Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agenda Aktualisasi Kepemimpinan (Agenda IV) membekali Peserta dengan kemampuan
mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan kinerja melalui pengalaman best practices
Kompetensi manajerial untuk menjamin terlaksananya akuntabilitas Jabatan Administrator yang
merupakan kemampuan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat
Pengawas & Pelaksana dalam memberikan pelayanan publik sesuai standar operasional prosedur dan
terselenggaranya peningkatan kinerja secara berkesinambungan. Dengan demikian agenda ini
merupakan aktualisasi dari agenda Kepemimpinan Kinerja (Agenda II) dan agenda Manajemen
Kinerja (Agenda III) yang berwawasan kebangsaan dan dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila dan
semangat bela negara (Agenda I).

Dalam Agenda Kepemimpinan Kinerja (Agenda II) peserta telah dibekali dengan
kemampuan mengaktualisasikan kepemimpinan kinerja dan manajemen kinerja sesuai dengan
bidang tugasnya dengan melakukan inovasi, kolaborasi, dan mengoptimalkan seluruh potensi sumber
daya internal dan eksternal dalam rangka peningkatan kinerja organisasi serta administrasi pemerint
ahan dan pembangunan di unit instansinya.

Dalam agenda Aktualisasi Kepemimpinan (Agenda IV), studi lapangan dirancang


untuk :

1. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memeriksa permasalahannya di


lapangan, mengevaluasi manfaat dari ide-ide yang disajikan dalam kelas, dan untuk
melatih peserta melakukan “observasi naturalistik”;
2. Memfasilitasi peserta untuk melihat, mendengar, mendalami suatu konteks tertentu
untuk dapat mengambil simpulan terhadap beberapa substansi mata pelatihan dalam
waktu yang bersamaan;
3. Subjeknya dapat berupa individu, kelompok individu, masyarakat, atau institusi.

Dasar pelaksanaan studi lapangan Pelatihan Kepemimpinan Angkatan adalah :

1. Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentanga Aparatur Sipil Negara (ASN) Panduan
Studi Lapangan PKA Tahun 2020.
2. Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(PNS).
3. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Keputusan Kepala LAN 1007 K.1 PDP.07 2019 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA).
4. Keputusan Kepala LAN 1008 K.1 PDP.07 2019 tentang Kurikulum Pelatihan
Kepemimpinan Administrasi (PKA).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari studi lapangan adalah untuk :
1. Melakukan pemetaan pelaksanaan kepemimpinan, pengelolaan internal organisasi dan
pelayanan publik berbasis kinerja, kemudian merumuskan keunggulan strategi
administrator dalam melakukan inovasi dan breakthrough untuk mencapai tujuan
organisasi sesuai lokus.
2. Melakukan pengumpulan data dan informasi dari lokus kemudian dianalisis,
diinterpretasi, dan didiskusikan untuk merumuskan leason learnt.
3. Menyusun rekomendasi/rencana aksi adopsi, adaptasi dan strategi keunggulan lokus.

Tujuan studi lapangan dari peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan XII
Tahun 2022 Pemerintah Kota Madiun melaksanakan Studi Lapangan ke Kota Semarang
adalah :
1. Menambah wawasan peserta untuk mendapatkan program unggulan (Inovasi) baru di
lokus yang dituju
2. Mendapatkan lesson learnt, mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan strategi dan
manajemen kinerja pelayanan publik sesuai lokus.
3. Diharapkan peserta dapat berinovasi dan berkolaborasi dalam mengadopsi maupun
mengadaptasikan hasil tersebut ke dalam aksi perubahan masing- masing peserta.

C. WAKTU DAN TEMPAT STULA


Aktivitas di lokus dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada tanggal 15-17 Maret di Kota
Semarang dengan Bappeda Kota Semarang sebagai lokus. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan antara lain upacara pembukaan, exploring data, interpretasi data dan
penyusunan laporan kelompok, serta Laporan Individu (Rencana Aksi Adopsi Adaptasi).

1. Hari Pertama (Selasa, 15 Maret 2022)


a. Upacara Pembukaan
Pembukaan secara inti adalah kegiatan melaporkan kedatangan kepada dan
penerimaan dari pemangku setempat.
b. Eksplorasi Data (Exploring Data)
Untuk explorasi data peserta membawa instrumen yang sudah disiapkan. Instrumen
yang didesain bukan pertanyaan rinci yang kaku, melainkan berfungsi sebagai
pedoman dan patokan agar data yang diexplor tidak keluar dari kebutuhan
pembelajaran dan pelaporan. Pertanyaan akan berkembang ketika peserta
berinteraksi dengan narasumber, tetapi tidak keluar dari batasan. Dengan kata lain
jangan sampai peserta tidak mendapatkan data/informasi yang dibutuhkan sesuai
kurikulum pembelajaran yang akan dituangkan dalam laporan Stula.
1) Data/Informasi yang bersumber dari Paparan
Explorasi data diawali dengan menyimak pemaparan yang disampaikan oleh
para narasumber yang umumnya disampaikan langsung setelah acara
pembukaan. Saat pemaparan peserta menyimak, mencatat, dan menanyakan
informasi yang dibutuhkan. Untuk melengkapi data, dilakukan dengan
meminta copy materi dari narasumber atau meminta dokumen-dokumen lain
yang terkait dengan pemaparan.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai pendalaman terhadap informasi yang sudah
diperoleh, atau melengkapi informasi yang sudah ada, atau mendapatkan
informasi yang sama sekali belum didapatkan. Wawancara dilakukan dalam
bentuk pertanyaan bebas tetapi mengacu pada panduan/instrumen agar tidak
ada data/informasi yang dibutuhkan lupa ditanyakan.
3) Studi Dokumentasi
Dokumentasi yang dipelajari dari lokus antara lain RPJMD, Renstra dan
Kebijakan berupa regulasi yang ada terkait dengan agenda studi lapangan.
2. Hari Kedua : Laporan Kelompok (Rabu, 16 Maret 2022)
a. Interpretasi Data dan Diskusi Lesson Learnt
Kegiatan hari kedua diawali dengan interpretasi data oleh peserta sebagai individu
maupun kelompok. Bersamaan itu dilakukan pengecekan apakah data yang
dibutuhkan sudah benar-benar lengkap dan memenuhi kebutuhan leason learnt
yang sudah ditentukan. Jika belum lengkap peserta bisa kembali
mengkofirmasikannya ke pihak intansi lokus. Kegiatan ini bisa dilakukan simultan
dengan penyusunan laporan. Hasil interpretasi data berupa bahan untuk menyusun
laporan dan lesson learnt.
b. Menyusun Simpulan
Setelah diinterpretasikan kemudian dibuat jawaban atas tujuan yang ingin dicapai
dari studi lapangan. Kegiatan ini bisa dilakukan simultan dengan penyusunan
laporan.
c. Pelaporan Kelompok
Muatan pelaporan kelompok disesuaikan dengan sistematika yang sudah
ditentukan. Pada pokoknya memuat deskripsi lokus, best practice pelayanan publik,
dan lesson learnt.
3. Hari Ketiga : Laporan Individu (Kamis, 17 Maret 2022)
Laporan individu memuat informasi yang sama dengan laporan kelompok ditambah
dengan Rencana Aksi Adopsi dan Adaptasi Lokus. Laporan individu ini penting bagi
individu peserta sebagai embrio lahirnya Rancangan Aksi Perubahan yang akan
dimantapkan dengan kegiatan berbagi pengalaman, pembimbingan oleh coach dan
seminar Rancangan Aksi Perubahan.
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

A. GAMBARAN UMUM WILAYAH


1. Wilayah (luas, batas, jumlah kecamatan dan jumlah desa)
Secara geografis, Semarang terletak antara 60 50’ – 70 10’ Lintang Selatan dan garis
1090 35’ – 1100 50’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah :
sebelah Utara : Laut Jawa,
sebelah Timur : Kabupaten Demak,
sebelah Barat : Kabupaten Kendal, dan
sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

Kota Semarang memiliki Luas 373,70 km atau 37.366.836 Ha terdiri dari 16


kecamatan dan 117 kelurahan. Penduduknya sangat heterogen terdiri dari campuran
beberapa etnis, Jawa, Cina, Arab dan Keturunan. Juga etnis lain dari beberapa daerah di
Indonesia yang datang di Semarang untuk berusaha, menuntut ilmu maupun menetap
selamanya di Semarang. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, kemudian berikutnya
adalah Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Mata pencaharian penduduk beraneka ragam,
terdiri dari pedagang, pegawai pemerintah, pekerjaan pabrik dan petani.

Sumber : Dinas Penataan Ruang Kota Semarang, 2021

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Semarang


Pembagian wilayah administrasi Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Luas Wilayah Kota Semarang
No Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas (km2)
1 Mijen 14 57,55
2 Gunungpati 16 54,11
3 Banyumanik 11 26,69
4 Gajahmungkur 8 9,07
5 Semarang Selatan 10 5,93
6 Candisari 7 6,54
7 Tembalang 12 44,20
8 Pedurungan 12 20,72
9 Genuk 13 27,39
10 Gayamsari 7 6,18
11 Semarang Timur 10 7,70
12 Semarang Utara 9 10,97
13 Semarang Tengah 15 6,14
14 Semarang Barat 16 21,74
15 Tugu 7 31,78
16 Ngaliyan 10 37,99
Total 177 373,70
Sumber: BPS Kota Semarang, 2021

2. Potensi Daerah
a. Topografi
Kota Semarang lebih dikenal sebagai kota pesisir, dengan kondisi topografi
Kota Semarang bervariasi dengan elevasi yang berada pada ketinggian antara 0,75
meter sampai sekitar 348 meter di atas permukaan laut. Secara morfologis, kondisi
bentang alam Kota Semarang memiliki karakter unik yang terdiri dari dataran pesisir,
dataran rendah dan perbukitan. Dataran rendah dan kawasan pesisir mendominasi
bagian utara Kota Semarang meliputi kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang
Utara dan Genuk dengan ketinggian antara 0,75 hingga 90,56 mdpl. Dataran rendah di
kawasan utara sepanjang pesisir sini juga dikenal dengan sebutan Semarang Bawah.
Pusat pemerintahan dan perdagangan, pusat kota lama serta beragam sarana prasarana
kota yang penting dan vital seperti stasiun dan bandara berada di Semarang Bawah.
Sedangkan daerah selatan yang berbukit dikenal dengan sebutan Semarang Atas.
Kondisi geomorfologi Kota Semarang menunjukkan bahwa semakin mengarah ke
selatan, morfologi Kota Selatan cenderung berupa perbukitan dengan elevasi yang lebih
tinggi dibanding dengan Kota Semarang bagian utara. Daerah perbukitan yang memiliki
ketinggian 90,56 – 348 mdpl meliputi daerah pinggir dan Kota Semarang bagian selatan
meliputi kecamatan Mijen, Gunungpati, Banyumanik dan Tembalang. Perkembangan
Kota Semarang semakin bergeser ke arah Semarang Atas, di mana kecenderungan ini
mengancam kawasan hulu sungai yang berfungsi sebagai daerah konservasi.

Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2021

Gambar 2.2 Kondisi Topografi Kota Semarang

b. Geologi
Jika ditinjau berdasarkan komposisi batuannya, kondisi geologi Kota Semarang
terdiri dari enam jenis batuan. Dari sejumlah jenis bantuan tersebut, komposisi batuan
yang membentuk kondisi geologi Kota Semarang didominasi oleh batuan endapan
permukaan alluvium dengan persentase sebanyak 46,12% dari seluruh luasan area Kota
Semarang. Kondisi komposisi batuan di Kota Semarang dapat dilihat pada gambar
berikut.
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2021

Gambar 2.3 Struktur Geologi Kota Semarang

c. Hidrologi dan Hidrogeologi


Kondisi hidrologi di suatu daerah dilihat dari dua hal yakni air permukaan dan
air tanah. Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Semarang berupa sungai. Kota
Semarang memiliki beberapa ruas sungai yang mengalir diantaranya adalah Kali
Garang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal Timur, Kali Babon, Kali Sringin,
Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain-lain. Kali Garang yang bermata air di gunung
Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan tepatnya
di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang
sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah lembah-lembah
Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan aliran yang cukup deras.
Beberapa sungai yang melintasi Kota Semarang memiliki debit air yang berbeda-beda.
Hal ini tentu saja berpengaruh pada potensi air di Kota Semarang. Debit Kali Garang
mempunyai debit 53%, Kali Kreo 34,7%, dan Kali Kripik 12,3% dari debit total.
Sungai-sungai tersebut dikelola dalam 11 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS
Tugu, DAS Babon, DAS Banjir Kanal Barat, DAS Banjir Kanal Timur, DAS Barat,
DAS Bringin, DAS Blorong, DAS Plumbon, DAS Silandak, DAS Tengah dan DAS
Timur. Sungai menjadi salah satu sumber utama penyediaan air di Kota Semarang
dengan kontribusi mencapai 69% bahan baku untuk pemenuhuan kebutuhan air minum
masyarakat. Meski demikian, kualitas sumber air minum tersebut mengalami penurunan
karena pencemaran sungai. Di sisi lain, keberadaan 21 sungai yang melintasi Kota
Semarang juga membawa risiko bahaya tersendiri bagi Kota Semarang yang berada di
area hilir. Pembangunan yang semakin masif dan tekanan urbanisasi menyebabkan
perkembangan aktivitas masyarakat semakin bergeser mendesak ke area hulu yang
berfungsi sebagai area konservasi.
Peta hidrogeologi dalam lembar dokumen RTRW 2011-2031 menjelaskan
bahwa tipe akuifer di dibagi menjadi dua, yaitu tipe akuifer bebas dan akuifer tertekan.
Akuifer bebas memiliki kedalaman antara 3-18 meter, sedangkan akuifer tertekan antara
50-90 meter di bawah permukaan tanah. Akuifer tertekan berada di ujung timur laut
kota dan pada mulut Sungai Garang lama yang terletak pada pertemuan antara lembah
Sungai Garang dengan dataran pantai. Kelompok Akuifer Delta Garang ini disebut pula
kelompok akuifer utama karena merupakan sumber air tanah yang potensial dan bersifat
air tawar.
Potensi sumber daya air yang ada di Kota Semarang tidak hanya berasal dari
sungai yang melintas saja tetapi juga berasal dari air tanah. Penduduk Kota Semarang
yang berada di dataran rendah banyak memanfaatkan air tanah ini dengan membuat
sumur-sumur gali (dangkal) dengan kedalaman rata-rata 3-18 meter. Sedangkan untuk
penduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali pada musim hujan
dengan kedalaman berkisar antara 20 - 40 meter.

Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2021

Gambar 2.4 Kondisi Hidrologi Kota Semarang

d. Klimatologi
Klimatologi Kota Semarang memiliki kondisi yang sama seperti halnya kondisi
klimatologi daerah-daerah di Indonesia pada umumnya dengan pergantian dua musim di
sepanjang tahun yakni musim kemarau dan penghujan. Dari bulan November hingga
Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut menciptakan musim hujan dengan
membawa banyak uap air dan hujan, di mana lebih dari 80 % dari curah hujan tahunan
turun pada periode ini. Kondisi iklim di Kota Semarang juga sangat dipengaruhi oleh
perubahan arah angin. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klimatologi
Semarang menunjukkan kondisi yang selalu berubah dari 29,2ºC pada bulan Mei ke
27,6ºC pada bulan Agustus dan suhu maksimum rata-rata berubah dari 30,0 ºC ke 34,8
ºC. Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari maksimum 85,64% pada
bulan Februari ke minimum 66,93% pada bulan September. Kecepatan angin bulanan
rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang juga berubah-ubah dari 3,19 knot pada bulan
Januari sampai 1,68 knot pada bulan Desember. Lamanya penyinaran matahari yang
menunjukkan rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari,
bervariasi dari 7,55 jam pada bulan Juli sampai 4,04 pada bulan Desember.

Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2021

Gambar 2.4 Kondisi Klimatologi Kota Semarang

Perubahan iklim memiliki dampak yang sangat nyata pada kehidupan


masyarakat. Demikian pula di Kota Semarang yang ditunjukkan dengan adanya tren
peningkatan suhu permukaan rata-rata selama 100 tahun terakhir serta pergeseran awal
musim hujan dan perubahan frekuensi curah hujan yang ekstrim. Penurunan peluang
curah hujan melebihi batas kritis berkaitan erat dengan potensi atau ancaman banjir
khususnya di bagian tengah dan utara kota, sedangkan pada musim kemarau berdampak
pada kemungkinan terjadinya kekeringan di masa depan.

e. Penggunaan Lahan
Ditinjau berdasarkan pemetaan tutupan lahan sebagaimana tercantum dalam
revisi RTRW Kota Semarang menunjukkan bahwa penggunaan lahan terbesar di Kota
Semarang digunakan untuk perumahan dengan luasan sebesar 14.813,60 Ha atau 37,58
persen dari luas tutupan lahan yang mencapai 39.416,84 Ha. Penggunaan lahan terbesar
selanjutnya adalah lahan pertanian seluas 7.877,54 Ha atau sebesar 19,99 persen.
Sedangkan penggunaan lahan dengan proporsi paling kecil adalah lindung setempat
seluas 0,07 ha dan penggunaan lahan IPAL sebesar 0,41 ha.
Sumber : Dinas Penataan Ruang Kota Semarang, 2021

Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan Kota Semarang

3. Potensi Pengembangan Wilayah


a. Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis pengembangan ekonomi lainnya adalah kawasan Pelabuhan
Tanjung Emas. Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pelabuhan nasional yang juga
menerima pelayaran internasional dan memberikan kontribusi besar terhadap
pergerakan barang dan jasa yang melewati laut. Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas
dihadapkan pada tantangan berupa limitasi alam berupa penurunan permukaan tanah.
Hal ini mendorong perlunya solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut guna
mendukung aktivitas perekonomian di Pelabuhan Tanjung Emas. Aktivitas
perekonomian di Pelabuhan Tanjung Emas akan mendorong munculnya multiplier
effect yang luas. Banyaknya industri pengolahan di Jawa Tengah menjadikan aktivitas
pelayanan di Pelabuhan Tanjung Emas tinggi. Lokasi Pelabuhan Tanjung Emas yang
berada di antara dua pelabuhan besar yaitu Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan
Tanjung Perak menjadikan fungsi pelabuhan Tanjung Emas meningkat dalam melayani
aktivitas pelabuhan.

b. Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya


Terdapat beberapa Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang
menurut RTRW 2011 – 2031 yaitu :
1) Kawasan Masjid Agung Semarang atau sering disebut Masjid Agung Kauman.
Berlokasi di Kauman Semarang, Masjid ini berada di pusat perdagangan dan jasa
Petawangi. Letak Masjid Agung Semarang berada di perkampungan Kauman dan
tepat di sebelah Pasar Johar Semarang. Kawasan ini menjadi strategis dalam bidang
sosial budaya karena sarat akan nilai sejarah dan aktivas sosial.
2) Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah yang berada di Kecamatan Gayamsari.
Kawasan ini memiliki nilai sosial budaya tinggi tidak hanya bagi masyarakat Kota
Semarang, melainkan juga seluruh warga Jawa Tengah. Masjid ini tergolong baru
yaitu berdiri sejak tahun 2002 dan baru diresmikan pada tahun 2006. Kawasan ini
memiliki daya tarik wisata karena arsitektur bangunan masjidnya yang megah
dengan perpaduan 3 gaya arsitektur. Kawasan ini juga menjadi masjid pusat bagi
Masyarakat Jawa Tengah sehingga mendorong aktivitas sosial di Kota Semarang.
3) kawasan pendidikan terdapat di Kecamatan Tembalang dan Gunungpati. Hal ini
berdasarkan kondisi eksisting dimana terdapat perguruan tinggi besar yaitu
Universitas Diponegoro (UNDIP) di Kecamatan Tembalang dan Universitas Negeri
Semarang (UNNES) di Kecamatan Gunungpati. Kawasan ini menjadi pusat
pelayanan perguruan tinggi di Kota Semarang, dimana jangkauan layanannya adalah
skala nasional.
4) Kawasan Gedong Batu yang berada di Kecamatan Semarang Barat. Kawasan
Gedong Batu atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong menjadi salah satu
ikon wista Kota Semarang. Sam Poo Kong masih memiliki fungsi aktif sebagai
tempat ibadah bagi umat Tionghoa. Keindahan arsitektur bangunan Sam Poo Kong
dan nilai sejarah dari bangunan tersebut menjadikan Kawasan Sam Poo Kong
memiliki daya tarik wisata. Keunikan Sam Poo Kong dilihat dari nilai akulturasi
budaya Islam dan Cina, dimana pendiri Sam Poo Kong adalah seorang Cina yang
beragama Islam.
5) Kota Lama juga termasuk dalam salah satu kawasan strategis sosial budaya. Ciri
khas yang sangat terlihat dari gaya arsitektur kolonial Belanda pada bangunannya
juga menggambarkan sejarah dan budaya yang terbentuk. Kawasan Kota Lama
merupakan pusat pemerintahan Belanda pada masa kolonial dan berfungsi dalam
pengembangan wisata sejarah yang menceritakan masa kejayaan kolonial Belanda
ketika di Kota Semarang. Aktivitas yang ada saat ini selain pariwisata juga banyak
even yang diselenggarakan, baik oleh pemerintah maupun di luar pemerintah.
Bangunan di Kota lama sebagian merupakan milik pemerintah dan sebagian lainnya
milik perseorangan.

c. Kawasan Strategis Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam atau Teknologi


Tinggi
Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi
tinggi di Kota Semarang berada di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas. Tanjung Emas,
sebagai pintu gerbang Jawa Tengah bagi arus manusia dan barang melalui transportasi
air, didukung dengan fasilitas teknologi tinggi untuk mewujudkan efisiensi dalam
pelayanan.

d. Kawasan Strategis Bidang Lingkungan Hidup


Kawasan strategis untuk daya dukung lingkungan hidup berdasarkan RTRW
Kota Semarang Tahun 2011-2031 adalah Waduk Jatibarang dan kawasan Reklamasi
Pantai. Mengingat terdapat area perbukitan dan pantai di Kota Semarang sehingga
keduanya menjadi krusial untuk diperhatikan terkait daya dukung lingkungan hidup.

4. Demografi
a. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Dalam konteks kependudukan, jumlah penduduk Kota Semarang selalu
meningkat dalam kurun tahun 2016 – 2020, ini ditunjukkan dengan ratarata laju
pertumbuhan penduduk sebesar 0,69% per tahun dan kepadatan penduduk yang
semakin menurun di tahun 2017 dan 2018, selanjutnya relatif stabil dengan laju sebesar
0,582% di tiga tahun terakhir. Namun demikian Kota Semarang merupakan wilayah
dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi se - Provinsi Jawa Tengah. Sebagai salah
satu kota besar di Indonesia, jumlah penduduk Kota Semarang tercatat sebanyak
1.685.909 jiwa pada tahun 2020 dengan kepadatan mencapai 4.511 jiwa/km2. Apabila
dirinci maka terdapat pertambahan sebanyak 11.551 jiwa dari tahun sebelumnya yang
tersebar di 16 kecamatan.

Sumber : BPS Kota Semarang, 2020 (Data Diolah)


Gambar 2.6 Peta Kepadatan Penduduk Kota Semarang

b. Komposisi Penduduk
Profil Penduduk jika dikelompokkan berdasarakn jenis kelamin, umur,
Pendidikan, pekerjaan, akan dapat memberi gambaran potensi sumber daya manusia
suatu wilayah dalam kegiatan produksi secara ekonomi dan sosial. Pada tahun 2020
komposisi penduduk Kota Semarang adalah sebagai berikut :
1) Sex Ratio : 98,16%
2) Usia Produktif atau penduduk usia kerja : 70,66%
3) Depedency Ratio : 41,52%
4) Tingkat Pengangguran Terbuka : 9,57% (98.001 penganggur)
5) Rata-rata Lama Sekolah : 10,53 tahun
6) Harapan Lama Sekolah : 15,52 tahun

5. Visi dan Misi Daerah


Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada. Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa
depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi
juga harus menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus
diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan
jangka panjang daerah.
Visi pembangunan Kota Semarang Tahun 2021-2026 berdasarkan visi Walikota dan
Wakil Walikota Semarang terpilih adalah:

“TERWUJUDNYA KOTA SEMARANG YANG SEMAKIN HEBAT


BERLANDASKAN PANCASILA DALAM BINGKAI NKRI YANG BER-BHINEKA
TUNGGAL IKA”

Makna dari visi tersebut adalah Kota Semarang yang hebat akan menjadi semakin
hebat kedepannya. Terbukti bahwa Kota Semarang sebagai Kota Metropolitan telah dapat
menyelesaikan isu-isu strategis kota pada lima tahun terakhir, antara lain meningkatkan Laju
Pertumbuhan Ekonomi, meningkatkan kontribusi kategori-kategori yang terkait dengan
perdagangan dan jasa serta industri terhadap PDRB, meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG), meningkatkan nilai investasi,
menurunkan angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka, mengatasi masalah rob
dan banjir, serta meningkatkan Indeks Reformasi Birokrasi. Tataran semakin hebat dapat
dimaknai bahwa dalam lima tahun ke depan, Kota Semarang akan siap menghadapi
tantangan global, problematika perkotaan yang lebih heterogen, tuntutan layanan publik
yang lebih tinggi serta tetap memperhatikan wawasan lingkungan. Untuk mencapai Kota
yang semakin hebat tersebut, Pemerintah Kota Semarang bersama masyarakat akan bahu-
membahu membangun kota dengan berlandaskan Pancasila dalam bingkai NKRI yang ber-
Bhineka Tunggal Ika. Sehingga, Kota Semarang menjadi daerah yang kondusif dan dapat
mendukung pengembangan ekonomi, sosial dan budaya di masyarakat yang akhirnya dapat
mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
Untuk mewujudkan Visi “Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat
Berlandaskan Pancasila Dalam Bingkai NKRI yang Ber-Bhineka Tunggal Ika”, dirumuskan
5 (lima) misi pembangunan daerah sebagai berikut:

Misi 1. Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Sumber Daya Manusia yang Unggul
dan Produktif untuk Mencapai Kesejahteraan dan Keadilan Sosial

Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang


memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi, masyarakat yang berdaya,
tenaga kerja yang terampil serta semangat pembangunan kepemudaan.

Misi 2. Meningkatkan Potensi Ekonomi Lokal yang Berdaya Saing dan Stimulasi
Pembangunan Industri, Berlandaskan Riset dan Inovasi Berdasar Prinsip
Demokrasi Ekonomi Pancasila

Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan daya saing perekonomian daerah


yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, semangat dalam melakukan inovasi, serta
dukungan kepada para pelaku industri dalam pemasaran produk barang dan jasa daerah serta
dukungan dalam kemitraan usaha.

Misi 3. Menjamin Kemerdekaan Masyarakat Menjalankan Ibadah, Pemenuhan Hak


Dasar dan Perlindungan Kesejahteraan Sosial serta Hak Asasi Manusia bagi
Masyarakat Secara Berkeadilan

Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan pemberdayaan sosial, pemberian


perlindungan dan jaminan sosial bagi seluruh masyarakat Kota Semarang, pengarusutamaan
gender, serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak demi terwujudnya
kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat. Selain itu, dengan menjamin kemerdekaan
masyarakat dalam menjalankan ibadah, perwujudan Kota Religius seperti yang tercantum
dalam dokumen RPJPD diharapkan akan tercapai.

Misi 4. Mewujudkan Infrastruktur Berkualitas yang Berwawasan Lingkungan untuk


Mendukung Kemajuan Kota

Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pengembangan sarana dan prasarana


perkotaan yang berkualitas untuk seluruh masyarakat serta pengembangan konektivitas
wilayah, dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan dengan melakukan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup serta memelihara keanekaragaman hayati.
Misi 5. Menjalankan Reformasi Birokrasi Pemerintahan Secara Dinamis dan
Menyusun Produk Hukum yang Sesuai Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Penyelenggaraan pemerintahan diprioriaskan pada pemantapan reformasi birokrasi


melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi, peningkatan manajemen internal,
penyederhanaan peraturan, serta peningkatan kapasitas keuangan daerah untuk
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan publik bagi seluruh masyarakat.

6. Proyek Strategis Kota Semarang


Terdapat sejumlah proyek strategis nasional yang pelaksanaannya berlokasi di Kota
Semarang selama periode lima tahun yang akan dating, antara lain :
1. Semarang Expo Center
2. Underground Simpang Lima
3. Light Rail Transit (LRT)
4. Tol Semarang Demak dan Tanggul Laut
5. BRT dedicated Line
6. Pembangunan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL)
7. Pembangunan Simpang Lima 2
8. Pembangunan Outer Ringroad Kendal – Semarang (Harbour Toll)
9. Pembangunan Jalur Rel dari Tanjung Emas menuju Kendal Sea Port
10. Reaktivasi Tram

B. GAMBARAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KINERJA PADA LOKUS


BAPPEDA KOTA SEMARANG

1. ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang
perencanaan pembangunan daerah. Mendasarkan pada peraturan ini, Bappeda
melaksanakan urusan-urusan pemerintahan yang terkait dengan Perencanaan
pembangunan daerah, yaitu Urusan Wajib Penataan ruang, Urusan Wajib Perencanaan
Pembangunan, serta Urusan Wajib Statistik.
Pada tahun 2016 ditetapkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang, dimana
disebutkan bahwa Bappeda merupakan Badan Daerah yang melaksanakan fungsi
penunjang perencanaan, penelitian dan pengembangan. Dengan diberlakukannya
peraturan tersebut, terjadi perubahan tugas dan fungsi Bappeda Kota Semarang, dimana
Bappeda tidak lagi melaksanakan Urusan Wajib Penataan Ruang dan Urusan Wajib
Statistik, serta Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan beralih menjadi Fungsi
Penunjang Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan. Selanjutnya ditetapkan Peraturan
Walikota Semarang Nomor 86 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Semarang; dimana disebutkan bahwa Bappeda mempunyai tugas membantu Walikota
dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan di bidang perencanaan,
penelitian dan pengembangan yang menjadi kewenangan daerah.
Dan untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bappeda
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan Bidang Perencanaan Pemerintahan, Sosial dan Budaya, Bidang
Perencanaan Perekonomian, Bidang Perencanaan Infrastuktur dan Pengembangan
Wilayah, Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, dan
Bidang Penelitian dan Pengembangan;
b. Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi Walikota;
c. Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan
Kesekretariatan, Bidang Perencanaan Pemerintahan, Sosial dan Budaya, Bidang
Perencanaan Perekonomian, Bidang Perencanaan Infrastuktur dan Pengembangan
Wilayah, Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
dan Bidang Penelitian dan Pengembangan.
d. Penyelenggaran pembinaan bawahan dalam lingkup tanggung jawabnya;
e. Penyelenggaraan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;
f. Penyelenggaraan kerjasama Bidang Perencanaan Pemerintahan, Sosial dan Budaya,
Bidang Perencanaan Perekonomian, Bidang Perencanaan Infrastuktur dan
Pengembangan Wilayah dan Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, dan Bidang Penelitian dan Pengembangan;
g. Penyelenggaraan kesekretariatan Bappeda;
h. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Perencanaan Pemerintahan, Sosial
dan Budaya, Bidang Perencanaan Perekonomian, Bidang Perencanaan Infrastuktur
dan Pengembangan Wilayah Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, dan Bidang Penelitian dan Pengembangan;
i. Penyelenggaraan penilaian kinerja pegawai;
j. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Bidang Perencanaan
Pemerintahan, Sosial dan Budaya, Bidang Perencanaan Perekonomian, Bidang
Perencanaan Infrastuktur dan Pengembangan Wilayah, Bidang Perencanaan
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, dan Bidang Penelitian dan
Pengembangan;
k. Penyelenggaraan laporan pelaksanaan program dan kegiatan;
l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.
Selain perubahan pada tugas dan fungsi Bappeda Kota Semarang, juga terjadi
perubahan susunan organisasi beserta uraian tugas dari setiap unsur organisasi yaitu
sebagai berikut:
a. Kepala Badan Kepala Badan mempunyai tugas merumuskan kebijakan, rencana
strategis, memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan
serta mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda Kota Semarang.
b. Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, yang mempunyai tugas
merencanakan, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan, membina, mengawasi
dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas Kesekretariatan, Bidang
Perencanaan Pemerintahan, Sosial dan Budaya, Bidang Perencanaan Perekonomian,
Bidang Perencanaan Infrastuktur dan Pengembangan Wilayah, Bidang Perencanaan
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah dan Bidang Penelitian dan
Pengembangan.
Sekretariat terdiri atas :
1) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
2) Sub Bagian Keuangan dan Aset;
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Perencanaan Pemerintahan, Sosial dan Budaya Bidang Perencanaan
Pemerintahan dan Sosial Budaya dipimpin oleh seorang kepala bidang, yang
mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan
mengendalikan serta mengevaluasi tugas Sub Bidang Perencanaan Pemerintah, Sub
Bidang Perencanaan Sosial, dan Sub Bidang Perencanaan Budaya. Bidang
Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya terdiri atas :
1) Sub Bidang Perencanaan Pemerintahan;
2) Sub Bidang Perencanaan Sosial;
3) Sub Bidang Perencanaan Budaya.
d. Bidang Perencanaan Perekonomian Bidang Perencanaan Perekonomian dipimpin
oleh seorang kepala bidang, yang memiliki tugas merencanakan, mengkoordinasikan,
membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi Sub Bidang
Perencanaan Dunia Usaha, Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Produksi dan Sub
Bidang Perencanaan Ekonomi Makro. Bidang Perencanaan Perekonomian terdiri atas
:
1) Sub Bidang Perencanaan Dunia Usaha;
2) Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Produksi;
3) Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Makro.
e. Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bidang Perencanaan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dipimpin oleh seorang kepala bidang, yang
memiliki tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan
mengendalikan serta mengevaluasi Sub Bidang Perencanaan Penataan Ruang,
Pertanahan dan Lingkungan Hidup, Sub Bidang Perencanaan Transportasi dan
Sumber Daya Air dan Sub Bidang Perencanaan Prasarana dan Sarana Perumahan dan
Pemukiman. Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah terdiri
atas :
1) Sub Bidang Perencanaan Penataan Ruang, Pertanahan dan Lingkungan Hidup;
2) Sub Bidang Perencanaan Transportasi dan Sumber Daya Air;
3) Sub Bidang Perencanaan Prasarana dan Sarana Perumahan dan Permukiman.
f. Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Bidang
Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah dipimpin oleh
seorang kepala bidang, yang memiliki tugas merencanakan, mengkoordinasikan,
membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi Sub Bidang Penyusun
Rencana Pembangunan Daerah, Sub Bidang Pengendalian Rencana Pembangunan
Daerah, dan Sub Bidang Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.
Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah terdiri atas:
1) Sub Bidang Penyusun Rencana Pembangunan Daerah;
2) Sub Bidang Pengendalian Rencana Pembangunan Daerah;
3) Sub Bidang Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.
g. Bidang Penelitian dan Pengembangan Bidang Penelitian dan Pengembangan
dipimpin oleh seorang kepala bidang, yang memiliki tugas merencanakan,
mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi
Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Sosial Budaya dan Pemerintah, Sub
Bidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, dan Sub Bidang Penelitian dan
Pengembangan Fisik Prasarana dan Lingkungan. Bidang Penelitian dan
Pengembangan terdiri atas :
1) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Sosial Budaya dan Pemerintah;
2) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi;
3) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Fisik Prasarana dan Lingkungan.

Di samping jabatan-jabatan struktural tersebut di atas, juga terdapat Kelompok


Jabatan Fungsional yang kedudukannya langsung berada di bawah Kepala Bappeda Kota
Semarang. Perubahan susunan organisasi beserta uraian tugas dari setiap unsur organisasi
tersebut selanjutnya akan menjadi pertimbangan dalam penentuan strategi, arah kebijakan
serta program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, dimana nantinya diharapkan dapat
mendukung upaya pencapaian tujuan dan sasaran Bappeda Kota Semarang. Untuk lebih
lengkapnya, bagan organisasi Bappeda Kota Semarang dapat diihat pada Gambar 2.1
berikut ini.
BAGAN ORGANISASI BAPPEDA KOTA SEMARANG

KEPALA

SEKRETARIS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
UMUM & PERENCANAAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN DAN EVALUASI DAN ASET

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PERENCANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN
PEMERINTAHAN PEREKONOMIAN INFRASTRUKTUR PENGENDALIAN PENGEMBANGAN
SOSIAL DAN DAN DAN EVALUASI
BUDAYA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN
WILAYAH DAERAH

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG
PERENCANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN PENYUSUNAN PENELITIAN &
PEMERINTAHAN DUNIA USAHA PENATAAN RENCANA PENGEMBANGAN
RUANG SOAIL BUDAYA &
PEMBANGUANA
PERTANAHAN & PEMERINTAHAN
LH
N DAERAH

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG
PERENCANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN PENGENDALIAN PENELITIAN DAN
SOSIAL EKONOMI TRANSPORTASI RENCANA PENGEMBANGAN
EKONOMI
PRODUKSI & SUMBER PEMBANGUNAN
DAYA AIR DAERAH

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG
PERENCANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN PENGENDALIAN PENELITIAN DAN
BUDAYA EKONOMI PRASARANA & RENCANA PENGEMBANGAN
SARANA FISIK PRASARANA
MAKRO PEMBANGUNAN
PERUMAHAN & & LINGKUNGAN
DAERAH HIDUP
PERMUKIMAN

Gambar 1.1
Bagan Organisasi Bappeda Kota Semarang
2. PELAYANAN
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Bappeda Kota Semarang merupakan
Badan Daerah yang melaksanakan fungsi penunjang di bidang perencanaan, penelitian
dan pengembangan. Dengan demikian, Bappeda Kota Semarang memiliki kewajiban
dalam melaksanakan kinerja pelayanan di bidang perencanaan, penelitian dan
pengembangan. Realisasi dari kinerja pelayanan tersebut diantaranya terlihat dari
pencapaian target kinerja yang tercantum dalam dokumen perencanaan Bappeda Kota
Semarang.
Pada dokumen Renstra Bappeda Kota Semarang Tahun 2010-2015 telah
ditetapkan sejumlah sasaran pelayanan Bappeda di bidang perencanaan, penelitian dan
pengembangan beserta target indikator kinerjanya, dimana pencapaiannya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Pencapaian Kinerja Pelayanan Bappeda Kota Semarang Tahun 2011-2015

Indikator Target Renstra Perangkat Daera Realisasi Renstra Perangkat Daerah Rasio Capaian
target
Kinerja
indikato
Sesuai Tugas Target Target
NO r
dan Fungsi NSPK SPM 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
kinerja
Perangkat
lainnya
Daearah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sasaran:
Tersedianya
Dokumen
Perencanaan
Pembanguna
n RPJPD,
RPJMD, dan
RKPD
1
sebagai
bahan acuan
bagi
stakeholder
pembanguna
n Pemerintah
Kota
Semarang                                    
Tersusunnya
RPJPD       100%         100%         100%        
Tersusunnya
RPJMD       100%         100%         100%        
Tersusunnya
RKPD       100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
                                     
Indikator target Target Renstra Perangkat Daera Realisasi Renstra Perangkat Daerah Rasio Capaian
Kinerja indikato
Target Target
NO Sesuai Tugas r
NSPK SPM 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
dan Fungsi kinerja
Perangkat lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sasaran :
Terciptanya
peran serta
dan
partisipasi
masyarakat
2 terhadap
proses
kesinambung
an
perencanaan
pembanguna
n                                    
Terciptanya
Sarana
Sosialisasi
Perencanaan
Pembangunan
Kota       100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0% 100% 100% 100% 100% 0% 100%
                                     
Sasaran :
Terciptanya
tata ruang
wilayah yang
teratur
3
mengacu
pada
kebijakan &
aturan yang
berlaku                                    
Indikator target Target Renstra Perangkat Daera Realisasi Renstra Perangkat Daerah Rasio Capaian
Kinerja indikato
Target Target
NO Sesuai Tugas r
NSPK SPM 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
dan Fungsi kinerja
Perangkat lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kajian 1 1
tentang tata doku doku
ruang wilayah       men         men         100%        
                                     
Sasaran :
Terciptanya
arah
pengembang
an kota
4
menuju
percepatan
pembanguna
n Kota
Semarang                                    
Kajian
tentang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
permasalahan kegiat kegiat kegiat kegiat kegiat kegiat kegiat kegiat kegiat kegiat
kota besar       an an an an an an an an an an 100% 100% 100% 100% 100%
                                     
Sasaran :
Terkoordina
sinya
perencanaan
5
prasarana
infrastruktur
wilayah Kota
Semarang                                    
Kajian Bidang       3 2 3 2 1 3 2 3 2 1 100% 100% 100% 100% 100%
Infrastruktur doku doku doku doku doku doku doku doku doku doku
Indikator target Target Renstra Perangkat Daera Realisasi Renstra Perangkat Daerah Rasio Capaian
Kinerja indikato
Target Target
NO Sesuai Tugas r
NSPK SPM 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
dan Fungsi kinerja
Perangkat lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
dan Lingk
Hidup men men men men men men men men men men
                                     
Tersedianya
kajian-kajian
dan
penelitian
sebagai
bahan
6
perumusan
kebijakan
perencanaan
pembanguna
n di berbagai
bidang;                                    
Kajian bidang
Ekonomi       100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kajian bidang
Pemerintahan
dan Sosial
Budaya       100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
                                     
Kualitas
kebijakan
perencanaan
7 berbasis
litbang yg
semakin
meningkat                                    
Indikator target Target Renstra Perangkat Daera Realisasi Renstra Perangkat Daerah Rasio Capaian
Kinerja indikato
Target Target
NO Sesuai Tugas r
NSPK SPM 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
dan Fungsi kinerja
Perangkat lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Peningkatan
Kuantitas 10 10 10 10 10 9 5 4 5 4
Litbang       kajian kajian kajian kajian kajian kajian kajian kajian kajian kajian 90% 50% 40% 50% 40%
                                     
Semakin
berkembang
nya jejaring /
network
8
mengenai
penelitian &
pengembang
an                                    
Pengembanga
n Program
Litbang
dengan 1 1
lembaga kegiat kegiat
Penelitian       an         an         100%        
                                     
Ketersediaan
sarana dan
prasarana
fasilitas
pengelola
9
data dan
informasi
perencanaan
pembanguna
n daerah;                                    
Indikator target Target Renstra Perangkat Daera Realisasi Renstra Perangkat Daerah Rasio Capaian
Kinerja indikato
Target Target
NO Sesuai Tugas r
NSPK SPM 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
dan Fungsi kinerja
Perangkat lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Peningkatan
kualitas
informasi data       100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
                                     
Tersedianya
data dan
informasi
10 pelaksanaan
pembanguna
n secara
periodik;                                    
Ketersediaan
fasilitas
informasi
untuk
perencanaan 80,00 82,50 82,50 90,00 95,00 80,00 82,50 82,50 90,00 95,00
pembangunan       100% 100% 100% 100% 100% % % % % % % % % % %
                                     
Terciptanya
koordinasi
internal
antar bagian
yang
11
semakin solid
sehingga
mampu
menunjang
kinerja;                                    
Tersedianya
sarana adm &       100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Indikator target Target Renstra Perangkat Daera Realisasi Renstra Perangkat Daerah Rasio Capaian
Kinerja indikato
Target Target
NO Sesuai Tugas r
NSPK SPM 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
dan Fungsi kinerja
Perangkat lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
sarana
prasarana
perkantoran
sbg penunjang
kinerja
                                     
Meningkatny
a kualitas
SDM
perencana
pembanguna
12
n melalui
pendidikan
formal dan
teknis
fungsional;                                    
Peningkatan
kualitas
aparatur
perencana       100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
                                     
Meningkatny
a efisiensi
dan
13 efektifitas
pengelolaan
keuangan di
Bappeda                                    
Tersusunnya
Laporan       100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Indikator target Target Renstra Perangkat Daera Realisasi Renstra Perangkat Daerah Rasio Capaian
Kinerja indikato
Target Target
NO Sesuai Tugas r
NSPK SPM 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
dan Fungsi kinerja
Perangkat lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pertanggungja
waban yang
berkaitan dg
keuangan
secara efisien
dan efektif
Sumber BAPPEDA Semarang
Disamping realisasi kinerja pelayanan sebagaimana ditetapkan pada dokumen
Renstra, realisasi kinerja pelayanan Bappeda dalam pelaksanaan fungsinya di bidang
perencanaan, penelitian dan pengembangan juga dapat dilihat dari beberapa aspek,
yaitu sebagaimana tersaji pada tabel-tabel dan diagram berikut.

Tabel 2.2
Ketersediaan Dokumen Perencanaan Bappeda Kota Semarang
Tahun 2011-20117

N TAHUN
URAIAN
O 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Tersediany 2 2 2 2 2 2 2
a Dokumen dokume dokume dokume dokume dokume dokume dokume
RPJPD dan n n n n n n n
RPJMD
yang
ditetapkan
dengan
PERDA
secara tepat
waktu
2 Tersediany 2 2 2 2 2 3 3
a dokumen dokume dokume dokume dokume dokume dokume dokume
RKPD n n n n n n n
yang telah
ditetapkan
dengan
Perkada
tepat waktu
Sumber BAPPEDA Semarang

Dalam pelaksanaan fungsi Bappeda Kota Semarang di bidang perencanaan,


ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan serta dokumen perencanaan teknis
strategis merupakan kinerja yang harus dilaksanakan. Dalam kurun waktu tahun 2011-
2017 telah tersedia dokumen pembangunan jangka panjang, yaitu dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025. Selain
itu juga tersedia dokumen pembangunan jangka menengah, dimana dalam kurun waktu
tahun 2011-2015 menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015, sedangkan pada perubahan tahun
29
2016 menggunakan dokumen RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021, dan selanjutnya
pada perubahan tahun 2017 menggunakan dokumen Perubahan RPJMD Kota Semarang
Tahun 2016-2021.
Untuk dokumen perencanaan tahunan, yaitu dokumen Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), setiap tahun disusun 2 dokumen RKPD, yaitu dokumen
RKPD Tahun n+1 dan dokumen Perubahan RKPD Tahun n. Namun pada tahun 2016
disusun 3 dokumen RKPD dikarenakan dokumen RKPD Tahun 2017 yang telah disusun
perlu disesuaikan dengan dokumen RPJMD Tahun 2016-2021, sehingga kemudian
disusun dokumen Perubahan RKPD Tahun 2017. Demikian pula pada tahun 2017
disusun 3 dokumen RKPD dikarenakan dokumen RKPD Tahun 2018 yang telah disusun
perlu disesuaikan dengan dokumen Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021, sehingga
kemudian disusun dokumen Perubahan RKPD Tahun 2018.
Selain dari aspek ketersediaan dokumen perencanaan, aspek lain yang perlu
diperhatikan dalam menggambarkan kinerja pelayanan Bappeda di bidang perencanaan
adalah kesesuaian program, yaitu sebagai bentuk konsistensi perencanaan, sebagaimana
tersaji pada tabel dan diagram berikut.

Tabel 2.3
Kesesuaian Program antara RPJMD dengan RKPD
serta antara RKPD dengan APBD Kota Semarang Tahun 2011 - 2017

N URAIAN TAHUN
O 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Kesesuaian Program 81,48% 87,77% 88,51% 92,05% 89,69 99,63% 100%
di RPJMD dengan
Program di RKPD
tahunan
2 Kesesuaian Program 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
di RKPD tahunan
dengan Program
APBD Tahunan
Sumber BAPPEDA Semarang

Selama tahun 2011-2017 telah terdapat kesesuaian program antara RKPD


dengan APBD. Sedangkan untuk kesesuaian program antara RPJMD dengan RKPD terus
menunjukkan tren yang relatif meningkat, hingga dapat mencapai 100,00 % pada tahun
2017 sebagaimana tersaji pada diagram berikut.

30
% Keseuaian RKPD dengan RPJMD

99.63 100
88.51 92.05 89.69
81.48 87.77

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017


SumbeR : BAPPEDA Semarang

Gambar 2.1
Kesesuaian Program antara RKPD dan RPJMD Kota Semarang
Tahun 2011-2017

Dari data-data tersebut di atas, dapat terlihat bahwa realisasi kesesuaian


program sudah cukup tinggi, bahkan sudah mencapai hasil yang optimal di tahun 2017.
Kedepan konsistensi perencanaan ini harus terus dipertahankan sebagai perwujudan dari
perencanaan yang ideal
Selanjutnya kinerja pelayanan Bappeda di bidang perencanaan juga dapat
dilihat dari upaya mengakomodir usulan Musrenbang dalam dokumen perencanaan,
dalam hal ini dokumen RKPD, sebagai bentuk penerapan perencanaan partisipatif, yaitu
sebagaimana tersaji pada tabel dan diagram berikut.

31
Tabel 2.4
Persentase Usulan Musrenbang yang Diakomodir dalam RKPD Kota Semarang
Tahun 2014-1018

TAHUN RKPD
NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Usulan 7.616 3.448 5.985 4.895 4567
usulan usulan usulan usulan usulan
2 Usulan Yang 1.364 3.142 4.113 3.447 3.390
Terakomodi usulan usulan usulan usulan usulan
3 Persentase Usulan 17,91% 91,13% 68,72% 70,42% 74,23%
Yang Terakomodir
Sumber BAPPEDA Semarang

Persentase Usulan Yang Terakomodir


91.13

68.72 70.42 74.23

17.91

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber BAPPEDA Semarang


Gambar 2.2
Persentase Usulan Musrenbang Yang Diakomodir Dalam RKPD Kota Semarang
Tahun 2014-2018

Data di atas menunjukkan bahwa persentase usulan Musrenbang yang


terakomodir dalam RKPD bersifat fluktuatif. Persentase usulan Musrenbang yang
terakomodir sempat meningkat tajam pada RKPD tahun 2015 (pelaksanaan Musrenbang
Tahun 2014), namun kemudian menurun pada RKPD Tahun 2016 (pelaksanaan
Musrenbang Tahun 2015), dan kembali mengalami peningkatan pada RKPD Tahun 2017
dan RKPD Tahun 2018 (pelaksanaan Musrenbang Tahun 2016 dan tahun 2017).
32
Selanjutnya persentase usulan Musrenbang yang terakomodir dalam RKPD ini perlu terus
diupayakan peningkatannya.
Dalam mengakomodir usulan Musrenbang juga perlu diperhatikan
keterlibatan berbagai pihak dalam pelaksanaan Musrenbang, dimana hal ini terkait
dengan upaya mewujudkan perencanaan yang responsif gender. Diantaranya adalah
keterlibatan berbagai organisasi / lembaga terkait pengarusutamaan gender, serta
keterlibatan peserta perempuan dalam Musrenbang. Dalam pelaksanaan Musrenbang
pada tahun 2017 (penyusunan RKPD Tahun 2018), persentase jumlah peserta perempuan
adalah sebesar 22,97 %, dan persentase jumlah peserta laki-laki sebesar 77,03 %. Adapun
dalam pelaksanaan Musrenbang pada tahun 2018 (penyusunan RKPD Tahun 2019),
persentase jumlah peserta perempuan mengalami peningkatan yaitu menjadi sebesar
25,50 %, dan persentase jumlah peserta laki-laki sebesar 74,50 %.
Disamping realisasi kinerja pelayanan Bappeda Kota Semarang dalam bidang
perencanaan sebagaimana telah dijelaskan di atas, perlu juga diperhatikan realisasi
kinerja pelayanan Bappeda di bidang penelitian dan pengembangan, yaitu sebagaimana
tersaji pada tabel-tabel berikut.

Tabel 2.5
Jumlah Penelitian Yang Dilaksanakan Bidang Penelitian dan Pengembangan
BAPPEDA Kota Semarang Tahun 2011 - 2017

N URAIAN TAHUN
O 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah 9 5 4 5 4 5 5
Penelitian penelitia penelitia penelitia penelitia penelitia penelitia penelitia
yang n n n n n n n
dilaksanaka
n oleh
Bidang
Litbang
Bappeda
Sumber BAPPEDA Semarang

Dalam kurun waktu tahun 2011-2017 jumlah penelitian dan pengembangan


yang dilakukan belum sebanding dengan meningkatnya perkembangan Kota Semarang
sebagai kota metropolitan yang sangat kompleks permasalahannya. Sehingga kedepan
perlu dilakukan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas serta pemanfaatan hasil
penelitian dan pengembangan tersebut, dimana nantinya diharapkan dapat memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapi Kota Semarang hingga ke akar permasalahannya.
33
Selanjutnya, selain realisasi dari target pelayanan Bappeda yang terkait
langsung dengan fungsinya di bidang Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan, juga
perlu dicermati realisasi dari indikator kinerja daerah yang bersifat makro, dimana hal ini
berkaitan dengan kedudukan Bappeda sebagai koordinator perencanaan dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah, yaitu sebagaimana tersaji pada tabel
berikut.

34
Tabel 2.6
Realisasi Indikator Kinerja Daerah Kota Semarang
Tahun 2011-2017

N Indikator Kinerja Tahun


Satuan
O Makro Daerah 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
                   
ASPEK
KESEJAHTERAA
  N RAKYAT                
Fokus
Kesejahteraan dan
Pemerataan
  Ekonomi                
Laju Pertumbuhan
% 1,11 0,96 0,83 0,81 0,65 0,47 0,29
1 Penduduk
Laju Pertumbuhan
% 6,58 5,97 6,25 6,31 5,8 5,69 5,64
2 Ekonomi
3 Laju Inflasi % 7,87 4,85 8,19 8,53 2,56 2,32 3,64
4 Indeks Gini poin 0,3545 0,3518 0,3514 0,3807 0,33 0,33 0,33
Kontribusi
Kategori-Kategori %         30,63 30,87 31,8
5 yang Terkait

35
N Indikator Kinerja Tahun
Satuan
O Makro Daerah 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dengan
perdagangan dan
jasa terhadap
PDRB
Kontribusi Kategori
Industri Pengolahan % 25,49 26,7 27,15 27,24 28,05 27,46 27,55
6 terhadap PDRB
Fokus
Kesejahteraan                
  Sosial
Indeks
Pembangunan poin 77,58 78,04 78,68 79,24 80,23 81,19 82,01
7 Manusia (IPM)
a. Pengeluaran
PPP-Ribu
Perkapita 12.271 12.488 12.714 12.802 13.589 13.909 14.334
(Rp)
  disesuaikan
b. Angka Harapan
Tahun 77,17 77,18 77,18 77,18 77,2 77,21 77,21
  Hidup
c. Rata-ratat Lama
Tahun 9,8 9,92 10,06 10,19 10,2 10,49 10,5
  Sekolah
  d. Harapan Lama Tahun 13,26 13,37 13,66 13,97 14,33 14,7 15,2
36
N Indikator Kinerja Tahun
Satuan
O Makro Daerah 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sekolah
8 Angka Kemiskinan % 5,68 5,13 5,25 5,04 4,97 4,85 4,62
Tingkat
Pengangguran % 7,65 6,01 6,02 7,76 5,77 5,48 6,61
9 Terbuka
Tingkat Partisipasi
% 69,24 67,84 67,1 68,43 66,96 67,8 69,87
10 Angkatan Kerja
Indeks Kepuasan
Angka Indeks         75,64 78 83,25
11 Masyarakat
Opini/
WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
12 Opini BPK Predikat
Penduduk yang
Berusia >15 Tahun
% 99,95 99,91 99,96 99,97 99,96 99,92 99,96
Melek Huruf (tidak
13 buta aksara)
                   
ASPEK DAYA
               
  SAING
Kemampuan
               
  Ekonomi Daerah
1 PDRB per Kapita Ribu (RP)         78.892,91 85.828,01 91.737,61
37
N Indikator Kinerja Tahun
Satuan
O Makro Daerah 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berlaku
893.742.49 1.010.830.65 1.026.710.67 1.168.710.18 1.155.342.96 1.218.036.90 1.826.171.39
USS
2 Nilai Ekspor 0 8 0 2 7 1 3
Sumber Daya
               
  Manusia
Rasio
Ketergantunagn % 39,29 39,65 39,72 39,77 39,8 39,77 38,33
3 Penduduk
Sumber BAPPEDA Semarang

38
Pada Aspek Kesejahteraan Masyarakat dengan Fokus Kesejahteraan dan
Pemerataan Ekonomi, dalam kurun waktu tahun 2011-2017 sebagian besar indicator
menunjukkan realisasi yang fluktuatif. Untuk indikator Laju Pertumbuhan Penduduk,
Kontribusi Kategori-kategori yang Terkait dengan Perdagangan dan Jasa terhadap PDRB,
Kontribusi Kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB, serta Indeks Gini menunjukkan
kondisi yang semakin membaik. Namun untuk indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi dan
Laju Inflasi menunjukkan kondisi yang kurang baik pada tahun 2017.
Masih pada Aspek Kesejahteraan Masyarakat dengan Fokus Kesejahteraan
Sosial, indikator Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Kepuasan Masyarakat terus
menunjukkan peningkatan. Untuk indikator Angka Kemiskinan, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja serta Opini BPK, meskipun memiliki realisasi yang fluktuatif tapi
menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Namun untuk indikator Tingkat
Pengangguran Terbuka serta Penduduk yang Berusia > 15 Tahun Melek Huruf
menunjukkan kondisi yang kurang baik pada tahun 2017.
Adapun pada Aspek Daya Saing dengan Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah,
baik indikator PDRB per Kapita Berlaku maupun Nilai Ekspor terus menunjukkan
peningkatan. Begitu pula pada Fokus Sumber Daya Manusia, yaitu indikator Rasio
Ketergantungan Penduduk menunjukan kondisi yang membaik di tahun 2017.

3. Tujuan dan Sasaran


Sebagai salah satu komponen dari perencanaan strategis, tujuan dan sasaran
pembangunan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Semarang ditetapkan
dengan mengacu pada pernyataan visi daan misi RPJMD sebagai gambaran tentang
kontribusi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Semarang sebagai salah
satu Perangkat Daerah membatu Walikota dalam mencapai visi dan misi ke 2 yaitu
“Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan
Pelayanan Publik”.

Adapun Tujuan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Semarang untuk
periode 2016-2021:
“Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas
dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Kota Semarang”

Dengan indikator “Persentase capaian indicator tujuan pembangunan pada RPJMD Kota
Semarang”.

39
Sedangkan Sasaran Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Semarang
adalah
“Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas didukung
Penelitian dan Pengembangan”

Dengan Indikator sebagai berikut :


a. Persentase capaian indikator sasaran pembangunan pada RPJMD Kota Semarang
b. Persentase kesesuaian muatan antar dokumen perencanaan dan dengan dokumen
pelaksanaan antar waktu
c. Persentase hasil kajian penelitian yang dimanfaatkan dalam perencanaan
pembangunan daerah

40
BAB III
LESSON LEARNT

A. ASPEK KEPEMIMPINAN
Hasil Identifikasi best practice Kegiatan sebagai Implementasi Program (lesson learnt dari
best practice) berupa Produk, Jasa, Administrasi, Nilai-nilai:
Dari pemaparan program kegiatan yang ada di Bappeda Kota Semarang dapat diidentifikasi
best practice sebagai berikut :
a. Produk
1) Kampung Tematik (Kampung Siaga Candi Hebat)
2) Urban Farming
b. Jasa
1) IJus Melon (Ijin Usaha Mikro Melalui On-Line)
2) Kredit Wibawa (Wirausaha Bangkit Jadi Jawara)
3) SAN PIISAN (Sayangi, Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang)
c. Administrasi
1) Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD)
2) Pengelolaan Keuangan Daerah WTP
d. Nilai-nilai
1) Kepemimpinan Tranformasional dan Leadership
2) Meningkatkan Standar Kinerja Pelayanan
3) Menjalin Komunikasi Efektif

Penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Kota Semarang


a. Penghargaan Pembangunan Daerah Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021,
b. Penghargaan Pembangunan Daerah Tingkat Nasional Tahun 2020 dan Tahun 2021,
c. Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji KIPP 2021
d. Indonesia Healthcare Innovation Awards V 2021
e. Indonesia Awards 2021 Public Health Care 2021
f. RSUD KRMT Wongsonegoro Kategori Best Service Exellence 2021- Seven Media Asia
g. Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2021 atas inovasi SAyaNgi damping Ibu anak kota
SemarANg (SANPIISAN)

41
h. Anugerah Layanan Investasi Tahun 2021
i. Pembina Pelayanan Publik Kategori “Pelayanan Prima” Tahun 2021
j. Pelayanan Publik Terbaik Kategori “A” Prima
k. Rating Kota Cerdas Indonesia Dan Rating Transformasi Digital Indonesia 2021
l. Piagam Penghargaan Smart City Tahun 2021
m. Anugerah Parahita Ekapraya

B. Best Practice Yang Dapat Diadopsi dan Diadaptasi Sesuai Dengan Aksi Perubahan
(berupa Produk, Jasa, Administrasi, Nilai-nilai):
Dari beberapa best practice yang disampaikan oleh narasumber, kelompok kami menarik
kesimpulan best practice yang dapat diadopsi dan diadaptasi sebagai berikut :
1. Administrasi
a. Penghargaann Pembangunan Daerah (PPD)
Kota Semarang meraih penghargaan PPD sebanyak 3 kali pada tahun 2019,
2020 dan 2021 sehingga dapat diadopsi upaya-upaya yang dilakukan
sehingga dapat meraih penghargaan tersebut. Upaya-upaya tersebut antara
lain :
1) Menyusun dokumen perencanaan yang informatif
2) Menyajikan inovasi-inovasi daerah
3) Pemaparan yang menarik dan informatif.
b. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Kota Semarang meraih pengahragaan atas laporan pengelolaan keuangan
daerah WTP sudah lima kali berturut-turut mulai Tahun 2016, 2017, 2018,
2019 dan 2020.

2. Nilai-nilai
a. Kepemimpinan Tranformasional dan Leadership yang kuat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Leadership yang kuat sangat
diperlukan dalam melakukan aksi perubahan. Kepemimpinan akan menjadi
perilaku panutan dalam melaksanakan Program Inovasi di lapangan.

42
b. Meningkatkan Standar Kinerja Pelayanan. Goal dari semua program adalah
meningkatkan kinerja, dalam Aksi Perubahan yang kami susun tujuan
akhirnya yaitu adanya standar pembiayaan pembangunan
c. Menjalin Komunikasi Efektif dengan para Stakeholders untuk jejaring kerja
dalam bentuk kolaborasi dalam perencanaan pembangunan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi serta komunikasi efektif dengan stake holder
terkait, sangat diperlukan sehingga program dapat berjalan lancar dan
berkesinambungan

C. ASPEK PENGELOLAAN INTERNAL ORGANISASI


Pengelolalaan internal organisasi di BAPPEDA kota semarang sangat bagus yang bisa
diadopsi di BAPPELITBANGDA Kota Madiun. Di BAPPEDA Kota Semarang pengelolaan
organisasinya ada satu bidang yang merupakan bidang utama yang disupport oleh bidang
bidang lainnya sehingga kinerja organisasi BAPPEDA sangat efektif dan efisien yang pada
akhirnya akan meningkatkan tata Kelola pemerintahan

Gambar 3.1
Peta Strategis Kinerja Organisasi BAPPEDA Kota Semarang

43
D. ASPEK PELAYANAN PUBLIK
Berkaitan dengan pelayanan publik Kota Semarang sudah melaksanakan semua pelayanan
baik yang berkaitan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan
implementasi pelayanan pada urusan pemerintahan wajib pelayanan dasar, maupun pelayana
lainnya secara efektif dan efisien. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan dalam
hal pelayanan begitu juga dalam hal inovasi daerah.

44
BAB IV
PENUTUP

Inovasi yang menjadi produk pelayanan unggulan di Badan Perencanaan dan


Pembangunan Daerah Kota Semarang sebagain besar sudah memenuhi indikator pada aspek best
practise, dengan mempertimbangkan dimensi-dimensi yang menjadi landasan pada penulisan ini,
diantaranya dimensi dampak yang mana dampak dari inovasi pelayanan sangat terasa dan nyata
kepada masyarakat karena memang masyarakat telah mampu merasakan dari dampak saat
mengimplementasikan inovasi ini.
Saat ini masyarakat masih terus membutuhkan inovasi-inovasi lain terkait pelayanan
langsung kepada masyarakat yang menyasar pada pelayanan dasar dan dampaknya dapat
langsung dirasakan oleh masyarakat luas.
Pemilihan Kota Semarang sebagai locus studi lapangan dapat memberikan inspirasi, yang
bisa diadopsi/diadaptasi di Kota Madiun. Dari pendekatan kepemimpinan, pengorganisasian
internal maupun pelayanan public yang dilaksanakan di Kota Semarang menunjukkan kinerja
diatsa rata-rata Kabupaten/Kota di Indonesia, terutama di dalam program inovasi daerah,
sebagaimana tema yang dipilih dalam pelaksanaan studi lapangan ini.
Adapun pelaksanaan studi lapangan ini menghasilkan ketercapaian dan
rekomendasi/tindak lanjut sebagaimana berikut :
A. Ketercapaian Studi Lapangan
Dengan keterbatasan pelaksanaan studi lapangan yang diakibatkan pandemic covid 19
yang belum sepenuhnya hilang dan melandai, maka kegiatan benchmarking dilakukan
melalui group diskusi sesuai dengan lokus masing-masing. Meskipun demikian hal tersebut
tidak mengurangi ketercapaian target studi lapangan, mengingat komunikasi intensif
dilaksanakan sebelum, pada saat dan setelah group diskusi.
Berbagai inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang
dalam pelayanan public, e-government dalam koridor reformasi birokrasi dapat
tersampaikan dengan baik kepada peserta studi lapangan yang nantinya dapat diadopsi dan
diadaptasikan di Kota Madiun.

45
B. Rekomendasi/Tindak Lanjut
Hal-hal yang dapat ditindaklanjuti di Kota Madiun dalam upaya pengentasan
kemiskinan yaitu :
1. Untuk menterjemahkan komitmen pimpinan daerah dalam upaya inovasi daerah perlu
dilakukan rencana inovasi sudah dimasukkan ke dalam dokumen perencanaan, masuk
ke dalam dokumen pelaksanaan pembangunan, sehingga akan memberikan rancangan
kebijakan yang secara terstruktur dapat diterjemahkan dan ditindaklanjuti,
2. Pelibatan stakeholder, privat, akademisi, perangkat daerah, kecamatan dan kelurahan
serta masyarakat luas dalam pembangunan utamanya upaya peningkatan inovasi daerah
diwujudkan dengan terstruktur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
evaluasi serta pelaporan (strategi inovasi daerah),
3. Pemilihan tools yang tepat dalam hal ini sistem informasi yang bertumbuh sehingga
mampu menjawab dinamisme tantangan dan kebutuhan yang berkembang di
masyarakat,
4. Kebijakan untuk menggunakan produk lokal dalam pengelolaan anggaran belanja
daerah ataupun budaya lokal dalam kegiatan penyelenggaraan pemerintahan,
5. Setiap Perangkat daerah dipacu untuk meningkatkan pelayanan public yang salah satu
indikatornya dengan survey kepuasan masyarakat.

Semarang, 16 Maret 2022

Tim Penyusun/Kelompok II :
1. ELITA MARDIANI, SKM, M.Kes 1.

2. PAJAR WAHYU MARGONO, ST 2.

3. Dra. ARUM WIDIASTI 3.

4. ERNA PURWITASARI,S.Sos, MM 4.

5. SLAMEt HARIYADI, S.Pd 5.

46
6. ASMIASRI, S.Sos, MM 6.

7. YUSUF ASMADI, SH, MM 7.

8. DWI SETYA NUGROHO, ST 8.

Mengetahui,
Pembimbing Stula

SITTI SUNARSIH, S.Pd, M.Pd

47

Anda mungkin juga menyukai