Anda di halaman 1dari 36

PENGLASIFIKASIAN TEMPAT SAMPAH

BERDASARKAN JENIS SAMPAH ORAGANIK DAN


ANORGANIK DI ITB KAMPUS GANESHA

LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
pada Semester I tahun Akademik 2018-2019

oleh

Ahmad Ismirza La Mela 16718200


Putri Imelia Triana 16718254
Marzuki Usman 16718326

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2018
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rido-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“Penglasifikasian Tempat Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Oraganik dan
Anorganik di ITB Kampus Ganesha”. Karya ilmiah ini diajukan sebagai tugas
akhir mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada Semester Ganjil Tahun Akademik
2018/2019 di Tahap Persiapan Bersama Institut Teknologi Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat ITB dalam


membuang dan memilah sampah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Laporan penelitian ini relatif baik karena pada laporan ini disajikan data survei
terhadap mahasiswa ITB serta data hasil wawancara yang reliabel oleh
Koordinator Subdivisi Operasional dan Kebersihan ITB

Laporan penelitian ini belum sempurna karena kesibukan penulis dan waktu yang
terbatas. Akan tetapi, penulis tetap berharap mudah-mudahan laporan ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca laporan ini.

Laporan ini tidak akan terwujud tanpa dorongan, arahan, dan bantuan semua
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ibu Linda Handayani Sukaemi S.S.,M.Hum. selaku dosen mata kuliah Tata
Tulis Karya Ilmiah yang selalu memberikan bimbingan dan koreksi
3. Staf Dekanat Fakultas Teknologi Industri
4. Bapak Heri Nurcipto (Sub Divisi Operasional dan Kebersihan)
5. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner yang penulis berikan.
6. Seluruh teman-teman yang memberikan bantuan baik secara materi maupun
moril

i
7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak bisa penulis sebutkan semuanya.
Semoga karya ilmiah yang disusun ini dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat.

Bandung, 4 Desember 2018


Penulis,

ii
ABSTRAK

Karya Ilmiah yang berjudul “Penglasifikasian Tempat Sampah Berdasarkan Jenis


Sampah Oraganik dan Anorganik di ITB Kampus Ganesha” ini dilatarbelakangi
oleh pentingnya memilah sampah sebagai langkah awal dalam manajemen
pengolahan sampah yang baik dalam suatu institusi sehingga penulis termotivasi
untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perilaku masyarakat ITB dalam membuang sampah serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Masalah utama penelitian ini adalah masih sedikitnya tempat
sampah di ITB yang memiliki klasifikasi sampah berdasarkan jenisnya. Data
diperoleh dari dua sumber : (1) wawancara melalui Direktorat Sarana dan
Prasarana ITB (2) survei dengan menyebarkan kuesioner ke 76 mahasiswa ITB
secara acak. Data tersebut kemudian dianalisis. Dari hasil analisis, dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa ITB mengetahui akan pentingnya pemilahan
sampah,namun masih banyak mahasiswa ITB yang belum menerapkannya,karena
adanya sikap tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.

Kata kunci : lingkungan, tempat sampah, organik, anorgani

iii
DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA...................................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah .................................. 1

1.1.1 Latar belakang ....................................................................... 1

1.1.2 Rumusan masalah .................................................................. 2

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 3

1.2.1 Tujuan penelitian ................................................................... 3

1.2.2 Manfaat penelitian ................................................................. 3

1.3 Ruang Lingkup Kajian ............................................................. 3

1.4 Aggapan Dasar.......................................................................... 4

1.5 Hipotesis.................................................................................... 4

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................. 4

1.6.1 Metode ................................................................................... 4

1.6.2 Teknik pengumpulan data ..................................................... 5

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... 5

BAB II TEORI DASAR SAMPAH ............................................................ 7

2.1 Tempat Sampah ........................................................................ 7

2.2 Sampah Organik ....................................................................... 8

iv
2.3 Sampah Anorganik ................................................................................... 10

BAB III ANALISIS PENGLASIFIKASIAN TEMPAT SAMPAH

BERDASARKAN JENIS SAMPAH ORAGANIK

DAN ANORGANIK DI ITB KAMPUS GANESHA .................. 12

3.1 Hasil Observasi dan Wawancara ............................................. 12

3.1.1 Sumber sampah ..................................................................... 12

3.1.2 Proses pengolahan sampah ................................................... 12

3.1.3 Pengelompokan sampah........................................................ 13

3.1.4 Kondisi fasilitas pengolahan sampah di ITB ....................... 14

3.2 Paparan Data Kuesioner ........................................................... 15

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 21

4.1 Simpulan ................................................................................... 21

4.2 Saran ......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23

LAMPIRAN ................................................................................................... 24

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 38

v
DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 3.1 Pendapat Mahasiswa Tentang Kemudahan

Menemukan Tempat Sampah ................................................... 15

3.2 Presepsi Mahasiswa Terhadap Pengelompokan Sampah ....... 16

3.3 Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Sistem

Pengelompokan Sampah di ITB Ganesha............................... 17

3.4 Tingkat Ketertiban Mahasiswa dalam Membuang

Sampah ...................................................................................... 18

3.5 Presepsi Mahasiswa Terhadap Pelabelan Tempat Sampah .... 19

3.6 Faktor Penghambat Ketertiban Perilakum Membuang

Sampah ...................................................................................... 19

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A Pertanyaan Kuesioner ....................................................... 25

B Pertanyaan Wawancara .................................................... 26

C Lembar Kendali ................................................................. 27

D Karya Tulis Sebelum Revisi ............................................. 28

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang dan Rumusan Masalah


1.1.1 Latar belakang masalah

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta

mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak

langsung.Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik.Komponen abiotik

adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah,udara,air,iklim,kelembapan,

cahaya,dan bunyi.Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang

bernyawa seperti tumbuhan,hewan,manusia,dan mikroorganisme (virus dan

bakteri). Menurut UU No 32 Tahun 2009,lingkungan hidup adalah sebuah

kesatuan ruang dengan segala benda dan makhluk hidup didalamnya termasuk

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan

dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup yang lainnya.

Lingkungan,manusia dan sampah merupakan tiga hal yang saling

berhubungan.Semakin banyak sampah yang dihasilkan oleh manusia semakin

buruk kualitas dari suatu lingkungan dan semakin rendah tingkat kesahatan

masyarakat di lingkungan tersebut . Sampah selalu menjadi masalah yang tidak

pernah habis dibicarakan di Indonesia.Semakin hari semakin banyak sampah yang

menumpuk.Untuk itulah diperlukan kerjasama dari semua pihak,tidak hanya

tanggung jawab pemerintah,tetapi tanggung jawab bersama.Salah satu sikap

tanggung jawab tersebut dapat ditunjukkan dengan membuang sampah pada

tempatnya untuk membantu menciptakan lingkungan yang bersih.Untuk

menciptakan lingkungan yang sehat ,maka diperlukan pembuangan sampah

1
2

dengan cara memilah sesuai pengelompokannya yaitu organik dan non

organik.Untuk memudahkan hal itu, maka diperlukan pengklasifikasian tempat

sampah sesuai jenisnya.Jika di lihat di lingkungan sekitar kita ada banyak tempat

sampah yang telah disediakan.Namun,tempat sampah tersebut masih banyak yang

tidak dipisahkan anatara organik dan anorganik,atau tempat sampah yang tersedia

tidak diberi label organik dan anorganiknya sehingga menyulitkan masyarakat

untuk membuang sampah sesuai jenisnya.

Pengklasifikasian tempat sampah ini penting untuk dilakukan di semua

tempat,Instansi pendidikan misalnya.Pengklasifikasian penting agar kebersihan

dan kesehatan lingkungan tetap terjaga ,serta pengelolaan sampah dapat lebih

cepat dan mudah dilakukan.Kampus ITB yang merupakan salah satu institute di

Indonesia yang tak luput dari perhatian wisatawan bahkan tamu-tamu penting dan

merupakan suatu institute pendidikan berbasis teknologi,sudah seharusnya

mengelompokkan tempat sampah yang ada agar menjadi role model dalam

lingkungan social masyarakat disekitarnya.Keadaan lingkungan dan kebersihan

kampus ITB memberikan penilaian tersendiri di mata pengunjung ITB,karena

itulah ITB,khususnya ITB Ganesha memiliki ketertarikan tersendiri untuk

dianalisis tentang klasifikasi tempat sampah yang ada di sana,

1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini dibagi dalam dua rumusan

masalah :

1.Mengapa pemisahan sampah organik dan anorganik penting dilakukan di ITB


3

Ganesha?

2.Bagaimana dampak pemberian label nama tempat sampah organik dan

anorganik terhadap ketertiban warga di ITB Ganesha dalam membuang sampah

sesuai pengelompokannya?

1.2 Tujuan dan manfaat penelitian

1.2.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut,tujuan yang hendak dicapai melalui

penelitian ini ialah

1.Menjelaskan pentingnya pemisahan sampah organik dan anorganik di ITB

Ganesha.

2.Menganalisis dampak pemberian label nama tempat sampah terhadap ketertiban

warga di ITB Ganesha dalam membuang sampah sesuai pengelompokannya.

1.2.2 Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut,manfaat yang hendak dicapai melalui

penelitian ini ialah

1. Memudahkan pengelola tps ITB dalam mengolah sampah sesuai jenisnya

2. Mengurangi pencemaran lingkungan di kampus ITB

3. Mengurangi penumpukan sampah dan menghindari terjadinya banjir serta

pencemaran air

1.3. Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah diatas,perlu pengkajian beberapa hal

1. Tempat sampah
4

2. Sampah organik

3. Sampah anorganik

1.4 Anggapan Dasar

Pada umumnya TPA menggunakan sistem open dumping yaitu hanya

membuang sampah begitu saja disatu lokasi,tanpa adanya pengolahan lebih

lanjut.Sampah kian hari kian bertumpuk dan menimbulkan pencemaran.Oleh

karena itu,sebelum pembuangan sampah di TPA kita harus membuang sampah

sesuai dengan pengelompokannya (Kuncoro,2009)

1.5 Hipotesis

Jika warga ITB membuang sampah sesuai pengelompokannya,maka akan

membantu mengurangi penumpukan sampah di TPA. Untuk itu di ITB harus

disediakan sejumlah tempat sampah yang telah terklasifikasi dan memenuhi

kebutuhan untuk berada di setiap tempat terutama tempat-tempat yang berpotensi

menghasilkan banyak sampah. Setiap tempat sampah tersebut harus diberi label

nama jenis sampah yang ditampungnya agar warga kampus dapat dengan mudah

membuang sampah tanpa tercampur.

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,yaitu mendeskripsikan data baik

dari literatur maupun dari lapangan kemudian dianalisis.Sehubung dengan metode


5

yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan

pendekatan empiris dan rasional.

1.6.2 Teknik pengumpulan data

Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data berupa

wawanca,kuesioner,dan observasi lapangan.

1.Wawancara : Kami akan mewawancara bagian sarana dan prasarana di ITB

ganesha untuk mengetahui tentang tempat sampah dan pengolahan sampah yang

ada di ITB Ganesha

2.Kuesioner : Kami mentargetkan kuesioner diisi oleh 73 orang

3.Observasi lapangan : Kami mengamati isi tempat sampah yang ada di ITB

ganesha

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,

teori dasar pengklasifikasian tempat sampah, analisis pengklasifikasian tempat

sampah di ITB Ganesha berdasarkan jenis-jenis sampah organik dan

anorganik,serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar

belakang pengangkatan topik , tema, dan judul penelitian ini, rumusan masalah,

tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan data

pada laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan

disaikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan pengertian

tempat sampah dan pengklasifikasian tempat sampah, serta jenis-jenis sampah.

Bab tiga akan menjabarkan dan menganalisis masalah-masalah yang telah


6

dirumuskan .Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari penulis mengenai

permasalahan yang kami angkat terkait dengan pengklasifikasian tempat sampah,

khususnya yang ada di ITB Ganesha.


BAB II
TEORI DASAR SAMPAH

2.1 Tempat Sampah


Tempat sampah adalah tempat untuk menampung berbagai macam jenis sampah.

Tempat sampah biasanya terbuat dari plastik. Sampah yang ada di dalam tempat

sampah hanya bersifat sementara, selanjutnya sampah-sampah tersebut dibuang ke

tempat pembuangan sampah lebih besar yang disebut Tempat Pembuangan Akhir

(TPA).

Tempat sampah dapat ditemukan di mana pun, seperti di jalan, rumah, gedung,

atau pun tempat-tempat umum. Tempat sampah yang ada di rumah biasanya

diberi plastik di dalamnya, agar lebih memudahkan ketika membuangnya ke TPA.

Tempat sampah semakin lama semakin berkembang bentuknya, mulai dari yang

tidak ada tutupnya, ada tutupnya, hingga membuka tutupnya dengan

menggunakan pedal tanpa harus dengan tangan.

Tempat sampah yang baik adalah tempat sampah yang dipisahkan berdasarkan

jenis sampahnya. Tempat sampah memang sudah banyak di setiap sisi jalan, tetapi

tempat sampah tersebut masih bercampur antara sampah organik dan non organik.

Pemisahan tempat sampah ini bermanfaat untuk memudahkan orang membuang

sampah sesuai jenisnya agar menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, selain

itu juga membantu pengelola TPA dalam pemilahan sampah dan menghindari

terjadinya penumpukan sampah.

7
8

2.2 Sampah Organik

Pengertian sampah organik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima

(2016) adalah sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan mudah mengalami

daur ulang. Salah satu sifat dari sampah organik yaitu bisa mengalami pelapukan

atau dekomposisi yang kemudian terurai menjadi bahan yang lebih kecil. Hasil

proses penguraian tersebut sering dinamakan dengan istilah kompos.

Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan

kering, kulit buah, jerami, serbuk kayu, alang-alang, dan bahan sejenis lainnya

yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.

Dalam jurnal yang berjudul “Pengolahan Sampah Organik Dan Aspek Sanitasi”,

Wahyono S.(2001) menjelaskan prosedur penanganan sampah yang umum

dilaksanakan oleh daerah perkotaan dengan metode 3P (pengumpulan,

pengangkutan dan pembuangan).

Langkah awal yang dilakukan yaitu pengumpulan sampah. Pengumpulan ini

diperoleh dari sumber sampah (rumah tangga, perkantoran, pasar, dan industri)

dan diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS), kemudian diangkut lagi

ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah–sampah tersebut biasa dikumpulkan

dalam suatu wadah berupa bak, kantong plastik, tong, ember, atau keranjang.

Beberapa kriteria wadah sampah yang baik antara lain (a) selalu tertutup, (b)

mudah dibersihkan atau dicuci sehingga terpelihara kebersihannya, dan (c) mudah

diambil sampahnya oleh tukang sampah.


9

Selanjutnya, pengangkutan umumnya dilakukan dengan menggunakan gerobak

kecil dari sumber sampah ke tempat penampungan sampah sementara (TPSS)

yang biasanya berupa transfer depo, container, atau pool gerobak. Kemudian,

sampah diangkut secara periodik ke tempat pembuangan akhir (TPA)

menggunakan truk sampah. Pengangkutan sampah secara berkala akan mencegah

menumpuknya sampah di sekitar wadah.

Pembuangan akhir merupakan kegiatan akhir dalam mengelola sampah. TPA

yang beroperasi saat ini umumnya menggunakan sistem landfill atau open

dumping. Area open dumping biasanya berupa area terbuka cukup luas yang digali

atau bekas jurang. Area tersebut kemudian digunakan sebagai tempat pembuangan

sampah dari segala penjuru kota.

Menurut Anindyajati R.,dkk (2017), dalam tulisannya yang berjudul “Peluang

Penguatan Bank Sampah untuk Mengurangi Timbulan Sampah Perkotaan”, untuk

menghidari penumukan sampah di TPA diperlukan adanya bank sampah yang

ditujukan untuk mengolah diversifikasi produk melalui komposting dan ekspansi

afiliasi dengan masyarakat setempat. Selain bermanfaaat untuk pengurangan

penumpukan sampah, program tersebut dapat menambah economic value dari

sampah menjadi produk yang memiliki nilai jual.


10

2.3 Sampah Anorganik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), sampah anorganik adalah jenis

sampah yang tidak dapat diproses secara alami. Contohnya, sampah kaleng,

sampah plastik, sampah botol, dll. Sampah-sampah tersebut dalam pembuatannya,

dilakukan dengan proses kimiawi yang dibantu oleh manusia. Misalkan, dalam

membuat plastik, manusia melakukan distilasi minyak bumi kemudian rantai

karbon panjang yang sudah tidak dapat dipecah diproses mencadi plastik. Karena

dalam pembuatannya proses yang terjadi tidak alami, sampah-sampah anorganik

juga susah atau tidak dapat diurai dialam secara alami.

Adian R.,(2008) dalam artikelnya yang berjudul “Identifikasi Sistem Pengolahan

Sampah Organik Dan Anorganik Studi Kasus Di Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara”, menjelaskan jenis-jenis sampah, termasuk di dalamnya sampah

anorganik. Sampah anorganik terdiri dari sampah plastik, sampah kertas, logam,

sampah karet, dan sampah gelas. Dalam kelompok sampah kertas, sudah termasuk

koran, kertas bekas, kertas pembungkus makanan, kardus, dan tisu. Dalam

kehidupan sehari-hari, gelas dan karet mempunyai persentase yang cukup kecil

dalam komponen sampah kecuali pada kasus tertentu.

Menurut BPPT dan Dept. PU, (dalam Adian R.,2008) , ada beberapa langkah

pengelolaan sampah, yaitu :

1. pewadahan,

2. pengumpulan,

3. pemindahan,
11

4. pengangkutan,

5. pengolahan, dan

6. pembuangan ke tempat pembuangan akhir (TPA)

Langkah pertama dalam pengolahan sampah adalah pewadahan. Sampah

anorganik perlu mendapat pewadahan khusus dalam pengelolaannya. Berbeda

dengan sampah organik, sampah anorganik tak dapat terurai di alam. Selain itu,

beberapa jenis sampah anorganik, seperti sampah plastik dan kaleng, masih

memiliki nilai ekonomis jika dijual atau digunakan ulang.

Selain dari yang telah disebutkan di atas, merujuk pada buku Integrated Solid

Waste Management karangan Forbes D., dkk (2008), sampah anorganik dapat

diolah dengan cara pembakaran dan daur ulang, serta pengolahan biowaste

treatment. Karena proses pengolahannya yang khusus ini, maka sampah anorganik

pun perlu diberi tempat sampah tersendiri.

Pengolahan limbah anorganik yang salah dapat menyebabkan banyak masalah.

Sampah plastik dapat menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir. Beberapa

sampah logam yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi racun pada

ekosistem lingkungan.
BAB III

ANALISIS PENGKLASIFIKASIAN TEMPAT SAMPAH BERDASARKAN

JENIS SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK DI ITB KAMPUS

GANESHA

3.1 Hasil Observasi dan Wawancara

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan,kami

mendapatkan informasi berikut

3.1.1 Sumber sampah

Sampah di ITB bersumber dari beberapa hal, yaitu mahasiswa, pegawai dan

dosen, lingkungan hidup, serta kantin dan tamu. Sampah yang berasal dari

berbagai sumber ini jika diakumulasikan dapat mencapai 48 ton sampah per

harinya.

Dari beberapa sumber yang telah disebutkan, mahasiswa menjadi sumber utama

sampah di ITB. Jumlah mahasiswa yang banyak menjadikannya sebagai sumber

utama sampah di ITB. Selain karena populasi yang banyak, mahasiswa juga

melakukan berbagai aktivitas yang menghasilkan limbah, dengan berbagai

aktivitasnya. Sampah yang dihasilkan seperti sampah makanan, sampah pulpen,

dan kertas.

3.1.2 Proses pengolahan sampah

Pengolahan sampah dimulai dari tahap pewadahan. Sampah disimpan dalam suatu

tempat sampah yang kemudian akan diangkut ke tempat pembuangan sampah

12
13

sementara. Pada tahap pewadahan ini, sampah dipilah dan dikelompokkan pada

tempat sampah yang berbeda, sesuai pengelompokkannya. Dari tempat

pembuangan sampah sementara, sampah diangkut lagi ke tempat pembuangan

akhir sampah.

Sampah diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir yang berbeda tergantung

jenis sampahnya. Sampah yang masih dapat diolah dibawa ke tempat pengolahan

sampah, seperti tempat pengomposan, daur ulang, dll. ITB memiliki Unit

Pengolahan Sampah yang terletak di area Sabuga. Sampah yang tidak dapat diolah

dibawa TPA Sarimukti.

Pengolahan sampah berbeda bergantung pada jenis sampah. Karena itu penting

dilakukan pengelompokan sampah dari tahap awal, dengan menyediakan tempat

sampah yang telah teridentifikasi jenis sampahnya.

3.1.3 Pengelompokan sampah

Institut Teknologi Bandung melalui direktorat sarana prasana menerapkan system

pengelompokan sampah organik dan anorganik. Hal ini disebabkan perbedaan

sifat kedua sampah tersebut. Sampah organik dapat membusuk di alam sedangkan

sampah anorganik tidak.

ITB juga telah menyediakan tempat sampah sesuai pengelompokan tempat

sampah. Pemilahan sampah ini penting, untuk menghindari penumupkan sampah

dalam satu wadah dan untuk memudahkan akomodasi dan pengolahan sampah
14

selanjutnya. Dengan tidak adanya penumpukan sampah, lingkungan hidup dapat

lebih terjaga. Masyarakat dan warga ITB pun dapat terbebas dari penyakit terkait.

3.1.4 Kondisi fasilitas pengolahan sampah di ITB

Institut Teknologi Bandung saat ini telah mempunyai unit pengolahan sampah

(UPS) yang berlokasi di area Sabuga. Sampah diangkut setiap hari dari kampus ke

bagian pengolahan sampah dengan menggunakan dua dump truck (truk sampah)

dan satu motor roda tiga dengan total rata-rata sebesar 7 ton per hari. Namun,

frekuensi pengangkutan sampah dari UPS ITB ke TPA Sarimukti hanya satu kali

dalam satu hari sehingga akan terjadi penumpukan sampah jika sampah tidak

diolah kembali. Oleh karena itu, pihak pengelola sampah melakukan pemilahan

sampah di Unit Pengolahan Sampah untuk mendaur ulang sampah yaitu

melakukan pengomposan untuk sampah organik dan menjual kembali sampah-

sampah anorganik. Khusus sampah organik, kompos diperuntukan untuk

keperluan ITB dan sisanya dapat dijual kepada masyarakat.

Di sisi lain, sarana pengolahan sampah di ITB yang memilah sampah untuk proses

daur ulang, tidak didukung pada sumber sampahnya yaitu pemilahan di kelas-

kelas maupun di gedung-gedung kampus ITB. Meskipun pada saat ini sudah

terdapat beberapa tempat sampah yang mengklasifikasikan sampah organik dan

anorganik, namun prosesnya belum berjalan dengan baik karena fasilitas yang

kurang mendukung. Salah satu faktor tidak berjalannya pemilahan sampah

sebelum masuk ke bagian pengolahan sampah adalah tidak adanya pemberian

label “organik” dan “anorganik” pada tempat sampah sehingga mahasiswa sulit
15

dalam memilah sampah. Selain itu, sarana pengangkutan sampah juga tidak

mengakomodasi adanya pemilahan sampah karena dalam proses distribusinya

menuju UPS kedua jenis sampah akan tercampur kembali pada satu ruang di

dalam truk sampah

3.2 Paparan Data Kuesioner

Selain fasilitas yang memadai, salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam

pengelolaan sampah kampus adalah kesadaran dari berbagai pihak. Sehingga

dilakukan pengambilan data melalui penyebaran kuisioner online yang ditujukan

kepada mahasiswa sebanyak 76 orang sebagai sampel untuk mengetahui

bagaimana perilaku atau wawasan terhadap sampah dari mahasiswa. Pengambilan

data dilakukan pada tanggal 9-13 November 2018.

Hasil kuesioner yang didapatkan adalah sebagai berikut.

Grafik 3.1 Pendapat Mahasiswa Tentang Tingkat Kemudahan Menemukan

Tempat Sampah
16

Grafik 3.1 menunjukkan bahwa 78,9 % mahasiswa mudah dalam menemukan

tempat sampah. Jumlah tempat sampah di ITB sudah cukup dan telah tersebar di

berbagai lokasi yang strategis.

Grafik 3.2 Persepsi Mahasiswa Terhadap Pengelompokan Sampah

Persepsi mahasiswa terhadap pentingnya membuang sampah sesuai pengelompok-

annya dibagi dalam 5 kategori, yaitu tidak penting (1), cenderung tidak penting

(2), cenderung penting (3), penting (4), dan sangat penting (5).

Grafik 3.2 menunjukan 72,4% atau sebanyak 55 responden menganggap sangat

penting untuk membuang sampah sesuai pengelompokannya. Sebagian besar

mahasiswa ITB sudah menyadari pentingnya membuang sampah sesuai

pengelompokannya. Persepsi mahasiswa yang mengganggap penting membuang

sampah sesuai pengelompokkannya diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.
17

Grafik 3.3 Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Sistem Pengelompokan

Sampah di ITB Ganesha

Grafik 3.3 menunjukkan 59,2 % mahasiswa mengetahui sistem pengelompokan

sampah di ITB, sedangkan 40,8 % tidak mengetahui adanya sistem

pengelompokan tersebut. Ada kecenderungan bahwa mahasiswa telah mengetahui

sistem pengelompokkan sampah di ITB. Tingkat pengetahuan mahasiswa tentang

system pengelompokan sampah ini dinilai sudah cukup, akan tetapi secara

keseluruhan dinilai belum baik. Dengan adanya 40.8% mahasiswa yang tidak

mengetahui system pengelompokan sampah, maka perilaku membuang sampah

tanpa menyesuaikan dengan pengelompokannya akan tetap ada, mengingat

persentasi ini mendekati 50%. Analisis terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa

tentang sistem pengelompokan sampah di ITB penting karena dengan

pengetahuan tersebut yang menjadi awal dari mahasiswa dapat membedakana

sampah dan membuang di tempat sampah yang seharusnya.


18

Grafik 3.4 Tingkat Ketertiban Mahasiswa dalam Membuang Sampah

Frekuensi mahasiswa membuang sampah sesuai pengelompokannya dibagi dalam

3 kategori, yaitu jarang (1), cenderung sering (2), dan sering (3)

Gambar 4 menunjukkan 47,4 % mahasiswa ITB telah sering membuang sampah

sesuai pengeompokkannya. Sementara 47,4 % mahasiswa cenderung sering

membuang sampah sesuai pegelompokannya. Hal ini berarti mahasiswa ITB telah

terbiasa membuang sampah sesuai pengelompokannya. Tinggal menghilangkan

faktor penghambat dan menambah faktor pendukung agar seluruh mahasiswa ITB

menerapkan system pengelompokan sampah yang ada.


19

Grafik 3.5 Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelabelan Tempat Sampah

Dari Graffik 3.5, dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden (98,7 %)

mengatakan bahwa pemberian label ataupun identitas dapat memudahkan

seseorang untuk membuang sampah sesuai jenisnya.

Grafik 3.6 Faktor Penghambat Ketertiban Perilaku Membuang Sampah

Pada grafik 3.6, dapat disimpulkan bahwa perilaku mahasiswa yang masih

membuang sampah tidak sesuai jenisnya disebabkan oleh beberapa faktor seperti

mahasiswa yang terburu-buru karena aktivitasnya (35,5%) , tidak terbiasa

(18,4%), tempat sampah untuk pemilahan tidak semuanya tersedia di beberapa


20

lokasi di ITB (18,4%), dan ketidaktahuan tentang sistem pemilahan sampah di

ITB (9,2%)

1.Terburu-buru dan tidak terbiasa

Faktor internal atau faktor yang berasal dari diri manusia menjadi faktor

penghambat utama dalam perilaku ketidaktertiban. Perlu ditingkatkan kembali

kesadaran mahasiswa terhadap pengolompokan sampah.

2. Tempat sampah tidak terpilah dan ketidaktahuan tentang sistem

pengelompokan

Tempat sampah tidak terpilah dan ketidaktahuan tentang sistem pengelompokan

merupakan faktor eksternal. Faktor-faktor dapat diatasi dengan adanya alat bantu

yang membuat mahasiswa dapat mengetahui tempat sampah dengan jenis sampah

yang diwadahinya. Alat bantu tersebut dapat berupa pemberian label.

Secara keseluruhan, mahasiswa ITB telah menyadari bahwa pengelompokan

sampah merupakan hal yang penting yang harus diterapkan di lingkungan ITB.

Kebiasaan mereka yang sering membuang sampah sesuai jenisnya yaitu sebesar

47,4 % secara implisit dapat diartikan bahwa mereka akan siap untuk

mengelompokan sampah jika fasilitas yang tersedia memadai dan mendukung

dalam pemilahan sampah. Untuk itu, aksi atau tindakan mahasiswa dalam

memilah sampah sangat ditentukan oleh fasilitas.


BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Pemisahan sampah organik dan anorganik sangat penting untuk dilakukan. Rata-

rata mahasiswa ITB sudah mengetahui akan pentingnya pemilahan sampah.

Namun, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa ITB yang tidak menerapkan

pemilahan sampah. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Berdasarkan

analisis data yang telah dilakukan penyebab utamanya karena terburu-buru, selain

itu juga disebabkan oleh tempat sampah yang tidak ada penggolongannya, serta

belum terbiasa. Pemberian label pada tempat sampah menjadi salah satu sarana

meningkatkan kebiasaan mahasiswa untuk membuang sampah sesuai jenisnya.

Pemberian label pada tempat sampah dapat memudahkan mahasiswa ITB untuk

membuang sampah sesuai jenisnya. Jadi, untuk meningkatkan kebiasaan

mahasiswa ITB dalam membuang sampah sesuai jenisnya,selain dipengaruhi oleh

diri sendiri juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data mengenai pengklasifikasian

tempat sampah,terdapat beberapa saran.

1. Seluruh warga di kampus ITB agar selalu membuang sampah pada tempatnya

serta memilahnya berdasarkan jenis sampah (organic dan anorganik )

21
22

2. Direktorat sarana dan prasarana ITB agar memberi label organik dan anorganik

pada semua tempat sampah .

3. Direktorat sarana dan prasarana ITB diharapkan menyediakan dua jenis tempat

sampah (organik dan anorganik) pada setiap area.


23

DAFTAR PUSTAKA

McDougall, Forbes, et al. 2008. Integrated Solid Waste Management: a Life Cycle

Inventory. Oxford: Blackwell Publishing.

Sejati,Kuncoro.2009.Pengolahan Sampah Terpadu.Yogyakarta : Kanisius.


24

LAMPIRAN
25

LAMPIRAN A

KUESIONER PENGKLASIFIKASIAN TEMPAT SAMPAH BERDASARKAN

JENIS SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK DI ITB KAMPUS

GANESHA

1. Apakah Anda mudah menemukan tempat sampah di ITB Ganesha?

a. Ya b.Tidak

2. Menurut Anda, seberapa penting membuang sampah sesuai

pengelompokannya?

a.1 b.2 c.3 d.4 e.5

3. Apakah Anda tahu sistem pengelompokan sampah di ITB Ganesha?

a.Ya b.Tidak

4. Seberapa sering Anda membuang sampah sesuai pengelompokannya

(organik/anorganik)?

a.1 b.2 c.3

5. Bagaimana kondisi kebersihan lingkungan di ITB Ganesha?

a.1 b.2 c.3 d.4 e.5

6. Menurut Anda, mengapa di ITB Ganesha masih ada perilaku membuang

sampah tidak sesuai pengelompokannya?

a.Tempat sampah tidak ada penggolongannya

b.Tidak terbiasa

c.Anggapan bahwa ada petugas yang membersihkannya

d.Terburu-buru
26

e.Tidak tahu sistem pemilahan sampah

f.Lainnya

LAMPIRAN B

PERTANYAAN WAWANCARA

1.Ada berapa jumlah tempat sampah di ITB Ganesha ?

2.Darimana sumber sampah di ITB Ganesha?

3.Dari berbagai macam sumber sampah tersebut,manakah yang menghasilkan

sampah terbanyak di ITB Ganesha?

4.Bagaimana proses pemilahan sampah di ITB Ganesha?

5.DImana lokasi dari TPA?

6.Berapa jumlah truk pengangkut sampah di ITB Ganesha ?

7.Kenapa di satu area masih ditemukan tempat sampah organic saja atau

anorganik saja?

8.Berapa total biaya untuk kebersihan di ITB Ganesha ?


38

RIWAYAT HIDUP

Putri Imelia Triana lahir di Padang pada tanggal 2

Oktober 2000. Imel merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara.Setelah lulus dari SDN 04 Terandam pada

tahun 2012,ia melanjutkan pendidikannya di SMPN 5

Padang hingga tahun 2015.Kemudian ia melanjutkan di

SMAN 10 Padang hingga tahun 2018.Saat ini ia tengah

menempuh pendidikan sarjananya di Institut Teknologi Bandung pada Fakultas

Teknologi Industri tahun pertama. Di kampus ini, ia mengikuti unit Kokesma

yaitu sebuah koperasi.

Ahmad Ismirza La Mela lahir di Kendari, Sulawesi

Tenggara pada tanggal 7 Desember 2000. Anak kelima

dari delapan bersaudara ini menempuh pendidikan di SDN

20 Kendari Barat, SMPN 1 Kendari, dan SMAN 1

Kendari. Saat ini ia tengah melanjutkan pendidikan sarjana

di Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Bandung. Di kampus ini dia juga mengikuti Unit Kesenian Sulawesi Selatan dan

Shorinji Kempo.
39

Marzuki Usman lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada

tanggal 26 April 1999. Marzuki merupakan anak

terakhir dari tiga bersaudara. Ia menempuh pendidikan

di SDN Semawung Kembaran, SMP Al-Huda Kebumen,

SMAN 1 Purworejo, dan kini masih melanjutkan

pendidikan sarjana di Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Bandung. Di kampus ia juga aktif sebagai kader muda

GAMAIS ITB.

Anda mungkin juga menyukai