Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sains Komputer dan Teknologi Informasi Page

E – ISSN : 2655-7460. Volume 2 Issue 2, Mei 2020 12 - 21

PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN APARATUR DAN MASYARAKAT


KELURAHAN OEBUFU DALAM PENERAPAN
PEMERINTAHAN DIGITAL MELAYANI

Fransiskus Mario Hartono Tjiptabudi1


1)
Program Studi Sistem Informasi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STIKOM) Uyelindo
Jl. Perintis Kemerdekaan I, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur
Email: tjiptabudifrans@gmail.com

Abstrak
Digital serving government (Dilan - Digital Melayani) adalah proses layanan publik berbasis digital yang
diluncurkan oleh pemerintah seiring dengan meningkatnya keterbukaan dan kecepatan dalam mengakses layanan
informasi untuk mewujudkan tata kelola yang baik. Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi merupakan
ujung tombak implementasi Dilan. Masalahnya adalah apakah aparat pemerintah siap atau tidak di tingkat terendah
(desa) dan masyarakat sendiri dalam memanfaatkan teknologi informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
kesiapan aparat dan masyarakat Desa Oebufu, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur jika teknologi informasi
diterapkan dalam proses pelayanan yang dilakukan di desa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, kuesioner, dan studi literatur. Khusus untuk kuesioner yang disiapkan mengacu pada
kerangka STOPE yang telah disesuaikan dengan responden yaitu seluruh aparat desa serta sampel dari orang-orang
yang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aparat dan masyarakat siap menerapkan teknologi
informasi sebagai wujud dari pemerintahan Dilan yang diluncurkan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan
yang baik.
Kata kunci: Digital serving government, Dilan, good governance, e-readiness, STOPE.

ABSTRACT
Digital serving government (Dilan – Digital Melayani) is a digital-based public service process that is launched by
the government along with the increasing openness and speed in accessing information services in order to realize
good governance. Therefore, the application of information technology is a spearhead of the implementation of
Dilan. The problem is whether the government apparatuses are ready or not at the lowest level (village) and the
people themselves in utilizing the information technology. This study aims to measure the e-readiness of the
apparatus and people of Oebufu Village, Kupang City, East Nusa Tenggara if information technology is applied in
the service process carried out in the village. Data collection methods used were observation, interviews,
questionnaires and literature study. Specifically for the questionnaire prepared referring to the STOPE framework
that has been adapted to the respondent namely the entire village apparatus as well as samples from randomly
selected people. The results showed that the apparatus and the public are ready in implementing information
technology as a manifestation of the Dilan government that was launched in order to realize good governance.

Keywords: Digital serving government, Dilan, good governance, e-readiness, STOPE.

1. PENDAHULUAN dikategorikan sebagai keadaan yang mengarah pada


Teknologi informasi berperan besar dalam proses kerja terselenggaranya asas-asas good governance.
instansi pemerintahan seiring dengan kebutuhan pelayanan Good governance sendiri sangat penting dalam
terhadap masyarakat yang berkualitas, cepat dan tepat agar pelaksanaan pelayanan publik untuk meningkatkan kinerja
tercipta tata kelola pemerintahan yang baik (good aparatur negara. Hal ini karena pemerintah merancang
governance). Sujata et al (2002) berpendapat bahwa bentuk- konsep prinsip-prinsip good governance untuk meningkatkan
bentuk pelayanan aparat pemerintah yang menciptakan potensi perubahan dalam birokrasi agar mewujudkan
suasana kondusif dengan masyarakat maka dapat pelayanan publik yang lebih baik, di samping itu masyarakat

12
Fransiskus Mario Hartono Tjiptabudi. Pengukuran Tingkat Kesiapan Aparatur Dan 2020
Masyarakat Kelurahan Oebufu Dalam Penerapan Pemerintahan Digital Melayani.

masih menganggap pelayanan publik yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah maka wajar kalau pemerintah berupaya
birokrasi pasti cenderung lamban, tidak profesional, dan untuk menempatkan pengelolaan data dan informasi ini pada
biayanya mahal (Maryam, 2016). tempat yang setara dan sama pentingnya dengan
Selain itu, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 pengelolaan sumberdaya lainnya, seperti halnya sumberdaya
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara tertulis jelas bahwa manusia, keuangan, waktu dan yang lainnya. Sistem
kinerja instansi yang baik dapat mencerminkan kualitas informasi kini telah menjadi kerangka dasar bagi semua
pemerintahan yang semakin maju dan berkembang dengan aktifitas pemerintahan dan memungkinkan bagi fungsi
berbagai kemudahan dalam melaksanakan aktivitas fungsi manajerial dalam melakukan upaya pengelolaan sumber daya
kerja maupun tanggung jawab instansi, yang mana dalam hal yang dimiliki secara lebih efisien dan efektif (Amri, 2016).
ini dapat dengan cepat dan tepat mengambil keputusan untuk Berdasarkan laporan OECD (The Organisation for
memajukan kinerjanya. Economic Co-operation and Development) dalam Praditya
Masih dalam UU yang sama, khususnya pada susunan (2014), diketahui bahwa penggunaan TIK oleh pemerintahan
peraturan untuk kinerja sistem kepemerintahan Negara memunculkan beberapa keuntungan, yakni:
Kesatuan Republik Indonesia dituliskan bahwa kinerja instansi a. Meningkatkan efisiensi, penggunaan TIK dapat
yang terbaik dapat mencerminkan kualitas pemerintahan yang meningkatkan efisiensi dalam berbagi data atau
semakin maju dan berkembang dengan berbagai kemudahan informasi di dalam maupun antarpemerintahan.
dalam melaksanakan aktivitas fungsi kerja maupun tanggung Penggunaan TIK juga dapat meningkatkan efisiensi
dalam pengumpulan (collecting) dan penyampaian
jawab instansi, dimana dalam hal ini dapat dengan cepat dan
(transmission) data, penyediaan informasi dan
tepat mengambil keputusan untuk memajukan kinerjanya.
komunikasi. Begitu pula dalam memroses tugas dan
Maka setiap instansi pemerintah dituntut untuk dapat
operasi administrasi publik.
mengelola dengan baik sistem kerja yang tengah dijalankan,
b. Meningkatkan pelayanan, penggunaan TIK dapat
terutama dalam hal pengelolaan informasi secara lengkap,
meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Dalam
terstruktur, serta transparan kepada masyarakatnya sehingga menggunakan layanan publik, masyarakat tidak perlu
kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh setiap pihak mengetahui struktur dan hubungan kompleks dibalik
yang berkepentingan dapat terpenuhi dengan baik, lengkap, layanan yang diberikan oleh pemerintah.
cepat serta dapat ditemukan dimana saja dan kapan saja. c. Membantu mencapai suatu kebijakan tertentu,
Oleh karena itu, implementasi teknologi informasi penggunaan TIK dapat membantu menyosialisasikan
sangat penting, karena melalui implementasi teknologi kebijakan pemerintah kepada masyarakat sehingga
informasi dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pihak-pihak terkait dapat berbagi ide dan informasi
meningkatkan kinerja instansi terkait. Hal tersebutlah yang terkait dengan suatu kebijakan tertentu.
mendasari dicetuskannya pemerintahan “Dilan” atau digital d. Membantu kontribusi terhadap kebijakan ekonomi,
melayani oleh pemerintah saat ini guna memenuhi asas-asas penggunaan TIK dalam e-government dapat
good governance. mengurangi korupsi, meningkatkan keterbukaan dan
Permasalahan yang terjadi adalah selain membutuhkan kepercayaan terhadap pemerintah. Pemerintah juga
perencanaan yang matang serta anggaran yang tidak sedikit, dapat melakukan penghematan melalui proses
kesiapan SDM-lah yang menjadi permasalahan yang paling administrasi dan penyediaan informasi berbasis TIK.
menonjol. Jika berbicara tentang pelayanan digital, maka Begitu pula dengan kegiatan ekonomi di desa/kelurahan
yang menjadi faktor SDMnya bukan hanya dari segi aparatur berbasis TIK (e-commerce maupun e-business) dapat
pada setiap level pemerintahan saja, tetapi juga masyarakat didukung dengan penggunaan TIK.
itu sendiri. Oleh karena itu, sebelum mengimplementasikan e. Meningkatkan kontribusi terhadap reformasi,
teknologi informasi guna mendukung pemerintahan Dilan, penggunaan TIK telah mengubah atau mereformasi
perlu dilakukan pengukuran kesiapan dari aparatur maupun berbagai bidang, seperti: memperbaiki transparansi dan
masyarakat agar implementasi tersebut benar-benar fasilitasi berbagi informasi.
bermanfaat dan memberikan dampak yang positif. f. Meningkatkan kepercayaan antara pemerintah dengan
masyarakatnya, penggunaan TIK dapat meningkatkan
2. TINJAUAN PUSTAKA good governance melalui peningkatan transparansi,
2.1. Pemanfaatan TIK dalam Pemerintahan mengurangi korupsi sehingga dapat meningkatkan
Peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara
menunjang sistem operasional dan manajerial pada instansi pemerintah. Begitu pula jika aspirasi dan pendapat
pemerintahan dewasa ini dirasakan semakin penting. masyarakat dapat difasilitasi ataupun ditampung dalam
Mengingat akan pentingnya fungsi pengelolaan data dan media berbasis TIK yang digunakan oleh pemerintah.
informasi ini, terutama untuk mendukung kegiatan-kegiatan di

13
Jurnal Sains Komputer dan Teknologi Informasi Page
E – ISSN : 2655-7460. Volume 2 Issue 2, Mei 2020 12 - 21

2.2. Good Governance informasi dan menjadi kemudahan di dalam


Konsep good governance muncul karena adanya memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
ketidakpuasan pada kinerja pemerintahan yang selama ini d. Pelayanan prima, penyelenggaraan pelayanan publik
dipercaya sebagai penyelenggara urusan publik. Menerapkan yang mencakup prosedur yang baik, kejelasan tarif,
praktik good governance dapat dilakukan secara bertahap kepastian waktu, kemudahan akses, kelengkapan
sesuai dengan kapasitas pemerintah, masyarakat sipil, dan sarana dan prasarana serta pelayanan yang ramah dan
mekanisme pasar. Salah satu pilihan strategis untuk disiplin.
menerapkan good governance di e. Demokrasi dan partisipasi, mendorong setiap warga
Indonesia adalah melalui penyelenggaraan pelayanan publik. untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan
Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang
pemerintahan adalah good governance yaitu paradigma, menyangkut kepentingan masyarakat baik secara
sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan langsung maupun tidak langsung.
pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi f. Efisiensi dan efektivitas, menjamin terselenggaranya
hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, pelayanan terhadap masyarakat dengan menggunakan
transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah sumber daya yang tersedia secara optimal dan
dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip bertanggung jawab.
“desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang g. Supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh
bersih, bertanggungjawab, dan berdaya saing (Amri, 2016). masyarakat, mewujudkan adanya penegakkan hukum
Penerapan prinsip-prinsip good governance sangat yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian,
penting dalam pelaksanaan pelayanan publik untuk menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai
meningkatkan kinerja aparatur negara. Hal ini karena yang hidup dalam masyarakat.
pemerintah merancang konsep prinsip-prinsip good Menurut United Nations Development Program (UNDP)
governance untuk meningkatkan potensi perubahan dalam terdapat 14 prinsip good governance, yaitu:
birokrasi agar mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik, a. Wawasan ke depan (visionary);
di samping itu masyarakat masih menganggap pelayanan b. Keterbukaan dan transparansi (openess and
publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pasti cenderung transparency);
lamban, tidak profesional, dan c. Partisipasi masyarakat (participation);
biayanya mahal. d. Tanggung gugat (accountability);
Menurut Sadjijono (2005), good governance e. Supremasi hukum (rule of law);
mengandung arti kegiatan suatu lembaga pemerintah yang f. Demokrasi (democracy);
dijalankan berdasarkan kepentingan rakyat dan norma yang g. Profesionalisme dan kompetensi (profesionalism and
berlaku untuk mewujudkan cita-cita negara. Menurut LAN & competency);
BPKP (2005) yang dimaksud dengan good governance h. Daya tanggap (responsiveness);
adalah bagaimana pemerintah berinteraksi dengan i. Keefisienan dan keefektivan (efficiency and
masyarakat dan mengelola sumber-sumber daya dalam effectiveness);
pembangunan. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun j. Desentralisasi (decentralization)
2000, merumuskan arti good governance sebagai k. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat
kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan (private sector and civil society partnership);
prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, l. Komitmen pada pengurangan kesenjangan
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivias, supremasi (commitment to reduce inequality);
hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. m. Komitmen pada lingkungan hidup (commitment to
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, environmental protection);
prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik terdiri atas: n. Komitmen pasar yang fair (commitment to fair market).
a. Profesionalitas, meningkatkan kemampuan dan moral Keempat belas prinsip good governance tersebut
penyelenggara pemerintahan agar mampu memberikan secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
pelayanan yang mudah, cepat, tepat, dengan biaya a. Tata pemerintahan yang berwawasan ke depan (visi
terjangkau. strategis), semua kegiatan pemerintah di berbagai
b. Akuntabilitas, meningkatkan akuntabilitas para bidang dan tingkatan seharusnya didasarkan pada visi
pengambil keputusan dalam segala bidang yang dan misi yang jelas dan jangka waktu pencapaiannya
menyangkut kepentingan masyarakat. serta dilengkapi strategi implementasi yang tepat
c. Transparansi, menciptakan kepercayaan timbal balik sasaran, manfaat dan berkesinambungan.
antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan b. Tata pemerintahan yang bersifat terbuka (transparan),
wujud nyata prinsip tersebut antara lain dapat dilihat

14
Fransiskus Mario Hartono Tjiptabudi. Pengukuran Tingkat Kesiapan Aparatur Dan 2020
Masyarakat Kelurahan Oebufu Dalam Penerapan Pemerintahan Digital Melayani.

apabila masyarakat mempunyai kemudahan untuk perbaikan struktural sesuai dengan tuntutan perubahan
mengetahui serta memperoleh data dan informasi seperti menyusun kembali struktur kelembagaan secara
tentang kebijakan, program dan kegiatan aparatur keseluruhan, menyusun jabatan dan fungsi yang lebih
pemerintah, baik yang dilaksanakan di tingkat pusat tepat, serta selalu berupaya mencapai hasil yang
maupun daerah. optimal dengan memanfaatkan dana dan sumber daya
c. Tata pemerintahan yang mendorong partisipasi lainnya yang tersedia secara efisien dan efektif.
masyarakat, masyarakat yang berkepentingan ikut serta j. Tata pemerintahan yang terdesentralisasi,
dalam proses perumusan dan/atau pengambilan pendelegasian tugas dan kewenangan pusat kepada
keputusan atas kebijakan publik yang diperuntukkan semua tingkatan aparat sehingga dapat mempercepat
bagi masyarakat, sehingga keterlibatan masyarakat proses pengambilan keputusan, serta memberikan
sangat diperlukan pada setiap pengambilan kebijakan keleluasaan yang cukup untuk mengelola pelayanan
yang menyangkut masyarakat luas. publik dan mensukseskan pembangunan di pusat
d. Tata pemerintahan yang maupun di daearah.
bertanggungjawab/bertanggung gugat (akuntabel), k. Tata pemerintahan yang mendorong kemitraan dengan
instansi pemerintah dan para aparaturnya harus dapat dunia usaha, swasta dan masyarakat, pembangunan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan kewenangan masyarakat madani melalui peningkatan peran serta
yang diberikan sesuai dengan tugas pokok dan masyarakat dan sektor swasta harus diberdayakan
fungsinya. Demikian halnya dengan kebijakan, program, melalui pembentukan kerjasama atau kemitraan antara
dan kegiatan yang dilakukannya dapat pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hambatan
dipertanggungjawabkan. birokrasi yang menjadi rintangan terbentuknya
e. Tata pemerintahan yang menjunjung supremasi hukum, kemitraan yang setara harus segera diatasi dengan
wujud nyata prinsip ini mencakup upaya penuntasan perbaikan sistem pelayanan kepada masyarakat dan
kasus KKN dan pelanggaran HAM, peningkatan sektor swasta serta penyelenggaraan pelayanan
kesadaran HAM, peningkatan kesadaran hukum, serta terpadu.
pengembangan budaya hukum. Upaya-upaya tersebut l. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada
dilakukan dengan menggunakan aturan dan prosedur pengurangan kesenjangan, pengurangan kesenjangan
yang terbuka dan jelas, serta tidak tunduk pada dalam berbagai bidang baik antara pusat dan daerah
manipulasi politik. maupun antar daerah secara adil dan proporsional
f. Tata pemerintahan yang demokratis dan berorientasi merupakan wujud nyata prinsip pengurangan
pada konsensus, perumus kebijakan pembangunan baik kesenjangan. Hal ini juga mencakup upaya menciptakan
di pusat maupun daerah dilakukan melalui mekanisme kesetaraan dalam hukum (equity of the law) serta
demokrasi, dan tidak ditentukan sendiri oleh eksekutif. mereduksi berbagai perlakuan diskriminatif yang
Keputusan-keputusan yang diambil antara lembaga menciptakan kesenjangan antara laki-laki dan
eksekutif dan legislatif harus didasarkan pada perempuan dalam kehidupan bermasyarakat.
konsensus agar setiap kebijakan publik yang diambil m. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada
benar-benar merupakan keputusan bersama. lingkungan hidup, daya dukung lingkungan semakin
g. Tata pemerintahan yang berdasarkan profesionalitas menurun akibat pemanfaatan yang tidak terkendali.
dan kompetensi, wujud nyata dari prinsip Kewajiban penyusunan analisis mengenai dampak
profesionalisme dan kompetensi dapat dilihat dari upaya lingkungan secara konskuen, penegakkan hukum
penilaian kebutuhan dan evaluasi yang dilakukan lingkungan secara konsisten, pengaktifan lembaga-
terhadap tingkat kemampuan dan profesionalisme lembaga pengendali dampak lingkungan, serta
sumber daya manusia yang ada, dan dari upaya pengelolaan sumber daya alam secara lestari
perbaikan atau peningkatan kualitas sumber daya merupakan contoh perwujudan komitmen pada
manusia. lingkungan hidup.
h. Tata pemerintahan yang cepat tanggap (responsif), o. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada pasar,
aparat pemerintahan harus cepat tanggap terhadap pengalaman telah membuktikan bahwa campur tangan
perubahan situasi/kondisi mengakomodasi aspirasi pemerintah dalam kegiatan ekonomi seringkali
masyarakat, serta mengambil prakarsa untuk mengatasi berlebihan sehingga akhirnya membebani anggaran
berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. belanja dan bahkan merusak pasar. Upaya pengaitan
i. Tata pemerintahan yang menggunakan struktur dan kegiatan ekonomi masyarakat dengan pasar baik di
sumber daya secara efisien dan efektif, pemerintah dalam daerah maupun antara daerah merupakan
pusat maupun daerah dari waktu ke waktu harus selalu contoh wujud nyata komitmen pada pasar.
menilai dukungan struktur yang ada, melakukan

15
Jurnal Sains Komputer dan Teknologi Informasi Page
E – ISSN : 2655-7460. Volume 2 Issue 2, Mei 2020 12 - 21

2.3. Kerangka Kerja STOPE Strategy


Kerangka kerja STOPE adalah pengembangan dari IT Leadership
metode Linstone yang terdiri dari 3 (tiga) domain utama yaitu
technology, organization, dan people guna meneliti Future Plan
perkembangan teknologi di masyarakat dengan. Bakry
(penggagas kerangka STOPE) menambahkan dua
item, yaitu strategy dan environment, sehingga menjadi Technology

IT Provisioning
STOPE (Al-osaimi, Alheraish dan Bakry, 2006) yang terlihat

IT Support
IT Basic
Infrastructure
pada gambar 1.
IT e-Services
Infrastructure
Strategy
Organization People

IT Regulation

IT Education
Technology IT Awareness

IT Jobs
IT Cooperation

IT Performance
IT Management

Environment Environment

Management

Economy
Knowledge

General
Infrastructure
Organization People
Gambar 2. Domain dan sub domain STOPE
Gambar 1. Domain STOPE
a. Domain Strategy mengintegrasikan faktor-faktor yang
Kerangka kerja STOPE terdiri dari 5 (lima) domain
berkaitan dengan tujuan kedepan, komitmen dan
utama yaitu Strategy, Technology, Organization, People, dan rencana terhadap pengembangan dan pemanfaatan
Environment. Domain Strategy terdiri dari isu IT Leadership teknologi informasi. Dua isu yang dianggap terkait
dan Future Plans. Domain Technology terdiri dari IT dengan domain ini adalah “Leadership” dan “Future
Provisioning, IT Basic Infrastructure, IT e-Services
Development Plans”.
Infrastructure dan IT Support. Domain Organization terdiri dari
b. Domain Technology mengintegrasikan faktor-faktor
isu IT Regulation, IT Cooperation, dan IT Management.
yang berkaitan dengan keadaan isu terkait dengan
Domain People terdiri dari isu IT Jobs, IT Awareness, IT
fasilitas teknologi informasi saat ini. Empat isu yang
Performance dan IT Education. Domain Environment terdiri
dianggap terkait dengan domain ini adalah “IT Basic
dari isu Management, Knowledge, General Infrastructure, dan
Infrastructure”, “IT e-services infrastructure”, “IT
Economy. Gambar berikut menunjukkan domain dan isu pada
Provisioning” dan “IT support”.
kerangka kerja STOPE.
c. Domain Organization mengintegrasikan faktor-faktor
yang berkaitan dengan keadaan isu terkait dengan
regulasi dan manajemen teknologi informasi saat ini.
Tiga isu yang dianggap terkait dengan domain ini
adalah “IT Regulation”, “IT Cooperation”, dan “IT
Management”.
d. Domain People mengintegrasikan faktor-faktor yang
berkaitan dengan keadaan isu terkait dengan pengguna
dan keterampilan teknologi informasi saat ini. Empat isu
yang dianggap terkait dengan domain ini adalah “IT
Awareness”, “IT Education and Training”, “IT
Qualifications and Jobs”, dan “IT Performance and
Satisfaction”.
e. Domain Environment mengintegrasikan faktor-faktor
yang berkaitan dengan keadaan saat ini isu-isu dasar

16
Fransiskus Mario Hartono Tjiptabudi. Pengukuran Tingkat Kesiapan Aparatur Dan 2020
Masyarakat Kelurahan Oebufu Dalam Penerapan Pemerintahan Digital Melayani.

bukan teknologi informasi yang mempengaruhi keadaan “Resources and Economy”, “Management”, dan “Non-IT
teknologi informasi saat ini. Empat isu yang dianggap Infrastructure”.
terkait dengan domain ini adalah “Knowledge”, Berikut detail dari Gambar 2 yang dijelaskan secara rinci
pada Tabel 1:

Tabel 1. Item domain, sub-domain, dan sub-sub-domain pada kerangka kerja STOPE
(Al-osaimi, Alheraish dan Bakry, 2006)
STRATEGY
“Directions, commitmens and plans toward ICT development and utilization”
Vision
Government Support
ICT-Leadership
Commitment
IT Managers / Responsibilities
Technology ICT Plan
Organization Plan
Future Plan
ICT HR Plan
Related Non-ICT Plans: Environment
TECHNOLOGY
“Current state of issues concerned with ICT facilities”
ICT-Basic Communication & Availability
Information Infrastructure Performance
Government
ICT e-Services Infrastructure
Business/Organizations
Performance
ICT Provisioning
Products/Market
Standards
ICT Support
Operation & Maintenance
ORGANIZATION
“Current state of issues concerned with ICT regulations and management”
Basic ICT Regulations
ICT Business Regulations
ICT Government Regulation
Internet Services Regulations
E-Business Services Regulations
Knowledge Sharing for Innovations
ICT Cooperation
Partnership/ Services
Measures
Change
ICT Management
Quality
Cost/Affordability
PEOPLE
“Current state of issues concerned with ICT users and skills”
ICT Literacy
ICT Awareness Education System Support
Media Support
ICT Qualifications
ICT Education and Training
E-Education/e-Learning
Jobs
ICT Qualifications and Jobs
Skills
Performance
Management of ICT Skills
Satisfaction
ENVIRONMENT
“Current non-ICT issues surrounding and affecting the current state of ICT”

17
Jurnal Sains Komputer dan Teknologi Informasi Page
E – ISSN : 2655-7460. Volume 2 Issue 2, Mei 2020 12 - 21

Culture
Knowledge
Education & Training
Natural Resource
Revenues/Profitability
Resources and Economy
Trade
Income
Government Regulation
Organization Cooperation
Management
Basic services:
Infrastructure Electricity/Transportation/Portal
System/Health Care

Setiap domain, sub-domain, dan indikator diukur secara STOPE. Aplikasi WAR (We Are Ready) sendiri merupakan
individual dengan cara scaling menggunakan lima skala layanan pengaduan masyarakat kepada Polres Jember
evaluasi e-readiness untuk mendapatkan nilai measure (m). secara realtime. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa kerangka kerja STOPE dapat digunakan untuk
Tabel 2. Skala evaluasi kesiapan mengukur kesiapan masyarakat Jember yang secara umum
Skor 0 1 2 3 4 belum siap untuk menerapkan aplikasi WAR.
Ket None Poor Average Good Excellent Penelitian analisis kesiapan yang lainnya dengan
memanfaatkan kerangka kerja STOPE dilakukan oleh
Setiap domain, sub-domain, dan indikator diukur nilai Susanto (2014). STOPE digunakan untuk menganalisis
bobot (w) secara individual dengan cara menghitung nilai rata- kesiapan pemda Kabupaten Gunung Kidul dalam menerima
rata bobot domain, sub-domain, dan indikator yang ingin pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Peneliti
diukur. melakukan analisis terhadap 5 domain, 15 sub-domain dan
59 sub-sub-domain, yang memperoleh hasil analisis kesiapan
berada pada skala 4 atau sangat siap.
(1)
Berdasarkan penelitian terkait yang telah dibahas,
pemilihan kerangka kerja STOPE untuk melakukan analisis
(2) atau evaluasi tingkat kesiapan lebih dikarenakan oleh
fleksibilitas dalam pemilihan dan penggunaan item-itemnya
disesuaikan dengan kebutuhan objek penelitian.
(3)
3. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan nilai bobot (w) dan nilai measure Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
(m), tahapan selanjutnya adalah menghitung nilai overall adalah dengan cara:
STOPE's Grade dengan rumus sebagai berikut: a. Observasi
Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
(4) secara langsung terhadap objek penelitian dan mencatat hal-
hal penting yang berhubungan dengan subjek dan objek
penelitian.
yang mana m adalah nilai measure dan W adalah nilai bobot. b. Wawancara
2.4. Penelitian Terkait Melakukan kegiatan tanya jawab secara tatap muka
Penelitian tentang analisis atau evaluasi kesiapan langsung dengan narasumber antara lain Lurah, aparatur
(readiness) telah dilakukan oleh berbagai peneliti. Analisis kelurahan dan masyarakat Kelurahan Oebufu.
kesiapan pada sektor pemerintahan yang dilakukan dengan c. Kuesioner
berbagai metode dan pendekatan penting dilakukan karena Alat survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan
kesiapan sangat menentukan kesuksesan implementasi TIK tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok
dalam bidang pemerintahan dan pencapaian sasarannya. orang terpilih.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Cahyati d. Studi pustaka
(2019) yang mengukur kesiapan masyarakat Jember dalam
menerapkan aplikasi WAR berdasarkan kerangka kerja

18
Fransiskus Mario Hartono Tjiptabudi. Pengukuran Tingkat Kesiapan Aparatur Dan 2020
Masyarakat Kelurahan Oebufu Dalam Penerapan Pemerintahan Digital Melayani.

Mencari literatur atau sumber pustaka pendukung Tahap kedua yang dilakukan adalah menyusun item-
penelitian dan memberikan informasi yang memadai serta item pernyataan berdasarkan kerangka kerja STOPE yang
membantu mempertegas teori-teori yang ada. telah disesuaikan dengan kebutuhan. Haislnya berupa
3.2. Tahapan Penelitian sebuah instrumen pengumpulan data.
Tahapan-tahapan yang dilalui oleh peneliti dimulai dari Instrumen tersebut kemudian dibagikan kepada
permulaan pengumpulan data sampai kesimpulan yang responden untuk diberi tanggapan. Responden yang diambil
membentuk sebuah alur yang sistematis. Metodologi menggunakan yeknik accidental sampling. Adapun hasil dari
penelitian ini digunakan sebagai pedoman peneliti dalam tahapan ini adalah kumpulan data yang bersifat kuantitatif.
pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai sesuai dengan Data yang dikumpulkan kemudian ditabulasi dan diolah.
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini flowchart Pengolahan data ini dilakukan dengan melakukan
tahapan penelitian: perhitungan menggunakan rumus STOPE.
Tahap terakhir yang dilakukan yaitu penarikan
kesimpulan terbagi atas 2 (dua) aktivitas yakni
Penyesuaian Kerangka Kerja STOPE pemeringkatan data dan identifikasi rekomendasi
berdasarkan peringkat data.

Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data


4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan
Pengumpulan Data (Margono, 2004). Jadi populasi berhubungan dengan data,
bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu
data maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
Pengolahan Data dengan banyaknya manusia.
Adapun untuk penelitian ini diketahui jumlah aparatur
kelurahan sebanyak 16 orang, selain itu dari kalangan
masyarakat Kelurahan Oebufu yang mana dalam laporan
Penarikan Kesimpulan
bulanan Kelurahan Oebufu berdasarkan sensus penduduk
bulan Januari 2020 diketahui sebanyak 13.789 jiwa. Oleh
Gambar 3. Tahapan penelitian karena jumlah populasi dalam penelitian ini yang cukup besar
maka untuk mendapatkan jumlah sampel mengacu pada
Karena fleksibilitasnya maka penerapan kerangka kerja pernyataan Hair et al, (2010) bahwa banyaknya sampel
STOPE pada penelitian ini perlu disesuaikan. Tahapan sebagai responden harus disesuaikan dengan banyaknya
pertama penelitian yaitu membuat modifikasi atau indikator pertanyaan/pernyataan yang akan digunakan pada
penyesuaian kerangka tersebut yang akan menjadi dasar kuesioner, dengan asumsi n x 5 observed variable (indikator)
dalam penyusunan instrument pengumpulan data. sampai dengan n x 10 observed variable (indikator).
Maka pada penelitian ini jumlah item pernyataan yaitu
sebanyak 25 item pernyataan yang digunakan untuk
mengukur 5 variabel/dimensi, sehingga perhitungan untuk
penentuan jumlah responden yang digunakan adalah 25
dikali 5 maka diperoleh jumlah 125 sebagai sampel minimum,
25 dikali 10 diperoleh sebanyak 250 sampel sebagai sampel
maksimum. Dikarenakan pelaksanaan social distancing
akibat pandemi Covid-19 maka diputuskan untuk
menggunakan sampel minimum yakni sebanyak 125 orang
sebagai responden dalam penelitian ini.
4.2. Penggunaan Kerangka Kerja STOPE
a. Penyesuaian domain dan sub-domain.
Instrumen penelitian yang akan dibagikan disusun
berdasarkan kerangka kerja STOPE yang telah disesuaikan
dengan keadaan. Adapun domain dan sub-domain yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

19
Jurnal Sains Komputer dan Teknologi Informasi Page
E – ISSN : 2655-7460. Volume 2 Issue 2, Mei 2020 12 - 21

Tabel 3. Domain dan sub-domain yang dighunakan sedangkan nilai terendah yaitu pada domain Organization
No. Domain Sub-domain yang digunakan yang memperoleh nilai sebesar 2,29 (76%).
1. Strategy 1. ICT Leadership Nilai evaluasi yang diperoleh merupakan gabungan dari
2. Future Plan nilai kelima domain dan dianggap dapat mewakili kesiapan
2. Technology 1. ICT-Basic Communication aparatur dan masyarakat dalam penerapan teknologi
& informasi dalam rangka pelaksanaan pemerintahan Dilan.
Information Infrastructure Hasil perhitungan secara keseluruhan dengan menggunakan
3. Organization 1. ICT Government rumus matematis seperti tampak pada tabel 5 diketahui
Regulation bahwa nilai STOPE sebesar 2,52 (82%).
2. ICT Cooperation 4.3. Penarikan Kesimpulan
4. People 1. ICT Awareness a. Pemeringkatan data
5. Environment 1. Knowledge Adapun hasil pemeringkatan level sub-domain sebagai
2. Organization berikut:
3. Infrastructure Tabel 6. Pemeringkatan level sub-domain
No. Sub-domain Peringkat Keterangan
1. ICT Leadership 4 Sangat siap
b. Pengolahan data 2. Future Plan 4 Sangat siap
Adapun hasil perhitungan dari 9 sub-domain yang
3. ICT-Basic 4 Sangat siap
Diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:
Communication &
Tabel 4. Hasil perhitungan sub-domain
Information
Measure Infrastructure
No. Sub-domain %
(Skala 4) 4. ICT Government 3 Siap
1. ICT Leadership 2,53 85% Regulation
2. Future Plan 2,48 83% 5. ICT Cooperation 4 Sangat siap
3. ICT-Basic Communication 2,74 91% 6. ICT Awareness 4 Sangat siap
& Information 7. Knowledge 3 Siap
Infrastructure
8. Organization 4 Sangat siap
4. ICT Government 2,18 72%
9. Infrastructure 3 Siap
Regulation
5. ICT Cooperation 2,4 80%
6. ICT Awareness 2,6 87% Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui hasil
pemeringkatan pada level sub-domain. Dari 9 sub-domain
7. Knowledge 2,32 77%
8. Organization 2,45 82% yang dievaluasi, rata-rata berada pada peringkat 4 yakni pada
9. Infrastructure 2,26 74% kategori sangat siap. Terdapat 3 sub-domain yang berada
pada peringkat 3 yaitu sud-domain infrastruktur dasar TIK,
regulasi TIK, pengetahuan dan infrastruktur. Sedangkan hasil
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 9 sub-domain
pemeringkatan pada level domain dan kerangka kerja STOPE
yang diukur dalam penelitian ini, yang memperoleh nilai
yakni sebagai berikut:
tertinggi yaitu sub-domain infrastruktur dasar TIK dengan nilai
Tabel 7. Pemeringkatan level domain
measure 2,74 (91%), sedangkan sub-domain dengan nilai
measure terendah yaitu regulasi TIK dengan nilai 2,18 (72%). No. Sub-domain Peringkat Keterangan
Untuk hasil perhitungan pada level domain disajikan 1. Strategy 4 Sangat siap
pada tabel berikut: 2. Technology 4 Sangat siap
Tabel 5. Hasil perhitungan domain 3. Organization 3 Siap
Measure % 4. People 4 Sangat siap
No. Sub-domain 5. Environment 3 Siap
(Skala 4)
1. Strategy 2,45 82% STOPE 4 Sangat siap
2. Technology 2,74 91%
3. Organization 2,29 76% Tabel 7 diatas menunjukan peringkat dari 5 domain
4. People 2,6 87% berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Dari kelima
5. Environment 2,34 78% domain terdapat 2 domain yang memperoleh nilai yang
STOPE 2,52 85% berada pada peringkat 3 (kategori siap) yaitu domain
Organization dan Environment, sedangkan domain Strategy,
Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi domain, nilai Technology dan People memperoleh nilai yang berada pada
yang diperoleh oleh domain Technology yaitu sebesar 2,74 peringkat 4 (kategori sangat siap). Masih berdasarkan tabel 7,
(91%) yang merupakan nilai tertinggi dari kelima domain diketahui nilai kesiapan yang diperoleh pada level kerangka

20
Fransiskus Mario Hartono Tjiptabudi. Pengukuran Tingkat Kesiapan Aparatur Dan 2020
Masyarakat Kelurahan Oebufu Dalam Penerapan Pemerintahan Digital Melayani.

kerja STOPE berada pada peringkat 4 (kategori sangat siap).


Hal tersebut menunjukan bahwa aparatur dan masyarakat ACKNOWLEDGEMENT
Kelurahan Oebufu sangat siap (completely ready) untuk Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lurah, para
menerapkan teknologi informasi dalam rangka pelaksanaan aparatur dan masyarakat Kelurahan Oebufu, Kota Kupang,
pemerintahan Dilan. Nusa Tenggara Timur yang telah memberikan dukungan atas
b. Rekomendasi partisipasinya sebagai tempat dan responden penelitian.
Berdasarkan hasil perhitungan, walaupun mayoritas
domain termasuk dalam kategori siap dan sangat siap bukan DAFTAR PUSTAKA
berarti bahwa tidak perlu dilakukan perubahan ke depannya. Al-osaimi, K., Alheraish, A., & Bakry, S. H, 2006. An
Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang dapat Integrated STOPE Framework for e-Readiness
direkomendasikan guna menjadi dasar perbaikan ke Assessments. Proceeding of 18 th National Computer
depannya. Conference. Computer Society, Saudi Arabia: Saudi.
Diperlukan komitmen untuk peningkatan kerjasama Amri. 2016. Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
dengan pihak-pihak yang kompeten dalam rangka
Komunikasi Dalam Menunjang Terwujudnya Makassar
implementasi teknologi informasi, misalnya saja dari kalangan
Sebagai “Smart City”. Jurnal Komunikasi KAREBA. Vol.
akademisi untuk melakukan penelitian-penelitian dan juga
5 No.2.
sebagai konsultan. Perlu dilakukan studi yang dilihat dari
Cahyati, RD. 2019. Evaluasi Kesiapan Masyarakat Jember
berbagai aspek untuk menentukan teknologi yang tepat serta
infrastruktur pendukung untuk digunakan. Dalam Penerapan Aplikasi WAR (We Are Ready)
Membuat rencana induk untuk implementasi teknologi Menggunakan Framework STOPE (Studi Kasus: Polres
informasi agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam Jember). Universitas Jember.
berbagai bentuk, misalnya berupa sebuah kebijakan yang Hair JF., Black W., Babin B., Anderson R. 2010. Multivariate
memuat mekanisme untuk mendorong aparatur maupun Data Analysis. 7th Edition. New York: Prentice Hall
masyarakat untuk menggunakan teknologi informasi. Mutlak International, Inc.
melakukan sosialisasi berupa pelatihan tentang implementasi LAN dan BPKP. 2000. Pelayanan Publik. Malang: CV Citra
teknologi informasi. Malang.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Pengukuran kesiapan pada penelitian ini menerapkan Rineka Cipta.
kerangka kerja STOPE yang telah disesuaikan, dengan 5 Maryam NS. 2016. Mewujudkan Good Governance Melalui
domain dan 9 sub-domain. Hasil penelitian menunjukan Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi.
bahwa domain Strategy, Technology dan People berada pada Volume VI, No. 1.
peringkat 4 (kategori sangat siap). Domain lainnya yaitu Praditya D. 2014. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Organization dan Environment berada pada peringkat 3 Komunikasi (Tik) Di Tingkat Pemerintahan Desa. Jurnal
(kategori siap). Secara keseluruhan atau hasil perhitungan Penelitian Komunikasi. Vol. 17 No.2.
STOPE berada pada peringkat 4 (kategori sangat siap) untuk Sadjijono. 2005. Fungsi Kepolisian dalam Pelaksanaan Good
mengimplementasikan teknologi informasi dalam proses Governance. Sleman: LaksBang.
pelayanan pada kelurahan. Susanto, H. 2014. Pendekatan Framework STOPE untuk
Walaupun tingkat kesiapan aparatur dan masyarakat Mengukur Kesiapan Pengalihan PBB pada Pemerintah
Kelurahan Oebufu yang diukur pada penelitian ini termasuk Kabupaten Gunungkidul. JNTETI. Vol. 3, No. 2.
dalam kategori sangat siap untuk mengimplementasi teknologi Sujata A., Masthuri B., Winarso, Fernandes DD. Widyawati S.
informasi dalam proses pelayanan, tetapi hal tersebut tidak 2002. Ombudsman Indonesia Masa Lalu, Sekarang,
mutlak menjamin bahwa pelaksanaan pemerintahan Dilan dan Masa Mendatang. Jakarta (ID): Komisi Ombudsman
dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut dikarenakan oleh Nasional.
belum semua aspek (sub-domain) pada kerangka kerja United Nations Development Programme. 1997. Governance
STOPE yang diukur pada penelitian ini. Oleh karena itu, for Sustainable Human Development : a UNDP Policy
penting untuk melakukan perbaikan ke depannya sesuai Document. New York: UNDP.
dengan rekomendasi yang diberikan agar baik aparatur Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2000 Tentang
maupun masyarakat benar-benar siap dan didukung dengan Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
segala infrastuktur yang tepat. Sipil.
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014.

21

Anda mungkin juga menyukai