NIM : H2501231034
ABSTRACT
Sistem administrasi dalam pelayanan publik merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan dari tingkat kepuasan dari konsumen atau pengguna layanan. Didalam sistem
administrasi layanan publik terdapat bebarapa permasalahan yang membuat konsumen atau
pengguna layanan terkadang menjadi malas menggunakan layanannya secara langsung ataupun
lebih memilih menggunakan jasa calo. Beberapa permasalahan tersebut antara lain permasalahan
antrian, seperti yang kita ketahui pengguna dari layanan publik ini pasti tidaklah sedikit setiap
harinya sehingga untuk mengantri sendiri sudah membuat konsumen atau pengguna layanan
sendiri menjadi malas. Selanjutnya masalah pemberkasan, saat menggunakan layanan publik
selalu terdapat blanko pengajuan layanan yang ingin digunakan, setelah melakukan pengisian
blanko pengajuan layanan kemudian harus melengkapi berkas dan setelah itu harus menunggu
hasil dari layanan yang diajukan. Tingkat pelayanan yang diberikan oleh SDM pada layanan
publik terkadang juga terkesan kurang ramah dan kurang profesional dalam melayani konsumen.
Hal tersebutlah yang menjadi salah satu faktor pendukung pemerintah menerapkan Electronic
Government, yang dimana semua pelayanan nantinya akan menjadi online sehingga lebih
memudahkan, mengefisienkan waktu layanan, serta meningkatkan kepuasan dari pengguna
layanan.
Penerapan Electronic Government sendiri tidak luput dari pengembangan teknologi
informasi, infrastruktur dan SDM dari setiap instansi pemerintah, sehingga persiapan dalam
penerapan Electronic Government ini memang membutuhkan waktu yang tidaklah sedikit. Di
Indonesia Electronic Government mulai dikembangkan ketika pemerintah mengeluarkan Inpres
No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Electronic
Government . Pemerintah menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi
dalam proses pemerintahan (Electronic Government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas,
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang baik (Good governance) dan meningkatkan pelayanan publik yang efektif
dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan Electronic Government.
Menurut Indrajit (2004), perkembangan pesat teknologi informasi seperti komputer dan
telekomunikasi memungkinkan pembuatan dan penyebaran data, informasi, dan pengetahuan
dengan cepat ke seluruh dunia dalam waktu yang singkat. Dengan demikian, setiap individu di
berbagai belahan dunia dapat berkomunikasi secara langsung tanpa perlu perantara. Dampak dari
kemajuan teknologi ini sangat mempengaruhi cara pemerintah dalam melayani masyarakat di era
modern. Electronic goverment adalah suatu sistem meksnisme kepemerintahan yang
memanfaatkan teknologi informasi elektronik yang berguna untuk berinteraksi antara pemerintah
ke masyarakat ataupun sebaliknya dengan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan
keduanya serta dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas. Dalam penelitian ini objek penelitian
adalah kantor imigrasi kelas 1 provini Bengkulu.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan
Electronic Government di Kantor Imigrasi Kelas 1 Provinsi Bengkulu (2) Untuk mengetahui
factor – factor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan penerapan Electronic Government
di Kantor Imigrasi Provinsi Bengkulu. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai dari kantor
imigrasi kelas 1 provinisi Bengkulu dan masyarakat pengguna layanan imigrasi. Jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 63 responden dan 3 informan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualitatif atau eksploratif. Metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel ini adalah Convenience sampling.
Hasil penelitian ini yaitu (1) Penerapan Electronic Government di Kantor Imigrasi Kelas 1
Provinsi Bengkulu sudah di terapkan dengan Sangat Baik. (2) Kebijakan, Kelembagaan,
Infrastruktur dan Aplikasi adalah faktor pendukung dalam penerapan Electronic Government di
Kantor Imigrasi Kelas 1 Provinsi Bengkulu. (3) Perencanaan menjadi aspek yang menjadi faktor
penghambat penerapan Electronic Government di Kantor Imigrasi Kelas 1 Provinsi Bengkulu.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa penerapan Electronic Government di kantor imigrasi
kelas 1 provinsi Bengkulu sudah “sangat baik” dalam penerapannya Dengan hasil penelitian
tersebut maka kesimpulan lainnya yang mengacu pada tujuan penelitian ini adalah yang menjadi
faktor pendukung di dalam penerapan Electronic Government di kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu adalah: Kebijakan Penetapan standar pelayanan, Pengelolaan kelembagaan yang
terintergrasi antar sektor, Memiliki, infrastruktur yang menunjang update data secara realtime,
Perencanaan pengembangan dan pemanfaatan TIK. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat
dalam penelitian ini adalah Sistem apikasi yang ada di dalam kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu.
PENDAHULUAN
Menurut data tabel di atas menyatakan bahwa jumlah pembuatan paspor pada periode
Januari 2021 hingga Agustus 2023, yang mana memang sudah banyak masyarakat provinsi
Bengkulu yang melakukan permohonan pembuatan paspor dari sejak awal penerapan electronic
government di kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu.
METODE PENELITIAN
Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif merupakan hal yang paling
tepat digunakan untuk menjangkau permasalahan dalam mengetahui penerapan electronic
government di Kantor Imigrasi kelas 1 Provinsi Bengkulu. Dengan definisi operasional sebagai
berikut:
Jumlah keseluruhan sampel yang di ambil untuk penelitian ini berjumlah 33 sampel, yang
mana 33 sampel ini adalah Pegawai kantor imigrasi kelas 1 Provinsi Bengkulu. informan pada
penelitian ini adalah pegawai kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu yang memiliki
kewenangan dan memahami dari tujuan penelitian yang akan dilakukan, yang menjadi informan
dalam penelitian ini yaitu: 1. Kepala subsi teknologi dan informasi (1 orang) 2. Kepala sub
bagian tata usaha (1 orang) 3. Kepala Urusan Umum (1 orang). Sampel dan informan dipilih
berdasarkan divisi bidang terkait dengan indikator yang digunakan.
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan bantuan software statistic SPSS versi 23 for
windows. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi dengan nilai α
(α=0,05) dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan jika nilai signifikansi
>α maka variabel tersebut tidak valid. Uji validitas kuesioner dilakukan pada 63 orang
responden. 33 responden di peroleh dari para pegawai Kantor imigrasi Kelass 1 Provinsi
Bengkulu, dan 30 Responden berasal dari masyarakat pengguna Layanan keimigrasian. Hasil uji
validitas keusioner yaitu sebagai berikut:
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran coeficient
Alpha Cronbach:
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada aspek kebijakan dan kelembagaan dalam penerapan electronic
government
Hasil penelitian pada aspek infrastruktur, aplikasi dan perencanaan dalam penerapan
electronic government
Berdasarkan pada hasil penelitian kepada pegawai kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu diperoleh rata-rata pada keseluruhan indikator kebijakan dalam penerapan electronic
government sebesar 4,45 dengan kategori “sangat baik”. Pada aspek Indikator aspek kebijakan
nilai tertinggi didapatkan pada indikator penetapan standar pelayanan dengan rata-rata nilai
sebesar 4,75 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan nilai terendah terjadi pada indikator
tersedianya program kerja yang baik dengan ratarata nilai sebesar 4,24 dengan kategori “sangat
baik”.
Berdasarkan pada hasil penelitian kepada pegawai kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu diperoleh rata-rata pada keseluruhan indikator kelembagaan dalam penerapan
electronic government sebesar 4,48 dengan kategori “sangat baik”. Pada aspek Indikator ini nilai
tertinggi didapatkan pada indikator Organisasi perangakat daerah yang tergabung dalam kantor
Imigrasi Provinsi Bengkulu sudah baik dengan rata-rata nilai sebesar 4,60 dengan kategori
“sangat baik”, sedangkan nilai terendah terjadi pada indikator Keberadaan organisasi sudah
terorganisi dengan baik, sudah berjalan dengan baik”, nilai yang didapatkan sebesar 4,30 dengan
kategori “sangat baik”.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata pada keseluruhan indikator infrastruktur
dalam penerapan electronic government sebesar 4,26 dengan kategori “sangat baik”. Pada aspek
Infrastruktur ini nilai tertinggi terdapat pada indikator pengupdate-an data yang real time pada
data base/pusat data dengan rata-rata nilai sebesar 4,69 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan
nilai terendah terjadi pada indikator penyediaan dan pemanfaatan Jaringan IT (Informasi
Teknologi) dengan ratarata nilai sebesar 4,30 dengan kategori “sangat baik”. Hasil yang tertera
ini memang sudah menjadi tolak ukur bagaimana penerapan electronic government di kantor
imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu.
Berdasarkan dari hasil penenelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata pada keseluruhan
indikator aplikasi dalam penerapan electronic government sebesar 4,00 dengan arti nilai “baik”.
Pada dimensi Aplikasi ini nilai tertinggi terdapat pada indikator mengoptimalkan aplikasi pada
back office dengan rata-rata nilai sebesar 4,80 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan nilai
terendah terjadi pada indikator manajemen pelaporan pemerintahan dilakukan secara tepat waktu
dan indicator kegiatan surat menyurat telah dilakukan secara elektronik dengan rata-rata nilai
sebesar 4,24 dengan kategori “baik”.
Berdasarkan pada hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata nilai pada keseluruhan
indicator pada dimensi Perencanaan dalam penerapan electronic government sebesar 4,36
dengan kategori “sangat baik”. Pada aspek dimensi Kelembagaan ini nilai tertinggi terdapat pada
indikator melaksanakan tata cara dan mekanisme kerja yang baku dan teratur dengan rata-rata
nilai sebesar 4,48 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan nilai terendah terjadi pada indikator
melakukan proses perencanaan dalam pengembangan dan pemanfaatan TIK dengan rata-rata
nilai sebesar 4,27 dengan kategori sangat baik.