Anda di halaman 1dari 19

PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENUNJANG

KINERJA PEGAWAI DI PONOROGO


(Studi Kasus : Penggunaan E-Absensi di Kantor Dukcapil Ponorogo)

USE OF INFORMATION TECHNOLOGY IN SUPPORTING


PERSONNEL PERFORMANCE IN PONOROGO
(Case Study: Use of E-Attendance in the Ponorogo Dukcapil Office)

Robby Darwis Nasution1, Rengga Ferdika2


Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Jl. Budi utomo No. 10, Ronowijayan, Kec. Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63471
email : darwisnasution69@gmail.com1, renggaferdika1996@gmail.com2

Abstrak

Di Negara Indonesia perkembangan teknologi informasi telah berkembang cukup pesat. Sebagai
contoh yaitu penerapan sistem E- Government guna untuk memudahkan pelayanan dan informasi
terkait pemerintahan. Sebelum diterapkannya sistem E-Government ini pelayanan dan informasi dari
pemerintah masih menggunakan cara yang konvensional, cara ini menyebabkan rumit dan lamanya
proses pelayanan dan informasi berbagai hal. Sebagai contoh dari wujud penerapan E-Government
yaitu diterapkannya sistem E- Absensi di Indonesia. Adapun variasi dari pemerintah daerah
Kabupaten Ponorogo terkait sistem absensi online tersebut yaitu dengan menggunakan sistem E-
Absensi Online yang berbasis android dengan cara foto selfi menggunakan smartphone masing –
masing pegawai, yang baru-baru ini Kabupaten Ponorogo telah menerapkan sistem ini untuk
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah diresmikan oleh kepala BKPPD Ponorogo. Hal ini juga dapat
meningkatkan motivasi kinerja pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Ponorogo. Pada proses
penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. penelitian ini lebih ditekankan di
sifat realistis yang terbangun secara sosial, dan hubungan erat antara peneliti dengan subjek yang
diteliti. Dalam penggunaan Jathilan Absensi Online ini dinilai dapat berpengaruh meningkatkan
motivasi kinerja pegawai dengan memberikan tunjangan berupa tambahan penghasilan untuk pegawai
yang rajin hadir dan disiplin, hal ini membuat kinerja pegawai menjadi lebih maksimal. Apalagi
dengan adanya pemberian TPP untuk pegawai otomatis pegawai lebih rajin kerja dan tentunya
memotivasi pegawai untuk disiplin.
Kata kunci : E-Absensi, Teknologi Informasi Pemerintahan, Kinerja

Abstract

In Indonesia the development of information technology has developed quite rapidly. An


example is the application of the E-Government system in order to facilitate services and information
related to government. Before the implementation of this E-Government system services and
information from the government were still using conventional methods, this method caused
complicated and long process of services and various information. As an example of the manifestation
of the application of E-Government, namely the application of E-Attendance systems in Indonesia. As
for variations from the local government of Ponorogo Regency related to the online attendance
system, namely by using an Android-based Online Attendance system by self-taking photos using
smartphones - each employee, recently Ponorogo Regency has implemented this system for the State
Civil Apparatus (SCA) which was inaugurated by the Head of BKPPD Ponorogo. It can also improve
employee performance motivation in the Ponorogo Regency government environment. In this research
process researchers used qualitative research methods. this research emphasizes more on the realistic
nature that is socially awakened, and the close relationship between the researcher and the subject
under study. The use of Jathilan Absensi Online is considered to be able to increase the motivation of
employee performance by providing benefits in the form of additional income for employees who are
diligently present and disciplined, this makes employee performance more optimal. Especially with
the provision of TPP for automatic employees more diligent employees and of course motivate
employees to discipline.

1
Keywords: E-Absence, Government Information Technology, Performance

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi


informasi dan komunikasi dari efek
Perkembangan Teknologi masuknya globalisasi, sangat terasa
Informasi ini begitu pesat sehingga sekali dalam kehidupan sehari-hari di
dapat menunjukkan sejauh mana bangsa mana segala aktifitas manusia sekarang
tersebut maju. “Di dalam perubahan ini bisa dilakukan melalui media digital.
tentunya akan mengubah arah beberapa Dimana fase 4.0 terkait era digitalisasi
aspek kehidupan khususnya di telah mewabah dalam berbagai aspek
Indonesia, dimana aspek sosial pekerjaan dan kehidupan kita.
kemasyarakatan, ekonomi, dan juga Perubahan perilaku manusia yang
pendidikan akan menyesuaikan dengan tercipta akibat perubahan
perubahan tersebut. Perkembangan ilmu perkembangan jaman ini tentu saja
pengetahuan dan teknologi ini adalah dapat membawa dampak baik atau
salah satu pertanda masuknya era baru dampak posisitif maupun negatif bagi
bagi dunia yaitu era globalisasi” kehidupan manusia. Di masa sekarang
(Nasution, 2015). ini, kebanyakan masyarakat Indonesia
tidak lagi dapat melepaskan diri dari
Dalam model teknologi kegiatan komunikasi dan teknologi
informasi, O'Brain (2008) menyebutkan berbasis internet. “Menurut hasil survey
bahwa “teknologi informasi bergantung APJII mayoritas pengguna internet di
pada sumber daya manusia, perangkat Indonesia hidup di wilayah barat
keras (hardware), perangkat lunak Indonesia, khususnya pulau Jawa.
(software), data (data dan pengetahuan ketimpangan digital ini selanjutnya
dasar) serta jaringan (media komunikasi menjadi penentu utama pemerintah
dan dukungaI jaringan)”. dalam melaksanakan pemerataan
pembangunan di Indonesia 33 yang
Menurut Lucas dan Spitler semula hanya bisa dinikmati oleh
(1999), “agar teknologi informasi dapat wilayah-wilayah pusat pemerintahan”
diterapkan secara efektif sehingga dapat (Marius & Sapto, 2015).
memberikan kontribusi terhadap kinerja
maka anggota dalam organisasi harus Seiring dengan perkembangan
dapat menggunakan teknologi tersebut teknologi informasi dan komuniksi
dengan baik dan memberikan kontribusi yang ada di Indonesia, aktivitas
terhadap kinerjanya”. Sedangkan kehidupan manusia dalam berbagai
menurut Goodhue dan Thomson (1995), sektor telah mengalami perubahan.
“agar suatu teknologi informasi Begitu juga pada sektor pelayanan
memberikan dampak yang positif publik yang dilakukan oleh pemerintah,
terhadap kinerja individual maka perkembangan teknologi informasi dan
teknologi tersebut harus dimanfaatkan komunikasi telah melahirkan model
dengan tepat dan harus mempunyai pelayanan publik yang dilakukan
kecocokan dengan tugas yang melalui e-Government. Pelayanan
dilakukannya”. pemerintah yang birokratis dan terkesan
kaku dieliminir melalui pemanfaatan e-

2
Government menjadi lebih fleksibel dan penerapan E-Absensi Online dengan
lebih berorientasi pada kepuasan menggunakan foto wajah/selfie. Inisiatif
pengguna. E-Government menawarkan pemberlakuan E-Absensi ini dimulai
pelayanan publik bisa diakses secara 24 sejak tahun 2018. Salah satu penerapan
jam, kapan pun, dan dari manapun E-Government dalam segi
pengguna berada.E-Government juga meningkatkan Good Service Public
memungkinkan pelayanan publik tidak dalam pemerintahan daerah untuk
dilakukan secara face-to-face sehingga menunjang Kinerja pegawai (ASN)
pelayanan menjadi lebih efisien dan Aparatur Sipil Negara agar dapat
praktis. meningkatkan kedisiplinan pegawai
yaitu diterapkannya E-absensi online
Di Indonesia sejak tahun 2001 yang termasuk dalam Peraturan Bupati
telah diperkenalkan E-electronic Kabupaten Ponorogo Nomor 101 tahun
melalui intruksi Presiden No.6 tahun 2018. Dengan menerapkan sistem
2001 tentang telematika online, banyak manfaat yang bisa
(Telekomunikasi , Media dan dipetik. Dengan sistem online ini, bisa
Informatika) yang menyatakan bahwa menghemat biaya, karena proses
aparat pemerintah harus menggunakan pengiriman data dilakukan secara
teknologi telematika untuk mendukung online. Sistem ini juga bisa digunakan
Good Goverment serta meningkatkan untuk mengakses internet dengan askses
laju demokrasi.Terdapat pula Instruksi download/upload file yang lebih cepat.
Presiden RI No.3 tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Berdasarkan Peraturan
Pengembangan E-goverment yang Pemerintah Republik Indonesia Nomor
mendukung penggunaan E-goverment 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
dan merupakan langkah serius Pegawai Negeri Sipil maka pemerintah
Pemerintah Indonesia dalam daerah Kabupaten Ponorogo telah
memanfaatkan teknologi informasi dan menerapkan peraturan terkait e-absensi
komunikasi guna meningkatkan Kinerja dengan menggunakan aplikasi yang
pemerintah menjalankan pemerintahan dapat di unduh di playstore dengan
serta mewujudkan masyarakat nama Jathilan Absensi Online. Jathilan
Indonesia yang maju dan berbasis Absensi Online ini diujicobakan sejak
informasi. awal Desember 2018 lalu. Berdasarkan
Peraturan Bupati Kabupaten Ponorogo
Menyadari dan mengingat akan Nomor 101 Tahun 2018 Tentang
besarnya manfaat teknologi informasi “Tambahan Penghasilan Kepada
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
berinisitif untuk membangun jaringan Pemerintah Kabupaten Ponorogo” yang
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah dikemukakan oleh Kepala Badan
(TIK) sebagai salah satu solusi untuk Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
mengatasi hambatan keterbatasan akses Daerah (BKPPD) Kabupaten Ponorogo
antar wilayah dan juga dapat bahwa Penerapan E-absensi untuk ASN
menunjang kinerja pegawai melalui sekarang menggunakan foto selfie yang
Peraturan Bupati Ponorogo terkait berbasis android. Kebijakan E-absensi

3
ini berbeda halnya dengan kebijakan E- merupakan salah satu tahapan yang
absensi lainnya yang pada umumnya penting untuk diperhatikan oleh para
menggunakan sidik jari, melainkan peneliti dan dalam penelitian ada tiga
dengan menggunakan aplikasi berbasis macam teori yaitu, Teori Deduktif,
android dengan fitur wajah. Kabupaten Teori Induktif dan Teori Fungsional.
Ponorogo merupakan daerah pertama di Dari penyusunan penelitian ini penulis
Jawa Timur yang menerapkan aplikasi menggunakan teori yang induktif yaitu,
berbasis android menggunakan fitur melalui suatu data kearah teori-teori
wajah ini, namun tidak di pungkiri dari para ahli. Dan kemudian diolah
apabila dalam penerapan E-absensi menjadi suatu hasil data dari sebuah
menggunakan fitur wajah ini penelitian”.
menimbulkan pro dan kontra.
1. Konsep E-Absensi Online
Berdasarkan pada latar belakang E-Absensi merupakan sebuah data
masalah tersebut diatas penulis akan kehadiran pegawai yang berisi izin,
meneliti mengenai kinerja pegawai cuti, waktu datang/kehadiran dan waktu
berkenaan dengan adanya penerapan pulang/kepulangan serta alasan atau
program E-absensi Online keterangan kehadirannya yang
menggunakan foto selfie yang berbasis dilakukan dengan alat atau teknologi
android di Kabupaten Ponorogo. Elektronik Absensi. Kinerja pegawai
Dengan demikian peneliti memberikan dapat juga dinilai dari penerapan sistem
rumusan masalah yaitu, “Bagaimana ini, yaitu :
Penggunaan Teknologi Informasi a. Tingkat Kedisiplinan Pegawai
Dalam Menunjang Kinerja Pegawai di b. Tingkat Kehadiran Pegawai (absen
Kabupaten Ponorogo (Studi kasus : datang & pulang)
Penggunaan E-absensi Online di kantor c. Tingkat Ketepatan waktunya
Dukcapil Kabupaten Ponorogo)”. E- Absensi ini berkaitan dengan
konsep penerapan disiplin yang
Adapun terkait latar belakang dan
ditentukan oleh masing-masing
sebuah rumusan masalah yang telah
perusahaan atau instansi. Selfie berasal
dikemukakan diatas dapat ditetapkan
dari Australia yang sudah secara resmi
tujuan penelitian ini sebagai berikut :
tercantum di dalam kamus oxford
tujuannya adalah untuk mengetahui
English yang berarti foto dirinya
bagaimana penggunaan teknologi
sendiri. Foto Selfie adalah cara
informasi dalam menunjang kinerja
seseorang dapat mengambil gambar
pegawai di Ponorogo (studi kasus:
dirinya sendiri. Foto selfie berfungsi
Kantor Dukcapil Kabupaten Ponorogo).
untuk mengekspose diri sendiri dan
mendapat gambar atau fotonya sendiri
dalam tujuan atau kepentingan tertentu
LANDASAN TEORI (Eko Nugroho, 2009).

Menurut Mark (1963), 2. Pengelolaan Data Presensi dalam


mengemukakan bahwa “Landasan Teori E-absensi Online
dalam suatu proses penelitian

4
Pengelolaan adalah serangkaian usaha, salah satunya dengan
aktivitas-aktivitas koordinasi yang pengembangan diri pegawai dengan
mencakup perencanaan, organisasi, memperhatikan perkembangan
pengarahan, pengendalian, penempatan teknologi informasi. Pada era
serta pengambilan keputusan untuk globalisasi seperti saat ini, pegawai
mengahasilkan suatu produk dan jasa hendaknya berupaya agar dirinya dapat
yang efektif dan efisien. Berdasarkan menguasai teknologi informasi, dengan
penelitian, peneliti dapat menyimpulkan tujuan dapat mengembangkan
bahwa “pengolahan data presensi kemampuan diri yang nantinya dapat
adalah suatu proses kegiatan pencatatan dimanfaatkan untuk pengembangan diri
terhadap setiap presensi dengan tujuan dan organisasi dimana dia bekerja.
untuk mengetahui data dan laporan “Kinerja sebagai suatu keseluruhan
berkaitan dengan presensi masuknya kemampuan seseorang untuk bekerja
karyawan, presensi pulangnya sedemikian rupa sehingga mencapai
karyawan, dan bentuk transaksi yang tujuan kerja secara optimal dan
dilakukan pada kurun waktu tertentu. berbagai sasaran yang telah diciptakan
Tujuan dari pengolahan data presensi dengan pengorbanan yang secara rasio
adalah agar dapat mengetahui data dan lebih kecil dibandingkan dengan hasil
informasi yang berkaitan dengan yang dicapai”(Siagian, 1995).
informasi presensi” (Sikula, 1973). 4. Faktor Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja
3. Konsep Kinerja Kinerja individu dan kinerja
Kinerja (prestasi kerja) merupakan organisasi memiliki keterkaitan yang
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas sangat erat, tercapainya tujuan organisasi
yang dicapai oleh seseorang pegawai tidak bisa dilepaskan dari sumber daya
dalam melaksanakan tugasnya sesuai yang dimiliki oleh organisasi yang
dengan tanggung jawab yang diberikan digerakan atau dijalankan pegawai yang
kepadanya (Mangkunegara, 2005). berperan aktif sebagai pelaku dalam
Kinerja dapat dikatakan sebagai suatu upaya mencapai tujuan organisasi.Jadi
kondisi yang harus diketahui dan dapat disimpulkan bahwa kinerja
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu pegawai adalah penilaian hasil kerja
untuk mengetahui tingkat pencapaian seseorang dalam suatu organisasi sesuai
hasil suatu instansi dihubungkan dengan dengan tugas dan tanggungjawabnya
visi yang diemban suatu organisasi atau dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan serta mengetahui dampak organisasi. Terdapat beberapa pendapat
positif dan negatif dari suatu kebijakan yang mengenai faktor-faktor yang
operasional. “Individu yang memiliki mempengaruhi kinerja (Sugiyono, 2009).
kinerja yang tinggi memiliki beberapa a. Kualitas Pekerjaan (Quality of
karakteristik, yaitu diantaranya: (a) Work) ”Merupakan tingkat baik atau
berorientasi pada prestasi, (b) memiliki buruknya sesuatu pekerjaan yang
percaya diri, (c) berpengendalian diri, diterima bagi seorang pegawai yang
dan (d) kompetensi”(Mink, 1993). dapat dilihat dari segi ketelitian dan
Namun untuk mewujudkan kinerja kerapihan kerja,keterampilan dan
yang profesional diperlukan berbagai kecakapan”.

5
b. Kuantitas Pekerjaan (Quantity of ide cemerlang dalam mengatasi
Work) “Merupakan seberapa permasalahan organisasi”.
besarnya beban kerja atau sejumlah g. Inisiatif (initiative) ”Melingkupi
pekerjaan yang harus diselesaikan beberapa aspek seperti kemampuan
oleh seorang pegawai. Diukur dari untuk mengambil langkah yang tepat
kemampuan secara kualitatif didalam dalam menghadapi kesulitan,
mencapai target atau hasil kerja atas kemampuan untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan baru.” sesuatu pekerjaan tanpa bantuan,
c. Pengetahuan Pekerjaan (Job kemampuan untuk mengambil
Knowledge) ”Merupakan proses tahapan pertama dalam kegiatan”.
penempatan seorang pegawai yang 5. Teknologi Informasi
sesuai dengan background Menurut McKeown (2001) yang
pendidikan atau keahlian dalam dimaksud dengan teknologi informasi
suatu pekerjaan. Hal ini ditinjau dari adalah “teknologi informasi merujuk pada
kemampuan pegawai dalam seluruh bentuk teknologi yang digunakan
memahami hal-hal yang berkaitan untuk menciptakan, menyimpan,
dengan tugas yang mereka lakukan”. mengubah dan menggunakan informasi
d. Kerjasama Tim (Teamwork) dalam segala bentuknya.”
“Melihat bagaimana seorang 6. Indikator Kinerja
pegawai bekerja dengan orang lain “Pengukuran kinerja pegawai penting
dalam menyelesaikan suatu dilakukan oleh instansi pelayanan
pekerjaan. Kerjasama tidak hanya publik.Dengan mengetahui kelemahan
sebatas secara vertikal ataupun dan kelebihan, hambatan dan dorongan,
kerjasama antar pegawai, tetapi atau berbagai faktor sukses bagi kinerja
kerjasama secara horizontal pegawai serta institusi maka terbukalah
merupakan faktor penting dalam jalan menuju profesionalisasi, yaitu
suatu kehidupan organisasi yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
dimana antar pimpinan organisasi dilakukan selama ini”(Keban,2004).
dengan para pegawainya terjalin Terdapat berbagai teori mengenai
suatu hubungan yang kondusif dan indikator kinerja pegawai. beberapa
timbal balik yang saling indikator yang digunakan untuk
menguntungkan”. mengukur kinerja pegawai. Menurut
e. Kreatifitas (Creativity) ”Merupakan Fadel (2009), mengemukakan “Bawahan
kemampuan seorang pegawai dalam harus terlebih dahulu paham tentang
menyelesaikan pekerjaannya dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
cara atau inisiatif sendiri yang serta mengerjakan tugas sesuai dengan
dianggap mampu secara efektif dan apa yang menjadi tanggung jawabnya”.
efisien serta mampumenciptakan a. Inovasi
perubahan-perubahan baru guna ”Memiliki inovasi yang positif dan
perbaikan dan kemajuan organisasi”. menyampaikan pada atasan serta
f. Inovasi (Inovation) ”Kemampuan mendiskusikanya pada rekan kerja
menciptakan perubahan-perubahan tentang pekerjaan”.
baru guna perbaikan dan kemajuan
organisasi.Hal ini ditinjau dari ide-

6
b. Kecepatan kerja sistem informasi (dengan
”Dalam menjalankan tugas indikator : budget sistem
kecepatan kerja harus diperhatikan informasi) melalui instrumen
dengan menggunakan mengikuti penelitian.
metode kerja yang ada”. 2. Kinerja Pegawai dapat diperoleh dari
c. Keakuratan kerja suatu penilaian tingkat Sumber Daya
”Tidak hanya cepat, namun dalam Manusianya (dengan indicator :
menyelesaikan tugas karyawan juga dukungan sistem menggunakan E-
harus disiplin dalam mengerjakan government dan melakukan evaluasi
tugas dengan teliti dalam bekerja dan Kinerja pegawai pada 1 bulan sekali)
melakukan pengecekan ulang”. dan selanjutnya dinilai dari Kualitas
d. Kerjasama Layanan yaitu skor penilaian yang
”Kemampuan dalam bekerjasama diperoleh dari jawaban responden
dengan rekan kerja lainya seperti yang mengukur dimensi pemberian
bisa menerima dan menghargai pelayanan (dengan indikator :
pendapat orang lain”. keakuratan pelayanan, respon
keluhan dan kemampuan dalam
METODE PENELITIAN pelayanan), dimensi penanganan
A. Definisi Operasional Dalam komplain (dengan indikator :
Penelitian penyelesaian komplain dan
Definisi operasional dalam penelitian kecepatan penanganan komplain)
adalah merupakan suatu perumusan melalui instrumen penelitian.
mengenai ruang lingkupnya serta ciri-ciri 3. Tingkat Kinerja dapat diperoleh dari
dari suatu variabel yang menjadi inti suatu penilaian pegawai (dengan
pokok penelitian.. Berdasarkan definisi indicator : dukungan sistem
penggunaan teknologi dalam menunjang teknologi E-Absensi dan melihat dari
kinerja pegawai yang telah dipaparkan data-data kehadiran serta ketepatan
maka definisi operasional dalam penelitian waktunya dan penyelesaian dalam
ini dapat diukur dari : menjalankan tugasnya).
1. Sistem Informasi Teknologi dalam 4. Tingkat Partisipasi pegawai dapat
penerapannya dapat memudahkan diperoleh dari suatu penilaian
Kinerja pada pegawai dalam pegawai (dengan indicator : Melihat
menunjang pekerjaan maupun tugas- respon pegawai terkait adanya sistem
tugasnya dan juga dapat teknologi informasi terbaru yang
meningkatkan disiplin pegawai. skor berbasis elektronik dan ikut/mau
penilaian yang diperoleh dari mempelajari agar nantinya dapat
jawaban responden yang mengukur menggunakannya).
dimensi sistem informasi teknologi Model Penelitian
(dengan indikator : dukungan 1. Jenis Penelitian
sistem informasi, dan Pada proses penelitian ini peneliti
pendistribusian informasi), menggunakan metode penelitian kualitatif..
dimensi pemanfaatan teknologi Menurut (Lincoln dan Denzin) “Penelitian
(dengan indikator : pemanfaatan kualitatif adalah suatu proses penelitian
teknologi informasi) dan anggaran
7
serta pemahaman yang berdasarkan paling padat atau ramai dari pengunjung
metodologi yang menyelidiki suatu (masyarakat).
fenomena sosial serta masalah manusia”
(Dr. Juliansyah Noor S.E, 2011). Pada Teknik Pengumpulan dan Sumber Data
penelitian ini lebih ditekankan di sifat 3. Teknik Pengumpulan Data
realistis yang terbangun secara sosial, dan Teknik pengumpulan data merupakan
hubungan erat antara peneliti dengan suatu cara mengumpulkan data yang
subjek yang diteliti. Penelitian yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan
berbentuk deskriptif adalah penelitian yang dalam rumusan masalah. Metode yang
berusaha menggambarkan atau digunakan peneliti dalam penelitian ini
mendeskripsikan suatu peristiwa, gejala, adalah dengan turun langsung ke lapangan
bahkan kejadian yang sedang terjadi. dan fokus pada objek yang diteliti dengan
Penelitian deskriptif memusatkan perhatian tujuan mengumpulkan data yang
pada masalah terbaru atau aktual dibutuhkan. Yang menjadi objek dalam
sebagaimana adanya fenomena pada saat penelitian ini adalah kelompok pengguna
penelitian berlangsung. Pada penelitian ini, teknologi informasi dalam menunjang
peneliti berusaha menndeskripsikan atau kinerja pegawai di Ponorogo. Dalam
menggambarkan bagaimana Penggunaan penelitian ini peneliti menggunakan teknik,
Teknologi informasi dalam menunjang sebagai berikut:
kinerja pegawai di Kabupaten Ponorogo. a. Metode Observasi
Menurut Sugiyono (2009), mengemukakan Metode observasi atau pengamatan
bahwa “penelitian kualitatif adalah suatu langsung merupakan kegiatan
metode penelitian yang berlandaskan pada pencatatan fenomena yang
filsafat postpositivisme, digunakan untuk dilakukan secara sistematis.
meneliti pada kondisi objek yang alamiah Pengamatan dapat dilakukan secara
dimana peneliti adalah sebagai instrument terlibat (partisipatif) maupun
kunci, pengambilan sampel sumber data partisipatif. “Maksud dari
dilakukan secara purposive, teknik pengamatan terlibat merupakan
pengumpulan dengan triangulasi, analisis jenis pengamatan yang melibatkan
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil peneliti dalam kegiatan orang yang
penelitian kualitatif lebih menekankan menjadi sasaran penelitian, tanpa
makna daripada generalisasi”. mengakibatkan perubahan pada
2. Lokasi Penelitian aktivitas pengamatan partisipatif
Dalam penulisan proposal skripsi/ ini, peneliti harus mengikuti
penelitian ini penulis melakukan penelitian kegiatan yang dilakukan informan
di Kantor Dukcapil Kabupaten Ponorogo. dalam waktu tertentu,
Kantor/instansi ini bergerak di bidang memperhatikan apa yang terjadi,
Kependudukan dan Catatan Sipil. Alasan mendengarkan apa yang
penulis memilih lokasi penelitian disini diceritakan, serta menanyakan
karena Kantor Dukcapil adalah salah satu informasi yang menarik dan
kantor/instansi pemerintah di kompleks mempelajari dokumen yang
perkantoran Kabupaten Ponorogo yang dimiliki” (Idrus, 2009). Dengan
telah lama menerapkan“Jathilan Absensi demikian teknik ini digunakan
Online” dan merupakan instansi yang dalam memperoleh data mengenai
8
Penggunaan Teknologi Informasi Metode Analisis Data
Dalam Menunjang Kinerja Pegawai 4. Teknik Analisis Data
di Ponorogo. Analisis data adalah
merupakan proses mencari dan
b. Metode Wawancara (Interview) menyusun secara tepat dengan
Metode wawancara adalah teknik sistematis data yang diperoleh dari
pengumpulan data yang dilakukan hasil wawancara, observasi dan
dengan mengadakan pertanyaan dokumentasi, sehingga dapat
secara langsung kepada obyek yang dengan mudah dipahami dan
akan diteliti. Wawancara temuannya dapat diinformasikan
merupakan alat re-checking atau kepada oranglain. Menurut (Miles
pembuktian terhadap informasi dan Huberman) dalam Idrus (2009)
atau keterangan yang diperoleh “model analisa data dijelaskan
sebelumnya. Teknik wawancara sebagai model interaktif. Model
pada penelitian kualitatif adalah interaktif ini terdiri dari tiga hal
wawancara mendalam (in-deep utama, yaitu: reduksi data,
interview). “Wawancara mendalam penyajian data dan penarikan
adalah proses memperoleh kesimpulan atau verifikasi”. Ketiga
keterengan untuk tujuan penelitian langkah ini merupakan kegiatan
dan cara tanya jawab dengan yang jalin menjalin pada saat
bertatap muka antara pewawancara sebelum, selama dan sesudah
dengan informan”. (Noor, 2011). pengumpulan data. Adapun
Teknik ini digunakan untuk gambaran model interaksi, Menurut
mendapatkan data deskriptif (Miles dan Huberman’s, 1994)
mengenai Penggunaan Teknologi adalah sebagai berikut :
Informasi Dalam Menunjang
Tabel 1 Analisis Data Penelitian
Kinerja Pegawai di Ponorogo.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara
melakukan penyalinan data atau
segala aspek yang berhubungan
dengan penelitian ini. Dokumen
yang dibutuhkan untuk
Sumber : Miles and Huberman's (1994)
dikumpulkan oleh peneliti yaitu,
model of data analysis components Data
berupa tulisan serta gambaran yang
reduction
berhubungan dengan pengambilan
Tahapan proses analisis data
data yang dilakukan untuk
menurut (Miles and Huberman’s)
mendapatkan data sekunder dari
dijelaskan sebagai berikut:
dokumen atau arsip yang relevan
a. “Pertama, proses pengumpulan
dengan penelitian ini. Metode
data. pada tahap ini peneliti
dokumentasi ada 2 yaitu dengan
melakukan proses pengumpulan
Foto menggunakan HP dan dari
data dengan menggunakan teknik
berkas – berkas yang ada di Kantor
Dukcapil Ponorogo.

9
pengumpulan data yang telah adalah untuk memastikan
ditentukan sejak awal”. kehadiran dan kepulangan pegawai
b. “Kedua, reduksi data. Reduksi data sehingga terekam dalam system
adalah sebagai proses pemilihan, atau server pemerintah daerah dan
pemusatan perhatian pada agar pegawai lebih aktif untuk
penyederhanaan, pengabstrakan, masuk kerja karena absensi
dan transformasi data yang muncul tersebut akan terkait dengan
dari catatan tertulis di lapangan. pemberian tunjangan tambahan
Reduksi data berlangsung secara penghasilan pegawai berdasarkan
terus menerus sejalan dengan pada Peraturan Bupati Nomer 101
pelaksanaan penelitian”. Tahnu 2018 Tentang “Tambahan
c. Ketiga, penyajian data. Penyajian Penghasilan Kepada Pegawai
data dimaknai sebagai sekumpulan Negeri Sipil Di Lingkungan
informasi tersusun yang dapat Pemerintah Kabupaten Ponorogo”
memberi kemungkinan adanya melalui absensi yang berbasis
penarikan kesimpulan dan aplikasi android. Dengan adanya
pengambilan tindakan. Kegiatan absensi online ini dapat
reduksi dan penyajian data meminimalisir tingkat
merupakan aktifitas yang terkait keterlambatan dan ketidakhadiran
langsung dengan proses analisa pegawai karena sistem ini akan
data. otomatis menyimpan data-data
d. Keempat, penarikan kesimpulan pegawai dan tidak bisa dirubah.
atau verifikasi. Tahap ini
merupakan tahap akhir dari proses
analisa data. Tahap ini dimaknai
sebagai penarikan arti data yang
telah ditampilkan. Beberapa cara
yang dapat dilakukan dalam proses
ini adalah dengan melakukan
pencatatan untuk pola dan tema
yang sama, pengelompokan, dan
pencarian kasus.
Gambar 1 Tampilan Login Jathilan Absensi Online

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A. Analisis Data
1. Tujuan penggunaan Jathilan
Absensi Online di Kantor
Dukcapil Kabupaten Ponorogo

Berdasarkan hasil wawancara


dapat diketahui bahwa tujuan
Gambar 2 Tampilan Menu Jathilan Absensi Online
tentang Jathilan Absensi Online

10
Berikut gambar diatas Kinerja pegawai atau organisasi
merupakan gambaran presensi publik dalam memberikan
online Kabupaten Ponorogo yang pelayanan dapat dilihat dari
digunakan untuk absensi pegawai indikator yaitu :
secara online menggunakan a. Kesederhanaan pelayanan,
smartphone, yang tampilan menu konsep pelayanan yang
Jathilan Absensi Online dapat diberikan dalam pelaksanaan
dilihat di gambar diatas. program Jathilan Absensi
Online sangat mudah yaitu,
2. Motivasi pegawai yang ingin berprestasi
Dalam memotivasi kinerja maka harus disiplin dan hadir
pegawai penggunaan absensi online tepat waktu sesuai aturan agar
atau yang biasa disebut dengan pelayanannya juga bisa
“Jathilan Absensi Online” maksimal.
sangatlah berpengaruh tehadap b. Kedisiplinan, didalam tingkat
motivasi kinerja pegawai. Bagi kedisiplinan yang diberikan
pegawai absen tepat waktu dari program Absensi online ini
merupakan suatu kewajiban sudah dijamin akurat, karena
pegawai untuk disiplin.Terkait setiap tahunnya ada SKP
Jathilan Absensi Online ini ada (Sasaran Kinerja Pegawai) oleh
motivasi materiil yaitu, Absen BKD Kabupaten Ponorogo
online berbasis aplikasi android ini melakukan evaluasi pelayanan
hadir untuk memberikan dan kinerja dengan memberikan
kemudahan kepada pegawai untuk arahan dan bimbingan kepada
mendapatkan TPP atau Tambahan pegawai dan rutin melakukan
Penghasilan Pegawai melalui penilaian kinerja.
kehadiran dan kedisiplinan yang c. Keterbukaan, Pelayanan ini
menurut pegawai hal tersebut dilakukan secara terbuka
merupakan hak atas kewajibannya. maksudnya bahwa pegawai
Selain itu aplikasi ini digunakan dapat mengetahui seluruh
pemerintah Kabupaten Ponorogo informasi yang mereka
untuk pengawasan dan pemantauan butuhkan secara mudah dan
pegawai agar lebih terkontrol dan jelas tentang prosedur
dapat memastikan inovasi ini pelayanan, peraturan dan
berjalan dengan baik. tatatertib yang harus dipenuhi.
Absensi ini dinilai dapat d. Efisien dalam segi pencapaian
berpengaruh meningkatkan sasaran, dalam programAbsensi
motivasi kinerja pegawai dengan onlineini belum sepenuhnya
memberikan tunjangan berupa efisien dalam
tambahan penghasilan untuk menjangkaupegawai yang ada
pegawai yang rajin hadir dan di Kabupaten Ponorogo, hal ini
disiplin, hal ini membuat kinerja terjadi karena minimnya
pegawai menjadi lebih maksimal. anggaran yang ada.
Menurut KepMenPan 81/1995,

11
e. Ketepatan waktu maksudnya memiliki tingkat percaya diri yang
agar pelaksanaan pelayanan tinggi dalam melakukan
umum dapat maksimal dan pekerjaannya, karena setiap
dapat diselesaikan dalam kurun pegawai nantinya akan dinilai
waktu yang telah ditentukan. kinerjanya.
Maka pegawai wajib datang Ada beberapa cara untuk
tepat waktu pada pukul 07.00 mengukur tingkat kompetensi
WIB dan pulang sesuai dengan pegawai untuk menilai kinerjanya
jadwal yang sudah ditentukan yang didapat dari hasil wawancara
pada pukul 15.15 WIB. dan hasilnya sebagai berikut :
Dalam absensi online faktor – a. Dengan membandingkan
faktor yang bisa mempengaruhi target dan realisasi terhadap
TPP (Tambahan Penghasilan kinerja pegawai.
Pegawai) menurut para pegawai b. Dalam menilai atau
yaitu, sebagai berikut : mengukur tingkat
a. Absen waktu kehadiran kompetensi pegawai maka
(datang) setiap tahun akan ada SKP
b. Absen waktu pulang kerja (Sasaran Kinerja Pegawai).
c. Izin : Dengan Keterangan c. Melihat history dari absensi
&Tanpa Keterangan online pegawai melalui
(Mangkir) aplikasi Jathilan Absensi
d. Cuti Online

Selain itu juga efisiensi dan


efektivitas dari segi waktu dan
fungsinya, jelas Absensi online ini
lebih cepat, tepat, akurat dan
praktis bahkan bisa dibawa
kemana-mana karena absensinya
menggunakan HPnya masing – Gambar 3 Tampilan Histori Absensi Online
masing. Hal ini tentu saja dapat
memotivasi pegawai untuk lebih
maksimal dalam mengerjakan
pekerjaannya dan bekerja sesuai
dengan waktu kerja yang telah
ditentukan agar TPP yang didapat
juga bisa 100%.

3. Karakteristik
Berdasarkan hasil wawancara
Gambar 4 Tampilan Pengajuan Permohonan Izin
yang telah dilakukan oleh peneliti Pegawai
dapat diketahui bahwa setiap
pegawai pastinya memiliki
orientasi pada prestasi dan juga

12
Gambar 5 Tampilan Histori Izin pegawai

4. Kemampuan & Pengetahuan


Menurut beberapa pegawai Gambar 6 Tampilan Fitur – fitur Jathilan Absensi
Online
mayoritas pegawai sudah bisa atau
Selama pelaksanaan Absensi
mahir dalam penggunaan Jathilan
online ini berjalan, ada beberapa
Absensi Online, berdasarkan hasil
kendala yang dialami dalam
wawancara yang didapat bahwa
pelaksanaan program ini, yaitu :
pegawai di instansi tersebut
a. Hp yang digunakan harus
mayoritas memiliki pemahaman
android 5.0 (Lolipop)
yang cukup baik, sehingga dapat
b. Kondisi Hp harus support
mengikuti perkembangan teknologi
dengan aplikasi tersebut.
informasi dari inovasi pemerintah
c. Kendalanya yang terakhir
daerah. Menurut Bapak Meru
yaitu sinyalnya dan absen
Hendartono “Dalam penggunaan
tidak boleh ditempat
Jathilan Absensi Online ini
sembarangan harus berada
pegawai tidak langsung mahir
dititik koordinat yang telah
menggunakannya masih banyak
ditentukan.
yang bingung dan kesulitan
d. Minimnya anggaran untuk
mengaplikasikannnya, tetapi
pemberian fasilitas untuk
setelah adanya sosialisasi dan
pegawai agar Hpnya dapat
pelatihan terkait penggunaan
digunakan (support) untuk
Jathilan Absensi Online dari BKD
penggunaan Jathilan absensi
Ponorogo mayoritas pegawai
online ini.
menjadi cukup mahir dalam
penggunaan Jathilan Absensi
Online ini”. Sekarang banyak
pegawai yang sudah mahir dalam
menggunakan aplikasi tersebut,
mungkin kesulitannya hanya di
awal –awal pelaksanaan atau
penggunaannya saja, karena
tampilan atau gambar – gambar Gambar 7 Tampilan Absensi Reguler
yang ada di aplikasi Jathilan Dalam penggunaan Jathilan
Absensi Online cukup rumit bagi Absensi Online ini tidak terdapat
orang yang awam. kesulitan, kecuali di awal-awal
pelaksanaannya saja. Dengan

13
demikian dapat kita ketahui bahwa internet entah itu menggunakan
dalam penggunaan aplikasi tersebut wifi atau data seluler maka dari itu
yang diberi nama Jathilan Absensi sinyalnya terkadang bisa error
Online dapat dikatakan berhasil (bermasalah) dan yang terakhir
dalam penerapannya dan juga pegawai hanya bisa absen dititik
cukup efektif dalam menunjang koordinat tertentu (radius 50 meter)
kinerja pegawai. Hasilnya dalam dari kantor. Mayoritas pegawai di
memberikan pelayanan, Dukcapil Kantor Dukcapil Kabupaten
Kabupaten Ponorogo berusaha Ponorogo sudah cukup mahir
memberikan yang terbaik dan dalam penggunaan aplikasi Jathilan
maksimal tentunya sesuai dengan Absensi Online karena aplikasi
Standart Operasional Pelayanan tersebut cukup sederhana sehingga
yang ada. Banyak respon positif mudah dipahami baik pegawai
yang diterima selama perjalanan yang muda maupun pegawai yang
program Jathilan Absensi Online sudah tua sekalipun.
yang dikelola langsung oleh BKD
dibawah pengawasan Bupati Tabel dan Gambar
Tabel 2 Indikator Penilaian
Ponorogo ini. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dapat I. KEHADIRAN
diperoleh hasil, banyak respon- 1 Keterlambatan masuk jam
respon positif yang diterima oleh kerja
BKD (Badan Kepegawaian 2 Kepulangan mendahului jam 80%
Daerah) Kabupaten Ponorogo kerja
setelah dilaksanakannya Absensi 3 Tidak masuk kerja dengan
keterangan
Online ini banyak pegawai yang
4 Tidak masuk kerja tanpa
merasakan dampak positifnya. keterangan
Ada beberapa respon lain dari 5 Cuti
pegawai sebagai pengguna Jathilan II. PERTIMBANGAN
Absensi Online mengenai OBYEKTIF LAINNYA 20%
kelebihan dan kekurangan dari 1 SKP
aplikasi ini. Kelebihannya adalah 2 Hukuman Disiplin
dapat memotivasi pegawai datang
tepat dan sadar akan kewajibannya Dapat disimpulkan
untuk disiplin, adanya motivasi berdasarkan pada tabel diatas
materiil yang dianggapnya sebagai bahwa dalam indikator penilaian
bonus saja, dan yang terakhir kinerja pegawai memiliki 2 (dua)
Jathilan Absensi Online efektif persentase yaitu, Kehadiran
dalam menunjang kinerja pegawai. memiliki persentase sebesar 80%
Sedangkan Kekurangannya adalah dan Pertimbangan Obyektif
pegawai tidak bisa lagi semena- Lainnya memiliki persentase
mena merubah absennya, tidak sebesar 20%.
semua pegawai memiliki Hp
android, dan absensi online
pastinya menggunakan jaringan

14
dilakukan pada kurun waktu tertentu.
Tujuan dari pengolahan data presensi
adalah agar dapat mengetahui data dan
informasi yang berkaitan dengan informasi
presensi” (Sikula, 1973).
Motivasi dalam penggunaan
Jathilan Absensi Online ini dinilai dapat
Gambar 8 Jathilan Absensi Online berpengaruh meningkatkan motivasi
PENUTUP kinerja pegawai dengan memberikan
tunjangan berupa tambahan penghasilan
Kesimpulan untuk pegawai yang rajin hadir dan
Berdasarkan hasil penelitian ini, disiplin, hal ini membuat kinerja pegawai
dapat disimpulkan beberapa hal mengenai menjadi lebih maksimal. Apalagi dengan
Jathilan Absensi Online dalam menunjang adanya pemberian TPP untuk pegawai
kinerja pegawai di Kantor Dukcapil otomatis pegawai lebih rajin kerja dan
Kabupaten Ponorogo. Tujuan penggunaan tentunya memotivasi pegawai untuk
Jathilan Absensi Online di lingkungan disiplin. faktor-faktor yang dapat
pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah mempengaruhi TPP menurut beberapa
untuk memastikan kehadiran dan pegawai di Kantor Dukcapil Kabupaten
kepulangan pegawai sehingga terekam Ponorogo, yaitu presentase waktu absen
dalam system atau server pemerintah kehadiran kerja (datang), presentase waktu
daerah dan agar pegawai lebih aktif untuk absen pulang kerja, izin dengan keterangan
masuk kerja karena absensi tersebut akan atau tanpa keterangan (Mangkir), Cuti.
terkait dengan pemberian tunjangan Karena, besar kecilnya TPP yang didapat
tambahan penghasilan pegawai itu tergantung pada presentase tingkat
berdasarkan pada Peraturan Bupati Nomer kehadiran dan kedisiplinan pegawai.
101 Tahnu 2018 Tentang “Tambahan Dalam pemberian TPP ada penilaian untuk
Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil mengukur jumlah tambahan penghasilan
Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten yang akan didapatkan oleh pegawai.
Ponorogo” melalui indikator absensi “Maka dari itu absensi online ini cukup
online yang berbasis aplikasi android berpengaruh terhadap motivasi kinerja
menggunakan smartphone. Dengan adanya pegawai. Kinerja (prestasi kerja)
absensi online ini dapat meminimalisir merupakan hasil kerja secara kualitas dan
tingkat keterlambatan dan ketidakhadiran kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai karena sistem ini akan otomatis pegawai dalam melaksanakan tugasnya
menyimpan data-data pegawai dan tidak sesuai dengan tanggung jawab yang
bisa dirubah. Berdasarkan penelitian, diberikan kepadanya” (Mangkunegara,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa 2005).
“pengolahan data presensi adalah suatu Karakteristik merupakan hal yang
proses kegiatan pencatatan terhadap setiap paling dominan dalam mempengaruhi
presensi dengan tujuan untuk mengetahui kualitas kinerja pegawai. Ada beberapa
data dan laporan berkaitan dengan presensi cara untuk mengukur tingkat kompetensi
masuknya karyawan, presensi pulangnya pegawai untuk menilai kinerjanya yaitu,
karyawan, dan bentuk transaksi yang dengan membandingkan target dan

15
realisasi terhadap kinerja pegawai, dalam absen pegawai harus berada dititik radius
menilai atau mengukur tingkat kompetensi kurang lebih 50 meter dari udara yang
pegawai maka setiap tahun akan ada SKP pusatnya berada di kantornya masing –
(Sasaran Kinerja Pegawai), dan melihat masing.
history dari absensi online pegawai melalui Jadi kesimpulan dari judul yang
aplikasi Jathilan Absensi Online. “Individu diambil oleh peneliti terkait penggunaan
yang memiliki kinerja yang tinggi teknologi informasi dalam menunjang
memiliki beberapa karakteristik, yaitu kinerja pegawai dalam penerapannya
diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, sudah berjalan dengan baik, secara
(b) memiliki percaya diri, (c) keseluruhan pegawai sudah merata
berpengendalian diri, dan (d) kompetensi” menguasai dalam penggunaan Jathilan
(Mink, 1993). Absensi Online, karena sebelumnya sudah
Kemampuan atau pengetahuan diberikan sosialisasi dan pelatihan oleh
pegawai dalam penggunaan Jathilan BKD Ponorogo terkait penggunaan absensi
Absensi Online ini mayoritas pegawai online tersebut.
muda maupun tua secara keseluruhan Disisi lain dalam penggunaan
sudah merata cukup mahir dalam Jathilan Absensi Online ini terdapat
penggunaan Jathilan Absensi Online, kendala yang menghambat yaitu, kondisi
karena pada dasarnya setiap pegawai pasti HP pegawai yang tidak support, sinyal
memiliki kemampuan dan pemahaman yang terkadang susah dan bermasalah,
yang cukup baik, sehingga dengan adanya serta absen yang memiliki radius yang
sosialisasi dan pelatihan yang telah ditentukan. dalam penggunaan
diselenggarakan oleh BKD ponorogo dapat Jathilan Absensi Online ini tidak terdapat
menambah pengetahuan dan kemampuan kesulitan, kecuali di awal-awal
pegawai dalam meningkatkan motivasi pelaksanaannya saja. Dengan demikian
kinerjanya melalui absensi online tersebut. dapat kita ketahui bahwa dalam
“Kinerja sebagai suatu keseluruhan penggunaan aplikasi tersebut yang diberi
kemampuan seseorang untuk bekerja nama Jathilan Absensi Online dapat
sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan dikatakan berhasil dalam penerapannya
kerja secara optimal dan berbagai sasaran dan juga cukup efektif dalam menunjang
yang telah diciptakan dengan pengorbanan dan meningkatkan motivasi kinerja
yang secara rasio lebih kecil dibandingkan pegawai.
dengan hasil yang dicapai”.(Siagian,
1995). Dalam penggunaan aplikasi Jathilan
Absensi Online di Kantor Dukcapil Saran
Ponorogo tidak terdapat banyak kesulitan, Berdasarkan kesimpulan penelitian,
mungkin kesulitan yang dialami hanya di maka penulis merekomendasikan berupa
awal-awal pelaksanaannya saja. jadi baik saran –saran sebagai berikut :
pegawai muda maupun pegawai yang 1. Untuk meningkatkan efisiensi
sudah tua sekalipun bisa menggunakannya. kinerja pegawai Dukcapil dalam
Selanjutnya kendala yang dihadapi dalam pelayanan maka perlu
penggunaannya adalah kondisi HP yang meningkatkan motivasi kinerja
tidak support dan terkadang sinyalnya pegawai dengan memperhatikan
yang sedikit lamban atau bermasalah, serta kehadiran dan kedisiplinan pegawai

16
melalui absensi online. Pelayanan Sofyan dan Haryanto. PT. Elex Media
juga harus disesuaikan berdasarkan Komputindo. Jakarta.
tuntutan kebutuhan tugas dinas. Andrew F. Sikula.(1973). The Values And
Value Systems Of Governmental
2. Agar terciptanya kinerja pegawai
Executives. Public Personnel
yang maksimal maka diperlukan Management, January-February.hal 16
kerjasama tim yang lebih prima, Arinkunto.2002.Prosedur Penelitian :
serta hubungan kerja berdasarkan Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:
pendekatan partisipasi dan Rieaneka Cipta.hal 182
kelompok kerja (Teamwork) guna Dr. Juliansyah Noor, SE, M. M. 2011.
untuk dapat mencapai visi dan misi Metodologi Penelitian. Jakarta :
Prenadamedia Group
dinas yang efisien, efektif dan Nugroho Eko. 2009. Biometrika Mengenal
pelayanan kearah yang lebih baik. Sistem Identifikasi Masa Depan,
3. Penggunaan Absensi Online perlu (Yogyakarta : Andi offset),17
diperbaiki lagi dari segi fasilitas Fadel, Muhammad.2009. Reinventing
internet mungkin dari Wifi perlu Government (Pengalaman Dari
ditingkatkan kecepatannya agar Daerah). PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
lebih lancar untuk penggunaannya.
Giddens, Anthony. 2002. “Globalisation”,
Dan smartphone dari pegawai dalam Runaway World: How
sendiri harus benar – benar support Globalisation is Reshaping Our Lives,
untuk aplikasi Jathilan Absensi London: Profile Books Ltd.
Online agar tidak terjadi masalah Goodhue, Dale L., 1995, “Understanding
nantinya. User Evaluation of Information
Systems”,Management Science, Vol. 41
4. Penelitian ini belum komprehensif,
No. 12, Hal. 1827-1844.
karena hanya melihat teknologi Haag dan Keen. 1996. Information
informasi yaitu aplikasi Jathilan Technology: Tomorrow’s Advantage
Absensi Online terhadap penunjang Today. Hammond: Mcgraw-Hill
kinerja pegawai di Kabupaten College.
Ponorogo. Idrus, M. (2009). Metode penelitian Ilmu
Sosial. Yogyakarta: PT. Gelora Akasara
UCAPAN TERIMAKASIH Pratama.
Indrajit, Richardus Eko (2002).
Saya mengucapkan terima kasih kepada Membangun Aplikasi E-Government.
Kantor Dukcapil Ponorogo dan Badan Jakarta:PT Elek Media Komputindo.
Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo Irawan, S. (2011). Metode Penelitian
atas kegiatan penelitian ilmiah yang telah Sosial. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
saya lakukan di instansi – instansi tersebut.
Jonathan,Sarwono.2012.Metode Riset
Saya juga mengucapkan terima kasih Skripsi Pendidikan Kualitatif
kepada Dosen Pembimbing saya atas (menggunakan prosedur SPSS)
bimbingan yang telah diberikan, sehingga Tuntutan Praktis dalam Menyusun
saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini Skripsi.Jakarta:PT Elex komputindo.hal
dengan baik. 37
Kadir,Abdul.2003.Pengenalan Sistem
DAFTAR PUSTAKA Informasi.Yogyakarta:Andi
Yogyakarta.hal 16
Amstrong, Mischael, 1999. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Terjemahan

17
Keban, Yeremias.2004.Enam Dimensi Nasional Pendidikan. Ponorogo: FKIP
Strategis Administrasi Publik. Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
Yogyakarta:Gava Media.hal 10 2015. 489).
Lexy J.Maloeng.2010.Metode Penelitian Noor. Juliansyah, 2011, Metodologi
Kualitatif.Jakarta:Remaja Penelitian, Prenada Media Group,
Rosdakarja.hlm 248 Jakarta NCSS,1992, Curriculum
Mangkunegara, A.A. Anwar P. Standards for Social Studies
2004.Manajemen Sumber Daya O’Brien,James.2008.Pengantar Sistem
Manusia Perusahaan. Bandung: Informasi.Jakarta:Salemba empat.hal 50
Remaja Rosdakarya. Siagian.1995.Penilaian
Mangkunegara, A.A. Anwar P. 2005. Kinerja.Yogyakarta:Andi Yogyakarta
Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Simamora, Henry. 2006. Manajemen
Refika Aditama. Sumberdaya Manusia. Yogyakarta:
Marius, Sapto. 2015.Profil Pengguna Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Internet Indonesia 2014. Jakarta: Simanjuntak, Payaman J. 2005.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Manajemen dan Evaluasi Kinerja.
Indonesia. Jakarta: FE UI.
McKeown, Patrick G., 2001. Information Sugiyono.2009.Metode Penelitian
Technology and The Networked Kualitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung
Economy, Harcourt: Orlando : Alfabeta.
Miles, M.B. dan Huberman’s, A.M. Sukandarrumidi.2012.Metode Penelitian:
1994. Analisis Data Kualitatif: Buku Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Sumber Tentang MetodeMetode Baru. Pemula.Yogyakarta:Gadjah Mada
UIPress. Jakarta. University Press.hal 78
Mink.1993.Manejemen Sumber Daya Sutrisno,Hadi.2002.Metode Researh.
Manusia.Jakarta:PT Elek Media.Cet 4 Yogyakarta:Andi Yogyakarta.hal 42
Nasution, R.D. "MENEROPONG MASA Wiratna,Sujarweni.2015.SPSS untuk
DEPAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Penelitian.Yogyakarta:Pustaka Baru
(Penerapan Virtual Learning di Pers.hal 52
Indonesia)." (Prosiding Seminar

18
19

Anda mungkin juga menyukai