Anda di halaman 1dari 5

ESSAY AGENDA II

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


BPSDM PROVINSI SUMATERA UTARA

NAMA : IHRAMLI EFENDI, S.Sos.I


JABATAN : KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN BATU BARA
INSTANSI : PEMERINTAH KABUPATEN BATU BARA

STRATEGI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM MANAJEMEN


PERUBAHAN PADA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN BATU BARA

I. PENDAHULUAN
Kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin. Kepemimpinan memiliki arti
dalam kelas nomina atau kata benda sehingga kepemimpinan dapat menyatakan
nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kepemimpinan adalah
perihal pemimpin. Arti lainnya dari kepemimpinan adalah cara memimpin.
Kepemimpinan atau leadership termasuk ilmu terapan dari ilmu – ilmu sosial sebab
pada prinsip – prinsipnya bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan manusia.
Menurut Taryaman (2016) kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni untuk
mempengaruhi orang lain atau sekelompok individu untuk saling bekerja sama, tidak
saling menjatuhkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kita bisa menilik
konsepsi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara (1889 ± 1959), yaitu : Ing Ngarsa Sung
Tuladha (Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan ketika berada di Depan),
Ing Madya Mangun Karsa (harus dapat memberikan motivasi ketika berada di tengah),
dan Tut Wuri Handayani (mampu memberikan dorongan atau energy ketika berada di
belakang). Sedangkan kepemimpinan transformasional adalah model kepemimpinan
yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi yang mengelola hubungan
antara pemimpin dan pengikutnya dengan menekankan pada beberapa faktor antara
lain perhatian (attention), komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa
hormat (respect) dan resiko (risk).
Menurut Avolio dkk (Stone et al, 2004) komponen kepemimpinan
transformasional adalah sebagai berikut:
1. Idealized influence (or charismatic influence)
Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin
transformasional harus mampu menjadi role model sehingga dihargai, dikagumi,
dan diikuti oleh stafnya.
2. Inspirational motivation (motivasi Inspirasi)
Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu
menerapkan standar yang tinggi namun mampu mendorong bawahan untuk
mencapai standar tersebut.
3. Intellectual stimulation (Simulasi Intelektual)
Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang
mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan
cermat dan rasional.
4. Individualized consideration (pengaruh idialis)
Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu
memahami perbedaan individual para bawahannya.

Pemimpin Transformasional berperan sebagai seorang motivator yang


bersemangat untuk terus membangkitkan antusiasme dan optimisme staf untuk
menghasilkan ide –ide baru guna menghasilkan inovasi baru yang kemudian
menciptakan hubungan – hubungan strategis antar pihak yang biasa disebut jejaring
kerja.

Jejaring kerja adalah suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih
yang membentuk satu ikatan kerjasama pada satu bidang tertentu/tujuan tertentu
dengan berbagi ide, informasi dan sumber daya untuk meraih kesuksesan bersama.
Jejaring kerja berisi berbagai hubungan baik hubungan antar personal maupun
hubungan antar organisasi yang ditandai dengan adanya hubungan dengan ikatan
yang kuat dan juga hubungan dengan ikatan yang lemah.. Hubungan kuat diartikan
sebagai hubungan antara para pihak yang telah mengenal satu sama lain secara
mendalam serta berhubungan secara intensif, pernah bekerja dalam satu kegiatan
bersama, atau tergabung dalam satu komunitas keluarga. Hubungan yang kuat
didapatkan dari kedekatan dan frekuensi hubungan yang relative lebih sering serta
pertukaran sumberdaya yang intensif. Sedangkan hubungan lemah diartikan sebagai
hubungan yang tidak aktif, tidak banyak digunakan. Hubungan lemah didapatkan dari
hubungan yang biasanya hanya saling tahu hanya karena mungkin reputasi, dan tidak
secara sering berhubungan dan tidak sering mempertukarkan sumberdaya secara
teratur. Namun demikian, aktor dengan hubungan yang lemah ini dapat saja
merupakan jembatan penghubung Anda pada jejaring kerja yang lebih besar dalam
rangka mendapatkan informasi, inovasi, ide atau sumberdaya lainnya. Tentunya
hubungan – hubungan yang terdapat pada jejaring kerja di dalam sebuah organisasi
akan sangat mempengaruhi kinerja sehingga berdampak pada bagaimana tujuan
organisasi dapat tercapai.

Kinerja suatu jejaring kerja sangat ditentukan oleh keberhasilan berjejaring


yang dilakukan oleh seorang aktor. Dalam berjejaring tersebut. Interaksi antar pihak
yang terlibat dalam jejaring kerja menjadi hal yang penting. Proses berjejaring oleh
seseorang/organisasi dalam suatu jejaring kerja akan mempengaruhi interaksinya
dengan pihak lain di dalam jejaring sekaligus juga akan menentukan seberapa besar
dampak dari jejaring kerja tersebut terhadap produktivitas dan kinerja individu maupun
organisasinya. Organisasi publik di Indonesia terdiri dari pemerintah pusat yang
meliputi kementerian, lembaga-lembaga, pemerintah daerah maupun unit-unit
pelayanan. Dengan demikian aktivitas yang dijalankan oleh organisasi publik tidak
terlepas dari kepentingan negara dan publik. Karena keterkaitannya yang erat dengan
struktur pemerintah maka, organisasi tidak terlepas dari proses politik.

Peran dan fungsi organisasi dalam menjalankan fungsi administrasi maupun


pelayanannya untuk masyarakat semakin menguat ketika upaya reformasi birokrasi
diarahkan pada peningkatan kinerja. Tujuan utamanya agar organisasi menjadi
semakin efisien, akuntabel dan responsif terhadap perubahan dan aspirasi
masyarakat. Oleh karena itu agar peran dan fungsi organsasi dapat berjalan dengan
baik, sistem komunikasi diperlukan oleh sebuah organisasi, dengan orang-orang yang
masing-masing memiliki tugas, saling berkaitan satu sama lain sebagai suatu sistem
tertentu agar kinerja organisasi berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan
organisasi. Komunikasi di dalam suatu organisasi mempunyai fungsi integratif. Karena
melalui komunikasi di dalam organisasi dapat dibangun pemahaman bersama akan
nilai-nilai, norma maupun target-target organisasi dan cara mencapai target tersebut.
Dengan demikian strategi komunikasi dalam suatu organisasi merupakan upaya yang
diarahkan untuk membangun komunikasi agar mencapai tujuan - tujuan strategis.
Strategi komunikasi harus memastikan bahwa informasi dan pesan yang disampaikan
terlebih jika menyangkut suatu kebijakan adalah akurat, konsisten, dapat dipahami
dengan mudah oleh seluruh kalangan.

Organisasi beroperasi dalam lingkungan yang selalu berubah. Perubahan ini


pada gilirannya menuntut organisasi tersebut untuk terus berubah. Seorang pemimpin
organisasi harus memiliki kemampuan mengelola perubahan tersebut, dimana para
pemimpin selalu dapat mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan internal maupun eksternal organisasi, menilai dampak dari perubahan
tersebut terhadap efektivitas pencapaian kinerja dan relevansi pelayanan yang
diberikan organisasinya, yang selanjutnya akan menentukan bentuk perubahan atau
inovasi yang tepat dan menerapkannya di organisasi. Memiliki ide perubahan dan
mengimplementasikan rencana perubahan tersebut membutuhkan suatu kemampuan
manajemen perubahan.

Dalam kesempatan kali ini, penulis mengangkat tema “Strategi


Kepemimpinan Transformasional Dalam Manajemen Perubahan Pada Bagian
Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Batu Bara”.
Mengapa hal tersebut harus di terapkan di Bagian Organisasi Sekretariat
Daerah Kabupaten Batu Bara? Karena dalam operasinya, organisasi terus
menghadapi perubahan – perubahan kebutuhan publik yang semakin cepat dan
perubahan yang tidak bisa diprediksi yang mana membuat pemimpin harus dapat
dengan sigap membuat strategi baru demi peningkatan kinerja organisasi ke arah
yang lebih baik dan tentunya bisa mengikuti perubahan – perubahan tersebut.

II. ANALISIS MASALAH


Dalam penerapan strategi kepemimpinan transformasional dalam
manajemen perubahan sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan perubahan –
perubahan kebutuhan publik demi mencapai tujuan yaitu kesejahteraan masyarakat.
Namun terkadang banyak hal yang menjadikan hal ini belum diimplementasikan oleh
seorang pemimpin saat bekerja, misalnya:.
1. Pemimpin belum mampu mendorong bawahannya untuk mencapai standar kinerja
secara maksimal.
Pemimpin sebagai pendorong kinerja bawahannya belum mampu menjadi role
model dan memberikan motivasi yang menstimulus bawahan untuk mengikuti
pimpinan misalnya menjadikan contoh teladan dan memberikan motivasi dalam
bekerja diantara bawahannya. Pemimpin harus menjadi seorang motivator yang
bersemangat untuk terus membangkitkan antusiasme dan optimisme staf untuk
menghasilkan ide –ide baru guna menghasilkan inovasi baru
2. Pemimpin belum mampu menerapkan metode atau pendekatan – pendekatan
perubahan di organisasi secara maksimal
Dalam melakukan perubahan di organisasi, pemimpin belum mampu
melaksanakan upaya – upaya perubahan seperti melanjutkan dan menguatkan
perubahan – perubahan yang telah ada secara bertahap maupun
memperkenalkan sesuatu yang benar – benar baru yang belum ada sebelumnya.
Seorang pemimpin harus mampu menciptakan inovasi – inovasi dalam melakukan
perubahan di lingkup organisasi dalam rangka menjaga eksistensinya, menjaga
relevansinya, dan menjaga efektivitasnya dalam melayani publik.

III. PERAN KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan tranformasional dan manajemen perubahan adalah
kemampuan yang harus ada di setiap pemimpin agar, pemimpin tau langkah – langkah
apa yang diterapkan demi mencapai tujuan organisasi di tengah perubahan yang
semakin cepat dan sulit di prediksi , seperti:
1. Dalam mendorong kinerja bawahannya, pemimpin harus mampu menjadi contoh
teladan dalam menjalankan tugas di unit kerja serta menjadi. motivator yang
bersemangat untuk terus membangkitkan antusiasme dan optimisme staf untuk
menghasilkan ide –ide baru guna menghasilkan inovasi baru
2. Dalam menerapkan metode atau pendekatan perubahan organisasi, pemimpin
dapat melakukan dua cara yakni melanjutkan dan menguatkan perubahan –
perubahan yang telah ada secara bertahap melalui evaluasi hasil kinerja di setiap
bidang yang ada di Bagian Organisasi Setdakab. Batu Bara maupun
memperkenalkan sesuatu yang benar – benar baru yang belum ada sebelumnya
dalm bentuk menciptakan inovasi – inovasi baru terkait menjawab kebutuhan –
kebutuhan masyrakat yang kian bervariasi.

REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai