Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

APLIKASI SIPALAWA
(Sistem Pendaftaran Dan Layanan Lewat Whatsapp)
RSUD PROVINSI BANTEN

Oleh:
SEKSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
(SIMRS)

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS KESEHATAN
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 6

BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI ......................................................... 12

BAB IV HASIL PEKERJAAN...................................................................................... 20

BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 37


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi komunikasi informasi yang saat ini berkembang
sangat pesat sehingga mengharuskan RSUD Provinsi Banten bergerak cepat dalam
melakukan implementasi teknologi informasi untuk memperbaiki dan meningkatkan
pelayanan rumah sakit terhadap pasien dan calon pasien. Tantangan besar dalam
implementasi teknologi terletak pada proses penyeimbangan pencapaian hasil
jangka pendek sekaligus fokus pada wawasan strategis di masa depan.
Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah alat utama yang
memungkinkan orang untuk menangani informasi (Zhao et al., 2008). TIK
mendukung pengguna dalam melakukan kegiatan sehari-hari mereka dengan biaya yang
lebih rendah, dan juga meningkatkan kemampuan pengguna untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka secara efisien dan efektif. Inti dari layanan online manapun, misalnya
portal E-Government, harus membuat pengguna puas dalam pekerjaan sehari-hari
mereka (Malone, 2004). Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan dan karakteristik
pengguna perlu dipertimbangkan saat merancang sistem yang disempurnakan, E-
Government adalah jembatan antara warga negara dan pemerintah untuk
memungkinkan mereka mengakses layanan secara online dengan efisiensi dan
kualitas tinggi, serta memotivasi warga untuk menggunakan layanan ini (Parent et al.,
2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Heeks (2003) menunjukan sebagian besar
aplikasi E-Government di negara-negara berkembang gagal, dengan 35 persen
diklasifikasikan sebagai kegagalan total, dimana E-Government tidak dilaksanakan
sama sekali atau hanya ditinggalkan pada saat implementasi. Selanjutnya, 50 persen
diklasifikasikan sebagai kegagalan parsial dimana tujuan tidak tercapai atau memberi
hasil yang tidak diinginkan, dimana tujuan tidak tercapai atau memberi hasil yang
tidak diinginkan, dan kegagalan tersebut disebabkan oleh keterbatasan sumber daya
dan uang, Oleh karena itu, temuan dari penelitian diharap dapat memberi manfaat
bagi pemerintah sebagai penyedia layanan dan warga sebagai pengguna. Penyedia
layanan juga harus memberikan proses perancangan baru berdasarkan Co-operative
Design, dengan melibatkan warga dalam proses memungkinkan untuk
meningkatkan kualitas layanan E-Government.
Pelayanan publik, partisipasi dan pemerintahan dengan mengubah interaksi
melalui teknologi, internet dan media baru. Salah satu hubungan melalui teknologi dan
media baru ini dapat melalui media sosial. Media sosial berkembang pesat karena
mendukung beberapa kebutuhan sosial yang penting yaitu untuk melayani kebutuhan
komunikasi. Pemerintah perlu memahami bagaimana media sosial mendukung
masyarakat dan bisnis melalui jaringan sosial ( Roy, 2014). Hal ini
memungkinkan masyarakat berkomunikasi secara interaktif, yaitu tidak hanya
menggunakan teks tetapi dapat juga melalui video dan audio. Penggunaan
semacam situs media sosial oleh masyarakat, bisnis, dan organisasi publik,
membuat pemerintah berpikir secara kritis tentang bagaimana bisa mendapatkan
keuntungan dari penggunaan media sosial tersebut dalam membangun kembali
hubungannya dengan masyarakat dalam meningkatkan partisipasi dan keterlibatan
masyarakat (Khasawneh & abu-shanab, 2013). Hal ini penting sebagai situs E-
Government kerena dianggap situs publik dan diharapkan masyarakat selalu
mengunjungi situs tersebut, jaringan sosial merupakan situs dimana orang-orang
berinteraksi dan mengakses situs tersebut sehingga hubungan pemerintah dan
masyarakat menjadi lebih dekat (Atari, 2011).
Layanan E-Government biasanya dikembangkan oleh penyedia layanan
internal, sering mengabaikan pengguna akhir layanan (Axelsson & Melin, 2007;
Bridge, 2012). Penyampaian layanan dapat tidak sesuai, karena kurang
mempertimbangkan kebutuhan dan harapan mereka dalam proses perancangan
(Lenk, 2002; Parent et al., 2005; Wee et al., 2008). Selanjutnya keterlibatan
pengguna terbatas selama proses perancangan pembangunan layanan E-
Government (Olphert & Damodaran, 2007; Folstad et al., 2004; anthopoulos et al.
2007). Penelitian ini akan mengevaluasi aplikasi Qlue untuk melihat apakah ada
atau bahkan tidak ada kebutuhan yang terpenuhi. E-Government harus memahami
faktor- faktor yang memiliki efek langsung pada warga negara dalam mengadopsi dan
menerima layanan online, untuk mempertimbangkannya saat memberi layanan ini
(Parent et al., 2005).
Dari sini, studi penelitian mulai berfokus pada kebutuhan masyarakat yang
tidak terpenuhi, karena konsep ini memainkan peran penting dalam membuat warga
lebih percaya diri dalam layanan yang diberikan (Mofleh & Wanous, 2008), namun
meningkatnya minat studi penelitian pada E-Government telah mengangkat banyak
masalah, seperti bagaimana pemerintah dapat memanfaatkan manfaat E-
Government, dan juga dapat memotivasi warga negara untuk mengadopsi dan
menggunakan layanan E-Government, dan juga bagaimana mereka dapat
melakukannya. Sehingga memberikan pengalaman berbeda kepada warga negara
dalam menggunakan layanan tersebut (Alsoud, 2012). Banyak negara berkembang
yang telah menerapkan proyek E-Government yang telah mengadopsi dan
menggunakan pendekatan yang berpusat pada warga negara seperti desain yang
berpusat pada pengguna dalam strategi E-Government mereka. Namun, proyek-
proyek ini gagal karena dalam praktiknya pemerintah cenderung membeirkan ke
warganya yang dianggap penting oleh pemerintah itu sendiri berdasarkan
kebijakannya dan beberapa masalah bisnis seperti investasi, terlepas dari kebutuhan
masyarakat, yang membuat pengamat bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan
desain yang berpusat pada pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mungkin berperan penting dalam mengadopsi dan penerimaan
layanan E-Government. Selanjutnya, peneliti berasumsi bahwa kekhawatiran yang
muncul di negara-negara berkembang ini dapat diatasi dengan semakin
melibatkan warga dalam pengembangan layanan E-Government. pendekatan citizen-
centric yang tepat dapat mengoptimalkan potensi dari sebuah E-Government.

1.2. Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelaksanaan Pengembangan API Whatsapp adalah
integrasi API Whatsapp yang telah di buat dengan SIMRS yang telah di miliki
oleh RSUD Provinsi Banten dalam menunjang informasi pelayanan.

1.3. Output (Keluaran)


Integrasi Sistem API Whatsaap dengan SIMRS RSUD Provinsi Banten.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Elektronik Goverment (E-GOV)


E-Gov merupakan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam
dan dengan pihak luar yang diharapkan mampu meningkatkan performance
pemerintah dan memenuhi ekspetasi masyarakat akan peningkatan kualitas
pemerintah. E-Gov dimaksudkan untuk mendukung Good Governance melalui
penggunaan teknologi yang akan mempermudah masyarakat dalam mengakses
informasi. E-Gov wajib digunakan di kantor-kantor pemerintahan, dimana
internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat berupa
pelayanan yang mendasar dan mendekatkan hubungan antar masyarakat dan
pemerintah.
Layanan informasi publik berbasis e-Gov dapat memperluas partisipasi
publik dimana masyarakat dimungkinkan untuk terlibat aktif dalam pengambilan
keputusan maupun kebijakan oleh pemerintah, memperbaiki produktivitas
dan efisiensi birokrasi. Mewujudkan transparansi informasi yang memadai
dari pemerintah kepada publik, masyarakat dapat dengan mudah mengikuti,
memantau dan mengontrol perkembangan jalannya pemerintahan. Diterapkannya
e-Gov jugadapat mewujudkan prinsip akuntabilitas yakni segala pembuatan
dan pelaksanaan kebijakan dapat dipertanggungjawabkan.
Di Indonesia e-Gov mulai dikembangkan ketika pemerintah
mengeluarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Gov. Pemerintah menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (e-Gov) akan
meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan. Untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
baik (Good Governance) dan meningkatkan pelayanan publik yang efektif dan
efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan e-Gov. Adanya
instruksi presiden ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam
menghadirkan e-Gov di dalam pemerintahan Indonesia dan pemerintah daerah
untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan e-Gov adalah dari segi SDM masih kekurangan tenaga ahli dalam
bidang IT, keterbatasan infrastruktur teknologi informasi dan keterbatasan
anggaran dalam pengembangan e-Gov. Perbedaan penelitian terdahulu dengan
penelitian ini adalah lokus penelitian berada di Kota Salatiga dengan
permasalahan website yang berada di bawah kewenangan Pemkot Salatiga
hingga saat ini dinilai kualitasnya masih sangat kurang. Kota Salatiga
menempati peringkat 33 dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah dalam hal
konten informasi publik. Kendala yang juga dihadapi yakni banyak website
OPD yang tidak aktif, dibuktikan dengan peneliti tidak dapat mengakses
beberapa website OPD Kota Salatiga. Dari 31 website yang tidak aktif ada 22
(70,97%), sedangkan yang aktif ada 9 (29,03%).
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

3.1 Pendekatan Dasar Hukum


a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
d) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang pedoman
Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
e) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan ;
f) Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

3.2 Metodologi

3.2.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Pelaksanaan pembuatan dan integrasi API Whatsapp dengan SIMRS


Provinsi Banten, meliputi berbagai macam layanan yang dapat diakses
melalui aplikasi Whatsapp untuk pasien, calon pasien, maupun
masyarakat lainnya.

3.2.2. Ruang Lingkup Lokasi

Pembuatan API Whatsapp dan integarasi nya diakukan di RSUD Provinsi


Banten.

3.2.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data yang di dapatkan dari aplikasi SIMRS
RSUD Provinsi Banten.

3.2.4. Pengumpulan Data


Pada tahap pengumpulan data, hal yang selalu
diperhatikan dan dipertimbangkan adalah mengenai tingkat kebenaran
data, tingkat keakuratan, dan tingkat kelengkapan data. Kemudian,
metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
a. Studi Literatur
Metode ini dilakukan melalui penelusuran berbagai referensiatau
literatur dalam upaya memperoleh data dan/atau informasi yang
berkaitan dengan kerangka teoritis terkait tema kegiatan. Beberapa
literatur yang digunakan yaitu stugi mengenai georeferencing dan
spatial adjustment, studi mengenai editing data, dan spatial join
menggunakan aplikasi sistem informasi geografis. Sumber
literatur berasal dari buku, laboratorium, jurnal, penelitian
sebelumnya yang berkaitan maupun sumber informasi dari internet.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Data yang sudah didapatkan dari aplikasi SIMRS RSUD
Provinsi Banten
2. Data yang di dapatkan dari masyarakat langsung

3.2.5. Pengolahan Data


Data-data spasial dan non spasial yang telah terkumpul kemudian diinput
dan diolah dengan menggunakan perangkat lunak (software) atau data
digital.
3.2.6. Perancangan API dan Perancangan Menu Whatsapp

API sudah di rancang bersama dengan tim IT RSUD Provinsi Banten dan
sudah di upload ke server RSUD Provinsi Banten.
BAB IV
HASIL PEKERJAAN

4.1 API SIMRS


Terdapat beberapa API yang dibutuhkan sebagai jembatan untuk mendapatkan
informasi terdapat beberapa API yang dibutuhkan sebagai jembatan untuk mendapatkan
dan mengirimkan data dan informasi dari dan ke aplikasi SIMRS RSUD Provinsi Banten.
Berikut adalah daftar API dari SIMRS Provinsi Banten yang dapat diakses di
alamat https://rsudbanten.readme.io.

4.1.1 Login

4.1.2 Master Pendidikan


4.1.3 Master Pekerjaan

4.1.4 Master Provinsi

4.1.5 Master Kota / Kabupaten


4.1.6 Master Kecamatan

4.1.7 Master Kelurahan / Desa

4.1.8 Master Poliklinik


4.1.9 Master Dokter Poliklinik

4.1.10. Master Penjamin

4.1.11. Master Agama


4.1.12. Master Installasi

4.1.13 Pendaftaran Pasien Baru

4.1.14 Cek Rujukan pasien BPJS


4.1.15 Jadwal Dokter Poli

4.1.16 Jadwal Dokter Ruangan

4.1.17. Daftar Tarif Layanan Tindakan


4.1.18 Tarif Tindakan Poliklinik

4.1.19 Data Tindakan

4.1.20 Ketersediaan Kamar


4.1.21 Cek Waktu Pasien Terdaftar

4.1.22 Get Kondisi Pasien ICU

Menu yang ada pada layanan Whatsapp ini adalah sebagai berikut:
1. Informasi
1.1. Ketersediaan Kamar
1.2. Tarif yang paling sering ditanyakan
1.3. Jadwal Dokter
1.4. Info Layanan / Berita
1.5. Informasi Pasien ICU
2. Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
3. Survey Kepuasan
3.1. Lihat hasil survey terakhir
3.2. Input Survey
BAB V
PENUTUP

Pekerjaan Pembuatan API Whatsaap dan Integrasi dilakukan untuk


memudahkan interaksi masyarakat dengan RSUD Provinsi Banten, sehingga
pelayanan kepada public dapat lebih terlayani dengan baik.
Diharapkan dengan dibuatnya API Whatsapp ini dan dintegrasikan dengan Aplikasi
SIMRS RSUD Provinsi Banten semua masyarakat dapat lebih cepat dalam
mendapatkan pelanyanan dan informasi yang ingin di dapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Aronoff, S.. 1989. Geographic Information Systems: A Management Perspective. Canada,


Ottawa : WDL Publication.
Chang, Kang -Tsung. (2002). Introdcution To Geographic Information Systems. New York:
McGraw-Hill.
Daud, J. “Studi Efektifitas Penggunaan Jalan Kota Medan”. Jurnal Sistem Teknik Industri,
No. 3 Vol. 6. 2005.
Economic and Social Commission for Asia and the Pasific. (1996). Manual on GIS for
Planner and Decision Makers. New York: United Nations.
Fua. L, Sunb. D, Rilettc. L. R. (2006). Heuristic shortest path algorithms for transportation
applications: State of the art, Computers & Operations Research 33, 3324– 3343 Fuhao,
Z., and Jiping, L. (2009). An algorithm of shortest path based on Dijkstra for huge
data. 6th International Conference on Fuzzy Systems and Knowledge Discovery.
Huang, Y., Yi, Q., and Shi, M. (2013) An Improved Dijkstra Shortest Path Algorithm.
Proceedings of the 2nd International Conference on Computer Science and
Electronics Engineering (ICCSEE).
Kai, N., Yao-ting, Z., Yue-peng, M. (2014). Shortest Path Analysis Based on Dijkstra's
Algorithm in Emergency Response System. TELKOMNIKA Indonesian Journal of
Electrical Engineering. 12(5): 376-482.
Karadimas, V. et al. (2007). Municipal Waste Collection of Large Items Optimized with ARC
GIS Network analyst. Proceedings 21st European Conference on Modelling and
Simulation.
Munir, R. (2012). Matematika Diskrit. Bandung: Infomatika.
OpenStreetMap. (2015). OpenStreetMap. http://www.openstreetmap.org/about. Diakses
pada 8 Juni 2015. OpenStreetMap Indonesia. (2015). Tentang OpenStreetMap.
http://openstreetmap.id/id/about/tentang-openstreetmap/. Diakses pada 8 Juni 2015.
Pradhana, B.A. (2007). Studi dan Implementasi Persoalan Lintasan Terpendek Suatu Graf
Dengan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman-Ford. Bandung.
Prahasta, E. (2004). Sistem Informasi Geografi Tools dan Plug-Ins. Bandung: Infomatika.
Purwananto, Yudhi, dkk. (2005). Implementasi Dan Analisis Algoritma Pencarian Rute
Terpendek Di Kota Surabaya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
TELEKOMUNIKASI. Vol. 10, No. 2.
Radjabidfard, Abbas. (2001). SDI Hierarchy, from Local to Global SDI
Initiatives.
Melbourne, Victoria: Spatial Data Research Group, Departement of Geomatics. The
University of Melbourne
Rajabidfard, Abbas, and I.P. Williamson. "Spatial Data Infrastructures :
Concept, SDI
Hierarchy and Future Directions." Melbourne, Victoria: Spatial Data
Research
Group, Department of Geomatics, The University of Melbourne, 2000a.
—. Spatial Data Infrastructures:An Initiative To Facilitate Spatial Data
Sharing. Melbourne, Victoria: Spatial Data Research Group,
Department of Geomatics, The University of Melbourne,
2000b.Rajabidfard dan Williamson, 2000a. Data Spasial
Rizaldi, M.R. (2007). Pencarian Jalur Terpendek dalam GPS dengan
Menggunakan Teori
Graf. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta.
Teodorovic. D, Dell’ Orco. M. (2008). Using intelligent agents for
Transportation Regulation
Support System design. Journal Transportation Research Part C 18 140–
156.
Wulan. (2002). Methodology for Selection of Framework Data : Case Study
for NSDI in
China. Enschede: Thesis Degree of Master of Science in
GeoInformation Management, International Institute fo
GeoInformation and Earth Observation (ITC).
Zhan, F. B, Noon, C.E. (2000). A Comparison Between Label-Setting and
Label Correcting Algorithms for Computing One-to-One Shortest
Path, Journal of Geographic Information and Decision Analysis,
Vol. 4 No. 2.
Wiki OpenStreetMap. (2015, Mei 2). Bing. Wiki
OpenStreetMap.
http://wiki.openstreetmap.org/wiki/Bing. Diakses pada 8 Juni 2015.
Wiki OpenStreetMap. (2015, Mei 7). Comparison of editors. Wiki
OpenStreetMap.
http://wiki.openstreetmap.org/wiki/Comparison_of_editors. Diakses
pada 8 Juni2015. Wiki OpenStreetMap. (2015, Maret 27). Field Papers.
Wiki OpenStreetMap http://wiki.openstreetmap.org/wiki/Field_Papers.
Diakses pada 8 Juni
2015. Wiki OpenStreetMap. (2015, Mei 12). History of OpenStreetMap.
Wiki OpenStreetMap.
http://wiki.openstreetmap.org/wiki/History_of_OpenStreetMap.
Diakses pada 8 Juni 2015.
Wiki OpenStreetMap. (2015, Mei 9). JOSM. Wiki
OpenStreetMap.
http://wiki.openstreetmap.org/wiki/JOSM. Diakses pada 8 Juni
2015. Wiki
OpenStreetMap. (2015, Februari 5). JOSM/Plugins.
Wiki OpenStreetMap. http://wiki.openstreetmap.org/wiki/JOSM/Plugins.
Diakses pada 8
Juni 2015.

Anda mungkin juga menyukai