Anda di halaman 1dari 32

PERAN GURU SEBAGAI SARANAN SOSIALISASI POLITIK

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK PADA

PEMILIH PEMULA

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kapita Selekta Politik

Penelitian Pada Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Oleh:

Dwi Chaya Laudra

NIM. 3191111003

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

Subhanawu’atala, karena berkat limpahan Rahmat serta Karunia-Nya, penulis

mampu menyusun proposal ini. Shalawat berangkaikan salam semoga selalu

tercurahkam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para

pengikutnya. Salam serta do’a saya sampaikan kepada para pembaca, semoga

kiranya selalu berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, serta selalu sukses

menjalankan segala aktifitas.

Dalam memenuhi persyaratan untuk seminar proposal pada Program Studi

Pendidikan di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan. Maka proposal penelitian ini dibuat dengan

judul “Peran Guru Sebagai Saranan Sosialisasi Politik Untuk Meningkatkan

Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula”. Dalam menyelesaikan proposal ini tentu

ada beberapa kesulitan yang dihadapi penulis. Namun karena kesungguhan,

ketekunan dan kerja keras serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak,

proposal ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang

tua penulis, Ayahanda Suhardi dan Ibunda tercinta Rosmala Dewi yang senantiasa

memberikan nasehat dan do’a serta perhatian yang tak pernah putus. Dorongan

semangat selalu dicurahkan agar penulis tidak merasa jenuh dan lelah dalam

menjalani perkuliahan, serta memberikan dukungan moral dan materiil kepada

penulis sehingga penulis sampai pada titik ini. Melalui kesempatan ini, penulis

i
juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Drs. Halking, M.Si

sebagai dosen pengampu matakuliah Kapita Selekta Politik yang telah

membimbing penulis dengan sangat luar biasa, memberikan arahan dan juga ilmu

yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyusun proposal ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada

yang terhormat :

1. Bapak Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes., selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Erond Litno Damanik, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan berserta stafnya.

4. Bapak Dr. Tappil Rambe, M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan berserta stafnya.

5. Bapak Arief Wahyudi, S.H., M.H., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial.

6. Ibu Hodriani, S.Sos., M.AP., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan ltas Ilmu Sosial.

7. Bapak Prayetno, S.IP., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pembuatan

Proposal KDBK Politik.

8. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Dalam

Pembuatan Proposal KDBK Pendidikan.

ii
9. Bapak Ramsul Nababan, SH, MH, Selaku Dosen Pembimbing Dalam

Pembuatan Proposal KDBK Hukum.

10. Ucapan terimakasih untuk kedua orang tua yang selalu tidak lelah

memberikan semangat pantang menyerah, kata-kata motivasi dan

dukungan sebagai penyemangat.

11. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada abang kandung teguh pratama

dan teman-teman yang selalu mendukung dalam setiap pengerjaan

proposal mulai dari awal sampai akhir serta selalu memberikan semangat

agar tidak menyerah.

12. Tidak lupa pula penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang

telah memberi dukungan dan motivasi serta kasih sayangnya sehingga

proposal ini dapat terselesaikan dengan baik

Akhir kata, penulis mengucapkan terimaksih kepada seluruh pihak yang

telah berpatisipasi dalam penyusunan proposal ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.Semoga bantuan yang telah diberikan baik moril maupun

materiil yang saya terima mendapat berkah dari Allah SWT.

Medan, 12 November 2022

Penulis,

Dwi Chaya Laudra

iii
NIM. 3191111003

DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN.........................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................
vi
ABSTRAK............................................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................
1
1.2. Identifikasi Masalah.......................................................................................
5
1.3. Batasan Masalah.............................................................................................
5
1.4. Rumusan Masalah..........................................................................................
6
1.5. Tujuan Penelitian............................................................................................
6
1.6. Manfaat Penelitian..........................................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................
8

iv
2.1 Kajian Teori.................................................................................................
8
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan....................................................................
17
2.3 Kerangka Berpikir........................................................................................
19
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................
21
3.1 Desain Penelitian.........................................................................................
21
3.1.1 Jenis Penelitian.....................................................................................
21
3.1.2 Metode Penelitian.................................................................................
21
3.1.3 Lokasi Penelitian..................................................................................
22
3.2 Subjek Penelitian.........................................................................................
22
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.............................................
23
3.4 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................
24
3.4.1 Jenis Data.............................................................................................
24
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data...................................................................
25
3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data..............................................................
25
3.5 Teknik Analisis Data..................................................................................
28

v
DAFTAR KEPUSTAKAAN..............................................................................
31
Lampiran Wawancara...........................................................................................
33
Lampiran Observasi..............................................................................................
35
Lampiran Dokumentasi........................................................................................
36

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir..................................................................................

19

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara............................................................................

33

Lampiran 2. Lembar Observasi..................................................................................

35

Lampiran 3. Panduan Dokumentasi...........................................................................

36

viii
ABSTRAK

Dwi Chaya Laudra, NIM : 3191111003,“Peran Guru Sebagai Saranan


Sosialisasi Politik Untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih
Pemula” Proposal, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Guru Sebagai Saranan Sosialisasi
Politik Untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula . Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Lokasi
penelitian adalah di Sekolah SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN. Adapun yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru PPKn. Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Kata Kunci : Peran Guru, Sosialisasi, Partisipasi,Pemilih Pemula.

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk memperoleh pendidikan

ilmu pengetahuan, dan keterampilan khusus. Pendidikan merupakan usaha sadar

untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan kepribadian subyek didik.

Dalam jangka pendek, pendidikan berarti proses belajar mengajar di kelas; dalam

jangka menengah pendidikan berarti pengembangan subyek didik seutuhnya; dan

dalam jangka panjang pendidikan merupakan fenomena kebudayaan yang

menyangkut nilainilai moral, estetis dan budaya. pendidikan politik ialah usaha

membentuk manusia menjadi partisipan yang bertanggung jawab dalam politik.

Pendidikan politik mendidik siswa agar mereka melek politik, artinya siswa

diharapkan sadar politik selaku generasi penerus bangsa.

Tujuan pendidikan politik adalah agar peserta didik memiliki

kemampuan berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

anti-korupsi, serta membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. Politik sendiri

tidak lepas dari partisipasi warga negara. Pelaksanaan partisipasi politik termuat

dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2015 tentang jaminan dan perlindungan

negara terhadap hak-hak sipil dan politik warga negara, seperti hak

1
2

menyampaikan pendapat, hak berserikat, hak memilih dan dipilih, hak yang sama

dihadapkan hukum dan pemerintahan serta hak mendapatkan keadilan.

Demokrasi merupakan sistem politik yang memberikan ruang bagi

keadilan dan persamaan bagi semua warga negara. Ciri mendasar negara

demokrasi adalah keberadaan pemilihan umum (Pemilu). Pemilihan umum

merupakan pesta demokrasi warga negara untuk mewujudkan keinginan politik

rakyat dalam memilih calon pemimpin yang pantas menduduki jabatan atas

amanat yang diberikan. Salah satu faktor pendukung Pemilu adalah tingkat

partispasi masyarakat, jumlah partisipasi yang banyak akan menunjukkan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya Pemilu. Upaya meningkatkan

partisipasi, pemahaman dan kesadaran berpolitik dapat dilakukan berbagai pihak,

baik dari penyelenggara pemilu, peserta politik, maupun kalangan akademisi. alah

satu cara yang dapat ditempuh dalam meningkatkan partisipasi, pemahaman dan

kesadaran berpolitik melalui pendidikan politik, yang menjadi isu penting untuk

menumbuhkan kesadaran politik masyarakat.

Pemilih pemula adalah seseorang yang berada pada usia 17-20 tahun atau

yang pertama kali mengikuti pemilu. Pengertian dari pemilih pemula (first-time

voters) itu sendiri adalah warga negara yang berdasarkan ketentuan perundang-

undangan telah memenuhi syarat sebagai pemilih, yang untuk pertama kalinya

menggunakan hak pilih pada suatu pemilihan umum. Pemilih muda pada Pemilu

adalah generasi baru pemilih yang memiliki sifat dan karakter, latar belakang,

pengalaman dan tantangan yang berbeda dengan para pemilih di generasi

sebelumnya. Suara pemilih pemula ini perlu diarahkan agar tidak salah dalam
3

menyalurkan aspirasinya sehingga pemilihan umum berjalan sesuai dengan asas

demokrasi.

Maka dari itu berdasarkan latar belakang permasalahan diatas peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana peran guru pkn untuk

menyampaikan kepada siswa/siswi melalui pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan mengenai sosialisasi politik untuk meningkatkan partisipasi

politik pada pemilih pemula,perlunya sosialisai ini agar generasi uda memahami

dan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian yang berjudul “Peran Guru Sebagai Saranan Sosialisasi Politik Untuk

Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula”.

1.2. Identifiasi Masalah

Agar suatu penelitian lebih terarah dan jelas tujuannya maka perlu

dijelaskan identtifikasi masalah. Berdasarkan judul dan latar belakang masalah

yang ada, maka identifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Partisipasi politik memiliki makna yang sangat penting dalam mendukung

suksesnya demokrasi.

2. Peran pemilih pemula dalam menyukseskan proses penyelenggaraan

pemilu sangatlah penting.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka diperlukan pembatasan

masalah yang berguna untuk memperoleh tujuan dan fokus penelitian yang
4

hendak dibahas lebih terarah. Maka dari itu batasan masalah dalam penelitian ini

adalah Upaya guru untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai beriut:

1. Bagaimana sosialisasi politik yang dilakukan oleh guru untuk

meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula ?

2. Bagaimana pengaruh peran guru bersosialisasi politik terhadap

peningkatan partisipasi politik pemilih pemula ?

1.5. Tujan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penelitian ini

dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui peran guru untuk meningkatkan partisipasi politik

pemilih pemula.

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru untuk meningkatkan partisipasi

politik pemilih pemula.

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.2. Manfaat Teoritis

Secara Teoritis, Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah :

Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai sumber informasi yang


5

berkaitan dengan upaya pemerintah daerah dalam mendorong partisipasi

pada pemilih pemula.

1.6.2.Manfaat Praktis

1.6.2.1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan

pengetahuan tentang pentingnya sosialisasi partisipasi pemilih

pemula saat pemilu.

1.6.2.2. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif

kepada pemilih pemula , terkhusus mengenai upaya guru dalam

mendorong generasi muda/peserta didik untuk berpartisipasi pada

pemilu agar partisipasi pemilih pemula semakin meningkat.

1.6.2.3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapakan dapat dijadikan bahan kajian penambah

informasi kepada generasi muda, dalam hal bagaimana disekolah

juga bisa mendapatkan ilmu mengenai peningkatan partisipasi

politik pemilih pemula.


6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Peran Guru

Guru memiliki peran yang paling aktif dalam pelaksanaan

pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Guru

melaksanakan pendidikan melalui kegiatan pembelajaran dengan

menagajar peserta didik atau siswa.guru juga sebagai orang tua kedua bagi

siswa di sekolah dan juga memberikan motivasi agar siswa semangat

dalam belajar. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting

bagi siswa. Peran guru sangat strategis dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Oleh karena itu, peran guru tidak dapat dipandang sebelah

mata dalam sistem pendidikan nasional. Tugas guru disamping mengajar

juga mendidik peserta didik. Mengajar berkaitan dengan transfer ilmu

pengetahuan, sedangkan mendidik berkaitan dengan penanaman atau

internalisasi nilai-nilai moral dan budi pekerti. Sebagai pengajar dan

pendidik, guru pun perlu menjadi teladan bagi peserta didik.

Pengetahuan terkait sistem politik dan demokrasi yang dianut oleh

Indonesia, dinilai sangat penting untuk diberikan kepada para peserta

didik, para tenaga pendidik (guru) harus dapat mengambil peran

memberikan pengetahuan tersebut kepada para peserta didiknya.

pendidikan politik sangat penting agar para siswa dapat menyadari

posisinya sebagai bagian dari komunitas masyarakat yang memiliki hak

8
9

dalam proses demokrasi di Indonesia. Ini agar mereka menjadi pemilih

bertanggungjawab, tidak asal ikut-ikutan memilih. Karena mereka adalah

aset generasi emas bangsa yang memiliki tanggung jawab bangsa ke

depannya. institusi penyelenggara Pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum

(KPU), dapat memberikan pembekalan kepada para guru terkait hal-hal

yang akan disampaikan kepada para siswa. Hal ini,agar dapat

memudahkan tugas KPU dalam hal sosialisasi terkait Pemilu dengan

sasaran para pemilih pemula.

2.1.2. Sosialisasi Politik

Sosialisasi secara harfiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) berarti “proses belajar seorang anggota masyarakat untuk

menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya”. Dalam

pengertian tersebut terlihat bahwasannya sosialisasi merupakan kegiatan

yang melibatkan proses penyampaian suatu nilai-nilai ataupun kultur

kepada masyarakat.

Sedangkan definisi lengkapnya mengenai sosialisasi menurut

Ramlan Surbakti sosialisasi politik merupakan satu kesatuan metode

penyampaian pesan politik, yang dibagi menjadi dua yaitu pendidikan

politik dan indoktrinasi politik . Sosialisasi politik merupakan bagian dari

proses pendidikan politik yang didalamnya terdapat tujuan untuk

membangun bagaimana seharusnya sikap masyarakat berpartisipasi

melalui aktivitas politik dan sistem politik yang ada.

Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell Jr mendefinisikan


10

sosialisasi politik sebagai “the process by which political cultures are

formad, maintained, and changed”. Terlihat bahwa definisi tersebut lebih

condong mengatakan bahwa sosialisasi politik merupakan proses

pembentukan budaya politik masyarakat, yang di dalamnya terdapat

pengenalan nilai-nilai politik. Didukung dengan pandangan Dennish

Kanavagh yang menyatakan bahwa sosialisasi politik dan pendidikan

politik merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk melestarikan ataupun

mengubah budaya politik di masyarakat.

Sosialisasi politik dapat diumpamakan sebagai jembatan

penghubung yang mentransfer nilai-nilai keyakinan politik dan budaya

politik kepada generasi penerus. Sosialisasi politik dinilai sebagai suatu

cara untuk membentuk insan-insan dalam memahami serta menyadari

status dan kedudukannya secara politik dalam kehidupan bermasyarakat.

Sosialisasi politik memuat hal-hal penting yang berhubungan dengan

proses dan tujuan yang diinginkan dalam perjalanan politik di suatu

negara, dengan demikian sosialisasi politik mempunyai hubungan yang

erat dengan transmisi pemberian pengetahuan mengenai nilai-nilai, sikap

politik, kepercayaan politik serta harapan politik. Melalui beberapa

penjelasan pengertian sosialisasi politik, dapat disimpulkan bahwa

sosialisasi politik adalah upaya edukatif baik disengaja ataupun tidak

disengaja, yang dipergunakan untuk membentuk individu yang sadar akan

politik. Sehingga masyarakat mampu menjadi pelaku politik yang

partisipan dan bertanggung jawab dalam berkehidupan berbangsa dan


11

bernegara.

2.1.3. Agen-Agen Sosialisai Politik

Salah satu elemen terpenting dalam sosialisasi politik adalah peranan

agen atau aktor yang menyelenggarakan sosialisasi politik. Agen

sosialisasi politik adalah pihak-pihak yang sangat berperan dalam

memberikan pengetahuan mengenai segala aspek politik seperti nilai dan

norma yang berindikasi pelajaran dalam berperilaku berlandaskan pada

pengetahuan dan informasi yang didapatkan melalui agen sosialisasi.

Berikut adalah agen-agen sosialisasi politik yang ada dalam masyarakat.

1. Keluarga

Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama yang berinteraksi

sedari kecil untuk membentuk suatu kepribadian seseorang,

keluarga berperan sangat besar dalam membentuk kepribadian

yang berkepemimpinan, serta cara berinteraksi dengan orang

lain. Pengaruh yang diberikan melalui keluarga terhadap

individu sangatlah besar dalam pembentukan sikap dan

melakukan interaksi politik dengan aktif.

2. Sekolah

Tidak dapat dipungkiri bahwa Sekolah adalah agen sosialisasi

pendidikan politik yang memiliki kontribusi besar dalam

menyempurnakan sosialisasi awal yang diperoleh sebelumnya

dari keluarga. Kurikulum serta peran guru dengan gaya

kepemimpinannya berpengaruh pada pembentukan sikap


12

ataupun pandangan murid mengenai pengetahuan akan ilmu

sosial, ekonomi dan politik

3. Kelompok Pergaulan

Kelompok pergaulan sebagai agen yang memiliki ikatan yang

erat dengan tiap individu mampu untuk memberikan motivasi

agar aktif dalam bidang politik, kelompok ini memiliki sifat

tidak formal sehingga mudah untuk menyesuaikan pendapat

dan pandangan masing-masing. Interaksi antar teman seperti

memberikan motivasi untuk aktif dalam aktivitas politik

menjadi salah satu dorongan untuk mengembangkan

partisipasi masyarakat. Teman sebaya menjadi kelompok

rujukan dalam mengembangkan sikap maupun perilaku

termasuk dalam bidang politik

4. Media Massa

Sebagai masyarakat yang modern media massa menjadi

makanan setiap harinya, media komunikasi yang sangat

beragam seperti elektronik handphone, radio, internet

menyediakan berbagai bentuk informasi dan pendidikan

politik yang intens diberikan kepada masyarakat. Seperti

contohnya penyiaran berita mengenai aktivitas politik seperti

diskusi politik dan berita situasi negara merupakan salah satu

bentuk dari peranan media massa dalam menjadi agen

sosialisasi.
13

5. Kontak-Kontak Langsung

Segala kegiatan yang berhubungan dengan kontak politik

secara langsung. Aktifitas yang disadari atau tidak disadari

yang menyebabkan seseorang mengalami proses sosialisasi

politik. Seperti contohnya ketika para calon legislatif

mengalami banyak peristiwa politis yang menghadapkan

dirinya dengan kondisi atau kultur politik ketika berhubungan

atau berinteraksi secara langsung dengan aktivis partai lainnya.

2.1.4. Tujuan Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik mengandung unsur pendidikan politik yang

mampu membentuk serta menanamkan kepribadian serta kesadaran dalam

berpolitik, sebagaimana dengan pendidikan politik yang berfungsi untuk

membangun kemampuan dan membentuk pola partisipasi masyarakat yang

efektif dalam aktivitas politik suatu negara, sehingga perilaku tersebut

dapat diterima dan dipraktikkan dalam sistem politik. Berikut adalah tiga

aspek tujuan sosialisasi politik.

1. Membangun Kepribadian Politik

Dalam tahap ini sosialisasi politik berorientasi memberikan

pendidikan mengenai pemahaman isi dan penghayatan atas

nilai-nilai yang dianut oleh suatu negara, pemahaman

mengenai etos normatif yang dijadikan sebagai landasan dalam

membina dan mengembangkan diri sehingga membentuk

kepribadian dalam berkehidupan dalam ranah politik. Melalui


14

pendidikan politik, masyarakat diharapkan menjadi warga

negara yang memiliki keterampilan serta bertanggung jawab

dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. dilandaskan

atas nilai dan norma yang berlaku.

2. Kesadaran Politik

Kesadaran merupakan kondisi psikologis yang mana seseorang

tanggap pada suatu hal, jika dalam bahasan politik hal tersebut

adalah kondisi politik atau iklim politik suatu bangsa. Mampu

merangsang kesadaran masyarakat untuk menelaah permasalan

politik secara kritis dan rasional.

3. Partisipasi Aktif

Sosialisasi politik bertugas menyadarkan fungsi politik yang

dimiliki oleh setiap individu sehingga merubah sikap

seseorang untuk memiliki keinginan yang kuat dalam

berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam proses

politik, seperti aktif dalam kelembagaan partai politik dan lain-

lain.

2.1.5. Partisipasi Politik

Pengertian partisipasi politik sendiri mencakup pada penggabungan

dua konsep dari sosialisasi dan politik. Sosialisasi politik merupakan

aktivitas kegiatan yang didalamnya meliputi hubungan dengan kekuasaan,


15

kebijakan, kewenangan, pengambilan keputusan, kehidupan publik, baik

itu pemerintahan, distribusi, negara ataupun konflik. Sementara itu jika

dalam tahapan awal berlanjut dengan pengambilan bagian ataupun

kontribusi dan berperan serta dalam kegiatan terkait dengan persoalan

politik seperti kekuasaan, kewenangan, pemerintahan, kebijakan, serta

pengambilan keputusan. Maka penggabungan konsep tersebut

mewujudkan pengertian partisipasi politik yang sifatnya luas.

Meskipun pandangan masyarakat yang mayoritas beranggapan

bahwa inti dari berpartisipasi politik adalah ikut serta dalam pemungutan

suara saat pemilu berlangsung, partisipasi politik memiliki aktivitas jauh

dari pada itu, bukan hanya sekedar datang dan mengikuti proses pemilihan.

Ramlan Surbakti menyebutkan bahwa dalam membedakan bentuk

partisipasi politik dapat dibedakan menjadi partisipasi aktif dan partisipasi

pasif. Bentuk partisipasi aktif antara lain seperti merumuskan serta

mengajukan kebijakan, melontarkan kritik kepada pemerintahan untuk

mengadakan perbaikan dan penyempurnaan bentuk kebijakan, lebih

tepatnya bentuk partisipasi aktif ditandai dengan sifat masyarakat yang

kritis akan segala perilaku dan bentuk input serta output kebijakan.

Sedangkan bentuk partisipasi pasif adalah kebalikan dari kegiatan yang

telah disebutkan sebelumnya, yaitu hanya menerima menaati dan

melaksanakan keputusan pemerintah.

Gabriel A. Almond membedakan partisipasi politik menjadi

partisipasi politik konvensional dan partisipasi politik non-konvensional.


16

Partisipasi politik konvensional berbentuk partisipasi politik normal pada

umumnya dalam demokrasi modern, sedangkan partisipasi politik non-

konvensional berbentuk partisipasi yang bersifat ekstreme dan cenderung

ilegal penuh dengan kekerasan dan revolusioner.

2.1.6. Pemilih Pemula

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Bab IV yang menjabarkan bahwa

warga Indonesia yang genap 17 tahun atau lebih dan sudah menikah, serta

terdaftar sebagai pemilih oleh penyelenggara pemilu maka orang tersebut

memiliki hak pilih. Pemilih pemula memiliki rentang usia 17 sampai 21

tahun, mayoritas pemilih pemula berada di lingkungan pelajar SMA,

mahasiswa serta pekerja muda. Lebih dalam lagi pemilih pemula

merupakan pengkategorian politik pada kelompok yang baru pertama kali

menggunakan suara politik dalam menentukan hak pilihnya. KPU sendiri

memiliki pemahaman yang serupa dan sejalan dengan undang-undang,

tetapi lebih detail lagi menjelaskan yakni TNI/Polri yang baru pensiun dan

kembali menjadi warga sipil yang memiliki hak memilih juga

dikategorikan sebagai pemilih pemula. Seperti diketahui saat bertugas

anggota TNI/Polri tidak memiliki hak pilih dalam pemilu karena harus

netral dan tidak berpihak pada siapapun. Setelah memasuki masa pensiun

dalam usia tertentu, barulah memiliki hak memilih dan dipilih dalam

pemilu.
17

Karakteristik pemilih pemula sendiri yaitu memiliki antusiasme

yang tinggi, haus akan perubahan, serta pola pikir yang jauh dari pragmatis

sehingga dengan karakteristik yang dimiliki tersebut harus dimanfaatkan

dengan baik melalui pengedukasian pandangan yang rasional untuk

membentuk pola pikir yang baik dan tidak radikal.

Didukung dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang

Kepemudaan, pemuda harus berperan aktif sebagai penegak kekuatan

moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam pembangunan bangsa.

Menunjukkan bahwa generasi muda merupakan kunci dari satu bangsa

untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Demi menggapai tujuan

yang ingin dicapai tersebut, pembentukan karakter serta perilaku warga

negara menjadi elemen penting. Sehingga sosialisasi politik sangat

bertanggung jawab dalam pembentukan karakter, sifat, dan tanggung

jawab dalam membentuk pendistribusian nilai-nilai politik dan

membangun partisipasi yang aktif serta bertanggung jawab.

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam Penelitian ini adanya penelitian terdahulu sebagai pendukung dalam

penelitian ini sangatlah penting. Penelitian ini akan menjadi acuan bagi penulis

dalam melakukan penelitian dan dapat menyempurnakan teori yang digunakan

untuk memvalidasi penelitian yang dilakukan. Dalam penulisan makalah

penelitian ini, penulis mengkaji dan mengumpulkan informasi dari peneliti-

peneliti terdahulu untuk dijadikan bahan perbandingan, baik dari segi kekuatan

maupun kelemahan yang ada. Maka dari itu penelitian terdahulu yang saya ambil
18

adalah :

2.3. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk diagram

sebagai berikut :

Gambar 1.2. Bagan Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesa

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho :

Ha :
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Jenis penelitian

3.1.2 Metode Penelitian

3.1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilaksanakannya penelitian yang akan d.

3.2 Subjek Penelitian

3.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data

21
22

3.5 Teknik Analisis Data


DAFTAR PUSTAKA

31
Lampiran 1

33
Lampiran 2

Lampiran 3

36

Anda mungkin juga menyukai