Anda di halaman 1dari 161

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH

UNTUK MEWUJUDKAN KONSEP ZERO WASTE DI KELURAHAN

KANDANGAN SURABAYA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

DEVI EKA SULISTIANA

NPM: 18031047

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Efektivitas Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah Untuk Mewujudkan

Konsep Zero Waste Di Kelurahan Kandangan Surabaya

NAMA : DEVI EKA SULISTIANA

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

NPM : 18031047

Surabaya, Mei 2022

Disetujui dan diterima oleh :

Dosen Pembimbing

Miskan, S.Sos., M.Si

i
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamduillah dan Puji Syukur Kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala

petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan

penyusunan laporan skripsi yang berlokasi di Kelurahan Kandangan Surabaya.

Sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada halangan

suatu apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis dapat

berkesempatan menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Wijaya Putra Surabaya. Salawat serta salam semoga selalu

tercurahkan atas junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.

Pelaksanaan dan Penyusunan laporan skripsi ini dapat diselesaikan dengan

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis juga bayak mendapat

pengalaman dan kesempatan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung sebagai berikut:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kelancaran dalam

melaksanakan penyusunan skripsi.

2. Dr. Budi Endarto, SH., M. Hum. Selaku Rektor Universitas Wijaya

Putra.

3. Dr. Sri Juni Woro Astuti, M.Com. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Putra.

4. Supriyanto, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program Studi Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya

Putra.

i
5. Pembimbing skripsi penulis, bapak Miskan, S.Sos., M.Si yang telah

berkenan untuk membimbing dan senantiasa memberikan arahan dan

nasihat.

6. Nur Holifah, S.Sos., M.IP selaku Dosen Wali penulis.

7. Seluruh tim pengajar Prodi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Wijaya Putra Surabaya yang telah memberikan bantuan dan nasihat

kepada penulis.

8. Teman-teman angkatan 2018 yang selalu membantu dan memberikan

dukungan dan berbagi ilmu kepada penulis.

9. Seventeen grup, choi seung cheol, yoon jeonghan, hong jisoo, moon

junhui, kwon soonyoung, jeon wonwoo, lee jihoon, lee seokmin, kim

mingyu, xu minghao, boo seungkwan, chwe hansol, lee chan selaku

penyemangat penulis selama penyusunan skripsi.

10. Terakhir dan terkhusus kepada kedua orang tua tercinta. Terimakasih

atas segala doa dan dukungan serta pengorbanannya yang tidak ada

batasnya baik selama menempuh pendidikan dan semasa hidup

penulis. Kepada saudara-saudara penulis yang telah membantu dan

mendengarkan keluh kesah penulis selama penyusunan dan penulisan

yang membuat penulis selalu semangat dan berusaha untuk melakukan

yang terbaik.

ii
Terima kasih atas segala dukungan dan bimbingan yang di berikan kepada

penulis selama penuyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan penulis. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya, 9 Mei 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan ........................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 9

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Konseptual Dan Kajian Teoritis ......................... 11

2.1.1 Efektifitas ..................................................................... 11

2.1.2 Pengelolaan Sampah Dengan Bank Sampah ................ 13

2.1.3 Pengelolaan Sampah Dengan Konsep Zero Waste ....... 26

2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................... 43

2.2.1 Maharani, Elsa, dkk (2021) ......................................... 43

2.2.2 Astutik, Dwi, dkk (2020) ............................................. 44

2.2.3 Gunartin (2021) ............................................................ 46

2.2.4 Widiarti, Ika Wahyuning (2021) .................................. 47

2.2.5 Dewanti, Mike, dkk (2021) .......................................... 48

2.3 Kerangka Penelitian ........................................................... 61

BAB III METODE PENELITIAN

iv
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. 62

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................... 63

3.3 Fokus dan Dimensi Penelitian ........................................... 64

3.4 Subjek dan Sumber Informasi ........................................... 65

3.5 Jenis Data ........................................................................... 68

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 69

3.7 Teknik Analisis Data ......................................................... 71

3.8 Keabsahan Data / Triangulasi ............................................ 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Gambaran Umum/Objek Penelitian .................. 75

4.1.1 Gambaran Umum Kota Surabaya ................................ 75

4.1.2 Gambaran Umum Wilayah Kandangan ....................... 78

4.2 Hasil Penelitian .................................................................. 82

4.3 Interpretasi Penelitian / Pembahasan ................................. 117

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................ 127

5.2 Saran .................................................................................. 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Volume Produksi Sampah dan Jumlah Sampah yang ditangani di

TPA Kota Surabaya Tahun 2016-2020 .......................................... 5

Tabel 2.2 Manfaat Pengelolaan Sampah Sistem Zero Waste ......................... 42

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 50

Tabel 3.4 Informan Wawancara ...................................................................... 67

Tabel 4.5 Kepadatan Penduduk yang ber-NIK per Kecamatan ...................... 76

Tabel 4.6 Volume Produksi Sampah dan Jumlah Sampah yang Ditangani di

TPA Kota Surabaya Tahun 2016–2020 .......................................... 80

Tabel 4.7 Jumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Tahun 2016–2020 .... 81

Tabel 4.8 Lokasi TPS di Kelurahan Kandangan ............................................. 82

Tabel 4.9 Daftar Bank Sampah Aktif di Kelurahan Kandangan Surabaya

2022 ................................................................................................ 87

Tabel 4.10 Daftar Jenis Sampah Bank Sampah Aktif di Kelurahan

kandangan ....................................................................................... 89

Tabel 4.11 Pengurus dan Nasabah mendapatkan edukasi Pengelolaan

Sampah Bank Sampah Kandangan 2022 ........................................ 91

Tabel 4.12 Struktur Kepengurusan Bank Sampah Aktif Kandangan 2022 .... 94

Tabel 4.13 Fasilitas Bank Sampah Aktif Kelurahan Kandangan 2022 ........... 100

Tabel 4.14 Fasilitas dan Infrastuktur Pendukung Bank Sampah Aktif di

Kandangan 2022 ............................................................................. 101

Tabel 4.15 Presentase nasabah Bank Sampah Aktif Kelurahan Kandangan ... 114

Tabel 4.16 Jumlah Timbulan Sampah Bank Sampah di Surabaya 2021 ........ 119

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .................................................................... 61

Gambar 4.2 Kantor Kelurahan Kandangan ..................................................... 78

Gambar 4.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Kandangan ................................... 80

Gambar 4.4 Proses Pengelolaan Sampah di Bank Sampah ............................. 86

Gambar 4.5 Grafik Penilaian Penilaian Pengurus Bank Sampah ................... 109

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut WHO (World Health Organization) Sampah merupakan suatu

materi atau bahan yang sudah tidak digunakan, tidak terpakai atau sesuatu

yang dibuang berasal dari kegiatan manusia. Sampah merupakan masalah

penting yang perlu mendapatkan perhatian, bagi masyarakat dan pemerintah

yang tinggal di kota-kota besar. Dengan meningkatnya jumlah pertumbuhan

kota yang cukup pesat dan berbagai aktivitas, penduduknya selalu

meninggalkan sampah dan limbah. Menurut undang-undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari

manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat.

Di berbagai wilayah di Indonesia dari tahun ke tahun jumlah sampah yang

dihasilkan dengan segala aktivitas baik pendidikan, kesehatan, perekonomian,

dan sosial. Dengan begitu tentunya dapat meningkatkan jumlah sampah yang

tidak sedikit karena pengaruh aktivitas juga dilakukan setiap saat tanpa henti.

Menurut Ahdiani, et. Al (2021: 15) Pengelolaan sampah adalah salah satu

masalah yang menjadi perhatian utama. Kualitas pelayanan sampah termasuk

salah satu indikator tentang bagamana bagusnya tata kelola pemerintahan

kota. Melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan atau Dinas Lingkungan

Hidup harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa mengelola jumlah sampah

yang terus naik setiap tahunnya.

1
Konsep pengembangan untuk mengatasi permasalahan persampahan mulai

muncul. Konsep tersebut disebut dengan konsep zero waste. Menurut

Bebassari dalam Yunarti (2004: 11) pengertian mengenai konsep zero waste

adalah konsep pengelolaan sampah secara terpadu yang meliputi proses

pengurangan volume timbulan sampah. Menurut Virgowati (2020: 23) Tujuan

penerapan konsep zero waste sampah perkotaan secara menyeluruh. Prinsip

pengolahan sampah zero waste ini adalah sampah yang dikumpulkan dari

warga langsung dipilah-pilah berdasarkan bahan. Terdapat pos untuk

menampung sampah organik, kertas, plastik, logam dan botol. Tahap ini

disebut pengumpulan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengolahan.

Sampah organik diolah menjadi pupuk (kompos) atau ekoenzim, sedangkan

bahan-bahan lainnya menjadi produk daur ulang. Sampah yang tidak bisa

diolah kembali, seperti botol dan kaca, dikumpulkan untuk diolah sesuai

keperluan. Sementara sisa limbah yang tidak mungkin lagi dijadikan

komoditas dagang diproses ditahap terakhir, yaitu pembakaran.

Menurut Ahdiani, et. Al (2021: 13) Konsep zero waste dimulai dari skala

terkecil masyarakat perkotaan, yang dimulai di skala keluarga merupakan

prioritas utama kemudian berlanjut pada skala Rukun Tetangga dan Rukun

Warga. Sebisa mungkin dari skala terkecil sudah mampu mengurangi

timbulan sampah yang akan diangkut ke TPA atau bahkan menjadikannya

pada angka 0 sehingga membuat masa pakai TPA juga semakin panjang.

Untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut dan mewujudkan konsep

zero waste maka berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan


2
Kehutanan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 pada bab 1 Pasal 1

tentang Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah, Pengelolaan Sampah adalah

suatu kegiatan yang terstruktur, menyeluruh, dan berkesinambungan untuk

mengurangi dan menangani jumlah sampah. Tujuan pengelolaan sampah

untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta

mengurangi jumlah sampah secara signifikan. Sedangkan bab 1 Pasal 2

dijelaskan dalam melakukan pengelolaan sampah, yaitu Pemerintah,

Pemerintah daerah dan masyarakat dapat membentuk Bank Sampah.

Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang pengelolaan sampah pada Bank

Sampah, pada Bab 1 Pasal 1. Bank Sampah merupakan fasilitas untuk

mengelola Sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle), sebagai

sarana/tempat edukasi/pendidikan, perubahan perilaku dalam pengelolaan

sampah, dan pelaksanaan ekonomi, yang dibentuk dan dikelola oleh

masyarakat, badan usaha, dan/atau pemerintah daerah. Program Bank sampah

ini merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Pemberdayaan adalah suatu usaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakat

dengan cara memberikan pemahaman penanganan tentang sosial, ekonomi,

dan politik.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan

Recycle melalui Bank Sampah, bahwa pengelolaan sampah selama ini belum

menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle sehingga menimbulkan


3
dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Bahwa

pengelolaan sampah perlu dilakukan secara berkala dan terus menerus dan

terpadu mulai dari rumah tangga sampai ke industri-industri besar agar

memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi

lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Berdasarkan ketentuan

Pasal 6 huruf a Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah, Pemerintah bertugas menumbuhkan dan mengembangkan serta

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Permasalahan sampah yang biasa terjadi di kota besar seperti Surabaya,

sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur dan selain itu juga Surabaya merupakan

kota metropolitan terbesar di Jawa Timur dan menjadi salah satu pusat

kawasan industry, dalam kegiatan tersebut akan menghasilkan jumlah sampah

yang banyak seperti sampah rumah tangga, plastic dan sampah anorganik.

Kota Surabaya memiliki populasi masyarakat lebih dari 4 juta dan akan terus

bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Dinas kebersihan dan

Ruang Terbuka Hijau, 2020 volume produksi sampah Kota Surabaya

didasarkan pada asumsi timbulan sampah yang dihasilkan tiap orang per hari.

Volume produksi sampah Kota Surabaya yaitu pada tahun 2016 sebanyak

2.939,58 ton per-hari, pada tahun 2017 sebanyak 3.234,41 ton per-hari, pada

tahun 2018 sebanyak 2.164,43 ton per-hari, pada tahun 2019 sebanyak

2.224,27 ton per-hari, sedangkan pada tahun 2020 sebanyak 2.222,62 ton per-

hari, sebagaimana rekap data pada tabel berikut.

4
Tabel 1.1 Volume Produksi Sampah dan Jumlah Sampah yang ditangani di TPA

Kota Surabaya Tahun 2016-2020

No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah
1 3.307.300 3.342.627 3.094.732 3.159.481 2.970.730
Penduduk

Jumlah

2 TPS 183 185 185 187 187

(unit)

Jumlah
3 3 3 3 4 9
TPS 3R

Sumber: Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, 2020

Perlunya pengetahuan tentang peduli lingkungan oleh masyarakat

ditunjukkan pada peran serta kelompok masyarakat dalam pengelolaan

kebersihan lingkungan. Peran serta kelompok masyarakat dalam pengelolaan

kebersihan jika dilihat pada tabel di bawah ini naik setiap tahunnya. Namun

tetap diperlukan adanya peningkatan kerjasama dalam pengembangan

pemasaran produk daur ulang maupun peningkatan gerakan terhadap

pengelolaan sampah.

Berdasarkan berita Suarasurabaya.net tahun 2021, Pemerintah Kota

Surabaya menerima penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah sekaligus

Dana Insentif Daerah (DID) pada tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan

5
Hidup dan Kehutananan (KLHK) Republik Indonesia. Penghargaan tersebut

diberikan kepada Siti Nurbaya Bakar Menteri LHK kepada Hendro Gunawan

Plh Wali Kota Surabaya dalam acara virtual Puncak Peringatan Hari Peduli

Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2021. Dengan HPSN ini dapat menjadi

tempat/media untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai

pendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Selain itu, HPSN ini

dapat menjadi salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan. Anna

Fajriatin Plt Kepala DKRTH Kota Surabaya mengatakan, jumlah volume

sampah mengalami penurunan setiap harinya. Menurutnya, jika tahun

sebelumnya sampah yang masuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sekitar

1.600 sampai 1.700 ton per-hari, kini sampah yang terkumpul dalam setiap

harinya sekitar 1.600 ton.

Menurut Laily (2020: 17) Begitu pentingnya permasalahan sampah yang

terjadi di Indonesia khususnya di Surabaya sendiri sehingga dibutuhkan

kesadaran bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam kegiatan

pengelolaan sampah tersebut. saat ini adalah jumlah sampah yang besar dan

melebihi daya tampung tempat pembuangan akhir. Selain semakin sempitnya

lahan TPA yang ada hukum dan sanksi terhadap pelanggaran yang membuang

sampah sembarangan yang kurang terealisasi dengan baik. Kebiasaan

masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya, serta tidak terbiasanya

masyarakat untuk membuang sampah sesuai jenisya dan kurangnya edukasi

dan sosialisasi kepada masyarakat dalam membuang sampah semakin

memperburuk keadaan yang terjadi terkait permasalahan sampah. Pengelolaan

6
sampah sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan

sehat, oleh karena itu sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya dengan

melaksanakan perencanaan dan peraturan yang telah ditetapkan agar tidak

terjadi hal-hal yang negatif bagi lingkungan dan kehidupan yang akan datang.

Proses pengelolaan sampah di kota tidak dapat hanya mengandalkan

pembuangan akhir di TPA. Alur dari pembuangan sampah masyarakat

kumpul-angkut-buang yang sudah dilakukan perlu ditingkatkan agar

pengelolaan sampah menjadi lebih baik dan bermanfaat. Proses yang

menyeluruh mulai dari sumber hingga pemrosesan akhir berdasarkan

pengelolaan sampah perlu diperhatikan pada pelaksanaanya. Maka diperlukan

pengembangan pada tahap pengolahan sampah agar jumlah sampah yang

masuk ke TPA berkurang.

Dalam upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kota Surabaya

dilakukan demi mewujudkan zero waste melalui program Bank Sampah.

Dalam pengelolaan sampah selain rumah kompos juga adanya Bank Sampah,

turunnya jumlah sampah disebabkan karena sadarnya warga Kota Surabaya

yang peduli dengan lingkungan sekitar. Dengan adanya keterlibatan dan

partisipasi masyarakat, karena masyarakat sudah memilah, memilih dan

mengolah sendiri sampah organik menjadi pupuk kompos, hal ini merupakan

upaya dari program pengelolaan sampah berbasis masyarakat untuk

mengurangi jumlah sampah berdasarkan kawasan rumah tinggal, dikutip dari

Redaksi: 2017.

7
Dengan peraturan tersebut pemerintah Kota Surabaya menerapkan

Program Bank Sampah pada tahun 2015. Melalui program Bank sampah

berhasil mengajak warga untuk menabung dengan cara mengumpulkan dan

menyetorkan sampah kemudian setelah terkumpul akan dijual dan hasil

uangnya dapat diambil lagi oleh masyarakat saat membutuhkan, seperti pada

hari raya atau pada saat anak masuk sekolah biasanya juga selain itu juga

terdapat kegiatan Bank sampah seperti fashionshow menggunakan hasil karya

daur ulang plastic pada saat hari kemerdekaan. Saat ini jumlah Bank Sampah

di kota Surabaya sebanyak 338 Bank Sampah sudah mengalami penurunan

dari tahun 2021 dengan jumlah Bank Sampah 1883 yang berdasarkan System

Informasi Pengelolan Sampah Nasional (SIPSN).

Khususnya di daerah Kelurahan Kandangan yang memiliki jumlah

penduduk 20.085 jiwa dengan jumlah 9 RW dan 55 RT berdasarkan data dari

Laporan Kependudukan kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo Kota

Surabaya tahun 2022. Sejak awal penerapan Bank Sampah di setiap RW telah

menerapkan program tersebut namun sampai saat ini pelaksanaan Program

Bank Sampah di Kelurahan Kandangan masih berjalan, namun ada yang tidak

berjalan lagi. Sampai saat ini tahun 2022 jumlah Bank Sampah aktif di

Kelurahan Kandangan berjumlah 14 Bank Sampah. Menurut Ibu Nurul selaku

anggota PKK dan pengurus Bank Sampah Anggrek dalam Pelaksanaan Bank

Sampah juga memiliki faktor penghambat yang sebagian besar dikeluhkan

oleh para pengurus Bank Sampah dan para nasabah atau biasa yang disebut

pelanggan yang bertransaksi adalah sulitnya membangun kesadaran

8
masyarakat tentang pentingnya penanganan masalah sampah yang ada di

lingkungan sekitar mereka, dengan kurangnya kesadaran dari masyarakat

tersebut menjadikan terjadi kesulitan membangun partisipasi masyarakat

untuk ikut tergabung dalam program Bank Sampah itu sendiri. Maka dari itu

diperlukan adanya cara-cara untuk membangun kesadaran masyarakat melalui

pembinaan atau pemberdayaan program Bank Sampah di Surabaya,

masyarakat tidak hanya tahu, tapi juga paham dan berpartisipasi aktif guna

menuju zero sampah untuk mewujudkan zero waste di kota Surabaya.,

diharapkan masyarakat paham dan tahu terhadap masalah sampah yang sedang

dialami di sekitar.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian tentang

permasalahan pengelolaan sampah melalui program Bank Sampah di

Kelurahan Kandangan terkait dengan efektivitas pengelolaan sampah melalui

Bank Sampah untuk mewujudkan zero waste di Kelurahan Kandangan kota

Surabaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana efektifitas pengelolaan

sampah melalui Bank Sampah untuk mewujudkan zero waste di Kelurahan

Kandangan kota Surabaya.

1.3 TUJUAN PENELITAN

9
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektifitas pengelolaan sampah melalui Bank Sampah untuk

mewujudkan zero waste di Kelurahan Kandangan kota Surabaya.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

a. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

mengenai bagaimana efektifitas pengelolaan sampah melalui Bank

Sampah untuk mewujudkan zero waste di Kelurahan Kandangan kota

Surabaya.

b. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi oleh

masyarakat, pemerintah pusat maupun daerah lain agar lebih menjaga

lingkungan dengan memahami pengelolaan sampah melalui Bank Sampah

untuk mewujudkan zero waste di Kelurahan Kandangan kota Surabaya.

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN KONSEPTUAL DAN KAJIAN TEORITIS

2.1.1 EFEKTIFITAS

Menurut Agung Kurniawan (Agung Kurniawan, 2005:109) adalah sebagai

berikut, efektivitas merupakan kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi

kegiatan program atau misi) dari-pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak

terdapat sebuah tekanan atau ketegangan dalam pelaksanaannya.

Menurut Steers (Syarif Makmur, 2008:120), semakin rasional suatu

organisasi, maka semakin besar pula upayanya dalam kegiatan yang mengarah

pada pencapaian tujuan. Semakin besar kemajuan yang diperoleh ke arah tujuan,

maka organisasi menjadi semakin efektif pula. Efektivitas dalam organisasi

dipandang sebagai tujuan akhir suatu organisasi.

Efektivitas menurut Mahmudi (Mahmudi, 2005:141) adalah hubungan

antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output

terhadap aktivitas pencapaian tujuan, maka semakin efektif suatu organisasi,

program atau kegiatan tersebut.

Menurut Mardiasmo yang dikutip oleh Alisman (2014: 50) menyatakan

bahwa efektivitas adalah suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau

diinginkan melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan dan ditetapkan. Tindakan yang efektif dapat dilihat dan dinilai dari

hasil yang telah dicapai. Apabila hasil yang dicapai telah mencapai target yang

11
ditentukan maka dapat dikatakan efektif. Namun jika hasil yang diperoleh tidak

sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Efektvitas menurut (Budiani, 2007) menyebutkan bahwa efektifitas adalah

suatu keadaaan yang terjadi karena dikehendaki. Kalau seseorang melakukan

suatu perbuatan dengan maksud tertentu dan memang dikehendaki. Maka

pekerjaan tersebut dikatakan efektif bila menimbulkan akibat atau mempunyai

maksud sebagaimana yang dikehendaki sebelumnya.

Menurut Budiani (Budiani, 2007: 53), untuk mengukur tingkat efektivitas

suatu program dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa variabel sebagai

beriku:

1. Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat

dengan sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dalam menganalisis

mengenai ketepatan sasaran program terdapat dua indikator yaitu

ditujukan untuk pejabat pemerintahan dan masyarakat.

2. Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggaraan program dalam

melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan

program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan

sasaran peserta program pada khususnya. Memberikan informasi

merupakan langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang

lebih maksimal dan memperlancar dalam melanjutkan suatu pekerjaan,

karena dengan memberikan informasi dapat dipergunakan dan

meningkatkan pengetahuan bagi orang yang menerima informasi tersebut.

12
3. Tujuan program, yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil program

dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Pencapaian

tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu, kurun waktu dan sasaran yang

merupakan target yang kongkrit.

4. Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah dilaksanakan

program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program.

Menurut (Winardi, 2010), pengawasan meliputi tindakan mengecek dan

membandingkan hasil yang dicapai dengan standarstandar yang telah digariskan.

Apabila hasil yang dicapai menyimpang dari standar yang berlaku perlu dilakukan

tindakan korektif untuk memperbaikinya.

Dari beberapa pendapat mengenai efektivitas diatas, sebuah pengertian bahwa

efektivitas merupakan proses tercapainya tujuan yang sesuai dari yang telah

direncanakan oleh suatu instansi/organisasi, program atau kegiatan yang dapat

mendapatkan perubahan yang baik dari berbagai pihak bersangkutan.

2.1.2 PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN BANK SAMPAH

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada

Bank Sampah. Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan

terpadu dari hulu ke hilir dengan pendekatan ekonomi sirkular oleh pemerintah

pusat, pemerintah daerah dan masyarakat, sehingga memberikan manfaat secara

ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan. Dalam Bab 1 Pasal 1

dalam Peraturan Menteri, Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis,

13
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan

Sampah. Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan

sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah sampah rumah tangga yang

berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas

sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Ekonomi Sirkular adalah

pendekatan penerapan system ekonomi melingkar dengan memanfaatkan sampah

untuk digunakan sebagai bahan baku industry. Bank Sampah adalah fasilitas

untuk mengelola Sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle), sebagai

sarana edukasi, perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah, dan pelaksanaan

Ekonomi Sirkular, yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, badan usaha,

dan/atau pemerintah daerah.

Menurut Raihan dan Damanhuri (2010), faktor utama yang mempengaruhi

fluktuasi harga rongsokan dari pabrik adalah permintaan konsumen akan barang

olahan pabrik tersebut. Jika permintaan konsumen sedang tinggi, pabrik

memerlukan banyak rongsokan untuk diolah menjadi bahan baku, sehingga harga

rongsokan bisa naik. Sebaliknya, jika permintaan konsumen turun, pabrik jadi

tidak memerlukan banyak rongsokan, sehingga harga turun. Bila kegiatan

pembangunan ekonomi menurun, maka produksi, pendapatan, tabungan, dan

investasi akan turun. Kegiatan perusahaan berkurang, arus barang dan jasa

berkurang. Sehingga menyebabkan kegiatan perdagangan berkurang, termasuk

kegiatan perdagangan bahan potensial daur ulang.

14
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada

Bank Sampah pada Bab 1 Pasal 3 Bank Sampah sebagaimana dimaksud harus

memenuhi persyaratan:

1. Pengelolaan Sampah;

2. Fasilitas Bank Sampah; dan Tata kelola Bank Sampah.

Pada Bab 2 Pasal 4 tentang Persyaratan Bank Sampah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan Sampah meliputi, pengurangan sampah dan penanganan

sampah. Pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan pemanfaatan

kembali sampah. Pemanfaatan kembali Sampah dilakukan dengan cara

menggunakan ulang seluruh atau sebagian sampah sesuai dengan fungsi

yang sama atau fungsi yang berbeda, tanpa melalui suatu proses

pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan Penanganan sampah dilakukan

melalui kegiatan:

a. Pemilahan Sampah

Pemilahan sampah dilakukan melalui pengelompokan sampah ke

dalam jenis sampah yang mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan

Beracun) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,

konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,

dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta

15
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. dan/atau

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang

mengandung B3, sampah yang mudah terurai oleh proses alam seperti

sisa makanan, sampah yang dapat diguna ulang seperti sampah plastic,

sampah kertas, sampah logam, sampah kaca, sampah karet, sampah

tekstil. Sampah yang dapat didaur ulang yang memiliki nilai guna

setelah melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Pemilahan sampah

dilakukan pada sumber sampah penghasil sampah menyampaikan

sampah terpilah kepada Bank Sampah.

b. Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah dilakukan dengan ketentuan:

1. mengangkut sampah dari sumber ke fasilitas Bank Sampah

2. menggunakan alat angkut yang dapat mencegah terjatuhnya

sampah.

c. Pengolahan Sampah

Pengolahan Sampah dilakukan melalui:

1. Pengomposan, dilakukan dengan cara menggunakan bantuan

mikroorganisme dan/atau bahan lain untuk menghasilkan pupuk

kompos.

2. Daur ulang materi, dilakukan dengan cara mengubah bentuk

sampah untuk menghasilkan produk yang berguna.

16
3. Daur ulang energy, dilakukan dengan cara mengubah bentuk dan

sifat sampah melalui proses biologi, fisika, dan/atau kimia menjadi

energi.

2. Fasilitas Bank Sampah dan Tata Kelola Bank Sampah

Fasilitas Bank Sampah dibedakan berdasarkan jenis Bank Sampah yang

meliputi:

a. BSI

BSI adalah Bank Sampah yang area pelayanannya mencakup wilayah

administratif kabupaten/kota. Fasilitas Bank Sampah jenis BSI harus

memenuhi syarat:

- memiliki sarana untuk mengelompokkan sampah berdasarkan jenis

sampah;

- dilengkapi dengan label atau tanda pada sarana;

- luas lokasi dan kapasitas Pengelolaan Sampah sesuai kebutuhan;

- lokasi mudah diakses;

- tidak mencemari lingkungan;

- memiliki sarana pengolahan sampah; dan

- memiliki alat transportasi pengumpulan sampah.

Tata Kelola BSI meliputi:

- memiliki struktur kelembagaan sesuai kebutuhan;

- berbentuk badan usaha;

17
- cakupan pelayanan di tingkat kota/kabupaten;

- memiliki nasabah dari: BSU; pengelola kawasan permukiman,

kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas

umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya; dan/atau rumah

tangga.

- memiliki prosedur operasional standar penyelenggaraan Bank

Sampah, paling sedikit:

1) jam operasional BSI;

2) jadwal dan mekanisme pengumpulan Sampah; dan

3) pencatatan jenis dan volume Sampah yang dilakukan

pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan kembali dan/atau

pengolahan.

b. BSU

Bank Sampah Unit adalah Bank Sampah yang area pelayanannya

mencakup wilayah administratif setingkat rukun tetangga, rukun

warga, kelurahan, atau desa. Fasilitas Bank Sampah jenis BSU harus

memenuhi syarat:

- memiliki sarana untuk mengelompokan Sampah berdasarkan jenis

sampah;

- dilengkapi dengan label atau tanda pada sarana;

- luas lokasi dan kapasitas Pengelolaan Sampah sesuai kebutuhan;

- lokasi mudah diakses; dan

- tidak mencemari lingkungan.

18
Tata kelola BSU meliputi:

- memiliki struktur kelembagaan sesuai kebutuhan;

- dibentuk oleh kepala kelurahan atau kepala desa;

- pelayanan mencakup wilayah rukun tetangga, rukun warga,

kelurahan, dan/atau desa atau sebutan lainnya;

- memiliki nasabah dari: rumah tangga; usaha mikro kecil dan

menengah yang berada dalam satu wilayah rukun tetangga, rukun

warga, kelurahan, dan/atau desa.

- memiliki prosedur operasional standar penyelenggaraan Bank

Sampah, paling sedikit:

1) jam operasional BSU;

2) jadwal dan mekanisme pengumpulan sampah; dan

3) pencatatan jenis dan volume sampah yang dilakukan

pemilahan, pengumpulan, dan/atau pemanfaatan kembali

sampah.

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Bank Sampah

BSI dan BSU harus membuat SOP dalam pelaksanaan penyelenggaran

Bank Sampah. Secara umum, SOP pada BSI dan BSU perlu mencakup

sebagai berikut:

a. Jam Kerja

19
Jam kerja Bank Sampah sepenuhnya tergantung kepada kesepakatan

pelaksana Bank Sampah dan masyarakat sebagai penabung. Jumlah

hari kerja Bank Sampah dalam seminggu pun tergantung para pihak,

bisa 2 (dua) hari, 3 (tiga) hari, 5 (lima) hari, atau 7 (tujuh) hari sekali

tergantung ketersediaan waktu pengelola Bank Sampah yang biasanya

punya pekerjaan utama. Sebagai contoh, jam kerja Bank Sampah

Rejeki di Surabaya buka setiap hari Jumat dan Sabtu pukul 15.00 -

17.00 WIB serta Minggu pukul 09.00 - 17.00 WIB.

b. Pelayanan Nasabah

Pelayanan Nasabah dapat berupa:

1) Sistem tabungan dan penarikan

Semua BSU dan BSI dapat menabung Sampah di Bank Sampah.

Setiap Sampah yang ditabung akan ditimbang dan dihargai sesuai

harga pasaran. Uangnya dapat langsung diambil penabung atau

dicatat dalam buku rekening yang dipersiapkan oleh BSI.

Sampah yang ditabung sebaiknya tidak langsung diuangkan namun

ditabung dan dicatat dalam buku rekening dan baru dapat diambil

paling cepat dalam 3 (tiga) bulan. Hal ini penting dalam upaya

menghimpun dana yang cukup untuk dijadikan modal dan

mencegah budaya konsumtif.

2) Buku tabungan

20
Dalam Setiap Sampah yang ditabung, ditimbang, dan dihargai

sesuai harga pasaran Sampah kemudian dicatat dalam buku

rekening (buku tabungan) sebagai bukti tertulis jumlah Sampah

dan jumlah uang yang dimiliki setiap penabung.

Dalam setiap buku rekening tercantum kolom kredit, debit, dan

balance yang mencatat setiap transaksi yang pernah dilakukan.

Untuk memudahkan sistem administrasi, buku rekening setiap

rukun tetangga atau rukun warga dapat dibedakan warnanya.

c. Jasa Penjemputan Sampah

Sebagai bagian dari pelayanan, pengelola Bank Sampah dapat

menyediakan angkutan untuk menjemput Sampah di seluruh daerah

layanan melalui:

- Penabung cukup menelpon Bank Sampah dan meletakkan

sampahnya di depan rumah, petugas Bank Sampah akan

menimbang, mencatat, dan mengangkut Sampah tersebut.

- Online system merupakan sistem jasa penjemputan sampah untuk

nasabah BSU yang sudah terdaftar dalam sistem online yang

berbentuk aplikasi di HP atau website, dimana setiap kali penabung

ingin menyetorkan sampahnya, penabung tinggal mengisi data

aplikasi yang tersedia dan mengirimkan melalui aplikasi tersebut.

d. Jenis Sampah

Jenis Sampah yang dapat ditabung di Bank Sampah adalah sampah

terpilah yakni terdiri dari: Sampah yang mengandung B3 dan/atau

21
Limbah B3; Sampah yang mudah terurai oleh proses alam; Sampah

yang dapat diguna ulang; Sampah yang dapat didaur ulang.

e. Berat Minimum

Agar timbangan sampah lebih efisien dan pencatatan dalam buku

rekening lebih mudah, perlu diberlakukan syarat berat minimum untuk

menabung sampah, misalnya 10 kg untuk setiap jenis sampah.

Sehingga penabung BSU dan BSI didorong untuk menyimpan terlebih

dahulu tabungan sampahnya di rumah sebelum mencapai syarat berat

minimum.

f. Penetapan Harga

Penetapan harga setiap jenis sampah merupakan kesepakatan

berdasarakan pengurus Bank Sampah, setelah berkoordinasi dengan

Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI). Harga setiap jenis

sampah bersifat fluktuatif tergantung harga pasaran. Penetapan harga

meliputi:

1) Untuk BSI dan BSU yang menjual langsung Sampah dan

mengharapkan uang tunai, harga yang ditetapkan merupakan harga

fluktuatif sesuai harga pasar; dan

2) Untuk BSU dan BSI yang menjual secara kolektif dan sengaja

untuk ditabung, harga yang diberikan merupakan harga stabil tidak

tergantung pasar dan biasanya di atas harga pasar.

22
Cara ini ditempuh untuk memotivasi masyarakat agar memilah,

mengumpulkan, dan menabung sampah. Cara ini juga merupakan

strategi subsidi silang untuk biaya operasional Bank Sampah.

g. Kondisi Sampah

Penabung didorong untuk menabung sampah dalam keadaan bersih

dan utuh, karena harga sampah dalam keadaan bersih dan utuh

memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Penjualan plastik dalam

bentuk bijih plastik memiliki nilai ekonomi lebih tinggi karena harga

plastik dalam bentuk bijih plastik dapat bernilai 3 (tiga) kali lebih

tinggi dibanding dalam bentuk asli.

h. Wadah Sampah

Agar proses pemilahan sampah berjalan baik, penabung disarankan

untuk membawa 4 (empat) kelompok besar sampah ke dalam 5 (lima)

kantong yang berbeda meliputi:

1) kantong pertama untuk Sampah plastik;

2) kantong kedua untuk Sampah kertas;

3) kantong ketiga untuk Sampah logam/kaca;

4) kantong keempat untuk Sampah organik dan

5) kantong kelima Sampah yang mengandung B3/Limbah B3.

i. Sistem Bagi Hasil

Besaran sistem bagi hasil Bank Sampah tergantung pada hasil rapat

pengurus Bank Sampah. Hasil keputusan besarnya bagi hasil tersebut

kemudian disosialisasikan kepada semua penabung (BSU dan BSI).

23
Besaran bagi hasil yang umum digunakan saat ini adalah 85:15 yaitu

85% (delapan puluh) lima persen untuk penabung dan 15% (lima

belas) persen untuk pelaksana Bank Sampah.

Jatah 15% (lima belas) persen untuk Bank Sampah digunakan untuk

kegiatan operasional Bank Sampah seperti pembuatan buku rekening,

fotokopi, pembelian alat tulis, dan pembelian perlengkapan

pelaksanaan operasional Bank Sampah.

j. Pemberian Upah Karyawan

Tidak semua Bank Sampah dapat membayar upah karyawannya karena

sebagian Bank Sampah dijalankan pengurus secara suka rela. Namun,

jika pengelolaan Bank Sampah dijalankan secara baik dan profesional,

pengelola Bank Sampah bisa mendapatkan upah yang layak.

4. Kemitraan

Kemitraan adalah kerja sama antara masyarakat, badan usaha dengan

pemerintah daerah disertai pembinaan dan pengembangan oleh pemerintah

daerah dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling

memperkuat dan saling menguntungkan.

Kemitraan dilakukan dengan pertimbangan:

a. Bank Sampah harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan;

b. besaran jumlah dan jenis Sampah yang dikelola oleh Bank Sampah;

c. cakupan kegiatan pengelolaan Sampah yang dilakukan oleh Bank

Sampah;

24
d. sarana dan prasarana Pengelolaan Sampah yang dimiliki Bank

Sampah;

e. luasan area pelayanan Pengelolaan Sampah; dan

f. partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan sampah.

Kemitraan dituangkan dalam bentuk perjanjian antara para pihak. Tata

cara pelaksanaan Kemitraan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Dalam melakukan Kemitraan Pengelolaan Sampah, Pemerintah dan

Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi kerjasama antara:

a. Bank Sampah dengan usaha dan/atau kegiatan daur ulang meliputi:

- memastikan pemasaran sampah terpilah dari Bank Sampah ke

usaha dan/atau kegiatan daur ulang;

- memastikan ketersediaan sampah terpilah sebagai bahan baku bagi

usaha dan/atau kegiatan daur ulang; dan/atau

- memastikan posisi tawar harga sampah terpilah.

b. Bank Sampah dengan produsen, dilakukan untuk mendukung

pengurangan sampah yang dilakukan oleh produsen.

5. Pemantauan

Pengelola Bank Sampah selaku mitra Pemerintah dan/atau Pemerintah

Daerah harus melakukan pemantauan pelaksanaan pengelolaan sampah.

Pemantauan tersebut dilakukan terhadap struktur kelembagaan Bank

25
Sampah, fasilitas Bank Sampah, kinerja Pengelolaan Sampah dan

pelaksanaan Kemitraan. Hasil pemantauan disusun dalam bentuk laporan.

Laporan tersebut disampaikan kepada pemerintah atau pemerintah daerah

yang bermitra paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

2.1.3 PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KONSEP ZERO WASTE

2.1.3.1 Aspek Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah merupakan proses yang rumit karena melibatkan

teknologi dan banyak aspek yang perlu dilibatkan. Teknologi yang terkait

dalam pengelolaan sampah yaitu pengendalian timbulan sampah, penanganan,

penyimpanan, pengumpulan, pemindahan, transportasi, pengolahan dan

pembuangan sampah. Semua aspek tersebut perlu bersinergi dalam rangka

penyelenggaraan pengelolaan sampah yang baik. Menurut Damanhuri (2008),

sebelum UU 18 tahun 2008 dikeluarkan, kebijakan pengelolaan sampah

perkotaan (yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum) di Indonesia

memposisikan bahwa pengelolaan sampah perkotaan merupakan sebuah

sistem yang terdiri dari 5 komponen subsistem yaitu:

1. Peraturan/hukum

Manajemen persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan

dan dasar hukum, seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan

retribusi, ketertiban masyarakat, dan sebagainya. Peraturan yang

diperlukan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah di

perkotaan antara lain adalah yang mengatur tentang:


26
a. Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah.

b. Rencana induk pengelolaan sampah kota.

c. Bentuk lembaga dan organisasi pengelola.

d. Tata-cara penyelenggaraan pengelolaan.

e. Besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi.

f. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranya kerjasama

antar daerah, atau kerjasama dengan pihak swasta.

2. Kelembagaan dan organisasi

Aspek organisasi dan manajemen merupakan suatu kegiatan yang

multi disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang

menyangkut aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, dan kondisi fisik

wilayah kota, dan memperhatikan pihak yang dilayani yaitu

masyarakat kota. Perancangan dan pemilihan bentuk organisasi

disesuaikan dengan:

a. Peraturan pemerintah yang membinanya.

b. Pola sistem operasional yang diterapkan.

c. Kapasitas kerja system.

d. Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani.

27
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta mewujudkan tujuan dan

sasaran strategis, Ditjen Cipta Karya perlu ditopang struktur

kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dinamika organisasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Tugas: Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta

fasilitasi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan

persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan

permukiman terkait.

Fungsi:

a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi

dan pelaporan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan

persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan

lingkungan permukiman terkait;

b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem pengelolaan air

limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan

serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem

pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase

28
lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait serta

fasilitasi penyediaan tanah;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang system

pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan

drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman

terkait;

e. penyiapan penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria

(NSPK) di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem

pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta

penyehatan lingkungan permukiman terkait;

f. fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang system

pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan

drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman

terkait; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

3. Teknis operasional

Teknik operasional pengelolaan sampah kota meliputi dasar-dasar

perencanaan untuk kegiatan:

a. Pewadahan sampah

b. Pengumpulan sampah

29
c. Pemindahan sampah

d. Pengangkutan sampah

e. Pengolahan sampah

f. Pemrosesan akhir sampah

Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin dilakukan

sejak dari pewadahan sampah sampai dengan pembuangan akhir

sampah. Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan yang

terdiri atas kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir

sampah harus bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari

sumbernya. Pengelolaan sampah B3 rumah tangga dikelola secara

khusus sesuai aturan yang berlaku. Kegiatan pemilahan dapat pula

dilakukan pada kegiatan pengumpulan pemindahan. Kegiatan

pemilahan dan daur ulang diutamakan di sumber.

4. Pembiayaan/Retribusi

Sebagaimana kegiatan yang lain, maka komponen pembiayaan system

pengelolaan sampah kota secara ideal dihitung berdasarkan:

a. Biaya investasi

b. Biaya operasi dan pemeliharaan

c. Biaya manajemen

d. Biaya untuk pengembangan


30
e. Biaya penyuluhan dan pembinaan masyarakat

Aspek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar roda

system pengelolaan persampahan di kota tersebut dapat bergerak

dengan lancar. Diharapkan bahwa sistem pengelolaan persampahan di

Indonesia akan menuju pada 'pembiayaan sendiri', termasuk disini

dengan pembentukan perusahaan daerah. Sektor pembiayaan ini

menyangkut beberapa aspek, seperti:

a. Proporsi APBN/APBD pengelolaan sampah, antara retribusi dan

biaya pengelolaan sampah.

b. Proporsi komponen biaya tersebut untuk gaji, transportasi,

pemeliharaan, pendidikan dan pengembangan serta administrasi.

c. Proporsi antara retribusi dengan pendapatan masyarakat.

d. Struktur dan penarikan retribusi yang berlaku.

Retribusi persampahan merupakan bentuk konkrit partisipasi

masyarakat dalam membiayai program pengelolaan persampahan.

Bentuk penarikan retribusi dibenarkan bila pelaksananya adalah badan

formal yang diberi kewenangan oleh pemerintah.

5. Peran serta masyarakat

Peran masyarakat merupakan faktor yang penting dalam pengelolaan

sampah sebab tanpa adanya partisipasi masyarakat, semua program

31
pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu

pendekatan kepada masyarakat untuk dapat membantu program

pemerintah dalam kebersihan adalah bagaimana membiasakan

masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai dengan tujuan program

itu. Hal ini antara lain menyangkut:

a. Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan

sampah yang tertib dan teratur.

b. Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat.

c. Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.

Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan peran serta masyarakat

dalam pengelolaan persampahan, yaitu di antaranya:

a. Tingkat penyebaran penduduk yang tidak merata.

b. Belum melembaganya keinginan dalam masyarakat untuk menjaga

lingkungan.

c. Belum ada pola baku bagi pembinaan masyarakat yang dapat

dijadikan pedoman pelaksanaan.

d. Masih banyak pengelola kebersihan yang belum mencantumkan

penyuluhan dalam programnya.

e. Kehawatiran pengelola bahwa inisiatif masyarakat tidak akan

sesuai dengan konsep pengelolaan yang ada.

32
2.3.1.2 Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah

Penyelenggaraan pengelolaan sampah diatur dalam UU no 18 tahun

2008. Substansi yang terkait pengelolaan sampah untuk sampah rumah tangga

dan sampah sejenis sampah rumah tangga dijelaskan dalam Bab VI pada

peraturan tersebut yang terdiri atas pengurangan dan penanganan sampah.

Pada proses pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah

rumah tangga dirasakan perlu adanya peraturan pemerintah yang menjelaskan

tentang hal tersebut sehingga terbit PP no 81 tahun 2012. Pada pasal 6 PP no

81 tahun 2012 dijelaskan bahwa kebijakan dan strategi nasional dalam

pengelolaan sampah ditetapkan dengan peraturan presiden sehingga terbit

Perpres no 97 tahun 2017. Pada perpres tersebut dijelaskan pada pasal 5

bahwa target pengurangan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah

rumah tangga sampai tahun 2025 sebesar 30% sedangkan untuk penanganan

sampah sebesar 70% dari angka timbulan sampah.

1. Pengurangan sampah

Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud UU no 18 tahun 2008

meliputi kegiatan:

a. pembatasan timbulan sampah.

b. pendauran ulang sampah.

c. pemanfaatan kembali sampah.

33
Berdasarkan EPA (Environmental Protection Agency) dalam

Tchobanoglous dan Keith (2002), menyebutkan bahwa terdapat

beberapa strategi yang tersedia untuk melakukan pengurangan sampah

di sumber seperti berikut:

- Mendesain ulang produk atau kemasan dengan mengurangi berat

dari material yang digunakan, penggantian berat material atau

membuat material yang memungkinkan untuk dapat digunakan

kembali.

- Menggunakan kembali produk atau kemasan yang sudah ada,

contohnya isi ulang botol, merekondisi toner cartridge, dan

mencetak pada kedua sisi kertas.

- Mengurangi jumlah produk atau kemasan yang digunakan.

- Memperpanjang masa pakai produk atau material dengan

melakukan perawatan dan perbaikan pada komponen barang yang

rusak.

- Menggunakan kemasan sehingga dapat mengurangi resiko

kerusakan pada produk.

- Mengelola sampah organik melalui media kompos atau dengan

pembuangan alternatif seperti membiarkan potongan rumput di

halaman.

34
Sektor lain yang dapat berperan dalam pengurangan sampah yaitu

sector industri. Sektor Industri tidak hanya memiliki kemampuan

untuk mencegah limbah selama proses manufaktur (melalui pengadaan

dan penggunaan material), tetapi juga kapasitas khusus untuk

memodifikasi kemasan dan/atau produk yang diproduksi sebelum

proses produksi, distribusi, pemasaran dan penjualan. Beberapa cara

dalam meningkatkan usaha reduksi sumber daya pada sektor industri

menurut EPA yaitu:

a. Memulihkan kembali material produksi seperti pelarut, logam,

kertas, minyak dan air pendingin.

b. Meningkatkan efisiensi produksi untuk mengurangi pembentukan

material bekas.

c. Membatasi produksi untuk apa yang diperlukan.

d. Menggunakan kembali dan memperbaiki.

e. Menggunakan kembali dan mengisi ulang wadah kemasan seperti

tas dan drum.

f. Mengembalikan meterial kemasan untuk digunakan kembali dan

atau penggunaan kembali untuk bahan kemasan.

g. Mendesain ulang produk untuk mencegah limbah yang terkait

dengan pengemasan dan manufaktur.

35
Bagaimana limbah dapat dikurangi, digunakan kembali atau dihindari

dan menerapkan solusi pencegahan limbah. Perancangan ulang produk

untuk mengurangi bahan baku dapat termasuk mengurangi berat

produk melalui jumlah material atau pengunaan material yg lebih

ringan, memproduksi produk secara massal, memasarkan produk

dengan mengurangi atau tanpa kemasan dan menghasilkan produk

yang lebih tahan lama, dapat digunakan kembali atau diperbaiki.

2. Penanganan sampah

Penanganan sampah sebagaimana dimaksud UU no 18 tahun 2008

meliputi kegiatan:

a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah

sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.

b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah

dari sumber sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS)

atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber

dan/atau dari TPS sementara atau dari TPST menuju ke TPA.

d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan

jumlah sampah;

36
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah

dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan

secara aman.

Aspek teknis operasional pengelolaan sampah berdasarkan SNI 19-

2454- 2002 tentang teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan

terdiri daribeberapa tahapan dengan melakukan pemilahan, pewadahan

sampai pembuangan akhir harus bersifat secara terpadu sejak dari awal

sumbernya.

2.3.1.3 Konsep Zero Waste

Defenisi konsep zero waste menurut Bebassari dalam Yunarti (2004)

merupakan konsep pengelolaan sampah secara terpadu yang meliputi proses

pengurangan volume timbulan sampah. Zero waste merupakan salah satu

upaya untuk meminimalisir sampah mulai dari produksi sampah berakhirnya

suatu produksi. Konsep zero waste dapat menerapkan prinsip 3R yaitu

Reduce, Reuce, Recycle. Pemikiran konsep zero waste menerapkan sistem

teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan, sehingga dapat

mengurangi volume sampah sebanyak mungkin serta menciptakan industri

kecil dari sampah. Orientasi penanganan sampah dengan konsep zero waste

ini di antaranya adalah sistem pengolahan sampah secara terpadu, teknologi

pengomposan, daur ulang sampah plastik dan kertas, teknologi pembakaran

sampah, teknologi pengolahan sampah organic menjadi pakan ternak,

teknologi tempat pembuangan akhir sampah, peran serta masyarakat dalam

37
penanganan sampah, pengolahan sampah kota metropolitan, dan menerapkan

usaha daur ulang.

Prinsip pengolahan sampah zero waste ini adalah, sampah yang

dikumpulkan dari warga langsung dipilah-pilah berdasarkan bahan. Ada pos

untuk menampung sampah organik, kertas, plastik, logam, botol. Tahap ini

disebut fase pra-proses atau persiapan. Kemudian dilanjutkan dengan fase

pengolahan. Sampah organik diolah menjadi pupuk (kompos), sedangkan

bahan-bahan lainnya menjadi produk daur ulang. Sampah yang tidak bisa

diolah kembali, seperti botol dan kaca, dikumpulkan untuk diolah sesuai

keperluan. Sementara sisa limbah yang tidak mungkin lagi dijadikan

komoditas dagang diproses di fase terakhir, yakni pembakaran.

Konsep zero waste ini tidak hanya akan mengurangi sampah baik

organik maupun non organik, namun juga mengurangi polusi udara akibat

pembakaran sampah. Prinsip yang digunakan dalam konsep zero waste ini

tidak hanya 3R (Reduce, Reuse, Recycle), namun juga 4R hingga 5R yaitu

Reduce, Ruse, Recycle, Replace, dan Replant.

Reduce yaitu mengurangi. Hindari pemakaian dan pembelian produk

yang menghasilkan sampah dalam jumlah banyak, gunakan produk yang

dapat diisi ulang, dan kurangi bahan sekali pakai. Reuse adalah menggunakan

ulang. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang masih dapat dapat dipakai

dan digunakan wadah yang berulang pakai. Recycle adalah mendaur ulang.

Gunakan produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai,

38
mendaur ulang sampah organik agar menjadi kompos tanaman atau yang

lainnya serta memanfaatkan bahan anorganik menjadi barang yang

bermanfaat. Replace adalah mengganti. Mengganti barang yang kurang

ramah lingkungan dengan yang ramah lingkungan, mengganti kemasan

plastik dengan kemasan lain yang lebih bersahabat dengan lingkungan. Dan

yang terakhir adalah Replant atau menanam kembali atau yang sering kita

kenal dengan reboisasi. Kita dapat menanam pohon dilingkungan sekitar

serta dapat memanfaatkan barang bekas sebagai tempat media untuk

menanam. Konsep zero waste ini hendaknya dilakukan dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari agar lingkungan sekitar menjadi bersih, rapi dan sehat.

Sistem pengolahan sampah yang baik dapat dilakukan dengan cara

Implementasi konsep zero waste secara bertahap dan berkelanjutan,

Pengembangan sistem penyangga industri berbasis sampah serta distribusi

dan pemasaran produk dan Pengembangan Museum Sampah (Dewanti:2020).

Penerapan konsep Zero Waste City dengan pengelolaan sampah yang

baik harus menjalankan lima prinsip utama yaitu melibatkan masyakarat,

kemandirian, efisiensi, pelestarian lingkungan, dan keterpaduan (Suswantini,

2018). Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan limbah

melalui penyuluhan dan pelatihan pengelolaan sampah menjadi barang yang

lebih bermanfaat harus dilakukan kepada masyarakat agar masyarakat tidak

hanya tergantung kepada dinas terkait pengelolaan sampah karena

masyarakat dapat mengelola sampah sendiri menjadi bahan yang bernilai

39
ekonomis sehingga tercipta smart environment sekaligus smart people

(Mudayana, Yuli, & Suwartini, 2019).

Program Zero Waste adalah program yang menggunakan pendekatan

serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala

kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk melakukan penanganan

sampah perkotaan skala kawasan sehingga dapat mengurangi volume sampah

sesedikit mungkin, serta terciptanya industri kecil daur ulang yang dikelola

oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat Tujuan dari program zero

waste yaitu membuat suatu model pengelolaan sampah yang mempunyai

sistem pengelolaan sampah terpadu dan terdesentralisasi, masyarakat

mempunyai paradigma yang tepat tentang prinsip-prinsip pengelolaan

sampah yang sesuai dengan Perda Kota Surabaya No.1 Tahun 2019

perubahan atas Perda Kota Surabaya No. 5 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah dan Kebersihan Kota Surabaya, dan masyarakat memahami dan

menerapkan berbagai metode pengolahan sampah yang sesuai dengan kondisi

kawasannya.

Sesuai dengan Perda Kota Surabaya No.1 Tahun 2019 perubahan atas

Perda Kota Surabaya No. 5 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah dan

Kebersihan Kota Surabaya, dan masyarakat memahami dan menerapkan

berbagai metode pengolahan sampah yang sesuai dengan kondisi

kawasannya. Output yang diharapkan dari program zero waste yaitu:

1. Pengurangan jumlah produksi sampah yang diangkut ke TPS/TPA.

40
2. Adanya sistem pengelolaan sampah yang terdesentralisasi baik melalui

pemisahan sampah dari sumber dan metode pengomposan yang sesuai

dengan kondisi wilayah.

3. Adanya sistem pendukung pengelolaan sampah yang menyeluruh yaitu

pihak atau lembaga pengelola yang jelas, aturan lokal yang didukung oleh

aparat kewilayahan Pemerintah Kota/Kabupaten, pembiayaan yang

berkelanjutan.

4. Meningkatnya partisipasi warga dalam mengelola sampah baik skala

rumah tinggal dan komunal.

Masyarakat akan tertarik melakukan aktivitas tersebut apabila

memang memberikan keuntungan (profit). Manfaat-manfaat tersebut adalah:

a. Manfaat lingkungan, berupa kondisi lingkungan akan lebih baik karena

sampah yang masuk ke TPA akan berkurang dan beban pencemaran

akibat sampah tersebut dapat dikurangi. Manfaat lain adalah mengurangi

ketergantungan pada TPA dalam mengelola sampah perkotaan.

b. Manfaat ekonomi dapat berupa penghematan biaya operasional

pengelolaan sampah, terutama pengangkutan dan penanganan di TPA

karena sampah diolah di sumber sampah sehingga memberikan

keuntungan secara finansial (Satori, 2007).

Tabel 2.2 Manfaat Pengelolaan Sampah Sistem Zero Waste

41
No Aspek Manfaat

1 Sistem Pengelolaan Sampah a. Berkurangnya ketergantungan pada TPA

b. Meningkatnya efisiensi pengelolaan

c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

mengolah sampah sebagai mitra pemerintah

daerah

2 Ekonomi a. Mengurangi biaya pengangkutan ke TPA

b. Mengurangi biaya pembuangan akhir

c. Meningkatkan nilai tambah daur ulang

3 Lingkungan a. Mereduksi sampah

b. Mengurangi pencemaran akibat pengolahan

sampah dengan metode open dumping

c. Menghemat/mengurangi kebutuhan lahan

TPA

4 Teknologi a. Manual dan mesin

b. Sederhana dan mudah dioperasikan

c. Buatan dalam negeri

5 Sosial a. Terciptanya lapangan kerja

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

42
manfaat daur ulang

c. Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi

5 Kesehatan a. Tidak berbau

b. Bersih dan sehat

c. Menghilangkan sumber penyakit

Sumber: Yunarti, (2004)

2.2 PENELITIAN TERDAHULU

2.2.1 Jurnal dari Maharani, Elsa, Cikusin, Yaqub, Anadza , Hirshi (2021).

Dengan Judul Penelitian: ”Efektivitas Program Bank Sampah Dinas

Lingkungan Hidup Kota Batu Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk

Pengelolaan Sampah”.

Metode Penelitian:

Metode yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif. Kualitatif-deskriptif dipilih peneliti karena peneliti ingin memperoleh

kedalaman informasi dari fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan pada saat

penelitian tersebut berlangsung serta menghasilkan sebuah gambaran dan fakta

yang akurat tentang sebuah kelompok.

Masalah Yang Diteliti:

43
Masalah yang diteliti, untuk melihat Efektivitas Program Bank Sampah Dinas

Lingkungan Hidup Kota Batu dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk

Pengelolaan Sampah.

Hasil Penelitian:

Dari penelitian tersebut hasil yang ditemukan Efektivitas Program Bank Sampah

Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk

Pengelolaan Sampah dapat dikatakan cukup efektif dalam menyelamatkan

limbah-limbah sampah yang berada di Kota Batu dapat dilihat dari beberapa hal

diantaranya effort (Upaya), Impact (Dampak), Result (hasil actual), dan Cost–

Effectiveness (aspek biaya) yang dirasakan warga masyarakat yang tergabung

dalam program Bank Sampah diantaranya mengurangi debit sampah, limbah

sampah membawa berkah yang kemudian memiliki nilai ekonomi sehingga

masyarakat yang tergabung dengan Bank Sampah memiliki tambahan nilai

ekonomi, kemudian juga program Bank Sampah ini juga mampu mengurangi

banjir yang berada di desa Oro-oro Ombo. Penyebab indikator belum terpenuhi

secara maksimal dikarenakan permasalahan pembiayaan anggaran Dinas

Lingkungan Hidup yang mengikuti SOP dari kepala dinas.

2.2.2 Jurnal dari Astutik, Dwi, Sugiantiningsih, Anak Agung Putu, Manggala,

Aditya (2020). Dengan Judul Penelitian: ” Efektivitas Bank Sampah Bagi

Masyarakat”.

Metode Penelitian:

44
Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif data bersifat deskriptif, baik

yang berupa fenomena yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti:

foto, dokumen dan catatan-catatan lapangan saat penelitian dilakukan.Dalam

penelitian kuantitatif, reabilitas membahas kepercayaan (Salim, 2000, Moleong,

2006). Baik reabilitas maupun validitas dalam penelitian kuantitatif dan

keabsahan data dalam penelitian kualitatif, merupakan alat ukur untuk mengetahui

“nilai” keilmiahan suatu hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di Bank Sampah

cabang Kelurahan Dauh Puri Lingkungan Pekambingan, Kecamatan Denpasar

Barat, Kota Denpasar.

Masalah Yang Diteliti:

Masalah yang diteliti, untuk melihat bagaimana efektivitas Bank Sampah bagi

Masyarakat Lingkungan Pekambingan di Kelurahan Dauh Puri Kecamatan

Denpasar Barat Kota Denpasar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tetang

pentingnya lingkungan dengan menjaga kebersihan lingkungan dengan

pengelolaan sampah akan mendatangkan income untuk diri masyarakat dan

lembaganya.

Hasil Penelitian:

Dari penelitian tersebut hasil yang ditemukan Efektivitas Bank sampah bagi

masyarakat khususnya di Kelurahan Dauh Puri Kecamatan Denpasar Barat dapat

dikatakan baik, akan tetapi belum mencapai predikat sangat baik, dikarenakan

masih minimnya sarana dan prasarana yang canggih dan modern. Masih

minimnya tenaga produksi dan belum maksimalnya kesadaran masyarakat tentang

45
pentingnya memilah sampah.meskipun begitu seluruh elemen masyarakat turut

serta menjadi member Bank sampah.

2.2.3 Jurnal dari Gunartin (2021). Dengan Judul Penelitian: ” Analisa

Efektivitas Bank Sampah sebagai Alternatif Pengelolaan Sampah Dalam

Upaya Menuju Smart City di Kota Tangerang Selatan”.

Metode Penelitian:

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu penelitian yang

dimaksudkan untuk memaknai gejala tentang subyek penelitian (Moleong, 2011).

Mendeskripsikan gejala/fenomena subjek penelitian secara mendalam dari hasil

pengumpulan data merupakan pendekatan yang dilakukau pada penelitian ini

yaitu pendekatan deskriptif.

Masalah Yang Diteliti:

Masalah yang diteliti, untuk melihat bagaiamana perkembangan bank sampah dan

efektivitas bank sampah sebagai alternative pengelolaan sampah di Kota

Tangerang Selatan dalam upaya menuju konsep smart city.

Hasil Penelitian:

Dari penelitian tersebut hasil yang ditemukan perkembangan bank sampah di kota

Tangerang Selatan cukup baik. Dalam waktu enam tahun (tahun 2012-2018)

sudah ada 239 bank sampah dengan 8.162 nasabah. Tetapi kalau disbanding

jumlah penduduk yang mencapai 1.644.899, nasabah bank sampah baru mencapai

49,62%. Artinya, belum semua penduduk menjadi nasabah bank sampah.

46
2.2.4 Jurnal dari Widiarti, Ika Wahyuning (2021). Dengan Judul Penelitian: ”

Pengelolaan Sampah Berbasis “Zero Waste” Skala Rumah Tangga Secara

Mandiri”.

Metode Penelitian:

Metode yang digunakan adalah adalah metode deskriptif analitis dengan

mengidentifikasi permasalahan berdasarkan data dan fakta yang ada, menganalisis

permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung yang lain, dan mencari

alternatif pemecahan masalah, yaitu memberikan deskripsi upaya pengelolaan

sampah rumah pada skala rumah tangga.

Masalah Yang Diteliti:

Masalah yang diteliti, untuk melihat pengelolaan sampah secara mandiri pada

skala rumah tangga. Pengelolaan sampah skala rumah tangga dilakukan dengan

konsep zero waste.

Hasil Penelitian:

Dari penelitian tersebut hasil yang ditemukan Pengelolaan sampah rumah tangga

secara mandiri sangat bergantung pada keberadaan pihak ketiga ini di lingkungan

sekitar rumah. Hal ini dikarenakan salah satu prinsip dari zero waste adalah

pengumpulan barang layak jual. Sehingga setelah pengumpulan dilakukan

terhadap sampah anorganik rumah tangga maka langkah selanjutnya adalah

pemindahan sampah anorganik bernilai jual dari dalam rumah ke pihak ketiga

yakni pemulung keliling, tukang loak atau bank sampah. Kesadaran pada tiap

47
individu bahwa sampah harus dikurangi masuk ke TPA atau tidak berada di

tempat pembuangan liar sehingga kegiatan ini mampu menjadi ujung tombak

mengatasi permasalahan sampah yang ada di Indonesia.

2.2.5 Jurnal dari Dewanti, Mike, Purnomo, Eko Priyo, Salsabila, Lubna

(2021). Dengan Judul Penelitian: ” Analisa Efektifitas Bank Sampah Sebagai

Alternatif Pengelolaan Sampah Dalam Mencapai Smart City Di Kabupaten

Kulon Progo”.

Metode Penelitian:

Metode yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan penelitian dengan

cara mengumpulkan data-data yang bersumber dari hasil wawancara, catatan

lapangan, video tape, foto, catatan, dokumentasi pribadi, atau memo dan data

lainnya. Data yang dikumpulkan berupa data kata-kata, gambar-gambar dan bukan

angka. Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta, sifat

serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Mochammad:2019).

Masalah Yang Diteliti:

Masalah yang diteliti, untuk melihat perkembangan bank sampah dan efektivitas

bank sampah sebagai pilihan pengelolaan sampah di Kabupaten Kulon Progo.

Hasil Penelitian:

48
Dari penelitian tersebut hasil yang ditemukan pengelolaan sampah dalam

keberadaan bank sampah i Kulon Progo sehingga mampu menunjang Kulon

Progo dalam menciptakan Kulon Progo yang Smart City masih belum efektif. Hal

ini karena baru sekitar 10 persen dari total keseluruhan volume sampah di Kulon

Progo yang mampu direduksi oleh bank sampah. Hal tersebut dikarenakan masih

kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan ketersediaan

bank sampah yang mampu mencover semua wilayah di Kabupaten Kulon Progo.

Selain itu jumlah nasabah bank sampah yang relative masih sedikit aitu sekitar

2000 nasabah juga menunjukkan bahwa bank sampah masih menjadi sarana yang

belum menarik bagi masyarakat.

49
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Penelitian Metode Penelitian Masalah yang diteliti Hasil Penelitian

Dari penelitian tersebut


Jurnal dari Maharani, Elsa, Metode yang digunakan adalah
hasil yang ditemukan
Cikusin, Yaqub, Anadza , jenis penelitian kualitatif dengan Masalah yang diteliti, untuk
Efektivitas Program Bank
Hirshi (2021). Dengan Judul pendekatan deskriptif. melihat Efektivitas Program
Sampah Dinas
Penelitian: ”Efektivitas Kualitatif-deskriptif dipilih Bank Sampah Dinas
Lingkungan Hidup Kota
1 Program Bank Sampah Dinas peneliti karena peneliti ingin Lingkungan Hidup Kota Batu
Batu dalam Pemberdayaan
Lingkungan Hidup Kota Batu memperoleh kedalaman dalam Pemberdayaan
Masyarakat Untuk
Dalam Pemberdayaan informasi dari fenomena- Masyarakat Untuk Pengelolaan
Pengelolaan Sampah dapat
Masyarakat Untuk fenomena yang terjadi di Sampah.
dikatakan cukup efektif
Pengelolaan Sampah”. lapangan pada saat penelitian
dalam menyelamatkan

50
limbah-limbah sampah

yang berada di Kota Batu

dapat dilihat dari beberapa

hal diantaranya effort

(Upaya), Impact

(Dampak), Result (hasil

actual), dan Cost–

Effectiveness (aspek

biaya) yang dirasakan

warga masyarakat yang

tergabung dalam program

Bank Sampah diantaranya

mengurangi debit sampah,

limbah sampah membawa

51
berkah yang kemudian

memiliki nilai ekonomi

sehingga masyarakat yang

tergabung dengan Bank

Sampah memiliki

tambahan nilai ekonomi.

52
Masalah yang diteliti, untuk Dari penelitian tersebut

melihat bagaimana efektivitas hasil yang ditemukan


Metode yang digunakan adalah
Bank Sampah bagi Masyarakat Efektivitas Bank sampah
penelitian kualitatif data bersifat
Lingkungan Pekambingan di bagi masyarakat
deskriptif, baik yang berupa
Jurnal dari Astutik, Dwi, Kelurahan Dauh Puri khususnya di Kelurahan
fenomena yang dikategorikan
Sugiantiningsih, Anak Agung Kecamatan Denpasar Barat Dauh Puri Kecamatan
ataupun dalam bentuk lainnya,
Putu, Manggala, Aditya Kota Denpasar dalam Denpasar Barat dapat
2 seperti: foto, dokumen dan
(2020). Dengan Judul meningkatkan kesadaran dikatakan baik, akan tetapi
catatan-catatan lapangan saat
Penelitian: ” Efektivitas Bank masyarakat tetang pentingnya belum mencapai predikat
penelitian dilakukan.Dalam
Sampah Bagi Masyarakat”. lingkungan dengan menjaga sangat baik, dikarenakan
penelitian kuantitatif, reabilitas
kebersihan lingkungan dengan masih minimnya sarana
membahas kepercayaan (Salim,
pengelolaan sampah akan dan prasarana yang
2000, Moleong, 2006).
mendatangkan income untuk canggih dan modern.

diri masyarakat dan Masih minimnya tenaga

53
lembaganya. produksi dan belum

maksimalnya kesadaran

masyarakat tentang

pentingnya memilah

sampah.meskipun begitu

seluruh elemen

masyarakat turut serta

menjadi member Bank

sampah.

Jurnal dari Gunartin (2021). Metode yang digunakan adalah Masalah yang diteliti, untuk Dari penelitian tersebut

Dengan Judul Penelitian: ” metode kualitatif yaitu melihat bagaiamana hasil yang ditemukan

3 Analisa Efektivitas Bank penelitian yang dimaksudkan perkembangan bank sampah perkembangan bank

Sampah sebagai Alternatif untuk memaknai gejala tentang dan efektivitas bank sampah sampah di kota Tangerang

Pengelolaan Sampah Dalam subyek penelitian (Moleong, sebagai alternative pengelolaan Selatan cukup baik. Dalam

54
Upaya Menuju Smart City di 2011). sampah di Kota Tangerang waktu enam tahun (tahun

Kota Tangerang Selatan”. Selatan dalam upaya menuju 2012-2018) sudah ada 239

konsep smart city. bank sampah dengan

8.162 nasabah. Tetapi

kalau disbanding jumlah

penduduk yang mencapai

1.644.899, nasabah bank

sampah baru mencapai

49,62%. Artinya, belum

semua penduduk menjadi

nasabah bank sampah

55
Dari penelitian tersebut
Metode yang digunakan adalah
hasil yang ditemukan
adalah metode deskriptif analitis
Pengelolaan sampah
dengan mengidentifikasi
rumah tangga secara
permasalahan berdasarkan data Masalah yang diteliti, untuk
Jurnal dari Widiarti, Ika mandiri sangat bergantung
dan fakta yang ada, melihat pengelolaan sampah
Wahyuning (2021). Dengan pada keberadaan pihak
menganalisis permasalahan secara mandiri pada skala
Judul Penelitian: ” ketiga ini di lingkungan
4 berdasarkan pustaka dan data rumah tangga. Pengelolaan
Pengelolaan Sampah Berbasis sekitar rumah. Hal ini
pendukung yang lain, dan sampah skala rumah tangga
“Zero Waste” Skala Rumah dikarenakan salah satu
mencari alternatif pemecahan dilakukan dengan konsep zero
Tangga Secara Mandiri”. prinsip dari zero waste
masalah, yaitu memberikan waste.
adalah pengumpulan
deskripsi upaya pengelolaan
barang layak jual.
sampah rumah pada skala rumah
Kesadaran pada tiap
tangga.
individu bahwa sampah

56
harus dikurangi masuk ke

TPA atau tidak berada di

tempat pembuangan liar

sehingga kegiatan ini

mampu menjadi ujung

tombak mengatasi

permasalahan sampah

yang ada di Indonesia.

57
Dari penelitian tersebut

hasil yang ditemukan


Metode yang digunakan adalah
pengelolaan sampah
Jurnal dari Dewanti, Mike, jenis penelitian deskriptif
dalam keberadaan bank
Purnomo, Eko Priyo, dengan pendekatan kualitatif.
Masalah yang diteliti, untuk sampah di Kulon Progo
Salsabila, Lubna (2021). Pendekatan deskriptif kualitatif
melihat perkembangan bank sehingga mampu
Dengan Judul Penelitian: ” adalah pendekatan penelitian
sampah dan efektivitas bank menunjang Kulon Progo
5 Analisa Efektifitas Bank dengan cara mengumpulkan
sampah sebagai pilihan dalam menciptakan Kulon
Sampah Sebagai Alternatif data-data yang bersumber dari
pengelolaan sampah di Progo yang Smart City
Pengelolaan Sampah Dalam hasil wawancara, catatan
Kabupaten Kulon Progo. masih belum efektif. Hal
Mencapai Smart City Di lapangan, video tape, foto,
ini karena baru sekitar 10
Kabupaten Kulon Progo”. catatan, dokumentasi pribadi,
persen dari total
atau memo dan data lainnya.
keseluruhan volume

sampah di Kulon Progo

58
yang mampu direduksi

oleh bank sampah. Hal

tersebut dikarenakan

masih kurangnya

kesadaran masyarakat

dalam pengelolaan

sampah dan ketersediaan

bank sampah yang mampu

mencover semua wilayah

di Kabupaten Kulon

Progo.

59
Perbedaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah

penulis ingin melihat bagaimana efektifitas pengelolaan sampah untuk

mewujudkan konsep zero waste melalui program bank sampah khususnya di

Kelurahan Kandangan kota Surabaya. Penulis melihat dari permasalahan sampah,

semakin tipisnya lahan untuk TPS/TPA maka bagaimana cara untuk dapat

mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPS/TPA, dengan sudah adanya

program bank sampah di Kelurahan Kandangan kota Surabaya yang menjadi salah

satu system pengelolaan sampah skala kawasan terkecil yang dikelola oleh

masyarakat atau pemerintah daerah setempat. Selain itu dilihat dari partisipasi

warga dalam mengelola sampah baik skala rumah tinggal dengan adanya program

bank sampah di Kelurahan Kandangan Surabaya.

60
2.3 KERANGKA PENELITIAN

Kerangka Penelitian

Efektivitas Tujuan Program


Fokus Program Dimensi

Program Bank Konzep Zero Kelurahan Kadangan


Sampah Waste Surabaya

Output Zero Waste menurut Perda Surabaya No.1 Tahun 2019:


1. Pengurangan jumlah produksi sampah.
2. Adanya system pengelolaan sampah terdesentralisasi.
3. Adanya system pendukung pengelolaan sampah dari
semua pihak.
4. Meningkatnya pasrtispasi warga.

Upaya Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kota Surabaya dilakukan untuk


mewujudkan zero waste melalui program Bank Sampah. Pengelolaan sampah selain
rumah kompos dan biopori juga adanya Bank Sampah, turunnya volume sampah
disebabkan semakin sadarnya partisipasi warga Kota Surabaya yang peduli dengan
lingkungan. Hal ini merupakan bagian dari program pengelolaan sampah berbasis
masyarakat. Untuk menagani pengolaan sampah yang tepat di kota Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya.

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

61
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini membahas mengenai efektifitas pengelolaan sampah melalui

Bank Sampah untuk mewujudkan zero waste di Kelurahan Kandangan kota

Surabaya. Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan efektif, penulis

memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian kualitatif yang disampaikan

dengan cara deskriptif. Menurut Nurjaya (2020) sebagaimana dikutip dari

Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah Pengumpulan data pada suatu

latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh

orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan penelitian dengan cara

mengumpulkan data-data yang bersumber dari hasil wawancara, catatan

lapangan, video tape, foto, catatan, dokumentasi pribadi, atau memo dan data

lainnya. Data yang dikumpulkan berupa data kata-kata, gambar-gambar dan

bukan angka (Mike Dewanti, 2020) Penelitian yang bersifat deskriptif

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

factual, dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki (Mike Dewanti, 2020). Menurut (Miles, Matthew dan Huberman,

1992:2) dalam buku Analisis Data Kualitatif penelitian kualitatif merupakan

sumber dari deskripsi yang luas serta memuat penjelasan tentang berbagai

proses-proses yang terjadi dalam ruang lingkup penelitian. Penelitian dengan

62
data kualitatif lebih condong dapat membimbing peneliti untuk memperoleh

penemuan-penemuan yang tak diduga sebelumnya.

Dalam metode kualitatif digunakan untuk mengungkap dan memahami

sesuatu dibalik fenomena yang sedikit pun belum diketahui, metode ini dapat

memberikan rincian tentang fenomena yang akan di teliti penulis. Metode

penelitian kualitatif dengan cara deskriptif dipilih agar peneliti bisa

mendapatkan data yang mendalam dan data pasti dimana data tersebut tidak

didapat hanya dari mendengar namun data tertulis, dalam hal ini mengenai

efektifitas pengelolaan sampah melalui Bank Sampah untuk mewujudkan zero

waste di Kelurahan Kandangan kota Surabaya.

3.2 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penulis melaksanakan dan

mencari data program penelitian. Tempat/lokasi penelitian yang ditetapkan

oleh penulis adalah dalam wilayah daerah Kota Surabaya tepatnya pada Bank

Sampah Aktif di Kelurahan Kandangan. Objek penelitian yang diteliti oleh

penulis adalah efektifitas pengelolaan sampah melalui Bank Sampah di

Kelurahan Kandangan kota Surabaya.

Dalam Pemilihan lokasi penelitian dalam memperoleh informasi dan data

yang dibutuhkan. Pemilihan lokasi penelitian dapat membatasi lingkup

penelitian hanya dalam Kelurahan Kota Surabaya sehingga penulis dapat

fokus dalam melakukan observasi dalam penulisan.

63
3.3 FOKUS DAN DIMENSI PENELITIAN

Fokus penelitian memiliki fungsi untuk menentukan inti dari penelitian,

yang kemudian dapat mempermudah penulis dalam menganalisis

permasalahan yang akan di bahas. Fokus penelitian dibutuhkan agar sebuah

penelitian tertuju pada satu permasalahan dan tidak meluas sehingga terjadi

ketidaksesuaian antara pembahasan dengan tema yang di teliti.

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada efektifitas

pengelolaan sampah melalui Bank Sampah untuk mewujudkan zero waste di

Kelurahan Kandangan kota Surabaya. Dimensi penelitian yaitu tujuan

program dari Bank Sampah itu sendiri untuk mewujudkan konsep zero waste.

Output pengelolaan sampah zero waste, yaitu:

1. Pengurangan jumlah produksi sampah yang diangkut ke TPS/TPA.

2. Adanya sistem pengelolaan sampah yang terdesentralisasi baik melalui

pemisahan sampah dari sumber dan metode yang sesuai dengan

kondisi wilayah.

3. Adanya sistem pendukung pengelolaan sampah yang menyeluruh yaitu

pihak atau lembaga pengelola yang jelas, aturan lokal yang didukung

oleh aparat kewilayahan Pemerintah Kota/Kabupaten, pembiayaan

yang berkelanjutan.

4. Meningkatnya partisipasi warga dalam mengelola sampah baik skala

rumah tinggal.

64
3.4 SUBJEK DAN SUMBER INFORMASI

Menurut Arikunto (2006:145 ) Subjek penelitian atau yang disebut dengan

informan adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang

suatu fakta atau pendapat. Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk

di teliti oleh peneliti. Jadi subjek penelitian adalah sumber informasi yang

dicari untuk mengungkap fakta-fakta di lapangan. Sehingga penentuan subjek

penelitian/sampel dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian

kuantitatif. Menurut Lincoln dan Guba (1985) dalam Yuka (2013 : 53)

mengemukakan bahwa:

“Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif (naturalistik) sangat berbeda

dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif).

Dalam penentuan sampel tidak didasarkan perhitungan statistik.

Sedangkan Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi

yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan”.

Berdasarkan penjelaan di atas, penentuan subjek penelitian dalam

penelitian ini untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan secara

jelas dan mendalam. Penentuan subjek penelitian atau informan dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling. Menurut Djam’an

Satori (2007:6) Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel

yang ditentukan dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian atau

pertimbangan tertentu. Djam’an Satori (2007 : 6) menambahkan bahwa

“purposive sampling sering disebut juga sebagai judgement sampling, secara

sederhana diartikan sebagai pemilihan sampel yang disesuaikan dengan tujuan

65
tertentu”. Ciri-ciri khusus sampel purposive menurut Lincoln dan Guba (1985)

dalam Yuka (2013 : 54), yaitu sebagai berikut:

1) Adjustment Emergent sampling design/sementara 2) Serial selection of

sample units/menggelinding seperti bola salju (snow ball) 3)

Continuous or focusing of the sample/disesuaikan dengan kebutuhan 4)

Selection to the point of redundancy/dipilih sampai jenuh

Penelitian ini dalam pengambilan informan dengan menggunakan

purposive sampling dinyatakan cocok dengan masalah penelitian yang peneliti

bahas, yaitu penentuan subjek didasarkan atas tujuan peneliti dalam

mengungkap masalah yang diangkat dalam penelitian. Informan ditentukan

berdasarkan orang yang dianggap paling tahu tentang informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti dalam

menelusuri situasi yang di teliti.

Peneliti menentukan subjek penelitian berdasarkan permasalahan yang

akan di teliti tentang efektifitas program Bank Sampah dalam mewujudkan

zero waste di Kelurahan Kandangan Kota Surabaya. maka, subjek

penelitiannya yaitu pihak DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Surabaya yang

bersangkutan dengan program Bank Sampah, pihak Kelurahan Kandangan

Kasi Ketentraman Ketertiban Umum dan Pembangunan Kelurahan

Kandangan, dan anggota pengurus Bank Sampah di Kelurahan Kandangan.

Maka dalam pemilihan subjek informan berdasarkan orang yang dianggap

paling tahu dan atas pertimbangan tertentu memiliki informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti.

66
Tabel 3.4 Informan Wawancara

No Jabatan Nama Informan

1. Dinas Lingkungan Hidup Surabaya Ibu Dyan Prasetyaningtyas, S.T

Bapak Bambang

2. Kasi Ketentraman Ketertiban Umum Bapak Indrawanto, SE

dan Pembangunan Kelurahan

Kandangan

3. Fasilitator Lingkungan/Kader Ibu Srini

Surabaya Hebat

4. Anggota pengurus Bank Sampah di 1. Ibu Endah Rahayu sebagai

Kelurahan Kandangan ketua Bank Sampah Berseri.

2. Ibu Jamaroh selaku ketua

Bank Sampah Dahlia

3. Ibu Nuriyani selaku Ketua

Bank Sampah Temu Kunci.

4. Ibu Rini selaku Pengurus

Bank Sampah Kencur.

5. Ibu Nurul selaku pengurus

Bank Sampah Anggrek.

67
3.5 JENIS DATA

Menurut William dan Sawyer (2007 : p25) Data terdiri dari fakta-fakta dan

angka-angka yang diolah menjadi informasi. Data merupakan salah satu faktor

penting yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dari suatu peneliatian, data

yang digunakan dalam penelitian ini yiatu data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau didapatkan secara

langsung dari lapangan oleh peneliti. Untuk meneliti kondisi atau fakta

data yang menunjang penelitian, maka jika diperlukan akan dilakukan

wawancara informan dan narasumber. Data primer diperoleh dari

wawancara dengan yang dilakukan penulis dengan informan yang

sudah ditentukan sebelumnya dengan mempertimbangkan

latarbelakang informan apakah berkompeten dibidangnya atau tidak.

Sedangkan dalam penentuan informan, menggunakan teknik Purposive

Sampling, yaitu penentuan informan tidak didasarkan atas strata,

kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya

tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan

permasalahan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara langsung oleh

penulis. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer

sebagai data utama. Sedangkan data sekunder yaitu data yang

diperoleh melalui studi kepustakaan, seperti diperoleh dari hasil

68
pencarian baik berupa media elektronik (internet), media cetak

(koran/majalah) maupun penelitian terdahulu. Data sekunder yang

akan diperoleh penulis berasal dari berita dari media elektronik, studi

pustaka berupa jurnal yang berkaitan dengan tema penelitian penulis.

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan untuk

mendapatkan suatu data yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu penelitian.

Dalam penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama.

karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar

mendapatkan data yang valid dan tujuan utama dari penelitian adalah untuk

memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Penulis disini akan

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu berupa wawancara, observasi

dan dokumentasi. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan teknik

penelitian sebagai berikut:

1. Wawancara

Menurut Djam’an Satori (2007 : 44) bahwa wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. wawancara tersebut dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu. Esterberg (2002) dalam Djam’an Satori (2007 : 44)

mendefinisikan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang

69
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Jadi, Wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan suatu informasi secara langsung dengan proses tanya

jawab kepada informan dengan mengungkapkan pertanyaan-

pertanyaan kepada para informan.

2. Observasi

Secara umum, observasi langsung adalah cara pengambilan data

dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain

untuk keperluan tersebut. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2007 : 203)

mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Proses pengamatan dan ingatan merupakan dua di antara

yang terpenting. Selanjutnya, Sugiyono (2007 : 203) menjelaskan

bahwa teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila

penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam dan bila informan yang diamati tidak terlalu besar.

Jadi, teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi

merupakan suatu teknik yang dilakukan dalam kegiatan

mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung suatu kegiatan

atau peristiwa yang ada di lapangan.

3. Dokumentasi

70
Menurut Maleong (2005 : 2) Dokumen merupakan sumber informasi

yang bukan manusia (non human resources), sedangkan studi

dokumentasi adalah teknik pengumpulan data, secara harfiah dokumen

dapat diartikan sebagai cacatan kejadian yang sudah lampau. Djam’an

Satori (2007 : 90), yang menjadi catatan segala hal ihwal yang

berkaitan dengan manusia pada kehidupannya sesuai dengan

kebutuhan pada saat itu.

Berdasarkan penjelasan di atas dokumen merupakan salah satu teknik

pengambilan data yang paling sering digunakan dalam suatu

penelitian. Menurut Lexy J. Moloeng:217, Penggunaan dokumen

sebagai sumber data karena dapat dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Sehingga dokumen

merupakan setiap bahan tertulis yang merupakan non manusia, baik itu

catatan dan dokumentasi.

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data merupakan proses akhir dalam penelitian untuk melakukan

olah data dan mendapatkan hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Menurut Sugiyono (2007 : 337), analisis data dalam penelitian kualitatif

sebagai berikut:

“Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu, pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

71
terhadap jawaban yang diwawancarai. Apabila jawaban yang diwawancarai

setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang kredibel.”

Analisis data dalam penelitian kualitatif didasarkan pada pendekatan yang

digunakan. Dalam teknik analisis data penulis mengunakan bentuk analisis

Fenomenologi. Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:

1. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeuruh tentang fenomena pengalaman yeng telah dikumpulkan,

2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan inggi

mengenai data yang dianggap penting.

3. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan

oleh informan. Pernyataan tersebut kemudian dikumpulkan, lalu

ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.

4. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari

fenomena tersebut.

5. Peneliti kemudian memberikan penjelasan mengenai masalah dari

fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman informan

mengenai fenomena tersebut.

6. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan

dari gambaran tersebut ditulis.

Berdasarkan penjelasan di atas kesimpulan dalam penelitian kualitatif

yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada, dengan adanya temuan tersebut dapat berupa diskripsi atau

72
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih ragu sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan hipotesis atau teori.

Dalam penelitin ini penulis menggunakan teknik analisis data data

kualitatif yaitu mendeskripsikan serta menganalisis data yang diperoleh di

lokasi penelitian kemudian diolah berdasarkan hasil wawancara dan

dokumentasi untuk membuat kesimpulan selanjutnya di interpretasi secara

deskriptif untuk menjawab rumusan masalah. Metode analisis data dalam

penelitian ini secara diskriptif kualitatif untuk mengetahui efektifitas

pengelolaan sampah melalui Bank Sampah untuk mewujudkan zero waste di

Kelurahan Kandangan kota Surabaya.

3.8 KEABSAHAN DATA/TRIANGULASI

Menurut Denzim, 1978 Triangulasi adalah kombinasi beragam sumber

data, tenaga peneliti, teori dan teknik metodologis dalam suatu penelitian atau

gejala social, Triangulasi diperlukan karena setiap teknik memliki keunggulan

dan kelemahan sendiri, dengan demikian triangulasi memungkinkan

tengakapan realitas secara lebih valid. Terdapat empat tipe triangulasi:

1. Triangulasi Data, yaitu: penggunaan beragam sumber data dalam suatu

penelitian.

2. Triangulasi Peneliti, yaitu: penggunaan beberapa peneliti yang berbeda

disiplin ilmunya dalam suatu penelitian.

3. Triangulasi Teori, yaitu: penggunaan sejumlah perspektif dalam

menafsir satu set data.

73
4. Triangulasi Teknik Metodologis, yaitu: penggunaan sejumlah

perspektif dalam menafsir satu set data.

Dari penjelasan di atas penulis akan menggunakan Triangulasi Data untuk

membantu penelitian kualitatif, alat penelitian yang digunakan adalah

wawancara dan observasi dengan begitu dapat meningkatkan akurasi

penelitian.

74
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Gambaran umum / Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kota Surabaya

Wilayah penelitian penulis yang dilaksanakan di kota

Surabaya sebagai ibukota provinsi Jawa Timur yang secara

geografis terletak pada 7°21’ Lintang Selatan dan 112°36’ sampai

dengan 112°54’ Bujur Timur, secara umum kondisi topografi Kota

Surabaya memiliki ketinggian tanah antara 0-20 meter di atas

permukaan laut, sedangkan pada daerah pantai ketinggiannya

berkisar antara 1-3 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 12

tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya

Tahun 2014-2034, bahwa luas wilayah Kota Surabaya meliputi

daratan seluas ± 33.451,14 Ha dengan wilayah laut sejauh 1/3 dari

wilayah kewenangan Provinsi Jawa Timur. Sedangkan menurut

publikasi Surabaya Dalam Angka Tahun 2021, yang dirilis oleh

Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Surabaya, luas wilayah daratan

Kota Surabaya ± 32.681 Ha.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12

Tahun 2013 tentang Penggabungan kelurahan di Lingkungan

Pemerintah Kota Surabaya, bahwa wilayah Kota Surabaya terbagi

75
menjadi 31 kecamatan dan 154 kelurahan, dengan batas wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Laut Jawa dan Selat Madura.

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo.

3. Sebelah Timur : Selat Madura.

4. Sebelah Barat : Kabupaten Gresik.

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil, Kota Surabaya memiliki penduduk yang ber-NIK per tahun

2020 adalah sebesar 2.970.730 jiwa di 31 wilayah kecamatan.

Beberapa kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan lebih dari

20.000 jiwa/km2 yaitu Kecamatan Bubutan, Kecamatan Kenjeran,

Kecamatan Sawahan, Kecamatan, Semampir, Kecamatan

Simokerto, Kecamatan Tambak Sari, Kecamatan Tegal Sari, dan

Kecamatan Wonokromo.

Tabel 4.5 Kepadatan Penduduk yang ber-NIK per Kecamatan

Luas Kepadatan
Jumlah
No Kecamatan Wilayah Per Penduduk Per
Penduduk
km2 km2

1 Asemrowo 15,32 46.563 3.039

2 Benowo 25,11 67.828 2.702

3 Bubutan 3,95 98.762 25.022

4 Bulak 5,66 44.975 7.941

5 Dukuh Pakis 10,95 59.740 5.454

76
6 Gayungan 5,51 43.553 7.899

7 Genteng 14,12 58.450 4.139

8 Gubeng 7,80 135.817 17.410

9 Gunung Anyar 9,77 59.048 6.045

10 Jambangan 4,54 52.249 11.512

11 Karang Pilang 9,98 74.281 7.446

12 Kenjeran 8,73 172.452 19.751

13 Krembangan 8,73 114.807 13.158

14 Lakarsantri 19,27 60.770 3.153

15 Mulyorejo 12,77 86.407 6.764

16 Pabean Cantian 5,58 75.346 13.512

17 Pakal 19,07 57.805 3.031

18 Rungkut 22,74 117.287 5.159

19 Sambikerep 16,72 65.053 3.891

20 Sawahan 7,07 201.743 28.548

21 Semampir 8,70 183.158 21.047

22 Simokerto 2,77 94.619 34.130

23 Sukolilo 28,72 110.705 3.854

24 Sukomanunggal 9,29 103.814 11.171

25 Tambaksari 9,30 225.507 24.242

26 Tandes 9,76 91.827 9.412

27 Tegalsari 4,29 98.904 23.052

77
28 Tenggilis Mejoyo 5,85 58.239 9.960

29 Wiyung 11,39 72.522 6.368

30 Wonocolo 6,54 79.361 12.143

31 Wonokromo 8,32 159.138 19.133

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Surabaya Tahun 2016-2021.

4.1.2 Gambaran Umum Wilayah Kandangan

Gambar 4.2 Kantor Kelurahan Kandangan

Kandangan adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan

Benowo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur yang beralamat

Jl.Raya Kandangan No.18, Kandangan, Kecamatan Benowo, Kota

Surabaya, Jawa Timur 60199. Luas wilayah dari Kelurahan

Kandangan adalah 3,61 km2 dan letak kondisi geografisnya berada

di ketinggian 3m dari ketinggian tanah dari permukaan laut. Lokasi

Kantor Kelurahan Kandangan ini cukup strategis karena tergolong


78
mudah untuk di jangkau dengan transportasi apapun, karena lokasi

Kelurahannya tepat di pinggir jalan raya. Jarak Kandangan ini dari

pusat pemerintahan kecamatan yaitu 3 km, sedangkan jarak dari

pusat pemerintahan kota yaitu 18 km. Adapun batas-batas wilayah

Kelurahan Kandangan:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tambak

Langon Kecamatan Asemrowo.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan

Banjarsugihan kecamatan Tandes.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Beringin

kecamatan Sambikerep.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sememi

kecamatan Benowo.

Berdasarkan data laporan kependudukan Kelurahan

Kandangan tahun 2022 Kelurahan Kandangan ini memiliki luas

tanah selebar 1.350 m2 sedangkan untuk luas bangunannya yaitu

450 m2. Kelurahan ini memiliki total 20.085 jiwa dengan

pembagian 9951 penduduk laki-laki dan 10.135 penduduk

perempuan. Berdasarkan data monografi Kelurahan Kandangan

tingkat kelahiran tahun 2018 mencapai 245 jiwa dan kematian 131

jiwa. Tingkat migrasi tercatat, 43 orang pindah dan 267 orang

pendatang baru. Jumlah kepadatan penduduk di Kelurahan

Kandangan 7.130 jiwa dengan jumlah 6.851 KK, 55 RT, 9 RW dan

79
1 LPMK. Jumlah penduduk menurut agama yaitu Islam sebanyak

20.117 orang, Kristen 1.596 orang, Katholik 639 orang, Hindu 98

orang, Budha 73 orang dan ada yang Penganut Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa / Lainnya ada 44 orang.

Gambar 4.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Kandangan

Menurut RPJMD 2021 volume produksi sampah Kota

Surabaya didasarkan pada asumsi timbulan sampah yang

dihasilkan tiap orang per hari. Volume produksi sampah Kota

Surabaya sebagaimana rekap data pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Volume Produksi Sampah dan Jumlah Sampah yang Ditangani di TPA

Kota Surabaya Tahun 2016–2020

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020

Volume

1. Produksi 2.939,58 3.234,41 2.164,43 2.224,27 2.222,62

Sampah

80
(ton/hari)

Jumlah Sampah

yang ditangani
2. 1.587,02 1.678,36 1.666,83 1.969,87 1.958,41
di TPA

(ton/hari)

Sumber: Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, 2020

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang beraktivitas di Kota

Surabaya, diperlukan adanya peningkatan daya tampung TPS dan

perlunya upaya pengoptimalan fungsi TPS dalam mereduksi volume

sampah yang akan diangkut ke TPA melalui pembangunan TPS 3R.

Data terkait jumlah TPS tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.7 Jumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Tahun 2016–

2020

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah
1. 3.307.3 3.342.627 3.094.732 3.159.481 2.970.730
Penduduk

Jumlah TPS
2. 183 185 185 187 187
(unit)

3. Jumlah TPS 3R 3 3 3 4 9

Sumber: Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, 2020

4.2 Hasil Penelitian

81
Dasar hukum pengelolahan sampah antara lain berpedoman pada

Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga dan

Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Kota Surabaya

Memperhatikan Perda Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2014

penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi Pengurangan Sampah

dan Penanganan Sampah. Untuk kegiatan pengurangan sampah

meliputi penataan timbunan sampah, pendauran ulang sampah dan/atau

pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan untuk Penanganan Sampah

meliputi pemilahan, pengumpulan pengangkutan, pengolahan dan

pemprosesan akhir sampah.

Berdasarkan hasil monitoring dan pengawasan Seksi Ketentraman,

Ketertiban Umum Dan Pembangunan Kelurahan Kandangan

Kecamatan Benowo. Sebelum adanya program Bank Sampah sistem

pengelolaan sampah yang dilakukan masih langsung dibuang oleh

rumah tangga ke tempat sampah yaitu tempat sampah depan rumah

lalu diangkut oleh petugas pengangkut sampah ke Tempat

Pembuangan Sampah Sementara (TPS).

Tabel 4.8 Lokasi TPS di Kelurahan Kandangan

NO Nama TPS Lokasi Melayani Warga RW

1 TPS Tengger Raya Tengger 2,3,4,5,6 dan 7

82
Kandangan Kandangan

2 TPS Klakah Rejo Raya Klakahrejo 8 dan 9

3 TPS Kandangan Pandansari 1

Sumber: Data Kelurahan Kandangan 2017

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Dinas Lingkungan

Hidup kota Surabaya, Ibu Dyan Prasetyaningtyas, S.T. dan Bapak

Bambang selaku sub. koordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan

Pemberdayaan Masyarakat kota Surabaya. Awal mula zero waste di

kota Surabaya sebagai inovasi program Bank Sampah untuk

mengurangi jumlah timbulan sampah.

“Zero waste artinya nol sampah tujuannya untuk membuat

surabaya menuju “0” sampah yang diutamakan nol sampahnya,

bagaiamana cara kita untuk mengurangi timbulan sampah dari TPA

Benowo sehingga sampahnya berkurang banyak dan melibatkan

masyarakat. Karena timbulan sampah terbesar berasal dari masyarakat,

kita mencoba menangani sampah dari sumbernya maka dari situ

munculnya ide/rencana untuk membuat program kampung zero

waste.”

Pengolaan sampah zero waste ini merupakan sampah yang

dikumpulkan dari warga langsung di setiap rumah dipilah-pilah

berdasarkan jenisnya. Ada tempat untuk menampung sampah organik,

anorganik seperti kertas/kardus, plastik botol, kaca/beling. Sampah

83
organik diolah menjadi pupuk sedangkan anorganik dikumpulkan dan

dijual ke pengepul bahan-bahan lainnya menjadi produk daur ulang.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Indrawanto, SE selaku seksi

Ketentraman, Ketertiban Umum Dan Pembangunan Kelurahan

Kandangan Kecamatan Benowo. “dulu pemerintah kota Surabaya

mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Di Kota Surabaya,

kemudian tahun 2017 Pemerintah Provinsi Jawa Timur menghimbau

semua Kelurahan untuk melakukan Laporan Proyek Perubahan

Instansional, Optimalisasi Pengelolaan Sampah Partisipatif Berbasis

Masyarakat Tingkat Rukun Warga (RW) Kelurahan Kandangan

Kecamatan Benowo. Proyek tersebut diharapkan dapat menurunkan

jumlah volume sampah yang masuk ke TPA. Proses penggunaan dari

awal dari skala rumah tangga jadi difokuskan ke sampah Rumah

Tangga.”

Sebagai pelaksanaan program Pengelolaan sampah partisipatif

berbasis masyarakat yang sesuai dengan rancangan proyek perubahan

di tingkat RW yang memiliki peranan dalam Pengelolaan sampah

terpadu berbasis masyarakat berupa inovasi program Bank Sampah.

Dengan diimplementasikan program Bank Sampah yang menjadikan

sistem pengelolaan sampah partisipatif berbasis masyarakat di tingkat

RW diharapkan secara tidak langsung proses pengolahan tersebut

dapat mengurangi volume sampah di TPS sehingga daat mengurangi

84
jumlah sampah yang masuk ke TPA yang ada di Kelurahan

Kandangan.

Wawancara dengan ibu Srini selaku Fasilitator Lingkungan/Kader

Surabaya Hebat. “sosialisasinya dulu waktu PKK atau ke ibu-ibunya

ayo monggo mendirikan Bank Sampah kita fasilitasi kita hubungkan

ke Unilever yang bisa menyediakan buku-buku administrasi gratis dan

timbangannya gratis” . “sangat ada dampaknya yaitu ibu-ibu antusias

mengumpulkan sampah-sampah plastik jadi kan mengurangi pemulung

dan teruama botol-botol ini ya banyak pemakainya. Bank Sampah ini

efektif sekali karena dapat mengurangi sampah dan ibu-ibu sangat

antusias karena dapat diuangankan”.

Untuk melihat proses pengelolaan sampah di Bank Sampah untuk

kawasan Rumah Tangga dapat dilihat bagan di bawah ini.

85
Gambar 4.4 Proses Pengelolaan Sampah di Bank Sampah

Sampah Dipilah Penyetoran Penimbangan


di Rumah Tangga Sampah ke Bank Sampah
Sampah

Packaging Sampah Dipilah Pencatatan Ke


Sesuai Jenis Buku Tabungan
Masing-Masing

Sampah Siap Bagi Hasil /


Dijual Ke Hibah
Pengepul

 Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan

Sampah pada Bank Sampah pada Bab 1 Pasal 3 Bank Sampah

sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan:

1. Pengelolaan Sampah

2. Fasilitas Bank Sampah dan Tata kelola Bank Sampah.

Kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo Surabaya memiliki

Bank Sampah yang masih aktif antara tahun 2017 sampai 2022 di

wilayah Kandangan Surabaya berjumlah 14. Di setiap Bank Sampah

terdapat struktur kepengurusanya yaitu ketua, wakil ketua, bendahara,

sekertaris, pemilahan, penimbangan, dan anggota Penelitian ini

86
dilaksanakan di 14 Bank Sampah yang masih aktif berdiri yang

terletak di kelurahan Kandangan yaitu:

Tabel 4.9 Daftar Bank Sampah Aktif di Kelurahan Kandangan Surabaya 2022

Nama Bank
No. Alamat Ketua
Sampah

Bank Sampah Jl. Wisma Tengger IX No.5 Eni Nuriani /


1
Kencur Kandangan, Benowo 082231974229

Bank Sampah Jl. Wisma Tengger XX Amaliah / Abdullah


2
Sakinah No.23 Kandangan, Benowo Bone/ 089516714600

Jl. Tengger Rejo Mulyo


Bank Sampah Juwartini /
3 V/A No.11 Kandangan,
Rukun Sejahtera 081231312207
Benowo

Bank Sampah Suka Jl. Wisma Tengger, Soelistiorini /


4
Suka Kandangan, Benowo 085100237459

Bank Sampah Jl. Wisma Tengger, Indah Rahayu /


5
Asapat Kandangan, Benowo 082335709838

Bank Sampah Temu Jl. Wisma Tengger VI No. Nuryani /


6
Kunci 31, Kandangan, Benowo 081249524852

Bank Sampah Jl. Wisma Tengger ,


7 Tutut / 087854340644
Matahari Kandangan, Benowo

Bank Sampah Sri Jl. Wisma Tengger II, Umi Rohayati /


8
Rejeki Kandangan, Benowo 082331257494

9 Bank Sampah JL. Tengger Rejo Mulyo Jamaroh /

87
Dahlia V/E, kandangan, Benowo 081216873660

Bank Sampah Jl. Tengger Raya III No.76, Endah Rahayu /


10
Berseri Kandangan, Benowo 081233754222

Bank Sampah Jahe Jl. Tengger Rejo V/A Supawok /


11
Merah No.11, Kandangan, Benowo 081553403998

Bank Sampah Jl. Jugruk Rejosari, Sunanik /


12
Kenanga Kandangan, Benowo 081217214990

Bank Sampah : Jl. Tengger Rejo, Nanik. S /


13
Sakura Kandangan, Benowo 081217415152

Bank Sampah Jl. Tengger Rejo V/A Rusni /


14
Pandan Wangi No.11, Kandangan, Benowo 082244423731

Pada Bab 2 Pasal 4 tentang Persyaratan Bank Sampah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah meliputi pengurangan sampah dan

penanganan sampah dengan pemilahan sampah, pengumpulan sampah dan

pengolahan sampah.

A. Pemilahan Sampah

Sampah yang sudah dikumpulkan kemudian disetor ke Bank

Sampah oleh nasabah dianjurkan untuk memilah terlebih dahulu.

Nasabah memilah jenis sampah organik, anorganik, plastik,

kardus/kertas, logam dan botol/kaca. Sehingga dapat mmudahkan

88
pengurus Bank Sampah saat penyetoran dan masyakat dapat

membiasakan kebiasaan untuk memilah sampah.

Tabel 4.10 Daftar Jenis Sampah Bank Sampah Aktif Kelurahan

kandangan

Jenis Sampah

Nama Bank Anorganik


No.
Sampah Kardus/ Botol/ Organik
Plastik Logam
Kertas Kaca

Bank Sampah
1
Kencur     -

Bank Sampah
2
Sakinah     -

Bank Sampah
3
Rukun Sejahtera     -

Bank Sampah Suka


4
Suka     -

Bank Sampah
5
Asapat     -

Bank Sampah
6
Temu Kunci     -

Bank Sampah
7
Matahari     -

89
Bank Sampah Sri
8
Rejeki     -

Bank Sampah
9
Dahlia     -

Bank Sampah
10
Berseri     -

Bank Sampah Jahe


11
Merah     -

Bank Sampah
12
Kenanga     -

Bank Sampah
13
Sakura     -

Bank Sampah
14
Pandan Wangi     -

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Srini selaku

Fasilitator Lingkungan/Kader Surabaya Hebat, kebanyakan Bank

Sampah di Kelurahan Kandangan hanya menerima sampah kering

atau Anorganik.

“dari pihak Lingkungan menyarankan untuk program Bank

sampah ini tapi kembali lagi ke masyakatnya, kesadaran dari ibu-

ibu sendiri kita hanya mengedukasi untuk mengurangi sampah.

90
Bank Sampah ini sampah kering yang organik juga ada tapi warga

belum antusias.”

Sehingga berdasarkan tabel di atas dan hasil wawancara bahwa

pemilahan jenis sampah yang terkumpul setiap bulan yang

dikumpulkan di Bank Sampah berupa sampah Anorganik

sedangkan jenis sampah organik tidak ada, karena para nasabah

kurang antusias dan Bank Sampah nya senidiri hanya menerima

sampah jenis Anorganik saja. Sehingga sampah organik dibuang

saja, ada sendiri yang menangani jenis sampah organik tapi beda

lagi biasanya pihak swasta yang menjalankan karena memproses

sampah organik membutuhkan biaya yang lumayan mahal karena

harus ada alat pengkoposannya.

Tabel 4.11 Pengurus dan Nasabah mendapatkan edukasi

Pengelolaan Sampah Bank Sampah Kandangan 2022

Pengurus Nasabah

Mendapatkan Mendapatkan

No. Nama Bank Sampah Edukasi Pengelolaan Edukasi Pengelolaan

Sampah Sampah

Ya tidak ya tidak

1 Bank Sampah Kencur  

Bank Sampah
2  
Sakinah

91
Bank Sampah Rukun
3  
Sejahtera

Bank Sampah Suka


4  
Suka

5 Bank Sampah Asapat  

Bank Sampah Temu


6  
Kunci

Bank Sampah
7  
Matahari

Bank Sampah Sri


8  
Rejeki

9 Bank Sampah Dahlia  

10 Bank Sampah Berseri  

Bank Sampah Jahe


11  
Merah

Bank Sampah
12  
Kenanga

13 Bank Sampah Sakura  

Bank Sampah Pandan


14  
Wangi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Endah Rahayu

sebagai ketua Bank Sampah Berseri


92
“ada dulu pas awal-awal pembuatan Bank Sampah, kemudian

dulu sempet terkena pandemi Covd-19 jadi kita dievaluasi lewat

zoom atau whatsapp”

Hasil wawancara dengan Ibu Rianartin selaku bendahara Bank

Sampah Kencur.

“awalnya kita dikumpulkan ibu-ibu pengurus di balai RW trus

dari RW difasilitasi dari Kelurahan. Pengurus dan petugas dari

Kelurahan memberi masukan dan arahan apa saja yang boleh

dimasukkan Bank Sampah, sistem nya bagaimana.”

Dari tabel diatas nasabah dan pengurus Bank Sampah

mendapatkan edukasi pengelolaan sampah terlebih dahulu.

Nasabah dianjurkan memilah sampahnya terlebih dahulu sesuai

jenisnya sebelum disetor ke Bank Sampah seperti plastik, kardus,

logam atau beling/kaca. Ada juga yang datang ke Bank Sampah

yang tidak memilah sampahnya terlebih dahulu karena tidak ada

waktu umtuk pemilahan sampah. Pemilahan sendiri dapat

mempermudah proses pengelolaan Bank Sampah jadi saat tiba di

Bank Sampah langsung masuk ke penimbangan sampah.

B. Pengumpulan Sampah

Berdasarkan hasil monitoring dan pengamatan di tingkat

Rukun Warga (RW) Kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo

Kota Surabaya, sistem Pengelolaan sampah yang berjalan masih

konvensional / langsung dibuang oleh rumah tangga ke tempat

93
sampah yaitu tempat sampah depan rumah lalu diangkut oleh

petugas pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Sampah

Sementara (TPS). Sekarang sudah adanya inovasi tentang

Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah berdasarkan Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Nomor 14

Tahun 2021.

Berdasarakan hasil survei dan wawancara terhadap program

Bank Sampah di Kelurahan Kandangan Kota Surabaya,

Kepengurusan Bank Sampah aktif di Kelurahan Kandangan

sebagai berikut:

Tabel 4.12 Struktur Kepengurusan Bank Sampah Aktif Kandangan

2022

Nama Bank
No. Struktur Mekanisme
Sampah

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
1 bendahara, penimbang,
Kencur Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
2 bendahara, penimbang,
Sakinah Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

94
Ditetapkan
Bank Sampah ketua, wakil ketua, sekretaris,
oleh Kelurahan
3 Rukun bendahara, penimbang,
Kandangan dan Kader
Sejahtera pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
4 bendahara, penimbang,
Suka Suka Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
5 bendahara, penimbang,
Asapat Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
6 bendahara, penimbang,
Temu Kunci Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
7 bendahara, penimbang,
Matahari Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

ketua, wakil ketua, sekretaris, Ditetapkan


Bank Sampah
8 bendahara, penimbang, oleh Kelurahan
Sri Rejeki
pemilah, packing dan penjual Kandangan dan Kader

95
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
9 bendahara, penimbang,
Dahlia Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
10 bendahara, penimbang,
Berseri Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
11 bendahara, penimbang,
Jahe Merah Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
12 bendahara, penimbang,
Kenanga Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
13 bendahara, penimbang,
Sakura Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

96
Ditetapkan
ketua, wakil ketua, sekretaris,
Bank Sampah oleh Kelurahan
14 bendahara, penimbang,
Pandan Wangi Kandangan dan Kader
pemilah, packing dan penjual
Lingkungan

Struktur organisasi/kepengurusan bank Sampah sudah ada

dan mekanisme penetapan pengurus sudah ditetapkan sejak

awal pendirian Bank Sampah. Tugas dan jumlah pengurusnya

sudah ditetapkan tetapi setiap tahun pasti ada pergantian

jabatan dan diantara pengurus Bank Sampah tidak

menjalanakan tugasnya karena membantu pengurus lain jika

membutuhkan bantuan seperti penimbang dan pemilahan yang

membutuhkan banyak orang.

Pengumpulan sampah ke Bank Sampah atau penyetoran

sampah ke Bank Sampah. Berdasarkan hasil wawancara

responden selaku nasabah Bank Sampah, sampah yang sudah

dikumpulkan kurang lebih selama satu bulan langsung dibawa

sendiri ke tempat lokasi Bank Sampah untuk disetor.

“Setelah nasabah mengumpulkan sampah selesai ditimbang

dan dipilah semuanya dijadikan satu lalu dijual ke pengepul.

Pengepulnya langsung datang ke sini.”

Jadwal pengumpulan dan penimbangan yang biasanya

sekali dalam sebulan selalu ada info oleh ketua Bank

97
Sampahnya jadi para nasabah tahu ada kegiatan Bank Sampah.

Pengumpulan sampah dari rumah nasabah ke tempat Bank

Sampah dilakukan sendiri dengan membawa karung besar dan

ada yang membawa dengan gerobak dorong atau alat angkut

sehingga dapat mencegah terjatuhnya sampah.

C. Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah dilakukan melalui pengkoposan untuk

yang sampah Organik sedangkan untuk Anorganik dilakukan

daur ulang dimanfaatkan kerajianan dari bahan plastik atau

botol bekas. Berdasarkan hasil wawancara dari ketua Bank

Sampah Berseri Ibu Endah Rahayu dan Ibu Rini selain menjual

ke pengepul sampah hasil sampah plastik juga dapat dibuat

sebagai bahan pembuatan kerajinan unik-unik seperti bunga

dan vas bunga. Selain itu hasil dari tabungan Bank Sampah

dapat digunakan membeli pupuk untuk mempebaiki lingkungan

sekitar.

“Kegiatan Bank sampah dulu ada ikut lomba kebersihan,

tapi semenjak ada pandemi tidak seperti biasanya, tidak bisa

kumpul-kumpul, baru tahun kemarin ada lagi lomba

kebersihan. Basanya Bank Sampah ikut berpartisipasi jadi

setiap UKM mengeluarkan hasil karyanya. Saat ada lomba kita

mengelola sampah seperti botol plastik pokoknya kita membuat

bahan yang unik-unik.”

98
“Hasil dari Bank Sampah ini utamanya kita pergunakan

untuk fasilitas Kegiatan Bank Sampah seperti kursi kecil kaos

seragam pengrus, rencananya mau dipakai rekreasi atau unuk

bantu-bantu kegiatan 17 agustusan. Kalau dananya masih ada

kita belikan pupuk tanaman untuk memperbarui tanaman untuk

keindahan lingkungan untuk warga kita sediri”

Jadi pengolahan sampah yang awalnya sampah tidak

berguna menjadi berguna dikumpulkan oleh warga dan dapat

menghasilkan dan hasil tersebut dapat digunakan untuk warga

sendiri. Selain itu dapat mengurangi jumlah sampah plastik di

sekitar dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

2. Fasilitas Bank Sampah dan Tata Kelola Bank Sampah

Fasilitas Bank Sampah dibedakan menjadi dua jenis yaitu BSI

(Bank Sampah Induk) dan BSU (Bank Sampah Unit). Bank Sampah

yang akan diteliti oleh penulis termasuk BSU karena area pelayanannya

mencakup wilayah setingkat Rukun Warga.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Srini selaku Fasilitator

Lingkungan/Kader Surabaya Hebat. Semua Bank Sampah selalu

diberikan fasilitas buku nasabah dan alat penimbangan oleh Kelurahan.

“dulu fokus ke lingkungan terutama ke Bank Sampah. Tiap-tiap

kan RT ada bagi yang mau pembentuk bisa nanti diberikan bimbingan

99
dan fasilitas seperti diberikan buku nasabah dan alat timbang dari

Unilever atau pihak Kelurahan”.

Tabel 4.13 Fasilitas Bank Sampah Aktif Kelurahan Kandangan 2022

Fasilitas Bank Sampah

Nama Bank
No. Tidak
Sampah Alat Buku Lokasi
Mencemari
Penimbang Nasabah Luas
Lingkungan

Bank Sampah
1    
Kencur

Bank Sampah
2    
Sakinah

Bank Sampah Rukun


3    
Sejahtera

Bank Sampah Suka


4    
Suka

5 Bank Sampah Asapat    

Bank Sampah Temu


6    
Kunci

Bank Sampah
7    
Matahari

Bank Sampah Sri


8    
Rejeki

100
9 Bank Sampah Dahlia    

Bank Sampah
10    
Berseri

Bank Sampah Jahe


11    
Merah

Bank Sampah
12    
Kenanga

13 Bank Sampah Sakura    

Bank Sampah
14    
Pandan Wangi

Berdasarkan tabel di atas bahwa setiap Bank Sampah di Kandangan

sudah dilengkapi sarana dan prasarana menunjang kegiatan Bank

Sampah. Lokasi Bank Sampah mudah diakses kebanyakan tempatnya

dilakukan di lokasi PKK tiap RW atau menggunakan rumah ketua RT

dilihat juga kapasitanya lokasi yang luas.

Tabel 4.14 Fasilitas dan Infrastuktur Pendukung Bank Sampah

Aktif di Kandangan 2022

Nama Bank
No. Sarana Fasilitas Pendukung
Sampah

Bank Sampah Belum ada bangunan khusus Timbangan, Buku


1
Kencur Bank Sampah, dan saat ini Nasabah, Buku Besar

101
masih menggunakan rumah Bank Sampah

dari salah satu pengurus RT 03

RW 04

Timbangan, Buku
Bank Sampah Menggunakan Balai RT 04 RW
2 Nasabah, Buku Besar
Sakinah 04
Bank Sampah

Bank Sampah Ada bangunan khusus yang Timbangan, Buku

3 Rukun dijadikan pos Bank Sampah RT Nasabah, Buku Besar

Sejahtera 10 RW 02 Bank Sampah

Belum ada bangunan khusus

Bank Sampah, dan saat ini Timbangan, Buku


Bank Sampah
4 masih menggunakan rumah Nasabah, Buku Besar
Suka Suka
dari salah satu pengurus RT 05 Bank Sampah

RW 06

Timbangan, Buku
Bank Sampah Menggunakan Balai RT 04 RW
5 Nasabah, Buku Besar
Asapat 06
Bank Sampah

Belum ada bangunan khusus

Bank Sampah, dan saat ini Timbangan, Buku


Bank Sampah
6 masih menggunakan rumah Nasabah, Buku Besar
Temu Kunci
dari salah satu pengurus RT 02 Bank Sampah

RW 04

102
Belum ada bangunan khusus

Bank Sampah, dan saat ini Timbangan, Buku


Bank Sampah
7 masih menggunakan rumah Nasabah, Buku Besar
Matahari
dari salah satu pengurus RT 02 Bank Sampah

RW 02

Timbangan, Buku
Bank Sampah Menggunakan Balai RT 01 RW
8 Nasabah, Buku Besar
Sri Rejeki 06
Bank Sampah

Timbangan, Buku
Bank Sampah Di Balai Pertemuan RT 11 RW
9 Nasabah, Buku Besar
Dahlia 02
Bank Sampah

Belum ada bangunan khusus

Bank Sampah, dan saat ini Timbangan, Buku


Bank Sampah
10 masih menggunakan rumah Nasabah, Buku Besar
Berseri
dari salah satu pengurus RT 01 Bank Sampah

RW 02

Belum ada bangunan khusus

Bank Sampah, dan saat ini Timbangan, Buku


Bank Sampah
11 masih menggunakan rumah Nasabah, Buku Besar
Jahe Merah
dari salah satu pengurus RT 01 Bank Sampah

RW 07

103
Belum ada bangunan khusus

Bank Sampah, dan saat ini Timbangan, Buku


Bank Sampah
12 masih menggunakan rumah Nasabah, Buku Besar
Kenanga
dari salah satu pengurus RT 02 Bank Sampah

RW 07

Timbangan, Buku
Bank Sampah Di bangunan yang dijadikan pos
13 Nasabah, Buku Besar
Sakura Bank Sampah RT 05 RW 08
Bank Sampah

Bank Sampah Timbangan, Buku


Menggunakan Balai RT 01 RW
14 Pandan Nasabah, Buku Besar
03
Wangi Bank Sampah

Berdasarkan tabel di atas fasilitas Bank Sampah berupa bangunan

Bank Sampah dan kelengkapan pendukung penyelenggaraan Bank

Sampah. Sudah ditetapkan bahwa setiap Bank Sampah harus memiliki

ruang khusus untuk kegiatan pelayanan Bank Sampah, meskipun tidak

memiliki bangunan khusus penyelenggaraan dan operasionalnya masih

tetap berjalan.

Berikut hasil wawancara mengenai fasilitas, lokasi dan tidak

mencemari lingkungan. Berikut hasil wawancara oleh ibu Nuriyani

selaku Ketua Bank Sampah Temu Kunci

“dulu di setiap RT ada Bank Sampahnya sendiri sekarang hanya

RT saya saja yang masih aktif, soalya tidak ada tempat untuk

104
melakukan pemilahan. Pemilahan itu harus membutuhkan tempat yang

luas karena harus membedakan sampah sesuai jenisnya. Kita adakan

Bank Sampah sebulan sekali karena banyak dari pengurus yang tidak

punya waktu dan warga dapat mengumpulkan sampah banyak. Kita

juga menerima minyak jelantah itu laku juga sekitar 6.000 ribu rupiah

supaya tidak dibuang sembarangan.”

Berikut hasil wawancara oleh Ibu Endah Rahayu sebagai ketua

Bank Sampah Berseri “untuk semua fasilitas seperti timbangan dan

buku-buku dapat dari pusat Bank Sampah.”

Untuk tata kelola Bank Sampah setiap Bank Sampah memiliki

struktur kelembagaan sesuai kebutuhan seperti ketua, wakil ketua,

sekretaris, bendahara, penimbang, pemilah, packing dan penjual ke

pengepul. Anggota pelaksana selalu berubah-ubah tergantung situasi

karena kebanyakan pengurus Bank Sampah dilakukan oleh ibu-ibu.

Berikut hasil wawancara mengenai pengurus Bank Sampah di

kandangan oleh Ibu Jamaroh selaku ketua Bank Sampah Dahlia.

“pengurusnya kita ada ketua, sekretaris, penimbang, pemilah,

pengepakan, penjualan itu sudah ditetapkan dari DLH nya.”

Berikut menurut Ibu Rianartin selaku Pengurus Bank Sampah

Kencur “orang-orang Bank Sampah itu harus aktif, terus terang kalau

tidak aktif percuma kalau kita nunjuk dia tidak akan bekerja, yang aktif

kita kasih tahu kita arahkan ini nanti kita tanggal sekian ada Bank

105
Sampah baik petugasnya maupun nasabahnya harus siap kita juga siap

menampung. Kita juga ada jamnya sendiri, ada pemberitahuannya”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus Bank Sampah

kegiatan Bank Sampah dilaksanakan setiap satu bulan sekali sesuai

dengan informasi dari petugas/pengurus Bank Sampah yang

bersangkutan. Biasanya diberikan informasi kalau ada kegiatan lewat

undangan grup whatsapp termasuk jam operasional Bank Sampah, jadi

nasabah harus siap dan pengurus Bank Sampah siap menampung

sampah. Untuk penimbangan, nilai berat sampah per kilogram menjadi

standarisasi dalam konversi harga Bank Sampah dengan harga yang

telah di tentukan Bank Sampah dan Pengepul. Penimbangan dilakukan

oleh pengurus Bank Sampah kemudian dicatat di buku tabungan

nasabah.

Setiap sistem Bank Sampah di Kandangan memiliki Standar

Operasional Prosedur (SOP) Bank Sampahnya sendiri-sendiri. Setiap

penyelenggaraan Bank Sampah ada jam operasional, pelayanan

nasabah, sistem tabungan penarikan/ bagi hasil. Ada beberapa Bank

Sampah yang menghibahkan uang hasil penjualan, jadi nasabah tidak

mengambil uang tabungan tetapi disimpan sebagai uang bersama.

a. Jam Operasional

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi nasabah yang

didata oleh pengurus Bank Sampah saat ini sudah banyak

karena setiap tahun ada peningkatan jumlah, tetapi diantaranya

106
banyak yang sudah tidak aktif lagi, karena terkena dampak

Pandemi Covid-19 sehingga nasabah sudah mulai tidak

mengumpulkan dan memilah sampah lagi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus Bank

Sampah di Kandangan semuanya dilakukan dengan

kesepakatan pengurus Bank Sampah dan masyarakat/nasabah

menunggu undangan atau info dari pengurus Bank Sampah.

Dalam kegiatan Bank Sampah banyak yang melakukan setiap

satu bulan sekali dan biasanya dilaksanakan pada hari Sabtu

atau Minggu ada juga beberapa Bank Sampah yang melakukan

pada hari biasa, karena pengurus membagi waktunya dengan

kegiatan sehari-hari. Biasanya jam kerja Bank sampah di

Kandangan mulai pukul 09.00- 12.00 WIB. Mulai dari

penyetoran sampah sampai penjualan ke pengepul.

Hasil wawancara dengan pengurus Bank Sampah Kencur

Ibu Rini “kalau warga sini sangat antusias sekali, apalagi

kemarin setelah lebaran banyak yang dikumpulkan.

Pengumpulannya satu bulan sekali dulu 2 minggu sekali sedikit

jadi lebih efektif sekalian banyak jadi uang dari kegiatan RT

sendiri juga banyak jadi membagi waktu juga”.

Hasil wawancara dengan Ibu Jamaroh pengurus Bank

Sampah Dahlia. jamnya kita batasi. Misalnya kalo banyak bisa-

107
bisa sampai siang soalnya kita juga ibu-bu masih ada yang

harus diurus”.

b. Pelayanan Bank Sampah

Pelayanan Bank Sampah dapat berupa penimbangan,

pencatatan dan pemilahan. Setelah nasabah menyetorkan

sampah kemudian pengurus menimbang, dalam menimbang

wajib dua orang atau lebih karena untuk membantu jika jumlah

sampah banyak dan sebagai saksi pengurus menyebutkan

angka timbangan dengan benar. Pencatatan dilakukan setelah

penimbangan, hasil dari timbangan langsung dicatat di buku

tabungan nasabah dan di buku besar milik Bank Sampah.

Semua sampah kemudian dipilah lagi sesuai jenisnya untuk

dijadikan satu dan dijual ke pengepul. Biasanya pengepul

membawa mobil terbuka untuk membawa sampah agar tidak

berjatuhan saat pengangkutan. Setiap Bank Sampah memiliki

pengepul sendiri-sendiri jadipenetapan harga setiap jenis

sampah berbeda-beda.

Hasil wawancara dengan Ibu Srini Kader Lingkungan

Kandangan. “pertama kan dipilah-pilah mungkin harganya ada

yang berbeda. Setiap harga per kilo dari Bank Sampah juga

berbeda-beda tergantung pengepulnya tapi sebagian besar

sama, misalkan harga kardus Rp 1.500 ya kurang lebih segitu

pasarannya segitu, naik turun harganya.”

108
Sistem pelayanan Bank Sampah juga berbeda-beda, ada

Bank Sampah yang menerima sampah meskipun belum dipilah

ada yang tidak mau menerima karena pengurusnya sedikit takut

menghabiskan waktu. Hasil wawancara dengan pengurus Bank

Sampah Dahlia “untuk jangka panjang nya semoga nasabahnya

punya kesadaran untuk memilah sendiri dari rumah, jadi disini

kita bantu lagi untuk memilah sesuai jenis karena ibu-ibu juga

sibuk ya dan memakan tempat juga kalau rumahnya sempit

memakan tempat.”

Hasil wawancara dengan pengurus Bank Sampah Temu

Kunci. “di Bank Sampah sini silahkan dikumpulkan jadi satu

dipisahkan di sini tidak apa-apa mana yang botol plastik, dus,

bak, logam besi. Bagi saya yang mau mengumpulkan sudah

alhamdulillah daripada tidak. Sebagai pengurus kalau disuruh

nimbang satu-satu saya tidak mau karena telalu ribet”

Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah

Gambar 4.5 Grafik Penilaian Penilaian Pengurus Bank Sampah


109
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kepuasan nasabah

terhadap pelayanan Bank Sampah dari pengurus sudah baik.

Sesuai dengan hasil wawancara proses pemilahan sampah

berjalan dengan baik, masyarakat dapat membedakan jenis

sampah sesuai jenisnya seperti sampah plastik, kertas/kardus

dan logam/kaca.

c. Sistem Tabungan Penarikan / Bagi hasil / Hibah

Berdasarkan hasil wawancara banyak Bank Sampah yang

menerapkan penarikan tabungan satu tahun sekali, biasanya

diambil saat bulan puasa. Kemudian untuk sistem bagi hasil

dilakukan sesuai kesepakatan bersama untuk kegiatan

operasional Bank Sampah atau sebagai kas Bank Sampah.

Sedangkan sistem Bank Sampah hibah, semua nasabah tidak

mengambil uang tabungannya, hasil penjualan tidak

dikembalikan ke nasabah tetapi dikumpulkan menjadi satu

yang dimanfaatkan untuk keperluan Bank Sampah dan kegiatan

sosial dan lingkungan. Hasil wawancara dengan ketua Bank

Sampah Berseri Ibu Endah Rahayu. “untuk pengambilan

tabungan nasabah kita adakan satu tahun sekali, biasanya pas

hari puasa yang digunakan untuk hari raya idul fitri, kita total

semuanya lalu kita bagikan kita sisakan untuk mengisi

tabungan, jadi tabungannya masih ada saldo uang 10.000.”

110
Hasil wawancara dengan Ketua RT. ”jadi disini konsepnya

silahkan dikumpulkan ditimbang bersama uang untuk bersama.

Jadi per-orang dapatnya berapa itu tidak, itu saja untung mau

mengumpulkan dan menyisihkan Bank Sampahnya. Di tempat

saya itu yang paling penting plastik, plastik apapun itu saya

kumpulkan meskipun tidak ada harganya tapi itu sangat

berharga untuk peduli lingkungan. Akhirnya orang-orang mulai

peduli meskipun tidak semua tapi selalu di woro-woro di grup

RT/ PKK itu tolong di Bank Sampahnya ini dipilah. Kalau kita

cinta bumi kita harus mau memilah sampah”

Hasil wawancara dengan Ketua Pengurus Bank Sampah

Kencur. Pelayanan“Kalau di Bank Sampah sini tidak tabungan

tapi menghibah jadi tidak diminta hasil penjualan tidak

dikembalikan ke nasabah. Awalnya sampah yang dibuang dan

diambil ke pemulung sekarang diserahkan ke petugas Bank

Sampah tapi dimanfaatkan untuk kegiatan dan sosial di

lingkungan kita sendiri”.

d. Pemantauan dan pengawasan

Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya melakukan

pemantauan dan pengawasan serta pembinaan terhadap

pelaksaan program Bank Sampah. Berikut hasil wawancara Ibu

Dyan Prasetyaningtyas, S.T. selaku sub koordinator

111
Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat

kota Surabaya. “Peran dinas terhadap bank sampah yaitu

membina, mensosialisasikan, penuyuluhan dan kita juga ada

legalitas bank sampah sekarang sudah dilimpahkan ke

kelurahan kita tetap melakukan pendampingan atas program

bank sampah itu melaporan rutin ke dinas. Di kampung zero

waste disamping ada pendamping dari DLH ada pendamping

eksternal kita melibatkan banyak kampus.”

Pemantauan pengelola Bank Sampah sebagai bentuk kerja

sama dengan Pemerintah harus melakukan pemantauan dan

pengawasan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah.

Pengawasan dan pemantauan tersebut dapat ditinjau dari

struktur kelembagaan Bank Sampah, fasilitas Bank Sampah,

kinerja Penyelenggaraan. Berdasarkan hasil wawancara

pemantauan dan pengawasan Kelurahan Kandangan terhadap

Bank Sampah berjalan dengan baik, setiap ada kegiatan

pengurus Bank Sampah memberi infomasi melalui undangan

whatsaap bahwa ada penyelenggaran Bank Sampah. Pak

Indrawanto, SE selaku seksi Ketentraman, Ketertiban Umum

Dan Pembangunan Kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo

serta ibu Srini selaku Fasilitator Lingkungan/Kader Surabaya

Hebat selalu memantau dan mengawasi kegiatan Bank Sampah.

112
Hasil wawancara dengan ibu Srini. “kalau pengurus kalau

down butuh suport sekali makanya saya selalu keliling

biasanya setiap minggu ada beberapa Bank Sampah tidak satu

tapi tidak setiapkali dikunjungi ya tidak kalau ada waktu karena

kader lingkungan juga sosial

Hasil wawancara dengan Ibu Endah selaku ketua Bank

Sampah Berseri. “pasti ada pemantauan dari kader ibu sri itu,

biasanya saya menginfokan ada kegiatan Bank Sampah beliau

langsung datang untuk memantau”.

Hasil wawancara dengan pengurus Bank Sampah Temu

Kunci. “iya pasti ada, setiap ada kegiatan Bank Sampah pasti

saya kabari ke pak Indra. Sebenarnya Bank Sampah itu bagus

kita sama-sama peduli lingkungan. Ini selama pandemi sudah

dapat 2 juta lebih dari Bank Sampah daripada dibuang

sampahnya”.

Hasil wawancara dengan pengurus Ibu Rini pengurus Bank

Sampah Kencur“sebagai petugas Bank Sampah juga harus

mendorong terus program Bank Sampah ini, ketua Bank

Sampah selalu mengusahakan apa yang dibutuhkan. Dari pihak

Kelurahan selalu mengawasi”.

3. Partisipasi Nasabah Bank Sampah

113
Berikut presentase partispasi nasabah Bank Sampah di Kelurahan

Kandangan yang masih aktif.

Tabel 4.15 Presentase nasabah Bank Sampah Aktif Kelurahan

Kandangan

Nama Bank Jumlah Jumlah


No. RW Partisipasi (%)
Sampah KK Nasabah

Bank Sampah RT 03
1 60 34 56,67
Kencur RW 04

Bank Sampah RT 04
2 58 17 29,32
Sakinah RW 04

Bank Sampah RT 10
3 74 20 27,03
Rukun Sejahtera RW 02

Bank Sampah RT 05
4 50 16 32,00
Suka Suka RW 06

Bank Sampah RT 04
5 57 18 31,58
Asapat RW 06

Bank Sampah RT 02
6 60 20 33,32
Temu Kunci RW 04

Bank Sampah RT 02
7 66 17 25,76
Matahari RW 02

Bank Sampah Sri RT 01


8 55 18 32,73
Rejeki RW 06

114
Bank Sampah RT 11
9 68 20 29,42
Dahlia RW 02

Bank Sampah RT 01
10 60 30 50,00
Berseri RW 02

Bank Sampah RT 01
11 50 20 40,00
Jahe Merah RW 07

Bank Sampah RT 02
12 51 18 35,3
Kenanga RW 07

Bank Sampah RT 05
13 64 20 31,26
Sakura RW 08

Bank Sampah RT 01
14 67 20 29.86
Pandan Wangi RW 03

Dapat dilihat dari tabel di atas partisipasi nasabah terhadap Bank

Sampah di Kelurahan Kandangan Surabaya presentase yang paling

banyak ada di Bank Sampah Kencur 56,67% dan Bank Sampah Berseri

50 %. Sementara Bank Sampah yang lainnya masih di bawah presentasi

50%, diperlukan partisipasi masyarakat setempat dan pengurus Bank

Sampah agar lebih bekerja sama supaya dapat meningkatkan minat

warga supaya bergabung dan merubah pola pengelolaan sampah.

Meskipun presentasi partisipasi nasabah bank sampah banyak yang

belum mencapai 50% terjadi banyak perubahan pola pengelolaan

sampah di masyarakat, masyarakat sudah paham cara membedakan

115
sampah organik dan anorganik. Selain itu juga pemerintah selalu

melakukan sosialisasi terhadap zero sampah yang artinya nol sampah

melalui Bank Sampah ini. Disamping itu pada mulanya banyak nasabah

yang aktif semenjak terkena pandemi Covid-19 sudah mulai tidak aktf

lagi.

Berdasarkan hasil wawancara dari Ibu Jamaroh selaku ketua Bank

Sampah Dahlia “setelah pandemi ini jumlah nasabahnya malah

berkurang ya, Bank Sampahnya kita juga vakum dulu soalnya kita

berhubungan sama barang-barang bekas jadi takut untuk nyentuh. Dulu

warga yang awalnya terbiasa memilah sampah semenjak covid sudah

kembali kebiasaan lama jadi lupa memilah sampah”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rini selaku Pengurus

Bank Sampah Kencur. “kita berusaha untuk mengembangkan dan

manfaatnya untuk warga kita tetap dukung terus. Kita juga sebagai

pengurus Bank Sampah aktif laporan informasi uang yang terkumpul

jadi nasabahnya menjadi giat lagi untuk mengumpulkan. Kita

Alhamdulillah hampir 7 juta tapi sudah digunakan untuk membeli

keperluan Bank Sampah seperti kursi kecil. Karena ibu-ibu semangat

makanya kayak bapak-bapak yang punya usaha support seperti kertas-

kertas kita dikasih”.

4.3 Interpretasi Penelitian / Pembahasan

116
Dalam penyelenggraan pengelolaan sampah diatur dalam UU

nomor 8 Tahun 2008. Pengelolaan sampah untuk sampah rumah

tangga dan sampah sejenis rumah tangga dijelaskan dalan Bab VI pada

peraturan tersebut yang terdiri dari pengurangan dan penanganan

sampah.

Berdasarkan analisis data yang telah terkumpul Output yang

diharapkan dari program zero waste melalui program Bank Sampah di

Kelurahan Kandangan Surabaya yaitu:

1. Pengurangan jumlah produksi sampah.

Sampah-sampah yang dahulu dibuang begitu saja sekarang

setelah mendapatkan edukasi pengelolaan sampah dengan

Bank Sampah masyarakat dapat memilah sampah sesuai

jenisnya kemudian disetorkan ke Bank Sampah yang ada di

setiap RW kemudian dari hasil pengumpulan sampah

masyarakat mendapat nilai ekonomi yang mampu menambah

uang belanja sehari-hari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dyan

Prasetyaningtyas, S.T. dan Bapak Bambang selaku sub

koordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan

Masyarakat yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup kota

Surabaya. Rata-rata timbulan sampah yang masuk ke TPA

Benowo sekitar 1.600 ton perhari. Berdasarkan data dari

Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat

117
jumlah Bank Sampah yang ada di kota Surabaya sebanyak 338

Bank Sampah, sebenarnya masih banyak Bank sampah yang

belum tercatat karena ada Bank Sampah yang belum terbina

oleh dinas dan biasanya Bank Sampah tersebut dibina oleh

Bank Sampah Induk seperti LSM dan belum terdata oleh dinas.

Biasanya dinas bekerja sama dengan LSM tersebut untuk

proses pendataan dan pencatatan terhadap Bank Sampah yang

ada di Surabaya.

Telah tercatat jumlah timbulan sampah dari Bank Sampah

aktif di kota Surabaya sekitar 140.151,89 kg/bulan, di Kelurahan

Kandangan total Sampah dari Bank Sampah 3949,3 kg/bulan.

Dengan melalui Bank Sampah tersebut dapat sedikit

mengurangi jumlah produksi sampah khususnya dalam

wilayah Rukun Warga meskipun jumlah sampah yang

diangkut ke TPS/TPA masih banyak dengan adanya Bank

Sampahnya ini masyarakat sudah berusaha mengubah perilaku

memilah sampah sesuai jenisnya dan lebih peduli dengan

lingkungan. Berikut jumlah timbulan sampah yang tercatat

dalam Bank Sampah aktif di kota Surabaya bulan Juni 2021.

118
Tabel 4.16 Jumlah Timbulan Sampah Bank Sampah di Surabaya 2021

Jenis Sampah

Kertas/Kor Gelas Plastik Kaca Kaleng/Be Logam Sampah


Total
Wilayah Kecamatan an/Kardus/ Plastik/Bo Kresek si/Alumini Lainnya
Sampah
Duplek tol Plastik um

Kg/Bln Kg/Bln Kg/Bln Kg/Bln Kg/Bln Kg/Bln Kg/Bln

Surabaya Barat Asemrowo 279,5 115 185 74 30 9 0 0

Surabaya Barat Benowo 3949,3 1984 719 290 135 160 40 143

Surabaya Barat Lakarsantri 3349,22 1478,95 424,6 448,15 532,45 163,32 151 68

Surabaya Barat Pakal 1017 2487,4 917,85 384,35 218 226 20 230

Surabaya Barat Sambikerep 2454,84 827,17 466,62 362,17 427,83 70,18 13,49 284,78

Surabaya Barat Sukomanunggal 6240,31 2975,25 1437,82 1545,94 980,044 287,03 119,1 541,56

Surabaya Barat Tandes 1068.98 448,07 146,36 127,5 57,9 25 19 168,62

Surabaya Pusat Bubutan 4830,5 2160,9 1207,9 538,9 191 430 10,8 291

Surabaya Pusat Genteng 1121,8 100 93 145,3 30 19,7 13,8 0

119
Surabaya Pusat Simokerto 2670,17 1319,79 718,57 152,4 162,56 223,5 13,1 69,71

Surabaya Pusat Tegalsari 3928,78 1926,71 1270,38 83,47 165,7 167,69 18,5 403,02

Surabaya Selatan Dukuh Pakis 35,4 17 11 0 0 5 0 2,4

Surabaya Selatan Gayungan 2307,5 981,1 400 192,5 53 354,4 0 326,5

Surabaya Selatan Jambangan 75060,94 23076,68 21835,75 9514,42 11011,72 5300,07 155,54 4093,48

Surabaya Selatan Karangpilang 1077,2 422,5 198,7 119,5 45 55,5 21,5 214,4

Surabaya Selatan Sawahan 2748,57 1537,53 641,55 244,4 108,3 161,07 49,62 113,5

Surabaya Selatan Wiyung 6260,44 2506,22 1304,62 628,75 351,8 530,43 180,59 761,83

Surabaya Selatan Wonocolo 465,2 218,3 150,4 0 0,5 54 2 31,5

Surabaya Selatan Wonokromo 1794,75 427,64 926,28 195,66 8 62 14 62,54

Surabaya Timur Gubeng 3174,11 1506,94 726,98 283,88 260,67 174,68 23,48 184,18

Surabaya Timur Gunung Anyar 1127,12 390,79 221,74 0 113,57 38,92 0 362,6

Surabaya Timur Mulyorejo 1366,87 401,7 167,37 161,13 64,34 107,58 16,55 239,18

Surabaya Timur Rungkut 1857,82 968,39 321,2 85 29 72,51 0 111,1

Surabaya Timur Sukolilo 1514,36 645,05 483,97 10 157,48 95,79 25,57 96,5

120
Surabaya Timur Tambak Sari 1963,87 924,75 328,9 175,63 213,65 98,52 0,87 221,43

Surabaya Timur Tenggilis 2594,7 1131,65 594,09 228,2 194,02 322,32 0 123,85

Mejoyo

Surabaya Utara Bulak 970 282 242 325 0 89 0 32

Surabaya Utara Kenjeran 2330,95 1137,75 376,2 374,05 13 208 18,5 161

Surabaya Utara Krembangan 1783,28 764,53 284,81 256,21 109,55 123,7 53,64 175,42

Surabaya Utara Semampir 1877,39 792,4 340,3 149,25 234,59 228,53 37.98 88,14

Total 140151,89

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Surabaya 2022

121
2. Adanya sistem pengelolaan sampah yang terdesentralisasi.

Dalam pelaksanaan program Bank Sampah masih munuju

ke zero waste atau “0” sampah, sistem pengelolaan sampah ini

dengan pemisahan sampah sesuai jenisnya dengan cara

pengumpulan sampah di setiap rumah warga kemudian

dikumpulkan menjadi satu di pos-pos atau tempat Bank

Sampah kemudian dijual ke pengepul. Bank Sampah yang

aktif di Kelurahan Kandangan sekarang ini masih berkutat

pada sampah kering atau anorganik karena mudah untuk

ditangani dan dapat memberikan nilai ekonomis. Dengan

begitu masyarakat dapat tertarik untuk memilah sampah dan

mengumpulkan sampah, dengan adanya Bank Sampah ini

masyarakat lebih peduli dengan lingkungan serta menciptakan

kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah.

Untuk efektifitas Bank Sampah terhadap dampak

lingkungan yiatu ada pengurangan sampah tetapi masih relatif

kecil, untuk sampah kering presentasinya sangat sedikit

sampah basah sekitar 80% sampah kering sekitar 20%-30%

karena Bank Sampah itu sendiri masih pengelolaan di sampah

kering. Sedangkan untuk sampah basah masih dilakukan

pengkoposan yang diproses di TPS 3R yang ada beberapa

wilayah saja di Surabaya karena masih terbatasnya anggaran

mesin pencacah ada juga diproses dengan biopori dan

122
ekoenzim yang digunakan sebagai pupuk. Dengan adanya

Bank Sampah masyarakat dapat melakukan upaya

pengurangan sampah di wilayah rumah tinggal meskipun

presentasinya sangat kecil.

3. Adanya sistem pendukung pengelolaan sampah dari semua

pihak.

Berdasarkan hasil wawancara Bank Sampah di Surabaya

didampingi oleh pihak pemerintah yaitu Dinas Lingkungan

Hidup kota Surabaya dengan bantuan pihak Kelurahan dengan

pendampingan, pengawasan serta mensosialisasikan atas

program Bank Sampah melaporan rutin ke DLH. Di kampung

zero waste disamping ada pendamping dari DLH ada

pendamping eksternal kita melibatkan banyak kampus ada juga

pihak LSM melakukan pendampingan terhadap Bank Sampah.

Ada beberapa LSM yang menggerakkan seperti binaan seperti

LSM Lohjinawi, LSM Bangun Pertiwi, LSM Wihasta. DLH

selalu mensosialisasikan Bank Sampah dan selalu berusaha

untuk mengembangkan Bank Sampahnya, untuk lokasi yang

belum punya Bank Sampah dibina untuk segera membuat

Bank Sampah.

Setelah sampah dikumpulkan dan dipilah-pilah sesuai

jenisnya kemudian sampah dijual ke pengepul sampah, disetiap

Bank Sampah memiliki pengepul sampah yang berbeda

123
tergantung Bank sampahnya ada juga rekomendasi dari LSM

yang menangani Bank Sampah tersebut sehingga mendapatkan

harga yang lebih bersaing. DLH berencana untuk

menstandarkan harga sampah supaya penetapan harganya

dapat lebih tinggi. Dengan adanya penetapan harga dapat

memberikan umpan balik sehingga masyakat akan lebih terarik

dan ikut bergabung dengan Bank Sampah. Awalnya program

ini tidak untuk mencari nilai ekonomis atau laba tujuan

utamanya dapat mengedukasi dan mengubah pola perilaku

masyarakat tentang pengelolaan sampah. Dengan melakukan

pemberdayaan masyarakat tidak bisa langsung tahu hasilnya,

pemberdayaan masyarakat harus terus menerus dilakukan

untuk menuju dan mewujudkan zero waste di Kelurahan

Kandangan kota Surabaya.

4. Meningkatnya partisipasi warga dalam mengelola sampah dari

skala rumah tinggal.

Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya khusunya bidang

Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat

kota Surabaya. Dalam upaya mengedukasi, membina,

mensosialisasikan dan penyuluhan terhadap kampung zero

waste melalui program Bank Sampah mengajak masyarakat

untuk berpartisiasi dalam program tersebut. Dengan adanya

Bank Sampah ini masyarakat dapat mengetahui bagaimana

124
cara untuk mengurangi sampah paling tidak dengan mehami

cara memilah sampah dari sampah yang awalnya dibuang

begitu saja sekarang dapat ditabung dan diuangkan meskipun

jumlah sedikit dapat memberikan nilai ekonomis yang lebih

maka orang akan semakin banyak tertarik dan terlibat di dalam

Bank Sampah. Dapat disimpulkan bahwa program Bank

Sampah di Kelurahan Kandangan kota Surabaya memiliki

dampak yang dirasakan oleh masyarakat, manfaatnya yaitu

masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sampah dapat

mengurangi jumlah sampah di pembuangan tempat sampah

sementara (TPS) seperti sudah berkurangnya sampah plastik,

botol, kardus, kaca beling, alumunium, kemudian sampah

kering yang dikumpulkan di Bank Sampah dapat diuangkan

sehingga masyarakat yang tergabung dalam Bank Sampah

dapat memiliki tambahan nilai ekonomi.

Dalam mengembangkan Bank Sampah di kota Surabaya

saat ini Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya berencana

untuk membuat koperasi Bank Sampah, bank-bank sampah

nanti ada wadahnya atau badan, rencananya di setiap surabaya

barat, timur pusat ada koperasi bank sampah sendiri-sendiri

nani disana ada simpan pinjam, jual beli, dll. Dari koperasi itu

dapat mencari modal, mecari CSR jadi bank sampah

125
mempunyai badan sehingga dengan adanya koperasi ini dapat

menaikkan manfaat dari bank sampah itu sendiri.

126
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarakan hasil penelitian, melalui data yang diperoleh dari

pembahasan di atas, maka efektifitas pengelolaan sampah melalui Bank

Sampah untuk mewujudkan konsep Zero waste di Kelurahan Kandangan

dapat dikatan cukup efektif tetapi belum mencapai target yang belum

maksimal karena dalam pemberdayaan masyarakat masih harus dilakukan

secara terus menerus. Dibuktikannya dengan turunnya jumlah Bank

sampah aktif dari tiap tahunnya di kelurahan Kandangan, tetapi dengan

adanya progam Bank Sampah di Kelurahan Kandangan menuju pada

kampung Zero waste yang artinya “0” sampah dengan melibatkan semua

pihak pemerintah, swasta serta masyarakat.

Pengelolaan 14 Bank Sampah aktif di Kelurahan Kandangan

berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Keutanan Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan sampah pada Bank

Sampah sebagaimana mestinya karena banyak nasabah dari Bank Sampah

telah melakukan pemilahan sendiri sesuai jenisnya ada juga beberapa

nasabah yang tidak memilah. Ada juga sudah menjadi ketentuan kalau

setor ke Bank sampah harus sudah dipilah secara mandiri, tetapi ada juga

Bank sampah yang mmperbolehkan tidak memilah sehingga pengurus

yang harus memilah lagi, karena bagi pengurus masyarakat yang mau

bergabung dan menjadi nasabah sudah baik karena meskipun sedikit dapat

127
berupaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang. Kemudian

nasabah membawa sampahnya ke pos Bank Sampah secara mandiri lalu

dilakukan penimbangan dan pencatatan ke buku tabungan nasabah oleh

petugas Bank Sampah. Bank Sampah di Kelurahan Kandangan masih

berkutat pada sampah kering saja seperti botol plstik, kertas/kardus,

beling/kaca dan alumunium karena sampah-sampah tersebut susah terurai

dan penanganannya mudah. Biasanya dalam pengambilan uang dalam

Bank Sampah dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri dalam satu tahun

sekali sehingga tabungan dapat terkumpul dan menambah nilai ekonomi

dalam keluarga. Ada juga nasabah yang melakukan hibah terhadap sampah

yang telah dikumpulkan dan tidak mengambil uang tabunganya. Semua

sarana dan prasaran seperti alat timbngan dan buku tabungan Bank

Sampah telah difasilitasi oleh pemerintah. Setiap bulan pihak kelurahan

selalu melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pelaksanaan

program Bank sampah di Kandangan kemudian dilaporkan ke dinas

sebagai upaya evaluasi dan penacatatan di Dinas Lingkungan Hidup

Surabaya. Adanya sistem pendukung pengelolaan sampah dari semua

pihak.

Dalam efektivitas program Bank Sampah pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan sampah cukup efektif karena tujuan

program Bank Sampah guna mengurangi timbulan sampah pada kawasan

rumah tinggal Rujun Warga sehingga dapat mengurangi jumlah sampah di

TPA. Sejak adanya program Bank Sampah masyarakat dalam memahami

128
dan mengubah perilaku pengelolaan sampah dengan memilah sampah

sesuai jenisnya. Sejak awal adanya program Bank Sampah di Surabaya

saat ini mengalami perkembangan setiap tahunnya. Semenjak adanya

pandemi Covid-19 jumlah Bank Sampah dan nasabah semakin menurun

karena kegiatan Bank Sampah sementara dihentikan sehingga kebiasaan

masyakat yang awalnya mengumpulkan sampah dan memilah sampah

terhenti juga, selain itu pengurus atau petugas Bank Sampah kurang aktif

dalam sosialisasi Bank Sampah itu sendiri kemudian tidak ada anggraran

dari pemerintah untuk petugas atau penyelenggaran kegiatan Bank

Sampah. Faktor penyebab belum terpenuhi secara maksimal program Bank

Sampah di Kelurahan Kandangan yaitu permasalahan pembiyaan anggaran

dalam penyelenggaraan Bank Sampah, selain itu tidak ada harga tetap

dalam penjualan sampah terhadap Bank Sampah. Kurangnya pencatatan

terhadap Bank Sampah aktif di setiap daerah sehingga daftar Bank

Sampah di data DLH masih sedikit dan kurang menyeluruh. Masyarakat

berperan penting dalam efektivitas Pengelolaan sampah pada program

Bank Sampah yiatu pada kesadaran dan partisipasi masyarakat dengan

upaya memilah sampah sesuai jenisnya serta tidak mmbuang sampah

sembarangan dan peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya.

Meskipun jumlah Bank Sampah di Kelurahan Kandangan telah berkurang

sejak awal tetapi banyak masyarakat telah memahami pengelolaan sampah

dengan cara memilah sampah sesuai jenisnya serta tidak membuang

sampah sembarangan.

129
Berdasarkan output zero waste, Pengurangan jumlah produksi

sampah, Telah tercatat jumlah timbulan sampah dari Bank Sampah aktif di

kota Surabaya sekitar 140.151,89 kg/bulan, di Kelurahan Kandangan total

Sampah dari Bank Sampah 3949,3 kg/bulan. Dengan melalui Bank

Sampah tersebut dapat sedikit mengurangi jumlah produksi sampah

khususnya dalam wilayah Rukun Warga meskipun jumlah sampah yang

diangkut ke TPS/TPA masih banyak dengan adanya Bank Sampahnya ini

masyarakat sudah berusaha mengubah perilaku memilah sampah sesuai

jenisnya dan lebih peduli dengan lingkungan. Adanya sistem pengelolaan

sampah yang terdesentralisasi, dalam pelaksanaan program Bank Sampah

masih munuju ke zero waste atau “0” sampah, sistem pengelolaan sampah

ini dengan pemisahan sampah sesuai jenisnya dengan cara pengumpulan

sampah di setiap rumah warga kemudian dikumpulkan menjadi satu di

pos-pos atau tempat Bank Sampah kemudian dijual ke pengepul. Adanya

sistem pendukung pengelolaan sampah dari semua pihak. Bank Sampah di

Surabaya didampingi oleh pihak pemerintah yaitu Dinas Lingkungan

Hidup kota Surabaya dengan bantuan pihak Kelurahan dengan

pendampingan, pengawasan serta mensosialisasikan atas program Bank

Sampah melaporan rutin ke dinas. Program Bank Sampah di Kelurahan

Kandangan kota Surabaya memiliki dampak yang dirasakan oleh

masyarakat, manfaatnya yaitu masyarakat yang menjadi nasabah di Bank

Sampah dapat mengurangi jumlah sampah di pembuangan TPS.

130
Meskipun ada penurunan jumlah dan nasabah yang tergabung

dalam Bank sampah di Kelurahan Kandangan, pemerintah tetap

melakukan pembinaan, sosialisasi, pengawasan terhadap program Bank

Sampah ini. Diharapkan program Bank Sampah ini akan tetap terus ada

dan berkembang sebagai upaya pengelolaan sampah masyarakat demi

menuju kampung zero waste atau “0” sampah di Surabaya.

2. Saran

1. Bagi Masyarakat

Untuk masyarakat Kelurahan Kandangan terutama yang masih aktif

Bank Sampah di wilayahnya sebaiknya dimanfaatkan dengan cara

bergabung sebagai nasabah untuk berpastisipasi dalam

penyelanggaraan program menuju zero waste. Mengajak masyarakat

lainnya untuk peduli lingkungan dan tidak membuang sampah

sembarangan dan dapat memilah sampah sesuai jenisnya. Disamping

itu juga masyarakat dapat berperan aktif dan mendukung upaya

pemerintah dalam mewujudkan kampung zero waste atau “0” sampah.

2. Bagi Pemerintah

Untuk mengembangkan Bank Sampah ke depan, diperlukan adanya

strandarisasi penetapan harga sampah agar lebih bersaing sehingga

tidak ada perbedaan dalam harga sampah yang dijual. Dengan begitu

dapat menjaga kestabilan harga dn nilai ekonimis sehingga dapat

memotivasi dan menarik perhatian masyarakat agar ikut bergabung

131
dan berpartisipasi Bank Sampah. Selain itu diperlukan dukungan dari

pemerintah dalam pemberian dana koperasi terhadap penyelenggaraan

Bank Sampah untuk membantu pengembangan Bank Sampah.

Kemudian untuk penyediaan bangunan sebagai lokasi kegiatan

program bank Sampah masih terbatas, ada beberapa Bank sampah

yang menggunakan rumah-rumah warga untuk kegiatan tersebut

sehingga kurang dapat mengembangkan Bank Sampah. Diharapkan

pemerintah dapat bekerja sama dengan LSM atau pihak swasta untuk

membantu fasilitas tempat atau lokasi Bank Sampah.

Diharapkan memberikan edukasi dan sosialisasi terhadap pengelolaan

sampah basah atau organik seperti biopori yang dapat dijadikan pupuk,

karena Bank Sampah saat masih berkutat di sampah anorganik sampah

kering saja.

3. Bagi Pengurus Bank Sampah

Diharapkan pengurus Bank Sampah terus melakukan ajakan sosialisasi

kepada masyarakat yang belum berbagung dalam Bank Sampah agar

jumlah nasabah dapat meningkat sehingga dapat mengurangi timbulan

sampah. Diharapkan pengurus Bank Smapah aktif dalam

mengembangkan Bank Sampah seperti ada kegiatan sendiri di dalam

Bank Sampah misalnya tabungan untuk karyawisata, tabungan

sembako, tabungan sosial digunakan untuk membantu masyarakat

yang membutuhkan tabungan tersebut berasal dari pengumpulan

sampah warga. Petugas atau pengurus Bank Sampah diharapkan

132
mampu mengadakan kegiatan daur ulang agar dapat meningkatkan

guyub rukun dan kerja sama serta minat warga lain untuk ikut menjadi

nasabah Bank Sampah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pembahasan dan pedoman wawancara pada penelitian ini masih jauh

dari sempurna sehingga hasil penelitian masih harus diperbaiki untuk

mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Diharapkan bagi peneliti

selanjutnya dapat melakuan pembahasan yang lebih maksimal dan

lebih baik dari penelitian ini, serta dapat lebih berperan aktif dalam

membantu program Bank Sampah.

133
DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, D. (2021). Efektivitas Pengelolaan Sampah Kota Semarang Melalui

Program Silampah (Stem Lapor Sampah). Jurnal Kebijakan Publik dan

Tinjauan Manajemen.

Astutik, Dwi, Sugiantiningsih, Anak Agung Putu, Manggala, Aditya

(2020).Efektivitas Bank Sampah Bagi Masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik Wira Bhakti.

Dewanti, Mike, Purnomo, Eko Priyo, Salsabila, Lubna. (2021). Analisa Efektifitas

Bank Sampah Sebagai Alternatif Pengelolaan Sampah Dalam Mencapai

Smart City Di Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Ilmu Administrasi Publik.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

DPM & PTSP. Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Geografis Surabaya. http://dpm-ptsp.surabaya.go.id/v3/pages/geografis

diakses pada tanggal 02 Maret 2022.

Gunartin (2021). Analisa Efektivitas Bank Sampah sebagai Alternatif Pengelolaan

Sampah Dalam Upaya Menuju Smart City di Kota Tangerang Selatan. Jurnal

Ilmiah Ilmu Manajemen. Universitas Pamulang Tangerang.

Hidayah Nurul Laily, dkk. 2020. Efektivitas Penerapan Program Zero Waste City

Di Kota Surabaya. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas

17 Agustus 1945 Surabaya.

Maharani, Elsa, Cikusin, Yaqub, Anadza , Hirshi (2021). Efektivitas Program

Bank Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu Dalam Pemberdayaan

Masyarakat Untuk Pengelolaan Sampah. Jurnal Respon Publik. Jurusan


Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Admiministrasi, Universitas Islam Malang.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah.

Rawlins, J., Beyer, J., Lampreia, J dan Tumiwa, F. (2013) Waste to Energy in

Indonesia. Carbon Trust.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya

Tahun 2016-2021.

Widiarti, Ika Wahyuning. (2021). Pengelolaan Sampah Berbasis “Zero Waste”

Skala Rumah Tangga Secara Mandiri. Jurnal Sains dan Teknologi

Lingkungan. Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta.

Virgowati, Susie. 2020. Bab II Tinjauan Pustaka. http://repository.poltekkes-

denpasar.ac.id/4235/3/SUSIE%20VIRGOWATI%20SKRIPSI%20-27-46.pdf

diakses pada tanggal 26 Oktober 2021.

Zulfa, Shinta Ahdiani. Rahayu, Paramita. Rini, Erma Fitria. 2021. Ngemplak

Sutan Sebagai Kampung Zero Waste Di Surakarta. Jurnal UNS. Surakarta.

SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional). Bank Sampah. (15

Januari 2021). Diakses dari https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/ .

Modul 02-Pengantar Pengolahan Sampah Secara Umum.

1
LAMPIRAN 1

Bukti Disposisi Penelitian di Dinas Lingkungan Hidup Surabaya

2
LAMPIRAN 2

Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Surabaya

3
LAMPIRAN 3

Wawancara dan Dokumentasi Penelitian

1. Dinas Lingkungan Hidup Surabaya

2. Wawancara dan Narasumber

4
LAMPIRAN

Waeancara dan Narasumber

5
LAMPIRAN

Wawancara dan Narasumber

6
LAMPIRAN

1. Dokumentasi Bank Sampah Berseri

2. Dokumentasi Bank Sampah Dahlia

7
LAMPIRAN

3. Dokumentasi Bank Sampah Temu Kunci

4. Dokumentasi Bank Sampah Kenanga

8
5. Bank Sampah Kencur

6. Bank Sampah Sakinah

9
LAMPIRAN

7. Dokumentasi Bank Sampah Matahari

8. Dokumentasi Bank Sampah Suka-Suka

10
LAMPIRAN

9. Dokumentasi Bank Sampah Rukun Sejahtera

10. Dokumentasi Bank Sampah Pandan Wangi

11
LAMPIRAN

11. Dokumentasi Bank Sampah Asapat

12. Dokumentasi Bank Sampah Sakura

12
LAMPIRAN

13. Dokumetasi Bank Sampah Sri Rejeki

14. Dokumetasi Asapat

13
PERNYATAAN ORISINALITAS

Nama : Devi Eka Sulistiana


NIM : 18031047
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Judul : Efektivitas Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah
Untuk Mewujudkan Konsep Zero Waste Di Kelurahan
Kandangan Surabaya
Alamat : Jl. Raya Tandes Lor No.1, Kec. Sukomanunggal-Surabaya
No. HP : 081916639253

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
bukan hasil karya orang lain dengan mengatasnamakan saya, sera bukan
merupakan hasil peniruan atau penciplakan (plagiarisme) dari hasil karya
orang lain. Skripsi ini pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik,
baik di Universitas Wijaya Putra Surabaya, maupun di Perguruan Tinggi
lainnya;

2. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan
dalam daftar kepustakaan;

3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila di


kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidbenaran dalam pernyataan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena karya tulis Skripsi ini, serta sanksi-
sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Surabaya, Juli 2022


Yang Membuat Pernyataan

Materai RP. 10.00,-

Devi Eka Sulistiana


NPM : 18031047

14
LEMBAR PERSETUJUAN

Efektivitas Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah Untuk Mewujudkan


Konsep Zero Waste Di Kelurahan Kandangan Surabaya

NAMA : DEVI EKA SULISTIANA


FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
NPM : 18031047

Surabaya, Mei 2022


Disetujui dan diterima oleh :
Dosen Pembimbing

Miskan, S.Sos., M.Si

15
LEMBAR PENGESAHAN

Efektivitas Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah Untuk Mewujudkan


Konsep Zero Waste Di Kelurahan Kandangan Surabaya

NAMA : DEVI EKA SULISTIANA


FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
NPM : 18031047

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji


Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Wijaya Putra

Surabaya, Agustus 2022


Komisi Penguji Skripsi
Ketua Penguji

...........................................................

Penguji 1 Penguji 2

.............................................. ...............................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

.....................................................................

16
LEMBAR PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada:


Kedua Orang Tuaku
Adikku dan Saudaraku
Almamater tercinta

17
LEMBAR MOTTO

Tidak menjadikan kondisi sebagai alasan untuk bertindak yang sekiranya


bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Thank you, for existing.
(Kaila/Reen. 2021)

18

Anda mungkin juga menyukai