Anda di halaman 1dari 31

RISET PENGEMBANGAN

Penelitian Pengembangan Wisata Susur Sungai Silugonggo di Desa


Kedungpancing, Juwana, Pati Berdasarkan Pasrtisipasi Masyarakat Dengan
Metode Pemeringkatan Sederhana.

DISUSUN OLEH:
Tim Kajian Bina Desa KMPP Yogyakarta

KELUARGA MAHASISWA PELAJAR


PATI YOGYAKARTA
KABINET MANDALA PERIODE 2021-2021
PRAKATA
Segala puji bagi Tuhan penguasa semesta alam. Atas izin serta suratan-
Nya akhirnya panitia Bina Desa KMPP Yogyakarta tahun 2021 dapat menutup
kegiatan sinkronik bina desa yang sudah dilakukan di Desa Kedungpancing,
Juwana, Pati. Kegiatan ini ditutup dengan terselesaikannya hasil penelitian untuk
pengembangan Wisata Susur Sungai Silugonggo yang digadang–gadang menjadi
ikon Kedungpancing. Melalui data kuesioner yang diperoleh dari sukarelawan
yang berkenan menjadi responden, diperoleh sebuah data berdasarkan pandangan
pengunjung untuk menjadi pijakan awal memutuskan arah pengembangan wisata
yang baru setara dengan satu kali musim panen padi ini. Penulis menyadari masih
terdapat celah–celah yang harus ditutupi dengan melakukan penelitian lanjutan
untuk terus membenahi kinerja dan operasional wisata di Kedungpancing. Fakta
yang diperoleh dari penelitian menjadi landasan yang mendekati akurat untuk
dapat digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan semua hal dalam aspek.
Untuk itu, masih banyak keperluan riset kedepan guna mengisi ruang kosong yang
menanti untuk diisi.
Dalam menyukseskan perencanaan, pelaksanaan, dan penulisan riset ini,
banyak sekali pihak – pihak yang membantu memberikan sumbangsih baik berupa
materi, tenaga, maupun pemikiran. Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan
terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu proses riset dari awal
hingga sampai pada titik ini. Rasa terima kasih ini sangat layak kami ucapkan
kepada:
1. Bapak Didik Nawardi selaku Kepala Desa Kedungpancing beserta
perangkatnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Beliau telah
banyak membantu kegiatan bina desa mulai dari persiapan, pelaksanaan,
hingga pada akhir kegiatan sinkronik, dan sambutan hangat yang selalu
diberikan dalam setiap program bina desa terencana.
2. Pengurus BUMdes “Lumintu” Desa Kedungpancing yang telah
memberikan fasilitas berupa tenda dan sound system untuk menunjang
kegiatan penelitian. Terima kasih juga penulis aturkan atas kesediaannya

2
mengoperasikan perahu naga yang semestinya tutup untuk keperluan
penelitian.
3. Segenap responden yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih
atas kesukarelaannya meluangkan waktu untuk menjadi responden.
4. Segenap Panitia Bina Desa mulai dari Pengurus Harian, Divisi Kajian,
Pendaan, Logistik, DDD, Humas, dan Publikasi atas kerja kerasnya
menyelenggarakan acara Bina Desa KMPP Yogyakarta tahun 2021.
5. Divisi Sosial Masyarakat KMPP Yogyakarta Kabinet Mandala periode
2021 –2022 atas inisiasinya menyelenggarakan acara Bina Desa yang
bertujuan pemberdayaan dan pembelajaran masyarakat.
6. Pihak Sponsorship dari Bank BKK Cabang Pati, CV Anugerah Sinar Laut,
dan Perusahaan Pindang Keringat Sakti Tluwuk.
7. Ibu Prapti, Kedungpancing sekeluarga yang telah memberikan tempat
untuk basecamp panitia.
8. Semua pihak yang telah membantu menyukseskan acara Bina Desa KMPP
Yogyakarta tahun 2021.

Pati, 24 Oktober 2021

Tim Penulis.
9.

3
DAFTAR ISI

PRAKATA...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................4
DAFTAR KONTEN................................................................................................5
BAB I.......................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..........................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................9
1.3 Tujuan........................................................................................................9
1.4 Manfaat......................................................................................................9
1.5 Batasan Penelitian...................................................................................10
1.6 Landasan Teori........................................................................................10
1.7 Metode.....................................................................................................12
1.7.1 Cara Penelitian.......................................................................................12
1.7.2 Pendekatan Penelitian............................................................................13
1.7.3 Data dan Sumber data............................................................................13
1.7.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................14
1.8 Bagan Alir Penelitian..............................................................................16
BAB II....................................................................................................................17
2.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian.....................................................17
2.2 Angket/Kuesioner Penelitian...................................................................19
2.3 Jawaban Responden................................................................................20
2.4 Hasil Grading..........................................................................................21
BAB III..................................................................................................................24
3.1 Analisis Data Jawaban Pertanyaan Responden.......................................24
3.1.1 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Satu..................................24
3.1.2 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Dua..................................24
3.1.3 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Tiga..................................24
3.1.4 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Empat...............................25

4
3.1.5 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Lima.................................25
3.1.6 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Enam................................26
3.1.7 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Tujuh...............................26
3.1.8 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Delapan............................26
3.2 Pandangan Penulis...................................................................................27
3.2.1 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden pada
pertanyaan nomor satu....................................................................................27
3.2.2 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden pada
pertanyaan nomor dua.....................................................................................27
3.2.3 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden pada
pertanyaan nomor tiga....................................................................................28
3.2.4 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden pada
pertanyaan nomor empat.................................................................................28
3.2.5 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden pada
pertanyaan nomor lima...................................................................................29
3.2.6 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden pada
pertanyaan nomor enam..................................................................................29
3.2.7 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden pada
pertanyaan nomor tujuh..................................................................................29
3.2.8 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden pada
pertanyaan nomor delapan..............................................................................30
BAB IV..................................................................................................................31
4.1 Kesimpulan..............................................................................................31
4.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan sebuah sistem yang disokong oleh beberapa sub -


sistem untuk terus berlangsung. Pariwisata dan sistem penunjangnya diibaratkan
sebagai jantung dan arteri yang saling mendukung untuk terus berdenyut.
Kegiatan wisata mulanya berawal dari sebuah gagasan sederhana untuk sejenak
melepaskan diri dari rutinitas harian yang menguras tenaga, pikiran dan berujung
pada stres, bahkan depresi. Seseorang mencari tempat yang sepi, sejuk, rindang,
atau sebuah tempat yang setidaknya membuat nyaman. Perasaan tersebut menjadi
kemudian menjadi gejala umum yang dialami oleh masyarakat sehingga
menciptakan peluang bisnis dengan memanfaatkan sebuah kejenuhan untuk
menghasilkan sebuah bisnis yang tidak pernah mati. Pariwisata kemudian hadir
dan dikelola untuk memenuhi hasrat untuk melepaskan rasa jenuh. Semula
mereka mencari tempat sepi, sejuk, dan rindang, kriteria tersebut kemudian
meluas menjadi sebuah keinginan sekadar untuk mencari suasana baru, meskipun
kondisinya tidak lebih sepi dari rutinitas keseharian yang dialami oleh beberapa
subjek. Bahkan semua tempat dapat berpotensi menjadi tempat wisata tanpa
memenuhi kriteria sebelumnya. Dengan ini, pariwisata bukan lagi mempersoalkan
tentang objek, melainkan selera subjek yang berbeda – beda. Kemudian pariwisata
menjadi gaya hidup umum para kaum post - modern (Wyllie, 2011: 5 dan 7).

Slogan bahwa pariwisata merupakan sebuah bisnis yang tidak akan pernah
mati, kemudian mengilhami beberapa sektor untuk mengembangkan pariwisata.
Sektor pertama kali yang merespon peluang ini adalah Pemerintah melalui
Undang – Undang otonomi daerah. Dengan memberikan ruang bagi daerah (baik
tingkat I maupun tingkat II), kemudian memotivasi masing – masing pemerintah
daerah untuk meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) mereka masing –
masing (Suwena dan Widyatmaja, 2017: 8). Tidak jarang pemerintah Daerah
memilih sektor pariwisata sebagai komoditas unggulan untuk meningkatkan PAD
daerahnya. Keseriusan Pemerintah tidak hanya berhenti disitu, kebijakan dana

6
desa yang digelontorkan per tahun pada setiap desa, memberikan dampak yang
cukup signifikan bagi desa untuk berkembang secara mandiri. Semula desa hanya
bergantung terhadap daerah sepenuhnya, namun setelah adanya kebijakan dana
desa, otoritas desa menjadi semakin kuat. Pada tingkat desa, tidak jarang
pemerintah desa juga memilih sektor pariwisata dalam mengimplementasikan
anggaran dana desa yang mereka dapatkan. Mereka memanfaatkan potensi masing
– masing desa untuk dikelola, sehingga memiliki nilai jual pariwisata. Keadaan ini
memunculkan fenomena desa – desa wisata dengan segenap ciri yang mereka
miliki, seperti Desa Wisata Budaya, Desa Wisata Industri, dan sebagainya
(Priyanto dan Safitri, 2015: 77).

Salah Satu daerah yang cukup melirik sektor wisata adalah Kabupaten Pati,
Jawa Tengah, hal ini ditilik dari fenomena mutakhir seringnya penetapan suatu
daerah menjadi Desa Wisata dengan segenap potensi yang dimiliki masing –
masing. Di luar fenomena tersebut, terdapat beberapa wilayah yang mulai merintis
kegiatan pariwisata untuk menghidupkan perekonomian masyarakatnya. Salah
Satunya adalah Kecamatan Juwana, khususnya Desa Kedung Pancing. Juwana
selama ini dikenal sebagai kota Industri yang menjadi tumpuan ekonomi
Kabupaten Pati. Terdapat beberapa industri yang bergerak pada beberapa sektor
seperti tekstil, kuningan, perikanan, dan sebagainya. Seperti yang sudah
disebutkan diatas, Kedungpancing menjadi salah satu Desa di Juwana yang
memulai melirik sektor pariwisata. Pemerintah Desa melalui BUMdes-nya
memanfaatkan kondisi geografik desa yang berada di bantara Sungai Silugonggo,
untuk memanfaatkan anugerah alam tersebut menjadi destinasi wisata. Mereka
menciptakan wisata air di wilayah bantaran Sungai Silugonggo. Awalnya wilayah
hanya hanya sebagai tempat parkir kapal nelayan, karena sebagian besar
penduduk di daerah kedungpancing berprofesi sebagai nelayan. Namun pada
akhirnya pemerintah desa kedungpancing dan warga desa, berusaha merubah
tempat tersebut menjadi sebuah pariwisata dengan memanfaatkan keadaan
geografis desa tersebut. Wisata air yang disuguhkan adalah susur sungai dengan
menggunakan perahu mesin yang berbentuk seperti naga, sehingga akrab disebut
sebagai perahu naga.

7
Belum lama beroperasi, pada Bulan Maret 2020 lalu kegiatan wisata di
Kedungpancing terpaksa harus dihentikan akibat pandemi Covid – 19 yang
melanda. Pandemi ini menjadi persoalan utama bagi masyarakat indonesia karena
banyaknya kegiatan yang dibatasi dan adanya aturan tertentu dalam melakukan
aktivitas, sehingga menjadi kendala tersediri baga beberapa sektor di indonesia
salah satunya adalah sektor pariwisata. Banyak pariwisata di indonesia yang
terpaksa ditutup untuk membantu pencegahan penyebaran virus Covid-19 di
indonesia yang tentunya memberikan dampak pada pelaku yang berkecimpung
dalam industri pariwisata. Namun pada sisi lain, pendemi sekarang mendorong
pertumbuhan pengguaan serta pemanfaatan teknologi menjadi lebih cepat. Hal ini
menjadi celah baru bagi sektor pariwisata untuk mencoba berkontemplasi guna
mempersiapkan diri untuk memperbarui tatanan pariwisata di era digital. Selain
itu, jeda pandemi dimanfaatkan sebagai waktu istirahat sembari memperbaiki
tempat pariwisata agar lebih menarik, dengan harapan dapat mengundang
wisatawan dapat ke tempat pariwisata..

Berangkat dari kondisi pandemi yang memberikan banyak waktu untuk


berbenah, penulis merasa perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu
layanan pariwisata di Desa Kedungpancing. Untuk itu, melalui kegiatan penelitian
Bina Desa KMPP Yogyakarta tahun 2021 ini, bermaksud untuk melakukan
penelitian tersebut. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan mutakhir yaitu
dengan pengadaan pariwisata berbasis masyarakat. Pemikiran ini dilandasi oleh
gagasan bahwa masyarakat yang akan banyak terlibat beroperasinya pariwisata,
baik sebagai konsumen maupun penyelenggara wisata. Pada penelitian ini,
masyarakat akan lebih diposisikan sebagai konsumen untuk memberikan masukan
melalui kusisioner yang akan dibagikan. Riset ini dilakukan untuk mengetahui apa
yang dinginkan wisatwan terhadap wisata di desa kedungpancing, yang natinya
dapat digunakan peneliti sebagai bahan acaun untuk mengembangkan wisata di
desa kedungpancing. Penelitian ini menghadirkan beberapa responden yang akan
diberi kuesioner, hasil isian konsumen tersebut akan diolah secara kuantitatif
dengan metode statistik sederhana dan dengan sistem grading untuk menentukan

8
skala prioritas pengembangan wisata susur Sungai Silugonggo di Desa
Kedungpancing, Juwana, Pati.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang munculnya ide penelitian ini yang diilhami oleh
bergejolaknya masa pandemi. Kemudian muncul celah bagi sektor pariwisata,
khususnya Kedungpancing untuk terus melakukan evaluasi guna mempersiapkan
era normal baru. Penelitian ini akan mengusung sebuah rumusan permasalahan
yang akan dipecahkan dengan menggunakan metode yang sudah disebutkan
dalam latar belakang, dan akan diperjelas dalam sub – bab berikutya. Rumusan
permasalahan yang akan diajukan adalah aspek – aspek yang sekiranya perlu
ditingkatkan guna meningkatkan kualitas layanan publik wisata susur Sungai
Silugonggo di Desa Kedungpancing. Dalam menenjawab rumusan masalah
tersebut, akan menggunakan bantuan respon dari masyarakat melalui kuesioner
yang sudah dipersiapkan sebelum penelitian dilakukan.

1.3 Tujuan

Terdapat dua tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu tujuan praktis dan
tujuan teoritis. Tujuan praktis dalam penelitian ini adalah untuk menjawab
rumusan permasalahan yang diajukan pada sub – bab sebelumnya yaitu mengenai
fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan dalam rangka mempersiapkan wisata Susur
Sungai di masa setelah pandemi, atau untuk pengembangan pada masa berikutnya
sehingga tercapai tujuan pariwisata yang bersifat sustainable (berkelanjutan).
Sedangkan tujuan teoritis adalah dijadikannya penelitian ini sebagai acuan dasar
bagi developer untuk pertimbangan pengelolaan wisata susur Sungai Silugonggo
di masa berikutnya dalam hal fasilitas penunjang wisata.

1.4 Manfaat

Hasil riset ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dasar pengembangan.


Terutama yang tidak tercakup dalam penelitian ini. dalam penelitian ini yang
hanya mencakup perihal pengembangan sarana dan prasarana, harapannya dapat

9
dijadikan landasan umum untuk melanjutkan penelitian dengan mengambil tema
lainnya seperti sumber daya manusia dan sistem layanan publik dalam hal jasa.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini akan menghadirkan kuesioner dengan menggunakan sebaran


pamflet dan membuka pendaftaran relawan untuk dimintai kesukarelaannya
datang ke Kedungpancing, kemudian menikmati segala fasilitas wisata susur
sungai yang tersedia, untuk selanjutnya mengisi kuesioner yang sudah dibuat oleh
penulis. Hal ini dilakukan karena kondisi wisata yang sedang tutup, sehingga
diperlukan slot khusus supaya wisata dapat dibuka dengan menghadirkan
pengunjung sekaligus responden untuk kepentingan penelitian. Oleh karena
wisata ini merupakan wisata yang cukup awam (baru buka), maka responden yang
dihadirkan diberi batasan mengenai daerah asalnya. Daerah asal yang dikehendaki
adalah responden dari Pati atau sedang Singgah di Pati. Selain kondisi diatas,
kondisi pandemi tidak mengizinkan penulis untuk mendatangkan wisatawan dari
luar daerah. Kondisi ini sedikit banyak akan memengaruhi kualitas respon yang
diberikan, kemungkinan perbedaan wilayah geografis akan memberikan
perspektif yang berbeda mengenai pengembangan wisata. Aspek lain seperti usia,
dan jenis kelamin tidak menjadi pertimbangan dalam melakukan proses ini.
Batasan hanya ditentukan pada asal responden dengan alasan yang sudah
disebutkan diatas.

1.6 Landasan Teori

Pada sub – bab sebelumnya sudah disinggung sedikit mengenai landasan teori
yang digunakan. Dasar yang digunakan sebagai acuan penelitian adalah menitik
beratkan pada respon masyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan mengenai
priwisata yang melibatkan masyarakat di dalamnya. Pandangan ini tercetus dalam
kubu kaum oposisi yang menyangkal kegiatan pariwisata berbasis pemerintah
yang biasanya mengemban misi keberlanjutan (Purmada et al, 2016: 16) Kaum
oposisi tersebut menyangkal pandangan pariwisata berbasis pemerintah yang
mengkampanyekan tentang keberlanjutan akan dirasa menemui banyak kegagalan

10
apabila masyarakat masih tetap tidak dilibatkan. Dengan ini dapat disimpulkan
bahwa, masyarakat memegang peranan penting dalam menentukan jalannya
kegiatan pariwisata, baik berbasis pemerintah (berbasis Top – Down) maupun
berbasis masyarakat (berbasis Bottom – Up) (Baskoro, 2008: 43).

Pandangan dari dua sarjana diatas masih dapat ditemukan celah yang
kemudian harus dilengkapi dengan riset ini dalam studi kasus wisata susur Sungai
Silugonggo di Desa Kedungpancing, Juwana. Pariwisata berbasis masyarakat
yang dikemukakan diatas baru memposisikan masyarakat sebagai pelaku wisata.
Dalam artian mereka menjadi operator wisata seperti berdagang, pengumpul
karcis, tukang parkir, pengelola, petugas kebersihan dan sebagainya, sedangkan
pada aspek lain, terdapat lapisan masyarakat yang tidak mendapatkan peran
tersebut. Mereka menjalankan peran mereka sebagai konsumen, atau pihak yang
berada di eksternal pariwisata. Pada lain pihak, pariwisata berbasis pemerintah
juga memandang hanya dari satu sisi, mereka memposisikan masyarakat hanya
sebatas konsumen, mereka tidak berhak mengetahui isi dapur pariwisata.
Sehingga orientasinya hanya terbatas pada pengunjung sebagaimana yang
dikatakan oleh Baskoro. Sehingga dalam pandangan kaum pemerintah juga dirasa
kurang menyeluruh karena terdapat lapisan masyarakat yang turut andil dalam
beroperasinya kegiatan pariwisata menurut peran mereka masing – masing.

Melihat kekurangan masing – masing pandangan, penelitian ini akan


menggunakan irisan dari kedua pandangan tersebut dengan mencari jalan tengah
yaitu memposisikan masyarakat sebagai pelaku dan konsumen. Dalam hal ini
dapat terwakilkan melalui kuesioner yang akan dibuat yang memuat pandangan
masyarakat melalui isian kuesioner yang tersedia. Pada aspek ini, masyarakat
berlaku sebagai konsumen. Sedangkan perannya sebagai penyelenggara sudah
barang tentu karena mereka notabene adalah masyarakat lokal. Sedikit banyak
mereka juga akan berperan dalam partisipasinya untuk menunjang keberlanjutan
pariwisata, khususnya di Desa Kedungpancing. Penelitian ini akan menggunakan
penalaran Induktif, yaitu beberapa fakta yang berasal dari responden kemudian

11
diolah sedemikian rupa untuk ditarik suatu teori mengenai aspek yang perlu
dikembangkan di wisata susur Sungai Silugonggo
1.7 Metode

1.7.1 Cara Penelitian

Terdapat dua cara penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
untuk mencapai tujuan penelitian. cara pertama adalah cara yang digunakan
dalam memperoleh data. dalam memperoleh data, akan digunakan metode
sampling dengan populasi masyarakat Kabupaten Pati secara umum.
kemudian sampling akan dipilih dengan menggunakan metode Random
Sampling untuk menentukan seseorang berhak menjadi responden dan secara
otomatis menjadi sampel. Besarnya jumlah responden ditargetkan mencapai
50 orang. Hal ini ditentukan atas pertimbangan waktu penelitian yang
cenderung singkat. Random Sampling termasuk ke dalam Probabilitas
sampling, dimana hasilnya nanti akan di grading dalam kelompok tertentu
setiap jawaban responden, untuk selanjutnya digeneralisir dan disimpulkan
hasilnya. Hasil yang diperoleh adalah keinginan masyarakat Pati yang
diwakili oleh 50 target secara acak (Setiawan, 2005: 4).

Sedangkan metode yang kedua adalah metode mengolah data, dalam


pengolahan data akan menggunakan metode statistik sederhana dengan model
pemeringkatan. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode
penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 8)
yaitu : “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan”. Dalam penerapannya untuk kegiatan penelitian ini, metode
kuantitatif dan grading akan digunakan pada setiap pertanyaan untuk 50
responden. Masing - masing pertanyaan akan dinilai kuantitasnya dan

12
dilakukan pemeringkatan. Dari hasil tersebut akan diketahui gejala atau pola
umum kecenderungan respon dalam setiap pertanyaan. Setiap pertanyaan
memuat variabel yang dapat merepresentasikan atas pemecahan rumusan
masalah.

1.7.2 Pendekatan Penelitian

Sebagaimana rumusan masalah yang sudah ditentukan, penelitian ini


menggunakan pendekatan respon masyarakat untuk menjawab permasalahan
mengenai arah pengembangan wisata susur Sungai Silugonggo. dalam
memperoleh respon tersebut, dilakukan sebuah survei menggunakan angket
yang akan diisikan oleh repsonden yang sudah mendaftar setelah menikmati
segala fasilitas yang tersedia di objek susur Sungai. Kerlinger (1973)
menyatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari
sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk menemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis
maupun psikologis.

1.7.3 Data dan Sumber data


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Kedungpancing, Kecamatan
Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama pada tanggal 18 September 2021.
3. Data dan Sumber Data
a) Data
Jenis data yang akan diperoleh dari responden sifatnya adalah
kualitatif. Penggunaan cara penelitian kuantitatif digunakan untuk
mempermudah analisis, utamanya pemeringkatan. Dengan itu
harapannya dapat dengan menarik kesimpulan dari gejala umum
yang diperoleh melalui grading. Selain itu, gejala yang sifatnya
personal nantinya kan direspon sesuai dengan pandangan subjektif

13
penulis supaya tidak dikesampingkan eksistensinya. Dalam hal
analisis, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, akan
menghasilkan data akhir berupa angka yang merepresentasikan
nilai dan sudah terperingkat. Menurut definisinya, data kuantitatif
adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan
atau berbentuk angka (Sugiyono, 2011;15). Dalam penelitian ini
data kuantitatif yang diperlukan adalah : Jumlah masyarakat
Kabupaten Pati dan hasil angket.

b) Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek
dari mana data dapat diperoleh ( Arikunto, 2006;129). Dalam
penelitian ini penulis menggunakan sumber data Sumber data
primer, yaitu yang dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas) dari
sumber pertama. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini adalah masyarakat di Kabupaten Pati, dengan kriteria
yang tidak dibatasi oleh umur dan jenis kelamin, dengan jumlah
sampel yang diambil yaitu 44 orang (semula yang ditargetkan
adalah 50, namun jumlahnya hanya mencapai 44 setelah pelaksaan
penelitian).

1.7.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan tehnik
pengumpulan data kuesioner. Kuesioner diberikan kepada masyarakat
Kabupaten Pati dalam lingkup luas dan masyarakat Kedungpancing untuk
mengetahui tanggapan responden terhadap rencana pengembangan Desa
Kedungpancing sebagai Desa Wisata.
Item-item yang ada di kuesioner merupakan variabel-variabel yang
akan diteliti adalah sebagai berikut:.
a. Pengalaman

14
Pertanyaan berkisar tentang apakah responden pernah mengunjungi
Desa Kedunpancing sebelumnya. Dibuat dalam bentuk kuesioner tertutup
dan diukur dengan skala likert. Skala likert yang digunakan memiliki
rentang pilihan jawaban yakni “Ya” dan “Tidak”.
b. Perasaan
Pertanyaan kuesioner berkisar tentang bagaimanakah perasaan
responden ktika engunjungi Desa Kedungpancing. Dibuat dalam bentuk
kuesioner tertutup dan diukur dengan skala likert. Skala likert yang
digunakan memiliki rentang pilihan jawaban yakni “Biasa saja” dan
“Terkesan”.
c. Kesan dan Pesan
Pertanyaan kuesioner berkisar tentang adakah dan bagaimanakah
kesan dan pesan responden saat berada di Desa Kedungpancing. Dibuat
dalam bentuk kuesioner tertutup dan diukur dengan skala likert. Skala likert
yang digunakan memiliki rentang pilihan jawaban yakni “Ya” dan “Tidak”
disertai dengan kolom uraian.

d. Penambahan Spot

Pertanyaan kuesioner berkisar tentang bagaimanakah tanggapan


responden terkait dengan rencana penambahan spot di Desa
Kedungpancing seperti taman bermain, kola mikan, dan spot foto. Dibuat
dalam bentuk kuesioner tertutup dan diukur dengan skala likert. Skala likert
yang digunakan memiliki rentang pilihan jawaban yakni “Menarik” dan
Tidak menarik”.

e. Perombakan Desain Lokasi

Pertanyaan kuesioner berkisar tentang bagaimanakah tanggapan


responden terkait dengan perombakan desain lokasi wisata di Desa
Kedungpancing. Dibuat dalam bentuk kuesioner dan diukur dengan skala
likert. Skala likert yang digunakan memiliki rentang pilihan jawaban yakni
“Menarik” dan “Tidak menarik”.

15
f. Pelayanan

Pertanyaan kuesioner berkisar tentang bagaimanakah penilaian


responden terhadap pelayanan yang diberikan di Desa Kedungpancing.
Dibuat dalam bentuk kuesioner terbuka dan memiliki rentang isian nilai 1-
10.

g. Rekomendasi

Pertanyaan kuesioner berkisar tentang apakah responden akan


merekomendasikan wisata Desa Kedungpancing kepada orang di
sekitarnya. Dibuat dalam bentuk kuesioner terbuka dan memiliki rentang
isian nilai 1-10.

1.8 Bagan Alir Penelitian

16
BAB II
PEMAPARAN DAN PENGOLAHAN DATA

2.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian


Desa Kedungpancing merupakan salah satu desa di Kecamatan Juwana,
Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mayoritas warga desa berprofesi sebagai nelayan,
karena wilayah Desa Kedungpancing yang tidak jauh dari Laut Jawa. Desa
Kedungpancing dilalui oleh hilir Sungai Silugonggo, ssalahsatu sungai terbesar di
Pati. Sungai ini menjadi pembatas wilayah administratif desa Kedungpancing di
sebelah Barat. Sebelah Barat Sungai Silugonggo sudah termasuk wilayah Desa
Doropayung. Sedangkan batas bagian selatan adalah Desa Jepuro, batas Tmur
adalah Desa Karangrejo, Batas Utara dalah Desa Bumirejo. Pemanfaatan wilayah
hilir sungai dimanfaatkan warga untuk mengembangkan suatu wahana wisata
bertajuk “Susur Sungai Silugonggo”, disamping fungsinya sebagai “lahan” menari
rezeki bagi para kaum nelayan setempat. Wahana wisata ini menggunakan kapal
hias berbentuk naga yang mampu membawa pengunjung menyusuri Sungai
Silugonggo.
Eksistensi objek wisata Susur Sungai Silugonggo yang masish memperlukan
dasar berupa riset sebagai pijakan awal pengembangan, menjadi faktor penentu
untuk menjadikan Kedungpancing sebagai wilayah penelitian. Penelitian ini
dilakukan untuk melakukan pengambilan survey dari kuesioner yang dibagikan
kepada pengunjung yang didatangkan oleh tim peneliti dan warga sekitar
Kedungpancing. Pada awalnya calon pengunjung mengisi sebuah link untuk
mendaftar menjadi sukarelawan. Kemudian pengunjung menjalani alur penelitian
yang disediakan oleh tim peneliti yakni dengan menikmati wisata Susur Sungai
Silugonggo yang berada di Kedungpancing, mengisi kuesioner kepuasan
pengunjung, kemudian dipersilakan untuk pulang.
Hasil jawaban dari para pengunjung digunakan oleh tim peneliti untuk
mengolah data. Selain dari jawaban pengunjung, tim peneliti juga membagikan
kuesioner kepada warga sekitar sebagai variansi jawaban pengunjung dan
masyarakat lokal Desa Kedungpancing.

17
Gambar 1: Peta Wilayah Desa Kedungpancing (Dibuat dengan aplikasi
QGIS).

18
2.2 Angket/Kuesioner Penelitian
KUESIONER KEPUASAN PENGUNJUNG
LENTERA HILIR SILUGONGGO
WISATA KEDUNGPANCING
NAMA :
ALAMAT :
NO HP (WA) :
Isilah beberapa pertanyaan berikut dengan memberi tanda ceklis (√) dan
beberapa uraian singkat
1. Apakah sebelumnya saudara pernah mengunjungi Desa Kedungpancing?
Ya Tidak
2. Bagaimana perasaan saudara ketika mengunjungi Desa Kedungpancing?
Biasa saja Terkesan
3. Adakah kesan dan pesan yang ingin saudara sampaikan untuk Desa
Kedungpancing?
Ya Tidak
Alasan ..........................................................................................................................
......................................................................................................................................
4. Bagaimana tanggapan Anda apabila di wisata KDPC terdapat penambahan
spot seperti taman bermain, kolam ikan, spot foto?
*) ilustrasi

Menarik Tidak Menarik

Alasan .........................................................................................................................
......................................................................................................................................
5. Bagaimana tanggapan Anda apabila di Desa Kedungpancing terdapat
penambahan lokasi desain seperti pada gambar?

19
*) ilustrasi
Menarik
Tidak menarik
Alasan

………………………………………………………………
………………………………………………………………………….

6. Menurut Anda, bagaimana saran untuk Desa Kedungpancing untuk


kedepannya?
Uraian ..........................................................................................................................
7. Menurut Anda, apakah pelayanan yang diberikan memuaskan?
Beri nilai dari 1-10 : …
8. Seberapa besar Anda akan merekomendasikan Desa Kedungpancing
kepada kerabat Anda?
Beri nilai dari 1-10 : …

2.3 Jawaban Responden

20
Dari hasil jawaban kuesioner yang telah diakumulasikan, tim peneliti
memperoleh 44 responden dengan jawaban yang beragam. Oleh karena itu,
angket ini merupakan metode campuran (terbuka dan tertutup), maka
jawaban dari responden akan diproses kembali melalui hasil grading pada
poin berikut.
2.4 Hasil Grading

Pertanyaan nomor 1 Terbanyak: “Ya” Dengan Jumlah 36

Pertanyaan nomor 2 Terbanyak: “Berkesan” Denn Jumlah 28

Pertanyaan nomor 3 Jawaban “Ya” Sebanyak 44

Menarik wisatawan 2

Maju 29

Fasilitas 10

Potensi 2

Sikap 1

Pertanyaan nomor 4 Banyak memberi komentar 44

Menarik 40

Tidak Cocok 1

Potensi 2

Fasilitas 1

Pertanyaan nomor 5 Kategori Jawaban Jumlah

Fasilitas 17

Wisata 6

Ekonomi 3

Tidak Disalahgunakan 4

Ekonomi 4

21
Pertanyaan nomor 6 Kategori Jawaban Jumlah

Fasilitas 25

Maju 18

Pertanyaan nomor 7 Skala Jumlah

10 17

9 7

8 11

7 2

6 3

5 3

Pertanyaan nomor 8 Skala Jumlah

10 18

9 9

8 10

7 2

6 2

4 2

22
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Data Jawaban Pertanyaan Responden


Analisis tim peneliti terhadap jawaban pertanyaan oleh responden
dikelompokkan menjadi beberapa poin berikut:

3.1.1 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Satu


Pertanyaan nomor satu tertulis “Apakah sebelumnya saudara pernah
mengunjungi Desa Kedungpancing?” dimaksudkan untuk mengetahui apakah
responden pernah mengunjungi Desa Kedungpancing sebelum kegiatan
penelitian ini berlangsung, atau lebih tepatnya sebelum responden berkunjung
untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
Dari pertanyaan nomor satu, diperoleh jawaban “Ya” dengan jumlah 36
dari 44 responden. Hasil ini menunjukkan 82% responden pernah
mengunjungi Desa Kedungpancing, sisanya 18% belum pernah.

3.1.2 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Dua


Pertanyaan nomor dua tertulis “Bagaimana perasaan saudara ketika
mengunjungi Desa Kedungpancing?” dimaksudkan untuk mengetahui
perasaan yang dirasakan oleh responden ketika berkunjung di Desa
Kedungpancing.
Dari pertanyaan nomor dua, diperoleh jawaban “Terkesan” dengan
jumlah 28 dari 44 responden. Hasil ini menunjukkan 64% responden
mengalami perasaan yang berkesan ketika mengunjungi Desa
Kedungpancing, sisanya 36% merasa biasa saja.

3.1.3 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Tiga


Pertanyaan nomor tiga tertulis “Adakah kesan dan pesan yang ingin
saudara sampaikan untuk Desa Kedungpancing?” dimaksudkan untuk
mengetahui kesan dan pesan responden ketika mengunjungi Desa
Kedungpancing pada hari itu setelah menikmati berbagai pelayanan yang
disediakan oleh desa dan tim peneliti. Dalam pertanyaan nomor tiga juga

23
terdapat kuesioner terbuka berupa pernyataan bebas dari responden untuk
mengisi kesan dan pesan yang mereka ingin sampaikan.
Dari pertanyaan nomor tiga, diperoleh jawaban “Ya” oleh seluruh
responden. Hasil ini menunjukkan seluruh responden secara sukarela
menyampaikan pendapat mereka dengan kategori jawaban mayoritas berisi
kesan pesan untuk kemajuan Desa Kedungpancing, dari segi fasilitas,
pengembangan potensi, dan sikap masyarakat kedepannya.

3.1.4 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Empat


Pertanyaan nomor empat tertulis “Bagaimana tanggapan Anda apabila
di wisata Kedungpancing terdapat penambahan spot seperti taman bermain,
kolam ikan, spot foto?” dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan responden
terkait gagasan penambahan beberapa spot yang disertai gambar oleh tim
peneliti. Selain itu, responden juga disediakan kolom untuk memberi
pendapat mengenai tanggapan mereka terkait gagasan tersebut.
Dari pertanyaan nomor empat, diperoleh jawaban “Terkesan” oleh
seluruh responden. Hasil ini menunjukkan seluruh responden menerima
gagasan yang dicanangkan oleh tim peneliti bagi pengembangan Desa
Silugonggo, terutama pada wisata Susur Sungai Silugonggo. Beberapa
responden menambahkan gagasan tersebut dapat menjadi peluang dalam
pengembangan potensi dan fasilitas, utamanya pada wisata Desa
Kedungpancing. Namun terdapat satu responden yang mengkritik bahwa
gagasan ini tidak cocok diterapkan pada wisata Hilir Sungai Silugonggo di
Desa Kedungpancing karena hawa panas dan kondisi lingkungan yang tidak
memadai.

3.1.5 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Lima


Pertanyaan nomor lima tertulis “Bagaimana tanggapan Anda apabila di
Desa Kedungpancing terdapat penambahan lokasi desain seperti pada
gambar?” dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan responden terkait
gagasan penambahan spot tempat nongkrong di wilayah tempat wisata Sungai

24
Silugonggo Desa Kedungpancing, bernuansa atap terbuka dengan hiasan
lampu tumbler, seperti pada nuansa kedai kopi klasik modern saat ini.
Dari pertanyaan nomor lima, diperoleh jawaban “Terkesan” oleh
seluruh responden. Hasil ini menunjukkan seluruh responden menerima
gagasan yang dicanangkan oleh tim peneliti. Tanggapan dari responden
menilai gagasan ini mampu menjadi pengembangan fasilitas, wisata,
utamanya pada sektor ekonomi masyarakat sekitar. Beberapa responden juga
menggarisbawahi jika adanya spot ini nanti tidak menimbulkan hal negatif
seperti penyalahgunaan tempat untuk kegiatan yang mengakibatkan warga
menjadi terganggu atau tidak nyaman.

3.1.6 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Enam


Pertanyaan nomor enam tertulis “Menurut Anda, bagaimana saran
untuk Desa Kedungpancing untuk kedepannya?” dimaksudkan untuk
mengetahui saran dari responden bagi Desa Kedungpancing di masa
mendatang.
Dari pertanyaan nomor enam, diperoleh jawaban bahwa responden
menghendaki Desa Kedungpancing untuk lebih maju, terutama pada
pengembangan fasilitas wisata yang menjadi primadona desa ini.

3.1.7 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Tujuh


Pertanyaan nomor tujuh tertulis “Menurut Anda, apakah pelayanan
yang diberikan memuaskan?” dimaksudkan untuk mengetahui rentang nilai
dari angka 1-10 mengenai pelayanan yang diberikan sewaktu responden
menikmati wisata yang disediakan dalam rangka penelitian ini.
Dari pertanyaan nomor tujuh, diperoleh jawaban pada skala 10
sebanyak 17 responden, skala 9 sebanyak 7 responden, skala 8 sebanyak 11
responden, skala 7 sebanyak 2 responden, skala 6 sebanyak 3 responden,
skala 5 sebanyak 3 responden.

3.1.8 Analisis Data Jawaban Pertanyaaan Nomor Delapan


Pertanyaan nomor delapan tertulis “Seberapa besar Anda akan
merekomendasikan Desa Kedungpancing kepada kerabat Anda?”

25
dimaksudkan untuk mengetahui rentang nilai dari angka 1-10 mengenai
rekomendasi dari responden kepada kerabat atau teman untuk mengunjungi
Desa Kedungpancing.
Dari pertanyaan nomor tujuh, diperoleh jawaban pada skala 10
sebanyak 18 responden, skala 9 sebanyak 9 responden, skala 8 sebanyak 10
responden, skala 7 sebanyak 2 responden, skala 6 sebanyak 2 responden,
skala 4 sebanyak 2 responden.
3.2 Pandangan Penulis
Adapun pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden
adalah sebagai berikut :

3.2.1 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden


pada pertanyaan nomor satu
Mengacu pada hasil analisis data jawaban responden pada pertanyaan
nomor satu yang menunjukkan mayoritas responden sudah pernah
mengunjungi Desa Kedungpancing sebelumnya, penulis memiliki pandangan
bahwa Desa Kedungpancing ini memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan sebagai Desa Wisata karena telah memiliki salah satu aspek
yang krusial yang diperlukan dalam pengembangan wisata yakni lokasi yang
dikenal dan mudah dijangkau oleh khalayak ramai.

3.2.2 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden


pada pertanyaan nomor dua
Mengacu pada hasil analisis data jawaban responden pada pertanyaan
nomor dua yang menunjukkan mayoritas responden merasa terkesan saat
berkunjung ke Desa Kedungpancing, penulis memiliki pandangan bahwa
citra Desa Kedungpancing ini sudah cukup baik di kalangan masyarakat luas
dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata. Meskipun
demikian, melihat angka persentase suara mayoritas yang hanya menyentuh
angka 64% saja, masih perlu dilakukan pembenahan dan evaluasi untuk
kemudian Desa Kedungpancing ini dapat menjadi tempat wisata yang eksis
secara berkelanjutan. Sebesar 36% responden yang merasa biasa saja ketika

26
mengunjungi Desa Kedungpancing turut menjadi perhatian penuh bagi
pengelola wisata dan pengurus desa untuk lebih mampu mengembangkan
kesan pertama bagi pengunjung untuk lebih terkesan secara pengalaman
kunjungan. Beberapa aspek yang dapat ditingkatkan seperti fasilitas akses
jalan, informasi, dan pelayanan.

3.2.3 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden


pada pertanyaan nomor tiga
Mengacu pada hasil analisis data jawaban responden pada pertanyaan
nomor tiga yang menunjukkan keseluruhan responden berkeinginan untuk
menyampaikan kesan dan pesan terhadap kunjungannya di Desa
Kedungpancing, penulis memiliki pandangan bahwa masih perlu dilakukan
banyak pembenahan dan evaluasi untuk Desa Kedungpancing siap dilegalkan
sebagai Desa Pariwisata. Meskipun demikian, jika semua pesan dan kesan
yang diberikan oleh responden dapat diserap dan dimanfaatkan dengan baik
oleh pengelola Desa Kedungpancing, maka ke depannya Desa
Kedungpancing akan semakin siap dan matang saat dilegalkan sebagai Desa
Wisata.

3.2.4 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden


pada pertanyaan nomor empat
Mengacu pada hasil analisis data jawaban responden pada pertanyaan
nomor empat yang menunjukkan mayoritas responden setuju terhadap
rencana penambahan spot yang dicanangkan oleh tim peneliti, penulis
memiliki pandangan bahwa rencana penambahan spot perlu dipertimbangkan
dan ditindaklanjuti secara serius terkait dengan pengembangan Desa
Kedungpancing sebagai Desa Wisata. Meskipun begitu, hendaknya kritik
responden yang mengatakan rencana penambahan spot tersebut kurang sesuai
semestinya tidak begitu saja diabaikan meski minoritas. Hal tersebut justru
perlu dipertimbangkan dan ditindaklanjuti secara serius jika konsep Desa
Wisata di Desa Kedungpancing benar ingin direalisasikan dan diharapkan
dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Beberapa solusi terkait

27
kritikan masyarakat dapat diatasi dengan pengadaan alokasi penghijauan di
bantaran hilir sungai, di beberapa spot yang masih gersang, maupun
pemberian tanaman tahan panas sesuai dengan kondisi temperatur di Desa
Kedungpancing.

3.2.5 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden


pada pertanyaan nomor lima
Mengacu pada hasil analisis data jawaban responden pada pertanyaan
nomor lima yang menunjukkan keseluruhan masyarakat menilai baik dan
positif ide tim peneliti untuk merombak dan membenahi desain lokasi Desa
Kedungpancing kaitannya dengan rencana pengembangan desa tersebut
sebagai Desa Wisata, penulis memiliki pandangan bahwa rencana dan konsep
yang dicanangkan oleh tim peneliti patut untuk dikaji dan dipertimbangkan.
Jika respon yang diberikan tepat, maka hal ini akan dapat menjadi aspek
pendukung yang kuat untuk Desa Kedungpancing sebagai Desa Wisata.
Beberapa jawaban yang menggarisbawahi untuk mengantisipasi adanya
ketidaknyamanan yang dirasakan warga sekitar terkait penambahan spot ini
dinilai penulis menjadi tolak ukur terkait potensi pengunjung yang tidak
mematuhi aturan dan norma yang berlaku di Desa Kedungpancing. Dalam hal
ini, penulis meninjau kepada pemerintah Desa Kedungpancing untuk
meningkatkan keamanan terkait pengunjung yang turut menjadi kenyamanan
warga sekitar.

3.2.6 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden


pada pertanyaan nomor enam
Mengacu pada hasil analisis data jawaban responden pada pertanyaan
nomor enam yang menunjukkan bahwa keseluruhan responden menghendaki
untuk pengembangan Desa Kedungpancing sebagai Desa Wisata
ditindaklanjuti secara serius, utamanya dalam hal fasilitas, penulis memiliki
pandangan bahwa berarti ke depannya, pengembangan sektor pariwisata di
Desa Kedungpancing akan berjalan dengan lancar dan baik karena telah
mendapat respon dan dukungan yang positif dari khalayak ramai.

28
3.2.7 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden
pada pertanyaan nomor tujuh
Mengacu pada hasil analisis data jawaban responden pada pertanyaan
nomor tujuh yang menunjukkan bahwa mayoritas responden puas dengan
pelayanan yang diterima di Desa Kedungpancing, penulis memiliki
pandangan bahwa hal ini adalah suatu prestasi dan prospek yang perlu
dipertahankan. Meskipun demikian, respon minoritas dari responden tidak
boleh serta merta diabaikan, melainkan harus dijadikan suatu bahan
petimbangan dan evaluasi agar Desa Kedungpancing lebih matang saat serius
dikembangkan sebagai Desa Wisata ke depannya.
Masih dapat dilihat dari skala 7 ke bawah merupakan angka yang
dinilai penulis sebagai angka yang rendah dalam penilaian berbentuk rentang
angka 1-10. Hal ini dapat ditindaklanjuti oleh pengelola dan pengurus Desa
Kedungpancing untuk lebih meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada
pengunjung.

3.2.8 Pandangan penulis terhadap hasil analisis data jawaban responden


pada pertanyaan nomor delapan
Mengacu pada hasil analisis data jawaban responden pada pertanyaan
nomor delapan yang menunjukkan bahwa mayoritas responden akan
merekomendasikan aspek wisata yang ada pada Desa Kedungpancing,
penulis memiliki pandangan bahwa berarti baik dari segi konten yang
ditawarkan maupun aspek pelayanan yang diberikan oleh Desa
Kedungpancing sudah cukup baik dan patut dipertahankan. Meskipun
demikian, masih terdapat responden yang memberi respon yang kurang baik
yang mengindikasikan masih perlu dilakukan pembenahan, evaluasi, dan
inovasi pada Desa Kedungpancing untuk dapat matang sebagai Desa Wisata.

29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pembahasan pengolahan data penelitian ini, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keseluruhan jawaban dari responden diakumulasi dengan metode
penelitian kuantitatif sederhana untuk mendapatkan hasil yang akumulatif
dan empiris.
2. Potensi krusial yang dimiliki oleh Desa Kedungpancing diiringi dengan
respon positif masyarakat terkait lokasi yang strategis sehingga memiliki
potensi bagi khalayak ramai.
3. Citra desa yang baik, meningkatkan potensi pengembangan dengan
pertimbangan evaluasi dari kesan dan pesan yang ditindaklanjuti secara
cermat.
4. Pembenahan desa menuju desa wisata dibarengi dengan keamanan yang
sepadan untuk menciptakan masyarakat yang aman dan tenteram.
5. Dukungan positif seluruh lapisan masyarakat terkait prestasi dan prospek
yang ada dari para pengunjung harus dipertahankan agar mampu
mewujudkan inovasi pengembangan Desa Kedungpancing menuju desa
wisata berbasis edukasi.
4.2 Saran
Berdasarkan uraian hasil pembahasan dan pengolahan data, penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada pembaca diharapkan untuk mampu memiliki sudut pandang
penelitian ini dengan terbuka, dengan pertimbangan beberapa aspek sosial
masyarakat yang menjadi dasar landasan penelitian ini.
2. Bagi pengguna hasil penelitian ini, diharapkan untuk dapat
mempertanggungjawabkan penggunaan hasil penelitian dengan bijak, dan
tetap memperhatikan unsur validasi data yang terus berkembang.

30
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Bumi Aksara.

Baskoro dan Cecep Rukendi. 2008. Membanguna Kota Pariwisata Berbasis


Komunitas: Suatu Kajian Teoritis. Jurnal Kepariwisataan Indonesia 3 (1),
2008: 37 – 50.

Kerlinger, F. N. 1973. Founding Of Behavior Research, Holt. New York :


Rinchart and Winston Inc.

Priyanto dan Dewi Safitri. 2015. Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis
Budaya: Tinjauan Terhadap Desa Wisata di Jawa Tengah. Jurnal Vokasi
Indonesia, 4 (1), 2015: 76 – 84.

Prmada, Dimas Kurinia et al. 2016. Pengelolaan Desa Wisata Dalam Perpspektif
Comunity Based Tourism (Studi Kasus Desa Gubuklakah, Poncokusumo,
Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Bisnis 32 (2), 2016: 15 – 22.

Setiawan, Nugraha. 2005. Teknik Sampling. Bogor: Diklat Metodologi Penelitian


Sosial.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suwena, I Ketut dan I Gusti Ngurah Widyatmaja. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu
Pariwisata. Denpasar: Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana.

Willie, Robert. W. 2011. An Introduction to Tourism. Venture Publishing.

31

Anda mungkin juga menyukai