Anda di halaman 1dari 26

JEJARING KERJA SAMA ANTARA

PEMERINTAH PUSAT-DAERAH
DAN LEMBAGA LAINNYA
Drs. DODI RIYADMADJI, MM
KEPALA BADAN LITBANG KEMENDAGRI
1
Penjelasan Slide 1

1. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945
menyebutkan bahwa “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik,” prinsip
negara kesatuan ialah pemegang tampuk kekuasaan tertinggi atas segenap urusan negara adalah
pemerintah pusat tanpa ada suatu delegasi atau pelimpahan kekuasaan kpd pemerintah daerah.

2. Pola Negara Kesatuan Republik Indonesia, Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
negara. oleh karena itu, Provinsi, Kabupaten dan Kota sebagai daerah otonom harus tunduk pada
aturan negara dan semua kewenangan pemerintahan daerah bertanggung jawab kepada Presiden

3. Pemerintahan daerah merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari fungsi penyelenggara
negara sebagai amanat dari undang-undang, yaitu adanya pembagian kewenangan dalam menye
lengarakan pemerintahan dari pemerinah pusat kepada daerah. dalam hal pembagian kekuasaan
terhadap daerahnya digunakanlah suatu asas yang dinamakan asas otonomi sesuai dengan yang
diatur dalam Pasal 18 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
POLA HUBUNGAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT DENGAN DAERAH

Sumber: Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah dan UU No 3


3 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah 2
Penjelasan Slide 2

1. Hubungan keuangan pusat dan daerah dilakukan sejalan dengan prinsip Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagaimana yang telah digariskan dalam Unda
ng-Undang Nomor 33 Tahun 2004 dan Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
daerah.

2. Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah merupakan suatu system pe
mbagian keuangan yang adil, proposional, demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pend
anaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuh
an daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

3. Pemberian sumber keuangan Negara kepada pemerintahan daerah dilakukan dalam rangka pelak
sanaan desentralisasi yang didasarkan atas penyerahan tugas oleh pemerintah pusat kepada pem
erintah daereah dengan memperhatikan stabilitas kondisi perekonomian nasional dan keseimbang
an fiscal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Pengertian
KERJA SAMA
KONTEKS PEMERINTAHAN DAERAH
ANTAR LEMBAGA
Kerja sama antar lembaga merupakan adanya Kerja sama daerah adalah usaha bersama antara
pengaruh positif antara variabel pembentuk daerah dan daerah lain, antara daerah dan pihak
kerjasama antarlembaga dan outcomes yang ketiga, dan/atau antara daerah dan lembaga atau
diharapkan. pemerintah daerah di luar negeri yang didasarkan
pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelaya
nan publik serta saling menguntungkan.

(Jennings, 1994; Jennings, 1998; Chaudry et


al ., 2000; Polivka et al. 2001; Ervin, 2004; Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2018
Stephenson, 2005; dan Selden, 2006). tentang Kerja Sama Daerah

3
Penjelasan Slide 3

1. Literatur terpublikasi mengenai kerjasama antar lembaga mengungkap adanya pengaruh positif an
tara variabel pembentuk kerjasama antarlembaga dan outcomes yang diharapkan (Jennings, 1994
; Jennings, 1998; Chaudry et al., 2000; Polivka et al. 2001; Ervin, 2004; Stephenson, 2005; dan Se
lden, 2006).
2. Kerja Sama Daerah menurut PP 28 Tahun 2018 tentang kerja sama daerah adalah usaha bersam
a antara daerah dan daerah lain, antara daerah dan pihak ketiga, dan/atau antara daerah dan lem
baga atau pemerintah daerah di luar negeri yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efek
tivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan. Adapun bentuk kerjasama sebagai berikut:
a. Kerja Sama Daerah Dengan Daerah Lain, yang selanjutnya disingkat KSDD
b. Kerja Sama Daerah Dengan Pihak Ketiga, yang selanjutnya disingkat KSDPK
c. Kerja Sama Daerah Dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat
KSDPL
d. Kerja Sama Daerah Dengan Lembaga di Luar Negeri,yang selanjutnya disingkat KSDLL
studi yang terkait dengan kerjasama antar lembaga yang dilakukan oleh Cavaye (1995); Polivka, et al.
(2001); Schumaker (2002);
Sadao dan Robinson (2002); Johnson et al. (2003); Maldonado, Benson dan Gam (2003); dan Ervin (2004)
mengarah pada empat faktor situasional yang diindikasi berpengaruh terhadap keefektifan
kerjasama antarlembaga.

1 Leadership (Kepemimpinan)
Menciptakan Image yang positif

2 Communication (Komunikasi)
Kemampuan berkomunikasi yang baik akan
meningkatkan kemampuan organisasi

3 Trust (Kepercayaan)
Kepercayaan meningkatkan keefektifan
dalam pemecahan masalah

4 Commitment (Komitmen)
Kontribusi terhadap Inter-Agency dan
hasil yang akan dicapai

4
Penjelasan Slide 4

1. Secara ringkas, studi yang terkait dengan kerjasama antar lembaga yang dilakukan oleh Cavaye
(1995) dkk.
2. Keempat variabel penentu tersebut adalah:
a. leadership, (Kepemimpinan): Leadership berperan penting dalam kesuksessan organisasi. S
eorang pemimpin organisasi dapat menciptakan image yang positif terkait dengan respons te
rhadap suatu kondisi yang dinilai kritis
b. communication, (komunikasi): Komunikasi yang terbuka merupakan faktor yang sangat penti
ng dalam kesuksessan koordinasi interagency. Kemampuan berkomunikasi akan meningkatk
an produktivitas baik individu maupun organisasi
c. trust, (Kepercayaan): kepercayaan sangat penting untuk hubungan yang melibatkan beberap
a pihak termasuk bagi keefektifan kerjasama interorganisasional dalam situasi emergensi.
d. commitment (komitmen): kepercayaan dan komitmen sebagai faktor yang berpengaruh terha
dap kesuksessan hubungan interorganisasional. Komunikasi, kepercayaan dan komitmen se
bagai faktor situasional mempunyai hubungan yang positif terhadap proses kerjasama.
KERJA SAMA DALAM PERATURAN PEMERINTAH (PP)
NOMOR 28 TAHUN 2018 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

Kerja Sama dengan Kerja Sama Daerah


Daerah lain dengan Pihak Ketiga

Kerja Sama
Daerah
Kerja Sama Daerah Kerja Sama Daerah
dengan Pemerintah Dengan Lembaga di
daerah di Luar Negeri Luar Negeri

5
Penjelasan Slide 5

1. Kerja Sama Daerah terdiri dari 3 bentuk:


2. Kerja Sama Daerah Dengan Daerah Lain, yang selanjutnya disingkat KSDD adalah usaha bersama yang
dilakukan oleh daerah dengan daerah lain dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang me
njadi kewenangan daerah untuk kesejahteraan masyarakat dan percepatan pemenuhan pelayanan publik
3. Kerja Sama Daerah Dengan Pihak Ketiga, yang selanjutnya disingkat KSDPK adalah usaha bersama
yang dilakukan oleh daerah dengan pihak ketiga dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan percepatan peme
nuhan pelayanan publik.
4. Kerja Sama Daerah Dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat KSDPL adala
h usaha bersama yang dilakukan oleh daerah dengan pemerintah daerah di luar negeri dalam rangka pe
nyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahtera
an masyarakat dan percepatan pemenuhan pelayanan publik.
5. Kerja Sama Daerah Dengan Lembaga di Luar Negeri,yang selanjutnya disingkat KSDLL adalah usaha be
rsama yang dilakukan oleh daerah dengan lembaga di luar negeri dalam rangka penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kerja Sama dengan Daerah lain (KSDD)

Wajib
Kategori
Sukarela

Kepala Daerah/ Melakukan Pemetaan berdasarkan


OPD Koordinasi karakteristik daerah
KSDD teknis
Dilakukan pembahasan antar daerah

Merupakan Urusan dan Kewenangan


Daerah

Ditetapkan dalam prioritas


Objek
pembangunan

dapat dilaksanakan diluar perencanaan


apabila kondisi darurat

6
Penjelasan Slide 6

1. Dalam pelaksanaan KSDD, daerah diwakili oleh Gubernur atau Bupati/Walikota yang bertindak unt
uk dan atas nama daerah. Gubernur atau Bupati/Walikota dapat memberikan kuasa kepada pejab
at di lingkungan perangkat daerah untuk menandatangani perjanjian kerja sama.
2. Pejabat di lingkungan perangkat daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. KSDD dikategorikan menjadi kerja sama wajib dan kerja sama sukarela.
4. Kerja sama wajib dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih daerah yang berbatasan untuk penyelengg
araan urusan pemerintahan yang memiliki eksternalitas lintas daerah dan penyediaan layanan pub
lik yang lebih efisien jika dikelola bersama.
5. Kerja sama sukarela dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih daerah yang berbatasan atau tidak berb
atasan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah namun di
pandang lebih efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan bekerja sama.
KERJA SAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA (KSDPK)
Perseorangan

Badan Usaha berbadan hukum


Mitra

Organisasi Kemasyarakatan berbadan hukum/bukan sesuai per UU

Kepala Penyediaan Pelayanan Publik


Daerah/ OPD
Pengelolaan Aset
KSDPK Jenis
Kerjasama
Investasi

Kerjasama lainnya sesuai per UU

Merupakan Urusan dan Kewenangan Daerah

Objek Ditetapkan dalam prioritas pembangunan

dapat dilaksanakan diluar perencanaan apabila kondisi darurat

7
Penjelasan Slide 7

1. Dalam pelaksanaan KSDPK, daerah diwakili oleh Gubernur atau Bupati/Walikota yang bertindak
untuk dan atas nama daerah.
a. Gubernur atau bupati/wali kota dapat memberikan kuasa kepada pejabat di lingkungan pera
ngkat daerah untuk menandatangani kontrak/perjanjian kerja sama.
b. Pejabat di lingkungan perangkat daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-und
angan.

1. Pihak ketiga yang dapat menjadi mitra dalam KSDPK terdiri atas:
a. perseorangan;
b. badan usaha yang berbadan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
an; dan
c. organisasi kemasyarakatan baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum sesu
ai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KERJA SAMA DI LUAR NEGERI

Kerja Sama Daerah dengan Kerja Sama Daerah Dengan


Pemerintah daerah di Luar Negeri Lembaga di Luar Negeri
(KSDPL) a. mempunyai hubungan diplomatik;
b. merupakan urusan Pemerintah (KSDLL)
Daerah;
c. Pemerintah Daerah tidak membu
KSDPL Terdiri atas: ka kantor perwakilan di luar negeri;
d. pemerintah daerah di luar negeri KSDLL diselenggarakan:
a. kerja sama provinsi
kembar/bersaudara dan lembaga di luar negeri tidak me a. atas dasar penerusan kerja sama
ncampuri urusan pemerintahan Pemerintah pusat;atau
b. kerja sama kabupaten/kota
kembar/bersaudara; dan dalam negeri; dan b. dalam bentuk kerja sama lainnya
e. sesuai dengan kebiiakan dan ren berdasarkan persetujuan Pemerintah
c. kerja sama lainnya.
cana pembangunan nasional dan d Pusat.
aerah.
Prakarsa:
a. Pemerintah daerah Prakarsa:
b. pemerintah daerah di luar negeri atau a. Pemerintah daerah
c. pemerintah daerah di luar negeri melalui c. pemerintah daerah di luar negeri
Menteri dan/atau menteri yang kerja sama di bidang ilmu
melalui Menteri dan/atau menteri
menyelenggarakan urusan pemerintaahan pengetahuan dan teknologi harus yang menyelenggarakan urusan
Hub Luar negeri dapat dialihkan ke pemerintaahan Hub Luar negeri
sumber daya manusia Indonesia.

8
Penjelasan Slide 8
1. Dalam pelaksanaan KSDPL dan KSDLL, daerah diwakili oleh Gubernur atau Bupati/Walikota yang bertindak
untuk dan atas nama daerah.
2. Objek KSDPL dan KSDLL terdiri atas:
a. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. pertukaran budaya;
c. peningkatan kemampuan teknis dan manajemen pemerintahan;
d. promosi potensi daerah; dan
e. objek kerja sama lainnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. KSDPL terdiri atas:
a. kerja sama provinsi kembar/bersaudara;
b. kerja sama kabupaten/kota kembar/bersaudara; dan
c. kerja sama lainnya.
4. KSDLL diselenggarakan:
a. atas dasar penerusan kerja sama Pemerintah Pusat; atau
b. dalam bentuk kerja sama lainnya berdasarkan persetujuan Pemerintah Pusat.
• Pemerintah Daerah; • Pemerintah Daerah; atau
Tahapan • Pemerintah Daerah di Luar Negeri; atau • Pemerintah Daerah di Luar Neger
KSDPL/ Prakarsa • Pemerintah Daerah di Luar Negeri melalui
Menteri Dalam Negeri dan/atau Menteri Lua
i atau Lembaga di Luar Negeri melal
ui Menteri Dalam Negeri dan/atau M
r Negeri
KSDLL enteri Luar Negeri
1. Kepala Daerah melakukan penjajakan dan membuat kajian rencana kerja sama
2. Dalam hal hasil penjajakan dan kajian dapat ditindaklanjuti dengan Pernyataan Kehendak (LoI), Kep
Penjajakan & Rencana ala Daerah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Luar Negeri terkait LoI
Kerja Sama 3. Penandatanganan Pernyataan Kehendak (LoI)
4. Penyusunan Rencana Kerja Sama Daerah dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri
5. Persetujuan DPRD
6. Verifikasi dan Pertimbangan Menteri Dalam Negeri

1. Penyusunan Rancangan Naskah Kerja Sama/MoU


2. Kementerian Dalam Negeri mengadakan Rapat Interkementerian membahas Rancangan
Naskah Kerja Sama/ MoU
Rancangan Naskah 3. Persetujuan Menteri Dalam Negeri terhadap rencana kerja sama daerah dengan pemerint
Kerja Sama ah daerah di luar negeri
4. Tanggapan Pemerintah Daerah di Luar Negeri terhadap Rancangan Naskah Kerja Sama/
MoU
5. Menteri Luar Negeri menyampaikan Surat Konfirmasi kepada Menteri Dalam Negeri
6. Menteri Dalam Negeri menyampaikan Surat Konfirmasi kepada Pemerintah Daerah
7. Penandatanganan Naskah Kerja Sama/ MoU
Pelaksanaan
Pemerintah Daerah dengan
Pemerintah Daerah di Luar Negeri

Monitoring dan Evaluasi Menteri Dalam Negeri selaku Pembina dan


Pengawas Pemerintahan Daerah melakukan
Monitoring dan Evaluasi

Pemerintah Daerah melaporkan Hasil Pelaksanaan Kerja Sama kepada


Pelaporan
Menteri Dalam Negeri selaku Pembina dan Pengawas
Pemerintahan Daerah

9
Penjelasan Slide 9
1. Tahapan kerjasama luar negeri dimulai dengan adanya prakarsa. Prakarsa KSDPL dapat berasal dari:
a. Pemerintah Daerah;
b. pemerintah daerah di luar negeri; atau
c. pemerintah daerah di luar negeri melalui Menteri dan/atau menteri yang menyelenggarakan urusan pemerint
ahan di bidang hubungan luar negeri.
2. Prakarsa KSDLL dapat berasal dari:
a. Pemerintah Daerah; atau
b. pemerintah daerah di luar negeri atau lembaga di luar negeri melalui Menteri dan/atau menteri yang menyel
enggarakan urusan pemerintahan di bidang hubungan luar negeri.
3. Berdasarkan prakarsa, kepala daerah melakukan penjajakan untuk mengetahui peluang dan manfaat kerja sam
a bagi kepentingan daerah dan kepentingan nasional.
4. Dalam hal hasil penjajakan dapat ditindaklanjuti dengan pernyataan kehendak kerja sama, kepala daerah melakuk
an koordinasi dan konsultasi dengan Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hubungan luar negeri sebelum dilakukan penandatanganan pernyataan kehendak kerja sama.
5. (5)Pernyataan kehendak kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditindaklanjuti dengan penyusunan renc
ana KSDPL atau KSDLL.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pembinaan dan Pengawasan Secara umum pembinaan di


01 koordinasikan oleh Menteri

Pembinaan dan pengawasan Kerja Sama Daerah secara teknis


02 dilaksanakan oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian teknis.

Pembinaan dan pengawasan Kerja Sama Daerah oleh


03 perangkat daerah dilaksanakan oleh kepala daerah.

Pembinaan dan pengawasan Kerja Sama Daerah kabupaten/kota dalam


04 I (satu) daerah provinsi secara umum dan teknis dilaksanakan oleh
gubernur sebegai wakil Pemerintah pusat

Pelaksanaan pembinaan dari poin 1 sampai 4 dilakukan sesuai


05 dengan peraturan perundang-undangan

10
Penjelasan Slide 10

1. Secara umum Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai penyelenggaraan Kerja Sama
Daerah dengan daerah lain, Kerja Sama Daerah dengan pihak ketiga, dan Kerja Sama Dae
rah dengan pemerintah daerah atau lembaga di luar negeri serta pembinaan dan pengawa
san Kerja Sama Daerah.
2. Pembinaan kerjasama dilakukan berjenjang dari pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten
kota.
3. Sedangkan pembinaan dan pengawasan kerjasama antar perangkat daerah dilakukan oleh
kepala daerah
4. Pembinaan dan pengawasan Kerja Sama Daerah Kabupaten/Kota dalam I (satu) daerah pr
ovinsi secara umum dan teknis dilaksanakan oleh gubernur sebegai wakil Pemerintah pus
at
5. Pelaksanaan pembinaan dari poin 1 sampai 4 dilakukan sesuai dengan peraturan perunda
ng-undangan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BERDASARKAN PP 12 TAHUN 2017

PEMERINTAH
Sedangkan BINWAS menurut PP 12
Tahun 2017 menjaskan tugas
BINWAS umum yang terdiri atas: PASAL 8 ayat (3)
Pembinaan Pengawasan BINWAS Secara Nas. diko
a.pembagian urusan pemerintahan; ordinasikan Mendagri
b.kelembagaan daerah;
c.kepegawaian pada Perangkat Dae
rah;
Mendagri K/L
d.keuangan daerah;
e.pembangunan daerah;
f.pelayanan publik di daerah; Binwas Umum Binwas Teknis
g.kerja sama daerah;
h.kebijakan daerah;
i.kepala daerah dan DPRD; dan
j.bentuk pembinaan lain sesuai deng
an ketentuan peraturan perundang- Provinsi
undangan.

GWPP. Binwas umum & Gubernur sbg Kepala PASAL 379 ayat (2)
teknis (Pasal 378 ayat (1) Daerah (Pasal 379 ayat BINWAS dibantu
UU 23/2014) (1) UU 23/2014) Inspektorat Provinsi

Kab/Kota PD Provinsi
11
Penjelasan Slide 11

1. Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan


yang ditujukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan
yang ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien
dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara nasional dikoordi
nasikan oleh Menteri Dalam Negeri
4. Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:a.provinsi, dilaksanakan oleh Menteri Dalam
Negeri, untuk pembinaan umum; dan menteri teknis/ kepala lembaga pemerintah nonkemen
terian, untuk pembinaan teknis;
5. Adapun pembinaan kepada Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerin
tah Pusat untuk pembinaan umum dan teknis
Asosiasi
Daerah dapat membentuk asosiasi untuk
mendukung Kerja Sama Daerah.

….dan lainnya

12
Penjelasan Slide 12

1. Asosiasi dalam kerjasama daerah merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-
lembaga sosial antar pemerintahan daerah. Daerah dalam PP 28 Tahun 2018 tentang kerja sama daerah,
pemerintahan daerah dapat membentuk asosiasi untuk mendukung Kerja Sama Daerah.
2. Pembentukan asosiasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
3. Pembentukan asosiasi dimaksudkan untuk membangun usaha bersama antara daerah dan daerah lain,
antara daerah dan pihak ketiga, dan/atau antara daerah dan lembaga atau pemerintah daerah di luar neg
eri yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling meng-untu
ngkan.
4. Adapun Asosiasi daerah yang telah terbentuk adalah :
a. Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia
b. Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia
c. Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia
d. Asosiasi Pemerintah daerah Maritim
e. Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai