Sarjana (S-1) Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik
Oleh :
Puji dan syukur kepada Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih dan
berkat-Nya, sampai saat ini peneliti masih diberikan kesehatan dan semangat yang luar
biasa sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Peranan Dinas Tata
Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan (Studi Tentang Pelayanan Izin Mendirikan
Bangunan Di Kecamatan Medan Johor)”. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
persyaratan di Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatera Utara, dalam memperoleh gelar sarjana ilmu
administrasi negara.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih yang teristimewa kepada kedua orang
tua, Ayah tercinta Drs P. Sitorus dan Mama tercinta L. Siregar. Yang selama ini telah
membesarkan peneliti dengan penuh kasih sayang, mendidik dan mengajari penulis
hingga detik ini. Terima kasih buat segala dukungan moril dan moral serta doa-doanya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, dari awal hingga akhirnya. Peneliti sangat banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun tidak,
termasuk doa-doa untuk kelancaran penulisannya. Sehingga dalam kesempatan ini,
Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1 Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2 Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
3 Ibu Dra, Elita Dewi, M.Sp selaku sekretaris Departemen Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara
sekaligus sebagai dosen wali yang telah banyak membantu dan memberikan
masukan dan motivasi kepada peneliti selama masa
perkuliahansertasebagaidosen pembimbing yang telah menyediakan waktu
yang banyak untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam
penyelesaian skripsi ini.
4 Stafpengajar Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik
Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing peneliti dari awal hingga
detik ini.
5 Kak Mega dan Kak Dian yang telah banyak membantu peneliti dalam urusan
Administrasi kampus yang berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.
6 Bapak Ir. Samporno Pohan, MT selaku Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan Kota Medan yang telah memberikan peneliti izin untuk melakukan
penelitian.
7 Ibu Hj. Nurhayati S.Sos selaku Sekretaris Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan Kota Medan yang telah membantu penulis dalam mengurus
administrasi.
8 Bapak Drs. Massa Simatupang selaku Kasubbag Umum yang telah banyak
membantu peneliti dalam mengumpulkan data.
9 Bapak Ir. Zulkifli, MAP selaku Kepala Bidang Pengukuran Dan Pemetaanyang
telah memberikan Informasi kepada peneliti
10 Bapak Benny Iskandar ST, MT selaku Kepala Bidang Tata Ruang yang telah
memberikan Informasi kepada peneliti
11 Bapak RamadhanST selaku Kepala Bidang Tata Bangunan yang telah
memberikan Informasi kepada peneliti
12 Bapak Drs. Ali Tohar selaku Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan
Ruang yang telah memberikan Informasi kepada peneliti
13 Semua pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan yang tidak
bias disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memberikan
data-data kepada peneliti mengenai skripsi ini
14 Terkhusus buat adekku Andika Raja Putra Sitorus (AN’10), Gratia Claudya
Sitorus dan Jesica Indah Natalia Sitorus yang selama ini telah Memberikan
Doa dan motivasi kepada peneliti dalam menyusun Skripsi ini.
15 Keduasahabat tersayang Lina Susanti Duha dan Hadiyanti Arini yang
senantiasa menjadi teman sharing dan berbagi.
16 Erni Simanjuntak yang menjadi teman diskusi di dalam pengerjaan skripsi ini
dan menjadi teman satu dosen pembimbing
17 Kelompok Magang Pematang kasih Panji Priambodo, Dicky Himawan, Putra,
Sadam, Bobby, Renaldi, Lina, Mercy, Hadiyanti, Apprita yang selalu saling
memotivasi dan menjadi keluarga baru di AN.
18 Teman-Teman AN’09 yang tidak dapat disebut satu per satu
Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan kepada pembaca agar member kritik dan saran yang
bermanfaat demi penyempurnaan skripsi ini.Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama.
Christy MarintanSitorus
DAFTAR ISI
IV.2.3
TugasPokokdanFungsi........................................................................ 42
V.2
HasilWawancaradenganMasyarakat................................................................. 62
BAB V ANALISIS DATA
V.1 Peranan DTRTB DalamMemberikanPelayanan
IMB ....................................... 68
BAB VI PENUTUP
VI.1 Kesimpulan ................................................................................ 81
Tabel IV.2
BAB IPENDAHULUAN
Pemerintahan Daerah adalah : “Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
daerah ini memberikan kewenangan otonomi kepada daerah kabupaten dan kota
didasarkan kepada desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan
Adanya otonomi daerah, maka pemerintah daerah otonom dapat dengan cepat
dan berkualitas karena pemerintah daerah dianggap yang paling mengetahui apa yang
dan diberikan secara sukarela atau dengan biaya tertentu sehingga kelompok yang
paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya. Pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah pada dasarnya tidak berorientasi profit yaitu pelayanan yang dilakukan
pelayanan publik, Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
layanan satu pintu dan layanan satu atap. Berbanding terbalik menurut Ridwan (2010:
85 ) ,pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah dilihat dari sisi efisiensi dan
Beberapa kelemahan lain yang juga dapat diidentifikasi adalah pada sisi
kelembagaan dimana kelemahan utama terletak pada sisi organisasi yang tidak
dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan publik, penuh dengan hirarki
Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya maka tahap kedua adalah
dan kepuasan batiniah, dalam suatu masyarakat Indonesia yang maju dan berkeadilan
bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan
gedung yang fungsional, andal, berjati diri, serta seimbang, serasi dan selaras dengan
lingkungannya.
tidak menimbulkan masalah atau hambatan perlu adanya sarana perangkat perizinan
B. J. M ten Berge (Ridwan, 2003: 161), dengan perizinan ada sesuatu yang dituju
yaitu :
1 a. Keinginan mengarahkan aktivitas tertentu
2 b. Mencegah bahaya yang mungkin akan timbul, sebagai contoh dalam
izin yang berkaitan dengan lingkungan, yaitu izin dapat mencegah adanya
pembuangan limbah yang berlebihan
3 c. Untuk melindungi obyek-obyek tertentu, seperti cagar budaya dan lain
sebagainya.
4 d. Membagi benda-benda yang sedikit
5 e. Mengarahkan orang-orang tertentu yang dapat melakukan aktivitas.
di samping itu agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka pelayanan
ruang tersebut, maka perlu adanya sertifikat izin mendirikan bangunan (IMB) yang
disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kecuali untuk
bangunan fungsi khusus oleh Pemerintah kepada pemilik bangunan gedung untuk
membangun baru, mengubah/ memperbaiki/ rehabilitasi/ renovasi, memperluas,
mengurangi, dan/ atau merawat bangunan, dan/ atau memugar dalam rangka
yang berlaku
Pelaksanaan pengurusan perizinan mendirikan bangunan di Kota Medan
dibutuhkan dan biaya yang tinggi membuat masyarakat Kota Medan yang
Pemerintah kota Medan, dalam hal ini Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan sesuai dengan Perda Kota Medan Nomor 9 Tahun 2002 tentang
urusan rumah tangga daerah dalam bidang tata kota dan tata bangunan, antara lain
menyusun, mengembangkan dan mengendalikan rencana tata ruang kota, pengurusan
perizinan dan pembinaan terhadap pembangunan fisik kota yang sehat dan terarah
sesuai dengan rencana tata ruang kota dan pola kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang
tugasnya. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan kota Medan memiliki peran yang
besar di dalam pemberian surat Izin Mendirikan Bangunan agar di dalam proses
pembangunan, setiap pembangunan yang terjadi sesuai dengan keadaan lingkungan
kota medan dan rencana tata ruang yang telah di susun sebelumnya.
atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1 Bagaimana peranan Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan dalam
memberikan pelayanan Izin Mendirikan Bangunan khususnya Di Kecamatan
Medan Johor ?
2 Apa Kendala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan Dalam
Memberikan Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
konsep, konstrak, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial
sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Pedoman tersebut disebut
penelitian dan teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang
jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.
II.1. Peranan
Menurut Pelly (1997: 91), peranan adalah pola perilaku yang diharapkan dari
akan diberikan oleh orang lain kepada mereka. Kedua, pemikiran atau pandangan
orang mengenai perilaku mereka sendiri dengan mengingat tafsiran mereka terhadap
tanggapan orang lain. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukkan apa yang
masyarakat kepadanya.
Menurut Levinson (Soekanto, 2009: 213) peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu
sebagai berikut :
1 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan – peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan
2 Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi
3 Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
II.2. Sistem
Menurut Syamsi ( 2004:16) sistem adalah sekumpulan kegiatan yang terdiri dari sub-
subsistem yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dan berproses untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan Menurut Kast ( Syamsi, 2004: 17) sistem adalah suatu
atau sub-sub sistem yang interdependen, dan ditandai oleh batas-batas yang jelas dari
Menurut Mcleod dan Schell ( Sukoco, 2007: 32), sebuah sistem yan gbaik memiliki
Secara umum, menurut Laudon dan Laudon ( Sukoco, 2007: 32),sebuah sistem yang
II.3. Prosedur
Menurut Syamsi ( 2004:16) prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah
menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan.
Pada hakikatnya prosedur itu diterapkan bagi pekerjaan yang terjadi berulangulang.
Sehingga untuk tahun-tahun berikutnya tidak akan mengalami hambatan dan segala
batas waktu untuk setiap langkah, sehingga prosedur itu akan berjalan sesuai dengan
Selain itu, suatu prosedur mempunyai ciri yang bersifat stabil di satu pihak dan
fleksibel di lain pihak. Ini kelihatan saling bertentangan. Di sini ada sebagian dari
langkah yang bagaimanapun harus diikuti sepenuhnya akan tetapi ada juga sebagiann
kecil langkah yang bisa luwes cara penerapannya dengan melihat situasi dan
kondisinya. Secara umum dikatakan, bahwa sasaran yang stabil akan menjadikan
prosedur yang stabil juga. Sebaliknya apabila sasarannya berubah maka prosedur
Adanya kemungkinan prosedur yang telah berlaku lama itu pada suatu ketika akan
tidak cocok lagi untuk dipertahankan. Oleh karena itu, secara berkala perlu diadakan
evaluasi terhadap prosedur yang berlaku, apakah masih sesuai atau tidak. Apabila tidak
sesuai lagi dicari apa sebabnya dan di mana letak penyebabnya. Jika telah ditemukan
penyebabnya maka harus dianalisis lebih lanjut untuk kemudian dibetulkan dan dicoba
dulu. Apabila telah yakin bahwa prosedur yang telah diubah itu cocok, barulah
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
pemberian jasa yang diberikan oleh suatu organisasi (perusahaan, pemerintah, swasta)
kepada publiknya dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau
kepentingan masyarakat.
diturunkan dari makna public service yang berarti: “berbagai aktivitas yang bertujuan
pelayanan publik dikelompokkan dalam beberapa jenis yang didasarkan pada ciriciri
dan sifat-sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang
publik pada umumnya dilaksanakan oleh jajaran birokrasi paling depan yang
berhadapan langsung dengan masyarakat. Jumlah jajaran unit pelayanan ini dipastikan
cukup banyak dan tersebar di berbagai lokasi. Dalam hal ini standarisasi pelayanan
menjai aspek penting agar pelayanan di satu tempat dengan tempat layanan lainnya
pelayanan publik
mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan
perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari
lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai
Menurut Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 tahun 2012 Tentang Retribusi
IMB adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kecuali untuk bangunan
fungsi khusus oleh Pemerintah kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun
atau merawat bangunan, dan/ atau memugar dalam rangka melestarikan bangunan
diberikan oleh pemerintah daerah kepada pribadi, sekelompok orang atau badan untuk
membangun dalam rangka pemanfaatan ruang sesuai dengan izin yang diberikan
karena telah memenuhi ketentuan dari berbagai aspek, baik pertanahan, teknis,
Sedangkan menurut Dwi ( 2008: 11), Izin mendirikan bangunan atau lebih
sering dikenal IMB adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan membangun
yang dapat diterbitkan apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan
yang meliputi aspek pertanahan, aspek planologis (perencanaan), aspek teknis, aspek
Ternyata, IMB tidak hanya diperlukan untuk mendirikan bangunan baru saja, tetapi
1. Pembinaan
agar lembaga yang berwenang dapat membina orang atau badan yang bermaksud
membangun agar dapat membangun dengan benar dan menghasilkan bangunan yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Pengaturan
berlaku. Jarak dari jalan ke bangunan, luas ruang terbuka , dan lain-lain perlu diatur.
3. Pengendalian
di mana-mana seperti jamur tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku. Lahan yang
dimaksudkan menjadi taman bisa saja diubah menjadi rumah tanpa pengendalian.
Selain itu laju pembangunan perlu diperhatikan. Pembangunan yang begitu pesat juga
4. Pengawasan atas kegiatan mendirikan bangunan oleh orang pribadi atau badan
pembangunan sudah disetujui oleh lembaga yang berwenang dan mematuhi semua
peraturan yang berlaku. Jadi, rencana pembangunan perlu disetujui terlebih dahulu
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 9 Tahun 2002 tentang izin
Teknis Pelaksana Peraturan Daerah Kota Medan No. 9 Tahun 2002 tentang
retribusi izin mendirikan bangunan, persyaratan dalam mengurus izin
A. Persyaratan Administrasi
1 Mengisi dan mengajukan Surat Perohonan IMB
2 Foto copy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku
3 Foto copy pelunasan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dan Surat
Tanda Terima Setoran (STTS) PBB tahun terakhir
1. 4. a. Foto copy Alas Sertifikat tanah yang telah dilegalisir oleh Badan
Pertanahan Nasional (BPN)
2. b. Bagi surat tanah yang tidak bersertifikat :
3. b.1. Alas Hak SK camat, Grand Sultan, Grand C (Notaris/ BPN)
4. b.2. Surat keterangantidak silang sengketa yang dibuat oleh lurah diketahui
camat
4 Asli rekomendasi dari bank bagi tanah yang sedang diagunkan
5 Surat Jaminan Ketahanan Konstruksi dari tenaga ahli teknik sipil untuk
penambahan tingkat asli rekomendasi dari bank bagi tanah yang sedang
diagunkan
6 Rekomendasi dari instansi terkait (pembangunan rumag ibadah, tempat
persemayaman mayat, SPBU, dan sarana pendidikan dan lain-lain.
7 Asli surat kuasa, akte perusahaan, surat keputusan instansi, bagi pemohon yang
bukan pemilik tanah
8 Denah lokasi yang dimohon (jelas alamat dan daerah sekitar lokasi
memudahkan pengukuran lapangan)
B. Persyaratan Teknis
1 Gambar rencana bangunan (denah/ Site plan, tampak depan dan samping, dan
potongan memanjang dan melintang) rangkap 3 yang ditandatangani oleh
perencana
2 Gambar konstruksi (pondasi, sloop, kolom, balok, lantai, tangga dan rencana
atap) rangkap 3
3 Pembuatan air hujan (sumur resapan, septitank, dan bak control) rangkap 3
4 Bangunan pagar (tampak potongan dan situasi)
5 Perhitungan konstruksi yang dibuat oleh konsultan
6 Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) untuk bangunan tower/ menara,
tanki, gapura/ tugu dan cerobong asap dan rehabilitasi bangunan
Retribusi IMB:
1.Besarnya retribusi IMB didasarkan kepada volume, fungsi dan lokasi bangunan
Komersial lainnya.
berdasarkan biaya renovasi yang dilaksanakan serta sesuai perhitungan point 3a;
tuk mengganti IMB yang hilang, dikenakan biaya retribusi sebesar 6%nam persen)
dari biaya retribusi IMB.etribusi biaya balik nama ditetapkan sebesar 10% (sepuluh
memperhitungkan penyusutan setiap tahun sebesar 2,5% (dua setengah persen) dan
diperlukan beberapa perizinan yang terkait dengan IMB (Dwi, 2008: 17), antara lain :
1. Izin Pendahuluan, antara lain :
1 a. Izin Pendahuluan Persiapan, yaitu izin untuk melakukan kegiatan
pelaksanaan pagar proyek, bangsal kerja, pematangan tanah, pembongkaran
bangunan. Bangunan-bangunan dan untuk pemancangan pertama
2 b. Izin Pendahuluan Pondasi, yaitu izin untuk melakukan kegiatan pekerja
pondasi
3 c. Izin Pendahuluan Struktur, yaitu izin melakukan kegiatan pelaksanaan
struktur bagunan/ bangunan-bangunan
4 d. Izin Pendahuluan Menyeluruh, yaitu izin untuk melakukan kegiatan
pelaksanaan bangunan/ bangunan-bangunan sampai selesai.
Yaitu sejenis surat persetujuan prinsip pembebasan sebuah lokasi atau lahan atau
Menurut Singarimbun (2008: 33), konsep adalah istilah dan defenisi yang
konsep, guna menghindari adanya salah pengertian maka defenisi konsep yang
adalah surat izin untuk mendirikan bagunan yang meliputi kegiatan penelitian tata
3. Peranan Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan Dalam Memberikan Pelayanan Izin
Mendirikan Bangunan
adalah pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan meliputi:
METODE PENELITIAN
III.1.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 3), penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
III.2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan Provinsi
Sumatera Utara yang terletak di Jalan Jenderal Besar Doktor Abdul Haris Nasution
No. 17, telepon 7864147. Pemilihan tempat ini berdasarkan bahwa Dinas Tata Ruang
dan Tata Bangunan Kota Medan (DTRTB) merupakan unsur pelaksana Pemerintahan
III.3.Informan Penelitian
penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi
dan sampel. Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek
penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yamg memahami objek penelitian
uraian tersebut, maka informan penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini
terdiri atas:
1 Informan kunci (Key Information) adalah Kepala Dinas Tata Kota dan Tata
Bangunan Kota Medan
2 Informanutama adalah kepala bidang Dinas Tata Ruang Kota dan Tata
Bangunan Kota Medan
karena berdasarkan data tahun 2012 dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan,
berikut :
yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data primer tersebut
2.Teknik Pengumpulan Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder untuk mendukung data primer. Penulis menggunakan cara
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif
para key informan. Penganalisaan ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam
menghubungkan fakta, data dan informasi, kemudian data yang diperoleh akan
permasalahan penelitian.
Miles dan Huberman ( Sugiyono, 2008: 91 ) mengemukakan bahwa aktifitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Adapun langkahlangkah dalam
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, atau teori.
BAB IV
Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang
wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui
merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Karenanya secara
geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya
alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli
Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan
daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,
Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk)
kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa Kecamatan yang paling luas adalah
2
Kecamatan Medan Labuhan seluas 36,67 Km (13,83%), selanjutnya Kecamatan
2
Medan Belawan dan Medan Marelan masing-masing seluas 26,25 Km (9,9%) dan
2
23,82 Km (8,99%). Dan Kecamatan yang memiliki wilayah yang lebih sempit adalah
2
Medan Sunggal seluas 2,98 Km (1,13%).
Tabel IV.2
2 dan Johor 6 81
3 dan Amplas 8 77
4 dan Denai 6 82
7 dan Maimun 6 66
8 dan Polonia 5 46
9 dan Baru 6 64
1 dan Selayang 6 63
0
1 dan Sunggal 6 88
1
1 dan Helvetia 7 88
2
1 dan Petisah 7 70
3
1 dan Barat 6 98
4
1 dan Timur 11 128
5
1 dan Perjuangan 9 128
6
1 dan Tembung 7 95
7
1 dan Deli 6 105
8
1 dan Labuhan 6 100
9
2 dan Marelan 5 88
0
2 dan Belawan 6 143
1
l ah 152 2004
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan yang memiliki kelurahan yang
paling banyak adalah Kecamatan Medan Area dan Medan Kota masing-masing
sebanyak 88 lingkungan.
IV.2. Gambaran Umum Dinas Tata Ruang dan Tata Ruang Kota Medan
Dalam sejarahnya bidang penataan ruang/ kota dan bangunan pada awalnya
(perencanaan wilayah dan kota) sampai dengann tahun 1950 dilaksanakan oleh
Dinas Pekerjaan Umum. Pada tahun 1950, Dinas Pekerjaan Umum dipisah
menjadi 2 (dua) dinas, yaitu Dinas pekerjaan Umum dan Dinas Pengawasan
Bangunan.
KDH Tingkat II Medan tanggal 22 Juni 1963 terhitung mulai 1 Juli 1963.
Pada tahun 1978 dibentuk Dinas Tata KotaMadya Dati II Medan yang diatur
dalam Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Medan No. 10 tahun 1978 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan.
Penyempurnaan terhadap organisasi Dinas Tata Kota dilakukan pada tahun 1987
yang diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Medan No. 1 tahun 1987
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II
Medan.
Pada tahun 2001, berdasarkan Peraturan Daerah No.4 tahun 2001 tentang
Pemerintah Kota Medan; dibentuk Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan yang
penataan ruang kota dalam satu dinas; sebagaimana sebelum tahun 1963.
penataan ruang serta penataan bangunan oleh Pemerintah Kota Medan. Perda tersebut
menjelaskan kedudukan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan adalah unsure pelaksana
Pemerintahan Kota Medan dalam bidang penataan kota yang dipimpin oleh seorang
kepala dinas
Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah No. 3 tahun 2009 tentang Struktur Organisasi
maka lahirlah Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sebagai perubahan
dan pengganti Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan disertai dengan beberapa
perubahan Tupoksi. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan adalah pelaksana
Pemerintah Kota Medan dalam bidang tata ruang dan tata bangunan yang dipimpin
oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Dalam mewujudkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan
Struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan :
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2009 tentang
Pembentukkan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan yang
disahkan dan di tuangkan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 19 Tahun
2010 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
Kota Medan. Pada Bagian Kesembilan pasal 54 dan 55 dari Perda tersebut
menetapkan tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota
Medan, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang tata ruang dan tata bangunan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedangkan Dinas Tata Ruang
Ada pun tugas dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Bidang Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas
lingkup penelitian rencana tata ruang dan tata letak, evaluasi, dan pengembangan
fungsi :
1 a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengendalian
Pemanfaatan
2 b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengawasan, penyuluhan, dan
pengaduan
3 c. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan
bangunan agar tidak menyimpang dari IMB dan ataua tanpa IMB
4 d. Pelaksanaan kordinasi dengan instansi terkait untuk penindakan/
penertiban terhadap bangunan yang menyimpang dan tanpa IMB
5 e. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan/ sosialisasi kepada masyarakat yang
berkenaan dengan kebijakan dibidang rencana tata ruang kota serta menggali
dan meningkatkan peran serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota
6 f. Penerimaan/ proses pengaduan dan keberatan masyarakat sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku
7 g. Pelaksanaan proses hukum terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan
bangunan yang menyimpang dari IMB dan atau tanpa IMB denbgan
berpedoman klepada ketentuan dan peraturan yan berlaku untuk diajukkan ke
pengadilan
8 h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
pengendalian pemanfaatan ruang
9 i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2012 berkas permohonan IMB
yang masuk sebanyak 3345 berkas . Untuk permohonan IMB yang ditolak atau
yang disurati sebanyak 1211 berkas. Sedangkan untuk Jumlah IMB yang selesai
diproses sebanyak 2628 berkas. Jadi dari semua berkas permohonan IMB yang
masuk pada tahun 2012 tidak semua di proses hal itu terbukti dari adanya berkas
IV.2.4. Karakteristik Pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota
Medan
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan Kota Medan saat ini didukung oleh SDM sebanyak 154 orang yang
terdiri atas :
1 a. PNS : 129 orang
2 b. Pegawai Honor : 25 orang
NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 T eknik 3 Orang
3 T eknik 23 Orang
5 Teknik 1 Orang
8 A 41 Orang
9 EA 7 Orang
10 P 4 Orang
129 Orang
Dari tabel di atas diketahui pegawai DTRTB terbanyak berasal dari jenjang pendidikan
SMA sebanyak 41 orang. Sedangkan jumlah pegawai yang berasal dari pendidikan
teknis untuk S2 ada sebanyak 3 orang, untuk S1 sebanyak 23 orang, dan pegawai yang
pendidikan STM dan tingkat pendidikan SMEA masingmasing ada sebanyak 21 orang
dan 7 orang.
Menurut Golongan :
NO GOLONGAN JUMLAH
1 Golongan I 1 Orang
2 Golongan II 22 Orang
129 Orang
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pegawai yang berada di Dinas Tata Ruang dan
Tata Bangunan di dominasi oleh golongan III sebanyak 102 orang, jumlah pegawai
Pada bab ini seluruh data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan,
dengan judul penelitian akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian yang telah
dibahas pada bab sebelumnya yaitu untuk mengetahui peranan Dinas Tata Ruang dan
Tata Bangunan (DTRTB) Kota Medan dalam memberikan pelayanan Izin Mendirikan
solusinya.
diawali dengan pra penelitian yaitu pengumpulan berbagai dokumen tertulis tentang
profil Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan baik mengenai visi, misi, struktur
organisasi, Tugas Pokok Fungsi, dan Karakteristik pegawai DTRB. Kedua, peneliti
Sesuai dengan bab sebelumnya, telah ditetapkan beberapa informan. Untuk informan
kunci (Key Informan) dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan, Bapak Ir. Samporno Pohan, MT. Beliau merupakan key informan dalam
penelitian ini karena Kepala DTRTB mengetahui dan memiliki berbagai informasi
Untuk informan utama penelitian ini meliputi kepala bidang yang ada di DTRTB yaitu
Kepala Bidang Pengukuran Dan Pemetaan, Bapak Ir. Zulkifli, MAP; Kepala Bidang
Tata Ruang, Bapak Benny Iskandar ST, MT; Kepala Bidang Tata Bangunan, Bapak
Ramadhan ST; Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang, Bapak Drs. Ali
Tohar. Mereka merupakan Informan utama karena mereka yang terlibat langsung
Untuk informan tambahan penelitian ini meliputi masyarakat yang mengurus surat izin
mendirikan bangunan di DTRTB Kota Medan dan masyarakat yang sedang melakukan
Johor karena berdasarkan data dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan,
pembangunan yang banyak dilakukan di Kecamatan Medan Johor dengan jumlah surat
yang masuk sebanyak 277 surat. Mereka merupakan informan tambahan karena
mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam
Tipe wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah tipe wawancara berstruktur,
pelayanan izin mendirikan bangunan. Namun didalam proses sendiri, peneliti tidak
dengan peranan DTRTB dalam memberikan pelayanan IMB agar dapat menggali
informasi-informasi yang lebih mendalam dari para informan. Berikut ini akan
V.1 Peranan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Dalam Memberikan
Pelayanan IMB
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan sebagai unsur pelaksana Pemerintahan Kota
Kinerja pemerintah yang paling banyak mendapat sorotan dari masyarakat adalah
dilakukan oleh aparatur pemerintah. Berkaitan dengan penelitian yaitu Peranan Dinas
Tata Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan (Studi Tentang Pelayanan Izin
Mendirikan Bangunan Di Kecamatan Medan Johor), peneliti telah mengajukan
beberapa pertanyaan kepada kepala dinas dan pegawai DTRTB Kota Medan serta
kepada masyarakat sebagai informan tambahan. Dan pada bab ini akan dianalisis.
Dalam berbagai kegiatan terdapat prosedur yang harus ditempuh untuk mencapai
yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan.
Prosedur/ tata cara pengurusan IMB di Kota Medan sudah memiliki tahapantahapan,
pertama pemohon akan mengisi formulir dan melengkapi persyaratan administrasi dan
kota, ketiga, apabila lokasi yang dimohon sesuai dengan rencana tata ruang Kota
Medan, maka berkas permohonan akan dilanjutkan ke bidang Tata Ruang untuk
Keempat, setelah itu berkas akan diteruskan ke bidang Tata Bangunan untuk dilakukan
bangunan, apabila semua proses telah dilakukan maka surat IMB akan ditandatangani
oleh Walikota Medan atau Kepala Dinas TRTB tergantung kepada luas bangunan.
Peneliti juga menanyakan hal tersebut kepada Kepala Dinas TRTB yang bernama
Bapak Ir. Samporno Pohan, MT mengenai apakah prosedur pengurusan IMB sudah
bahwa mereka sudah mengetahui bahwa terdapat alur dalam pengurusan IMB.
seperti adanya persyaratan izin rapat dengan tetangga yang ditandatangani oleh
DTRTB berbelit-belit.
Dari pemaparan di atas maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa prosedur
izin mendirikan bangunan di Kota Medan dapat dikatakan tidak sulit dan tidak
b. Kejelasan
Pegawai DTRTB mempunyai tugas pokok dan fungsi yang jelas. Di mana setiap
bidang menanggungjawabi beberapa seksi di bawahnya yang juga telah memiliki
IMB, seperti fotokopi KTP, fotokopi surat kepemilikan tanah, fotokopi Surat
gambar atau denah bangunan; dan apabila masyarakat masih ada kurang paham
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengurusan IMB untuk tempat tinggal,
Kepala Dinas TRTB yang bernama Bapak Ir. Samporno Pohan, MT, beliau
mengatakan :
yang memiliki tampak depan dan tampak samping akan membuat mereka
notaris sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengurus sertifikat tanah ke BPN
Selain itu penentuan retribusi IMB yang dibayar oleh pemohon mengacu dan
mempedomani Perda No.5 tahun 2012 dan Perwal No. 41 tahun 2012, yang dihitung
dibanguan bersifat komersil atau rumah tempat tinggal biasa karena biaya untuk
retribusi untuk lantai 1 dan lantai 2 berbeda, retribusi untuk lantai 2 lebih mahal,
sehingga semakin tinggi bangunan, semakin tinggi biaya yang harus di bayar. Dan
Biaya retribusi IMB akan dibayar oleh pemohon, apabila semua proses pengurusan
IMB sudah selesai dan telah ditandatangani oleh Kepala Dinas TRTB. Masyarakat
yang mengurus IMB juga mengatakan bahwa retribusi IMB yang mereka bayarkan
sesuai dengan Peraturan Daerah yang dikeluarkan dan mereka tidak merasa keberatan
membayarnya karena pembayaran sesuai dengan peraturan yang berlaku dan adanya
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas TRTB yang bernama Bapak
“Waktu untuk pengurusan IMB tergantung luas bangunan yang dimohon. Untuk
bangunan yang luasnya di bawah 400 m maka pengurusannya selama 14 hari
sedangkan jika luas bangunan di atas 400 m maka prosesnya selama 16 hari.”
(Wawancara dengan Kepala Dinas TRTB, Bapak Ir. Samporno Pohan, MT,
Rabu 21 Maret 2013 )
pengurusan IMB yang mereka lakukan satu hingga dua bulan. Mereka
persyaratan yang masih kurang sehingga mereka harus melengkapi izin itu
kemudian baru izin mereka dapat di proses. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kepastian waktu karena masyarakat yang mengurus masih ada yang memakan
d. Akurasi
perundang-undangan yaitu Perda Kota Medan No. 9 Tahun 2002 tentang izin
mereka lakukan telah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
Pengurusan IMB disertai dengan sertifikat dan tanda bukti yang sah sebagai jaminan
hukum. Hal ini sangat penting karena dengan diberikannya sertifikat IMB tersebut
berlaku seumur hidup dan sebagai bukti yang sah terhadap kepemilikan bangunan
Pengurusan IMB ini dimaksudkan agar pembangunan yang dilakukan teratur, tidak
semrawut dan memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku. Oleh sebab itu apabila ada
permohonan IMB yang lokasi pembangunannya tidak sesuai dengan RTRW Kota
Pihak DTRTB juga akan melakukan tindakan terhadap bangunan yang tidak sesuai
dengan izin, pertama pihak DTRTB akan menghimbau kepada pemilik bangunannya
bahwa bangunan yang didirikannya sudah tidak sesuai dengan izin peruntukannya.
Kedua, Apabila pemilik bangunan tidak menghiraukan himbauan pihak DTRTB, maka
pemilik bangunan akan diberikan surat peringatan dan jika sedang mengerjakan
keempat apabila masih tetap mengerjakan bangunannya maka tim DTRTB akan
dengan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang yaitu Bapak Drs.
Selain itu pihak DTRTB juga melakukan proses pemantauan atau pengawasan
yang berlangsung ketika IMB telah diberikan hingga bangunan itu selesai
Pihak camat melalui lurah bisa membuat laporan jika ada bangunan yang tidak
ada bangunan yang tidak sesuai dengan izinnya maka LSM dapat memberikan
lapangan.
bangunan yang mulai dari awal proses pembangunannya hingga selesai tidak
pernah diawasi oleh pihak DTRTB. Hal tersebut dibenarkan oleh pemilik
“Pihak DTRTB pernah datang ke sini patroli tapi tidak setiap hari hanya beberapa
kali saja.” (Wawancara dengan masyarakat Kecamatan Medan Johor, Bapak
Ali, Jumat 22 Februari 2013 )
Jadi dapat dikatakan bahwa pengurusan IMB sudah memiliki jaminan hukum
karena disertai dengan sertifikat dan tanda bukti yang sah. Tetapi untuk
setiap hari.
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik harus memberikan rasa aman dan kepastian
sekitaranya.
mengurus izin mendirikan bangunan agar mereka merasa lebih tenang karena
pembangunan yang mereka lakukan telah sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku dan mereka juga mengurus IMB untuk mendapatkan kredit dari
Bank, karena pihak Bank akan memberikan kredit apabila memiliki surat IMB.
f. Tanggung jawab
Pelaksanaan pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah harus sesuai
koordinasi dengan dinas atau instansi lain. Untuk mengetahui koordinasi yang
dilakukan oleh DTRTB maka peneliti menanyakkan kepada Kepala Dinas TRTB yang
“Pihak DTRTB melakukan koordinasi dengan dinas atau instansi lain untuk
pengurusan IMB, misalnya dengan lurah, lurah akan di minta untuk menandatangani
jika ada bangunan rapat dengan tetangga, dan DTRTB juga melakukan koordinasi
dengan instansi-instansi terkait, misalnya, jika ada bangunan bersejarah yang akan
dilakukan renovasi, maka pihak DTRTB akan bekerja sama dengan instansi terkait
yang berhubungan dengan renovasi tersebut, misalnya: Dinas Pariwisata yang
mempunyai tugas untuk melestarikan bangunan itu, atau adanya permohonan untuk
mendirikan bangunan sekolah maka harus ada surat rekomendasi dari Dinas
Pendidikan.” ( Wawancara dengan Kepala Dinas TRTB, Bapak Ir. Samporno Pohan,
MT, Rabu 21 Maret 2013 )
Tetapi di dalam memberikan pelayanan IMB, pihak DTRTB tidak ada melakukan
kerjasama dengan pihak konsultan. Jadi, masyarakat di dalam membuat gambar atau
denah bangunannya dapat membuat gambar bangunan sendiri atau menggunakan jasa
konsultan. Dengan gambar bangunan yang sesuai dengan persyaratan yang ada di
formulir.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Keluhan atau komplain sering kali
timbul selama proses pengurusan IMB yang dilakukan. Untuk mengetahui keluhan
wawancara dengan Kepala Dinas TRTB yang bernama Bapak Ir. Samporno Pohan,
MT, beliau mengatakan :
Keluhan dan komplain yang dirasakan oleh masyarakat dapat disampaikan ke Dinas
TRTB. Sehingga keluhan dari masyarakat tadi akan dicari solusi terbaik oleh pihak
DTRTB.
Jadi dapat dikatakan, DTRTB Kota Medan sebagai organisasi pemerintah yang
dengan melakukan koordinasi dengan dinas atau instansi lain yang terkait dengan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan. Sumber daya itu meliputi sarana
dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai
serta kualitas dan kuantitas SDM yang memadai untuk menjalankan tugas dan
fungsinya.
Sarana di beberapa bidang di DTRTB sudah memadai untuk memberikan
Dan Pemetaan; dan Bidang Tata Bangunan, pelaksanaan tugas mereka sudah
penulis melakukan wawancara dengan Bapak Benny Iskandar ST, MT, Kepala
“Saat ini sarana dan prasarana yang ada di bidang tata ruang sudah memadai,
hanya saat ini sedang dalam masa transisi, yaitu proses penyusunan rencana
detail tata ruang yang baru. Sehingga masih perlu untuk mempelajari
implementasi bagaimana RTRW itu diterjemahkan ke dalam proses perizinan.
Untuk sarana dan prasaranan yang ada di bidang Tata Ruang sendiri sudah
cukup baik, di mana 2 tahun belakangan ini, sejak kepala dinas yang baru,
dulunya tata letak masih dilakukan secara manual, sekarang semua sudah
menggunakan laptop, lebih mengarah ke teknologi. Untuk pengukuran juga
begitu, sekarang kita sudah menggunakan GPS, tidak lagi menggunakan
meteran seperti tahun-tahun sebelumnya.” ( Wawancara dengan Kepala Bidang
Tata Ruang, Bapak Benny Iskandar ST, MT, Rabu 30 Januari 2013 )
Namun ada juga di beberapa bidang yang sarana dan prasarananya belum
“Untuk bidang Pengukuran dan Pemetaan sendiri, sampai saat ini peralatan teknis
sudah memadai dan lengkap, karena kami sudah menggunakan teknologi
komputerisasi, tetapi untuk sarana transportasi belum memadai, karena untuk
transportasi pegawai Bidang Pengukuran dan Pemetaan masih menggunakan
kendaraan pribadi untuk ke lapangan. Usaha dari DTRTB sudah mengusulkan
ke Pemko Medan tetapi belum ada realisasinya”. ( Wawancara dengan Kepala
Bidang Pengukuran Dan Pemetaan, Bapak Ir. Zulkifli, MAP, Senin 28 Januari
2013)
“Sarana dan prasarana Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang juga masih
kurang, peralatan untuk pembongkaran yang digunakan oleh Bidang
Pengendalian dan Pemanfaatan ruang masih manual dan untuk alat
transportasi juga masih kurang untuk pengawasan keliling, saat ini mobil
patroli yang ada di DTRTB sebanyak 7 unit yang digunakan untuk mengawasi
21 kecamatan di Kota Medan, jadi setiap mobil patroli digunakan untuk
mengawasi 3 kecamatan dengan beberapa kelurahan sehingga belum
mencukupi untuk melakukan pengawasan untuk seluruh Kota Medan. Pihak
DTRTB sendiri sudah mengusulkan kepada Pemko Medan untuk pengadaan
barang, tetapi sampai sekarang belum ada realisasinya. ( Wawancara dengan
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang, Bapak Drs. Ali Tohar,
Jumat 01 Februari 2013 )
Dari hasil pengamatan peneliti di lapangan, pihak DTRTB juga ada menyediakan
fasilitas komputer dan internet sebanyak satu unit di ruang tunggu, di mana
Demikian juga halnya dengan ketersediaan Sumber Daya Manusia yang ada di
DTRTB. ketersediaan Sumber Daya Manusia juga merupakan hal penting. Meskipun
demikian perlu juga diketahui bahwa jumlah pegawai tidak selalu mempunyai efek
positif bagi pelayanan publik. Hal ini berarti bahwa jumlah pegawai yang banyak tidak
secara otomatis mendorong pelayanan publik yang berhasil. Ini juga dipengaruhi oleh
kemampuan yang dimiliki oleh pegawai, namun di sisi lain kurangnya pegawai juga
Artinya kebutuhan akan sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu pelayanan
Sumber Daya manusia yang dimiliki oleh DTRTB saat ini berjumlah 154
pegawai. Dari 129 pegawai negeri sipil yang ada di DTRTB hanya 48 orang
yang berasal dari pendidikan teknik sedangkan 71 pegawai lagi berasal dari
pendidikan non teknik. Padahal seperti yang diketahui bahwa sebagian besar
tugas dari DTRTB berada di bidang teknis.
Jumlah pegawai DTRTB juga saat ini dirasa masih belum mencukupi untuk
dengan Kepala Dinas TRTB, Bapak Ir. Samporno Pohan, MT, beliau
mengatakan:
“SDM atau pegawai yang ada di DTRTB masih kurang, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas, jumlah pegawai masih belum mencukupi untuk di beberapa
bidang seperti Bidang Pengukuran Dan Pemetaan; dan Bidang Pengendalian
dan Pemanfaatan Ruang. Dari segi kualitasnya juga masih banyak pegawai
yang tidak sesuai dengan SDM nya, di mana ada pegawai yang penempatannya
tidak sesuai dengan jurusannya, misalnya pegawai bukan berasal dari jurusan
teknis tetapi melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan teknis.”
( Wawancara dengan Kepala Dinas TRTB, Bapak Ir. Samporno Pohan, MT,
Rabu 21 Maret 2013 )
Hal itu juga dapat dilihat pada pegawai Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan
Ruang. Saat ini jumlah pegawai Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang
jumlah pegawai dengan banyaknya tugas dan fungsi yang harus dilakukan.
Dari hasil penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa kesediaan sarana, prasarana serta
sumber daya manusia yang ada di DTRTB Kota Medan belum dapat dikatakan baik
yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi
pengurusan izin mendirikan bangunan melalui website DTRTB Kota Medan. Pihak
masyarakat yang dilakukan berdasarkan tahun anggaran tetapi sampai saat ini belum
belum adanya anggaran sehingga pengurusan IMB ini hanya diinformasikan kepada
camat, jadi camat yang mensosialisasikan kepada warganya untuk mengurus IMB.
IMB keliling, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Dinas TRTB, Bapak Ir.
Jadi bila dilihat dari kemudahan akses masyarakat untuk mengurus IMB sudah
dapat dikatakan baik. Karena adanya program IMB keliling yang mempermudah
masyarakat khususnya masyarakat yang berada di Medan Utara untuk mengurus
IMB.
i. Kedisplinan
wawancara dengan Kepala Dinas TRTB, Bapak Ir. Samporno Pohan, beliau
mengatakan bahwa:
Sebenarnya untuk setiap Pegawai Negeri Sipil yang ada di Indonesia sudah ditetapkan
mereka selama menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Misalnya tidak boleh
korupsi, datang tepat waktu, dan sebagainya. Tetapi melalui kode etik yang ditetapkan
di DTRTB maka, norma-norma tersebut lebih dipertegas lagi. Dengan begitu, akan ada
Dari hasil pengamatan peneliti di lapangan, sikap dan pelayanan yang diberikan
pegawai kepada masyarakat juga sudah cukup baik. Dilihat dari pegawai DTRTB
langsung memberikan penjelasan kepada masyarakat apabila ada pemohon yang ingin
melakukan konsultasi dengan pihak DTRTB terkait dengan bangunan yang mereka
bangun, seperti informasi lokasi tempat yang akan mereka bangun dan mengenai
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-
lain.
Ruang tunggu DTRTB juga dilengkapi dengan skema proses permohonan IMB dan
miniatur Kota Medan.
Gambar V.3
mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di DTRTB sudah cukup baik,
karena di DTRB terdapat ruang tunggu dan ruangannya juga memiliki interior
yang cukup menarik dan ada bunga yang menghiasi meja loket.
selalu membersihkan ruangan jika ruangan tidak bersih dan mengurus taman
V.2 Kendala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Dalam Memberikan
Pelayanan IMB
dilakukan tetap sesuai dengan rencana tata ruang yang berIaku dan rencana
pertama adalah adanya keterbatasan sumber daya manusia yang dimilliki oleh
pegawai yang dimiliki oleh Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang belum
Bahkan ada masyarakat yang hanya memberikan gambaran bangunanya tidak sesuai
dengan yang diminta sehingga pihak DTRTB tidak dapat memproses pengurusan IMB
nya.
Selain itu, sarana dan prasarana yang ada juga masih belum mencukupi. Bidang
Demikian juga halnya dengan Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang. Mereka
terhadap bangunan yang tidak sesuai dengan izin yang telah diterbitkan oleh DTRTB.
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
Kota Medan tentang Peranan Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan
VI.2. Saran
1 Dengan keterbatasan sumber daya manusia, ada baiknya Kepala Dinas Tata
Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan segera mengajukkan permohonan
kembali kepada Walikota Medan untuk penambahan jumlah pegawai yang
memiliki kualitas yang baik terutama di bidang teknis.
2 DTRTB Kota Medan sebaiknya tetap melakukan permohonan pengadaan
barang kepada Pemerintah Kota Medan untuk melengkapi sarana dan prasaran
yang ada di DTRTB
3 DTRTB Kota Medan sebaiknya mengadakan sosialisasi secara langsung
kepada masyarakat mengenai prosedur serta persyaratan dalam proses
pengurusan IMB agar tidak terjadi lagi masyarakat yang mengurus IMB
dengan berkas yang tidak lengkap. Sosialisasi dilakukan agar masyarakat
benar-benar paham tentang setiap persyaratan yang dibutuhkan dan benarbenar
paham bagaimana prosedur dari penerbitan IMB itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia Dwi, Yuni. 2008. Panduan
Grahatama
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja
Rosdakarya
P.T. Alumni Narwoko, Dwi dan Bagong Suyanto. 2010. Sosiologi: Suatu
Pengantar dan
Soerjono. 2009. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono. 2008.
Bangunan
Sumber internet :