Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-GOVERNMENT PADA BADAN PERENCANAAN


PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK

E-Government Implementation in Regional Development Agency in Nganjuk Regency

Rubiyanto1
1Magister Ilmu Administrasi Universitas Kadiri

Abstrak

Implementasi Kebijakan E-Government Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten


Nganjuk. E-Government merupakan bentuk implementasi pelayanan publik yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk membuat proses kerja dalam pemerintahan menjadi lebih
sederhana, lebih akurat, responsive dan transparan. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 3
Tahun 2003, menghimbau kepada seluruh instansi pemerintah untuk menerapkan e-Government.
BAPPEDA telah menerapkan e-Government melalui Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
atau e-Planning. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang Implementasi Kebijakan e-
Government Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk. Teknik analisis data
menggunakan Teknik Analisis Data Kualitatif menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan e-Government Pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Nganjuk telah dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003,
namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang dapat memperlambat proses implementasi
e-Government itu sendiri.

Kata Kunci: Implementasi; e-Government; e-Planning

Abstract

E-Government program is a form of the implementation of public services based information technology and
communication that covertly designed to make the process of working in the government of into simpler ones, more
accurate, responsive and transparent. With the establishment of presidential instruction no 3 2003, instructed that all
government agencies apply for the e-Government program. BAPPEDA has implemented through a system of e-
Government program information regional development planning or e-Planning. This study determines to reveal an
understanding of the e-Government of policy on Regional Development Planning Board District Nganjuk. Technique
data analysis using a technique qualitative according to data analysis Miles and Huberman. The research results show
that of policy e-Government on Regional Development Planning Board District Nganjuk has been implemented by an
instruction of the president number three years 2003; however, in practice, there are several problems can slow process
implementation e-Government itself.

Keywords: implementation; e-government; e-planning

A. PENDAHULUAN bentuk layanan yang sederhana yaitu penyediaan


E-Government merupakan bentuk informasi dan data-data berbasis komputer
implementasi pelayanan publik yang berbasis tentang pelaksanaan penyelenggaraan
teknologi informasi dan komunikasi, sebagai pemerintahan dan pembangunan sebagai bentuk
media informasi dan komunikasi interaktif antara wujud keterbukaan (transparancy) dalam
pemerintah dengan pihak-pihak lain baik pelaksanaan pelayanan publik.
kelompok masyarakat, kalangan bisnis maupun Tahun 2003 menjadi tonggak baru dalam
antar sesama lembaga pemerintahan. Tujuan e- implementasi e-Government di Indonesia, yaitu
Government adalah untuk membuat proses kerja dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor
dalam pemerintahan menjadi lebih sederhana, 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
lebih akurat, responsive dan membentuk Nasional Pengembangan e-Government.
pemerintahan yang transparan. Implementasi e- Semenjak Inpres tersebut di sahkan, perubahan
Government dalam penerapannya dimulai dari demi perubahan mulai tercipta. Instansi

35
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

pemerintah seakan berlomba-lomba menciptakan 5. Sumber Daya Aparatur pendukung


pelayanan publik yang efektif dan efisien. tercapainya e-Government di Badan Perencanaan
Tercatat, beberapa instansi pemerintah dari level Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk.
Departemen hingga Kabupaten/Kota, mulai 6. Proses perencanaan pembangunan
menggunakan teknologi informasi sebagai alat setelah adanya e-Planning.
yang memudahkan mereka dalam bekerja sesuai 7. Publikasi Sistem Informasi Perencanaan
kebutuhan dan tujuan pembangunan yang telah Pembangunan Daerah (e-Planning) kepada
mereka rencanakan. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Selanjutnya, dengan berlakunya Undang- Nganjuk.
Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang 8. Nilai / Manfaat yang diperoleh dengan
Pemerintah Daerah, penyelenggaraan otonomi adanya implementasi e-Government melalui e-
daerah dilaksanakan dengan memberikan Planning bagi Badan Perencanaan Pembangunan
kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung Daerah maupun Organisasi Perangkat Daerah
jawab kepada daerah. Agar pelaksanaan Kabupaten Nganjuk.
pemerintahan dan pembangunan tersebut benar- Berdasarkan latar belakang permasalahan
benar memiliki manfaat dan dampak jangka yang telah dikemukakan secara singkat diatas dan
panjang bagi masyarakat luas, pelaksanaan untuk memberi arah dalam pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan itu sendiri penelitian, maka perumusan masalah yang
memerlukan suatu upaya keberlanjutan dan dikemukakan adalah sebagai berikut :
kesinambungan. 1. Bagaimanakah Implementasi e-
Pentingnya e-Government pada Government pada Badan Perencanaan
pemerintah daerah dalam mewujudkan Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk?
pemerintahan yang baik dan Badan Perencanaan 2. Hambatan-hambatan apa saja yang
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) sebagai salah dihadapi Badan Perencanaan Pembangunan
satu Organisasi Perangkat Daerah yang telah Daerah Kabupaten Nganjuk dalam
mengembangkan aplikasi e-Planning dalam Implementasi e-Government ?
kerangka implementasi e-Government tersebut Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini
benar-benar sangat membantu dalam menunjang adalah :
tugas pokok dan fungsinya serta sasaran yang 1. Untuk memperoleh pemahaman tentang
ingin dicapai yaitu tercapainya efisiensi dan Implementasi e-Government pada Badan
efektifitas sistem serta proses perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
pembangunan daerah melalui ketersediaan Nganjuk.
pemutkahiran dan tingkat aksesibilitas data yang 2. Untuk memperoleh pemahaman tentang
akuntabel terhadap berbagai produk hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
perencanaan. Oleh karena itu penulis Implementasi e-Government pada Badan
menganggap perlu dilakukan suatu penelitian Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
tentang e-Government di suatu Organisasi Nganjuk.
Perangkat Daerah yang dituangkan ke dalam tesis
dengan judul “Implementasi e-Government pada B. KERANGKA TEORI
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kebijakan Publik
Kabupaten Nganjuk”. Istilah kebijakan publik lebih sering
Berdasarkan uraian diatas maka yang dipergunakan dalam kaitannya dengan tindakan-
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah : tindakan atau kegiatan pemerintah, hal tersebut
1. Pemahaman Aparatur Sipil Negara sebagaimana dikemukakan oleh Carl J. Friedrick
tentang e-Government. dalam Solichin (2004:3) yang menyatakan bahwa
2. Kebijakan pemerintah daerah yang kebijakan ialah : “Suatu tindakan yang mengarah
mendukung implementasi e-Government di pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah kelompok atau pemerintah dalam lingkungan
Kabupaten Nganjuk. tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-
3. Sumber daya finansial pendukung hambatan tertentu seraya mencari peluang-
terwujudnya e-Government di Badan peluang untuk mencapai tujuan atau
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten mewujudkan sasaran yang diinginkan.”
Nganjuk. Pengertian kebijakan yang disebutkan di atas
4. Infrastruktur pendukung implementasi e- sebagai suatu tindakan yang diusulkan oleh
Government di Badan Perencanaan pemerintah, lain halnya pendapat George C.
Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk. Edwads III dan Ira Sharkansky dalam Islamy (
2001:18-19) yang menyatakan bahwa “Kebijakan
Negara adalah suatu tindakan yang dilakukan
36
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

atau tidak dilakukan pemerintah”, sehingga suatu dan Van Horn lebih menekankan kepada kinerja
kebijakan tidak hanya suatu tindakan yang kebijakan.
diusulkan tetapi juga yang tidak dilaksanakan, Selanjutnya Van Meter dan Van Horn
demikian pula pendapat Thomas Dye dalam (Solichin 2004:81) dalam model implementasi
Subarsono (2005:2) yang mengatakan kebijakan kebijakannya juga menganggap faktor
publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk komunikasi akan berpengaruh yaitu komunikasi
melakukan atau tidak melakukan, definisi antar organisasi terkait serta kegiatan-kegiatan
tersebut mengandung makna bahwa (1) kebijakan pelaksanaannya mencakup antar hubungan
publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, dalam lingkungan sistem politik dengan
bukan organisasi swasta; (2) kebijakan publik kelompok-kelompok sasaran. Van Meter
menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau mengharapkan semua pelaksana harus
tidak dilakukan oleh pemerintah. memahami apa yang diidealkan oleh kebijakan
Dengan pengertian-pengertian kebijakan yang implementasinya menjadi tanggung jawab
publik di atas disimpulkan bahwa kebijakan mereka, organisasi atasan mestinya mampu
adalah serangkaian tindakan pemerintah yang mengkondisikan organisasi bawahan atau
bersifat mengatur dalam rangka merespon pelaksana, karena dalam implementasi sebuah
permasalahan yang dihadapi masyarakat dan program perlu dukungan dan koordinasi dengan
mempunyai tujuan tertentu, berorientasi kepada instansi lain, untuk itu diperlukan koordinasi dan
kepentingan publik (masyarakat) dan bertujuan kerjasama bagi keberhasilan suatu program.
untuk mengatasi masalah, memenuhi keinginan Menurut Van Meter dan Van Horn,
dan tuntutan seluruh anggota masyarakat. implementasi yang berhasil merupakan fungsi
Kebijakan juga memuat semua tindakan dari kemampuan organisasi pelaksana Untuk
pemerintah baik yang dilakukan maupun tidak melakukan apa yang diharapkan untuk
dilakukan oleh pemerintah yang dalam dikerjakan. Van Meter dan Van Horn juga
pelaksanaanya terdapat unsur pemaksaan kepada megemukakan bahwa kapasitas sebagai faktor
pelaksana atau pengguna kebijakan agar yang berpengaruh bagi implementasi kebijakan
dipatuhi, hal ini sejalan dengan pendapat Easton (Budi Winarno, 2002 : 122).
(Islamy, 2001:19) bahwa kebijakan mengandung
nilai paksaan yang secara sah dapat dilakukan E-Government
pemerintah sebagai pembuat kebijakan. E-Government adalah pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi guna
Implementasi Kebijakan Publik pelaksanaan pemerintahan yang efisien dan
Implementasi kebijakan merupakan murah, meningkatkan pelayanan masyarakat
suatu analisis dengan lebih melakukan retropeksi dengan cara menyediakan sarana publik sehingga
dari pada prospeksi dengan tujuan ganda, yaitu : masyarakat mudah mendapatkan informasi
pertama memberi informasi bagaimana program- (Caldow, disitasi Indrajit, 2006). Pendapat lain
program tersebut dapat terlaksana, kedua mengatakan bahwa e-Government adalah
menunjukkan faktor-faktor yang dapat diubah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah
agar diperoleh capaian hasil yang lebih baik yang (seperti : Wide Area Network, Internet dan mobile
dapat memberikan perubahan implementasi atau computing) yang memungkinkan pemerintah
program baru. Sebagaimana Budi Winarno untuk mentransformasikan hubungan dengan
(1998:72) menyatakan proses implementasi masyarakat, dunia bisnis dan pihak yang
memiliki variabel atau faktor yang membentuk berkepentingan. Dalam prakteknya, e-
kaitan ( linkage ) antara kebijakan dan capaian ( Government adalah penggunaan internet untuk
performance ). Variabel tersebut merupakan melakukan urusan pemerintah dan penyediaan
variabel bebas dan variabel terikat yang saling pelayanan publik yang lebih baik yang
berhubungan satu sama lainnya. Sebagaimana berorientasi pada pelayanan masyarakat
dikatakan di atas bahwa capaian kebijakan (http://www.worldbank.org, disitasi Indrajit,
dipengaruhi adanya beberapa variabel, variabel- 2006).
variabel tersebut ditunjukkan pada beberapa Beberapa definisi lain mengenai e-
model Implementasi kebijakan, menurut Van Government menurut beberapa sumber sebagai
Meter dan Van Horn (Samudra Wibawa,1994:19) berikut :
Implementasi kebijakan dipengaruhi adanya 1) Deloitte Research (2000) : menggunakan
komunikasi, sumber-sumber (sumber daya), teknologi untuk pelayanan masyarakat, bisnis
kecenderungan/sikap dan struktur birokrasi, dan pegawai yang lebih baik.
standard dan sasaran kebijakan serta kondisi 2) West (2001, p.863) : pengiriman informasi
sosial ekonomi dan politik. Spesifik Van Meter kepemerintahan dan layanan online melalui
internet atau perlengkapan digital lainnya.
37
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

3) Cook et.al (2002) : e-Government procurement adalah contoh aplikasi yang


memiliki empat dimensi dalam hubungannya memfasilitasi baik interaksi G2B maupun B2G.
dengan fungsi dan kegiatan kepemerintahan: e- 5) Pemrintah ke pegawai (G2E): terdiri dari
services (mengirim informasi secara inisiatif-inisiatif yang memfasilitasi manajemen
elektronik/online), management (menggunakan pelayanan dan komunikasi internal dengan
TIK untuk meningkatkan manajemen dan pegawai pemrintahan.
komunikasi di internal atau di luar struktur 6) Pemerintah ke pemerintah (G2G):
kepemerintahan), e-democracy (menggunakan memungkinkan komunikasi dan pertukaran
TIK untuk mendapatkan partisipasi masyarakat informasi online antar departemen atau lembaga
dalam kegiatan demikrasi), dan e-commerce pemerintahan melalui basis data terintegrasi
(transaksi online dari kebutuhan dan layanan). sehingga berdampak pada efisiensi dan
4) Bhatnagar (2002): membagi dan melayani efektivitas.
masyarakat dan bisnis dengan tujuan mengurangi 7) Pemerintah ke ke organisasi nirlaba
korupsi, mengurangi waktu dan biaya, dan (G2N): pemerintah menydiakan informasi bagi
meningkatkan transparansi. organisasi nirlaba, partai politik, atau orrganisasi
5) World Bank (2002): mengguanakan TIK sosial.
untuk mengubah dan meningkatkan hubungan 8) Organisasi nirlaba ke pemerinta (N2G):
antar pemerintah, masyarakatbisnis dan unit memungkinakan pertukaran informasi dan
kepemerintahan lainnya. komunikasi antara pemerintah dan organisasi
6) Mark Forman (2005): penerapan TIK nirlaba, partai politik dan organisasi sosial.
untuk meningkatkan kinerja dari fungsi dan Menurut Lee (2009) tujuan dari e-
layanan pemerintah tradisional. Government adalah penyampaian layanan
7) World Bank Group (2006): penggunaan TI pemerintah kepada masyarakat dengan lebih
oleh badan-badan pemerintah, seperti: wide area efektif. Umumnya semakin banyak layanan
network, internet dan mobile computing yang online yang tersedia dan semakin luas
mempunyai kemampuan untuk mengubah penggunaan layanan tersebut, maka akan
hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis semakin besar dampaknya terhadap e-
dan badan pemerintah lainnya. Government. Kemudian menurut Raharjo (2001)
8) Legislative Analyst’s office (2006): sebuah manfaat dari penerapan e-Government adalah :
proses transaksi bisnis antara masyarakat dan 1) Palayanan servis yang labih baik kepda
pemerintah melalui penggunaan sistem yang masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam
terotomasi dan jaringan internet, biasanya disebut sehari, 7 hari seminggu, tanpa harus menunggu
world wide web. dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kantor, rumah tanpa harus secara fisik datang ke
pengembangan e-Government merupakan upaya kantor pemerintah.
untuk mengembangkan penyelenggaraan 2) Peningkatan hubungan antara pemrintah,
kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam pelaku bisnis dan masyarakat umum. Adanya
rangka meningkatkan kualitas layanan publik keterbukaan (transparansi) maka diharapkan
secara efektif dan efisien. Menurut Dr. Nag Yeon hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih
Lee terdapat 8 (delapan) model e-Government, baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling
yaitu: curiga dan kekesalan dari semua pihak.
1) Pemerintah ke masyarakat (G2C): 3) Pemberdayaan masyarakat melalui
penyampaian layanan publik dan informasi satu informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya
arah oleh pemerintah ke masyarakat. informasi yang mencukupi, masyarakat akan
2) Masyarakat ke pemerintah (C2G): belajar untuk menentukan pilihannya.
memungkinkan pertukaran informasi dan 4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih
komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. efisien. Sebagai contoh koordinasi pemerintah
3) Pemerintah ke bisnis (G2B): transaksi- dapar dilakukan melalui email atau bahkan video
transaksi elektronik dimana pemerintah conferencing. Bagi Indonesia yang sangat luas
menyediakan berbagai informasi yang areanya sangat besar, hal ini sangat membantu.
dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk Menurut Inpres No. 3 Tahun 2003,
bertransaksi dengan pemerintah. Sebagai contoh pengembangan e-Government merupakan upaya
yaitu sistem e-procurement. untuk mengembangkan penyelenggaraan
4) Bisnis ke pemerintah (B2G): mengarah kepemerintahan yang berbasis (menggunakan)
kepada pemasaran produk dan jasa ke elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
pemerintah untuk membantu pemerintah menjadi layanan publik secara efekti dan efisien. Melalui
lebih efisien, terjadi peningkatan proses bisnis pengembangan e-Government dilakukan
dan manajemen data ektronik. Sistem e- penataan sistem manajemen dan proses kerja di
38
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan menggunakan model interaktif menurut Miles


pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan dan Huberman (2014) terdiri dari tiga sub proses
teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) yang saling berkaitan yaitu setelah Pengumpulan
aktivitas yang berkaitan, yaitu (1) pengolahan Data yaitu: Data Condensation atau Kondensasi
data, pengelolaan informasi, sistem manajemen Data (reduksi data), Data Display atau Penyajian
dan proses kerja secara elektronis; (2) Data, dan Conclusion/Verifying atau Penarikan
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar Kesimpulan/Verifikasi.
pelayanan publik dapat diakses secara mudah
dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah D. PEMBAHASAN
negara. Implementasi Kebijakan E-Government di
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
C. METODE PENELITIAN Kabupaten Nganjuk.
Perspektif atau paradigma penelitian
Implementasi kebijakan e-Government di
yang peneliti gunakan adalah kualitatif yang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
memiliki tahapan berfikir kritis-ilmiah, yang
Kabupaten Nganjuk sudah terealisasi dengan
mana seorang peneliti memulai berfikir secara
diterapkannya sistem aplikasi e-Planning dalam
induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau
menunjang tugas pokok dan fungsinya di bidang
fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan
perencanaan pembangunan daerah. E-Planning
di lapangan, kemudian menganalisisnya dan
memanfaatkan teknologi informasi dan
kemudian berupaya melakukan teorisasi
komunikasi untuk pengolahan data dan bersifat
berdasarkan apa yang diamati itu (Bungin, 2010:
rutin. Melalui e-Planning, sistem perencanaan
6). Penelitian kualitatif merupakan proses
pembangunan daerah di Kabupaten Nganjuk
penelitian yang menghasilkan data deskripsi
menjadi lebih tertib, transparan dan hemat biaya.
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
Untuk mengetahui sejauh mana implementasi e-
orang dan pelaku yang dapat diamati sehingga
Government di Badan Perencanaan
penulis bisa mendapatkan data yang objektif
Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk, kita
dalam rangka mengetahui dan memahami
akan membahas satu per satu dari hasil
bagaimana implementasi e-Government pada
penelitian, yaitu sebagai berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Nganjuk. 1. Pemahaman Aparatur Sipil Negara
Lokasi penelitian merupakan tempat tentang e-Government.
dimana penelitian dilakukan untuk memperoleh
data dan informasi yang berkaitan dengan Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa
permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Dalam narasumber diketahui bahwa masih rendahnya
penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian pemahaman Aparatur Sipil Negara di lingkungan
adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk tentang
Kabupaten Nganjuk. konsep e-Government. Rendahnya pemahaman
Subyek penelitian adalah subyek yang Aparatur Sipil Negara tentang konsep e-
dituju untuk diteliti oleh peneliti. Penentuan Goverment menjadi salah satu kendala dalam
sumber data dalam penelitian ini dilakukan upaya penerapan e-Government di Organisasi
secara purposive sampling, yaitu pemilihan Perangkat Daerah. Pemahaman Aparatur Sipil
sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu, Negara di Kabupaten Nganjuk tentang e-
karena peneliti menganggap bahwa informan Government masih kurang, terlihat dengan
tersebut dapat lebih dipercaya untuk menjadi banyaknya Organisasi Perangkat Daerah yang
sumber data. Berdasarkan kriteria sumber data belum bisa menerapkan konsep e-Government di
atau informan diatas maka peneliti memilih instansinya. Dalam penerapan e-Government
sumber data atau informan yang bekerja di lokasi sebelum ke pembentukan sistem aplikasinya, para
penelitian yaitu Badan Perencanaan Aparatur Sipil Negara seharusnya mengetahui
Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk, dan memahami apa itu konsep e-Government.
karena sumber data atau informan tersebut Untuk mengetahui konsep e-Government tersebut
dianggap paling tahu tentang informasi yang para Aparatur Sipil Negara dapat melakukan
dibutuhkan dalam penelitian, sehingga akan studi tentang konsep e-Government baik secara
memudahkan peneliti dalam menelusuri siatuasi mandiri maupun mengikuti seminar-seminar
yang diteliti. tentang e-Government. Dengan begitu untuk
Dalam penelitian ini, teknik kedepannya akan lebih mudah dalam
pengumpulan data dilakukan dengan cara implementasi kebijakan e-Government di
Pengamatan (observasi), Wawancara (interview), Organisasi Perangkat Daerah khususnya di
dan Dokumentasi Analisa data analisis Kabupaten Nganjuk.
39
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

2. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten informasi yaitu mewujudkan sebuah sistem kerja
Nganjuk tentang e-Government. yang efisien, efektif dan terintegrasi.

Unsur utama dan paling krusial yang Dalam implementasi e-Government


harus dimiliki di dalam implementasi e- melalui sistem aplikasi e-Planning di Badan
Government di suatu daerah adalah adanya Perencanaan Pembangunan Daerah, semua
dukungan dari pemerintah daerah salah satunya pebiayaan berasal dari dana Anggaran
yaitu berupa kebijakan dan peraturan daerah Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Untuk
tentang pelaksanaan e-Government. Tanpa pembiayaannya dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
adanya dukungan pemerintah dari segi hukum,
berbagai inisiatif pembangunan dan 1) Pembiayaan untuk pengembangan
pengembangan e-Government tidak akan berjalan aplikasi sistem e-Planning.
dengan baik. Implementasi kebijakan e- 2) Pembiayaan untuk infrastruktur server e-
Government di Badan Perencanaan Planning.
Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk
melalui Sistem Informasi Perencanaan Daerah (e- 3) Pembiayaan untuk pengembangan
Planning) masih menggunakan peraturan Sumber Daya Aparatur.
perundang-undangan dari pemerintah pusat
Sumber daya finansial merupakan salah
sebagai dasar penerapan dan yang melandasi
satu element penting dalam menunjang
pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut :
implementasi kebijakan e-Government karena
1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 setiap kegiatan pasti membutuhakn dana dan
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. anggaran. Besarnya dana yang dibutuhkan untuk
penerapan e-Governmen, maka komitmen dari
2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 pemerintah di dalam menyediakan dana dan
tentang Keterbukaan Informasi Publik. anggaran sangat dibutuhkan.
3) Instruksi Presiden Republik Indonesia 4. Infrastruktur pendukung penerapan e-
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Government di Badan Perencanaan
Strategi Nasional Pengembangan e-Government. Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk.
4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Dukungan infrastruktur dalam
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan implementasi kebijakan e-Government di Badan
Nasional. Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
5) Surat Ditjen Bina Bangda Nomor Nganjuk melalui sistem aplikasi e-Planning dapat
40/5327/Bangda Tanggal 17 November 2016 diuraikan sebagai berikut, yaitu :
tentang Penerapan Aplikasi e-Planning dalam a. Server
Perencanaan Pembangunan Daerah.
Server merupakan komputer yang digunakan
3. Sumber Daya Finansial pendukung untuk memberikan layanan tertentu pada para
terwujudnya e-Planning di Badan Perencanaan pengguna komputer yang terhubung ke server
Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk. tersebut.
Ketersediaan Sumber Daya Finansial b. Ruangan server
menjadi salah satu unsur penting terwujudnya
implementasi e-Government. Selama ini sistem Ruangan server merupakan sebuah
teknologi informasi selalu dikenal sebagai sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan
aktifitas yang menggunakan teknologi canggih, server (aplikasi dan database), perangkat jaringan
membutuhkan biaya yang besar dan sangat susah (router, hub, dll) dan perangkat lainnya yang
diimplementasikan secara cepat dan tepat. terkait dengan operasional sistem sehari-hari
Pemanfaatan teknologi ini tentunya tidak perlu seperti UPS, AC, dan lain-lain. Ruangan server
sekaligus, harus selalu disesuaikan dengan harus memiliki standar keamanan yang
perkembangan yang ada di daerah melindungi kerja perangkat-perangkat
implementasiannya, tetapi dengan dasar yang didalamnya, mulai suhu udara, kelembaban,
kokoh, pembangunan teknologi ini dapat kebakaran dan akses masuk dari orang-orang
dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga yang tidak berkepentingan.
akhirnya akan membawa efisiensi dan efektifitas
c. Koneksi internet berlangganan.
dalam sistem pelaksanaannya sesuai dengan
tujuan dari pengimplementasian teknologi

40
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

Koneksi internet merupakan salah satu 6. Proses penyusunan perencanaan


upaya untuk penerapan aplikasi e-Government. pembangunan berbasis e-Planning.
Di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
untuk penyediaan koneksi internet melakukan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
kerjasama dengan pihak swasta. Nganjuk merupakan bagian dari Perencanaan
Pembangunan Nasional, sehingga dalam
5. Sumber Daya Aparatur pendukung penyusunannya harus mengacu pada
tercapainya e-Government di Badan Perencanaan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
Sumber daya aparatur menjadi salah satu tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
faktor pendukung tercapainya e-Government. Nasional merupakan dasar penyusunan
Ketersediaan sumber daya aparatur yang perencanaan pembangunan daerah Kabupaten
memiliki kompetensi dan keahlian bidang Nganjuk dapat dituangkan dalam modul aplikasi
teknologi informasi yang dibutuhkan dalam Sistem Informasi Perencanaan Daerah Kabupaten
penerapan e-Government. Dengan modal sumber Nganjuk (e-Planning), yaitu sebagai berikut :
daya aparatur yang dimilki tersebut, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten a. Pemasukan data Renstra
Nganjuk merasa cukup mampu untuk b. Pemasukan data Renja
mengimplementasikan e-Government di
instansinya. c. Pemasukan data RPJMD

Pengoperasian sistem aplikasi e-Planning d. Pemasukan data RKPD


tidak harus dibutuhkan sumber daya aparatur
e. Penerbitan KUA-PPAS
atau pegawai dengan kualifikasi bidang teknologi
informasi melainkan bisa dari berbagai disiplin Untuk entry data ke dalam sistem aplikasi e-
ilmu dengan syarat sudah pernah mengikuti Planning, untuk admin dibagi menjadi beberapa
pelatihan tentang e-Planning di Badan level admin, yaitu :
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Nganjuk. Sumber daya aparatur yang bertugas a. User Level : ADMIN
mengoperasikan aplikasi e-Planning terdiri dari :
Tugas Admin antara lain:
1. Koordinator
1) Menyiapkan User Account dan Password
Koordinator disini adalah aparatur BAPPEDA bagi pengguna aplikasi
Kabupaten Nganjuk yang menangani langsung e-
2) Menentukan jadwal input data
Planning. Koordinator tersebut mempunyai tugas
mengkoordinasikan penyusunan dokumen 3) Menyiapkan referensi
perencanaan dengan menggunakan alat bantu e-
Planning; 4) Memberikan pengumuman dan
merespon tanya jawab
2. Narasumber
b. User Level: OPERATOR
Narasumber dibutuhkan sebagai tenaga
pendamping dalam implementasi sistem aplikasi Tugas Operator antara lain :
e-Planning. Narasumber berasal dari konsultan
1) Input referensi RPJMD (Prioritas, Sasaran,
atau pihak swasta yang menyediakan sistem
Indikator sasaran dan Program).
aplikasi e-Planning dan aparatur BAPPEDA
Kabupaten Nganjuk yang menangani langsung 2) Input referensi Renstra.
sistem aplikasi e-Planning. Admin
3) Input referensi Urusan Pemerintahan.
Admin merupakan aparatur BAPPEDA
Kabupaten Nganjuk yang diberi tugas mengatur 4) Input rencana pendapatan dan belanja
aksesibilitas pengguna aplikasi e-Planning. daerah.

3. Operator 5) Mengisi Pagu Sementara masing-masing


OPD.
Operator dibagi menjadi 2, yaitu : operator di
BAPPEDA Kabupaten Nganjuk dan operator 6) Migrasi database dari RKPD ke KUA-
Organisasi Perangkat Daerah. PPAS

41
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

7) Menyiapkan laporan dan eksekutif (bila Nganjuk maupun Organisasi Perangkat Daerah di
diperlukan) Kabupaten Nganjuk.

8) Memberikan pengumuman dan Kunci kesuksesan penerapan e-Government salah


merespon tanya jawab. satunya adalah adanya nilai atau manfaat.
Berbagai kebijakan tidak akan diterapkan jika
d. User Level: Organisasi Perangkat Daerah tidak mempunyai unsur nilai atau manfaat di
Tugasnya, antara lain : dalamnya. Kebijakan penerapan e-Government
mempunyai berbagai manfaat. Sedangakan e-
- Input data kegiatan Planning sendiri yang merupakan bagian dari e-
Government juga mempunyai nilai/manfaat.
Proses perencanaan melalui sistem aplikasi e-
Adapun manfaat yang peroleh dengan
Planning tersebut meliputi beberapa tahapan,
ditetapkannya e-Planning adalah sebagai berikut :
yaitu :
a. Manfaat e-Planning bagi Badan
1. input yang meliputi informasi program,
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
kegiatan dan anggaran yang dimiliki oleh
Nganjuk :
Organisasi Perangkat daerah sesuai dengan visi
dan misi; 1. Proses lebih mudah dan cepat.
2. proses yang memuat informasi mengenai 2. Akan lebih fokus mengarah pada target
waktu pelaksanaan program dan kegiatan sasaran pembangunan sesuai prioritas
Organisasi Perangkat Daerah; pembangunan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
3. output yang memuat informasi mengenai
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program 3. Meminimalisisr terjadinya kesalahan
dan kegiatan Organisasi Perangkat Daerah; entry data.
4. outcome yang memberikan informasi b. Nilai / Manfaat e-Planning Bagi
mengenai dampak yang akan diperoleh apabila Organisasi Perangkat Daerah
program dan kegiatan yang direncanakan telah
terlaksana. 1. Mempermudah proses pengajuan usulan
program dan kegiatan.
7. Publikasi penggunaan e-Planning kepada
Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten 2. Proses penyusunan Kebijakan Umum
Nganjuk. Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (KUA-PPAS) sesuai prosedur.
Publikasi merupakan upaya untuk
pemberitahuan dan memperkenalkan suatu hal 3. Proses pengambilan kebijakan yang
kepada sasaran. Dalam hal ini publikasi transparan.
penggunaan sistem aplikasi e-Planning kepada Hambatan-hamabatan dalam Implementasi e-
Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Government di Badan Perencanaan
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk. Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk
Publikasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
: 1. Belum adanya Kebijakan Pemerintah
Daerah yang mendukung implementasi e-
1. Sosialisasi Government di Daerah.
2. Pelatihan Dari hasil penelitian di lapangan, ditemukan
3. Surat dinas bahwa dalam pelaksanaan implementasi e-
Government di lingkungan pemerintah daerah
Pada waktu publikasi melalui sosialisasi maupun Kabupaten Nganjuk masih menggunakan
pada waktu pelatihan penggunaan e-Planning peraturan-peraturan pemerintah pusat sebagai
juga disampaikan adanya batasan waktu input dasar pelaksanaan, yaitu :
kegiatan, dan perubahan kegiatan sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan. Publikasi a. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
dimaksudkan agar penggunaan e-Planning bisa tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
lebih tertib. b. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008
8. Nilai / Manfaat e-Planning bagi Badan tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

42
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

c. Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun terhadap konsep e-Government adalah sebagai


2003 tentang kebijakan dan strategi nasional berikut :
pengembangan e-Government.
a. Kurangnya minat untuk belajar secara
Dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tersebut mandiri.
menginstruksikan kepada Menteri, Kepala
Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, Panglima b. Masih menggunakan cara-cara lama
Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
Negara Republik Indonesia, Jaksa Agung c. Penerapan e-Government yang masih
Republik Indonesia, Gubernur, dan jauh dari konsep e-Governent.
Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan Kurangnya pemahaman konsep e-Government
kewenangannya masing-masing guna mempunyai dampak yang signifikan terhadap
terlaksananya pengembangan e-Government proses penyampaian data dan informasi sehingga
secara nasional dengan berpedoman pada menimbulkan kesan birokrasi pemerintahan yang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan berbelit-belit dengan proses pelayanan yang lama.
e-Government.

2. Keterbatasan sumber daya finansial


E. KESIMPULAN
dalam mendukung implementasi e-Government
di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Berdasarkan uraian dari hasil penelitian
Kabupaten Nganjuk. yang telah disampaikan mengenai implementasi
kebijakan e-Government pada BAPPEDA
Dana dan anggaran merupakan salah satu
Kabupaten Nganjuk, maka dapat ditarik
faktor yang paling krusial dalam upaya
kesimpulan sebagai berikut :
pelaksanaan implementasi e-Government di
1. Implementasi kebijakan e-Government
daerah. Sistem aplikasi yang melibatkan banyak
pada BAPPEDA Kabupaten Nganjuk dapat
pihak tentunya membutuhkan dana yang besar.
dikatakan sudah sesuai dengan konsep e-
Dana dan anggaran yang besar tersebut bisa
Government, karena dalam menunjang
menjadi penghambat dalam implementasi e-
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di
Government, karena dari segi ketersediaan
bidang perencanaan pembangunan daerah sudah
anggaran tersebut melihat kemampuan keuangan
memanfaatkan teknologi informasi dan
daerah, sedangkan untuk
komunikasi, yaitu dengan diterapkannya sistem
pertanggungjawabannya membutuhkan
aplikasi e-Planning. Implementasi kebijakan e-
keberanian dari pimpinan instansi pemerintah
Government pada BAPPEDA Kabupaten Nganjuk
terkait berhasil atau tidaknya implementasi e-
dapat dilihat dari beberapa hal yang mendasar,
Government.
yaitu:
Di Pemerintah Daerah Kabupaten a. Proses penyusunan perencanaan sudah
Nganjuk, ada beberapa Organisasi Pemerintah dilakukan secara online, yaitu dengan
Daerah yang sudah menerapkan e-Government. menggunakan Sistem Informasi Perencanaan
Salah satunya adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau e-Planning.
Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk Penyusunan perencanaan dalam sistem aplikasi e-
(BAPPEDA). Implementasi e-Government di Planning tersebut meliputi penyusunan RPJMD,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Renstra, RKPD, Renja, dan penerbitan KUA-
Kabupaten Nganjuk melalui sistem aplikasi e- PPAS. Sedangkan mekanisme penyusunannya
Planning membutuhkan dana yang besar dan melalui beberapa tahapan, yaitu : 1) input data
dalam pengembangannya melalui beberapa tahap yang meliputi informasi program, kegiatan dan
dengan jangka waktu yang lama. anggaran yang dimiliki oleh Organisasi Perangkat
Daerah; 2) proses yang memuat informasi
3. Keterbatasan Sumber Daya Aparatur Sipil mengenai waktu pelaksanaan program dan
Negara pendukung implementasi e-Government. kegiatan Organisasi Perangkat Daerah; 3) output
Berdasarkan hasil wawancara dari yang memuat informasi mengenai hasil yang
narasumber diperoleh keterangan bahwa masih diperoleh dari pelaksanaan program dan kegiatan
banyak Aparatur Sipil Negara di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah; 4) outcome yang
pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk yang memberikan informasi mengenai dampak yang
belum memahami apa itu konsep e-Government. akan diperoleh apabila program dan kegiatan
Fakta yang dapat dilihat dari kurangnya yang direncanakan telah terlaksana.
pemahaman Aparatur Sipil Negara tersebut
43
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

b. Publikasi penggunaan e-Planning oleh Pembangunan Daerah sendiri tentunya dari segi
BAPPEDA Kabupaten Nganjuk kepada seluruh waktu.
OPD di Kabupaten Nganjuk disampaikan melalui
sosialisasi, pelatihan, surat dinas, dan
penyampaian secara langsung pada waktu E. REFERENSI
Musrenbang.
2. Dalam implementasi kebijakan e- Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian :
Government pada Badan Perencanaan Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Asdi
Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk Mahasatya.
terdapat 3 (tiga) faktor penghambat, yaitu: Bungin, Burhan, 2001, Metodologi Penelitian
a. Kebijakan Pemerintah Daerah yang Sosial : Format-format Kuantitatif dan
mendukung implementasi kebijakan e- Kualitatif, Surabaya : Airlangga
Government pada BAPPEDA Kabupaten Nganjuk University Press.
untuk saat ini belum ada. C. Edward III, George, 2001, Implementing Public
b. Sumber daya finansial atau ketersediaan Policy, Washinton : Congressional
dana dan anggaran dalam implementasi Quarterly Press.
kebijakan e-Government pada BAPPEDA Dessler, G, 1997, Hukum Resource Management,
Kabupaten Nganjuk sepenuhnya berasal dari Jakarta : Prenhallindo.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dwiyanto, Agus, et.al., 2002, Reformasi Birokrasi
(APBD). Untuk implementasi kebijakan e- Publik Di Indonesia, Cetakan Pertama,
Government tersebut membutuhkan dana yang Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan
cukup besar, sehingga dalam pembiayaannya dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada.
dilakukan secara bertahap sesuai dengan Hamidah, Nur Rahmawati, 2015, Implementasi e-
kemampuan keuangan daerah. Government dalam Pelayanan (Studi
c. Ketersediaan sumber daya aparatur Kasus Penerapan Program SIAKAD di
dalam implementasi e-Government pada STAIN Ponorogo). Tesis tidak diterbitkan.
BAPPEDA Kabupaten Nganjuk sudah sesuai Surakarta : PPs Universitas Sebelas Maret
dengan kebutuhan, sedangkan yang menjadi Surakarta
kendala adalah sumber daya aparatur pada Indrajit, Richardus Eko. 2006. E-Government in
tingkat kecamatan. Pada tingkat kecamatan masih Action. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
memiliki sumber daya aparatur yang terbatas Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. tahun 2003 Tentang Kebijakan dan
Kebiasaan bekerja dengan menggunakan cara- Strategi Nasional Pengembangan e-
cara lama juga menjadi kendala dalam Government.
implementasi e-Government pada tingkat Islamy, M. Irfan, 2001, Prinsip-prinsip Perumusan
kecamatan. kebijakan Negara, Jakarta : Bumi Aksara.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Moleong, Lexy J. 2016. Metode Penelitian
diuraikan, maka peneliti dapat memberikan Kualitatif, edisi revisi. Bandung : PT.
rekomendasi atau saran guna menunjang Remaja Rosdakarya.
implementasi e-Government baik untuk Nia Karniawati, Romi Rahmadani, 2011, “Analisis
BAPPEDA Kabupaten Nganjuk maupun Kebijakan Penerapan e-Government
Organisasi Perangkat Daerah yang lain. Melalui Sistem Informasi Manajemen
1. Adanya kebijakan pemerintah daerah Kepegawaian (SIMPEG) : Suatu Studi
berupa peraturan daerah maupun peraturan Pada Biro Kepegawaian Sekretariat
bupati yang mendukung implementasi e- Daerah Provinsi Jawa Barat”. Jurnal
Government di Kabupaten Nganjuk. Harapannya bidang Humaniora Unikom. Vol.7, No.2.
dengan adanya kebijakan pemerintah daerah Rencana Strategis Badan Perencanaan
tersebut dapat menjadi landasan hukum dan Pembangunan Daerah Kabupaten
solusi permasalah terkait implementasi e- Nganjuk Tahun 2014 – 2018.
Government di Organisasi Perangkat Daerah Santy Nurina Aprilia1, Andy Fefta Wijaya, dan
Kabupaten Nganjuk. Suryadi, 2014, “Efektivitas Website
2. Adanya pengembangan sistem aplikasi e- Sebagai Media e-Government dalam
Planning Badan Perencanaan Pembangunan Meningkatkan Pelayanan Elektronik
Daerah Kabupaten Nganjuk dengan tambahan Pemerintah Daerah : Studi Pada Website
modul legalitas Kepala Organisasi Perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang”.
Daerah. Harapannya dengan adanya modul Jurnal Sosial dan Humaniora Unibraw.
legalitas secara online akan mempermudah Vol.17, No.3.
proses verifikasi di Badan Perencanaan
44
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Negara Vol. 2 No. 1

Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R & D, Bandung: CV
Alfabeta.
Subarsono AG, 2005, Analisis Kebijakan Publik
Konsep, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Wahab, Solichin Abdul, 2008, Analisis Kebijakan
dari Formulasi ke Implementasi
Kebijahanaan Negara, Edisi Kedua,
Jakarta : Bumi Aksara.
William, Dunn, 1998, Pengantar Analisis
Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Winarno Budi, 2005, Kebijakan Publik teori dan
proses, cetakan kedua, Yogyakarta :
Media Pressindo.

45

Anda mungkin juga menyukai