Anda di halaman 1dari 37

HUBUNGAN KELEMBAGAAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


AGENDA III

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Provinsi Jawa Barat
DESKRIPSI SINGKAT HASIL BELAJAR
Mata pelatihan ini membekali Peserta Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta
dengan kemampuan memahami konsep diharapkan mampu memahami konsep kerja
kerja sama kelembagaan, menyusun peta sama kelembagaan sesuai dengan asas
jejaring kerja sama antar unit pemerintahan, menyusun peta jejaring kerja
organisasi/lembaga, dan menganalisis sama antar unit organisasi/lembaga, dan
potensi konflik kewenangan dalam menganalisis potensi konflik kewenangan dalam
pelayanan publik dapat dikerjasamakan. pengendalian pelayanan publik dapat
dikerjasamakan.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta dapat:

(1) menjelaskan konsep kerja sama kelembagaan


sesuai dengan asas pemerintahan;
(2) mengidentifikasi lembaga-lembaga yang terkait
dengan tugas pokok organisasi; dan
(3) menganalisis potensi konflik kewenangan dapat
dikerjasamakan.
Materi Pokok dan
Sub Materi Pokok
Materi Pokok dalam mata pelatihan ini
terdiri atas:

(1) konsep kerja sama kelembagaan


sesuai dengan asas pemerintahan;
(2) lembaga-lembaga yang terkait dengan
tugas pokok organisasi; dan
(3) potensi konflik kewenangan dapat
dikerjasamakan.
KERANGKA KERJA SAMA DAERAH
5
PELATIHAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN

Hubungan
Kerjasama Antar
Kekuasaan
Pusat-Daerah Daerah

Kerjasama
Pemda dengan
Swasta Membangun
hubungan
Konsep Pembinaan &
kelembagaan
sesuai
Hubungan
Kelembagaan Kerjasama
dengan Negara Pengawasan
Kerjasama
Lain kedudukan dan
tugasnya

Hubungan Asosiasi
Keuangan
Pusat-Daerah
MEMBANGUN HUBUNGAN
KELEMBAGAAN

01 02 03
JEJARING KERJA : Jejaring Berkomunikasi : cara yang lebih Koordinasi : melibatkan
adalah cara paling dasar dan formal bagi individu untuk sinkronisasi operasi/ kegiatan
informal bagi individu untuk berbagi informasi dan ide. untuk membuat layanan lebih
bekerja bersama. Hubungan- Individu berbagi informasi dan mudah diakses, Koordinasi
hubungan ini mencerminkan perspektif berbicara melalui membutuhkan lebih banyak
tingkat kepercayaan yang saluran resmi seperti buletin, kepercayaan, waktu,
minimal, waktu yang terbatas . surat, siaran pers, pembaruan, melibatkan integrasi operasi
hanya bertukar informasi dan dll. yang terpisah atau independen.
ide.
SMART GOVERNANCE Smart governance is about the use of
technology and innovation for
facilitating and supporting enhanced
decision making and planning. It is
Smart governance didefinisikan
associated with improving the
sebagai kemampuan pemerintah untuk
democratic processes and transforming
membuat keputusan yang baik
the ways that public services are
melalui dukungan teknologi informasi
delivered. (
dan tata kelola kolaboratif Bootstrapping Urban Planning: Addressing Big
(Pereira, G. V., Parycek, P., Falco, E., & Data Issues in Smart Cities
Kleinhans, R. (2018). Smart governance in the )
context of smart cities: A literature review)
JENIS TATA KELOLA KOLABOTIF
(PENTA HALIX)
Pemerintah

Akademisi 1. MULTI LEVEL


(Pusat, Prov, Kab/Kot & Desa).
Dunia Usaha Media 2. MULTI ACTOR
Masyarakat 3. LINTAS SEKTOR
(32 URUSAN PEMERINTAH)
Perjanjian informal sharing,

Kontrak layanan,

Kemitraan public swasta,

Perjanjian kerja sama, ALAT UNTUK


MEMECAHKAN
Otoritas antar pemerintah daerah, MASALAH PUBLIK
(Donahue & Zeckhauser,
konsolidasi kota-county, 2011)
Forum deliberatif,

Perencanaan partisipatif, dan

Kelompok penasihat pemangku kepentingan


BENTUK HUBUNGAN/PELIBATAN
SESUAI PRINSIP GOVERNANCE
(UU NOMOR 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN
DAERAH)
• Pasal 354 (1) :
Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
Pemerintah Daerah mendorong partisipasi
masyarakat
• Pasal 354 (2) :
b). Mendorong kelompok dan organisasi
masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
PARTISIPASI melalui dukungan pengembangan kapasitas
masyarakat.

MASYARAKA c). Mengembangkan pelembagaan dan


mekanisme pengambilan keputusan yang
T memungkinkan kelompok dan organisasi
kemasyarakatan dapat terlibat secara efektif.
• Pasal 354 ayat (4) bentuk Partisipasi
masyarakat :
 Konsultasi publik;
 Musyawarah;
 Kemitraan;
 Penyampaian aspirasi;
 Pengawasan; dan/atau
 Keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. • Pasal 354 ayat (3) Partisipasi masyarakat mencakup:
 Penyusunan Perda dan kebijakan Daerah yang
mengatur dan membebani masyarakat;
 Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pemonitoran, dan pengevaluasian pembangunan
Daerah;
 Pengelolaan aset dan/atau sumber daya alam
Daerah; dan
 Penyelenggaraan pelayanan publik
• Pasal 363 ayat (1) dilakukan dengan :
KERJASAMA DAERAH a) Daerah lain;
b) pihak ketiga; dan/atau
c) Lembaga atau pemerintah daerah
di luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundangundangan.
d) Kerja sama dengan Daerah lain
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a dikategorikan menjadi
kerja sama wajib dan kerja sama
sukarela.
POLA HUBUNGAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT DENGAN DAERAH

Sumber: Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah dan


UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah
2
Pengertian
KERJA SAMA
KONTEKS PEMERINTAHAN DAERAH
ANTAR LEMBAGA
Kerja sama antar lembaga merupakan Kerja sama daerah adalah usaha bersama antara
adanya pengaruh positif antara variabel daerah dan daerah lain, antara daerah dan pihak
pembentuk kerjasama antarlembaga dan ketiga, dan/atau antara daerah dan lembaga atau
outcomes yang diharapkan. pemerintah daerah di luar negeri yang didasarkan
pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelaya
nan publik serta saling menguntungkan.

(Jennings, 1994; Jennings, 1998; Chaudry et


al ., 2000; Polivka et al. 2001; Ervin, 2004; Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2018
Stephenson, 2005; dan Selden, 2006). tentang Kerja Sama Daerah

3
KERJA SAMA DALAM PERATURAN PEMERINTAH (PP)
NOMOR 28 TAHUN 2018 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

Kerja Sama dengan Kerja Sama Daerah


Daerah lain dengan Pihak Ketiga

Kerja Sama
Daerah
Kerja Sama Daerah Kerja Sama Daerah
dengan Pemerintah Dengan Lembaga di
daerah di Luar Negeri Luar Negeri

5
Penjelasan Slide 13
1. Kerja Sama Daerah terdiri dari 3 bentuk:
2. Kerja Sama Daerah Dengan Daerah Lain, yang selanjutnya disingkat KSDD adalah usaha bersama yang
dilakukan oleh daerah dengan daerah lain dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang me
njadi kewenangan daerah untuk kesejahteraan masyarakat dan percepatan pemenuhan pelayanan publik
3. Kerja Sama Daerah Dengan Pihak Ketiga, yang selanjutnya disingkat KSDPK adalah usaha bersama
yang dilakukan oleh daerah dengan pihak ketiga dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan percepatan peme
nuhan pelayanan publik.
4. Kerja Sama Daerah Dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat KSDPL adala
h usaha bersama yang dilakukan oleh daerah dengan pemerintah daerah di luar negeri dalam rangka pe
nyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahtera
an masyarakat dan percepatan pemenuhan pelayanan publik.
5. Kerja Sama Daerah Dengan Lembaga di Luar Negeri,yang selanjutnya disingkat KSDLL adalah usaha be
rsama yang dilakukan oleh daerah dengan lembaga di luar negeri dalam rangka penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kerja Sama dengan Daerah lain (KSDD)

Wajib
Kategori
Sukarela

Kepala Daerah/ Melakukan Pemetaan berdasarkan


OPD Koordinasi karakteristik daerah
KSDD teknis
Dilakukan pembahasan antar daerah

Merupakan Urusan dan Kewenangan


Daerah

Ditetapkan dalam prioritas


Objek
pembangunan

dapat dilaksanakan diluar perencanaan


apabila kondisi darurat

6
Penjelasan Slide 14

1. Dalam pelaksanaan KSDD, daerah diwakili oleh Gubernur atau Bupati/Walikota yang bertindak unt
uk dan atas nama daerah. Gubernur atau Bupati/Walikota dapat memberikan kuasa kepada pejab
at di lingkungan perangkat daerah untuk menandatangani perjanjian kerja sama.
2. Pejabat di lingkungan perangkat daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. KSDD dikategorikan menjadi kerja sama wajib dan kerja sama sukarela.
4. Kerja sama wajib dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih daerah yang berbatasan untuk penyelengg
araan urusan pemerintahan yang memiliki eksternalitas lintas daerah dan penyediaan layanan pub
lik yang lebih efisien jika dikelola bersama.
5. Kerja sama sukarela dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih daerah yang berbatasan atau tidak berb
atasan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah namun di
pandang lebih efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan bekerja sama.
KERJA SAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA (KSDPK)
Perseorangan

Badan Usaha berbadan hukum


Mitra

Organisasi Kemasyarakatan berbadan hukum/bukan sesuai per UU

Kepala Penyediaan Pelayanan Publik


Daerah/
OPD Pengelolaan Aset
KSDPK Jenis
Kerjasama
Investasi

Kerjasama lainnya sesuai per UU

Merupakan Urusan dan Kewenangan Daerah

Objek Ditetapkan dalam prioritas pembangunan

dapat dilaksanakan diluar perencanaan apabila kondisi darurat

7
Penjelasan Slide 17

1. Dalam pelaksanaan KSDPK, daerah diwakili oleh Gubernur atau Bupati/Walikota yang bertindak
untuk dan atas nama daerah.
a. Gubernur atau bupati/wali kota dapat memberikan kuasa kepada pejabat di lingkungan pera
ngkat daerah untuk menandatangani kontrak/perjanjian kerja sama.
b. Pejabat di lingkungan perangkat daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-und
angan.

1. Pihak ketiga yang dapat menjadi mitra dalam KSDPK terdiri atas:
a. perseorangan;
b. badan usaha yang berbadan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
an; dan
c. organisasi kemasyarakatan baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum
sesu ai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KERJA SAMA DI LUAR NEGERI

Kerja Sama Daerah dengan Kerja Sama Daerah Dengan


Pemerintah daerah di Luar Lembaga di Luar Negeri
Negeri a. mempunyai hubungan diplomatik;
b. merupakan urusan Pemerintah (KSDLL)
(KSDPL) Daerah;
c. Pemerintah Daerah tidak membu
KSDPL Terdiri atas: ka kantor perwakilan di luar negeri;
d. pemerintah daerah di luar negeri KSDLL diselenggarakan:
a. kerja sama provinsi
kembar/bersaudara dan lembaga di luar negeri tidak me a. atas dasar penerusan kerja sama
ncampuri urusan pemerintahan Pemerintah pusat;atau
b. kerja sama
kabupaten/kota dalam negeri; dan b. dalam bentuk kerja sama lainnya
kembar/bersaudara; e. sesuai dengan kebiiakan dan ren berdasarkan persetujuan
dan cana pembangunan nasional dan d Pemerintah
c. kerja sama lainnya. aerah. Pusat.
Prakarsa:
a. Pemerintah daerah Prakarsa:
b. pemerintah daerah di luar negeri atau a. Pemerintah daerah
c. pemerintah daerah di luar negeri c. pemerintah daerah di luar
melalui kerja sama di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi harus negeri
Menteri dan/atau menteri yang melalui Menteri dan/atau menteri
menyelenggarakan urusan pemerintaahan dapat dialihkan ke
sumber daya manusia Indonesia. yang menyelenggarakan urusan
Hub Luar negeri pemerintaahan Hub Luar negeri

8
Penjelasan Slide 19
1. Dalam pelaksanaan KSDPL dan KSDLL, daerah diwakili oleh Gubernur atau Bupati/Walikota yang bertindak
untuk dan atas nama daerah.
2. Objek KSDPL dan KSDLL terdiri atas:
a. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. pertukaran budaya;
c. peningkatan kemampuan teknis dan manajemen pemerintahan;
d. promosi potensi daerah; dan
e. objek kerja sama lainnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. KSDPL terdiri atas:
a. kerja sama provinsi kembar/bersaudara;
b. kerja sama kabupaten/kota kembar/bersaudara; dan
c. kerja sama lainnya.
4. KSDLL diselenggarakan:
a. atas dasar penerusan kerja sama Pemerintah Pusat; atau
b. dalam bentuk kerja sama lainnya berdasarkan persetujuan Pemerintah Pusat.
• Daerah; • Pemerintah Daerah; atau
Tahapan Pemerintah Daerah di Luar Negeri; atau • Pemerintah Daerah di Luar Neger
KSDPL/ Prakarsa •
Pemerintah
Daerah di Luar Negeri
melalui
Menteri Dalam Negeri dan/atau Menteri
i atau Lembaga di Luar Negeri melal
ui Menteri Dalam Negeri dan/atau M
KSDLL • Lua r Negeri
Pemerintah
enteri Luar Negeri
1. Kepala Daerah melakukan penjajakan dan membuat kajian rencana kerja sama
2. Dalam hal hasil penjajakan dan kajian dapat ditindaklanjuti dengan Pernyataan Kehendak (LoI), Kep
Penjajakan & Rencana ala Daerah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Luar Negeri terkait LoI
Kerja Sama 3. Penandatanganan Pernyataan Kehendak (LoI)
4. Penyusunan Rencana Kerja Sama Daerah dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri
5. Persetujuan DPRD
6. Verifikasi dan Pertimbangan Menteri Dalam Negeri

1. Penyusunan Rancangan Naskah Kerja Sama/MoU


2. Kementerian Dalam Negeri mengadakan Rapat Interkementerian membahas Rancangan
Naskah Kerja Sama/ MoU
Rancangan Naskah 3. Persetujuan Menteri Dalam Negeri terhadap rencana kerja sama daerah dengan pemerint
Kerja Sama ah daerah di luar negeri
4. Tanggapan Pemerintah Daerah di Luar Negeri terhadap Rancangan Naskah Kerja Sama/
MoU
5. Menteri Luar Negeri menyampaikan Surat Konfirmasi kepada Menteri Dalam Negeri
6. Menteri Dalam Negeri menyampaikan Surat Konfirmasi kepada Pemerintah Daerah
7. Penandatanganan Naskah Kerja Sama/ MoU

Pelaksanaan
Pemerintah Daerah dengan
Pemerintah Daerah di Luar
Negeri
Monitoring dan Evaluasi Menteri Dalam Negeri selaku Pembina dan
Pengawas Pemerintahan Daerah
melakukan
Monitoring dan Evaluasi
Pemerintah Daerah melaporkan Hasil Pelaksanaan Kerja Sama kepada
Pelaporan
Menteri Dalam Negeri selaku Pembina dan Pengawas
Pemerintahan Daerah

9
Penjelasan Slide 21
1. Tahapan kerjasama luar negeri dimulai dengan adanya prakarsa. Prakarsa KSDPL dapat berasal dari:
a. Pemerintah Daerah;
b. pemerintah daerah di luar negeri; atau
c. pemerintah daerah di luar negeri melalui Menteri dan/atau menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerint
ahan di bidang hubungan luar negeri.
2. Prakarsa KSDLL dapat berasal dari:
a. Pemerintah Daerah; atau
b. pemerintah daerah di luar negeri atau lembaga di luar negeri melalui Menteri dan/atau menteri yang
menyel enggarakan urusan pemerintahan di bidang hubungan luar negeri.
3. Berdasarkan prakarsa, kepala daerah melakukan penjajakan untuk mengetahui peluang dan kerja sam
manfaat
a bagi kepentingan daerah dan kepentingan nasional.
4. Dalam hal hasil penjajakan dapat ditindaklanjuti dengan pernyataan kehendak kerja sama, kepala daerah melakuk
an koordinasi dan konsultasi dengan Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hubungan luar negeri sebelum dilakukan penandatanganan pernyataan kehendak kerja sama.
5. (5)Pernyataan kehendak kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditindaklanjuti dengan penyusunan
renc ana KSDPL atau KSDLL.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

01 Pembinaan dan Pengawasan Secara umum pembinaan di


koordinasikan oleh Menteri

Pembinaan dan pengawasan Kerja Sama Daerah secara teknis


02 dilaksanakan oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian teknis.

03 Pembinaan dan pengawasan Kerja Sama Daerah oleh


perangkat daerah dilaksanakan oleh kepala daerah.

Pembinaan dan pengawasan Kerja Sama Daerah kabupaten/kota dalam


04 I (satu) daerah provinsi secara umum dan teknis dilaksanakan oleh
gubernur sebegai wakil Pemerintah pusat

05 Pelaksanaan pembinaan dari poin 1 sampai 4 dilakukan sesuai


dengan peraturan perundang-undangan

10
Penjelasan Slide 23

1. Secara umum Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai penyelenggaraan Kerja Sama
Daerah dengan daerah lain, Kerja Sama Daerah dengan pihak ketiga, dan Kerja Sama Dae
rah dengan pemerintah daerah atau lembaga di luar negeri serta pembinaan dan pengawa
san Kerja Sama Daerah.
2. Pembinaan kerjasama dilakukan berjenjang dari pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten
kota.
3. Sedangkan pembinaan dan pengawasan kerjasama antar perangkat daerah dilakukan oleh
kepala daerah
4. Pembinaan dan pengawasan Kerja Sama Daerah Kabupaten/Kota dalam I (satu) daerah pr
ovinsi secara umum dan teknis dilaksanakan oleh gubernur sebegai wakil Pemerintah pus
at
5. Pelaksanaan pembinaan dari poin 1 sampai 4 dilakukan sesuai dengan peraturan perunda
ng-undangan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BE R D A S A R K A N P P 12 TA H U N 2 01 7

PEMERINTAH
Sedangkan BINWAS menurut PP 12
Tahun 2017 menjaskan tugas
BINWAS umum yang terdiri atas: PASAL 8 ayat (3)
Pembinaan Pengawasan BINWAS Secara Nas. diko
a.pembagian urusan pemerintahan; ordinasikan Mendagri
b.kelembagaan daerah;
c.kepegawaian pada Perangkat Dae
rah; Mendagri K/L
d.keuangan daerah;
e.pembangunan daerah;
f.pelayanan publik di daerah; Binwas Umum Binwas Teknis
g.kerja sama daerah;
h.kebijakan daerah;
i.kepala daerah dan DPRD; dan
j.bentuk pembinaan lain sesuai
deng an ketentuan peraturan Provinsi
perundang- undangan.

GWPP. Binwas umum & Gubernur sbg Kepala


PASAL 379 ayat
teknis (Pasal 378 ayat (1) Daerah (Pasal 379 (2)
UU 23/2014) ayat BINWAS dibantu
(1) UU 23/2014) Inspektorat Provinsi

Kab/Kota PD Provinsi
11
Penjelasan Slide 25

1. Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan


yang ditujukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan
yang ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien
dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara nasional dikoordi
nasikan oleh Menteri Dalam Negeri
4. Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:a.provinsi, dilaksanakan oleh Menteri Dalam
Negeri, untuk pembinaan umum; dan menteri teknis/ kepala lembaga pemerintah nonkemen
terian, untuk pembinaan teknis;
5. Adapun pembinaan kepada Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerin
tah Pusat untuk pembinaan umum dan teknis
Asosiasi
Daerah dapat membentuk asosiasi untuk
mendukung Kerja Sama Daerah.

….dan lainnya

12
Penjelasan Slide 27

1. Asosiasi dalam kerjasama daerah merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-
lembaga sosial antar pemerintahan daerah. Daerah dalam PP 28 Tahun 2018 tentang kerja sama daerah,
pemerintahan daerah dapat membentuk asosiasi untuk mendukung Kerja Sama Daerah. Pembentukan
2. asosiasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pembentukan asosiasi
3. dimaksudkan untuk membangun usaha bersama antara daerah dan daerah lain, antara daerah dan
pihak ketiga, dan/atau antara daerah dan lembaga atau pemerintah daerah di luar neg eri yang
didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling meng-untu ngkan.
Adapun Asosiasi daerah yang telah terbentuk adalah :
a. Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia
b. Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia
c. Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia
d. Asosiasi Pemerintah daerah Maritim
e. Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia
Penjelasan Slide 27

1. Literatur terpublikasi mengenai kerjasama antar lembaga mengungkap adanya pengaruh positif an
tara variabel pembentuk kerjasama antarlembaga dan outcomes yang diharapkan (Jennings, 1994
; Jennings, 1998; Chaudry et al., 2000; Polivka et al. 2001; Ervin, 2004; Stephenson, 2005; dan Se
lden, 2006).
2. Kerja Sama
Daerah
menurut PP
28 Tahun
2018
tentang
kerja samaSama Daerah Dengan Daerah Lain, yang selanjutnya disingkat KSDD
a. Kerja
daerah
b. Kerja Sama Daerah Dengan Pihak Ketiga, yang selanjutnya disingkat KSDPK
adalah
usaha
c. Kerja Sama Daerah Dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat
bersam
KSDPL
a antara
d. Kerja
daerah danSama Daerah Dengan Lembaga di Luar Negeri,yang selanjutnya disingkat KSDLL
daerah lain,
antara
daerah dan
studi yang terkait dengan kerjasama antar lembaga yang dilakukan oleh Cavaye (1995); Polivka, et al. (2001); Schumaker (2002);
Sadao dan Robinson (2002); Johnson et al. (2003); Maldonado, Benson dan Gam (2003); dan Ervin (2004)
mengarah pada empat faktor situasional yang diindikasi berpengaruh terhadap keefektifan
kerjasama antarlembaga.

1 Leadership (Kepemimpinan)
Menciptakan Image yang positif

2 Communication (Komunikasi)
Kemampuan berkomunikasi yang baik
akan meningkatkan kemampuan
organisasi
3 Trust (Kepercayaan)
Kepercayaan meningkatkan keefektifan
dalam pemecahan masalah

4 Commitment (Komitmen)
Kontribusi terhadap Inter-Agency
dan hasil yang akan dicapai

4
BPSDM Provinsi Jawa Barat

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai