Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI MANAJEMEN DAN METODE STATISTIKA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS

STA1513 – STATISTIKA UNTUK BISNIS, EKONOMI DAN INDUSTRI

Nama : Wim Zembladimi Gumay

NIM : H2501231034

Program Studi : Ilmu Manajemen

Kelompok : Ilmu Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan


Kebijakan

Dosen Pengampu : Dr. Ir. I Made Sumertajaya M.Si.

Judul Penelitian yang Dibahas : Penerapan Electronic Government di Kantor Imigrasi


Kelas I Provinsi Bengkulu

Tahun Terbit : 2023


PENERAPAN ELECTRONIC GOVERNMENT DI KANTOR IMIGRASI
KELAS I PROVINSI BENGKULU
(Implementation Of Electronic Government At Class I Immigration Office In The Province Of
Bengkulu)

Bayu Indra Kurniawan, Slamet Widodo, Muhammad Rusdi

ABSTRACT

Sistem administrasi dalam pelayanan publik merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan dari tingkat kepuasan dari konsumen atau pengguna layanan. Didalam sistem
administrasi layanan publik terdapat bebarapa permasalahan yang membuat konsumen atau
pengguna layanan terkadang menjadi malas menggunakan layanannya secara langsung ataupun
lebih memilih menggunakan jasa calo. Beberapa permasalahan tersebut antara lain permasalahan
antrian, seperti yang kita ketahui pengguna dari layanan publik ini pasti tidaklah sedikit setiap
harinya sehingga untuk mengantri sendiri sudah membuat konsumen atau pengguna layanan
sendiri menjadi malas. Selanjutnya masalah pemberkasan, saat menggunakan layanan publik
selalu terdapat blanko pengajuan layanan yang ingin digunakan, setelah melakukan pengisian
blanko pengajuan layanan kemudian harus melengkapi berkas dan setelah itu harus menunggu
hasil dari layanan yang diajukan. Tingkat pelayanan yang diberikan oleh SDM pada layanan
publik terkadang juga terkesan kurang ramah dan kurang profesional dalam melayani konsumen.
Hal tersebutlah yang menjadi salah satu faktor pendukung pemerintah menerapkan Electronic
Government, yang dimana semua pelayanan nantinya akan menjadi online sehingga lebih
memudahkan, mengefisienkan waktu layanan, serta meningkatkan kepuasan dari pengguna
layanan.
Penerapan Electronic Government sendiri tidak luput dari pengembangan teknologi
informasi, infrastruktur dan SDM dari setiap instansi pemerintah, sehingga persiapan dalam
penerapan Electronic Government ini memang membutuhkan waktu yang tidaklah sedikit. Di
Indonesia Electronic Government mulai dikembangkan ketika pemerintah mengeluarkan Inpres
No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Electronic
Government . Pemerintah menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi
dalam proses pemerintahan (Electronic Government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas,
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang baik (Good governance) dan meningkatkan pelayanan publik yang efektif
dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan Electronic Government.
Menurut Indrajit (2004), perkembangan pesat teknologi informasi seperti komputer dan
telekomunikasi memungkinkan pembuatan dan penyebaran data, informasi, dan pengetahuan
dengan cepat ke seluruh dunia dalam waktu yang singkat. Dengan demikian, setiap individu di
berbagai belahan dunia dapat berkomunikasi secara langsung tanpa perlu perantara. Dampak dari
kemajuan teknologi ini sangat mempengaruhi cara pemerintah dalam melayani masyarakat di era
modern. Electronic goverment adalah suatu sistem meksnisme kepemerintahan yang
memanfaatkan teknologi informasi elektronik yang berguna untuk berinteraksi antara pemerintah
ke masyarakat ataupun sebaliknya dengan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan
keduanya serta dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas. Dalam penelitian ini objek penelitian
adalah kantor imigrasi kelas 1 provini Bengkulu.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan
Electronic Government di Kantor Imigrasi Kelas 1 Provinsi Bengkulu (2) Untuk mengetahui
factor – factor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan penerapan Electronic Government
di Kantor Imigrasi Provinsi Bengkulu. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai dari kantor
imigrasi kelas 1 provinisi Bengkulu dan masyarakat pengguna layanan imigrasi. Jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 63 responden dan 3 informan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualitatif atau eksploratif. Metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel ini adalah Convenience sampling.
Hasil penelitian ini yaitu (1) Penerapan Electronic Government di Kantor Imigrasi Kelas 1
Provinsi Bengkulu sudah di terapkan dengan Sangat Baik. (2) Kebijakan, Kelembagaan,
Infrastruktur dan Aplikasi adalah faktor pendukung dalam penerapan Electronic Government di
Kantor Imigrasi Kelas 1 Provinsi Bengkulu. (3) Perencanaan menjadi aspek yang menjadi faktor
penghambat penerapan Electronic Government di Kantor Imigrasi Kelas 1 Provinsi Bengkulu.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa penerapan Electronic Government di kantor imigrasi
kelas 1 provinsi Bengkulu sudah “sangat baik” dalam penerapannya Dengan hasil penelitian
tersebut maka kesimpulan lainnya yang mengacu pada tujuan penelitian ini adalah yang menjadi
faktor pendukung di dalam penerapan Electronic Government di kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu adalah: Kebijakan Penetapan standar pelayanan, Pengelolaan kelembagaan yang
terintergrasi antar sektor, Memiliki, infrastruktur yang menunjang update data secara realtime,
Perencanaan pengembangan dan pemanfaatan TIK. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat
dalam penelitian ini adalah Sistem apikasi yang ada di dalam kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu.
PENDAHULUAN

Penerapan electronic government tidak luput dari pengembangan teknologi informasi,


infrastruktur dan SDM (sumber daya manusia) dari setiap instansi pemerintah, sehingga
persiapan dalam penerapan electronic government ini memang membutuhkan waktu yang
tidaklah sedikit. Di Indonesia electronic government mulai dikembangkan ketika pemerintah
mengeluarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
electronic government . Pemerintah menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi dalam proses pemerintahan (electronic government) akan meningkatkan efisiensi,
efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang baik (Good governance) dan meningkatkan pelayanan
publik yang efektif dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan
electronic government. Adanya instruksi presiden ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah
dalam menghadirkan electronic government di dalam pemerintahan Indonesia dan pemerintah
daerah untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Menurut Indrajit (2004), perkembangan pesat teknologi informasi seperti komputer dan
telekomunikasi memungkinkan pembuatan dan penyebaran data, informasi, dan pengetahuan
dengan cepat ke seluruh dunia dalam waktu yang singkat. Dengan demikian, setiap individu di
berbagai belahan dunia dapat berkomunikasi secara langsung tanpa perlu perantara. Dampak dari
kemajuan teknologi ini sangat mempengaruhi cara pemerintah dalam melayani masyarakat di era
modern. Banyak aspek dan fungsi pemerintah yang sebelumnya dijalankan secara konvensional
secara tidak langsung diambil alih oleh masyarakat itu sendiri, seperti dalam hal pers, sosial,
agama, pendidikan, kesehatan, dan bidang lainnya, semua ini berkat kemajuan teknologi.
Upaya Meminimalisir Praktek Mal administrasi Dalam Meningkatan Public Service. Hasil
penelitian menemukan bahwa electronic government diperlukan sebagai upaya untuk
meminimal-kan atau bahkan menghilangkan praktik maladministrasi dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka elektronikpemerintah untuk layanan
pengiriman, sehingga kontak langsung antara penyedia layanan dan pengguna jasa tidak lagi
terjadi. Di Indonesia, kesempatan bagi yang sudah ada dengan penerbitan Inpres No.3 Tahun
2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan elektronik-Government
(framework elektronik-Government), dengan tujuan mendukung perubahan pemerintahan yang
demokratis, memfasilitasi komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah, menjamin
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, dan memfasilitasi transformasi menuju
masyarakat informasi.
Pada Kantor Imigrasi kelas 1 Provinsi Bengkulu, yang dimana pelayanan pembuatan
paspor telah dipermudah dengan diluncurkannya aplikasi M-Paspor. Sebelum adanya M-Paspor,
awalnya terdapat aplikasi Antrian Paspor Online (APAPO), yang dimana aplikasi APAPO ini
hanya menyediakan layanan untuk mengambil nomor antri secara online. Tanggal 30 Desember
2021 Direktorat Jenderal Imigrasi mengeluarkan aplikasi M - Paspor yang diharapkan lebih
mempermudah masyarakat dalam menerima pelayanan dalam pembuatan paspor yang dimana
aplikasi ini menyediakan pelayanan mulai pendaftaran sampai pembayaran secara daring.
Setelah dilakukan prasurvey kepada beberapa konsumen, ternyata didapati bahwa walaupun
setelah menggunakan M-Paspor para konsumen harus tetap membawa berkas ke Kantor Imigrasi
untuk verifikasi berkas, melakukan foto ke kantor Imigrasi serta melakukan wawancara disana,
dan apabila tidak disetujuinya pembuatan paspor tersebut maka uang pembayaran sebelumnya
hangus.
Sebagian masyarakat masih ada yang belum mengetahui informasi tentang perubahan
pembuatan paspor dari sistem administrasi manual menjadi sistem administrasi digital dan belum
siap untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut, hal ini dikarenakan Sebagian besar
pembuat paspor adalah orang-orang yang akan mendaftar haji yang dimana berarti usia dari
pembuat paspor rata-rata di atas 40 tahun. Pada usia ini kemampuan untuk beradaptasi dengan
teknologi merupakan hal yang sulit. Serta kurangnya informasi yang ada di website Imigrasi
Provinsi Bengkulu (https://kanimbengkulu.kemenkumham.go.id/).

Menurut data tabel di atas menyatakan bahwa jumlah pembuatan paspor pada periode
Januari 2021 hingga Agustus 2023, yang mana memang sudah banyak masyarakat provinsi
Bengkulu yang melakukan permohonan pembuatan paspor dari sejak awal penerapan electronic
government di kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu.

METODE PENELITIAN
Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif merupakan hal yang paling
tepat digunakan untuk menjangkau permasalahan dalam mengetahui penerapan electronic
government di Kantor Imigrasi kelas 1 Provinsi Bengkulu. Dengan definisi operasional sebagai
berikut:
Jumlah keseluruhan sampel yang di ambil untuk penelitian ini berjumlah 33 sampel, yang
mana 33 sampel ini adalah Pegawai kantor imigrasi kelas 1 Provinsi Bengkulu. informan pada
penelitian ini adalah pegawai kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu yang memiliki
kewenangan dan memahami dari tujuan penelitian yang akan dilakukan, yang menjadi informan
dalam penelitian ini yaitu: 1. Kepala subsi teknologi dan informasi (1 orang) 2. Kepala sub
bagian tata usaha (1 orang) 3. Kepala Urusan Umum (1 orang). Sampel dan informan dipilih
berdasarkan divisi bidang terkait dengan indikator yang digunakan.
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan bantuan software statistic SPSS versi 23 for
windows. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi dengan nilai α
(α=0,05) dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan jika nilai signifikansi
>α maka variabel tersebut tidak valid. Uji validitas kuesioner dilakukan pada 63 orang
responden. 33 responden di peroleh dari para pegawai Kantor imigrasi Kelass 1 Provinsi
Bengkulu, dan 30 Responden berasal dari masyarakat pengguna Layanan keimigrasian. Hasil uji
validitas keusioner yaitu sebagai berikut:
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran coeficient
Alpha Cronbach:
HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian pada aspek kebijakan dan kelembagaan dalam penerapan electronic
government

Hasil penelitian pada aspek infrastruktur, aplikasi dan perencanaan dalam penerapan
electronic government
Berdasarkan pada hasil penelitian kepada pegawai kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu diperoleh rata-rata pada keseluruhan indikator kebijakan dalam penerapan electronic
government sebesar 4,45 dengan kategori “sangat baik”. Pada aspek Indikator aspek kebijakan
nilai tertinggi didapatkan pada indikator penetapan standar pelayanan dengan rata-rata nilai
sebesar 4,75 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan nilai terendah terjadi pada indikator
tersedianya program kerja yang baik dengan ratarata nilai sebesar 4,24 dengan kategori “sangat
baik”.
Berdasarkan pada hasil penelitian kepada pegawai kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu diperoleh rata-rata pada keseluruhan indikator kelembagaan dalam penerapan
electronic government sebesar 4,48 dengan kategori “sangat baik”. Pada aspek Indikator ini nilai
tertinggi didapatkan pada indikator Organisasi perangakat daerah yang tergabung dalam kantor
Imigrasi Provinsi Bengkulu sudah baik dengan rata-rata nilai sebesar 4,60 dengan kategori
“sangat baik”, sedangkan nilai terendah terjadi pada indikator Keberadaan organisasi sudah
terorganisi dengan baik, sudah berjalan dengan baik”, nilai yang didapatkan sebesar 4,30 dengan
kategori “sangat baik”.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata pada keseluruhan indikator infrastruktur
dalam penerapan electronic government sebesar 4,26 dengan kategori “sangat baik”. Pada aspek
Infrastruktur ini nilai tertinggi terdapat pada indikator pengupdate-an data yang real time pada
data base/pusat data dengan rata-rata nilai sebesar 4,69 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan
nilai terendah terjadi pada indikator penyediaan dan pemanfaatan Jaringan IT (Informasi
Teknologi) dengan ratarata nilai sebesar 4,30 dengan kategori “sangat baik”. Hasil yang tertera
ini memang sudah menjadi tolak ukur bagaimana penerapan electronic government di kantor
imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu.
Berdasarkan dari hasil penenelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata pada keseluruhan
indikator aplikasi dalam penerapan electronic government sebesar 4,00 dengan arti nilai “baik”.
Pada dimensi Aplikasi ini nilai tertinggi terdapat pada indikator mengoptimalkan aplikasi pada
back office dengan rata-rata nilai sebesar 4,80 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan nilai
terendah terjadi pada indikator manajemen pelaporan pemerintahan dilakukan secara tepat waktu
dan indicator kegiatan surat menyurat telah dilakukan secara elektronik dengan rata-rata nilai
sebesar 4,24 dengan kategori “baik”.
Berdasarkan pada hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata nilai pada keseluruhan
indicator pada dimensi Perencanaan dalam penerapan electronic government sebesar 4,36
dengan kategori “sangat baik”. Pada aspek dimensi Kelembagaan ini nilai tertinggi terdapat pada
indikator melaksanakan tata cara dan mekanisme kerja yang baku dan teratur dengan rata-rata
nilai sebesar 4,48 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan nilai terendah terjadi pada indikator
melakukan proses perencanaan dalam pengembangan dan pemanfaatan TIK dengan rata-rata
nilai sebesar 4,27 dengan kategori sangat baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian mengenai electronic government pada kantor imigrasi kelas 1
provinsi Bengkulu, maka di dapatkan kesimpulan pada penelitian ini adalah :
Pada aspek kebijakan, penerapan aspek ini di kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu
sudah di terapkan dengan sangat baik, dengan meninjau hasil dari penelitian dan fakta yang ada
di lapangan, di dapatkan aspek kebijakan dalam penetapan standar pelayanan dilakukan dengan
sangat tepat, hal ini di peneliti dapatkan dari hasil penelitian dan melihat fakta yang ada di lokasi
penelitian. Dengan hasil penelitian tersebut aspek Kebijakan dalam penetapan standar layanan
menjadi faktor pendukung di dalam penerapan electronic government di kantor imigrasi kelas 1
provinsi Bengkulu.
Pada aspek kelembagaan, penerapan aspek ini di kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu
sudah di terapkan dengan sangat baik, dari hasil penelitian dan fakta yang ada dilapangan bahwa
aspek kelembagaan memliki hasil yang sangat baik dengan pengelolaan organisasi yang
tergabung dalam kantor imigrasi bengkulu, ini peneliti dapatkan dari hasil penelitian dan melihat
fakta yang ada di lapangan bahwa aspek kelembagaan menjadi faktor pendukung dalam
penerapan electronic government di kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu.
Pada aspek Infrastruktur, penerapan aspek ini di kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu
sudah di terapkan degan sangat baik, dari hasil penelitian dan fakta yang ada di lapangan
menunjukkan bahwa aspek Infrastruktur dalaam pembaharuan data secara real time atau teoat
waktu memiiki hasil yang sangat baik, dimaksudkan pembaharuan data secara real time ini
menuju kepada kesigapan alat dan sarana penunjang yang ada di kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu. Hasil ini peneliti dapatkan pada penelitian di kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu. Dan berarti bahwa aspek Infrastruktur sebagai faktor pendukung dalam penerapan
electronic government di kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu.
Pada aspek Aplikasi, penerapan aspek ini di kantor imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu
sudah di terapkan dengan baik, dari hasil penelitian dan pengamatan di lapangan menunjukkan
hasil bahwa pada aspek Aplikasi dalam pemanfaatan aplikasi back office serta aplikasi tambahan
untuk berkomunikasi hingga memudahkan pelayanan ke masyarakat memang sesuai fakta
dilapangan penerapan dari elecrtronic government ini belum cukup maksimal dikendala oleh
pengembangan aplikasi yang minim. Dari hasil yang di dapatkan tersebut maka pada aspek
Aplikasi ini menjadi faktor penghambat didalam penerapan electronic government di kantor
imigrasi kelas 1 provinsi Bengkulu.
Pada aspek Perencanaan, penerapan aspek Perencanaan dalam penerapan electronic
government di kantor imigrasi kelas 1 provisi Bengkulu sudah di terapkan dengan baik.
Meninjau dari hasil penelitian dan fakta yang ada di lokasi, didapatkan bahwa pada aspek
Perencanaan sudah baik dalam menerapkan electronic government hal ini meninjau dari hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa dalam aspek Perencanaan kantor imigrasi belum
menerapkan atau belum mengoptimalkan aspek perencanaan ini dengan masih mengikuti arahan
dari pemerintahan pusat dalam hal perencanaannya. Dengan kata lain bisa di simpulkan bahwa
aspek Perencanaan dalam penerapan electronic government di kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu belum sudah baik penerapannya. Sehingga aspek Perencanaan menjadi faktor yang
mendukung dalam penerapan electronic government di kantor imigrasi kelas 1 provinsi
Bengkulu.
Saran pada penelitian ini masih terdapat keterbatasan yang diharapkan dapat diperbaiki
oleh peneliti selanjutnya yang memiliki konteks yang sama. Bagi peneliti selanjutnya, yang akan
melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan objek dan responden yang berbeda untuk
memperkuat validitas penelitian. Selain itu, pada penelitian selanjutnya, diharapkan penggunaan
sampel lebih di tingkatkan kembali serta objek penelitian lebih baik menggunakan instansi
ataupun perusahaan yang memiliki skala lebih besar lagi

Anda mungkin juga menyukai