LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
pada Semester I tahun Akademik 2018-2019
oleh
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rido-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“Penglasifikasian Tempat Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Oraganik dan
Anorganik di ITB Kampus Ganesha”. Karya ilmiah ini diajukan sebagai tugas
akhir mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada Semester Ganjil Tahun Akademik
2018/2019 di Tahap Persiapan Bersama Institut Teknologi Bandung
Laporan penelitian ini relatif baik karena pada laporan ini disajikan data survei
terhadap mahasiswa ITB serta data hasil wawancara yang reliabel oleh
Koordinator Subdivisi Operasional dan Kebersihan ITB
Laporan penelitian ini belum sempurna karena kesibukan penulis dan waktu yang
terbatas. Akan tetapi, penulis tetap berharap mudah-mudahan laporan ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca laporan ini.
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa dorongan, arahan, dan bantuan semua
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ibu Linda Handayani Sukaemi S.S.,M.Hum. selaku dosen mata kuliah Tata
Tulis Karya Ilmiah yang selalu memberikan bimbingan dan koreksi
3. Staf Dekanat Fakultas Teknologi Industri
4. Bapak Heri Nurcipto (Sub Divisi Operasional dan Kebersihan)
5. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner yang penulis berikan.
6. Seluruh teman-teman yang memberikan bantuan baik secara materi maupun
moril
i
7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak bisa penulis sebutkan semuanya.
Semoga karya ilmiah yang disusun ini dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat.
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA...................................................................................................... i
1.5 Hipotesis.................................................................................... 4
iv
2.3 Sampah Anorganik ................................................................................... 10
LAMPIRAN ................................................................................................... 24
v
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Sampah ...................................................................................... 18
Sampah ...................................................................................... 19
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
kesatuan ruang dengan segala benda dan makhluk hidup didalamnya termasuk
buruk kualitas dari suatu lingkungan dan semakin rendah tingkat kesahatan
1
2
sampah sesuai jenisnya.Jika di lihat di lingkungan sekitar kita ada banyak tempat
tidak dipisahkan anatara organik dan anorganik,atau tempat sampah yang tersedia
dan kesehatan lingkungan tetap terjaga ,serta pengelolaan sampah dapat lebih
cepat dan mudah dilakukan.Kampus ITB yang merupakan salah satu institute di
Indonesia yang tak luput dari perhatian wisatawan bahkan tamu-tamu penting dan
mengelompokkan tempat sampah yang ada agar menjadi role model dalam
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini dibagi dalam dua rumusan
masalah :
Ganesha?
sesuai pengelompokannya?
Ganesha.
pencemaran air
1. Tempat sampah
4
2. Sampah organik
3. Sampah anorganik
1.5 Hipotesis
menghasilkan banyak sampah. Setiap tempat sampah tersebut harus diberi label
nama jenis sampah yang ditampungnya agar warga kampus dapat dengan mudah
yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan
Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data berupa
ganesha untuk mengetahui tentang tempat sampah dan pengolahan sampah yang
3.Observasi lapangan : Kami mengamati isi tempat sampah yang ada di ITB
ganesha
Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,
anorganik,serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar
belakang pengangkatan topik , tema, dan judul penelitian ini, rumusan masalah,
tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan data
pada laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan
disaikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan pengertian
dirumuskan .Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari penulis mengenai
Tempat sampah biasanya terbuat dari plastik. Sampah yang ada di dalam tempat
tempat pembuangan sampah lebih besar yang disebut Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).
Tempat sampah dapat ditemukan di mana pun, seperti di jalan, rumah, gedung,
atau pun tempat-tempat umum. Tempat sampah yang ada di rumah biasanya
Tempat sampah semakin lama semakin berkembang bentuknya, mulai dari yang
Tempat sampah yang baik adalah tempat sampah yang dipisahkan berdasarkan
jenis sampahnya. Tempat sampah memang sudah banyak di setiap sisi jalan, tetapi
tempat sampah tersebut masih bercampur antara sampah organik dan non organik.
sampah sesuai jenisnya agar menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, selain
itu juga membantu pengelola TPA dalam pemilahan sampah dan menghindari
7
8
Pengertian sampah organik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima
(2016) adalah sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan mudah mengalami
daur ulang. Salah satu sifat dari sampah organik yaitu bisa mengalami pelapukan
atau dekomposisi yang kemudian terurai menjadi bahan yang lebih kecil. Hasil
kering, kulit buah, jerami, serbuk kayu, alang-alang, dan bahan sejenis lainnya
Dalam jurnal yang berjudul “Pengolahan Sampah Organik Dan Aspek Sanitasi”,
diperoleh dari sumber sampah (rumah tangga, perkantoran, pasar, dan industri)
dalam suatu wadah berupa bak, kantong plastik, tong, ember, atau keranjang.
Beberapa kriteria wadah sampah yang baik antara lain (a) selalu tertutup, (b)
mudah dibersihkan atau dicuci sehingga terpelihara kebersihannya, dan (c) mudah
yang biasanya berupa transfer depo, container, atau pool gerobak. Kemudian,
yang beroperasi saat ini umumnya menggunakan sistem landfill atau open
dumping. Area open dumping biasanya berupa area terbuka cukup luas yang digali
atau bekas jurang. Area tersebut kemudian digunakan sebagai tempat pembuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), sampah anorganik adalah jenis
sampah yang tidak dapat diproses secara alami. Contohnya, sampah kaleng,
dilakukan dengan proses kimiawi yang dibantu oleh manusia. Misalkan, dalam
karbon panjang yang sudah tidak dapat dipecah diproses mencadi plastik. Karena
anorganik. Sampah anorganik terdiri dari sampah plastik, sampah kertas, logam,
sampah karet, dan sampah gelas. Dalam kelompok sampah kertas, sudah termasuk
koran, kertas bekas, kertas pembungkus makanan, kardus, dan tisu. Dalam
kehidupan sehari-hari, gelas dan karet mempunyai persentase yang cukup kecil
Menurut BPPT dan Dept. PU, (dalam Adian R.,2008) , ada beberapa langkah
1. pewadahan,
2. pengumpulan,
3. pemindahan,
11
4. pengangkutan,
5. pengolahan, dan
dengan sampah organik, sampah anorganik tak dapat terurai di alam. Selain itu,
beberapa jenis sampah anorganik, seperti sampah plastik dan kaleng, masih
Selain dari yang telah disebutkan di atas, merujuk pada buku Integrated Solid
Waste Management karangan Forbes D., dkk (2008), sampah anorganik dapat
diolah dengan cara pembakaran dan daur ulang, serta pengolahan biowaste
treatment. Karena proses pengolahannya yang khusus ini, maka sampah anorganik
Sampah plastik dapat menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir. Beberapa
sampah logam yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi racun pada
ekosistem lingkungan.
BAB III
GANESHA
Sampah di ITB bersumber dari beberapa hal, yaitu mahasiswa, pegawai dan
dosen, lingkungan hidup, serta kantin dan tamu. Sampah yang berasal dari
berbagai sumber ini jika diakumulasikan dapat mencapai 48 ton sampah per
harinya.
Dari beberapa sumber yang telah disebutkan, mahasiswa menjadi sumber utama
utama sampah di ITB. Selain karena populasi yang banyak, mahasiswa juga
dan kertas.
Pengolahan sampah dimulai dari tahap pewadahan. Sampah disimpan dalam suatu
12
13
sementara. Pada tahap pewadahan ini, sampah dipilah dan dikelompokkan pada
akhir sampah.
jenis sampahnya. Sampah yang masih dapat diolah dibawa ke tempat pengolahan
sampah, seperti tempat pengomposan, daur ulang, dll. ITB memiliki Unit
Pengolahan Sampah yang terletak di area Sabuga. Sampah yang tidak dapat diolah
Pengolahan sampah berbeda bergantung pada jenis sampah. Karena itu penting
sifat kedua sampah tersebut. Sampah organik dapat membusuk di alam sedangkan
dalam satu wadah dan untuk memudahkan akomodasi dan pengolahan sampah
14
lebih terjaga. Masyarakat dan warga ITB pun dapat terbebas dari penyakit terkait.
Institut Teknologi Bandung saat ini telah mempunyai unit pengolahan sampah
(UPS) yang berlokasi di area Sabuga. Sampah diangkut setiap hari dari kampus ke
bagian pengolahan sampah dengan menggunakan dua dump truck (truk sampah)
dan satu motor roda tiga dengan total rata-rata sebesar 7 ton per hari. Namun,
frekuensi pengangkutan sampah dari UPS ITB ke TPA Sarimukti hanya satu kali
dalam satu hari sehingga akan terjadi penumpukan sampah jika sampah tidak
diolah kembali. Oleh karena itu, pihak pengelola sampah melakukan pemilahan
Di sisi lain, sarana pengolahan sampah di ITB yang memilah sampah untuk proses
daur ulang, tidak didukung pada sumber sampahnya yaitu pemilahan di kelas-
kelas maupun di gedung-gedung kampus ITB. Meskipun pada saat ini sudah
anorganik, namun prosesnya belum berjalan dengan baik karena fasilitas yang
label “organik” dan “anorganik” pada tempat sampah sehingga mahasiswa sulit
15
dalam memilah sampah. Selain itu, sarana pengangkutan sampah juga tidak
menuju UPS kedua jenis sampah akan tercampur kembali pada satu ruang di
Selain fasilitas yang memadai, salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
Tempat Sampah
16
tempat sampah. Jumlah tempat sampah di ITB sudah cukup dan telah tersebar di
annya dibagi dalam 5 kategori, yaitu tidak penting (1), cenderung tidak penting
(2), cenderung penting (3), penting (4), dan sangat penting (5).
sehari-hari.
17
system pengelompokan sampah ini dinilai sudah cukup, akan tetapi secara
keseluruhan dinilai belum baik. Dengan adanya 40.8% mahasiswa yang tidak
3 kategori, yaitu jarang (1), cenderung sering (2), dan sering (3)
membuang sampah sesuai pegelompokannya. Hal ini berarti mahasiswa ITB telah
faktor penghambat dan menambah faktor pendukung agar seluruh mahasiswa ITB
Dari Graffik 3.5, dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden (98,7 %)
Pada grafik 3.6, dapat disimpulkan bahwa perilaku mahasiswa yang masih
membuang sampah tidak sesuai jenisnya disebabkan oleh beberapa faktor seperti
ITB (9,2%)
Faktor internal atau faktor yang berasal dari diri manusia menjadi faktor
pengelompokan
merupakan faktor eksternal. Faktor-faktor dapat diatasi dengan adanya alat bantu
yang membuat mahasiswa dapat mengetahui tempat sampah dengan jenis sampah
sampah merupakan hal yang penting yang harus diterapkan di lingkungan ITB.
Kebiasaan mereka yang sering membuang sampah sesuai jenisnya yaitu sebesar
47,4 % secara implisit dapat diartikan bahwa mereka akan siap untuk
dalam pemilahan sampah. Untuk itu, aksi atau tindakan mahasiswa dalam
4.1 Simpulan
Pemisahan sampah organik dan anorganik sangat penting untuk dilakukan. Rata-
Namun, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa ITB yang tidak menerapkan
analisis data yang telah dilakukan penyebab utamanya karena terburu-buru, selain
itu juga disebabkan oleh tempat sampah yang tidak ada penggolongannya, serta
belum terbiasa. Pemberian label pada tempat sampah menjadi salah satu sarana
Pemberian label pada tempat sampah dapat memudahkan mahasiswa ITB untuk
diri sendiri juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada.
4.2 Saran
1. Seluruh warga di kampus ITB agar selalu membuang sampah pada tempatnya
21
22
2. Direktorat sarana dan prasarana ITB agar memberi label organik dan anorganik
3. Direktorat sarana dan prasarana ITB diharapkan menyediakan dua jenis tempat
DAFTAR PUSTAKA
McDougall, Forbes, et al. 2008. Integrated Solid Waste Management: a Life Cycle
LAMPIRAN
25
LAMPIRAN A
GANESHA
a. Ya b.Tidak
pengelompokannya?
a.Ya b.Tidak
(organik/anorganik)?
b.Tidak terbiasa
d.Terburu-buru
26
f.Lainnya
LAMPIRAN B
PERTANYAAN WAWANCARA
7.Kenapa di satu area masih ditemukan tempat sampah organic saja atau
anorganik saja?
RIWAYAT HIDUP
Bandung. Di kampus ini dia juga mengikuti Unit Kesenian Sulawesi Selatan dan
Shorinji Kempo.
39
GAMAIS ITB.