Oleh
BRIAN ALDORA ONAWAME
NPP : 29.1728
Puji dan syukur penulis angkat kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
Skripsi ini yang berjudul “Peran pemerintah daerah dalam menangani konflik
Skripsi ini yang senang tiasa sabar dan setia memberikan nasehat serta
tersebut.
proposal ini
Terutama kepada :
Rektor IPDN
2. Bapak Dr. Andi Pitono , S.sos , M.Si selaku dekan fakultas politik
pemerintahan
yang ada maka proposal Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
ii
ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga karya tulis
Brian A. Onawame
NPP. 29.1728
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
iv
3.5.2 Wawancara………………………………………………....37
3.5.3 Dokumentasi……..………….……………………………37
3.5.4 Trigulasi…………………………………………………….38
LAMPIRAN I..................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL
v
Tabel 3. 1 Operasional Konsep………………………………………… …...86
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2. 1 Kerangka pemikiran...............................................................................83
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahkan, lebih sering konflik terjadi karena adanya perbedaan etnis, hal itu
masih terjadi hingga saat ini. Seperti yang tahu bahwa Indonesia sebagai
konflik.
Indonesia yang memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang sangat
salah satu provinsi yang memegang peringkat tertinggi dalam konflik, hal
1
2
konflik sosial pada 2014. Pertikaian antar warga dan antar kelompok
dan tentram tidak didapatkan di daerah tersebut. Dengan ada konflik yang
timika .perang suku adalah salah satu masalah yang terjadi dan yang
sampai sekarang masih ada hingga saat ini. Perang antarsuku terjadi di
suku yang dipicu oleh perbedaan suku , budaya golongan, dan kelompok ,
1997 (suku amungme) perang antara suku amungme dengan suku dani
dan damal yang menjadi perang awal dan muncul perang suku jarang
bersamaan dengan pengelolaan dana satu persen (1%) dari sumber PT.
Perang suku kembali lagi terjadi kedua kali pada tahun 2014
perang suku yang terjadi antara suku dani dan suku moni yang terlibat
korban 21 orang dan perang ini diakhiri dengan proses “pematahan panah
berlaku dan sesuai dengan kepala perang waktu itu satu korban dibayar
distrik kwamki narama, kabupaten mimika . awal mula dipicu karena aksi
saling serang yang diawali oleh keluarga korban yang merasa tidak puas
pembalasan ini tidak hanya melibatkan para pemuda saja namun wanita ,
4
dan anak-anak pun ikut terlibat dalam perang tersebut . sementara itu ,
tersebut.
Pada bulan maret tahun 2018 konflik kembali terjadi antar kedua
konflik ini Sembilan orang tewas akibat perang suku yang berkepanjangan
kelompok masih melaakukan aksi saling serang dan tetap berjaga dengan
busur dan anak panah ,parang , serta kapak .namun para aparat
kwamki Narama
oleh pemerintah daaerah dan dewan perwakilan rakyat daerah dan dewan
bisa dibilang menjadi sarang perang suku di distrik kwamki narama. Oleh
kepada masyarakat.
Kabupaten Mimika di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya pasal 3 ayat (2) maka
3 Kecamatan mimika
4 Kecamatan Agimuga
telah diubah menjadi distrik yang menjadi bagian dari wilayah kabupaten
Mimika Barat, Mimika Barat Tengah, Mimika Barat Jauh, Agimuga, Jila
dan Jita.
dilakukan oleh suku kerabat yang berdomisili di Timika. Oleh sebab itu,
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a) Pemerintahan Daerah
8
di Kabupaten Mimika
b) Praja
TINJAUAN PUSTAKA
yang akan digunakan sebagai sarana untuk mendukung teori yang akan
9
10
1 2 3 4 5
kemungkinan serangan
dari luar maupun
pemberontakan dari
dalam.
2 Odi Murib Peranan Penelitian ini Perang antar suku
(2015)
Kepala menggunaka bukanlah suatu
Suku n metode peristiwa baru dalam
dalam penelitian perjalanan sejarah
Penyelesai yuridis masyarakat Kabupaten
an Perang normatif Timika karena sebelum
Antarsuku masuknya pengaruh
di asing di Tanah
Kabupaten Amungsa, perang
Timika antar suku sudah ada
Kajian dari dan sering
Segi berlangsung antar
Hukum suku maupun dalam
Adat tingkat konfederasi
(sesama suku) atau
lebih dikenal dengan
Perang saudara
3. Krinis Kum Perang Pengumpula menurut masyarakat
(2019)
Antar Suku n data perang antar suku
Dan dengan merupakan alamiah
Resolusi pendekatan jadi tidak bisa dihindari
Konflik Di yang telah dari permasalahan
Kabupaten digunakan apapun dalam
Mimika untuk kehidupan manusia di
Papua mencapai dunia termasuk suku-
tujuan suku yang berperang
penelitian di Mimika. Dan dalam
adalah perang antar suku
kualitatif biasanya mencari bukti
siapa yang benar dan
siapa yang salah. Di
sisi lain, perang antar
suku dimanfaatkan
oleh pemerintah
daerah, aparat
keamanan (TNI/Polri),
maupun PTFI untuk
kepentingan politik,
ekonomi,
11
jabatan/posissi dan
di kabupaten Timika
benturan kepentingan antar suku dalam konflik dan juga untuk memahami
2.2.1.1 Manajemen
pemahaman yang jelas terkait Konflik Perang suku yang sering kali
yang lebih kecil dari sebuah negara. Sebutan ini digunakan untuk
negara lain.
Kartasapoetra adalah:
tingkatannya.
dan kompleks.
2.2.1.3 Konflik
Konflik merupakan suatu hal yang sering dialami oleh individu dan
kebanyakan orang memandang konflik dalam dua hal, yaitu sebagai hal
suatu problem yang harus diatasi. Namun selama ini image terhadap
perang.
otoritas, dan lain sebagainya, dimana tujuan dari mereka bertikai itu
diskriminasi.
suku ini memiliki ciri khas tersendiri. Suku juga dapat diartikan sebagai
etnis mungkin mencakup dari warna kulit sampai asal usus acuan
teori di atas dapat disimpulkan bahwa etnis atau suku merupakan suatu
17
sebuah perang suku lebih mirip sebuah Tawuran. Pada zaman modern
sebuah perang suku akan segera ditengahi dan dilerai oleh pihak
diperbudak atau diusir oleh pihak yang menang, tetapi pada zaman
modern hasil dari sebuah perang suku tidak mengubah peta teritorial
bertujuan:
kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh
berbunyi :
dan monitoring dan evaluasi. Dijelaskan juga dalam Pasal 2 Ayat (1)
dan Ayat (2) dan Pasal 4 Ayat (1), Ayat (2)dan Ayat (3).
bertujuan:
normatif serta konsep variabel yang diteliti. Oleh sebab itu peneliti
22
LANDASAN LEGALISTIK
Undang-undang dasar tahun 1945
Undang-undang nomor 7 tahun 2012
Undang-undang nomor 23 tahun 2014
Undang –undang nomor 32 tahun 2019
Peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2012
Gambar 2. 1 Kerangka pemikiran
Peraturan daerah khusus papua nomor 20 tahun 2008
Keyakinan (Pengetahuan)
Perasaan (Sentimen) 23
Tujuan, Sasaran, Atau Cita-cita
Norma
Status dan Peranan
Rank
Power
Sanksi
Sarana atau Fasilitas
Tekanan KeteganganOutput
(Stress-strain)
Menciptakan masyarakat yang aman , tenteram, damai dan
sejahtera dan terhindar dari permasalahan yang dapat
merugikan oranglain
,,
BAB III
METODE PENELITIAN
pertimbangan logis.
ada.
29
30
melalui data atau informasi yang bersifat fakta yang telah dikumpulkan.
keadaan saat ini. Dalam penelitian ilmu sosial dan bisnis kita sering
Ciri utama dari model ini adalah peneliti tidak memiliki kendali atas
variabel, ia hanya dapat melaporkan apa yang terjadi atau apa yang
sedang terjadi.
penelitian ini berawal dari fakta yang ada saat ini untuk menemukan
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang
Rank
Power
Sanksi
Tekanan Ketegangan
(stress-strain)
dua bagian didalam sumber data yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder. (Arikunto, dalam Ismael Nurdin, & Sri Hartati, 2019:171)
Sumber data primer memuat data utama yaitu data yang didapat
2014:62). Data primer dapat juga dikatakan data yang berasal dari
Hartati, 2019:172)
33
3.3.3 Informan
1. Kakesbangpol 1 Orang I1
peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai instrumen artinya peneliti harus dapat
stimulus dari lingkungan. Penelitian ini harus dilakukan dengan teliti agar
sesuai.
kualitatif penelitian data dilakukan pada kondisi yang alamiah dan Teknik
terjadi di lapangan.
3. Observasi kelompok
objek penelitian.
dan pengindraan, yang mana dalam teknik penelitian ini pelaku peneliti
3.5.2 Wawancara
1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan salah satu teknik
pengumpulan data. Maka dari itu dalam mengumpulkan
peneliti harus mempersiapkan instrumen penelitian yang
berupa pertanyaan- pertanyaan alternatif.
2. Wawancara semiterstruktur
Pelaksanaannya lebih bebas dari pada wawancara
terstruktur. Tujuan wawancara untuk menggali masalah
secara lebih terbuka, Dalam wawancara ini setiap
narasumber dimintai pendapat dan idenya.
3. Wawancara tak berstruktur
Wawancara tak berstruktur merupakan wawancara
yang tidak memiliki pedoman yang sudah disusun secara
teratur dan lengkap untuk pengambilan datanya.
Teknik Yang digunakan yang digunakan penulis pada penelitian
3.5.3 Dokumentasi
penelitian.
wawancara.
3.5.4 Trigulasi
“Menurut Ismail Nurdin, Sri Hartati, (2019:203) Analisis data ialah sebuah
prosedur atau upaya pengolahan data untuk dijadikan suatu informasi
baru agar karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah dipahami dan
digunakan sebagai pemecah masalah, khususnya yang berkaitan dengan
penelitian.”
“Menurut silahi (2012:339) Adapun tiga alur kegiatan yang terjadi didalam
sebuah kegiatan analisis, diantaranya redukasi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga langkah-langkah tersebut akan
39
dalam mereduksi data serta tahap akhir yaitu menarik kesimpulan, dalam
bahwa data yang ada merupakan data yang nyata dan bukan hanya
angan atau karangan dari peneliti. Setelah itu tahap verivikasi merupakan
dilaksanankan dengan baik dan jelas tanpa adanya keraguan dari penulis
40
ataupun pembaca.
penelitian tersebut. Oleh sebab itu pada penelitian ini lokasi yang dipilih
Dr. Ismael Nurdin, Dra. Sri Hartati, M. S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial.
Jamaluddin, J., & Syarifuddin, S. (2014). Ambiguitas dan Konflik Peran serta
Independensi sebagai Determinan Kualitas Audit Internal. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 5(3). https://doi.org/10.18202/jamal.2014.12.5031
Jamilah. (n.d.). Kinerja Pegawai Kelurahan Dalam Penyaluran Beras Pada Program Beras
Miskin Di Kelurahan Kampal. 136–141.
Mimika, K., & Papua, P. (2017). Tinjauan Hukum Hak Asasi Manusia Terhadap Pertikaian
Antar Suku Di Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Lex Administratum, 5(1), 20–31.
viii
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
ix
LAMPIRAN I