggunaan Responden

Frekuensi
Frecuency Percent Valid Percent
Penggunaan
<5 11 11.70 11.70
>15 68 72.34 72.34
10 s.d 15 6 6.38 6.38
5 s.d 10 9 9.57 9.57
Total 94 100.0 100.0

Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Frekuensi Penggunaan Sistem


74

f. Peranan Sistem

Gambar 4.6 memperlihatkan bahwa sebanyak 52 responden (55.32%) pada

penelitian ini merasa terbantu dengan adanya sistem dan 26 responden (27.66%)

diantaranya mengatakan sistem cukup membantu dalam menyelesaikan pekerjaan

atau tugas mereka. Hanya 2 responden (2.13%) yang mengatakan bahwa sistem

kurang membantu dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas mereka.

Tabel 4.7 Statistik Informasi Peranan Sistem Menurut Responden

Peranan Sistem Freuency Percent Valid Percent


Cukup Membantu 26 27.66 27.66
Kurang Membantu 2 2.13 2.13
Membantu 52 55.32 55.32
Sangat Membantu 14 14.89 14.89
Total 94 100.0 100.0

Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Peranan Sistem

g. Status Keberhasilan Sistem

Berdasarkan Gambar 4.7 diketahui bahwa sebagian besar responden

menyatakan status keberhasilan sistem baik, yaitu sebanyak 81 orang (86.17%).


75

Sebanyak 12 responden (12.77%) bahkan merasa sistem sangat baik. Lalu,

sebanyak 1 responden (1.06%) merasa sistem kurang baik.

Tabel 4.8 Statistik Informasi Keberhasilan SIMRS RSIA Grand Family


Keberhasilan Sistem Frecuency Percent Valid Percent
Baik 81 86.17 86.17
Kurang Baik 1 1.06 1.06
Sangat Baik 12 12.77 12.77
Total 94 100.0 100.0

Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Status Keberhasilan Sistem

4.1.2 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan pada tahap ini

dimana analisis pengukuran model ini terdiri atas empat tahap pengujian. Empat

tahap pengujian itu terdiri dari individual item reliability, internal consistency

reliability, average variance extracted, dan discriminant validity. Berikut hasil

analisis pengukuran model dijelaskan dalam empat tahap:

a. Individual Item Reliability

Uji Individual Item Reability dilakukan dengan melihat standardized

loading factor yang menggambarkan besarnya korelasi antara setiap item


76

pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan melihat nilai loading factor.

Nilai loading factor diatas 0.7 dapat dikatakan baik, artinya bahwa indikator

tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang mengukur konstruk (Yamin &

Kurniawan, 2011; Fitriani, 2016). Mengacu pada standar nilai loading factor,

setelah melalui pengujian pada SmartPLS 3.0, dengan hasil pada Tabel 4.9,

dilakukan penghapusan pada lima indikator yang memiliki loading factor di

bawah 0,7 yaitu IQ5, SU5, SU6, NB6, NB7 karena setelah penghapusan keempat

indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 3.0, seluruh

loading factor sudah memenuhi syarat >0,7.

Tabel 4.9 Hasil Awal Uji Loading Factor dengan SmartPLS 3.0

Indikator EVR IQ NB SD SEQ SQ STR SU US

EVR1 0.881
EVR2 0.950
EVR3 0.917
IQ1 0.745
IQ2 0.767
IQ3 0.779
IQ4 0.780
IQ5 0.415
NB1 0.706
NB2 0.762
NB3 0.711
NB4 0.804
NB5 0.722
NB6 0.395
NB7 0.356
SD1 0.863
SD2 0.917
SD3 0.877
SD4 0.849
SEQ1 0.912
77

SEQ2 0.905
SEQ3 0.868
SQ1 0.823
SQ2 0.771
SQ3 0.805
SQ4 0.764
SQ5 0.754
SQ6 0.730
STR1 0.758
STR2 0.803
STR3 0.820
STR4 0.759
STR5 0.771
STR6 0.818
SU1 0.895
SU2 0.905
SU3 0.934
SU4 0.904
SU5 0.386
SU6 0.293
US1 0.840
US2 0.819
US3 0.878

Tabel 4.10 menunjukan hasil uji loading factor setelah penghapusan lima
indikator yang telah dijelaskan sebelumnya. Semua nilai outer loading di atas 0.7
sehingga hasil uji loading factor sudah valid dan dapat dilanjutkan untuk
pengujian selanjutnya.

Tabel 4.10 Hasil Uji Loading Factor dengan SmartPLS 3.0 Setelah Penghapusan

Indikator EVR IQ NB SD SEQ SQ STR SU US

EVR1 0.881
EVR2 0.950
EVR3 0.918
IQ1 0.741
IQ2 0.776
78

IQ3 0.799
IQ4 0.791
IQ5*
NB1 0.721
NB2 0.770
NB3 0.714
NB4 0.811
NB5 0.734
NB6*
NB7*
SD1 0.861
SD2 0.915
SD3 0.881
SD4 0.849
SEQ1 0.912
SEQ2 0.905
SEQ3 0.868
SQ1 0.824
SQ2 0.770
SQ3 0.804
SQ4 0.763
SQ5 0.755
SQ6 0.731
STR1 0.760
STR2 0.806
STR3 0.819
STR4 0.762
STR5 0.768
STR6 0.817
SU1 0.900
SU2 0.913
SU3 0.946
SU4 0.909
SU5*
SU6*
US1 0.840
US2 0.819
US3 0.879
79

Keterangan:
* : Dihapus

b. Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite reliability

(CR) dengan batas ambang di atas 0.7. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.11

bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 0.7 sehingga memenuhi syarat dan

valid untuk digunakan dalam model penelitian ini.

Tabel 4.11 Hasil Uji Composite Reliability dengan SmartPLS 3.0


Variabel Composite Reliability
Environment Organization 0.940
Information Quality 0.859
Net Benefits 0.866
System Development 0.930
Service Quality 0.924
System Quality 0.900
Structure Organization 0.908
System Use 0.955
User Satisfaction 0.883

c. Average Variance Extracted (AVE)

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat nilai

average variance extracted (AVE), dimana nilai AVE menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung oleh

variabel laten (konstruk). Nilai AVE minimal 0.5 menunjukkan ukuran


80

convergent validity yang baik. Artinya, variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-indikatornya.

Tabel 4.12 Hasil Average Variance Extracted dengan SmartPLS 3.0


Variabel Average Variance
Extracted (AVE)
Environment Organization 0.840
Information Quality 0.604
Net Benefits 0.564
System Development 0.769
Service Quality 0.801
System Quality 0.601
Structure Organization 0.622
System Use 0.842
User Satisfaction 0.716

Hasilnya nilai AVE pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.12 yang

menunjukan bahwa nilai AVE setiap variabel sudah di atas 0,5 sehingga

memenuhi syarat dan tidak ada masalah dalam uji nilai AVE.

d. Discriminant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading, pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya. Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya, hal

ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka lebih

baik dari blok lainnya. Selanjutnya dengan memeriksa cross loading.

Fornell-Lacker’s yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE,

dimana nilai akar AVE harus ebih tinggi daripada korelasi antara konstruk
81

dengan konstruk lainnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13 yang telah

menunjukkan bahwa nilai cross loading indikator yang diberi blok kuning pada

setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok

lainnya.

Tabel 4.13 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) dengan SmartPLS 3.0

Indika EVR IQ NB SD SEQ SQ STR SU US


tor
EVR1 0.881 0.043 0.393 0.012 0.222 0.264 0.364 0.236 0.239
EVR2 0.950 0.140 0.460 0.036 0.197 0.337 0.376 0.256 0.303
EVR3 0.918 0.204 0.467 0.167 0.311 0.318 0.427 0.330 0.425
IQ1 0.091 0.741 -0.122 0.646 0.374 0.363 -0.062 0.446 0.344
IQ2 -0.003 0.776 0.033 0.708 0.358 0.394 0.149 0.456 0.443
IQ3 0.238 0.799 0.242 0.542 0.460 0.538 0.271 0.606 0.525
IQ4 0.123 0.791 0.052 0.412 0.417 0.402 0.024 0.529 0.378
NB1 0.404 -0.044 0.721 -0.015 0.023 0.048 0.426 0.145 0.151
NB2 0.430 0.090 0.770 0.123 0.129 0.102 0.392 0.260 0.254
NB3 0.314 0.122 0.714 0.020 0.224 0.048 0.384 0.305 0.295
NB4 0.370 0.087 0.811 -0.013 0.274 0.047 0.580 0.332 0.313
NB5 0.299 0.018 0.734 -0.081 0.149 0.092 0.468 0.203 0.155
SD1 0.033 0.616 -0.078 0.861 0.370 0.385 0.056 0.316 0.314
SD2 0.076 0.682 -0.011 0.915 0.455 0.546 0.166 0.433 0.449
SD3 0.067 0.660 0.006 0.881 0.626 0.495 0.188 0.527 0.503
SD4 0.109 0.672 0.092 0.849 0.467 0.514 0.103 0.465 0.387
SEQ1 0.308 0.514 0.245 0.481 0.912 0.481 0.292 0.705 0.562
SEQ2 0.192 0.452 0.181 0.569 0.905 0.502 0.254 0.660 0.481
SEQ3 0.214 0.419 0.158 0.421 0.868 0.314 0.137 0.616 0.427
SQ1 0.377 0.515 0.212 0.479 0.484 0.824 0.378 0.457 0.517
SQ2 0.255 0.388 0.036 0.458 0.443 0.770 0.290 0.384 0.443
SQ3 0.217 0.360 -0.064 0.461 0.338 0.804 0.102 0.260 0.353
SQ4 0.166 0.439 -0.053 0.512 0.334 0.763 0.098 0.312 0.304
SQ5 0.118 0.368 -0.060 0.371 0.249 0.755 0.128 0.327 0.400
SQ6 0.356 0.454 0.237 0.322 0.376 0.731 0.310 0.521 0.656
STR1 0.329 -0.009 0.460 0.084 0.270 0.147 0.760 0.296 0.349
82

STR2 0.250 0.005 0.445 0.007 0.198 0.147 0.806 0.317 0.383
STR3 0.342 0.198 0.505 0.257 0.216 0.270 0.819 0.216 0.302
STR4 0.255 -0.026 0.541 -0.042 0.064 0.111 0.762 0.179 0.242
STR5 0.410 0.276 0.471 0.246 0.289 0.394 0.768 0.298 0.441
STR6 0.403 0.149 0.460 0.112 0.173 0.310 0.817 0.185 0.383
SU1 0.392 0.645 0.341 0.520 0.727 0.506 0.298 0.900 0.668
SU2 0.245 0.572 0.308 0.397 0.614 0.402 0.269 0.913 0.612
SU3 0.247 0.628 0.268 0.501 0.725 0.524 0.293 0.946 0.662
SU4 0.211 0.558 0.312 0.407 0.637 0.398 0.294 0.909 0.725
US1 0.281 0.483 0.395 0.456 0.515 0.406 0.484 0.670 0.840
US2 0.273 0.443 0.181 0.453 0.408 0.542 0.257 0.527 0.819
US3 0.350 0.468 0.204 0.303 0.468 0.570 0.373 0.639 0.879

Tabel 4.14 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell- Lacker’s)
dengan SmartPLS 3.0

Variabel EVR IQ NB SD SEQ SQ STR SU US


EVR 0.917
IQ 0.146 0.777
NB 0.482 0.073 0.751
SD 0.082 0.751 0.005 0.877
SEQ 0.268 0.518 0.220 0.551 0.895
SQ 0.336 0.550 0.088 0.556 0.490 0.775
STR 0.426 0.134 0.609 0.149 0.260 0.300 0.789
SU 0.302 0.657 0.335 0.500 0.740 0.502 0.315 0.917
US 0.357 0.550 0.314 0.475 0.551 0.594 0.446 0.728 0.846

Tabel 4.14 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada korelasi
antara konstruk dengan konstruk lainnya. Sehingga berdasarkan hasil pemeriksaan
dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam uji
discriminant validity.
Berikut Gambar 4.18 menunjukan hasil analisis setelah melalui analisis

outer model. Berdasarkan empat tahap yang telah dilakukan pada analisis

pengukuran model (outer model) sebelumnya, dapat diketahui bahwa model yang

diajukan dalam penelitian ini sudah memiliki karakteristik yang baik secara

statistik, sesuai dengan syarat pada masing-masing tahapan yang ada pada
83

pengukuran model (individual item reliability, internal consistency reliability,

average variance extracted, dan discriminant validity). Sehingga dapat diambil

kesimpulan dari hasil analisis pengukuran model bahwa model tersebut memenuhi

syarat untuk dilanjutkan ke tahap pengujian model struktural (inner model).

Gambar 4.8 Hasil Analisis Outer Model dengan SmartPLS 3.0

4.1.3 Hasil Analisis Model Struktural (Inner Model)

Pada tahap analisis model struktural ini dilakukan enam tahap pengujian,

yang terdiri dari pengujian path coefficient (β), coefficient of determination (R²), t-

test menggunakan metode bootstraping, effect size (f2), predictive relevance ( ),

dan relative impact (q²)


84

a. Uji Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 0,1,

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika hasil

nilai uji path coefficient berada di atas 0.1. Hasilnya dari 18 jalur yang ada pada

model penelitian ini, terdapat 4 jalur yang tidak signifikan, dan dapat dilihat pada

Tabel 4.15 hasil nilai uji path coefficient semuanya memiliki nilai di atas 0.1.

Tabel 4.15 Hasil Uji Path Coefficient

Hubungan antar Variabel


β
(Dependen → Independen)
STR → EVR 0.426
EVR → NB 0.242
SD → NB -0.173
STR → NB 0.495
SU → NB 0.273
US → NB -0.110
IQ → SD 0.662
SEQ → SD 0.309
SQ → SD 0.163
SU → SD -0.245
SEQ → STR 0.260
IQ → SU 0.266
SEQ → SU 0.425
SQ → SU -0.091
US → SU 0.401
IQ → US 0.224
SEQ → US 0.269
SQ → US 0.338
85

b. Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target variabel

endogen (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0.670 dinyatakan sebagai kuat, sekitar 0.333

dinyatakan sebagai moderat, dan 0.190 atau di bawahnya menunjukkan tingkat

varian yang lemah.

Tabel 4.16 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R2
Environment Organization (EVR) 0.181
Net Benefit (NB) 0.475
System Development (SD) 0.635
Structure Organization (STR) 0.068
System Use (SU) 0.735
User Satisfaction (US) 0.473

Melalui Tabel 4.16 dapat dilihat hasil uji coefficient of determination,

dimana R2 dari Environment Organization memiliki nilai 0.181, Net Benefit

memiliki nilai 0.475, System Development memiliki nilai 0.635, Structure

Organization 0.068, System Use 0.735 dan User Satifaction 0.473. Tabel

menunjukkan bahwa R2 dari STR adalah varian terlemah dengan nilai 0.068 yang

dapat diartikan bahwa variabel eksogen SEQ secara lemah (6.8 %) varian dari

STR. Selanjutnya diikuti dengan EVR yang juga masuk tingkat varian lemah

dengan nilai 0.181 yang dapat diartikan bahwa STR secara lemah (18.1 %) varian

dari EVR. Sedangkan NB, SD, SU, US menunjukkan varian moderat.


86

c. Uji T-test

Pada pengujian t-test ini dilakukan dengan menggunakan metode

bootstrapping pada SmartPLS 3.0, menggunakan uji two-tailed dengan tingkat

signifikansi 5% untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Pada tingkat

signifikansi 5% hipotesis akan diterima jika memiliki t-test lebih besar dari 1.96.

Melalui Tabel 4.9 dapat dilihat hasil uji t-test, dimana hasilnya terdapat 4 jalur

dibawah 1.96 sehingga menyatakan bahwa keempat hipotesis pada penelitian ini

ditolak. Tabel 4.17 menunjukkan bahwa ada 4 dari 18 hipotesis ditolak dan

sisanya diterima.

Tabel 4.17 Hasil Uji T-test dengan SmartPLS 3.0

Hubungan antar Variabel


t-test
(Dependen → Independen)
EVR -> NB 2.638
IQ -> SD 6.489
IQ -> SU 2.770
IQ -> US 2.142
SD -> NB 1.892
SEQ -> SD 2.807
SEQ -> STR 2.080
SEQ -> SU 4.202
SEQ -> US 2.127
SQ -> SD 2.072
SQ -> SU 1.303
SQ -> US 3.402
STR -> EVR 3.941
STR -> NB 4.510
SU -> NB 2.241
SU -> SD 1.885
US -> NB 0.875
US -> SU 3.770
87

d. Effect Size (f2)

Pengujian ini dilakukan untuk memprediksi pengaruh variabel tertentu

terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar

0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk menengah, dan 0,35 untuk pengaruh besar.

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.18, hasil dari pengujian f2 terhadap

18 jalur yang ada pada penelitian ini. SEQ  SU memiliki pengaruh yang besar

dan 2 jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil.

Tabel 4.18 Hasil Uji Effect Size dengan SmartPLS 3.0

EVR IQ NB SD SEQ SQ STR SU US


EVR 0.086

IQ 0.605 0.156 0.059

NB

SD 0.041

SEQ 0.114 0.072 0.421 0.093

SQ 0.047 0.018 0.139

STR 0.221 0.335

SU 0.062 0.057

US 0.009 0.320

e. Predictive Relevance ( )

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan

bukti bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model


88

dengan ambang batas pengukuran di atas nol (Hair et al., 2012). Tabel 4.19

menunjukan bahwa dari semua variabel memiliki keterkaitan prediktif.

Tabel 4. 19 Hasil Uji Predictive Relevance dengan SmartPLS 3.0


Variabel Endogen Q²

EVR 0.134

NB 0.220

SD 0.447

STR 0.029

SU 0.561

US 0.299

f. Relative Impact ( )

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan variabel

lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 0.02 untuk pengaruh kecil, 0.15 untuk

pengaruh menengah/sedang, dan 0.35 untuk pengaruh besar (Hair et al., 2012).

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.20, hasil dari pengujian q² terhadap 18

jalur pada penelitian ini menunjukan bahwa 5 jalur memiliki pengaruh menengah

/sedang dan sisanya memiliki pengaruh kecil.

Tabel 4.20 Hasil Uji Relative Impact dengan SmartPLS 3.0

q2 Analisis
No Jalur 2 2 2
Q -in Q -ex ∑q q2
H1 SQ → SD 0.447 0.437 0.180 Menengah
H2 SQ → SU 0.561 0.561 0 Kecil
89

H3 SQ → US 0.299 0.251 0.068 Kecil


H4 IQ → SD 0.447 0.291 0.282 Menengah
H5 IQ → SU 0.561 0.528 0.075 Kecil
H6 IQ → US 0.299 0.285 0.019 Kecil
H7 SEQ →SD 0.447 0.419 0.050 Kecil
H8 SEQ → SU 0.561 0.479 0.186 Menengah
H9 SEQ → US 0.299 0.272 0.038 Kecil
H10 SEQ → STR 0.029 0 0.029 Kecil
H11 SU → SD 0.447 0.444 0.005 Kecil
H12 US → SU 0.561 0.493 0.154 Menengah
H13 STR → EVR 0.134 0 0.154 Menengah
H14 SD → NB 0.220 0.212 0.010 Kecil
H15 SU → NB 0.220 0.204 0.020 Kecil
H16 US → NB 0.220 0.221 -0.001 Kecil
H17 STR → NB 0.220 0.140 0.102 Kecil
H18 EVR → NB 0.220 0.199 0.026 Kecil

Tabel 4.20 menunjukkan hasil bahwa dari 18 jalur terdapat 5 jalur yang

mempunyai nilai di atas 0,15 yang berarti memiliki pengaruh

menengah/sedang yaitu SQ → SD, IQ → SD, SEQ → SU, US → SU, dan STR

→ EVR. Dan sisanya, terdapat 13 jalur yang memiliki pengaruh kecil.


90

Tabel 4. 21 Ringkasan Hasil Analisis Struktural Model

q2 Analisis
2 ∑ f2
No Jalur β t-test R
Q2-in Q2-ex ∑ q2 β t-test R2 f2 Q2 q2
Predictive
H1 SQ → SD 0.163 2.072 0.635 0.047 0.447 0.437 0.180 Sign Diterima M K Relevance m
Predictive
H2 SQ → SU -0.091 1.303 0.735 0.018 0.561 0.561 0 Insign Ditolak K K Relevance k
Predictive
H3 SQ → US 0.338 3.402 0.473 0.139 0.299 0.251 0.068 Sign Diterima M K Relevance k
Predictive
H4 IQ → SD 0.662 6.489 0.635 0.605 0.447 0.291 0.282 Sign Diterima M B Relevance m
Predictive
H5 IQ → SU 0.266 2.770 0.735 0.156 0.561 0.528 0.075 Sign Diterima K M Relevance k
Predictive
H6 IQ → US 0.224 2.142 0.473 0.059 0.299 0.285 0.019 Sign Diterima M K Relevance k
Predictive K
H7 SEQ →SD 0.309 2.807 0.635 0.114 0.447 0.419 0.050 Sign Diterima M K Relevance
Predictive
H8 SEQ → SU 0.425 4.202 0.735 0.421 0.561 0.479 0.186 Sign Diterima K B Relevance m
Predictive
H9 SEQ → US 0.269 2.127 0.473 0.093 0.299 0.272 0.038 Sign Diterima M K Relevance k
Predictive
H10 SEQ → STR 0.260 2.080 0.068 0.072 0.029 0 0.029 Sign Diterima L K Relevance k
Predictive
H11 SU → SD -0.245 1.885 0.635 0.057 0.447 0.444 0.005 Insign Ditolak M K Relevance k
91

q2 Analisis
2 ∑ f2
No Jalur β t-test R
Q2-in Q2-ex ∑ q2 β t-test R2 f2 Q2 q2
Predictive
H12 US → SU 0.401 3.770 0.735 0.320 0.561 0.493 0.154 Sign Diterima K M Relevance m
Predictive
H13 STR → EVR 0.426 3.941 0.181 0.221 0.134 0 0.154 Sign Diterima L M Relevance m
Predictive
H14 SD → NB -0.173 1.892 0.475 0.041 0.220 0.212 0.010 Insign Ditolak M K Relevance k
Predictive
H15 SU → NB 0.273 2.241 0.475 0.062 0.220 0.204 0.020 Sign Diterima M K Relevance k
Predictive
H16 US → NB -0.110 0.875 0.475 0.009 0.220 0.221 -0.001 Insign Ditolak M K Relevance k
Predictive
H17 STR → NB 0.495 4.510 0.475 0.335 0.220 0.140 0.102 Sign Diterima M M Relevance k
Predictive
H18 EVR → NB 0.242 2.638 0.475 0.086 0.220 0.199 0.026 Sign Diterima M K Relevance k

Keterangan:
Sign : Signifikan K : Kuat L : Lemah m : Menengah
Insign : Insignifikan M : Moderat b : Besar k : Kecil
92

4.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis

4.2.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisi Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis profil responden, peneliti

melakukan interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya yaitu sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin

Seperti yang dapat ditunjukkan pada Gambar 4.1 tentang jenis kelamin

responden, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini didominasi oleh

jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 77 orang (81.91%) dan sisanya berasal

dari responden laki-laki, yaitu sebanyak 17 orang (18.09%). Hal ini sesuai dengan

data jumlah pengguna SIMRS RSIA Grand Family perempuan sebanyak 84 orang

dan laki-laki sebanyak 36 orang .

b. Divisi

Berdasarkan Gambar 4.3 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar berada

pada divisi medis sebesar 48 responden (51.06%), diikuti dengan divisi non medis

sebesar 46 orang (48.94%). Hal ini disebabkan karena mayoritas pengguna SIMRS

adalah dari dari medis sebesar 75 orang dan non medis 45 orang.

c. Unit Kerja

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.4 tentang unit kerja responden,

diketahui bahwa jumlah responden terbanyak berasal dari farmasi yaitu sebanyak

23 orang (24.47%), diikuti dengan responden dari administrasi sebanyak 19 orang

(20.21%), perawat sebanyak 13 orang (13.83%), kasir sebanyak 12 orang (12.77%),

dokter 6 orang (6.38% ), finance accounting sebanyak 5 orang dan bidan sebanyak
93

5 orang (5.32%), dan marketing sebanyak 4 orang (4.26%), Sekretariat dan Umum

sebanyak 2 orang (2.13 %). Hal ini sesuai dengan data yang menunjukkan bahwa

pengguna SIMRS dominan pada divisi medis.

d. Usia

Berdasarkan Gambar 4.3 yang ada pada sub bab hasil analisis demografis

diatas, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar berada

pada rentang usia 21-30 tahun sebanyak 60responden (63.83%), diikuti rentang usia

31-40 tahun sebanyak 26 responden (27.66%), dilanjutkan rentang usia kurang dari

20 tahun sebanyak 7 orang (7.45%) dan 1 orang responden dengan rentang usia

lebih dari 40 tahun (1.06%). Hal ini disebabkan karena mayoritas pengguna SIMRS

adalah pegawai fresh graduate.

e. Frekuensi Penggunaan

Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini penggunaan

SIMRS sudah mencapai frekuensi penggunaan lebih dari 15 kali dengan responden

sebanyak 68 orang (72.34%), diikuti dengan frekuensi kurang dari 5 kali sebanyak

11 orang (11.70%), 5 sampai dengan 10 kali dengan responden sebanyak 9 orang

(9.57%), 10 sampai dengan 15 kali sebanyak 6 orang (6.38%). Hal ini sesuai

dengan aktivitas penggunaan SIMRS bahwa tiap aktivitas rumah sakit RSIA Grand

Family melibatkan SIMRS.

f. Peranan Sistem

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.4 tentang peranan sistem bagi

responden diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah responden merasa terbantu

oleh sistem yaitu sebanyak 52 orang (55.32%). Hal ini sesuai dengan tujuan
94

diterapkannya sistem yaitu untuk memudahkan keperluan aktivitas rumah sakit dan

memudahkan pekerjaan pegawai RSIA Grand Family.

g. Status Keberhasilan Sistem

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.5 tentang status keberhasilan sistem

dapat diketahui bahwa hampir dari seluruh responden yaitu sekitar 98.94%

responden menilai status keberhasilan sistem baik dan 1.06 % menilai sistem

kurang baik. Peneliti beranggapan bahwa hal ini mungkin terjadi disebabkan oleh

adanya kesenjangan/gap antara harapan pengguna dengan kenyataan yang ada.

Tingkat harapan pengguna yang cukup tinggi terhadap sistem, sehingga walaupun

banyak pengguna yang merasa terbantu dengan sistem, banyak juga pengguna

masih menilai sistem kurang baik. Hasil ini juga menjelaskan tentang status

keberhasilan sistem terhadap SIMRS RSIA Grand Family dari persepsi pengguna

akhirnya (karyawan) pada saat ini, sesuai dengan tujuan dan sasaran penelitian yang

tercantum dalam Bab 1.

4.2.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran, ada dua poin penting yang

harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:

a. Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model dari model penelitian ini.


95

b. Dihapuskannya lima indikator yaitu IQ5, SU5, SU6, NB6 dan NB7 dalam

model penelitian ini.

Peneliti beranggapan kemungkinan besar penghapusan ini terjadi adalah

sebagai berikut:

a. Pemilihan dan penggunaan item pernyataan/indikator yang kurang tepat

dalam kuesioner.

b. Masih ditemukan kalimat yang memiliki makna hampir sama dalam

penulisan item pernyataan/indikator dalam kuesioner .

Oleh karena itu, perlu adanya peninjauan kembali dan pengembangan

instrumen penelitian tersebut, baik melalui masukan/saran dari para ahli seperti

dosen-dosen, peneliti sebelumnya, atau yang lainnya agar diperoleh model

penelitian yang lebih tepat (khususnya terkait dengan penggunaan delapan indikator

tersebut) di penelitian selanjutnya dan agar bisa meminimalisir penghapusan

indikator. Terkait dengan hal ini, meskipun pembuatan instrumen dan pemilihan

responden dalam penelitian ini telah dilakukan dengan sebaik mungkin, hal-hal di

luar rencana dan kendali tidak dapat dihindari khususnya saat pelaksanaan

penelitian di lapangan.

4.2.3 Interpretasi dan Diskusi Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari

enam tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β), coefficient of

determination (R2), t-test menggunakan metode bootstrapping, effect size (f2),

predictive relevance ( ), dan relative impact ( ). Berikut adalah pemaparan yang


96

dilakukan dengan mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-

hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya:

Q1. Apakah SQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis satu

(H1) yaitu hubungan SQ→SD diterima, sehingga dapat diartikan bahwa SQ

memiliki pengaruh positif terhadap SD.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.163 yang

berarti SQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD, dengan nilai coefficient of

determination (R²) dimana SQ dan SD memiliki nilai yaitu 0.635. Hal ini didukung

dengan penelitian sebelumnya bahwa kualitas sistem Informasi berpengaruh atas

keberhasilan pengembangan sistem informasi (Fajar & Shofi, 2016), sehingga dapat

disimpulkan H1 diterima dalam penelitian ini.

Q2. Apakah SQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa hipotesis dua (H2)

yaitu hubungan SQ→SU ditolak. Artinya SQ tidak memiliki pengaruh terhadap

SU, hubungan SQ→SU juga memiliki pengaruh kecil berdasarkan perhitungan f2.

Hal ini juga sesuai dengan penlitian terdahulu (Radityo & Zulaikha, 2007;Fatania,

2011; Tammubua et al., 2015) di mana kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap

penggunaan sistem informasi. Hal ini terjadi disebabkan sebagian besar responden

kurang begitu memahami kualitas sistem yang dihasilkan oleh SIMRS RSIA Grand

Family, sehingga dapat disimpulkan H2 ditolak dalam penelitian ini.


97

Q3. Apakah SQ berpengaruh secara signifikan terhadap US?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

tiga (H3) yaitu hubungan SQ→ US diterima, sehingga dapat diartikan bahwa SQ

memiliki pengaruh positif terhadap US.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.338 yang

berarti SQ berpengaruh secara signifikan terhadap US, dengan nilai coefficient of

determination (R²) dimana SQ → US memiliki pengaruh moderat yaitu 0.437. Hal

ini sesuai dengan penelitian terdahulu (Zai & Dewi, 2014; Istianingsih &

Wijayanto, 2008; Harianto, 2013; Tammubua et al., 2015) bahwa System Quality

(SQ) berpengaruh positif terhadap variabel User Satisfaction (US), sehingga dapat

disimpulkan H3 diterima dalam penelitian ini.

Q4. Apakah IQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

empat (H4) yaitu hubungan IQ→ SD diterima, sehingga dapat diartikan bahwa IQ

memiliki pengaruh positif terhadap SD.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.662 yang

berarti IQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD, dengan nilai coefficient of

determination (R²) dimana SQ dan US memiliki pengaruh moderat yaitu 0.635

serta perhitungan f2 sebesar 0.605 yaitu memiliki pengaruh besar. Hal ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya (Yusof et al., 2011), sehingga dapat disimpulkan H4

diterima dalam penelitian ini.


98

Q5. Apakah IQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

lima (H5) yaitu hubungan IQ→ SU diterima, sehingga dapat diartikan bahwa IQ

memiliki pengaruh positif terhadap SU.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.266 yang

berarti IQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU, dengan nilai coefficient of

determination (R²) dan f2 yaitu memiliki pengaruh besar. Hal ini sesuai dengan

penelitian terdahulu Waluyo dan Krisbianto (2017), sehingga dapat disimpulkan H5

diterima dalam penelitian ini.

Q6. Apakah IQ berpengaruh secara signifikan terhadap US?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

enam (H6) yaitu hubungan IQ→ US diterima, sehingga dapat diartikan bahwa IQ

memiliki pengaruh positif terhadap US.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.224 yang

berarti IQ berpengaruh secara signifikan terhadap US. Hal ini sesuai dengan

penelitian – penelitian terdahulu (Pawirosumarto, 2016; Istianingsih & Wijayanto,

2008; Erlirianto et al., 2015), sehingga dapat disimpulkan H6 diterima dalam

penelitian ini.

Q7. Apakah SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis
99

tujuh (H7) yaitu hubungan SEQ→ SD diterima, sehingga dapat diartikan bahwa

SEQ memiliki pengaruh positif terhadap SD.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.309 yang

berarti SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD. Hal ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya (Yusof et al., 2011), sehingga dapat disimpulkan H7

diterima dalam penelitian ini.

Q8. Apakah SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

delapan (H8) yaitu hubungan SEQ→ SU diterima, sehingga dapat diartikan bahwa

SEQ memiliki pengaruh positif terhadap SU.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.425 yang

berarti SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU, dengan nilai coefficient of

determination (R²) dan f2 yaitu memiliki pengaruh besar. Hal ini sesuai dengan

penelitian terdahulu Waluyo & Krisbiantoro (2017), sehingga dapat disimpulkan

H8 diterima dalam penelitian ini.

Q9. Apakah SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap US?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

sembilan (H9) yaitu hubungan SEQ→ US diterima, sehingga dapat diartikan bahwa

SEQ memiliki pengaruh positif terhadap US.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.269 yang

berarti SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap US, dengan nilai coefficient of
100

determination (R²) dan f2 yaitu memiliki pengaruh besar. Hal ini sesuai dengan

penelitian–penelitian terdahulu (Kodarisman & Nugroho, 2013;Erlirianto et al.,

2015), sehingga dapat disimpulkan H9 diterima dalam penelitian ini.

Q10. Apakah SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap STR?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

sepuluh (H10) yaitu hubungan SEQ→ STR diterima, sehingga dapat diartikan

bahwa SEQ memiliki pengaruh positif terhadap STR.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.260 yang

berarti SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap STR. Hal ini sesuai dengan

penelitian terdahulu ( Yusof et al., 2011), sehingga dapat disimpulkan H10 diterima

dalam penelitian ini.

Q11. Apakah SU berpengaruh secara signifikan terhadap SD?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

sebelas (H11 ) yaitu hubungan SU → SD , sehingga dapat diartikan bahwa SU tidak

memiliki pengaruh terhadap SD. Hal ini tersebut ditunjukkan dengan nilai path

coefficient (β) - 0.245 yang berarti SU tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

SD, sehingga dapat disimpulkan H11 ditolak dalam penelitian ini.

Q12. Apakah US berpengaruh secara signifikan terhadap SU?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis dua
101

belas (H12 ) yaitu hubungan US→ SU diterima, sehingga dapat diartikan bahwa US

memiliki pengaruh positif terhadap SU.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.401 yang

berarti US berpengaruh secara signifikan terhadap SU, dengan nilai coefficient of

determination (R²) dan f2 yaitu memiliki pengaruh besar. Hal ini sesuai dengan

penelitian terdahulu Krisbiantoro et al. (2015) yaitu kepuasaan pengguna

berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem, sehingga dapat disimpulkan H12

diterima dalam penelitian ini.

Q13. Apakah STR berpengaruh secara signifikan terhadap EVR?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis tiga

belas (H13) yaitu hubungan STR→ EVR diterima, sehingga dapat diartikan bahwa

STR memiliki pengaruh positif terhadap EVR.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.426 yang

berarti STR berpengaruh secara signifikan terhadap EVR. Hal ini sesuai dengan

penelitian – penelitian terdahulu (Krisbiantoro et al., 2015; Erlirianto et al., 2015)

sehingga dapat disimpulkan H13 diterima dalam penelitian ini.

Q14. Apakah SD berpengaruh secara signifikan terhadap NB?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

empat belas (H14) yaitu hubungan SD→ NB ditolak, sehingga dapat diartikan

bahwa SD tidak memiliki pengaruh terhadap NB. Hal ini ditunjukkan dengan hasil

nilai path coefficient (β) -0.173 yang berarti SD berpengaruh secara tidak signifikan
102

terhadap NB. Peneliti juga telah mengamati langsung bahwa pengembangan

SIMRS RSIA Grand Family masih kurang sehingga tidak mempengaruhi

kebermanfaatan sistem. Hal ini sejalan dengan pendapat Young & Jordan (2008)

bahwa sebuah sistem yang tidak sepenuhnya dimanfaatkan tidak dapat berfungsi

secara efektif dan efisien. Hal ini didukung dengan data peneliti bahwa responden

RSIA Grand Family menyatakan sekitar 30% pengembangan sistem masih belum

cukup memadai, sehingga dapat disimpulkan H14 ditolak dalam penelitian ini.

Tabel 4.22 System Development


SD1 SD2 SD3 SD4

Valid Sangat setuju 3.2% (3) 5.3% (5) 4.3% (4) 4.3% (4)

Setuju 64.9% (61) 63.8% (60) 67% (63) 64.9% (61)

Kurang setuju 31.9% (30) 29.8% (28) 27.7% (26) 28.7% (27)

Tidak setuju 0% (0) 1.1% (1) 1.1% (1) 2.1% (2)

Sangat tidak setuju 0% (0) 0% (0) 0% (0) 100%)

Total 100% (94) 100% (94) 100% (94) 100% (94)

Q15. Apakah SU berpengaruh secara signifikan terhadap NB?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

lima belas (H15) yaitu hubungan SU→ NB diterima, sehingga dapat diartikan

bahwa SU memiliki pengaruh positif terhadap NB.

Selain itu didukung juga dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.273 yang

berarti SU berpengaruh secara signifikan terhadap NB. Hal ini sesuai dengan

penelitian terdahulu Krisbiantoro et al. (2015). Selanjutnya, berdasarkan


103

pengamatan langsung yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa tingginya

tingkat penggunaan sistem terhadap pengguna sistem mempengaruhi hasil dari

kebermanfaatan sistem. Tingkat penggunaan sistem sebanding dengan

kebermanfaatan dalam sistem yang ada di RSIA Grand Family, sehingga dapat

disimpulkan H15 diterima dalam penelitian ini.

Q16. Apakah US berpengaruh secara signifikan terhadap NB?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

enam belas (H16 ) yaitu hubungan US→ NB ditolak, sehingga dapat diartikan

bahwa US tidak memiliki pengaruh terhadap NB. Hal ini ditunjukkan dengan hasil

nilai path coefficient (β) -0.110 yang berarti US berpengaruh secara tidak signifikan

terhadap NB. Hal ini sejalan dengan pengamatan langsung peneliti bahwa masih

adanya ketidakpuasan pengguna terhadap sistem dan penelitian sejenis sebelumnya

Krisbiantoro et al. (2015), sehingga dapat disimpulkan H16 ditolak dalam

penelitian ini.

Q17. Apakah STR berpengaruh secara signifikan terhadap NB?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa bahwa hipotesis

tujuh belas (H17) yaitu hubungan STR→ NB diterima, sehingga dapat diartikan

bahwa STR memiliki pengaruh positif terhadap NB. Selain itu didukung juga

dengan hasil nilai path coefficient (β) 0.495 yang berarti STR berpengaruh secara

signifikan terhadap NB, dengan nilai coefficient of determination (R²) dan f2 yaitu

memiliki pengaruh menengah. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu


104

Krisbiantoro et al. (2015),, sehingga dapat disimpulkan H17 diterima dalam

penelitian ini.

Q18. Apakah EVR berpengaruh secara signifikan terhadap NB?

Berdasarkan hasil analisis struktur model, yaitu khususnya pada nilai t-test

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 menunjukan bahwa hipotesis tujuh belas

(H18) yaitu hubungan EVR→ NB diterima, sehingga dapat diartikan bahwa EVR

memiliki pengaruh positif terhadap NB. Selain itu didukung juga dengan hasil nilai

path coefficient (β) 0.242 yang berarti EVR berpengaruh secara signifikan terhadap

NB. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu Krisbiantoro et al., 2015;

Erlirianto et al., 2015, sehingga dapat disimpulkan H18 diterima dalam penelitian

ini.

4.3 Rekomendasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode PLS-SEM dari 18

hipotesis yaitu SQ → SD, SQ → US, IQ → SD, IQ → SU, IQ → US, SEQ →SD,

SEQ → SU, SEQ → US, SEQ → STR, US → SU, STR → EVR, SU → NB, STR

→ NB, dan EVR → NB. Diterimanya hipotesis ini berdasarkan kesesuaian persepsi

responden terhadap hipotesis tersebut, sementara hipotesis yang tidak diterima,

yaitu:

a. Ditolak SQ terhadap SU dikarenakan tidak adanya keakuratan data dan

kesesuaian informasi yang ada dalam SIMRS yaitu sering munculnya

masalah pada distribusi file akibatnya file data tidak dapat terbaca dan

kosong, selain itu juga sistem yang mengalami gangguan oleh jaringan
105

mengakibatkan akses terhadap sistem tidak mudah digunakan oleh pengguna

dan respon sistem yang membutuhkan waktu cukup lama. Dari beberapa

uraian tersebut responden mengalami ketidaknyamanan dalam menggunakan

sistem. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil analisis data yang menggunakan

PLS-SEM menyatakan bahwa hipotesis ini memiliki jalur yang tidak

signifikan terhadap penggunaan sistem dan secara statistika t-test juga belum

memenuhi syarat nilai ketentuan.

b. Ditolak SU terhadap SD dikarenakan belum adanya interaksi sistem secara

baik dan menyeluruh, kurangnya user friendly terhadap pengguna yang

mengakibatkan sistem belum bisa dimengerti secara keseluruhan oleh

responden dan terjadi human error. Manajemen sistem informasi yang belum

baik karena terbatasnya sumber daya manusia pada unit IT Dari beberapa

uraian tersebut responden mengalami ketidaknyamanan dalam menggunakan

sistem. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil analisis data yang menggunakan

PLS-SEM menyatakan bahwa hipotesis ini memiliki jalur yang tidak

signifikan terhadap pengembangan sistem dan secara statistika t-test juga

belum memenuhi syarat nilai ketentuan.

c. Ditolak SD terhadap NB dikarenakan karena data SIMRS belum terintegrasi

secara menyeluruh dan terdapat ketidaknyamanan pengguna SIMRS namun

sering kali pengembang sistem informasi hanya memfokuskan diri pada

pengembangan aspek komputernya saja, tanpa memperhatikan aspek

manualnya misalnya belum adanya subsistem personalia pada SIMRS yang

mengelola data maupun aktivitas tenaga medis maupun tenaga administratif


106

rumah sakit. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil analisis data yang

menggunakan PLS-SEM menyatakan bahwa hipotesis ini memiliki jalur yang

tidak signifikan terhadap manfaat sistem dan secara statistika t-test juga

belum memenuhi syarat nilai ketentuan.

d. Ditolak US terhadap NB ditolak dikarenakan beberapa masalah karena belum

adanya kepuasan keseluruhan pengguna terhadap sistem misalnya sistem

penjadwalan kerja yang masih menggunakan excel report belum terintegrasi

pada SIMRS dan pengajuan pemindahan shift kerja yang masih manual serta

pengumuman pemindahan jadwal kerja secara manual masih menggunakan

whatsapp atau sms. Responden mengalami ketidakpuasan terhadap sistem dan

masih kurangnya manfaat sistem terhadap penggunaan SIMRS. Maka dari itu,

sesuai dengan hasil analisis data yang menggunakan PLS-SEM menyatakan

bahwa hipotesis ini memiliki jalur yang tidak signifikan terhadap manfaat

sistem dan secara statistika t-test juga belum memenuhi syarat nilai ketentuan.

Penjelasan tersebut, peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang dapat

dijadikan acuan/masukan bagi RSIA Grand Family untuk mengembangkan SIMRS

agar menjadi lebih baik lagi, beberapa rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

a.1 Developer harus mempertimbangkan Sistem Networking (Jaringan LAN,

Wireless dan lainnya) dengan menambah kapasitas memory server serta

perangkat hardware yang menunjang kegiatan SIMRS.

2. Secara teknikal, pengembang sebaiknya membuat sistem clustering terhadap

server dengan menerapkan teknik replikasi GlusterFS. GlusterFS adalah


107

clustered file system yang bersifat open source yang dapat beroperasi dengan

kapasitas petabyte menggabungkan disk, memori dan pengolahan data dari

beberapa modul server dan menangani ribuan client agar distribusi file pada

jaringan serta akses login seluruh komputer client sehingga berjalan dengan

baik.

b. Melakukan pengembangan model System Development Life Cycle dengan

memfokuskan software requirements analysis dan design karena dalam

tahapan ini tim pengembang sistem melakukan investigasi kebutuhan-

kebutuhan sistem guna menentukan komputerisasi terhadap sistem. Menurut

Prihati et al. (2011), kemudahan interkasi pengguna dapat diperoleh dengan

memperhatikan berbagai aspek human-computer interaction yaitu useful

(fungsional, dapat mengerjakan sesuatu), usable (dapat mengerjakan sesuatu

dengan benar dan mudah), used (tersedia dan diterima). Selain itu, terdapat

beberapa penambahan rekomendasi kepada pengembang sistem dalam hal

spesifikasi perancangan sistem sesuai kebutuhan, dan perlu memperhatikan

sisi pengguna bagaimana membuat sistem otomatisasi agar dapat mengurangi

human error dalam pemasukan data. Menurut Dewi (2015), mencegah human

error juga dapat terbantu oleh perancangan mekanisme verifikasi yang

bertingkat sebelum data dapat terintegrasi dalam sistem informasi.

c. Menambahkan subsistem informasi personalia pada SIMRS secara detail,

terperinci dan terintegrasi.

d. Menambahkan menu informasi penjadwalan kerja dan shifting kerja pada

setiap akun pegawai berbasis web atau mobile.


108
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

menarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Dari hasil pengolahan data, dihapuskannya 5 dari 43 indikator yaitu IQ5,

SU5, SU6, NB6, NB7 dalam model penelitian ini karena di bawah standar

nilai outer loading.

b. Dari hasil pengolahan data demografi diketahui data demografi menunjukkan

bahwa sekitar 98.94% responden menilai tingkat keberhasilan SIMRS baik,

Namun, 1.06% responden menilai sistem kurang baik. Hal ini disebabkan

adanya kesenjangan antara harapan pengguna dengan keadaan sistem.

b. Empat belas hipotesis yang diterima yaitu SQ → SD, SQ → US, IQ → SD,

IQ → SU, IQ → US, SEQ →SD, SEQ → SU, SEQ → US, SEQ → STR, US

→ SU, STR → EVR, SU → NB, STR → NB, dan EVR → NB, sehingga

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan sistem adalah sebagai

berikut:

1. SQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD

2. SQ berpengaruh secara signifikan terhadap US

3. IQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD

4. IQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU

5. IQ berpengaruh secara signifikan terhadap US

108
109

6. SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap SD

7. SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap SU

8. SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap US

9. SEQ berpengaruh secara signifikan terhadap STR

10. US berpengaruh secara signifikan terhadap SU

11. STR berpengaruh secara signifikan terhadap EVR

12. SU berpengaruh secara signifikan terhadap NB

13. STR berpengaruh secara signifikan terhadap NB

14. EVR berpengaruh secara signifikan terhadap NB

Empat dari 18 hipotesis ditolak yaitu:

1. Kualitas Sistem (System Quality) terhadap Penggunaan Sistem (System

Use) tidak signifikan, artinya bahwa keakuratan data dan tampilan

sistem tidak mempengaruhi tinggi rendahnya penggunaan sistem.

2. Penggunaan Sistem (System Use) terhadap Pengembangan Sistem

(System Development) tidak signifikan artinya bahwa pelatihan

pengguna SIMRS, motivasi penggunaan sistem dan penerimaan sistem

tidak mempengaruhi berhasil atau tidaknya pengembangan SIMRS.

3. Pengembangan Sistem (System Development) terhadap Manfaat Sistem

(Net Benefits) artinya pengembangan SIMRS tidak berpengaruh

terhadap manfaat sistem.


110

4. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) terhadap Manfaat Sistem (Net

Benefits) tidak signifikan artinya kepuasan pengguna keseluruhan

terhadap sistem tidak berpengaruh terhadap manfaat sistem.

Ditolaknya hipotesis tersebut menunjukkan perbedaan dengan hasil

penelitian sejenis sebelumnya. Peneliti berpendapat bahwa perbedaan ini

adalah hal yang wajar, mengingat adanya perbedaan objek, sampel dan

instrumen penelitian, serta keterbatasan atau kendala saat pelaksanaan

penelitian menjadi faktor yang mempengaruhi hasil penelitian.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki banyak kekurangan dan

keterbatasan yaitu:

1. Terdapat kesalahpahaman isi makna kuesioner sehingga responden

tidak konsisten dalam menjawab kuesioner. Hal ini dapat diantisipasi

peneliti dengan cara mendampingi dan mengawasi responden dalam

memilih jawaban agar responden dapat lebih memahami makna isi

pernyataan kuesioner yang ada.

2. Peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 94 orang dikarenakan

keterbatasan izin penyebaran penelitian. Sedangkan jumlah sampel

minimal menurut Hair et al. (2010) berkisar 100-200. Hal ini dapat

mempengaruhi keakuratan hasil penelitian.


111

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti akan memaparkan

beberapa saran terkait untuk RSIA Grand Family serta pihak-pihak yang berniat

melakukan penelitian selanjutnya (khususnya dengan topik sejenis), yaitu:

a. Berdasarkan hasil penelitian, khususnya pada pengujian kuesioner, peneliti

memberikan saran bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang

tertarik pada kajian sejenis) agar dapat menggunakan metode lain yaitu TAM,

EUCS, UTAUT dan lainnya.

b. Untuk penelitian selanjutnya yang tertarik terhadap topik penelitian sejenis

yaitu HOT Fit agar lebih memperhatikan dan mengeksplorasi tata bahasa

indikator dari berbagai literatur dari para ahli untuk menghindari adanya

kesalahan penafsiran dan sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem secara

komprehensif dan menyeluruh. Perlunya evaluasi lebih dalam untuk

mengetahui penyebab-penyebab tidak signifikannya relasi antar variabel dan

diharapkan penambahan jumlah sampel yang lebih besar dan menambahkan

jumlah responden penelitian agar mendapatkan penelitian yang optimal.

c. Melakukan kembali peninjauan hubungan SQ (System Quality) terhadap SU

(System Use), SU (System Use) terhadap SD (System Development), SD

(System Development) terhadap NB (Net Benefits), US (User Satisfaction)

terhadap NB (Net Benefits), karena dalam penelitian ini hubungan-hubungan

tersebut terbukti tidak berpengaruh pada penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2014). Manajemen dan evaluasi kinerja karyawan. Yogyakarta:


Aswaja Pressindo.
Adipraja, K. C., Darwiyanto, E., & Firdaus, Y. (2015). Pengaruh Usability
Terhadap Loyalitas Konsumen Menggunakan Teknik Critical Incident (Studi
Kasus www. aquajaya. com). EProceedings of Engineering, 2(2).
Ananda, D., Fitroh, & Ratnawati, S. (2014). Evaluasi Penerimaan Pengguna
Sistem Otomasi TULIS pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan Menggunakan Metode UTAUT. Konferensi Sistem Informasi
Indonesia (Kensefina), 1–9.
Appley, A., Lawrence, L., & Oey, L. (2010). Pengantar Manajemen. Salemba
Empat. Jakarta.
Ariaji, T., Utami, E., & Sunyoto, A. (2007). Evaluasi Sistem Informasi yang
Dikembangkan Dengan Metodologi Extreme Programming. Jurnal Ilmiah
DASI, 15(04), 53–62.
Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendekatan. Jakarta: Bumi
Aksara..(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Athoillah, A. (2010). Dasar-dasar manajemen. Pustaka Setia, Bandung.
Bagus. (20016). Teknik Sampling. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu
Kesehatan Masyarakat (IKM, 2(5), 10–15.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.30724.12160
Bayu, A., & Muhimmah, I. (2013). Evaluasi Faktor-Faktor Kesuksesan
Implementasi Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit di PKU
Muhammadiyah Sruweng dengan Menggunakan Metode Hot-Fit. Snimed,
(November), 78–86.
Dewa, R. (2016). Analisis Kepuasaan Penggunaan Terhadap Portal Studi
Informatika Menggunakan EUCS. Palembang: Universitas Bina Darma
Palembang.
Dewi, E. K., Method, F., & Checking, M. (2015). Verifikasi Sistem Menggunakan
Metode Model Checking Berbagai sistem yang dikembangkan akan diuji
untuk menjamin kebenaran dari sistem . Sistem yang bebas dari kesalahan
adalah sistem yang dengan tepat mengikuti spesifikasinya . Pengujian
spesifikasi dapat, 175–180.
Diana, D., & Kurniawan, K. (2014). Evaluasi Penerimaan Kinerja Human
Resource Information System Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Matrik,
16(1), 71–80.
Erlirianto, L. M., Ali, A. H. N., & Herdiyanti, A. (2015). The Implementation of
the Human, Organization, and Technology-Fit (HOT-Fit) Framework to
Evaluate the Electronic Medical Record (EMR) System in a Hospital.
Procedia Computer Science, 72(April), 580–587.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.12.166
Fajar, A. N., & Shofi, I. M. (2016). Addressing consistency checking of goal

112
113

model for software product line government tourism system. Journal of


Environmental Management and Tourism, 7(1).
https://doi.org/10.14505/jemt.v7.1(13).15
Fatania, L. (2011). PENGARUH PENTINGNYA SISTEM, KUALITAS
SISTEM, DAN KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEGUNAAN
DAN KEPUASAN PENGGUNA DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret
Surakarta sebagai Badan Layanan Umum).
Fitriani, R. D. W. I. (2016). Analisis Minat Perilaku Penggunaan Layanan Mobile
Banking Menggunakan Integrasi Task Technology Fit (TTF) dan Unified
Theory Of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT). Universitas
Airlangga.
Furneaux, B. (2006). Theories Used in IS Research: Task Technology Fit.
Gelinas, U. J., Dull, R. B., & Wheeler, P. (2011). Accounting information systems.
Cengage learning.
Ghozali, I. (2008). Structural equation modeling: Metode alternatif dengan
partial least square (pls). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2011). Analisis Multivariate Program IBM SPSS 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Ghozali, I. (2014). Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan IBM SPSS
22. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Hadi, S. (2011). Metode riset evaluasi. Yogyakarta: Lakbang Grafika.
Hair, J. F., Sarstedt, M., Ringle, C. M., & Mena, J. A. (2012). An assessment of
the use of partial least squares structural equation modeling in marketing
research. Journal of the Academy of Marketing Science, 40(3), 414–433.
Hair Jr, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., & Tatham, R. L. (2010).
SEM: An introduction. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective,
629–686.
Hamid, D. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Handiwidjojo, W. (2015). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Jurnal
EKSIS, 02(Health Information System), 32–38. Retrieved from
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&v
ed=0ahUKEwjShIK0yJrMAhWIVZQKHcIdB8kQFggfMAA&url=http://opa
c.say.ac.id/43/1/Naskah
Publikasi.pdf&usg=AFQjCNFP3YLGwYl0r_WtriCyjNOyyGb6xg&sig2=L8
r7enCH5IMDv8hIFT_JHg
Harianto, D. (2013). Analisa pengaruh kualitas layanan, brand image, dan
atmosfer terhadap loyalitas konsumen dengan kepuasan konsumen sebagai
variabel intervening konsumen kedai deja-vu Surabaya. Jurnal Strategi
Pemasaran, 1(1).
Istianingsih, & Wijayanto, S. . (2008). Analisis Keberhasilan Penggunaan
Perangkat Lunak Akuntansi Ditinjau Dari Persepsi Pemakai (Studi
Implementasi Model Keberhasilan Sistem Informasi, 5(1), 50–76.
Kilsdonk, E., Peute, L. W. P., Knijnenburg, S. L., & Jaspers, M. W. M. (2011).
Factors known to influence acceptance of clinical decision support systems.
Studies in Health Technology and Informatics, 169, 150–154.
114

https://doi.org/10.3233/978-1-60750-806-9-150
Kodarisman, R., & Nugroho, E. (2013). Evaluasi Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian ( SIMPEG ) di Pemerintah Kota Bogor. Jurnal
Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi UGM, 2(2), 24–32.
Kotadjin, P., Senduk, J. J., & Marsabessy, S. (2016). Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Perpustakaan Di Perpustakaan Daerah Kabupaten Halmahera
Utara. Acta Diurna, 5(4). Retrieved from
https://www.neliti.com/id/publications/90170/penerapan-sistem-informasi-
manajemen-perpustakaan-di-perpustakaan-daerah-kabupat
Krisbiantoro, D., Suyanto, M., & Taufiqluthfi, E. (2015). Evaluasi Keberhasilan
Implementasi Sistem Informasi dengan Pendekatan HOT FIT Model ( Studi
Kasus : Perpustakaan STMIK AMIKOM Purwokerto ). Konferensi Nasional
Sistem & Informatika 2015, 9–10.
Kusbaryanto. (2010). Peningkatan Mutu Rumah Sakit dengan Akreditasi. Mutiara
Medika, 10(1), 86–89.
Larinse, D. S. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) Menggunakan Metode HOT-Fit Pada Pengguna Akhir SIMRS di
RSUD-Talaud, 55–61. Retrieved from
repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11528/2/T1_682011022_Full
text.pdf
Laudon, K. C. (2012). Jane P Laudon. Management Information Systems:
Managing the Digital Firm.
Muhyarsyah. (2007). SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, 7, 67–90.
Muntianah, S. T., Astuti, E. S., & Azizah, D. F. (2012). Pengaruh Minat Perilaku
Terhadap Actual Use Teknologi Informasi dengan Pendekatan Technology
Acceptance Model (TAM)(Studi Kasus Pada Kegiatan Belajar Mahasiswa
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang). PROFIT
(JURNAL ADMINISTRASI BISNIS), 6(1).
Mustafa, Z., & Wijaya, T. (2012). Panduan teknik statistik SEM & PLS dengan
SPSS Amos. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
Nasir, M., & Syaputra, H. (2014). Faktor-Faktor Pendukung Dalam Penerapan
Sistem Paket Aplikasi Sekolah Pada Pendidikan SMA Negeri Di Palembang.
Prosiding SNaPP: Sains, Teknologi, 4(1), 475–482.
Pamugar, H., Winarno, W. W., & Najib, W. (2014). Model Evaluasi Kesuksesan
dan Penerimaan Sistem Informasi E- Learning pada Lembaga Diklat
Pemerintah, 1(1), 13–28.
Pawirosumarto, S. (2016). Pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Dan
Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pengguna Sistem E-Learning. MIX:
Jurnal Ilmiah Manajemen, 6(3).
Prihati, Mustafid, & Suhartono. (2011). Penerapan Model Human Computer
Interaction ( HCI ) dalam Analisis Sistem Informasi. Jurnal Sistem Informasi
Bisnis, 01, 1–8. https://doi.org/10.21456/vol1iss1pp01-08
Purwanto, E. (2014). Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akademik Terintegrasi
Pada STMIK Duta Bangsa Surakarta. ISSN:2086-9436, 6, 11–18.
Radityo, D., & Zulaikha. (2007). Pengujian Model DeLone and McLean Dalam
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen ( Kajian Sebuah Kasus ).
115

Simposium Nasional Akuntansi X, 1–25.


Risnita. (2012). Pengembangan Skala Model Likert. Edu-Bio, Volume 3, 86–99.
Rozanda, N. E., & Masriana, A. (2017). Perbandingan Metode Hot Fit dan Tam
dalam Mengevaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG) (Studi Kasus : Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru).
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi Dan Industri (SNTIKI)
9, ISSN (Prin, 18–19.
Saputra, A. R., Studi, P., Informasi, S., Komputer, F. I., Darma, U. B., Tengah, J.,
& Model, H. (2016). PENERAPAN METODE HOT-FIT DALAM
EVALUASI INTERNAL INFORMATION SYSTEM ( IIS ) PADA PT
INDACO CABANG PALEMBANG Internal Information System ( IIS ).
Satzinger, J. W., & Jackson, R. B. (n.d.). SYSTEMS ANALYSIS AND DESIGN IN
A CHANGING WORLD.
Sayekti, F., & Putarta, P. (2016). Penerapan Technology Acceptance Model
(TAM) Dalam Pengujian Model Penerimaan Sistem Informasi Keuangan
Daerah. Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan| Journal of Theory and
Applied Management, 9(3).
Setyawan, D. (2016). Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit ( Simrs ) Pada Rsud Kardinah Tegal, 1(2), 54–61.
Sidh, R. (2013). Peranan Brainware Dalam Sistem Informasi Manajemen. Jurnal
Computech & Bisnis, 7(1), 19–29. Retrieved from http://jurnal.stmik-
mi.ac.id/index.php/jcb/article/view/98
Silviana, M., Wijaya, L., Juniar, S., & Marpaung, F. H. (2013). Pengembangan
Aplikasi Messenger “Find Me” Berbasis Lokasi Pada Smartphone.
Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara, 102.
Sonny, M. (2016). Kajian Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
Dalam Penggunaan Open Source Software Database Management System.
Jurnal Edukasi Dan Penelitian Informatika (JEPIN), 2(1).
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian(Studi Kasus). Metode Deskriptif, (April
2015), 31–46.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Sugiyono 2014, 77–109.
Sugiyono, M. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2010). Metode penelitian pendidikan. Pendekatan Kuantitatif.
Susanti, V. A. (2006). Teknologi tugas yang fit dan kinerja individual 7, 6(2),
224–242.
Tammubua, Y., W, B. S., & Sofyan, A. F. (2015). Evaluasi Faktor Keberhasilan
Aplikasi Pemantauan Pelaksanaan Program dan Kegiatan ( studi kasus :
BPSDMPK-PMP Kemdikbud RI ), 6–8.
Thenu, V. J., Sediyono, E., & Purnami, C. T. (2016). Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas Guna Mendukung Penerapan Sikda Generik
Menggunakan Metode Hot Fit Di Kabupaten Purworejo. Jurnal Manajemen
Kesehatan Indonesia, 4(2), 129–138.
UNDP. (2017). Laporan Pembangunan Manusia/Human Development Report
2016; Ringkasan Indonesia. Retrieved from
116

http://www.id.undp.org/content/dam/indonesia/2017/doc/INS-HDR2016
indonesia summary-final.pdf
Wahab, W. (2014). Studi Tingkat Disiplin Pengendara Sepeda Motor (Studi
Kasus Jalan Gajah Mada dan Kampus ITP Padang), 19–28.
Wahyudi, R., & Astuti, E. S. (2013). Pengaruh Kualitas Sistem, Informasi Dan
Pelayanan Siakad Terhadap Kepuasan Mahasiswa. Jurnal Administrasi
Bisnis, 1(1), 28–39.
Waluyo, R., & Krisbiantoro, D. (2017). Analisis Kesuksesan Sistem Informasi
Dapodikdas Kabupaten Purbalingga Menggunakan Model Delone dan
Mclean ( Success Information System Analysis in Dapodikdas Purbalingga
Using Delone and Mclean Model ), V(November), 73–80.
Widarno, B. (2008). EFEKTIVITAS PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Bambang Widarno Fakultas
Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Jurnal Akuntasi Dan Sistem
Teknologi Informasi, 6(1), 1–13.
Widyaiswara, S. (2016). Masyarakat Ekonomi Asean dan perekonomian
Indonesia. Diakses Melalui Http://Www. Bppk. Kemenkeu. Go.
Id/Publikasi/Artikel/150-Artikel-Keuangan-Umum/20545-Masyarakat-
Ekonomi-Aseanmea-Dan-Perekonomian-Indonesia Diakses Pada, 14.
Wirawan, E. T., & Model, S. (2011). Aplikasi dan Profesi. Jakarta: Raja
Grapindo Persada.
Young, R., & Jordan, E. (2008). Top management support: Mantra or necessity?
International Journal of Project Management, 26(7), 713–725.
https://doi.org/10.1016/j.ijproman.2008.06.001
Yuliana, K. (2016). Model Kesuksesan Sistem Informasi Delone dan McLean
untuk Evaluasi Sistem Informasi Pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi
Regional VI Semarang. INFOKAM, 12(2).
Yusof, M. M., Castelnovo, W., & Ferrari, E. (2011). HOT-fit Evaluation
Framework: Validation Using Case Studies and Qualitative Systematic
Review in Health Information Systems Evaluation Adoption. Proceedings of
the 5th European Conference on Information Managemet and Evaluation,
359–365.
Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An
evaluation framework for Health Information Systems: human, organization
and technology-fit factors (HOT-fit). International Journal of Medical
Informatics, 77(6), 386–398. https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011
Yusof, M. M., Paul, R. J., & Stergioulas, L. K. (2006). Towards a Framework for
Health Information Systems Evaluation. Proceedings of the 39th Annual
Hawaii International Conference on System Sciences (HICSS’06), 00(C),
95a–95a. https://doi.org/10.1109/HICSS.2006.491
Yusof, M. M., & Yusuff, A. Y. A. (2013). Evaluating E-government system
effectiveness using an integrated socio-technical and fit approach.
Information Technology Journal. https://doi.org/10.3923/itj.2013.894.906
Zai, S. N. P., & Dewi, A. F. (2014). Pengaruh Pentingnya Sistem, Kualitas
Sistem& Kualitas Informasi Terhadap Kegunaan& Kepuasan Pengguna
Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus di RSUP
117

Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten). Yogyakarta, Unversitas Negeri


Yogyakartaf, (1992).
118
LAMPIRAN

L1
Lampiran 1
Kuesioner

L2
No: …… (diisi oleh surveyor)

Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


Studi Kasus : Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Grand Family

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Yang Terhormat


Dalam rangka peneliian tugas akhir skripsi peneliti, dimana penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persepsi pengguna sistem dari perspektif pegawai dengan studi kasus RSIA Grand
Family.

Melalui survey ini kami mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian untuk menjawab
angket ini. Dalam menjawab angket ini, perlu kami sampaikan halhal sebagai berikut:
a. Kuesioner ini akan digunakan untuk tujuan penelitian saja.
b. Kami menjamin, informasi yang Anda berikan dalam merespon angket ini akan
diperlakukan secara rahasia.
c. Silahkan menjawab semua pertanyaanpertanyaan yang ada sesuai dengan persepsi anda.
d. Jawablah pertanyaan - pertanyaan secara terbuka, akurat, dan semaksimal mungkin.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya atas partisipasi aktif


Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian. Semoga bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan Negara kita, Amin.

Terimakasih Sebelumnya. Wassalam.

Dien Aprilia Saliha

Berikanlah tanda [√] pada satu jawaban yang sesuai


A. Data Responden
Nama : Unit Kerja:
Telp/E-mail :
1. Jenis Kelamin:
O Laki-laki O Perempuan
2. Usia:
O <20 tahun O 20-30 tahun O 31-40 tahun
O >40 tahun

3. Divisi:
O Dokter O Perawat O Farmasi O Administrasi
O Lainnya, ………………….
4. Berapa kali anda sudah mengakses aplikasi di komputer?
O < 5 kali O 5-10 kali O 10-15 kali
O > 15 kali
5. Secara umum penilaian anda dalam keberhasilan penggunaan aplikasi di komputer?
O Kurang Baik O Cukup Baik O Baik O Sangat Baik
6. Secara umum penilaian anda terhadap peranan SIMRS pada RSIA Grand Family?
O Kurang Baik O Cukup Baik O Baik O Sangat Baik

B. Daftar Pertanyaan Kuesioner


Isilah kolom dibawah ini sesuai dengan pilihan Anda, dengan memberi tanda check list [√] pada
salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia:

L3
No Keterangan Skor
1. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2. Tidak Setuju (TS) 2
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Setuju (S) 4
5. Sangat Setuju (SS) 5

Teknologi
Kualitas Sistem (SQ)
Bagaimana faktor Kualitas Sistem pada aplikasi SIMRS mempengaruhi keberhasilannya?
No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
1 Sistem telah memiliki keakuratan data dan sesuai dengan
kebutuhan saya
2 Sistem memiliki tampilan yang sederhana dan ringan
3 Sistem dapat dipelajari dengah mudah oleh saya
4 Sistem dapat dengan mudah diakses oleh saya
5 Sistem telah menghubungkan sub bagian satu dengan bagian
lainnya
6 Sistem tidak memerlukan waktu yang lama dalam mengakses
informasi yang diinput

Kualitas Informasi (IQ)


Bagaimana faktor Kualitas Informasi pada aplikasi SIMRS mempengaruhi keberhasilannya?
No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
7 Sistem menampilkan informasi yang relevan dengan data yang
diinput
8 Sistem memiliki informasi yang berguna bagi saya
9 Sistem menampilkan informasi yang singkat, padat dan jelas
10 Informasi yang diberikan sistem terpercaya
11 Informasi yang diberikan sistem sudah up to date

Kualitas Layanan (SEQ)


Bagaimana faktor Kualitas Layanan pada aplikasi SIMRS mempengaruhi keberhasilannya?
No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
12 Layanan sistem sudah memiliki dukungan teknis sesuai
fungsinya
13 Sisten merespon dengan cepat
14 Sistem telah memiliki jaminan perlindungan dalam mengelola
sistem

L4
Manusia
Pengembangan Sistem (SD)
Bagaimana faktor Pengembangan Sistem pada aplikasi SIMRS mempengaruhi keberhasilannya?
No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
15 Melakukan perencanaan terhadap pengembangan sistem
16 Proyek manajemen sangat mendukung pengembangan sistem
17 Menentukan waktu dalam proyek pengembangan sistem
18 Menerapkan strategi Teknologi Informasi dalam
pengembangan sistem

Penggunaan Sistem (SU)


Bagaimana faktor Penggunaan Sistem pada aplikasi SIMRS?
No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
19 Perilaku yang baik dapat mempengaruhi kelancaran sistem
20 Pelatihan dapat mendukung penggunaan sistem
21 Sistem digunakan sesuai dengan pekerjaan saya
22 Sistem telah digunakan secara rutin oleh saya
23 Sistem berjalan sesuai dengan keinginan dan motivasi yang
saya miliki
24 Saya dapat dengan mudah menerima sistem dengan baik

Kepuasan Pengguna (US)


Bagaimana faktor Kepuasan Pengguna pada aplikasi SIMRS mempengaruhi keberhasilannya?
No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
25 Saya merasa puas dengan sistem secara keseluruhan
26 Saya merasakan manfaat dari sistem
27 Saya puas dengan fungsi yang ada dalam sistem

Organisasi
Struktur Organisasi (STR)
Bagaimana faktor Struktur Organisasi pada aplikasi SIMRS mempengaruhi keberhasilannya?
No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
28 Sistem memiliki dukungan dari top manajemen dalam
penerapan sistem
29 Sistem didukung dengan kepemimpinan organisasi secara
maksimal
30 Sistem didukung oleh sumber daya manusia yang saling
berkerja sama dalam penerapannya
31 Penggunaan SIMRS menjadikan strategi organisasi di RSIA
Grand Family menjadi lebih baik
32 Susunan kepegawaian sudah baik dalam pengelolaan sistem

L5
33 Sistem dapat menyimpan dan mengelola pengetahuan
karyawan sehingga perusahaan tetap berjalan dengan baik
dalam situasi apapun

Lingkungan Organisasi (EVR)


Bagaimana faktor Lingkungan Organisasi pada aplikasi SIMRS mempengaruhi keberhasilannya?
No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
34 Kebijakan pemerintah terdapat pada organisasi
35 Penerapan sistem menjadikan politik organisasi di RSIA
Grand Family menjadi lebih meningkat
36 Kondisi lingkungan internal organisasi berpengaruh pada
penerimaan sistem

Manfaat (NB)
Bagaimana faktor Kebermanfaatan pada aplikasi SIMRS mempengaruhi keberhasilannya?

No INDIKATOR STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
Penerapan SIMRS dapat menbantu melakukan pekerjaan saya
37 sehari – hari.
38 Sistem dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan saya
39 Sistem dapat mengurangi beban kerja saya
40 Sistem dapat membantu pencapaian tujuan dengan efektif
41 Sistem membantu membuat keputusan dalam tiap kondisi
42 Sistem membantu saya menurunkan tingkat kesalahan saya
dalam melakukan pekerjaan saya.
43 Sistem dapat mengurangi biaya pengeluaran menjadi lebih
efisien.

L6
Lampiran 2
Hasil Data Pre-Test

L7
Hasil Analisis Model Pengukuran (Outer Model) pra test 30 responden

L8
Dengan Melihat nilai outer loading pada tabel dibawah ini, semua indikator

mempuanya nilai outer loading diatas 0,5.

Indikator EVR IQ NB SD SEQ SQ STR SU US

EVR1 0.817
EVR2 0.959
EVR3 0.949
IQ1 0.722
IQ2 0.826
IQ3 0.892
IQ4 0.751
IQ5 0.533
NB1 0.733
NB2 0.749
NB3 0.905
NB4 0.905
NB5 0.882
NB6 0.809
NB7 0.793
SD1 0.876
SD2 0.712
SD3 0.866
SD4 0.796
SEQ1 0.798
SEQ2 0.860
SEQ3 0.873
SQ1 0.876
SQ2 0.770
SQ3 0.877
SQ4 0.911
SQ5 0.843
SQ6 0.845
STR1 0.842
STR2 0.833
STR3 0.812
STR4 0.799

L9
STR5 0.804
STR6 0.914
SU1 0.761
SU2 0.861
SU3 0.941
SU4 0.888
SU5 0.566
SU6 0.693
US1 0.931
US2 0.904
US3 0.929

Selain itu dapat dilihat melalui nilai CR semuanya berada diatas 0,7 dan

nilai AVE semuanya berada diatas 0,5, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Variabel Composite Reliability


Environment Organization 0.936
Information Quality 0.874
Net Benefits 0.938
System Development 0.936
Service Quality 0.887
System Quality 0.881
Structure Organization 0.942
System Use 0.910
User Satisfaction 0.944

Variabel Average Variance


Extracted (AVE)
Environment Organization 0.829
Information Quality 0.586
Net Benefits 0.685
System Development 0.711
Service Quality 0.664

L10
System Quality 0.713
Structure Organization 0.730
System Use 0.632
User Satisfaction 0.849

Diuji melalui analisis perbandingan cross loading dengan nilai kuadrat

AVE juga telah memenuhi syarat, sebagai berikut:

Variabel EVR IQ NB STR SD SEQ SQ SU US


EVR 0.911
IQ 0.017 0.766
NB 0.298 0.532 0.828
STR 0.308 0.397 0.470 0.843
SD 0.321 0.366 0.315 0.395 0.815
SEQ 0.250 0.339 0.539 0.147 0.689 0.844
SQ 0.259 0.460 0.466 0.180 0.433 0.558 0.855
SU 0.037 0.157 -0.158 0.170 -0.208 -0.374 -0.100 0.795
US 0.297 0.578 0.616 0.451 0.461 0.506 0.559 0.099 0.921

Penlitian ini memiliki 43 indikator yang seluruhnya memiliki nilai outer

loading diatas 0,5, dengan 3 indikator nilai berada diantara 0,5 - 0,7 yaitu IQ5,

SU5 dan SU6. Namun indikator tersebut tetap dipertahankan karena loading factor

> 0,5 telah dianggap signifikan secara praktikal (Adipraja et al., 2015; Ghozali,

2014)). Selain itu berdasarkan nilai, CR, AVE dan cross loading juga telah

memenuhi syarat sehingga indikator pertanyaan ini dianggap sudah memenuhi

syarat untuk digunakan sebagai instrument penelitian.

L11
Lampiran 3
Hasil Wawancara

L12
LAMPIRAN WAWANCARA

Wawancara 1

Hari/Tanggal : Selasa, 2 Januari 2018

Narasumber : dr. Robi

Jabatan : Direktur Medis

Hasil Wawancara

Penulis : Mulai sejak kapankah SIMRS diterapkan di RSIA


Grand Family?

dr. Robi : Mulai dari awal berdirinya RSIA Grand Family yaitu
tahun 2014

Penulis : Bagaimana penerapan SIMRS yang ada saat ini di


RSIA Grand Family?

dr. Robi : Saat ini SIMRS diterapkan di segala bidang


pelayanan kesehatan rumah sakit baik divisi medis
maupun non medis guna meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit.

Penulis : Berapa jumlah pegawai RSIA Grand Family secara


keseluruhan?

dr.Robi : Ada 292 pegawai, namun yang menggunakan


SIMRS tidak semua pegawai, hanya sekitar 120 orang
pegawai.

Penulis : Apa sajakah pelayanan yang menggunakan SIMRS ?

L13
Dr. Robi : Semua layanan mulai dari pendaftaran sampai
dengan pembayaran menggunakan SIMRS dan
aktivitas RSIA Grand Family.

L14
LAMPIRAN WAWANCARA

Wawancara 2

Hari/Tanggal : Selasa, 9 Januari 2018

Narasumber : Mr.X

Jabatan : Ka Unit IT

Hasil Wawancara

Penulis : Menurut Anda apa fungsi SIMRS ?

Mr. X : SIMRS merupakan sistem informasi yang


ditujukan untuk mengatur segala data di rumah sakit
RSIA Grand Family

Penulis : Bagaimana penerapan SIMRS yang ada di RSIA


Grand Family?

Mr. X : Penerapannya masih dinilai cukup lumayan karena


ada kelebihan dan
kekurangan yang perlu ditambah

Penulis : Hal apa saja yang perlu ditambahkan di SIMRS


tersebut?

Mr. X : Hal yang perlu ditambahkan adalah server untuk


menambah penampungan data, infrastruktur seperti
upgrade RAM dan windows yang mesti dilengkapi,
SDM yang harusnya diberi pelatihan

Penulis : Bagaimana kondisi di lingkungan dan sumber daya


yang mendukung SIMRS di rumah sakit ini?

L15
Mr. X : Kondisi lingkungan khususnya di bidang IT perlu
adanya penambahan support IT dan perlu adanya
pelatihan internal secara komprehensif di rumah
sakit tersebut.

L16
LAMPIRAN WAWANCARA

Wawancara 3

Hari/Tanggal : Rabu, 10 Januari 2018

Narasumber : Mrs. Y

Jabatan : Perawat

Hasil Wawancara

Penulis : Mba Mrs. Y mulai kapan sudah menggunakan


aplikasi simrs

Mrs. Y : saya menggunakan simrs mulai dari tahun 2014

Penulis : Apa yang Anda ketahui tentang SIMRS RSIA


Grand Family?

Mrs. Y : SIMRS RSIA Grand Family merupakan aplikasi


yang digunakan pegawai rumah sakit untuk
membantu aktivitas manajemen pegawai dan
layanan kesehatan kepada pasien

Penulis : Apakah SIMRS ini masih memiliki kendala?

Mrs. Y : SIMRS ini masih ada masalah seperti jaringan


internet, aplikasi yang mengalami down
akibat penumpukan data

Penulis : Apa sajakah kendala yang Anda rasakan?

Mrs. Y : Terkadang saya tidak dapat mengakses aplikasi


walaupun saya sudah punya hak izin akses,
akun saya tidak dapat dibuka di semua komputer
hanya sebagian .

Penulis : Lalu apa yang dilakukan untuk mengatasinya?

L17
Mrs. Y : sementara saya menggunakan akun teman saya
untuk mengakses SIMRS untuk menginput
data atau melihat status pasien

Penulis : Adakah kendala lain yang Anda alami?

Mrs. Y : sistem belum teritegrasi secara baik seperti operan


shift kerja yang tidak digunakan dalam
sistem

Penulis : Lalu bagaimana operan shift kerja di RSIA Grand


Family?

Mrs. Y : Untuk saat ini masih menggunakan laporan


manual yang kadang dapat menimbulkan
salah komunikasi, harapan saya semua jenis
pelaporan bisa terintegrasi secara
menyeluruh dan setuju perlu adanya evaluasi
untuk menambahkan kekurangan yang ada.

L18
Lampiran 4
Surat-Surat Pendukung

L19

Anda mungkin juga menyukai