RENCANA STRATEGIS
E-GOVERNMENT DI PROVINSI PAPUA
Melkior N.N Sitokdana1), Wing Wahyu Winarno2)
1), 2)
Magister Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Jl. Grafika No.2, Yogyakarta 55281
Email : sitokdanamelkior@gmail.com1), wing@mail.ugm.ac.id2)
3.4-25
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
seharusnya membutuhkan SI/TI untuk memberikan menggunakan analisis PEST. PEST membagi
solusi bagaimana cara mengatasinya. lingkungan dalam 4 (empat) area. Area tersebut adalah
Berdasarkan isu strategis dan beberapa persoalan politik, ekonomi, Sosial dan Teknologi. Dengan
utama yang diuraikan diatas maka alasan perlunya mengenali dan mengevaluasi peluang dan ancaman
perencanaan strategis Sistem Informasi/Teknologi eksternal, organisasi mampu mengembangkan visi dan
Informasi menurut Earl seperti dikutip oleh Indrajit misi sebagai dasar strategi yang tepat untuk mencapai
(2005) adalah sebagai berikut: (1) mewujudkan sistem sasaran jangka panjang. Berikut hasil analisis PEST pada
dan tata laksana administrasi yang efektif, efisien, dan provinsi Papua.
profesional sehingga dapat dipertanggungjawabkan. (2)
Renstra diperlukan untuk mewujudkan sinergi melalui 1) Aspek Politik
integrasi data dan proses komunikasi antara SKPD dan a) Dasar hukum pemanfaatan dan penyelenggaraan
lembaga terkait lainnya. (3) Strategi SI/TI dibuat supaya pemerintahan yang berbasis elektronik atau
selaras dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi disingkat E-Government adalah sebagai berikut;
(tupoksi) dan strategi organisasi. Semua pengembangan INPRES No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
aplikasi dan infrastruktur harus membantu proses bisnis Strategi Nasional Pengembangan E-Government,
organisasi dan layanan kepada publik. (4) Aplikasi- UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
aplikasi E-Government yang akan dibuat harus Transaksi Elektronik (UU ITE), UU No.14 Th.2008
terintegrasi dengan baik sehingga tidak terjadi tumpang tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP),
tindih (overlapping) atau bahkan duplikasi pembuatan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
aplikasi E-Government. (5) Infrastruktur SI/TI yang HaKI, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
digunakan oleh pemerintah provinsi Papua sebaiknya Tentang Pemerintah Daerah, dsb.
berbasis EA sehingga kebutuhan organisasi dapat b) Adanya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001
terakomodasi dengan baik dan saling terintegrasi [1]. Tentang Otonomi Khusus Papua, telah memberikan
Maka dirasa perlu untuk dilakukan suatu perencanaan kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus
strategis E-Government di lingkungan pemerintah kepentingan sendiri untuk tercapainya
provinsi Papua yang mampu menyelaraskan antara kesejahteraan, peningkatan taraf hidup masyarakat,
strategi bisnis dan strategi SI/TI sehingga dapat tercapai serta memberikan kebijakan khusus yang didasarkan
tujuan secara efektif dan efisien terutama dalam rangka pada nilai-nilai dasar, seperti supremasi hukum,
peningkatan pelayanan publik. demokrasi, pluralisme, serta persamaan kedudukan,
hak, dan kewajiban sebagai warga negara.
2. Pembahasan c) Masih ada gejolak disintegrasi, yang dilakukan oleh
A. Metode Penelitian berbagai kelompok masyarakat karena tidak puas
dengan proses penyerahan Papua ke Pangkuan
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan NKRI oleh Belanda. Hal ini turut mempengaruhi
metode deskriptif kualitatif [2], yang secara rinci proses pembangunan di Papua.
terbagi menjadi 3 tahapan yaitu: d) Dukungan pemerintah Provinsi dan semua
1) Melakukan identifikasi terhadap lingkungan stakeholder dalam membentuk Komisi Informasi
pemerintahan Provinsi Papua melalui observasi, Publik berdasarkan UU No.14 Th.2008 tentang
studi literatur dan wawancara terhadap Bappeda, Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP).
Bagian Humas dan protokoler, Bagian Biro Tata e) Untuk menjawab ketertinggalan pembangunan
Pemerintahan, Kepala Dinas Kominfo beserta maka pemerintah pusat membentuk Unit Percepatan
Kepala-Kepala Bidang. Pembangunan Provinsi Papua Dan Provinsi Papua
2) Berdasarkan penelitian tersebut dilakukan analisis Barat (UP4B), yang adalah lembaga untuk
lingkungan eksternal secara umum tentang kondisi mendukung koordinasi, memfasilitasi, dan
Papua menggunakan analisis PEST (Politik, mengendalikan pelaksanaan percepatan
Ekonomi, Sosial, Teknologi) yang dapat pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua
berpengaruh terhadap pengembangan dan Barat.
pemanfaatan E-Government, analisis lingkungan f) Dan regulasi-regulasi serta kebijakan-kebijakan
internal dan eksternal bisnis menggunakan SWOT, lainnya yang memihak terhadap pembangunan
dan analisis tingkat kegunaan aplikasi E- Papua.
Government menggunakan McFarland Strategic
Grid menurut interpretasi Ward and Peppard. 2) Ekonomi
3) Menyusun formulasi pengembangan E-Government Kemiskinan merupakan permasalahan yang paling
kedepan mendesak dan selalu menjadi prioritas untuk
ditanggulangi, mengingat dampak negatif yang
B. Analisis PEST ditimbulkannya sangat besar terhadap pelaksanaan
pembangunan, misalnya dapat mengurangi
Setelah melakukan proses observasi, studi literatur produktifitas, memperbesar konflik multidimensi,
dan wawancara, dilakukan proses analisis kondisi meningkatkan eksploitasi sumber daya yang
provinsi Papua dalam mendukung pengembangan dan berlebihan, dan sebagainya. Persentase penduduk
pemanfaatan E-Government, analisis tersebut
3.4-26
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
miskin di Provinsi Papua masih lebih tinggi dari Selain itu, gizi buruk pada tahun 2007 sebesar 4.420
rata-rata Nasional, yaitu sebesar 14,15%. Kondisi (22,2%) dan namun pada tahun 2011 menurun
tersebut menempatkan Papua pada peringkat ke-33 dengan angka 1.612 (6,1%). Walaupun ada
dari 33 Provinsi di Indonesia. Meskipun prosentase penurunan potensi untuk meningkat tetap ada karena
kemiskinan Papua mengalami penurunan, tapi kondisi ekonomi masyarakat yang masih sangat
nampak ketimpangan wilayah masih sangat tinggi rendah terkait pengetahuan kesehatan Untuk
khususnya didaerah atau kabupaten-kabupaten di menjawab persoalan ini pemerintah telah
pegunungan. Kondisi awal pada tahun 2011 mengeluarkan kebijakan jaminan kesehatan bagi
Persentase penduduk Miskin di Papua sebesar penduduk asli Papua, atau sering disebut
31,98% dan target sampai 2018 menurun 25%. JAMKESPA. Dengan kebijakan tersebut penduduk
Untuk memberantas kemiskinan pemerintah telah mendapat layanan kesehatan secara gratis di seluruh
mengeluarkan kebijakan yang diatur melalui SK puskesmas dan rumah sakit yang berada di Provinsi
Gubernur No 140 tahun 2007 tentang pelaksanaan Papua. [3].
rencana strategis pembangunan kampung Angka melek huruf
(RESPEK) yang dibiayai dari anggaran otonomi Sepanjang tahun 2006-2011, tingkat melek huruf
khusus Papua, terlepas dari program nasional PNM dan rata-rata lama sekolah di Provinsi Papua paling
Mandiri Pendesaan. Istilah RESPEK kemudian rendah di seluruh Indonesia. Perkembangannya
ganti menjadi PROSPEK (Program Strategis setiap tahun juga menunjukkan tidak ada perubahan
Pembangunan Ekonomi Kampung) melalui yang berarti, cenderung stagnan. Misalnya diantara
peraturan daerah khusus (Perdasus) provinsi Papua tahun 2006 - 2011 persentase melek huruf penduduk
nomor 25 tahun 2013 [3]. di Provinsi Papua mengalami perkembangan yang
3) Sosial stagnan sebesar 75,81 persen setiap tahun[3].
a) Penduduk Rata-rata lama sekolah
Berdasarkan hasil Sensus 2010 penduduk Papua Begitu juga dengan lama sekolah dapat dikatakan
berjumlah 2.833.381 jiwa atau rata-rata mengalami juga berkembang stagnan, dimana selama tahun
pertumbuhan 5,24% per tahun [3]. 2006 hingga 2008 tidak mengalami pertambahan,
b) Budaya selalu 6,5 tahun. Terjadi kenaikan ditahun 2011
Pembangunan masyarakat Papua tidak dapat menjadi 6,69 tapi kenaikannya hanya 0,1 persen.
terlepas dari unsur kebudayaan. Berhasil tidaknya Baik melek huruf maupun rata-rata lama sekolah di
pembangunan di Papua sangat dipengaruhi oleh Papua ini terpaut sangat jauh bila dibandingkan
fleksibilitas dan responsifbilitas budaya orang Papua dengan Indonesia secara keseluruhan. Di Indonesia
terhadap program-program pembangunan yang rata-rata melek huruf penduduk 15 tahun ke atas
dijalankan. Oleh karenanya mengenal lebih jauh adalah 92,4 persen, sedangkan rata-rata lama
budaya Papua merupakan salah satu key word sekolah adalah 7,6 tahun [3].
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
Papua dalam perspektif jangka panjang [3]. . Pendapatan Perkapita
c) IPM Aspek ekonomi, seperti yang terpantau pada
Dalam prakteknya ada 4 komponen pokok yang komponen pendapatan per kapita, relatif merata.
digunakan untuk mengukur besarnya angka IPM, Meski pun di sebagian besar daerah pesisir dan
yaitu (1) angka harapan hidup, (2) angka melek dataran rendah mempunyai pendapatan per kapita
huruf, (3) rata-rata lama sekolah, dan (4) angka yang lebih tinggi dengan daerah pegunungan dan
pengeluaran riil perkapita. pedalaman namun perbedaannya tidak begitu jauh,
Angka harapan hidup kurang lebih deviasinya hanya 27 ribu rupiah[3].
Aspek kesehatan yang terpantau pada komponen 4) Teknologi
harapan hidup. Angka harapan hidup di Provinsi Percepatan pembangunan jaringan telekomunikasi
Papua menunjukkan angka yang terus meningkat, yang terus gencar dibangun di Provinsi Papua telah
dari 67,60 tahun di tahun 2006 menjadi 68,60 tahun membuka keterisolasian informasi, dimana
di tahun 2010, atau naik sebanyak satu point. Semua masyarakat yang ada didaerah terpencil di lembah-
daerah kabupaten/kota baik itu di pegunungan dan lembah, pantai, gunung-gunung sudah mulai
pedalaman maupun pesisir dan dataran rendah merasakan manfaat dari teknologi informasi.
mempunyai harapan hidup yang relatif sama yaitu Walaupun demikian, koneksi jaringan internet di
diantara 62 tahun paling rendah di Merauke dan provinsi Papua secara umum sangat minim, rata-rata
69.6 tahun paling tinggi di Mimika. Namun menggunakan VSAT, sehingga cuacu yang ekstrim
HIV dan AIDS adalah salah satu penyakit yang dan tidak menentu di Papua mengakibatkan
berbahaya bagi masyarakat Papua dengan tingkat perangkat tidak berjalan optimal. Oleh karena itu,
kejadian yang luar biasa per seratus ribu penduduk. program pembangunan Nasional Palapa Ring
Pada tahun 2011, jumlah penduduk Papua penderita (jaringan Fiber Optik bawah laut) yang sedang di
HIV sebanyak 5362 orang dan penderita AIDS kerjakan PT.Telkom yang direncanakan masuk di
sebanyak 7914 orang. Jayapura akhir tahun 2014 diharapkan dapat
3.4-27
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
menjawab kebutuhan akses internet, sehingga semua dan komitmen semua stakeholder dalam rangka
sektor yang ada dapat didayagunakan secara efektif mendukung terwujudnya pelayanan pemerintah yang
dan efisien. lebih demokratis, transparan, akuntabel, efektif dan
Pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan efisien melalui layanan E-Government.
komunikasi selain dibangun oleh pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota di Papua, ada juga Tabel 1 Analisis SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
program nasional, seperti program percepatan 1. Komitmen pimpinan daerah 1. Terbatasnya SDM pengelola
pemerataan akses telekomunikasi dan informasi membangun TIK dibidang TIK
2. Memadainya infrastruktur 2. Kurangnya aplikasi yang
untuk daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan telekomunikasi dibangun dalam jaringan dan
tidak layak secara ekonomi dilaksanakan oleh 3. Dukungan bidang TIK oleh masih parsial
Pemerintah melalui Program Kewajiban Pelayanan eksekutif maupun legislatif 3. Kurangnya akuntabilitas
4. Ketersediaan perangkat pengelolaan TIK
Universal/Universal Service Obligation (KPU/USO) keras, perangkat lunak dan 4. Pengembangan perangkat
yang dananya bersumber dari kontribusi jaringan yang cukup keras, perangkat lunak serta
dikantor pemerintahan pengelolaan data belum
penyelenggara telekomunikasi. KPU/USO 5. Adanya panduan terintegrasi dan terpadu
dilaksanakan oleh suatu Badan Layanan Umum penyusunan RIP E- 5. Pelayanan informasi belum up
Government to date
(BLU) yang disebut dengan Badan Telekomunikasi Peluang (O) Ancaman (T)
Dan Informasi Pedesaan (BTIP) [4]. 1. Dukungan masyarakat 1. Kurangnya konsistensi
Kemajuan teknologi yang berkembang dan terus dalam proses pengembangan kebijakan pusat dalam
TIK mengembangkan TIK
meningkat ditahun-tahun yang akan datang secara 2. Adanya kerja sama dengan 2. Apriori sebagian staf/aparat
langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pemerintah daerah atau pemerintah terhadap teknologi
lembaga lain baru
terhadap pola kerja, pola pelayanan dan proses 3. Kemajuan teknologi 3. Terbatasnya kapasitas tenaga
kepemerintahan. Hal ini disebabkan karena adanya informasi dan komunikasi listrik
tuntutan akan mutu pelayanan yang lebih baik. Oleh yang cepat, canggih dan 4. Perkembangan Teknologi
berdayaguna untuk Informasi yang sangat cepat
karena itu penggunaan teknologi dalam kegiatan peningkatan hasil kerja. 5. Masyarakat menginginkan
pelayanan pemerintah daerah (E-Government) sudah 4. Teknologi informasi dan pelayanan yang cepat, tepat,
komunikasi dapat dan terpadu, serta ketersediaan
sangat mendesak. Hal ini membuat pemerintah mengefektifkan pelayanan informasi yang akurat dan
daerah harus berpikir untuk melakukan transformasi kepada masyarakat informatif
5. Banyak sumber dan 6. Dinamika masyarakat yang
proses bisnis maupun budaya kerja sesuai dengan narasumber untuk proses menuntut terciptanya Good
perkembangan teknologi dan tuntutan kebutuhan pembelajaran dibidang Governance
yang ada. teknologi informasi dan
komunikasi
3.4-28
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Tabel 3 Matriks Analisis SWOT (ST-WT) Tabel 5 Portofolio Sistem Informasi Saat ini
Strategi menggunakan kekuatan Strategi Mengatasi Kelemahan Untuk HIGH POTENTIAL STRATEGIC
untuk menghadapi tantangan menghadapi Tantangan 1. Sistem Perencanaan 1. Tujungan Tambahan
Strategi ST Strategi WT Pembangunan Daerah Bersyarat
1. Merancang peraturan daerah (SIMPEDA) 2. Sistem Absensi Digital
1. Meningkatkan pendidikan formal dan 3. Sistem Informasi Monitoring
dibidang TIK yang mengacu diklat yang terarah fokus pada
aturan pusat dan Pengendalian APBD
kebutuhan (TP2K)
2. Mewajibkan SDM melalui 2. Pengembangan pengetahun secara
peraturan Gubernur agar SDM KEY OPERATIONAL SUPPORT
bertahap dari level staf sampai pimpinan
mengikuti perkembangan 1. Sistem Informasi Keuangan 1. Website (Papua.go.id)
agar mempercepat pengembangan
teknologi informasi terbaru (SIMKEU) 2. Webmail
aplikasi E-Government
untuk lebih meningkatkan 2. Sistem Informasi Kepegawaiaan 3. Papua Cloud
3. Merancang peraturan standar pelayanan
kualitas diri dan kualitas (SIMPEG)
4. SDM diberi penguasaan teknologi
pelayanan publik 3. Sistem Pengelolaan Aset Daerah
informasi terbaru
3. Mensosialisasikan keunggulan 4. E-Procurement
5. Hindari kesalahan distribusi dan
produk/aplikasi yang akan penempatan SDM yang tidak sesuai Portofolio Sistem Informasi dan aplikasi E-
digunakan
4. Merancang peraturan daerah
ketrampilan untuk mengurangi dampak Government tersebut diatas diisi oleh Kepala Bidang
perkembangan teknologi informasi yang
untuk swasta membangun listrik sangat cepat Aplikasi dan Telematika Dinas Kominfo Provinsi Papua.
meningkatkan pelayanan secara 6. Hindari kelemahan sistem McFarlan menyatakan aplikasi TI yang digunakan
efektif dan efisien pengembangan perangkat keras,
5. Memanfaatkan ketersediaan perangkat lunak serta pengelolaan data dalam perusahaan (organisasi) tidak selamanya berada
komputer, perangkat lunak dan yang belum terintegrasi dan handal dalam kuadran yang sama. Suatu saat apabila aplikasi
jaringan untuk pelayanan yang untuk mengurangi ketidakpuasan
cepat, tepat dan terpadu, serta masyarakat yang menginginkan
tersebut telah berkurang dampak strategisnya, maka
ketersediaan informasi yang pelayanan yang cepat, tepat dan terpadu, aplikasi tersebut akan bergeser ke kuadran lain.
akurat dan informatif
6. Menyusun Rencana Umum
serta ketersediaan informasi akurat dan Pergeseran dari sistem aplikasi pada teori McFarlan ini
informatif
Pengembangan E-Government tidak bisa terjadi secara serta merta. Pergeseran aplikasi
yang digunakan dalam organisasi terjadi seketika ada
D. Sistem Informasi E-Government Saat ini perubahan situasi dan kondisi umum yang dihadapi. Dari
Sistem Informasi yang dibangun sejauh ini belum hasil analisis kebutuhan yang diperlukan pemerintah
optimal,artinya yang dibangun hanya untuk lingkup unit provins Papua, portofolio SI yang diperlukan dimasa
organisasi yang menerapkan SI dan belum terintegrasi mendatang terlihat seperti Tabel 6.
dengan unit organisasi lainnya yang memiliki hubungan
Tabel 6 Portofolio SI Masa Mendatang
dengan proses bisnis, misalnya SIM Pegawai belum HIGH POTENTIAL STRATEGIC
terintegrasi dengan SIM Keuangan, dll. Hal ini terjadi 1. SIM Eksekutif 1. * E-Gov Portal
karena belum ada perencanaan yang baik, misalnya 2. * SIM Pelaporan dan 2. GIS (Geografic Information
pemerintahan System)
aspek-aspek penting keberhasilan SI E-Government 3. SIM Evaluasi & Informasi 3. SIM Lingkungan Hidup
seperti regulisasi atau aturan yang jelas dan tegas dari Hasil Pembangunan 4. SIM Pontensi Daerah
5. SIM Pertanian, Perikanan &
Gubernur dan kelembagaan dibidang E-Government Peternakan
belum ada, Infrastruktur jaringan belum terdistribusi 6. SIM Pertambangan & Energi
7. SIM Jaminanan Kesehatan Papua
dengan baik, dan SDM belum memadai. Selain itu, (JAMKESPA)
berdasarkan telaah dokumen perencanaan (RPJP, 8. SIM pariwisata & Budaya
RPJMD dan Renstra Dinas Kominfo) belum menemukan 9. SIM Program Strategis
Pembangunan Ekonomi Kampung
rencana strategis yang tegas dan jelas untuk (PROSPEK)
pengembangkan E-Government. Sehingga belum 10. SIM Pemuda & Olaraga
11. SIM Koperasi & UKM
optimalnya Sistem Informasi yang dibangun karena 12. SIM Kesehatan
belum adanya perencanaan yang baik. 13. SIM Pendidikan
14. SIM Ketenagakerjaaan
Tabel 4 SI E-Government saat ini 15. SIM Industri & Perdangangan
16. SIM Transportasi
17. SIM Jalan dan Jembatan
18. SIM Terminal
19. SIM Sarana Umum
20. SIM Administrasi DPRD
21. SIM Hukum
22. SIM BUMN
23. SIM Data Pembangunan
24. * Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah(SIMPEDA)
25. * Sistem Informasi Manajemen
Barang dan Aset Daerah
E. Analisis Portofolio Sistem Informasi (SIMBADA)
Analisis didigunakan untuk melihat aspek Sistem 26. * Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG
Informasi E-Government yang selama ini digunakan KEY OPERATIONAL SUPPORT
dilingkungan pemerintah provinsi Papua. Metode 1. SIM Kolaborasi dan 1. Papua Cloud
McFarlan digunakan untuk memetakan aplikasi serta Kordinasi 2. Webmail
2. SIM Dokumentasi
sistem informasi yang digunakan berdasarkan 3. SIM Surat/Kantor Maya
kontribusinya terhadap penyelenggaraan pemerintahan. 4. SIM Pengaduan dan Keluhan
Masyarakat
Hasil pemetaan diperoleh hasil sebagai berikut: 5. Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan
(SIAK)
3.4-29
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
3.4-30