SKRIPSI
WILLA LARASWATIE
145030101111131
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2018
MOTTO
(Willa)
LEMBAR PERSEMBAHAN
memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis dalam setiap langkah
pengerjaan skripsi ini. Saya mempersembahkan skripsi ini kepada beliau yang terpenting
dalam hidup saya, Ibu Winarti dan Bapak Didik Riyanto. Karena beliaulah yang selalu
bekerja keras dalam menghidupi pendidikan putri-putrinya. Beliau juga yang selalu
skripsi ini juga penulis persembahkan kepada almamater tercinta, khususnya Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang yang telah mewadahi penulis untuk mengemban
pendidikan dan menjadikan penulis menjadi pribadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
RINGKASAN
Willa Laraswatie, 2017, Manajemen Taman Kota dalam Rangka Ruang Terbuka Hijau
Kota Kediri (Studi di Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri),
Prof. Dr. Agus Suryono, MS.
Kota Kediri merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang mengalami
perkembangan yang sangat signifikan dalam berbagai sektor. Dalam segala aktivitasnya, kota
memerlukan adanya udara yang sejuk yang dapat terpenuhi jika tersedianya ruang terbuka
hijau. Kota Kediri dalam melaksanakan pembangunan ruang terbuka hijau telah memiliki
peraturan mengenai pengelolaan ruang terbuka hijau Kota Kediri yang diatur dalam Peraturan
Daerah Kota Kediri Nomor 2 Tahun 2014 mengenai tentang Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau di Kota Kediri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang fenomena atau
fakta mengenai manajemen taman kota di kota Kediri dalam rangka ruang terbuka hijau.
Serta faktor apa saja yang mempengaruhi manajemen ruang terbuka hijau yang dilaksanakan
oleh Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri. Karena sebagaimana
penulis ketahui bahwa yang menjadi masalah dalam manajemen taman kota saat ini adalah
adanya pengunjung yang kurang memperhatikan kebersihan dan meninggalkan sampah
sembarangan di are taman. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif, yaitu
kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau taman kota di Kota Kediri menurut Peraturan
Daerah Nomor 2 tahun 2014 terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan
pengendalian. Proses perencanaan dalam pengembangan RTH terlihat melalui adanya
perencanaan yang diilakukan dengan lintas instansi. Konsep pelaksanaan pengelolaan RTH
taman kota di kota Kediri. Pelaksanaan dapat dilihat dengan adanya kegiatan rutin harian
yang dilaksanakan oleh para pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan
Kota Kediri. Pemanfaatan dalam hal ini bisa dilihat dengan adanya pemanfaatan sarana
produksi dan sarana peralatan yang bisa digunakan untuk kepeluan mengelola taman. Serta
juga dapat dilihat dari adanya suatu organisasi atau komunitas yang ingin mengadakan
perkumpulan dan pertunjukan di taman maka bisa memanfaatkan taman tersebut. Selain itu,
pemanfaatan ini juga bisa dilakukan oleh masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas taman
dengan bijak dan sesuai dengan semestinya. Sedangkan untuk pengendalian dalam
pengelolaan taman di kota Kediri bisa dilihat dengan adanya kontrol pada pegawai yang
melakukan kegiatan harian dan pengendalian ini juga berguna untuk mengetahui dan
mengatasi suatu masalah yang terjadi, serta menjaga agar semua elemen taman dapat
terkendali dengan baik.
Kata Kunci : Manajemen Taman Kota, Ruang Terbuka Hijau Kota Kediri
SUMMARY
Willa Laraswatie, 2017, City Park Management in the Green Open Space Framework of
Kediri City (Study at Environment Department of Sanitation and Garden of Kediri City),
Prof. Dr. Agus Suryono, MS.
Kediri city is one of the cities in East Java Province which experienced a very
significant development in various sectors. In all its activities, the city requires a cool air that
can be fulfilled if the availability of green open space. Kediri City in implementing green
open space development has regulation on green open space management of Kediri City
which regulated in Local Regulation of City of Kediri Number 2 Year 2014 concerning about
Green Open Space Management in Kediri City.
The purpose of this study is to provided information about the phenomenon or problem
of education of city park in Kediri city in order to open green space. As well as any factors
that affect the management of green open spaces implemented by the Office of Environment
Sanitation and Garden City Kediri. Because including who is the problem in urban park
management today is the presence of visitors who pay less attention to cleanliness and litter-
free indiscriminate in the park. This research uses descriptive research type with qualitative
approach. This study uses an interactive data model analysis, namely data condensation, data
presentation, and withdrawal of conclusions.
The green open spaces management of city park in Kediri City according to regional
regulation number 2 year 2014 consists of planning process, implementation, utilization and
controlling. The planning process in the development of the open space is seen through the
existence of a cross-agency planning. The concept of implementing the management of
green parks in the Kediri city. Implementation can be seen with the daily routine activities
undertaken by Environment Department of Sanitation and Garden of Kediri City employees.
Utilization in this case can be seen with the use of production facilities and equipment that
can be used to manage the park. And also can be seen from the existence of an organization
or community who want to hold associations and performances in the park then can take
advantage of the park. In addition, this utilization can also be done by the community by
utilizing the park facilities wisely and in accordance with the appropriate. As for the control
of park management in Kediri city can be seen with the control of employees who perform
daily activities and control is also useful to know and solve a problem that occurs, and keep
all elements of the park can be well controlled.
Keywords: Urban Park Management, Kedung Green Open Space
KATA PENGANTAR
Rangka Ruang Terbuka Hijau di Kota Kediri” dapat penulis selesaikan degan
baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam penelitian untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
2. Bapak Drs. Andy Fefta Wijaya selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
3. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
4. Bapak Prof. Dr. Agus Suryono, MS. selaku Dosen Pembimbing yang telah
penyusunan skripsi.
5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya.
6. Bapak Drs. Didik Catur HP, M.Si selaku Kepala DLHKP Kota Kediri, dan
7. Bapak Ir. Sunyata, MM., MT selaku Kepala DPUPR Kota Kediri, Ir. Asri
Andaryati, MT selaku kepala seksi tata ruang dan beserta seluruh pegawai
Squad,Tim Hore, Magang Squad, FP dan Kerang Ajaib Geng yang telah
9. Serta seluruh pihak yang mendukung moril maupun materiil yang tidak
Demi kesempurnaan karya ini, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat
membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Kontribusi Penelitian ......................................................................... 8
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Administrasi dan Pembangunan ......................................................... 11
1. Pengertian Administrasi .................................................................. 11
2. Pengertian Pembangunan ................................................................ 12
3. Administrasi Pembangunan ............................................................ 12
4. Kebijakan Pembangunan Perkotaan ............................................... 13
5. Fungsi dan Tujuan Pembangunan Kota .......................................... 14
B. Pengertian Manajemen........................................................................ 15
1. Definisi Manajemen ........................................................................ 15
2. Fungsi-fungsi Manajemen .............................................................. 16
3. Unsur-unsur Manajemen................................................................. 20
C. Ruang Terbuka Hijau .......................................................................... 22
1. Ruang Terbuka Hijau ...................................................................... 22
2. Ruang Lingkup Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau ...................... 23
3.Fungsi dan Manfaat Ruang terbuka Hijau ....................................... 26
4. Tujuan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan ..................... 26
5. Jenis Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau ....................................... 27
6. Taman Kota ..................................................................................... 28
7. Fungsi Taman Kota ......................................................................... 29
8. Tujuan Pembangunan Taman Kota ................................................. 30
9. Peran Taman Kota........................................................................... 32
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 104
B. Saran ................................................................................................. 106
No. Judul
1 Interview Guide
2 Surat Penelitian dari Kampus
3 Surat Penelitian dari Instansi
4 Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 2 Tahun 2014
5 Curicullum Vitae
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Kediri merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang
sektor perdagangan, jasa, dan wisata. Perkembangan ini dipengaruhi oleh visi dan
misi kota Kediri salah satunya yaitu untuk menjadikan kota Kediri sebagai pusat
perdagangan, jasa, wisata, dan industry kecil. Menurut data BPS (Badan Pusat
Statistika) Kota Kediri pada tahun 2016 ada sekitar 12.322 perusahaan di Kota
Tabel 1.1
Persentase Perusahaan di Kota Kedri
Persentase Berbentuk
1,28 Koperasi
1,23 Lainnya
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Kediri, pada tahun 2017
penduduk kota Kediri juga tergolong cukup banyak, yakni 281.978 jiwa. Dengan
1
2
sosial yang sangat membutuhkan interaksi. Menyadari hal ini pemerintah kota
Kediri yang dibantu Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan sejak 3
tahun terakhir sudah berhasil mencukupi kebutuhan ruang publik seperti ruang
terbuka hijau yang dapat digunakan masyarakat untuk berinteraksi. Selain untuk
seperti ruang terbuka hijau juga sangat berguna untuk memperindah kawasan kota
merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam pembangunan suatu
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ruang terbuka hijau bisa juga digunakan sebagai penghijauan. Ruang terbuka hijau
juga dapat dianggap sebagai ruang terbuka / open space dan sangat berguna untuk
nyaman dari masyarakat yang berada di sekitar area tersebut. Selain itu, ruang
Ruang terbuka hijau sendiri terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang
terbuka hijau privat. Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota setidaknya
paling sedikit 30% daru luas wilayah kota yang dibagi 20% untuk RTH public dan
3
10% untuk privat (Pasal 29 UU Nomor 26 tahun 2007) serta dalam dalam Pasal
memiliki peraturan mengenai pengelolaan ruang terbuka hijau Kota Kediri yang
diatur dalam Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 2 Tahun 2014 mengenai
daerah tersebut ada Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 1 tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kediri Tahun 2011-2030. Dalam peraturan
daerah tersebut terdapat pasal yang menjelaskan tentang ruang terbuka hijau.
1. RTH jalur jalan, yaitu pada jalan arteri, kolektor dan lingkungan;
2. RTH taman persimpangan jalan, monumen dan gerbang kota;
3. RTH taman kota;
4. RTH pemakaman umum;
5. RTH hutan kota dan kebun bibit; dan
6. RTH pengaman jalur KA, SUTT, sungai, mata air dan buffer zone.
dikenal sebagai kota Adipura, dan terpilih menjadi kota sehat. Pemerintah Kota
Kediri ingin menciptakan lingkungan yang sehat pula. Sehat dalam hal ini dengan
taman yang bisa digunakan untuk sarana olahraga dan tempat beristirahat dari
penatnya hari. Selain itu, taman kota merupakan salah satu bentuk perwujudan
ruang terbuka hijau terdapat di Kota Kediri. Maka dari itu, penelitian ini terfokus
kepada taman kota yang terdapat pada Kota Kediri yang mana penulis ketahui
4
bahwasanya saat ini dalam partisipasi masyarakat masih dirasa kurang dalam
proses kesadarannya.
Kesadaran dalam hal ini terlihat dalam pemanfaatan taman Kota di kota
taman. Selain membuang sampah sembarangan, juga banyak anak kecil yang
sengaja memetik tumbuhan dan bunga yang ada di area taman. Maka dari inilah
pada fokus taman kota ini dimaksudkan agar suatu taman kota tetap terjaga dan
tidak mengalami kerusakan atau bahkan pengalihan fungsi lahan serta agar taman
kota dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat. Mengenai hal tersebut
maka perlu diadakan pengelolaan taman agar kebersihan dan pengendalian semua
kerusakan ruang terbuka hijau. Pengelolaan ini menurut peraturan daerah kota
contohnya taman kota. Maka dari itu diperlukan penataan maupun pengelolaan
ruang publik agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Menurut Peraturan
bahwa taman kota adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari ruang
terbuka hijau kota yang mempunyai batas tertentu, ditata dengan serasi, lestari dan
indah dengan menggunakan material taman, material buatan dan unsur-unsur alam
untuk menjadi fasilitas sosial kota, pengaman sarana kota dan mampu menjadi
5
areal penyerapan air. Beberapa fungsi dan manfaat dari adanya taman kota
memberi manfaat bagi masyarakat sekitar sebagai tempat rekreasi keluarga tanpa
perlu pergi jauh atau ke luar kota, dan juga bermanfaat sebagai tempat
Kediri. Maka dari itulah adanya taman kota sangat memfasilitasi masyarakat
dalam melakukan aktifitasnya di area terbuka baik untuk berolahraga atau pun
agar kedepannya taman kota bisa berfungsi dengan baik dan dapat memberikan
manfaat untuk masyarakat, pun agar taman tidak mengalami alih fungsi lahan atau
sudah tak terpakai dan dibiarkan begitu saja. Pengelolaan dimaksudkan untuk
melestarikan dan mencegah dari adanya kerusakan ruang terbuka hijau sehingga
taman kota tetap bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Maka dari itu
pemilihan Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 2 Tahun 2014 mengenai tentang
pengelolaannya, Kota Kediri memiliki jumlah taman kota yang cukup banyak,
diantaranya:
6
Tabel. 1. 2
Luas Taman Kota Kediri
No. Nama Ruang Terbuka Hijau (RTH) Luas (m²)
Diantara Taman-taman yang telah disebutkan diatas, masih ada beberapa taman
yang masih dalam proses pengerjaan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Kediri. Dari keterangan diatas maka disini peneliti akan lebih memfokuskan pada
Pertamanan Kota Dari uraian diatas, peneliti menilai bahwa begitu pentingnya
untuk mengetahui bagaimana manajemen taman kota yang dilakukan oleh dinas
tersebut agar seterusnya adanya taman kota bisa dimanfaatkan oleh warga Kota
Kediri. Maka peneliti akan menyusun skripsi dan mengambil judul: “Manajemen
B. Rumusan Masalah
terbuka hijau?
2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam manajemen taman kota
C. Tujuan Penelitian
ini adalah :
D. Kontribusi penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Sistematika Penulisan
Penelitian Skripsi ini dilakukan untuk mengetahui secara singkat garis besar
1. BAB I : PENDAHULUAN
Hijau
data.
4. BAB V : PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Administrasi
bekerjasama untuk mencapai tujuan atas dasar efektif, efisien, dan rasional.
dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan atas dasar efektif, efesien dan rasional.
administrasi yaitu:
pekerjaan.
lembaga swasta.
11
12
proses pelaksanaan keputusan dari dua orang atau lebih dan dilaksanakan oleh
2. Pengertian Pembangunan
suatu arah atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan suatu bangsa, negara dan pemerintah secara sadar menuju modernitas
merupakan proses pembaharuan yang kontinyu dan terus menerus dari suatu
keadaan tertentu kepada suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Dari beberapa
pendapat ahli diatas dapat dikatakan bahwa pembangunan merupakan suatu arah
dengan rangkaian usaha yang dilakukan oleh suatu bangsa secara trus menerus
dari suatu keadaan menjadi keadaan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
3. Administrasi Pembangunan
oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh, berkembang, dan berubah secara
sadar dan terencana dalam semua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa
pembangunan adalah ilmu dan seni tentang bagaimana pembangunan suatu sistem
pembangunan diatas dapat dipahami sangat penting untuk kemajuan suatu negara
rakyat.
ruang yang menyeluruh meliputi pengamatan kota itu sendiri, daerah pedesaan
akan disesuaikan dengan urgensinya dikaitkan dengan fungsi hirarki kota yang
yang dilayaninya. Menurut llham dalam Andriani (2016: 30) secara keseluruhan
tuntutan yang dikarenakan adanya kebutuhan sarana dan prasarana serta penataan
wilayah dalam Andriani (2016: 33). Untuk melakukan fungsi itu semua, maka
kota ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti ada kawasan
g. Sumher daya, terdiri dari sumber daya alam (air, energi, materi) dan sumber
daya manusia.
h. Kota berfungsi terutama sebagai pusat pemukiman, pelayanan kerija, rekreasi,
dan transportasi.
i. Pada umunya, kota menghadapi masalah ekonomi, tata ruang, dan masalah
lingkungan hidup.
B. Manajemen
1. Definisi Manajemen
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang yang memiliki tujuan untuk
bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama lebih
bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih
organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
pengelolaan atau manajemen adalah suatu proses kegiatan yang berisikan tentang
2. Fungsi-fungsi Manajemen
tersebut disebut fungsi manajemen. Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2014 :
a. Planning (perencanaan)
tenntang tujuan apa yang akan dicapai dan apa yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut pada waktu mendatang menurut Pasolong ( 2008: 85).
masa yang akan datang dengan merumuskan kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Sehingga dengan kata lain dapat diartikan bahwa
perencanaan merupakan suatu proses menentukan tujuan yang akan dicapai dan
langkah-langkah apa saja yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam hal ini terdapat kegiatan utama yang ada dalam fungsi perencanaan,
(2015: 8).
b. Organizing (pengorganisasian)
wewenang dan tanggung jawab yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
sistem yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam
yang baik? Menurut G.R. Terry dalam Sukarna (2011: 39) jawaban mengenai
cara mengorganisir yang baik ialah yang pertama harus mengetahui tujuan, lalu
pegawai yang cakap dan melimpahkan wewenang kepada pegawai yang telah
ditetapkan.
untuk individu atau kelompok yang dapat dgerakkan dalam satu kesatuan untuk
dan menetapkan tugas atau pun prosedur, menetapkan pula garis kewenangan atau
manusia, serta penempatan sumber daya pada posisi yang tepat. Jadi dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa pengarahan atau pelaksanaan adalah usaha agar
kegiatan yang dilakukan oleh piminan yang berupa memberikan arahan atau
dalam Sarwoto (1991: 89) Actuating merupakan sebagai tindakan untuk mencapai
sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha organisasi. Selain
d. Controlling (Pengawasan)
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki,
menurut Sarwoto (1991: 94). Menurut Handoko (1985: 23) pengawasan adalah
penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
agar dapat mencapai tujuan secara efisien menurut Pasolong ( 2008: 85). Dari
sesuai dengan yang direncanakan dan dapat pula menjadikan pengawasan sebagai
3. Unsur-unsur Manajemen
manajemen yang terdiri dari 6M. Tools of manajemen dalam Sukarna (2011: 16),
diantaranya:
disebutkan pada sub bab sebelumnya. Hal tersebut harus dilakukan supaya bisa
mendapatkan manfaat dan hasil guna dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan
yang diinginkan. Dengan adanya alat atau sarana (tools) 6M ini maka diharapkan
dari semua proses manajemen taman kota di Kota Kediri dapat berjalan terarah
dan optimal.
22
tahun 2014 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya Ruang
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau baik langsung maupun tidak
dari RTH publik dan RTH privat. Proporsi RTH pada wilayah kota paling sedikit
30% dari luas wilayah kota, dan terdiri dari RTH publik paling sedikit 20% dari
wilayah kota. Disini berarti untuk RTH privat paling sedikit harus 10% dari luas
kota. Hal tersebut haruslah disesuaikan dengan sebaran penduduk dan dengan
Ruang terbuka hijau publik merupakan ruang terbuka hijau yang dimiliki
masyarakat secara umum. Taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau
sepanjang jalan, sungai, dan pantai merupakan yang termasuk ke dalam ruang
23
terbuka hijau publik. Sedangkan yang termasuk ruang terbuka hijau privat, antara
Pemerintah daerah. Ruang terbuka hijau itu sendiri perlu adanya pengelolaan.
Pengelolaan RTH merupakan suatu upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
a. Keterpaduan;
b. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
c. Keberlanjutan;
d. Kepentingan umum;
e. Kepastian hukum; dan
f. Akuntabilitas.
a. Perencanaan.
tujuan apa yang akan dicapai dan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tujuan. Melalui perencanaan, para manajer menetapkan secara jelas apa yang
b. Pelaksanaan.
karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan (1013: 25).
c. Pemanfaatan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata harfiah “manfaat” adalah guna atau
faedah. Ada pun pemanfaatan berarti proses dan cara atau perbuatan manusia.
Menurut peneliti dengan adanya proses dan perbuatan manusia ini bisa dilihat
pengorganisasian atau pemanfaatan sumber daya. Untuk teori yang melandasi ini
25
tugas yang telah ditetapkan dalam perencanaan kepada berbagai individu atau
d. Pengendalian.
dengan controlling yang merupakan suatu proses pengawasan dari berbagai unit
adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Amirullah (2015:
untuk mensynkronisasikan semua tindaka agar terarah kepada sasaran yang akan
dituju. Karena setiap pegawai atau staf berbeda-beda dalam pengerjaan tugasnya,
maka perlu diarahkan kembali agar menjadkannya satu kesatuan dan lebih
taman kota atau juga beberapa elemen yang berada di taman kota.
26
Ada beberapa fungsi dari ruang terbuka hijau dalam Peraturan Daerah
seperti konservasi air dan konservasi hayati dan keanekaragaman hayati. Selain
itu, manfaat ruang terbuka hijau sendiri dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
2014 adalah:
a. taman kota;
b. taman wisata alam;
c. taman rekreasi;
d. taman lingkungan perumahan dan permukiman;
e. taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial;
f. taman hutan raya;
g. hutan kota;
h. hutan lindung;
i. kebun raya;
j. cagar alam;
k. bentang alam;
l. kebun binatang;
m. pemakaman umum;
n. lapangan olah raga;
o. lapangan upacara;
p. parkir terbuka;
q. lahan pertanian perkotaan;
r. jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);
s. sempadan sungai, rawa, dan bangunan;
t. jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas, dan
pedestrian;
u. kawasan dan jalur hijau;
v. daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan/atau
w. taman atap (roof garden).
terfokus pada taman kota saja. Hal tersebut dikarenakan di Kota Kediri sedang
nantinya peneliti akan lebih memfokuskan pada manajemen taman kota oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri, yaitu pada
taman sekartaji. Hal ini dikarenakan taman sekartajilah yang dirasa peneliti sangat
beristirahat dari penatnya hari atau bercengkrama dengan warga lainnya, tapi juga
dimanfaatkan oleh berbagai komunitas yang ada di Kota Kediri. Dari penjelasan
tersebut terlihat bahwa peneliti terfokus pada manajemen taman kotanya agar
tidak mengalami alih fungsi lahan serta nantinya taman kota tetap terurus, dengan
begitu maka taman kota tetap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik.
6. Taman Kota
Taman Kota adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari Ruang
Terbuka Hijau Kota yang mempunyai batas tertentu, ditata dengan serasi, lestari
dan indah dengan menggunakan material taman, material buatan dan unsur-unsur
alam untuk menjadi fasilitas sosial kota, pengaman sarana kota dan mampu
menjadi areal penyerapan air (Peraturan Daerah Kota Kediri No 5 Tahun 2010).
Steven William (1995; 162) yang dikutip dalam Tety Jelang (2012: 44)
e. Small local parks, hampir sama dengan local park dengan skala
yang lebih kecil serta dikunjungi dengan berjalan kaki.
f. Linear parks, berupa koridor hijau dengan jalur pejalan kaki
serta menyediakan rekreasi informal dan bersifat positif.
Taman kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang berfungsi
sebagai paru-paru dan keindahan kota. Dalam Peraturan Daerah Kota Kediri
Marina Setya, Yang dikutip oleh Tety Jelang dalam skripsinya Implementasi
Kebijakan Pengelolaan taman kota (2012: 46) menyatakan bahwa taman itu
perlu fungsi ekologis yang sangat penting untuk menyeimbangkan area yang
terbangun dengan area yang tidak terbangun. Sebagai bagian dari ruang terbuka
khususnya kawasan perkotaan yang saat ini serat dengan kemajuan jaman serta
Keberadaan taman kota pun harus dilestarikan, hal ini untuk menghindari adanya
alih fungsi lahan. Fungsi serta peran taman kota seharusnya sedini mungkin sudah
mulai ditanamkan kepada masyarakat agar taman kota tidak hanya berfungsi
estetik, namun juga berfungsi sebagai mana fungsi sosial. Disadari atau tidak,
keberadaan taman kota sangat diperlukan bagi masyarakat kota yang mulai jenuh
dengan aktivitas kota yang padat serta kondisi alam, iklim, suhu yang mudah
kota;
31
dan alih fungsi baik karena akibat bencana alam atau tindakan manusia;
d. Melaksanakan penghijauan.
c. Fungsi Estetika
Estetika dapat dilihat dari penampilan vegetasi dalam taman
kota secara individu maupun dalam bentuk asosiasi. Vegetasi
memberikan kesan alami, khususnya lingkungan perkotaan, di
mana vegetasi memberikan kesegaran visual terhadap
lingkungan yang serba keras.
nilai estetika yang berpengaruh terhadap keindahan kota secara tidak langsung.
Ning Purnomohadi dalam Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata
Ruang Kota yang dikutip oleh Tety Jelang (2012: 45), mengungkapkan bahwa
taman kota mempunyai peran yang cukup besar bagi kehidupan manusia maupun
sekitarmya:
a. Ruang aktivitas dan tempat fasilitas kota, yaitu sebagai area bermain,
berolahraga, bersosialisasi, juga sebagai tempat penyediaan fasilitas
umum seperti halte, boks telepon umum, kotak pos, dan lain
sebagainya.
b. Nilai estetika, yaitu menyumbang keindahan bagi lingkungan sekitar
baik melalui keindahan kombinasi warna, tekstur, bentuk, aroma,
ataupun suara.
33
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
berisikan penggambaran suatu gejala atau masalah saat ini atau pun masalah
aktual. Sehingga pemilihann jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan peneliti
taman kota di kota Kediri dalam rangka ruang terbuka hijau yang dilaksanakan
Penelitian ini harus dilakukan dengan teliti pada setiap komponen agar
dapat memberi gambaran subjek atau objek yang mendekati kebenarannya. Hal ini
sesuai dengan tujuan utama dari penelitian deskriptif yang dikemukakan oleh
objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian deskriptif ini yang
34
35
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
B. Fokus Penelitian
yang dimaksud untuk membatasi suatu permasalahan yang diteliti agar tidak
Jadi dengan adanya fokus disini bertujuan agar tidak adanya penelitian yang
meluas. Fokus penelitian ini pada Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan
ruang terbuka hijau. Hal ini bisa dilihat dari adanya kegiatan
b) Pelaksanaan, dalam hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan rutin
Kediri.
Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Kota Kediri.
Lokasi ini dipilih karena didasari oleh beberapa alasan, diantaranya karena lokasi
gencarnya Kota Kediri dalam membangun taman kota. Sedangkan situs penelitian
ini, peneliti mengambil tempat pada Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan
penelitian ini dipilih didasari karena instansi tersebut merupakan instansi yang
D. Sumber Data
penting yang dapat menunjang penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (dalam
Moleong, 2014:157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
37
kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut, sumber data dalam penelitian ini dibagi
1. Informan
yaitu :
2. Dokumen
peraturan yang tertulis ataupun arsip-arsip yang relevan dengan penelitian ini.
Pertamanan Kota
PUPR
h. Kota Kediri dalam Angka 2017 Badan Pusat Statistik Kota Kediri
i. Statistik Daerah Kota Kediri tahun 2016 Badan Pusat Statistik Kota
Kediri
penelitian ini yaitu di Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota
1. Dokumentasi.
dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi dari asal kata
dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri.
dalam hasil penelitian sesuai dengan topik yang diteliti seperti dokumen-dokumen
yang didapat dari DLHKP serta foto-foto kegiatan hasil olahan peneliti.
2. Wawancara
pertanyaan langsung kepada seorang informan atau seorang ahli yang berwenang
narasumber yang sesuai dengan data yang ingin diperoleh. Narasumber dalam
secara langsung terhadap kegiatan dan segala rutinitas manajemen taman kota di
Kota Kediri yang aktual. Dari segi frekuensi, peneliti melakukan observasi awal
pada bulan Desember 2017 untuk observasi terhadap manajemen taman di kota
kediri dan 4 kali observasi beserta wawancara kepada masyarakat pada bulan
januari 2018. Adapun alat bantu yang digunakan untuk observasi ini adalah buku
F. Instrumen Penelitian
yang menjadi instrumen atau alat adalah peneliti sendiri. Disini peneliti sendiri
1. Peneliti sendiri,
2. Pedoman wawancara
3. Catatan lapangan
lapangan.
42
tulis, tape recorder, kamera dan alat-alat yang bisa digunakan agar
G. Analisis Data
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Sesuai dengan jenis penelitian di atas,
komponen yang dapat digunakan dalam melakukan analisis data yang meliputi:
memfokuskan hal-hal penting dari data yang diperoleh sesuai dengan tema dan
polanya. Guna adanya kondensasi data ini bisa untuk mempermudah peneliti
untuk mendapatkan gambaran dan memahami atas data yang sudah diperoleh
43
secara lebih jelas dan akurat. Kondensasi data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah memilah dan mengelompokkan hasil wawancara serta data-data yang telah
didapathan oleh peneliti berdasarkan fokus yang ada. Hal tersebut memudahkan
peneliti untuk mengolah dan mendeskripsikan data yang telah diperoleh mengenai
Setelah tahap kondensasi data, maka yang harus dilakukan peneliti adalah
menyajikan data. Penyajian data adalah sebuah proses organizing dan penyatuan
dari informasi serta data yang untuk kemudian diambil kesimpulan. Dalam
penelitian kuullitatif data disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, flowchart
dan lain-lain. Tujuan adanya penyajian data guna mempermudah peneliti untuk
memahami apa yang terjadi dan merencanakan apa yang harus dilakukan
dilakukan dengan hasil wawancara yang telah diperoleh untuk Manajemen taman
kota dan apa keterkaitannya dengan teori yang sudah dijelaskan di BAB II.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi ini merupakan tahap akhir dari proses
penelitian. Tahap ini merupakan tahap yang mungkin bisa menjawab atau belum
bisa menjawab rumusan masalah yang sudah dinamuskan peneliti sejak awal. Hal
penyajian data dan memahami serta menganalisis apa yang ada di penyajian data
Gambar 3.1
Analisis Data
Kota Kediri sebagai wilayah kota yang berada di wilayah provinsi Jawa
Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur.
Secara astronomi wilayah kota kediri terletak pada 70 45’-70 55’ lintang selatan
dan 1110 05’-1120 03’ Bujur Timur, dengan ketinggian berkisar 67 meter dari
Kota dan kecamatan Pesantren. Wilayah Kota Kediri terbelah oleh sungai brantas
yang mengalir dari selatan ke utara menjadi dua wilayah, yaitu wilayah barat
sungai dan timur sungai. Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2
bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah
dengan luas 24,6 km2, sementara wilayah timur sungai termasuk dalam wilayah
Kecamatan Kota seluas 14,9 km2 dan kecamatan Pesantren seluas 23,9 km2.
Kantor Walikota Kediri terletak di Jl. Basuki Rachmat No. 15 Kecamatan Kota.
Jarak Kantor Walikota Kediri dengan ibukota Kecamatan Mojoroto 1,5 km,
dengan ibukota Kecamatan Kota 2,1 km, dan dengan Kecamatan Pesantren 5,8
km.
45
46
Luas wilayah Kota Kediri sekitar 63,40 km2, Dalam kegiatannya kegiatan
administrasi Kota Kediri dibantu oleh 324 orang ketua Rukun warga (RW) dan
1.436 orang ketua Rukun Tetangga (RT). Dilihat dari jumlahnya, kecamatan
RW dan 496 RT. kecamatan Kota mempunyai jumlah 99 RW dan 478 RT.
96 RW dan 462 RT. Wilayah barat sungai secara keseluruhan termasuk dalam
wilayah kecamata Mojoroto dan timur sungai sebagian termasuk dalam wilayah
Adapun luas wilayah menurut kecamatan di Kota Kediri berdasarkan data BPS
Tabel 4.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Kediri
Tabel 4.2
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Kediri
No Kecamatan Kelurahan Luas Persentase Luas
Gambar 4.1
Peta Kota Kediri
sekaligus menjadi pelaku pembangunan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk
mendapatkan data yang akurat tentang jumlah penduduk yang ada disuatu daerah.
Jumlah penduduk akan terus bertambah yang disebabkan oleh tingkat kelahiran
49
lebih tinggi dari tingkat kematian dan migrasi masuk (in migration) lebih besar
dari pada migrasi keluar (out migration). Demikian halnya dengan penduduk kota
kediri, data yang dihimpun dari dinas kependudukan dan catatan sipil Kota Kediri
menunjukan bahwa jumlah penduduk sampai dengan akhir tahun 2016 sebanyak
281.978 jiwa. Berikut data jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2016:
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan
No Kecamatan Jumlah penduduk
1 Mojoroto 115.486
2 Kota 84.238
3 Pesantren 82.254
Tabel 4.4
Grafik Jumlah Penduduk per-Kecamatan
Dari data jumlah penduduk Kota kediri diatas maka dapat dikatakan
di di Jalan Mayor Bismo Nomor 04 Kota Kediri, Jawa Timur, dengan nomor
telepon (0354) 682336. Adapun visi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Kediri yang diperoleh dari Arsip DLHKP Kota Kediri. sebagai berikut:
Indah : Menjadikan dan menata kota kediri kota yang indah, hijau,
umum.
umum.
misi sebagai perwujudan autu langkah-langkah dan strategi apa untuk mencapai
visi tersebut dan juga sebagui arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
taman.
Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahi :
1. Seksi Pertamanan;
Pertamanan.
tugasnya.
h. Perbekalan lain;
n. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas
dan fungsinya.
b. Mengelola keuangan;
c. Melaksanakan pembukuan;
e. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas
dan fungsinya.
hidup;
lingkungan hidup;
Kota;
pengaduan masyarakat;
hidup; dan
57
masyarakat;
alam; dan
tugas :
hidup;
lingkungan hidup;
hidup;
kerusakanlingkungan;
tugasdan fungsinya.
limbah B3;
fungsinya.
kembali sampah;
pencabutan);
fungsinya.
open dumping;
pengelolaansampah;
fungsinya.
daerah;
fungsinya.
daya alam;
alam;
hidup;
dan
fungsinya.
mempunyai tugas:
Perkotaan (RTHKP);
hutan kota;
65
(GRK);
fungsinya.
17. UPT Dinas adalah unsur pelaksana teknis operasional dan/atau kegiatan
UPT Dinas dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan
dan tata kerja UPT Dinas beserta tugas pokok, fungsi dan uraian tugas diatur
18. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang
oleh seorang tenaga fungsional senior. Jenis jenjang dan jumlah jabatan
disebutkan bahwa:
KEDIRI
pengawasan dari segi teknis mempunyai kualitas yang sesuai dengan standar.
bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kota Kediri baik dari segi ekonomi, sosial,
dan budaya.
Misi:
dan manusia di wilayah Kota Kediri dan mewujudkan Kota Kediri bebas
banjir.
Gambar 4.2
STRUKTUR ORGANISASI DPU
Pengembangan Kota Kediri atau yang sering disebut Bappeda adalah suatu
Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat, membawahi :
membawahi :
e. Infrastruktur, membawahi :
b. Budaya;
d. Pembangunan;
Taman Kota adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari Ruang
Tabel 4.5
Rekapitulasi Data RTH Kota Kediri
Peningkatan luas ruang terbuka hijau menurut DLHKP Kota Kediri di kota kediri
mengalami peningkatan luas dalam skala tahun 2014-2017, hal tersebut membuat
presentase luasan RTH di Kota Kediri saat ini memenuhi luas sebesar 20,85%
untuk seluruh luasan RTH publik di Kota Kediri. Adanya taman kota sangat
Kota Kediri telah memiliki taman kota yang cukup memadai yang digunakan
atau disediakan taman kota. seperti taman Sekartaji yang berada di kecamatan
berukuran sedang yang cukup untuk beristirahat dari lelahnya berkendara ketika
bepergian ada taman Harmoni, taman Goa Sudanco. Untuk taman yang sedang
dalam proses pembangunan di kota Kediri memiliki 2 taman yaitu taman Brantas
Jenis tanaman menurut Perda nomor 2 tahun 2014 tentang Pengelolaan RTH
taman yaitu jenis tanaman atau pohon yang tidak merubah citra kawasan atau
yang berguna untuk dapat memberikan naungan terhadap sinar matahari dan juga
berfungsi sebagai penyerap gas berbahaya, menyimpan air tanah. Contohnya yaitu
Gambar 4.4
Foto Citra Persebaran RTH Kota Kediri 2017
Gambar Persebaran RTH Kota Kediri 2017 (Sumber: RTRW Kota Kediri)
73
Gambar 4.5
Foto Citra Persebaran RTH Taman Kota di Kota Kediri 2017
Gambar Persebaran Taman Kota Di Kota Kediri 2018 (Sumber: RTRW Kota Kediri)
Keterangan Gambar:
Pin biru : Titik lokasi taman kota
Pin Ungu : Titik lokasi taman kota dalam proses pembangunan/ pengerjaan
Pin hijau : Titik lokasi taman aloon-aloon kota
Pin kuning : Titik lokasi taman-taman kecil untuk beristirahat saat lelah berkendara
Pin Merah : Hutan Kota
74
Tabel 4.6
Analisa Elemen Taman Kota
Sumber: Laporan Akhir Penyusunan Masterplan RTH kota Kediri 2013 (RTRW Kota Kediri)
45
75
Gambar 4.6
Elemen Fasilitas Taman Kota
45
76
Gambar 4.8
Elemen Fasilitas Taman Kota
Manajemen taman kota di kota Kediri mengacu pada peraturan daerah kota
Kediri nomor 2 tahun 2014 tentang penngelolaan ruang terbuka hijau. Manajemen
taman kota mengacu pada 4 ruang lingkup pengelolaan pada pasal 6 yakni
1. Perencanaan
beberapa poin terekait perencanaan RTH di kota Kediri. Hal ini dikarenakan
taman kota merupakan bagian dari RTH maka terdapat kesamaan dalam
Pasal 8
(1) Perencanaan RTH merupakan bagian dari RTRW yang telah ditetapkan dan
dilakukan dengan mempertimbangkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
fungsi lingkungan.
(2) Perencanaan RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
luasan minimal 30% (tiga puluh persen), dengan rincian RTH Publik minimal
20% (dua puluh persen) dan RTH Privat minimal 10% (sepuluh persen).
Pasal 9
(1) Perencanaan RTH Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)
dijabarkan dalam bentuk desain perancangan.
(2) Desain perancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kekurangkurangnya
memuat:
a. jenis pemanfaatan RTH, antara lain dapat berupa:
1. taman kota;
2. taman wisata alam;
3. taman rekreasi;
4. taman lingkungan perumahan dan permukiman;
5. taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial;
6. taman hutan raya;
7. hutan kota;
8. hutan lindung;
9. kebun raya;
78
45
80
(4) RTH Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam
RDTRKP dengan skala peta sekurang-kurangnya 1 : 5000.
Pasal 10
(1) Setiap orang atau badan dapat menyusun perencanaan RTH.
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan
persetujuan/pengesahan dari Walikota melalui Kepala Dinas.
yang saling bekerjasama. Ketiga dinas tersebut adalah Bappeda, Dinas Pekerjaan
Umum dan Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan. Terkait adanya
3 dinas yang bekerjasama, tentu diadakan pembagian tugas dan wewenang dalam
proses perencanaan. Seperti yang dikatakan Pak Erwin selaku Staff ahli Bidang
Fisik dan prasarana Bappeda Kota Kediri yang menyatakan sebagai berikut:
Pak Sunarko selaku Kepala Seksi Bidang Pertamanan DLHKP Kota Kediri terkait
2. Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 2 Tahun 2014 juga menjelaskan
Gambar 4.11
Proses Pelaksanaan Kegiatan Rutin dalam Mengelola Taman Kota
Gambar 4.12
Proses Pelaksanaan Kegiatan Rutin dalam Mengelola Taman Kota
Gambar 4.13
Proses Pelaksanaan Kegiatan Rutin dalam Mengelola Taman Kota
Gambar 4.14
Proses Pelaksanaan Kegiatan Rutin dalam Mengelola Taman Kota
3. Pemanfaatan
Pasal 13
(1) Pemanfaatan RTH mencakup kegiatan upaya peningkatan fungsi/penataan,
penggunaan ruang, dan pemeliharaan RTH.
(2) Pemanfaatan RTH milik atau yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah adalah
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.
(3) Setiap orang atau Badan dapat melakukan pemanfaatan RTH sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) atas izin dari Walikota melalui Kepala Dinas.
(4) Peraturan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara pemberian izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Walikota.
Pasal 14
(1) Pemanfaatan RTH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilaksanakan pada
kawasan berdasarkan kriterianya dengan mempertimbangkan karakteristik
kawasan dan fungsi atau peruntukan kawasan, serta penatagunaan lahan dan
penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan standar kualitas
lingkungan.
(2) Pemanfaatan RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Kawasan Hijau Pertamanan Kota, pemanfaatannya lebih difungsikan sebagai
taman dengan jenis tanaman tahunan maupun semusim yang bervariasi, 90%
(sembilan puluh persen) dari luas areal harus dihijaukan, sedangkan 10% (sepuluh
persen) lainnya dapat digunakan untuk kelengkapan taman, seperti jalan setapak,
bangku taman, kolam hias dan bangunan penunjang taman lainnya;
b. Kawasan Hijau Hutan Kota dan Kawasan Konservasi, juga berfungsi sebagai
taman Kota, ditanami jenis tanaman tahunan dengan jarak tanam rapat, 90%
(sembilan puluh persen) sampai dengan 100% (seratus persen) dari luas areal
harus dihijaukan, sedangkan areal lainnya dapat digunakan untuk kelengkapan
penunjang kawasan tersebut;
c. Kawasan Hijau Rekreasi Kota, merupakan Ruang Terbuka Hijau yang
pemanfaatannya sebagai tempat rekreasi baik aktif maupun pasif, vegetasi yang
ditanam bervariasi, 60% (enam puluh persen) dari luas areal harus dihijaukan,
areal yang tidak dihijaukan digunakan untuk sarana/bangunan penunjang seperti
Gazebo/Bale-bale, Kantor Pengelola, Ruang Pameran, Tempat Bermain Anak,
Parkir dan kelengkapan taman lainnya;
d. Kawasan Hijau Pemakaman, berfungsi sebagai taman pemakaman,
pemanfaatan dikhususkan untuk pemakaman jenazah dengan vegetasi penutup
tanah/rumput lebih dominan daripada tanaman pelindung;
e. Kawasan hijau pertanian dan pekarangan pemanfaatannya dikhususkan untuk
menunjang bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura, 80% (delapan puluh
persen) sampai dengan 90% (sembilan puluh persen) dari luas areal dalam bentuk
hijau; dan
f. Kawasan Hijau Jalur Hijau, kurang lebih 90% (sembilan puluh persen) dari luas
arealnya harus dihijaukan dengan jenis vegetasi pohon, perdu,semak hias dan
penutup tanah/rumput.
87
menurut penuturan Pak Narko selaku Kepala Seksi Bidang Pertamanan DLHKP
Selain itu, penulis juga mewawancarai adik Lulu (Pelajar, 17 Tahun) selaku
muda jadi ikut tertarik untuk mengikuti komunitas yang ada di kota
kediri jadi saya juga bisa berekspresi. Kalau untuk sampah itu
mungkin mereka masih belum sadar ya mbak, atau mungkin
penempatan tempat sampahnya yang terlalu jauh sehingga agak
malas untuk jalan buang sampah. Tapi kan seharusnya untuk yang
meninggalkan sampah diberi sanksi yang tegas biar pada
membuang sampah sesuai tempatnya.” (16 Januari 2018)
Menurut hasil dari observasi peneliti, bahwa dalam proses pemanfaatan ini
tempat pertemuan atau perkumpulan. Selain itu biasanya taman kota di kota kediri
pemanfaatan yang bersifat melibatkan orang banyak atau sebuah lembaga harus
adanya taman kota ini sangat diapresiasi oleh masyrakat khususnya untuk para
kota ini. Remaja di Kota Kediri sangat produktif, sehingga dalam pemanfaatannya
kota Kediri sering memanfaatkan area taman untuk berkumpul atau pun untuk
hari lainnya tergantung keinginan komunitasnya, namun yang paling sering ada
pada hari Minggu. Selain para komunitas, dengan banyaknya spot foto yang
sedemikian rupa hingga membuatnya sebagai salah satu spot foto bagi remaja.
89
dengan adanya fasilitas area wifi dan charger yang disiapkan pemerintah untuk
membuat masyarakatnya nyaman. tak hanya itu, bahkan banyak orang tua yang
kota disediakan kolam dan sungai bersih yang berisikan ikan-ikan dan masyarakat
Gambar 4.15
Pemanfaatan Taman Kota
Gambar 4.16
Pemanfaatan Taman Kota
Gambar 4.17
Pemanfaatan Taman Kota
4. Pengendalian
“yang penting itu efektif dan efisien. Efektif itu sesuai sasaran RTH
misalah ada kerusakan kecil segera dibenahi agar tidak membesar.
Kalau efisien itu anggaran, jadi mengendalikan berdasarkan
anggaran. Dalam perencanaan, pemanfaatan, pelaksanaan itu
93
informan lainnya yaitu Mas Habibi (Swasta, 30 tahun) untuk ikut memberikan
tanggapan.
kadang ada anak kecil yang bermain atau cuci tangan di tempat air
minum yang telah disediakan. Harusnya itu lebih dikenadalikan.
Kan pengunjungnya juga bukan orang dewasa saja jadi lebih baik
kalo ada pengawasan langsung dari pihak taman selain dari pihak
orang tua. Dan ada lagi bahkan kalau sudah diberi lokasi smoking
area tapi masih saja saya melihat ada bapak-bapak yang entah
sengaja atau tidak masih merokok diarea taman” ( 9 Januari 2018)
Pengendalian dalam hal ini juga dapat dilihat dengan adanya peran
pemerintah yang menyediakan para pegawai yang bertugas mengurusi taman kota.
Pengendalian yang dilakukan oleh para pegawai di area taman kota yaitu
dalam laporan akhir penyusunan masterplan RTH Dinas Pekerjaan Umum kota
Kediri
Dalam pengelolaan ruang terbuka hijau khususnya taman kota, pasti ada
pula dengan taman kota yang ada di kota Kediri. Kepala sub baian pertamanan
tersebut dapat dilihat dengan data jumlah sarana-prasarana manajemen taman kota
atau RTH yang sudah cukup banyak, seperti ada 5 buah truk, 8 tosa, tangki air
penyiraman yang berjumlah 3 serta jumlah tenaga kerja lepas yang berjumlah 80
E. ANALISIS DATA
sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya. Manajemen taman kota di kota
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Kediri. Proses
perencanaan telah terlewati dengan adanya Perda Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kediri. Menurut Peraturan Daerah Nomor 2
tahun 2014 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya Ruang
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah
menjadi dua, yaitu RTH public dan RTH privat. Proporsi RTH adalah minimal
30% luas wilayah dengan rincian 20% untuk RTH public dan 10% RTH privat.
Ruang terbuka hijau publik merupakan ruang terbuka hijau yang dimiliki dan
dikelola pemerintah daerah kota dan menjadi tanggung jawab dari pemerintah
1. Perencanaan
atau kegiatan. Karena dalam suatu kegiatan juga program terdapat keterbatasan
baik secara teknis maupun sumber daya. Maka dari itu perencanaan sangat
yang diinginkan. Definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai
berikut:
tenntang tujuan apa yang akan dicapai dan apa yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut pada waktu mendatang (Pasolong, 2008: 85). Sedangkan
Menurut G.R Terry dalam Sukarna (2011: 10), Perencanaan ialah pemilihan dan
datang dengan merumuskan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Melalui perencanaan, para manajer menetapkan secara jelas apa yang
dilihat dengan adanya perencanaan yang diilakukan dengan lintas instansi, seperti
dengan Bappeda. Bappeda berperan sebagai koordinator atau dinas yang bertugas
mengoptimalkan anggaran baik itu APBD maupun APBN. Hal tersebut dilakukan
98
dengan adanya kebijakan bahwa Bappeda hanya berwenang dalam hal penyediaan
RTH di Kota Kediri, khususnya RTH Publik. Serta ada Dinas Pekerjaan Umum
yang yang memiliki peran merancang RTH dalam bentuk desain juga estetikanya.
Selain itu ada DLHKP yang berperan sebagai dinas yang menjalankan tupoksinya
yang menangani hal-hal terkait perawatan dan pengelolaan RTH yang ada di
Manajemen yang terdiri dari 6M. Menurut Sukarna (2011:16), penulis mencoba
instansi seperti Bappeda ini merupakan instansi yang menyediakan salah satu
unsur manajemen yaitu anggaran atau money. Disini Bappeda berfungsi untuk
memaksimalkan anggaran baik dari APBD dan APBN yang bisa digunakan dalam
proses perencanaan suatu taman kota. Yang kedua, dalam Dinas Pekerjaan Umum
ini terfokus pada material atau baha-bahan yang diperlukan dalam proses
pembangunan suatu taman. Jadi Dinas Pekerjaan Umum disini lebih terfokuskan
pada perannya merancang RTH baik dalam desain dan juga estetikanya semua itu
suatu taman kota. Adanya material tidak akan berfungsi juga tanpa adanya unsur
manusia yang mengerjakannya. Lalu yang terakhir yaitu Dinas Lingkungan Hidup
Kebersihan dan Pertamanan sebagai salah satu instansi yang menjalankan tupoksi
99
Yang pertama yaitu man / tenaga kerja, disini adanya unsur tenaga kerja terlihat
dari adanya proses pelaksanaan yang dilakukan oleh beeberapa tenaga kerja dari
DLHKP dalam proses manajemen RTH taman kota. Selanjutnya untuk machine/
mesin terlihat dari adanya beberapa alat baik truk, tossa, pemotong rumput, truk
tangki air yang digunakan oleh DLHKP dalam proses manajemen RTH taman
kota. Lalu untuk unsur methods atau cara mencapai tujuan ini dilakukan oleh
agar dalam proses pelaksanaan, metode yang digunakan tepat dan tidak ada
mungkin.selain itu ada unsur yang terakhir yaitu market /pasar. Pasar disini
taman. Dengan adanya penyebarluasan maka suatu taman dapat diketahui dan
Untuk proses ini, sudah menjadi hak pemerintah untuk mengadakan RTH taman
Hal tersebut sesuai dengan konsep manajemen G.R Terry dalam Sukarna
ditetapkan melalui atau bersama-sama usaha orang lain. Usaha orang lain disini
terlihat dari adanya kerja sama antar instansi dalam mewujudkan RTH taman
kota.
100
2. Pelaksanaan
berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas
pimpinan. Hal tersebut sama dengan konsep pelaksanaan pengelolaan RTH taman
kota di kota Kediri. Pelaksanaan dapat dilihat dengan adanya kegiatan rutin harian
harian ini para pegawai dikelompokkan dan disebar untuk melaksanakan tugas
mulai dari memotong rumpu dengan gunting rumput, menyapu rumput atau dahan
ini terlihat dari adanya kegiatan yang selalu dilakukan setiap hari dan
berkesinambungan.
3. Pemanfaatan
Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata harfiah “manfaat” adalah guna atau
faedah. Ada pun pemanfaatan berarti proses dan cara atau perbuatan manusia.
Menurut peneliti dengan adanya proses dan perbuatan manusia ini bisa dilihat
Pemanfaatan dalam hal ini bisa dilihat dengan adanya pemanfaatan sarana
produksi dan sarana peralatan yang bisa digunakan untuk kepeluan mengelola
taman. Misalnya yaitu dengan adanya truk tangki air maka harus dimanfaatkan
dengan adanya penyiraman menggunakan truk tangki air, dan untuk tosa harus
dipotong. Begitu juga dengan adanya mesin pemotong rumput, alat sapu atau
jugadapat dilihat dari adanya suatu organisasi atau komunitas yang ingin
taman tersebut. Selain itu, pemanfaatan ini juga bisa dilakukan oleh masyarakat
dengan memanfaatkan fasilitas taman dengan bijak dan sesuai dengan semestinya.
4. Pengendalian
dari berbagai unit kerja organisasi agar dapat mencapai tujuan secara efisien
(Pasolong: 85). Jadi dengan adanya pengendalian ini dimaksudkan agar semua
adanya kontrol pada pegawai yang melakukan kegiatan harian. Kegiatan harian ini
merupakan kontrol yang dilakukan setiap pegawai disaat mereka bekerja setiap
102
hari. Jika dalam pelaksanaan kegiatan rutin telah ditemukan lahan kosong yang
tidak ditanami rumput atau adanya tanaman terserang hama maka saat itu juga
pengendalian pada taman atau RTH dilakukan dan masalah tersebut langsung
diamati. Selain hal tersebut pengendalian ini bisa dilihat dari adanya penyebaran
pegawai untuk melakukan hal rutin. Pembagian ini seperti dalam membagi
pegawai dalam beberapa orang untuk melaksanakan kegiatan rutin di suatu lokasi
pekerja dalam suatu taman. Selain itu pengendalian ini juga berguna untuk
mengetahui dan mengatasi suatu masalah yang terjadi, serta menjaga agar semua
a) Faktor Penghambat
taman kota. Taman kota tidak akan terlihat nilai estetikanya jika manusia selalu
menjaga atau pun melestarikan RTH taman kota. Sering kali masyarakat
fasilitas yang tersedia. Selain itu banyak orang tua yang datang membawa anak
pengawasan. Sehingga banyak orang tua yang tidak tahu kalau anak-anak mereka
103
ada yang mencabuti atau memetik tumbuhan dan bunga yang berfungsi
memperindah taman. Selain faktor manusianya, dalam manajemen taman kota ini
Iklim dalam hal ini dirasa sangat mengganggu proses pengelolaan taman.
Jenis tumbuhan yang tumbuh sangat dipengaruhi iklim. Biasanya tumbuhan dalam
jenis tertentu di saat musim hujan akan sangat cepat proses pertumbuhannya,
sehingga perlu adnya penanganan yang secepat mungkin. Begitu pula dengan
musim panas ada tumbuhan yang gugur dan menimbilkan banyaknya daun-daun
yang merusak estetika sehingga sangat perlu untuk segera dibersihkan. Selain itu,
terlebih dahulu. Dengan adanya perkiraan cuaca maka pegawai tidak harus
kembali lagi ke kantor untuk mengganti peralatan yang sudah terbawa. Mengingat
pada setiap musim atau iklim cuaca yang berbeda maka alat yang dipersiapkan
b. Faktor Pendukung
perencanaan tata ruang perkotaan contohnya RTRW dalam Peraturan Daerah Kota
Kediri Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kediri
104
Tahun 2011 – 2030. Selain itu juga adanya dukungan pemerintah dalam
mencapai proporsi RTH publik yang saat ini sudah mencapai target 20%.
Manajemen taman kota tidak akan berlangsung tanpa adanya sarana dan
prasarana yang mendukung. Dengan adanya fasilitas air minum, kolam ikan, air
mancur, smoking area, wifi area dan tempat duduk yang ada di taman kota di Kota
Kediri penulis rasa sudah cukup lengkap. Selain itu, dalam pengelolaan RTH
taman kota di kota kediri, sarana-prasarana merupakan hal yang utama selain
kota kediri sudah dikatakan cukup, seperti adanya 8 Tossa, 5 truk, 3 truk tangki
air, dan tangki air tossa ada 1. Semua peralatan ini dikhususkan untuk RTH,
sedangkan untuk kebersihan sendiri ada lagi. Peralatan tersebut sudah cukup
Sarana dan prasarana tidak akan berguna dengan baik tanpa adanya manusia
Tabel 4.7
Keterangan Jumlah
Pegawai Lepas 80
Pegawai tetap 40
mengelola RTH juga taman kota. Pegawai-pegawai tersebut telah diberi arahan
sebelum terjun langsung untuk kegiatan rutin harian. Selain itu, dengan jumlah
penyebaran pegawai ini dimaksudkan agar semua pegawai memiliki beban tugas
yang jumlahnya relatif sama dan untuk mengurangi pegawai yang menganggur
dalam bekerja karena terlalu banyak pegawai yang ditempatkan di satu titik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 2 Tahun 2014 tentang
tersebut memuat tentang pengelolaan RTH termasuk taman kota dengan empat
penelitian yang berjudul “Manajemen Taman Kota Dalam Rangka Ruang Terbuka
Hijau di Kota Kediri” sudah dirasa cukup baik, maka pada bab penutup ini
penulis akan menyimpulkan hasil dari manajemen RTH taman kota di Kota Kediri
sebagai berikut:
Manajemen ruang terbuka hijau taman kota di Kota Kediri termuat dalam
Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 2 Tahun 2014 tentang pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH). Selain itu untuk mendukung adanya peraturan daerah
tentang pengelolaan ruang terbuka hijau ini di dukung pula dengan adanya
peraturan mengenai rencana tata ruang wilayah Kota Kediri yang termuat dalam
juga ada tersendiri, yakni Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
pengembangan, pengelolaan dan juga aturan atau tata cara dalam manajemen
104
105
RTH termasuk taman kota. Untuk manajemen yang termasuk di dalamnya ada
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan tata cara yang sesuai dan pada saat ini
proses manajemen RTH taman kota di Kota Kediri sudah cukup baik meskipun
ada beberapa masyarakat yang masih kurang kesadarannya akan kebersihan dan
Dikatakan baik dalam hal manajemen pada RTH taman kota ini adalah
dapat dilihat dengan adanya kegiatan rutin harian yang dilaksanakan oleh para
Pemanfaatan dalam hal ini bisa dilihat dengan adanya pemanfaatan sarana
produksi dan sarana peralatan yang bisa digunakan untuk kepeluan mengelola
taman. Serta juga dapat dilihat dari adanya suatu organisasi atau komunitas yang
memanfaatkan taman tersebut. Selain itu, pemanfaatan ini juga bisa dilakukan
oleh masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas taman dengan bijak dan sesuai
kota Kediri bisa dilihat dengan adanya kontrol pada pegawai yang melakukan
kegiatan harian dan pengendalian ini juga berguna untuk mengetahui dan
mengatasi suatu masalah yang terjadi, serta menjaga agar semua elemen taman
dapat terkendali dengan baik. Sedangkan yang masih dirasa kurang yaitu
106
elemen taman.
Proses manajemen RTH taman kota di Kota Kediri selain banyak faktor
pendukung seperti banyaknya tenaga ahli yang dikerahkan dan sarana produksi
yang memadai untuk proses manajemen taman kota, terdapat pula beberapa
hambatan dalam proses manajemen tersebut. Hambatan ini tidak lain adalah
B. Saran
Rangka Ruang Terbuka Hijau di Kota Kediri” yang mengambil studi di Dinas
lingkungan dan perduli terhadap sampah di area lingkungan. Hal ini bisa
pentingnya ruang terbuka hijau salah satu jenisnya taman kota di Kota
107
atau RW, atau bisa juga memberikan sosialisasi di area sekolah atau
lewat pendidikan. Lalu bisa melalui media sosial, mengingat saat ini
media sosial (twitter, instagram, facebook) serta bisa melalui web atau
Kediri.
sanksi tegas bagi masyarakat yang melanggar atau bahkan tidak menjaga
110
111