Anda di halaman 1dari 31

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

PENINGKATAN KINERJA KESEHATAN IBU DAN ANAK


MELALUI LAYANAN DIGITAL INFORMASI RSBM (LADIS)
KOTA CIREBON

OLEH :

Dr. JULIANTINA MULUS RAHAJU, M.KM


NOSIS : 202109061410

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


PKA ANGKATAN II NON POLRI
TA 2021
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

PENINGKATAN KINERJA KESEHATAN IBU DAN ANAK


MELALUI LAYANAN DIGITAL INFORMASI RSBM (LADIS)
KOTA CIREBON

PESERTA :
Dr. JULIANTINA MULUS RAHAJU, M.KM
NOSIS : 202109061410

Telah disetujui pada tanggal … Oktober 2021


Di Pusdikmin Lemdiklat POLRI
Bandung

COACH MENTOR

DR.Dra. KRISTIANA LUSIATI, MSi. Dr. EDY SUGIARTO, M.Kes.


Pembina Tk 1 Pembina Madya
NIP 19651226 200501 2 001 NIP 19620717 199011 1 001
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

PENJELASAN COACH TENTANG KEMAMPUAN PESERTA

Nama Peserta PKA : Dr. JULIANTINA MULUS RAHAJU, M.KM


Nomor Siswa : 202109061410

Saya menilai peserta SANGAT MAMPU / MAMPU / KURANG MAMPU /

TIDAK MAMPU dalam melaksanakan Rancangan Aksi Perubahan, dengan

penjelasan sebagai berikut :

1. ……………………………………………………………………………….

2. ………………………………………………………………………………..

3. ………………………………………………………………………………..

4. ………………………………………………………………………………..

Bandung, …. Oktober 2021


COACH

Dr. Dra. Kristiana Lusiati, MSi


Pembina Tingkat 1
NIP 19651226 200501 2 001

ii
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

PENJELASAN MENTOR TENTANG KEMAMPUAN PESERTA

Saya menilai peserta SANGAT MAMPU / MAMPU / KURANG MAMPU /

TIDAK MAMPU dalam melaksanakan Rencana Aksi Perubahan, dengan

penjelasan sebagai berikut :

1. Yang bersangkutan memahami dan menguasai aksi perubahan yang

dibuat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

monitoring serta evaluasi dan pelaporan yang jelas.

2. Aksi perubahan yang dibuat mendukung dan sesuai dengan tugas

pokok serta fungsi unit kerja yang bersangkutan.

Cirebon, Oktober 2021


MENTOR

Dr. EDY SUGIARTO, M.Kes


Pembina Madya
NIP 1962071719901001

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil’allaamiin , puji dan syukur dipanjatkan ke

hadirat Allah Subhanahu watta’alla, Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala limpahan rahmat-Nya sehingga Action Leader dapat

menyelesaikan Laporan Aksi Perubahan yang merupakan persyaratan

dalam menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan

Administrator PKA Angkatan II TA 2021 yang diselenggarakan di

Pusdikmin Polri bekerjasama dengan Pusat Kajian Pendidikan dan

Pelatihan Aparatur Lembaga Administrasi Negara.

Action Leader menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan

Laporan Aksi Perubahan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan waktu, materi dan kemampuan

dalam menuangkan gagasan. Untuk itu kritik dan saran yang

membangun bagi perbaikan Laporan Aksi Perubahan ini sangat

diharapkan agar dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi Action Leader sekembalinya ke tempat tugas.

Dukungan, bantuan serta kemudahan yang diberikan selama

proses penyusunan Aksi Perubahan ini sangat berarti. Pada

kesempatan ini perkenankan Action Leader menghaturkan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. EDY SUGIARTO, M.Kes. selaku Mentor pada kegiatan Aksi

Perubahan yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran,

dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan Aksi

Perubahan ini.

iv
2. Pembina TK 1 Dr. Dra. KRISTIANA LUSIATI, selaku Pembimbing /

Coach yang telah memberikan saran, masukan, kritik dan

bimbingannya sehingga Rancangan Aksi Perubahan ini dapat

terlaksana dengan baik.

3. Para Tenaga Pendidik selaku Narasumber yang telah memberikan

arahan, bimbingan serta informasi yang sangat bermanfaat selama

Action Leader menjalankan proses pembelajaran.

4. Kompol HENI MARDIYATMI, S.Sos, S.Ip., MSc selaku Perwira

Penuntun yang selalu dengan sabar membimbing dan

mengarahkan peserta Diklat PKA sepanjang proses Pembelajaran

dari awal sampai dengan akhir.

5. Suami dan anak-anak tercinta yang sabar dan selalu mendoakan

serta menjadi semangat untuk menyelesaikan proyek perubahan.

6. Teman-teman PKA Kota Cirebon dan Kabupaten Bandung, terima

kasih untuk semangat dan kebersamaannya.

Akhir kata, semoga Aksi Perubahan ini dapat memberi manfaat

serta menjadi bahan pembelajaran bagi pihak yang membutuhkan

terutama para peserta Pelatihan Kepimpinan Administrator PKA

periode berikutnya.

Cirebon , Oktober 2021

Dr. JULIANTINA MULUS RAHAJU, M.KM

v
DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan…………………………………… i
Lembar Penjelasan Coach…………………………… ii
Lembar Penjelasan Mentor…………………………… iii
Kata Pengantar………………………………………… iv
Daftar Isi………………………………………………… v
Daftar Tabel……………………………………………. vi
Daftar Gambar………………………………………… viii
1 PENDAHULUAN
a. Latar belakang………………………...... 1
b. Identifikasi Masalah…………………….. 3
c. Tujuan……………………………………. 5
d. Manfaat………………………………….. 6
e. Ruang Lingkup…………………………. 7
2 Inovasi dan Output Rencana Aksi……………. 7
3 Tata Kelola Sumber Daya…………………….. 8
a. Pengorganisasian SDM…………………… 8
b. Penganggaran……………………………… 10
c. Sarana dan Prasarana……………………. 10
d. Metode……………………………………… 10
4 Stakeholder……………………………………. 10
a. Identifikasi…………………………………. 10
b. Peta Jejaring Kerja……………………….. 16
c. Kuadran Stakeholder…………………….. 17
5 Pentahapan Rencana Aksi………………….. 18
6 Manajemen Risiko…………………………… 20
a. Potensi Risiko……………………………. 20
b. Risiko……………………………………… 20
c. Strategi Penanggulangan Resiko…....... 20
7 Penutup………………………………………. 21

DAFTAR TABEL

4.1 Analisis RSBM melalui SWOT………………….. 6


4.2 Identifikasi Stakeholder………………………….. 14
4.3 Nilai Dukungan dan Stategi Komunikasi 16
Stakeholder………………………………………
.
5.1 Pentahapan Rancangan Aksi Perubahan……. 21

vi
DAFTAR GAMBAR

1.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota 2


Cirebon……………………………………………………….
.
.
3.1 Bagan Pengorganisasian SDM................................. 9

.
4.1 Peta Jejaring Kerja Rancangan Aksi Perubahan….. 17
4.2 Kuadran Stakeholder…………………………………. 18

vii
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

1. PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG

Kedudukan bidang pelayanan Kesehatan kota Cirebon tercantum


dalam Peraturan Walikota Kota Cirebon Nomor 17 Tahun 2021 Tentang
Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Pada saat ini Action Leader menduduki
jabatan kepala bidang Pelayanan pada Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Cirebon.
Dalam peraturan Walikota tersebut, Bidang Pelayanan Kesehatan
sebagai unsur lini dipimpin seorang Kepala Bidang dan mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Dinas meliputi perumusan kebijakan,
koordinasi dan sinkronisasi, penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria, pemberian bimbingan teknis, supervisi, pemantauan, analisis,
evaluasi dan pelaporan bidang urusan pelayanan kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan mempunyai fungsi:
1) Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Bidang Pelayanan
Kesehatan;
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis
operasional dalam lingkup tugas Bidang Pelayanan Kesehatan;
3) Pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan
lingkup tugas Bidang Pelayanan Kesehatan;
4) Pengoordinasian penyiapan bahan perumusan kebijakan umum
dan teknis operasional Bidang Pelayanan Kesehatan;
5) Pengoordinasian penyelenggaraan tugas Bidang Pelayanan
Kesehatan;
6) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis Bidang
Pelayanan Kesehatan;
7) Pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan
penyelengaraan tugas Bidang Pelayanan Kesehatan;
8) Pengelolaan layanan administrasi dalam lingkup tugas Bidang
Pelayanan Kesehatan;
9) Pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pengelolaan
layanan administrasi dalam lingkup tugas Bidang Pelayanan
Kesehatan;
10)Pelaksanaan tugas lain berdasarkan kebijakan Wali Kota serta
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kepala Dinas
Kesehatan

Sekretaris Dinas

KELOMPOK Subbag Umum


JABATAN & Kepegawaian
FUNGSIONAL
Subbag
Program &
Keuangan

Bidang Bidang Bidang


Pelayanan Sumber Daya Pencegahan &
Kesehatan Penanggulangan
Kesehatan
Penyakit

Seksi Pelayanan Seksi Surveilance


Keshatan Dasar Seksi Sumber
& Imunisasi DAya MAnusia
Seksi Pelayanan Seksi Pencegahan Seksi Promosi &
Kesehatan & pengendalian
Pengembangan Informasi
Penyakit Menular
Kesehatan

Seksi Jaminan & Seksi Penyakit Seksi Sarana &


Operasional Tidak Menular Prasarana
Kesehatan

UPT

Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Cirebon

2
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi Bidang Pelayanan
Kesehatan, membawahkan :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Pengembangan.
c. Seksi Jaminan dan Operasional Pelayanan Kesehatan.
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi dan
membawahkan beberapa staff pelaksana serta staff fungsional. Dalam
era kepemimpinan transformasional diperlukan keterampilan melakukan
komunikasi efektif baik secara vertical, horizontal maupun diagonal.
Diperlukan juga pemimpin yang mampu berkolaborasi maupun
berkoordinasi dengan baik dengan semua jejaring kerja dan jaringan
kerja bidang tugasnya.

b). Identifikasi Masalah Bidang Pelayanan Kesehatan


Upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas
pembangunan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan estimasi, jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 271.066.366 jiwa
yang terdiri atas 136.142.501 jiwa penduduk laki-laki dan 134.923.865
jiwa penduduk wanita.

Keberhasilan program kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator


utama angka kematian ibu (AKI). Kematian ibu didefinisikan sebagai
semua kematian selama periode kehamilan, persalinan dan nifas atau
sebab lain. Kematian ibu di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 4627
kematian. Kota Cirebon angka kematian ibu pada tahun 2020 terdapat 2
kematian ibu. Meningkat di tahun 2021 sampai dengan bulan Agustus
menjadi 10 kematian ibu.

Diperlukan upaya untuk menurunkan kematian ibu dengan


meningkatkan indikator kinerja :

1). Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Penilaian kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat


cakupan K4. Cakupan ke-4 adalah jumlah ibu hamil yang telah

3
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4
kali dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kurun waktu
1 tahun. Untuk cakupan K4 tahun 2020 di Indonesia sebesar 84,6%
sedangkan untuk tingkat provinsi Jawa barat sebesar 96,0%, di Kota
Cirebon sebesar 91, 14%

2). Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Pelayanan kesehatan ibu bersalin dilakukan dengan melihat cakupan


PF. Cakupan PF adalah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar yaitu ditolong oleh tenaga kesehatan
berkompeten dan di fasilitas pelayanan kesehatan. Angka persalinan
ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan di Indonesia sebesar
86%. Sedangkan di tingkat provinsi Jawa barat sebesar 94%, di tingkat
kota Cirebon 92,8%.

3). Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas dilakukan dengan melihat cakupan


KF lengkap. Cakupan KF lengkap adalah ibu nifas yang telah melakukan
kunjungan nifas sebanyak 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan. Angka
cakupan KF di Indonesia 88,3% sedangkan tingkat provinsi Jawa barat
95, 5%, tingkat kota Cirebon 94,5%

Berdasarkan analisis laporan kinerja Program KIA TA 2020 dengan


situasi dan kondisi masih dalam masa Pandemi Covid-19, target kinerja
program KIA belum tercapai, ditandai dengan kesakitan serta kematian
ibu dan bayi yang meningkat pesat melebihi 100% dari target yang telah
ditetapkan.
Kota Cirebon mempunyai inovasi berupa Rumah Sakit Berbasis
Masyarakat (RSBM) sebagai salah satu upaya penurunan angka
kematian ibu. RSBM merupakan pelayanan kesehatan berupa deteksi
dini ibu hamil, penapisan ibu hamil resiko tinggi dan transfer of
knowledge yang dilakukan oleh dokter spesialis yang melakukan
pelayanan kesehatan di Puskesmas binaan. RSBM di Kota Cirebon
sudah digagas sejak tahun 2006-2007. Sampai dengan tahun ini terdapat
4
13 dokter spesialis obstetri ginekologi, 9 spesialis anak dan 3 spesialis
jantung yang melakukan pelayanan kesehatan di 13 Puskesmas RSBM.
Pada tahun 2021 terjadi kenaikan jumlah kematian Ibu dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya, hal ini memerlukan suatu inovasi tambahan
untuk mengoptimalkan peran RSBM dalam menurunkan kematian ibu
dengan penanganan dan penanggulangan medis pada kasus ibu hamil
atau ibu bersalin berisiko tinggi lebih cepat serta tepat.

Permenkes Nomor 31 Tahun 2019 tentang sistem informasi


Puskesmas integrasi data kesehatan yang tepat waktu dan
berkesinambungan sangat penting untuk menggambarkan kondisi
kesehatan masyarakat. Namun demikian, masih adanya pencatatan dan
pelaporan yang dilakukan secara manual mengakibatkan terjadi
keterlambatan informasi status kesehatan ibu hamil baik di fasilitas
Kesehatan tingkat pertama maupun di fasilitas Kesehatan tingkat rujukan
(RS).

ANALISIS RSBM MELALUI SWOT

INTERNAL EKSTERNAL

STRENGHT (S) WEAKNESS OPPORTUNITY THREATH (T)


(W) (O)
Komitmen RSBM belum Karakteristik Sosialisasi dan
Stakeholder memiliki SOP sebagian besar kemitraan
( Kadinkes, (Standard masyarakat Kota Program RSBM
Kepala UPT Operational Cirebon yang belum dilakukan
Puskesmas, Procedure ) sudah mengenal pada sektor usaha
Direktur RS dan teknologi informasi. (swasta) dan
Organisasi organisasi
Profesi POGI, IBI, masyarakat
IDAI ) wanita.
melaksanakan
program inovasi
RSBM
Program Pencatatan dan Dukungan Situasi pandemi
Kesehatan Ibu Pelaporan pemberdayaan COVID-19
menjadi Indikator kegiatan RSBM masyarakat melalui mengharuskan
penentu derajat masih manual Kader Siaga Ibu para tenaga
Kesehatan sehingga sulit Hamil kesehatan
masyarakat suatu dianalisis secara beradaptasi
negara sehingga real-time dengan Protokol
diperlukan membuat Kesehatan ketat
strategi inovasi penanganan untuk tetap

5
(RSBM) medis pada ibu melayani pasien
hamil sering dengan optimal.
terlambat

Monitoring dan Kesadaran Kematian Ibu


Dukungan legal evaluasi RSBM masyarakat yang meningkat
formal sudah ada belum cukup tinggi untuk dibandingkan
(SK Tim Kerja dilaksanakan memeriksakan dengan target
RSBM) optimal kehamilan, yang sudah
ditetapkan.
Pemetaan data Peningkatan
Ibu hamil dan Ibu sarana Prasarana
bersalin berisiko RSBM melalui
tinggi belum teknologi IT masih
optimal kurang.

Table 1.1. Analisis RSBM melalui SWOT

Berdasarkan analisis WT dan WO maka diperlukan optimalisasi RSBM


dengan pendekatan media komunikasi dan informasi yang beradaptasi pada
perkembangan teknologi informatika yang dapat diakses oleh Dinas
Kesehatan dan Stakeholder dengan cepat dan real-time agar penanganan
pada Ibu hamil dan Ibu bersalin yang memiliki risiko tinggi mendapat
penanganan medis yang tepat. Selanjutnya berdasarkan hal tersebut dia
atas maka Action Leader mempertimbangkan merancang aksi perubahan
berupa LADIS (Layanan Digital Informasi RSBM) Kota Cirebon.
Layanan aplikasi yang dapat mencatat data pelayanan kesehatan ibu
hamil sehingga dapat diakses secara real-time. Aplikasi tersebut merupakan
suatu inovasi dari Kota Cirebon yang merupakan kolaborasi antara fasilitas
Kesehatan tingkat pertama (Puskesmas), fasilitas Kesehatan tingkat rujukan
(rumah sakit) dan RSBM Kota Cirebon.

c) TUJUAN

6
Rencana Aksi Perubahan ini disusun sebagai persyaratan tugas
akhir Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) dan memiliki tujuan
antara lain :
Tujuan Off Campus
1) Tersedianya komitmen internal dibuktikan dengan adanya SK Tim
Efektif
2) Memberikan pemahaman perubahan informasi kesehatan ibu hamil
secara manual menjadi digital kepada Stakeholder internal & eksternal
melalui kegiatan sosialisasi LADIS.
3) Penandatanganan Komitmen Bersama Peningkatan Kinerja
Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Layanan Digital Informasi RSBM
(LADIS ) Kota Cirebon.
4) Tersedianya persetujuan dan dukungan dari Sekretaris daerah,
Kepala Dinas Kesehatan serta stakeholders lainnya dibuktikan
dengan Surat Keterangan Dukungan dan Persetujuan tentang
pelaksanaan.

Tujuan Paska Diklat


1) Terlaksananya LADIS di 22 Kelurahan Kota Cirebon
2) Terintegrasinya LADIS dalam portal layanan publik Pemerintah Kota
Cirebon.
3) Terlaksananya monitoring dan evaluasi LADIS Kota Cirebon.
4) Terlaksananya pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan LADIS Kota
Cirebon.

d). MANFAAT
1) Manfaat Internal Bagi Dinas Kesehatan Kota Cirebon
a) Meningkatnya kinerja Bidang Pelayanan Kesehatan melalui
layanan digital informasi Kesehatan Ibu dan Anak.
b) Meningkatnya kinerja RSBM Kota Cirebon dengan tersedianya
data based ibu hamil, ibu hamil risiko tinggi dan ibu hamil yang
memiliki potensi besar untuk terjadinya kematian secara real-
time.

7
c) Terlaksananya penanganan dan penanggulangan medis pada
ibu hamil atau ibu bersalin dengan cepat, tepat dan sesuai
dengan standar pelayanan Kesehatan.

2) Manfaat Eksternal
a) Meningkatnya kolaborasi dan koordinasi antar Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi pemangku
kepentingan dan masyarakat serta organisasi profesi dalam
upaya Kesehatan Ibu dan Anak di Kota Cirebon.
b) Terwujudnya Layanan Digital Informasi RSBM secara real-
time yang diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat luas khususnya bagi peningkatan kinerja
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
c) Menurunnya kesakitan serta kematian ibu dan anak di Kota
Cirebon.

e). RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari aksi perubahan ini adalah “Peningkatan Kinerja
Kesehatan Ibu dan Anak melalui LADIS di Kota Cirebon” Layanan
Informasi yang dirancang oleh Dinas Kesehatan untuk memudahkan
pemangku kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat dalam program
Kesehatan ibu dan anak untuk dapat melakukan pengelolaan,
aksesibilitas, dan interaksi satu dengan lainnya dengan mudah.

2. INOVASI DAN OUTPUT RENCANA AKSI PERUBAHAN


a) INOVASI
Inovasi dari Rencana Aksi Perubahan ini berupa Layanan Digital
Informasi RSBM yang diberi nama LADIS dan diharapkan dapat
terintegrasi dengan portal layanan publik milik Pemerintah Kota
Cirebon.

b) OUTPUT
1) Layanan Digital Informasi RSBM (LADIS) Kota Cirebon

8
2) Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang LADIS
3) Laporan pelaksanaan sosialisasi
4) Laporan Implementasi LADIS
5) Laporan monitoring dan Evaluasi
3. TATA KELOLA SUMBER DAYA
a. PENGORGANISASIAN SUMBER DAYA MANUSIA

Struktur organisasi dalam Rancangan Aksi Perubahan ini


secara sederhana disusun sebagai berikut:
Drs. Agus Mulyadi, M.Si
Sekretaris Daerah
(SPONSOR)

DR. Dra. KRISTIANA LUSIATI Dr. EDY SUGIARTO, MKes


Pembina Tingkat 1 (MENTOR)
(COACH)

Dr. JULIANTINA MULUS RAHAJU


(ACTION LEADER)

TIM EFEKTIF
.
Gambar 3.1. Bagan Pengorganisasian SDM pada Rancangan Aksi
Perubahan

KETERANGAN :

1) Sponsor : Drs. AGUS MULYADI, M.Si (Sekretaris Daerah)


a) Sekretaris Daerah merupakan pimpinan tertinggi ASN di
Pemerintah Daerah Kota Cirebon, sehingga merupakan
stakeholder utama atau promoters yang bisa mempengaruhi/
mengajak stakeholder lain untuk berpartisipasi dalam rencana
aksi perubahan;

b) Sekretaris Daerah juga dapat memberikan dukungan


strategis, arahan dan masukan atas seluruh kegiatan rencana
aksi perubahan.

9
2) Mentor : Dr. EDY SUGIARTO, Mkes. ( Kepala Dinas Kesehatan
Kota Cirebon)
a) Kepala Dinas Kesehatan selaku atasan langsung dapat
memberikan bimbingan dan arahan kepada Action Leader
b) Memberikan solusi mengenai kendala yang dihadapi selama
Rencana Aksi Perubahan berlangsung

c) Dapat menjalin komunikasi kepada Coach apabila peserta


Diklat PKA mengalami kendala.

3) Coach: DR. Dra. KRISTIANA LUSIATI, Msi


a) Memberikan bimbingan dan arahan kepada Action Leader
b) Memberikan solusi mengenai kendala yang dihadapi selama
Rencana Aksi Perubahan berlangsung

c) Menjalin komunikasi antara Mentor dengan Action Leader


apabila mengalami kendala dalam pelaksanaan Rencana Aksi
Perubahan.

4) Action Leader: dr. JULIANTINA MULUS RAHAJU, M.KM


(Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan)
a) Memimpin pelaksanaan Rencana Aksi Perubahan;
b) Mengadakan pendampingan pembuatan, sosialisasi,
implementasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Aksi
Perubahan.

c) Menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan administrasi


dan teknis keperluan kegiatan pelaksanaan Rencana Aksi
Perubahan.

5) Tim Efektif:
a) Memberikan informasi kepada Action Leader dalam rangka
proses berlangsungnya pelaksanaan Rencana Aksi
Perubahan;

10
b) Membantu Action Leader dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi kegiatan Aksi
Perubahan.

b. PENGANGGARAN
Anggaran yang digunakan dalam kegiatan Aksi Perubahan ini
bersumber dari swadaya Action Leader.

c. SARANA PRASARANA
Sarana Prasarana yang digunakan untuk mendukung Aksi
Perubahan ini adalah sebagai berikut :
1) 1 buah pc computer
2) 1 buah Laptop
3) 1 buah printer
4) 1 buah smartphone untuk dokumentasi dan komunikasi
5) ATK (Kertas, Tinta, spidol, ballpoint, Flasdisk)
6) Server
7) Jaringan Internet
d. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan Aksi Perubahan ini antara
action leader dengan Stakeholder Internal maupun eksternal adalah
komunikasi yang dapat berupa :
1) Komunikasi Persuasive
2) Komunikasi Informatif
3) Komunikasi Instruksif

4. STAKEHOLDER
a. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER

Stakeholder adalah seseorang maupun kelompok orang yang


punya kepentingan secara langsung / tidak langsung dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi atas aktivitas dan eksistensi organisasi.
Stakeholder terdiri dari :

11
1) Stakeholder Internal yang terkait dalam rencana aksi perubahan ini
antara lain Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Kepala Dinas Kesehatan
Kota Cirebon, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Kepala
Seksi Pelayanan Kesehatan Pengembangan, Kepala Seksi Jaminan
dan Operasional Kesehatan, Pejabat Fungsional KIA, Programmer
Komputer, dan Operator Komputer.

2) Stakeholder Eksternal yang terkait dengan rencana aksi perubahan


ini adalah Direktur RS, Dinas Komunikasi Informasi & Statistik (DKIS),
Organisasi Profesi POGI, IDAI, IBI, Kepala UPT Puskesmas, Lurah,
Kader Siaga dan Masyarakat.

No Deskripsi Posisi Pengaruh Nilai

A STAKEHOLDER INTERNAL
1 Sekretaris Daerah merupakan Sangat Sangat 9
Mendukung Tinggi
pimpinan tertinggi ASN di (Promoters)
Pemerintah Daerah Kota +++

Cirebon, sehingga bisa


mempengaruhi/ mengajak
stakeholder lain untuk
berpartisipasi dalam rencana
aksi perubahan dan
memberikan dukungan
strategis, arahan dan
masukan atas seluruh
kegiatan rencana aksi
perubahan
2 Kepala Dinas Kesehatan Sangat Sangat 9
Mendukung Tinggi
Kota Cirebon selaku atasan (Promoters)
+++
langsung mendukung penuh
dan dapat memberikan
bimbingan dan arahan serta
memberikan solusi mengenai
kendala yang dihadapi

12
selama Rencana Aksi
Perubahan berlangsung
3 Kepala Seksi Pelayanan Sangat Tinggi 7
Mendukung
Kesehatan Dasar yang (Defenders)
+++
mendukung penuh dan masuk
sebagai Tim Efektif selaku
Tim Teknis yang membantu
Rencana Aksi Perubahan
4 Kepala Seksi Pelayanan Sangat Tinggi 7
Mendukung
Kesehatan Pengembangan (Defenders)
yang mendukung penuh dan +++

masuk sebagai Tim Efektif


selaku Tim Administrasi yg
membantu Rencana Aksi
Perubahan
5 Kepala Seksi Jaminan dan Sangat Tinggi 8
Mendukung
Operasional Kesehatan (Defenders)
mendukung penuh dan masuk +++

sebagai Tim Efektif selaku


Ketua Tim Pendukung yang
membantu Rencana Aksi
Perubahan
6 Pejabat Fungsional KIA yang Sangat Sedang 5
Mendukung
mendukung penuh dan masuk (Defenders)
sebagai Tim Efektif +++
7 Programmer Komputer Non Sangat Rendah 3
Mendukung
ASN mendukung penuh dan (Defenders)
masuk sebagai Tim Efektif +++

selaku Pengembang Aplikasi


Layanan Digital
8 Operator Komputer Non ASN Mendukung Rendah 3
(Defenders)
mendukung penuh dan masuk ++
sebagai Tim Efektif selaku
Dokumentasi dan Komunikasi
B STAKEHOLDER EKSTERNAL
1 Dinas Komunikasi Informasi & Sangat Sangat 9
Mendukung Tinggi
Statistik (Latens)
+++
2 Kepala UPT Puskesmas Sangat Sangat 9

13
Mendukung Tinggi
(Latens)
+++
3 Organisasi Profesi Mendukung Tinggi 7
(Latens)
POGI,IDAI , IBI ++
3 Direktur RS Mendukung Tinggi 7
(Latens)
++
4 Kader Warga Siaga Mendukung Tinggi 7
(Apathetics)
++
5 Lurah Netral Rendah 2
(Apathetics)
+
6 Masyarakat Netral Rendah 2
(Apathetics)
+

Tabel 4.2. Identifikasi Stakeholder.

14
JENIS STRATEGI
KELOMPOK STAKEHOLDERS
TIM STAKEHOLDERS KOMUNIKASI
NO STAKEHOLDERS
EFEKTIF PRIM SEKUN UTA PROMOT DEFEND LATEN APATETH
ER DER MA ERS ERS S ICS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A. STAKEHOLDER INTERNAL
1. Sekretaris Daerah √ +++ (9) Manage Closely (MC)
2. Kepala Dinas Kesehatan Kota √ +++ (9) Manage Closely (MC)
Cirebon
3. Kepala Seksi Pelayanan √ √ +++ (7) Keep Informed (KI)
Kesehatan
4. Kepala Seksi Pelayanan √ √ +++ (7) Keep Informed (KI)
Kesehatan Pengembangan
5. Kepala Seksi Jaminan dan √ √ +++ (7) Keep Informed (KI)
Operasional Kesehatan

6. Pejabat Fungsional Pelayanan √ √ +++ (5) Keep Informed (KI)


Kesehatan Dasar ( KIA)
7. Programmer Komputer Non ASN √ √ +++ (3) Keep Informed (KI)
8. Operator Komputer Non ASN √ √ ++ (3) Keep Informed (KI)
B. STAKEHOLDER EKSTERNAL

15
1. DKIS √ +++ (9) Keep Statisfied (KS)
2. Kepala UPT Puskesmas √ ++ (7) Keep Statisfied (KS)
3. Direktur RS √ ++ (7) Keep Statisfied (KS)
4 Organisasi Profesi POGI,IDAI, IBI √ ++(7) Keep Statisfied (KS)
5. Lurah √ ++ (3) Minimal Effort (ME)
6. Masyarakat dan Kader Warga √ ++ (3) Minimal Effort (ME)
Siaga

Tabel 4.2. Nilai Dukungan dan strategi komunikasi Stakeholders

16
b. PETA JEJARING KERJA

Mendayagunakan jejaring kerja dilaksanakan untuk mencapai tujuan


organisasi sekaligus memberikan kebermanfaatan atau nilai pada organisasi
dalam mencapai kinerja yang ditargetkan juga pada pihak lain yang ada di
dalam jejaring. Pemetaan Stakeholder digambarkan dalam peta jejaring kerja
untuk memetakan alur komunikasi dan koordinasi sebagai berikut:

SPONSOR
SEKDA

PUSKESMAS
MENTOR
RUMAH
KADINKES
SAKIT

DISKOMINFO
KASEKSI YANDAS

ORGANISASI ACTION KASEKSI YANKES


PROFESI LEADER PENGEMBANGAN
( POGI. IBI, IDAI )

KASEKSI JAMINAN
MASYARAKAT KESEHATAN

KADER WARGA
SIAGA
TIM TIM TIM TEKNIS
ADMINISTRASI PENDUKUNG IT
LURAH

Gambar 4.1. Peta Jejaring Kerja Rancangan Aksi


Perubahan
Keterangan :
Perintah
Laporan dan Konsultasi
Koordinasi

17
Sosialisasi
Perintah dan Informasi

c. KUADRAN STAKEHOLDER

Selanjutnya akan digambarkan strategi komunikasi dengan seluruh


stakeholder, sebagai berikut:

LATENTS High Influence PROMOTERS


High Influence, Low Interest ( +/- ) High Influence, High Interest
Kepala DISKOMINFO ( +/+ )
Kepala UPT Puskesmas Sekretaris Daerah
Direktur RS Kepala Dinas Kesehatan Kota
Organisasi Profesi (POGI, Cirebon
IDAI, IBI )

High Interest
PROJECT
LEADER

APATHETICS DEFENDERS
Low Influence, Low Interest ( -/- ) Low Influence, High Interest ( -/+ )
Lurah Kepala Seksi Pelayanan
Kader Warga Siaga Kesehatan
Masyarakat Kota Cirebon Kepala Seksi Pelayanan
Kesehatan Pengembangan
Kepala Seksi JAminan &
Operasional Kesehatan
Pejabat Fungsional KIA
Programmer Non ASN
Operator Non ASN

Gambar.4.2. Kuadran Stakeholder

Keterangan :
Promoters : Stakeholders pada kuadran ini merupakan stakeholders yang
mempunyai kepentingan besar terhadap aksi perubahan dan juga
memiliki pengaruh atau kekuatan yang tinggi untuk membantu
membuat aksi perubahan tersebut berhasil. Metode komunikasi
yang dilakukan pada kelompok ini lebih banyak dilakukan secara

18
tatap muka langsung, selalu mendengarkan mereka dan menjalin
komunikasi dengan baik serta menjaga agar mereka tetap
mengikuti perkembangan issue aksi perubahan. Komunikasi yang
dibangun bersama stakeholder ini adalah Manage Closely (MC)
Defenders : Stakeholders pada kuadran ini adalah stakeholders yang memiliki
kepentingan besar untuk kegiatan tersebut berjalan, akan tetapi
pengaruh/kekuatannya kecil untuk mempengaruhi aksi
perubahan. Metode komunikasi yang dilakukan adalah dengan
merencanakan apa yang akan dikomunikasikan dan
melaksanakan rapat kecil terkait peran apa yang diharapkan dari
mereka. Komunikasi yang dibangun bersama stakeholder ini
adalah Keep Informed (KI)
Latents : Stakeholders pada kuadran ini merupakan stakeholders yang
tidak mempunyai kepentingan khusus dalam aksi perubahan,
tetapi mempunyai pengaruh/kekuatan besar untuk mempengaruhi
aksi perubahan jika mereka tertarik pada aksi perubahan
tersebut. Metode komunikasi yang dilakukan adalah
menggunakan media diskusi dalam memperoleh masukan
tentang aksi perubahan, serta memastikan dukungan dari
mereka. Komunikasi yang dibangun bersama stakeholder ini
adalah Keep Satisfied (KI)
Apathetics : Stakeholders pada kuadran ini memiliki tingkat kepentingan dan
pengaruh mendukung aksi perubahannya sangat rendah.
Komunikasi yang dibangun bersama stakeholder ini adalah
Minimal Effort (ME).

5. PENTAHAPAN RENCANA AKSI / MILLESTONE

No. Tahapan Kegiatan (milestone) Waktu Evidence


Off campus (60 hari kalender)
I Tahap Perencanaan Minggu I
a. Laporan kepada Mentor 11 Oktober 2021 Surat Nota Dinas
tentang rencana aksi Dokumentasi Foto

19
perubahan yang akan
dilaksanakan;
b. Pengumpulan bahan dan data 12 s.d. 13  Surat Permohonan
yang diperlukan untuk aksi Oktober 2021 Pemanfaatan Data

perubahan.  Surat-surat
pendukung lainnya
 Dokumentasi foto
pengumpulan data
c. Menyusun rencana kegiatan 13 s.d. 15  Dokumentasi

dan menyiapkan kelengkapan Oktober 2021 Foto

administrasi.  Hasil Format data


yang diperlukan
untuk Menyusun
LADIS
II Tahap Pengorganisasian Minggu II
a. Penyusunan dan penerbitan  Surat Keputusan
Surat Perintah tentang Kepala Dinas
Pembentukan Tim Efektif; untuk Tim Efektif
b. Rapat kerja dan konsolidasi  Notulensi Hasil
Tim Efektif untuk pembagian Rapat
18 s.d. 22
tugas dalam pelaksanaan dan  Dokumentasi foto
Oktober 2021
pengembangan rencana aksi
perubahan;
c. Membangun Komitmen Tim  Pernyataan
Efektif terhadap pelaksanaan Komitmen Tim
Aksi Perubahan. Efektif
III Tahap Pelaksanaan Minggu III
dan
Minggu VI
a. Koordinasi dengan 25 Oktober s.d. Berita acara
Stakeholder Internal (Kepala 5 November koordinasi
Dinas, Kepala Seksi, Tim 2021
Efektif) dan
b. Koordinasi dengan Berita Acara
Stakeholder Eksternal Koordinasi
(DISKOMINFO, POGI, IBI,
Lurah, Warga Siaga Bumil)
dalam penyusunan LADIS,
c. Tim Teknis merancang Format Data

20
Sistem Layanan Digital Layanan Digital
d. Integrasi LADIS kedalam Aplikasi yang
SIstem Informasi Pemerintah terintegrasi
Kota Cirebon melalui
DISKOMINFO
e. Melaksanakan sosialisasi Laporan dan
aksi perubahan dokumentasi
kegiatan
f. Uji coba dan implementasi Laporan dan
aksi dokumentasi
perubahan kegiatan
Tabel 5.1. Pentahapan Rancangan Aksi Perubahan

6. MANAJEMEN RISIKO
Dalam melaksanakan Rencana Aksi Perubahan tidak terlepas dari risiko
yang akan dihadapi seperti Manajemen Resiko sebagai berikut :
a. Potensi Masalah
1) Padatnya kegiatan mengakibatkan aksi perubahan yang direncanakan
tidak dapat terlaksana secara optimal;
2) Terbatasnya waktu penyusunan aksi perubahan dikarenakan terbentur
dengan rutinitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

b. Risiko
Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan aksi perubahan :
1) Aksi perubahan ada kemungkinan tidak sesuai jadwal yang telah
ditentukan karena rutinitas pekerjaan yang banyak;
2) Hasil aksi perubahan tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
karena banyak aktifitas lain yang dikerjakan oleh pejabat pelaksana
teknis kegiatan;
3) Administrasi dan dokumentasi output kegiatan tidak lengkap;
4) Keterbatasan sumber daya pelaksanaan kegiatan;
5) Kegiatan berpotensi terhambat karena pemberlakuan pembatasan
kegiatan masyarakat terkait pandemi covid-19.

c. Strategi mengatasi masalah

21
1) Mengadakan pertemuan rutin dengan tim efektif untuk memberikan
pemahaman tentang pentingnya pelaksanaan aksi perubahan untuk
tercapainya peningkatan pelaporan kegiatan yang lebih optimal dan
tepat waktu;
2) Menyusun penjadwalan yang optimal serta mengaktifkan semua tim
kerja secara maksimal dalam pelaporan kegiatan;
3) Menjalin hubungan baik melalui komunikasi efektif serta membangun
komitmen bersama yang kuat untuk mencapai pelaporan kegiatan yang
lebih optimal serta tepat waktu;
4) Melakukan koordinasi dan komunikasi secara intens dengan semua
stakeholder baik internal maupun eksternal.

7. PENUTUP
Demikian Rencana Aksi Perubahan dengan tema Peningkatan Kinerja
Kesehatan Ibu dan Anak melalui Layanan Digital Informasi RSBM (LADIS)
ini saya sampaikan untuk menjadi bahan pertimbangan selanjutnya. Rancangan
Aksi Perubahan (RAP) ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahannya. Action Leader sangat mengharapkan kritik dan saran dari
Mentor, Coach, dan Penguji demi perbaikan Rancangan Aksi Perubahan ini.

Bandung, 04 Oktober 2021


Action Leader

Dr. JULIANTINA MULUS RAHAJU, M.KM


No. Siswa: 202109061410

22
23

Anda mungkin juga menyukai