Anda di halaman 1dari 8

Kecemasan Terhadap Komputer di Era

E-Government

Arief Fahmie

Universitas Islam Indonesia

Abslract

Regional governments i
n many Indonesian provinces are currently applying infor­

mation technology in order to better serve the people through the e-govemment

program. £-government is an internet based information management system to

assist the public in accessing, searching and recording public informations from

the government. This paper examines the consequences which might be faced by

government employees i
n facing a change of the work technology. Studies showed

that one out of the many issues related to the use of computer technology ,s

computer anxiety. It i
s found that high anxiety related to computer technology occur

as a form oftechno-stress and is associated with psychological symptoms, known

as computer anxiety. High computer anxiety is thought to be related to negative

work attitudes. Thus, internal and external factors related to computer anxiety need

to be examined in order for the government oganizations to deal with computer

anxiety, both as prevention and intervention, more effectively.

Key Words: E-govemment, Computer anxiety, Prevention, Intervention

PENGANTAR

enerapan teknologi informasi, terutama distribusi informasi dan transaksi bisnis akan

P internet, di Indonesia telah dilakukan di semakin mudah (Serita Kominfo, 2003).

seluruh institusi, baik dalam sektor bisnis, Di bidang hukum, penggunaan teknologi

pendidikan, maupun pe-merintahan. Menteri teleconference di Indonesia untuk mendengar

Komunikasi dan lnformasi Syamsul Mu'arif keterangan saksi dari Malaysia dalam

pada acara pertemuan yang diadakanAsosiasi persidangan kasus Born Bali menimbulkan

Penyelenggara Multimedia Indonesia (APMI) perdebatan sekitar dasar hukum peng­

dengan tema "Multimedia Industry Perspec­ gunaannya. Di sektor industri perbankan telah

tive" tanggat 08 April 2003 di Jakarta banyak penggunaan internet sebagai sarana

menyampaikan bahwa setiap negara atau transaksi sehingga muncul istilah a-banking.

perusahaan harus meng-antisipasi kemajuan Sampai dengan Februari 2002, telah terdapat

teknologi informatika dan memberikan usaha sembilan bank yang membuka fasilitas

untuk ketersediaan suatu infrastruktur tersebut(lntemet. 2002). Di bidang pendidikan

informasi yang baik dan terhubung dengan muncul digital library atau e-library. Peng­

jaringan informasi global, sehingga trans­ gunaan teknologi ini akan mempunyai dafter

paransi dan kecepatan dalam melakukan yang masih dapat diperpanjang.

12 PSIKOLOGIKA Nomor 16 tahun VIII Jul! 2003


KECEMASAN TERHAOAP KOMPUTER DI ERA E-GOVERNMENT

Pemerintah Oaerah merupakan salah ngan.go.id), dan Kabupaten Surakarta (httlp:/

satu organisasi yang sedang meningkatkan lwww.surakarta.go.id). Pemerintah Pusat pun

aplikasi teknologi informasi dengan dica­ serius mendukung implementasi e-govern­

nangkannyae-govemment.Terwujudnya e­ ment dengan menempatkan penyusunan

govemment merupakan tujuan dari Kerangka rencana induk Sistem lnformasi Nasional

Teknologi lnformasi Nasional (KTIN) yaitu e­ (SISFONAS) sebagai program pnorttas yang

govemment for good governance pada 2005 sekaligus menjadi tulang punggung pendukung

(Rachmadewi, 2002). E-govemment adalah bagi pengembangan e-government (Serita

slstem manajemen informasi dan layanan Kominfo, 2003). Contoh tampilan dari situs

masyarakat berbasis internet untuk merekam milik Pemerintah Propinsi DI Yogyakarta dapat

dan melacak informasi publik; memberi akses dilihat pada gambar 1.

layanan publik oten instansi pemerintah Tujuan utama implementasi teknologi

(Abidin, 2002). Pengembangan e-govemment informatika pada sektor pemerintahan adalah

bisa memperpendek jalur birokrasi di pe­ merangsang munculnya berbagai prakarsa


'
merintahan, juga diharapkan Pemerintah yang transparan ke arah perbaikan akses

Kabupaten atau Kata dapat meningkatkan kompetisi global dan perbaikan kesejahteraan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), sebab dana hidup secara lebih cepat, efisien dan bisa

yang masuk bisa langsung ke kas dan diandalkan (Tjahjanto, 2002). Petaksanaan

menambah PAD. konsep e-govemment akan sangat membantu

Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, peningkatan kinerja pegawai pemerintah. Hal

sebagai contoh, telah mencanangkan diri ini disebabkan para pegawai dan masyarakat

sebagai a-government dengan membangun dapat memanfaatkan teknologi informatika

situs httlp:/lwww.takalar.go.id. Jumlah untuk promosi maupun sosiallsasi, di samping

Pemerintah Daerah yang membangun situs itu pengolahan informasinya dapat dilakukan

semakin bertambah, di antaranya Propinsi dengan transparan, sederhana, efisien, dan

Sulawesi Utara (htttp:/lwww.sulut.go.id), dapat dipertanggungjawabkan (Kedaulatan

Kabupaten Lamongan (htttp:/lwww. lama- Rakyat, 2003).


o .Zi a ., � ,. _,
..
-
• .D

... .. .. ... . . . . . . . ....

� .........
·-· -- �-· ·--· ........ �..
'
·

·-

- -·-----
..
..... trf.m-.lQ y�

.. ' ...__ . . . . . . .

= ... ,._,. __ ,
·-
.. -·--·
.......... ..
........... _.. _ . , _ , , ...,.... _ ..........

·- , .
·-, .
......

..... ..-....
.. ..
... �....
-- . .. . .
.

.............
. ·-··--···
,r

Gambar 1 ; Tampilan website milik Pemerintah Propinsl 0.1. Yogyakarta

PSIKOLOGIKA Nomor 16 tahun VIII Jull 2003 13


Arief Fahmie

Penerapan teknologi informasi, sebagai implementasi e-govemment maka individu yang

suatu perubahan, tentu memer1ukan persiapan mempunyai afeksi yang negatif dan harus

yang matang sebelum mengaplikasikannya. menggunakan teknologi komputer yang baru

Tingkat kesiapan tersebut adalah kesiapan akan menolak sistem tersebut. baik secara

biaya, sumber daya manusia, sistem kerja, eksplisit maupun implisit Hal ini ten tu saja akan

demikian pula aturan perundang·undangan, mem-penganrhi kinerja, baik indMdual maupun

perangkat lunak, ctan perangkat keras. Tingkat organsisasi, karir, bahkan program yang

kesiapan ini akan menentukan tingkat menelan biaya besar ini dapat dihentikan.

produktivitas karena teknologi informatika Kajian tentang kesiapan sumber daya

justru dapat menyebabkan inefisiensi bila manusia pada artikel ini menekankan pada

penggunaannya tidak efektif. Rachmadewi dinamika psikologis pada Pegawai Negeri Sipil

(2002), sebagai ilustrasi, mengamati bahwa (PNS ). Hal ini disebabkan bahwa PNS adalah

kesalahan pengem-bangan e-govemment ke­ satah satu pihak yang berkaitan langsung
<

banyakan disebabkan oleh ketldak-tabuan dengan konsep maupun aplikasi e-qovem­

mengenai pengertian teknologi informasi dan ment. Apapun operasionalisasi sistem ini, baik

sistem informasi. Kalangan eksekutif dan ketika digunakan oleh pelaku bisnis, aparat

legislatif memandang bahwa pengembangan penegak hukum, ilmuwan, masyarakat umum,

sistem informasi adalah komputerisasi yang maka PNS sebagai pihak yang melaksanakan

berkaitan dengan software atau hardware saja. operasionalisasi pemerintah akan berkaitan

Hal ini tentu saja keliru karena terjadi puta langsung dengan sistem e-govemment.

dinamika di bidang psikologis, hukum, dan Warsito (2003) menengarai bahwa

sosiat politik. pemerintahan masih gagap dalam me·

Kesiapan sumber daya manusia se· nerapkan teknologi informasi karena penq­

benarnya bukan hanya menyangkut aspek gunaannya masih sebatas untuk meng­

kognitif dan psikomotorik saja. Artinya sumber gantikan ketikan manual. Di samping itu,

daya manusia yang mampu menggunakan Suryo (2003) menemukan bahwa dari 180

sistem e·government tidak hanya perlu website milik pemerintah daerah ternyata

menguasai pengetahuan tentang perangkat hanya 60 saja yang tetap melakukan up date.

lunak dan atau perangkat keras; serta Pemaparan di alas menunjukkan bahwa

operasionalisasinya. Jika hanya aspek kognitif kondisi psikologis, terutama afeksi, bagi PNS

dan psikomotorik saja yang difungsikan maka mempunyai posisi yang vital sehingga menarik

rnenyiap-kan sumber daya manusia akan untuk didiskusikan lebih mendafam.

disederhanakan menjadi bagaimana teknotogi E-Goverenment

dikuasai secara kognitif dan psikomotorik.. Tentu

saja hal ini mempunyai kelemahan karena do­ Pembahasan tentang kondisi psikologis

main psikologis yang lain yaitu aspek afeksi PNS di era e-govemmenttentu harus diawali

kurang menjadi fokus perhatian. Paradigma ini dengan penjelasan terlebih dahulu tentang e·

sering membuat ap1ikasi teknotogi infonnatika government itu sendiri. E--government adalah

menjadi sebuah kesalahan strategi. Penelitian sistem manajemen informasi dan layanan

menunjukkan bahwa orang yang mempunyai masyarakat berbasis internet untuk merekam

afeksi negatif terhadap teknologi maka dapat dan melacak informasi publik; memberi akses

menghindari penggunaan komputer sebagai layanan publik oleh instansi pemerintah

sarana untuk belajar (Koohang dalam Benson. (Abidin, 2002). lmp1ementasi e-qovemment

2002). Penelitian Baker (Martin, 1998) adalah tujuan dari Kerangka Teknologi

menunjukkan bahwa sikap positif terhadap lnformasi Nasional (KTIN)yaitu e--govemment

komputer berkorelasi positif dengan pe­ forgood governance pada 2005 (Rachmadewi,

ngetahuan tentang komputer dan frekuensi 2002).

penggunaannya. Bila dikaitkan dengan

14 PSIKOLOGll(ANomot 16tahUn VIII Juli 2003


KECEMASAN TERHAOAP KOMPUTER DI ERA E-GOVERNMENT

M anfaat utama mplementasi


i eknologi
t Terdapat 12 layanan umum di Kantor UPT

informatika ini adalah munculnya berbagai melalui operator (8 jam sehari seminggu).

prakarsa yang transparan e arah


k perba k i an Pelayanan tersebut adalah ljin Mendlrikan

akses k ompet i s i global dan perbaikan Bangunan (IMB), Kartu Tanda Penduduk

k esejahteraan hidup secara lebih cepa t, efisien (KTP). ljin Lokasi. Sertifikat Tanah, Akta

dan bisa diandalkan (Tjahjanto, 2002). E-gov­ Catatan Sipil, ljin Gangguan, ljin Reklame,

emment akan sangat mem-ba ntu ningkatan


pe Mutasi, Surat ljin Usaha Perdagangan (SIUP),

ki nerja peg awai pemeri ntah. H al ini disebabkan Tanda Daftar Perdagangan (TOP), Tanda Daftar

para peg awai dan masyarakat dapat me man­ lndustri Kecil (TDIK), dan Tanda Daftar Usaha

faatkan untuk promosi maupun so sialisasi. di Perdagangan (TDUP).

s amping itu pengofahan informasinya dapal Salah satu manfaat yang duasakan dalam

dilakukan dengan transparan, sederhana, penggunaan e-government adalah efisiensi

efisien. dan dapat diper-tanggungjawabkan penggunaan kertas dan waktu pelayanan

( Kedaulatan R akyat, 2003). Penggunaan yang secara terperinci adalah:



teknofogi infonnasi ini kemudian menghasilkan 1. Penggunaan kertas menghemat sampai

sistern dalam be ntuk baru seperti G2 C (Gov­ 70%.

ernment to Citizents), G2B (Government to 2. Waktu pelayanan KTP ± 10 me nit,


'
Bussiness Enterprises) dan G2G (Government perijinan 1 hari, sertifikat tanah 2 b ulan.

to Government/Inter-Agency Relationship} 3. Ak s es layanan selama tahun 200 0

( Kedaulatan Rakyat, 2003 ). meningkat 296% dan pendapatan me­

Con oh t dari e-govemment adalah SIMTAP ningkat 154%.

(Sistem lnformasi M anajemen Satu Atap) 4. Penelusuran dan pengawasan terhadap

Ka bupaten Takalar. Sistem informasi berbasi s arsip data menjadi l ebih cepat.

w eb ini dipergunakan Kantor Unit Pelayanan 5. Masyarakat c ukup datang ke satu tempat

Terpadu (UPT) Kabupaten Takalar untuk (UPT) tanpa harus mondar-mandir ke

layanan umum yang secara fi sik disatukan nstansi


i lain untuk menyelesaikan pe­

d alam satu atap. SIMTAP memakai antar ri jinan.

m uka w eb namum akses langsung dari internet 6. Tahun 20 0 1 d i uj i c obakan melayan i

oleh masyarakat belum di berikan. Tujuan permohonan KTP melalui salah satu

SIM TAP adalah membantu proses layanan kecamatan.

UPT k epada masyarakat dan membantu 7. Adanya efsiensi k omunikas i dan ko­

Pe j a b at Pemda (Bupati, Waki l bupat i , ordinasi petugas UPT dengan pejabat

Se kwilda, Kepala Dinas) dalam memantau pemerintahan dengan menggunakan e­

proses pe nyelesaian layanan-layanan tersebut mail.

dari Kantor Bupati dan setiap Kantor Dinas.

Melalui SIMTAP dapat diterapkan konsep Kecemasan Menggunakan Komputer

paperless office, misalnya proses per­

setujuan, disposis l , surat dinas, dan ko­ Komputer telah menjadi bagian yang tidak

munikasi lainnya melalui e-mail. Di samping terpisahkan dalam kehidupan manusia.

it u dapat dilakukan monitoring dengan melihat Komputer sebagai alat komunikasi mampu

dan men c etak l aporan tentan g j umlah membual, mengirim, dan menerima informasi

pendaftar, status dokumen, keter1ambatan, yang terbaru dari seluruh belahan dunia.

dan jumlah pendapatan dalam ja ngka waktu Perpustakaan saat ini banyak menggunakan

te rtentu. Bupati, Wakit Bupati, dan Sekwilda komputer untuk membuat program katalog.

dapat memonitor semua layanan sedangkan lnformasi ten tang pendidikan dapat diperoleh

setiap Kepala Di nas dan Unit Kerja dapat lewat komputer (internet), misalnya Layanan

memonitor layanan yang ada di li ngkup lnformasiAkademik dari UII. Surat elektronik

kerjanya masing-masing. mendapat porsi yang banyak dalam dunia

PSIKOLOGIKA Nomor 16 lahun VIII Juli 2003 15


Arief Fahmie

korespondensi. Proses bisnis dijalankan Oefi nisi da ri kecemasan komputer adalah

se�ra komputerisasi. Akhirnya, memang rasa ta kut terhadap ancaman y ang muncul

tidak satu pun bidang kehidupan yang tidak ketika beri nteraksi dengan komputer di mana

terjamah oleh komputer. ancaman tersebut sebenamya ti dak terdapat

Konsekuensi dari penggunaan komputer dalam ken y ataan. K ecemasan komputer

dalam kehidupan manusia adalah muncutnya dapat berujud pengalaman ketakutan yang

gejala psikologis yang berhubungan dengan tid ak diketahui, perasaan fru strasi, keg agalan

komputer, yang salah satunya adalah dan kekecewaan, dan perasaan y ang tidak

kecemasan komputer (computer anxiety). me nyenangkan (Orr, 200 2). G ejala-gejala sik
fi

Perasaan kecemasan komputer dan peng­ dari kecemasan menggunakan komputer

gunaan-nya, temyata mempengaruhi 3040 % badan menjadi dingin dan berke ringat, ta ngan

dari populasi di lnggris (Tseng, Tiplady, menjadi basah berk eringat, perut terasa sa kit,

Macleod, Wright, 2002) juga satu di antara tiga tenggorokan sesak. hati menjadi gelisah,

dari pelajar SMU mengalami fobia teknologi seolah ngin menangis, dan anggota badan
i

(Oeloughry dalam Tseng, dkk., 2002). menjadi tegang. Bila dikaitkan d engan konsep

Johnston (Dewi, 2003) mengemukakan kecemasan sebagai respon maka dapat

bahwa kecemasan me-rupakan reaksi dikatakan bahwa ke cemasan menggunakan

terhadap adanya ancaman, hambatan komputer termasuk state anxiety arena


k

terhadap keinginan pibadi, atau me­ gejala-gejala kecemasan timbul bila individu

rupakan perasaan tertekan karena di hadap k an pada s i tuasi ertentu


l yang

adanya kekecewaan, rasa tidak puas, dirasakan mengancam, yaitu ketika meng­

tidak aman, atau sikap bermusuhan gunakan komputer.

dengan orang lain. Selanjutnya Lazarus Kecemasan menggunakan komputer

(Dewi, 2003) membagi kecemasan dalam me nyebabkan penurunan penggunaan ba hkan

dua arti yaitu kecemasan sebagai respon penotakan terhadap teknologi nformasi. Di
i

dan sebagai intervening variable. Ke­ beberapa literatur, kecemasan menggunakan

cemasan sebagai respon terbagi dua komputer telah digolongkan secara khusus

yaitu state anxietydan trait anxiety. State sebagai suatu ketakutan bekerja dengan

anxietyadalah gejala-gejala kecemasan komputer atau memikirkan bekerja dengan

yang timbul bila individu dihadapkan pad a komputer (Valerie dan Y ong, 2002). Se­

situasi tertentu yang di rasakan me­ lanjutnya disebutkan bahwa individu y ang

ngancam. Tingkat kecemasan i ni ter­ cemas dengan komputer pada umumnya

gantung pada intensitas stimulus yang me mpunyai respon psikologis negatifterhadap

mempenga r uh i, artinya i ndividu a kan penggunaan komputer, sama dengan respon

mengalami kecemasan selama kondisi kognitif se perti pikiran negatif dan ketakutan

tersebut ada. Trait anxiety adatah ke­ terhadap komputer. •

cemasan yang menetap pada diri se­ Rosen dan Weil (O rr, 2 002) mengatakan

seorang. Kecemasan ni
i sudah ter­ bahw a individu yang meng alami obia teknologi
f

ntegrasi
i dalam kepribadian sehingga ditunjukkan dalam tiga tingkalan yaitu:

individu yang mempunyai kecemasan ini 1. F obia Teknologi C emas. Fobia ini muncul

leb i h mudah menjadi cemas bila meng­ ketika menggu n akan komputer yang

hadapi situasi yang dianggap mengan­ d i tandai dengan te1apak tangan ber­

cam dirinya. Kecemasan i ni dipandang keringat, j antung berdebar. dan sakit

sebagai suatu simtom artinya s ebuah kepala.

keadaan yang menunjukkan adanya 2. F obia Teknologi Kognitif. G ejala obia


f ni
i

kesukaran untuk mengadakan proses adalah tampak pada penampilan ndividu


i

penyesuaian diri. yang tenang dan santai pada bagian luar

tetapi terdapat perasaan bergejolak dan

16 PSIKOl.OGIKA Nomor 16 tahun VIII Jul! 2003


KECEMASAN TERHADAP KOMPUTER DI ERA E-GOVERNMENT

ada perasaan bahwa setiap orang tahu umumnya. Secara umum upaya terse but dapat

bagaimana meng-gunakan komputer, dibagi dua, yaitu upaya preventif dan kuratif.

kecuali dirinya sendiri; atau merasa Upaya preventif dalam arti tindakan-tindakan

bahwa dirinya akan menekan tombol yang yang perlu dilakukan sebelum atau pada saat

salah dan mengacaukan komputer yang awal munrul gejala-ge_iala kecernasan terhadap

dipakai. komputer, sementara upaya kuratif dilakukan

3. Penggunaan yang Tidak Nyaman. Jndividu bila tingkat kecemasan telah sampai pada

mengalami kecemasan yang rendah atau kondisi yang mengganggu kinerja.

mengucapkan pernyataan yang negatif Kepekaan dalam melihat gejala·gejala

tapi secara umum lidak sampai me· fisik yang flampak pada seseorang saat

merlukan konseling pribadi. mengalami kecemasan dapal memudahkan

Kecemasan komputer dalam tingkat yang orang lain unluk mengetahui kecemasan

tinggi akan membuat orang mempunyai sikap seseorang saat berinteraksi dengan komputer.

yang negatif. Hal ini disebabkan dalam sistem Misalnya bagi atasan, hal ini dapat membantu

organisasi yang menggunakan komputer untuk mendeteksi kecemasan menggunakan

maka yang bersangkutan akan mengalami komputer dari para slaf saat berinteraksi

pengalaman ketakutan yang tidak diketahui, dengan komputer. Buxton (Fajou, 2002)

perasaan frustrasi, kegagalan dan ke­ mengatakan bahwa suatu pengenalan ter­

kecewaan, dan perasaan yang tidak me· hadap perubahan yang terjadi pada gaya atau

nyenangkan. Kondisi yang demikian ten tu juga tindakan seseorang dapat membantu untuk

berlaku pada para PNS. Sikap terhadap e-gov­ mencegah munculnya situasi-sltuasi yang

emment, sebagai salah satu faktor penentu tidak nyaman.

dari perilaku, akan mempengaruhi intensi atau Benson (2002) menemukan penelitian­

kecenderungan untuk mernanfaatkan teknotogi penelitian yang berhubungan dengan faktor

ini. lndividu yang mempunyai sikap yang negatif yang mempengaruhi kecemasan komputer.

akan cenderung menghindari penggunaannya Faktor-faktor tersebut ada1ah efikasi diri yang

sementara yang bersikap posftif akan rendah, gaya belajar, disiplin ilmu, tahapan

menyukai dalam aktivitasnya. lndividu yang perhatian, pelatihan komputer atau instruksi

mempunyai sikap positif akan lebih produktif, yang tidak tuntas, pendekatan teknik dan

baik secara individual maupun organisasional. pendekatan humanistis, serta kepemilikan

komputer. Di sisi l ain peningkatan pe­

Upaya PreventifDan Kuratif ngetahuan dan ketrampilan dalam program

yang sering dipakai seperti word processing

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pihak atau spreadsheets, instruksi internet dalam

yang melaksanakan cpera-sionafisasi pe­ kursus metode, penggunaan komputer dan

merintahan sehingga berkaitan langsung ke i ng i nan untuk men i ngkatkan keahlian


'
dengan sistem e-qovemment. PNS tentu komputer akan memberikaan kontribusi untuk

mempunyai kemungkinan besar untuk menurunkan kecemasan komputer. Benson

mengalami kecemasan terhadap komputer (2002) jug a menunjukkan batr.va bentuk kursus

sebagai konsekuensi adanya interaksi dengan tidak memberikan kontribusi terhadap ke·

komputer. Terlebih penggunaan komputer di cemasan komputer tetapi mempengaruhi

pemerintahan selama ini sebatas hanya persepsi terhadap komputer. Kelas yang lebih

pengganti mesin ketik manual (Warsito. 2003). panjang akan lebih efektif. Berkaitan dengan

Pertanyaannya adalah bagaimana me­ jenis kelamin, maka terdapat penelitian yang

ngatasinya? menemukan bahwa terdapat perbedaan

Sebenamya tindakan untuk mengatasi kecemasan antara pria dan wanita namun

kecemasan terhadap komputer tidak berbeda menemukan penelitian lain tidak menemukan

jauh dengan mengatasi kecemasan pada adanya perbedaan.

PSIKOLOGIKA Nomor 16 tahun VIII Juli 2003 17


Arief Fahmie

Di samping faktor internal, terdapatjuga dukungan dari tingkungan sosial untuk

faktor ekstemal yang mem-pengaruhi sikap mengetahui hal-ha1 baru tentang teknologi

terhadap komputer, salah satunya yaitu tersebut. Budaya organisasi yang di dalamnya

budaya pembelajaran. Budaya pembelajaran terdapat orang-orang yang terus be lajar itulah

adatah budaya organisasi yang menitik­ yang mampu beradaptasi terhadap segala

beratkan pada pengembangan setiap anggota perubahan internal maupun ekstemal, yang

dalam belajar bersama, meningkatkan kinerja. salah satunya adalah penggunaan teknologi

dan lebih efektif dalam melakukan perubahan komputer.

di organisasi (Senge, 1999).

Gordon (1996) mengungkapkan bahwa

karakteristik organisasi yang mempunyai KESIMPULAN

budaya pembelajaran adalah:

1. Pembelajaran dilakukan secara ber­ Konsekuensi dari penggunaan komputer

kelanjutan oteh individu, tim, maupun di era e-govemment adalah muncul gejala

perusahaan untuk menghasilkan ke­ psiko!ogis yang berhubungan dengan kcm­

unggufan kompetitif. puter, salah satunya adalah kecemasan kom­

2. Tiap individu memiliki visi bersama yang puter. Kecemasan komputer adalah rasa takut

direfleksikan dari nilai-nilai dan asumsi­ terhadap ancaman yang muncul ketika

asumsi dasar yang dimiJiki semua bagian berinteraksr dengan komputer di mana

di organiasi. ancaman tersebut sebenamya tidak terdapat

3. Terdapat peningkatan kinerja yang dalam kenyataan. Kecemasan komputer

ditunjukkan dari jalannya sistem or­ dapat berujud pengalaman ketakutan yang

ganisasi termasuk strategi, struktur, tidak diketahui, perasaan frustrasi, kegagalan

informasi, tujuan organisasi, dan pe­ dan kekecewaan. dan perasaan yang tidak

latihan. menyenangkan. Faktor-faktor yang mem­

4. Nilai-nilai pembelajaran yang dimiliki pengaruhi kecemasan komputer adalah faktor

pimpinan organisasi merupakan proses internal, seperti efikasi clrt, cara belajar; dan

berkelanjutan dan ada keyakinan bahwa ekstemal, misalnya budaya pembelajaran di

hal tersebut dapat meningkatkan kinerja. organisasi. Dengan mengetahui faktor-faktor

5. Pimpinan organisasi memberikan du­ tersebut diharapkan dapat dilakukan upaya

kungan dengan melakukan desentralisasi kuratif dan preventif untuk menghilangkan

pengambitan keputusan dan pember­ kecemasan komputer.

dayaan karyawan.

Berkailan dengan sikap terhadap kom­

puter maka individu yang berada dalam DAFTAR PUSTAKA

organisasi yang mempunyai budaya pem­

belajaran akan mempunyai sikap yang positif. Abidin, Z. 2002. E-Government, Teknologi

Hal ini dijelaskan oleh Robbins (1998) bahwa lnformatika, dan lmplementasinya

budaya organisasi dapat berfungsi sebagai pada Sektor Pemerintah. Dalam Good

mekanisme kontrol terhadap perilaku yang Governance dan Otonomi Daerah.

diterima dalam perusahaan. Sikap terhadap MenyongsongAFTA Tahun 2003. edi­

komputer yang diperoleh lewat proses tor: Azhari, dkk. Yogyakarta: Pro­

pembelajaran dari lingkungan sekitar akan sumen dan FORKOMA-UGM.

terbentuk positif ketika budaya yang ber­

kembang adalah keinginan belajar, memiliki Benson, S.J. 2002. Computer Anxiety: Im­

kinerja yang tinggi, dan bekerjasama. lndividu pediment to Technology Integration?

yang belajar tentang teknologi komputer akan http://pt3.nmsu.edu/ed uc621 /sha­

mampu merasa nyaman karena terdapat ron2.html. 11 Oktober 2002.

18 PSIKOLOGIKA Nornor 16 tahun VIII Juli 2003


KECEMASAN TERHAOAP KOMPUTER DI ERA £-GOVERNMENT

Serita Kominfo. 2003. Indonesia Harus sia. Kedaufatan Rakyat. 28 Desember

Mengejar Ketertinggafan di Bidang 2002.

Telematika Untuk Meningkatkan

Daya Saing Bangsa. http://www.­ Robbins, S.P. 1998. Organizational Behav­

kominfo.go.id/berita.asp?p=19. 11 ior, a,i.. New Jersey: Prentice Hall.

Oktober 2003

Senge, P. 1999. The Dance of Change: The

___ . 2003. Lokakarya Nasional E-Gov­ Challenges of Sustaining Momentum

ernment di Kutai Timur. www.komin­ in Leaming Organizations. http://

fo.go.id/berita_detail.asp?id=151. 11 www.fieldbook.com. 20 Februari 2003.

Oktober 2003.

Suryo, R. 2003. E-Government, Dukung

Dewi, R. 2003. Hubungan Efikasi Diri dengan Pelaksanaan Otda. Kedaulatan

Kecemasan dalam Melamar Pe­ Rakyat. 24 Februari 2003.

kerjaan. Skripsi (Tidak Oilerbitkan).

Yogyakarta: Fakultas Psikologi Uni­ Tjahjanto. 2002. E-Government, Teknologi

versitas Islam Indonesia. lnformatika, dan lmplementasinya

pada Sektor Pemerintah. Da1am Good

Fajou, S. 2002. Computer Anxiety. http:// Governance dan Otonomi Daerah.

www .edf ac. usyd .ed u .au/projects/ MenyongsongAFTA Tahun 2003. edi­

comped/Fajou.html. 11 Oktober 2002. tor: Azhari, dkk. Yogyakarta:

Prosumen dan FORKOMA-UGM.

Gordon, J.R. Oganizationa/ Behavior:

Concepts, Controversies, Applica­ Tseng, H.M., Tiplady, B .. Macleod. H.,

tions, Ef". New Jersey: Prentice Hall. Wright, P. 2002. Computer Anxiety

and The Assessment of Mood and

Internet. 2002. E-banking Di Indonesia. Cognitive Function. http://www1 .yo­

Edisi 15 Januari-15 Februari 2002. rk.ac. uk /inst/cti psych/web/Ci P96C DJ

TSENG/TSENG.HTM11 Oktober

Martin, B.L. 1998. Computer Anxiety Levels 2002.

of Virginia Cooperative Extension Field

Personnel. http://scholar.lib.vt.edu/ Valerie, L.W. dan Yong, z. 2002. Existential

theseslavailable/etd-31598- 144937 J Computer Anxiety and Changes in

unrestricted/April_ 1 . d o c . p d f . 20 Computer Technology: What Past Re­

Oktober 2002. search on Computer Anxiety Has

Missed? http://www.yahoo.com/
'
Orr, L. V. 2002. Computer Anxiety. http:// computer-anxiety. 06 Maret 2003.

w w w . u s m . m a i ne . e d u l - c o m !

lindap-1.htm. 11 Oktober 2002. Warsito. 2003. E-Government, Dukung

Pelaksanaan Otda. Kedaulatan

Rachmadewi, A.P. 2002. Evaluasi Pe­ Rakyat. 24 Februari 2003.

ngembangan E-Govemment di tndone-

PSIKOLOGIKA Nornor 16 tahun VIII Juli 2003 19

Anda mungkin juga menyukai