Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN STUDI LAPANGAN PELAYANAN PUBLIK

PENGEMBANGAN INOVASI KAMPUNG GLINTUNG GO


GREEN (3G)

Disusun Oleh ;

ANDY SOSIAWAN, SE., M.Si (No. Absen 1)

Peserta PKP Angkatan 2

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi Lapangan dalam Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan II


dilakukan dalam rangka mengaktualisasikan nilai-nilai yang diperoleh selama proses
pembejalaran. Peserta PKP II dibagi menjadi beberapa tim untuk langsung
mendapatkan best practice dari inovator di instansi terpilih, termasuk mempelajari
tantangan dan faktor pendukung dalam pengembangan inovasi. Pada pelaksanaan PKP
II ini peserta diharapkan mampu mewujudkan world class bureaucracy yang mampu
mengikuti perubahan jaman dan perkembangan teknologi. Sehingga mampu
mewujudkan birokrasi level pengawas yang berkualitas dan berjiwa kepemimpinan.
Sesi Studi Lapangan ini diharapkan menjadi trigger bagi peserta PKP II untuk
membuat aksi perubahan di instansi atau unit kerjanya. Setiap instansi pemerintah
membutuhkan inovasi agar mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan
akurat dengan memanfaatkan teknologi. Pejabat pengawas mempunyai peran dalam
mewujudkan pelayanan dalam sebuah instansi. Sosok pejabat pengawas juga punya
peran bagi keberlangsungan unit organisasi, yaitu dalam pengendalian pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana dalam memberikan pelayanan publik.
Agar mampu mewujudkan peningkatan kualitas kinerja pelayanan, pelayanan publik
harus dikelola dan dikendalikan dengan baik.
Sosok pejabat pengawas telah memenuhi kualifikasi dan kriteria pemimpin
yang melayani, sehingga efektifitas dan optimalisasi peningkatan kinerja organisasi
akan ditentukan oleh langkah- langkah pengendalian yang dilakukan oleh pejabat
pengawas. Adapun untuk menunjang kinerjanya, pejabat pengawas harus memiliki
kompetensi untuk menjamin akuntabilitas jabatan untuk pengendalian seluruh
kegiatan pelaksanaan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana sesuai standar
operasional prosedur berdasarkan Pasal 52 ayat (2) huruf b Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Pelatihan
kepemimpinan pengawas merupakan bentuk pelatihan struktural kepemimpinan
pengawas sebagaimana diamanatkan berdasarkan ketentuan Pasal 217 ayat (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil dalam rangka pengembangan kompetensi pejabat pengawas dalam rangka
memenuhi standar kompetensi manajerial jabatan pengawas. Pejabat pengawas
sebagai pejabat struktural, harus memiliki kompetensi manajerial tersebut
penyelenggaraan pemerintahan, baik pusat maupun daerah, sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang- undangan.
Penulis tergabung dalam Kelompok 1 dalam studi lapangan PKP Angkatan II
mendapatkan lokus studi lapangan di Kampung Glintung Go Green (3G) sebuah RW
23 dibawah Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang. Fokus studi
lapangan ini adalah mendapatkan best practice membangun Glintung Go Green
langsung dari inovatornya, Ir. Bambang Irianto. Suhanda, widyaiswara selaku
pembimbing study lapangan kelompok I Turut hadir pula dalam kesempatan studi
lapangan saat itu.

B. Tujuan

Studi Lapangan ini bertujuan mengumpulkan data dan informasi best practice
pengembangan Membangun Kampung Glintung Go Green. Dari data dan informasi
yang didapatkan, peserta diharapkan mampu mengadaptasi dan mengadopsi strategi-
strategi keberhasilan pelaksanaan sebuah inovasi di unit kerja masing-masing.
BAB II

LOKUS STUDI LAPANGAN

A. Profil Organisasi
A.1. Profil Organisasi Lokus Studi Lapangan

Gambar 1. Struktur Organisasi Glintung Go Green

Glintung Go green (3G) merupakan sebuah wadah organisasi


swadaya masyarakat dengan susunan kepengurusan selaku Manajer
(ketua Rw) dan dibantu oleh empat orang Asisten manager (ketua Rt 1,2,3
dan 4) dan selaku Supervaisor (anggota masyarakat yang bertanggung
jawab untuk bidang hidroponik dan sampah) dan Kapten Lorong
(anggota masyarakat yang ditunjuk untuk menjaga Lorong kampung).
Organisasi ini terbentuk pada tahun 2012 dengan tujuan untuk
melakukan perubahan Badan alamnya terdiri dari Manajer
Tujuan organisasi RW 23 Kampung Glintung Go Green terlihat dalam visi dan
misi organisasinya, yaitu;
a. Visi : Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya .
b. Misi :
1. Mewujudkan penghijauan di kampung Glintung go Green;
2. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat;
3. Membangun Lingkungan Hidup
A.2. Gambaran Umum Kampung Glintung

Lokasi Kampung Glintung

● TERDIRI DARI 4 RT
● PENDUDUK : 320 KK, 1.154 jiwa
● BATAS WILAYAH :
○ UTARA : RW 06 KEL. BELIMBING
○ SELATAN : RW 05 KEL. PURWANTORO
○ BARAT : JALAN POROS MASUK, KOTA MALANG
○ TIMUR : JALUR KERETA API
● MATA PENCAHARIAN : BURUH, PENGUSAHA KECIL, DAN KARYAWAN
SWASTA

Kampung Glintung Go Green atau yang biasa di kenal dengan


sebutan sebagai kampung 3G terletak di daerah Kota Malang, lebih Tepatnya
RW23, Kel Purwanto, Kec. Blimbing Kota Malang, Jawa Timur merupakan
kampung yang masuk babak final nominasi 15 beasar pada helatan
Guangzhou International Award For Urban Innovatio. Prestasi ini di raih
karena perubahan yang cukup besar terjadi di kampung 3G.

Dulu, kampung 3G merupakan kampung yang termasuk Kawasan


slum area. Slum Area sendiri adalah daerah di perkotaan yang memiliki sifat
kumuh dan tidak beratauran, kampung 3G sendiri memiliki ciri-ciri padat
penduduk yaitu 300 kartu keluarga dan 360.000 jiwa, penduduk banyak yang
bekerja sebagai buruh pabrik, memiliki pendapatan rendah, tingkat
kriminalitas tinggi, tingkat Pendidikan rendah, fasilitas public tidak memadai,
dan sering banjir. Yang merubah kampung 3G yang dulu merupakan slum
area hingga menjadi kampung yang berprestasi seperti sekarang ini adalah
dorongan dari bapak ketua RW 23 sendiri yaitu Ir. Bambang Irianto.

Bapak Ir. H. Bambang Irianto merubah kampung 3G dengan


bermodalkan piala memandikan jenazah. Beliau berpikir sebelum kampung
3G bisa mendaptkan piala tersebut karena menguasai teori dan dipraktikan,
sebab banyak warganya yang meninggal dunia akibat kampung yang kumuh.
Dari hal itu, beliau ingin ikut andil dalam merubah daerah tempat tinggalnya
untuk kearah yang lebih baik dan menyelesaikan maslah maslah yang
terdapat di kampung 3G itu sendiri. Sikap beliau yang pantang menyerah dan
berpegang teguh pada pendiriannya yang terus membawa perubahan pada
kampung 3G.

Gerakan dari kampung 3G tentu tidak berbasis uang, keinginan,


dan hasratnya dalam mengikuti perlombaan-perlombaan yang ada, namun
diawali dengan membangun lingkungan berbasis kebutuhan masyarakat yang
ingin mengubah keadaan secara partisipatif. Fokus yang di jalankan oleh
kampung 3G sendiri adalah lingkungan, aspek lingkungan terdiri dari dua hal,
yaiitu proses oleh alam dan proses oleh manusia. Kampung 3g membuat
manusia yang harus ditundukan, karena manusia dijadikan sebagai
subyeknya. Dimana saat ini pembangunan memberikan focus terhadap
manusia sebgai obyeknya. Untuk itu semangat 3G adalah Bangunlah Jiwanya
Bangunlah Badannya karena manusia sebagai subyek perubahan karena
merupakan bagian dari lingkungan itu sendiri.

Berbekal dari ilmu yang dimiliki sebagai Insinyur dulu, beliau


mulai memfokuskan untuk mencegah banjir di kampung 3G serta bantuan
dari rector Universitas Brawiajaya yaitu Prof. Dr. Ir Muhammad Bisri, MS
serta dosen pengairan dalam pembuatan sumur injeksi, sumur injeksi
bantuan dari mahasiswa Teknik Pengairan UB digunakan untuk membantu
warga agar air dapat diserap karena di daerah Glintung susah untuk meresap
air. Sumur injeksi terbesar dibangun tahun 2016 dan juga merupakan
bantuan. Tindakan yang dibuat adalah bergotong royong membuat biopori.
Terdapat biopori yang berukuran kecil dan besar. Manfaat yang diperoleh
selain menyerap air lebih banyak, sampah orgamik dan juga hasil olahan
dapur dapat di manfaatkan sebagai pupuk kompos. Selain itu kebijakan yang
diterapkan adalah mewajibkan setiap rumah untuk menanam tanpa
terkecuali. Jika kedapatna ada rumah yang tidak menanam maka beliau
mempunyai cara untuk memaksa yaitu dengan stemple RW. Maksudnya
adalah jika ada warga yang tidak menanam dan sedang mngurus administrasi
kependudukan dan membutuhkan stempel RW, hal iti akan dipersulit.
Walaupun disebut RW dzalim, namun dari beliau pun membebaskan untuk
menana apa saja dan tidak harus membeli.

Ketika pelantikan RW kampung 3G tidak memiliki dana kas karena


dana 0. Tidak berhenti disitu, beliau secara kreatif memiliki alas an bagaimana
membentuk mindset masyarakat kampung 3G dengan empat hal yaitu yaitu
waktu, akal, sampah dan tema. Beliau memulai denga bergotong royong dan
memberikan pernyataan kepada masyarakat kampung 3G bahwa orang yang
tidak punya waktu untuk bergotong royong adalah orang yang sakit, diinfus,
dan diopname di rumah sakit. Pemimpin di kampung 3G harus ikut serta
dalam bergotong royong maka hasilnya masyarakat ikut gotong royong
karena timbul rasa sungkan kalua RT dan RW saja ikut gotong royong
mengapa warganya tidak. Gotong royong masyarakat Glintung, juga
dilaksanakan pada malam hari yang kemudian melahirkan sebuah sebutan
Suku Dalu.

Kesuksesan kampung 3G dari yang dulu merupak slum area hingga


menjadi kampung yang berprestasi sampai mancanegara tidak lepas dari jasa
Bapak Ir. H. Bambang Irianto belaiau merupakan seorang pemimpin yang
bertanggung jawab. Beliau memberi contoh agar bisa ditiru dan dapat
menggerakan massa agar mencapai tujuan Bersama. Sikap tegas yang dimiliki
beliau juga merupakan sesuatu hal yang sangat penting, gaya kepemimpinan
yang seperti otoriter cukup membuahkan hasil yang snagat positif jika
tujuannya memang demi kebaikan Bersama dan merubah pola pikir bahwa
gaya kepemimpinan otoriter tidak selalu buruk dan negatif.

Visi Glintung Go Green adalah menjadi kampung perkotaan yang harmonis, sejahtera,
dan mandiri, sedangkan misi Glintung Go Green adalah :

1. Menumbuhkembangkan spirit peduli lingkungan


2. Menjadi Kampung Wisata Edukasi Lingkungan
3. Mewujudkan masyarakat greenpreneur

B. Profil Pelayanan

B.1. Profil Pelayanan di Lokus Studi


Pada awalnya Kampung Glintung Go Green merupakan konsep
penghijauan kampung yang dinisiasi oleh Ketua RW 23 Kelurahan
Purwantoro Kota Malang pada saat itu yaitu Ir. H. Bambang Irianto. Dengan
permasalahan utamanya adalah Infrastruktur Permukiman yang buruk,
Perilaku hidup tidak sehat, adanya Genangan Air (Banjir), Tingkat
perekonomian rendah, dan kawasan Kumuh dan berpotensi rentan
penyakit.

Kini Glintung Go Green (3G) telah berevolusi menjadi organisasi yang


bergerak di bidang perbaikan lingkungan di daerah urban di Indonesia di
Indonesia. Beragam prestasi dan penghargaan dari dalam dan luar negeri
telah membuktikan kapabilitas 3G dalam usahanya membangun negeri dari
lorong-lorong kampong
.
3G bersama banyak pihak; institusi pendidikan, pemerintah, dan
perusahaan berhasil melahirkan banyak inovasi lingkungan yang telah
mendapat pengakuan dari banyak pihak. Beberapa inovasi tersebut di
antaranya adalah metode konservasi air dan system biopori untuk
menanggulangi problem banjir dan kekeringan.
Kunci sukses 3G terletak di fokus holistik yang berpusat pada 3 aspek
penting; perubahan mindset warga, pembangunan fisik kampung, dan
peningkatan kesejahteraan warga. Dengan 3 fokus ini, 3G berhasil
menciptakan program-program yang berkelanjutan. Setelah berhasil
membangun kampungnya yang kumuh menjadi kampung yang sehat dan
bebas banjir, 3G berdedikasi untuk membantu kampung-kampung kumuh di
daerah lain di ndonesia untuk mereplikasi kesuksesan 3G.
3G memiliki Program Unggulan yaitu:
 Gerakan Menabung Air

Sebuah terobosan dari 3G untuk menanggulangi banjir dengan cara


mengalirkan kembali air hujan ke tanah menggunakan sumur resapan. Air
akan tersimpan di tanah sehingga mengurangi debit air saat musim hujan
dan mengurangi dampak kekeringan saat musim kemarau.

 Kampung Iklim

Untuk menjawab tantangan global perubahan iklim, kampung 3G


menciptakan terobosan. Dengan konsep kampung iklim yang holistik.
Suatu kampung bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak dari
perubahan iklim dengan cara adaptasi dan mitigasi.

 Kampung Tematik

Setiap kampung memiliki potensi sosial dan sumber daya alam yang unik.
3G berhasil mentransformasi kampungnya sebagai kampong konservasi air
dan berdedikasi untuk membantu kampung lain mewujudkan potensinya
demi meningkatkan kesejahteraan warganya.

 Daur Ulang Sampah

Sampah yang tidak diolah terlebih dahulu dengan baik akan merusak dan
mencemari lingkungan. Padahal sampah tersebut bisa dimanfaatkan untuk
membuka sebuah lapangan kerja baru sambil ikut menjaga kelestarian dan
kebersihan lingkungan. 3G hadir dengan program mendaur ulang bisa
menjadi sebuah usaha yang prospektif dan menyenangkan.
 Urban Farming

Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam Lingkup


kampung, 3G memberikan program edukasi mandiri dalam bidang
pertanian perkotaan. Urban Farming (Pertanian Perkotaan) merupakan
suatu kegiatan yang memanfaatkan baik lahan maupun ruang untuk
memproduksi hasil pertanian dalam arti luas di wilayah perkotaan.

 Kampung Wisata

Untuk mewujudkan kesejahteraan warga, maka kampung harus mencapai


nilai keenomian yang mandiri. Kampung wisata sebagai wujud dari green
business menjadi salah satu program terobosan yang dilakukan oleh 3G,
dengan memberikan pembinaan kepada kampung-kampung untuk
menggali potensi lokal yang ada.

C. Profil Pelayanan di Instansi Asal

Kecamatan Cikupa merupakan bagian wilayah dari Kabupaten


Tangerang yang dipimpin oleh Camat yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Tangerang. Kecamatan Cikupa mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
Tangerang.
Letak Geografis Kecamatan Cikupa yang berada di bagian tengah
Kabupaten Tangerang dan merupakan pintu gerbang sebelah utara pusat
pemerintahan Kabupaten Tangerang, dengan luas wilayah 43,407 Km2
atau sekitar 4,45 % dari luas total wilayah Kabupaten Tangerang,
Kecamatan Cikupa menempati urutan Kecamatan terluas ke 7 dari 29
Kecamatan di Kabupaten Tangerang. Kecamatan Cikupa terdiri atas 12
Desa dan 2 Kelurahan, sementara secara topografi Kecamatan Cikupa,
berada di daerah daratan rendah dengan ketinggian antara 30-67 m dpl
serta kemiringan tanah rata-rata kurang dari 450
Kecamatan Cikupa adalah salah satu Kecamatan di wilayah
Kabupaten Tangerang yang beralamat di jalan raya Syech Nawawi No.81
Desa Budimulya Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.
Adapun batas-batas wilayah kerja Kecamatan Cikupa dapat
disampaikan sebagai berikut:

a. Sebelah Barat : Kecamatan Balaraja dan Kec.Tigaraksa

b. Sebelah Timur : Kecamatan Curug dan Kota Tangerang

c. Sebelah Utara : Kecamatan Sindang Jaya dan Kec.Pasar


Kemis
d. Sebelah selatan : Kecamatan Panongan

Kantor Kecamatan Cikupa di dalam menangani kegiatan


pemerintahannya terdiri dari 2 Kelurahan dan 12 Desa yaitu:
1. Kelurahan Bunder dan

2. Kelurahan Sukamulya, sedangkan jumlah desa yang berada di


wilayah Kecamatan Cikupa terdiri dari 12 Desa diantaranya:
1. Desa Budimulya

2. Desa Dukuh

3. Desa Pasir Jaya

4. Desa Pasir Gadung

5. Desa Sukanagara

6. Desa Cikupa
7. Desa Talaga
8. Desa Talagasari

9. Desa Bitung Jaya

10. Desa Sukadamai

11. Desa Cibadak

12. Desa Bojong

Camat dalam memimpin Kecamatan mempunyai tugas


menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di tingkat Kecamatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
pelaksanaan urusan pemerintahan umum serta melaksanakan tugas
lainnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Tangerang Nomor
113 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, Serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Peraturan Bupati Tangerang
Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati
kepada Camat untuk melaksanakan urusan Pemerintahan Umum di
Daerah.
Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya, Camat selaku pimpinan di wilayah Kecamatan harus mampu
menjalankan tugas untuk pencapaian Visi Kabupaten Tangerang 2019-
2023 yaitu: “Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Tangerang yang
Religius, Cerdas, Sehat dan Sejahtera”
Visi dan Misi Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang
Visi :
"KECAMATAN CIKUPA TERDEPAN DALAM MENCIPTAKAN
IKLIM INVESTASI DAN USAHA YANG KONDUSIF DI
KABUPATEN TANGERANG”

Misi :

Misi Kecamatan Cikupa 2019 – 2023 sebagai upaya dalam


mewujudkan visi, adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan publik di Kecamatan Cikupa yang
didukung oleh birokrasi yang bersih dan profesional.
2. Peningkatan kondusifitas wilayah Kecamatan Cikupa me-lalui
peningkatan ketentraman dan ketertiban umum, pen-ingkatan
kualitas infrastuktur dan tata kelola Pemerintahan Desa dan
Kelurahan yang baik.

Tugas dan Fungsi


1. Camat
Camat mempunyai tugas, sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan umum;
b. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum;
d. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Bupati; Renstra Kecamatan Cikupa 2019-2023 12
e. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan
umum;
f. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang
dilakukan oleh perangkat daerah di tingkat Kecamatan;
g. Membina dan mengawasai penyelenggaraan kegiatan Desa dan
Kelurahan;
h. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja perangkat daerah
yang ada di Kecamatan; dan
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
kegiatan pelayanan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan,
kerumahtanggaan, dan kehumasan di lingkungan kecamatan.
Dalam melaksanakan tugasnya, kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai rincian tugas, sebagai berikut:
a) Merencanakan kegiatan umum dan kepegawaian program kerja
operasional pelayanan administrasi umum, kepegawaian,
perlengkapan, kerumahtanggaan, dan informasi kehumasan di
Kecamatan;
b) Membimbing pelaksanaan kegiatan umum, yang meliputi:
1) Surat menyurat;
2) Penggandaan;
3) Pengiriman;
4) Pengarsipan;
5) Tata naskah dinas;
6) Inventarisasi Aset;
7) Persediaan Pengadaan barang dan jasa, Pendistribusian;
8) Stock Opname;
9) Fasilitasi pengelola informasi dan dokumen (PID);
10) Perjalanan dinas; dan
11) Pemeliharaan barang-barang Inventaris.
c) Membimbing pelaksanaan kegiatan kepegawaian, meliputi
layanan:
1) Administrasi kenaikan pangkat;
2) Kenaikan gaji berkala (KGB);
3) Daftar Urut Kepangkatan (DUK),
4) Data pegawai;
5) Kartu Pegawai (karpeg);
6) Karis/Karsu;
7) Tunjangan anak/keluarga dan jabatan;
8) Asuransi kesehatan;
9) Tabungan pensiun;
10) Tabungan perumahan;
11) Pensiun;
12) Usulan formasi pegawai;
13) Usulan izin belajar;
14) Usulan diklat pegawai;
15) Usulan pemberian penghargaan dan tanda kehormatan;
16) Penilaian angka kredit jabatan fungsional;
17) Teguran disiplin pegawai;
18) Usulan cuti pegawai;
19) Usulan perpindahan/cuti pegawai; dan
20) Pengelolaan standar kompetensi pegawai (SKP).
d) Membimbing pelaksanaan kegiatan umum dan kepegawaian,
yang meliputi:
1) Pembinaan dan pengembangan pegawai kecamatan;
2) Pembinaan dan supervisi pengelolaan dan pendayagunaan aset
daerah yang dikelola oleh kelurahan; dan
3) Urusan rumah tangga dan informasi kehumasan di Kecamatan.
e) Membagi tugas pelaksanaan kegiatan umum, meliputi:
1) Surat menyurat;
2) Penggandaan;
3) Pengiriman;
4) Pengarsipan;
5) Tata naskah dinas;
6) Inventarisasi Aset dan Persediaan Pengadaan barang dan jasa;
7) Pendistribusian;
8) Stock Opname;
9) Fasilitasi pengelola informasi dan dokumen (PID);
10) Perjalanan dinas; dan
11) Pemeliharaan barang-barang Inventaris;
f) Membagi tugas pelaksanaan pelayanan administrasi
kepegawaian di lingkup kecamatan, yang meliputi layanan:
1) Administrasi kenaikan pangkat;
2) Kenaikan gaji berkala (KGB);
3) Daftar Urut Kepangkatan (DUK);
4) Data pegawai;
5) Kartu Pegawai (karpeg);
6) Karis/Karsu;
7) Tunjangan anak/keluarga dan jabatan;
8) Asuransi kesehatan;
9) Tabungan pensiun; Tabungan perumahan;
10) Pensiun; Usulan formasi pegawai;
11) Usulan izin belajar;
12) Usulan diklat pegawai;
13) Usulan pemberian penghargaan dan tanda kehormatan;
14) Penilaian angka kredit jabatan fungsional;
15) Teguran disiplin pegawai;
16) Usulan cuti pegawai;
17) Usulan perpindahan/cuti pegawai; dan
18) Pengelolaan standar kompetensi pegawai (SKP).
g) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan umum dan kepegawaian
dan menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya;
h) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan umum dan
kepegawaian, yang meliputi
1) Laporan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang;
2) Administrasi aset daerah di lingkup kecamatan; dan
3) Penilaian prestasi kerja pegawai kecamatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang dierikan oleh
atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

3. Struktur Organisasi Kecamatan Cikupa

Struktur organisasi Kecamatan Cikupa dibentuk berdasarkan


Peraturan Bupati Tangerang Nomor 113 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja
Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tangerang, terdiri dari:
a. Camat;
b. Sekretariat Kecamatan, terdiri atas:
1. Subbagian Umum dan Kepegawian; dan
2. Subbagian Perencanaan dan Keuangan;
c. Seksi Pemerintahan;
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
e. Seksi Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat;
f. Seksi Perekonomian dan Pembangunan;
g. Seksi Pelayanan;
h. Kelurahan; dan
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
CAMAT

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT


FUNGSIONAL

SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN


DAN KPEGAWAIAN PERENCANAAN DAN
KEUANGAN

SEKSI SEKSI SEKSI KETENTRAMAN, SEKSI PEREKONOMIAN SEKSI KELURAHAN


PEMBERDAYAAN KETERTIBAN DAN DAN PEMBANGUNAN
PELAYANAN & DESA
PEMERINTAHAN MASYARAKAT
LINMAS

KELURAHAN KELURAHAN
BUNDER SUKAMULYA

DESA DESA DESA DESA DESA


CIKUPA SUKANAGARA BITUNG JAYA PASIR GADUNG SUKADAMAI

DESA DESA DESA DESA DESA


TALAGA Cibadak PASIR JAYA BOJONG BUDI MULYA

DESA DESA
DUKUH TALAGASARI

D. Analisis Masalah Kinerja Pelayanan

Sebelum reformer melakukan analisis masalah kinerja pelayanan, terlebih


dahulu akan menyampaikan beberapa issue strategis permasalahan

1) Issue Strategis Permasalahan


Sebelum disampaikan beberapa identifikasi permasalahan yang
ada yang didasarkan kepada uraian latar belakang permasalahan,
terlebih dahulu akan diutarakan beberapa issu strategis diantaranya:
a) Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di bagian umum dan
kepegawaian,
b) Keterbatasan sarana penunjang seperti komputer dan jaringan serta
permasalahan yang bersumber dari luar (eksternal) seperti
kurangnya ketersediaan anggaran, belum optimalnya pelaksanaan
koordinasi lintas sektor dan lintas program terkait dengan
pengelolaan pelayanan administrasi kepegawaian, sehingga
informasi mengenai kepegawaian belum seluruhnya terintegrasi
secara optimal
c) Masih adanya pegawai negeri sipil yang tidak menyukai layanan
administrasi kepegawaian yang berbasis online atau yang
menggunakan perangkat elektronik, dari sumber informasi bagian
umum dan kepegawaian diperoleh data bahwa dari seluruh populasi
pegawai negeri sipil (PNS) di Kecamatan Cikupa sebanyak 36 orang
termasuk dari Kantor Kelurahan, terdapat sejumlah 11 orang
pegawai negeri sipil (PNS) yang menyukai pemberkasan dan
informasi layanan administrasi kepegawaiannya secara langsung
diserahkan ke bagian kepegawaian tanpa menggunakan teknologi
elektronik atau online,.
d) Belum optimalnya kegiatan sosialisasi oleh bagian umum dan
kepegawaian masih belum optimal terkait penggunaan informasi
kepegawaiaun berbasis elektronik
e) Rendahnya motivasi ASN terutama memandang tidak begitu penting
terhadap informasi layanan administrasi kepegawaian berbasis
elektronik, dan masih menyukai informasi yang berbasis
konvensional.
f) Unsur kepatuhan dan motivasi ASN dalam mematuhi dan memahami
tupoksi serta layanan administrasi kepegawaian belum optimal dan
perlu dikaji kembali faktor penyebab lainnya, ini akan berdampak
pada rendahnya mutu ASN itu sendiri serta menghambat proses
percepatan capaian program visi dan misi Kecamatan Cikupa
g) Upaya pembinaan dan penjenjangan karir ASN perlu dioptimalkan
agar mampu berjalan sinergis dengan peningkatan kesejahteraan,
sehingga dengan sendirinya ASN mengikuti protokol birokrasi yang
harus ditempuh secara digitalisasi, jika tidak dilakukan maka akan
menjadi penghambat pemerataan dan keadilan peningkatan jenjang
karis bagi ASN yang lainnya.
h) Perlu ditingkatkan kesadaran SDM dalam hal ini ASN di lingkup
organisasi Kecamatan Cikupa untuk mampu mengakses informasi
digital secara online terkait dengan administrasi kepegawaiannya.

2) Identifikasi Permasalahan

Dari issue strategis yang telah diuraikan diatas maka identifikasi


permasalahan dapat diketahui sebagai berikut:
1) Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di bagian umum dan
kepegawaian dalam meningkatkan kinerja pelayanan administrasi
kepegawaian.
2) Keterbatasan sarana penunjang seperti komputer dan jaringan
internet
3) Kurangnya ketersediaan anggaran, belum optimalnya pelaksanaan
koordinasi lintas sektor dan lintas program terkait dengan
pengelolaan pelayanan administrasi kepegawaian, sehingga
informasi mengenai kepegawaian belum seluruhnya terintegrasi
secara optimal
4) Masih rendahnya motivasi dan kepatuhan beberapa pegawai untuk
melakukan kelengkapan pemberkasan kenaikan pangkat, kenaikan
gaji berkala yang diakses melalui perangkat teknologi informasi
sehingga menimbulkan keterlambatan kenaikan pangkat atau
kenaikan gaji berkala bagi pegawai
5) Kemampuan aparatur sipil negara dalam mengoperasionalkan
perangkat digital berbasis online terutama dalam peningkatan
kualitas kinerja pelayanan administrasi kepegawaian masih rendah
6) Belum optimalnya pelaksanaan pembinaan dan penjenjangan karir
setiap ASN

3) Metode Analisis Masalah Kinerja Pelayanan

Reformer mencoba melakukan analisa terhadap faktor-faktor


penting baik yang bersumber dari issu strategis maupun identifikasi
permasalahan yang telah diinventarisasi dengan menggunakan beberapa
metode sebagai bentuk mengetahui seberapa besar masalah dominan
yang muncul dan dari aspek mana yang harus dilakukan percepatan
perubahannya.

Dari berbagai permasalahan diatas secara rinci terdiri dari :

a) Jumlah SDM pengelola pelayanan administrasi kepegawaian masih


rendah
b) Jumlah anggaran terbatas
c) Masih rendahnya motivasi dan kepatuhan beberapa pegawai untuk
melakukan kelengkapan pemberkasan
d) Kemampuan aparatur sipil negara dalam mengoperasionalkan
perangkat digital berbasis online masih rendah
e) Belum optimalnya pelaksanaan pembinaan dan penjenjangan karir
setiap ASN
f) Belum optimalnya kegiatan sosialisasi penggunaan informasi
kepegawaiaun berbasis elektronik

Pengertian USG adalah;


 U=Urgensi, yaitu mendesaknya penyelesaian isu berkaitan dengan
dimensi waktu;
 S=Serious, yaitu penyelesaian isu dikaitkan dengan akibat, bisa
menimbulkan masalah baru;
 G=Growth, yaitu ada kemungkinan memburuk kalau tidak
diselesaikan. Teknik penentuan prioritasnya adalah sebagai berikut:
 Angka 1 adalah sangat tidak mendesak/gawat dan berdampak;
 Angka 2 adalah tidak mendesak/gawat dan berdampak;
 Angka 3 adalah cukup mendesak/gawat dan berdampak;
 Angka 4 adalah mendesak/gawat dan berdampak; dan
 Angka 5 adalah sangat mendesak/gawat dan berdampak.
Validasi isu dengan menggunakan USG, dapat digambarkan sebagai berikut :

Pernyataan issue U S G Total Prioritas


Jumlah SDM pengelola pelayanan administrasi
kepegawaian masih rendah 3 4 4 11

Terbatasnya sarana penunjang elektroni dan jaringan 3 3 4 10


Kurangnya ketersediaan anggaran 4 3 2 9
Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi 3 2 2 7
Masih rendahnya motivasi dan kepatuhan
beberapa pegawai untuk melakukan kelengkapan
pemberkasan kenaikan pangkat, kenaikan gaji
berkala yang diakses melalui perangkat teknologi
5 5 5 15 I
informasi sehingga menimbulkan keterlambatan
kenaikan pangkat atau kenaikan gaji berkala bagi
pegawai

Kemampuan aparatur sipil negara dalam


mengoperasionalkan perangkat digital berbasis online
terutama dalam peningkatan kualitas kinerja 4 4 4 12 III
pelayanan administrasi kepegawaian masih rendah

Belum optimalnya pelaksanaan pembinaan dan


penjenjangan karir setiap ASN 2 2 2 6

Belum optimalnya kegiatan sosialisasi penggunaan


informasi kepegawaiaun berbasis elektronik 5 5 4 14 II

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut selanjutnya


dilakukan penentuan isustrategis di subbagian akuntansi dan pelaporan dengan
menggunakan kriteria aktual, problematik, kekhalayakan dan kelayakan (APKL)
NILAI-NILAI
NO ISU STRATEGIS/MASALAH TOTAL KET
A P K L
Jumlah SDM pengelola pelayanan
1 administrasi kepegawaian masih rendah 3 3 3 3

Masih rendahnya motivasi dan kepatuhan


beberapa pegawai untuk melakukan
kelengkapan pemberkasan kenaikan
pangkat, kenaikan gaji berkala yang
2 diakses melalui perangkat teknologi 4 5 3 3 15 I
informasi sehingga menimbulkan
keterlambatan kenaikan pangkat atau
kenaikan gaji berkala bagi pegawai

Kemampuan aparatur sipil negara dalam


mengoperasionalkan perangkat digital
3
berbasis online terutama dalam peningkatan 3 3 3 4 13 III
kualitas kinerja pelayanan administrasi
kepegawaian masih rendah

Belum optimalnya kegiatan sosialisasi


4 penggunaan informasi kepegawaiaun 4 3 4 3 14 II
berbasis elektronik
Belum optimalnya pelaksanaan pembinaan dan
penjenjangan karir setiap ASN
5 3 3 3 3 12  

6 Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi 4 3 3 3 13

BAB III

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


1. Terobosan Inovasi

Dengan berdasarkan pada analisis masalah kinerja pelayanan


administrasi kepegawaian, maka reformer menyampaikan inovasi yang
akan digunakan atau dimanfaatkan terkait Aplikasi Administrasi
Kepegawaian di Kecamatan Cikupa, yang didukung oleh pelayanan
sistem yang terintegrasi ke seluruh bagian di organisasi Kecamatan
Cikupa.
Aplikasi Adminitrasi Kepegawaian merupakan jenis aplikasi yang
khusus mengenai pelayanan administrasi kepegawaian dengan target
dan sasaran adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di
lingkup organisasi Kecamatan Cikupa. Aplikasi ini diharapkan mampu
mengoptimalkan pelayanan administrasi kepegawaian agar seluruh
pegawai negeri sipil (PNS) mendapatkan pelayanan sesuai
kebutuhannya, para pegawai dapat naik pangkat sesuai jadwal yang
ditentukan, begitu pula kenaikan gaji berkala, pengajuan cuti, dan lain-
lain. Sistem aplikasi ini bekerja selalu on time dan tepat waktu kapanpun
diperlukan untuk mengakses informasi, namun sistem kerja yang akan
difokuskan kepada pemberitahuan secara berkala terkait hak para
pegawai dalam mendapatkan layanan informasi kepegawaian.
Pengelolaan Aplikasi pelayanan administrasi kepegawaian
menjadi lebih tertib, akurat dan meminimalisir angka keterlambatan
para pegawai negeri sipil dalam mendapatkan hak pelayanan
kepegawaiannya, sehingga sistem ini akan selalu berkelanjutan terus.
.

2. Tahapan Kegiatan

A. Jangka Pendek
1) Perencanaan
a. Melapor kepada mentor di Kantor Kecamatan Cikupa
b. Membentuk Tim Efektif kegiatan penerapan Aplikasi
Administrasi Kepegawaian
c. Membuat komitmen bersama Tim Efektif

1) Pelaksanaan
a) Rapat bersama tim efektif tentang sosialisasi Aplikasi
Administrasi Kepegawaian
b) Rapat koordinasi dengan Bagian External dan bagian lain
dalam satu Kecamatan
c) Tim IT membuat aplikasi
d) Rapat penyempurnaan aplikasi

2) Sosialisasi
a) Uji coba aplikasi
b) Simulasi aplikasi dengan User
c) Sosialisasi penggunaan aplikasi pada stakeholdera
d) Bimbingan teknis penggunaan aplikasi

3) Pelaporan
4) Evaluasi

3. Sumber daya (Peta dan Pemanfaatan)

Inovasi aplikasi Administrasi Kepegawaian ini melibatkan seluruh


sumber daya manusia dikhususkan pegawai negeri sipil (PNS) yang
berada di lingkup organisasi Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang,
serta stakeholder eksternal organisasi termasuk bidang-bidang yang
terkait dengan Aplikasi Administrasi Kepegawaian.
Aplikasi yang berbasis online ini memberikan manfaat diantaranya:
a) Membantu pegawai dalam memenuhi kelengkapan berkas
kepegawaian sesuai kebutuhannya sesuai dengan kurun waktu yang
telah ditetapkan
b) Berisikan menu layanan administrasi kepegawaian yang dapat
dioperasionalkan secara praktis dan mudah oleh setiap pegawai
c) Meminimalisir bahkan menghindari keterlambatan setiap pegawai
untuk melakukan penginputan berkas kedalam aplikasi yang
terintegrasi dengan bagian kepegawaian untuk mengurus kenaikan
pangkat, kenaikan gaji berkala dan pensiun dll.

4. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan


Pengelolaan aplikasi Administrasi Kepegawaian dilakukan
pengawasan secara berkala oleh Bagian Umum dan Kepegawaian
Kecamatan Cikupa, dan pengawasan secara berkala tersebut merupakan
jaminan dan keyakinan kepada user bahwa aplikasi bisa
dipertanggungjawabkan dan membuat aman dan nyaman kepada para
penggunanya.
Pengendalian sistem aplikasi ini dilakukan rujukan teknis melalui
Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang dan Badan Kepegawaian
Pengembangan Sumber Daya Manusia ( BKPSDM ) Kabupaten
Tangerang agar terdapat adanya perlindungan secara hukum terhadap
input data kepegawaian dari setiap pegawai negeri sipil yang terakses ke
sistem aplikasi Administrasi Kepegawaian. Selain itu dilakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi secara menyeluruh terhadap sistem informasi
yang digunakan oleh pegawai.

Anda mungkin juga menyukai