Anda di halaman 1dari 72

SEMINAR – DK 184701

PENENTUAN PRIORITAS KEBUTUHAN


MASYARAKAT DI TAMAN BRANTAS KOTA
KEDIRI BERDASARKAN PREFERENSI
PENGUNJUNG

TITISARI HARUMING TYAS


08211540000084

Dosen Pembimbing
Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan


hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
seminar “Penentuan Prioritas Kebutuhan Masyarakat di Taman
Brantas Kota Kediri Berdasarkan Preferensi Pengunjung”
sebagai langkah awal menyelesaikan Tugas Akhir Program
Strata-1 di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Arsitektur Desain dan Perencanaan, ITS Surabaya.
1. Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso selaku dosen pembimbing
Seminar yang telah banyak membantu dan memberikan
masukan terkait laporan Seminar;
2. Kedua orang tua, adik, keluarga, dan teman-teman
terdekat yang telah memberian dukungan dan membantu
selama proses pengerjaan Seminar.
Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam
penulisan penelitian ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya masukan dari semua pihak demi menyempurnakan
penelitian ini.

Surabaya, 2018
Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................... i


DAFTAR ISI ....................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................. iv
DAFTAR GAMBAR ......................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................1
1.1 Latar Belakang ...................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................. 3
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian .............. 3
1.4 Manfaat Penelitian................................. 4
1.5 Ruang Lingkup ...................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan............................ 7
1.7 Kerangka Berpikir ................................. 8
BAB II TINJUAN PUSTAKA ..........................10
2.1 Ruang Terbuka Hijau ........................ 10
2.1.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau ......10
2.1.2 Manfaat Ruang Terbuka Hijau ..........11
2.1.3 Fungsi Ruang Terbuka Hijau ............12
2.1.4 Aktivitas pada Ruang Terbuka Hijau 14
2.2 Jenis Ruang Terbuka Hijau ............... 16
2.3 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan ........................... 17
2.4 Karakteristik Ruang Terbuka Hijau... 18
2.5 Kriteria dan Indikator Kualitas Ruang
Terbuka Hijau .................................... 20
2.6 Penelitian Terdahulu ........................... 20
2.7 Sintesa Pustaka .................................. 23

ii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........25
3.1 Pendekatan Penelitian ........................ 25
3.2 Jenis Penelitian .................................. 25
3.3 Variabel Penelitian ............................ 26
3.4 Populasi dan Sampel ........................... 29
3.5 Metode Pengumpulan Data ................. 31
3.5.1 Pengumpulan Data ............................31
3.5.2 Metode Analisis ................................32
3.6 Tahapan Penelitian .............................. 39
3.7 Kerangka Pemikiran Studi .................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........42
4.1 Gambaran Umum .............................. 42
4.1.1 Gambaran Umum Wilayah............... 42
4.1.2 Kondisi Lingkungan di Taman Brantas
.......................................................... 45
4.1.3 Penggunaan Lahan di Sekitar Taman
Brantas ............................................... 52
GLOSARIUM ....................................................54
DAFTAR PUSTAKA ........................................55
LAMPIRAN A : Desain Survei .........................58
LAMPIRAN B. Kuisioner .................................62

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Sintesis Pengertian Ruang Terbuka
Hijau.................................................11
Tabel 2. 2 Sintesis Fungsi Ruang Terbuka Hijau
.........................................................14
Tabel 2. 3 Sintesis Aktivitas pada Ruang Terbuka
Hijau.................................................15
Tabel 2. 4 Sintesa Tinjauan Pustaka ..................23
Tabel 3. 1 Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional ......................................26
Tabel 3. 3 Metode Analisis Data .......................33
Tabel 3. 2 Desain Survei Penelitian ..................58

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta Wilayah Perencanaan.............6
Gambar 1. 2 Peta Wilayah Perencanaan...........37
Gambar 3. 1 Kuadran pada Analisis IPA .........37

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Taman kota adalah salah satu ruang terbuka publik yang
disediakan oleh pemerintah. Ruang terbuka publik dapat
didefinisikan sebagai ruang yang memiliki fungsi dan
manfaatnya digunakan sepenuhnya untuk kepentingan publik
atau masyarakat luas dan bukan untuk kepentingan seseorang
ataupun golongan tertentu (Hastijanti, 2006). Salah satu
bentuk dari ruang terbuka publik adalah Ruang Terbuka Hijau
(RTH). Menurut Haryono (2007), RTH adalah salah satu
ruang kota yang dipakai sebagai wadah aktivitas dalam
mengisi waktu luang.
Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 2 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan RTH bahwasannya wilayah perkotaan
senantiasa menyediakan lahan sebanyak 30% RTH yang
dialokasikan sebanyak 20% untuk ruang publik dan 10%
ruang privat. Minimnya RTH di daerah perkotaan
memberikan dampak pada menurunnya kualitas lingkungan
disekitar perkotaan. Maka dari itu ruang terbuka hijau
sangatlah penting keberadaanya bagi lingkungan perkotaan
(Dwiyanto, 2009).
Adanya taman kota akan meningkatkan nilai properti dan
menjadi pendorong terlaksananya pembangunan. Taman kota
seharusnya menjadi komponen penting dari pembangunan
suatu kota yang berhasil (Garvin et al, 1997). Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri tahun 2017,
jumlah penduduk di kota kediri mengalami pertumbuhan
setiap tahunnya yaitu pada tahun 2010 sebanyak 269.193 jiwa
menjadi 284.003 jiwa pada tahun 2017. Meningkatnya
2

jumlah penduduk di Kota Kediri mengidentifikasi adanya


kebutuhan RTH publik maupun privat.
Fungsi dari RTH tertuang pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 sebagai fungsi
ekologis, ekonomi, estetika, serta sosial dan budaya.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Kota Kediri tahun 2005-2025 memiliki visi “Kota Kediri
yang Aman, Sejahtera, Adil, Demokratis, Bermartabat dan
Berdaya Saing”. Rencana pembangunan RTH publik tertuang
dalam misi “Mewujudkan Sarana dan Prasarana Umum,
Ruang Publik yang Berkualitas, Berkeadilan dan
Berwawasan Lingkungan”. Salah satu indikator keberhasilan
Kota Kediri untuk mewujudkan “Sejahtera” adalah
tersedianya RTH; dan tertatanya penggunaan dan
pemanfaatan ruang kota yang berwawasan lingkungan. Salah
satu usaha yang dilakukan adalah membangun Taman
Brantas yang diresmikan pada bulan April tahun 2018.
Sedangkan berdasarkan arahan yang tertuang di Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kediri tahun 2011-2031,
Taman Brantas adalah salah satu wujud dari arahan
pengembangan RTH dengan fungsi lindung yang lokasinya
berada di sempadan Sungai Brantas. Taman Brantas ini
menjadi salah satu landmark yang ada di Kota Kediri. Taman
ini dibangun dengan uang rakyat dan dikembalikan untuk
rakyat (Jumadi, 2018)
Namun berdasarkan fakta di lapangan masih sedikit dan
kurang optimal penyediaan sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan standar kualitas lingkungan.
Berbagai sarana kurang dipersiapkan dengan baik, seperti
toilet umum yang tidak terjaga kebersihannya, tanaman
peneduh yang masih sangat minim sehingga pada siang hari
3

masyarakat kurang tertarik untuk berkunjung, serta masih


minimnya stan penjual makanan yang sehat dan bersih (survei
primer, 2018). Masyarakat lebih memilih melakukan
interaksi sosial di Taman Sekartaji ataupun Taman Joyoboyo
yang cukup rindang sehingga dapat bersantai bersama (survei
primer, 2018). Ini disebabkan karena Taman Brantas masih
terhitung baru sebagai taman kota. Untuk saat ini
pembangunan taman sudah mencapai 210 meter pada
sempadan sungai Brantas (Jumadi, 2018)
Permasalahan yang timbul perlu mendapatkan
penyelesaian yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat. Sehingga untuk perencanaan kedepan dapat tepat
sasaran. Diharapkan dengan melakukan analisa prioritas
kebutuhan masyarakat di Taman Brantas akan mempengaruhi
penggunaannya sebagai RTH publik berdasarkan preferensi
pengunjung.

1.2 Rumusan Masalah


Taman Brantas merupakan taman kota yang diarahkan
untuk menjadi ruang terbuka publik yang memiliki fungsi
sosial, estetika, ekonomis, dan ekologis. Namun sesuai fakta
yang ada keempat fungsi RTH tersebut belum dapat
terealisasikan secara penuh di Taman Brantas. Maka dapat
ditarik pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimana penentuan
prioritas kebutuhan masyarakat terhadap ketersediaan
infrastruktur di Taman Brantas Kota Kediri berdasarkan
preferensi pengunjung?”

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prioritas
kebutuhan masyarakat di Taman Brantas Kota Kediri
4

berdasarkan preferensi pengunjung. Adapun sasaran yang ingin


dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi karakteristik Taman Brantas yang
mendukung kegiatan pengunjung
2. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat di Taman Brantas
Kota Kediri
3. Analisis kebutuhan masyarakat di Taman Brantas Kota
Kediri
4. Menentukan prioritas kebutuhan masyarakat di Taman
Brantas Kota Kediri berdasarkan preferensi pengunjung

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian
adalah memberikan khasanah ilmu pengetahuan dalam
bidang perencanaan wilayah dan kota mengenai manfaat
adanya public space dikehidupan masyarakat.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian
adalah rekomendasi atau saran yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan mempermudah pemerintah dalam
menentukan pengembangan public space di Kota Kediri yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Serta mampu menjadi
bahan pembelajaran bagi seluruh pihak yang terkait dalam
perencanaan public space di Kota Kediri
1.5 Ruang Lingkup
Pembahasan mengenai ruang lingkup dibagi menjadi dua
bagian yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
Ruang lingkup wilayah mencakup batas wilayah studi yang
akan diteliti berupa batas fisik. Sedangkan ruang lingkup
materi merupakan batasan pembahasan substansi studi.
5

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah


Lokasi yang dipilih untuk dilakukan penelitian
adalah Taman Brantas Kota Kediri yang memiliki luas
16.000 m2 atau 1,6 Ha dengan batas-batas fisik taman
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Sempadan Sungai Brantas
Sebelah Selatan : Jembatan Lama
Sebelah Barat : Sungai Brantas
Sebelah Timur : Jalan Yos Sudarso
Berikut adalah peta kawasan penelitian yang dapat dilihat pada
Gambar 1.1
6

GAMBAR 1. 1 Peta Wilayah Penelitian


7

1.5.2 Ruang Lingkup Substansial


Lingkup substansial pada penelitian ini lebih
difokuskan kepada fungsi RTH yang melihat teori-teori
yang telah ada. Salah satunya mengenai fungsi RTH sebagai
ruang sosial,estetika, ekonomis, dan ekologis. Sehingga
diperlukan analisis sarana dan prasarana pendukung fungsi
RTH yang nantikan akan terbentuk prioritas kebutuhan
masyarakat di Taman Brantas berdasarkan preferensi
pengunjung.
1.5.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan penelitian ini untuk
mengetahui prioritas kebutuhan masyarakat di Taman
Brantas berdasarkan preferensi pengunjung. Sehingga
diharapkan fungsi sosial, estetika, ekonomis, dan ekologis
dapat terwujud. Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan
teori Ruang Terbuka Publik yang salah satunya adalah
RTH. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
dasar pengembangan Taman Brantas untuk kedepannya.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi mengenai
latar belakang penelitian, rumusan permasalahan dalam
penelitian, tujuan diadakan penelitian, sasaran penelitian,
ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, sistematika
penulisan, dan kerangka berpikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini memuat
penjabaran dari kajian literatur mengenai dasar-dasar teori
dan referensi-referensi yang berkaitan dengan wilayah
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini memuat
pendekatan dan tahapan yang digunakan untuk menjawab
8

permasalahan penelitian serta mencapai tujuan dari


penelitian. Di dalamnya juga memuat teknik pengambilan
data, selanjutnya teknik analisa yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan penelitian dengan
menggunakan data yang telah didapatkan. Pada bagian ini
diakhiri dengan merumuskan kerangka pemikiran studi.
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi mengenai
analisa yang dilakukan pada data-data yang telah diperoleh
yang selanjutnya dijelaskan dalam pembahasan penelitian.
BAB V KESIMPULAN Pada bab ini memuat kesimpulan
dari keseluruhan isi penelitian dan penulis juga memberikan
saran dalam penelitian.

1.7 Kerangka Berpikir


Dalam penelitian ini, kerangka pemikiran dapat dilihat pada
Bagan 1.1 berikut :
Latar Belakang Masalah : 9
a. Taman Brantas kurang dalam segi kelengkapan infrastruktur
b. Empat fungsi RTH belum terlihat
c. Visi RPJP Kota Kediri tahun 2005-2025 tentang tersedianya Ruang Terbuka Hijau belum terealisasi

MASALAH
IDENTIFIKASI
d. Masyarakat lebih memiliki menghabiskan waktu di Taman Joyoboyo atau Taman Sekartaji

Rumusan Masalah :
Empat fungsi RTH belum bisa terealisasi di Taman Brantas.
Pertanyaan penelitian : “Bagaimana penentuan prioritas kebutuhan masyarakat terhadap ketersediaan infrastruktur di Taman Brantas?”

ANALISIS
Tujuan :
Merumuskan prioritas kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur di Taman Brantas Kota Kediri

Sasaran 1 : Sasaran 2 : Sasaran 3 : Sasaran 4 :


1. Mengidentifikasi karakteristik 2. Mengidentifikasi kebutuhan 3. Analisis kebutuhan 4. Menentukan prioritas kebutuhan
Taman Brantas yang mendukung masyarakat di Taman masyarakat di Taman Brantas masyarakat di Taman Brantas Kota
kegiatan pengunjung Brantas Kota Kediri Kota Kediri Kediri berdasarkan preferensi
Metode : pengunjung
Metode : Metode : Teknik Analisis IPA (Important Metode :
Teknik Analisis Deskriptif Teknik Analisis Wawancara Performance Analysis) Teknik Analisis Deskriptif

HASIL
Hasil :
Umpan Balik
PENENTUAN PRIORITAS KEBUTUHAN MASYARAKAT DI Prioritas kebutuhan
masyarakat di Taman
TAMAN BRANTAS KOTA KEDIRI BERDASARKAN
Brantas
PREFERENSI PENGUNJUNG

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir Dilakukan jika perlu


Sumber : Analisa Penulis, 2018
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ruang Terbuka Hijau
2.1.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan,
RTH adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas
baik dalam bentuk area atau kawasan maupun dalam bentuk area
memanjang dimana dalam pemanfaatannya lebih bersifat terbuka
yang dasarnya tanpa bangunan. Sedangkan berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di kawasan perkotaan, yang
dimaksud dengan RTH adalah area memanjang atau jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun
yang sengaja ditanam.
Menurut Carr (1992), ruang publik adalah ruang milik
bersama dan dapat diakses seluruh masyarakat, tempat masyarakat
melakukan aktivitas fungsional dan ritualnya, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam perayaan periodik. Sebagai salah satu
elemen kota, ruang publik memiliki fungsi utama untuk mewadahi
berbagai aktivitas bersama. Ruang publik dapat berbentuk ruang
tertutup dan ruang terbuka.
Purnomohadi (1995), menyatakan bahwa RTH merupakan
sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran,
bentuk, dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan
apapun, yang didalamnya terdapat tumbuhan hijau berkayu dan
tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai
tumbuhan perinci utama, perdu, semak, rerumputan dan tumbuhan
penutup tanah lainnya, serta benda-benda lain yang juga sebagai
pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan.
11

Sedangkan menurut Sumarmi (2006), mendefinisikan RTH sebagai


bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi
dengan tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung manfaat
langsung atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH tersebut.
Tabel 2. 1 Sintesis Pengertian Ruang Terbuka Hijau
Sumber Variabel
Peraturan Menteri Dalam a. Manfaat RTH
Negeri Nomor 1 Tahun
2007
Peraturan Menteri a. Manfaat RTH
Pekerjaan Umum Nomor b. Vegetasi
05/PRT/M/2008
Carr (1992) a. Aksesibilitas
b. Fungsi RTH
Purnomohadi (1995) a. Pengelola RTH
b. Vegetasi
Sumarmi (2006) a. Vegetasi
b. Manfaat langsung
c. Manfaat tidak
langsung
Sumber : Sintesa Penulis, 2018
2.1.2 Manfaat Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 5 Tahun 2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di kawasan perkotaan,
manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas :
a. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat
tangible), yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan
(teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk
dijual (kayu, daun, bunga, buah);
b. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat
intangible), yaitu pembersih udara yang sangat efektif,
12

pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah,


pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan
fauna yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman
hayati).
2.1.3 Fungsi Ruang Terbuka Hijau
Menurut Darmawan (2009), Adanya RTH memiliki peran
dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Jika dilihat dari
fungsinya, RTH dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik atau ruang
tempat berinteraksi antar manusia. Ruang publik berkembang seiring
dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat untuk melakukan
kegiatan bersama seperti interaksi sosial, ekonomi, dan budaya.
Adapun ditinjau berdasarkan fungsinya, RTH memiliki dua
fungsi yakni fungsi intrinsik dan ekstrinsik (Dirjentaru, 2008).
Fungsi intrinsik terdiri atas fungsi ekologis (vegetasi hijau),
sedangkan fungsi ektrinsik meliputi fungsi sosial dan budaya,
ekonomi, serta estitika. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 menyebutkan mengenai
fungsi RTH yaitu:
a. Fungsi ekologis, di antaranya memberi jaminan pengadaan
RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru
kota), pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air
secara alami dapat berlangsung lancar, sebagai peneduh,
produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa,
penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan
angin.
b. Fungsi sosial dan budaya, di antaranya menggambarkan
ekspresi budaya local, merupakan media komunikasi warga
kota, tempat rekreasi, wadah dan objek pendidikan, penelitian
dan pelatihan dalam mempelajari alam.
c. Fungsi ekonomi, di antaranya sumber produk yang bisa dijual
(seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayur) dan bisa
13

menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan,


dan lain-lain.
d. Fungsi estetika, di antaranya meningkatkan kenyamanan,
memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro (halaman
rumah, lingkungan permukiman) maupun makro (lanskap
kota secara keseluruhan), menstimulasi kreativitas dan
produktivitas warga kota, menciptakan suasana serasi dan
seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.
Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat
dikombinasikan dengan kebutuhan, kepentingan dan keberlanjutan
kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi, dan
konservsi hayati. Dapat disimpulkan pada dasarnya RTH memiliki
tiga fungsi dasar antara lain berfungsi secara sosial yakni sebagai
fasilitas untuk umum dengan fungsi rekreasi, pendidikan dan olah
raga, serta menjalin komunikasi antar warga kota; berfungsi secara
fisik yaitu sebagai paru-paru kota, melindungi sistem air, peredam
bunyi, pemenuhan kebutuhan visual, menahan perkembangan lahan
terbangun/ sebagai penyangga dan melindungi warga kota dari
polusi udara; serta berfungsi sebagai estetika yaitu pengikat antar
elemen gedung dalam kota, pemberi ciri dalam membentuk wajah
kota dan unsur dalam penataan arsitektur perkotaan (Rahmadi,
2017).
Menurut Budihardjo (1999), fungsi RTH adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi Sosial
a. Tempat bermain dan berolahraga
b. Tempat bersantai
c. Tempat komunikasi sosial
d. Tempat peralihan atau tempat menunggu
e. Memberikan cadangan ruang kota untuk keperluan
darurat
14

f. Sebagai sarana penghubung antara satu tempat dengan


tempat lain
g. Sebagai pembatas atau jarak diantara massa bangunan
2. Fungsi Ekologis
a. Penyegaran udara
b. Penyerapan air hujan
c. Pengontrol radiasi matahari
d. Pengendalian banjir
e. Memelihara ekosistem tertentu
f. Pelembut arsitektur bangunan
g. Meredam kebisingan
h. Menyerap debu
Tabel 2. 2 Sintesis Fungsi Ruang Terbuka Hijau
Sumber Variabel
Dirjen Penataan Ruang a. Fungsi Ekstrinsik
(2008) b. Fungsi Intrinsik
Peraturan Menteri a. Fungsi Sosial dan
Pekerjaan Umum Nomor 5 Budaya
Tahun 2008 b. Fungsi Estetika
c. Fungsi Ekonomis
d. Fungsi Ekologis
Rahmadi (2017) a. Fungsi estetika
b. Fungsi Sosial
c. Fungsi Ekologis
Eko Budiharji dan Djoko a. Fungsi Sosial
Sujarto (1999) b. Fungsi Ekologis
Sumber : Sintesa Penulis, 2018
2.1.4 Aktivitas pada Ruang Terbuka Hijau
Carr (1992) mengategorikan jenis aktivitas menjadi 2
berdasarkan tingkat atau level keterlibatannya, yaitu:
a. Keterlibatan Aktif (Active engangement)
15

Salah satu tingkatan dalam berktivitas dimana interaksi sosial


terjadi diantara dua orang atau lebih, kegiatan yang secara
langsung atau sadar telah melibatkan suatu tempat tertentu
untuk digunakan, seperti olahraga di lapangan terbuka atau
jogging track, bermain di playground, berjalan di pedestrian
way, dan lain sebagainya.
b. Keterlibatan Pasif (Passive engagement)
Tingkatan dalam beraktivitas dimana kegiatan tersebut secara
tidak langsung dilakukan saat berada di suatu ruang/ruang
publik, dan sifatnya tidak secara langsung/sadar melibatkan
suatu tempat untuk kepentingan aktivitas tersebut. Contoh
dari aktivitas dengan level pasif ini adalah kegiatan melihat-
lihat pemandangan sekitar, melihat atraksi, duduk santai, dan
lain sebagainya.
Selain kedua jenis aktivitas diatas, perancangan ruang publik
dalam kawasan kota tidak lepas dari elemen activity support atau
pendukung aktivitas, berdasarkan terjemahan dari buku Shirvani
(1985). Activity support meliputi semua kegunaan, fungsi, aktivitas
yang dapat membantu dan memperkuat suatu ruang publik pada
kawasan kota. Bentuk activity support yaitu merupakan kegiatan
penunjang yang menghubungkan dua atau lebih dari pusat kegiatan
umum pada lingkungan kota, yang dapat berupa ruang terbuka atau
bangunan yang peruntukannya untuk kepentingan umum.
Tabel 2. 3 Sintesis Aktivitas pada Ruang Terbuka Hijau
Sumber Variabel
Carr (1992) a. Keterlibatan Aktif
terjadinya interaksi sosial
b. Fasilitas pendukung taman
c. Keterlibatan Pasif
menciptakan estetika di
taman
16

Shirvani (1985) a. Pendukung aktivitas


berupa kegiatan penunjang
Sumber : Sintesa Penulis, 2018
2.2 Jenis Ruang Terbuka Hijau
Menurut Dirjentaru (2008), RTH publik adalah RTH yang
dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah Kota/Kabupaten yang
digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Berikut jenis
RTH publik berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan
Perkotaan :
a. RTH Taman dan Hutan Kota
1. Taman RT
2. Taman RW
3. Taman Kelurahan
4. Taman Kecamatan
5. Taman Kota
6. Hutan Kota
7. Sabuk Hijau (green belt)
b. RTH Jalur Hijau Jalan
1. Pulau jalan dan median jalan
2. Jalur pejalan kaki
3. Ruang di bawah jalan layang
c. RTH Fungsi Tertentu
1. RTH sempadan rel kereta api
2. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi
3. RTH sempadan sungai
4. RTH sempadan pantai
5. RTH pengamanan sumber air baku/mata air
6. Pemakaman
Sedangkan menurut Carr (1992) Ruang Terbuka Publik
dibedakan menjadi berikut:
17

1. Taman-taman publik (public parks)


2. Lapangan dan plaza (square and plaza)
3. Taman peringatan (memorial parks)
4. Pasar (market)
5. Jalan (street)
6. Lapangan bermain (playground)
7. Ruang terbuka untuk masyarakat (community open spaces)
8. Jalan hijau dan jalan taman (greenways and parkways)
9. Atrium/pasar tertutup (atrium/indoor market place)
10. Ruang terbuka yang dapat diakses oleh publik seperti sudut-
sudut jalan, jalan menuju gedung dan lainnya
11. Tepi laut (waterfronts)
Maka menurut jenis ruang terbuka hijau diatas, Taman Brantas masuk
kedalam kategori taman kota atau taman-taman publik yang memiliki
fungsi tertentu sebagai RTH sempadan sungai.

2.3 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan


Menurut Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2008 mengenai
kriteria penyediaan RTH pada lingkungan / permukiman dapat berupa
RTH Kelurahan. Adapun syarat diadakannya RTH Kelurahan adalah
dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani
penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m2 per
penduduk kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m2. Lokasi
taman berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan. Luas area
yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90% dari
luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai
tempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami
dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 25
pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman
aktif dan minimal 50 pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau
sedang untuk jenis taman pasif.
18

Selain itu untuk RTH yang berada pada sempadan sungai


memiliki kriteria khusus seperti pada sungai tidak bertanggul di dalam
kawasan perkotaan :
a. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 meter,
garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung
dari tepi sungai pada waktu ditetapkan;
b. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 meter sampai
dengan 20 meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-
kurangnya 15 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan;
c. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 meter, garis
sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 meter dihitung
dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

2.4 Karakteristik Ruang Terbuka Hijau


Menurut Carr (1992), terdapat 3 (tiga) kualitas utama sebuah
ruang publik yaitu:
1. Tanggap (responsive),berarti bahwa ruang tersebut dirancang
dan dikelola dengan mempertimbangkan kepentingan para
penggunanya. Kebutuhan masyarakat yang utama adalah
mencari kepuasan di ruang publik yang berkaitan dengan
kenyamanan, relaksasi, dan kegiatan-kegiatan aktif atau pasif.
Ruang publik juga memberikan manfaat pada keseimbangan
hidup masyarakat. Kebutuhan masyarakat meliputi :
a. Comfort; maksud dari comfort adalah kenyaman yang
tercipta di ruang publik dan memperhatikan psikologis
dari pengguna.
b. Relaxation; seperti halnya kenyamanan, psikologis
pengguna juga memerlukan relaksasi di ruang publik
yang mengakomodasi seluruh aktivitas pengguna.
19

c. Passive Engagement with Environment; ruang publik


harus mewadahi aktivitas pengguna yang ingin
melakukan kegiatan pasif seperti mengamati objek.
d. Active Activity; suatu ruang publik dikatan berhasil
apabila dapat mewadahi aktivitas interaksi antar anggota
masyarakat baik teman, keluarga ata orang asing dengan
baik.
e. Discovery; merupakan suatu proses mengelola ruang
publik agar didalamnya terjadi interaksi yang tidak
monoton.
2. Demokratis (democratic), berarti bahwa hak para pengguna
ruang publik tersebut terlindungi, pengguna ruang publik
bebas berekspresi dalam ruang tersebut, namun tetap memiliki
batasan tertentu karena dalam penggunaan ruang bersama
perlu ada toleransi diantara para pengguna ruang. Hal-hal
yang meliputi demokratis adalah sebagai berikut :
a. Access; berkaitan dengan aspek fisik dan visual dalam
memasuki ruang publik.
b. Freedom of Action; kebebasan dalam beraktivitas yang
masih memperhatikan aktivitas orang lain di suatu ruang
publik dalam waktu yang bersamaan.
c. Claim; Kontrol terhadap tingkat pengunaan ruang publik
yang masih terkait dengan kebutuhan psikologis.
d. Changer; kemampuan untuk berkembang dan berubah
pada setiap saat dan sepanjang waktu.
3. Bermakna (meaningful), berarti mencakup adanya ikatan
emosional antara ruang tersebut dengan kehidupan para
penggunanya. Yang pada akhirnya dapat membentuk memori
serta pengalaman dengan membuat sesuatu menjadi berharga
bagi suatu masyarakat tertentu.
20

Sedangkan ciri-ciri utama dari RTH adalah terbuka, mudah


dicapai oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas kelompok maupun
individu.

2.5 Kriteria dan Indikator Kualitas Ruang Terbuka Hijau


Konsep – konsep yang melandasi keinginan dan kepuasan
pengguna dalam memanfaatkan taman adalah (Gold, 1980):
a. Mengharapkan pengalaman yang menyenangkan dalam suatu
taman kota.
b. Menyadari adanya suatu range pilihan menyangkut
bagaimana dan dimana mereka menggunakan waktu
luangnya.
c. Memiliki keinginan sosial/ psikologis yang harus bisa
ditampung sebagai bagian dalam pemanfaatan taman.
Sedangkan kualitas keinginan dan kepuasan pengguna taman
terbagi dua (Gold, 1980) yaitu:
a. Kualitas Sumberdaya (Resource Quality), yaitu suatu ukuran
objektif dari factor atau kondisi pandangan pengguna
terhadap elemen alamiah dan buatan atau fasilitas taman
seperti pandangan (scenery), vegetasi, perairan, toilet, meja
bangku dan sebagainya.
b. Kualitas Pemanfaatan (Use Quality), yaitu ukuran objektif
terhadap faktor atau kondisi pengguna sebagai sesuatu
hambatan (negative) atau keuntungan (positif) terhadap
keinginan dan kepuasan mereka seperti terlalu ramai
(overcrowding), bising, konflik, rasa takut dan sebagainya.

2.6 Penelitian Terdahulu


Sub bab ini membahas mengenai studi-studi terdahulu yang dapat
membantu penelitian sekarang. Pembahasan penelitian terdahulu
dapat memberikan perbedaan dari penelitian terdahulu dan penelitian
21

sekarang. Berikut adalah penelitian terdahulu yang memiliki topik


tentang Ruang Terbuka Hijau :
1. Penulis : Elsa Martini (Jurusan PWK Universitas Esa Unggul
Jakarta, tahun 2014)
Judul : Penataan Kembali Taman Kota Berdasarkan Kriteria
Kualitas Taman (Studi Kasus Taman Lapangan Banteng, Jakarta
Pusat)

Isi Penelitian :
Pada saat ini DKI Jakarta memiliki Ruang Terbuka Hijau sebesar
9,6% dari target 13,94% total wilayah kota. Sasaran dari
pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di DKI Jakarta adalah RTH
yang dapat mengatasi permasalahan lingkungan kota, dapat
meningkatkan kualitas visual kota dan juga memberikan dapak
positif terhadap tingkat kesejahteraan sosial warganya. Sasaran
secara kualitatif adalah untuk mendapatkan kualitas lingkungan
fisik kota. Kecamatan Senen mempunyai Taman kota yang cukup
besar yaitu Taman Lapangan Banteng seluas 4,393 ha yang
lokasinya sangat strategis yaitu berada di tengah – tengah jalan di
keempat sisinya berhadapan gedung – gedung perkantoran ,
masjid, gereja dan hotel. Dengan adanya Taman Lapangan
Banteng seharusnya sudah dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat sekitar dan luar sekitar akan fasilitas berolah raga,
rekreasi, berinteraksi sosial. Tetapi pada kenyataannya
keberadaan Taman Lapangan Banteng masih kurang berfungsi
dengan baik bila dinilai dari kriteria kualitas taman. Maksud dan
tujuan penelitian ini adalah menata kembali Taman Lapangan
Banteng berdasarkan kriteria kualitas taman berdasarkan nilai
keinginan dan kepuasan pengunjung yang datang. Dalam hal ini
penataan kembali dengan maksud, tidak merubah tatanan taman
secara keseluruhan melainkan hanya bagian yang masih dianggap
22

kurang dilihat dari kriteria kualitas taman berdasarkan nilai


keinginan dan kepuasan pengunjung. Dari hasil analisis dapat
diperoleh bahwa Taman Lapangan Banteng sebagai taman kota
berdasarkan kriteria kualitas taman terdapat kekurangan seperti
lahan parkir yang terbatas, fasilitas kantin yang belum ada dan
juga perbaikan penerangan. Kesimpulannya adalah Taman
Lapangan Banteng berdasarkan kriteria kualitas taman masih ada
kekurangan pada bagian – bagian tertentu dari taman sehingga
diusulkan adanya beberapa penambahan fasilitas pada taman.

2. Penulis : Dian Fajar Novitasari (Jurusan PWK Fakultas


Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, tahun 2017)
Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan
Taman Kota Sebagai Ruang Sosial Berdasarkan Preferensi
Pengunjung di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Isi Penelitian :
Pemerintah Jombang menggalakan program “Jombang Kota
Hijau” sebagai upaya mendukung Program Pengembangan Kota
Hijau (P2KH) yang digagas oleh Kementrian PU. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah membangun Taman Keplaksari
yang sebelumnya adalah RTH pasif. Lokasi taman yang strategis
diharapkan dapat mengakomodasi aktivitas masyarakat
Jombang. Namun pada kenyataannya fungsi sosial Taman
Keplaksari belum terwujud secara optimal. Jumlah pengunjung
Taman Keplaksari masih terhitung sedikit dibanding ruang
publik lain di Jombang. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan
untuk merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan kinerja Taman Keplaksari sebagai ruang sosial.
Hasil akhir dari penelitian ini berupa faktor-faktor yang
23

mempengaruhi peningkatan kinerja Taman Keplaksari sebagai


ruang sosial. Sehingga dibentuk arahan yang didasarkan pada
lima faktor yang terbentuk yaitu tingkat pendapatan terhadap
keberagaman aktivitas dan kelengkapan fasilitas sosial; pasangan
interaksi terhadap kelengkapan fasilitas dan tingkat
keterjangkauan; serta frekuensi kunjungan terhadap fasilitas
pendukung.

2.7 Sintesa Pustaka


Penelitian ini akan menghasilkan prioritas kebutuhan
masyarakat terhadap infrastruktur di Taman Brantas Kota Kediri yang
disebabkan oleh belum optimalnya fungsi RTH yang diterapkan.
Untuk menghasilkan prioritas kebutuhan masyarakat perlu adanya
pembahasan lebih dalam mengidentifikasi karakteristik RTH yang
nantikan akan menghasilkan variabel-variabel. Berdasarkan hasil
penjelasan tinjauan pustaka diatas dapat diperoleh beberapa faktor dan
variabel yang disintesa dari teori-teori yang sudah ada. Berikut adalah
sintesa pustaka dari bab tinjauan pustaka :

Tabel 2. 4 Sintesa Tinjauan Pustaka


Tinjauan
No. Indikator Variabel
Pustaka
1. Jaringan listrik dan
a. Kriteria dan
alat penerangan
Indikator Keamanan
Lingkungan yang
Kualitas RTH
aman
2. a. Kriteria dan Jaringan air bersih
Indikator Jaringan
Utilitas
Kualitas RTH pembuangan limbah
b. Pengertian RTH Persampahan
24

Tinjauan
No. Indikator Variabel
Pustaka
3. a. Manfaat RTH Variasi vegetasi
b. Pengertian RTH Kebersihan
Keindahan
c. Fungsi RTH
dan
d. Kriteria dan
Kenyamanan Estetika lingkungan
Indikator
Kualitas RTH
4. Fasilitas toilet umum
a. Pengertian RTH
Fasilitas bermain
b. Aktivitas RTH
Fasilitas bersantai
c. Fungsi RTH
Fasilitas Fasilitas olahraga
d. Kriteria dan
Fasilitas pendukung
Indikator
ekonomi
Kualitas RTH
Fasilitas parkir
5. a. Pengertian RTH Lembaga Pengelola RTH
6. Kedekatan dengan
fasilitas umum
a. Pengertian RTH
Terkoneksi dengan
b. Karakteristik Aksesibilitas
trasnportasi umum
RTH
Kondisi jaringan
jalan
7. a. Kriteria dan Tenaga kerja parkir
Sumberdaya
Indikator Tenaga kerja
Manusia
Kualitas RTH kebersihan
Sumber : Analisis Penulis, 2018
25

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian adalah metode atau cara untuk
mengadakan penelitian (Suharsimi, 2002). Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan rasionalisme yang
bersumber dari teori dan kebenaran empirik dan etik. Pendekatan
ini bersumber pada empiri fakta yaitu ilmu yang dibangun berasal
dari hasl pengamatan dengan indera dan didukung dengan
landasan teori serta menggunakan perluasan pemikiran. Ilmu yang
dibangun atas berdasarkan rasionalisme menekankan pada
pemaknaan empiri, pemahaman intelektual kita, dan kemampuan
berargumentasi secara logik perlu didukung dengan data empirik
yang relevan agar produk ilmu yang melandaskan diri pada
rasionalisme memang ilmu bukan fiksi (Muhadjir, 1996).
Konsep teoritik yang digunakan merupakan konsep dasar
dalam penelitian yang dihubungan dengan identifikasi
karakteristik wilayah penelitian yang mendukung kegiatan
pengunjung. Selanjutnya konsep teoritik terebut digunakan untuk
merumuskan variabel yang akan menjadi input pada proses
analisis kebutuhan masyarakat di Taman Brantas. Penelitian ini
berupa penelitian deskriptif yang dalam prosesnya dilakukan
secara sistematis berdasarkan fakta-fakta dan karakteristik Taman
Brantas.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian kualitatif-kuantitatif dengan pendekatan
rasionalistik. Metode deskriptif digunakan pada penelitian ini
untuk mengetahui karakteristik wilayah penelitian yang
mendukung kegiatan pengunjung. Sedangkan untuk teknik
26

analisanya menggunakan Descriptive Theoritical yang digunakan


untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat di Taman Brantas
Kota Kediri melalui wawancara dengan pengunjung taman.
Kuisioner yang akan dibagikan menggunakan skala linkert untuk
tingkat paling penting dan tidak penting.
Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui prioritas
kebutuhan masyarakat di Taman Brantas Kota Kediri dengan
metode statistik deskriptif. Teknik analisa yang digunakan adalah
Important Performance Analysis (IPA). Analisis IPA digunakan
untuk mengetahui prioritas kebutuhan masyarakat akan
infrastruktur di Taman Brantas Kota Kediri. Dalam melakukan
Important Performance Analysis (IPA) dibantu menggunakan
software SPSS.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
didapatkan dari sintesa kajian pustaka pada BAB II. Setiap
variabel memiliki definisi operasional yang didasarkan dari sifat
variabel masing-masing. Adapun variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Indikator Variabel Definisi Operasional
Internal
Tingkat pelayanan jaringan
listrik dalam mendukung
Jaringan listrik
aktivitas di area penelitian.
dan alat
Serta memiliki lampu
penerangan
Keamanan penerangan yang masih
berfungsi
Terciptanya suasana yang
Lingkungan
ramai sepanjang hari dari
yang aman
pagi hingga malam di area
27

Indikator Variabel Definisi Operasional


penelitian. Serta terdapat
pemisah antara taman dan
jalan raya.
Jaringan air Tingkat pelayanan jaringan
bersih air bersih di area penelitian
Ketersediaan jaringan
Jaringan pembuangan air limbah
pembuangan dengan kondisi baik untuk
Utilitas limbah mendukung aktivitas di area
penelitian
Ketersediaan sistem
persampahan yang baik dan
Persampahan
diletakkan diberbagai sudut
area penelitian
Terdapat berbagai variasi
Variasi vegetasi vegetasi yang ditanam di
area penelitian
Terdapat kegiatan
Keindahan pembersihan area penelitian
Kebersihan
dan 1 kali sehari dan sampah
Kenyamanan yang tidak berserakan
Kesesuaian dan keserasian
Estetika peletakan fasilitas
lingkungan pendukung di area
penelitian
Ketersediaan toilet umum
Fasilitas toilet yang bersih sebagai
Fasilitas
umum penunjang fasilitas di area
penelitian
28

Indikator Variabel Definisi Operasional


Ketersediaan sarana
Fasilitas bermain anak sebagai
bermain penunjang fasilitas di area
penelitian
Ketersediaan fasilitas
bersantai seperti bangku
Fasilitas
taman dan gazebo sebagai
bersantai
penunjang fasilitas di area
penelitian
Ketersediaan jogging track,
alat olahraga komunal, dan
Fasilitas
lainnya sebagai penunjang
olahraga
fasilitas di wilayah
penelitian
Ketersediaan fasilitas
Fasilitas perdagangan dan jasa yang
pendukung membangkitkan
ekonomi perekonomian di area
penelitian.
Ketersediaan fasilitas parkir
yang layak dan tidak berada
di badan jalan. serta
Fasilitas parkir
penarikan retribusi yang
legal dan diketahui oleh
pemerintah kota
Beberapa orang yang
Sumberdaya Tenaga kerja ditugaskan untuk mengatur
Manusia parkir kendaraan yang masuk dan
parkir di area penelitian
29

Indikator Variabel Definisi Operasional


Beberapa orang yang
ditugaskan untuk
Tenaga kerja
melakukan pembersihan
kebersihan
taman minimal 1 kali
sehari.
Eksternal
Lembaga pemerintah yang
mengelola taman kota dan
Lembaga Pengelola RTH merencanakan program-
program peningkatan fungsi
taman kota.
Jarak antara taman dengan
Kedekatan
fasilitas umum yang tidak
dengan fasilitas
berjarak lebih dari 4 km
umum
(Officials, 1965)
Terdapat hubungan antara
taman dengan transportasi
Terkoneksi
umum yang berjarak tidak
Aksesibilitas dengan
lebih dari 30 – 60 menit
trasnportasi
perjalanan. Serta taman
umum
dilalui oleh rute angkutan
umum (Officials, 1965)
Kondisi baik dan buruknya
Kondisi jaringan
jaringan jalan di area
jalan
penelitian
Sumber : Penulis, 2018

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan wilayah yang
terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai karakteristik tertentu
30

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik


kesimpulan (Supriharjo, 2013). Pada penelitiaan ini populasi
difokuskan kepada seluruh masyarakat yang beraktivitas di Taman
Brantas Kota Kediri. Masyarakat yang dipilih harus sesuai
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebagai sasaran
populasi.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan mengenai prioritas
kebutuhan masyarakat di Taman Brantas Kota Kediri perlu
dilakukan penyebaran kuisioner. Sampel diambil menggunakan
metode purposive sampling. Metode ini merupakan pemilihan
sampel dengan tidak memberikan kesempatan yang sama bagi
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Maka pengambilan
sampel harus benar-benar merepresentasikan seluruh pengunjung
yang ada di Taman Brantas. Adapun kriteria responden yang
dibatasi adalah dari segi usia. Berikut adalah pembagian segmen
dan usia responden (Depkes RI, 2009) :
a. Segmen Remaja : usia sekitar 12-25 tahun
b. Segmen Dewasa : usia sekitar 26-45 tahun
c. Segmen Lansia : usia sekitar 46-65 tahun
d. Segmen Manula : usia sekitar > 65 tahun
Penelitian ini tidak diketahui secara pasti jumlah populasi yang
melakukan aktivitas di Taman Brantas. Sehingga perlu dilakukan
perhitungan jumlah sampel (responden) minimal menggunakan
rumus Lemeshow. Berikut rumus Lemeshow yaitu (Rendy, 2013)
:
𝑝(1 − 𝑝)(𝑍1−∝/2)2
𝑛=
𝐷2
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal
31

p = maximal estimation (0,5), diibaratkan populasi


menggunakan 50% masyarakat Kota Kediri merupakan
pengunjung Taman Brantas
D = limit dari eror atau presisi absolut yaitu 10% atau 0,1
𝑍 = derajat kepercayaan 0,1 adalah 1,64 (1−∝/2)

Melalui rumus diatas, maka jumlah sampel yang akan diambil


adalah :
0,5(1−0,5)(1,64)2
𝑛= = 67,24 = 70 responden
0,12
Pelaksaan wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden
dilakukan dalam beberapa waktu. Dalam satu minggu pelaksaan
wawancara dibagi berdasarkan hari kerja dan akhir pekan. Selain
itu dalam sehari dibagi dalam beberapa waktu yaitu pagi pada
pukul 06.00 – 12.00 WIB, siang pada pukul 12.01 – 15.00 WIB,
sore pada pukul 15.01 – 18.00 WIB, dan 18.01 – 20.00 WIB.
Dalam pengambilan responden dilakukan secara acak sesuai
dengan kondisi objek penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data


3.5.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik survei primer dan sekunder. Survei primer
dilakukan dengan beberapa beberapa cara yaitu sebagai berikut :
A. Survei Primer
Metode pengumpulan data dengan survei primer dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan/observasi dan
wawancara dengan pengunjung.
1. Observasi
Jenis observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi
jenis non partisipan. Observasi ini dilakukan dengan
32

tidak ikut kedalam kegiatan orang yang diamati


melainkan hanya sebagai penonton saja. Observasi
dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang kondisi
dan karakteristik dari Taman Brantas. Melalui observasi,
peneliti mampu mendapatkan pengalaman langsung dan
tidak mendapat pengaruh dari orang lain.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan peneliti dilakukan dengan
membagikan kuisioner kepada pengunjung Taman
Brantas yang sedang beraktivitas. Melalui wawancara
maka peneliti dapat mengetahui pandangan pengunjung
mengenai kebutuhan infrastruktur yang ada di Taman
Brantas.
B. Survei Sekunder
Metode pengumpulan data dengan survei sekunder dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dari instansi-instansi yang
terkait dengan penelitian serta studi literatur yang ada.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai survei
sekunder :
1. Survei Instansi
Peneliti melakukan survei ke instansi yang berkaitan
dengan penelitian yaitu dinas Pekerjaan Umum Kota
Kediri dan BARENLITBANG Kediri.
2. Studi Literatur
Peneliti melakukan studi literatur untuk meninjau teori
maupun kebijakan yang berhubungan dengan topik
penelitian. Literatur yang digunakan seperti jurnal, buku,
dan tugas akhir bidang perencanaan wilayah dan kota.
3.5.2 Metode Analisis
Metode analisis merupakan langkah-langkah yang digunakan
untuk menjawab sasaran yang ditetapkan oleh peneliti. Dalam
33

enelitian ini terdapat 4 sasaran yang harus dijawab dengan beberapa


metode. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu
Important Performance Analysis (IPA). Untuk lebih jelasnya berikut
adalah penjelasan metode analisis setiap sasaran penelitian :
Tabel 3. 2 Metode Analisis Data
Teknik
Sasaran Penelitian Input Data Output
Analisis
1. Mengidentifikasi
karakteristik
Observasi Teknik Karakteris
Taman Brantas
seluruh Analisis tik Taman
yang mendukung
variabel deskriptif Brantas
kegiatan
pengunjung
2. Mengidentifikasi
Teknik Hasil
kebutuhan
Output Analisis wawancar
masyarakat di
sasaran 1 Wawanca a dengan
Taman Brantas
ra kuisioner
Kota Kediri
3. Analisis kebutuhan Important
masyarakat di Peforman Diagram
Output
Taman Brantas ce Kartesiun
sasaran 2
Kota Kediri Analysis IPA
(IPA)
4. Menentukan Prioritas
prioritas kebutuhan kebutuhan
Teknik
masyarakat di Output masyarak
Analisis
Taman Brantas sasaran 3 at di
Deskriptif
Kota Kediri Taman
berdasarkan Brantas
34

preferensi
pengunjung
Sumber : Penulis, 2018

A. Mengidentifikasi karakteristik Taman Brantas yang


mendukung kegiatan pengunjung
Untuk menjawab sasaran pertama dilakukan dengan melakukan
analisis deskriptif dari hasil observasi Taman Brantas. Hal-hal yang
diobservasi adalah variabel-variabel yang telah ditentukan oleh
peneliti berdasarkan kajian literatur yang digunakan pada bab
sebelumnya. Menurut Sukmadinata (2009), penelitian deskriptif
bertujuan mendefinisikan suatu keadaan atau fenomena secara apa
adanya. Sedangkan menurut Singarimbun (1989), penelitian deskriptif
biasanya mempunyai dua tujuan, untuk mengetahui per-kembangan
fisik tertentu dan mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial
tertentu. Hasil dari analisis deskriptif pada penelitian ini adalah
variabel-variabel yang akan digunakan pada proses wawancara di
sasaran kedua. Variabel-variabel yang diambil juga disesuaikan
dengan hasil studi literatur mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Analisis deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan karakteritik
dari Taman Brantas yang pada akhirnya menghasilkan variabel-
variabel eksternal dan internal.

B. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat di Taman Brantas


Kota Kediri
Dalam proses mengidektifikasi kebutuhan masyarakat di Taman
Brantas digunakan teknik analisis wawancara. Adapun responden
yang akan diwawancara adalah masyarakat yang minimal satu kali
pernah beraktivitas di Taman Brantas. Responden pada penelitian ini
diambil berdasarkan metode purosive sampling dan menghasilkan
jumlah responden sebanyak 70 orang.
35

Menurut Soegijono (1993), wawancara adalah proses tanya


jawab lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka secara fisik
untuk mengetahui tanggapan, pendapat, dan motivasi seseorang
terhadap suatu objek. Wawancara dapat pula dipakai sebagai cara
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.
Terdapat beberapa jenis wawancara yang sering digunakan pada
penelitian. Untuk penelitian ini menggunakan jenis wawancara
berstruktur. Menurut Holloway (1996), wawancara berstruktur
memiliki ciri keterbatasan pertanyaan. Tiap partisipan ditanyakan
pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama pula. Wawancara ini
menghemat waktu dan membatasi efek pewawancara bila sejumlah
pewawancara yang berbeda terlibat dalam penelitian. Analisis data
tampak lebih mudah sebagaimana jawaban yang dapat ditemukan
dengan cepat.
Proses wawancara pada penelitian ini menggunakan kuisioner
tertutup. Artinya pertanyaan yang disajikan untuk responden terbatas
dan jawaban dari pertanyaan kuisioner sudah disediakan oleh peneliti.
Untuk kuisioner yang digunakan oleh peneliti mengandung seluruh
variabel yang dihasilkan dari sasaran satu dan pertanyaan yang
disajikan menggunakan skala linkert. Skala likert adalah skala
pengukuran yang dapat digunakan untuk menunjukan tanggapan
pengujung terhadap kualitas fasilitas di Taman Brantas. Adapun skala
linkert yang digunakan terbagi menjadi lima point yaitu :
a. Untuk penilaian kinerja :
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik
36

b. Untuk penilaian kepentingan :


1 = sangat tidak penting
2 = tidak penting
3 = kurang penting
4 = penting
5 = sangat penting
Pada saat proses wawancara tidak diperkenankan lebih dari satu jam.
Hal ini anggap sudah tidak efektif jika wawancara dilakukan melebihi
satu jam (Field, 1985).

C. Analisis kebutuhan masyarakat di Taman Brantas Kota


Kediri
Analisis untuk mengetahui kebutuhan masyarakat di Taman
Brantas Kota Kediri dapat dilakukan dengan metode analisis
Importance Performance Analysis (IPA). Menurut Philip Kotler
analisis arti penting-kinerja (importance-performance analysis) dapat
digunakan untuk merangking berbagai elemen dari kumpulan jasa
dan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan. Martilla dan Jams
dalam (Zeithaml et.al. 1990) menyarankan penggunaan metode
Importance-Performance Analysis dalam mengukur tingkat kepuasan
pelayanan jasa.
1. Uji Validitas
Hal pertama yang dilakukan dalam analisis kebutuhan
masyarakat di Taman Brantas adalah Uji Validitas. Uji ini digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Sebuah
kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut (Imam,
2016). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan melakukan
korelasi bivariate antar masing-masing variabel. Penghitungan
korelasi bivariate dilakukan dengan bantuan software SPSS.
37

2. Uji Reliabilitas
Selanjutnya melakukan uji reliabilitas pada hasil kuisioner yang
telah dilakukan pada sasaran kedua. Menurut Imam (2009), uji
reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari pengubah atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk
mengukur uji reliabilitas menggunakan bantuan software SPSS
dengan memperhatikan nilai Cronbach’s Alpha.
3. Importance Peformance Analysis (IPA)
Pada analisis Importance-Performance Analysis, dilakukan
pemetaan menjadi 4 kuadran untuk seluruh variabel yang
mempengaruhi kualitas pelayanan. Pembagian kuadran dalam
Importance-Performance Analysis dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3. 1 Kuadran pada Analisis IPA

D. Menentukan prioritas kebutuhan masyarakat di Taman


Brantas Kota Kediri berdasarkan preferensi pengunjung
Setelah melakukan analisis Importance Peformance Analysis
(IPA) dilakukan penentuan priotitas kebutuhan masyarakat
berdasarkan hasil perhitungan yang menghasilkan 4 kuadran. Untuk
menjelaskan prioritas tersebut peneliti menggunakan metode analisis
deskriptif. Adapun kuadran strategi yang dapat dilakukan berkenaan
38

dengan posisi masing-masing variabel pada keempat kuadran dapat


dijelaskan sebagai berikut (Zeithaml et.al. 1990) :
1. Kuadran 1 (Concentrate These)
Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
penting oleh pengguna, tetapi pada kenyataannya faktor-
faktor ini belum sesuai dengan harapan pengguna (tingkat
kepuasan yang diperoleh masih rendah). Variabel-variabel
yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan.
2. Kuadran 2 (Keep Up The Good Work)
Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
penting oleh pengguna, dan faktor-faktor yang dianggap
pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga
tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Variabel-variabel
yang masuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan
karena semua variabel ini menjadikan objek penelitian dapat
menjadi lebih baik.
3. Kuadran 3 (Low Priority)
Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
kurang penting oleh pengguna, dan pada kenyatannya
kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan variabel-
variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat
dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap
manfaat yang dirasakan oleh pengguna sangat kecil.
4. Kuadran 4 (Possible Overkill)
Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
kurang penting oleh pengguna, dan dirasakan terlalu
berlebihan. Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran
ini dapat dikurangi agar pengelola objek penelitian dapat
menghemat biaya.
39

3.6 Tahapan Penelitian


Adapun tahapan penelitian yang harus dilakukan dalam penelitian
ni adalah sebagai berikut :
a. Perumusan masalah
Tahap ini adalah tahap awal penelitian yang dilakukan dengan
mengidentifikasi karakteristik Taman Brantas Kota Kediri.
Identifikasi tersebut dapat dilakukan dengan observasi lapangan
non partisipan. Dari hasil observasi tersebut akan muncul
gambaran secara umum variabel-variabel internal dan eksternal
yang dapat digunakan untuk menyelesaiakan permasalahan
penelitian yaitu mengenai prioritas kebutuhan masyarakat di
Taman Brantas.
b. Studi Literatur
Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan studi literatur
untuk mengetahui konsep dan teori yang berkaitan dengan
penelitian. Tujuan lainnya juga untuk mengumpulkan
informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian. Selain
itu studi literatur digunakan juga sebagai panduan pemilihan
variabel yang sesuai dengan teori pada penelitian. Studi literatur
yang disajikan seperti pengertian RTH, manfaat RTH, fungsi
dari RTH, aktivitas pada RTH, jenis RTH, penyediaan RTH,
karakteristik RTH, serta kriteria dan indikator kualitas RTH.
c. Pengumpulan Data
Tahap ketiga adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui
dua cara yaitu survei primer dan survei sekunder. Nantinya
proses analisis dan hasil penelitian dipengaruhi oleh
kelengkapan data yang didapatkan oleh peneliti. Survei primer
pada penelitian ini dilakukan dengan observasi dan wawancara
kepada pengunjung Taman Brantas. Sedangkan survei sekunder
dilakukan dengan survei instansi dan studi literatur. Hasil dari
pengumpulan data akan menjadi input pada proses analisis data.
40

d. Analisis Data
Analisis yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan
tujuan dan sasaran penelitian. Sasaran pertama menggunakan
metode analisis deskriptif untuk menentukan karakteristik
Taman Brantas. Sasaran kedua menggunakan metode
wawancara dengan pengunjung Taman Brantas. Wawancara
digunakan untuk mengetahui kebutuhan masyarakat di Taman
Brantas. Selanjutnya sasaran tiga menggunakan analisis
Important Peformance Analysis (IPA). Metode ini
menghasilkan diagram kartesius dari kebutuhan masyarakat.
Terakhir menentukan prioritas kebutuhan masyarakat dengan
teknik analisis deskriptif dari hasil sasaran tiga.
e. Penarikan Kesimpulan
Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan dari hasil analisis
data. Dalam penarikan kesimpulan ini diharapkan dapat
mencapai hasil akhir penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu Merumuskan prioritas kebutuhan masyarakat
terhadap infrastruktur di Taman Brantas Kota Kediri guna
meningkatkan fungsi RTH berdasarkan preferensi pengunjung.
41

3.7 Kerangka Pemikiran Studi


Tujuan :
Merumuskan prioritas kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur di Taman Brantas
Kota Kediri

Indikator Penelitian :
INTERNAL : EKSTERNAL :
Kenyamanan Lembaga
Utilitas Aksesibilitas
Keindahan dan Kenyamanan
Fasilitas
Sumberdaya Manusia

SASARAN 1 : SASARAN 2 : SASARAN 3 : SASARAN 4 :


Mengidentifikasi Mengidentifikasi Analisis kebutuhan Menentukan prioritas kebutuhan
karakteristik Taman kebutuhan masyarakat di masyarakat di Taman masyarakat di Taman Brantas
Brantas yang mendukung Taman Brantas Kota Kediri Brantas Kota Kediri Kota Kediri berdasarkan
kegiatan pengunjung INPUT : INPUT : preferensi pengunjung
INPUT : Output sasaran 1 Output sasaran 2 INPUT :
Observasi seluruh variabel TEKNIK ANALISIS : TEKNIK ANALISIS : Output sasaran 3
TEKNIK ANALISIS : Teknik Analisis Important Peformance TEKNIK ANALISIS :
Teknik Analisis deskriptif Wawancara Analysis (IPA) Teknik Analisis Deskriptif
OUTPUT : OUTPUT : OUTPUT : OUTPUT :
Karakteristik Taman Hasil wawancara dengan Diagram kartesius IPA Prioritas kebutuhan masyarakat
Brantas kuisioner di Taman Brantas
42

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Kota Kediri secara administratif terbagi menjadi tiga
kecamatan yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota, dan
Kecamatan Pesantren. Dengan memiliki jumlah penduduk
284.003 jiwa pada tahun 2017. Adapun kecamatan yang
memiliki populasi paling tinggi adalah Kecamatan Mojoroto
disusul oleh Kecamatan Kota kemudian Kecamatan Pesantren.
Berikut adalah rincian jumlah penduduk dan laju pertumbuhan
penduduk pada tahun 2010 – 2017 :
Tabel 4. 1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota
Kediri
Jumlah Penduduk (jiwa) Laju
Pertumbuhan
Kecamatan
2010 2016 2017 Penduduk
pada 2010-2017
Mojoroto 108.664 115.486 116.598 1,04
Kota 81.993 84.238 84.566 0,45
Pesantren 78.536 82.254 82.839 0,78
Total 269.193 281.978 284.003 0,79
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Kediri, 2018

Sedangkan distribusi kepadatan penduduk menurut


kecamatan di Kota Kediri paling besar berada di Kecamatan
Kota, Besarnya kepadatan penduduk per km2 di Kecamatan
Kota adalah 5.676, disusul oleh Kecamatan Mojoroto sebesar
4.740 kemudian Kecamatan Pesantren sebesar 3.466. Dengan
besarnya kepadatan penduduk di Kecamatan Kota maka perlu
penyediaan ruang publik untuk masyarakat. Salah satu ruang
43

publik yang dibangun oleh Pemerintah Kota Kediri adalah


Taman Brantas yang menjadi lokasi penelitian ini. Lokasi
dari Taman Brantas berada di Kecamatan Kota dan berada di
sempadan Sungai Brantas sepanjang lebih kurang 200 meter.
Taman Brantas Kota Kediri yang memiliki luas 16.000 m2
atau 1,6 Ha. Adapun batas-batas fisik Taman Brantas sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Sempadan Sungai Brantas
Sebelah Selatan : Jembatan Lama
Sebelah Barat : Sungai Brantas
Sebelah Timur : Jalan Yos Sudarso
Berikut adalah peta kawasan penelitian yang dapat dilihat pada
Gambar 4.1
44
45

4.1.2 Kondisi Lingkungan di Taman Brantas


Taman Brantas memiliki berbagai aktivitas yang bisa
dilakukan oleh pengunjung. Aktivitas seperti bermain skate
board dan sepeda BMX, area bersenang-senang di bawah
jembatan baru, bersantai di gazebo atau bangku taman sambil
melihat Gunung Klotok dan Sungai Brantas, jogging track,
sclupture, dan lainnya. Selain itu terdapat berbagai fasilitas
pendukung taman seperti toilet umum, area parkir, penerangan,
sumber listrik, dan lainnya. Area yang menjadi magnet dari
Taman Brantas adalah area skate and BMX. Hal ini dikarenakan
lokasi ini adalah satu-satunya ruang publik yang menyediakan
area bermain skate and BMX yang layak di Kota Kediri.
Pemanfaatan Taman Brantas oleh masyarakat Kota
Kediri sangat beragam. Seperti adanya program senam lansia,
acara kebudayaan, latihan seni teater, pertunjukan fashion show
brand hijab, acara kerohanian, dan lainnya. Meskipun Taman
Brantas baru diresmikan pada bulan April 2018, minat
masyarakat untuk memanfaatkan RTH tersebut sangat tinggi.
Berikut adalah tabel kegiatan yang memanfaatkan Taman
Brantas :
Tabel 4. 2 Kegiatan yang Memanfaatan Taman Brantas

No Gambar Keterangan
1
Acara
kebudayaan
Jaranan di
bawah jembatan
baru
46

No Gambar Keterangan
2
Berlatih seni
teater di
sclupture

3
Kegiatan senam
lansia di area
skate park

4
Kegiatan
kebudayaan
untuk
meresmikan
Taman Brantas

Kegiatan
fashion show
salah satu brand
hijab
47

No Gambar Keterangan
6

Kegiatan
keagamaan
“Safari Kidung
Islami”

Kegiatan
keagamaan
“Safari Kidung
Islami”

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2018

Tabel 4. 3 Ketersediaan Sarana dan Prasarana di Taman


Brantas

No Gambar Keterangan
1

Tempat sampah
diberbagai sudut
Taman Brantas
48

No Gambar Keterangan

Lampu taman
dan lampu sorot
di Taman
Brantas

Pompa air untuk


menyediaan air
bersih
49

No Gambar Keterangan
4

Tempat
bersantai di
Taman Brantas

BMX Park di
Taman Brantas

Fasilitas
mushola di
Taman Brantas
50

No Gambar Keterangan
7

Fasilitas toilet
umum di Taman
Brantas

8
Fasilitas parkir
kendaraan
sepeda motor di
Taman Brantas

Vegetasi di
Taman Brantas
51

No Gambar Keterangan
10

Orang berjualan
keliling di
Taman Brantas

11

Tempat
beristirahat di
bawah Jembatan
Baru

12

Fasilitas bangku
taman di Taman
Brantas

13

Pengunjung
bermain di area
BMX Park
52

No Gambar Keterangan
14

Suasana Area
Skate Park pada
sore hari

15

Fasilitas bangku
taman di Taman
Brantas

16

Kondisi jalan
setapak di
Taman Brantas

Sumber : Survei primer, 2018

4.1.3 Penggunaan Lahan di Sekitar Taman Brantas


Penggunaan lahan di sekitar Taman Brantas memiliki
pengaruh terhadap kegiatan yang ada di Taman Brantas. Dalam
hal ini secara fakta di lapangan penggunaan lahan di sekitar
Taman Brantas didominasi oleh fasilitas perdagangan dan jasa
serta permukiman. Lokasi Taman Brantas berada di titik nol
Kota Kediri yang otomatis jalur yang melewati Taman Brantas
menjadi jalur utama mobilitas penduduk Kota Kediri. Adapun
penggunaan lahan di sekitar Taman Brantas seperti berikut :
53
54

GLOSARIUM

RTH = Ruang Terbuka Hijau adalah ruang-ruang dalam


kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk
area atau kawasan maupun dalam bentuk area
memanjang di mana dalam pemanfaatannya lebih
bersifat terbuka yang dasarnya tanpa bangunan.
Sclupture = Seni ukiran, pemotongan, atau hewing kayu, batu,
logam, dll, ke patung, hiasan, dll, atau menjadi
tokoh, seperti laki-laki, atau hal lain, maka, seni
menghasilkan tokoh dan kelompok, baik dalam
plastik atau bahan kerasulp.
55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
A Parasuraman, valarie A. Zeithmal, Leornard L. Berry,
1990, “Delivering Quality Service : Balancing Customer
Perception and Expectations” (The Free Press).
Budihardjo, Eko, Djoko Sujarto. 1999. Kota Berkelanjutan.
Universitas Michigan : Alumni.
Carr, Stephen, et al. 1992. Public Space. Australia: Press
Syndicate of University of Cambridge.
Chandra K, R., & Supriharjo, R. D. 2013. Mitigasi
bencana banjir rob di Jakarta Utara. Jurnal Teknik
Pomits , vol.2, no.1, C25-C30.
Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Dirjentaru. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum.
Dwiyanto, A. 2009. Kuantitas Dan Kualitas Ruang Terbuka
Hijau Di Permukiman Perkotaan. Teknik, 30(2), 88–93.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
Garvin, Alexander dan Gayle Berens. 1997. Urban Parks and
Open Space. Washington: The Urban Land Institute.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan
Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS . Semarang : UNDIP.
Hastijanti, Retno. 2006. Ruang Publik. Juni. Surabaya.
56

Holloway I, Wheeler S. 1996. Qualitative research for


nurses. Londo : Blacwell Science.
Jumadi. 2018. Taman Brantas ini menjadi salah satu
landmark yang ada di Kota Kediri. Taman ini dibangun
dengan uang rakyat dan dikembalikan untuk rakyat. Dan
saat ini yang sudah selesai adalah tahap pertama
sepanjang 210 meter dipetik 27 September 2018 dari
Berita Jatim: http://beritajatim.com/
Martini,Elsa. 2014. Penataan Kembali Taman Kota
Berdsarkan Kriteria Kualitas Taman (Studi Kasus
Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Jakarta :
Universitas Esa Unggul.
Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Edisi Ke-3. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Novitasari, Dian. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial
Berdasarkan Preferensi Pengunjung di Taman
Keplaksari Kabupaten Jombang. Surabaya : Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Officials, A. S. 1965. Standards for Outdoor Recreationals
Areas. Illinois: American Society of Planning Officials.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008
Purnomohadi, S. 1995. Peran Ruang Terbuka Hijau dalam
Pengendalian Kualitas Udara di DKI Jakarta. Disertasi,
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rahmadi. 2017. Survey Kenyamanan Dan Keamanan Ruang
Terbuka Hijau (Rth) Publik Di Kota Samarinda Jurnal
Ilmiah Vol 14 No 1. Samarinda .
Rendy, Devie. 2013. Analisa Pengaruh Activity Based
Costing Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja
57

Organisasi Jurnal Vol. 1 No. 2. Akuntansi Bisnis


Universitas Kristen Petra.
Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. New
York: Van Nostrand Reinhold Co.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode
Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Soegijono, K.R. 1993. Wawancara Sebagai Salah Satu
Metode Pengumpulan Data Media Litbangkes Vol. 03
No. 01. Badan Litbangkes
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode penelitian
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Jakarta.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penata
Ruang Perkotaan.
58

LAMPIRAN A : DESAIN SURVEI


Berikut adalah desain survei penelitian ini :

Tabel 3. 3 Desain Survei Penelitian


Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instansi
Respon dari
Jaringan listrik dan Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
pengunjung
alat penerangan Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
Respon dari
Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
Jaringan air bersih pengunjung
Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
Jaringan Respon dari
Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
pembuangan pengunjung
Survei sekunder Kota Kediri
limbah dan data instansi
Respon dari
Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
Persampahan pengunjung
Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
59

Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instansi


Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
Variasi vegetasi Data instansi
Survei sekunder Kota Kediri
Respon dari Survei primer dengan
Kebersihan -
pengunjung wawancara
Respon dari Survei primer dengan
Estetika lingkungan -
pengunjung wawancara
Respon dari
Fasilitas toilet Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
pengunjung
umum Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
Respon dari
Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
Fasilitas bermain pengunjung
Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
Respon dari
Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
Fasilitas bersantai pengunjung
Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
Fasilitas Respon dari Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
Peribadatan pengunjung Survei sekunder Kota Kediri
60

Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instansi


dan data instansi
Respon dari
Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
Fasilitas olahraga pengunjung
Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
Fasilitas Respon dari
Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
pendukung pengunjung
Survei sekunder Kota Kediri
ekonomi dan data instansi
Respon dari
Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
Fasilitas parkir pengunjung
Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
Respon dari
Tenaga kerja parkir Survei primer -
pengunjung
Tenaga kerja Respon dari
Survei primer -
kebersihan pengunjung
Dinas Pekerjaan Umum
Pengelola RTH data instansi Survei sekunder
Kota Kediri
61

Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instansi


Respon dari
Kedekatan dengan Survei primer Dinas Pekerjaan Umum
pengunjung
fasilitas umum Survei sekunder Kota Kediri
dan data instansi
Respon dari
Terkoneksi dengan Survei primer
pengunjung Bappeko Kediri
transportasi umum Survei sekunder
dan data instansi
Respon dari
Kondisi jaringan Survei primer
pengunjung Bappeko Kediri
jalan Survei sekunder
dan data instansi
Sumber : Penulis, 2018
62

LAMPIRAN B. KUISIONER

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Dengan Hormat,

Perkenalkan nama saya Titisari Haruming Tyas


(08211540000084). Sehubungan dengan penyusunan Tugas
Akhir, saya selaku mahasiswa Departemen Perencanaan
Wilayah dan Kota ITS Surabaya, memohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berkenan menjadi responden dalam
penelitian Tugas Akhir saya yang berjudul “Penentuan
Prioritas Kebutuhan Masyarakat di Taman Brantas Kota
Kediri Berdasarkan Preferensi Pengunjung”. Tujuan dari
dibuatnya kuisioner ini adalah untuk memperoleh informasi
guna menentukan prioritas kebutuhan masyarakat terhadap
infrastruktur di Taman Brantas. Besar harapan saya agar
Bapak/Ibu/Saudara/i dapat membantu memberikan masukan
sesuai dengan harapan dari Bapak/Ibu/Saudara/i. Atas
perhatian Bapak/Ibu/Saudara/i saya sampaikan terima kasih.

Identitas Responden :
Nama :........................................................................
Jenis Kelamin : L/P
Usia : ........................................................................
Alamat : ........................................................................
No. HP : ........................................................................
(kuisioner ini tidak bersifat memaksa jika responden tidak menginginkan namanya
untuk dicantumkan)
63

Jadwal Pengisian Kuisioner :


Hari : ........................................................................
Tanggal : ........................................................................

Petunjuk Pengisian Kuisioner :


Peneliti menginginakan pendapat anda mengeni tingkat
kepuasaan pengunjung Taman Brantas. Anda diminta untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan dengan petunjuk
pengisian yaitu : pertanyaan pada bagian ini menyediaan
jawaban dengan kode (1,2,3,4,5). Setiap pertanyaan hanya
boleh menyilang (X) satu jawaban pada kolom kinerja dan
kepentingan.
Alternatif jawaban : Untuk pengukuran harapan :
Untuk penilaian kinerja : 1 = Sangat tidak penting
1 = Sangat tidak baik 2 = Tidak penting
2 = Tidak baik 3 = Kurang penting
3 = Kurang baik 4 = Penting
4 = Baik 5 = Sangat penting
5 = Sangat baik

Contoh Pengisian Pertanyaan :


Tingkat Tingkat
No Pertanyaan Kinerja Harapan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Bagaimana pendapat Anda
mengenai akses kedekatan
Taman Brantas dengan
✓ ✓
fasilitas umum lainnya?
(contoh : halte, mesin ATM,
dll)
64

Jika Anda memberi tanda (✓) pada angka 3 dikolom tingkat


kinerja dan angka 5 pada kolom tingkat harapan maka artinya
akses kedekatan Taman Brantas dengan fasilitas umum lainnya
sangat penting untuk menjadi prioritas recana pengembangan
Taman Brantas dimasa depan namun saat ini kinerjanya masih
kurang baik.

Pertanyaan yang berkaitan dengan prioritas kebutuhan


masyarakat di Taman Brantas sebagai berikut :

Kinerja Harapan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Bagaimana pendapat Anda
mengenai akses kedekatan
Taman Brantas dengan
fasilitas umum lainnya?
(contoh : halte, mesin
ATM, dll)
2 Bagaimana pendapat Anda
mengenai konektivitas
Taman Brantas dengan
transportasi umum?
3 Bagaimana pendapat Anda
mengenai kondisi jaringan
jalan di sekitar Taman
Brantas?
4 Bagaimana pendapat Anda
mengenai kinerja dari
pengelola Taman Brantas?
(contoh : dinas PU,
65

Kinerja Harapan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Pemerintah Kota Kediri,
dan dinas Pertamanan,)
5 Bagaimana pendapat Anda
mengenai tingkat
keamanan di Taman
Brantas?
6 Bagaimana pendapat Anda
mengenai ketersediaan
fasilitas parkir di Taman
Brantas?
7 Bagaimana pendapat Anda
mengenai kinerja dari
petugas parkir di Taman
Brantas?
8 Bagaimana pendapat Anda
mengenai tingkat
kebersihan di Taman
Brantas?
9 Bagaimana pendapat Anda
mengenai kinerja dari
petugas kebersihan di
Taman Brantas?
10 Bagaimana pendapat Anda
mengenai estitka
lingkungan di Taman
Brantas?
66

Kinerja Harapan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
11 Bagaimana pendapat Anda
mengenai variasi vegetasi
di Taman Brantas?
12 Bagaimana pendapat Anda
mengenai ketersediaan
fasilitas pendukung
ekonomi di Taman
Brantas? (contoh : stan
makanan yang rapi)
13 Bagaimana pendapat Anda
mengenai ketersediaan
tempat sampah di Taman
Brantas?
14 Bagaimana pendapat Anda
mengenai fasilitas bermain
di Taman Brantas?
15 Bagaimana pendapat Anda
mengenai fasilitas bersantai
di Taman Brantas? (contoh
: gazebo, bangku taman,
dll)
16 Bagaimana pendapat Anda
mengenai fasilitas olahraga
di Taman Brantas?
17 Bagaimana pendapat Anda
mengenai ketersediaan
hiburan di Taman Brantas?
(contoh : naik perahu di
67

Kinerja Harapan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
sungai brantas, event-event
tahunan, dll)
18 Bagaimana pendapat Anda
mengenai penerangan dan
sumber listrik di Taman
Brantas ?
19 Bagaimana pendapat Anda
mengenai ketersediaan air
bersih di Taman Brantas?
20 Bagaimana pendapat Anda
mengenai pengelolaan
limbah di Taman Brantas?
21 Bagaimana pendapat Anda
mengenai fasilitas toilet
umum di Taman Brantas?
22 Bagaimana pendapat Anda
mengenai fasilitas
peribadatan (mushola)
Taman Brantas?

Kediri, ...........................

Responden

Anda mungkin juga menyukai