Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM LAYANAN

PENDIDIKAN BERBASIS E-GOVERNMENT DI DINAS PENDIDIKAN


DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

Ismira Wijayanti Sutopo


Email: ismirawijayanti15@gmail.com
Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D
Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin

Departemen Politik dan Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Website: https://fisip.undip.ac.id/ - Email: fisip@undip.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan e-Government di Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Sebagai metode, penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Temuan yang diperoleh oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah Disdikbud Jawa Tengah belum memiliki SOP yang secara khusus
membahas mengenai implementasi e-Government. Ketiadaan SOP ini sangat berpengaruh
dalam setiap aspek lainnya dan menyebabkan hambatan khususnya di aspek struktur birokrasi.
Disdikbud Jawa Tengah juga masih mengalami hambatan lain seperti kurangnya jumlah dan
kualitas sumber daya manusia dan kurangnya anggaran dana dalam menyediakan fasilitas yang
baik. Secara keseluruhan, implementasi kebijakan e-Government di instansi tersebut belum
berhasil dan masih terdapat banyak hambatan-hambatan yang menyertai.

Kata kunci: Implementasi, e-Government, Layanan Pendidikan.

ABSTRACT

This study aims to analyze the implementation of e-Government policy in the Education and
Culture Office of Central Java Province. As a method, this study uses a qualitative descriptive.
The findings obtained by researchers in this study are that the Central Java Education and
Culture Office does not yet have an SOP that specifically addresses the implementation of e-
Government. The absence of this SOP is very influential in every other aspect and causes
obstacles, especially in a bureaucratic structure. The Central Java Education and Culture
Office is also experiencing other obstacles as a lack of the number and quality of human
resources and a lack of budgetary funds to improve facilities. Overall, the implementation of
e-Government policies in these agencies has not been successful. There are still many
accompanying obstacles.

Keywords: Implementation, e-Government, Education Services.

A. PENDAHULUAN
Istilah e-Government mengacu pemerintah untuk bisa menyalurkan
kepada pemerintahan elektronik, dimana informasi secara luas kepada masyarakat,
pemerintah memanfaatkan kemajuan swasta, maupun stakeholder lainnya di
teknologi dan informasi berbasis elektronik dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
untuk melaksanakan sekaligus mewujudkan pemerintahan yang efisien
meningkatkan pelayanan publik bagi setiap serta efektif. Praktik e-Government akan
masyarakat di negaranya. Menurut UNDP memberikan bentuk interaksi dan jaringan
dalam buku Indrajit (2016, p. 4) kerja yang luas ke berbagai pihak untuk
menyatakan bahwa “E-government is the menciptakan artikulasi governance yang
application of Information and berkesinambungan (Zulhakim, 2012).
Communicat-ion Technology (ICT) by
Implementasi kebijakan merupakan
government agencies”. Pengertian dari e-
salah satu bagian dari rangkaian proses
Government lainnya juga diungkapkan oleh
pembuatan kebijakan (Yuliah, 2020).
Bank Dunia dalam buku Indrajit (2016, p.
Dalam mengimplementasikan e-
4) yaitu “E-Government refers to the use by
Government, Pemerintah Indonesia sudah
government agencies of information
mengeluarkan Instruksi Presiden No. 3
technologies (such as Wide Area Networks,
Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
the Internet, and mobile computing) that
Nasional Pengembangan e-Government
have the ability to transform relations with
serta diikuti oleh Panduan Penyusunan
citizens, businesses, and other arms of
Rencana Induk Pengembangan e-
government”. Berdasarkan kedua
Government dari Kementerian Kominfo
pengertian tersebut, dapat disimpulkan
(Indrayani, 2020). Peraturan tersebut
bahwa e-Government adalah suatu produk
merupakan bentuk manifestasi keseriusan
kebijakan dari hasil kemajuan teknologi
pemerintah dalam menjalankan
dan informasi yang diimplementasikan oleh
pemerintahan berbasis teknologi informasi
(Yunita & Aprianto, 2018). Dengan Gubernur Jawa Tengah No. 15 Tahun 2013
berlakunya peraturan tersebut, pemerintah tentang Penyelenggaraan Teknologi
daerah memiliki pedoman dalam Informasi dan Komunikasi Pemerintah
menerapkan e-Government di daerahnya Provinsi Jawa Tengah. Penerapan e-
masing-masing. Penerapan e-Government Government di Jateng tentunya didukung
menghadirkan manajemen pengelolaan oleh setiap Organisasi Perangkat Daerah di
informasi yang terintegrasi sehingga dapat wilayah tersebut. Instansi yang ikut serta
meningkatkan akuntabilitas dari dalam menerapkan e-Government adalah
penyelenggaraan pemerintah. Salah satu Disdikbud Jawa Tengah. Instansi yang
program kebijakan yang bisa dilaksanakan bergerak dalam penyediaan pelayanan
oleh pemerintah daerah guna menerapkan publik di bidang pendidikan dan
e-Government adalah website. Website kebudayaan tersebut menerapkan e-
merupakan produk e-Government yang Government melalui situs website resmi
bisa digunakan sebagai media untuk yaitu website Disdikbud (pdkjateng.go.id).
menyediakan pelayanan publik bagi Laman tersebut memuat banyak informasi
masyarakat serta meningkatkan dan pelayanan publik seperti profil
kesempatan masyarakat untuk memberikan Disdikbud Jawa Tengah, pelayanan PPID,
umpan balik kepada pemerintah (Yunita & informasi terkait berita, website pendidikan
Aprianto, 2018). Menurut kutipan dari SIADIK, pelayanan PPDB, pelayanan
penelitian Yunita dan Aprianto (2018, p. LaporGub, pelayanan BOS, informasi
330), website dapat digunakan sebagai alat cabang Dinas Pendidikan, informasi
utama untuk mengevaluasi, memahami, mengenai UPT, informasi mengenai
dan menganalisis status terkini dari regulasi, dan pelayanan MONIKA. Instansi
pelaksanaan e-Government. Sehingga pendidikan adalah tempat krusial dalam
menganalisis penerapan sebuah website penerapan sistem manajemen informasi
sama artinya dengan melihat sejauh mana berbasis high technology yang memiliki
penerapan e-Government dilaksanakan peluang untuk terjadinya peningkatan dan
pada sebuah instansi. penyederhanaan layanan informasi serta
pengembangan proses layanan informasi
Pemerintah daerah yang tertarik
pendidikan yang lebih maju (Legi, Rawis,
dalam penerapan kebijakan e-Government
Simanjuntak, & Oentoe, 2020).
adalah Provinsi Jateng melalui Peraturan
Implementasi e-Government di organisasi
Gubernur Jawa Tengah No. 45 Tahun 2013
tersebut sudah dilaksanakan melalui
tentang Perubahan Atas Peraturan
berbagai macam bentuk pelayanan mulai
dari pengenalan struktur organisasi sampai implementasi e-Government di bidang
kepada penyediaan layanan bagi instansi pendidikan, Disdikbud Jawa Tengah masih
pendidikan. Akan tetapi, penerapan e- mengalami banyak hambatan yang
Government di organisasi tersebut masih signifikan1. Contohnya, masih kurangnya
ditemui banyak permasalahan dan kendala SDM yang memadai, terbatasnya sarana
(Puspa & Hariani, 2017). prasarana, serta belum adanya SOP yang
jelas sehingga implementasi kebijakan
Disdikbud Jawa Tengah juga
belum maksimal. Penelitian ini melakukan
membuka layanan informasi berbasis
analisis terhadap penerapan website
online dalam bidang pendidikan seperti
tersebut, melihat sejauh mana penerapan e-
adanya akun media sosial Twitter
Government yang sudah dijalankan oleh
(@pdkjateng), media sosial Instagram
instansi tersebut, dan menganalisis
(@pdkjateng), dan kanal pengaduan
eksistensi media sosial Disdikbud dalam
melalui laporgub
mendukung implementasi kebijakan e-
(https://laporgub.jatengprov.go.id/). Dalam
Government di instansi ini.

B. PEMBAHASAN
Aspek Komunikasi
Komunikasi merupakan aspek yang tentang implementasi kebijakan dalam
dapat menentukan keberhasilan tujuan dari layanan pendidikan berbasis e-Government
penerapan kebijakan, dimana implementasi di Disdikbud Jawa Tengah dari aspek
yang berhasil terjadi ketika para aktor yang komunikasi, adalah:
terlibat sudah dapat memahami tentang apa
a) Implementasi e-Government Disdikbud
yang mereka kerjakan (Hidayat, 2020).
Jawa Tengah dilaksanakan oleh dua aktor
Setiap keputusan yang ada didalam
utama yaitu masyarakat dan instansi itu
implementasi kebijakan harus didasarkan
sendiri. Disdikbud Jawa Tengah selaku
atas interaksi dari setiap aktor yang terlibat
pelaksana kebijakan memiliki peran untuk
sehingga aspek komunikasi bisa terwujud.
bisa memberikan berbagai macam
Menurut hasil wawancara dengan Ulfah
informasi dan layanan publik khususnya di
Olivia Madiana selaku Fungsional Pranata
bidang pendidikan berbasis elektronik
Humas, Subag Umum Kepegawaian dan
kepada masyarakat sedangkan masyarakat
Anggota Tim PPID Disdikbud, fakta-fakta

1
Ulfah Olivia Madiana selaku Fungsional Pranata
Humas Subbag Umum dan Kepegawaian.
bisa menggunakan layanan tersebut untuk menyatakan bahwa terdapat suatu perintah
berkomunikasi dengan instansi tersebut. dari Kepala Dinas kepada anggota Tim
b) Disdikbud Jateng membuat akun media PPID untuk salah satu tugasnya adalah
sosial dan website sehingga masyarakat melaksanakan layanan informasi berbasis
bisa menyampaikan aspirasinya yaitu email elektronik. Tim PPID juga sudah cukup
Disdikbud (disdikbud@jatengprov.go.id), menyadari tugas dan tanggung jawabnya
Twitter (@pdkjateng), Instagram secara umum dalam implementasi
(@pdkjateng), dan laporgub kebijakan ini, dimana e-Government
(https://laporgub.jatengprov.go.id/). dilaksanakan melalui pengadaan website
c) Adanya rapat internal secara rutin dan serta berbagai macam media sosial yang
pengadaan bimbingan teknis dalam terdiri atas Instagram, Twitter, dan
beberapa bulan sekali tentang keterbukaan Youtube. Instansi ini juga menyediakan
informasi publik. sarana komunikasi dengan masyarakat
d) Tim PPID menyelenggarakan evaluasi melalui pengadaan call center di setiap unit
secara rutin baik evaluasi tahunan, evaluasi kerja. Pengadaan berbagai macam sarana
bulanan, dan evaluasi setelah selesai sebuah komunikasi tersebut dimaksudkan untuk
kegiatan. Pada kegiatan ini, anggota Tim memudahkan interaksi antara Disdikbud
PPID saling memberikan saran dan kritik Jawa Tengah dengan masyarakat.
terkait pelaksanaan e-Government. b) Kejelasan
Berdasarkan fakta-fakta diatas,
Sebuah kebijakan juga harus
peneliti menganalisis hasil temuan
dikomunikasikan secara tepat, akurat, dan
menggunakan tiga sub indikator
konsisten (Hidayat, 2020). Kejelasan dalam
komunikasi dari teori implementasi
bentuk petunjuk pelaksanaan belum
kebijakan George C. Edwards III dan
terwujud dalam implementasi e-
menghasilkan analisis temuan, sebagai
Government di instansi ini mengingat
berikut:
belum terbitnya SOP yang secara khusus
a) Transmisi mengatur tentang implementasi e-
Pelaksana kebijakan ini adalah Tim PPID/ Government. Belum tersedianya SOP ini
Tim Pejabat Pengelola Informasi dan tentunya berpengaruh dalam sub-indikator
Dokumentasi melalui SK Kepala Dinas ini.
Disdikbud Jawa Tengah tentang
c) Konsisten
Pembentukan Tim PPID Tahun 2021.
Adanya surat keputusan tersebut
Perintah pelaksanaan kebijakan harus implementasi kebijakan tidak memiliki
disampaikan secara konsisten dan jelas. arah yang pasti dan kurang konsisten.
Sub-indikator ini tercermin melalui adanya
Hambatan yang dialami oleh
rapat rutin seminggu sekali setelah apel
Disdikbud Jawa Tengah dalam aspek
pagi hari Senin. Selain itu, terdapat evaluasi
komunikasi yaitu masih adanya SDM/
rutin yang bertujuan untuk melihat kembali
sumber daya manusia yang belum cukup
pelaksanaan kebijakan dalam kurun waktu
berkualifikasi dalam aspek komunikasi. Di
tertentu, menemukan solusi untuk masalah
sisi lain, hambatan yang dialami oleh
yang masih terjadi, menemukan gagasan-
masyarakat adalah adanya kesenjangan
gagasan baru untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai dunia digital dalam
implementasi kebijakan e-Government, dan
mengakses internet dan informasi yang
lainnya. Akan tetapi, konsisten kurang
disampaikan oleh Disdikbud. Dengan
tercermin apabila instansi ini tidak
demikian, implementasi e-Government di
memiliki SOP yang secara khusus
Disdikbud Jawa Tengah dalam aspek
mengatur tentang e-Government. SOP atau
komunikasi masih kurang memadai dalam
Standar Operasional Prosedur merupakan
sub-indikator kejelasan dan konsisten.
salah satu bentuk konsisten sebuah instansi
Maka, instansi ini perlu untuk
untuk bisa mengimplementasikan sebuah
mengevaluasi implementasi kebijakan
kebijakan. Hal tersebut dikarenakan SOP
mereka agar menjadi lebih baik dan
adalah sebuah pedoman yang mengatur
mengalami peningkatan.
tentang implementasi kebijakan dan tidak
adanya pedoman tersebut maka
Aspek Sumber Daya
Setiap penerapan kebijakan Menurut hasil wawancara,
tentunya membutuhkan support sumber Disdikbud Jawa Tengah memiliki kriteria
daya yang memadai. Pegawai merupakan tertentu ketika merekrut SDM yang terlibat
sumber daya utama dalam penerapan dalam penerapan kebijakan e-Government,
kebijakan atau yang disebut dengan sumber yaitu:
daya manusia (SDM) (Hidayat, 2020).
a) Pegawai yang terlibat harus
Disdikbud Jawa Tengah menyadari bahwa
memiliki keterampilan pengoperasian TIK
SDM menjadi bagian yang tidak bisa
(Teknologi Informasi dan Komunikasi).
dipisahkan dalam mewujudkan
keberhasilan kebijakan e-Government.
b) Pegawai yang terlibat Disdikbud. Anggaran dana juga
mempunyai background yang sejalan mempunyai peran yang krusial dalam setiap
dengan kebijakan berbasis elektronik ini. implementasi sebuah kebijakan. Menurut
Fakta lainnya adalah Disdikbud hasil wawancara dengan anggota Tim
Jateng juga mengadakan pelatihan yang PPID, sejauh ini anggaran dana masih
harus diikuti oleh setiap Tim PPID. Instansi belum mencukupi untuk bisa meningkatkan
ini mengharapkan adanya peningkatan implementasi e-Government. Pelaksanaan
kualitas SDM sehingga akan berbanding kebijakan e-Government membutuhkan
lurus dengan peningkatan implementasi banyak peralatan penunjang dan sarana
kebijakan e-Government ke level yang prasarana yang tidak murah sehingga
lebih unggul. Bimbingan teknis biasanya anggaran dana yang saat ini ditetapkan
dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu: belum mampu untuk bisa meningkatkan
implementasi kebijakan e-Government ke
a) Bimbingan teknis I
level yang lebih unggul. Terlebih lagi,
mengenai pelatihan keterbukaan informasi
anggaran dana guna pelaksanaan e-
publik dan pelatihan pembuatan website.
Government belum menjadi sebuah
b) Bimbingan teknis II
prioritas di instansi tersebut.
mengenai pelatihan desain dan konten
media sosial Instagram/ Twitter Hambatan yang dirasakan dalam
menggunakan aplikasi Canva. penerapan kebijakan dari aspek sumber
c) Bimbingan teknis III daya adalah:
mengenai pelatihan penyusunan berita
a) Jumlah dan kualitas operator yang
online dan pelatihan editing video
masih kurang memadai. Dalam hal ini,
menggunakan aplikasi Adobe Premier Pro.
jumlah dan kualitas yang dibicarakan
Disdikbud Jawa Tengah dalam
berkaitan dengan operator website dan
mengimplementasikan kebijakan ini juga
media sosial, dimana instansi ini masih
melakukan pembagian tugas dan fungsi
kekurangan pegawai serta kualitas
Tim PPID. Pembagian tugas anggota Tim
keduanya masih kurang baik.
PPID meliputi penanggung jawab desain
b) Anggaran dana yang masih
dan konten Instagram/ Twitter, penanggung
belum mencukupi untuk meningkatkan
jawab berita dan substansi website,
kualitas pelayanan e-Government.
penanggung jawab aduan yang masuk
Penerapan sebuah kebijakan tidak
melalui email dan laporgub, dan
efektif apabila organisasi masih
penanggung jawab editor youtube channel
menghadapi kekurangan sumber daya
sehingga diperlukan sumber daya yang pertanyaan yang mereka berikan. Dapat
memadai seperti pegawai yang jumlahnya disimpulkan bahwasannya jumlah dan
sesuai dengan keahlian yang baik, kualitas staf yang terlibat dalam
informasi yang cukup dalam implementasi kebijakan e-Government di
mengimplementasikan kebijakan, dan Disdikbud Jawa Tengah masih belum
fasilitas yang mendukung (Sari & Yalia, memadai.
2019). Berdasarkan fakta-fakta diatas, b) Wewenang
peneliti menganalisis hasil temuan Tim PPID memiliki wewenang
menggunakan empat sub indikator sumber untuk melaksanakan e-Government guna
daya dari teori implementasi kebijakan memberikan informasi dan melayani
George C. Edwards III dan menghasilkan masyarakat. Akan tetapi, instansi ini belum
analisis temuan, sebagai berikut: memiliki SOP yang secara khusus
menangani tentang e-Government sehingga
a) Staf
belum ada petunjuk dan pedoman yang
Staf atau pegawai yang menangani
secara jelas mengatur tentang pelaksanaan
implementasi kebijakan e-Government di
kebijakan ini. Tim PPID hanya
Disdikbud Jawa Tengah secara keseluruhan
melaksanakan tugas mereka melalui SK
adalah 80 pegawai. Akan tetapi, hasil
Kepala Dinas Disdikbud Jawa Tengah.
temuan menunjukkan bahwasannya sumber
Dalam peraturan tersebut, hanya terdapat
daya manusia di instansi tersebut masih
tugas Tim PPID secara umum saja.
kurang memadai baik dalam hal jumlah
c) Informasi
maupun kualitasnya. Hal tersebut tercermin
Anggota Tim PPID sudah
pula dari hambatan yang masih dirasakan
mendapatkan pembagian tugas dan
oleh Disdikbud Jawa Tengah, dimana
tanggung jawabnya masing-masing.
instansi ini masih kekurangan pegawai
Mereka sudah cukup mengetahui apa yang
yang bertugas sebagai operator dan
menjadi tugas dan bagaimana mereka harus
kualitasnya yang masih rendah. Dalam
menyelesaikan tugasnya. Hasil temuan pun
aspek komunikasi pun, disinggung bahwa
menunjukkan mereka sudah memiliki
salah satu hambatan yang dirasakan adalah
pemahaman yang baik terkait tugas mereka
belum semua pegawai memiliki skill
masing-masing. Meskipun, kembali lagi
komunikasi yang baik. Masyarakat pun
belum ada SOP terkait implementasi
masih mengeluhkan bahwa operator yang
kebijakan e-Government sehingga belum
bertugas sebagai admin media sosial belum
ada petunjuk pelaksanaan yang jelas
cepat dalam menanggapi aduan dan
sehingga sub-indikator ini juga kurang memadai sehingga implementasi e-
memuaskan. Government bisa ditunjang oleh fasilitas
d) Fasilitas yang bagus.
Fasilitas dalam implementasi e-
Dengan demikian, implementasi
Government di Disdikbud Jawa Tengah
kebijakan e-Government dari aspek sumber
masih kurang memadai. Alokasi anggaran
daya masih memiliki “pekerjaan rumah”
dana terkait kebijakan e-Government yang
yang harus diselesaikan dan dievaluasi
masih kurang dan belum menjadi prioritas
kembali. Pada intinya, pelaksanaan e-
di instansi ini menyebabkan pengadaan
Government dari aspek sumber daya
fasilitas dan sarana prasarana menjadi
membutuhkan sarana prasarana dan
kurang memadai. Dalam peningkatan
anggaran dana yang cukup besar,
implementasi, tentuya diperlukan pula
membutuhkan pegawai dengan kualifikasi
anggaran dana yang lebih banyak untuk
yang unggul, dan perlu adanya peningkatan
bisa mengadakan alat-alat penunjang,
dalam kualitas maupun jumlah pegawai.
fasilitas, dan sarana prasarana yang
Aspek Disposisi
Disposisi adalah kemauan dan layanan informasi berbasis elektronik
keinginan para pelaku kebijakan untuk sehingga masyarakat bisa mengakses
mengimplementasikan program dengan informasi-informasi yang tersedia secara
benar sehingga capaian program bisa online tersebut di platform Disdikbud Jawa
terwujud (Azizah & Prabawati, 2021). Tengah sesuai dengan kebutuhan mereka.
Menurut hasil wawancara, aspek disposisi b) Disdikbud rutin melaksanakan penilaian
ditunjukkan oleh Disdikbud Jawa Tengah dan evaluasi. Kegiatan ini terbagi menjadi
melalui: dua yaitu penilaian rutin di dinas induk
yang diadakan setiap hari senin setelah
a) Pembentukan Tim PPID atau Pejabat
selesai apel pagi bersama internal
Pengelola Informasi dan Dokumentasi.
Disdikbud Jawa Tengah dan penilaian rutin
Landasan pembentukan Tim PPID
secara eksternal yang diadakan tahunan
mengacu kepada Surat Keputusan Kepala
serta diikuti oleh dinas induk, cabang dinas,
Dinas Disdikbud Jawa Tengah tentang
dan UPT. Kegiatan ini membahas
Pembentukan Tim PPID di Lingkungan
mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan
Disdikbud Jawa Tengah Tahun 2021.
e-Government dimana setiap anggota bisa
Tujuan dibentuknya tim ini adalah
menyampaikan pendapat maupun
memberikan berbagai informasi melalui
keluhannya dan melaksanakan penilaian tergabung dalam Tim PPID Disdikbud
terhadap kinerja para anggota Tim PPID Jawa Tengah juga sudah dibuat berdasarkan
dinas induk. surat tersebut, mulai Pejabat Struktural
Fakta lainnya adalah para anggota yang bertugas sebagai penanggung jawab,
Tim PPID telah bekerja secara maksimal ketua, dan wakil ketua. Adapun Fungsional
sesuai dengan kemampuannya dan sudah Pranata Humas yang bertugas sebagai
bisa melakukan tugas sesuai dengan anggota pelayanan informasi dan
tanggung jawabnya. Hambatan yang kehumasan sampai keterwakilan unsur staf
dirasakan oleh Disdikbud Jawa Tengah pada masing-masing unit kerja. Tim PPID
dalam aspek disposisi adalah masih banyak secara keseluruhan memiliki 80 anggota
tugas yang dilaksanakan secara manual dan dan memiliki latar belakang jabatan serta
belum terintegrasi melalui aplikasi. Hal kompetensi yang sesuai untuk bisa
tersebut bisa memperlambat penyelesaian melaksanakan kebijakan ini terutama dalam
tugas dan cenderung inefisien. bidang layanan informasi berbasis
elektronik.
Sikap implementor sangat
b) Insentif
menentukan keberhasilan implementasi
Insentif merupakan salah satu hal yang
suatu program karena sikap implementor
mampu meningkatkan motivasi dan
mempengaruhi pegawai yang berada
semangat para pegawai dalam
dibawah kendalinya (Azizah & Prabawati,
melaksanakan tugasnya. Akan tetapi, dalam
2021). Berdasarkan fakta-fakta diatas,
implementasi kebijakan e-Government di
peneliti menganalisis hasil temuan
Disdikbud Jawa Tengah tidak ada
menggunakan dua sub indikator disposisi
pemberian insentif secara khusus, dimana
dari teori implementasi kebijakan George
semua hak mereka sudah masuk ke dalam
C. Edwards III dan menghasilkan analisis
gaji bulanan.
temuan, sebagai berikut:
Komitmen Disdikbud Jawa Tengah
a) Pengangkatan Birokrasi
dalam menerapkan kebijakan ini masih
Pejabat dan pegawai yang bertugas sebagai
kurang terlihat. Hal tersebut dikarenakan
pelaksana kebijakan e-Government
belum adanya SOP yang secara khusus
diangkat melalui SK Kepala Dinas
mengatur tentang e-Government.
Disdikbud Jawa Tengah tentang
Pembuatan SOP merupakan salah satu
Pembentukan Tim PPID di Lingkungan
komitmen sebuah instansi dalam
Disdikbud Jawa Tengah Tahun 2021.
menerapkan kebijakan agar
Komposisi pejabat dan pegawai yang
pelaksanaannya memiliki arah dan belum adanya Standar Operasional
pedoman yang jelas. Dengan demikian, Prosedur yang memadai dalam mengatur
berdasarkan hasil analisis temuan, sejauh pelaksanaan kebijakan e-Government.
ini pelaksanaan e-Government di Disdikbud Jawa Tengah harus lebih
Disdikbud Jawa Tengah dalam aspek mengevaluasi ulang terkait pengadaan
disposisi masih kurang menunjukkan sikap pedoman yang jelas dalam implementasi
komitmen dan memiliki catatan untuk bisa kebijakan di instansi tersebut.
dievaluasi. Hal tersebut dapat dilihat dari
Aspek Struktur Birokrasi
Menurut hasil wawancara dengan c) Disdikbud Jawa Tengah memiliki sanksi
anggota Tim PPID, implementasi kebijakan yang akan dikenakan kepada pegawai yang
e-Government dari aspek struktur melanggar peraturan sesuai dengan
birokrasi, adalah: ketentuan yang berlaku yaitu sanksi ringan
dan sanksi berat. Instansi ini memiliki
a) Instansi ini belum mempunyai SOP yang
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk
khusus mengatur tentang implementasi
pegawai-pegawai yang melakukan
kebijakan e-Government. Disdikbud hanya
kesalahan.
memiliki SOP untuk kegiatan yang bersifat
manual seperti SOP Surat Masuk, SOP Hambatan yang dirasakan yaitu
Surat Keluar, SOP Permohonan Informasi, belum tersedianya pembagian tupoksi
SOP Pelayanan Pengaduan Masyarakat, khusus terkait dengan implementasi
dan lainnya. kebijakan e-Government sehingga
pembagian tugas/ penanggung jawab
b) Disdikbud dalam menetapkan peran dan
berbagai layanan informasi elektronik
tugas setiap pelaksana kebijakan e-
hanya secara lisan. Tugas dan tanggung
Government hanya berlandaskan Surat
jawab Tim PPID secara umum tercantum
Keputusan Kepala Dinas Disdikbud Jawa
dalam Surat Keputusan Kepala
Tengah tentang Pembentukan Tim PPID di
Dinas Disdikbud Jawa Tengah tentang
Lingkungan Disdikbud Jawa Tengah
Pembentukan Tim PPID di
Tahun 2021. Menurut aturan tersebut, PPID
Lingkungan Disdikbud Jawa Tengah
terbagi menjadi lima bidang yaitu
Tahun 2021. Selain itu, belum adanya SOP
pelayanan informasi, pengelolaan
yang secara khusus mengatur tentang
informasi, dokumentasi dan arsip,
implementasi kebijakan e-Government.
pengaduan dan penyelesaian sengketa, dan
pengembangan TIK.
Berdasarkan fakta-fakta diatas, mengandalkannya sebagai dinas induk
peneliti menganalisis hasil temuan dalam pembuatan peraturan guna
menggunakan dua sub indikator struktur implementasi kebijakan e-Government.
birokrasi dari teori implementasi kebijakan Adanya SOP membantu instansi tersebut
George C. Edwards III dan menghasilkan dalam melaksanakan koordinasi terkait
analisis temuan, sebagai berikut: tanggung jawab serta tugas masing-masing
struktur birokrasi yang ada di bawahnya
a) Standar Operasional Prosedur
sehingga pelaksana kebijakan memiliki
SOP mempunyai peran penting yaitu bisa
pemahaman yang sama dalam
menjadi pedoman jalannya kebijakan,
implementasi kebijakan. Maka dari itu,
mempermudah pengambilan keputusan
sudah semestinya Disdikbud Jawa Tengah
apabila terdapat suatu masalah, dan lainnya.
memiliki SOP yang mengatur secara
Dampak dari tidak adanya SOP adalah
khusus implementasi kebijakan e-
pembagian tugas dan penanggung jawab
Government. Hal tersebut diperlukan dalam
berbagai layanan informasi elektronik
pelaksanaan kebijakan e-Government agar
hanya secara lisan dan menjadi hambatan
implementasi bisa lebih terarah dan
dalam implementasi kebijakan e-
mempermudah adaptasi apabila terdapat
Government di instansi tersebut. Disdikbud
inovasi maupun perubahan dalam
Jateng perlu meninjau ulang pentingnya
pelaksanaannya.
SOP dalam keberjalanan kebijakan
b) Fragmentasi
tersebut. Tanpa adanya SOP, Tim PPID
Dalam sub-indikator ini tidak terjadi
sulit untuk beradaptasi ketika terjadi
tekanan-tekanan dari luar unit birokrasi dan
perubahan, rawan miskomunikasi antar
Tindakan Disdikbud Jawa Tengah dalam
anggota karena tidak pedoman yang secara
melaksanakan e-Government tidak
pasti mengatur jalannya kebijakan, dan
dipengaruhi oleh tekanan dari luar.
menyulitkan tim tersebut dalam
pengambilan sebuah keputusan ketika Dengan demikian, berdasarkan
terjadi masalah. hasil analisis temuan, sejauh ini
Terlebih lagi, terdapat cukup banyak unit pelaksanaan e-Government di Disdikbud
kerja yang berada di bawah Jawa Tengah dalam aspek struktur birokrasi
Disdikbud Jawa Tengah yaitu cabangdinas/ masih sangat kurang karena tidak
cabdin mulai dari cabdin 1 sampai cabang tersedianya SOP yang secara khusus
dinas 13 dan UPT. Unit kerja yang berada mengatur tentang e-Government.
di naungan instansi tersebut tentunya Ketiadaan SOP tersebut tentunya
memberikan pengaruh yang cukup implementasi. Disdikbud Jawa Tengah
signifikan dalam implementasi kebijakan perlu mengevaluasi dan meninjau ulang
karena tidak tersedianya sebuah petunjuk terkait pengadaan SOP dalam implementasi
pelaksanaan yang jelas dan arah kebijakan di instansi tersebut.

Implementasi e-Government di
Disdikbud Jawa Tengah dari Perspektif
Masyarakat

Media sosial merupakan hal yang Disdikbud menyediakan akun


penting dalam kehidupan bersosial saat ini media sosial Twitter dan Instagram sebagai
sehingga kehadiran akun Instagram dan layanan informasi, akun media sosial ini
Twitter Disdikbud dapat dikatakan sebagai juga dimiliki oleh cabang dinas maupun
langkah yang tepat. Pasalnya, Disdikbud UPT. Masyarakat bisa berkomunikasi
bisa dengan mudah mendistribusikan melalui pemberian komentar di postingan
informasi sebagai salah satu layanannya maupun secara privat melalui direct
kepada masyarakat dan membuat banyak messages. Operator media sosial tersebut
trobosan baru menggunakan akun tersebut. akan memberikan balasan dan diteruskan
Pemerintah pun harus bisa menyesuaikan kepada pihak yang berwenang dalam
dengan perubahan zaman dan bisa menangani komentar tersebut.
beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat,
Berdasarkan hasil pengamatan dari
dimana salah satunya dengan pemberian
media sosial Twitter dan Instagram
layanan berbasis elektronik. Masyarakat
Disdikbud (@pdkjateng), kedua media
yang bisa dengan mudah mendapatkan
sosial tersebut ramai oleh interaksi instansi
informasi tentunya akan merasa terbantu
tersebut dengan masyarakat. Dalam
dan mendapatkan banyak manfaat serta
menghasilkan sebuah analisis dari sisi
nantinya bisa meningkatkan tingkat
masyarakat, maka dilakukan wawancara
kepercayaan mereka terhadap instansi
dengan akun yang sudah memberikan
tersebut. Adanya akun media sosial dan
pertanyaan dan aduan pada kedua media
website Disdikbud juga bisa meningkatkan
sosial tersebut. Hasil dari wawancara
kualitas layanan kepada masyarakat dan
tersebut adalah:
meningkatkan kepuasan dalam layanan
publik. a) Media sosial Instagram dan Twitter
Disdikbud Jawa Tengah dirasa sangat
bermanfaat karena masyarakat bisa
mendapatkan informasi secara gratis, d) Berdasarkan hasil wawancara, kekurangan
mudah, akurat, dan dapat diakses kapan dari akun media sosial Disdikbud Jawa
serta dimana saja. Kehadiran media sosial Tengah secara keseluruhan adalah respon
ini juga bisa meningkatkan transparansi dan operator yang cukup lama, call center yang
kepercayaan dari masyarakat. Informasi- kurang tanggap, dan terkadang jawaban
informasi yang diberikan juga sudah cukup aduan belum memberikan solusi.
terbuka dan informatif. Berdasarkan hal tersebut, dapat
b) Aduan-aduan yang disampaikan oleh ditarik hasil yaitu adanya media sosial ini
mereka juga direspon dengan baik oleh bisa menjadi sarana prasarana yang baik
operator dan diteruskan kepada bidang dalam mendistribusikan informasi dari
terkait sehingga penyelesaian aduan bisa instansi tersebut kepada masyarakat. Selain
tepat sesuai dengan kewenangannya. itu, masyarakat masih memiliki kritik dan
c) Menurut mereka, admin media sosial sudah saran terkait implementasi e-Government
bersikap ramah dan bisa menangkap dan hal tersebut perlu diperhatikan oleh
pertanyaan atau aduan mereka dengan baik. Disdikbud Jateng

C. PENUTUP
Simpulan meningkatkan kepercayaan masyarakat,
dan meningkatkan pelayanan khususnya di
Pada intinya, implementasi kebijakan e-
bidang pendidikan. Hanya saja, instansi ini
Government di Disdikbud Jawa Tengah
belum memiliki SOP yang secara khusus
diterapkan melalui website dan media
mengatur kebijakan e-Government padahal
sosial. Website memuat banyak informasi
aspek tersebut sangatlah penting dan bisa
khususnya terkait pendidikan dan terbagi
sangat berpengaruh kepada aspek lainnya.
menjadi beberapa bagian mulai dari
Dapat disimpulkan bahwa implementasi
layanan pengaduan laporgub, layanan
kebijakan e-Government apabila dianalisis
PPDB, dan lainnya. Media sosial digunakan
menggunakan teori implementasi kebijakan
oleh Disdikbud Jawa Tengah untuk
George C. Edwards III masih kurang
mendistribusikan berbagai macam
memuaskan dan masih mengalami
informasi serta memberikan wadah
hambatan yang cukup berarti sehingga
masyarakat untuk memberikan aduan atau
diperlukan evaluasi untuk mengatasi serta
pertanyaan. Selain itu, implementasi
meningkatkan implementasi kebijakan ini.
kebijakan ini memiliki nilai transparansi,
Saran
1. Pengadaan SOP atau Standar 2. Pengadaan fitur feedback dua arah di
Operasional Prosedur yang secara website secara langsung agar interaksi
khusus mengatur tentang antara masyarakat dengan operator dapat
implementasi kebijakan e- dilihat oleh seluruh masyarakat. Hal ini
Government. dilaksanakan untuk meningkatkan
transparansi di era digital dan menghasilkan
interaksi yang baik antara keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, A. N., & Prabawati, I. (2021). Implementasi Kebijakan Dana Desa Untuk Penanganan
Pandemi Covid-19 di Desa Sukowidodo Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Tulungagung. Publika, 459-474.
Hidayat, E. (2020). Implementasi kebijakan dana desa untuk penanggulangan pandemi covid-
19 di sampang. Soetomo Communication and Humanities, 1(3), 126-136.
Indrajit, R. E. (2006). Electronic Government: Konsep Pelayanan Publik Berbasis Internet dan
Teknologi Informasi. Jakarta: Aptikom.
Indrajit, R. E. (2016). KONSEP DAN STRATEGI ELECTRONIC GOVERNMENT.
Indrayani, E. (2020). e-Government : Konsep, Implementasi dan Perkembangannya di
Indonesia. Solok: Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Balai Insan Cendekia.
Legi, H. V., Rawis, J. A., Simanjuntak, S., & Oentoe, F. J. (2020). Model Implementasi e-
Government di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado. Jurnal Studi Guru
dan Pembelajaran, 3(2), 212-228.
Sari, D., & Yalia, M. (2019). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI UNTUK PENGEMBANGAN
KEPARIWISATAAN DI KOTA CIREBON. JURNAL PIKOM (Penelitian
Komunikasi dan Pembangunan), 20(1), 13-28.
Puspa, R. A., & Hariani, D. (2017). ANALISIS PENGEMBANGAN ELECTRONIC
GOVERNMENT DI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI
JAWA TENGAH (Studi pada Website, Lumbung Data, Bio Sistem Online, dan Jateng
Pintar, Berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003). Journal of Public Policy
and Management Review, 6(3), 355-372.
Yuliah, E. (2020). Implementasi Kebijakan Pendidikan. Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan
Pendidikan, 30(2), 129-153.
Yunita, N. P., & Aprianto, R. D. (2018). Kondisi Terkini Perkembangan Pelaksanaan E-
Government di Indonesia: Analisis Website. In Seminar Nasional Teknologi Informasi
dan Komunikasi (pp. 329-336).
Zulhakim, A. (2012). MENGENAL E-GOVERNMENT (Pemahaman Konsep Aplikasi E-
Government Sebagai Inovasi Pelayanan Publik). Bengkulu: FISIP UNIHAZ.

Anda mungkin juga menyukai