I. PENDAHULUAN
Kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin. Kepemimpinan memiliki arti
dalam kelas nomina atau kata benda sehingga kepemimpinan dapat menyatakan
nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kepemimpinan adalah
perihal pemimpin. Arti lainnya dari kepemimpinan adalah cara memimpin.
Kepemimpinan atau leadership termasuk ilmu terapan dari ilmu – ilmu sosial sebab
pada prinsip – prinsipnya bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan manusia.
Menurut Taryaman (2016) kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni untuk
mempengaruhi orang lain atau sekelompok individu untuk saling bekerja sama, tidak
saling menjatuhkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kita bisa menilik
konsepsi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara (1889 ± 1959), yaitu : Ing Ngarsa Sung
Tuladha (Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan ketika berada di Depan),
Ing Madya Mangun Karsa (harus dapat memberikan motivasi ketika berada di tengah),
dan Tut Wuri Handayani (mampu memberikan dorongan atau energy ketika berada di
belakang). Sedangkan kepemimpinan transformasional adalah model kepemimpinan
yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi yang mengelola hubungan
antara pemimpin dan pengikutnya dengan menekankan pada beberapa faktor antara
lain perhatian (attention), komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa
hormat (respect) dan resiko (risk).
Menurut Avolio dkk (Stone et al, 2004) komponen kepemimpinan
transformasional adalah sebagai berikut:
1. Idealized influence (or charismatic influence)
Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin
transformasional harus mampu menjadi role model sehingga dihargai, dikagumi,
dan diikuti oleh stafnya.
2. Inspirational motivation (motivasi Inspirasi)
Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu
menerapkan standar yang tinggi namun mampu mendorong bawahan untuk
mencapai standar tersebut.
3. Intellectual stimulation (Simulasi Intelektual)
Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang
mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan
cermat dan rasional.
4. Individualized consideration (pengaruh idialis)
Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu
memahami perbedaan individual para bawahannya.
Jejaring kerja adalah suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih
yang membentuk satu ikatan kerjasama pada satu bidang tertentu/tujuan tertentu
dengan berbagi ide, informasi dan sumber daya untuk meraih kesuksesan bersama.
Jejaring kerja berisi berbagai hubungan baik hubungan antar personal maupun
hubungan antar organisasi yang ditandai dengan adanya hubungan dengan ikatan
yang kuat dan juga hubungan dengan ikatan yang lemah.. Hubungan kuat diartikan
sebagai hubungan antara para pihak yang telah mengenal satu sama lain secara
mendalam serta berhubungan secara intensif, pernah bekerja dalam satu kegiatan
bersama, atau tergabung dalam satu komunitas keluarga. Hubungan yang kuat
didapatkan dari kedekatan dan frekuensi hubungan yang relative lebih sering serta
pertukaran sumberdaya yang intensif. Sedangkan hubungan lemah diartikan sebagai
hubungan yang tidak aktif, tidak banyak digunakan. Hubungan lemah didapatkan dari
hubungan yang biasanya hanya saling tahu hanya karena mungkin reputasi, dan tidak
secara sering berhubungan dan tidak sering mempertukarkan sumberdaya secara
teratur. Namun demikian, aktor dengan hubungan yang lemah ini dapat saja
merupakan jembatan penghubung Anda pada jejaring kerja yang lebih besar dalam
rangka mendapatkan informasi, inovasi, ide atau sumberdaya lainnya. Tentunya
hubungan – hubungan yang terdapat pada jejaring kerja di dalam sebuah organisasi
akan sangat mempengaruhi kinerja sehingga berdampak pada bagaimana tujuan
organisasi dapat tercapai.
REFERENSI