Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS SWOT E-GOVERNMENT

PADA APLIKASI LAPOR SIALIP KABUPATEN SERANG

Diajukan sebagai salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Elektronic Government

Nama Penyusun :
Yudi Sugiarto
Fuad Hasan Nasution
Ahmad Syarifuddin
Sehan Ayash
Peri Supriatna
Rizki Amilia

MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2019
ANALISIS SWOT E-GOVERNMENT

Saat ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dari hari


kehari semakin pesat. Peran dari teknologi pun dapat dikatakan lebih efektif
dan efisien jika diikat dan disandingkan dengan sektor swasta maupun sektor
publik. Bukan lah hal yang baru lagi, pemerintah tengah gencar menerapkan
teknologi di berbagai bidang, hal demikian tidak lain guna menciptakan tingkat
efektif dan efisiensi, kecepatan penyampaian informasi, jangkauan global (luas)
dan juga transparansi.

Di era otonomi daerah yang mana beberapa tugas yang seharusnya


dipegang oleh pusat maka saat ini dilimpahkan ke daerah masing – masing
sehingga daerah memiliki wewenang dan tanggung jawab menggarap regulasi
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di daerahnya namun tidak bertentangan
dengan regulasi diatasnya. Jika kita sangkutpautkan teknologi dan komunikasi
di era otonomi daerah saat ini, tentunya untuk mewujudkan pemerintahan yang
good corporate governance yakni dengan cara menerapkan teknologi dan
komunikasi yang biasa disebut E-Government.

Dengan diterbitkannya Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang


Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-Government merupakan cita-cita
yang dikemas dalam bentuk strategu guna menciptakan kemajuan di bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Kita melihat bahwa saat ini berbagai
instansi tengah gencar menerapkan segala sistem yang dilengkapi dengan
jaringan elektronik seperti, E-Planing, E-Service, dan lain sebagainya.hal
tersebut dibuat dengan berdasarkan tinjauan lapangan berupa hasil analisis
pengguna teknologi di Indonesia semakin hari semakin luas, jadi pemerintah
berharap bahwa segala bentuk pelayanan yang ada dapat diakses dengan
mudah menggunakan teknologi seperti aplikasi, web, dan lain sebagainya.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan


untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Menurut salah satu pakar SWOT
Indonesia, Fredy Rangkuti, Analisis SWOT dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis


untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada
hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan, serta terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
ancaman”.
Penulis akan coba menganalisis SWOT E-Government dengan
membaginya secara singkat.

1. Analisis SWOT Perencanaan E-Government Pemerintah daerah


a) Kekuatan (Strenghts)
Dengan adanya pembuatan Grand Desain E-Government ini
nantinya menjadi kunci kekuatan dalam perencanaan pembangunan
dan implementasi E-Government di pemerintah daerah.
b) Kelemahan (weaknesses)
Belum adanya perencanaan matang dan pemerataan secara
menyeluruh terhadap pembangunan E-Government di tiap-tiap
pemerintah daerah.
c) Peluang (opportunities)
Dalam mengembangkan perencanaan E-Government dengan
matang, pihak pemerintah daerah perlu saling bekerjasama guna
menyusun rencana E-Government untuk jangka pendek hingga
jangka panjang sehingga antar instansi dapat berkordinasi dengan
cepat dan mudah.
d) Ancaman (threats)
Adanya egoisme sektoral yang nantinya mengabaikan proses
perencaaan E-Government yang sudah dibuat menjadi kepentingan
sepihak. Seperti yang terjadi di Dinas Komunikasi dan Informasi
Statistik Kabupaten Serang yang membuat aplikasi terkait surat
menyurat yang penulis rasa hal tersebut harusnya dilakukan oleh
Dinas Kearsipan.
2. Analisis SWOT Aplikasi E-government
a) Kekuatan (Strenghts)
Adanya aplikasi elektronik di beberapa bidang yang sudah
digunakan secara kontinyu/berkelanjutan.
b) Kelemahan (weaknesses)
Banyak SKPD yang membuat aplikasi atapun web yang
menggunakan pihak ketiga atau bukan milik sendiri, sehingga dana
yang dikeluarkan terus berkesinambungan untuk dapat membayar
pihak ketiga tersebut dan yang selanjutnya terjadi banyak SKPD
yang memutuskan hubungan kerjasama sehingga aplikasi/web
tersebut menjadi tidak update. Hal lainnya ialah masyarakat tidak
sedikit yang ingin langsung bertatap muka dengan pelaksana atau
pimpinan dinas terkait.
c) Peluang (opportunities)
Dari belum pemerataannya sistem E-Government di Indonesia dalam
era otonomi daerah ini, maka masih banyak pula instansi yang belum
menggunakan aplikasi/web dan penulis menilai bahwa kedepannya
hal ini akan menjadi rata dengan pembangunan jaringan internet
yang memadai sehingga kedepannya tiap-tiap instansi di
Kota/Kabupaten dapat berkordinasi dan atau bertukar data dengan
mudah dan cepat.
d) Ancaman (threats)
Potensi ancaman disini adalah minimnya anggaran untuk
pembangunan dan implementasi aplikasi termasuk sosialisasi,
pelatihan maupun pemeliharaan.

3. Analisis SWOT Keseluruhan E-Government


a) Kekuatan (Strenghts)
Menciptakan budaya kinerja organisasi yang semakin efektif dan
efisien karena jika kita lihat bahwa teknologi yang memang sifatnya
dibentuk untuk „mempermudah‟ dan „mempercepat‟ suatu pekerjaan,
dengan adanya teknologi pun siapa saja secara tidak langsung dapat
ikut sertayang mana hal tersebut menciptakan transparansi dalam
organisasi. Dengan adanya teknologi, beberapa bidang terkait juga
dapat dengan mudah berkoordinasi sehingga saling mengetahui apa
saja perkembangan yang ada di organisasi maupun masyarakat.
b) Kelemahan (weaknesses)
Jika kita lihat salah satu grand design pemerintah ialah ingin
melakukan reformasi birokrasi, hal tersebut sangat dibenarkan jika
kita sandingkan dengan perkembangan teknologi (E-Gov) di
pemerintahan, sebab sumber daya saat ini yang memang dibutuhkan
oleh pemerintah tidak hanya paham dalam bidangnyam namun juga
orang-orang yang memang paham betul soal teknologi informasi
dan komunikasi (TIK). Selain sumber daya manusianya, pemerintah
juga harus merogoh kocek yang cukup besar dalam melakukan
penganggaran peralatan penunjang perubahan tersebut, yang
ditakuti ialah setelah dianggarkan alat penunjang e-gov kedepannya
kultur instansi dan masyarakat akan susah menerima perubahan
yang dilakukan. Hingga saat ini pemerintahan bnayak yang
menggunakan tenaga pihak ketiga untuk dapat membuat,,
mengurus, dan menjalankan aplikasi/web yang ada. dikhawatirkan
pula pembiasaan kepada masyarakat tidak berkelanjutan dan hal
tersebut akan menjadi sia-sia.
c) Peluang (opportunities)
Hadirnya E-Government dapat membuka harapan pemerintah untuk
dapat mengkoneksikan Negara ataupun daerah untuk dapat melihat
perkembangan lebih jelas dan praktis, dengan demikian hal tersebut
dapat menciptakan proses interaktif dengan para pelaku usaha guna
menghadapi perubahan dalam persaingan perdagangan nasional
maupun internasional.
d) Ancaman (threats)
Perubahan kepemimpianan yang semakin tidak terasa akan menjadi
ketidaksadaran kita bahwa berubahnya orang yang duduk maka
berubah pula program-program yang digarapnya, hal tersebut
dikarenakan perbedaan ideologi perorangan itu sendiri.
Perkembangan teknologi di Indonesia tentunya tidak dapat diterima
dengan mudah dan cepat, dikarenakan kultur yang beragam akan
beragam pula pendapat yang dihasilkan. Oleh sebab itu Indonesia
membutuhkan pemimpin yang memang memiliki daya yang kuat dan
focus terhadap perkembangan teknologi. yang ditakuti ialah bahwa
cita-cita yang penulis bahas diatas tidak sesuai dengan harapan,
maka pembiayaan pengadaan peralatan dan perlengkapan
penunjang keberhasilan E-Government akan menjadi sia-sia.
CONTOH ANALISIS SWOT E-GOVERNMENT
PADA APLIKASI LAPOR! SIALIP KABUPATEN SERANG

Adapun penulis mencontohkan seperti pada pemerintahan Kabupaten


Serang yang baru-baru ini tengah hangat mengeluarkan sistem pelaporan
secara online “Lapor.go.id”. LAPOR (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online
Rakyat). LAPOR! adalah sebuah sarana aspirasi dan pengaduan berbasis
media sosial yang mudah diakses dan terpadu dengan 81
Kementerian/Lembaga, 5 Pemerintah Daerah, serta 44 BUMN di Indonesia.
LAPOR! dikembangkan oleh Kantor Staf Presiden dalam rangka meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk pengawasan program dan kinerja pemerintah
dalam penyelenggaraan pembangunan dan pelayanan publik.

LAPOR diinisiasikan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan


Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP) dalam rangka meningkatkan
partisipasi masyarakat sekaligus interaksinya dengan pemerintah dalam rangka
pengawasan program pembangunan dan pelayanan publik. Hingga April 2015,
LAPOR! telah digunakan oleh lebih dari 290.000 pengguna dan menerima rata-
rata lebih dari 800 laporan masyarakat per harinya. LAPOR! menjadi cikal-bakal
sistem aspirasi dan pengaduan masyarakat yang terpadu secara nasional.
A. Alur Kerja LAPOR

1) Pelaporan
Masyarakat umum dapat mengirimkan laporan pada LAPOR melalui
berbagai media termasuk situs https://www.lapor.go.id/, SMS 1708 dan
juga aplikasi mobile. Laporan kemudian diverifikasi terlebih dahulu oleh
administrator LAPOR! untuk kejelasan dan kelengkapan, dan selanjutnya
diteruskan ke intansi K/L/D terkait paling lambat 3 hari kerja setelah
pelaporan dilakukan.
2) Tindak Lanjut Pelaporan
LAPOR akan mempublikasikan setiap laporan yang sudah diteruskan
sekaligus memberikan notifikasi kepada pelapor. Instansi K/L/D diberikan
waktu paling lambat 5 hari kerja untuk melakukan koordinasi internal dan
perumusan tindak lanjut dari pelaporan yang diberikan oleh masyarakat
umum. Apabila sudah ada rumusan tindak lanjut, maka instansi K/L/D
memberikan informasi kepada pelapor pada halaman tindak lanjut
laporan.

3) Penutupan Laporan
Laporan dianggap selesai apabila sudah terdapat tindak lanjut dari
instansi K/L/D pada laporan, dan telah berjalan 10 hari kerja setelah
tindak lanjut dilakukan tanpa adanya balasan dari pelapor maupun
administrator LAPOR! di halaman tindak lanjut.

4) Fitur
 Tracking ID LAPOR! .Tracking ID LAPOR! merupakan sebuah kode
unik yang secara otomatis melengkapi setiap laporan yang
dipublikasikan pada situs LAPOR!. Tracking ID dapat digunakan
pengguna untuk melakukan penelusuran atas suatu laporan.
 Anonim dan Rahasia. Fitur anonim tersedia bagi pelapor untuk
merahasiakan identitasnya, sedangkan fitur rahasia dapat digunakan
untuk membatasi akses atas laporan hanya bagi pelapor dan instansi
terlapor. Kedua fitur ini dapat digunakan untuk pelaporan isu-isu
sensitif dan sangat privat.
 Peta dan Kategorisasi. Setiap laporan dapat dilabeli dengan dengan
lokasi geografis, topik, status ketuntasan laporan, dan institusi terkait
sehingga pemerintah maupun masyarakat dapat memonitor isu
dengan berbagai skala dan sudut pandang. Peta LAPOR!
dipergunakan sebagai pusat informasi banjir pada saat bencana
banjir besar Jakarta di tahun 2012 dan 2014 sebagai rujukan dalam
rangka penyaluran bantuan kepada para korban.
 Opini Kebijakan. Fitur ini dapat digunakan oleh instansi pemerintah
yang terhubung sebagai sarana jajak pendapat masyarakat.
Beberapa jajak pendapat yang telah dilakukan melalui fitur ini
diantaranya tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan dan Rencana Implementasi Kurikulum Baru Pendidikan
2013.

Masyarakat saat ini dimudahkan dengan adanya aplikasi online yang


dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Serang, segala keluh kesah
masyarakat dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat
diaspirasikan hanya dengan gengaman saja, tidak perlu mengeluarkan banyak
keringat dan tenaga seperti pada kegiatan demonstrasi yang biasanya terjadi.
Jika kita pikir bahwa laporan tersebut kedepannya akan diacuhkan oleh
pemerintah, ternyata tidak. Waktu yang diberikan kepada instansi tujuan yang
dikeluhkan oleh pelapor ialah 10 hari saja, jika lewat dari itu maka audit akan
segera dilakukan oleh BPK dan badan terkait lainnya. Dengan demikian untuk
saat ini proses pelaporan tidak akan dikatakan sia-sia.

Gambar diatas merupakan contoh pelaporan yang diadukan masyarakat


kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang. Adapun pelapor dapat
menyembunyikan identitas mereka sesuai dengan regulasi pemerintah yang
membebaskan masyarakat untuk mempublikasikan identitas mereka jika
melaporkan keluh kesahnya.
Hal diatas merupakan contoh singkat bahwa pemerintah di era otonomi
daerah ini mulai banyak mengembangkan program dalam bentuk teknologi (E-
Government). Sebab hal tersebut merupakan salsh satu syarat guna
menyukseskan cita-cita bangsa dengan cara mengikuti perkembangan zaman
dari tahun ketahun.

Adapun saat ini di kabupaten Serang-Banten sendiri tengah memberikan


kemudahan pengguna untuk dapat mengakses LAPOR! Dengan nama aplikasi
SIALIP (Sistem Aplikasi Layanan Informasi Publik), yang mana pengguna dapat
mencari data yang dimiliki oleh beberapa instansi dalam satu genggaman
smartphone penggunanya. Singkatnya, aplikasi SIALIP ini merupakan inovasi
turunan pemerintah pusat yang awalnya masih dalam bentuk laporan biasa
saja, SIALIP hadir lebih kepada penampungan permintaan dalam bentuk data
atau bahkan laporan hasil kerja pemerintah. Situs ini dikatakan turunan yang
sangat melengkapi kekurangan yang ada dalam LAPOR!, jika dalam LAPOR!
Kita hanya dapat menyerukan aspirasi terhadap layanan, dalam SIALIP kita
dapat meminta data yang ada di intansi pemerintahan.

Adapun sistematika yang ada pada situs SIALIP ini sama aja halnya
dengan LAPOR! Hanya aja kita diwajibkan mengisi data lengkap guna
mendapatkan kiriman balasan oleh pemerintah yang dikirim langsung oleh
pihak POS Indonesia. Adapun sanksi yang diberikan pun sama halnya dengan
situs LAPOR!, pemerintah diberikan batas waktu respon kepada pengguna,
apabila diatas 10 hari kerja tidak merespon pelapor maka instansi yang dituju
akan segera ditindaklanjuti oleh badan pengawas dan penyidik masing-masing
kota/kabupaten. Jadi Kominfo akan melaporkan ke instansi yang dituju pelapor
untuk segera ditindaklanjuti keinginan pelapor. Sebaiknya sika hal tersebut
terjadi, hendaknya instansi yang dilaporkan untuk dapat segera konsultasi ke
Bidang Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Serang.
B. Analisis LAPOR! SIALIP
1) Kekuatan (Strenghts)
Menciptakan budaya kinerja organisasi yang semakin efektif dan
efisien karena jika kita lihat bahwa teknologi yang memang sifatnya
dibentuk untuk „mempermudah‟ dan „mempercepat‟ suatu kegiatan
terutama pada pengaduan masyarakat atas pelayanan publik yang
dirasa kurang optimal. Dengan adanya SIALIP, siapa saja secara
tidak langsung dapat ikut serta. Aplikasi ini juga tidak membuat
pelapor susah payah dan lelah dalam mengaspirasikan keluh kesah
kita terhadap apa yang pemerintah lakukan dan berikan (demo).
2) Kelemahan (weaknesses)
Aplikasi dan atau web ini membutuhkan koneksi internet yang mana
di indonesia sendiri akses untuk memakai jaringan internet belum
sepenuhnya merata, dan jika kita lihat pelayanan di pelosok negri
pun banyak sekali yang bobrok, maka masyarakat pelosok akan
kesulitan jika ingin melakukan pelaporan menggunakan aplikasi/web
ini.
3) Peluang (opportunities)
Peluang yang akan mencul ialah pelayanan publik akan semakin
berkembang sehingga masyarakat tidak lagi malas dalam beraktifitas
dan melakukan kewajibannya untuk melengkapi administrasi mereka
dan jika demikian maka yang terjadi ialah di berbagai daerah
mengalami peningkatan kualitas sumber daya manusia nya.
4) Ancaman (threats)
Perubahan kepemimpianan yang semakin tidak terasa akan menjadi
ketidaksadaran kita bahwa berubahnya orang yang duduk maka
berubah pula program-program yang digarapnya, hal tersebut
dikarenakan perbedaan ideologi perorangan itu sendiri.
Perkembangan teknologi di Indonesia tentunya tidak dapat diterima
dengan mudah dan cepat, dikarenakan kultur yang beragam akan
beragam pula pendapat yang dihasilkan. Oleh sebab itu Indonesia
membutuhkan pemimpin yang memang memiliki daya yang kuat dan
focus terhadap perkembangan teknologi. yang ditakuti ialah bahwa
cita-cita yang penulis bahas diatas tidak sesuai dengan harapan,
maka pembiayaan pengadaan peralatan dan perlengkapan
penunjang keberhasilan SIALIP akan menjadi sia-sia.

Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai