Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN INDIVIDU HASIL STUDI LAPANGAN

ADOPSI DAN ADAPTASI INOVASI PELAYANAN


PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KOTA BANJARMASIN
UNTUK DAPAT DITERAPKAN
DI KELURAHAN BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO
KOTA SALATIGA

DISUSUN OLEH

NAMA : IKA MANDIRA RENASARI, S. Kep. NS.


NO PRESENSI : 05

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN I


PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REGIONAL
YOGYAKARTA
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN INDIVIDU STUDI LAPANGAN

JUDUL : ADOPSI DAN ADAPTASI INOVASI PELAYANAN


PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL KOTA BANJARMASIN
UNTUK DAPAT DITERAPKAN DI KELURAHAN
BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA
SALATIGA

DISUSUN OLEH : IKA MANDIRA RENASARI, S.Kep., NS


NO PRESENSI : 05

Menyetujui,
Pembimbing Lapangan I Peserta

Imelda Kun Wahyuningtyas, S.H., M.Si. Ika Mandira Renasari, S.Kep., Ns


NIP. 19660819 199403 2 001 NIP. 19830511 200902 2 001

Pembimbing Lapangan II

Drs. H. Mirza Erapunagi


NIP. 19650623 199403 1 001

Mengetahui,
Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Regional Yogyakarta

Ir. R. AGUS IRAWAN, MP


Pembina Utama Muda
ii
NIP. 19660814 199903 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Studi Lapangan tepat waktu.
Studi Lapangan merupakan salah satu kegiatan dalam
pelaksanaan Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I Tahun
2022. Adapun Studi Lapangan dilaksanakan di Kota Banjarmasin dengan
3 (tiga) OPD tujuan yaitu : Dinas Komunikasi Informasi Dan Statistik,
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan Dinas Penanaman Modal
Terpadu Satu Pintu Kota Banjarmasin. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengamati serta menyerap inovasi yang dilaksanakan pada Kota
Banjarmasin agar dapat diadopsi dan/atau diadaptasi di tempat tugas
masing-masing.
Laporan Hasil Studi Lapangan ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu kelancaran tugas ini diantaranya:
1. Kepala PPSDM Kemendagri Regional Yogyakarta beserta jajarannya
yang telah menyediakan berbagai fasilitas dalam penyelenggaraan
Studi Lapangan ini;
2. Asisten I Kota Banjarmasin dan para Kepala OPD yang telah
menerima penulis dengan baik dan memberikan informasi yang
dibutuhkan;
3. Ibu Fakhriyawati, S. Sos., MA selaku Kabid Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan Kota Banjarmasin sebagai narasumber
dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Banjarmasin.
4. Ibu Dra. Imelda Kun Wahyuningtyas, S.H., M.Si. dan Bapak Drs. H.
Mirza Erapunagi selaku pembimbing;

iii
5. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang
telah membantu kelancaran pelaksanaan dan penyusunan Laporan
Hasil Studi Lapangan ini.
Kami menyadari bahwa Laporan Hasil Studi Lapangan ini masih
sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik dari
pembaca sangat kami harapkan dalam rangka penyempurnaan tulisan ini.
Akhirnya penulis berharap, Laporan Hasil Studi Lapangan ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Salatiga, 4 April 2021

Ika Mandira Renasari, S. Kep., Ns

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………... i


HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..................... vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….. vii
A. PROFIL ORGANISASI …………………………………………………......... 1
B. PROFIL PELAYANAN ………………………………………………………... 4
C. ANALISA MASALAH PELAYANAN …………………………………………. 5
D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH ……….…………………………... 9
1. Terobosan/Inovasi ………………………………………………………….. 9
2. Tahapan Kegiatan ………………………………………………………… 13
3. Sumber Daya (Peta dan Pemanfaatn) …………………………………. 17
4. Manajemen Mutu ………………………………………………………… 19
E. KESIMPULAN …………………………………………………………………... 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………... 21

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Kelurahan Blotongan Kecamatan 3


Sidorejo Kota Salatiga .…………………………………
Gambar 2. Diagram Fishbone Analisi Masalah ............................ 9
Gambar 3. Identifikasi Stakeholder Menggunakan Empat 17
Kuadran ......................................................................

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tahapan Kegiatan/Milestone ……………………………. 13

vii
LAPORAN INDIVIDU STUDI LAPANGAN
ADOPSI DAN ADAPTASI INOVASI PELAYANAN PADA DINAS
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANJARMASIN
UNTUK DAPAT DITERAPKAN DI KELURAHAN BLOTONGAN
KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA

Nama : Ika Mandira Renasari, S.Kep., NS


Jabatan : Kasi Sospermas Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga

A. PROFIL ORGANISASI
Kota Salatiga adalah salah satu Kota yang termasuk ke dalam
Wilayah Administratif Provinsi Jawa Tengah. Sesuai dengan Perwali Kota
Salatiga Nomor 30 Tahun 2021 tentang penetapan dan penegasan batas
wilayah kecamatan dan kelurahan di Kota Salatiga, terdapat 4 kecamatan,
yaitu Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Tingkir, Kecamatan Argomulyo
Dan Kecamatan Sidomukti. Objek penetapan dan penegasan batas
wilayah Kecamatan Sidorejo meliputi 6 kelurahan, yaitu Kelurahan
Blotongan, Kelurahan Sidorejo Lor, Kelurahan Bugel, Kelurahan Kauman
Kidul, Kelurahan Salatiga, Dan Kelurahan Pulutan.
Visi dan Misi Pembangunan Kota Salatiga tertuang dalam Perda
Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2018 Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Salatiga Tahun 2017-2022. Visi Kota
Salatiga adalah:
“Salatiga HATI BERIMAN yang SMART”
Berdasarkan pernyataan visi di atas, maka terdapat makna yang
terkandung dalam visi tersebut berdasarkan masing-masng frase. Visi
Kota Salatiga memiliki dua frase, yaitu kata HATI BERIMAN dan kata
SMART. Kata HATI BERIMAN merupakan singkatan dari kata SEHAT,
TERTIB, BERSIH, INDAH dan AMAN. Sementara itu kata SMART

1
merupakan singkatan dari SEJAHTERA, MANDIRI dan
BERMARTABAT.
Untuk mencapai visi “Salatiga Hari Beriman yang Smart” ditetapkan
9 (sembilan) misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, mewujudkan
SDM yang handal dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan
keluarga berencana.
3. Meningkatkan ketentraman, ketertiban dan kondusifitas
wilayah.
4. Meningkatkan kualitas penataan ruang dan infrastruktur
perkotaan yang berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan air bersih, sanitasi dan
lingkungan permukiman kota.
6. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berorientasi pada
Usaha Menengah Kecil dan Mikro.
7. Meningkatkan kerjasama, daya saing daerah dan daya tarik
investasi dan memperluas akses lapangan pekerjaan.
8. Meningkatkan kesejahteraan sosial, kesetaraan gender dan
perlindungan anak.
9. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mewujudkan
tatakelola pemerintahan yang baik (good governance).

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah


kecamatan, yang dibentuk untuk membantu atau melaksanakan sebagian
tugas camat. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 12
Tahun 2008 dan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 118 Tahun 2020,
tugas pokok dari Kelurahan adalah membantu atau melaksanakan
sebagian tugas Camat dalam rangka meningkatkan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan
masyarakat Kelurahan serta tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

2
Kelurahan Blotongan merupakan bagian dari wilayah Kecamatan
Sidorejo, berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 118 Tahun 2020
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata
Kerja Kecamatan dan Kelurahan, Kelurahan merupakan perangkat
Kecamatan yang dibentuk untuk membantu atau melaksanakan sebagian
tugas Camat. Kelurahan dipimpin oleh Lurah selaku perangkat Kecamatan
dan bertanggung jawab kepada Camat.
Adapun Susunan Organisasi Kelurahan Blotongan adalah sebagai
berikut:
a. Lurah;
b. Sekretariat Kelurahan
c. Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum.
d. Seksi Ekonomi dan Pembangunan.
e. Seksi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat.
Struktur Organisasi Kelurahan Blotongan sesuai dengan Peraturan
Walikota Salatiga Nomor 118 Tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan
adalah sebagai berikut:
Struktur Organisasi Kelurahan Blotongan

Gambar 1 Struktur Organisasi Kelurahan Blotongan

3
Secara umum Kelurahan Blotongan berada pada ketinggian antara
450–675 dpl sehingga berhawa sejuk dengan curah hujan tinggi. Struktur
tanah Kelurahan Blotongan terdiri dari perbukitan, tanah miring, tanah
permukiman dan persawahan. Sedangkan suhu tertinggi di wilayah
Kelurahan Blotongan mencapai 31,8° celsius dan suhu terendah 23, 89°
celsius.
Kelurahan Blotongan memiliki luas wilayah 423.800 ha. Penggunaan
lahan di Kelurahan Blotongan sebagian besar berupa lahan kering yaitu
seluas 329.156 ha, lahan sawah seluas 74.644 ha dan lahan lainnya
seluas 20.000 ha. Kelurahan Blotongan terdiri dari 15 RW dengan 72 RT.

B. PROFIL PELAYANAN
Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 118 Tahun 2020
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata
Kerja Kecamatan Dan Kelurahan, salah satu jabatan yang berperan
penting adalah Seksi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat yang
bertanggung jawab kepada Lurah. Seksi Sosial dan Pemberdayaan
Masyarakat mempunyai tugas (1) Melaksanakan sebagian tugas Lurah
dilingkup sosial dan pemberdayaan masyarakat. (2) Dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat mempunyai uraian tugas: a. melaksanakan
kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan lingkup tugas seksi
berpedoman pada ketentuan yang berlaku dalam rangka meningkatkan
pemberdayaan masyarakat kelurahan; b. melaksanakan pelayanan
masyarakat sesuai dengan lingkup tugas seksi berpedoman pada
ketentuan yang berlaku dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
publik; dan c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai
dengan lingkup tugasnya.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di kelurahan digunakan untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat di kelurahan dengan

4
mendayagunakan potensi dan sumber daya sendiri. Kegiatan
pemberdayaan masyarakat meliputi:
- Pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu
berupa pelayanan perilaku hidup bersih dan sehat, keluarga
berencana, pelatihan kader kesehatan msyarakat dan kegiatan
pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya.
- Pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan,
antara lain meliputi penyelenggaraan pelatihan kerja, kursus seni
budaya, dan kegiatan pengelolaan pelayanan pendidikan dan
kebudayaan lainnya.
- Pengelolaan kegiatan pengembangan usaha mikro, kecil dan
menengah, meliputi penyelenggaraan pelatihan usaha, pelatihan
start up digital pemasaran produk usaha dan pengelolaan
pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah lainnya.
- Pengelolaan kegiatan lembaga kemasyarakatan meliputi pelatihan
pembinaan lembaga kemasyarakatan kelurahan, yaitu LPMK, RT,
RW, PKK dan karang taruna

C. ANALISA MASALAH KINERJA PELAYANAN


Kelurahan Blotongan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan
Sidorejo dengan wilayah paling luas, dan variasi penduduk yang beragam,
sehingga dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan terdapat berbagai
macam kendala pelayanan maupun masalah dalam masyarakat itu
sendiri.
Pengelolaan kegiatan pelayanan di seksi sosial dan pemberdayaan
masyarakat di kelurahan, terutama berkaitan dengan keluarga berencana.
Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
5
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program KB adalah bagian yang
terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan
untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya
penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional. Karena Keluarga Berencana adalah suatu
program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara
kebutuhan dan jumlah penduduk, maka dari itu program KB ini diharapkan
menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang
berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.
Manfaat KB bagi Pasangan Suami Istri Menjalani program KB sangat
bermanfaat bagi pasangan suami istri, selain membatasi kelahiran, juga
bermanfaat mengurangi risiko penyakit hingga gangguan mental. Lebih
jelasnya, berikut ini beberapa manfat KB untuk pasangan suami istri:
1. Menurunkan risiko kehamilan Alat kontrasepsi berfungsi untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat kontrasepsi juga
berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan terlalu muda atau
terlalu tua. Jika perempuan yang terlalu tua dan belum menopause
melakukan hubungan intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi,
ada kemungkinan terjadi kehamilan. Melahirkan di atas usia 35 tahun
akan berisiko pada wanita dan dapat menyebabkan kematian.
2. Menurunkan risiko kanker pada wanita Kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita, seperti jenis suntik, pil, atau IUD biasanya
mengandung progesteron dan estrogen. Hormon ini dapat
membantu wanita mengendalikan kehamilan dan menurunkan risiko
kanker pada sistem reproduksi. Kanker yang dapat diatasi dua
hormon tersebut adalah kanker indung telur (ovarium) dan kaker
atau dinding rahim (endometrium). Program KB hormonal juga dapat
menurunkan risiko tumbuhnya mioma di rahim.
3. Tidak mengganggu tumbuh kembang anak Jika anak belum satu
tahun sudah memiliki adik, tumbuh kembang anak akan terganggu.
Normalnya jarak anak pertama dan kedua antara 3-5 tahun. Jika

6
anak belum berusia 2 tahun sudah mempunyai adik, ASI untuk anak
tidak bisa penuh 2 tahun sehingga kemungkinan mengalami
gangguan kesehatan. Orang tua yang mempunyai dua anak juga
akan mengalami kesulitan membagi waktu. Maka anak yang lebih
besar akan akan kurang perhatian, meski anak masih membutuhkan
perhatian penuh dari kedua orangtuanya.
4. Risiko radang panggul menurun Hormon untuk KB adalah
bermanfaat menurunkan radang panggul. Radang pada panggul
akan menyerang area rahim, ovarium, dan area sekitar vagina
lainnya. Risiko terkena radang panggul menurun jika wanita
menggunakan program KB jenis implan. Tubektomi juga
menurunkan risiko gangguan pada panggul yang dapat
membahayakan nyawa wanita.
5. Menjaga kesehatan mental Sebagian wanita kemungkinan
mengalami depresi yang cukup hebat setelah melahirkan. Depresi
biasanya hilang jika mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika
terjadi kelahiran anak dengan jarak yang dekat, kemungkinan risiko
depresi semakin besar. Depresi juga dapat terjadi pada ayah karena
tidak siap secara fisik dan mental. Dua kondisi tersebut bisa
dihilangkan dengan melakukan program Keluarga Berencana. Jika
melakukan pengaturan kehamilan, pasangan suami istri bisa hidup
lebih sehat. Bahkan anak bisa tumbuh secara maksimal dan
perencanaan kehamilan akan berjalan matang.
Manfaat KB bagi Anak Ternyata KB tak hanya bermanfaat untuk
pasangan suami istri, program Keluarga Berencana juga bermanfaat bagi
anak, namun bukan berarti anak menjalani program KB. Berikut ini
beberapa manfaat KB untuk anak:
 Dapat mengetahui pertumbuhan anak dan kesehatannya.
 Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang
cukup.
 Perencanaan masa depan dan pendidikan yang baik.
7
Tidak semua pasangan usia subur mengikuti program Keluarga
Berencana. Hal ini merupakan suatu masalah tersendiri, karena bisa
menyebabkan terjadinya ledakan jumlah penduduk. Keluarga dengan
tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah menjadi salah satu
penyebab keengganan keikutsertaan program keluarga berencana.
Salah satu masalah yang ada di wilayah Kelurahan Blotongan
adalah adanya wilayah RW dengan wilayah perumahan padat penduduk
perkotaan. Wilayah tersebut yaitu RW 14, di kampung Perum Sehati,
dengan 10 RT. Luas wilayah 50.045 m2, dengan jumlah rumah 282
dengan 300 KK. Jumlah penduduk pria 445 orang, dan wanita 480 orang.
Jumlah balita 55 anak, dengan jumlah pasangan usia subur 1726 pasang,
jumlah peserta program keluarga berencana sejumlah 1405, dan yang
belum mengikuti program keluarga berencana sejumlah 321 orang. Hal
ini dapat menjadi permasalahan kependudukan tersendiri, karena dengan
kondisi tersebut bisa menyebabkan tidak berjalannya 8 fungsi keluarga
yaitu (1) fungsi keagamaan, (2) fungsi social budaya, (3) fungsi cinta
kasih, (4) fungsi perlindungan, (5) fungsi reproduksi, (6) fungsi sosialisasi
dan pendidikan, (7) fungsi ekonomi dan (8) fungsi pembinaan lingkungan.
Pada era reformasi, program KB di alihkan pada pengembangan
Sumber Daya Manusia yang potensial. Sehingga, diperlukan adanya
upaya peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagai tujuan
prioritas utamanya. Selain itu, program ini dapat diarahkan juga pada
pengaturan dan penataan kelahiran juga pertahanan (langgeng) usia
pernikahan dalam rumah tangga. Perkembangan KB di Indonesia dapat
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung.
Pertama, Faktor penghambat yaitu meliputi: sisi budaya, sisi agama,
wawasan kebangsaan, serta tingkat pengetahuan masyarakat. Kedua,
Faktor pendukung yaitu meliputi: faktor komitmen politisi, faktor dukungan
dari pemerintah, dan faktor dukungan masyarakat

8
Material Manusia
tingkat pengetahuan masih rendah

pekerja tidak tetap/ekonomi kurangnya sosialisasi tentang KB


beberapa alat kontrasepsi
berbayar sulit

faktor agama tidak semua pasangan usia


subur mengikuti program
keluarga berencana

warga mendatangi pusat


warga kurang memotivasi pelayanan KB
PUS yang belum ikut KB

tidak ada masalah


belum ada tempat penyuluhan tentang KB
konseling tentang KB masih kurang

Lingkungan Metode Mesin

Gambar 2 Diagram Fishbone

D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


1. TEROBOSAN / INOVASI
Dari hasil studi lapangan pada Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil Kota Banjarmasin ada beberapa hal yang dapat
diadopsi dan diadaptasi sebagai strategi dalam peyelesaian masalah
yang akan diterapkan dalam rencana aksi perubahan
“Pemberdayaan Masyarakat Perum Sehati Dengan Rintisan
Pengembangan Program Kependudukan, KB Dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) Kelurahan Blotongan” yaitu:
a. Peran Kepemimpinan
Dari aspek kepemimpinan pelayanan, lesson learn yang
dapat diambil berdasarkan indikator sebagai berikut:
1) Kepemimpinan Pelayan (Servant Leadership)
Kepemimpinan Pelayan (servant leadership) pada pola
kepemimpinan pelayanan menekankan pada proses
hubungan timbal balik antara pemimpin dengan yang
dipimpin. Gaya manajemen pada pola kepemimpinan ini
dalam hal memimpin dan melayani berada dalam satu

9
harmoni dan terdapat interaksi dengan lingkungan. Ciri-ciri
kepemimpinan pelayan (servant leadership) ini antara lain:
a) Kepemimpinan didasarkan pada nilai-nilai dan cita-cita
yang kuat yang dibawa oleh para pemimpin dan pengikut
ke tempat kerja.
b) Pemimpin lebih peduli pada kesuksesan pengikut mereka
daripada mementingkan kesuksesan mereka sendiri.
c) Pemimpin memperhatikan kebutuhan pengikut dan
menyediakan lingkungan dimana pengikut dapat
mencapai potensi penuh dan kinerja terbaik mereka.
d) Pengikut terlibat dalam semua proses operasional dan
pengambilan keputusan, sehingga dapat mengambil
peran besar atas hasil organisasi.
e) Nilai-nilai utamanya antara lain rasa hormat, motivasi,
sikap positif dan melayani.
f) Menganggap pengikut sebagai mitra dan memperlakukan
secara setara.
Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota
Banjarmasin bersedia menerima kritik dan saran yang diberikan
oleh bawahan atau stake holder yang terkait untuk perbaikan
pelayanan publik. Sebaai pemimpin juga harus dapat
menerapkan manajemen mutu terpadu, agar dapat mencapai
kualitas pelayanan dan melakukan perbaikan terus menerus.
2) Pandangan Ke Masa Depan (Foresight).
Pandangan ke masa depan (Foresight) menggambarkan
arah organisasi dimasa mendatang yang akan dibawa oleh
seorang pemimpin. Foresight akan menginspirasi tindakan
dan membantu membentuk masa depan. Sebagaimana bisa
dilihat dari Visi Kota Banjarmasin Tahun 2021-2024
“Banjarmasin Baiman dan Lebih Bermartabat” dan
dijabarkan melalui 6 (enam) misi, Mewujudkan Kota

10
Banjarmasin menjadi Pemerintahan Cerdas (Smart
Government) merupakan perwujudan dari misi keenam yaitu
“Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Berbasis
Teknologi Informasi”. Hal ini juga merupakan impian Wali
Kota Banjarmasin sebanyak 2 (dua) kali dan pernah
menduduki jabatan anggota DPRD Kota Banjarmasin 3 (tiga)
kali dan sehingga beliau mengetahui kebutuhan masyarakat.
Pandangan ke masa depan (foresight) dari Wali Kota
Banjarmasin ini yang kemudian ditindak lanjuti oleh Kepala
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Banjarmasin
untuk berusaha memenuhi kebutuhan pencatatan dan
administrasi kependudukan dengan menggunakan online
service serta Koordinasi dan kerjasama dengan pihak lain
untuk memudahkan masyarakat dan sebagai konsumen
utama pelayanan public untuk meningkatkan kepuasan
masyarakat yang membutuhkan layanan Disdukcapil Kota
Banjarmasin.
3) Kemitraan (Partnership).
Sebagaimana penuturan dari Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil Kota Banjarmasin, bahwa bawahan adalah
sebagai mitra kerja, sehingga hubungan harus berjalan
dengan sangat baik. Apalagi di dinas tersebut jarang terjadi
proses mutasi pegawai, sehingga masing-masing
mnejalankan kegiatan dengan baik. Dimana tugas dan
tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan sebagai partner
adalah setara atau memiliki resiko yang sama. Evaluasi
pekerjaan sebagai proses dari pengendalian mutu layanan,
dilakukan melalui rapat koordinasi yang teratur di unit kerja/
Sub Bidang, Bidang dan Perangkat Daerah rutin setiap
bulan, maupun secara insidental atau sesuai masalah yang
dialami untuk mensolidkan koordinasi organisasi dan saling

11
membantu antar Bidang satu dengan lainnya. Anak buah
diberikan kesempatan seluas luasnya dalam berinovasi, dan
dinas tersebut menampung dalam bidang PDIP (bidang
inovasi). Anak buah diberikan keleluasaan dalam
melaksanakan pekerjaan dengan dukungan lingkungan kerja
yang memadai, anggaran sesuai kebutuhan. Sikap positif
pemimpin ditambah seringnya memotivasi anak buah sangat
mewarnai kondisi kerja di Dinas Komunikasi, Informatika dan
Statistik Kota Banjarmasin.
4) Awareness
Dalam hal kewaspadaan, Dinas Kependudukan Dan Catatan
Sipil mewaspadai kondisi pandemic pada saat menerapkan
inovasi, bagaimana agar pelayanan kepada masyarakat
tetap berjalan dengan aman. Aman untuk petugas pemberi
pelayanan dan warga masyarakat yang dilayani. Dengan
demikian disdukcapil menerapkan pelayanan tidak langsung,
engan menggunakan fasilitas online dan menerapkan jasa
penghantaran melalui PT Pos Indonesia. Hal tersebut juga
didukung dengan mekanisme penganggaran yang baik yang
berfokus pada pelayanan masyarakat.
Nilai inovasi yang dapat diambil disiini adalah, pada saat
pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, kita hasrus
waspada terhadap yang situasi lingkungan yang mungkiin
terjadi, dan bagaimana upaya inovasi dapat dilaksanakan
sesuai situasi yang ada.

Dari keempat peran kepemimpinan yang terdapat pada Dinas


Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Banjarmasin diatas, yang
bisa penulis adopsi dan diadaptasi di Kelurahan Blotongan adalah
semuanya keempat peran tersebut. Hal ini dikarenakan karakteristik

12
wilayah yang hampir sama yaitu perkotaan dan figur pemimpin yang
ada saat ini sebagian besar sudah melaksanakan peran tersebut.

2. TAHAPAN KEGIATAN
Dalam rangka mencapai tujuan inovasi perubahan diperlukan
tahapan-tahapan baik dalam jangka pendek, jangka menengah,
maupun jangka panjang. Tahapan jangka pendek akan diwujudkan
dalam kurun watu 2 (dua) bulan, jangka menengah 1 (satu) tahun,
dan jangka panjang lebih dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun.
Adapun milestone untuk adopsi/adaptasi strategi lokus dalam
Pemberdayaan Masyarakat Perum Sehati Dengan Rintisan
Pengembangan Program Kependudukan, KB Dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) Kelurahan Blotongan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tahapan Kegiatan/Milestone Inovasi
Pemberdayaan Masyarakat Perum Sehati Dengan Rintisan
Pengembangan Program Kependudukan, KB Dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) Kelurahan Blotongan
Tahapan dan
No. Output Tahapan Jangka Waktu
Capaian Antara
A. Jangka Pendek (2 bulan)
1. Menyiapkan data dukung aksi Tersedianya data 2 hari
perubahan dukung aksi (Minggu 3)
perubahan Bulan April
2. Pembentukan tim efektif Terbentuknya tim 3 hari
a. Rapat koordinasi Efektif dan SK (Minggu 1)
internal/persiapan Tim Efektif Bulan April
pembentukan tim;
b. Perumusan dan penyusunan
draft SK dan uraian
pembagian tugas;
c. Penyusunan jadwal kegiatan
tim efektif;

13
d. Legalisasi tim efektif;
e. Distribusi SK tim efektif
3. Identifikasi potensi sumber daya Data Sumber 3 hari
(personil dan sarana prasarana) Daya Manusia, (Minggu 2)
yang dimiliki yang dapat Sarpras serta Bulan April
mendukung inovasi Pemetaan
Potensi Wilayah
untuk masuk
dalam Pokja
Kampung KB
4. Melakukan koordinasi dengan Terwujudnya 2 hari
stakeholder terkait dukungan dari (Minggu 3)
a. Koordinasi dengan stakeholder Bulan April
stakeholder internal. terkait
b. Koordinasi dengan
stakeholder eksternal.
5. Sosialisasi Aksi Perubahan Terlaksananya 2 hari
(Sosialisasi program sosialisasi (Minggu 4)
kependudukan, KB dan program Bulan Mei
Pembangunan Keluarga di Kependudukan,
perum sehati) KB dan
Pembangunan
Keluarga di
Perum Sehati
6. Pembentukan pokja Kampung Terbentuknya 1 hari
KB Perum Sehati Pokja Kampung (Minggu 6)
KB Perum Sehati Bulan Mei
7. Sosialisasi Program dan Terlaksananya 2 hari
pembekalan anggota Pokja Sosialisasi (Minggu 9)
Kampung KB perum sehati Program dan dan Bulan Juni
pembekalan

14
anggota Pokja
Kampung KB
sehati
8. Pelantikan angota pokja Terlaksananya 1 hari
Kampung KB perum sehati pelantikan (minggu 10)
anggota pokja Bulan Juni
kampong KB
perum sehati
9. Penyusunan program kerja dan Terlaksananya 2 hari
jadwal kegiatan pokja kampong program kerja (minggu 10)
KB perum sehati dan jadwal Bulan Juni
kegiatan pokja
kampung KB
perum sehati
10. Kegiatan perdana pokja Terlaksananya 1 hari
kampong KB sehati Kegiatan (minggu 11)
perdana pokja Bulan Juni
kampong KB
sehati
11. Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya 2 hari
monitoring dan (Minggu 11)
evaluasi Bulan Juni
B. Jangka Menengah (1 tahun)
1. Koordinasi pembibitan tanaman Diterimanya bibit
dengan dinas Pangan dan dan media
pertanian sebagai bentuk penanaman
program kependudukan, KB dan tanaman
pembangunan keluarga pekarangan dari
dinas pangan
dan pertanian

15
2. Pendampingan warga oleh Terlaksananya
penyuluh pertanian monitoring dan
evaluasi
3. Monitoring dan evaluasi Terlaksananya
berkelanjutan dari tujuan montoring dan
cakupan peserta KB di perum evaluasi
sehati peningkatan
cakupan peserta
KB di perum
sehati
C. Tujuan Jangka Panjang
1. Kegiatan panen raya sebagai Terlaksananya
hasil dari program kegiatan panen
kependudukan, KB, dan raya sebagai
pembangunan keluarga di perum hasil dari
sehati program
kependudukan,
KB, dan
pembangunan
keluarga di
perum sehati
2. Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya
monitoring dan
evaluasi

3. SUMBER DAYA (PETA DAN PEMANFAATAN)

16
Sesuai dengan strategi inovasi yang akan dilakukan, yaitu
dengan Pemberdayaan Masyarakat Perum Sehati Dengan Rintisan
Pengembangan Program Kependudukan, KB Dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) Kelurahan Blotongan, kemudian dilakukan
pemetaan sumberdaya dengan menggunakan model empat kuadran
dengan hasil sebagai berikut:

High Influence,
High Influence,
Low Interest
High Interest
(Latents)
(Promoters)
-/+
Sekretaris KelurahanKasi Ekonomi dan +/+
PembangunanKasi PemtrantibumKetua LPMK
BlotonganBABINSA BHABINKAMTIBMAS CAMAT
LURAH
DISPANGTAN
DP3AKB
PLKB

Low Influence, Low Influence,


Low Interest High Interest
(Apathetics) (Defenders)
-/- +/-
Ketua RWWarga Perum SehatiPPKBDSUB
Media massaAkademisi/Universitas PPKBDKader kesehatan RW perum
Kristen Satya Wacana sehatiStaff kelurahanTHL KelurahanPara
ketua RT di perum sehati

Gambar 3. Identifikasi Stakeholder Menggunakan Empat Kuadran

17
Dari hasil pemetaan tersebut, menunjukkan bahwa stakeholder
yang terlibat dan berkepentingan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Perum Sehati Dengan Rintisan Pengembangan Program
Kependudukan, KB Dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
Kelurahan Blotongan adalah:
 Stakeholder Internal
Stakeholder internal memiliki fungsi dan peran yang penting dalam
keberhasilan inovasi yang akan dilaksanakan, dikarenakan para
stakeholder internal ini memiliki power dan kekuasaan, serta
menjadi faktor penentu keberhasilan. Dikarenakan peran yang
vital ini perlu dibangun komunikasi dan koordinasi yang intensif
dan berkelanjutan dengan menggunakan strategi managed
closely dan keep satisfied.
a. Promoters
Terdiri dari 1 (satu) stakeholder yaitu Lurah Blotongan
Selaku pelaksana kebijakan di wilayah Kelurahan
Blotongan. Strategi dengan membangun komunikasi
intensif, melaporkan setiap perkembangan yang terjadi
dari setiap tahapan yang bersifat strategis.
b. Defender
Untuk stakeholder internal yang memiliki interest tinggi
tetapi pengaruh kecil yaitu Sekretaris Kelurahan
Blotongan, Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan
Blotongan, Kasi Pemtrantibum Kelurahan Blotongan, staf
serta THL Kelurahan Blotongan.
 Stakeholder Eksternal
Stakeholder eksternal, fungsi dan perannya tidak sekuat
stakeholder internal, akan tetapi juga tidak dapat dikesampingkan,
karena juga berpengaruh dalam keberhasilan pelaksanaan
inovasi. Adapun strategi komunikasi yang dilaksanakan adalah
keep informed dan monitor/minimal effort.
18
a. Promoters:
Yang termasuk dalam kategori promoters adalah Camat
Argomulyo, kepala dinas pangan, pertanian dan
perikanan, kepala DP3AKB.
b. Latents: Ketua LPMK Kelurahan Blotongan,
Babinkamtibmas, Babinsa
c. Defender: Ketua RW 14, Para Ketua RT di Perum Sehati,
warga perum sehati, PPKBD, Sub PPKBD, dan kader
kesehatan perum sehati.
d. Aphatetic: Media massa, akademisi

4. MANAJEMEN MUTU
Untuk menjamin keberlangsungan kualitas mutu atas inovasi
Pemberdayaan Masyarakat Perum Sehati Dengan Rintisan
Pengembangan Program Kependudukan, KB Dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) Kelurahan Blotongan akan mengadakan kegiatan
pelatihan maupun simulasi secara rutin setiap tahun bagi anggota
pokja Kampung KB perum sehati, agar seluruh anggota pokja
kampong Kb perum sehati tersebut dapat terus berkembang akan
Pengetahuan, ketrampilan dan keahlian dalam hubungan dengan
program kependudukan, Kb dan pembangunan keluarga. Selain itu
juga akan dilaksanakan monitoring dan evaluasi dari kegiatan
tersebut.

E. KESIMPULAN
Demikian hasil studi lapangan pada Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kota Banjarmasin. Dari hasil studi lapangan
tersebut penulis dapat melihat dan membandingkan bagaimana cara
bekerja, peran kepemimpinan dan inovasi pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banjarmasin yang
kemudian dapat diadopsi atau adaptasi untuk diterakan di unit kerja

19
penulis. Meskipun rencana aksi perubahan penulis sangat berbeda
dengan inovasi lokus studi lapangan, namun penulis tetap
memperoleh nilai-nilai penting dalam menyelenggarakan pelayanan
publik sehingga dapat bermanfaat unit kerja maupun bagi
masyarakat.
Semoga laporan studi lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan
dalam laporan studi lapangan ini, untuk itu mohon masukan, kritik
maupun saran bagi Penulis untuk perbaikan di masa yang akan
datang.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Perda Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2018 Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Salatiga Tahun 2017-2022
2. Peraturan Walikota Salatiga Nomor 118 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Kecamatan dan Kelurahan
3. Perwali Kota Salatiga Nomor 30 Tahun 2021 tentang penetapan dan
penegasan batas wilayah kecamatan dan kelurahan di Kota Salatiga
4. Paparan power point Kadinas Kominfotik Kota Banjarmasin pada Studi
Lapangan Diklat PKP Angkatan 1 Tahun 2022 PPSDM Regional
Yogyakarta
5. Profil Kelurahan Blotongan tahun 2021
6. https://salatiga.go.id/
7. disdukcapil.banjarmasinkota.go.id

21

Anda mungkin juga menyukai