Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

HASIL STUDI LAPANGAN PERSEORANGAN

INOVASI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI DI


DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI BALI

OLEH :
ALWI, S.Pd
NOMOR PRESENSI 21

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN IV


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2022

1
LAPORAN STUDI LAPANGAN PERSEORANGAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR (PKA) ANGKATAN IV
BPSDMD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2022

A. Nama Peserta/ : Alwi, S.Pd / 21 / Kelompok 2


NDH/Kelp

B. Jabatan/Instansi Peserta : Kepala Bidang Ketahanan Pangan / Dinas


Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal

C. Lokus-Fokus Studi : Inovasi Perubahan Kinerja Organisasi di Dinas


Lapang Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi
Bali

D. Profil/Deskripsi Organisasi
Pada tahun 1952 hingga 1965 Kantor Koperasi yang ada di Bali bernama
Inspeksi Koperasi Propinsi Sunda Kecil berkedudukan di Jalan Rijasa No. 1 Kreneng
Denpasar yang di pimpin oleh I Gusti Gde Raka. Tahun 1965 dalam kepemimpinan I
Gusti Gde Raka ada penyempurnaan nama menjadi Perwakilan Direktorat Koperasi
Daerah Tingkat I Bali yang berkedudukan di Denpasar. I Gusti Gde Raka cukup
lama memimpin Koperasi di Bali pada akhirnya diganti oleh I Made Djapa, BA yang
memimpin tahun 1965 hingga 1967.
Pada tahun 1967 Perwakilan Direktorat Koperasi daerah tingkat I Bali
berkedudukan di Jakarta, sedangkan untuk di Bali Direktorat Koperasi Provinsi Bali
berkedudukan di Jalan Rijasa No. 1 Kreneng Denpasar yang di pimpin oleh Drs. I.
W. D. Punarbhawa dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1969. Setelah bergabung
dengan Departemen Dalam Negeri kurang lebih 3 (tiga) tahun maka pada tahun
1969 kembali lagi masuk Departemen Transmigrasi dan Koperasi di Jakarta,
sedangkan untuk di Bali bernama Direktorat Koperasi Provinsi Bali berkedudukan di
Denpasar yang menjadi Kepala adalah Bapak Soetikno dari tahun 1969 hingga
1978.
Pada masa kepemimpinan Bapak Soetikno pada tahun 1975 pemerintah
pusat membangun gedung/prasarana pendidikan dan latihan di Bali dengan nama
PUSDIKOP (Pusat Pendidikan Koperasi) yang diresmikan oleh Dirjen Koperasi yakni
Bapak Ir. Ibnu Sudjono. Perkembangan berikutnya nama PUSDIKOP dirubah
menjadi Balai Latihan Koperasi (BALATKOP) kemudian terakhir menjadi Balai Diklat
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah. Pada era otonomi daerah kemudian
dirubah menjadi UPT Dinas dengan nama UPT Diklat Koperasi, PK dan M yang

2
bernaung di bawah Dinas Koperasi PK dan M Provinsi Bali.
Dengan adanya UU RI No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
yang dalam pelaksanaannya diawali dengan penyerahan P3D ke Pemda Bali,
Kantor Wilayah Departemen Koperasi Pengusaha Kecil Menengah Provinsi Bali
yang dilikuidasi dalam proses menjadi Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah. Selanjutnya di antara departemen yang dilkuidasi Kantor Wilayah
Departemen Koperasi, PK dan Menengah Provinsi Bali menjadi Dinas Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali sesuai dengan Peraturan Daerah No. 4
tahun 2001 tanggal 21 Maret 2001.
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali memiliki peran dan
posisi strategis dalam kerangka pencapaian visi;
NANGUN SAT KERTHI LOKA BALI, Melalui Pola Pembangunan Semesta
Berencana Menuju Bali Era Baru “Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali
Beserta Isinya, Untuk Mewujudkan Kehidupan Krama Bali Yang Sejahtera dan
Bahagia, Sakala-Niskala Menuju Kehidupan Krama dan Gumi Bali Sesuai Dengan
Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi, dan
Berkepribadian dalam Kebudayaan Melalui Pembangunan Secara Terpola,
Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan Terintegrasi Dalam Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila 1 Juni 1945.”
Untuk mewujudkan visi Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi
Bali memiliki 22 misi diantaranya;
1) Memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan dalam
jumlah dan kualitas yang memadai bagi kehidupan Krama Bali.
2) Mewujudkan kemandirian pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing
pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
3) Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat yang terjangkau, merata,
adil dan berkualitas serta didukung dengan pengembangan sistem dan data
base riwayat kesehatan Krama Bali berbasis kecamatan.
4) Memastikan tersedianya pelayanan pendidikan yang terjangkau, merata, adil,
dan berkualitas serta melaksanakan wajib belajar 12 tahun.
5) Mengembangkan sistem pendidikan dasar dan pendidikan menengah berbasis
keagamaan Hindu dalam bentuk Pasraman di Desa Pakraman/Desa Adat.
6) Mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi yaitu
berkualitas dan berintegritas: bermutu, profesional dan bermoral serta memiliki
3
jati diri yang kokoh yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal
Krama Bali.
7) Mengembangkan sistem jaminan sosial secara konprehensif dan terintegrasi
bagi kehidupan Krama Bali sejak mulai kelahiran, tumbuh dan berkembang
sampai akhir masa kehidupannya.
8) Menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, produktif, berkualitas dan memiliki
daya saing tinggi serta memperluas akses kesempatan kerja di dalam dan di
luar negeri.
9) Mengembangkan sistem jaminan sosial dan perlindungan tenaga kerja yang
komperhensif, mudah dijangkau, bermutu, dan terintegrasi bagi Krama Bali
yang bekerja di dalam dan di luar negeri.
10)Memajukan kebudayaan Bali melalui peningkatan pelindungan, pembinaan,
pengembangan dan pemanfaatan nilai-nilai adat, agama, tradisi, seni, dan
budaya Krama Bali.
11)Mengembangkan tata kehidupan Krama Bali secara sakala dan niskala
berdasarkan nilai-nilai filsafat Sad Kertih yaitu Atma Kertih, Danu Kertih, Wana
Kertih, Segara Kertih, Jana Kertih, dan Jagat Kertih.
12)Memperkuat kedudukan, tugas dan fungsi Desa Pakraman/ Desa Adat dalam
menyelengarakan kehidupan krama Bali yang meliputi Parahyangan,
Pawongan, dan Palemahan.
13)Mengembangkan destinasi dan produk pariwisata baru berbasis budaya dan
berpihak kepada rakyat yang terintegrasi antar kabupaten/kota se-Bali.
14)Meningkatkan promosi pariwisata Bali di dalam dan di luar negeri secara
bersinergi antar kabupaten/kota se-Bali dengan mengembangkan inovasi dan
kreatifitas baru.
15)Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepariwisataan secara konprehensif.
16)Membangun dan mengembangkan pusat-pusat perekonomian baru sesuai
dengan potensi kabupaten/kota di Bali dengan memberdayakan sumber daya
lokal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam arti luas.
17)Membangun dan mengembangkan industri kecil dan menengah berbasis
budaya (branding Bali) untuk memperkuat perekonomian Krama Bali.
18)Meningkatkan pembangunan infrastruktur (darat, laut dan udara) secara
terintegrasi serta konektivitas antar wilayah untuk mendukung pembangunan
perekonomian serta akses dan mutu pelayanan publik di Bali.
4
19)Mengembangkan sistem keamanan terpadu yang ditopang dengan sumber
daya manusia serta sarana prasarana yang memadai untuk menjaga
keamanan daerah dan Krama Bali serta keamanan para wisatawan.
20)Mewujudkan kehidupan Krama Bali yang demokratis dan berkeadilan dengan
memperkuat budaya hukum, budaya politik dan kesetaraan gender dengan
memperhatikan nilai-nilai budaya Bali.
21)Mengembangkan tata kehidupan Krama Bali, menata wilayah, dan lingkungan
yang, hijau, indah, dan bersih.
22)Mengembangkan sistem tata kelola pemerintahan daerah yang efektif efisien,
terbuka, transparan, akuntabel dan bersih serta meningkatkan pelayan publik
terpadu yang cepat, pasti dan murah.
Dalam rangka mencapai tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah Provinsi Bali, dibentuk struktur organisasi. Susunan organisasi Dinas
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali memiliki terdiri atas :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Unit Substansi Penyusunan Program, Evaluasi, dan Pelaporan; dan
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Kelembagaan Koperasi, membawahi:
a. Unit Substansi Penyuluhan, Badan Hukum, dan Perizinan Koperasi;
b. Unit Substansi Organisasi dan Tata Laksana; dan
c. Unit Substansi Data dan Publikasi Koperasi.
4. Bidang Pengawasan Koperasi, membawahi:
a. Unit Substansi Kepatuhan dan Penerapan Sanksi;
b. Unit Substansi Pemeriksaan Kelembagaan Koperasi dan KSP/USP; dan
c. Unit Substansi Penilaian Kesehatan KSP/USP Koperasi.
5. Bidang Pemberdayaan Koperasi, membawahi:
a. Unit Substansi Produksi dan Aneka Usaha Koperasi;
b. Unit Substansi Permodalan Koperasi; dan
c. Unit Substansi Pemasaran dan Jaringan Usaha Koperasi.
6. Bidang Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah, membawahi:
a. Unit Substansi Penumbuhan dan Data Usaha Kecil Menengah;

5
b. Unit Substansi Pengembangan dan Penguatan Usaha Kecil Menengah; dan
c. Unit Substansi Perlindungan dan Pembinaan Usaha Kecil Menengah.
7. UPTD; dan
8. Jabatan Fungsional.

Berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah trepilih
yaitu : "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" melalui Pola Pembangunan Semesta
Berencana, dimana dalam Membangun Era Baru: Kondisi Bali Dengan Tatanan
Kehidupan Baru Yang Holistik Mencakup Tiga Dimensi, Dinas Koperasi Usaha
Kecil dan Menengah Provinsi Bali mendukung misi yang ke 17 yaitu “Membangun dan
mengembangkan industri kecil dan menengah berbasis budaya (branding Bali) untuk
memperkuat perekonomian Krama Bali”. Tujuan dan sasaran yang dimiliki oleh Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali juga tidak terlepas dari visi, misi
Pemerintah Republik Indonesia.

TUJUAN
Meningkatkan kinerja dan daya saing Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM)
sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih
besar dalam rangka kemandirian perekonomian daerah
SASARAN

Terwujudnya Tata Kelola Organisasi dan Kinerja


Koperasi yang Profesional dan Akuntabel

Meningkatnya Ketangguhan dan Kemandirian


Wirausaha dari Pelaku UMKM

6
Sasaran Strategis Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2022
SASARAN STRATEGIS
TUJUAN URAIAN INDIKATOR
1 2 3
Meningkatkan 1. Terwujudnya tata kelola Persentase koperasi yang aktif
Kinerja dan organisasi dan kinerja Persentase peningkatan produktivitas
Daya Saing koperasi
Koperasi yang profesional Jumlah Koperasi yang Bankable
Koperasi, dan akuntabel
Usaha Kecil 2. Meningkatnya wirausaha Jumlah UMKM yang Bankable
dan Menengah dari pelaku UMKM yang Jumlah Peningkatan Kelas Usaha UMKM
(KUKM) Jumlah Penumbuhan Wirausaha Baru
tangguh dan mandiri

Sasaran Strategis Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2022

SASARAN STRATEGIS TARGET KINERJA PADA TAHUN


TUJUAN URAIAN INDIKATOR 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3
Meningkatk Terwujudnya Persentase - 5,70% 6,27% 6,85% 7,50%
an Kinerja tata kelola peningkatan
dan Daya organisasi produktivitas
Saing dan kinerja koperasi
Koperasi, Koperasi Jumlah - - 50 KUMKM 50 KUMKM -
Usaha yang Pengelola
Kecil dan
profesional KUMKM yang
Menengah
dan Berkompeten
(KUKM)
akuntabel dan Bersertifikasi
Meningkatn
ya
wirausaha
dari pelaku Rasio
Kewirausahaan - 7,71% 8,38% 9,56% 9,57%
UMKM
yang
tangguh
dan mandiri

Catatan : Indikator Jumlah Pengelola KUMKM yang Berkompeten dan Bersertifikasi


untuk tahun 2022-2023 akan dihapus dikarenakan indikator bersifat mikro dan lebih
cocok menjadi indikator program dibandingkan untuk menjadi indikator sasaran
Dinas

7
Penyusunan LKIP Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali Tahun
2022 ini didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelakasanaan atas Rencana
Strategis dan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, yang utama adalah
bahwa pembangunan diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih
baik, fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan
program/kegiatan yang direncanakan. Manajemen pembangunan berbasis kinerja
adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, dimana program/kegiatan dan sumber
daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan pada
level keluaran (output), hasil (outcome), maupun dampak. Pendekatan ini juga
sejalan dengan prinsip good Governance dimana salah satu pilarnya yaitu
akuntabilitas, dan akan menunjukan sejauhmana sebuah instansi pemerintah telah
memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung
bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat.
Laporan Kinerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali
Tahun 2022 memuat capaian target-target yang terukur dari perolehan masing-
masing indikator-indikator kinerja. Penilaian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan
mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan
gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari
hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi)
sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No. Interval Nilai Kriteria Penilaian
Kode
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Sumber: Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

8
E. Analisis Masalah Kinerja Pelayanan Organisasi
Terdapat capaian kinerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Bali yang kurang/tidak mencapai target 100% yaitu persentase target
indikator sasaran RPJMD yang tercapai setiap tahunnya (83,49%) dan
persentase rekomendasi penelitian dan pengembangan yang ditindaklanjuti
(96,15%). Meskipun ada 2 (dua) indikator yang kurang dari target, namun
capaiannya cukup memuaskan, karena berada pada angka di atas 80%, artinya
kinerja Bappeda selama tahun 2018-2022 sangat memuaskan. Namun dengan
adanya aturan-aturan baru, perlu usaha lebih baik untuk mencapai target kinerja
ke depan, antara lain:
1. masih kurangnya SDM perencana di perangkat daerah yang mengikuti
pelatihan teknis perencanaan, sehingga kualitas dokumen yang dihasilkan
belum optimal;
2. belum tercapainya target kinerja pembangunan daerah, sehingga perlu
monitoring dan evaluasi yang lebih optimal;
3. penilaian inovasi daerah yang dilakukan oleh Kemendagri menggunakan
metode penilaian yang baru, sehingga kemungkinan nilai inovasi daerah Kota
Padang akan mengalami penurunan, untuk itu perlu dilakukan asistensi dan
koordinasi yang lebih baik dengan perangkat daerah agar inovasi yang ada
memenuhi syarat pengajuan inovasi kepada Kemendagri;
4. untuk penilaian SAKIP dan Reformasi Birokrasi, perlu komitmen yang kuat
untuk pencapaian kinerja yang lebih baik, saat ini perjanjian kinerja belum
dijadikan alat ukur penilaian kinerja pegawai.
Tantangan yang dihadapi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Bali dalam pengembangan pelayanan antara lain sebagai berikut :
1. perubahan yang terjadi dalam tatanan kehidupan regional, nasional, maupun
global yang saling berpengaruh dan harus diperhitungkan dalam menyusun
perencanaan pembangunan daerah Kota Bali;
2. terjadinya perubahan kebijakan dan peraturan perundang-undangan terkait
dengan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah;
3. peningkatan daya saing wilayah sekitar Kota Bali menuntut percepatan
pembangunan di segala bidang seperti pariwisata dan lainnya;
4. peningkatan koordinasi dan keselarasan kegiatan pembangunan
perencanaan pembangunan dengan SKPD, lintas wilayah dalam lingkup
9
Provinsi Bali, nasional, dan internasional;
5. peningkatan tuntutan masyarakat terhadap produk perencanaan
pembangunan daerah Kota Bali yang berkualitas;
6. belum optimalnya pelaksanaan satu data Indonesia dalam mewujudkan data
yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah
diakses dan dibagipakaikan;
7. memastikan rekomendasi kebijakan-kebijakan ataupun peraturan perundang-
undangan ditindaklanjuti sesuai mekanisme/pedoman;
8. memastikan KLHS diintegrasikan dalam perencanaan pembangunan daerah;
9. belum terintegrasinya sistem perencanaan, penganggaran, evaluasi dan
pelaporan;
10. belum optimalnya pemahaman SDM perencana tentang perencanaan yang
berkualitas.

F. Adopsi/Adaptasi Strategi dari Lokus


1. Lesson Learnt bagi Instansi dalam bentuk Terobosan/Inovasi
Lesson Learnt yang dapat diadopsi dan diadaptasi adalah :
a. Kepemimpinan Transformatif dengan mengembangkan kerja sama dan
hubungan yang harmonis dengan bawahan, sharing informasi, dan saling
melengkapi dalam melaksanakan tugas.
b. Komitmen untuk membangun inovasi dan memelihara keberlangsungan
inovasi.
c. Manajemen ASN dilakukan melalui pengembangan kompetensi dan
pemberian reward and punishment.
d. Pembangunan jejaring kerja melalui kolaborasi pentahelik dalam
pelaksanaan pembangunan di Daerah khusunya pada program-program
unggulan Daerah.
e. Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada outcomes dengan
penerapan manajemen kinerja melalui pencapaian nilai akuntabilitas
instansi pemerintah (AKIP) dan penerapan manajemen resiko melalui
penyusunan dokumen Rencana Tindak Pengendalian (RTP) dalam
dokumen Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah (SPIP).

10
f. Harmonisasi perencanaan bottom up, top down, teknokratik, dan politis
dalam penyusunan perencanaan Daerah yang selaras dengan arah
kebijakan dan program prioritas pembangunan Daerah.
g. Penerapan dan pengembangan digitalisasi dalam organisasi untuk
mempercepat dan memudahkan pelaksanaan tugas fungsi organsiasi dan
pelayanan public
Historical & Primer Data Analysis

RAT
Daring
Perizinan
Berbasis Data ODS
Digital
Koperasi
Digital

OSS RBA ODK

Akses
LPDB
Online

2. Pemberdayaan Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan) yang Kompeten


Internalisasi nilai-nilai organisasi dalam bentuk budaya kerja
BerAKHLAK dan KEPOIN-2 mendorong motivasi dan integritas ASN di Dinas
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah.

3. Pembangunan Jejaring Kerja, Kolaborasi Pemangku Kepentingan


Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan program-program
unggulan daerah, Pemerintah Daerah tidak dapat bekerja sendiri namun harus
membangun jejaring kerja dan kolaborasi secara pentahelik, terutama
Perguruan Tinggi dan badan usaha/swasta. Dukungan dan sinergi Perguruan
Tinggi dalam wujud penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
diformalkan dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU), sementara dukungan dan

11
sinergi badan usaha/swasta dalam wujud pemberian program CSR.

PENASEHAT RAPAT ANGGOTA

PENGURUS PENGAWAS

PENGELOLA

UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA

Organisasi Koperasi

4. Penerapan Manajemen Kinerja dan Manajemen Resiko


Penyelenggaraan pemerintahan berorientasi tidak sekedar pada
keluaran (output), namun pada hasil (outcome) dengan penerapan
manajemen kinerja melalui pencapaian nilai akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (AKIP) dan penerapan manajemen resiko melalui penyusunan
dokumen Rencana Tindak Pengendalian (RTP) dalam dokumen Sistem
Pengendalian Instansi Pemerintah (SPIP) yang di dalamnya ada identifikasi
resiko dan rencana aksi pengendalian resiko.

5. Peran Kepemimpinan Transformatif dalam Pelayanan dan Penguatan


Kinerja Nilai Organisasi
Kepemimpinan transformatif dilakukan dengan mengembangkan kerja
sama dan hubungan yang harmonis dengan bawahan, sharing informasi, dan
saling melengkapi dalam melaksanakan tugas. Kepemimpinan transformatif
dapat membangun motivasi dan memberdayakan orang-orang di bawah
tanggung jawabnya untuk bekerja sama mewujudkan visi organisasi. Dengan
motivasi tinggi dari seluruh jajaran dengan menatap visi organisasi yang akan
diraih bersama akan berimplikasi pada peningkatan kualitas pelayanan pulik
dan penguatan kinerja nilai organisasi berikut:
12
Keswadayaan
Tanggung Jawab Pribadi
Demokrasi
Kesetaraan/Kesamaan Hak
Keadilan
dan nilai-nilai etika:
Solidaritas
Kejujuran
Keterbukaan
Tanggung jawab sosial
Peduli terhadap orang lain

6. Planning dan Budgeting serta Pengembangan Teknologi Digital


Harmonisasi perencanaan bottom up, top down, teknokratik, dan politis
dalam penyusunan perencanaan Daerah perlu diwujudkan agar selaras
dengan arah kebijakan dan program prioritas pembangunan daerah sehingga
program prioritas pembangunan daerah dapat terwujud sesuai target yang
telah ditetapkan dan bermuara pada kemajuan daerah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Regulasi daerah bisa dibentuk sebagai penjabaran
dari regulasi pusat guna membantu daerah melakukan harmonisasi
perencanaan pembangunan daerah, khususnya yang berasal dari pokok-
pokok pikiran DPRD. Proses perencanaan dan penganggaran akan berjalan
lebih mudah dan akurat dengan dukungan digitalisasi dan integrasi proses
perencanaan dan penganggaran dalam satu aplikasi karena perencanaan dan
penganggaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
(saling berkaitan). Untuk mencapai organisasi berkinerja tinggi dan dalam
rangka mendukung era industri 4.0, penerapan dan pengembangan digitalisasi
dalam organisasi mutlak dilakukan untuk mempercepat dan memudahkan
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dan pelayanan publik.

Mengetahui, Kendal, September 2022

Drs. SUDARYANTO, M.S.i Alwi, S.Pd


Widyaiswara Ahli Utama NIP. 197407132008011008
NIP. 196005121989031012 No. Presensi 21

13

Anda mungkin juga menyukai