Anda di halaman 1dari 59

EFEKTIVITAS PELAYANAN PENCATATAN

DAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN


SECARA ONLINE DI
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN
SIPIL KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI
PROPOSAL SKRIPSI

diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan


pemerintahan dan syarat penyusunan skripsi pada Program Sarjana
Terapan Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri

oleh
YUDIAN SYAPUTRA
NPP 29. 0380

PROGRAM STUDI KEPENDUDUKAN DAN


PENCATATAN SIPIL
FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2021
TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Proposal Skripsi : EFEKTIVITAS PELAYANAN PENCATATAN

DAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN SECARA

ONLINE DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN

PENCATATAN SIPIL KABUPATEN TEBO

PROVINSI JAMBI

Nama : Yudian Syaputra

NPP : 29. 0380

Program Studi : Studi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Fakultas : Perlindungan Masyarakat

Tempat dan Tanggal Lahir : Muara Bungo, 03 November 2000

disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

pada hari Sabtu, 18 September 2021.

Jatinangor, ........................ 2021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Eva Eviany M, Si Piet Hein Pusung, S.IP, M.Si


Pembina (IV/a) Penata Tk I (III/d)
NIP. 19680819 198903 2 001 NIP. 19840508 200212 1 001
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmatnya

saya dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dan yang nantinya akan

menjadi sebuah skripsi dengan tepat pada waktunya.

Proposal skripsi ini yang nantinya akan menjadi sebuah skripsi

disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Penelitian ini

dilaksanakan di Kabupaten Tebo, dengan mengambil judul “Efektivitas

Pelayanan Pencatatan dan Penerbitan Akta Kematian secara Online di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo”. Penulis

berharap atas penelitian ini dapat berguna untuk kemanfaatan orang

banyak, bagi pihak yang mencari renferensi selanjutnya, dan instansi IPDN

serta Pemerintahan Kabupaten Tebo terlebih masyarakat Kabupaten Tebo

dalam pelayanan administrasi kependudukan secara online.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam proses penyelesaian

Proposal Skripsi ini mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi, dan

petunjuk dari semua pihak. Oleh karena itu, dengan seluruh kerendahan

hati penulis menyampaikan terimakasih serta penghargaan yang

setulusnya kepada:

1. Kepada kedua orang tuaku Bapak Purn. Tarmidi dan Almh. Ibu

Yusniari beserta abangku Yudi Pratama, dan adik-adikku Yudi

Pebrianda, Yudi Ramadhani dan Yudi Arizki yang selalu

mendukung dan menjadi motivasi hidupku.

i
2. Dr. Hadi Prabowo, M.M selaku Rektor Institut Pemerintahan

Dalam Negeri.

3. Ibu Dr. Eva Eviany, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Piet Hein Pusung, S.IP, M.Si selaku Dosen Pembimbing

II yang telah meluangkan waktu dan tenaga ditengah kesibukan

dan pekerjaan yang ada untuk tetap membimbing penulis

hingga selesainya Proposal Skripsi ini.

4. Dekan Fakultas Perlindungan Masyarakat dan segenap Dosen

Pengajar, Pelatih dan Pamong Pengasuh serta seluruh Civitas

Akademika Institut Pemerintahan Dalam Negeri yang telah

banyak berjasa bagi diri saya dalam proses pendidikan ini.

5. Seluruh Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Tebo yang telah banyak membantu penulis dalam

pencarian data yang diperlukan dalam penulisan Proposal

Skripsi ini.

6. Wanita yang saya cintai Rayhanil Jannah, yang selalu

menguatkanku dalam setiap kesulitan yang ada dalam hidupku.

7. Seluruh saudara-saudariku IPDN Angkatan XXIX, terutama

Kontingen Jambi, dan adik-adik praja Angkatan XXX, XXXI, dan

XXXII yang selalu membantu dan memberi dukungan kepada

penulis dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini.

8. Saudara-saudariku Praja Utama kelas I-4 dan seluruh anggota

Wisma Nusantara 4 Bawah yang merupakan rekan-rekan

ii
senasib seperjuangan yang selalu berbagi suka dan duka

selama menempuh pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam

Negeri Kampus Sulawesi Utara.

9. Serta semua pihak yang telah membantu penulis untuk

menyelesaikan Proposal skripsi ini yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan

wawasan dari penulis. maka dari itu, penulis sangat mengharapkan apa

yang telah disampaikan dalam Proposal Skripsi ini dapat sesuai dengan

tujuan yang diharapkan serta penulis sangat mengharapkan masukan

berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan penulisan yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap semoga Proposal Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri, atas segala

kekurangan dalam penulisan Proposal Skripsi ini, penulis memohon maaf

kepada pembaca sekalian.

Terimakasih.

Jatinangor, Oktober 2021

Penulis,

Yudian Syaputra

iii
DAFTAR ISI

TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI .................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................. 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis ............................................................ 9
1.4.2 Kegunaan Praktis ............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11
2.1 Penelitian Sebelumnya.............................................................. 11
2.2 Landasan Teoretis dan Legalitas .............................................. 16
2.2.1 Pemerintahan ................................................................... 16
2.2.2 Manajemen Pemerintahan Daerah ................................... 17
2.2.3 Efektivitas ........................................................................ 18
2.2.4 Pelayanan Publik .............................................................. 20
2.2.5 Administrasi Kependudukan ............................................ 23
2.2.6 Akta Kematian ................................................................. 24
2.2.7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik .............................................................. 26
2.2.8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan ............................................. 27
2.2.9 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018
tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil mengenai
Pencatatan Kematian ....................................................... 28

iv
2.2.10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun
2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Daerah... 29
2.2.11 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun
2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government ........................................ 30
2.2.12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Pelayanan Administrasi Kependudukan secara Daring .... 30
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 33
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................ 33
3.2 Operasionalisasi Konsep ........................................................ 35
3.3 Sumber Data dan Informan .................................................... 37
3.3.1 Sumber Data ................................................................... 37
3.3.2 Informan .......................................................................... 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 40
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................. 42
3.6 Jadwal dan Lokasi Penelitian ................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 45

LAMPIRAN ............................................................................................ 48

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo Tahun 2020 ................. 5


Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Meninggal Kabupaten Tebo
di 12 Kecamatan Tahun 2020 .............................................. 6
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo yang
Mencatatkan Kematian secara Online di 12
Kecamatan Tahun 2020 ....................................................... 7
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Sebelumnya. .............................. 14
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep ................................................... 36
Tabel 3.2 Informan ............................................................................ 39
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi......... 44

vi
DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran ..........................................................32

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kematian adalah proses alami yang terjadi pada setiap manusia,

dikatakan proses alami karena manusia dalam waktu cepat atau lambat

pasti akan mengalami kematian. Pemerintah membutuhkan informasi

angka kematian yang terjadi antara lain untuk pemantauan penyebab

kematian, umur harapan hidup, serta penetapan kebijakan pembangunan

lainnya, maka dari itu kematian disebut salah satu peristiwa penting yang

dialami oleh setiap penduduk. Peristiwa penting itu sendiri adalah kejadian

yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, perceraian,

perkawinan, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak,

perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan.1 Dalam

peristiwa penting tersebut diperlukan adanya suatu tindakan pencatatan

sebagai salah satu tertib administrasi kependudukan terkait peristiwa

kependudukan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

pada Pasal 1 ayat (10) disebutkan bahwa “Peristiwa kependudukan adalah

setiap kejadian yang dialami oleh penduduk yang harus dilaporkan karena

akan berpengaruh terhadap penerbitan kartu tanda penduduk, atau surat

1Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan
Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil.

1
2

keterangan kependudukaan lainnya”.2 Dewasa ini banyak sekali penduduk

yang masih meremehkan peristiwa penting yang menyangkut tentang data

kependudukan karena dianggap tidak terlalu penting, seperti pembuatan

KK, KTP, akta kelahiran, dan sebagainya, bahkan sebagian masyarakat

beranggapapan bahwa tanpa mengurusnya tidak akan jadi masalah,

seperti pembuatan akta kematian.

Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa akta kematian

itu tidak terlalu penting dan jika ingin menggunakan nantinya dapat

mengurus lain waktu saat kita akan membutuhkannya. Masyarakat tanpa

sadar tidak berpikir jauh bahwa pemerintah membutuhkan data mengenai

peristiwa kependudukan yang terjadi di tengah masyarakat agar

mengetahui data kependudukan sebenarnya yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan suatu kepentingan lain. Jika ada bantuan kemanusiaan

dikarenakan terjadi bencana ataupun ada permasalahan lainnya

menyebabkan bantuan tidak dapat terbagi tepat sasaran dalam proses

penerimaan bantuan dikarenakan masih ada penduduk yang namanya

masih tercantum dalam data penduduk padahal orang yang bersangkutan

sudah lama tidak ada atau sudah meninggai dunia.

Perilaku masyarakat yang masih tidak peduli terhadap dokumen

kependudukan bisa berakibat fatal apalagi jika peristiwa kematian tidak

secepatnya dilaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab

2Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan
Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil.
3

mengurusnya, dikarenakan data yang ada akan berakibat pada Daftar

Pemilih Tetap (DPT), yaitu bisa menyebabkan data ganda dan data menjadi

tidak valid yang disebabkan penduduk yang meninggal namanya masih

tertera di Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Berikut undang-undang yang mengatur tentang pencatatan

kematian adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 33 yang

menjelaskan bahwa :

a. Setiap lahir mati wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi


pelaksana paling lambat 30 hari setelah lahir mati;
b. Instansi pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menerbitkan surat keterangan lahir mati;
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
pencatatan lahir mati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.3

Dari regulasi di atas, dapat kita ketahui bahwa penyelengaraan

administasi kependudukan wajib bagi penduduk Indonesia. Maka

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub pilar

administrasi kependudukan perlu ditata dengan baik agar dapat

memberikan manfaat dalam perbaikan pemerintahan dan pembangunan.

Pada saat ini, mungkin kebanyakan masyarakat belum merasakan

apa keuntungan dari pembuatan akta kematian, itu bisa dikarenakan

pemerintah kurang mensosialisasikan tentang manfaat pembuatan akta

kematian kepada masyarakat sehingga kepedulian masyarakat terhadap

pembuatan akta kematian tersebut menjadi kurang.

3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.


4

Salah satu administrasi kependudukan yang penting dan wajib

dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia adalah Akta. Akta merupakan

suatu tulisan yang dengan sengaja dibuat oleh instansi terkait untuk

dijadikan bukti tertulis tentang peristiwa penting. Ada dua jenis akta yang

harus dimiliki oleh penduduk yaitu Akta Kelahiran dan Akta Kematian.

Akta kematian adalah dokumen kependudukan yang diterbitkan oleh

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk secara resmi menyatakan

kematian seseorang.4 Akta kematian berguna untuk persyaratan

pengurusan pembagian waris, syarat dalam menikah lagi, uang duka,

tunjangan kecelakaan, asuransi dan lain sebagainya. Dengan pencatatan

kematian pemerintah dapat memperoleh data statistik peristiwa yang dapat

digunakan untuk kepentingan pemantauan penyebab kematian, umur

harapan hidup, serta penetapan kebijakan pembangunan lainnya.

Pemerintah saat ini sedang berupaya untuk memanfaatkan teknologi

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dengan teknologi yang

canggih maka efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan pun dapat tercapai.

Saat ini Kabupaten Tebo sudah mulai memanfaatkan jaringan

telekomunikasi dalam pembuatan dokumen kependudukan secara online.

Tentu pelayanan ini seharusnya memudahkan pemerintah untuk

mewujudkan Kabupaten Tebo yang tertib administrasi kependudukan.

4 ‘Pengertian Akta Kematian_Website R5 GSA’ <https://rw5gsa.web.id/content/akta-


kematian> [accessed 30 August 2021].
5

Kabupaten Tebo sebagai salah satu dari sembilan Kabupaten yang

ada di Provinsi Jambi, memiliki jumlah penduduk yang lebih rendah

dibandingkan dengan Kabupaten lain yang ada di Provinsi Jambi. Jumlah

penduduk yang ada di Kabupaten Tebo saat ini adalah 335.288 jiwa.5

Adapun jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Tebo di 12

Kecamatan yang ada di Kabupaten Tebo tahun 2020 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo Tahun 2021

Laki-Laki Perempuan Jumlah


No Kecamatan (L) (P) Penduduk
1.
TEBO TENGAH 20.196 19.329 39.525
2.
TEBO ILIR 14.249 13.718 27.967
3.
TEBO ULU 16.708 16.294 33.002
4.
RIMBO BUJANG 32.883 31.039 63.922
5.
SUMAY 11.290 10.374 21.664
6.
VII KOTO 9.469 9.064 18.553
7.
RIMBO ULU 19.620 18.554 38.164
8.
RIMMBO ILIR 11.927 11.493 23.420
9.
TENGAH ILIR 13.285 12.148 25.433
10.
SERAI SERUMPUN 5.045 4.678 9.723
11.
VII KOTO ILIR 8.666 8.112 16.778
12.
MUARA TABIR 8.861 8.269 17.157
Jumlah Total 172.189 163.099 335.288
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo
Tahun 2020

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa Kecamatan Rimbo Bujang

merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu

68.830 jiwa dan Kecamatan Serai Serumpun merupakan Kecamatan

dengan jumlah penduduk terkecil yaitu 9.370 jiwa.

5 ‘Kependudukan Kabupaten Tebo’ <https://tebokab.go.id/page/kependudukan-


kabupaten-tebo.html> [accessed 31 August 2021].
6

Adapun jumlah penduduk yang mati Kabupaten Tebo di 12

Kecamatan yang ada di Kabupaten Tebo tahun 2020 sebagai berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Meninggal Kabupaten Tebo di 12 Kecamatan

Tahun 2020

Laki-Laki Perempuan Jumlah


No Kecamatan Penduduk Mati
(L) (P)
1. TEBO TENGAH 32 17 49
2. TEBO ILIR 21 5 26
3. TEBO ULU 22 11 33
4. RIMBO BUJANG 61 24 85
5. SUMAY 7 2 9
6. VII KOTO 9 5 14
7. RIMBO ULU 21 17 38
8. RIMMBO ILIR 33 14 47
9. TENGAH ILIR 12 7 19
10. SERAI SERUMPUN 6 3 9
11. VII KOTO ILIR 7 2 9
12. MUARA TABIR 12 7 19
Jumlah Total 243 114 357
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo
Tahun 2020

Dari tabel di atas dapat kita lihat terdapat 357 jiwa penduduk yang

mengalami kematian, 243 jiwa penduduk laki-laki dan 114 jiwa penduduk

perempuan. Kematian yang terjadi disebabkan oleh berbagai macam sebab

mulai dari yang sudah tua, kecelakaan, sakit keras, dan ada juga anak yang

baru lahir. Dari data kematian di atas, terdapat beberapa penduduk yang

mencatatkan kematian secara online di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo, yaitu sebagai berikut :


7

Tabel 1.3

Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo yang Mencatatkan Kematian

secara Online di 12 Kecamatan Tahun 2020

Jumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan
No Kecamatan yang Membuat Akta
(L) (P)
Kematian Online

1. TEBO TENGAH 25 11 36
2. TEBO ILIR 7 1 8
3. TEBO ULU 10 3 13
4. RIMBO BUJANG 29 13 42
5. SUMAY 2 0 2
6. VII KOTO 5 3 8
7. RIMBO ULU 8 7 15
8. RIMMBO ILIR 7 5 12
9. TENGAH ILIR 7 2 9
10. SERAI SERUMPUN 2 1 3
11. VII KOTO ILIR 1 2 3
12. MUARA TABIR 4 4 8
Jumlah Total 107 52 159
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo
Tahun 2020

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 1.3 di atas, tingkat

kesadaran masyarakat Kabupaten Tebo untuk melaporkan dan

mencatatkan peristiwa kematian masih rendah, itu terbukti dari 357 jiwa

penduduk yang meninggal hanya 159 jiwa penduduk yang dilaporkan

peristiwa kematiannya dan membuat akta kematian secara online. Tingkat

kesadaran untuk tertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah agar dapat

mensosialisasikannya kepada masyarakat.


8

Sebagai mana kita ketahui saat ini, penerbitan pembuatan akta

kematian bisa dicetak sendiri dari rumah menggunakan kertas HVS A4 80

gram. Penerbitan akta kematian seperti ini tentu dilakukan secara online,

sehingga banyak sekali kemudahan yang dapat dirasakan masyarakat

secara langsung dalam pembuatan dokumen kependudukan seperti akta

kematian ini.

Kabupaten Tebo adalah lokus yang ingin penulis teliti yang mana di

Kabupaten Tebo sendiri sudah mulai melakukan pelayanan pencatatan dan

penerbitan akta kematian secara online.

Dari apa yang telah dijelaskan diatas maka penulis sangat tertarik

untuk meneliti hal ini dan mengambil judul “Efektivitas Pelayanan

Pencatatan dan Penerbitan Akta Kematian secara Online di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini penulis menentukan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas pelayanan pencatatan dan penerbitan akta

kematian secara online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Tebo?

2. Apa saja faktor yang menghambat efektivitas dalam pelayanan

pencatatan dan penerbitan akta kematian secara online di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo?


9

3. Apa saja upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo dalam

mengatasi faktor yang menghambat efektivitas dalam pelayanan

pencatatan dan penerbitan akta kematian secara online di

Kabupaten Tebo?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan penelitian ini antara lain :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas pelayanan

pencatatan dan penerbitan akta kematian secara online di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor yang menghambat

efektivitas pelayanan pencatatan dan penerbitan akta kematian

secara online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Tebo.

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis upaya-upaya yang dapat

dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Tebo dalam mengatasi faktor yang menghambat

efektivitas dalam kegiatan pelayanan pencatatan dan penerbitan

akta kematian secara online di Kabupaten Tebo.


10

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Terdapat kegunaan secara teoritis dalam kegiatan penelitian ini

antara lain :

1. Untuk menjadi kajian ilmu pengetahuan tentang pelayanan online

dalam pencatatan dan penerbitan dokumen kependudukan.

2. Untuk menjadi referensi pada kegiatan penelitian selanjutnya.

3. Untuk menjadi bahan referensi dan bacaan di perpustakaan IPDN.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Terdapat kegunaan secara teoritis dalam kegiatan penelitian ini


antara lain :

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil mengenai efektivitas pelayanan online kepada

masyarakat.

2. Untuk meningkatkan kesadaran tertib administrasi dalam

masyarakat.

3. Untuk menjadi bahan bacaan di perpustakaan Kabupaten Tebo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Pengkajian hasil penelitian sebelumnya merupakan salah satu

upaya peneliti dalam mendapatkan referensi atau menambah pengetahuan

terkait permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian. Terdapat

beberapa penelitian sebelumnya yang mendekati maupun sejenis dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis, antara lain sebagai berikut :

1. Kajian Pelayanan Publik Bidang Administrasi Kependudukan

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui inovasi pelayanan publik di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL) Kota Mataram pada

kasus pelayanan Kartu Identitas Anak (KIA).

Penelitian ini menggunakan teori inovasi menurut Muluk, dengan

beberapa dimensi, antara lain inovasi berkelanjutan, inovasi terobosan, dan

inovasi proses layanan. Hasil dari penelitian ini yaitu banyak terobosan

yang dilakukan oleh DISDUKCAPIL Kota Mataram seperti, Menjadikan KIA

sebagai persyaratan pendaftaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), serta

melakukan pelayanan keliling sekitar Kota Mataram.6

6Anisa Fatmawati, “Inovasi Pelayanan Publik Bidang Administrasi Kependudukan (Studi


Kasus Kartu Identitas Anak Pada Dukcapil Kota Mataram)”, Skripsi Universitas
Muhammadiyah Mataram, 2020.

11
12

2. Kajian Inovasi Pelayanan Pembuatan Akta Kematian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif serta

bertujuan menganalisis inovasi pelayanan pembuatan akta kematian di

DISDUKCAPIL Kota Makassar.

Penelitian ini menggunakan teori inovasi menurut Roggers dengan

beberapa dimensi antara lain, keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan

(complexity/), kemungkinan dicoba (triability), dan kemudahan diamati

(observability). Hasil penelitian ini menunjukkan sudah ada inovasi

pelayanan seperti pelayanan pembuatan akta kematian yang bisa dibuat di

Kelurahan masyarakat masing-masing.7

3. Kajian Efektivitas Galeri Pelayanan Administrasi

Kependudukan dalam Percepatan Akta Kelahiran

Penelitian ini menggunakan metode grounded theory. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui efektivitas program Galeri Pelayanan

Adminduk dalam percepatan kepemilikan akta kelahiran di Kabupaten

Jember. Hasil penelitian ini, pelaksanaan Galeri Pelayanan Adminduk

sudah cukup efektif, pemerintah hanya perlu menanggulangi kesalahan

teknis saja pada saat di lapangan.8

7 Musabry, “Inovasi Pelayanan Pembuatan Akta Kelahiran Dan Akta Kematian Di Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Makassar”, Skripsi Universitas Muhammadiyah
Makassar, 2020.
8 Nike Firda Akmalia, "Efektivitas Galeri Pelayanan Administrasi Kependudukan Di Roxy

Square Dalam Percepatan Kepemilikan Akta Kelahiran Di Kabupaten Jember Provinsi


Jawa Timur, Jurnal, 2018’, 1–15.
13

4. Kajian Pelayanan Akta Kematian Online dalam Rangka Tertib

Administrasi Kependudukan

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pelayanan akta kematian

secara online di Kabupaten Bolang Mongondow.

Penelitian ini menggunakan teori efektivitas menurut sumaryadi yang

dibagi menjadi lima dimensi, antara lain produktivitas, kualitas/mutu,

efisiensi, fleksibilitas, dan kepuasan. Berdasarkan pengamatan penulis,

mindset masyarakat tentang akta kematian yaitu akan membuat akta

kematian apabila itu dibutuhkan. Sehingga upaya yang dapat dilakukan

pemerintah yaitu mensosialisasikan tentang pentingnya akta kematian agar

mindset masyarakat tentang akta kematian tersebut dapat berubah.9

5. Kajian Pelayanan Penerbitan Akta Kematian Online

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pelayanan akta kematian

secara online di Kabupaten Kaimana.

Teori efektivitas yang digunakan menurut Steers dan Gibson dengan

5 dimensi, antara lain produktivitas, mutu/kualitas, efisiensi, kepuasan dan

fleksibilitas. Kesimpulan dari penulis yaitu penerbitan akta kematian secara

online di Kabupaten Kaimana belum efektif dikarenakan banyaknya

masyarakat yang masih gaptek, ketersediaan jaringan. Hasil dari penelitian

9‘Ni Luh Cindy Widhiawati, “Efektivitas Pelayanan Akta Kematian Online Dalam Rangka
Tertib Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bolaang Mongondow
Provinsi Sulawesi Utara” Laporan Akhir Praja Utama IPDN, 2020’.
14

ini berupa masukan untuk pemerintah agar menyediakan sarana dan

prasarana mengenai jaringan telekomunikasi yang memadai.10

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas terdapat perbedaan dan

kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan saat ini. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Sebelumnya

No. Judul & Peneliti Penelitian Sebelumnya Penelitian Ini


1 2 3 4
1. Inovasi Pelayanan ➢ Fokus kajian pada inovasi ➢ Fokus kajian pada
Publik Bidang pelayanan publik di Efektivitas
Administrasi DISDUKCAPIL Kota Mataram Pelayanan
Kependudukan pada kasus Pelayanan Kartu Pencatatan dan
(Studi Kasus Kartu Identitas Anak (KIA). Penerbitan Akta
Identitas Anak) ➢ Menggunakan metodologi Kematian secara
pada Disdukcapil kualitatif deskriptif. Online di Dinas
Kota Mataram ➢ Menggunakan Teori inovasi Kependudukan dan
(Fatmawati 2020) menurut Muluk, dengan dimensi Pencatatan Sipil
inovasi berkelanjutan, inovasi Kabupaten Tebo.
terobosan, dan inovasi proses ➢ Penelitian ini
layanan. menggunakan
2. Inovasi Pelayanan ➢ Fokus kajian pada inovasi metode kualitatif
Pembuatan Akta pelayanan pembuatan akta deskriptif.
Kelahiran dan Akta kematian di DISDUKCAPIL ➢ Penelitian ini
Kematian di Dinas Kota Makassar. menggunakan teori
Kependudukan dan ➢ Menggunakan metodologi efektivitas menurut
Pencatatan Sipil kualitatif deskriptif. campbell, yang
Kota Makassar ➢ Menggunakan teori inovasi mana mengacu
(Musabry 2020) menurut Roggers dengan pada 4 (empat)
dimensi meliputi Keuntungan dimensi antara lain,
relatif, kesesuaian, produktivitas,
complexity/kerumitan, efisiensi,
triability/kemungkinan dicoba, fleksibilitas ,
dan observability/ ➢ Kepuasan.
kemudahan diamati.

10‘Sri Asi Tanggahma, “Efektivitas Pelayanan Penerbitan Akta Kematian Online Di Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat”, Laporan
Akhir Praja Utama IPDN, 2020’.
15

1 2 3 4
Efektivitas Galeri ➢ Fokus kajian pada efektivitas
Pelayanan program Galeri Pelayanan
Administrasi Adminduk dalam percepatan
Kependudukan di kepemilikan akta kelahiran di
Roxy Square dalam Kabupaten Jember.
3. Percepatan ➢ Penelitian ini menggunakan
Kepemilikan Akta metode grounded theory.
Kelahiran di
Kabupaten Jember
Provinsi Jawa
Timur. (Akmalia
2018)
Efektivitas ➢ Fokus penelitian pada
Pelayanan Akta efektivitas pelayanan akta
Kematian Online kematian secara online di
dalam Rangka Kabupaten Bolang Mongondow.
Tertib Administrasi ➢ Menggunakan metodologi
4. Kependudukan dan kualitatif deskriptif.
Pencatatan Sipil ➢ Menggunakan teori efektivitas
Kabupaten Bolaang menurut sumaryadi yang dibagi
Mongondow menjadi lima dimensi yaitu,
Provinsi Sulawesi produktivitas, kualitas/mutu,
Utara efisiensi, fleksibilitas, dan
(Widhiawati 2020) kepuasan.
Efektivitas ➢ Fokus penelitian pada
Pelayanan efektivitas pelayanan akta
Penerbitan Akta kematian secara online.
Kematian Online di ➢ Menggunakan metodologi
Dinas kualitatif deskriptif.
5. Kependudukan dan ➢ Menggunaakan teori efektivitas
Pencatatan Sipil yang menurut steers dan gibson
Kabupaten dengan 5 indikator, antara lain
Kaimana Provinsi produktivitas, mutu/kualitas,
Papua Barat efisiensi, kepuasan dan
(Tanggahma 2020) fleksibilitas.

Sumber : Diolah Penulis (2021) berdasarkan Skripsi, Jurnal, Laporan


Akhir, dan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2020),
Musabry (2020), Akmalia (2018), Widhiawati (2020), dan
Tanggahma (2020)
16

Berdasarkan tabel di atas penulis menyimpulkan terdapat

perbedaan lokus dan fokus dari penelitian sekarang dan penelitian

sebelumnya serta juga terdapat beberapa persamaan yaitu metodologi

penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif. Lalu yang terakhir sama-

sama dilaksanakan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

2.2 Landasan Teoretis dan Legalitas

2.2.1 Pemerintahan

Pemerintahan adalah organisasi yang diisi dengan beberapa orang

yang diberi tanggung jawab dan kekuasaan untuk mengatur suatu

kepentingan negara. Amien Rais dkk mengemukakan “Pemerintahan

adalah sekelompok orang yang bersama-sama mengemban tanggung

jawab yang besar untuk kepentingan bangsa dan negara.”11 Tanggung

jawab dan kekuasaan yang telah diberikan oleh negara kepada sekelompok

orang tersebut haruslah dijaga dan dilaksanakan sebaik mungkin sebagai

wujud pengabdiannya kepada negara.

Salah satu unsur berdirinya suatu negara adalah pemerintahan,

ibaratkan sebuah kapal, pemerintahan adalah kemudinya yang

menentukan kemana akan dibawa arah dan tujuan kapal tersebut. Begitu

pentingnya pemerintahan ini yang menentukan perkembangan dan

kemajuan suatu negara dimasa yang akan datang.

11 Fathur Rahman, 2018, Teori Pemerintahan (Universitas Brawijaya Press)’.


17

Terdapat berbagai macam Fungsi Pemerintahan, salah satunya

adalah Pelayanan Publik. Pemerintah Pusat telah melimpahkan

kewenangannya kepada Pemerintah Daerah mengenai berbagai fungsi

tersebut, guna mengoptimalkan pelayanan publik kepada masyarakat,

contohnya seperti kewenangan Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil

yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah mengenai urusan

Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dari pelimpahan kewenangan inilah

semua program-program yang dirancang oleh Pemerintah Pusat dapat

terlaksana kepada seluruh masyarakat Indonesia, sehingga terwujudlah

tujuan dari negara Indonesia itu sendiri.

2.2.2 Manajemen Pemerintahan Daerah

Didalam suatu pemerintah daerah perlu adanya kegiatan

manajemen agar suatu fungsi pemerintahan dapat berjalan dengan baik.

Manajemen adalah seni seseorang dalam melakukan pekerjaannya

dengan proses, pengaturan sistem, pengelolaan sumber daya dengan

sebaik mungkin agar memperoleh hasil yang maksimal.12 Menurut Ermaya,

“Terdapat 5 (lima) strategi unggulan dalam manajemen pemerintahan

antara lain, pekerjaan masa lalu sebagai dasar perubahan pekerjaan

dimasa yang akan datang, setiap perbedaan pendapat cara mencari

kesepahamannya dengan demokratisasi, suatu pemahaman harus dipatuhi

karena benar, keputusan yang diambil harus kritis dan mengandung fungsi

12Frets A. Goraph, 2020, Organisasi Dan Manajemen Pemerintahan, (CV. Pilar


Nusantara).
18

manajemen, kepemimpinan sangat mempengaruhi manajemen

pemerintahan”.13

Berdasarkan pendapat ahli di atas dijelaskan strategi dalam

mewujudkan manajemen pemerintahan daerah yang baik yang mana dapat

menjadi pedoman setiap daerah dan pemimpinnya agar terwujudnya

manajemen pemerintah yang baik guna mewujudkan suatu pemerintah

daerah yang tertata dan maju.

2.2.3 Efektivitas

Terdapat banyak teori efektivitas yang dikemukakan oleh para ahli

dari berbagai sumber dengan pengertiannya masing-masing. Sondang P.

Siagian mengemukakan “Efektivitas lebih ke arah proses untuk

mendapatkan suatu hasil, lebih dekat kepada sasaran yang ingin dicapai

maka efektivitas tersebut dapat dikatakan semakin berhasil.”14 Unsur

terpenting dalam konsep efektivitas adalah terwujudnya suatu rencana awal

dalam suatu kegiatan dengan didampingi rasa kepuasan.

Makmur mengemukakan bahwa “Efektivitas dapat kita artikan

sebagai ketepatan perencanaan, implementasi, dan hasil atau produk yang

dicapai”, ia juga membagikan indikator-indikator efektivitas, antara lain :

1. Ketepatan penentuan waktu


Tolak ukur utama dari pelaksanaan dari sebuah kegiatan yaitu
dibutuhkan waktu secara efektif dan efisien sehingga tercapainya
efektivitas dan tujuan awal yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Ketepatan perhitungan biaya

13 Frets A. Goraph, 2020, Organisasi Dan Manajemen Pemerintahan, (CV. Pilar


Nusantara).
14 Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Radar Jaya).
19

Perhitungan mengenai pembiayaan suatu kegiatan yang tepat


sehingga anggaran yang dikeluarkan nantinya tidak akan kurang
ataupun kelebihan. Sehingga hasil akhir dari kegiatan tersebut dapat
menguntungkan semua pihak.
3. Pengukuran yang tepat
Pengukuran yang tepat dalam mempertimbangkan dalam
menjalankan suatu kegiatan agar berjalan sesuai dengan rencana
awal yang telah ditetapkan.
4. Menentukan tujuan yang tepat
Dalam menentukan tujuan, langkah yang akan diambil haruslah
tepat dan dapat menunjang pelaksanaan kegiatan.
5. Ketepatan menetapkan sasaran
Sasaran yang dituju haruslah jelas, tepat dan dilaksanakan oleh
individu atau organisasi demi tercapainya suatu keberhasilan yang
telah direncanakan.15

Dari pengertian menurut para ahli di atas penulis menyimpulkan

bahwa efektivitas adalah suatu konsep pemikiran mengenai cara-cara

untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan sebelumnya dengan

mempertimbangkan waktu, biaya, tenaga dan sebagainya.

Campbell mengatakan terdapat 21 dimensi untuk mengukur suatu

efektivitas, antara lain : Efektivitas Keseluruhan, Kualitas, Kesiapsiagaan,

Produktivitas, Efisiensi, Pertumbuhan, Laba, Pemanfaatan Lingkungan,

Keluar Masuknya Karyawan, Stabilitas, Absensi, Semangat Kerja,

Kepuasan, Motivasi, Penerimaan, Konflik, Fleksibilitas Adaptasi, Iklim,

Kualitas Kehidupan Kerja, Penilaian Masyarakat.”16

Dari 21 dimensi di atas, penulis memutuskan untuk menggunakan

teori Campbell (1973) dan hanya mengambil 4 (empat) dimensi saja untuk

digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

15 Makmur, 1985, Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan, (Bandung: Refika


Aditama).
16 ‘Sutrisno, 2011, Budaya Organisasi (Jakarta: Kencana).
20

1. Produktifitas;
Kuantitas dari produk yang dihasilkan organisasi. Dapat diukur
menurut tiga tingkatan : tingkat individu, tingkat kelompok. Dan
tingkat organisasi.
2. Efisiensi;
Suatu rasio yang menggambarkan beberapa aspek prestasi unit
terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut.
3. Fleksibilitas;
Kemampuan organisasi untuk menyesuaikan standar operasional
prosedur dengan keadaan tanpa melanggar ketentuan yang ada,
untuk mewujudkan pencapaian target kegiatan.
4. Kepuasan;
Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas pekerjaan atau
pelayanannya dalam organisasi.

Dimensi di atas akan digunakan penulis untuk mengukur

efektivitas pelayanan pencatatan dan penerbitan akta kematian secara

online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo.

2.2.4 Pelayanan Publik

Setiap manusia pasti membutuhkan pelayanan, hal ini dibuktikan

dengan setiap manusia tidak bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan

manusia lainnya. Gronmos mengemukakan “Pelayanan adalah

serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi akibat

adanya interaksi antara konsumen (masyarakat) dengan produsen

(pemerintah) yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

konsumen atau pelanggan”.17

17Ratminto Dan Atik Septi Winarsih, 2008, Manajemen Pelayanan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar).
21

Menurut Moenir “Pelayanan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan

oleh individu guna memenuhi kebutuhan individu lainnya”. 18Pelayanan

yang berkualitas atau pelayanan prima yang berorientasi pada pelanggan

sangat tergantung pada kepuasan pelanggan.

Moenir mengemukakan pendapatnya bahwa pelayanan adalah

proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung,

antara lain:

1. Pelayanan dengan lisan. Yaitu pelayanan yang dibutuhkan


masyarakat tentang informasi pemerintahan.
2. Pelayanan dengan tulisan. Yaitu pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat mengenai urusan administratif berupa tulisan.
3. Pelayanan dengan perbuatan. Yaitu pelayanan yang dibutuhkan
oleh masyarakat yang berupa perbuatan.19

Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa pelayanan adalah

suatu kegiatan yang berkesinambungan pada kehidupan sehari-hari setiap

manusia yang berupa layanan fisik yaitu bersifat pribadi dan secara

administratif yang biasanya terdapat pada kegiatan suatu organisasi.

Pelayanan pada masyarakat adalah saIah satu fungsi pokok

pemerintahan, sehingga penulis menyimpulkan bahwa dalam hal

pelayanan terhadap masyarakat adalah suatu upaya pemerintah dalam

wujud pengabdiannya untuk memenuhi berbagai kepentingan masyarakat

dalam bernegara berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu

kebijakan yang menjadi dasar dan orientasi kepada kepuasan masyarakat.

18 ‘Hessel Nogi Tangkilisan, 2005, Manajemen Publik, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia).
19 H.A.S. Moenir, 2010, ‘Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia’, (Bumi Aksara).
22

Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan berupa barang, jasa, maupun pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik yang

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi seluruh masyarakat.20

Pengertian ini dapat kita lihat pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik Pasal 1 ayat (1).

Subarsono mengemukakan bahwa “Pelayanan publik didefinisikan

sebagai seluruh kegiatan yang dilakukan oleh birokrat publik untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti pembuatan dokumen

kependudukan serta sertifikat.”21 Tujuan pelayanan publik pada dasarnya

adalah untuk memenuhi kepuasan masyarakat tentang sesuatu baik fisik

maupun non fisik. Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan pelayanan

publik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan, baik itu pelayanan

lisan, administratif maupun tindakan dari pemerintah.

Pelayanan publik merupakan fungsi pemerintahan yang diterima

secara langsung oleh masyarakat, sehingga kebanyakan masyarakat

menilai kinerja pemerintah dari fungsi pelayanan publik tersebut. Maka dari

itu, hendaknya pemerintah memberikan pelayanan publik yang prima

kepada seluruh masyarakat agar masyarakat menilai kinerja pemerintah

cukup baik dalam segi pelayanan publik.

20Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.


21Agus Dwiyanto, 2021, “Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik”,
(Gadjah Mada University Press).
23

2.2.5 Administrasi Kependudukan

Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan

dan penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran

penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor

lain.22

Soemartono dan Hendrastuti mengemukakan ada 3 fungsi

administrasi kependudukan yaitu :

1. Fungsi Hukum
Penerbitan dokumen kependudukan (KK, KTP, akta-akta serta surat-
surat keterangan kependudukan) yang diberikan kepada penduduk
merupakan perlindungan dan pengakuan yang diberikan oleh
negara kepada penduduk.
2. Fungsi Data
Pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil berbasis
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) tidak hanya
menghasilkan dokumen kependudukan tetapi juga menghasilkan
data kependudukan yang tersimpan dalam database kependudukan
secara terpusat.
3. Fungsi Kerjasama Lembaga
Database kependudukan dapat dimanfaatkan oleh instansi terkait
untuk perencanaan pembangunan lainnya seperti kebijakan, pemilu,
bantuan sosial, dan lainnya.23

Berdasarkan pengertian di atas, bisa kita artikan administrasi

kependudukan merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan

secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk menggapai suatu

tujuan yang organisasi telah tentukan sebelumnya.

22Triyuni Dan Sri Hendrastuti Soemartono, 2011, Administrasi Kependudukan Berbasis


Registrasi, (Bandung: Yayasan Bina Profesi Mandiri).
24

2.2.6 Akta Kematian

Akta adalah suatu tulisan yang memang dengan sengaja dibuat

untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditanda tangani pihak

yang membuatnya.24 Akta kematian adalah dokumen kependudukan yang

diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk secara

resmi menyatakan kematian seseorang.25 Akta kematian merupakan salah

satu bentuk partisipasi masyarakat atau Warga Negara Indonesia yang

mengalami peristiwa kematian, maka setiap adanya peristiwa kematian

dimanapun tempat terjadinya kematian wajib dilakukan pelaporan kepada

instansi pelaksana yang ada di wilayah tersebut. Menurut pelaporan

peristiwa kematian tersebut akan diterbitkannya kutipan akta kematian yang

kemudian akan diserahkan kepada keluarga dari pihak yang ditinggalkan

sebagai bukti hukum yang kuat sebagai kejelasan kedudukan yang sah oleh

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Penerbitan akta kematian sendiri menjadi kewajiban negara untuk

memberikan status hukum kepada orang yang teIah meninggal dan akan

berguna bagi pihak keluarga yang ditinggalkan. Maka dari itu, dengan

kepemilikan akta kematian bagi tiap masyarakat yang anggota keluarganya

sudah meninggal akan bermanfaat karena mempunyai fungsi hukum yaitu

24K., Nindya A., and Dyah Lituhayu. “Implementasi Program Pencatatan Akta Kematian Di
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil.” Indonesian Journal of Public Policy and
Management Review, Vol. 6, 2017, Pp. 27-39.’ [accessed 6 September 2021].
25 Pengertian Akta Kematian_Website R5 GSA’ <https://rw5gsa.web.id/content/akta-

kematian> [accessed 30 August 2021].


25

perlindungan hukum bagi tiap warga yang anggota keluarganya telah

meninggal dan fungsi lain seperti mengurus hak waris dan lain sebagainya.

Menurut Triyuni Soemartono “Akta Kematian adalah dokumen

pembuktian kematian seseorang secara hukum”. Jangka waktu

pendaftaran akta kematian paling lambat 60 hari kerja sejak kematian,

berbeda bagi Warga Negara Asing (WNA), jangka waktu paling lambat

adalah 10 hari kerja sejak kematian.”

Tujuan dan Manfaat Akta Kematian menurut Soemartono :

1. Untuk persyaratan pengurusan pembagian waris, baik bagi istri


atau suami maupun anak;
2. Bagi janda atau duda (terutama bagi Pegawai Negeri) diperlukan
sebagai syarat dalam menikah lagi;
3. Diperlukan untuk mengurus pensiun bagi ahli warisnya;
4. Untuk mengurus uang duka, tunjangan kecelakaan, asuransi dan
lain sebagainya;
5. Manfaat bagi individu, adalah menyediakan perlindungan hak-hak
asasi manusia berkenaan dengan status sosial dan manfaat-
manfaat individual;
6. Manfaat bagi negara, yaitu bagi administratif dan statistik negara.
Untuk itu sistem pencatatan sipil harus bersifat menyeluruh dalam
arti menyangkut seluruh penduduk, seluruh kejadian vital dalam
waktu yang ditetapkan.26

Manfaat di atas tentu sangat berguna bagi masyarakat, diharapkan

agar masyarakat dapat memahami manfaat dari pembuatan akta kematian

yang mana adalah kewajiban sebagai warga negara disamping itu

masyarakat juga mendapatkan manfaatnya.

26Triyuni Dan Sri Hendrastuti Soemartono, 2011, Administrasi Kependudukan Berbasis


Registrasi, (Bandung: Yayasan Bina Profesi Mandiri).
26

2.2.7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik

Pemerintah bertanggung jawab dalam hal penyelenggaraan

pelayanan yang prima secara efektif dan efisien kepada masyarakat

sebagai bentuk upaya pemenuhan akan kebutuhan pelayanan publik. Hal

ini telah tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik pada Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi “Pelayanan publik

adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan

pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan kepada setiap

warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik”.27

Standar pelayanan merupakan sebuah tolak ukur yang digunakan

sebagai pedoman untuk melaksanakan suatu pelayanan dan menjadi

acuan nilai kualitas dari pelayanan itu sendiri. Pemerintah memiliki

kewajiban dan janji untuk menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas,

mudah, terjangkau, dan terukur.

Adapun asas-asas yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan

publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2009 yaitu Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan

:Kepentingan Hukum, Kepastian Hukum, Kesamaan Hak, Keseimbangan

Hak dan Kewajiban, Keprofesionalan, Partisipatif, Persamaan

Perlakuan/Tidak Deskriminatif, Keterbukaan, Akuntabilitas, Fasilitas dan

27 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.


27

Perlakuan Khusus bagi Kelompok Rentan, Ketepatan Waktu, dan

Kecepatan, Kemudahan, Dan Keterjangkauan.28

Berbagai asas tersebut sebagai pedoman pemerintah dalam

memberikan pelayanan publik kepada masyarakat agar menghadirkan

kepuasan dari masyarakat itu sendiri sebagai pelanggan dari pelayanan

yang pemerintah berikan.

2.2.8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Administrasi Kependudukan merupakan suatu rangkaian kegiatan

penataan dan penertiban dokumen dan data kependudukan melalui

pendaftaran penduduk , pencatatan Sipil, pengelolaan sistem Informasi

Administrasi Kependudukan dan pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan

publik serta pembangunan di sektor lainnya.29 Pengertian tersebut Menurut

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 1 ayat (1),

Penyelenggaraan kegiatan administrasi kependudukan dilakukan

oleh pemerintah daerah yang memiliki wewenang dalam melakukan

koordinasi, pembentukan instansi pelaksana, membuat peraturan teknis di

dalam payung hukum yang berlaku, serta melaksanakan pelayanan kepada

masyarakat dibidang Administrasi Kependudukan.

Administrasi kependudukan berisikan pendaftaran peristiwa

kependudukan dan pencatatan peristiwa penting yang terjadi semasa hidup

28 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.


29 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.
28

seseorang. Dalam rangka tertibnya administrasi kependudukan,

masyarakat diharapkan untuk sadar melaporkan setiap peristiwa penting

yang dialaminya ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai

instansi pelaksana, untuk segera di input dalam database agar masyarakat

mempunyai pegangan berupa dokumen kependudukan.

2.2.9 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil mengenai Pencatatan Kematian.

Persyaratan dan Tata cara pembuatan akta kematian telah diatur

dalam Perpres No. 96 Tahun 2018 Pasal 45 ayat (1) yaitu :

Pencatatan kematian diwilayah Negara Kesatuan Republik


Indonesia harus memenuhi persyaratan :
a. Surat kematian, dan
b. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia bagi WNI bukan
Penduduk atau Dokumen Perjalanan bagi Orang Asing.30

Surat kematian seperti yang tercantum dalam perundang-undangan

di atas, dapat dikeluarkan oleh Dokter atau Kepala Desa/Lurah bahkan dari

Kepolisian apabila identitas seseorang tidak dapat diketahui dengan jelas.

Berdasarkan uraian Perpres tersebut, dapat diketahui persyaratan untuk

mengurus akta kematian serta pengurusannya. Mulai pada proses RT/RW

sampai proses di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Proses yang

30Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil.
29

tidak terlalu panjang, namun sebagian masyarakat masih menganggap

prosesnya rumit. Maka dari itu, perlunya sosialisasi kepada masyarakat

untuk menciptakan pemahaman mengenai persyaratan dan tata cara

pembuatan akta kematian.

2.2.10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005

tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil di Daerah.

Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil sebagai mana tercantum dalam Permendagri Nomor 28

Tahun 2005. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 53 :

1. Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan pencatatan setiap kematian


penduduk dengan jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
sejak tanggal kematian;
2. Pencatatan kematian yang melebihi jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah mendapat izin atas
Pejabat Pencatatan sipil;
3. Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menggunakan :
a. Formulir pelaporan kematian dengan kode F-2. 15;
b. Surat Keterangan kematian dengan kode F-2.16;
c. Register akta kematian; dan
d. Kutipan akta kematian.31

Ketidaktahuan masyarakat akan hal di atas yang membuat

masyarakat semakin tidak mau membuat akta kematian padahal hal

tersebut adalah kewajiban yang tidak sulit untuk dipenuhi.

31 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 Tentang Pedoman


Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil Di Daerah.
30

2.2.11 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun

2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Government

Instruksi ini berisikan tentang pedoman dan langkah-langkah yang

diperlukan sesuai tugas, fungsi serta kewenangan agar terlaksananya

pengembangan e-government yang dikoordinasikan dengan Menteri

Negara Komunikasi dan Informasi dalam rencana yang akan dilaksanakan.

Menimbang dari pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam

proses pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efektivitas,

efisiensi, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.32

Diawali dengan kebijakan strategi nasional pengembangan e-government

tersebut menjadi suatu bentuk langkah terciptanya sistem pemerintahan

yang berbasis elekronik salah satunya dalam pelayanan pembuatan

dokumen kependudukan secara online ini.

2.2.12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pelayanan Administrasi

Kependudukan secara Daring

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

7 Tahun 2019 tentang Pelayanan Administrasi Kependudukan secara

Daring dijelaskan bahwa :

1. Administrasi Kependudukan secara Daring yang disebut Adminduk


Daring adalah suatu rangkaian kegiatan penataan dan penertiban

32 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government.
31

suatu dokumen dan data kependudukan berbasis elektronik melalui


registrasi penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi
administrasi kependudukan, serta pendayagunaan hasilnya untuk
pelayanan publik dan pembangunan di sektor lain.
2. Pelayanan Administrasi Kependudukan secara Daring atau
selanjutnya disebut Pelayanan Adminduk Daring adalah proses
pengurusan dokumen kependudukan yang pengiriman data
persyaratannya dilakukan dengan media elektronik yang berbasis
web maupun aplikasi dengan memanfaatkan fasilitas teknologi,
informasi dan komunikasi.

Pelaksanaan penertiban administrasi kependudukan menggunakan

fasilitas teknologi yang terus dikembangkan untuk mewujudkan suatu

sistem yang dibangun secara tersistem dengan pendataan dokumen dan

data kependudukan yang terdiri dari Pelayanan Pendaftaran Penduduk

maupun Pelayanan Pencatatan Sipil.

2.3 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiono “Kerangka pemikiran merupakan model

konseptual mengenai bagaimana hubungan antara teori dengan berbagai

masalah yang telah dirumuskan”.33 Berdasarkan pengertian di atas maka

dapat kita pahami kerangka pemikiran adalah gambaran alur pemikiran

penulis dari awal hingga akhir yang mana didalamnya terdapat teori-teori

dan permasalahan yang dihubungkan. Pada penelitian ini, penulis

menggunakan teori efektivitas menurut Campbell, untuk lebih jelasnya

dapat kita lihat bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :

33 Pengertian Kerangka Berpikir Menurut Para Ahli | PenelitianIlmiah.Com’


<https://penelitianilmiah.com/pengertian-kerangka-berpikir-menurut-para-ahli/> [accessed
6 September 2021].
32

Bagan 2.1

Kerangka Pemikiran
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2019 tentang Pelayanan Administrasi Kependudukan secara Daring

Efektivitas Pelayanan Pencatatan dan Penerbitan


Akta Kematian secara Online di Dinas Kependudukan Faktor
dan Pencatatan Sipil Penghambat

Dimensi Untuk Mengukur


Efektivitas Pelayanan :
1. Produktivitas
2. Efisiensi
3. Fleksibilitas
4. Kepuasan
Teori Campbell (1973)

Upaya yang dilakukan

Terwujudnya pelayanan secara online dalam


pencatatan dan penerbitan akta kematian yang
efektif dan efisien

Dari bagan di atas dapat kita ketahui, penulis menggunakan 4

(empat) dimensi pengukuran efektivitas antara lain, produktivitas, efisiensi,

fleksibilitas, dan kepuasan. Pada saat ini dalam penerbitan akta kematian

sudah bisa secara online yang mana seharusnya hal tersebut dapat

memudahkan masyarakat dalam pembuatannya. Namun, saat di lapangan

terdapat beberapa hambatan yang menghambat keefektifan pelayanan

online tersebut, sehingga penulis ingin menganalisis upaya yang dapat

dilakukan pemerintah untuk memecahkan hambatan tersebut.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk memecahkan suatu

masalah dalam kehidupan sekaligus sebagai kegiatan akademik. Menurut

Cresswell “Pendekatan penelitian adalah perencanaan awal yang di

rancang oleh penulis mengenai dari mana dan bagaimana untuk memulai

penelitiannya, serta pendekatan penelitian dapat berupa langkah-langkah

untuk mendapatkan data, pengumpulan data, analisis dan interpretasi

data”.34

Dalam suatu penelitian, penulis harus menentukan pendekatan apa

yang akan digunakan dalam penelitian, hal ini bertujuan agar penelitian

lebih terkonsep, sehingga dalam pelaksanaanya penulis lebih terarah

dalam meneliti dan menganalisis data. Dalam dunia penelitian, terdapat 3

(tiga) metode penelitian yang sering digunakan oleh seorang penulis, antara

lain metode kualitatif, metode kuantitatif dan metode campuran antara

metode kualitatif dan metode kuantitatif (mix).

Miller Rothwell mengemukakan “Metode merupakan proses, cara,

pendekatan untuk menyampaikan suatu informasi”.35 Erickson menyatakan

bahwa “Penelitian kualitatif mengarah kepada penemuan gambaran

kegiatan yang dilakukan dan dampak dari kegiatan tersebut terhadap

34 John W. Cresswell, 2010, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar).
35 Lexy J. Moleong, 2010, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya).

33
34

kehidupan mereka”.36 Lincoln mengemukakan “Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang melihat secara alamiah dengan tujuan untuk mengartikan

suatu fenomena yang telah terjadi dengan melibatkan berbagai metode

yang tersedia.”37 Sedangkan menurut Cresswell “Penelitian kualitatif

merupakan sebuah metode untuk mengekplorasikan serta memahami arti

dari sejumlah individu atau sekelompok orang yang mempunyai masalah

dalam kehidupan sosialnya”.38

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif

deskriptif, yang mana penelitian ini berkaitan dengan aspek produktivitas,

situasi, efisiensi, serta fakta yang terdapat dalam instansi yang hanya dapat

dijelaskan dengan bahasa atau kata-kata. Menurut Whitney “Metode

deskriptif adalah Menganalisa fakta dengan interpretasi yang tepat”. Dapat

disimpulkan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

menggambarkan suatu fakta yang sedang terjadi berupa masalah yang

aktual”.39

Penggunaan pendekatan deskriptif ini untuk memahami makna dari

fakta yang ada di lokasi penelitian yang kemudian mendapatkan gambaran

yang jelas untuk memecahkan masalah yang diteliti. Adapun dalam

penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan

pendekatan induktif.

36 Johan Setiawan, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, CV Jejak.


37 Johan Setiawan, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, CV Jejak.
38 John W. Cresswell, 2010, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar).
39 Mohamad Nazir, 2011, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia).
35

Pendekatan Induktif adalah pendekatan yang digunakan dengan

berfikir secara khusus ke umum. Pendekatan ini dapat memberikan solusi

pemecahan masalah berdasarkan fakta dari pengamatan yang dilakukan

oleh penulis. Dari sebuah fakta yang di temui, kemudian dapat disimpulkan

menjadi suatu kesimpulan umum suatu keadaan.

3.2 Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi konsep sangat membantu penulis dalam

berkomunikasi dengan penelitian itu sendiri, dalam operasionalisasi konsep

inilah seorang penulis akan mengetahui pengukuran suatu variabel

sehingga penulis akan mengetahui hasil dari pengukuran tersebut.

Dalam suatu penelitian perlu adanya operasionalisasi konsep,

karena dengan adanya operasionalisasi konsep ini penulis akan lebih

terarah dalam proses penelitian yang sekaligus menjadi pedoman untuk

penulis melakukan proses wawancara dari awal hingga akhir penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori efektivitas menurut

Campbell, yang mana efektivitas sangat ditentukan oleh 4 (empat) dimensi,

antara lain produktivitas, efisiensi, fleksibilitas dan kepuasan.40 Untuk lebih

jelasnya dapat kita lihat tabel berikut :

40 ‘Sutrisno, 2011, Budaya Organisasi (Jakarta: Kencana)’.


36

Tabel 3.1

Operasionalisasi Konsep

Judul Konsep Dimensi Sub Dimensi


➢ Sarana dan prasarana
➢ Kompetensi petugas
Produktivitas
➢ Jumlah produksi akta
kematian
➢ Waktu penyelesaian
Efisiensi penerbitan
Efektivitas ➢ Proses pelayanan
Pelayanan Akta
Kematian secara ➢ Penempatan SDM
Online di Dinas Efektivitas Fleksibilitas
➢ Upaya terobosan
Kependudukan
dan Pencatatan ➢ Kecepatan dan
Sipil Kabupaten ketepatan waktu
Tebo
➢ Disiplin dan tanggung
jawab
Kepuasan
➢ Kesopanan dan
keramahan
➢ Keamanan dan
Kenyamanan
Sumber : Diolah penulis berdasarkan teori efektivitas menurut
Campbell (1973) dalam buku Sutrisno (2013)

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa terdapat 4

(empat) dimensi pengukuran dari konsep efektivitas yang mana dari 4

(empat) dimensi tersebut terdapat lagi beberapa sub dimensi yang lebih di

khususkan oleh penulis agar lebih mudah untuk melakukan proses

pengukuran dari konsep efektivitas. Kemudian, penulis akan berpedoman

pada dimensi dan sub dimensi di atas dalam pelaksanaan penelitian ini.
37

3.3 Sumber Data dan Informan

3.3.1 Sumber Data

Sumber data adalah berasal dari mana data yang didapatkan

penulis untuk diolah sebagai bahan dari penelitiannya. Data itu sendiri

merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian. Karena akan diolah

sesuai keinginan penulis untuk menghasilkan kesimpulan dari keadaan dan

pemecahan terhadap suatu masalah. Berdasarkan sumbernya, data

dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis
melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara langsung dengan
informan yang seharusnya.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh sudah diolah oleh berbagai pihak,
dapat berupa buku, majalah, jurnal, maupun hasil penulisan orang
lain.41

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer dan

sekunder, yang mana penulis akan melakukan wawancara langsung

dengan informan yang dianggap perlu untuk di wawancarai serta penulis

telah memperoleh data kependudukan Kabupaten Tebo melalui website

resmi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tebo dan pesan

whattsapp dari Kepala Bidang Kepegawaian Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo.

41
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R
Dan D, (Bandung: Alfabeta). (Alfabeta, 2008).
38

3.3.2 Informan

Suatu penelitian sangat membutuhkan data yang valid agar

mendapatkan kesimpuan yang benar sesuai dengan keadaan yang diteliti.

Arikunto mengemukakan, objek untuk mendapatkan data terbagi menjadi 3

(tiga), antara lain sebagai berikut :

1. Orang
Merupakan sumber data yang memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara dengan informan atau melalui angket yang
diberikan oleh penulis.
2. Kertas atau Dokumen
Merupakan sumber data berupa huruf, angka, gambar yang di
bubuhkan di atas keras atau media cetak.
3. Tempat
Merupakan sumber data yang dapat di amati langsung oleh penulis
berupa situasi tempat, kondusifitas suatu tempat dan sebagainya.42

Berdasarkan klasifikasi di atas, maka penulis dapat menentukan

sumber data dari penelitian ini, antara lain :

1. Orang
Dalam penelitian ini, penulis menentukan yang menjadi orang dalam
memperoleh data adalah Kepala Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo, Sekretaris Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo, Kepala Bidang Pencatatan
Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo,
beberapa Staf di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Tebo, serta beberapa masyarakat yang pernah
mengurus akta kematian.
2. Kertas atau Dokumen
Sumber data kertas atau dokumen dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen yang ada di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo yang berhubungan dengan
kegiatan ini.
3. Tempat
Tempat yang dimaksud dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
sarana di sekitaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Tebo.

42Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:


Rineka Cipta).
39

Dalam penelitian ini penulis telah menentukan informan yang akan

di wawancarai mengenai hal yang dianggap penulis memiliki keterkaitan

atas penelitian yang dapat memberikan data yang dibutuhkan dalam

penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat tabel berikut :

Tabel 3.2

Informan

No. Informan Jumlah Kode


1. Kepala Dinas Kependudukan dan
1 1.1
Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo
2. Sekretaris Dinas Kependudukan dan
1 1.2
Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo
3. Kapala Bidang Pencatatan Sipil Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil 1 1.3
Kabupaten Tebo
4. KepaIa Seksi Pencatatan Kelahiran dan
Kematian Dinas Kependudukan dan 1 1.4
Pencatatan SipiI Kabupaten Tebo
5. Staf Seksi KeIahiran dan Kematian Dinas
Kependudukan dan Pencatatan SipiI 1 1.5
Kabupaten Tebo
6. Mayarakat Kabupaten Tebo yang mengurus
8 1.6
akta kematian
7. Ketua RT 2 1.7
Total 15
Sumber : Diolah penulis (2021)

Berdasarkan tabel di atas, penulis akan melakukan wawancara

dengan 15 informan yang mana 5 (lima) dari pejabat dan pegawai di

lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo

dan 8 (delapan) masyarakat yang merupakan masyarakat Kecamatan Tebo

Tengah, alasan penulis menetapkan Kecamatan Tebo Tengah sebagai


40

sampel dari masyarakat karena lokasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo Terletak di wilayah Kecamatan Tebo

Tengah dan partisipasi masyarakat Kecamatan Tebo Tengah yang

lumayan tinggi dalam pembuatan akta kematian, serta Ketua RT yang akan

diwawancarai adalah Ketua RT yang tinggal dekat dengan lingkungan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagaimana cara penulis untuk

mendapatkan data untuk diolah. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan

data yang dilakukan penulis dengan 3 (tiga) cara, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interaksi antara

pewawancara dengan informan mengenai suatu informasi melalui

komunikasi langsung. Wawancara bisa juga dikatakan bicara tatap

muka (face to face). Sugiyono menjelaskan bentuk wawancara

antara lain :

a. Wawancara Terstruktur
Merupakan kegiatan wawancara yang mana pewawancara telah
menyiapkan pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan
untuk diajukan kepada informan.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Merupakan kegiatan wawanara yang mana pewawancara tidak
menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara
sistematis, namun pedoman pewawancara hanyalah berupa
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.43

43 Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


(Bandung: Alfabeta).
41

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memutuskan untuk

melakukan wawancara terstruktur dengan pejabat, pegawai dan

beberapa masyarakat di lingkungan Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo.

2. Observasi

Observasi mengharuskan penulis untuk turun langsung ke

lokasi penelitian dengan alat indera penglihatan dan pendengaran

mengenai apa yang terjadi di lokasi penelitian. Pada saat melakukan

observasi, hendaknya penulis mencatat hal-hal penting yang terlihat

maupun terdengar dalam pengamatannya.

Pada penelitian ini, penulis akan mengamati sikap pegawai

terhadap masyarakat yang datang untuk mengurus dokumen

kependudukan dan sekaligus mengamati hambatan dalam

pelayanan penerbitan akta kematian secara online di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo.

3. Dokumentasi

Sebagian besar masyarakat menganggap dokumentasi

hanya sebuah gambar yang di ambil untuk laporan. Namun dalam

penelitian ini, dokumentasi bukan hanya sekedar gambar tetapi

dokumen-dokumen yang mendukung penelitian ini seperti tulisan,

buku-buku, dan sebagainya. Sugiyono mengemukakan bahwa

“Dokumen merupakan catatan suatu peristiwa yang telah terjadi.


42

Dokumen dapat berupa gambar, karya, tulisan, data-data dan lain

sebagainya.”44

Berdasarkan pengertian dokumentasi di atas, penulis akan

menganasis data-data, gambar, tulisan, peraturan perundang-

undangan serta buku-buku yang mendukung keberlangsungan

penelitian di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Tebo ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara bagaimana penulis melakukan

pengolahan dari data yang telah didapatkan dari sumber data. Pengolahan

ini bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian berupa

pemecahan atas masalah yang diangkat oleh penulis. Nazir

mengemukakan “Analisis data merupakan bagian penting dalam suatu

penelitian, karena dengan dilakukan analisis data penulis dapat

menyimpulkan tentang pemecahan dari permasalahan yang diteliti dengan

mengelompokkan data, mengkategorikannya, serta menganalisis data

tersebut untuk diambil kesiumpulannya”.45

Miles dan Huberman menjelaskan langkah-langkah untuk

menganalisis data, antara lain :

1. Reduksi Data
Reduksi berarti rangkuman, jadi di reduksi data ini dilakukan proses
memilih hal-hal pokok, dan menghilangkan hal-hal yang tidak perlu.
Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan kesimpulan

44 Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R


Dan D, (Bandung: Alfabeta).
45 Mohamad Nazir, 2011, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia).
43

berupa gambaran yang lebih jelas mengenai penelitian dan


mempermudah penulis untuk mengetahui data apa saja yang masih
diperlukan.

2. Penyajian Data
Penyajian data berupa penjelasan secara singkat, bagan dan
menghubungkan antar kategori serta mencocokkannya. Penyajian
data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
penyajian yang bersifat naratif. Penyajian data ini berguna untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kegiatan selanjutnya
berdasarkan pemahaman dari penulis.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam penelitian
kualitatif. Kesimpulan ini mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal oleh penulis bisa juga tidak,
karena rumusan masalah dapat berkembang setelah penulis berada
dilapangan. Jadi, kesimpulan ini lebih mengarah ke gambaran
selanjutnya apakah terdapat permalahan lagi atau tidak, dan apabila
penulis tidak menemukan permasalahan baru maka penelitian dapat
dianggap selesai begitu juga sebaliknya.

Teknis analisis data seharusnya dari awal dipahami oleh penulis

agar dalam menganalisis data penulis tidak mengalami kesulitan dalam

proses Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan dari

penelitiannya.

3.6 Jadwal dan Lokasi Penelitian

Jadwal penelitian ini telah penulis sesuaikan dengan Keputusan

Rektor IPDN Nomor: 423.5-442 Tahun 2021 tentang Kalender Akademik

IPDN Tahun 2021/2022 untuk satuan Praja Utama Angkatan XXIX.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahap-tahap dan rincian jadwal sebagai

berikut :
44

Tabel 3.3

Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi

TAHUN 2021 TAHUN 2022

NO KEGIATAN SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Bimbingan
Proposal
Skripsi
2. Pendaftaran
Proposal
Skripsi
3. Pendistribusian
Proposal
Skripsi
4. Seminar
Proposal
Skripsi
5. Pembekalan
Penelitiandan
Plagiasi
6. Penyerahan
danMonev
Praja Utama
7. Pelaksanaan
Penelitian

8. Bimbingan
Skripsi
9. Pendaftaran
Skripsi

10. UjianSkripsi
Gelombang I

Sumber : Kalender Akademik IPDN Tahun 2021/2022

Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.


45

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik


(Jakarta: Rineka Cipta).

Dwiyanto, Agus, 2021, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan


Publik (Gadjah Mada University Press).

Goraph Frets A., 2020, Organisasi Dan Manajemen Pemerintahan, (CV.


Pilar Nusantara)

Makmur, 2011, Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan


(Bandung: Refika Aditama).

Moenir, H.A.S., 2010, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia (Bumi


Aksara).

Moleong, Lexy J. , 2010, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja


Rosdakarya).

Nazir, Mohamad, 2011, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia).

P. Siagian, Sondang, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:


Radar Jaya Offset).

Rahman Fathur, 2018, Teori Pemerintahan (Universitas Brawijaya Press)’.

Setiawan, Johan, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif (CV Jejak).

Soemartono, Triyuni dan Sri Hendrastuti, 2011, Administrasi


Kependudukan Berbasis Registrasi (Bandung: Yayasan Bina Profesi
Mandiri).

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Dan R Dan D (Bandung: Alfabeta).

Steers, Richard M. 1985, Efektivitas Organisasi (Jakarta: Erlangga).

Sutrisno, 2011, Budaya Organisasi (Jakarta: Kencana).

Tangkilisan, Hessel Nogi, 2005, Manajemen Publik (Jakarta: PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia).
46

Winarsih, Ratminto dan Atik Septi, 2008, Manajemen Pelayanan


(Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi


Kependudukan

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata


Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 tentang


Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2003 Tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di
Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019


tentang Pelayanan Administrasi Kependudukan Secara Daring

C. Jurnal, Skripsi, dan Laporan Akhir

K., Nindya A., and Dyah Lituhayu. “Implementasi Program Pencatatan Akta
Kematian Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil.” Indonesian
Journal of Public Policy and Management Review, vol. 6, 2017, pp. 27-
39.<https://www.neliti.com/id/publications/94655>

Musabry, “Inovasi Pelayanan Pembuatan Akta Kelahiran Dan Akta


Kematian Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Makassar”,
Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020

Nike Firda Akmalia, "Efektivitas Galeri Pelayanan Administrasi


Kependudukan Di Roxy Square Dalam Percepatan Kepemilikan Akta
Kelahiran Di Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur, Jurnal, 2018

Ni Luh Cindy Widhiawati, “Efektivitas Pelayanan Akta Kematian Online


Dalam Rangka Tertib Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan
47

Sipil Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara”,


Laporan Akhir Praja Utama IPDN, 2020

Sri Asi Tanggahma, “Efektivitas Pelayanan Penerbitan Akta Kematian


Online Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Kaimana Provinsi Papua Barat”, Laporan Akhir Praja Utama IPDN,
2020

D. Sumber Lainnya

https://penelitianilmiah.com/pengertian-kerangka-berpikir-menurut-para-
ahli/
Retrieved September 6,2021

https://tebokab.go.id/page/kependudukan-kabupaten-tebo.html
Retrieved August 31, 2021

https://rw5gsa.web.id/content/akta-kematian
Retrieved August 30, 2021
48

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara adalah pedoman penulis berupa daftar pertanyaan yang akan dilakukan pada saat

wawancara berlangsung. Pada penelitan ini penulis menggunakan metode wawancara terstruktur yang mana semua

pertanyaan sudah di dipersiapkan secara sistematis untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat pada tabel berikut :

Dimensi Pedoman Wawancara Daftar Pertanyaan Informan

1 2 3 4
➢ Sarana dan Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki sudah mampu 1.1 1.2
prasarana meningkatkan pelayanan akta kematian secara online ? 1.3
➢ Kompetensi petugas Berapa jumIah pegawai yang menjadi petugas peIayanan akta 1.3 1.4
Produktivitas ➢ Jumlah produksi akta kematian secara onIine ?
kematian Apakah peIayanan secara onIine sudah mampu 1.1 1.2
meningkatkan kepemiIikan akta kematian di Kabupaten Tebo? 1.3 1.4
Berapa kutipan akta kematian yang diterbitkan oleh peIayanan 1.4 1.5
akta kematian meIaIui PeIayanan secara onIine?
49

➢ Waktu penyelesaian Apakah waktu penyeIesaian peIayanan akta kematian sesuai 1.4 1.5
Efisiensi penerbitan dengan waktu yang teIah ditetapkan?
➢ Proses pelayanan Bagaimana prosedur untuk meIayani masyarakat yang ingin 1.4 1.5
membuat akta kematian secara onIine ?
➢ Penempatan SDM Apakah semua pegawai dapat melayani penerbitan akta 1.1 1.2
➢ Upaya terobosan kematian secara onIine? 1.3 1.4
Fleksibilitas Selain peIayanan secara onIine, apakah ada program Iain 1.1 1.2
yang diIaksanakan daIam peningkatan kepemiIikan akta 1.3 1.4
kematian?
➢ Kecepatan dan Apakah waktu penyeIesaian peIayanan akta kematian sesuai 1.5 1.6
ketepatan waktu dengan waktu yang telah ditetapkan?
➢ Disiplin dan Apakah petugas menunjukkan sikap yang disipIin dan 1.6 1.7
tanggung jawab bertanggung jawab atas peIayanan akta kematian secara
➢ Kesopanan dan onIine?
Kepuasan keramahan Apakah petugas sudah bersikap sopan dan ramah daIam 1.6 1.7
➢ Keamanan dan melayani masyarakat?
Kenyamanan Apakah ada biaya yang dipungut dari pelayanan akta 1.5 1.6
kematian? 1.7
Apakah anda merasa nyaman dengan peIayanan yang 1.6
diberikan oleh petugas?
Sumber : Diolah penulis menggunakan teori Campbell (1973) dalam buku Sutrisno (2013)
50

Keterangan Informan :

1.1 Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


1.2 Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
1.3 Kepala Bidang Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
1.4 Kepala Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipiI
1.5 Staf Seksi KeIahiran dan Kematian Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipiI
1.6 Mayarakat yang mengurus akta kematian
1.7 Ketua RT

Anda mungkin juga menyukai