Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya, penyusunan Laporan Identifikasi Aktivitas Manusia dan
Permasalahan di Ruang Publik dapat selesai tepat waktu. Dalam penyelesaian
laporan ini, tentu kami telah dibantu oleh berbagai pihak baik langsung maupun
tidak langsung. Untuk itu, kami berterima kasih kepada:
1. Bapak Deva Fosterharoldas Swasto, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Bapak Irsyad
Adhi Waskita Hutama, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Ruang dan Perilaku yang telah memberikan arahan dalam pengerjaan tugas,
2. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari bahwa laporan akhir ini, masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik, masukan, dan saran dari para pembaca.
Akhir kata, semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi semua para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ruang terbuka publik merupakan ruang yang bisa diakses oleh siapa
saja dari segala macam usia, gender, maupun golongan. Mereka dengan
bebas melakukan berbagai aktivitas secara penuh tanpa adanya pungutan.
Ruag publik dapat menjadi sarana rekreasi, hiburan, hingga menjadi sarana
olahraga. Aktivitas ini tentu berhubungan erat dengan perilaku para
pengguna.
1
Transformasi yang terjadi secara spontan yang tidak diimbangi
dengan penataan secara fisik membuat Kawasan Lapangan Karang terlihat
semrawut. Diperlukan penataan ruang dan penataan aktivitas komersil yang
terjadi disekitar Kawasan Lapangan Karang. Sehingga aktivitas masyarakat
pada ruang terbuka publik dapat berlangsung secara maksimal tanpa adanya
gangguan dari aktivitas komersil.
1.3 Metodologi
Metode yang digunakan yaitu dengan metode survei primer dan
survei sekunder. Survei primer dilakukan dengan meninjau langsung di
lapangan untuk pengambilan data dan dokumentasi. Untuk survei seunder,
karena situasi dan kondisi dilakukan dengan menggunakan beberapa
literatur dan preseden yang diperoleh dari internet.
2
Pada tahap ini, penulis membuat rancangan dalam
melakukan penelitian berdasarkan kajian teori yang telah
diperoleh dari perkuliahan.
b. Memilih Daerah Penelitian
Penulis memilih Kawasan Lapangan Karang Kotagede
sebagai lokasinya.
c. Menyiapkan Perlengkapan dan Keperluan Survei
Pada tahap ini, penulis mempersiapkan segala kebutuhan
untuk survei dan apa saja yang perlu disurvei.
2. Tahap Lapangan
a. Memahami Latar Penelitian
Selain perlu mempersiapkan diri, juga harus memahami
latar penelitian agar dapat merumuskan masalah.
b. Memasuki Daerah Penelitian
Melakukan survei untuk mencari data dan melakukan
dokumentasi yang diperlukan.
c. Mengumpulkan Data
Tahap ini dilakukan dengan mencatat data yang
diperoleh ke dalam field notes. Data dapat berupa wawancara,
observasi, pengamatan atau menyaksikan sendiri situasi
tersebut.
3. Tahap Analisis Data
Analisis data merupakan tahap mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar agar
dapat memudahkan penentuan teori yang akan digunakan. Pada tahap
ini, data yang diperoleh dari berbagai sumber dan survei langsung akan
dikomparasikan untuk kemudian menjadi acuan penentuan teori.
Kemudian teori tersebut akan dijadikan acuan penyelesaian rumusan
masalah.
4. Tahap Penulisan Laporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dengan menulis laporan dari
hasil survei dan hasil analisis yang telah dilakukan.
3
BAB II
DASAR TEORI
4
Macam-macam Territory :
1. Primary Territory
Primary territory merupakan territory dengan tingkat
kepemilikan tinggi bagi seseorang. Seseorang memiliki kontrol
penuh terhadap ruang maupun objeknya. Ada kebebasan
seseorang untuk mengatur, menggunakan, dan berada pada
ruang fisik atau objek tersebut.
2. Secondary Territory
Secondary territory merupakan territory dengan tingkat
kepemilikan sedang bagi seseorang atau sebuah kelompok.
Secondary territory tidak dimiliki oleh seseorang atau
kelompok, melainkan dapat digunakan bersama dengan orang
lain dalam maksud tujuan yang relatif sama.
3. Public Territory
Public territory merupakan territory dengan tingkat
kepemilikan yang rendah. Public territory tidak dimiliki oleh
seseorang atau sebuah kelompok. Namun digunakan bersama
dalam jumlah yang sangat banyak dan dengan tujuan yang
berbeda-beda. Seseorang atau kelompok tidak mempunyai
kontrol terhadap public territory.
5
Sedangkan density merupakan kepadatan yang timbul dari jumlah
seseorang pada suatu ruang. Perbedaan yang mendasar antara crowding dan
density adalah crowding merupakan perasaan seseorang terhadap ruang,
sedangkan density adalah jumlah orang pada suatu ruang. Jika crowding
merupakan sifat personal seseorang dan dapat berbeda-beda, sedangkan
density merupakan fenomena yang dapat dilihat karena berdasarkan pada
jumlah orang pada suatu ruang.
2.3 Privacy
Privacy merupakan sikap seseorang terhadap kecenderungan yang
diinginkan pada kondisi dan situasi tertentu. Privacy setiap orang berbeda-
beda, ada orang yang berkecenderungan memiliki keterbukaan dan ada
orang yang berkecenderungan untuk tertutup. Privacy terjadi karena
dorongan atau keingina seseorang dalam arti dan maksud tertentu.
1. Solitude
Merupakan keinginan atau kecenderungan seseorang untuk
menyendiri
2. Seclusion
Merupakan keinginan atau kecenderungan seseorang untuk
menjauh dari kebisingan, baik itu suara orang maupun dari lalu
lintas.
3. Intimacy
Merupakan keinginan seseorang untuk intim dengan orang
tertentu, seperti keluarga atau pacar, tanpa adanya gangguan.
6
1. Anonimity
Merupakan keinginan atau kecenderungan seseorang untuk
merahasiakan siapa sebenarnya dirinya.
2. Reserve
Merupakan keinginan atau kecenderungan yang hanya
memberikan informasi mengenai dirinya untuk suatu keperluan
tertentu. Seseorang tidak ingin banyak mengumbar siapa dirinya
yang sebenarnya terhadap orang lain.
3. Not Neighboring
Dilihat dari namanya, privacy jenis ini merupakan keinginan
atau kecenderungan seseorang yang tidak ingin terlibat dengan
tetangganya. Seseorang tidak menyenangi hidup memiliki tetangga,
atau lebih suka untuk tinggal sendiri.
7
1. Daerah pribadi perorangan
Berhubungan dengan satu individu (ruang personal).
2. Daerah pribadi keluarga atau kelompok kecil
Berhubungan dengan kelompok (rumah tangga, asrama, dll).
3. Daerah pribadi kelompok besar
Berhubungan dengan kelompok sekunder (manajemen
pengelolaan privasi atas nama semua penghuni dalam suatu
bangunan apartemen.
4. Daerah publik kelompok besar
Meliputi interaksi kelompok besar dengan publik (kaki lima
dalam suatu linkungan yang dikontrol jam buka-tutupnya dan jalan
lingkungan).
5. Daerah semi publik perkotaan
Diawasi pemerintah atau institusi dengan akses masuk untuk
publik sesuai dengan kebutuhan (bank, kantor pos, pelabuhan udara,
balai kota).
6. Daerah publik perkotaan
Ditandai dengan kepemilikan umum dan akses publik
sepenuhnya (taman, mal, dan jalan raya).
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Lapangan Karang Kotagede Terletak di Jalan Nyi Pembayun,
Kelurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. Letak
Lapangan Karang sebenarnya kurang strategis, bukan terletak di jalan
protocol atau jalan utama. Namun dengan citra Lapangan Karang yang telah
melegenda dan menjadi ikon Kotagede, letaknya yang kurang strategis
bukan menjadi suatu masalah.
Seperti pada gambar, Lapangan Karang terletak di selatan jalan.
Kemudian pada sebrang jalan terletak Taman Karang Kotagede yang baru
diresmikan pada tahun 2018. Taman Karang menjadi salah satu sarana
rekreasi atau hiburan bagi anak-anak disekitarnya.
10
3.2 Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan secara langsung di
lapangan, banyak aktivitas yang terjadi baik itu orang sedang berolahraga,
bercengkerama, atau sekedar menikmati suasana. Dengan kelengkapan
fasilitas di Lapangan Karang seperti olahraga fitness sederhana, lapangan
sepakbola, hingga jalan yang mengelilingi lapangan yang dapat digunakan
sebagai arena jogging menjadi pendukung bagi masyarakat untuk
beraktivitas.
11
Lapangan Karang seolah tak berhenti aktivitasnya, mulai dari pagi
hingga malam hari berbagai aktivitas terjadi di Lapangan Karang. Pagi hari
Lapangan Karang menjadi tempat olahraga bagi siswa SD hingga SMA
yang letaknya berada dekat dengan Lapangan Karang. Selama 9 tahun
penulis berolahraga di Lapangan Karang setiap minggunya karena satu-
satunya tempat dengan area luas yang berada di sekitar Kotagede.
Pada siang harinya, di sekitaran Lapangan Karang terdapat para
pedagang yang menjajakan makanan kaki lima. Berbagai makanan tersedia
di sekitaran Lapangan Karang. Hal ini yang menjadi salah satu alasan
Lapangan Karang tidak berhenti dari aktivitas. Kemudian pada sore hari,
Lapangan Karang menjadi sarana olahraga bagi masyarakat sekitar maupun
sekolah sepakbola yang bermarkas di tempat tersebut.
Pada malam hari, Lapangan Karang semakin ramai dengan
masyarakat. Sepanjang pinggir Lapangan Karang menjadi sentra kuliner di
kawasan Kotagede dan terdapat penjual yang melegenda, yaitu Sate Karang
Kotagede yang didirikan oleh Bapak Prapto pada tahun 1970-an hingga saat
ini masih menjadi tujuan kuliner utama.
12
Gambar 7. Kuliner Malam
Sumber : Google, 2020
Pada hari-hari tertentu, seperti hari besar islam maupun hari ulang
tahun Kota Yogyakarta, Lapangan Karang Kotagede menjadi tempat utama
beraktivitas. Pada hari besar islam, Lapangan Karang Kotagede menjadi
tempat dalam melaksanakan Sholat Ied. Sedangkan pada hari ulang tahun
Kota Yogyakarta, Lapangan Karang Kotagede menjadi arena utama
kegiatan dalam rangkaian acara.
Transformasi ruang publik dari Lapangan Karang Kotagede
menjadikan lapangan tersebut sebagai salah satu landmark Kecamatan
Kotagede. Aktivitas yang muncul juga beragam, mulai dari aktivitas
keseharian hingga aktivitas khusus dalam kegiatan tertentu. Munculnya
aktivitas ini sebagai salah satu implikasi dari transformasi lapangan
olahraga.
13
Ruang Personal Territory
14
Gambar 8. Kepadatan Lapangan Karang
Sumber : Analisis Penulis, 2020
Seperti pada gambar diatas, pada saat olahraga massal dari siswa
Sekolah Dasar, Lapangan Karang menjadi penuh dengan kerumunan. Dari
analisis foto tersebut, dapat dikatakan Lapangan Karang terjadi kepadatan
(density) namun tidak terjadi kesesakan karena berada pada tempat terbuka
dan tidak terdapat faktor lain seperti cuaca panas.
Anak-anak yang melakukan olahraga tentu memiliki hati yang
bergembira. Dengan hal ini, meskipun terjadi kepadatan namun level of
stress-nya rendah karena orang yang berada pada area kepadatan senang
dengan aktivitas yang dijalani dan tidak merasa sumpek.
15
Dari teori tersebut, aktivitas yang terjadi di ruang publik Lapangan
Karang Kotagede dan sekitarnya dapat dibedakan menjadi :
Tanya Jawab
16
Persepsi meupakan salah satu perasaan spontasnitas seseorang
terhadap suatu hal melalui indera yang dimiliki. Maka persepsi dari setiap
orang tentu berbeda-beda. Begitu halnya persepsi orang terhadap ruang
publik. Setiap orang yang berada pada ruang publik akan merasakan
persepsi yang berbeda, meskipun memiliki jumlah indera dan berada
ditempat yang sama.
Persepsi terhadap ruang publik Lapangan Karang dan sekitarnya
dilakukan melalui spontanitas penulis. Berdasarkan pengalaman selama
masa hidup yang selalu beraktivitas di Lapangan Karang Kotagede, persepsi
terhadap ruang publik dibedakan menjadi 4 aspek, yakni kenyamanan,
keindahan, kebersihan, dan keamanan
1. Kenyamanan
Menurut persepsi penulis, Lapangan Karang dan
sekitarnya memiliki kenyamanan sangat baik. Seumur hidup
aktivitas banyak dilakukan di Lapangan Karang dan sekitarnya.
Banyak memori yang tersimpan dari tempat tersebut. Sehingga
dengan persepsi penulis, kenyamanan di Lapangan Karang dan
sekitarnya tergolong sangat baik.
2. Keindahan
Semakin hari semakin nampak perubahan yang terjadi
dari segi kondisi fisik di Lapangan Karang. Keindahan tergolong
baik, dengan penambahan Taman Karang menjadi salah satu
aspek pendukung.
3. Kebersihan
Lapangan Karang tergolong ruang publik dengan kondisi
kebersihan yang kurang. Karena disekeliling lapangan terdapat
banyak pedagang yang menimbulkan banyak sampah yang
berserakan.
4. Keamanan
Sebagai ruang publik yang dapat diakses oleh segala
orang, keamanan di Lapangan Karang menurut persepsi penulis
masih kurang. Banyaknya orang asing atau orang yang tak
17
dikenal menjadi salah satu penyebab kurangnya keamanan
sekaligus tidak adanya sistem keamanan yang terjaga di
Lapangan Karang.
3.7 Permasalahan
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang
mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang
rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau
(RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no. 4 tahun 1988, yang
menyatakan "Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam
pemanfataan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi
ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Namun menurut penulis, keberadaan Lapangan Karang belum
mendukung peran dan fungsi ruang terbuka sebagai penyangga kehidupan
wilayah perkotaan dan areal berlangsungnya fungsi ekologis. Lapangan
Karang masih jauh dari kata cukup untuk mendukung peran sebagai ruang
terbuka. Alih fungsi peran dari sekitaran Lapangan Karang, seperti trotoar
yang seharusnya menjadi jalur pedestrian atau area jogging yang mengitari
Lapangan Karang justru menjadi area berdagang.
18
Seperti permasalahan umum ruang publik lainnya, Lapangan
Karang juga kurang terawat. Banyaknya sampah dan rerumputan yang tidak
rata di bagian lapangan sepakbola menjadi salah satu bagian yang terlihat
karena ketidakterawatannya. Fasilitas pendukung yang ada disekitar
Lapangan Karang juga tidak terawat, seperti kamar ganti yang didalamnya
terdapat kamar mandi. Kemudian dari tempat duduk penonton yang banyak
terdapat coret-coretan yang membuat kotor penglihatan.
Masih banyak hal yang perlu dibenahi dan perlu diperhatikan agar
Lapangan Karang dapat mendukung peran dan fungsi sebagai ruang terbuka
hijau sebagai salah satu penyangga kehidupan wilayah perkotaan. Fasilitas
pendukung yang memadai akan mendorong aktivitas masyarakat yang
semakin positif dan menjadi pendukung dalam kehidupan sehari-hari.
19
Gambar 11. Tampak Atas Rencana Lapangan Karang
Sumber : Analisis Penulis, 2020
20
Gambar 13. Rencana Area Trotoar Lapangan Karang
Sumber : Analisis Penulis, 2020
21
Gambar 15. Rencana Tempat Duduk Taman Karang
Sumber : Analisis Penulis, 2020
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, secara umum
Lapangan Karang Kotagede merupakan ruang publik utama yang berada di
Kecamatan Kotagede dan menjadi tempat dari berbagai aktivitas serta
kegiatan. Ruang personal di Lapangan Karang Kotagede dan sekitarnya
mayoritas adalah Public Space dengan Public Territory.
Berbagai kegiatan terjadi di Lapangan Karnag Kotagede dalam
penggambaran aktivitas melalui What, Who, Where, When serta dari jenis
aktivitas. Persepsi terhadap Lapangan Karang sebagai ruang publik akan
berbeda-beda setiap orangnya. Dengan 4 aspek penilaian, Lapangan Karang
Kotagede belum dapat mendukung peran dan fungsinya sebagai ruang
terbuka hijau publik pada area perkotaan.
4.2 Saran
Ketika akan meneiliti lebih lanjut, perlu pendalaman dan
pemahaman terhadap teori dan ruang yang menjadi objeknya. Pemilihan
metode yang tepat perlu menjadi pertimbangan agar hasil analisis menjadi
lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Perlu pengembangan dan pengoptimalan fungsi ruang publik
Lapangan Karang Kotagede dalam mendukung fungsi ruang terbuka hijau
sebagai penyangga kehidupan wilayah perkotaan. Kedepannya diharapkan
ada perhatian yang lebih dari pemerintah terkait untuk ruang publik
sehingga lebih terawatt dan tertata.
23
DAFTAR PUSTAKA
Koohsari, M.J., Mavoa, S., Villanueva, K., Sugiyama, T., Badland, H., Kaczynski,
A.T., Owen, N. and Giles-Corti, B., 2015. Public open space, physical
activity, urban design and public health: Concepts, methods and research
agenda.
Hantono, Dedi. 2019. Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik. Jurnal
Arsitektur UMJ. Vol 18 : 45-46
Kurniadi, F., Pramitasari, D., & Wijono, D. 2012. Konsep Perilaku Teritorialitas
di Kawasan Pasar Sudirman Pontianak. 197-208
24